Top Banner
SKRIPSI ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN SASKIA DARWIS JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
101

SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Aug 05, 2019

Download

Documents

hakhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

SULAWESI SELATAN

SASKIA DARWIS

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

SULAWESI SELATAN

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

SASKIA DARWIS

A11109254

Kepada

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan
Page 4: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan
Page 5: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan
Page 6: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kekuatan serta segala kemudahan

dalam menghadapi setiap masalah hidup, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan

Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota

di Provinsi Sulawesi Selatan” guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun

tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.Muh.Ali, SE.,MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin..

2. Ibu Prof. Dr. Hj.Rahmatia, MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. H.Agussalim, SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing I dan

Ibu Dr. Hj.Nursini, SE., MA., selaku dosen Pembimbing II atas segala arahan,

bimbingan dan saran serta waktu yang telah diberikan kepada penulis

selama penyusunan skripsi.

4. Kedua Orangtuaku H.Muh.Darwis dan Hj.Madinah atas kasih sayang yang

tulus, perhatian dan pengorbanan yang begitu besar serta doa yang tiada

henti dipanjatkan untukku.

5. Bapak dan Ibu staf Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan,

atas bantuannya dalam pelayanan dan penyediaan data yang sangat

membantu penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Muh. Agung Ady Mangilep SE.,M.Si, Hamrullah SE.,M.Si, dan Drs.

Ilham Tajuddin M.Si, selaku penguji yang telah memberikan saran yang

sangat berguna bagi penulis.

7. Ibu Dra. Hj.Fatmawati M.Si, selaku penasihat akademik yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam perencanaan studi mata kuliah

selama masa perkuliahan.

Page 7: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Pak Hardin, Pak Parman dan seluruh staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Hasanuddin atas info dan bantuannya dalam hal mengurus

administrasi.

10. My Big Family…Saudara2ku; K’Cacca (kakak teladan bangett, tetapkan

target, usaha en capai..siipp), K’Arny, K’Fila, K’Marwah, K’Mimmi, K’Beba,

K’Ria (sista2 super heboh,,with kalian slalu seruuu :*), dan Arda (adekku

satu2nya, u’r a millioner..paling banyak membantu aku pkoknya, hehee).

Keponakan2ku; Alif, Dirga, Pipink, Fadhil, Kifli, Rizal, Hildi (belajar yang rajin

en jangan kebanyakan keluyuran), Ina, Debhy, Sasha, Suci (my princess,

tetep berprestasi cantik), Ghifari, Dedhe, Suud dan Chyca (jagoan cilik hiper

aktif..so cute)

11. Teman-teman Spartans IE’09 FEUH terima kasih atas kebersamaan dan

berbagi semangatnya…tenkz to Lisda dan Fitri (kalian berdua motivator

terbaik deh, paling ngertii aku soalnya :P), Yoshi, Resi, Fany dan Nisa

(tenkz bangett atas kebersamaan en seru2annya disaat aku galau, heheey

ingat 23April2016 nanti yaa :*), Rifa, Ulay, TikaSan dan Rahma (klo penn

jokka keliling mall ++ngeKFCong paling asiik bareng kalian yang

JagonyAyam..haha :D), Imha, Tami, Muge, dan Yuyun (kompak slalu yaa

sist’...@imaTami rencana bisnis kita dulu bemana nih? Hihii), Tika,

Debhy, dan Rara (wuiih’ cewek2 cantik dan modis, keep spirit cyin),

Caca (ibu ketua kita,,pkoknya wanita terhebat deh salut!!), Lidya,

Anig, Daya, dan Novi (cepet2 nyusun en nyusul juga dong say :*),

Ekhy, Devi, dan Farel (ntah kemana lagi geng geol ini berlabuh,,jarang

ketemu dikampuz), K’Ancha,SE (boleh dong aku ngikutin jejak

kesuksesanmu..amin), Uky, Komar dan Kanda Zul (tenkz atas smw info en

dukungannya, sorii klo aku sering ngerepotin kalian..the best friend deh ),

Fiky dan Arzad (hahahaa, paling sentimental :P), Mas Indra, Mail dan

Sammy (nda kangen apa main @MBC lagi), Ardi, Nasrun, Mamet, Fadel,

Boge, Kingking, Accul, Anas, Mancex, Ony, Yassir, Rusman, Abduh,

Cakra, Irfan, dan Alif (masbro Spartans….alwaystogether ҈ ), Chris, Dewa,

Manto, dan Akbar (pemegang saham wifi fisB skitar pukul10.00 hoho :D),

Adrian, Wawan, Kele, Firman, dan Daud (tetep semangat yah semua).

Page 8: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

12. Teman-teman seperjuangan KKN Reguler Gel.82, K’Echa, Mupenk, Ocank,

Sukma, *Ulay dan Rifa* double tenkz nie (kangen maen uno, joker, apalagi

games jujur2an..hehe //satupersatu rahasia terbuka).

13. Best friend.. Iepho, Anha, Nunhy dan Diva (target kita jadi sarjana 2013

alhamdulilah tercapai, next selamat datang di dunia kerja, and then yang

paling penting nih nyusul Ny.Wawan..hihii :*).

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus

memberikan motivasi dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga segala amal baik kalian tersebut akan memperoleh balasan

rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Dengan segenap kerendahan hati, penulis berharap semoga segala kekurangan

yang ada pada skripsi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitian

yang lebih baik di masa yang akan datang, dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 13 Mei 2013

SASKIA DARWIS

Page 9: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan

Saskia Darwis

Agussalim

Nursini

Paradigma pembangunan menempatkan manusia (penduduk) sebagai

fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 2007-2011. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah panel data dengan pendekatan efek tetap (fixed effect

model), dan menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari Kantor

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang terdiri dari data Indeks

Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan

menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007-2011. Data

tersebut diolah dengan menggunakan software computer (Eviews 5.0). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,973741 dan

secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen., serta secara parsial variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

positif sebesar 0,041% dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia,

dan variabel Tingkat Kemiskinan berpengaruh negatif sebesar 0,321% dan

signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata Kunci: Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, dan

Tingkat Kemiskinan.

Page 10: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

ABSTRACT

Analysis Effect of Economic Growth and Poverty on the Human

Development Indeks in the Regency or City at Province of South Sulawesi

Saskia Darwis

Agussalim

Nursini

Putting human development paradigm as the focus and ultimate goal of

all development activities. This study aimed to analyze the effect of economic

growth and the level of poverty on human development index in the regency or

city in the province of South Sulawesi year period 2007-2011. The method used

in this study are panel data and fixed effects approach, and using this type of

secondary data sourced from the Office of Badan Pusat Statistik (BPS) South

Sulawesi consists of the Human Development Index data, Economic Growth and

Poverty Level by regency or city in South Sulawesi province in 2007-2011. The

data is processed using computer software (Eviews 5.0). The results showed that

the value of adjusted R square of 0.973741 and simultaneous independent

variables significantly influence the dependent variable., As well as partial

variables have positive economic growth by 0.041% and significant impact on the

Human Development Index and Poverty Levels variables negatively by 0.321 %

and significant impact on the Human Development Index in the regency or city in

the province of South Sulawesi.

Keywords : Human Development Index, Economic Growth, and Poverty.

Page 11: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

2.1 Landasan Teoritis ............................................................................... 9

2.1.1 Konsep Pembangunan Manusia ............................................. 9

2.1.2 Konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ...................... 10

2.1.3 Komponen-komponen IPM .................................................... 11

2.1.3.1 Indeks Kesehatan .................................................... 11

2.1.3.2 Indeks Pendidikan.................................................... 12

2.1.3.3 Indeks Daya Beli ...................................................... 12

2.1.4 Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia ..................... 13

2.1.5 Defenisi Pertumbuhan Ekonomi............................................. 14

2.1.6 Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................ 15

2.1.7 Konsep Kemiskinan ............................................................... 17

Page 12: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2.1.8 Pengukuran Kemiskinan ...................................................... 20

2.1.9 Penyebab Kemiskinan .......................................................... 21

2.2 Hubungan Antar Variabel ............................................................... 23

2.2.1 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan IPM .................... 23

2.2.2 Hubungan Kemiskinan dengan IPM ...................................... 26

2.3 Tinjauan Empiris ............................................................................... 28

2.4 Kerangka Pikir ................................................................................. 31

2.5 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 33

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 33

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 34

3.5 Model Analisis .................................................................................. 34

3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ................................................... 35

3.6.1 Uji Multikolinearitas................................................................. 35

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 36

3.6.3 Uji Normalitas ......................................................................... 36

3.6.4 Uji Autokorelasi ....................................................................... 36

3.7 Uji Statistik ...................................................................................... 37

3.7.1 Uji Kofisien Determinasi (R-square) ....................................... 37

3.7.2 Uji F (F-tes)............................................................................... 37

3.7.3 Uji T (T-test) .............................................................................. 37

3.8 Defenisi Operasional Variabel .......................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 39

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian .............................................. 39

4.1.1 Kondisi Geografis .................................................................. 39

4.1.2 Kondisi Demografis ................................................................ 40

4.2 Perkembangan Variabel Penelitian .................................................. 42

4.2.1 Perkembangan IPM ................................................................ 42

4.2.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ................................. 49

4.2.3 Perkembangan Tingkat Kemiskinan ...................................... 53

4.3 Analisis Data ..................................................................................... 57

4.3.1 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ................................. 57

Page 13: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

4.3.1.1 Uji Multikolinearitas .................................................. 57

4.3.1.2 Uji Autokorelasi ........................................................ 58

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................ 59

4.3.1.4 Uji Normalitas ........................................................... 60

4.3.2 Hasil Uji Statistik .................................................................. 61

4.3.2.1 Koefisien Determinasi (Uji R2) .................................. 61

4.3.2.2 Pengujian Signifikansi secara Simultan (Uji F) ........ 62

4.3.2.3 Pengujian Signifikansi secara Parsial (Uji t) ............ 63

4.3.3 Interpretasi Model ................................................................... 64

4.3.3.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap IPM .... 65

4.3.3.2 Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap IPM .......... 67

4.3.3.3 Elastitisitas Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan

Tingkat Kemiskinan terhadap IPM…….…………... 68

4.3.3.4 Perbandingan Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi

dan Kemiskinan masing-masing Kab/Kota .............. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 71

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 71

5.2 Saran.................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 73

LAMPIRAN ........................................................................................................... 76

Page 14: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan tahun 2010 ...................... 40

4.2 IPM tertinggi dan terendah di Sulawesi Selatan, 2007-2011 .................... 42

4.3 IPM menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, 2007-2011 .............. 44

4.4 IPM Kabupaten/Kota menurut Indeks Kompositnya tahun 2011 .............. 47

4.5 PDRB atas Harga Konstan dan PDRB atas Harga Berlaku

menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan tahun 2011 ..................... 49

4.6 Laju Pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut

Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, 2007-2011 .................................... 51

4.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulsel 2007-2011 .............. 53

4.8 Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan Tahun 2011 ................................................................... 54

4.9 Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi

Selatan, 2007-2011 ................................................................................... 55

4.10 Uji Multikolinearitas .................................................................................... 58

4.11 Uji Autokorelasi .......................................................................................... 59

4.12 Hasil Uji R square ...................................................................................... 62

4.13 Hasil Uji Statistik F ..................................................................................... 63

4.14 Hasil Uji Statistik t ...................................................................................... 64

4.15 Model Pengaruh Pertumbuhan ekonomi dan Tingkat Kemiskinan

terhadap IPM di masing-masing Kab/Kota di Sulsel ................................. 69

Page 15: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Perbandingan IPM Sulsel dengan IPM Nasional 2007-2011 .................. 4

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................... 31

4.1 Perbandingan IPM Kab/Kota di Sulawesi Selatan 2007 dan 2011 ....... 43

4.2 Perkembangan Rata-rata IPM Kab/Kota di Sulawesi Selatan .............. 46

4.3 Perkembangan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kab/Kota di

Sulawesi Selatan .................................................................................... 52

4.4 Perkembangan Rata-rata Tingkat Kemiskinan Kab/Kota di

Sulawesi Selatan .................................................................................... 56

4.5 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 60

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 61

Page 16: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Data Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan dan Indeks

Pembangunan Manusia pada Kab/Kota di Sulsel 2007-2011 ......... 77

2 Hasil Regresi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat

Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia ...................... 81

3 Estimasi Persamaan Regresi Masing-Masing Kab/Kota ................. 82

4 Surat Keterangan Penelitian di BPS Sulawesi Selatan .................... 84

5 Biodata .............................................................................................. 85

Page 17: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang membuat

keadaan di masa yang akan datang menjadi lebih baik dibandingkan dengan

keadaan sekarang. Pembangunan merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan

hidup suatu negara. Dalam pelaksanaannya, pembangunan memiliki berbagai

kompleksitas masalah. Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata bagi seluruh

rakyat Indonesia. Pembangunan manusia atau peningkatan kualitas sumber

daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam strategi kebijakan

pembangunan nasional. Penekanan terhadap pentingnya peningkatan sumber

daya manusia dalam pembangunan menjadi suatu kebutuhan. Kualitas manusia

di suatu wilayah memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan

pengelolaan pembangunan di wilayahnya.

Pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang ditujukan

untuk perluasan pilihan-pilihan kepada penduduk melalui upaya pemberdayaan

penduduk yang dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan

kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat kesehatan,

pengetahuan, dan keterampilan agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di segala

bidang pembangunan (United Nation Development Programme, UNDP). Dengan

demikian penduduk merupakan tujuan akhir dan pembangunan sebagai sarana

untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan pembangunan manusia tersebut

terdapat empat hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu produktivitas,

pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan.

Page 18: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Paradigma pembangunan menempatkan manusia (penduduk) sebagai

fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya

penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak),

peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan peningkatan

pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi

dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Konsep pembangunan manusia

tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas.

Lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menitikberatkan pada

pertumbuhan ekonomi.

Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan

kesejahteraan manusia, UNDP telah menerbitkan suatu indikator yaitu Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan

kesejahteraan suatu negara. IPM adalah suatu tolak ukur angka kesejahteraan

suatu daerah atau negara yang dilihat berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka

harapan hidup pada waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf

(literacy rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling), dan

kemampuan daya beli (purchasing power parity).

Dalam Indonesian Human Development Report, dijelaskan bahwa

perkembangan pembangunan manusia selama ini sangat tergantung pada

pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an. Pertumbuhan

ekonomi meningkatkan persediaan sumberdaya yang dibutuhkan pembangunan

manusia. Peningkatan sumberdaya bersama dengan alokasi sumberdaya yang

tepat serta distribusi peluang yang semakin luas, khususnya kesempatan kerja

akan mendorong pembangunan manusia lebih baik. Pertumbuhan ekonomi

harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil-hasilnya. Pemerataan

kesempatan harus tersedia bagi semua orang, perempuan maupun laki-laki

Page 19: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan

keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Pertumbuhan terjadi pada saat produk domestik regional bruto meningkat,

artinya pendapatan meningkat yang memungkinkan manusia mengalokasikan

pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan dan pada gilirannya meningkatkan

pembangunan manusia yang juga akan memperbaiki tingkat produktifitas tenaga

kerja.

Rumah tangga masyarakat juga memegang peranan penting dalam

pembangunan manusia, di mana pengeluaran rumah tangga memiliki kontribusi

langsung terhadap pembangunan manusia, seperti: makanan, kesehatan dan

pendidikan. Pengeluaran rumah tangga ditentukan oleh pendapatan. Penduduk

miskin akan lebih banyak atau bahkan seluruh pendapatannya digunakan untuk

kebutuhan makanan, dibandingkan penduduk kaya. Akibatnya penduduk miskin

tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pelayanan

kesehatan yang layak jika hanya mengandalkan pendapatannya. Di sinilah

perlunya campur tangan pemerintah untuk membantu penduduk yang kurang

mampu atau miskin (Ginting, 2008).

