I. Skenario Mr. Squid, a 64 years old man, came to outpatient Clinic Bari Hospital with chief complaint progressive itchy erythematous plaques in both legs, arms, buttocks, and lower lumbosacral since 6 months ago. The condition initially manifested on his left leg as a papule with thick white scales then rapidly spread to both legs, scalp, buttocks, lumbosacral and arms. His fingers and toe nails showed destruction of the nail plate. He feel pain and rigidity on his knees since 3 months ago. He had been treated himself with topical bethamethasone oinment and moisturizer irregularly. Physical Examination: General status: compos mentis, vital signs within normal limit Dermatological status: Well demarcated, erythematous papules to plaques with a white adherent thick scales; on both of his legs, arms, buttocks, lumbosacral. Erythematous plaque with thick white scales on his scalp. II.Klarifikasi Istilah 1. Itchy: Kelainan Kulit yang disertai gatal. 2. Erythematous Plaques: Lesi kulit yang superfisial, padat dan menonjol dengan diameter >0,5 cm yang kemerahan pada kulit dikarenakan oleh kongesti pembuluh kapiler. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. Skenario
Mr. Squid, a 64 years old man, came to outpatient Clinic Bari Hospital with chief
complaint progressive itchy erythematous plaques in both legs, arms, buttocks, and lower
lumbosacral since 6 months ago. The condition initially manifested on his left leg as a
papule with thick white scales then rapidly spread to both legs, scalp, buttocks,
lumbosacral and arms. His fingers and toe nails showed destruction of the nail plate. He
feel pain and rigidity on his knees since 3 months ago. He had been treated himself with
topical bethamethasone oinment and moisturizer irregularly.
Physical Examination:
General status: compos mentis, vital signs within normal limit
Dermatological status:
Well demarcated, erythematous papules to plaques with a white adherent thick
scales; on both of his legs, arms, buttocks, lumbosacral.
Erythematous plaque with thick white scales on his scalp.
II. Klarifikasi Istilah
1. Itchy: Kelainan Kulit yang disertai gatal.
2. Erythematous Plaques: Lesi kulit yang superfisial, padat dan menonjol dengan
diameter >0,5 cm yang kemerahan pada kulit dikarenakan oleh kongesti pembuluh
kapiler.
3. Papules: Tonjolan lesi pada kulit yang kecil, berbatas tegas dan padat dengan
diameter <0,5 cm.
4. Scales: Struktur mirip lempengan padat atau kepingan tipis seperti sel epitel
bertanduk pada permukaan tubuh.
5. Nail Plate: Struktur kuku yang tipis dan pipih.
6. Bethamethasone: Glucocorticoid sintetik, steroid antiinflamasi yang paling aktif
digunakan secara topikal.
III. Identifikasi Masalah
1. Tuan Squid 64 tahun, datang dengan keluhan utama gatal progresif dengan plak
eritematous yang tebal di kedua kaki, lengan, pantat, dan lumbosacral bagian bawah
sejak 6 bulan yang lalu.
1
2. Kondisi ini diawali dengan adanya papul di kaki kiri dengan sisik putih tebal yang
kemudian menyebar ke kedua kaki, kulit kepala, pantat, lumbosacral dan lengan.
3. Kuku jari tangan dan kaki mengalami kerusakan pada lempengan kuku.
4. Dia merasa nyeri dan kaku di lutut sejak 3 bulan yang lalu.
5. Dia mengobatinya sendiri dengan salep topikal bethamethasone dan pelembab secara
tidak teratur.
