Top Banner
SKENARIO 5 MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI Pendahuluan Masalah-masalah kesehatan di berbagai lingkungan memiliki masalah yang hampir sama, walaupun pada bagian tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bisa jadi masalah-masalah kesehatan tersebut mempunyai jenis/ macam yang sama akan tetapi mepunyai frekuensi kejadian kejadian yang berbeda atau mempunyai faktor-faktor lain yang berbeda pula. Misalnya masalah sanitasi pada masyarakat industri terutama dampak yang ditimbulkan oleh limbah pabrik pabrik baik di tanah, air (sungai, laut) dan udara berupa asap pabrik sedangkan pada lingkungan pertanian tentu saja masalah kesehatan berkisar pada penggunaan penggunaan pestisida yang tidak terkendali atau banyaknya vektor penyakit seperti nyamuk, cacing dan lainnya walaupun di lingkungan industri juga ada vektor-vektor tersebut. Penyakit jantung koroner pada kedua lingkungan tersebut juga akan didapati namun frekuensi kejadiannya antara keduanya mungkin berbeda. Demikian seterusnya untuk masalah-masalah lainnya akan mengalami perkembangan sesuai dinamika di lingkungan masing-masing. Suatu kejadian penyakit yang pada tahun ini mungkin menjadi masalah besar, bisa jadi di tahun berikutnya bukan merupakan penyakit. Pada bab ini hanya akan 133
77

SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

Dec 08, 2015

Download

Documents

Rana Salsabila
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI

Pendahuluan

Masalah-masalah kesehatan di berbagai lingkungan memiliki masalah yang hampir

sama, walaupun pada bagian tertentu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bisa

jadi masalah-masalah kesehatan tersebut mempunyai jenis/ macam yang sama akan tetapi

mepunyai frekuensi kejadian kejadian yang berbeda atau mempunyai faktor-faktor lain

yang berbeda pula. Misalnya masalah sanitasi pada masyarakat industri terutama dampak

yang ditimbulkan oleh limbah pabrik pabrik baik di tanah, air (sungai, laut) dan udara

berupa asap pabrik sedangkan pada lingkungan pertanian tentu saja masalah kesehatan

berkisar pada penggunaan penggunaan pestisida yang tidak terkendali atau banyaknya

vektor penyakit seperti nyamuk, cacing dan lainnya walaupun di lingkungan industri juga

ada vektor-vektor tersebut. Penyakit jantung koroner pada kedua lingkungan tersebut

juga akan didapati namun frekuensi kejadiannya antara keduanya mungkin berbeda.

Demikian seterusnya untuk masalah-masalah lainnya akan mengalami perkembangan

sesuai dinamika di lingkungan masing-masing. Suatu kejadian penyakit yang pada tahun

ini mungkin menjadi masalah besar, bisa jadi di tahun berikutnya bukan merupakan

penyakit. Pada bab ini hanya akan dibacarakan masalah-masalah kesehatan yang secara

umum dijumpai pada lingkungan agroindustri dan masalah-masalah lainnya mengikuti

perkembangan yang ada. Ada kemungkinan yang sebelumnya menjadi masalah

lingkungan industri (misalnya polusi udara) akan “menular” pada lingkungan pertanian

yaitu pada waktu kegiatan bertani / berkebun tidak lagi menerapkan sistem yang

tradisional tetapi sistem mekanik dengan didirikannya pabrik-pabrik pengolah hasil

pertanian.

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai proses terjadinya penyakit bahwa

penyakit terjadi akibat interaksi yang terjadi antara faktor inang (host), agent, dan

lingkungan (model ekologi). Ilmu kedokteran klinik sebagian besar bertumpu pada faktor

inang (imunitas, penyakit sebelumnya) dan agent (bakteri, virus, parasit) sedangkan

faktor lingkungan diperlajari pada ilmu kesehatan dengan objek komunitas. Mengubah

133

Page 2: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

keadaan / kualitas lingkungan tidak dapat dikerjakan secara sendiri-sendiri namun harus

melibatkan orang banyak.Tidak mungkin untuk memberantas vektor penyakit demam

Dengue hanya dikerjakan oleh satu orang atau satu keluarga saja. Misalnya di suatu

kampung terdapat lima rumah yang positif mengandung jentik nyamuk Aedes sp, dan

yang menguras bak mandinya hanya satu rumah A saja, maka tindakan kesehatan satu

rumah A yang mempunyai sedikit “kesadaran” tersebut akan sia-sia. Mengapa? Bisa jadi

nyamuk yang membawa virus Dengue berasal dari dari empat rumah lainnya, sehingga

kegiatan pemberantasan jentik nyamuk harus dilakukan secara bersama-sama dan satu

waktu oleh masyarakat. Itulah uniknya kesehatan lingkungan. Lain halnya jika seseorang

mengidap hiperkolesterolemia. Kadar kolesterolnya hanya ditentukan oleh perilaku

makan orang itu. Tidak mungkin orang lain makan makanan tinggi kolesterol dan orang

yang hiperkolesterolemia tadi jadi naik kolesterolnya.

Lingkungan pun mempunyai beberapa komponen yang tidak hanya terdiri dari

lingkungan fisik saja tetapi bisa berupa lingkungan sosial ekonomi, lingkungan biologis

seperti yang diterangkan sebagai model roda pada bab sebelumnya. Pada tulisan yang

singkat ini hanya akan dipaparkan masalah kesehatan fisik.

MASALAH PENGGUNAAN PESTISIDA

Masyarakat agroindustri tidak akan terlepas dari suatu zat yang disebut sebagai

pestisida. Pestisida digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama. Ada berbagai

jenis hama. Hama yang paling sering ditemukan adalah serangga.

Efek buruk pestisida dapat menyangkut kesehatan manusia dan lingkungan. Efek

yang paling dramatis pada manusia adalah keracunan akut akibat kecelakaan. Beberapa

peristiwa keracunan oleh senyawa metilmerkuri dan etil merkuri, heksaklorobenzen

sebagai fungisid serta parathion, suatu insektisida organofosfat telah terjadi di berbagai

bagian dunia, mengakibatkan jatuhnya korban ribuan orang dan beberapa ratus

diantaranya mati. Kasus keracunan akut individual biasanya terjadi akibat memakan

sejumlah besar pestisida secara tidak sengaja atau untuk bunuh diri.

Pajanan pestisida di tempat kerja dapat mengenai para pekerja yang terlibat dalam

pembuatan, formulasi dan penggunaan pestisida. Biasanya pestisida masuk ke dalam

134

Page 3: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

tubuh melalui saluran nafas dan absorbsi kulit, tetapi sejumlah kecil dapat memasuki

saluran gastrointestinal (GI) karena menggunakan tangan atau peralatan yang tercemar.

Jenis keracunan ini akan lebih mungkin terjadi bila dipakai pestisida yang menyebabkan

keracunan akut. Tetapi masalah utama bagi kesehatan masyarakat adalah adanya residu

pestisida dalam makanan, karena ini dapat melibatkan sejumlah besar orang selama

jangka waktu yang panjang.

Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, pestisida dapat mempunyai dampak

berbahaya bagi lingkungan. Terlepas dari pelepasan pestisida ke lingkungan secara besar-

besaran akibat kecelakaan, pestisida yang ditemukan dalam berbagai medium

lingkungan hanya sedikit sekali. Tetapi, kadar ini mungkin akan lebih tinggi bila pestisida

itu terus bertahan di lingkungan atau mempunyai kecenderungan untuk biomagnifikasi.

Dalam kasus yang terakhir ini, konsentrasi suatu pestisida terus meningkat sementara zat

ini bergerak melalui rantai trofik. Bila konsentrasinya dalam suatu organisme telah tinggi,

pengaruh buruk dapat terjadi. Contohnya, elang botak hampir punah karena kulit telurnya

mudah pecah akibat efek toksik DDT yang terkumpul secara biologis melalui rantai

makanan yang tercemar. Pencemaran lingkungan semacam itu, dapat juga mempengaruhi

kesehatan manusia lewat tanah dan air yang tercemar yang kemudian mencemari produk

makanan manusia dan air minum.

Penggolongan pestisida

Pestisida biasanya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya dan sifat kimianya.

Kelompok utama pestisida adalah sebagai berikut.

1. Insektisida

Insektisida merupakan kelompok pestisida yang terbesar dan terdiri atas beberapa

subkelompok kimia yang berbeda.

a. Insektisida organofosfat

Insektisida ini adalah ester asam fosfat atau asam tiofosfat, masing-masing diwakili

oleh diklorvos dan parathion. Mereka bekerja menghambat asetil kolin esterase

(AChE), mengakibatkan akumulasi asetilkiolin (Ach). Ach yang berlebihan

menyebabkan berbagai gejala dan tanda seperti tremor, inkoordinasi, kejang-kejang,

diare, urinasi tanpa sadar, bronkokonstriksi, miosis, kontraksi otot yang diikuti

dengan kelemahan, hilangnya refleks dan paralisis. Beratnya gejala kurang lebih

135

Page 4: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

berkorelasi dengan tingkat penghambatan kolinesterase dalam darah, tetapi hubungan

ynag tepat tergantung pada senyawanya

Selain parathion dan diklorvos, pestisida lain dalam kelompok ini antara lain

parathion-methil, azinvos-methil (Guthion), klorfenvinfos, diazinon, dimetoat,

disulfoyhon (Di-siston), malathion, mevinfos, dan triklorfon (Dipterex). Toksisitas

berbagai zat ini amat bervariasi.

b. Insektisida karbamat

Kelompok ini merupakan ester asam N-methyl carbamat. Zat ini juga bekerja

menghambat AChE. Tetapi, pengaruhnya terhadap enzim tersebut jauh lebih

reversibel daripada efek insektisida organofosfat. Insektisida dari kelas ini antara lain

adalah karbaril (Sevin), aldikarb (Temik), karbofuran, metomil, dan propoksur

(Baygon). Selain itu, tanda-tanda toksisitas karbamat muncul lebih cepat; juga,

rentang dosis yang menyebabkan efek toksik minor dan efek lethal cukup besar.

Dengan alas an ini, berdasarkan tosisitas akut, karbamat lebih aman daripada

insektisida organofosfat.

c. Insektisida organoklorin

Insektisida ini meliputi turunan etana berklor, siklodien, dan

heksaklorosikloheksan. Beberapa bahan kimia ini, misalnya DDT diperkenalkan

mulai tahun 1940-an dan dipergunakan secara luas dalam pertanian dan program

kesehatan. DDT dipergunakan karena toksisitas akutnya relatif rendah dan mempu

bertahan lama dalam lingkungan sehingga tidak perlu disemprotkan berulang kali.

Tetapi, kemampuannya bertahan dalam lingkungan belakangan ini dianggap sebagai

suatu kekurangan, bukan suatu kelebihan.

DDT maupun metoksiklor adalah derivat etana berklor tetapi metoksiklor jauh

kurang toksik dan tidak begitu bertahan di lingkungan dibandingkan DDT. Insektisida

siklodien-Endrin sangat toksik, eldrin dan dieldrin agak kurang toksik, dan klordan,

heptaklor, serta mirex makin kurang toksik. Lindan masih sering digunakan dan zat

ini sangat toksik tetapi tidak begitu banyak ditimbun, akibatnya penggunaan Lindan

jauh lebih luas daripada heksaklorosikloheksan.

d. Insektisida tanaman dan insektisida lain

136

Page 5: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Insektisida ini antara lain adalah nikotin dari tembakau. Zat ini sangat toksik

secara akut dan bekerja pada susunan saraf. Piretrum diperoleh dari bunga tumbuhan

Chrysanthemum cinerariaefolium. Piretrum mempunyai toksisitas yang rendah pada

mamalia tetapi dapat menimbulkan alergi pada orang yang peka, menyebabkan

dermatitis kontak. Zat ini juga suatu neurotoksikan. Rotenon diekstraksi dari

tumbuhan Derris elliptica. Toksisitas zat ini terhadap mamalia juga rendah tetapi

lebih toksik bagi serangga dan ikan. Banyak mikroorganisme diketahui bersifat

pathogen bagi serangga. Mikroorganisme yang sering digunakan adalah Bacillus

thuringensis dan Bacullovirus pada serangga tertentu. Mikroorganisme ini diketahui

tidak pathogen bagi manusia.

2. Herbisida

Ada beberapa jenis herbisida yang toksisitasnya pada manusia belum diketahui

secara pasti. Senyawa klorofenoksi bekerja pada tumbuhan sebagai hormon

pertumbuhan. Toksisitasnya pada manusia relatif rendah. Herbisida bipiridil misalnya

parakuat dan bikuat telah digunakan secara luas. Toksisitas zat ini dengan mekanisme

pembentukan radikal bebas. Toksisitas parakuat ditandai oleh efek paru-parunya,

bukan saja setelah pajanan lewat inhalasi tetapi juga melalui jalur oral.

3. Fungisida

Senyawa merkuri, misalnya etil dan etilmerkuri merupakan fungisid yang sangat

efektif dan telah dipergunakan secara luas untuk mengawetkan butir padi-padian.

