Terganggunya Kebutuhan Aktivitas Oksigen
Dan
Transportasi Sel Darah Merah
Kelompok A9Rilus Salawane (102010086)Robert Tupan Us Abatan
(102012335)Jessica Prissilya Wattimena (102013005)Mawar Makmaker
(102013144)Evita Jodjana (102013201)Christianto(102013234)Amanda
Damayanti Pabisa (102013265)
Augustinus Yohanes Karni Lando (102013341)Diravita
Caroline(102013425)Charles Ting Cheng Zhi (102013485) Jois Brigita
Sombo (102013547)Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat
Pendahuluan
Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan sampai
meninggal, jantung terus berdenyut. Jantung adalah oragan pertama
yang fungsional, organ ini sangat penting karena sistem sirkulasi
adalah sistem transpor tubuh. Peredaran darah dalam tubuh meliputi
jantung sebagai pompa serta arteri, vena dan kapiler sebagai
saluran/pipa yang menghubungkan darah dari jantung ke paru-paru dan
seluruh tubuh juga sebaliknya. Jantung akan memompa darah, sehingga
darah akan keluar masuk pembuluh darah, mempertahankan aliran darah
ke jaringan. Aliran darah ke jaringan menentukan tekanan darah
seseorang, serta sel dalam darah.Skenario
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang memeriksakan diri ke
puskesmas dengan keluhan sering terasa lemah, lesu, lekas lelah dan
kadang-kadang pusing. Pada anamnesis diketahui bahwa ia baru
melahirkan 3 bukan yang lalu dengan ditolong oleh bidan. Saat
melahirkan bayinya bidan yang menolong mengatakan bahwa ia banyak
mengeluarkan darah. Selain itu, sewaktu hamil 8 bulan ia sering
merasa sesak nafas dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9 g/dL.Rumusan Masalah
Seorang perempuan 30 tahun dengan keluhan rasa lemah, lesu,
lekas lelah, dan kadang-kadang pusing karena kekurangan
darah.Isi
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di
dalamnya dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal
tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragma di antara
bagian inferior kedua paru, dan dibungkus oleh membran khusus yang
disebut pericardium. Jantung terletak di dalam mediastinum media
pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan
cartilago costalis III-VI.1 Apex kerucut terletak di inferior,
anterior dan ke sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di
sebelah sinistra bidang media.
Gambar 1. Letak Jantung2
Pericardium (peri = sekeliling, cardium = jantung) merupakan
kantung serofribosa berisi jantung dan pangkal pembuluh darah
besar. Pericardium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat
satu sama lain tetapi berbeda struktur, yaitu saccus externa dan
saccus interna. Saccus externa atau yang dikenal sebagai
pericardium fibrosa terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Pericardium
fibrosa mengadakan perlekatan pada dataran posterior sternum lewat
ligamentum pericardiacosternalis superior yang berhubungan dengan
ujung superior corpus sternum, dan ligamentum pericardiacosternalis
inferior yang berhubungan dengan ujung superior corpus streni.1
Hubungan ini berfungsi memelihara jantung tetap di posisinya dan
mencegah over distensi. Pembuluh darah yang terbungkus oleh
pericardium fibrosa adalah aorta, v. cava superior, a. pulmonalis
dextra dan sinistra, serta keempat vv. pulmonales.1 Sedangkan
saccus interna yang dikenal sebagai pericardium serosa, merupakan
membran halus yang berbatasan dengan saccus fibrosa dan meliputi
jantung. Pericardium serosa membentuk pars parietalis dan pars
visceralis, hal ini yang memudahkan jantung bergerak bebas dalam
pericardium fibrosa.1 Pars visceralis (epicardium) membungkus
jantung dan pembuluh darah besar, dan pada pembuluh darah ini pars
visceralis akan mengadakan refleksi (pelipatan balik) menjadi pars
parietalis yang bersebelahan dengan pericardium fibrosa.1 Dari
refleksi tadi membentuk rongga pericardium, rongga ini mengandung
sejumlah kecil cairan serosa yang bertindak untuk mengurangi
tegangan permukaan dan melumasi. Oleh karena itu rongga
memfasilitasi pergerakan bebas jantung.