Kemiskinan akan menghambat individu untuk mengonsumsi nutrisi

bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak serta menikmati lingkungan yang

menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi kesemuanya itu akan

menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat

dikatakan memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Hal ini juga berimbas pada

terbatasnya upah/pendapatan yang dapat mereka peroleh. Sehingga dalam

perkembangannya hal ini akan mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di

suatu daerah.

Page 20: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Dalam kasus di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri, data publikasi BPS

memperlihatkan bahwa secara absolut, IPM Sulawesi Selatan telah mengalami

peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Dari hasil perhitungan pada tahun

2011 IPM Provinsi Sulawesi Selatan secara nasional berada pada peringkat 19.

Selama periode 2007 hingga 2011 nilai IPM Sulawesi Selatan meningkat sekitar

2,52 persen selama kurun waktu lima tahun. Jika dibandingkan dengan provinsi

lain di Indonesia maka peningkatan nilai IPM Sulawesi Selatan merupakan

peningkatan tertinggi dan tercepat ketiga setelah provinsi Kalimantan Timur dan

D.I. Yogyakarta (BPS, 2011)

Gambar 1.1.Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Selatan

dengan Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar1.1 menunjukkan bahwa angka Indeks Pembangunan Manusia di

Sulawesi Selatan cenderung naik setiap tahunnya, dari tahun 2007 sebesar

69,62 hingga tahun 2011 sebesar 72,14. Akan tetapi indeks pembangunan

manusia Sulawesi Selatan masih dibawah indeks pembangunan manusia

nasional. Dapat dilihat bahwa angka IPM Sulawesi Selatan relatif rendah

dibanding dengan angka IPM Nasional. Hingga pada tahun 2011 angka IPM

Sulawesi Selatan mencapai 72,14 sedangkan angka IPM nasional sebesar

72,77.

68

69

70

71

72

73

2007 2008 2009 2010 2011

Nasional

Sul-Sel

70.59

69.62

72.77

72.14

71.17

70.22

71.76

70.94

72.27

71.62

Page 21: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Apabila ditelusuri lebih lanjut, angka IPM Sulawesi Selatan relatif rendah

dibanding dengan angka IPM Nasional dilihat dari ketiga komponen Indeks

Pembangunan Manusia ternyata indeks pendidikan menjadi penyebabnya, lebih

jauh lagi bahwa angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang membentuk

indeks pendidikan tersebut juga berada dibawah posisi angka nasional. Angka

melek huruf secara Nasional pada tahun 2011 sudah mencapai 92,99 persen,

sedangkan Sulawesi Selatan baru mencapai 88,07 persen. Indikator angka

melek huruf menunjukkan kinerja yang paling mengkhawatirkan, bukan hanya

karena memiliki kesenjangan yang sangat tajam dengan angka nasional, tetapi

juga bergerak naik sangat lamban. Begitu pula rata-rata lama sekolah secara

nasional tahun 2011 sudah mencapai 7,94 tahun, sedangkan Sulawesi Selatan

baru mencapai 7,92 tahun. Sedangkan indeks lainnya mempunyai posisi di atas

angka nasional, angka harapan hidup secara nasional pada tahun 2011 yaitu

69,65 tahun sedangkan Sulawesi Selatan telah mencapai angka 70,2 tahun.

Adapun paritas daya beli di tingkat nasional pada tahun 2011 sebesar

Rp.638.050 sedangkan di Sulawesi Selatan paritas daya beli lebih tinggi yaitu

Rp.640.300 (BPS, 2011)

Angka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada tahun 2010

mencapai angka tertinggi selama periode 10 tahun terakhir yaitu sebesar 8,19

persen setelah sebelumnya sedikit melambat, dan kemudian kembali melambat

pada tahun 2011 sebesar 7,65 persen. Adapun tingkat kemiskinan di Sulawesi

Selatan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu dari 11,4 persen di tahun

2010 menjadi 10,27 persen.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan yang berfluktuatif

dari tahun ke tahun tetapi cenderung mengalami trend positif yang berarti jumlah

PDRB meningkat dibarengi menurunnya tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan,

Page 22: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

sudah seharusnya peningkatan laju indeks pembangunan manusia juga dapat

meningkat secara signifikan sebesar peningkatan laju pertumbuhan serta

penurunan tingkat kemiskinan. Tetapi dalam kenyataannya meskipun

perkembangan IPM Sulawesi Selatan mengalami kenaikan tetapi kenaikannya

tidaklah terlalu besar.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka saya tertarik mengkaji

masalah yang terjadi di Sulawesi Selatan dengan melakukan suatu penelitian

dalam judul skripsi “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan

Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota

di Provinsi Sulawesi Selatan”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, pembangunan manusia

merupakan suatu bentuk investasi modal manusia dalam usaha ikut serta dalam

pembangunan nasional. Rendahnya pembangunan manusia dapat dilihat dari

Indeks Pembanguan Manusia yang mencakup tiga dimensi yaitu kesehatan,

pendidikan dan kehidupan yang layak. Dalam hal ini, dengan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi berarti pendapatan meningkat yang memungkinkan untuk

dialokasikan pada pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan yang pada

akhirnya akan meningkatkan pembangunan manusia. Selain itu, disisi lain

kemiskinan dapat menghambat pembangunan manusia. Seseorang yang miskin

akan sulit untuk mengonsumsi nutrisi bergizi, mendapatkan pendidikan yang

layak serta menikmati lingkungan yang menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut

pandang ekonomi kesemuanya itu akan menghasilkan sumber daya manusia

yang kurang berkualitas, atau memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan

berimbas pada terbatasnya upah/pendapatan yang dapat mereka peroleh.

Page 23: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan

terhadap indeks pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan periode tahun 2007-2011?

1.3. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan judul penelitian serta rumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan pengaruh tingkat kemiskinan

terhadap indeks pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu sebagai bahan masukan atau informasi

kepada para pengambil kebijakan pada pemerintah baik pemerintah pusat

maupun daerah serta instansi terkait dalam menentukan langkah-langkah

kebijakan dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia dengan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan.

Serta sebagai bahan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pihak-pihak lain

dalam menambah wawasan, dan juga sebagai bahan referensi dan pembanding

untuk penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang tertarik

pada penelitian yang sejenis mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan

kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan memasukkan

determinan atau variabel– variabel lain yang turut mempengaruhi IPM.

Page 24: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang

masing-masing bab membahas sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan menguraikan tentang landasan teoritis, hubungan antar

variabel, tinjauan empiris, kerangka pikir, dan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini membahas lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, jenis

dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis, uji statistik, dan

defenisi operasional variabel.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pembahasan bab ini menganalisa gambaran umum wilayah penelitian,

perkembangan variabel penelitian (perkembangan indeks pembangunan

manusia, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan), serta analisis data.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pembahasan pada bab ini menyimpulkan hasil analisis dan saran yang

bermanfaat bagi banyak orang.

Lampiran

Pada lampiran ini disertakan data-data sekunder yang akan diolah, dan hasil

regresi penelitian serta biodata penulis.

Page 25: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis

2.1.1. Konsep Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-

pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices), dalam konsep ini

penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end) sedangkan

upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk

mencapai tujuan itu.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal

pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas; penduduk harus

dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam

proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan

demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.

Pemerataan; penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk

mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua

hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut

harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil menfaat dari kesempatan

yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan

kualitas hidup.Kesinambungan; Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial

harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua

sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui. Pemberdayaan;

penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan

menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan

mengambil manfaat dari proses pembangunan (UNDP, 1995).

Page 26: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Pembangunan manusia pada hakikatnya adalah memperluas pilihan bagi

masyarakat dengan tujuan akhir mencapai kesejahteraan tiap-tiap anggota

masyarakat sehingga pembanguan manusia dalam hal ini juga mencakup

berbagai aspek lainnya yaitu selain aspek ekonomi terdapat pula aspek sosial,

politik, budaya serta aspek lainnya untuk menjadikan manusia lebih produktif

dalam berkegiatan. Dengan demikian paradigma pembangunan manusia

mencakup dua sisi yaitu berupa informasi kapabilitas manusia seperti perbaikan

taraf kesehatan, pendidikan dan keterampilan. Sisi lainnya adalah pemanfaatan

kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural,

sosial dan politik.

2.1.2. Konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia dikembangkan pada tahun 1990 oleh

pemenang nobel India Amartya Sen dan Mahbub Ul Haq seorang ekonom dari

pakistan. Indeks pembangunan manusia lebih fokus pada hal-hal yang lebih

sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan per kapita untuk

melihat kemajuan pembangunan yang selama ini digunakan. IPM dapat

mengetahui kondisi pembangunan di daerah, menjadi indikator penting untuk

mengukur keberhasilan dalam pembangunan kualitas manusia. Serta

menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk

mengakses hasil dari proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti

dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu pendekatan

untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia. Menurut

UNDP(United Nation Development Programme) Indeks Pembangunan Manusia

memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan

Page 27: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

manusia: panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan

hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan

tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) dan memiliki standar

hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli, penghasilan).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.

Indikator Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator untuk

mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk . Kualitas fisik; tercermin dari

angka harapan hidup; sedangkan kualitas non fisik (intelektualitas) melalui

lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek huruf; dan

mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat yang tercermin dari nilai

paritas daya beli (BPS, 2010).

2.1.3. Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia

2.1.3.1. Indeks Kesehatan

Indeks kesehatan diukur dengan Angka Harapan Hidup (AHH),

dijadikan indikator dalam mengukur kesehatan suatu individu di suatu

daerah. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup (AHH) suatu masyarakat

mengindikasikan tingginya derajat kesehatan masyarakat tersebut. Angka

Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat

ditempuh seseorang selama hidup, diartikan sebagai umur yang mungkin

dicapai seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Untuk menghitung indeks

kesehatan digunakan nilai maksimum sebagai batas atas untuk

penghitungan indeks dipakai 85 tahun dan nilai minimum 25 tahun (standar

UNDP).

Page 28: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2.1.3.2. Indeks Pendidikan

Indeks pendidikan diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf

dan rata-rata lama sekolah. Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase

penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis terhadap

seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas di suatu daerah. Batas

maksimum untuk angka melek huruf, adalah 100 sedangkan batas

minimum 0 (standar UNDP). Angka melek huruf ini digunakan sebagai

indikator pendidikan yang digunakan untuk mengetahui banyaknya

penduduk yang melek huruf di suatu daerah. Semakin tinggi nilai melek

huruf berarti makin baik mutu penduduk di wilayah tersebut.

Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun dihabiskan oleh

penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis

pendidikan formal yang pernah dijalani. Batas maksimum untuk rata-rata

lama sekolah adalah 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun

(standar UNDP).

2.1.3.3. Indeks Daya Beli

Indeks daya beli digunakan untuk mengukur standar hidup layak

manusia yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan

atau paritas daya beli. Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)

merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk melakukan

perbandingan harga-harga riil antar wilayah. Dalam konteks Purchasing

Power Parity (PPP) di Indonesia, satu rupiah di suatu daerah

(provinsi/kabupaten) memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di

Jakarta. Kemampuan daya beli ini lebih mencerminkan kemampuan

masyarakat secara ekonomi dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya,

Page 29: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

penghitungan daya beli penduduk menggunakan konsumsi per kapita yang

telah disesuaikan dengan indeks harga konsumen dan penurunan utilitas

marginal yang dihitung dengan formula Atkinson (BPS, 2010).

2.1.4. Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia merupakan alat ukur yang dapat

menunjukkan persentase pencapaian dalam pembangunan manusia dengan

megukur tiga faktor yaitu kelangsungan hidup, pendidikan dan daya beli.

Faktor Komponen

Kondisi

Ideal (nilai

maksimum)

Terburuk (nilai

minimum)

Kelangsungan

hidup

Angka Harapan Hidup

(tahun) 85,5 25

Pendidikan

Angka Melek huruf (%) 100 0

Rata-rata lama sekolah

(tahun) 15 0

Daya beli Konsumsi riil perkapita (Rp) 732.720 300.000

Sumber: UNDP, Human Development Report 1993 (dalam Kuncoro, 2003)

Berdasarkan tabel diatas telah ditunjukkan nilai maksimum dan nilai

minimum indikator komposit yang akan digunakan dalam menghitung Indeks

Pembangunan Manusia. Beberapa tahapan dalam penghitungan IPM dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tahap pertama adalah menghitung indeks masing-masing komponen IPM

(harapan hidup, pendidikan dan standar hidup layak)

Indeks (Xi) = (Xi – Xmin) / (Xmaks – Xmin)

dimana : Xi : indikator komponen pembangunan manusia ke-i, i = 1,2,3

Xmin : nilai minimum Xi

Xmaks : nilai maksimum Xi

Page 30: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tahap kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata dari masing-

masing indeks

IPM = (indeks X1 + indeks X2 + indeks X3) / 3

dimana : X1 : indeks angka harapan hidup

X2 : indeks tingkat pendidikan (2/3 indeks melek huruf + 1/3

indeks lama sekolah)

X3 : indeks standar hidup layak

2.1.5. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan produksi suatu negara

atau kenaikan pendapatan per kapita suatu negara. Pertumbuhan ekonomi

adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan

untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya yang

ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,

institusional/kelembagaan, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan

yang ada (Todaro, 2006).

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000).

Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur kemampuan suatu negara untuk

meningkatkan produksi barang dan jasa dari suatu periode ke periode.

Adapun faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu akumulasi

modal, pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja serta kemajuan teknologi.

Akumulasi modal dapat dari pendapatan di tabung atau diinvestasikan kembali

dengan tujuan untuk memperbesar output di masa mendatang, termasuk semua

investasi baru yang berwujud tanah, peralatan fiskal, dan sumber daya manusia;

Page 31: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk

berhubungan dengan kenaikan jumlah angka kerja (labor force) dianggap positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak angkatan kerja

semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan

meningkatkan potensi pasar domestiknya; Kemajuan Teknologi disebabkan oleh

teknologi cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan

pekerjaan-pekerjaan tradisional (Todaro, 2003).

2.1.6. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, menjelaskan bahwa pertumbuhan

ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi yaitu tingkat pertambahan

barang modal, tenaga kerja, teknologi. Laju pertumbuhan ekonomi sangat

dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor

produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana

pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2000). Suatu

perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila

tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa

sebelumnya dimana jumlah output lebih besar dan terdapat kenaikan

pendapatan perkapita (Kuncoro, 2003).

Teori Pertumbuhan Rostow menyatakan bahwa perubahan dari

keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskankan dalam suatu

seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara. Negara-negara maju

seluruhnya telah melampaui tahapan ―tinggal landas‖ menuju pertumbuhan

ekonomi berkesinambungan (kemajuan ekonomi mereka sudah sedemikian

mapan sehingga roda ekonomi dapat berputar sendiri untuk menggerakkan

perekonomian dan membawa seluruh penduduk ke taraf hidup yang serba lebih

Page 32: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

baik). Sedangkan negara yang sedang berkembang atau negara terbelakang,

pada umumnya masih berada dalam tahapan masyarakat tradisional atau

tahapan-tahapan penyusunan kerangka tinggal landas. Salah satu dari sekian

banyak strategi atau taktik pokok pembangunan untuk tinggal landas adalah

pengerahan atau mobilisasi dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun

valuta asing) guna menciptakan bekal investasi yang memadai demi

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, Rostow

berkeyakinan bahwa langkah utama atau kunci untuk memacu pertumbuhan

ekonomi dan proses pembangunan adalah peningkatan total tabungan nasional

dan investasi.

Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar (1947) menyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi ditentukan secara bersama-sama oleh rasio tabungan

nasional serta rasio modal-output nasional. Secara lebih spesifik, dinyatakan

bahwa pertumbuhan pendapatan nasional akan secara langsung berbanding

lurus (positif) dengan rasio tabungan dan berbanding terbalik (negatif) terhadap

rasio modal-output dari suatu perekonomian. Logika ekonomi yang terkandung di

dalam teori ini sangat sederhana. Agar bisa tumbuh dengan pesat, maka setiap

perekonomian haruslah menabung dan menginvestasikan sebagian dari GNP

(Gross National Product). Semakin banyak yang dapat ditabung dan kemudian

diinvestasikan, maka laju pertumbuhan perekonomian itu akan semakin cepat.