Tetapi beberapa kecelakaan tragis yang menyebabkan banyak kematian dan

kerusakan neurologi menetap terjadi akibat penggunaannya sehingga bahan kimia

tersebut tidak digunakan.

Fungisid lain adalah senyawa N-heterosiklik tertentu misalnya benomil dan

tiabendazol. Toksisitas bahan kimia ini sangat rendah sehingga dipergunakan secara

luas dalam pertanian. Heksaklorobenzen digunakan sebagai zat pengolah benih, tetapi

zat ini pernah menyebabkan keracunan massal.

4. Rodentisida

Warfarin adalah suatu antikoagulan yang bekerja sebagai antimetabolit vitamin K,

dengan demikian menghambat pembentukan protrombin. Bahan kimia ini telah

digunakan secara luas karena toksisitasnya hanya terlihat setelah termakan berulang

137

Page 6: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

kali dan hal ini tidak akan terjadi pada anak-anak dan hewan piaraan. Tiourea sangat

toksik pada tikus tetapi tidak begitu toksik bagi manusia. Toksisitasnya terutama

berupa edema paru-paru dan efusi pleura. Rodentisida lain yang mencakup produk

tumbuhan misalnya alkaloid striknin, perangsang SP kuat, squill merah yang

menghandung glikosida skillaren A dan B. Glikosida ini mempunyai efek kardiotonik

dan emesis sentral mirip dengan digitalis. Karena efek yang belakangan ini, zat

tersebut sangat beracun bagi tikus yang tidak dapat memuntahkannya dan relatif tidak

beracun bagi manusia.

5. Fumigan

Sesuai dengan namanya, kelompok pestisida ini mencakup beberapa gas, cairan

yang mudah menguap, dan zat padat yang melepaskan berbagai gas lewat reaksi

kimia. Dalam bentuk gas, zat-zat ini menembus daerah penyimpanan dan tanah untuk

mengendalikan serangga-serangga, hewan pengerat, dan nematoda tanah. Karena sifat

karsinogenesitasnya, etilendipromid tidak digunakan lagi. Yang sering dipakai adalah

akrilonitril dan kloropikrin.

Karsinogenesitas

Karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan kanker. Insektisida organofosfat

umumnya tidak bersifat karsinogenik kecuali senyawa yang mengandung halogen

misalnya tetraklorvinfos. Insektisida karbamat sendiri juga tidak bersifat karsinogenik,

tetapi bila ada asam nitrit maka karbaril dapat membentuk nitrosokarbaril yang bersifat

karsinogenik.

Insektisida organoklorin yang telah diuji semuanya terbukti menginduksi hepatoma

pada mencit. Pestisida yang telah menimbulkan banyak perdebatan adalah DDT. Zat ini

tidak bersifat karsinogenik pada tikus, hamster, maupun spesies hewan lain. Selain itu,

penemuan epidemiologi pada dasarnya negatif dan demikian juga pada uji mutagenesis

jangka pendek. Karena alasan itu, WHO menegaskan batas asupan harian yang dapat

diterima untuk DDT dan beberapa insektisida organoklorin lain. Namun penggunaan

DDT telah dibatasi pada beberapa negara, sebagian didasarkan pada bahaya kesehatan

potensialnya dan sebagian pada dampak ekologinya. Satu-satunya pestisida yang

mempunyai beberapa bukti epidemiologi mengenai karsinogenesitasnya adalah

heksaklorosikloheksan. Tetapi hasil-hasilnya membutuhkan penegasan.

138

Page 7: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Fumigen EDB (etilen dibromid) dan DBCP (1,2-dibromo-3-kloropropan) terbuki

menimbulkan karsinoma sel skuamosa yang sangat ganas pada tikus dan mencit. Sejak

itu penggunaannya telah dibatasi dan dihentikan.

Amitrol (aminotriazol), suatu herbisid, menyebabkan tumor tiroid tampaknya melalui

mekanisme tak langsung. Tiroid peroksidase biasanya mengoksidasi yodium menjadi

bentuk teroksidasi yang kemudian berkonjugasi dangan tirosin membentuk tiroksin.

Amitrol menghambat enzim ini, dengan demikian menurunkan kadar tiroksin. Penurunan

kadar ini melalui suatu mekanisme biofeedback, merangsang kelenjar pituitari untuk

melepaskan hormon tirotropik yang lebih banyak. Hormon pituitari ini merangsang

kelenjar tiroid sehingga menjadi hiperplastik dan akhirnya berbentuk tumor. Karena itu

amitrol merupakan “karsinogen sekunder”. Tetapi untuk berhati-hati, zat ini hanya

diijinkan digunakan untuk tanaman bukan pangan.

Dengan cara yang sama, etilenbisditiokar (Manukozeb, Maneb, Nabam, dan Zineb)

juga telah dilaporkan menyebabkan tumor tiroid. Pertemuan bersama FAO dan WHO

yang membahas residu pestisida, menganjurkan agar penggunaan fungisida ini dibatasi

untuk memastikan agar tidak ditemukan etilentiourea dalam makanan.

Teratogenesitas dan Efek Fungsi Reproduksi

Penelitian menyeluruh pada tikus yang diberi karbaril dalam diet pada dosis besar

100 mg/kg dan 200 mg/kg tidak membuktikan adanya efek pada berbagai fungsi

reproduksi dan tidak ada efek teratogenik. Beberapa efek terlihat pada tikus yang diberi

karbaril dengan sonde.

Pestisida lain yang dilaporkan mempunyai efek teratogen adalah fungisid

ditiokarbamat. Efek-efek tersebut disebabkan paling tidak oleh produk-produk

pecahannya.

Efek Buruk Lainnya

Efek khusus karbaril pada ginjal dilaporkan terjadi pada sukarelawan manusia yang

diberi karbaril dengan dosis 0,12 mg/kg setiap hari selama 6 minggu. Terjadi peningkatan

perbandingan antara nitrogen asam amino dan kreatinin dibandingkan dengan kelompok

plasebo. Temuan ini dianggap merupakan petunjuk berkurangnya kemampuan tubulus

proksimal menyerap kembali asam amino. Efek ini tidak terlihat pada inidividu yang

diberi karbaril 0,6 mg/kg tiap hari.

139

Page 8: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Parakuat menyebabkan edema paru-paru, perdarahan, dan fibrosis setalah

penghirupan atau termakan. Tetapi, herbisida lain yaitu dikuat tidak menimbulkan efek

tersebut. Namun kedua zat kimia tersebut toksik pada biakan sel paru-paru. Reaksi

hipersensitivitas terhadap piretrum juga telah dilaporkan dan bentuk yang paling adalah

dermatitis kontak. Asma juga sering dilaporkan terjadi tetapi reaksi anafilaksik jarang

ditemukan.

Insektisida organokklorin misalnya DDT, klorodekon, dan mireks, bersifat

hepatotoksik, menginduksi pembesaran hati dan nekrosis sentrolobuler. Zat-zat itu juga

merupakan penginduksi monooksigenase mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi

toksisitas zat kimia lain.

Beberapa organofosfat, karbamat, insektisida organoklorin, fungisid ditokarbamat,

dan herbisida mengubah berbagai fungsi imun. Contohnya malathion, metal parathion,

karbaril, DDT, parakuat dan dikuat telah terbukti dapat menekan pembentukan antibodi,

mengganggu fagositois leukosit, dan mengurangi pusat germinal pada limpa, timus, dan

kelenjar limfe.

PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT KERJA DI LINGKUNGAN AGROINDUSTRI

Tabakosis adalah nama penyakit sebagai akibat pengaruh debu tembakau. Debu

tersebut dihirup oleh pekerja-pekerja, ketika daun tembakau dikeringkan. Terutama daun

tembakau yang telah disimpan lama dan lapuk menghasilkan banyak debu. Gangguan

kesehatan pada tabakosis mungkin disebabkan jamur yang tumbuh di daun tembakau,

tapi mungkin pula sebagai akibat nikotin yang dikandungnya. Pengalaman menunjukkan,

bahwa menghirup udara yang mengandung debu tembakau yang cukup banyak

memudahkan terjadinya radang paru-paru. Sampai saat ini tidaklah banyak tentang

tabakosis dikemukakan dalam kepustakaan, maka dari itu persoalan penyakit tersebut

belum begitu jalas betul. Namun sebagai pegangan sebaiknya segala kelainan paru-paru

pada pekerja-pekerja yang mengolah daun tembakau diobeti seperlunya antara lain

dengan antibiotika dan memindahkannya ke tempat kerja yang kurang atau tidak berdebu.

Byssinosis selain terdapat di perusahaan pemintalan dan pertenunan ternyata

menghinggapi pula pekerja-pekerja di perkebunan kapas, yang memisahkan biji kapas

dari serat-seratnya. Kadang-kadang pada pekerja yang disebut ”ginning” tersebut

140

Page 9: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

prevalensi sakit oleh debu kapas juga tinggi. Tapi pada umumnya para ahli sependapat

bahwa bahaya penyakit byssinosis pada ginning tidak begitu berbahaya mengingat sifat

pekerjaan yang biasanya sementara, musiman, dikerjakan di tempat kerja terbuka di luar

rumah, dan udara pada pekerjaan demikian relatif tidak berdebu. Di negara Mesirlah

mula-mula dilaporkan tentang adanya byssinosis pada pekerjaan-pekerjaan ginning.

Bagassosis adalah penyakit paru-paru oleh karena bagasse yaitu ampas tebu

sesudah tebu diperas diambil gulanya. Bagasse yang lama disimpan, kering, rapuh, dan

berjamur yang menyebabkan penyakit tersebut. Tanda-tandanya adalah penyakit radang

alat pernafasan akut, sebabnya diduga jamur yang tumbuh pada bagasse. Gejala-gejala

seperti eneg, muntah, demam tinggi, menggigil, batuk, sianosis, dan lain-lain terlihat

pada bagassosis. Pengobatan ditujukan kepada radang paru-paru dan penderita diberi

istirahat secukupnya. Pencegahan dilakukan dengan usaha-usaha agar bagasse tidak

menimbulkan debu di udara misalnya dibasahi dan diusahakan jangan sampai terlalu

lama disimpan sebelum dipakai atau dibuang.

Penyakit radang alat pernafasan akut juga terjadi pada pekerja-pekerja yang

membuat kasur dari bahan-bahan kapas yang jelek atau kualitas rendah. Radang ini

disebabkan oleh Aerobacter cloacae yang hidup di kapas lembab pada musim penghujan.

Bakteri tersebut biasa terdapat banyak di tanah, mungkin berasal dari kotoran manusia

atau hewan. Terapi adalah dengan antibiotika.

Asma terdapat pada pekerja-pekerja yang mengerjakan biji-bijian atau hasil

lainnya. ”Grain asthma” adalah penyakit asma terhadap butir-butir beras dan gandum.

”Tamarind asthma” adalah akibat alergi alat pernafasan kepada buah tamarind. Asma

juga terjadi terhadap bahan-bahan halus, seperti tepung, misalnya ”fluor asthma”, yang

disebabkan alergi kepada kutu-kutu tepung atau kepada tepungnya sendiri. Umum

diketahui bahwa banyak peristiwa asma disebabkan oleh karena kepekaan kepada tepung

sari dari berbagai pohon-pohonan yang dibawa angin dan dihirup penderita. Tanda-tanda

asma adalah sesak nafas, terutama sulit pada waktu mengeluarkan nafas. Terdengar

khusus suara-suara pernafasan yang tanpa stetoskop pun bisa terdengar. Pengobatan

adalah dengan obat-obat bronkodilator atau steroid lokal, tetapi yang terpenting adalah

memindahkan pekerja dari pekerjaan yang menyebabkan ia menghirup alergennya.

141

Page 10: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Jamur seperti Sporotrichosis hidup di rumpun pepohonan, sehingga pekerja yang

bersentuhan atau luka oleh duri rumpun tersebut mungkin dihinggapi penyakit tersebut.

Dermatosis oleh karena jamur adalah khas sifatnya menahun, ditengah menyembuh

sedangkan dipinggir justru proses aktif, disertai perasaan-perasaan gatal dan panas.

Obatnya baik dalam ataupun luar adalah antijamur. Jamur selain itu sering tumbuh pada

bahan-bahan organik yang membusuk, apabila bahan-bahan tersebut diangkat atau

diangkut, debu yang mengandung jamur terhirup oleh pekerja-pekerja dan

mengakibatkan penyakit jamur pada paru-paru seperti misalnya pernah dilaporkan

tentang peristiwa Aspergillosis paru-paru pekerja yang mengolah gandum. Dalam hal

terakhir ini, masker sangat membantu usaha pencegahan.

Kecelakaan akibat kerja terjadi pada pengambilan hasil-hasil dari pohon tinggi,

seperti pemetikan pala, kelapa, kenari, dan lain-lain. Terutama harus mendapatkan cukup

perhatian ialah kecelakaan-kecelakaan pada pengambilan kayu dari penebangan hingga

pengangkutannya di kehutanan. Cara penebangan harus disertai usaha-usaha pencegahan

kecelakaan. Penimbunan kayu harus dilaksanakan memenuhi cara-cara yang benar,

demikian pula pengangkutannya. Sedangkan pekerja-pekerja diwajibkan memakai

pakaian-pakaian pelindung yang cukup, antara lain topi keselamatan, sepatu bot, baju

kerja, dan lain-lain. Perkakas-perkakas kerja harus aman juga.

