BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak; tidak hanya oleh orang per orang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan sehat dalam hal ini adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Blum, 1976), jika pelayanan kesehatan tidak tersedia, tidak tercapai, tidak terjangkau, tidak berkesinambungan, tidak menyeluruh, tidak terpadu dan atau tidak bermutu tentu sulit diharapkan terwujudnya keadaaan sehat tersebut. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila SKENARIO B | Managed Care 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak; tidak
hanya oleh orang per orang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan
bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan
sehat dalam hal ini adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus
dilaksanakan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peranan
yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Blum,
1976), jika pelayanan kesehatan tidak tersedia, tidak tercapai, tidak
terjangkau, tidak berkesinambungan, tidak menyeluruh, tidak terpadu dan
atau tidak bermutu tentu sulit diharapkan terwujudnya keadaaan sehat
tersebut.
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia
tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai
bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia,
1982).
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu
unit, di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak
dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ
tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family
Physician, 1969).
Pada akhir-akhir ini, dengan makin kompleksnya pelayanan kesehatan
serta makin langkahnya sumber dana yang tersedia, maka perhatian terhadap
Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang
bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan
atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan anggota
keluarganya.
Ruang lingkup:
a) Pertanggungan kecelakaan
b) Pertanggungan hari tua dan pensiun
c) Pelayanan kesehatan
d) Pertanggungan kematian
e) Pertanggungan pengangguran
(Sumber: Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 3
tentang SJSN).
SKENARIO B | Managed Care 9
f. Apa makna 3000 klien untuk satu dokter layanan primer?
Jawab:
Maknanya adalah bahwa 3000 klien merupakan jumlah yang dapat
ditangani oleh satu dokter layanan primer, tetapi belum termasuk
jumlah orang yang sakit dan yang sehat dan seorang dokter pasti
dibayar sesuai dengan jumlah peserta yang terdaftar (3000) dengan
dana kapitasi yang diberikan (8000).
g. Apa saja kompetensi dokter layanan primer?
Jawab:
NO SISTEM TUBUH
MANUSIA DAFTAR
PENYAKIT
TINGKAT KEMAMPUAN
1 2 3A 3B 4A
1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7
2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2
3 Indera 104 4 44 30 3 23
4 Respirasi 46 6 11 8 12 9
5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1
6 GIT 83 6 32 17 9 19
7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7
8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12
9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9
10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6
11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2
12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45
13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2
TOTAL 736 70 261 164 97 144
(Sumber: SKDI,2012).
Menurut Prasetyawati (2010:7-8), kompetensi dokter layanan
primer (dokter keluarga) adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
a) Keterampilan Komunikasi Efektif.
b) Keterampilan Klinis Dasar.
SKENARIO B | Managed Care 10
c) Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu
klinis, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik
kedokteran.
d) Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu,
keluarga ataupun masyeakat dengan cara yang komprehensif,
holistik, berkesinambungan, terkoordinasi dan bekerja sama
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
e) Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.
f) Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hanyat.
g) Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.
2) Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a) Bedah
b) Penyakit Dalam
c) Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d) Kesehatan Anak
e) THT
f) Mata
g) Kulit dan Kelamin
h) Psikiatri
i) Saraf
j) Kedokteran Komunitas
3) Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a) Keterampilan melakukan “health screening”
b) Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c) Membaca hasil EKG
d) Membaca hasil USG
e) BTLS, BCLS dan BPLS
4) Keterampilan Pendukung
a) Riset
b) Mengajar kedokteran keluarga
SKENARIO B | Managed Care 11
5) Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu
Pelengkap
a) Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b) Memahami dan menjebatani pengobatan alternatif
6) Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis
a) Manajemen klinik dokter keluarga
h. Bagaimana sistem pembayaran berdasarkan kapitasi?
Jawab:
Sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh
Badan Asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga untuk setiap peserta yang dipertanggungkan.
Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar
oleh Badan Asuransi kepada sarana pelayananan kesehatan tidak
ditentukan oleh jumlah peserta yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan, atau jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarkan,
melainkan hanya oleh kesepakatan harga dikalikan dengan jumlah
peserta yang dipertanggungkan (Azwar,2010:154).
Pembayaran dengan jumlah yang ditetapkan berdasarkan jumlah orang
yang menjadi tanggung jawab dokter (tiap tahun).
Badan Pembina (BAPIM) bekerja sama dengan Badan Penyelenggara
(BAPEL) dengan sistem kapitasi dan pembayaran praupaya bekerja
sama dengan Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang dibayar
SKENARIO B | Managed Care 12
BAPIM
PPKPeserta
BAPEL
dengan sistem kapitasi yaitu dengan membayar dimuka sejumlah dana
sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.
(Sumber: Sulastomo,2007).
i. Apa keuntungan dan kerugian dari sistem pembayaran kapitasi?
Jawab:
Keuntungan:
1) Ada jaminan tersedianya anggaran untuk pelayanan kesehatan yang
akan diberikan.
2) Ada dorongan untuk merangsang perencanaan yang baik dalam
pelayanan kesehatan, sehingga dapat dilakukan:
a) Pengendalian biaya pelayanan kesehatan per anggota
b) Pengendalian tingkat penggunaan pelayanan kesehatan
c) Efisiensi biaya dengan penyerasian upaya promotif-preventif
dengan kuratif-rehabilitatif
d) Rangsangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu, efektif dan efisien
e) Peningkatan pendapatan untuk PPK yang bermutu
f) Peningkatan kepuasan anggota yang akan menjamin
tersedianya kesehatan masyarakat.
(Sumber: Sulastomo,2007).
Kerugian:
Menurunnya mutu pelayanan (pelayanan substandar atau di bawah
standar), hal ini dapat terjadi karena provider takut rugi sehingga
penyelenggaraan pelayanan sering memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan ataupun di bawah standar yang pada akhirnya
dapat merugikan peserta.
(Azwar,2010:155).
SKENARIO B | Managed Care 13
2. Sistem yang dianut adalah managed care yang berbeda dengan sistem
asuransi konvensional.
a. Apa perbedaan managed care dan sistem asuransi konvensional?
Jawab:
Asuransi Kesehatan Asuransi Konvensional Managed CareTujuan Menghindari kerugian meningkatkan pelayanan
kesehatan Cara Penentuan Premi
Dengan experience rating dimana risiko dihitung dengan memakai data biologis individu, orang yang berisiko tinggi akan membayar lebih mahal.
menggunakan community rating artinya besarnya premi dihitung dengan membagi rata seluruh biaya pelayanan dengan jumlah anggota terdaftar.
Pengendalian Biaya (Cost Contaiment)
Tidak ada Cost Contaiment ada cost conntaiment artinya biaya dikendalikan oleh perusahaan asuransi.
Manajemen Utilisasi Tidak ada manajemen utilisasi
ada manajemen utilisasi yang kuat, artinya pemakaian dikendalikan dengan upaya pencegahan dan promosi.
konsep asuransi Menggunakan Risk transfer yaitu konsep asuransi konvensional dimana perusahaan menerima premi dari peserta sebagai kompensasi atas pengalihan risiko kepadanya, artinya bila tidak ada klaim dari peserta asuransi, maka dana premi tersebut akan hangus.
Menggunakan Risk sharing artinya antar peserta membagi risiko yang akan dihadapi secara bersama-sama dengan membayarkan premi asuransi. Artinya premi yang dibayarkan peserta tetap menjadi milik peserta secara kolektif dan bukan milik perusahaan asuransi.
Pelayanan hanya pada risiko yang terpilih, artinya, sistem ini hanya melakukan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
Risiko yang dihadapi akan ditangani secara komprehensif (preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif).
(Sumber: Djuhaeni, 2007 dan Azwar, 2010. Dengan modifikasi.)
b. Apa kelebihan atau keuntungan sistem managed care?
