M.FADLI ILHAM AKBARI 1102013159 LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI GINJAL LO 1.1 Makroskopik 1. Ginjal Ginjal terletak dibagian belakang (posterior) abdomen atas. Retroperitonium, diliputi peritoneum pada permukaan depannya (kurang dari 2/3 bagian). Ginjal terletak didepan dua costa terakhir (11 dan 12) dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, quadratus lumborum dan psoas major. Memiliki ukuran numeral yaitu 12 x 6 x 2 cm dengan berat sekitar 130 gram. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira- kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
M.FADLI ILHAM AKBARI
1102013159
LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI GINJAL
LO 1.1 Makroskopik
1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang (posterior) abdomen atas. Retroperitonium, diliputi
peritoneum pada permukaan depannya (kurang dari 2/3 bagian). Ginjal terletak didepan dua
costa terakhir (11 dan 12) dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, quadratus
lumborum dan psoas major. Memiliki ukuran numeral yaitu 12 x 6 x 2 cm dengan berat
sekitar 130 gram.
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah
tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11
atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-
kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra
L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri.
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
a. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis.
b. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,
lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
c. Columna renalis bertini, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
d. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
e. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
f. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan
calix minor.
g. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
h. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
i. Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara
calix major dan ureter.
j. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.
Ginjal diliputi oleh suatu capsula cribosa tipis mengkilat yang berikatan dengan jaringan
dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal yang disebut fascia
renalis. Fascia renalis dibagi menjadi dua yaitu lamina anterior dan lamina posterior.
Kearah kiri dan kana bersatu dengan fascia transversa abdominalis membentuk rongga yang
diisi oleh lemak yang disebut corpus adiposum. Ginjal juga memiliki selubung, yang
langsung membungkus ginjal disebut capsula fibrosa, sedangkan yang membungkus lemak-
lemak disebut capsula adipose.
Posisi ginjal dipertahankan oleh bantalan lemak yang tebal. Ginjal tidak jatuh karena ada
A.renalis yang berfungsi sebagai axis dari craniolateral ke caudomedial. Di puncak atas ginjal
terdapat topi yang disebut glandula supra renalis, yang kanan berbentuk pyramid sedangkan
kiri berbentuk bulan sabit.
Perdarahan Ginjal
a. Medulla : dari Aorta abdominalis bercabang A.renalis sinistra dan dekstra setinggi VL 1,
masuk melalui hilum renalis menjadi A.segmentalis (A.lobaris) lanjut menjadi A.
interlobaris terus A.arquata lanjut lagi menjadi A.interlobularis terus A.afferen dan
selanjutnya masuk ke bagian korteks renalis ke dalam glomerulus (capsula bowman),
disini terjadi filtrasi darah.
b. Korteks : A.efferen berhubungan dengan V.interlobularis bermuara ke V.arcuata
bermuara ke V.interlobaris bermuara ke V.lobaris (V.segmentalis) bermuara ke V.renalis
sinistra dan dekstra dan selanjutnya bermuara ke V.cava inferior dan berakhir ke atrium
dekstra.
c. Ren Dextra
Anterior Posterior
Flexura coli dextra
Colon ascendens
Duodenum (II)
Hepar (lob. dextra)
Mesocolon transversum
M. psoas dextra
M. quadratus lumborum dextra
M. transversus abdominis dextra
N. subcostalis (VT XII) dextra
N. ileohypogastricus dextra
N. ileoinguinalis (VL I) dextra
Costae XII dextra
Ren Sinistra
Anterior Posterior
Flexura coli sinistra
Colon descendens
Pancreas
Pangkal mesocolon transversum
Lien
Gaster
M. psoas sinistra
M. quadratus lumborum sinistra
M. transversus abdominis sinistra
N. subcostalis (VT XII) sinistra
N. ileohypogastricus sinistra
N. ileoinguinalis (VL I) sinistra
Pertengahan costae XI & XII
sinistra
Persarafan Ginjal
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan
simpatis melalui n.vagus.
2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria. Merupakan
lanjutan dari pelvis renalis, menuju distal dan bermuara pada vesica urinaria. Memiliki
panjang sekitar 25-30 cm. ureter terbagi atas dua bagian yaitu Pars abdominalis (pada
cavum abdominalis) dan Pars pelvica (pada rongga panggul). Batas keduanya diambil suatu
bidang yang disebut aditus pelvis.