Seperti halnya di pertambangan, Ancylostomiasis merupakan penyakit yang sering

dialami pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Untuk itu harus

diusahakan higiene lingkungan dan perorangan yang baik.

Pekerjaan-pekerjaan di pertanian, perkebunan, dan kehutanan di beberapa daerah

menghadapi bahaya-bahaya gigitan kalajengking atau ular. Racun-racun dari hewan

berbisa ini dapat digolongkan menjadi dua :

1. Hemotoksik, yang meracuni darah dengan menghancurkan butir darah merah dan

pembuluh darah;

2. Neurotoksik, yang merusak saraf

3. Bila terjadi gigitan ular atau kalajengking biasanya susah dibedakan oleh jenis

ular atau kalajengking apa, kecuali jika hewannya tertangkap. Umumnya harus

segera diusahakan agar racun tidak menjalar ke seluruh tubuh dengan mengikat

bagian atas tubuh yang luka, mengeluarkan darah dari luka dengan

142

Page 11: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

melebarkannya memakai pisau bersih atau steril. Ikatan paling lama 30 menit dan

selalu dibuka untuk jangka waktu itu selama 1 menit, bila tidak jaringan bagian

bawah ikatan akan rusak oleh karena terganggu peredaran darahnya. Di kota-kota

besar atau di klinik-klinik khusus sering tersedia antivenom, ialah bahan untuk

menetralisir bisa hewan tersebut. Pakaian pelindung sangat berguna untuk

pencegahan antara lain celana panjang dan sepatu bot.

Kecelakaan Akibat Jenis Pekerjaan

Jenis-jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan jumlah dan

macam kecelakaan. Kecelakaan-kecelakaan di perusahaan berlainan dengan kecelakaan-

kecelakaan di perkebunan, kehutanan, pertambangan atau perkapalan. Demikian pula

jumlah dan macam kecelakaan di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses.

Demikian juga pada berbagai pekerjaan yang tergolong kapada suatu kesatuan operasi.

Kecelakaan-kecelakaan di pertambangan merupakan akibat-akibat ledakan, rubuh

dinding dan atap tambang, jatuh ketika menaiki atau menuruni tangga, selipnya lori, dan

lain-lain. Kecelakaan-kecelakaan dalam hubungan industri maritim misalnya tenggelam,

ditelan ikan, luka oleh barang-barang atau binatang-binatang laut berbisa, dan lain-lain.

Kecelakaan di perkebunan atau kehutanan antara lain kejatuhan kayu, jatuh, luka-luka

oleh perkakas tangan, dan lain-lain. Kecelakaan di dek kapal selain kecelakaan-

kecelakaan biasa, juga bahaya jatuh ke laut atau tenggelam. Kecelakaan yang

berhubungan dengan pembangunan rumah-rumah ialah jatuh, kejatuhan bahan bangunan,

luka-luka oleh perkakas, dan lain-lain. Selain itu pada penggunaan perkakas, karena

tangan yang terutama digunakan, umumnya luka-luka terjadi di tangan. Mesin-mesin

yang berputar dapat mengadakan tarikan-tarikan sehingga baju yang longgar atau rambut

yang terurai ditarik oleh bagian-bagian yang bergerak tersebut dan berbahaya, misalnya

menyebabkan lepasnya kulit kepala atau bahkan kematian. ”Punch machine” yaitu suatu

mesin yang membuat lubang dan lain-lain tidak jarang menyebabkan putusnya tangan.

Atau gergaji listrik untuk pemotongan kayu atau lempeng aluminium sering pula

menyebabkan kecelakaan besar pada tangan. Pekerjaan yang berhubungan dengan arus

listrik terutama bervoltase tinggi kadang-kadang mendatangkan bahaya terutama bagi

mereka yang tidak tahu seluk beluk listrik. Kawat-kawat listrik harus tertutup oleh

143

Page 12: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

isolasinya, bila tidak akan menimbulkan hubungan pendek, kebakaran, dan berbahaya

bagi para pekerja. Arus listrik bertekanan tinggi hanya boleh diperiksa oleh ahlinya.

Lemari sakelar juga hanya boleh dimasuki oleh ahlinya dan selalu tertutup dan terkunci.

Perbaikan-perbaikan arus listrik hanya dikerjakan apabila arusnya dimatikan. Kecelakaan

oleh arus listrik umumnya sangat tergantung dari lintasan arus dalam tubuh; umumnya

arus yang melalui jantung sangat berbahaya. Memberikan pertolongan kepada korban

hanya dilakukan dengan menggunakan isolator atau sesudah arus dimatikan. Untuk

beberapa perusahaan, petir dapat menimbulkan kebakaran, hal ini terjadi misalnya pada

perusahaan tekstil. Industri-industri kimia yang menggunakan bahan-bahan terbakar

menghadapi bahaya kebakaran. Untuk perusahaan apapun sebaiknya tersedia alat-alat

pemadam kebakaran terutama untuk menyelamatkan dari bahaya api. Jarak pemadam

kebakaran harus dekat, karena dalam peristiwa kebakaran, manusia dan api seolah

berlomba-lomba. Sebagai jalan keluar, untuk tujuan penyelamatan harus ada pintu-pintu

darurat yang cukup banyaknya dan tetap penempatannya.

Alat-alat Pelindung Diri

Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,

peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan

bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat

pelindung diri (personal protective devices) dengan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Enak dipakai;

2. Tidak mengganggu kerja; dan

3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.

Pakaian kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya-bahaya

kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan

pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-

lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita sebaiknya memakai celana panjang,

jala rambut, baju yang pas, dan tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja sintetis

hanya baik terhadap bahan-bahan kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada lingkungan

kerja dengan bahan-bahan dapat meledak oleh aliran listrik statis.

144

Page 13: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Alat-alat proteksi diri beraneka ragam macamnya. Jika digolong-golongkan

menurut bagian-bagian tubuh yang dilindunginya, maka jenis alat-alat proteksi diri dapat

dilihat pada daftar sebagai berikut :

1. Kepala : pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai

2. Mata : kacamata dari berbagai gelas

3. Muka : perisai muka

4. Tangan dan jari-jari : sarung tangan

5. Kaki : sepatu

6. Alat pernafasan : respirator/masker khusus

7. Telinga : sumbat telinga, tutup telinga

8. Tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan

Untuk memilih alat-alat pelindung diri menurut keperluannya, dapat dilihat pada daftar

berikut :

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI MENURUT KEPERLUANNYA

Faktor Bahaya Bagian Tubuh yang Perlu Dilindungi Alat-alat Proteksi Diri

Benda berat atau

kekerasan

Kepala, betis, tungkai

Pergelangan kaki, kaki dan jari kaki

Topi logam atau plastik, lapisan

pelindung (deckker) dari kain,

kulit, logam, dsb

Sepatu steelbox toe

Benda sedang

tidak terlalu berat

Kepala Topi aluminium atau plastik

Benda-benda

besar beterbangan

Kepala

Mata

Muka

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Topi plastik atau logam

Goggles (kacamata yang

menutupi seluruh samping mata),

kacamata yang sampingnya

tertutup

Tameng plastik

Sarung tangan kulit berlengan

panjang

Jaket atau jas kulit

145

Page 14: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Betis, tungkai, mata kaki Pelindung dari kulit, berlapis

logam, dan tahan api

Benda-benda

kecil beterbangan

Kepala

Mata

Tubuh

Lengan, tangan, jari

Tungkai kaki

Topi, kap khusus

Kacamata

Jaket kulit atau zeildoek

Sarung tangan, pakaian berlengan

panjang

Pelindung-pelindung betis,

tungkai, dan mata kaki

Debu Mata

Muka

Alat pernafasan

Goggles, kacamata sisi kanan kiri

tertutup

Penutup muka dari plastik

Respirator/masker khusus

Percikan api atau

logam

Kepala

Mata

Muka

Jari, tangan, lengan

Betis, tungkai

Matakaki, kaki

Tubuh

Topi plastik berlapis asbes

Goggles, kacamata

Penutup muka dari plastik

Sarung tangan asbes berlengan

panjang

Pelindung dari asbes

Sepatu kulit

Jaket asbes atau kulit

Gas, asap, atau

fumes

Mata

Muka

Alat pernafasan

Tubuh

Goggles

Penutup muka khusus

Membahayakan jiwa secara

langsung : gas masker khusus

dengan filter, Tidak

membahayakan jiwa secara

langsung : gas masker bermacam-

macam

Pakaian karet, plastik, atau bahan

lain yang tahan kimiawi

146

Page 15: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Jari, tangan, lengan

Betis, tungkai

Matakaki, kaki

Sarung tangan plastik, karet,

berlengan panjang dan anggota-

anggota badan itu diolesi dengan

barrier cream

Pelindung dari plastik atau karet

Sepatu yang konduktif (yang

menyalurkan aliran listrik) karena

mungkin sekali gas itu eksplosif

Cairan dan bahan-

bahan kimiawi

Kepala

Mata

Muka

Alat pernafasan

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Betis, tungkai

Matakaki, kaki

Topi plastik/karet

Goggles

Penutup dari plastik

Respirator khusus tahan kimiawi

Sarung plastik/karet

Pakaian plastik/karet

Pelindung khusus dari

plastik/karet

Sepatu karet, plastik, atau kayu

Panas Kepala

Lain-lain bagian

Kaki

Mata

Topi asbes

Sarung, pakaian, pelindung dari

asbes atau bahan lain yang tahan

panas/api

Sepatu dengan zool kayu atau

bahan lain tahan panas

Goggles dengan lensa tahan sinar

infrared

Basah dan air Kepala

Tangan, lengan, jari

Tubuh

Kaki, tungkai

Topi plastik

Sarung tangan plastik, karet

berlengan panjang

Pakaian khusus

Sepatu bot karet

Terpeleset, jatuh Kaki Sepatu anti slip, kayu (gabus)

147

Page 16: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Terpotong,

tergosok

Kepala

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Betis, tungkai

Matakaki, kaki

Topi plastik, logam

Sarung tangan kulit, dilapisi

logam, berlengan panjang

Jaket kulit

Celana kulit dengan knie atau

engkel dekker

Sepatu dilapisi baja, zool kayu

Dermatitis atau

radang kulit

Kepala

Muka

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Betis, tungkai, matakaki, kaki

Topi plastik, karet, pici (kap)

kapas atau wol

Barrier cream, pelindung plastik

Barrier cream, sarung tangan

karet, plastik

Penutup karet, plastik

Sepatu karet, zool kayu, sandal

kayu (bakiak)

Listrik Kepala

Jari, tangan, lengan

Tubuh, betis, tungkai, matakaki, kaki

Topi plastik, karet

Sarung tangan karet tahan sampai

10.000 volt selama 3 menit

Pelindung yang bahannya dari

karet

Bahan peledak Kaki Sepatu kayu, percikan api

Mesin-mesin Kepala

Jari, tangan , lengan

Tubuh

Betis, matakaki

Pici, terutama wanita berambut

panjang

Sarung tangan tahan api

Jaket dari karet, plastik, zeildoek

Celana tahan api atau dekker

Sinar silau Mata Goggles, kacamata dengan filter

khusus atau lensa polaroid

Percikan api dan

sinar silau pada

pengelasan

Mata

Muka

Goggles, penutup muka, kacamata

dengan filter khusus

Penutup muka dengan kacamata

148

Page 17: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Tubuh

Kaki

filter khusus

Jaket tahan api (asbes) atau kulit

Sepatu dilapisi baja

Penyinaran

sedang

Kepala

Mata

Muka

Topi khusus

Goggles, kacamata dengan filter

lensa

Pelindung muka khusus

Penyinaran kuat Kepala

Mata, muka

Topi khusus

Goggles dengan filter khusus, dari

logam atau plastik

Penyinaran

radioaktif

Jari, tangan, lengan

Tubuh

Sarung tangan karet dilapisi timah

hitam

Jaket karet atau kulit, dilapisi

timah hitam

Gas atau aerosol

radioaktif

Alat pernafasan

Seluruh badan

Respirator khusus

Pakaian khusus

Gaduh suara Telinga Pelindung khusus : dimasukkan ke

lubang telinga atau penutup

lubang telinga

MASALAH AIR

Syarat Air Minum

Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni dalam arti

sesuai benar dengan syarat air yang patut untuk kesehatan, maka biar bagaimanapun

harus diusahakan air yang ada sehingga syarat yang dibutuhkan tersebut harus terpenuhi,

atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang dikehendaki. Dengan demikian bagaimana

syarat-syarat air yang baik, haruslah diketahui oleh setiap petugas kesehatan termasuk

dokter. Pada saat ini telah tersusun syarat-syarat air yang dipandang baik, yang secara

umum dibedakan atas tiga hal, yaitu :

1. Syarat fisika

149

Page 18: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Air yang sebaiknya dipergunakan untuk minum ialah air yang tidak berwarna, tidak

berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sehingga

menimbulkan rasa nyaman.