Teori pertumbuhan Neo Klasik, dikembangkan oleh Solow (1956)

berdasarkan teori-teori klasik sebelumnya yang telah disempurnakannya. Laju

tingkat pertumbuhan yang dapat dicapai suatu negara tergantung kepada tingkat

perkembangan teknologi, peranan modal dalam menciptakan pendapatan

negara (produksi marjinal modal) dikalikan dengan tingkat perkembangan stok

modal, serta peranan tenaga kerja dalam menciptakan pendapatan negara

Page 33: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

(produktivitas marjinal tenaga kerja) dikalikan dengan tingkat pertambahan

tenaga kerja. Pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga

faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal

(tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro, 2003).

Dalam perkembangannnya model Neo Klasik dikritik oleh model

pertumbuhan endogen, atau juga disebut New Growth Theory memberikan

kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen.

Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini

menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem

produksi, bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal

yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku

ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari

sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal

fisik saja tapi menyangkut modal manusia (Romer dan Weil, 2002).

Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi yakni

dengan memasukkan modal ilmu pengetahuan dan modal sumber daya

manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau

eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi.

Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal

manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan

dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan

(Mankiw, 2003)

2.1.7. Konsep Kemiskinan

Dengan pendekatan ekonomi, Badan Pusat Statistik mendefinisikan

bahwa kemiskinan adalah kondisi seseorang yang tidak dapat memenuhi

Page 34: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

kebutuhan minimumnya, baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan non

makanan. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah rupiah yang dibutuhkan

agar seseorang dapat mengonsumsi 2100 kalori per hari selama sebulan.

Sementara itu garis kemiskinan nonmakanan ditentukan berdasarkan

perhitungan mengenai kebutuhan dasar seperti perumahan, pakaian, kesehatan,

dan transportasi.

Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan mengakumulasikan basis

kekuasaan sosial, yang meliputi : asset (tanah, perumahan, peralatan,

kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai),

organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan

bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa,

pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna

untuk memajukan kehidupan mereka (Friedman, 1992).

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat multi

dimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka

kemiskinan pun memiliki banyak aspek primer yang berupa miskin akan aset,

organisasi sosial politik, pengetahuan, dan keterampilan serta aspek sekunder

yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan, dan

informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk

kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang

baik, dan tingkat pendidikan yang rendah yang saling berkaitan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti kemajuan atau kemunduran

pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran aspek

lainnya. Dan aspek lain dari kemiskinan ini adalah yang miskin itu manusianya

baik secara individual maupun kolektif (Arsyad, 1999).

Page 35: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Agussalim (2009) dalam bukunya ―mereduksi kemiskinan‖ menjelaskan

bahwa secara umum, kemiskinan dapat dilihat dari dua dimensi yaitu: pertama,

kemiskinan dapat dilihat sebagai proses dinamis, kompleks dan beragam.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas modal amnesia,

pendapatan dan konsumsi serta keterbatasan akses terhadap faktor produksi

(asset) dan tingkat pengembalian (return) terhadap faktor-faktor produksi

tersebut. Kedua, kemiskinan juga merupakan akibat dan memberikan kontribusi

terhadap ketersisihan (exclution) atau proses marginalisasi dan proses sosial,

politik, dan ekonomi (termasuk pasar). Bentuk dari proses marginalisasi ini bisa

tercermin dari sisi etnik, kelas masyarakat ataupun gender.

Kemiskinan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, seperti

tingkat keparahan dan penyebab. Berdasarkan tingkat keparahan kemiskinan

dapat dibedakan atas kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Seseorang

dikatakan miskin secara absolut apabila tingkat pendapatannya lebih rendah

daripada garis kemiskinan absolut. Dengan kata lain jumlah pendapatannya tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang dicerminkan oleh garis

kemiskinan absolut tersebut. Kemiskinan relatif adalah perbandingan antara

kelompok pendapatan dalam masyarakat, yaitu antara kelompok miskin,

kelompok yang mungkin tidak miskin karena mempunyai tingkat pendapatan

yang lebih tinggi daripada garis kemiskinan, dan kelompok masyarakat yang

relatif lebih kaya.

Berdasarkan penyebab kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan

alamiah dan kemiskinan struktural. Kemiskinan alamiah terjadi karena kegagalan

individu atau lingkungan fisik sebagai objeknya hingga seseorang menjadi sulit

dalam melakukan usaha atau mendapatkan pekerjaan. Dilihat dari individu,

kemiskinan terjadi kemalasan, kurangnnya keterampilan, kelemahan fisik, dan

Page 36: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

rendahnya respons dalam melihat perubahan di sekitarnya. Sedangkan dilihat

dari lingkungan kemiskinan dapat merupakan akibat dari lingkungan atau alam

yang tidak mendukung, kegagalan dalam mendapatkan sumberdaya, dan

perkembangan teknologi yang sangat rendah. Kemiskinan struktural melihat

kemiskinan sebagai bahan relatif, dimana terdapat sekelompok masyarakat yang

miskin sementara kelompok lainnya tidak miskin.

2.1.8. Pengukuran Kemiskinan

Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat Statistik menggunakan

pendekatan kebutuhan dasar (basic needs) yakni jumlah dan persentase

penduduk miskin yang diukur berada di bawah garis kemiskinan. Penetapan

perhitungan garis kemiskinan adalah masyarakat yang berpenghasilan dibawah

Rp 7.057 per orang per hari, berasal dari perhitungan garis kemiskinan yang

mencakup kebutuhan makanan dan non makanan. Untuk kebutuhan minimum

makanan digunakan patokan 2.100 kilokalori per kapita per hari. Sedang untuk

pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk

perumahan, pendidikan, dan kesehatan (BPS, 2010).

Sedangkan ukuran menurut World Bank menetapkan standar kemiskinan

berdasarkan pendapatan per kapita. Penduduk yang pendapatan perkapitanya

kurang dari sepertiga rata-rata pendapatan perkapita nasional. Dalam konteks

tersebut, maka ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2 per

orang per hari.

Pengukuran kemiskinan absolut terdiri dari tiga indikator kemiskinan

yaitu : Poverty Headcount Index (PHI) yaitu,persentase penduduk yang hidup

dibawah garis kemiskinan. Poverty Gap Index (PGI), mengukur selisih antara

persentase rata-rata pengeluaran (pendapatan) penduduk miskin terhadap garis

Page 37: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

kemiskinan. Poverty Severity Index (PSI) yaitu mengukur kedalaman atau

keparahan kemiskinan. Indeks ini tidak lain adalah PGI yang dikuadratkan

sehingga sering disebut square poverty gap index. indeks ini pada prinsipnya

sama dengan PGI, namun selain mengukur selisih atau jarak yang memisahkan

orang miskin dengan garis kemiskinan, juga mengukur ketimpangan diantara

penduduk miskin atau penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.

Pengukuran kemiskinan relatif (Ketimpangan) merupakan konsep yang

lebih luas dibandingkan dengan kemiskinan absolut karena tidak hanya fokus

pada penduduk yang miskin (berada dibawah garis kemiskinan) tetapi mencakup

seluruh penduduk, mulai dari yang paling miskin hingga yang paling kaya.

Konsep ini memperlihatkan berapa persen pendapatan (pengeluaran) masing-

masing kelompok penduduk tersebut (biasanya dibagi atas 5 atau 10 kelompok)

terhadap total pendapatan (pengeluaran). Penduduk yang berada pada

kelompok terbawah diidentifikasikan sebagai orang miskin (Agussalim, 2009).

2.1.9. Penyebab Kemiskinan

Beberapa pandangan tentang kemiskinan berdasarkan penyebab, yaitu

pertama, kemiskinan dilihat sebagai akibat dari kegagalan personal, ciri-ciri

sosial psikologis individu yang cenderung menghambat untuk melakukan

perbaikan nasibnya. seperti menabung dan mengejar tingkat pendidikan yang

lebih tinggi. Kedua, kemiskinan dipandang sebagai akibat dari sub budaya

tertentu yang diturunkan. Kaum miskin memiliki subkultur yang berbeda dari

golongan yang tidak miskin, seperti memiliki sikap fatalis, tidak mampu

melakukan pengendalian diri, tidak mampu melakukan rencana bagi masa

mendatang, kurang memiliki kesadaran kelas. Ketiga, kemiskinan dipandang

sebagai akibat kurangnya kesempatan, kaum miskin selalu kekurangan dalam

Page 38: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

bidang keterampilan dan pendidikan untuk memperoleh pekerjaan. Keempat,

kemiskinan merupakan suatu ciri struktural dari kapitalisme, bahwa dalam

masyarakat kapitalis segelintir orang menjadi miskin karena yang lain menjadi

kaya (Philip, 1985).

Faktor-faktor penyebab kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi oleh

Sharp. Pertama, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola

kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang

timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya yang terbatas dan

kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas

sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah berarti

produktifitanya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya

kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang

kurang beruntung, adanya diskriminasi atau keturunan. Ketiga, kemiskinan

muncul karena perbedaan akses dalam modal (Kuncoro, 2003).

Penyebab kemiskinan di masyarakat khususnya di pedesaan disebabkan

oleh keterbatasan asset yang dimiliki, yaitu: Natural Assets; seperti tanah dan air,

karena sebagian besar masyarakat desa hanya menguasai lahan yang kurang

memadai untuk mata pencahariannya. Human Assets; menyangkut kualitas

sumber daya manusia yang relatif masih rendah dibandingkan masyarakat

perkotaan (tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan maupun tingkat

kesehatan dan penguasaan teknologi). Physical Assets; minimnya akses ke

infrastruktur dan fasilitas umum seperti jaringan jalan, listrik dan komunikasi.

Financial Assets; berupa tabungan serta akses untuk memperoleh modal usaha.

Social Assets; berupa jaringan, kontak dan pengaruh politik, dalam hal ini

kekuatan bargaining position dalam pengambilan keputusan-keputusan politik.

Page 39: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2.2. Hubungan Antar Variabel

2.2.1. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan IPM

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia

dihubungkan dengan atau dipengaruhi oleh 2 (dua) jalur utama, yaitu jalur

aktivitas rumah tangga, mencakup rumah tangga serta berbagai organisasi

kemasyarakatan serta jalur belanja dan kebijakan pemerintah.

Aktivitas rumah tangga memberikan kontribusi yang besar terhadap

peningkatan indikator pembangunan manusia melalui belanja rumah tangga

untuk makanan, air bersih, pemeliharaan kesehatan dan sekolah (UNDP, 1996).

Kecenderungan aktivitas rumah tangga untuk membelanjakan sejumlah faktor

yang langsung berkaitan dengan indikator pembangunan manusia di atas

dipengaruhi oleh tingkat dan distribusi pendapatan, tingkat pendidikan serta

sejauhmana peran perempuan dalam mengontrol pengeluaran rumah tangga.

Ketika tingkat pendapatan atau PDB perkapita rendah akibat dari

pertumbuhan ekonomi yang rendah, menyebabkan pengeluaran rumah tangga

untuk peningkatan pembangunan manusia menjadi turun. Begitu juga

sebaliknya, tingkat pendapatan yang relatif tinggi cenderung meningkatkan

belanja rumah tangga untuk peningkatan pembangunan manusia. Pertumbuhan

ekonomi memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan pembangunan

manusia melalui peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan akan

meningkatkan alokasi belanja rumah tangga untuk makanan yang lebih bergizi

dan pendidikan, terutama pada rumah tangga miskin (Ranis, 2004).

Peningkatan pendapatan memberikan kontribusi secara langsung

terhadap peningkatan kapabilitas penduduk. Banyak studi menyebutkan,

peningkatan pendapatan mendorong peningkatan kesehatan dan pendidikan.

Studi di Brazil, Chile dan Nikaragua menunjukkan, bahwa peningkatan

Page 40: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

pendapatan berpengaruh terhadap peningkatan beberapa indikator tingkat

kesehatan, seperti rasio usia dengan tinggi badan serta angka harapan hidup

ketika lahir (UNDP, 1996; 68-69). Begitu juga di Pakistan, terdapat hubungan

yang erat antara peningkatan pendapatan dengan rata-rata tahun pendidikan

yang dapat diselesaikan. Studi Lee (1996) di Korea juga menghasilkan pengaruh

yang signifikan tingkat pendapatan dan beberapa variabel lainnya terhadap rata-

rata tahun sekolah (years of schooling) penduduk.

Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia juga

ditentukan oleh sejauhmana kontrol perempuan dalam alokasi pengeluaran

dalam rumah tangga. Andil perempuan dalam mengatur pengeluaran rumah

tangga yang berkaitan langsung dengan pembangunan manusia ditentukan oleh

tingkat pendidikan perempuan dan bagian pendapatan perempuan dalam rumah

tangga. Tingkat pendidikan perempuan terutama terkait dengan pengetahuan

perempuan mengenai pemeliharaan kesehatan, gizi dan pendidikan anggota

keluarga. Semakin baik atau tinggi tingkat pendidikan perempuan, semakin baik

atau tinggi pengetahuan kesehatan yang dimiliki dan diharapkan dapat

diterapkan dalam mengelola rumah tangga. Sementara bagian pendapatan

perempuan terkait dengan tambahan pendapatan yang diterima oleh rumah

tangga yang memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kemampuan belanja

rumah tangga untuk kebutuhan kesehatan dan pendidikan. Semakin tinggi kedua

faktor ini, maka semakin besar peluang alokasi pengeluaran rumah tangga yang

berkaitan langsung dengan pembangunan manusia.

Selain itu, jalur yang kedua antara keterkaitan pertumbuhan ekonomi

terhadap pembangunan manusia juga ditentukan oleh sejauhmana efektivitas

kebijakan publik dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya, seperti

yang diwujudkan dalam alokasi pengeluaran pemerintah.

Page 41: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Mekanisme alokasi sumberdaya dari pemerintah yang memiliki efek

terhadap peningkatan pembangunan manusia dinyatakan dalam 3 (tiga) bentuk,

yaitu (1) rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB total. Rasio ini menyatakan

berapa persen proporsi belanja pemerintah dari total PDB untuk berbagai

pengeluaran; (2) rasio pengeluaran pemerintah untuk peningkatan pembangunan

manusia terhadap total pengeluaran pemerintah. Rasio ini menyatakan proporsi

pengeluaran pemerintah untuk peningkatan pembangunan manusia dari total

pengeluaran pemerintah; (3) rasio pengeluaran prioritas yang langsung berkaitan

dengan kebutuhan peningkatan pembangunan manusia terhadap total

pengeluaran pemerintah untuk peningkatan pembangunan manusia. Rasio ini

menyatakan proporsi pengeluaran pemerintah untuk pembangunan manusia

pada bidang-bidang prioritas atau yang cenderung memiliki efek lebih besar

terhadap peningkatan pembangunan manusia dibandingkan dengan bidang-

bidang lainnya. Disebutkan misalnya, alokasi pengeluaran pemerintah untuk

pendidikan dasar memiliki sumbangan yang lebih besar terhadap pencapaian

indikator pembangunan manusia pada negara-negara yang baru membangun

(early stage of development) dibandingkan untuk pendidikan tinggi (Ramires,

1998; 5: UNDP, 1996; 70-71). Ketiga bentuk mekanisme di atas menunjukkan

instrumen kebijakan yang dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam

mendorong peningkatan indikator pembangunan manusia.