6. Pemeriksaan Fisik
IV. Analisis Masalah
1. Jelaskan anatomi kulit!
Jawab:
Kulit merupakan organ tubuh paling luar, batasi lingkungan luar tubuh dengan luas ±
1,5 m2, berat ± 15 % berat tubuh, kompleks, elastis & sensitive, variasi : iklim, ras,
usia, lokasi tubuh
• Kulit terbagi 3 lapisan utama :
1. Lapisan epidermis
a. Stratum korneum : paling luar,beberapa sel gepeng mati, inti -, protoplasma
jadi keratin/zat tan
b. Stratum lusidum : di bawah str.korneum, sel gepeng, inti -, protoplasma jadi
protein (eleidin)
c. Stratum granulosum: lapis sel gepeng, sitoplasma berbutir kasar, inti +. jelas di
telapak tangan & kaki tidak ada di mukosa
2
d. Stratum spinosum : beberapa lapisan sel poligonal, protoplasma jernih, inti di
tengah. Intercellular bridges diantara sel. Terdapat sel langerhans
e. Stratum basal : sel kubus/kolumnar, baris spt pagar(palisade). protoplasma
basofilik, inti lonjong&besar, proses mitosis; sel melanosit diantara sel kolumnar
2. Lapisan dermis
Terdiri atas lapisan elastik & fibrosa padat dgn elemen selular serta folikel rambut
a. pars papilare : menonjol ke epidermis, terdapat ujungserabut saraf &
pembuluh darah
b. pars retikulare : menonjol ke arah subkutis terdiri atas serabut penunjang,
mis kolagen, elastin & retikulin
i. matriks : cairan kental as.hialuronat & kondroitinulfat
ii. kolagen : lentur
iii. retikulin mirip kolagen muda elastin mudah mengembang dan lebih
elastis
3. Lapisan subkutis
Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel lemak
• Sel lemak : bulat, besar, inti di pinggir sitoplasma
• Lapisan sel lemak /fanikulus adiposa berfungsi sebagai bantalan & cadangan
makanan
• Terdapat ujung saraf, pembuluh darah & getah bening
• Ketebalan bervariasi bergantung lokasi : abdomen tebal kelopak mata &
penis tipis
Vaskularisasi kulit
a. pleksus superfisialis di dermis pars papilare
b. pleksus profunda di pars retikulare & subkutis
2. Jelaskan histologi kulit!
Jawab:
SINTESIS
3. Jelaskan fisiologi kulit!
Jawab:
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi3
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan- jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh- pengaruh luar seperti
luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan
lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke
dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar
ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai
alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler
serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh
yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar
36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat
kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan airtransepidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam
lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka
dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang
sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk
4
ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke
dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak
halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit
yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun konstraksi otot penegak rambut.
4. Bagaimana predileksi dan distribusi dari papul, sisik (scales), dan plak eritematous?
(pada kasus ini)
Jawab:
Pada kasus ini, adanya papul, sisik (scales) dan plak eritematous menandakan bahwa
penderita mengalami psoriasis. Ada lokasi-lokasi khusus dimana psoriasis sering
terjadi, yaitu:
1. Kepala (scalp): timbul plak yang berbatas tegas, dengan scaling yang tebal.
2. Telapak tangan dan kaki: adanya plak keabuan yang tebal, hyperkeratosis, dan
scaling. Deskuamasi menunjukan proses inflamasi.
3. Batang tubuh (trunk): lesi yang timbul biasanya berbentuk gutata.
4. Wajah: jarang mengenai area ini.
DISTRIBUSI
Siku dan lutut biasanya terlibat, begitu juga punggung bawah, kulit kepala dan kuku-
kuku. Perubahan kuku termasuk oncholisis (pelepasan kuku dari bantalannya), nail
pitting (depresi kuku), bintik-bintik minyak (bintik-bintik kuning atau coklat
disebabkan oleh puing-puing sel di bawah kuku), dan distrofi kuku. Pada pasien yang
lebih tua biasanya akan ada keterlibatan sendi.
5. Jelaskan morfologi dari:
a. Papul,
Jawab:
Penonjolan di atas permukaan kulit, sikumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari ½ cm, berisikan zat padat. Bentuk papul dapat bermacam-macam, misalnya
setengah bola pada eksem atau dermatitis, kerucut pada keratosis folikularis, datar
5
pada veruka plana juvenilis, datar dan berdasar polygonal pada linklen planus,
berduri pada veruka vulgaris, bertangkai pada fibroma pedulans, dan veruka
filiformis. Warna papul dapat merah akibat peradangan, pucat, hiperkrom, putih,
atau seperti kulit di sekitarnya. Letak papul dapat epidermal atau kutan.
b. Sisik (scales)
Jawab:
Morfologi sisik dari umumnya berwarna putih keperakan, kering, rapuh dan tersusun
seperti lembaran-lembaran. Warna putih keperakan dikarenakan refraksi cahaya
mengaakibatkan udara terperangkap diantara sisik-sisik. Sisik yang berada di atas lebih
mudah terkelupas dibandingkan yang bawah.
6
c. Plak eritematous
Jawab:
Peninggian diatas permukaan kulit , permukaan rata dan bersifat reversible. Jadi
ini contohnya pelebaran pepul yang melebar atau papul yangberkonfluensi pada
psoriasis. Bisa juga adanya pelebaran kapiler yang reversible.