Syarat fisik ini adalah syarat yang sederhana sekali, karena dalam praktek sehari-hari

sering ditemui air yang memenuhi semua syarat di atas, tetapi jika ditinjau dari segi

kesehatan tidak memenuhi syarat karena mengandung bibit penyakit misalnya.

Dari sudut ini dimengerti bahwa jika salah satu dari syarat fisik ini tidak terpenuhi,

maka besar kemungkinan air itu tidak sehat (karena beberapa zat kimia, mineral, ataupun

zat organis / biologis yang terdapat dalam air dapat mengubah warna, bau, rasa, dan

kejernihan). Tetapi jika semua syarat di atas terpenuhi, belum tentu air tersebut baik

untuk diminum, karena mungkin mengandung zat ataupun bibit penyakit yang

membahayakan kesehatan.

2. Syarat bakteriologis

Secara teoritis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan

terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat patogen. Namun dalam kehidupan

sehari-hari, amat sukar untuk menentukan apakah air tersebut benar-benar sucihama atau

tidak. Karena itulah, untuk mengukur apakah air minum bebas dari bakteri atau tidak,

pegangan yang dipakai adalah E. coli. Tergantung dari cara pemeriksaan yang dilakukan,

maka jumlah E. coli yang masih dibenarkan terdapat dalam sumber air minum

bermacam-macam. Pada pemeriksaan air minum dengan memakai prosedur Membrane

Filter Technique, maka 90% dari contoh air yang diperiksa selama 1 bulan, harus bebas

dari E. coli. Selanjutnya dari yang mengandung E. coli, jumlah kuman ini tidak boleh

lebih dari 3 untuk setiap 50 cc air, tidak boleh lebih dari 4 untuk setiap 100 cc air, tidak

boleh lebih dari 7 untuk setiap 200 cc air, serta tidak boleh lebih dari 13 untuk setiap 500

cc air.

Bila terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan di atas, maka air tesebut

dianggap tidak memenuhi syarat dan oleh karena itu perlu diselidiki lebih lanjut.

Dipakainya E. coli sebagai patokan utama untuk menentukan apakah air minum

memenuhi syarat bakteriologis atau tidak ialah karena pada umumnya bibit penyakit ini

ditemui pada kotoran manusia serta secara relatif lebih sukar dimatikan dengan

pemanasan air.

150

Page 19: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

3. Syarat kimia

Air minum yang baik ialah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat

kimia ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya diharapkan

pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat didalam air minum , tidak sampai

menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air; sebaliknya zat ataupun bahan

kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam

kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut.

Pengelolaan Air untuk Minum

Air yang tidak memenuhi syarat untuk langsung diminum perlu diolah terlebih

dahulu sehingga memenuhi syarat kesehatan. Pekerjaan ini disebut “treatment of water”

yang dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi banyak cara melakukannya.

Ditinjau dari perlu atau tidaknya pengelolaan, dapat dibedakan beberapa macam air,

yaitu:

1. Air yang sama sekali tidak membutuhkan pengelolaan; jadi air tersebut dapat

langsung diminum, biasanya berupa air tanah yang tidak terkontaminasi.

2. Air yang hanya membutuhkan pekerjaan desinfeksi saja; umumnya berupa air dalam

tanah ataupun air permukaan yang diperkirakan hampir tidak terkontaminasi,

mempunyai warna yang jernih dan mengandung E. coli pada pemeriksaan bulanan

tidak lebih dari 50 untuk setiap 100 ml air.

3. Air yang membutuhkan penyaringan pasir cepat yang lengkap atau alat pengolahan

air lainnya yang sejenis dengan ini, yang dilanjutkan dengan chlorination secara

tetap. Biasanya dilakukan pada air yang telah tercemar atau yang mengandung E. coli

lebih dari 5000 pada setiap 100 ml air yang berasal dari 20% sampel yang diperiksa

setiap bulan.

4. Air yang membutuhkan pengolahan tambahan setelah sebelumnya dilakukan proses

pengolahan dengan saringan pasir cepat dan chlorination. Pengolahan tambahan yang

dilakukan misalnya pre-sedimentation ataupun penyimpanannya selama 30 hari atau

lebih yang sebelumnya telah ditambahkan pula zat chlor. Biasanya dilakukan pada air

yang mengandung E. coli pada 20% sampel air yang diperiksa setiap 2 bulan sekali

lebih dari 5000 MPN pada setiap 100 ml, tapi jumlah ini tidak lebih dari 20.000 pada

setiap 100 ml air pada 5% dari sampel yang diperiksa.

151

Page 20: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

5. Air yang membutuhkan pengolahan air secara istimewa yang biasanya dilakukan

pada air yang sama sekali tidak sehat, tetapi karena keadaan memaksa terpaksa

diipergunakan. Air macam ini ditandai dengan ditemukannya E. coli sebanyak lebih

dari 250.000 MPN pada setiap 100 ml air pada tiap kali pemeriksaan

Untuk mengelola lima macam air yang terdapat di alam ini, kini berbagai cara telah

dikenal, yang secara umum dapat dibedakan atas :

1. Pengelolaan secara alamiah

Biasanya dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) ataupun pengendapan

(sedimentation). Proses ini dapat berlangsung di alam (kali, danau) ataupun sumber

air yang terdapat di rumah tangga ataupun sumber air untuk penduduk kota. Air

dibiarkan pada tempatnya, dan kemudian terjadilah koagulasi dari zat-zat yang

terdapat di dalam air. Adanya koagulasi yang membentuk endapan ini akan

menjernihkan air, karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.

2. Pengelolaan air dengan menyaring

Dikenal 2 macam saringan yaitu saringan pasir lambat (slow sand filter) yang

diperkenalkan di London pada tahun 1829, serta saringan pasir cepat (rapid sand

filter) yang diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1893. Pada saringan pasir

lambat aliran air berdasarkan gaya gravitasi, sedangkan pada saringan pasir cepat

dipergunakan tekanan. Untuk saringan pasir cepat perlu dilakukan pengolahan air

sebelumnya, misalnya dengan menambahkan zat koagulan ataupun dengan

melakukan proses sedimentasi.

3. Pengelolaan air dengan menambahkan zat kimia

Zat kimia yang ditambahkan ada 2 macam, yaitu :

a. yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya proses koagulasi, jadi zat yang

ditambahkan adalah zat koagulan;

b. yang bertujuan untuk mensucihamakan atau membunuh bibit penyakit yang ada di

dalam air.

Zat kimia yang biasa ditambahkan adalah chlor dan ini disebut chlorination

4. Pengelolaan air dengan mengalirkan udara

Proses ini disebut aeration yang tujuannya ialah untuk menghilangkan rasa serta bau

yang tidak enak,menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan (CO2, metan,

152

Page 21: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

hydrogen sulfide), menaikkan derajat keasaman air (karena kadar CO2 dihilangkan),

menambah gas-gas yang diperlukan ataupun untuk mendinginkan air.

5. Pengelolaan air dengan memanaskannya hingga mendidih

Pengelolaan air jenis ini ditujukan terutama untuk membunuh kuman-kuman yang

terdapat di dalam air.

Chlorination atau pemberian zat chlor dalam rangka membersihkan air minum

dari kuman-kuman penyakit adalah hal yang paling sering dilakukan. Jumlah chlor yang

diperlukan untuk membunuh kuman , amat dipengaruhi oleh keadaan air itu sendiri; jika

air lebih keruh tentu saja dibutuhkan chlor yang lebih banyak. Namun demikian kadar

chlor dalam air tidak boleh berlebihan, karena meskipun bibit penyakit dapat dibunuh,

tetapi jika kadar chlor sisa dalam air minum tinggi, tentu saja tidak baik untuk kesehatan.

Untuk air minum, kadar chlor yang dipandang sesuai dengan kesehatan ialah antara 0,1-

0,2 ppm.

Hasil chlorination yaitu kemampuan membunuh kuman yang terdapat di dalam

air, kecuali dipengaruhi oleh jumlah chlor yang dipakai , juga dipengaruhi oleh berbagai

faktor lainnya, yaitu lamanya air bereaksi dengan chlor, suhu air (makin tinggi suhu

makin baik hasilnya), keasaman air (makin rendah pH, makin baik hasilnya) serta jumlah

aktif chlor yang terdapat (makin tinggi prosentasenya, maka makin sedikit pemakaiannya.

Sebenarnya daya membunuh yang dimiliki oleh chlor tergantung dari chlor aktif

yang terdapat. Makin rendah zat persenyawaan chlor mengandung aktif chlor, maka

makin banyak zat tersebut dibutuhkan. Kekuatan chlor larut dalam air disebut chlor aktif.

Sedangkan aktif chlor yang terdapat pada berbagai senyawaan chlor berbeda-beda. Gas

chlor (Cl2) misalnya, mengandung 100% chlor aktif, kaporit (CaOCl) mempunyai 60%-

70% chlor aktif, sedangkan hipoklorit (Ca (OCl)2) mengandung 15%-30% chlor aktif.

Pengolahan Air Minum untuk Umum

Pada umumnya air minum untuk kepentingan umum (ledeng misalnya) diperoleh

dari air permukaan tanah yang telah terkontaminasi (misalnya air kali). Oleh karena

itulah pengolahan air minum untuk kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks.

Pada suatu instalasi air minum, biasanya tersedia beberapa fasilitas yang terdiri atas :

153

Page 22: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

1. Pipa yang mengalirkan air ke instalasi air minum (supply line)

2. Bak penampung untuk pengendapan pertama (pre-sedimantation-tank)

3. Bak pemberi obat-obat kimia (chemical feeder)

4. Bak pencampur (mixing device)

5. Bak penampung untuk pengendapan kedua (Dortmund tank/accelerator)

6. Saringan pasir cepat (rapid sand filter)

7. Bak pemberi chlor (chlorinator)

8. Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen (clear wastage storage

kelder)

Proses pengolahan air untuk kepentingan umum adalah sebagai berikut :

1. Air sungai dialirkan atau dipompa. Tempat pengambilan air disebut intake. Air

diendapkan pada parit-parit lebar dan panjang

2. Setelah diendapkan beberapa waktu, kemudian air dialirkan ke instalasi penyaringan

(melalui pengukuran debit air)

3. Air diendapkan di bak pertama

4. Kemudian air dialirkan melalui tempat pembubuhan obat kimia berupa zat koagulan,

biasanya merupakan aluminium sulfat (tawas) Al2(SO4)3 dan larutan kapur CaCO3

yang tujuannya untuk membentuk endapan

5. Agar zat koagulan ini dapat bercampur dengan sempurna, maka ada dua cara yang

ditempuh, yaitu :

a. menerjunkan air;

b. mengalirkan air melalui parit yang berbelok-belok, yang disebut mixing device

6. Bila air telah bercampur dengan baik, maka timbul kepingan yang lebih besar.

Selanjutnya untuk memberikan kesempatan pengendapan, air dialirkan ke dalam bak

pengendapan kedua yang disebut Dortmund tank atau accelerator. Dalam bak ini

terjadi pemisahan antara kotoran dengan air yang sudah bersih

7. Air yang sudah nampak bersih ini dialirkan melalui saringan pasir yang disebut rapid

sand filter. Meskipun air ini sudah tampak bersih tetapi masih terdapat kemungkinan

mengandung bakteri

8. Untuk membunuh bakteri tersebut, air kemudian dialirkan ke sebuah chlorinator;

disini dibubuhi zat chlor dengan syarat sisa chlor ialah 0,1-0,2 ppm

154

Page 23: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

9. Air yang sudah bersih ini, selanjutnya ditampung dalam bak penampung air bersih

untuk kemudian siap didstribusikan kepada para konsumen

MASALAH SAMPAH

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian

dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi,

atau harus dibuang, sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dalam ilmu

kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang tersebut, disebut benda-benda sisa atau

benda-benda bekas (waste). Kecuali sampah (refuse), kotoran manusia (human waste), air

limbah dan atau air bekas (sewage), serta sisa-sisa industri (industrial waste) termasuk

pula ke dalamnya.

Sumber dan Macam Sampah

Tergantung dari tingkat kemajuan hidup masyarakat, sumber dan macam sampah

berbeda-beda. Secara umum dapat disimpulkan bahwa makin maju tingkat kebudayaan

masyarakat, makin kompleks pula sumber dan macam sampah yang ditemui.

Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal beberapa sumber sampah misalnya :

1. dari rumah tangga;

2. dari daerah pemukiman;

3. dari daerah perdagangan;

4. dari daerah industri;

5. dari daerah peternakan;

6. dari daerah pertanian;

7. dari daerah pertambangan;

8. dari jalan dan lain sebagainya.

Tergantung dari sumber ini, maka macam dan komposisi sampah beraneka ragam.

Demikian pula jumlah yang dihasilkan, karena jumlah sampah pada umumnya ditentukan

oleh :

1. kebiasaan hidup masyarakat;

2. musim atau waktu;

155

Page 24: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

3. standart hidup;

4. macam masyarakat; dan

5. cara pengelolaan sampah.