Beberapa argumentasi mengenai perlunya mempertimbangkan

pengeluaran Pemerintah dalam melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi

terhadap pembangunan manusia, antara lain: Pertama, pengaruh pertumbuhan

ekonomi terhadap pembangunan manusia terutama melalui jalur peningkatan

taraf kesehatan dan tingkat pendidikan penduduk yang merupakan barang publik

dan memerlukan investasi dari pemerintah. Investasi untuk barang publik ini

Page 42: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

merupakan bagian yang berasal dari pengeluaran pemerintah, sehingga besar

kecilnya pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan turut

menentukan pencapaian indikator pembangunan manusia. Kedua, tidak ada

jaminan dari mekanisme pasar dalam distribusi pendidikan dan fasilitas

kesehatan secara merata bagi penduduk, terutama penduduk miskin atau di

daerah perdesaan. Oleh karena itu, diperlukan mobilitas dana dari pemerintah

dalam menyediakan berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan yang dapat

dinikmati oleh mayoritas penduduk. Dengan demikian, pengeluaran publik

digunakan sebagai instrumen kebijakan pemerataan pendidikan dan kesehatan.

Ketiga, tanpa kebijakan Pemerintah secara konkrit, pencapaian indikator

pembangunan manusia sulit diwujudkan. Pengeluaran Pemerintah di satu sisi

menjadi instrumen mobilitas sumberdaya publik sebagai komplemen dari sektor

privat dalam menyediakan berbagai fasilitas yang mendorong peningkatan

indikator pembangunan manusia (Ranis, 2001:4).

2.2.2. Hubungan Kemiskinan dengan IPM

Hubungan antara tingkat kemiskinan dan pembangunan manusia, yaitu

banyaknya penduduk miskin turut mempengaruhi pembangunan manusia.

Karena penduduk yang masuk kelompok ini, pada umumnya memiliki

keterbatasan pada faktor produksi, sehingga akses terhadap kegiatan ekonomi

mengalami hambatan. Akibatnya produktivitas menjadi rendah, pada gilirannya

pendapatan yang diterima pun jauh dari cukup. Dampaknya, untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya, seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan mengalami

kesulitan. Apalagi untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan dan

lainnya menjadi terhambat. Implikasinya pada wilayah-wilayah yang terdapat

Page 43: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

cukup banyak penduduk miskin, akan mengalami kesulitan untuk mencapai

keberhasilan pada pembangunan manusianya (UNDP, 1996).

Kemiskinan yang meluas menciptakan kondisi yang membuat kaum

miskin tidak mempunyai akses terhadap pinjaman kredit, tidak mampu

membiayai pendidikan anaknya. Pendapatan yang rendah dan standar hidup

yang buruk dialami oleh golongan miskin, yang tercermin dari kesehatan, gizi

dan pendidikan yang rendah dapat menurunkan produktivitas ekonomi mereka

(Todaro, 2006). Akibatnya penduduk miskin secara langsung maupun tidak

langsung menyebabkan pembangunan manusia rendah.

Kemiskinan menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat sehingga

menempatkannya pada kelompok miskin yang tentunya kesulitan dalam

mengonsumsi nutrisi bergizi untuk memperoleh kesehatan yang baik, serta akan

mempersempit kesempatan mengeyam pendidikan yang tinggi. Hal ini

menyebabkan pencapaian indeks pembangunan manusia akan rendah.

Pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan

kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi

penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk

miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan

kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas, dan

pada gilirannya meningkatkan pendapatan (Lanjouw dkk, 2001). Kemiskinan

menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat sehingga menempatkannya

pada kelompok miskin yang menghambat individu untuk mengonsumsi nutrisi

bergizi dan memperoleh kesehatan yang baik, serta akan mempersempit

kesempatan mengeyam pendidikan yang tinggi. Hal ini menyebabkan

pencapaian indeks pembangunan manusia akan rendah.

Page 44: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Jika penduduk miskin memperoleh pendapatan yang lebih tinggi atau

dengan kata lain terjadi pengurangan tingkat kemiskinan, maka akan

berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia melalui peningkatan

bagian pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan untuk makanan yang lebih

bergizi dan pendidikan yang lebih tinggi (Ranis, 2004). Sehingga pembangunan

manusia juga akan mengalami peningkatan.

Kemiskinan dapat menjadikan efek yang cukup serius bagi pembangunan

manusia karena masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah yang

kompleks yang sebenarnya bermula dari kemampuan daya beli masyarakat yang

tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pokok sehingga kebutuhan yang lain

seperti pendidikan dan kesehatan pun terabaikan. Hal tersebut menjadikan gap

pembangunan manusia diantara keduanya pun menjadi besar dan pada akhirnya

target capaian IPM yang ditentukan oleh pemerintah menjadi tidak terealisasikan

dengan baik (Mirza, 2012)

Tingkat kemiskinan mempunyai hubungan secara negatif terhadap indeks

pembangunan manusia. Keterbatasan pendapatan penduduk miskin akan

mengurangi kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke

jenjang yang lebih tinggi karena anak-anak cenderung dipekerjakan pada usia

dini untuk memperoleh upah dan sumber penghasilan bagi keluarga. Dengan

pendidikan yang rendah tentu mempengaruhi angka indeks pembangunan

manusia yang rendah.

2.3. Tinjauan Empiris

Penelitian yang dilakukan oleh Denni Sulistio Mirza. (2012), dalam jurnal

yang berjudul ―Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal

terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa Tengah Tahun 2006-2009‖.

Page 45: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Hasil dari regresi yang ditunjukkan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada

pengaruh negatif kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi

Jawa Tengah, sedangkan pada sisi yang lain menunjukkan bahwa ada pengaruh

positif pertumbuhan ekonomi dan belanja modal terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Christina Usmaliadanti (2011) yang

berjudul ―Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Pengeluaran Pemerintah sektor

Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2007-2009‖. Hasil dari penelitian ini adalah pengeluaran

pemerintah di bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah di bidang

kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan

manusia di Jawa Tengah. Jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif

terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Irawan (2009) dalam skripsinya

yang berjudul ―Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Indonesia‖ bahwa variabel yang terikat dalam penelitian ini

adalah indeks pembangunan manusia, sedangkan variabel bebasnya terdiri dari

pertumbuhan ekonomi dalam hal ini PDB, anggaran pengeluaran pemerintah,

penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Hasil dari

penelitian ini adalah tiga dari empat variabel memberikan pengaruh positif

terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia, yaitu PDB, anggaran

pengeluaran pemerintah, penanaman modal asing, dan variabel lainnya yaitu

penanaman modal dalam negeri tidak segnifikan tetapi memberikan pengaruh

yang positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia.

Penelitian R.Abdul Maqin (2006) ―Analisis Hubungan Pertumbuhan

Ekonomi Dengan Pembangunan Manusia di Jawa Barat Periode 1993-2003.

Page 46: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) pengaruh investasi domestik,

tenaga kerja, pembangunan manusia, dan krisis ekonomi terhadap pertumbuhan

ekonomi, (b) pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah untuk

bidang sosial, distribusi pendapatan, tingkat pendaftaran sekolah dasar

penduduk wanita, keterbukaan daerah dan krisis ekonomi terhadap

pembangunan manusia, (c) hubungan secara simultanitas antara pertumbuhan

ekonomi terhadap pembangunan manusia di Jawa Barat. Hasil penelitiannya

adalah pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial,

distribusi pendapatan, tingkat pendaftaran sekolah dasar penduduk wanita,

keterbukaan daerah dan krisis ekonomi mempunyai pengaruh secara positif dan

signifikan terhadap pembangunan manusia, terjadi hubungan kausalitas dua

arah antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di Jawa Barat.

Ranis & Stewart (2001) Economic Growth and Human Development.

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Ekonomi (GDP)

perkapita pada 76 negara berkembang di Amerika Latin periode tahun 1960-

1992. Sedangkan variabel bebasnya meliputi usia harapan hidup (long life

expectacy), tingkat kemampuan membaca penduduk dewasa (adult literacy),

tingkat pendidikan perempuan, pengeluaran publik untuk sektor sosial, tingkat

investasi domestik, dan distribusi pendapatan. Penelitian ini menggunakan model

persamaan simultan. Hasil penelitiannya adalah Adult literacy dan angka

harapan hidup berpengaruh positif signifikan. Investasi dan pengeluaran publik

untuk sektor sosial berpengaruh positif signifikan. Distribusi pendapatan yang

lebih baik berhubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar pembangunan manusia

harus mendahului atau menyertai pertumbuhan ekonomi agar menghasilkan

pola/siklus pembangunan yang baik.

Page 47: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2.4. Kerangka Pikir

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikenal dengan Human

Development Index (HDI) merupakan indikator yang digunakan dalam mengukur

kualitas dari hasil pembangunan ekonomi. Pentingnya Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) terhadap keberhasilan pembangunan ekonomi antara lain dapat

dihubungkan dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan. Pencapaian

indeks pembangunan manusia yang tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi dalam

peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan serta pengurangan

tingkat kemiskinan.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan terhadap indeks

pembangunan manusia dapat digambarkan pada sebuah kerangka pikir yaitu

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Gambar 2.1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Selatan

Dalam penelitian ini digunakan variabel dependen yaitu indeks

pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan variabel

independen yaitu pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan pada

kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Dari kerangka pemikiran tersebut,

selanjutnya akan diketahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen.

Indeks Pembangunan

Manusia

Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat Kemiskinan

+

-

Page 48: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2.5. Hipotesis

1. Diduga bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap indeks pembangunan manusia pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Diduga bahwa tingkat kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap indeks pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 49: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Makassar dan data penelitian diperoleh dari

Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan. Penetapan daerah

penelitian ini didasarkan pada pertimbangan untuk memudahkan penulis

mengumpulkan data yang diperlukan, serta waktu, biaya dan tenaga dapat

dihemat seefisien mungkin. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan

Februari-Maret tahun 2013.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan

Manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan variabel

independen adalah pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang bersumber dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang

terdiri dari data Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi dan

Tingkat Kemiskinan. Adapun data yang diambil adalah data menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 21 Kabupaten dan 3

Kota pada periode tahun 2007-2011.

Page 50: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode Dokumentasi yang merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mempelajari literatur-literatur dan penerbitan seperti jurnal, artikel, majalah dan

internet yang berhubungan dan mendukung penelitian ini.

3.5. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan terhadap indeks pembangunan

manusia adalah model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang

ada dengan menggunakan metode PLS (Pooled Least Square). Data-data yang

digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik

yaitu estimasi model regresi linear berganda dengan panel data.

Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi antara data

time series dan data cross section yang dapat dinyatakan pada persamaan

sebagai berikut:

Yit = β0 + β1 Xit + μit …………………………………………. (1)

i = 1,2,...,N ; t = 1,2,...,T

dimana: N : banyaknya observasi (cross section)

T : banyaknya waktu (time series)

N x T : banyaknya data panel

Adapun variabel independen (pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kemiskinan) yang mempengaruhi variabel dependen (indeks pembangunan

manusia) dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y = f ( X1, X2 )…………………………………………………... (2)

Dari model tersebut, bila ditulis dalam bentuk persamaan linear :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + μ ……………………………………… (3)

Page 51: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Selanjutnya estimasi model regresi dengan panel data membentuk persamaan:

Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + μit ……………………………... (4)

Dimana:

Y = Indeks Pembangunan Manusia

X1 = Pertumbuhan Ekonomi

X2 = Tingkat Kemiskinan

i = 1, 2, 3, … , 24 (data cross-section 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan)

t = 1, 2, 3, … , 5 (data time-series, tahun 2007-2011)

β0 = intercept/ konstanta

β1 = koefisien regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap indeks

pembangunan manusia

β2 = koefisien regresi pengaruh tingkat kemiskinan terhadap indeks

pembangunan manusia

μ = residual/kesalahan pengganggu

3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.6.1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam

satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan

menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel

independen dengan variabel independen yang lain. Deteksi multikolinearitas

pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu jika Variance Inflation

Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan jika Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka

model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. (Agung, 2007).

Page 52: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

3.6.2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu

periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode

pengamatan dengan periode pengamatan yang lain sehingga dapat dikatakan

model tersebut homokesdatisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas.

Cara memprediksi ada tidaknya homokesdatisitas pada suatu model

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat

dilihat jika: Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0;

Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja; Penyebaran

titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali dan; Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak

berpola (Agung, 2007).

3.6.3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen ataupun keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Jika tidak normal, maka uji statistik menjadi tidak

valid atau bias terutama untuk sampel kecil. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data ini

menggunakan metode analisis grafik dan melihat norma probability plot.

3.6.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R.

Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota observasi yang

disusun menurut aturan waktu. Autokorelasi umumnya terjadi pada data time

series. Hal ini karena observasi pada data time series mengikuti urutan alamiah

Page 53: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

antar waktu sehingga observasi secara berturut-turut mengandung interkorelasi,

khususnya jika rentang waktu diantara observasi yang berurutan adalah rentang

waktu yang pendek, seperti hari, minggu atau bulan (Gujarati, 2003).

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel penganggu (et) pada periode tertentu dengan

variabel penganggu periode sebelumnya (et-1). Cara mudah mendeteksi

autokerelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.

3.7. Uji Statistik

3.7.1. Uji Kofisien Determinasi (R-square)

Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam

masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodnes of fit)

digunakan koefisien determinasi (R2). Koefisien deteminasi merupakan angka

yang memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel tak bebas

(Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X) (Gujarati, 2003).

3.7.2. Uji F (F-tes)

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-

sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima (f-hitung > F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadaterhadap variabel dependen.

3.7.3. Uji T (T-test)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan

untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak

Page 54: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan.

Dalam uji ini, digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho diterima (t-statistik < t-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima (t-statistik > t-tabel) artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.8. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Indeks Pembangunan Manusia (Y) adalah alat ukur yang dapat menunjukkan

persentase pencapaian dalam pembangunan manusia dengan mengukur

rata-rata dari tiga indikator pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan,

indeks pendidikan dan indeks daya beli. Data yang digunakan adalah data

indeks pembangunan manusia menurut kabupaten/kota di Sulawesi Selatan

dinyatakan dalam satuan persen.

2. Pertumbuhan Ekonomi (X1) adalah persentase kenaikan jumlah Produk

Domestik Regional Bruto yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam

jangka waktu 1tahun. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan

ekonomi atas dasar harga konstan menurut kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan dinyatakan dalam satuan persen.

3. Tingkat Kemiskinan (X2) merupakan persentase penduduk miskin yaitu

persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan atau kehidupan

minimum terhadap total penduduk Sulawesi Selatan menurut indikator Badan

Pusat Statistik (BPS). Data yang digunakan adalah data persentase

penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dinyatakan

dalam satuan persen.

Page 55: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar dan sebagai

pusat pengembangan dan pelayanan pembangunan di wilayah Kawasan Timur

Indonesia terletak antara 0012’ – 80 lintang selatan dan 116048’ – 122036’ bujur

timur, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah Utara, Teluk

Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur, Laut Flores di sebelah

Selatan dan Selat Makassar di sebelah Barat.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan 46.717,48 km2. Secara

administrasi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terbagi menjadi 20 Kabupaten

dan 3 kota hingga tahun 2008, sedangkan untuk 2009 terdiri dari 21 Kabupaten

dan 3 kota dengan Kabupaten Toraja Utara yang terjadi pemekaran di tahun

2010 yang terdiri dari 303 kecamatan dan 2677 desa/kelurahan. Dengan

Kabupaten Luwu Utara merupakan Kabupaten terluas dengan luas 7.502,68 km2.

Luas Kabupaten tersebut merupakan 16,46 persen dari seluruh wilayah Sulawesi

Selatan. Pada umumnya daerah di Indonesia dan khususnya di Sulawesi Selatan

mempunyai dua musim yang terjadi pada bulan Juni sampai September dan

musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember sampai Maret. Berdasarkan

pengamatan di tiga stasiun klimatologi (Maros, Hasanuddin dan Maritim Paotere)

selama tahun 2009 rata-rata suhu udara 27,30C di kota Makassar dan sekitarnya

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu udara maksimum di stasiun

klimatologi Hasanuddin 33,10C dan suhu minimum 23,20C (BPS, 2012).