SKENARIO B | Managed Care 14
Jawab:
Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan
yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan
kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan:
1) Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk
pelayanan yang komprehensif.
2) Penekanan agar peserta tetap sehat sehingga utilitasi berkurang.
3) Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
4) Ada program peningkatan mutu layanan.
(Sumber: Djuhaeni,2007).
c. Apa kelebihan dan kekurangan sistem asuransi konvensional?
Jawab:
Kelebihan:
1) Peserta dapat memilih penyelenggara pelayanan kesehatan yang
diinginkan.
2) Tidak terikat lokasi, karena tidak ada konsep wilayah.
3) Kepuasan peserta tinggi, karena sesuai dengan pilihannya
walaupun mungkin terjadi kepuasan semua karena sifatnya sangat
subjektif.
Kekurangan:
1) Mutu pelayanan yang diberikan menjadi risiko peserta jika tidak
sesuai harapan.
2) Cakupan tidak komprehensif.
3) Sasaran adalah masyarakat menengah ke atas.
4) Biaya relatif mahal karena tidak ada pengawasan terhadap provider
maupun konsumen.
(Sumber: Thabrany,2005).
d. Apa saja bentuk-bentuk sistem managed care?
SKENARIO B | Managed Care 15
Jawab:
Bentuk-bentuk managed care adalah
1) HMO (Health Maintenance Organization)
HMO adalah satu bentuk managed care yang mempunyai ciri
sebagai berikut :
a) Pembayaran premi didasarkan pada perhitungan kapitasi.
Kapitasi adalah pembayaran terhadap penyelenggara pelayanan
kesehatan berdasarkan jumlah sasaran anggota, biasanya
didasarkan atas konsep wilayah dan bukan berdasarkan jumlah
pelayanan yang diberikan. Dulu (HMO tradisional) dibayar
reimburse berdasarkan fee for service.
b) Terikat pada lokasi tertentu.
c) Pembayaran out of pocket sangat minimal.
d) Ada dua bentuk HMO.
Pertama, HMO merupakan badan penyelenggara merangkap
sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan sehingga kontrol
lebih baik dan mengurangi utilisasi yang berlebihan.
e) Pilihan PPK terbatas, perlu waktu untuk menukar PPK
f) Ada pembagian risiko dengan PPK.
g) Kendali biaya dan pemanfaatan tinggi.
h) Ada kemungkinan mutu pelayanan rendah.
Ada beberapa tipe HMO, yaitu :
i. Staff-model yaitu dokter secara langsung menjadi pegawai
HMO dan diberikan imbalan dengan sistem gaji.
ii. Group-model yaitu HMO mengontrak dokter secara
kelompok dan biasanya didasarkan atas kapitasi.
iii. Network-model yaitu HMO mengontrak lebih dari satu grup
dokter.
SKENARIO B | Managed Care 16
iv. Individual Practice Assosiation (IPA) yaitu HMO
mengontrak sejumlah dokter dari beberapa jenis praktek dan
biasanya didasarkan pada fee for service.
2) PPO dan POS
Merupakan bentuk managed care yang memberikan pilihan PPK
yang lebih luas kepada konsumen yaitu provider yang termasuk
dalam jaringan dan provider yang tidak termasuk dalam jaringan
pelayanan sehingga harus dibayar penuh.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Pelayanan bersifat komprehensif
b) Kebebasan memilih PPK.
c) Insentif untuk menggunakan PPK murah.
d) Pembayaran PPK berdsarkan fee for service dengan potongan
harga.
e) Pengeluaran out of pocket sedang.
f) Inflasi biaya relatif masih tinggi.
g) Ada kendali utilitas dan mutu.
h) Tumbuh paling cepat.
(Sumber: Sulastomo,2007).