Pada pria ureter menyilang superficial di dekat ujungnya di dekat ductus defferen, sedangkan
pada wanita ureter lewat diatas fornix lateral vagina namun di bawah ligamentum cardinal
dan A.uterina.
Perdarahan Ureter
Ureter atas mendapat perdarahan dari A.renalis sedangkan ureter bawah mendapat
perdarahan dari A.vesicalis inferior.
Persarafan Ureter
Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11 – L2 melalui neuron-neuron
simpatis.
3. Vesica Urinaria
Disebut juga bladder/kandung kemih, retroperitoneal karena hanya dilapisi peritoneum pada
bagian superiornya. Terletak pada region hypogastrica (supra pubis).
Vesica Urinaria mempunyai 4 bagian, yaitu :
a. Apex vesicale, dihubungkan ke cranial oleh urachus sampai ke umbilicus membentuk
ligamentum vesico umbilicale mediale.
b. Corpus vesicae, antara apex dan fundus.
c. Fundus (basis) vesicae, sesuai dengan basis.
d. Cervix vesicae, sudut caudal mulai uretra dengan ostium uretra internum.
Lapisan dalam vesica urinaria pada muara masuknya ureter terdapat plica ureterica yang
menonjol. Ketika VU ini kosong maka plica ini terbuka sehingga urin dapat masuk dari ginjal
melalui ureter, sedangkan ketika VU penuh maka plica ini akan tertutup karena terdorong
oleh urin sehingga urin tidak akan naik ke atas ureter.
Membran mukosa VU pada waktu kosong membentuk lipatan yang sebagian
menghubungkan kedua ureter membentuk plica interureterica. Bila dihubungkan dengan
ostium uretra internum maka akan membentuk segitiga yang disebut trigonum vesicae
(litaudi). Lapisan otot VU terdiri dari 3 otot polos membentuk trabekula yang disebut
m.Destrusor vesicae yang akan menebal di leher VU membentuk sfingter vesicae.
Perdarahan Vesica Urinaria
Berasal dari Aa.Vesicalis superior dan A.vesicalis inferior cabang dari A.iliaca interna,
sedangkan pembuluh baliknya melalui V.vesicalis menyatu disekeliling VU membentuk
plexus dan akan bermuara ke V.iliaca interna
Persarafan Vesica Urinaria
VU dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu :
a. Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2
b. Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N.S2,3,4 melalui N.splancnicus dan
plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria.
4.Uretra
Merupakan saluran keluar dari urin yang dieksresikan oleh tubuh melalui ginjalm ureter,
vesica urinary, mulai dari ujung bawah VU sampai ostium uretra eksternum. Uretra pria lebih
panjang daripada wanita karena pada perjalanannya tidak sama dan beda alat-alat di panggul.
Uretra pria panjangnya sekitar 15-25 cm sedangkan wanita kurang lebih 4-5 cm.
Uretra pria dibagi atas :
a. Pars prostatica, uretra melalui prostat. Panjangnya sekitar 3cm.
b. Pars membranaceae, melalui trigonum urogenitalis. Panjangnya sekitar 2 cm.
c. Pars spongiosa, berjalan di dalam corpus cavernosum uretra, dimulai dari fossa
intratubularis sampai dengan pelebaran uretra yang disebut fossa terminalis (fossa
naviculare uretra).
LO 1.2 Mikroskopis Ginjal
Ginjal tersusun dari unit individual yang disebut tubulus uriniferus, tubulus uriniferus terdiri
dari 2 bagian, yaitu nefron dan duktus koligens. Pangkal nefron berupa kantung buntu yang
disebut kapsula bowman, berbentuk seperti mangkok berdinding 2 lapis. Bagian luar yaitu
pars parietalis dibentuk oleh epitel selapis gepeng dan pars viseralis yang dibentuk oleh sel
besar yang mempunyai banyak pedikel yaitu podosit.