Page 56: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

4.1.2. Kondisi Demografis

Penduduk merupakan salah satu sumber daya potensial dalam

menunjang aktifitas pembangunan. Kedudukannya sebagai Sumber Daya

Manusia memegang peranan penting karena berfungsi menggerakkan faktor-

faktor produksi dan jasa lainnya.

Tabel 4.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, 2011

Kabupaten/Kota Luas Daerah Jumlah

Penduduk Kepadatan

01 Kepulauan Selayar 903,50 123 283 136

02 Bulukumba 1 154,67 398 531 345

03 Bantaeng 395,83 178 477 451

04 Jeneponto 903,35 346 149 383

05 Takalar 566,51 272 316 481

06 Gowa 1 883,32 659 512 350

07 Sinjai 819,96 231 182 282

08 Maros 1 619,12 322 212 199

09 Pangkep 1 112,29 308 814 278

10 Barru 1 174,71 167 653 143

11 Bone 4 559,00 724 905 159

12 Soppeng 1 359,44 226 079 166

13 Wajo 2 506,20 388 985 155

14 Sidrap 1 883,25 274 648 146

15 Pinrang 1 961,17 354 652 181

16 Enrekang 1 786,01 192 163 108

17 Luwu 3 000,25 335 828 112

18 Tana Toraja 2 054,30 223 306 109

22 Luwu Utara 7 502,68 290 365 39

25 Luwu Timur 6 944,88 245 515 35

26 Toraja Utara 1 151,47 218 943 190

71 Makassar 175,77 1 352 136 7693

72 Pare Pare 99,33 130 563 1314

73 Palopo 247,52 149 421 604

2011 45 764,53 8 115 638 177

Sulawesi Selatan 2010 45 764,53 8 034 776 175,57

2009 45 764,53 7 908 519 172,81

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Page 57: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Berdasarkan data BPS, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2011 berjumlah 8.115.638 jiwa yang tersebar di 24

kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar berada di Makassar dengan

jumlah 1.352.136 jiwa. Kepadatan penduduk daerah perkotaan merupakan

konsekuensi logis dari tingginya aktivitas perekonomian di sana. Oleh karena itu,

meskipun luas wilayah perkotaan relatif jauh lebih sempit dibandingkan wilayah

Kabupaten, namun jumlah penduduknya relatif lebih banyak, sehingga

kepadatan penduduk pun semakin tinggi.

Wilayah Kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk yang tertinggi

adalah Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi selatan, diikuti dengan

Kota Pare-Pare dan Kota Palopo. Ketiga daerah ini merupakan kota yang

berkembang disetiap wilayahnya masing-masing dan merupakan daerah

pelayanan bagi daerah yang ada di sekitarnya. Seperti daerah Gowa dan daerah

Takalar termasuk daerah yang juga relatif padat dikarenakan terkena efek

perluasan dari Kota Makassar, tingginya aktivitas perekonomian kota Makassar

mampu menjadi faktor penarik bagi para pekerja. Adapun kepadatan penduduk

yang paling rendah terdapat di Luwu Timur, daerah pemekaran baru, meskipun

Kabupaten Luwu Timur memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak tetapi

Kabupaten Luwu Timur memiliki luas wilayah kedua terbesar setelah Luwu

Utara. Daerah yang kepadatan penduduknya rendah juga terdapat di Kabupaten

Luwu Utara. Setelah dicermati maka daerah yang memiliki tingkat kepadatan

penduduk rendah ini berlokasi jauh dari wilayah perkotaan, sehingga dari faktor

aksesibilitas terhadap pusat pemerintahan provinsi merupakan salah satu

kendala.

Page 58: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

4.2. Perkembangan Variabel Penelitian

4.2.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota

di Sulawesi Selatan tahun 2007-2011

Pembangunan manusia dalam konteks ini diartikan sebagai sumber daya

untuk mencapai tujuan pembangunan yang orientasi akhirnya adalah pada

peningkatan kesejahteraan manusia. Salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya cukup sumber

daya manusia yang berkualitas. Angka IPM tahun 2011 menurut kabupaten/kota

di Sulawesi Selatan memperlihatkan adanya variasi yang relatif besar yaitu dari

angka IPM terendah 65,27 pada kabupaten Jeneponto hingga tertinggi 79,11

pada kota Makassar. Penyebab terjadinya variasi angka tersebut dikarenakan

oleh adanya perbedaan kebijakan terhadap bidang pendidikan, kesehatan dan

pendapatan dari masing–masing daerah (BPS, 2011)

Tabel 4.2. Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi dan Terendah

di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011

Tahun

IPM Angka Tertinggi Angka Terendah

Sulawesi Selatan IPM Kabupaten/Kota IPM Kabupaten/Kota

2007 69.6 77.3 Makassar 63.4 Jeneponto

2008 70.2 77.9 Makassar 64 Jeneponto

2009 70.9 78.2 Makassar 64.5 Jeneponto

2010 71.62 78.79 Makassar 64.92 Jeneponto

2011 72.14 79.11 Makassar 65.27 Jeneponto

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi selatan, diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2007 hingga tahun 2011,

IPM tertinggi berada di Kota Makassar dan yang terendah berada di Kabupaten

Jeneponto. Hal ini mencerminkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan belum

memprioritaskan dengan baik program pembangunan manusia terlihat dari

kondisi IPM tertinggi dan terendah yang hanya terkait pada dua daerah tersebut

dan tidak ada perbedaan sama sekali dari tahun ke tahun.

Page 59: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.1.Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan tahun

2007 dan 2011

Sumber :

BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2011

Dalam kurun waktu lima tahun antara tahun 2007 sampai 2011, kabupaten

yang menunjukkan kinerja terbaik adalah kabupaten Wajo dan Bulukumba. Kabupaten

Wajo mampu menaikkan nilai IPM nya sebesar 2,99 poin dari 68,05 pada tahun 2007

menjadi 71,04 pada tahun 2011. Adapun IPM kabupaten Bulukumba naik sebesar 2,36

poin dari 68,3 pada tahun 2007 menjadi 70,66 pada tahun 2011. Sedangkan

kabupaten yang nilai IPM nya terendah adalah Kabupaten Jeneponto dan dalam kurun

waktu 2007-2011 hanya menaikkan nilai IPM sebesar 1,87 poin dari 63,4 pada tahun

2007 menjadi 65,27 pada tahun 2011.

0 20 40 60 80 100

Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jeneponto

Takalar

Gowa

Sinjai

Maros

Pangkep

Barru

Bone

Soppeng

Wajo

Sidrap

Pinrang

Enrekang

Luwu

Tator

Luwu Utara

Luwu Timur

Toraja Utara

Makassar

Pare-Pare

Palopo

2011

2007

Page 60: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.3. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007-2011 (persen)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 Posisi/Ranking

2007 2011

1 Kep. Selayar 67.7 68.2 68.9 69.34 70 20 21

2 Bulukumba 69.3 69.9 70.6 71.19 71.77 12 12

3 Bantaeng 68.3 68.9 69.4 70.1 70.66 17 18

4 Jeneponto 63.4 64 64.5 64.92 65.27 23 24

5 Takalar 66.9 67.5 68 68.62 69.09 22 23

6 Gowa 68.9 69.4 70 70.67 71.29 15 14

7 Sinjai 68.2 68.7 69.2 69.53 70.16 18 19

8 Maros 69.2 69.9 70.6 71.12 71.74 13 13

9 Pangkep 67.7 68.3 69.1 69.43 69.89 21 22

10 Barru 69 69.5 70.3 70.86 71.19 14 15

11 Bone 68.3 69 69.6 70.17 70.77 16 17

12 Soppeng 70.3 70.8 71.3 71.89 72.23 10 11

13 Wajo 68 68.7 69.4 70.22 71.04 19 16

14 Sidrap 71.2 71.7 72.1 72.37 72.74 9 9

15 Pinrang 71.4 71.9 72.6 73.21 73.8 8 7

16 Enrekang 73.3 73.8 74.2 74.55 74.84 4 4

17 Luwu 72.5 73 73.6 73.98 74.42 6 6

18 Tator 70.2 70.8 71.4 71.87 72.29 11 10

19 Luwu Utara 72.5 73.2 73.7 74.32 74.69 5 5

20 Luwu Timur 71.7 71.7 72.3 72.79 73.11 7 8

21 Toraja Utara * 68.4 68.9 69.56 70.15 * 20

22 Makassar 77.3 77.9 78.2 78.79 79.11 1 1

23 Pare-Pare 76.5 77 77.5 77.78 78.19 2 2

24 Palopo 75.4 75.8 76.1 76.55 76.85 3 3

Sulawesi Selatan 69.6 70.2 70.9 71.62 72.14

Rata-rata 70.31 70.75 71.31 71.83 72.3

Sumber : BPS Sulawesi Selatan, diolah

*) Kabupaten Toraja Utara belum terbentuk

Apabila dilihat dari posisi/ranking dari tahun 2007 ke tahun 2011 yang

diurutkan berdasarkan angka IPM tertinggi hingga terendah, ketiga kota yang

ada di provinsi Sulawesi Selatan menempati 3 urutan IPM tertinggi yaitu kota

Makassar menduduki posisi pertama, kota Pare-Pare menduduki posisi kedua

dan kota Palopo di posisi ketiga. Hal tersebut menunjukkan bahwa di daerah

Page 61: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

perkotaan yang menjadi pusat aktivitas perekonomian mampu memacu

pembangunan manusia di daerahnya.

Selain itu beberapa kabupaten mampu menaikkan posisi/ranking nya dari

tahun 2007 ke tahun 2011 antara lain: Kabupaten Pinrang naik posisi satu

peringkat dari posisi 8 di tahun 2007 ke posisi 7 di tahun 2011 dengan

menggeser posisi Kabupaten Luwu Timur; Kabupaten Tator naik posisi satu

peringkat dari posisi 11 ke 10 dengan menggeser posisi Kabupaten Soppeng;

Kabupaten Gowa naik posisi satu peringkat dari posisi 15 ke 14 dengan

menggeser posisi Kabupaten Barru; dan Kabupaten Wajo mampu menaikkan

posisinya tiga peringkat dari posisi ke 19 menjadi posisi ke 16 dengan

menggeser tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sinjai, Bantaeng dan Bone. Seperti

yang dijelaskan sebelumnya bahwa Kabupaten Wajo dalam kurun waktu lima

tahun (2007-2011) perkembangan IPM nya menunjukkan kinerja terbaik.

Kabupaten/Kota yang menduduki posisi/ranking 1-11 memiliki angka IPM

lebih tinggi dari IPM Sulawesi Selatan maka dapat digolongkan dalam kategori

Kabupaten/Kota yang memiliki angka IPM tinggi, sedangkan Kabupaten/Kota

yang menduduki posisi/ranking 12-24 memiliki angka IPM lebih rendah dari IPM

Sulawesi Selatan maka dapat digolongkan dalam kategori Kabupaten/Kota yang

memiliki angka IPM rendah.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, perkembangan IPM Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan secara keseluruhan dapat dilihat dari rata-rata IPM

dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan, seperti pada gambar

berikut:

Page 62: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.2. Perkembangan Rata-rata IPM Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan (%)

Dari tahun 2007 hingga 2011, rata-rata nilai indeks pembangunan

manusia pada kabupaten/kota di Sulawesi Selatan secara konsisten terus

meningkat. Peningkatan tersebut relatif hamper sama tiap tahunnya yaitu

meningkat sekitar 0,5%. Pada tahun 2008 nilainya mengalami peningkatan

sebesar (0.44%), tahun 2009 meningkat (0.56%), tahun 2010 meningkat

sebesar (0.52%) dan di tahun 2011 meningkat sebesar (0.47%). Secara umum,

kenaikan angka IPM diharapkan mampu mewakili peningkatan pembangunan

manusia (SDM) yang produktif, yaitu tenaga manusia yang sehat, berpendidikan

dan terampil khususnya pada kalangan bawah.

Lebih jauh lagi angka Indeks Pembangunan Manusia dapat dilihat secara

rinci dari tiga komponen indeks kompositnya yaitu indeks kesehatan, indeks

pendidikan dan indeks daya beli. Berikut data indeks komposit IPM

Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan tahun 2011:

69

69,5

70

70,5

71

71,5

72

72,5

2007 2008 2009 2010 2011

Page 63: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.4. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Menurut

Indeks Kompositnya, Tahun 2011 (persen)

Kabupaten/Kota Indeks

Kesehatan Indeks

Pendidikan Indeks

Daya Beli IPM

1 Kep. Selayar 71.47 76.29 62.24 70

2 Bulukumba 78.55 72.77 64 71.77

3 Bantaeng 81.6 66.24 64.14 70.66

4 Jeneponto 66.92 65.38 63.52 65.27

5 Takalar 74.82 68.93 63.52 69.09

6 Gowa 77.97 70.96 64.94 71.29

7 Sinjai 78.73 73.44 58.32 70.16

8 Maros 79.6 70.73 64.88 71.74

9 Pangkep 73.27 73.81 62.58 69.89

10 Barru 73.42 76.44 63.72 71.19

11 Bone 75 72.53 64.78 70.77

12 Soppeng 77.9 73.99 64.81 72.23

13 Wajo 77.28 71.11 64.73 71.04

14 Sidrap 79.68 76 62.54 72.74

15 Pinrang 78.8 77.29 64.67 73.8

16 Enrekang 83.65 78.82 62.06 74.84

17 Luwu 81.73 78.42 63.11 74.42

18 Tator 82.03 75.72 59.12 72.29

19 Luwu Utara 77.8 78.54 67.73 74.69

20 Luwu Timur 76.77 80.37 62.2 73.11

21 Toraja Utara 80.97 72.93 56.55 70.15

22 Makassar 81.37 88.66 67.31 79.11

23 Pare-Pare 82.48 86.46 65.64 78.19

24 Palopo 79.32 87.2 64.04 76.85

Sulawesi Selatan 75.33 76.31 64.78 72.14

Nasional 74.42 79.64 64.26 72.77

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, diolah

Pada tahun 2011, angka indeks kesehatan dan angka indeks daya beli

Provinsi Sulawesi Selatan lebih tinggi dibandingkan angka indeks kesehatan dan

angka indeks daya beli nasional, sedangkan angka indeks pendidikan Provinsi

Sulawesi Selatan lebih rendah dibandingkan angka indeks pendidikan nasional.

Indeks kesehatan ini diperoleh dari angka harapan hidup seseorang sejak

dilahirkan. Indeks kesehatan menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2011, Kabupaten Enrekang merupakan kabupaten yang

Page 64: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

mempunyai angka indeks kesehatan tertinggi yaitu sebesar 83,65 persen

kemudian disusul Kota Pare-pare dengan angka 82,48 persen dan Kabupaten

Tator dengan angka 82,03 persen sedangkan indeks kesehatan terendah adalah

Kabupaten Jeneponto yang hanya mencapai 66,92 persen.

Indeks pendidikan terdiri dari dua unsur yaitu angka melek huruf dan rata-

rata lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Daerah yang

mempunyai angka indeks pendidikan paling tinggi adalah Kota Makassar

sebesar 88,66 persen sedangkan daerah yang mempunyai angka indeks

pendidikan paling rendah adalah Kabupaten Jeneponto sebesar 65,38 persen.

Perbedaan kedua angka indeks pendidikan tertinggi dan terendah cukup jauh.

Untuk itu salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi

Sulawesi Selatan perlu memperhatikan 3 kabupaten yang indeks pendidikannya

rendah yaitu Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, dan Takalar.