Sedangkan macam sampah, dikenal beberapa cara pembagian. Ada yang

membaginya atas dasar zat pembentuk, yaitu :

1. sampah organik; dan

2. sampah in organik.

Ada pula yang membaginya atas dasar sifat, yaitu :

1. sampah yang mudah membusuk;

2. sampah yang tidak mudah membusuk;

3. sampah yang mudah terbakar;

4. sampah yang tidak mudah terbakar.

Pengelolaan Sampah

Sebagai sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang

tidak disenangi dan yang harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan

sebaik-baiknya, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.

Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah

tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta tidak menjadi

medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi

dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak

menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Pengelolaan sampah meliputi 3 hal pokok, yaitu :

1. Penyimpanan sampah (refuse storage)

Yang dimaksud adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut

dikumpulkan, diangkut, kemudian dibuang / dimusnahkan. Sampah basah

dikumpulkan bersama sampah basah. Demikian juga sampah kering, sampah yang

mudah terbakar dan yang tidak mudah terbakar hendaknya ditempatkan secara

terpisah. Maksud dari pemisahan ini adalah untuk memudahkan pemusnahannya.

2. Pengumpulan sampah (refuse collection)

Sampah yang telah disimpan sementara kemudian dikumpulkan untuk kemudian

dibuang atau dimusnahkan. Karena jumlah sampah yang dikumpulkan cukup besar,

156

Page 25: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

maka perlu dibangun rumah sampah. Lazimnya penanganan masalah ini dilaksanakan

oleh pemerintah atau oleh masyarakat secara gotong-royong. Jika sampah tidak

terlalu banyak, dapat dibangun suatu kontainer yang ditempatkan di daerah yang

mudah dicapai penduduk serta mudah juga dicapai kendaraan pengangkut sampah.

Sama halnya dengan penyimpanan sampah, maka dalam pengumpulan sampah ini

sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Dikenal 2 macam cara :

a. Sistem duet, artinya disediakan 2 tempat sampah, masing-masing untuk sampah

basah dan sampah kering.

b. Sistem trio, yaitu disediakan 3 bak sampah, masing-masing untuk sampah

basah, sampah kering yang mudah dibakar, dan sampah kering yang mudak

terbakar (sepeti kaca, kaleng, dan sebagainya)

3. Pembuangan sampah (refuse dispossal), termasuk pengangkutan

dan pemusnahan sampah

Pembuangan atau pemusnahan ini adalah tahap terakhir yang harus dilakukan dalam

pengelolaan sampah. Pembuangan sampah biasanya dilakukan di daerah tertentu

sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. Syarat-syarat yang harus dipenuhi

dalam membangun tempat pembuangan sampah adalah :

a. dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber air lainnya yang

dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi, dan sebagainya)

b. tidak pada tempat yang sering terkena banjir

c. ditempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia

Jarak yang sering dipakai sebagai pedoman adalah sekitar 2 km dari perumahan

penduduk, sekitar 15 km dari laut, dan sekitar 200 m dari sumber air. Sebelum sampai

ke tempat ini, sampah perlu diangkut dari tempat-tempat pengumpulan dengan

menggunakan armada pengangkut sampah; berupa kendaraan yang mempunyai tutup

untuk mencegah berseraknya sampah dan melindungi dari bau.

MASALAH AIR LIMBAH

Yang dimaksudkan dengan air limbah atau air kotor atau air bekas adalah air yang

tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan

157

Page 26: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

manusia dan atau hewan, dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia (termasuk

industrialisasi).

Sumber dan Macam Air Limbah

Sama halnya dengan sampah, maka sumber serta macam air limbah sangat

dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat. Makin tinggi tingkat kebudayaan

masyarakat, makin kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui.

Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal ialah :

1. yang berasal dari rumah tangga (domestic sewage), misalnya air dari kamar mandi

dan dapur;

2. yang berasal dari perusahaan (commercial wastes), misalnya dari hotel, restoran, dan

kolam renang;

3. yang berasal dari industri (industrial wastes), seperti dari pabrik baja, pabrik tinta,

dan pabrik cat;

4. yang berasal dari sumber lainnya, seperti air hujan yang bercampur dengan air

comberan, dan lain sebagainya.

Tergantung dari sumbernya ini, maka macam serta komposisi air limbah beraneka ragam.

Pada umumnya susunan air kotor terdiri dari 3 komponen yang utama, yaitu :

1. bahan padat;

2. bahan cair; dan

3. bahan gas.

Kesemua bahan-bahan ini berada dalam air limbah dalam bentuk :

a. bahan yang mengapung (floating material);

b. bahan yang larut (dissolved solids);

c. bahan koloidal (colloids);

d. bahan mengendap (sediment); serta

e. bahan melayang (dispersed solids).

Pengotoran Air

158

Page 27: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Pengotoran air timbul karena berbagai macam sebab, tergantung sumber serta macam air

limbah itu sendiri. Untuk menentukan derajat pengotoran air limbah ada beberapa cara,

yaitu :

1. mengukur adanya E. coli dalam air. Ukuran yang dipakai biasanya jumlah E. coli

untuk setiap ml air limbah.

2. mengukur suspended solid yang biasanya dinyatakan dalam ppm

3. mengukur zat-zat yang mengendap dalam air limbah, dinyatakan dalam ppm

4. mengukur kadar oksigen yang larut, dinyatakan dalam ppm. Pengukuran kadar

oksigen yang larut ini sangat penting, karena dengan diketahuinya kadar oksigen,

dapat ditentukan apakah air tersebut dapat dipakai untuk kehidupan. Ada beberapa

cara yang dikenal untuk mengukur kadar oksigen dalam air limbah, yaitu :

a. Chemical Oxygen Demand (COD), ialah jumlah oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air secara

sempurna.

b. Biochemical Oxygen Demand (BOD), yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air secara

sempurna dengan memakai ukuran proses biokimia yang terjadi di dalam

larutan air limbah tersebut.

c. Demand of Oxygen (DO)

Untuk mendapatkan gambaran selengkapnya tentang keadaan air limbah ini, maka

berikut ini adalah perbandingan dengan air minum :

Hal yang diukur Air limbah (rata-rata) Air minum (rata-rata)

1. E. Coli 10-10 Kurang dari 2

2. Suspended solids (benda

melayang)

300-400 ppm 0-3 ppm

3. Zat yang mengendap 3-12 ppm 0 ppm

4. Oksigen yang larut 0-2 ppm 5-9 ppm

5. BOD (oksigen yang

dibentuk proses biokimia)

300 ppm 0-3 ppm

159

Page 28: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah pada dasarnya bertujuan untuk :

1. melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman terjangkitnya penyakit. Hal

ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai tempat

berkembangbiaknya berbagai macam bibit penyakit;

2. melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut

mengandung zat organis yang mengganggu kelangsungan hidup;

3. menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari,

terutama jika sulit ditemukan air yang bersih.

Dalam kehidupan sehari-hari , pengolahan air limbah dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu

1. menyalurkan air limbah tersebut jauh dari daerah tempat tinggal, tanpa diolah

sebelumnya

2. menyalurkan air limbah tersebut setelah diolah sebelumnya, dan kemudian dibuang

ke alam

Jika air limbah tersebut dibuang begitu saja tanpa diolah sebelumnya, maka ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

1. tidak sampai mengotori sumber air minum

2. tidak menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor

3. tidak mengganggu kesenangan hidup, misalnya dari segi pemandangan dan bau

4. tidak mencemarkan alam sekitarnya, misalnya merusak tempat rekreasi, berenang,

dan sebagainya.

Air yang dibuang tanpa diolah sebelumnya ini biasanya dilakukan oleh rumah tangga.

Ada 2 cara yang sering ditempuh :

1. Sistem riol

Yaitu suatu jaringan pembuangan air limbah yang dimulai dari daerah perumahan,

masuk ke daerah pemukiman, dan kemudian dialirkan ke tempat pembuangan air air

limbah yang biasanya merupakan sungai atau laut.

2. Septic tank

Adalah suatu unit penampungan dan penyaluran air limbah (dan juga kotoran

manusia) di dalam tanah yang dibuat permanen. Prinsip septic tank :

160

Page 29: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

a. tersedianya bak penampung untuk memisahkan bahan padat dari air limbah,

dimana bahan padat ini akan mengalami proses pembusukan oleh bakteri

anaerobik.

b. ruang rembesan, ialah lubang atau sumur yang diisi lapisan pasir kasar atau

kerikil, pasir halus, tanah liat campur pasir, ijuk, dan ditengahnya dialirkan

saluran pipa. Disini terjadi penguraian bahan yang tersisa oleh bakteri aerobik.

Air yang tidak diolah, jika didiamkan dalam suatu tempat yang terbuka (misalnya

danau) , ternyata dapat menjernihkan diri sendiri (self purification) yang terdiri dari

beberapa proses, yaitu :

1. Degradation, ialah wujud awal dari air limbah dimana tampak air kotor

2. Decomposition, ialah proses penguraian zat-zat yang terdapat dalam air limbah atas

bantuan sinar matahari dan udara, terbentuklah gas serta bahan-bahan endapan

3. Recovery, ialah lanjutan tahap kedua dimana air telah tampak jernih dan telah tampak

tanda kehidupan, misalnya tumbuhnya plankton

4. Cleaner water, ialah air sudah tampak bersih dan jernih, air bisa hidup didalamnya.

Setelah tahap ini, air telah stabil namun belum cukup baik untuk diminum

Untuk berhasilnya suatu proses self purification, diperlukan beberapa syarat,yaitu :

1. Faktor fisis, berupa cahaya matahari yang membunuh bakteri, gelombang air yang

menambah pengudaraan dan pengenceran, sedimentasi berupa pengendapan bahan-

bahan berat serta suhu.

2. Faktor kimia, seperti adanya bahan-bahan racun dalam air limbah yang akan

mempersulit penjernihan, adanya zat koagulan yang akan mempercepat pengendapan,

adanya oksigen yang akan mempermudah proses oksidasi.

3. Faktor biologi, berupa bakteri yang ada dalam air limbah yang dapat saling memakan,

ataupun plankton yang memetabolisme zat-zat yang mengapung atau melayang dalam

air

Air limbah yang langsung dibuang tanpa diolah sebelumnya selalu menimbulkan

masalah bagi kesehatan, karena itu perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan pengolahan air

limbah hanya memisahkan benda-benda padat dari air limbah, atau untuk sekedar

menetralkan air tesebut dan kemudian disalurkan ke alam sehingga tidak sampai

161

Page 30: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

membahayakan kehidupan. Pengolahan air kotor pada dasarnya mengenal beberapa cara,

yaitu :

1. pemisahan secara mekanis;

2. pemisahan secara hidrolis;

3. pemisahan secara koagulasi kimiawi;

4. pemisahan secara reaksi fisik dan kimia;

5. pemisahan secara reaksi biologik; dan

6. desinfeksi.

MASALAH PENGAWASAN ARTHROPODA DAN RODENTIA

Telah sejak lama diketahui bahwa beberapa macam arthropoda (binatang dengan

tubuh bersegmen, mempunyai rangka luar serta anggota gerak yang berbuku-buku) serta

rodentia (binatang menyusui yang mengerat) dapat mendatangkan gangguan kesehatan

bagi manusia. Karena itu diusahakan berbagai cara untuk membunuh atau paling tidak

menjauhkan arthropoda dan rodentia dari lingkungan hidup manusia, sehingga gangguan

kesehatan yang ditimbulkannya dapat dihindarkan.

Pada saat ini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak cara

untuk mengawasi arthropoda dan rodentia. Hal ini perlu diketahui oleh petugas

kesehatan. Beberapa jenis arthropoda perlu diawasi karena binatang ini dapat terkena

infeksi. Jika kebetulan binatang tersebut menggigit manusia, maka bibt penyakit yang

dikandungnya akan masuk ke tubuh manusia sehingga timbullah penyakit. Sedangkan

pengawasan terhadap rodentia perlu diadakan kecuali karena mungkin kena penyakit

akibat gigitan binatang tersebut yang kebetulan terinfeksi, juga karena pada tubuh

rodentia dapat hidup beberapa jenis arthropoda, yang jika sempat menggigit manusia

dapat pula menimbulkan penyakit. Pengawasan terhadap arthropoda makin bertambah

penting, jika diketahui pula bahwa beberapa jenis binatang ini senang hidup di tempat

kotor. Jika arthropoda tersebut telah hinggap pada kotoran manusia kemudian hinggap

pula pada makanan, maka kuman penyakit yang menempel pada tubuh, kaki, atau bulu-

bulu kaki binatang ini akan mencemari makanan, sehingga menimbulkan penyakit bagi

yang memakannya.

162

Page 31: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Kesemua kelas arthropoda perlu diawasi, hanya saja karena sifatnya yang khusus,

maka pengawasan terhadap insekta lebih diprioritaskan, yang dikenal dengan sebutan

pengawasan serangga atau insect control. Sebagaimana arthropoda, pengawasan rodent

juga mengenal prioritas terutama pada tunneling rodent (hidup terutama di terowongan

serta mempunyai cakar yang tajam pada kaki depan), karena jenis ini senang hidup di

sekitar tempat tinggal manusia.