Tonjolan kemerahan yang lebih besar daripada papula dan meluas lebih dalam ke
dalam dermis, dan memiliki tepi yang landai dengan diameter <0,5 cm. Plak
dapat disebabkan oleh menyatunya papula-papula.
6. Bagaimana mekanisme gatal progresif pada kasus ini?
Jawab:
Adanya peningkatan aktivitas Limfosit T (sel imun) yang menyerang sel-sel kulit
yang sehat akibat psoriasis. Dan juga adanya sekresi TNF-alpha yang berlebih (sebuah
molekul yang disintesis oleh sistem imun) menyebabkan terjadinya inflamasi kronik.
Aliran darah akan meningkat, inilah alasan terdapatnya plak kemerahan. Akhirnya,
produksi agen-agen inflamasi yang menyerang ujung-ujung saraf bebas di kulit akan
menyebabkan terjadinya gatal-gatal yang berat.
7
7. Bagaimana mekanisme dari rasa nyeri dan kaku pada lutut?
Jawab:
Nyeri dan kekakuan pada lutut merupakan gejala dari psoriasis arthritis. Pada
psoriasis ini, terdapat kompleks autoimun yang dapat menyebabkan kerusakan sendi
dan lesi pada kulit. Mekanisme nya belum diketahui secara pasti. Sel limfosit T,
khususnya CD8+, diperkirakan memainkan peranan penting dalam manifestasi PSA
dengan meningkatkan produksi sitokin-sitokin berikut : IL-1β, IL-2, IL-10, IFN-γ, and
TNF-α, yang menginduksi proliferasi dan aktivasi fibroblast synovial dan epidermal.
8. Apa indikasi dari bethamethasone?
Jawab:
Untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap
kortikosteroid.
Bethamethasone adalah kortikosteroid yang digunakan sebagai krim topikal untuk
mengurangi iritasi pada kulit, seperti gatal-gatal dan mengelupas akibat eksim.
Obat ini digunakan untuk mengobati psoriasis lokal, seperti bethamethasone
dipropionate dan asam salisilat atau sebagai kombinasi
bethamethasone/calcipotriol.
9. Apa kontraindikasi dari bethamethasone?
Jawab:
Kontra indikasi :
Penderita yang sensitif terhadap betametason dan sulfit.
Penderita yang mendapat terapi penghambat monoamin oksidase (MAO).
Infeksi fungi sistemik.
Penderita yang sedang diimunisasi.
Tukak lambung.
Osteoporosis.
psikosis atau psikoneurosis berat.
tuberkulosa aktif atau pasif
infeksi akut
vaksin hidup
8
10. Apa mekanisme kerja dari bethamethasone?
Jawab:
Kortikosteroid topikal adalah obat yang digunakan di kulit pada tempat tertentu. Ia
merupakan terapi topikal yang memberi pilihan untuk para ahli kulit dengan
menyediakan banyak pilihan efek pengobatan yang diinginkan, diantaranya termasuk
melembapkan kulit, melicinkan, atau mendinginkan area yang dirawat
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul
hormon memasuki jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan
target, kemudian bereaksi dengan reseptor steroid. Kompleks ini mengalami
perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin.
Ikatan ini akan mengubah aktifitas di dalam sel seperti menstimulasi transkripsi RNA
dan sintesis protein spesifik untuk menggantikan sel-sel yang tidak berfungsi dan
menghambat mitosis (anti-proliferatif). Efek ini bergantung pada jenis dan stadium
proses radang. Glukokotikoid juga dapat mengadakan stabilisasi membran lisosom,
sehingga enzim-enzim yang dapat merusak jaringan tidak dikeluarkan.
11. Apa dampak dari pemakaian bethamethasone dan moisturizer secara tidak teratur?
Jawab:
Pemberian betamethasone topical dan moisturizer merupakan penatalaksanaan yang
tepat untuk kasus psoriasis terutama psoriasis vulgaris atau chronic plaque psoriasis.
Namun penggunaan yang tidak teratur dapat mengurangi efektivitas dari obat
sehingga bisa menyebabkan tidak terjadinya resolusi yang diharapkan. Selain itu,
betamethasone yang merupakan kortikosteroid potensi sedang bisa jadi tidak cukup
kuat untuk mengatasi psoriasis yang dialami pasien sehingga diperlukan
kortikosteroid dengan potensi kuat atau sangat kuat. Pada kasus-kasus psoriasis yang
parah (melibatkan lebih dari 20% BSA- Body Surface Area), pengobatan topical
seringkali tidak cukup sehingga diperlukan pengobatan sistemik maupun dengan
penyinaran UV, atau terapi kombinasi.