Gambar 2. Pericardium3Jantung terdiri dari dinding jantung,
rangka jantung, katup jantung, sistem hantar rangsang dan pembuluh
darah jantung. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu
epicardium, myocardium dan endocardium. Epicardium merupakan lapis
terluar dinding jantung, di antara epicardium dengan myocardium
terdapat jaringan ikat fibrosaelastis. Jaringan ikat ini bercampur
dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga
permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf
terdapat di dalam lapisan ini. Myocardium merupakan lapisan tengah
jantung yang tersusun dari beberapa lapis otot jantung yang
berperan penting dalam sirkulasi darah. Myocardium memiliki
ketebalan yang bervariasi, paling tebal pada ventrikel kiri, lebih
tipis pada ventrikel kanan dan paling tipis pada atrium.3 Sedangkan
endocardium merupakan lapisan terdalam dinding jantung yang
merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada
endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga
jantung.
Gambar 3. Dinding Jantung
Meskipun secara anatomis jantung merupakan organ tunggal, namun
sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai 2 pompa terpisah4.
Jantung mempunyai 4 ruang, yaitu atrium dextrum, atrium sinistrum,
ventricularis dexter dan ventricularis sinister. Atrium dextrum
terdiri dari 2 bagian, yaitu atrium propia dan auricula dextra.
Atrium kanan menerima darah deoksigenasi dari v. cava inferior dan
v. cava superior, atrium kanan juga menerima darah dari sinus
coronarius pada bagian bawahnya. Bagian ujung atas yang menonjol ke
bagian kiri v. cava superior menjadi aurikula dextra.4 Di atas
sinus coronarius septum interatrial membentuk dinding posterior.
Terdapat depresi septum yang di sebut fossa ovalis yang tadinya
merupakan foramen ovale. Tonjolan di atas fossa ovalis disebut
limbus, yang mewakili septum sekundum. Ventrikel kanan menerima
darah dari atrium kanan melalui katup trikuspid. Bagian tepi daun
katup melekat pada korda tendinea yang akhirnya melekat pada m.
papilaris, musculus ini merupakan proyeksi kelompok otot dinding
ventrikel. Dinding ventrikel kanan lebih tebal dari atrium. Dinding
ini mengandung kelompok massa otot yang disebut trabekula karnea.2
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari keempat vv.
Pulmonalis yang mengalir ke posterior. Rongga ini berdinding halus,
kecuali pada tempat adanya anggota badan atrial. Pada permukaan
septal terdapat lekukan yang menandai fossa ovalis. Katup mitral
(bicuspid) menjaga aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel
kiri.2 Ventrikel kiri dindingnya jauh lebih tebal dibandingkan
dengan ventrikel kanan namun strukturnya sama. Dinding yang tebal
diperlukan untuk memompa darah teroksigenisasi dengan tekanan
tinggi melalui sirkulasi sistemik. Proyeksi trabekula karnea dari
dinding dengan m. papilaris melekat ke tepi daun katup mitral
melalui korda tendinea. Vestibulum adalah bagian berdinding halus
dari ventrikel kiri yang terletak di bawah katup aorta dan terdiri
dari saluran keluar.2Katup-katup jantung berfungsi untuk
mempertahankan aliran satu arah. Katup mitral (bicuspid) dan
tricuspid letaknya mendatar. Selama sistolik, ventrikel tepi daun
katup yang bebas saling menyentuh dan adanya tarikan korda mencegah
terjadinya eversi. Katup aorta dan pulmonal terdiri dari tiga daun
katup semilunaris yang berbentuk cangkir. Selama diastolik
ventrikel tekanan darah yang ada di atas katup menyebabkan
terjadinya pengisian dan kemudian penutupan katup.2
Gambar 4. Katup Jantung2Jantung mendapat pendarahan dari a.
coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta ascendes. A.