3. Kunjungan pasien berobat rata-rata lebih dari 40 kali perhari, sehingga
biaya kapitasi yang diberikan tidak cukup untuk menutupi biaya
operasional satu bulan, padahal dokter layanan primer dalam kontraknya
disebutkan adanya Risk-Profit Sharing.
a. Berapa kunjungan ideal klien kepada dokter layanan primer yang bekerja sama dengan BPJS (perhari, perminggu, perbulan, pertahun)?Jawab:Kunjungan pertahun = 3000 x 4 = 12.000 kunjungan/tahunKunjungan perbulan = 12.000/12 bulan = 1000 kunjungan/bulanKunjungan perminggu = 12.000/48 minggu = 250 kunjungan/mingguKunjungan perhari =
=12.000/312 hari (26 hari kerja perbulan) 38,4 ≈ 38 kunjungan/hari
SKENARIO B | Managed Care 17
b. Mengapa biaya kapitasi yang diberikan tidak cukup?
Jawab:
Karena total kunjungan perhari melebihi jumlah ideal sehingga biaya
yang dikeluarkan meningkat.
c. Bagaimana sistem risk-profit sharing?
Jawab:
Sistem Risk Profit Sharing/RPS (pembagian Risiko dan Keuntungan)
pada dasarnya merupakan kesepakatan antara suatu Bapel JPKM
dengan PPK dalam dua hal :
a) PPK menerima pembayaran prospektif (di muka) secara kapitasi
untuk setiap peserta yang terdaftar pada PPK tersebut. Atas dasar
pembayaran ini, PPK berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan sebagaimana ditentukan ke dalam kontrak.
b) PPK sepakat akan turut menangan risiko finansial yang disebabkan
karena penggunaan berlebihan (over utilization) dan turut
mendapat sebagian dari keuntungan yang diperoleh pada akhir
masa kapitasi.
d. Bagaimana perhitungan utilisasi pasien berobat perbulan?
Jawab:
Utilisasi adalah tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan yang dimiliki
sebuah klinik/praktik, dinyatakan dalam persen (persentase) jumlah
kujungan di populasi tertentu (jumlah kunjungan/total
populasix100%). Utilisasi tinggi menunjukkan kualitas pelayanan
buruk atau derajat kesehatan peserta buruk.
Utilisasi = (40x26 hari kerja)/3000 x 100% = 1040/3000 x 100% =
34,7% (Utilisasi lebih dari 34,7% karena jumlah kunjungan perhari
lebih dari 40 kali).
SKENARIO B | Managed Care 18
4. Beberapa kliennya meminta ke BPJS untuk pindah ke dokter lain karena
kurang puas.
a. Mengapa klien kurang puas?
Jawab:
Karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dr. barru belum
efektif dan efisien, sehingga klienya merasa tidak puas karena tidak
mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan apa yang mereka
keluhkan. Masalah awal yang terjadi pada dokter barru adalah masalah
yang sering timbul pada asuransi kesehatan, dimana peserta akan
cenderung menggunakan pelayanan kesehatan secara berlebihan,
karena peserta merasa ia tidak perlu mengeluarkan uang tunai lagi
pada saat berobat (Azwar,2010:153).
Dari masalah awal tersebut, biasanya seorang dokter tidak memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai tujuan dari
diadakanya dokter layanan primer.
b. Apakah bisa seorang klien berpindah dari satu dokter ke dokter
lain?
Jawab:
Bisa, yaitu dengan melakukan mutasi tempat peserta terdaftar atau
mutasi tingkat pelayanan kesehatan, dari tingkatan primer ke tingkat
lanjutan, akan tetapi peserta boleh melakukan mutasi setelah terdaftar
minimal 3 bulan atau lebih, kemudian Peserta yang melakukan mutasi
pada tanggal 1 sampai dengan akhir bulan berjalan, tidak dapat
langsung mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang baru sampai dengan akhir bulan berjalan. Peserta berhak
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
baru di bulan berikutnya (Sumber: Panduan Praktis: Pelayanan BPJS
Kesehatan,2013:14).
SKENARIO B | Managed Care 19
5. Rekam medik yang dibuat tidak lengkap dan hanya digunakan sebagai
dokumentasi biasa. Tidak ada pula program proaktif yang dibuat oleh dr.