9
12. Apa interpretasi pemeriksaan fisik dari kasus ini dan bagaimana mekanisme
abnormalnya? (gambaran klinis)
a. Well demarcated, erythematous papules to plaques with a white adherent thick
scales; on both of his legs, arms, buttocks, lumbosacral.
Well demacrated lesion (lesi berbatas tegas): Menunjukkan fase lesi yang sedang
mengalami perkembangan aktif menuju lesi matur.
Mekanisme : peningkatan produksi epidermis, peningkatan parakeratosis area
menonjol berbatas tegas dengan area yang masih normal
b. Erythematous plaque with thick white scales on his scalp.
Jawab:
Interpretasi:
Erythematous plaque: Perubahan warna kulit menjadi kemerahan karena dilatasi
kapiler.
Thick white scales: Penebalan keratin pada stratum korneum.
Mekanisme:
Scales
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan: Lapisan tanduk adalah salah satu yang
paling dekat di permukaan dan lapisan basal adalah lapisan yang terdalam. Sel
utama pada epidermis adalah keratinosit. Sel-sel ini mampu memperbarui diri
mereka sendiri secara terus menerus dan berperan dalam mensintesa keratin,
sebuah protein yang membuat kulit menjadi impermeabel dan sebagai
perlindungan eksternal.
Dalam keadaan normal, lapisan basal memproduksi keratinosit, mereka
berproliferasi, dan terdorong menuju lapisan tanduk. Selama migrasi ini, mereka
kehilangan inti, menjadi rata dan mengekspresikan keratin lebih banyak. Mereka
membentuk membran yang padat, impermeabel dan protektif. Ketika mereka
mencapai permukaan, sel-sel ini akan lepas dan jatuh, inilah yang disebut sebagai
deskuamasi. Mereka membuat ruang untuk sel-sel baru. Proses pergantian atau
pembaruan ini berlangsung sekitar 3 minggu.
Pada kulit yang mengalami psoriasis, keseimbangan dalam memperbarui
epidermis ini menjadi kacau akibat adanya proses yang disebut sebagai
10
hiperkeratosis, yaitu percepatan dalam memproduksi sel-sel baru. Hal ini
menyebabkan semakin cepatnya sel-sel tersebut terdorong menuju lapisan tanduk,
kira-kira 4 sampai 6 hari, dan mereka tidak mempunyai waktu untuk mencapai
kematangan. Diferensiasinya terganggu. Nukleus akan tetap tertingga dan bentuk
nya pun akan tetap, tidak mengalami perubahan. Akibatnya akan terjadi
penebalan lapisan tanduk, yang terlihat dalam bentuk plak yang berbatas tegas.
Sel yang paling tua akan berakumulasi di permukaan membentuk lapisan putih
atau sisik (scales)
Plak Eritematous
Angiogenesis dan hiperpermeabilitas vaskular disebabkan oleh meningkatnya
produksi vascular endothelial growth factor (VEGF) oleh keratonosit yang telah
terstimulasi oleh TGF-α yang dihasilkan oleh sel T dan keratinosit. TNF-α juga
meningkatkan angiogenesis. Akibat adanya Angiogenesis ini, timbul lah plak
eritematous pada kulit penderita.
13. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus ini dan apa saja pemeriksaan
tambahan yang dibutuhkan?
Jawab:
Diagnosis psoriasis biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran
klinis lesi kulit. Pada kasus-kasus tertentu juga dibutuhkan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
1. Riwayat keluarga
2. Riwayat pengobatan
3. Merokok atau tidak
4. Riwayat pekerjaan ( terpapar cahaya atau tidak)
5. Riwayat bepergian
6. Riwayat terkena infeksi
7. Riwayat penyakit terdahulu
Pemeriksaan fisik
1. Terdapat lesi yang berbatas tegas
2. Lesinya menonjol
11
3. Pada lesi terdapat plak merah dengan skuama putih pada permukaannya
4. Ukuran lesinya bervaiasi mulai dari pinpoin papule- plaqe yang menutupi area
tubuh yang luas
5. Auspitz sign positif yaitu dibawah sisiknya terdapat eritema yang terang dan
terdapat titik-titik perdarahan saat sisiknya dibuang
6. Fenomena tetesan lilin posotif yaitu saat sisiknya digores terlihat sama seperti
goresan pada lilin.