Coronia cordis ini ada dua, yaitu a. coronaria dextra dan a.
coronaria sinistra. A. Coronaria dextra timbul dari sinus aorticus
anterior, mula-mula berjalan ke anterior dextra untuk muncul di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra, kemudian berjalan
inferior dextra pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan
margo dextra dan inferior cordis, untuk kemudian berputar ke
sinistra sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus
interventricularis posterior, di mana ia akan beranastomosis dengan
a. coronaria sinistra. Cabang-cabangnya antara lain, r.
interventricularis posterior (r. descendensis posterior) yang
berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis posterior
menuju ke apex. Memberi pendarahan kedua ventricel.4 Cabang lainnya
adalah r. marginalis yang timbul pada margo dextra dan berjalan
mengikuti margo acutus. Ujungnya berakhir di dekat apex pada facies
posterior ventriculus dexter. Mendarahi facies anterior dan
posterior ventriculus dexter. Memberi cabang kecil ke atrium
dextrum, salah satu cabangnya melintasi di antara atrium dextrum
dan v. cava superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis. Sedangkan
a. coronaria sinistra timbul dari sinus aorticus posterior
sinistra, berjalan ke anterior di antara truncus pulmonalis dan
auricula sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju sulcus
atrioventricularis anterior sebagai a. intervebtricularis anterior,
kemudian berjalan posterior mengelilingi margo sinistra untuk
berjalan bersama sinus coronarius sampai sejauh sulcus
interventricularis posterior sebagai a. interventricularis
posterior di mana ia akan beranastomosis dengan yang dextra.4
Cabang-cabangnya antara lain r. intervenricularis anterior yang
dipercabangkan pada saat a. coronaria sinistra akan berbelok ke
sinistra. Cabang ini memberi pendarahan defua ventricel dan
beranastomosis dengan r. interventricularis posterior (cabang a.
coronaria dextra). Cabang lainnya adalah r. circumflexa yang
mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronarius, mula-mula ia
berjalan ke sinistra kemudian di dextra sampai di dekat sulcus
interventricularis posterior. Mendarahi atrium dan ventriculares
sinister.4
Gambar 5. Pembuluh Darah Jantung5Jantung mendapat persarafan
dari r. cardiacus n. vagus dan truncus sympathicus. Keduanya
bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-cabangnya , plexus
coronarius yang berjalan bersama a. coronaria. Saraf simpatis
merupakan serabut postganglionik dari medula spinalis segmen
cervical dan thoracal bagian superior. Pengaruhnya terhadap jantung
adalah mempercepat frekuensi ritme nodus sinoatrialis, memperkuat
kontraksi myocardium, mempercepat penghantaran impuls fasciculus
atrioventricularis dan vasodilsuperiori a. coronaria. Sedangkan
saraf parasimpatis (n. vagus) merupakan serabut preganglionik di
mana ganglionnya terletak di jaringan ikat pericardium dari atrium
dan di septum interatriorum. Pengaruhnya terhadap kerja jantung
adalah memperlambat frekuensi ritme nodus sinoatrialis, memperlemah
kontraksi myocardium, memperlambat penghantaran impuls fasciculus
atrioventrikularis dan vasokontriksi a. coronaria.1Sistem vaskular
dalam tubuh manusia terdiri dari arteri, vena dan kapiler. Arteri
berfungsi mendistribusikan darah kaya oksigen ke seluruh jaringan
tubuh, sedangkan vena berfungsi mengalirkan darah membawa sisa
metabolisme dan CO2 dari jaringan ke jantung. Arteri memiliki 3
tipe yaitu arteri besar (elastik), arteri medium (muskular) dan
arteri kecil (arteriol). Di setiap tipe tersebut terdapat 3
lapisan, yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia.
Arteri besar (elastik) didominasi oleh serat elastin, di mana
diameternya lebih dari 1 cm dan rata-rata 2,5 cm, serta rata-rata
tebal dindingnya 2mm. Fungsi arteri besar adalah menyalurkan darah,
meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran
darah berjalan mulus/tidak terhentak-hentak (conducting arteries).4
Contoh dari arteri besar ini adalah a. inominata, a. subclavia, a.
carotis comunis dan a. iliaka. Tunika intima dari arteri elastik
merupakan endotel dengan lamina basalis, subendotelnya berupa
jaringan ikat kolagen , elastin dan polos. Memiliki lamina elastika
dan interna. Tunika media dari a. elastika memiliki lapisan yang
lebih tebal yang terdiri dari serat elastin, kolagen dan sel-sel
otot polos serta beberapa fibroblas. Sedangkan tunika adventisia
dari arteri elastika terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas dan
lebih tipis dari tunika media. Terdiri dari beberapa serat elastin.