Barru berdasarkan profil kesehatan kliennya.
a. Apa manfaat rekam medik?
Jawab:
Secara umum manfaat atau kegunaan rekam medik adalah:
1) Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan
lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberi pelayanan,
pengobatan dan perawatan pasien.
Dengan membaca rekam medik, dokter atau tenaga kesehatan
lainnya yang terlibat dalam merawat pasien (misalnya, pada pasien
rawat bersama atau dalam konsultasi) dapat mengetahui penyakit,
perkembangan penyakit, terapi yang diberikan dan lain-lain tanpa
harus berjumpa satu sama lain. Ini tentu merupakan sarana
komunikasi yang efisien.
2) Sebagai dasar untuk perencanaan pengobatan/perawatan yang
harus diberikan kepada pasien
Segala instruksi kepada perawat atau komunikasi sesame dokter
ditulis agar rencana pengobatan dan perawatan dapat dilaksanakan.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di
rumah sakit
Bila suatu waktu diperlukan bukti bahwa pasien pernah dirawat atu
jenis pelayanan yang diberikan serta perkembangan penyakit
selama dirawat, tentu data rekam medik dapat menungkapkan
dengan jelas.
4) Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan
yang diberikan kepada pasien
Baik buruknya pelayanan yang diberikan tercermin dari catatan
yang ditulis atau data yang didapati dalam rekam medik. Hal ini
SKENARIO B | Managed Care 20
tentu dapat dipakai sebagai bahan studi maupun evaluasi dari
pelayanan yang diberikan.
5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
deokter dan tenaga kesehatan lainnya
Bila timbul permasalahan (tuntutan) dari pasien kepada dokter
maupun rumah sakit, data dan keterangan yang diambil dari rekam
medik tentu dapat diterima semua pihak. Di sinilah akan terungkap
aspek hukum dari rekam medik tersebut. Bila catatan dan data
terisi lengkap, rekam medik akan menolong semua yang terlibat.
Sebaliknya, bila catatan yang ada hanya sekedar saja, apalagi
kosong pasti akan merugikan dokter dan rumah sakit. Penjelasan
yang bagaimanapun baiknya tanpa bukti tertulis, pasti sulit
dipercaya.
6) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan pendidikan
Setiap penelitian yang melibatkan data klinik pasien hanya dapat
dipergunakan bila telah direncanakan terlebih dahulu. Oleh karena
itu, rekam medik di rumah sakit pendidikan biasanya tersusun lebih
rinci karena sering digunakan untuk bahan penelitian.
7) Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medik pasien
Bila pasien mau dipulangkan, bagian administrasi keuangan cukup
melihat rekam medik dan segala biaya yang harus dibayar
pasien/keluarga dapat ditentukan.
8) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta
sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan
Data dan informasi yang didapat dari rekam medik sebagai bahan
dokumentasi, bila diperlukan dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertanggungjawaban atau laporan kepada pihak yang memerlukan
masa mendatang.
SKENARIO B | Managed Care 21
Untuk memudahkan mengingat begitu banyak manfaat atau kegunaan
dari rekam medik, maka dibuat singkatan berupa CI.ALFREDS yang
BPJS. 2013. Panduan Praktis: Pelayanan BPJS Kesehatan. Jakarta : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
Djuhaeni, Henni. 2007. Asuransi kesehatan dan Managed Care: Modul belajar mengajar. Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran Bandung. (http://pustaka.unpad.ac.id/w content/ uploads/2009/09/asuransi-kesehatan-dan-managed-care.pdf, Diakses 18 november 2014 pukul 21:30).
Hanafiah, M.J. dan Amir, A. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC.
Huffman, E.K. 1990. Health Information Management. Berwyn, Illinois: Physician’s Record Company.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
Mcintyre, Neil. 1973. The Problem Oriented Medical Record. British Medical Journal, Vol.2:598-600.