Dalam masuk gulungan kapiler yang disebut glomerulus. Kapsula bowman bersama
glomerulus disebut korpus malpighi yang fungsi utamanya adalah filtrasi. Corpus renalis
terdiri atas berkas kapiler-kapiler glomerulus, dikelilingi oleh epitel berdinding ganda yang
disebut kapsula Bowman. Lapisan dalam dari kapsula Bowman disebut lapisan visceral,
bagian luar disebut lapisan parietal,dan di antara kedua ruangan tersebut terdapat ruang
urinarius
Tiap korpuskel ginjal memiliki kutub vascular (polus vascularis),yakni tempat masuknya
arteriol afferent dan keluarnya arteriol efferent,sedangkan daerah persambungan antara
kapsula Bowman dengan tubulus proximal disebut polus urinarius. Kapsula Bowman pars
parietalis terdiri atas epitel selapis gepeng yang terletak di atas lamina basalis, sedangkan
kapsula Bowman pars visceralis dilapisi oleh sel-sel podosit. Sel podosit merupakan epitel
bercabang yang berbentuk pedikel dan berfungsi sebagai penyaring. Sel podosit bersama
dengan endotel kapiler berfungsi sebagai glomerular filtration barrier. Pada kutub
urinarius,epitelnya berubah menjadi epitel selapis kuboid/silindris rendah.
Apparatus Jugsta Glomerularis
Apparatus jugsta glomerularis berfungsi mengatur sekresi renin dan terletak di polus vascularis.
Apparatus jugsta glomerularis terdiri dari:
a) Macula Densa
Bagian dari tubulus distal di cortex berjalan diantara vas afferent dan vas efferent dan
menempel ke renal corpuscle
Sel dinding tubulus distal pada sisi yg menempel pada renal corpuscle,menjadi lebih tinggi
dan tersusun rapat
b) Sel Jugsta Glomerularis
Merupakan perubahan sel otot polos tunika media dinding arteriol afferen menjadi sel sekretorik
besar bergranula. Granula sel ini berisikan rennin
u
c) Sel Polkissen/Lacis/Mesangial Extra Glomerularis
Terdapat diantara makula densa, vas afferen dan vas efferen
Bentuk gepeng, panjang, banyak prosesus sitoplasma halus dg jalinan mesangial.
Berasal dari mesenchyme, mempunyai kemampuan fagositosis
Hasil filtrasi darah tersebut disebut ultra filtrat kemudian di alirkan kedalam sistem tubulus.
Terbagi atas tiga bagian yaitu:
Tubulus Kontortus Proksimal :
• Dinding dibentuk oleh epitel selapis kubis
• Batas-batas sel tidak jelas
• Inti bulat, letak berjauhan
• Sitoplasma asidofil (merah)
• Mempunyai mikro vili pada permukaan sel
• Diameter kurang lebih 65 mm
• Microvili sel dinding tubulus proximal memberikan gambaran “brush border”
• Memperluas permukaan absorbsi
• Fungsi: reabsorbsi 75% ion dan air dari filtrat glomerulus.
Tubulus Kontortus Distal :
• Epitel selapis kubis
• Batas-batas sel lebih jelas
• Inti bulat, letak agak berdekatan
• Sitoplasma basofil (biru)
• Tidak mempunyai brush border
Reasorpsi ion Na dan sekresi K untuk pengaturan asam basa.
Ansa Henle segmen tebal pars desendens :
• Mirip tubulus proksimal, tetapi diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
• Selalu terpotong dalam berbagai bidang potongan
• Didaerah medula, disekitarnya tidak terlihat glomerulus
Ansa Henle segmen tipis :
– Diameter 12µ
– Dinding berupa epitel selapis gepeng
– Tersusun oleh 2 sampai 5 sel
– Mirip pembuluh kapiler darah, epitelnya lebih tebal, shg sitoplasma lebih jelas
terlihat
– Didalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah
– Untuk pemekatan urin
Ansa Henle segmen tebal pars asendens :
• Mirip tubulus kontortus distal, diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
• Reabsorpsi Na, pemekatan urin terakhir
Duktus Koligens :
• Saluran besar, 40 - 200µ
• Kelanjutan tubulus distal
• Dinding dibentuk oleh sel kubis sampai torak rendah, jernih, hampir tidak mengambil
zat warna (clear cells)
• Permukaan sel menonjol ke lumen
LI 2. Memahami dan menjelaskan fisiologi ginjal
LO.2.1.FUNGSI GINJAL
a. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk
penguraian hemoglobin dan hormon.
b. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekresi ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan dan
ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
c. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion
hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3
-), dan amonium (NH4
+) serta memproduksi urin asam
atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
d. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin (EPO), yang
mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
e. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah komponen
penting dalam mekanisme renin-angiotensi-aldosteron (RAA), yang meningkatkan
tekanan darah dan retensi air.
f. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.
Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrien dalam darah.
g. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-
obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.
Keseimbangan Asam Basa (pada gagal ginjal, dehidrasi, dll)
1) Sistem Renal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion asam
nonvolatil dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan sekresi
dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini
berperan tiga sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, buffer fosfat dan pembentukan
amonia. Ion hidrogen, CO2 dan NH3 dieksresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi
yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut,
asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali.
Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
2) Regenerasi Bikarbonat
Bikarbonat dipertahankan dengan cara reabsorbsi di tubulus proksimal agar konsentrasi ion
bikarbonat di tubulus sama dengan di plasma. Pembentukan HCO3- baru, merupakan hasil
eksresi H+ dengan buffer urin dan dari produksi dan eksresi NH4
+. Bikarbonat dengan ion
hidrogen membentuk asam karbonat. Asam karbonat kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan
air. Reaksi ini dipercepat oleh enzim anhidrase karbonat kembali membentuk asam karbonat.
Asam karbonat berdisosiasi menjadi ion bikkarbonat dan hidrogen. Bikarbonat kembali ke
aliran darah dan ion H+ kembali ke cairan tubulus untuk dipertukarkan dengan natrium.
Dengan cara ini bikarbonat di reabsorpsi kembali. Berdasarkan pH urin, ginjal dapat
mengembalikan bikarbonat ke dalam darah atau membiarkannnya keluar melalui urin.
3) Sekresi Ion Hidrogen
Ginjal mengekresikan ion H+ dari tubulus proksimal dan distal sangat sedikit, hanya sekitar
0,025 mmol/L (pH 4,6) atau 0,1 meq/L pada pH urin 4,0. Kemampuan pengaturan (eliminasi)
ion H+ dalam keadaan normal sangat tergantung pada pH cairan yang berada di tubulus ginjal
(normal berada pada rerata 4,0 – 4,5). Proses eliminasi ini berlangsung di tubulus proksimal
dan distal serta pada duktus koligentes. Normalnya berkisar 100mEq ion H+ per hari, dan ini
setara dengan ion H+
yang diabsorpsi di usus. Ion H+ disekresikan melalui pertukaran dengan
ion Na+ dengan bantuan energi yang berasal dari pompa Na-K-ATPase yang berfungsi
memperthankan konsentrasi ion Na+. Ginjal mampu mengeluarkan ion H
+ melalui pompa
proton (H-K-ATPase dan H-ATP-ase) sampai pH urin turun menjadi 4,5.
4) Produksi dan Eksresi NH4+
Amonia dibuat di sel tubulus ginjal dari asam amino glutamin dengan bantuan enzim
glutaminase. Enzim ini berfungsi optimal pada pH rendah. Amonia bergabung dengan ion H+
membentuk ion amonium yang tidak kembali ke sel tubulus dan keluar melalui urin
bersamaan dengan ion H+. Produksi dan eksresi NH4
+ diatur ginjal sebagai respons perubahan
keseimbangan asam basa. Anion asam nonvolatil kembali ke dalam darah.
LO.2.2 PEMBENTUKAN URIN
Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi
cairan tubuh melalui tiga proses utama: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi
tubulus.
a. Filtrasi glomerulus
Filtrasi glomerulus adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerulus, dalam
gradien tekanan tertentu ke dalam kapsul Bowman.
Filtrasi ini dibantu oleh faktor berikut:
Membran kapiler glomerulus lebih permeabel dibanding kapiler lain dalam tubuh
sehingga filtrasi berjalan dengan sangat cepat.
Tekanan darah dalam kapiler glomerulus lebih tinggi dibanding tekanan darah dalam
kapiler lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil dibanding diameter arteriol aferen.
b. Reabsorpsi tubulus
Sebagian besar filtrat (99%) secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui
difusi pasif gradien kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau
difusi terfasilitasi. Sekitar 85% NaCl dan air serta semua glukosa dan asam amino pada
filtrat glomerulus diabsorpsi dalam tubulus kontortus proximal, walaupun reabsorpsi
berlangsung pada semua bagian nefron.
c. Sekresi tubulus
Mekanisme sekresi tubulus adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah
dalam kapiler peritubulus melewati sel-sel tubulus menuju cairan tubulus untuk
dikeluarkan dalam urin.