Pada bagian tunika adventisia ini terdapat vasa vasorum dan serat
saraf. Arteri sedang (muscular) di dominasi oleh otot dan fungsinya
untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya (distributing
arteries). Arteri ini memiliki diameter 0,5 mm sampai 1 cm,
rata-rata 0,4 mm dan rata-rata tebal dinding 1 mm. Contoh dari
arteri sedang adalah a. brachialis, a. ulnaris dan a. femoralis.
Tunika intima dari arteri sedang ini memiliki lapisan endotel
dengan lamina basalis, subendotelnya hanya mengandung sedikit
jaringan ikat dan terdapat lamina elastika interna.4 Tunika media
dari arteri sedang terdiri dari otot polos, kogen, beberapa serat
elastin dan terdapat lamina elastika eksterna. Sedangkan tunika
adventitia dari arteri sedang tebal lapisan jaringan ikatnya
kira-kira sama dengan tebal tunika medianya. Kandungan kolagennya
tinggi dengan fibroblas dan serat elastik terkonsentrasi di lamina
elastika eksterna. Tipe arteri yang terakhir adalah arteri
kecil/arteriol yang berfungsi mendistribusikan darah ke jaringan
organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah kedalam kapiler.
Diameter arteri tipe ini kira-kira 50-300 um dan rata-rata tebal
dindingnya 20 um. Tunika adventisianya tipis dan kurang berkembang.
Arteriol ini merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.
Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling kecil, otot
polosnya tunggal di mana satu dengan yang lainnya ada jarak
(diskontinyu). Fungsinya adalah sebagai sfingter untuk mengatur
darah ke kapiler.4
Vena berfungsi membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke
jantung. Sama seperti arteri, vena juga memiliki tiga tipe, yaitu
vena besar, sedang dan kecil yang masing-masing tipenya meiliki
tiga lapisan, yaitu tunika intima, media dan adventisia yang
batas-batas antar tunikanya tidak sejelas di arteri Dinding vena
lebih tipis, lunak dan kurang elastis dari dinding arteri. Vena
umumnya berjalan mendapingi arteri yang setipe. Unsur jaringan ikat
pada vena lebih mencolok sedangkan unsur otot polos dan elastinnya
tidak. Kebanyakan vena mempunyai katup yang merupakan modifikasi
dari tunika intima yang di tengahnya diperkuat oleh jaringan ikat.5
Biasanya katup ini terdapat di vena sedang, terutama di tungkai.
Fungsi katup ini adalah untuk mengatasi gaya berat sehingga darah
tidak dapat mengalir kembali ke darah arteri, sebagai pompa dan
mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan
tekanan balik pada kapiler darah. Vena kecil sel otot polosnya
mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak
mengelilingi endotel. Vena sedang diameternya 1-2 mm. Tunika
intimanya merupakan selapis sel endotel dan kadang-kadang ada
jaringan ikat di bawahnya. Tunika media pada vena jauh lebih tipis
daripada arteri sedang dan serat kolagen lebih menonjol daripada
serat otot polos. Sedangkan tunika adventisianya lebih tebal
daripada tunika medianya dan terdapat jaringan ikat serta beberapa
otot polos. Vena besar contohnya adalah vena cava.5 Tunika
intimanya sama seperti pada vena sedang. Tunika medianya kurang
sempurna perkembangannya bahkan kadang tidak ada, bila adapun
struktur histologisnya mirip dengan vena sedang. Sedangkan pada
tunika adventisia, beberapa lebih tebal dari tunika mediannya,
terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun
longitudinal dan terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok
serta tersusun longitudinal.5Kapiler darah merupakan tempat
pertukaran zat yang dindingnya berupa selapis endotel atau hanya
tunika intima. Diameternya 8-12 um, lebih besar sedikit daripada
eritrosit. Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja.
