Top Banner
LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO 3 DIARE KELOMPOK B6 (16) ADI PURNOMO G0012004 MUHAMMAD YUSUF K G0012140 SAMUEL F PICARDI G0012204 PRAMITHA YUSTIA G0012160 AULIANSYAH ALDISELA G0012036 BEATA DINDA SERUNI G0012042 BARA TRACY LOVITA G0012040 ERIKA VINARIYANTI G0012072 PRATIWI INDAH PALUPI G0012162 ASTICHA ERLIANING G0012032 DEWI NARESWARI G0012058 ANDIYANI DEWI P.P G0012014 TUTOR: Marwoto, dr.SpMK 1
42

skenario 3

Oct 01, 2015

Download

Documents

Samuel Fp

skenario 3 blok geriatri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN TUTORIALBLOK PEDIATRI SKENARIO 3DIARE

KELOMPOK B6 (16)ADI PURNOMO G0012004MUHAMMAD YUSUF K G0012140SAMUEL F PICARDIG0012204PRAMITHA YUSTIA G0012160AULIANSYAH ALDISELA G0012036BEATA DINDA SERUNI G0012042BARA TRACY LOVITA G0012040ERIKA VINARIYANTIG0012072PRATIWI INDAH PALUPIG0012162ASTICHA ERLIANINGG0012032DEWI NARESWARIG0012058ANDIYANI DEWI P.P G0012014

TUTOR: Marwoto, dr.SpMK

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTATAHUN 2015BAB IPENDAHULUAN

Skenario 3 blok PediatriAnakku Berak Cair dan LemasPasien Laki- laki usia 1,5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan mencret sejak kemarin 4 kali/hari, tinja cair kekuningan, disertai muntah (+) lebih dari 5 kali/ hari sebanyak gelas aqua berisi makanan dan minuman. Pasien tampak lemas, rewel. Px: mata cowong, air mata berkurang, Mukosa mulut kering. Turgor kembali lambat, Nadi : 110x/menit, pernafasan 36x/ menit, suhu: 37,2 C peraksila. Dokter kemudian memberi inus dan memberikan pengawasan agar kondisi pasien tidak memburuk.

BAB IIDISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKAA. Seven Jump1. Langkah 1: membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam scenario Mata cowong : Mata cekung menjorok ke dalam dan ada bayangan gelap di sekitar mata. Biasanya terjadi dalam keadaan dehidrasi, aqueous humor berkurang. Infus: Memasukan cairan tertentu melalui jalur intra vena Turgor: tingkat elastisitas dari kulit. Normalnya kembali 4-6.Campylobacter jejuniMorfologi: berbentuk koma, gram negatif, motil dengan flagel lofotrik, non spora. Patogenesis: Menghasilkan toksinST Bakteri ini menginvasi dinding usus halus dan bisa masuk kedalam aliran darah usus halus.Menyebabkan inflamasi pada mukosa. Jonjot usus halus memendek dan melebar. Toksin akan menyebabkan nekrosis hemorhagik. C. jejunisering mengkontaminasi ayam mentah. Hasil survey menunjukkan bahwa 20-100% ayam yang dijual eceran, terkontaminasi oleh bakteri ini. Hal ini tidak mengherankan karena banyak ayam sehat mengandung bakteriini di dalam saluran pencernaannya. Susum entah juga merupakan sumber infeksi. Bakteri ini sering terdapat pada ternak sehat dan lalat yang berada di lahan pertanian. Air yang tidak diklorinasi juga mungkin merupakan sumber infeksi. Namun, pemasakan ayam dengan benar, pasteurisasi susu, dan klorinasi air minum akan mampu membunuh bakteri ini. Campylobacteriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan olehC. jejuni. Penyakit ini sering juga dikenal sebagai campylobacter enteritisataugastroenteritis. InfeksiC. jejunimenyebabkan diare, yang mungkin berair atau lengket dan dapat mengandung darah (biasanya tidak terlihat) dansel-sel darah putih (faecal leukocytes). Gejala lain yang sering terjadi adalah demam, sakit perut, mual, sakit kepala, dan sakit pada otot. Penyakit biasanya timbul 2-5 hari setelah konsumsi makanan atau air yang tercemar, dan bias anya berlangsung selama 7-10 hari, tetapi penyakit ini juga sering kambuh (pada sekitar 25% dari kasus yang ada). Kebanyakan infeksi bersifat terbatas dan tidak memerlukan perawatan dengan antibiotik. Namun, perawatan dengan erythromycin dapat mengurangi jangka waktu di mana orang yang sakit mengeluarkan bakteri di dalam kotorannyaDisentri : dapat disebabkan oleh Campylobacter jejuniMO -->kolonisasi di jejunum/ileum/kolon -->invasi kesel epitel mukosa usus -->invasi ke lamina propia -->infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin -->produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin -->produksi sitotoksin -->nekrosis mukosa -->ulkus -->eritrosit dan plasma keluar kelumen -->tinja bercampur darah.-->masuk kesirkulasi (bakteremia).4. Bagaimanakah patofisiologi dan etiologi diare