Pada saat ini, berkat penemuan-penemuan baru yang berhasil dicapai, diketahui

bahwa serangga dapat menimbulkan penyakit tidak hanya melalui gigitan atau isapan

darah saja, tetapi dapat juga secara mekanis, yaitu dengan menempelnya bibit penyakit

pada tubuh serangga tersebut. Selain itu, golongan lain dari arthropoda yang bukan

serangga serta binatang tidak bertulang belakang lainnya dapat pula mendatangkan

penyakit bagi manusia. Dengan penemuan-penemuan baru ini, pengertian vektor menjadi

lebih luas. Saat ini yang disebut vektor adalah arthropoda atau invertebrata lainnya yang

menimbulkan penyakit infeksi pada manusia dengan jalan memindahkan bibit panyakit

yang dibawanya pada manusia melalui gigitan pada kulit atau selaput lendir, ataupun

meninggalkan bibit penyakit yang dibawa pada bahan makanan atau bahan-bahan

lainnya, sehingga mendatangkan penyakit bagi manusia yang memakan atau

mempergunakan bahan-bahan tersebut.

Dengan demikian, penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor tersebut kepada

manusia dapat dibedakan menjadi 2 cara, yaitu :

1. Penyebaran secara mekanik, disebut pula penyebaran pasif, yakni pindahnya bibit

penyakit yang dibawa vektor kepada bahan-bahan yang dipergunakan manusia

(umumnya makanan) dan jika bahan (makanan) tersebut dipergunakan (dimakan)

timbullah penyakit. Contohnya penyakit disentri yang disebabkan tercemarnya

makanan atau minuman oleh kuman disentri yang dibawa lalat., gosokan tangan yang

baru saja dipakai untuk meremuk vektor pinjal pada mata, sehingga bibit penyakit

yang ada di dalam tubuh vektor tersebut masuk melalui selaput lendir ke dalam tubuh.

2. Penyebaran secara biologi, disebut juga penyebaran aktif. Disini bibit penyakit hidup

serta berkembang biak di dalam tubuh vektor dan jika kebetulan vektor tersebut

menggigit manusia (nyamuk misalnya), maka bibit penyakit masuk ke dalam tubuh

sehingga timbullah penyakit.

163

Page 32: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Pengawasan

Pengertian luas dari pengawasan vektor ialah melakukan berbagai hal yang dipandang

bermanfaat, sehingga kehidupan arthropoda dan atau rodentia menjadi sulit, tidak dapat

berkembang biak atau dimatikan sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Untuk itu jelas diperlukan pengetahuan lengkap tentang segala hal yang menyangkut

vektor tersebut, setidaknya meliputi :

1. Siklus kehidupan vektor

2. Ekologi vektor, misalnya rodent hidup di air, padang rumput, terowongan ataupun

pohon-pohon. Sedangkan arthropoda tergantung stadiumnya, misalnya telur nyamuk

diletakkan di air.

3. Tingkah laku vektor. Beberapa serangga senang berpindah-pindah tempat, sedangkan

yang lain keluar dari sarangnya terutama pada malam hari.

4. Cara berpindahnya bibit penyakit. Jika berpindah melalui gigitan, usahakan jangan

sampai menggigit manusia, misalnya nyamuk dengan cara memasang kelambu atau

kawat nyamuk.

5. Cara transmisi vektor. Ada vektor yang mempunyai kemampuan terbang beratus-

ratus kilometer dan ada juga yang pindah dengan bantuan pihak ketiga, misalnya

dengan menempel pada kendaraan atau tubuh manusia.

Banyak cara yang dilakukan untuk mpengawasan arthropoda dan rodentia yang secara

umum dibedakan menjadi :

1. Pengawasan mekanik atau fisik

Cara ini adalah yang cara paling tua dan masih dijumpai sampai saat ini, yaitu dengan

pemukulan, menggunakan kawat kassa, kelambu, alat pendingin (ruangan), alat

pemanas (ruangan) ataupun memakai pelindung yang dialiri arus listrik

2. Pengawasan kimiawi

Digunakan zat kimia yang sifatnya dapat untuk mematikan, mengusir ataupun

menimbulkan daya tarik. Zat kimia yang menimbulkan daya tarik, dimaksudkan

untuk mengumpulkan binatang tersebut pada suatu tempat untuk kemudian

dimusnahkan. Zat kimia yang tujuannya mematikan sesuatu yang dapat merusak atau

mengganggu kesehatan disebut pestisida. Jika ditinjau dari sudut ilmu kesehatan

164

Page 33: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

lingkungan, suatu zat kimia hanya dapat dipakai sebagai pestisida jika memenuhi

syarat sebagai berikut :

a. tdak membahayakan kesehatan manusia, baik secara langsung yaitu meracuni

tubuh karena masuk melalui pernafasan atau pun kulit (biological concentration),

ataupun secara tidak langsung seperti misalnya memakan bahan makanan yang

mengandung pestisida (tropic concentration),

b. hanya membunuh binatang yang ingin dibunuh, jadi tidak sampai mematikan

hewan ataupun tumbuhan lainnya,

c. mempunyai daya bunuh yang tinggi (efektif dengan dosis rendah),

d. mudah dipergunakan. Cara mempergunakan pestisida bermacam-macam, ada

yang menaburkan bubuknya langsung, ada yang dilarutkan dalam air kemudian

disebar dengan semprotan, dan sebagainya, dan

e. harganya murah.

Saat ini sebagai akibat penggunaan pestisida yang kurang bertanggung jawab,

timbul masalah baru dalam hal pengawasan arthropoda dan rodentia yaitu terjadinya

resistensi pada kedua jenis binatang tersebut. Selain itu terganggunya kelestarian

lingkungan juga timbul sebagai akibat sampingan yaitu ikut matinya binatang atau

tumbuhan lain yang terkena.

3. Pengawasan biophysical

Pengawasan cara ini pada dasarnya perpaduan dari dua macam cara, yakni fisik dan

cara biologi. Prinsip yang dipakai disini adalah pertama menangkap binatang tersebut

(biasanya jenis jantan, jadi secara fisik), dan kemudian disterilkan dengan

mempergunakan sinar gamma (jadi secara biologi), untuk kemudian dilepas kembali

ke alam. Karena sterilisasi ini, maka tidak akan terjadi pembuahan sehingga jumlah

binatang dapat dikontrol. Jika cara ini akan dipergunakan, harus diperhatikan

beberapa hal, misalnya harus diketahui bahwa jumlah jenis jantan tidak begitu

banyak, sehingga upaya sterilisasi yang dilakukan tidak sia-sia, tidak sukar

menangkap binatang tersebut. Yang terpenting ialah memperhatikan biaya yang

dibutuhkan; jika biayanya tinggi, tentu saja tidak baik dilakukan.

4. Pengawasan Biologis

165

Page 34: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

Prinsipnya ialah dengan memanfaatkan binatang lainnya yang menjadi musuh dari

arthropoda atau rodentia. Ada dua cara pendekatan yang sering dilakukan yakni :

a. membawa binatang yang menjadi musuh dari daerah lain ke daerah yang ingin

diawasi. Prinsip ini dilakukan, jika diketahui bahwa di daerah yang ingin diawasi

tidak ditemukan binatang yang akan dibawa tersebut.

b. menciptakan keadaan lingkungan sedemikian rupa, sehingga binatang yang

menjadi musuh dan telah berada di daerah tersebut dapat lebih berkembang biak,

dan dengan demikian dapat membunuh atau memusnahkan arthropoda atau

rodentia yang ingin diawasi.

Macam dari hewan yang diharapkan dapat membunuh arthropoda dan rodentia

tersebut beraneka ragam. Dapat disebut misalnya : laba-laba, burung atau ikan untuk

mengawasi serangga, serta kucing atau anjing untuk mengawasi rodentia.

5. Pengawasan Kultural

Prinsipnya ialah menciptakan keadaan lingkungan sehingga tidak menguntungkan

arthropoda atau rodentia dengan jalan mengubah kebiasaan atau sikap hidup yang

tidak menguntungkan. Misalnya tidak membiarkan tergenangnya air di pekarangan,

membersihkan daerah tempat tinggal dan lain sebagainya. Membiasakan mengganti

jenis tanaman, memilih waktu tanam yang tepat, dan sebagainya, juga termasuk

pengawasan kultural, karena dengan mengganti jenis tanaman serta memilih waktu

tanam yang tepat, dapat dihindari terjangkit hama tanaman. Sebab seperti yang sudah

diketahui kebanyakan serangga memakan satu jenis tanaman saja.; jadi jika jenis

tanaman diganti-ganti, maka serangga tersebut tidak sempat berkembang biak, karena

bahan makanan yang dibutuhkan tidak tersedia. Dengan perkataan lain, jika dapat

ditumbuhkan kebiasaan mengganti-ganti jenis tanaman tersebut artinya memutus

rantai makanan dari serangga yang hendak dikontrol.

6. Pengawasan Terintegrasi

Karena pada dasarnya amat sulit mengharapkan hasil yang maksimal jika hanya satu

macam cara pengawasan saja yang dilakukan, maka pada saat ini di banyak negara di

dunia diterapkan pengawasan secara terintegrasi, artinya dipergunakan kombinasi

166

Page 35: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

dari berbagai cara yang telah disebutkan diatas. Dengan cara integrasi ini maka

kelemahan-kelemahan yang mungkin dimiliki oleh setiap cara dapat saling dikurangi.

Dalam menerapkan cara terintegrasi ini, biasanya dilakukan studi yang mendalam

tentang macam arthropoda dan rodentia yang akan diawasi yang umumnya

dibedakan menjadi empat macam, yakni :

a. Key pest, ialah arthropoda atau rodentia yang diduga menjadi penyebab utama

munculnya gangguan terhadap kesehatan, jadi yang sebenarnya harus diawasi.

b. Occasional pest, ialah arthropoda atau rodentia yang kadang-kadang terdapat di

tampat yang akan diawasi, dan diduga bukan penyebab utama timbulnya

penyakit.

c. Potential pest, ialah golongan arthropoda atau rodentia lainnya yang ditemukan

di daerah yang akan diawasi dan diduga pada suatu saat mempunyai potensi

sebagai penyebab munculnya penyakit.

d. Migrant pest, ialah arthropoda atau rodentia yang berasal dari daerah lain, jadi

sebelumnya tidak ditemukan di daerah yang akan diawasi.

Dengan dilakukannya pembagian seperti di atas, maka cara pengawasan yang

dilakukan dapat lebih terarah. Dengan demikian tidak sampai membunuh arthropoda

atau rodentia yang tidak berbahaya atau yang sebenarnya dibutuhkan oleh manusia.

Pembagian seperti ini adalah mutlak jika cara integrasi akan dilakukan, karena jika

sampai arthropoda atau rodentia yang dibutuhkan manusia ikut terbunuh, maka apa yang

disebut pengawasan biologis yakni salah satu yang diintegrasikan tersebut pasti tidak

akan berlangsung.

Agar pengawasan terhadap arthropoda dan rodentia ini berjalan dengan baik dan

memberikan hasil yang diharapkan, maka dibanyak negara di dunia telah dikeluarkan

suatu peraturan khusus yang mengatur pelaksanaannya. WHO sendiri memberikan

perhatian yang cukup serius tentang peraturan tersebut. Oleh WHO telah dikeluarkan

suatu pedoman yang mengatur pemakaian pestisida dalam program kesehatan

masyarakat, yang menetapkan tidak saja pengawasan mutu dari produk yang

dipergunakan (quality control), tetapi juga tata cara penggunaannya di lapangan.

Untuk Indonesia, pengawasan arthropoda dan rodentia memang masih bersifat

sangat sederhana, karena dana dan tenaga yang tersedia belum memadai. Karena itu

167

Page 36: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

harapan sebenarnya lebih banyak dipulangkan kepada usaha masyarakat sendiri.

Sayangnya harapan ini masih sulit terpenuhi karena pengertian masyarakat terhadap

masalah ini masih sangat kurang.

Pada saat ini di beberapa kota besar di Indonesia telah mulai dikenal adanya

perusahaan yang bergerak khusus dalam pest control. Ditanganinya pekerjaan ini oleh

mereka yang lebih profesional memang menggembirakan. Hanya saja dalam

pelaksanaannya masih diperlukan pengaturan yang lebih terarah, karena sebagai suatu

perusahaan mereka tentu lebih memperhitungkan keuntungan. Disinilah nantinya akan

muncul masalah, karena penyemprotan yang dilakukan tidak dengan dosis yang tepat

akan menimbulkan resistensi, suatu masalah yang tidak mudah dicarikan jalan keluarnya

kelak.

Pengawasan Nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang termasuk ordo diptera. Macamnya banyak dan

tersebar hampir merata di seluruh pelosok bumi kecuali di lautan, di kutub ataupun di

padang pasir yang amat kering. Diperkirakan tidak kurang dari 2.500 spesies ditemui di

permukaan bumi. Sekalipun tidak semua spesies mendatangkan penyakit bagi manusia,

namun diantara berbagai jenis serangga maka nyamuk adalah yang paling ditakuti.