Ada 3 jenis kapiler darah, yaitu kapiler tipr viseral (fenestrated
capillary), kapiler tipe muscular (continuous capillary) dan
sinusoid (discontinous capillary). Kapiler fenestrata mengandung
beberapa sel endotel yang mempunyai pori-pori yang banyak ditutup
menmbran. Kapiler ini sangat permeable dan terdapat di usus kecil,
beberapa sel endokrin dan glomelurus ginjal. Kapiler kontinu
merupakan sel endotel yang kontinu. Khusus di jaringan saraf pusat,
ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap
yang membentuk sawar darah otak. Sinusoid merupakan bangunan yang
berbentuk rongga. Dalam histologi, sinusoid digunakan untuk
pembuluh darah berdinding tipis dengan lumen relatif lebih besar
dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah dan cairan limf.
Bentuk sinusoid mengikuti bentuk celah/ruang yang terdapat diantara
lempeng epitel organ. Sinusoid terdapat di hati, lien, kortex
adrenal dan adenohipofisis.
Gambar 6. Sistem Vaskularisasi
Jantung mempunyai kemampuan autorhythmicity yaitu membangkitkan
sendiri impuls listrik yang ritmis. Autorhythmicity akan
membengkitkan impuls listrik sehingga terjadilah potensial aksi
yang menyebabkan kontraksi jantung. Terdapat 2 jenis khusus sel
otot jantung:41. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel
otot jantung. Melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel-sel ini
dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya.
2. Sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting
yaitu sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan
menghantarkan potensial aksi yang yang menyebabkan kontraksi
sel-sel jantung kontraktil.
Sel otoritmik jantung tidak memiliki pitensial istirahat.
Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas
terletak ditempat-tempat berikut:21. Nodus Sinuatrialis (nodus SA),
suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk
vena kava superior.
2. Nodus Atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas kecil
sel-sel otot jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan
dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (Berkas Atriovetrikular), suatu jaras sel-sel
khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi cabang
berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah
atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat purkinye, serat-serat halus terminal yang menjulur dari
berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti
ranting kecil dari suatu cabang pohon.
Kecepatan membentuk impils berbagai bagian sistem pengantar
khusus berbeda sehingga kecuraman depolarisasi lambat juga berbeda.
Urutan kemampuan membentuk potensial aksi berbagai bagian sistem
penghantar khusus berbeda-beda, simpuls SA 80-100/menit, simpuls AV
40-60/menit dan serat purkinye 20-40/menit. Sel-sel jantung dengan
kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA.
Karena itu, nodus SA yang dalam keadaan normal memiliki laju
otoritmisitas tertinggi maka nodus SA dapat mengendalikan bagian
jantung lainnya, sehingga dikenal sebagai pemacu jantung, yaitu
seluruh jantung tereksitasi, memicu sel-sel kontraktil berkontraksi
dan jantung berdenyut dengan kecepatan yang telah ditetapkan oleh
otoritmisitas nodus SA.sherwood Impuls dari simpuls SA melalui gap
junction akan berjalan ke seluruh atrium kanan, namun impuls ini
juga akan berjalan ke atrium kiri dengan melalui cabang berkas
bachman sehingga menyebabkan gap junction ke myocardium arteri
kiri. Depolarisasi dan kontraksi atrium kanan dan kiri terjadi
bersamaan. Penyebaran impuls normal terjadi mulai dari simpul SA ke
internodal pathways dan berlanjut ke simpul AV, di simpuls AV akan
mengalami hambatan atau disebut dengan AV delay yang berlangsung
selama 0,08-0,12 detik atau mengalami segmen PR, kemudian impuls
dengan cepat akan menyebar lagi ke berkas his dan serat purkinye
yang mengaktifkan myocardium ventrikel simultan menghasilkan
kontraksi yang serentak dan merupakan pompa yang efisien. Jika
nodus SA menjadi nonfungsional, maka nodus AV akan melaksanakan
aktivitas pemacu. Jaringan nodus otoritmik non SA adalah pemacu
laten yang dapat mengambil alih, meskipun dengan kecepatan yang
lebih rendah, jika pemacu normal gagal.4 Melalui siklus berulang
tersebut, sel-sel otpritmik tersebut memicu potensial aksi, yang
kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama
tanpa rangsang saraf apapun.