Patofisiologi - Berdasarkan mekanismenya, diare dibedakan menjadi dua, yaitu diare akibat gangguan absorbsi dan diare akibat gangguan sekresi. Menurut lamanya, diare dibedakan menjadi diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari, diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari, dan diare kronik berlangsung lebih dari 14 hari dan berlangsungintermittenDiare akut disebabkan 90% oleh infeksi bakteri dan parasit sedangkan yang lain dapat disebabkan oleh obat-obatan dan bahan-bahan toksik. Diare ditularkan fekal oral. Faktor penentu terjadinya diare akut sangat dipengaruhi oleh faktor pejamu (host), yaitu faktor yang berkaitan dengan kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dan faktor penyebab (agent), yang berkaitan dengan kemampuan mikroorganisme dalam menyerang sistem pertahanan tubuh host.Patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri adalah:Bakteri masuk melalui makanan atau minuman ke lambung sebagian ada yang mati karena asam lambung dan sebagian lolos bakteri yang lolos masuk ke duodenum bakteri berkembang biak (di duodenum) memproduksi enzim mucinase sehingga berhasil mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel epitel usus bakteri masuk ke dalam membrane bakteri mengeluarkan toksin mengeluarkan CAMP (meningkatkannya), yang berfungsi untuk merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi & menghambat cairan usus dibagian apikal villi terjadi rangsangan cairan yang berlebihan, volume cairan didalam lumen usus meningkat dinding usus berkontraksi terjadi hiperperistaltik cairan keluar (diare).Untuk diare akut, patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dibedakan menjadi dua: bakteri non invasif, yaitu bakteri yang memproduksi toksin yang nantinya toksin tersebut hanya melekat pada mukosa usus halus & tidak merusak mukosa. Bakteri non invasif, memberikan keluhan diare seperti air cucian beras dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.Patogenesis diare yang disebabkan oleh virus adalah :Virus masuk melalui makanan & minuman ke tubuh masuk ke sel epitel usus halus terjadi infeksi sel-sel epitel yang rusak digantikan oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik) villi mengalami atrofi & tidak dapat mengabsorbsi cairan & makanan dengan baik meningkatkan tekanan koloid osmotik usus hiperperistaltik usus cairan& makanan yang tidak terserap terdorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh virus diantaranya adalah : diare akut, demam, nyeri perut, dehidrasiPembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologienteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanismeinflamatory,non inflammatory, danpenetrating.Inflamatory diarrheaakibat proses invasi dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis umumnya adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin, secara makroskopis ditemukan lendir dan/ atau darah, secara mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear.

Non inflamatory diarrheakelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Proses diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti,V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.

Penetrating diarrhealokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear. Mikroorganisme penyebab biasanyaS. thypi, S. parathypi A, B, S. enteritidis, S. cholerasuis, Y. enterocolitidea, dan C. fetus.