Pemeriksaan Penunjang
Fenomena Tetesan Lilin
Skuama pada psoriasis berwarna putih seperti mika, alias transparan. Skuama ini akan
mengalami perubahan indeks bias ketika digores secara linear dengan alas pinggir
gelas sehingga membuat penampakan seperti lilin yang telah digores.
Fenomena Aupitz
Skuama yang berlapis-lapis pada psoriasis ini dikerok perlahan-lahan secara lembut
sehingga lama kelamaan akan terlihat fenomena Auspitz, yakni perdarahan yang
berbintik-bintik. Kerokan skuama mesti dilakukan benar-benar perlahan dan lembut,
sebab kerokan yang kasar dan terlalu dalam malah hanya akan terlihat perdarahan
yang merata.
Fenomena Koebner
Tanda klinis ini sebenarnya tidak terlalu khas, hanya 47% dari seluruh kasus. Ditandai
dengan munculnya gejala-gejala psoriasis (respon isomorfik) 7-21 hari setelah kulit
seorang psoriasis mengalami suatu trauma.
Histopatologi gold
a. Parakeratosis dan akantosis (khas)
b. Pada stratum spinosum ada kelompok leukosit (abses munro)
c. Papilomatosis & vasodilatasi subepidermis
12
14. Apa diagnosis banding dari kasus ini?
Jawab:
No Diagnosis Banding Perbedaan
1 Dermatofitosis Seborhoic Terasa sangat gatal
Pada sediaan langsung dengan KOH ditemukan jamur
2 Seborhoic dermatitis Skuama berminyak
Berwarna kekuning-kuningan tanpa skuama yang berlapis-lapis dan bertempat predileksi pada tempat seborhoic
3. Sifilis psoriaformis/sifilis stadium II
Suspect coitus
Perbesaran KGB menyeluruh
Skuama berwarna coklat tembaga yang disertai demam pada malam hari
Tes serologi sifilis (+)
4. Ptiriasis rosea Sub akut
Skuama tidak berlapis-lapis
Efloresensi terdapat eritema lonjong sesuai lipatan kulit
15. Apa diagnosis kerja kasus ini?
Jawab:
Psoriasis vulgaris dengan komplikasi Psoriasis arthritis.
16. Apa etiologi dari kasus diatas?
Jawab:
Terdapat beberapa factor yang berperan sebagai etiologi psoriasis, diantaranya adalah
sebagai berikut:
Faktor Genetik
13
o Sekitar 1/3 orang yang terkena psoriasis melaporkan riwayat penyakit keluarga
yang juga menderita psoriasis. Pada kembar monozigot resiko menderita
psoriasis adalah sebesar 70% bila salah seorang menderita psoriasis.
o Bila orang tua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis
sebesar 12%, sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka
risiko terkena psoriasis meningkat menjadi 34-39%.
o Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu:
Psoriasis tipe I dengan awitan dini dan bersifat familial
Psoriasis tipe II dengan awitan lambat dan bersufat nonfamilial
o Hal lain yang menyokong adanya factor genetic adalag bahwa psoriasi
berkaitan dengan HLA.
Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6.
Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan
psoriasis pustulosa berkaitan dengan HLA-B27
Faktor Imunologi
o Defek genetic pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga
jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit.
o Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesis psoriasis
matang umumnya penuh dengan sebukakan limfosit T di dermis yang terutama
terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.
Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih didominasis oleh sel linfosit T
CD8.
o Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel
Langerhans juga berperan dalam imunopatogenesis psoriasis.
o Terjadinya proliferasi epidermis dimulai dengan adanya pergerakan antigen
baik endogen maupun eksogen oleh sel langerhans.
o Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4
hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.
17. Apa saja faktor presipitasi (faktor pencetus) dari kasus diatas?
Jawab:
Faktor-faktor yang dapat memicu psoriasis diantaranya adalah :
14
1. Trauma fisik (Koebner Phenomenon), akibat gesekan atau garukan.
2. Infeksi : infeksi streptokokus dapat menyebabkan psoriasis gutata
3. Stress : faktor lain yang memicu timbulnya psoriasis yaitu stress, insidensi nya
sebanyak 40% dan lebih tinggi lagi pada anak-anak.
4. Obat : obat-obatan yang dapat memicu timbulnya psoriasis yaitu glukokortikoid,
lithium, obat antimalaria, dan B blocker.
18. Bagaimana epidemiologi dari kasus diatas?
Jawab:
Kasus psoriasis sering dijumpai secara universal di berbagai belahan dunia.