Karena babarapa diantaranya dapat mendatangkan penyakit yang membahayakan

kehidupan seperti misalnya Anopheles yang mendatangkan penyakit malaria, Aedes

aegypti yang menimbulkan penyakit demam berdarah, Culex mansonia dan Anopheles

gambiae yang mendatangkan penyakit filariasis serta Culex tarsalis yang mendatangkan

penyakit encephalitis.

Sebagaimana telah diuraikan, maka untuk mendapatkan hasil pengawasan

nyamuk yang sempurna, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang siklus kehidupan

nyamuk, etiologinya, sifat-sifat nyamuk, dan cara penularan penyakit yang ditimbulkan

oleh nyamuk. Tentang siklus kehidupan nyamuk telah diketahui bahwa nyamuk salah

satu jenis serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Nyamuk betina yang

dewasa meninggalkan telurnya di dalam atau di dekat air. Sekali bertelur menghasilkan

telur sekitar 50 sampai 200 buah, dan selama masa hidupnya dapat bertelur beberapa kali.

Tergantung dari jenis nyamuk, maka telurnya ada yang sendiri-sendiri mengapung-apung

di atas permukaan air (bentuk float), atau ada yang mengelompok satu dengan lainnya,

168

Page 37: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

dan kelompok ini mengapung-apung di atas permukaan air (bentuk raft). Jika keadaan

tempat sesuai dengan kebutuhannya, maka masa telur ini antara 2 sampai 3 hari. Tetapi

jika keadaan tempat bertelur tersebut dingin atau terlalu panas, maka telur ini dapat

dipertahankan lebih lama.

Telur yang telah matang akan menetas membentuk tempayak (larva), yang

tergantung dari jenis nyamuknya mempunyai bentuk serta sifat tersendiri. Pada nyamuk

Anopheles, larvanya rata dengan permukaan air, sedangkan pada nyamuk Culex membuat

sudut dengan permukaan air. Stadium larva ini berlangsung antara 4 sampai 10 hari.

Banyak jenis larva dapat berenang aktif di dalam air. Mereka membutuhkan bahan

makanan disamping udara yang didapatnya dari permukaan air.

Bentuk kepompong (pupa) yang kemudian menyusul, berlangsung selama kira-

kira 2 hari. Pupa juga membutuhkan udara segar, tetapi tidak membutuhkan bahan

makanan. Selanjutnya setelah bentuk pupa dilalui, maka muncullah bentuk dewasa, yang

sebelum pergi meninggalkan tempat “kelahiran” tersebut, mengering dahulu di atas

permukaan air, menunggu sayapnya kering.

Adapun sifat nyamuk dewasa berbeda-beda, karena semuanya tergantung dari jenis

nyamuk tersebut. Sifat umum yang dipunyai adalah :

1. nyamuk betina membutuhkan darah untuk pembentukan telur, sedangkan nyamuk

jantan tidak. Sebab itu nyamuk betina menggigit manusia atau hewan, sedangkan

nyamuk jantan lebih senang tetap tinggal di daerah dimana ia “dilahirkan”.

2. dengan sayap yang dimilikinya, maka nyamuk dapat terbang dari satu tempat ke

tempat lain. Hanya saja jarak yang dapat dicapainya biasanya tidak jauh, kecuali

Anopheles yang dapat terbang antara 1½ sampai 30 km.

3. dalam mencari mangsanya ia memilih waktu-waktu tertentu; ada yang menyenangi

malam hari, tetapi ada pula yang justru menggigit mangsanya pada siang hari.

Jika ditinjau dari tempat hidupnya, nyamuk dibedakan atas beberapa macam, yakni :

1. nyamuk yang senang hidup di air payau (salt marsh type)

2. nyamuk yang memilih tempat hidupnya berupa genangan air yang bersifat sementara,

dibedakan atas :

a. Temporary pool type, ialah nyamuk yang senang mengeram di genangan air yang

sifatnya sementara seperti bekas injakan kerbau, manusia, dan lain sebagainya.

169

Page 38: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

b. Artificial container type, ialah nyamuk yang senang mengeram pada genangan air

yang terdapat dalam kaleng-kaleng bekas yang dibuang sembarangan oleh

manusia.

c. Treehole type, ialah nyamuk yang senang mengeram pada genangan air yang

bersifat sementara yang terdapat pada lubang-lubang pohon. Ditemukan terutama

pada daerah yang sering hujan.

d. Rock pool type, ialah sama halnya dengan treehole type, hanya saja disini yang

dipilih genangan air yang terdapat di lubang-lubang batu karang.

Jika ditinjau dari tempat persembunyiannya, maka nyamuk dapat pula dibedakan atas dua

jenis, yakni :

1. Natural resting stations type, ialah nyamuk yang memilih tempat bersembunyi dalam

lubang-lubang yang ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon, batu

karang, dan lain sebagainya.

2. Artificial resting stations type, ialah nyamuk yang memilih tempat bersembunyi

dalam tempat-tempat yang berbentuk karena hasil pekerjaan manusia, baik yang

sifatnya sengaja ataupun yang tidak sengaja (karena kecerobohan). Misalnya dalam

rumah, dalam kaleng kosong, dan lain sebagainya.

Dengan mengetahui berbagai sifat nyamuk di atas, maka akan dapat dipilih cara

pengawasan nyamuk yang tepat, artinya yang benar-benar efektif untuk membunuh atau

paling tidak menghindarkan nyamuk dari lingkungan kehidupan manusia. Hanya saja

sebelum usaha ini dilakukan, haruslah ada data yang lengkap terlebih dahulu tentang

segala hal yang menyangkut nyamuk tersebut terutama yang berhubungan dengan daerah

yang dipakai sebagai tempat berkembang biak, jenis dari nyamuk tersebut, dan lain

sebagainya. Karena itulah upaya pengawsan biasanya sering didahului dengan suatu

penelitian atau survey. Dalam melakukan survey nyamuk ada dua prinsip dasar yang

dikerjakan, yakni :

1. melakukan pemetaan daerah, yakni menentukan daerah-daerah yang dicurigai

menjadi tempat bersarangnya nyamuk, misalnya rawa-rawa, seluruh air yang

tergenang, dan lain sebagainya. Pemetaan ini dianggap pokok karena dengan

diketahuinya daerah tersebut dapat dilakukan pengawasan secara intensif, serta hasil

170

Page 39: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

yang diperoleh akan lebih memuaskan. Terutama jika ditinjau dari sudut ekonomi,

karena tidak perlu mengawasi daerah yang terlalu luas.

2. melakukan kunjungan lapangan ke daerah yang dicurigai. Tujuan kunjungan lapangan

ini, kecuali untuk memastikan lokasi daerah yang dicurigai, juga untuk

mengidentifikasi jenis nyamuk apa yang terdapat di daerah tersebut. Pekerjaan

identifikasi ini dianggap penting, karena dengan demikian dapat diketahui apakah

nyamuk yang ditemukan berbahaya atau tidak. Tentu saja pengawasan selanjutnya

hanya ditujukan kepada jenis nyamuk yang berbahaya saja; dengan demikian

penghematan dana dapat pula dilakukan.

3. identifikasi nyamuk ini biasanya dilakukan dengan mengambil contoh air dari tempat

yang diduga sarang nyamuk. Dalam mengambil contoh air ini, dipergunakan tangguk

bertangkai panjang yang dipasang dengan jaring halus. Pengambilan contoh air harus

dilakukan dengan gerakan yang cepat, karena larva nyamuk peka sekali terhadap

gangguan dan segera akan menyelam sehingga tidak dapat diambil. Dari bentuk larva,

pupa serta ciri-ciri yang ditemukan pada nyamuk dapat dibedakan jenis nyamuk

tersebut. Misalnya larva Anopheles mengapung datar di permukaan air, sedangkan

Culex mengapung dengan membentuk sudut dengan permukaan air. Membedakan

nyamuk dapat pula dilakukan dengan melihat sifat-sifat nyamuk dewasa, misalnya

dari bentuk sayap atau posisi tubuh ketika menggigit mangsanya. Nyamuk Anopheles

berbintik-bintik pada sayap serta posisinya menungging ketika menggigit mangsanya,

sedangkan jenis Culex sayapnya umumnya polos, serta posisi ketika menggigit sejajar

dengan permukaan kulit.

Setelah diketahui jenis nyamuk yang harus diawasi, pekerjaan dilakukan dengan

pengawasan itu sendiri. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yakni :

1. Pengawasan yang ditujukan pada bentuk muda dari nyamuk (stadium telur, larva, dan

pupa). Ada beberapa cara pengawasan yang dilakukan pada bentuk muda dari

nyamuk ini, yang dibedakan atas :

a. secara fisik atau mekanis, misalnya dengan mengeringkan rawa-rawa, menimbun

air yang tergenang, membuat air selokan mengalir dengan lancer.

171

Page 40: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

b. secara kimia, yakni menyiram permukaan air dengan zat kimia tertentu (minyak),

dengan demikian larva dan pupa tidak dapat mengambil udara segar yang

dibutuhkannya.

c. secara biologis misalnya memelihara beberapa jenis ikan di rawa-rawa, yang

memakan telur, larva, serta pupa nyamuk.

d. secara kultural, misalnya mengubah sikap masyarakat yang tidak baik dan

merugikan kesehatan lingkungan.

2. Pengawasan yang ditujukan pada nyamuk dewasa

Sama halnya dengan pengawasan nyamuk pada usia muda, maka disini cara

pengawasan yang dapat dilakukan dibedakan pula atas beberapa macam, yakni :

a. secara fisik atau mekanis, yakni dengan memasang kawat kassa, mempergunakan

kelambu, atau memukul nyamuk dengan alat pemukul.

b. secara kimia, yakni mempergunakan berbagai macam insektisida dengan sifat-

sifatnya yang ada untuk mematikan nyamuk, mengatur pertumbuhan, membuat

steril, menarik perhatian nyamuk ataupun mengusirnya. Zat kimia yang dipakai

untuk insektisida banyak macamnya, satu dengan lainnya mempunyai kebaikan

ataupun kerugian-kerugian.

c. secara biologis, misalnya dengan membiarkan hidup binatang seperti cecak di

rumah yang akan menangkap nyamuk sebagai mangsanya. Binatang lain yang

merupakan musuh nyamuk, dan karena itu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

cara pengawasan biologis ialah kelelawar, berbagai jenis reptil, serta unggas.

d. secara kultural, yakni dengan mengubah kebiasaan manusia yang buruk yang

dipandang menguntungkan kehidupan nyamuk. Misalnya mengeringkan rawa-

rawa, memotong dedaunan yang terlalu lebat, tidak membuang kaleng-kaleng

bekas sembarangan, membuat saluran air yang memenuhi syarat kesehatan, dan

lain sebagainya.

Tentunya cara terbaik yang dilakukan dalam pengawasan nyamuk ini ialah jika dapat

ditujukan terutama ketika nyamuk masih berada dalam stadium muda. Karena dengan

dapat dibunuhnya nyamuk dalam stadium muda ini, dapat dicegah bertambah banyaknya

nyamuk yang mungkin sempat dihasilkan oleh nyamuk betina dewasa. Lebih dari itu,

nyamuk pada stadium muda dipandang lebih menguntungkan kesehatan manusia. Sarang

172

Page 41: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

nyamuk tersebut umumnya tidak berada dalam lingkungan daerah tempat tinggal,

sehingga jika digunakan zat kimia pada sarang tersebut tidak akan menimbulkan problem

keracunan pada manusia. Tidak demikian halnya jika nyamuk telah dewasa, sebab

penggunaan zat insektisida di daerah perumahan, memberikan kemungkinan yang besar

ikut teracuninya manusia, misalnya melalui residu insektisida yang menempel pada

bahan makanan, sebagaimana banyak ditemui di negara-negara yang sudah berkembang.

MASALAH MAKANAN

Pendahuluan

Makanan diperlukan untuk kehidupan, karena dari makanan didapatkan energi

(tenaga) yang diperlukan untuk melangsungkan berbagai faal tubuh. Ilmu kedokteran

atau kesehatan telah lama mengetahui bahwa antara makanan dan kesehatan terdapat

hubungan yang erat. Seseorang yang memakan makanan yang tidak mengandung cukup

gizi mudah terserang penyakit kekuarangan gizi. Selanjutnya telah diketahui pula bahwa

bagi orang-orang tertentu ada jenis makanan yang tidak dapat dikonsumsinya, karena

penyakit tersebut akan menyebabkan alergi. Selanjutnya ilmu kedokteran atau kesehatn

memperhaikan pula cara mengelola bahan makanan, karena jika cara mengelola tersebut

salah, misalnya dimasak berlebihan, akan rusaklah beberapa zat yang terdapat dalam

bahan makanan.