Indeks daya beli diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah

disesuaikan atau paritas daya beli. Indeks daya beli Provinsi Sulawesi Selatan

menurut kabupaten/kota tahun 2011 nampak bahwa Kabupaten Luwu Utara

mempunyai angka tertinggi sebesar 67,73 persen sedangkan Kabupaten Sinjai

angka terendah 58,32. Perbedaan kedua angka indeks daya beli tertinggi dan

terendah relatif cukup baik. Namun angka indeks daya beli tersebut apabila

dibandingkan dengan angka indeks kesehatan dan pendidikan relatif masih

rendah yang hanya mencapai angka tertinggi sebesar 67,73 persen sedangkan

angka indeks kesehatan dan indeks pendidikan masing-masing telah mencapai

angka 83,65 persen dan 88,66 persen.

Page 65: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

4.2.2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan tahun 2007-2011

Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan

ekonomi yang dapat dilihat dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang dihasilkan pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan nilai

tahun sebelumnya. PDRB adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang

dihasilkan dalam waktu satu tahun di wilayah tersebut.

Tabel 4.5. PDRB atas Harga Konstan dan PDRB atas Harga Berlaku

Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan Tahun 2011 (milyar rupiah)

Kabupaten/Kota PDRB atas

Harga Berlaku

Kontribusi terhadap PDRB

Sulsel

PDRB atas Harga Konstan

Kontribusi terhadap PDRB

Sulsel

1 Kep. Selayar 1386.06 1.05 502.48 0.92

2 Bulukumba 4286.36 3.2 1853.16 3.38

3 Bantaeng 2179.1 1.66 809.86 1.48

4 Jeneponto 2676.02 2.03 956.28 1.75

5 Takalar 2368.11 1.8 977.44 1.78

6 Gowa 5931.37 4.36 2007.28 3.65

7 Sinjai 3235.34 2.46 1150.82 2.11

8 Maros 3039.19 2.26 1240.49 2.26

9 Pangkep 6413.12 4.71 2751.14 5

10 Barru 1904.31 1.43 783.93 1.43

11 Bone 8835.53 6.45 3412.32 6.21

12 Soppeng 3209.37 2.36 1304.05 2.38

13 Wajo 6655.97 4.95 2716.66 4.94

14 Sidrap 4215.93 3.11 1704.58 3.1

15 Pinrang 6216.77 4.56 2713.14 4.93

16 Enrekang 2291.69 1.71 803.69 1.47

17 Luwu 4351.15 3.2 1817.94 3.31

18 Tator 1798.45 1.34 714.82 1.31

19 Luwu Utara 3570.91 2.62 1645.11 3.1

20 Luwu Timur 9670.21 7.06 4643.41 8.44

21 Toraja Utara 1821.42 1.37 741.17 1.36

22 Makassar 43428.15 33.04 17820.7 32.35

23 Pare-Pare 2073.56 1.55 826.49 1.51

24 Palopo 2284.8 1.72 1000.57 1.83

Sulawesi Selatan 137389.9 100 55116.92 100

Sumber : BPS Sulawesi Selatan, diolah

Page 66: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga berlaku pada tahun 2011

sebesar 137.389,88 milyar rupiah. PDRB atas dasar harga berlaku menurut

Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, terlihat bahwa kota Makassar

mempunyai nilai PDRB terbesar mencapai 43.428,15 milyar rupiah dengan

kontribusi terhadap PDRB Sulawesi Selatan sebesar 33,04 persen. Dan terbesar

kedua adalah Kabupaten Luwu Timur dengan nilai PDRB mencapai 9.670,21

milyar rupiah terbesar kedua berkontribusi sebesar 7,06 persen. Sedangkan

kabupaten dengan PDRB terendah yaitu kabupaten Selayar dengan nilai

1.386.06 milyar rupiah dan hanya berkontribusi sebesar 1.05 persen terhadap

PDRB Provinsi Sulawesi Selatan.

Selanjutnya berdasarkan PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga

konstan pada tahun 2011 sebesar 55.116,92 milyar rupiah. Bila melihat nilai

PDRB Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, terlihat bahwa kota Makassar

mempunyai nilai PDRB yang paling besar mencapai 17.820,70 milyar rupiah.

Terbesar kedua selanjutnya adalah Luwu Timur dengan nilai PDRB mencapai

4.643,41 milyar rupiah. Sedangkan Kabupaten Bone terbesar ketiga dengan nilai

3.412,32 milyar rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Makassar memiliki

peran yang sangat besar dalam menciptakan nilai tambah PDRB di Sulawesi

Selatan pada tahun 2011 dengan menyumbangkan PDRB sebesar 32,35 persen,

disusul Kabupaten Luwu Timur (8,44 persen) Kabupaten Bone (6,21 persen)

Kabupaten Pangkep (5,00 persen) dan Kabupaten Wajo (4,94 persen).

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan nilai barang/jasa

yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added)

yang terjadi di wilayah tersebut (Tarigan, 2004)

Page 67: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.6. Laju Pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Konstan

Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011 (persen)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

1 Kep. Selayar 6.45 7.27 7.89 8.01 8.52 7.63

2 Bulukumba 5.36 8.06 6.47 6.27 6.38 6.51

3 Bantaeng 5.37 6.73 7.61 7.9 8.43 7.21

4 Jeneponto 4.06 5.78 5.38 7.25 7.32 5.96

5 Takalar 6.04 6.19 6.58 6.85 7.34 6.6

6 Gowa 6.19 6.92 7.99 6.05 6.2 6.67

7 Sinjai 5.43 7.45 7.02 6.03 5.9 6.36

8 Maros 4.58 5.61 6.27 7.03 7.57 6.21

9 Pangkep 6.12 7.16 5.91 6.34 9.17 6.94

10 Barru 4.94 6.98 5.72 6.54 7.41 6.32

11 Bone 6.01 7.76 7.51 7.63 6.2 7.02

12 Soppeng 5.37 7.76 6.81 4.45 7.95 6.47

13 Wajo 5.87 7.4 5.1 5.71 10.93 7

14 Sidrap 5.46 8.23 6.66 4.45 11.82 7.32

15 Pinrang 5.14 6.73 7.65 6.23 7.12 6.57

16 Enrekang 5.11 6.49 6.62 5 6.9 6.02

17 Luwu 5.53 5.73 6.82 6.95 7.47 6.5

18 Tator 5.35 7.18 6.1 6.31 7.88 6.56

19 Luwu Utara 6.83 9.65 6.68 5.93 7.29 7.27

20 Luwu Timur 5.75 -2.44 -4.04 15.39 -5.33 1.87

21 Toraja Utara * * 5.74 7 7.9 6.88

22 Makassar 8.11 10.52 9.2 9.83 9.65 9.46

23 Pare-Pare 6.98 7.56 8.09 8.26 7.79 7.74

24 Palopo 6.53 7.44 7.86 7.29 8.16 7.46

Sulawesi Selatan 6.34 7.78 6.23 8.19 7.65 7.24

Rata-rata 5.76 6.88 6.4 7.03 7.33

Sumber : BPS Sulawesi Selatan, diolah *) Kabupaten Toraja Utara belum terbentuk

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan pertumbuhan

ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan selama tahun 2007

hingga 2011 mengalami fluktuasi atau bergerak naik turun. Dengan melihat rata-

rata pertumbuhan ekonomi dari semua kabupaten/kota, berikut dapat dilihat

trend perkembangan rata-rata pertumbuhan ekonomi di Sulsel tahun 2007-2011

Page 68: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.3. Perkembangan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan (%)

Pertumbuhan ekonomi yang diukur berdasarkan laju PDRB atas dasar

harga konstan 2000 masing-masing kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, yang

mana menunjukkan angka positif yang berarti adanya peningkatan PDRB dari

tahun ke tahun. Kota Makassar memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi

tertinggi di Sulawesi Selatan sebesar 9,46 persen, kemudian diikuti Kota Pare-

Pare (7,74 persen), dan Kabupaten Selayar (7,63 persen). Sedangkan

kabupaten yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi paling rendah adalah

kabupaten Luwu Timur (1,87 persen) dan kabupaten Jeneponto (5,96 persen).

Rendahnya rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2007-2011 di

kabupaten Luwu Timur disebabkan karena pada beberapa tahun, angka

pertumbuhan ekonomi Luwu Timur bernilai negatif yaitu pada tahun 2008 (-2,44),

tahun 2009 (-4,04) dan tahun 2011 (-5,33) walaupun pada tahun 2010 sempat

mencapai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi sebesar 15,39 persen dan

kembali bernilai negatif pada tahun 2011. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

PDRB di kabupaten Luwu Timur mengalami penurunan. Namun demikian

apabila dilihat dari nilai PDRB atas harga konstan 2000, Kabupaten Luwu Timur

mempunyai nilai PDRB terbesar kedua pada tahun 2010 yaitu sebesar 4936,91

milyar rupiah setelah kota Makassar (16252,45 milyar rupiah).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2007 2008 2009 2010 2011

Page 69: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

4.2.3. Perkembangan Tingkat Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan tahun 2007-2011

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadikan persoalan kemiskinan

sebagai fokus utama mereka untuk dituntaskan. Tujuan Penanggulangan

Kemiskinan antara lain, menjamin perlindungan dan pemenuhan hak dasar

penduduk dan rumah tangga miskin, mempercepat penurunan jumlah penduduk

dan rumah tangga miskin, meningkatkan partisipasi masyarakat serta menjamin

konsistensi, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dalam penanggulangan

kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Penanggulangan

kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan bimbingan sosial,

pelayanan sosial, penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha,

penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar, penyediaan akses pelayanan

pendidikan dasar, pelayanan akses pelayanan perumahan dan pemukiman

dan/atau penyediaan akses pelatihan, modal usaha dan pemasaran hasil usaha.

Tabel 4.7. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sulawesi Selatan

Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Jumlah

Penduduk Miskin

2007 1.083.400 14,11

2008 1.031.700 13,34

2009 963.570 12,31

2010 913.430 11,61

2011 835.510 10,27

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan data publikasi BPS, terlihat bahwa jumlah penduduk miskin

maupun persentase penduduk miskin di Sulawesi Selatan rentang tahun 2007

hingga 2011 terus mengalami penurunan baik secara relatif. Pada tahun 2007,

jumlah penduduk miskin mencapai 1.083.400 jiwa yang kemudian pada tahun

Page 70: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

2011 menurun hingga 835.510 jiwa. Sedangkan persentase penduduk miskin

pada tahun 2007 sebesar 14,11 persen dan kemudian terus bergerak turun

hingga sebesar 10,27 persen pada tahun 2011. Pada tahun 2008 jumlah

penduduk miskin menjadi 1.031.700 jiwa atau turun sebesar 4,7 persen. Pada

tahun 2009 jumlah penduuduk miskin di Sulawesi Selatan menurun sebesar 6,6

persen menjadi 963.570 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2010 menjadi 913.430 jiwa

atau menurun sebesar 5,2 persen dan pada tahun 2011 menjadi 835.510 jiwa

atau menurun sebesar 7,8 persen.

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 (jiwa)

Kabupaten/Kota 2010 2011

1 Kep. Selayar 18300 16666

2 Bulukumba 35600 32422

3 Bantaeng 18100 16484

4 Jeneponto 65400 59562

5 Takalar 30100 27413

6 Gowa 62100 56557

7 Sinjai 24500 22313

8 Maros 46600 42440

9 Pangkep 59000 53733

10 Barru 17700 16120

11 Bone 101100 92075

12 Soppeng 23300 21220

13 Wajo 34500 31420

14 Sidrap 19000 17304

15 Pinrang 31700 28870

16 Enrekang 32100 29235

17 Luwu 51500 46903

18 Tator 32500 29599

19 Luwu Utara 46800 42622

20 Luwu Timur 22400 20401

21 Toraja Utara 41100 37431

22 Makassar 78700 71675

23 Pare-Pare 8500 7741

24 Palopo 16800 15300

Sulawesi Selatan 917400 835510

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Page 71: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Kondisi jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Selatan pada tahun 2011 terjadi penurunan. Kabupaten Bone meskipun

mengalami penurunan paling besar yaitu dari 101.100 jiwa hingga 92.075 jiwa

tetapi merupakan jumlah penduduk miskin terbesar dibandingkan kabupaten/kota

di Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian yang juga memiliki jumlah penduduk

miskin yang besar yaitu Kota Makassar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten

Gowa, dan Kabupaten Pangkep.

Tabel 4.9. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan Tahun 2007-2011 (persen)

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kep. Selayar 20.45 18.49 16.41 14.98 13.49

2 Bulukumba 13.56 12.26 10.5 9.02 8.12

3 Bantaeng 12.12 10.94 9.96 10.24 9.21

4 Jeneponto 24.55 22.48 20.58 19.09 17.16

5 Takalar 13.8 12.68 11.06 11.16 10.04

6 Gowa 14.13 12.79 10.93 9.49 8.55

7 Sinjai 13.87 12.73 11.37 10.68 9.63

8 Maros 20.08 18.55 16.35 14.62 13.14

9 Pangkep 23.93 21.36 19.35 19.26 17.36

10 Barru 14.73 13.49 11.43 10.68 9.59

11 Bone 18.84 17.35 15.19 14.08 12.67

12 Soppeng 5.45 11.22 9.95 10.41 9.36

13 Wajo 11.36 10.16 8.93 8.96 8.06

14 Sidrap 8.05 7.64 6.73 6.99 6.29

15 Pinrang 10.44 9.65 8.7 9.01 8.12

16 Enrekang 22.79 20.51 18.1 16.84 15.18

17 Luwu 21.24 19.44 16.96 15.43 13.93

18 Tator 19.19 18.57 16.14 14.61 13.22

19 Luwu Utara 14.03 18.38 16.4 16.24 14.64

20 Luwu Timur 10.21 10.98 8.91 9.18 8.29

21 Toraja Utara * * - 19.08 17.06

22 Makassar 5.66 5.36 5.52 5.86 5.29

23 Pare-Pare 7.65 7.1 6.52 6.53 5.91

24 Palopo 12.71 12.83 11.85 11.28 10.22

Sulawesi Selatan 14.11 13.41 11.93 11.4 10.27

Rata-rata 14.73 14.13 12.51 12.24 11.02

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

*) Kabupaten Toraja Utara belum terbentuk

Page 72: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.4. Perkembangan Rata-rata Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota

di Provinsi Sulawesi Selatan (%)

Perkembangan rata-rata tingkat kemiskinan dari semua kabupaten/kota di

provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2007-2011 menunjukkan perkembangan

yang cukup baik karena terus mengalami penurunan. Penurunan tingkat

kemiskinan paling besar terjadi pada tahun 2009 yaitu turun sebesar 1,62%.

Penyebab turunnya kemiskinan tersebut tidak terlepas dari adanya program

kemiskinan seperti PNPM Mandiri, Jamkesmas, Raskin, Bantuan Langsung

Tunai, dan Dana Biaya Operasional Sekolah.

Apabila dilihat menurut kabupaten/kota, pada tahun 2011 persentase

penduduk miskin tertinggi adalah Kabupaten Pangkep dan terendah adalah Kota

Makassar. Kondisi persentase penduduk miskin 24 kabupaten/kota di Provinsi

Sulawesi Selatan pada tahun 2007 hingga 2011 cenderung mengalami

penurunan. Beberapa kabupaten/kota yang mengalami penurunan secara

konsisten dari tahun 2007 hingga 2011 yaitu kabupaten Selayar, Bulukumba,

Jeneponto, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Enrekang, Luwu, Tator,

dan Toraja Utara.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2007 2008 2009 2010 2011

Page 73: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Sedangkan kabupaten/kota lainnya yang sempat mengalami kenaikan

persentase penduduk miskin antara lain yang mengalami kenaikan persentase

penduduk miskin di tahun 2010 yaitu kabupaten Bantaeng (0,28), Takalar (0,1),

Wajo (0,06), Sidrap (0,26), Pinrang (0,31) dan Pare-pare (0,01). Kabupaten/kota

yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin di tahun 2008 yang

cukup drastis yaitu Kabupaten Soppeng (5,77) dan Luwu Utara (4,35). Adapun

persentase penduduk miskin di Kabupaten Luwu Timur dari tahun 2007 hingga

tahun 2011 cenderung naik turun, sedangkan Kota Makassar mengalami

kenaikan persentase penduduk miskin di tahun 2009 dan 2010 sebesar 0,5%.