Prevalensi kasus psoriasis pada berbagai populasi bervariasi dari 0,1% hingga 11,8%
berdasarkan laporan yang dipublikasikan. Di Eropa insiden tertinggi yang dilaporkan, yaitu
Denmark (2,9%) dan Faeroe Island (2,8%), dengan prevalensi rata-rata dari Eropa Utara
sekitar 2%. Di Amerika Serikat prevalensinya berkisar dari 2,2% sampai 2,6% dengan hampir
150.000 kasus baru yang didiagnosis setiap tahunnya. Pada bangsa berkulit hitam misalnya di
Afrika jarang dilaporkan demikian pula bangsa Indian di Amerika. Sementara insiden
psoriasis di Asia hanya 0,4%
Dalam sebuah survey besar USA, usia rata-rata penderita adalah 28 tahun, sedangkan
di Cina dilaporkan rata-rata usia penderita adalah 36 tahun. Telah dilaporkan bahwa 35% dari
kasus penyakit onset sebelum usia 20 tahun dan 58% sebelum 30 tahun. Dalam sebuah
penelitian di Jerman, psoriasis memiliki dua puncak onset yaitu puncak onset pertama pada
masa remaja dan dewasa muda (16 hingga 22 tahun) dan puncak onset kedua pada usia lanjut
(57 hingga 60 tahun).
Laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi yang sama untuk terjadinya psoriasis
vulgaris. Sebuah penelitian di Jerman menunjukkan awal penyakit psoriasis puncaknya terjadi
pada onset usia 22 tahun pada pria dan 16 tahun pada wanita.
Di Indonesia sendiri prevalensi penderita psoriasis mencapai 1-3 persen (bahkan bisa
lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia saat ini berkisar 200 juta,
berarti ada sekitar 2-6 juta penduduk yang menderita psopriasis yang hanya sebagian kecil
saja sudah terdiagnosis dan tertangani secara medis
19. Apa saja faktor resiko dari kasus diatas?
Jawab:
1. Faktor genetik
15
Sekitar 40% dari pasien dengan psoriasis atau psoriasis artritis memiliki kerabat yang
terkena. Risiko terjadinya adalah sekitar 8%. Meskipun tingkat psoriatis artritis pada anak
kembar belum diketahui, tingkat indeks 65-72% dari psoriasis ada di antara kembar
monozigot, dibandingkan dengan indeks 15-30% untuk kembar dizigotik.
2. Faktor lingkungan
Meskipun trauma dan infeksi diduga memainkan peran dalam penyebab psoriatis
artritis, tidak ada bukti konklusif yang mendukung gagasan ini. Molekular mimikri yang
dimediasi infeksi adalah teori yang dianggap memainkan peran patogen melalui faktor
imunologi.
3. Faktor imunologi
Banyak bukti menunjukkan bahwa proses yang dimediasi sel-T berperan dalam patofisiologi
psoriasis dan psoriatis arthritis sel T yang diaktivasi dapat berkontribusi pada peningkatan
produksi sitokin yang ditemukan dalam cairan sinovial. Sitokin sel-Th1 (misalnya, TNF-
alpha, IL-1beta, IL-10) lebih lazim terjadi pada pasien psoriasis daripada rheumatoid arthritis.
Monosit juga berperan dalam psoriasis artritis dan bertanggung jawab untuk produksi matriks
metaloproteinase, yang dapat menyebabkan perubahan destruktif pada sendi pasien dengan
arthritis psoriatis.
20. Bagaimana patofisiologi dari kasus diatas?
Jawab:
16
Reaksi autoimun pada psoriasis menyebabkan adanya autoantigen yang menyebabkan
aktivasi dan proliferasi sel T yang mengakibatkan pengeluaran mediator-mediator
inflamasi seperti IFN γ, TNF α, IL-23, IL 17, IL 22 yang mencetuskan inflamasi.
Hal ini ditandai dengan adanya aktivasi keratinosit pada lapisan epidermis
berproliferasi dengan cepat yaitu bisa 3-4 hari, sedangkan normalnya 14-21 hari.
Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal
dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak).
Peningkatan kecepatan proliferasi sel-sel epidermis ini juga dapat disebabkan oleh peningkatan
Cyclic guanosine monophosphate (cGMP), metabolit asam arakhidonat, poliamin, calmodulin,
dan plasminogen activator. Pada pasien psoriasis keratinosit didapatkan kegagalan IFN γ
dalam mengaktifkan STAT-1α sehingga terjadi diferensiasi kkeratinosit yang abnormal.