Dimas Adriyono WibowoSkenario 1 Kesehatan Ibu, Anak dan
Remaja1102012067Blok Kedokteran KomunitasLI.1. MM Perilaku
Kesehatan RemajaTahapan pada orang muda (Feldman dan Elliot, 2000)
1. Remaja awal (10-14 tahun): pubertas mulai tertarik pada lawan
jenisnya. 2. Remaja pertengahan (15-17 tahun): keinginan untuk
mandiri dan menjadi diri sendiri. 3. Remaja akhir (18-20 tahun):
penunda masa dewasanya karena tuntutan sekolah dan pekerjaan/karir.
4. Dewasa muda (21-24 tahun): persiapan menuju dewasa, diharapkan
mandiri dan mulai mempersiapkan diri
Departemen Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan remaja
beresiko sebagai remaja yang pernah melakukan perilaku yang
beresiko bagi kesehatan, seperti merokok, minum minuman ber
alkohol, menyalahgunakan narkoba, dan hubungan seksual pranikah
(Depkes,2003). Dari hasil penelitian perilaku remaja di empat kota
besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung
diketahui bahwa remaja mengakui alkohol adalah langkah awal sebelum
mengkonsumsi narkoba. Beberapa di antaranya mencampur narkoba
dengan alkohol dan ada yang menggunakan narkoba sebagai obat kuat
dalam melakukan hubungan seksual pranikah (Kristanti, dkk,
2010).Menurut Green dan Kreuter (Green and Kreuter, 2005), ada tiga
faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi perilaku berisiko pada
remaja. Pertama adalah faktor predisposing atau faktor yang melekat
atau memotivasi.Faktor ini berasal dari dalam diriseorang remaja
yang menjadi alasan atau motivasi unruk melakukan suatu
perilaku.Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, keyakinan,
nilai, sikap, kepercayaan, kapasitas, umur, jenis kelamin, dan
pendidikan.Kedua adalah faktor enabling atau faktor
pemungkin.Faktor ini memungkinkan atau mendorong suatu perilaku
dapat terlaksana.Faktor ini meliputi ketersediaan dan
keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen
masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan, keterampilan yang
berkaitan dengan kesehatan, tempat tinggal, status ekonomi, dan
akses terhadap media informasi.Faktor ketiga adalah faktor
reinforcing atau faktor penguat yaitu faktor yang dapat memperkuat
perilaku. Faktor ini ditentukan oleh pihak ketiga atau orang lain
yang meliputi keluarga, teman scbaya, guru, petugas kesehatan,
tokoh masyarakat dan pengambil keputusan. LI.2. MM Faktor Resiko
Tinggi KehamilanIbu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang
mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi (Depkes RI, 2003). Ibu
hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun
(2009, p. 132), meliputi:IBU HAMIL RESIKO RENDAHIbu hamil dengan
kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki
faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan
risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.
Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP
minggu ke-36. 2).IBU HAMIL RESIKO SEDANGIbu hamil yang memiliki
satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat sedang, misalnya
ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi
badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap
nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta
memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.IBU HAMIL
RESIKO TINGGI (RESTI)Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari
satu faktor-faktor risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada
ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi
dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan nanti.FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN RESIKOBanyak faktor yang
menyebabkan mengapa sebuah kehamilan dapat menyebabkan resiko bagi
ibu hamil maupun anak yang sedang di kandungnya. Dari faktor
penyebab resiko kehamilan ini, maka dapat di klasifikasikan resiko
kehamilan menjadi, kehamilan resiko rendah, kehamilan resiko sedang
dan kehamilan resiko tinggi.Menurut Puji Rochyati, faktor risiko
ibu hamil adalah: Kehamilan risiko rendah1. Primipara tanpa
komplikasi --- Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali
melahirkan bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable).
Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan
kepala sudah masuk PAP. 2. Multipara tanpa komplikasi adalah wanita
yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih. 3. Persalinan
spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup --- Persalinan
spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi
berat badan lahir melebihi 2500 gram.Kehamilan risiko
sedangKehamilan yang masuk ke dalam kategori 4 terlalu:Umur ibu
terlalu muda (< 20 tahun) Pada usia ini rahim dan panggul ibu
belum berkembang dengan baik dan relatif masih kecil, biologis
sudah siap tetapi psikologis belum matang. Sebaiknya tidak hamil
pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di
bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk
menunda kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil
(BKKBN, 2005, p. 6). Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok
jenis panggul:1. Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 2.
Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 3. Antropoid: agak
lonjong seperti telur: 35 % 4. Platipelloid: menyempit arah muka
belakang: 5 % (Prawirohardjo, 2008, p. 105-106). Umur ibu terlalu
tua (> 35 tahun) Pada usia ini kemungkinan terjadi problem
kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat
persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat
bawaan.Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun) Bila jarak anak
terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan
janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan. Jumlah anak
terlalu banyak (> 4 anak) Ibu yang memiliki anak lebih dari 4,
apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya
persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin
melemah.Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm Pada ibu hamil
yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan
seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat
mengalami kesulitan dalam melahirkan. Kehamilan lebih bulan
(serotinus) Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi
persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda:
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak
janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali,
air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.Penanganan:
Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik
maka tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai
gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari. Bila hasil positif,
segera lakukan seksio sesarea (Mansjoer, 2001, p. 275-276)
Persalinan lama Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih
dari 24 jam untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida.
Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan
kekuatan his dan mengejan. Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan,
nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut kembung dan edema
alat genital. Bahaya: Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan
ruptur uteri. Penanganan: Memberikan rehidrasi dan infus cairan
pengganti, memberikan perlindungan antibiotika-antipiretika.
(Prawirohardjo, 2008). Kehamilan risiko tinggi Penyakit pada ibu
hamilAnemia Anemia Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu
kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003, p.24).
Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada
trimester 1 dan 3 dan