4.3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah estimasi model regresi dengan

panel data menggunakan metode Pooled Least Squares (PLS). Perhitungan

data dalam penelitian ini menggunakan program EViews 5.0 dan SPSS 16.0

yang membantu dalam pengujian model, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap

variabel, serta pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama.

4.3.1. Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

4.3.1.1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terdapat hubungan linear

atau terdapat korelasi antar variabel independen, diperlukan untuk mengetahui

ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam

suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara

variabel independen tersebut. Deteksi multikolinieritas dapat dilihat dari beberapa

hal, jika Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan jika Tolerance tidak

kurang dari 0,1 maka model dapat terbebas dari multikolinearitas (Agung, 2007).

Page 74: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Correlations

Collinearity

Statistics

B Std. Error Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 74.199 1.123

X1 .189 .111 .200 .157 .137 .983 1.017

X2 -.318 .055 -.489 -.476 -.467 .983 1.017

a. Dependent Variable: Y

Sumber: data sekunder yang diolah dari SPSS 16.0

Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan

sebagai variabel independen memiliki variance inflation factor (VIF) lebih kecil

dari 10 (1.017 < 10) dan Tolerance tidak kurang dari 0,1 (0.983 > 0.1). Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

4.3.1.2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota observasi yang disusun

menurut aturan waktu. Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode

tertentu dengan variabel penganggu periode sebelumnya (et-1). Cara mudah

mendeteksi autokerelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Dengan

ketentuan, jika angka dalam Durbin Watson berkisar antara -2 sampai dengan +2

maka koefisien regresi bebas dari gangguan autokorelasi sedangkan jika angka

DW dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif dan jika angka DW diatas +2

berarti terdapat autokorelasi negatif (Suharyadi, 2003).

Page 75: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.11. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .258 19.792 2 114 .000 .168

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable:Y

Sumber: data sekunder yang diolah dari SPSS 16.0

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar

0,168 ini berarti bahwa angka Durbin Watson berkisar antara -2 sampai +2. Hal

tersebut menandakan bahwa koefisien regresi bebas dari gangguan autokorelasi

(-2 < 0,168 < 2).

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model

yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke

observasi lainnya. Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda

akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam

spesifikasi model. Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

Cara memprediksi ada tidaknya homokesdatisitas pada suatu model

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat

dilihat jika titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0

pada sumbu Y, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali (Agung, 2007).

Page 76: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data sekunder yang diolah dari SPSS 16.0

Dari gambar diatas terlihat data tersebar di atas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

Serta penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali, sehingga dapat dikatakan bahwa

tidak terjadi homoskedastisitas.

4.3.1.4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen ataupun keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data ini menggunakan

metode analisis grafik dan melihat norma probability plot.

Page 77: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas

Dari gambar diatas terlihat bahwa sebaran data pada chart tersebar

di sekeliling garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus), maka dapat

dikatakan bahwa persyaratan normalitas terpenuhi.

4.3.2. Hasil Uji Statistik

4.3.2.1. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kekuatan

pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen dapat

diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol

dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, berarti variabel‐variabel

bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel terikat.

Page 78: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.12. Hasil Uji R Square

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.979400 Mean dependent var 71.35487

Adjusted R-squared 0.973741 S.D. dependent var 3.169697

S.E. of regression 0.513635 Akaike info criterion 1.698523

Sum squared resid 24.00773 Schwarz criterion 2.312340

Log likelihood -73.36361 F-statistic 173.0630

Durbin-Watson stat 0.922548 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah dari EViews 5 (Lampiran 2)

Tabel 4.12 menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,97. Hal ini

berarti 97% prediksi variabel indeks pembangunan manusia dapat dijelaskan

oleh pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan, sedangkan sisanya 0,03

atau sebesar 3% variabel indeks pembangunan manusia dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain di luar model yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.3.2.2. Pengujian Signifikansi secara Simultan (Uji F)

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam

model dapat dilakukan dengan uji F. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengaruh

pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan terhadap indeks pembangunan

manusia pada kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dengan menggunakan taraf

keyakinan 95 persen (α=0,05) degree of freedom for numerator (dfn = 26) dan

degree of freedom for denominator (dfd = 90) diperoleh F-tabel sebesar 1,57.

Page 79: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.13. Hasil Uji Statistik F

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.979400 Mean dependent var 71.35487

Adjusted R-squared 0.973741 S.D. dependent var 3.169697

S.E. of regression 0.513635 Akaike info criterion 1.698523

Sum squared resid 24.00773 Schwarz criterion 2.312340

Log likelihood -73.36361 F-statistic 173.0630

Durbin-Watson stat 0.922548 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah dari EViews 5 (Lampiran 2)

Dari hasil regresi diperoleh F-statistik sebesar 173,063 maka Fstatistik >

F-tabel (173,063 > 1,57). Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.3.2.3. Pengujian Signifikansi secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia pada kabupaten/kota di

Sulawesi Selatan tahun 2007-2011 dengan menggunakan taraf keyakinan 95

persen (α=0,05) dan degree of freedom (df = 90), maka diperoleh nilai t-tabel

sebesar 1,960 dan pada taraf keyakinan 90 persen (α=0,10) diperoleh nilai t-

tabel sebesar 1,645.

Page 80: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.14. Hasil Uji Statistik t

Dependent Variable: Y? Method: Pooled Least Squares Date: 02/28/13 Time: 22:15 Sample: 2007 2011 Included observations: 5 Cross-sections included: 24 Total pool (unbalanced) observations: 117

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 75.22322 0.414927 181.2926 0.0000

X1? 0.041544 0.024913 1.667584 0.0988

X2? -0.320878 0.026818 -11.96488 0.0000

Sumber: Data sekunder yang diolah dari EViews 5 (Lampiran 2)

Dari hasil regresi secara parsial diperoleh t statistik variabel Pertumbuhan

Ekonomi (X1) > t tabel α=0,10 sebesar (1,667 > 1,645). Dan variabel Tingkat

Kemiskinan (X2) > t tabel α=0,05 sebesar (11,964 > 1,960). Jadi dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi (X1) berpengaruh signifikan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia (Y) pada α 10% atau pada taraf keyakinan 90%

dengan tingkat signifikansi 0.0988 ,sedangkan variabel tingkat kemiskinan (X2)

berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y) pada α 5%

atau pada taraf keyakinan 95% dengan tingkat signifikansi 0.0000

4.3.3. Interpretasi Model

Hasil regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan

terhadap indeks pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Sulawesi

Selatan tahun 2007-2011, dengan menggunakan metode Pooled Least Square

(PLS) diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap variabel yang digunakan

dalam penelitian (Lampiran 2).

Estimasi persamaan umum untuk semua kabupaten/kota sebagai berikut:

Y’ = β0 + β1X1 + β2X2 + µ

Y’ = 75,22322 + 0,041544 X1 – 0,320878 X2

Page 81: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Sedangkan pada masing-masing kabupaten/kota memiliki estimasi

persamaan yang berbeda. Berikut disajikan uji hasil estimasi persamaan pada

salah satu kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu estimasi

persamaan di Kota Makassar:

Tahun Y Y' µ = (Y-Y')

2007 77.3 4.42+75.22+ 0.0415 (8.11)+ 0.321 (5.66) = 81.793425 -4.493425

2008 77.9 4.42+75.22+ 0.0415 (10.52)+ 0.321 (5.36) = 81.79714 -3.89714

2009 78.2 4.42+75.22+ 0.0415 (9.2)+0.321 (5.52) = 81.79372 -3.59372

2010 78.79 4.42+75.22+ 0.0415 (9.83)+ 0.321 (5.86) = 81.929005 -3.139005

2011 79.11 4.42+75.22+ 0.0415 (9.65)+ 0.321 (5.29) = 81.738565 -2.628565

Standar error (µ) menunjukkan ketidakakuratan persebaran nilai-nilai

pengamatan (Y) terhadap garis regresinya (Y’). Standar error di Kota Makassar

pada tahun 2011 semakin membaik karena nilainya semakin kecil yang

menunjukkan nilai pengamatan mendekati nilai regresi.

4.3.3.1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap IPM

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi (X1)

mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap indeks

pembangunan manusia (Y), dengan demikian hipotesis terbukti. Koefisien

pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia yaitu

sebesar 0,041544 atau 0,041%. Artinya apabila pertumbuhan ekonomi naik

sebesar 1% maka indeks pembangunan manusia akan mengalami peningkatan

sebesar 0,041%. Sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi turun sebesar 1%

maka indeks pembangunan manusia akan turun sebesar 0,041%.

Meskipun teruji bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif

terhadap indeks pembagunan manusia, tetapi pengaruhnya sangat rendah

sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi belum efektif dalam

mendorong indeks pembangunan manusia pada kabupaten/kota di Sulawesi

Page 82: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Selatan. Indikator utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan adalah

pendapatan domestik regional bruto (PDRB) dan ini bersifat fisik, untuk itu harus

dilihat bahwa pendapatan PDRB yang tertinggi di Sulawesi Selatan itu ada di

Makassar melalui sektor industri pengolahan, konstruksi, perdagangan dan

lainnya serta peringkat kedua Luwu melalui sektor pertambangan. Jadi,

pertumbuhan ekonomi ternyata juga belum mampu menjamin kualitas manusia

Sulawesi Selatan menjadi baik sesuai standar IPM karena pertumbuhan ekonomi

itu tidak merata di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Sebab, Makassar dan

Luwu memiliki prestasi besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Selatan, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata perlu

diperhatikan agar mampu meningkatkan peringkat Indeks Pembangunan

Manusia Sulawesi Selatan.

Dengan mengamati data sekunder, pertumbuhan ekonomi yang tinggi

tidak memacu kenaikan angka IPM yang tinggi terlihat di beberapa

kabupaten/kota salah satunya yaitu Kabupaten Bulukumba pada tahun 2008

mampu menaikkan pertumbuhan ekonominya sebesar 2,7 persen dari 5,37

hingga 8,06 tetapi hanya menaikkan angka IPM sebesar 0,6 persen dari 69,3

hingga 69,9. Sedangkan pada tahun 2009 ketika pertumbuhan ekonominya

mengalami penurunan menjadi 6,47 persen, angka IPM nya tetap mengalami

kenaikan sebesar 0,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

ekonomi yang tinggi pada suatu daerah tidaklah menjadi suatu hal yang mampu

menaikkan angka IPM yang tinggi.

Namun pada beberapa kabupaten/kota yang dimana ketika laju

pertumbuhan meningkat maka IPM kabupaten/kota tersebut juga naik antara lain

adalah Kabupaten Selayar dan Takalar di 5 tahun terakhir (2007-2011) terus

mengalami peningkatan laju pertumbuhan ekonomi diikuti peningkatan angka

Page 83: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

IPM nya. Sedangkan pada kabupaten Wajo yang mengalami pertumbuhan

ekonomi tertinggi pada tahun 2011 juga mampu meningkatkan angka IPM yang

cukup besar yaitu sebesar 0,82 persen.

4.3.3.2. Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap IPM

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan (X2)

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap indeks

pembangunan manusia (Y), dengan demikian hipotesis terbukti. Koefisien

pengaruh tingkat kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia yaitu

sebesar -0,320878 atau 0,321%. Artinya apabila tingkat kemiskinan naik sebesar

1% maka indeks pembangunan manusia akan mengalami penurunan sebesar

0,321%. Sebaliknya apabila tingkat kemiskinan turun sebesar 1% maka indeks

pembangunan manusia akan naik sebesar 0,321%.

Jika dilihat dari data sekunder, tingkat kemiskinan 5 tahun terakhir

(2007-2011) cenderung menunjukkan penurunan yang juga diikuti dengan

kenaikan angka IPM dari tahun ke tahun. Seperti pada kabupaten Enrekang di

tahun 2008 terlihat perubahan tingkat kemiskinan menurun dan angka IPM nya

naik. Namun sebaliknya ada juga kabupaten/kota yang tidak serta merta

mengikuti pergerakan tersebut dimana terjadi kenaikan tingkat kemiskinan pada

beberapa kabupaten/kota di tahun 2010 yaitu kabupaten Bantaeng, Sidrap, Luwu

Timur, Makassar dan Pare-pare tetapi angka IPM nya juga tetap mengalami

kenaikan. Di tahun 2011, pada semua kabupaten/kota di provinsi Sulawesi

Selatan mengalami penurunan yang disertai kenaikan angka IPM nya.

Hal ini tentu menunjukkan secara nyata bahwa kemiskinan menyebabkan

seseorang sulit untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan

yang baik serta memiliki daya beli yang rendah dan akan berdampak pada

Page 84: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

indeks pembangunan manusia rendah. Sehingga penurunan kemiskinan di

Sulawesi Selatan dari tahun 2007 hingga 2011 telah memberi arti pada

peningkatan angka indeks pembangunan manusia walaupun secara perlahan.

4.3.3.3. Elastitisitas Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat

Kemiskinan terhadap IPM

Berdasarkan pengamatan data sekunder dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa elastisitas pengaruh tingkat kemiskinan terhadap IPM lebih

baik dibandingkan elastisitas pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap IPM

dimana perubahan penurunan tingkat kemiskinan lebih sejalan dengan

perubahan peningkatan IPM dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007-2011)

dibandingkan dengan perubahan kenaikan pertumbuhan ekonomi yang pada

beberapa tahun tertentu seperti tidak sejalan dengan perubahan kenaikan IPM

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pengaruh pertumbuhan ekonomi

terhadap IPM. Oleh karena itu, upaya untuk dapat meningkatkan angka IPM

dengan menurunkan tingkat kemiskinan lebih berpengaruh ketimbang pada

upaya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4.3.3.4. Perbandingan Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat

Kemiskinan terhadap IPM di masing-masing Kabupaten/Kota

Dalam penelitian ini, dengan mengestimasi model regresi panel data

dengan pendekatan fixed effect dapat diperoleh persamaan masing-masing tiap

kabupaten/kota. Dari hasil tersebut estimasi persamaan masing-masing

kabupaten/kota menunjukkan nilai konstanta yang berbeda (Lampiran 3).

Page 85: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Tabel 4.15. Model Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan

terhadap IPM di masing-masing Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota Model

Selayar 73.89 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Bulukumba 73.71 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Bantaeng 72.54 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Jeneponto 70.84 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Takalar 71.52 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Gowa 73.36 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Sinjai 72.63 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Maros 75.56 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Pangkep 75.09 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Barru 73.75 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Bone 74.29 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Soppeng 74.01 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Wajo 72.23 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Sidrap 74.01 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Pinrang 75.25 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Enrekang 79.88 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Luwu 78.81 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Tator 76.28 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Luwu Utara 78.49 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Luwu Timur 75.29 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Toraja Utara 75.67 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Makassar 79.64 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Pare-pare 79.24 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Palopo 79.61 + 0.04154433405 X1 - 0.3208781406 X2

Berdasarkan hasil regresi data panel, dapat diketahui nilai konstanta

masing-masing kabupaten/kota. Nilai konstanta tertinggi adalah Kabupaten

Enrekang yaitu sebesar 79,88 berarti Indeks Pembangunan Manusia (Y) di

Enrekang sebesar 79,88% pada saat pertumbuhan ekonomi (X1) dan tingkat

kemiskinan (X2) sama dengan atau dianggap nol (konstan). Hal ini

Page 86: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

mengindikasikan ketika pertumbuhan ekonomi (X1) dan tingkat kemiskinan (X2)

dalam kondisi konstan, maka Indeks Pembangunan Manusia tertinggi akan

terjadi di Kabupaten Enrekang, disusul Kota Makassar (79,64), Kota Palopo

(79,61) dan Kota Pare-Pare (79,24).