(Zein, 2004).AMOEBIASIS Amoebiasis adalah penyebab yang umum dari diare kronik maupun diare akut. Pengertian dari diare akut sendiri yaitu diare yang menetap lebih dari 3-5 hari yang disertai oleh nyeri perut, kram perut, demam tidak begitu tinggi, nyeri pada buang air besar, dan faeses berupa darah disertai lendir. Sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu, penanganan diare kronik bersifat lebih kompleks dan menyeluruh dibandingkan diare akut dan mengharuskan rujukan kepada dokter ahli, penderita juga dapat mengalami kesukaran buang air besar (konstipasi) ( T.Declan Wash, 1997 )Sifat-sifat yang khas pada disentri amoeba adalah : 1. Volume tinja pada setiap kali buang air besar pada disentri amoeba lebih banyak 2. Bau tinja yang menyengat 3. Warna tinja umumnya merah tua dengan darah dan lendir tampak bercampur dengan tinja ( Soedarto, 1990 )a. Entamoeba histolytica Diuraikan pertama kali oleh Losch, di Rusia ( 1875 ), dari tinja seseorang yang terkena disentri. Organisme ini ditemukan di ulkus usus besar manusia. Namun Losch tidak bisa membuktikan adanya hubungan kausal antara parasit ini dengan kelainan ulkus usus tersebut (Garcia, Lynne S, 2002) Entamoeba histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai komensal (apatogen) di usus besar manusia.Patologi dan Gejala Klinis Cara kerjanya yaitu sebagai berikut : Bentuk histolitika memasuki mukosa usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan. Enzim ini yaitu cystein proteinase yang disebut histolisin. Lalu bentuk histolitika masuk ke submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosae. Di submukosa ini, bentuk histolitika akan membuat kerusakan yang lebih besar daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yang disebut ulkus amoeba. Bila terdapat infeksi sekunder,maka terjadi peradangan. Proses ini dapat meluas di submukosa bahkan sampai sepanjang sumbu usus. Bentuk histolitika banyak ditemukan di dasar dan dinding ulkus. Dengan peristaltis usus, bentuk ini dikeluarkan bersama isi ulkus rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja. Tinja ini disebut disentri, yaitu tinja yang bercampur lendir dan darah. Tempat yang sering dihinggapi (predileksi) adalah sekum, rektum, sigmoid. Seluruh kolon dan rektum akan dihinggapi apabila infeksi sudah berat. Disentri amoeba merupakan bentuk dari amoebiasis. Gejala yaitu : buang air besar berisi darah atau lendir, sakit perut, hilangnya selera makan, turun berat badan, demam, dan rasa dingin. Yang adakalanya, infeksi / peradangan dapat menyebar sampai ke bagian lain badan dan menyebabkan suatu bisul seperti amoba. Salah satu dari organ/bagian badan yang paling sering terpengaruh adalah hati. Ini dikenal sebagai hepatic amoebiasis ( Gandahusada S, 2000 ).Etiologi- Faktor infeksi a. Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak : a. Infeksi bakteri : Vibrio, Escherechia Coli, Salmonella, Shigella, Yersinab. Infeksi Virus : Rotavirus, Enterovirusc. Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Tricuris, Oxyuris, Strongiloides)d. Infeksi protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Thricomonas hominise. Infeksi jamur : Candida albicans.b. Infeksi Parenterial yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti tonsilofaringitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi atau anak dibawah tiga tahun. Makanan dan miniman yang terkontaminasi melalui tangan yang kotor, lalat, dan alat-alat makan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit diare tersebut (Azrul Azwar, 1989). Adapun sumber-sumber penularan penyakit dapat terjadi melalui : air, makanan, minuman, tanah, tangan dan alat yang digunakan secara pribadi. Bila seseorang penderita disentri amoeba sembuh dari penyakitnya, maka amoeba akan bertukar bentuk menjadi bentuk kista. Kista ini akan keluar bersama faeces dan dapat hidup terus karena tahan terhadap segala pengaruh dari luar. Buang air besar sembarangan akan menjadikan sarang lalat, apabila lalat tersebut hinggap pada makanan, maka akan terjadi kontaminasi (Depkes RI, 1991).Faktor Malabsorbsi Faktor malabsorbsi ini meliputi : I. malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerans laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terserang ialah intoleransi laktosaII. Malabsorbsi lemakIII. Malabsorbsi protein, Factor makanan basi, beracun, alergi terhadap makananFactor psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang tetapi menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