▼Tabel 2-1. Ringkasan transportasi zat-zat yang menembus tubulus kontortus proximal dan distal
nefron
Tubulus Kontortus Proximal
Reabsorpsi Sekresi
67% Na+ yang difiltrasi secara aktif
direabsorpsi; Cl- mengikuti secara pasif
Semua glukosa dan asam amino yang
difiltrasi direabsorpsi oleh transportasi aktif
sekunder
PO4- dan elektrolit lain yang difiltrasi
direabsorpsi dalam jumlah yang bervariasi;
65% H2O yang difiltrasi secara osmosis
direabsorpsi
Semua K+ yang difiltrasi direabsorpsi
Sekresi H+ bervariasi, bergantung pada status
asam-basa tubuh
Sekresi ion organik
Tubulus Kontortus Distal
Reabsorpsi Sekresi
Rebasorpsi Na+ bervariasi, dikontrol oleh
aldosteron; Cl- mengikuti secara pasif
Reabsorpsi H2O bervariasi, dikontrol oleh
vasopresin
Sekresi H+ bervariasi, bergantung pada status
asam-basa tubuh
Sekresi K+ bervariasi, dikontrol oleh
aldosteron
Duktus Koligen
Reabsorpsi Sekresi
Reabsorpsi H2O bervariasi, dikontrol oleh
vasopresin
Sekresi H+ bervariasi, bergantung pada status
asam-basa tubuh
LI.3. Pemeriksaan Fungsi Ginjal secara umum
Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan
mengikuti perjalanan klinik.
Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam
melaksanakan fungsi ekskresinya.
Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan:
BUN
Kreatinin
Kreatinin Klirens
Blood Urea Nitrogen (BUN)
Urea merupakan produk buangan, merupakan degradasi asam amino menjadi CO2
dan amonia.
Makna pemeriksaan BUN
a. Menggambarkan produksi dan clearance
b. BUN Meningkat disebabkan produksi meningkat atau ekskresi menurun
2 metode yang umum digunakan dalam menentukan kadar urea darah
a. metode enzimatis
b. metode kolorimetri
Nilai normal : 6 – 20 mg/dL
Kreatinin
Kreatin disintesis di hati, pankreas dan ginjal dari asam amino : arginin, glisin,
metionin.
Kreatinin adalah produk buangan dari kreatin.
Sebagai produk buangan kreatinin masuk keperedaran darah untuk di ekskresikan
melalui urin.
Dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. metode kimia
2. metode enzimatis
Kreatinin Klirens
Kreatinin klirens diukur untuk mengestimasi kecepatan filtrasi glomerulus (GFR).
Asumsi :
a. Kreatinin difiltrasi di glomerulus
b. Jumlah kreatinin yang direabsorbsi relatif sedikit.
c. Produksi kreatinin konstan sepanjang waktu.
Nilai normal :
a. Pria : 95 – 130 mL/min
b. Wanita : 80 – 120 mL/min
LI.4. Memahami dan Menjelaskan Sindroma Nefrotik
LO.4.1. DEFINISI
Sindrom nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak,
merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,
hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema.
LI.4.2. ETIOLOGI
Sindroma nefrotik dapat disebabkan oleh GN primer dan GN sekunder akibat infeksi,
keganasan, penyakit jaringan penghubung (connective tissue disease), akibat obat atau toksin
dan akibat penyakit sistemik seperti yang tercantum pada tabel 1.
Tabel 1 Klasifikasi dan Penyebab Sindrom Nefrotik: Glomerulonefritis Primer:
- GN lesi minimal (GNLM)
- Glomerulosklerosis fokal (GSF)
- GN Membranosa (GNMN)
- GN Membranoploriferatif (GNMP)
- GN Proliferatif lain
Glomerulonefritis sekunder akibat :
1. Infeksi :
- HIV, hepatitis virus B dan C
- Sifilis, malaria, skistosoma
- Tuberkulosis, lepra
2. Keganasan :
Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma Hodgkin, myeloma multiple, dan