Sementara konstanta terendah adalah Kabupaten Jeneponto yaitu

sebesar 70,84 yang berarti Indeks Pembangunan Manusia (Y) di Jeneponto

sebesar 70,84% pada saat pertumbuhan ekonomi (X1) dan tingkat kemiskinan

(X2) sama dengan atau dianggap nol (konstan). Rendahnya IPM di Jeneponto

dipengaruhi tingkat pendapatan masyarakat Jeneponto yang masih rendah.

Pendapatan yang rendah membuat mereka kesulitan membiayai pendidikan,

sehingga indeks pendidikan di Jeneponto juga rendah seperti yang terlihat pada

tabel 4.4 sebelumnya.

Page 87: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan,

maka dapat disajikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Variabel pertumbuhan ekonomi (X1) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) pada kabupaten/kota di

Provinsi Sulawesi Selatan, dengan demikian hipotesis terbukti.

2. Variabel tingkat kemiskinan (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

indeks pembangunan manusia (IPM) pada kabupaten/kota di Provinsi

Sulawesi Selatan, dengan demikian hipotesis terbukti.

3. Elastisitas pengaruh variabel tingkat kemiskinan terhadap indeks

pembangunan manusia lebih besar dibandingkan pengaruh variabel

pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia pada

kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Pada saat pertumbuhan ekonomi (X1) dan tingkat kemiskinan (X2) sama

dengan atau dianggap nol (konstan) maka besar indeks pembangunan

manusia (Y) tertinggi yaitu di Kabupaten Enrekang diikuti oleh Kota

Makassar, Kota Palopo dan Kabupaten Luwu, sedangkan indeks

pembangunan manusia terendah yaitu Kabupaten Jeneponto, Kabupaten

Takalar dan Kabupaten Wajo.

Page 88: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan

hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di Sulawesi Selatan,

perlu diperhatikan masalah pertumbuhan ekonomi yang harus

dikombinasikan dengan pemerataan hasil-hasilnya pada tiap kabupaten/kota

terutama pada kabupaten yang masih memiliki IPM rendah. Kebijakan

pemerintah kabupaten/kota dalam mengalokasikan sumber daya yang

dimilikinya, dapat diwujudkan melalui alokasi pengeluaran pemerintah pada

kegiatan pemenuhan berbagai kebutuhan dasar seperti kesehatan,

pendidikan, air bersih, perlistrikan desa.

2. Pemerintah Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan perlu memperhatikan masalah

yang berhubungan dengan pengurangan kemiskinan dengan peningkatan

produktivitas masyarakat melalui investasi di bidang pendidikan dan

kesehatan agar Indeks Pembangunan Manusia dapat lebih ditingkatkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya dengan topik sejenis disarankan untuk melakukan

kajian lebih lanjut dengan memasukkan variabel independen lainnya. Serta

memperpanjang periode penelitian, dan menggunakan alat analisis yang

lebih akurat untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih bisa mendekati

fenomena sesungguhnya.

Page 89: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, Bhuoro. 2007. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Agussalim. 2009. Mereduksi Kemiskinan; Sebuah Proposal Baru untuk

Indonesia. Makassar: Nala Cipta Litera.

_________. 2012. Penanganan Kemiskinan Di Sulawesi Selatan: Pendekatan

dan Agenda Kebijakan. Makassar: Policy Paper.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Badan Pusat Statistik. 2010. Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Selatan.

Makassar: BPS

______________. 2010. Profil Kemiskinan di Indonesia. Makassar: BPS

______________. 2011. Analisis IPM Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: BPS

______________. 2012. Sulawesi Selatan Dalam Angka 2012. Makassar: BPS

Christina Usmaliadanti. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan,

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Skripsi.www.google.com

Friedman, John. 1992. Empowerment: Politics of Alternation Development,

Massachusetts. Blackwell Publisher.

Ginting, Charisma K. 2008. Pembangunan Manusia di Indonesia. Jurnal

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, vol. 04, no. 01,

Wahana Hijau.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics, Fourth edition. New York: The

McGraw-Hill Companies.

Ilham Irawan. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia, Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Page 90: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan

Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Lanjouw, P., M. Pradhan, F. Saadah, H. Sayed, R. Sparrow, 2001. Poverty,

Education and Health in Indonesia: Who Benefits from Public

Spending?. World Bank Working Paper No. 2739. Washington

D.C.: World Bank. dalam http://papers.ssrn.com. diakses pada 10

Desember 2012.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Mirza, Denni Sulistio. 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan

Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Jawa

Tengah. Economics Development Analysis Journal.

Phillip M.cs. 1985. Penduduk dan Masa Depan Perkotaan. Jakarta: Penerbit

Yayasan Obor Indonesia.

Ramires, Ranis G, and Stewart F. 1998. Economic Growth and Human Capital.

dalam http://economics.ouls.ox.ac.uk/12332/1/qehwps18.pdf.

diakses pada 11 Februari 2013.

Ranis, Gustav. 2004. Human Development and Economic Growth. Yale

University.

Ranis , G and Stewart, F. 2001. Economic Growth and Human Development.

Journal. www. google.com.

Romer dan Weil. 2002. A Contribution to the Empirics of Economic Growth.

Quartely Journal of Economics dalam http://elsa.barkeley.edu/

dromer/papers/MRW_QJE1992.pdf.diakses pada 5 Februari 2013.

R.Abdul Maqin. 2006. Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan

Pembangunan Manusia di Jawa Barat Periode 1993-2003.

Skripsi. www. google.com

Page 91: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Suharyadi. 2003. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Jakarta:

Salemba Empat.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Penerjemah: Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi di

Dunia Ketiga, Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.

UNDP. 1995. Human Development Report 1995. New York: Oxford University

Press.

______. 1996. Human Development Report 1996. New York: Oxford University

Press.

Page 92: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan
Page 93: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Lampiran 1

Data Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan dan Indeks

Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan Tahun

2007-2011

Kabupaten/Kota Tahun Pertumbuhan

Ekonomi Tingkat

Kemiskinan

Indeks

Pembangunan Manusia

(1) (2) (3) (4) (5)

1

Selayar

2007 6.45 20.45 67.7 2008 7.27 18.49 68.2 2009 7.89 16.41 68.9 2010 8.01 14.98 69.34

2011 8.52 13.49 70

2

Bulukumba

2007 5.36 13.56 69.3 2008 8.06 12.26 69.9 2009 6.47 10.5 70.6 2010 6.27 9.02 71.19

2011 6.38 8.12 71.77

3

Bantaeng

2007 5.37 12.12 68.3 2008 6.73 10.94 68.9 2009 7.61 9.96 69.4 2010 7.9 10.24 70.1

2011 8.43 9.21 70.66

4

Jeneponto

2007 4.06 24.55 63.4 2008 5.78 22.48 64 2009 5.38 20.58 64.5 2010 7.25 19.09 64.92

2011 7.32 17.16 65.27

5

Takalar

2007 6.04 13.8 66.9 2008 6.19 12.68 67.5 2009 6.58 11.06 68 2010 6.85 11.16 68.62

2011 7.34 10.04 69.09

6

Gowa

2007 6.19 14.13 68.9 2008 6.92 12.79 69.4 2009 7.99 10.93 70 2010 6.05 9.49 70.67

2011 6.2 8.55 71.29

Page 94: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

(1) (2) (3) (4) (5)

7

Sinjai

2007 5.43 13.87 68.2 2008 7.45 12.73 68.7 2009 7.02 11.37 69.2 2010 6.03 10.68 69.53

2011 5.9 9.63 70.16

8

Maros

2007 4.58 20.08 69.2 2008 5.61 18.55 69.9 2009 6.27 16.35 70.6 2010 7.03 14.62 71.12

2011 7.57 13.14 71.74

9

Pangkep

2007 6.12 23.93 67.7 2008 7.16 21.36 68.3 2009 5.91 19.35 69.1 2010 6.34 19.26 69.43

2011 9.17 17.36 69.89

10

Barru

2007 4.94 14.73 69 2008 6.98 13.49 69.5 2009 5.72 11.43 70.3 2010 6.54 10.68 70.86

2011 7.41 9.59 71.19

11

Bone

2007 6.01 18.84 68.3 2008 7.76 17.35 69 2009 7.51 15.19 69.6 2010 7.63 14.08 70.17

2011 6.2 12.67 70.77

12

Soppeng

2007 5.37 5.45 70.3 2008 7.76 11.22 70.8 2009 6.81 9.95 71.3 2010 4.45 10.41 71.89

2011 7.95 9.36 72.23

13

Wajo

2007 5.87 11.36 68 2008 7.4 10.16 68.7 2009 5.1 8.93 69.4 2010 5.71 8.96 70.22

2011 10.93 8.06 71.04

Page 95: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

(1) (2) (3) (4) (5)

14

Sidrap

2007 5.46 8.05 71.2 2008 8.23 7.64 71.7 2009 6.66 6.73 72.1 2010 4.45 6.99 72.37

2011 11.82 6.29 72.74

15

Pinrang

2007 5.14 10.44 71.4 2008 6.73 9.65 71.9 2009 7.65 8.7 72.6 2010 6.23 9.01 73.21

2011 7.12 8.12 73.8

16

Enrekang

2007 5.11 22.79 73.3 2008 6.49 20.51 73.8 2009 6.62 18.1 74.2 2010 5 16.84 74.55

2011 6.9 15.18 74.84

17

Luwu

2007 5.53 21.24 72.5 2008 5.73 19.44 73 2009 6.82 16.96 73.6 2010 6.95 15.43 73.98

2011 7.47 13.93 74.42

18

Tator

2007 5.35 19.19 70.2 2008 7.18 18.57 70.8 2009 6.1 16.14 71.4 2010 6.31 14.61 71.87

2011 7.88 13.22 72.29

19

LuwuUtara

2007 6.83 14.03 72.5 2008 9.65 18.38 73.2 2009 6.68 16.4 73.7 2010 5.93 16.24 74.32

2011 7.29 14.64 74.69

20

LuwuTimur

2007 5.75 10.21 71.7 2008 -2.44 10.98 71.7 2009 -4.04 8.91 72.3 2010 15.39 9.18 72.79

2011 -5.33 8.29 73.11

Page 96: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

(1) (2) (3) (4) (5)

21

TorajaUtara

2007 * * *

2008 * * 68.4 2009 5.74 - 68.9 2010 7 19.08 69.56

2011 7.9 19.08 70.15

22

Makassar

2007 8.11 5.66 77.3 2008 10.52 5.36 77.9 2009 9.2 5.52 78.2 2010 9.83 5.86 78.79

2011 9.65 5.29 79.11

23

ParePare

2007 6.98 7.65 76.5 2008 7.56 7.1 77 2009 8.09 6.52 77.5 2010 8.26 6.53 77.78

2011 7.79 5.91 78.19

24

Palopo

2007 6.53 12.71 75.4 2008 7.44 12.83 75.8 2009 7.86 11.85 76.1 2010 7.29 11.28 76.55

2011 8.16 10.22 76.85 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

*) Kabupaten Toraja Utara belum terbentuk

Page 97: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Lampiran 2

Hasil Regresi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (X1) dan Tingkat Kemiskinan (X2)

terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Y) pada Kabupaten/Kota di Sulawesi

Selatan periode tahun 2007-2011

Dependent Variable: Y? Method: Pooled Least Squares Date: 02/28/13 Time: 22:15 Sample: 2007 2011 Included observations: 5 Cross-sections included: 24 Total pool (unbalanced) observations: 117

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 75.22322 0.414927 181.2926 0.0000

X1? 0.041544 0.024913 1.667584 0.0988 X2? -0.320878 0.026818 -11.96488 0.0000

Fixed Effects (Cross) _SELAYAR—C -1.332919

_BULUKUMBA—C -1.510762 _BANTAENG—C -2.683377

_JENEPONTO—C -4.387461 _TAKALAR—C -3.705737

_GOWA—C -1.861545 _SINJAI—C -2.589536

_MAROS—C 0.340598 _PANGKEP—C -0.129114

_BARRU—C -1.470294 _BONE—C -0.932903

_SOPPENG—C -1.210822 _WAJO—C -2.995697

_SIDRAP—C -1.214421 _PINRANG—C 0.032612

_ENREKANG—C 4.659804 _LUWU—C 3.590021 _TATOR—C 1.061157

_LUWUUTARA—C 3.270659 _LUWUTIMUR—C 0.072093

_TORAJAUTARA—C 0.444629 _MAKASSAR—C 4.420710 _PAREPARE—C 4.012753

_PALOPO—C 4.386328 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.979400 Mean dependent var 71.35487

Adjusted R-squared 0.973741 S.D. dependent var 3.169697 S.E. of regression 0.513635 Akaike info criterion 1.698523 Sum squared resid 24.00773 Schwarz criterion 2.312340 Log likelihood -73.36361 F-statistic 173.0630 Durbin-Watson stat 0.922548 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 98: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Lampiran 3

Estimasi Persamaan Regresi Masing-Masing Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan

Estimation Equations: ===================== Y_SELAYAR = -1.332919349 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_SELAYAR - 0.3208781406*X2_SELAYAR Y_BULUKUMBA = -1.510761765 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_BULUKUMBA - 0.3208781406*X2_BULUKUMBA Y_BANTAENG = -2.683376671 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_BANTAENG - 0.3208781406*X2_BANTAENG Y_JENEPONTO = -4.387460724 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_JENEPONTO - 0.3208781406*X2_JENEPONTO Y_TAKALAR = -3.705736527 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_TAKALAR - 0.3208781406*X2_TAKALAR Y_GOWA = -1.861545171 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_GOWA - 0.3208781406*X2_GOWA Y_SINJAI = -2.589535942 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_SINJAI - 0.3208781406*X2_SINJAI Y_MAROS = 0.3405977492 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_MAROS - 0.3208781406*X2_MAROS Y_PANGKEP = -0.1291138932 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_PANGKEP - 0.3208781406*X2_PANGKEP Y_BARRU = -1.470293784 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_BARRU - 0.3208781406*X2_BARRU Y_BONE = -0.932902807 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_BONE - 0.3208781406*X2_BONE Y_SOPPENG = -1.210821683 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_SOPPENG - 0.3208781406*X2_SOPPENG Y_WAJO = -2.995696679 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_WAJO - 0.3208781406*X2_WAJO Y_SIDRAP = -1.214421097 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_SIDRAP - 0.3208781406*X2_SIDRAP Y_PINRANG = 0.03261207284 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_PINRANG - 0.3208781406*X2_PINRANG Y_ENREKANG = 4.659803792 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_ENREKANG - 0.3208781406*X2_ENREKANG Y_LUWU = 3.590021157 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_LUWU - 0.3208781406*X2_LUWU

Page 99: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Y_TATOR = 1.061156759 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_TATOR - 0.3208781406*X2_TATOR Y_LUWUUTARA = 3.270658912 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_LUWUUTARA - 0.3208781406*X2_LUWUUTARA Y_LUWUTIMUR = 0.07209258396 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_LUWUTIMUR - 0.3208781406*X2_LUWUTIMUR Y_TORAJAUTARA = 0.4446293156 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_TORAJAUTARA - 0.3208781406*X2_TORAJAUTARA Y_MAKASSAR = 4.420710335 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_MAKASSAR - 0.3208781406*X2_MAKASSAR Y_PAREPARE = 4.012753137 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_PAREPARE - 0.3208781406*X2_PAREPARE Y_PALOPO = 4.386327867 + 75.22322032 + 0.04154433405*X1_PALOPO - 0.3208781406*X2_PALOPO

Page 100: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Lampiran 4

Page 101: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDY0...skripsi analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan

Lampiran 5

BIODATA Identitas Diri

Nama : SASKIA DARWIS

Tempat/Tanggal lahir : Watampone / 22 Februari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl.Sejati ―Pondok Arda‖

Komp.Unhas Makassar

Nomor HP : 085299379680

Alamat Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Watampone Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 1 Watampone Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 2 Watampone Tahun 2006-2009

4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013

Riwayat Prestasi

Juara ke2 Lomba Matematika dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah, tahun

ajaran 2003/2004.

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 27 Mei 2013

SASKIA DARWIS