5. Bagaimana edukasi kepada orang tua yang anaknya diareBerikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak: 1. Buang air besar cair lebih sering2. Muntah berulang-ulang3. Mengalami rasa haus yang nyata4. Makan atau minum sedikit5. Demam6. Tinjanya berdarah7. Tidak membaik dalam 3 hari

Selain itu berikan juga edukasi kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah:1. Pemberian ASIASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seibanguntuk dicerna dan diserap secara optimal ole bayi. ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan lainyang disiapkan dengan air atau baan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organism lain yang akan menyebabkan diare.

2. Makanan pendamping ASIPemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa, mulaiperkenalkan dengan makanan lunak ketika anak berumur 6 bulan. Setela anak berumur 1 tahun berikan makanan keluarga. Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak, suapi anak dengan sendok yang bersih.

3. Menggunakan air bersih yang cukupYang harus diperhatikan adalah:a. Ambil air dari sumber air yang bersih.b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak.d. Minum air yang sudah matang (masak sampai mendidih).e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup.

4. Mencuci tanganKebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum meyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%)

5. Menggunakan jambanYang harus diperhatikan adalah keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi dengan baik dan dapat dipakai oleh seluruh keluarga, bersihkan jamban dengan terartur dan menggunakan alas kaki bila akan membuang air besar.

6. Membuang tinja bayi yang benarYang harus diperatikan oleh keluarga adalah:a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang dijambanb. Bantu anak buang air besar ditempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnyac. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti didalam lubang atau di kebun kemudian ditimbund. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.

7. Pemberian imunisasi campakSangat penting untuk mencegah campak, anak yang sakit campak sering disertai dengan diare. Sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare, berikan imunisasi campak setelah bayi berumur 9 bulan

BAB IIIKESIMPULAN

Pasien pada skenario 3 blok pediatri ini didiagnosis diare dengan derajat sedang, pasien yang berusia 1,5 tahun termasuk dalam balita yang seharusnya mengonsumsi ASI (rekomendasi IDAI sampai 2 tahun) , dengan hanya melihat tinja yang encer dan kekuningan didapatkan diagnosis banding berupa diare akibat virus, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akibat pathogen lainya misalnya bakteri maupun parasit. Pasien dalam dehidrasi sedang sangat perlu mendapatkan rehidrasi yang adekuat, penghindaran pasien diare dari dehidrasi sangat menurunkan derajat morbiditas dan mortalitas. Pemberian terapi empirik pada pasien diare dapat dilakukan sesuai pertimbangan dokter dengan dasar melihat kondisi pasien serta gejala dan tanda yang timbul pada pasien.

BAB IVSARAN

Lakukan rehidrasi dengan tepat dan sesuai prosedur supaya cairan tubuh bayi kembali dalam keadaan stabil, perlu diingat bahwa komponen air pada tubuh bayi (85%) lebih besar dari orang dewasa (70%), penatalaksanaan empirik jika dibutuhkan dapat dilakukan sesuai pertimbangan dokter, pemeriksaan penunjang meliputi kultur feses, dan pemeriksaan mikroskopis sangat penting untuk menentukan etiologi diare. Selain diare sekretorik dokter juga perlu memikirkan apakah mungkin tedapat diare osmotic yang jika dihentikan konsumsi makanan penyebab diare dalan 2 X 24 jam diare osmotic dapat berhenti. Pemberian asupan makanan dan minum yang adekuat sangat berpengaruh pada kecepatan kesembuhan pasien, makanan yang lunak dan susu yang rendah laktosa merupakan pilihan bagi anak diare. Orang tua pasien diare juga perlu menjaga kebersihan pada makanan, tempat tinggal dan daerah sekitar, kesempatan untuk sembuh pasien semakin besar jika terapi, asupan makanan, dan kebersihan terjaga dengan baik 1