Kesemua hal yang menyangkut makanan ini, memang menjadi perhatian ilmu

kedokteran dan kesehatan. Namun jika ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan, ternyata

tidak termasuk bidang perhatiannya. Dari sudut ilmu kesehatan lingkungan perhatian

terutama ditujukan pada higiene dan sanitasi makanan tersebut, yakni bagaimana

mengusahakan agar makanan tidak sampai tercemar atau tidak mengandung zat-zat yang

dapat membahayakan kehidupan.

Demikianlah dalam membicarakan tentang higiene dan sanitasi makanan (food

sanitation), maka permasalahan yang menyangkut nilai gizi kurang diperhatikan,

demikian pula halnya yang menyangkut komposisi bahan makanan yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Pembicaraan dalam sanitasi makanan lebih ditekankan pada upaya

membebaskan makanan dari zat-zat yang membahayakan kehidupan, atau mencegah agar

173

Page 42: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

bahan makanan yang mengandung zat-zat yang membahayakan kehidupan tidak sampai

dikonsumsi.

Penyebab

Secara umum jika membicarakan apa yang menyebabkan makanan menjadi

berbahaya bagi kehidupan, maka penyebab tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam,

yakni :

1. Makanan tersebut dicemari oleh zat-zat yang membahayakan kehidupan. Jadi

dalam kategori ini, makanan tersebut semula tidak mengandung zat-zat yang

membahayakan tubuh. Tetapi karena satu dan lain hal, akhirnya mengandung zat

yang membahayakan kesehatan.

2. Dalam makanan itu sendiri telah terdapat zat-zat yang membahayakan kesehatan;

karena itu makanan tersebut sebenarnya tidak boleh dimakan. Namun karena

tidak tahu atau karena lalai, atau karena dalam keadaan darurat, makanan yang

mengandung zat yang membahayakan kesehatan ini dikonsumsi oleh seseorang.

Berbagai hal yang dapat menjadi penyebab (baik yang berasal dari luar ataupun

yang berasal dari makanan itu sendiri), jika ditinjau dari sanitasi makanan, dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, yakni :

1. Golongan parasit

Golongan parasit yang mencemari makanan ialah amoeba dan berbagai jenis

cacing. Amoeba dapat menimbulkan penyakit disentri amoeba, sedangkan cacing

dapat menimbulkan penyakit cacingan. Dalam kehidupan sehari-hari sering

ditemukan penyakit cacing yang disebabkan karena memakan daging atau ikan

yang mengandung telur cacing atau cacing, yang kurang atau tidak dimasak

sebelumnya. Penyakit cacing yang sering ditemukan ialah yang disebabkan oleh

Taenia saginata, Taenia solium, Trichinosis, dan Diphyllobotrium.

2. Golongan mikroorganisme

Berbagai jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit melalui makanan ialah

Shigella yang menimbulkan penyakit disentri basiler, Salmonella yang

menimbulkan penyakit tifoid, paratifoid, dan bentuk-bentuk lainnya,

Streptococcus menimbulkan penyakit scarlet fever atau septic sore throat, serta

174

Page 43: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

berbagai macam virus yang menimbulkan penyakit seperti hepatitis, dan lain

sebagainya.

3. Golongan kimia

Pencemaran makanan karena zat kimia, biasanya terjadi karena kecelakaan,

misalnya meletakkan insektisida berdekatan dengan bumbu dapur. Pembungkus

makanan yang terbuat dari logam dapat menyebabkan keracunan makanan karena

zat kimia dalam logam itu. Adapun zat kimia yang sering mencemari makanan

ialah antimoni, arsen, cadmium, tembaga, sianida, fluor, timah hitam, dan seng.

4. Golongan fisik

Pencemaran makanan yang disebabkan golongan fisik misalnya bahan radioaktif.

5. Golongan racun (toxin)

Adanya racun dalam makanan dapat dibedakan atas dua macam, yakni :

a. yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang hidup atau berada dalam makanan

tersebut. Jadi disini yang mendatangkan penyakit bukan mikroorganismenya,

tetapi toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Misalnya toksin

yang dihasilkan oleh Botulisme, Staphylococcus, dan Clostridium welchii.

b. Bahan makanan itu sendiri telah mengandung racun, yang karena tidak tahu,

lalai, atau dalam keadaan darurat, terpaksa dimakan. Contoh tumbuh-

tumbuhan yang mengandung racun ialah kacang castor, Ergotism, cendawan,

rhubarb (sejenis bayam), solanine (sejenis kentang). Contoh hewan ialah

kerang-kerangan.

Cara Mengelola Bahan Makanan

Tujuan mengelola bahan makanan ialah agar tercipta makanan yang memenuhi

syarat kesehatan, mempunyai citarasa yang “sesuai”, serta mempunyai bentuk yang

merangsang selera makan. Jika tujuan kesehatan yang dibicarakan, khususnya yang ada

hubungannya dengan kesehatan lingkungan, maka dalam mengelola bahan makanan ini

ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, ialah :

a. masaklah bahan makanan tersebut dengan cukup, sehingga mikroorganisme atau

parasit yang terdapat didalamnya dan merugikan kesehatan musnah, tetapi dalam

memanaskan bahan makanan ini harus dijaga tidak sampai berlebihan karena

175

Page 44: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

mungkin ada zat makanan yang bisa rusak. Telah diketahui adanya hubungan antara

suhu, kuman yang terdapat dalam bahan makanan, dengan waktu memanaskan yang

diperlukan untuk membunuh kuman. Hubungan ini disebut “time-temperature

relationship”. Suhu yang dipakai ialah panas, sedangkan waktu yang dibutuhkan

untuk membunuh kuman tersebut tergantung dari suhu optimum yang dimiliki oleh

masing-masing mikroorganisme yang memang berbeda-beda. Berdasarkan derajat

suhu optimum dalam pertumbuhannya, maka mikroorganisme dibedakan menjadi :

thermophylic (suhu optimum 450-600C), mesophylic (200-450C), dan psychrophylic

(tumbuh cepat dibawah 00C atau lebih rendah dan beberapa jenis mikroorganisme

juga tumbuh dengan baik pada 00-200C).

Jika suhu dinaikkan, maka makin cepat mikroorganisme dimatikan, jadi makin

pendek waktu yang diperlukan. Daya tahan mikroorganisme terhadap suhu panas

dinyatakan dalam jangka waktu kematian terhadap termis (thermal death time) yaitu

jangka waktu yang diperlukan untuk mematikan sejumlah mikroorganisme tertentu

(dalam semua bentuk tingkat kehidupannya) yang berada dalam keadaan tertentu

dengan derajat suhu tertentu pula. Kematian karena termis (thermal death)

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :

1) konsentrasi mikroorganisme; makin tinggi jumlahnya per ml, makin lama waktu

yang dibutuhkan untuk mematikannya;

2) riwayat hidup mikroorganisme sebelumnya, yang menyangkut suhu ketika

pembiakan, umurnya, fase pertumbuhan, serta komposisi substrat dimana

mikroorganisme tersebut tumbuh, yang ditentukan oleh kandungan air, pH, dan

zat-zat lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bigelow dan Esty terhadap 115.000 spora

dari flat sour bacteria per ml corn juice dengan pH 6,1 mendapatkan hubungan antara

suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora tersebut sebagai berikut :

Suhu (dalam 0C) Waktu membunuh semua spora (dalam detik)

100 1.200

105 600

110 190

115 70

176

Page 45: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

120 19

125 7

130 3

135 1

Untuk tiap macam mikroorganisme, waktu dan suhu yang dibutuhkan berbeda-

beda. Demikianlah hasil dari berbagai percobaan memberikan angka sebagai berikut :

Nama bakteri Suhu (C0) Waktu (detik)

Gonococcus 2-3 50

Salmonella thyphosa 4,3 60

Staphylococcus aureus 18,8 60

Eschericia coli 20-30 57,3

Streptococcus

thermophillus

15 70-75

Lactobacillus bulgaricus 30 71

Pengetahuan tentang adanya hubungan suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk

membunuh semua jenis mikroorganisme ini, banyak dimanfaatkan dalam sanitasi

makanan, misalnya dalam proses pasteurisasi. Tergantung dari cara melakukannya,

aka pasteurisasi dibedakan menjadi dua macam yakni:

- dengan suhu tinggi waktu pendek (high temperaturere short time), misalnya pada

susu yang dilakukan dengan suhu 71,70 C selama 16 detik;

- dengan suhu rendah waktu panjang (low temperature long time) misalnya pada

susu yang dilakukan dengan suhu 62,80C selama 30 menit

b. Pada waktu pengelolaan makan tersebut, buanglah bagian dari bahan makanan yang

mengandung zat yang membahayakan tubuh atau telah tidak bermanfaat lagi,

sebaliknya bagian yang mengandung zat yang dibutuhkan tubuh tidak boleh sampai

terbuang.

c. Olahlah bahan makanan tersebut dengan mempergunakan alat yang selalu terpelihara

kebersihannya, demikian pula kebersihan orang yang akan mengelola bahan

makanan, harus pula dijaga.

177

Page 46: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

d. Hindarkan mengelola bahan makanan yang mengandung racun, atau berdekatan

dengan zat racun.

Pengawasan higiene dan sanitasi makanan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka:

1. melaksanakan pendidikan kesehatan

2. pengamatan dan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan makanan

3. pemeriksaan perusahaan-perusahaan makanan

Tanggung jawab pemeriksaan perusahaan dilimpahkan kepada Puskesmas yang harus

melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.

Pemeriksaan dilakukan dengan mempergunakan formulir yang telah disediakan.

Dalam formulir tersebut terdapat 4 hal yang harus diperiksa, terdiri dari pemeriksaan

terhadap:

a. kebersihan umum dan fasilitas;

b. tempat pengelolaan makanan dan minuman

c. kamar kecil dan tempat suci

d. karyawan

Pada pemeriksaan kebersihan umum dan fasilitas, hal-hal yang harus diperhatikan

meliputi;

a. keadaan dinding, langit-langit, lantai dan ruangan

b. sistem penghawaan

c. perlindungan terhadap lalat, tikus, dan lain-lain serangga

d. sumber persediaan air

e. pembuangan kotoran dan air selokan

Pada pemeriksaan tempat pengelolaan makanan dan minuman, hal-hal yang harus

diperhatikan meliputi:

a. fasilitas pencucuian

b. cara-cara mendesinfeksi;

c. pengawasan mutu

d. pembuangan kotoran cair

e. pengumpulan dan pembuangan sampah

f. penyimpanan bahan mentah

g. penyimpanan makanan jadi

178

Page 47: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

h. perlindungan terhadap debu, uap, dan gas

Pada pemeriksaan kamar kecil dan tempat cuci, hal-hal yang harus diperhatikan

meliputi:

a. tempat buang air besar dan buang air kecil

b. tempat mencuci dan mandi yang harus dilengkapi dengan sabun

c. prasarana sanitasi

Sedangkan pada pemeriksaan karyawan, hal-hal yang harus diperhatikan meliputi:

a. surat keterangan kesehatan yang masih berlaku

b. kebersihan dan kerapian umum

c. kebiasaan menangani makanan / minuman

d. kesehatan mereka pada waktu pemeriksaan

Jika terdapat hal-hal yang mencurigakan, maka Puskesmas harus membuat

laporan tertulis kepada kantor kesehatan tingkat Kabupaten (Dinkes), jika perlu

disertai contoh makanan dan minuman, guna dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Suatu perusahaan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dapat

diusulkan pencabutan ijin usahanya.

MODEL PELAYANAN KESEHATAN AGROINDUSTRI

Untuk dapat menerapkan model pelayanan kesehatan agroindustri yang tepat, harus

diketahui berbagai masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat agroindustri. Oleh

karena itu, pengetahuan dan keterampilan untuk menentukan masalah kesehatan sangat

diperlukan. Setelah masalah-masalah tersebut teridentifikasi dengan tepat dan actual,

barulah disusun program-program “unggulan” sesuai dengan prioritas masalah kesehatan

yang telah dibuat. Contoh kasus, sebuah Puskesmas di wilayah agroindustri mengalami

masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida sebagai masalah

kesehatan dengan skor nilai tertinggi. Puskesmas tersebut harus menyiapkan program-

program untuk menanggulangi masalah penggunaan pestisida. Ambil contoh Puskesmas

harus menyiapkan sarana dan prasarana untuk menangani kegawatdaruratan, langkah-

langkah yang harus diambil, dan juga penyuluhan untuk menggunakan masker lebih

ditonjolkan daripada penyuluhan tentang nyamuk demam berdarah. Demikian seterusnya

179

Page 48: SKENARIO 5 DASAR PENGETAHUAN.doc

SKENARIO 5

model pelayanan tersebut harus mengikuti perkembangan penyakit yang terdapat dalam

lingkungan masyarakat agroindustri.

Tetapi beberapa program telah biasa terdapat dalam model pelayanan kesehatan

agroindustri. Sebuah pelayanan kesehatan (Puskesmas atau rumah sakit) yang terdapat di

lingkungan agroindustri minimal mempunyai beberapa program sebagai berikut:

- kedokteran keluarga

- kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja

- kesehatan komunitas

- kegawatdaruratan

- kesehatan kulit

- kesehatan jiwa

(North American Agromedicine Consortium)

180