Gambar 7. Aktivitas Listrik Jantung
Aktivitas listrik jantung di atas akan menimbulkan kontraksi
jantung. Jantung secara bergantian berkontraksi untuk pengosongan
dan melemas untuk pengisian dirinya. Jantung berfungsi melakukan
sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Proses sirkulasi ini akan
berjalan dengan baik jika proses pemompaan berjalan dengan baik.6
Pompa jantung bekerja melalui tahapan yang disebut siklus jantung.
Siklus jantung terdiri dari fase sistol yang merupakan pengosongan
dan fase diastol yang merupakan pengisian. Kontraksi terjadi karena
penyebaran eksitasi keseluruh jantung, sementar relaksasi mengikuti
repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
sistol dan diastol secara terpisah. Darah dari vena besar mengalir
ke atrium sehingga volume dan tekanan atrium naik dan menyebabkan
katup AV terbuka. Dengan terbukanya katup AV. Maka terjadilah
pengisian cepat ke ventrikel (pengisian cepat ventrikel) dan
diikuti pengisian lambat ventrikel. Pengisian cepat dan pengisian
lambat meliputi 70% pengisian ventrikel. Pada akhir fase diastol
ventrikel, akan terjadi potensial membran simpuls SA yang mencapai
ambang letup sehingga terjadi potensial aksi dan menyebabkan
kontraksi atrium. Pada awal kontraksi ventrikel, terjadi
peningkatan tekanan ventrikel yang curam sehingga terjadi kontraksi
isovolumetrik ventrikel yang menyebabkan semua katup-katup
tertutup. Bila tekanan ventrikel lebih tinggi dari aorta maka katup
semilunar aorta akan terbuka dan darah akan dipompakan dengan cepat
ke aorta, maka terjadilah fase ejeksi cepat diikui fase ejeksi
lambat.
Pembuluh darah merupakan sarana transportasi di seluruh tubuh
atau sebagai pipa-pipa penghubung berisi darah. Pembuluh darah
terdiri dari arteri dan vena dimana susunan arteri merupakan
susunan dengan tekanan darah tinggi sedangkan susunan vena
merupakan susunan dengan tekanan darah rendah. Di antara arteri dan
vena terdapat arteriola dengan dinding yang kontrakstil. Arteriola
kontriksi artinya tekanan darah arteri naik dan tekanan darah vena
turun, sedangkan arteriola dilastasi artinya tekanan arteri yang
turun sedangkan tekanan vena naik. Tekanan darah dari aorta sampai
arteri terkecil turun lambat dan teratur. Penurunan terbesarnya di
arteriol dan tekanan darah terendah di kapiler karena perluasan
penampang total. Tekanan darah merupakan garis yang berisolasi
antara tekanan tertinggi waktu sistol dan tekanan terendah waktu
diastol. Pada tekanan darah arteri terdapat tekanan sistolik yang
merupakan tekanan darah tertinggi saat sistol jantung, tekanan
diastolik yang merupakan tekanan darah terendah saat diastole
jantung dan tekanan nadi yang merupakan selisih antara tekanan
sistol dan tekanan diastol yang bergantung pada stroke volume dan
capacitance arteri.
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam
pembuluh dan complience atau distensibilitas dinding pembuluh.7
Jika volume darah yang masuk ke arteri sama dengan volume yang
keluar dari arteri selama periode yang sama maka tekanan darah
arteri akan konstan. Namun pada kenyataannya tidak demikian.
Sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri
dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah
tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama
distol. Tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus
keluar dari arteri, didorong oleh recoil elastic. Tekanan maksimal
yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam
pembuluh tersebut selama sistol di sebut tekanan sistolik, rerata
adalah 120 mmHg. Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah
mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir
sewaktu distol disebut tekanan diastolik, rerata adalah 80 mmHg.
Tekanan arteri rata-rata merupakan tenaga utama yang mendorong
darah ke jaringan. Tekanan tersebut harus dijaga agar tidak terlalu
kuat dan tidak terlalu lemah. Berikut adalah faktor-faktor
fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah.31.
Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke
jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung
tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik
akan menurun dan tekanan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa
disebabkan oleh pendarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring
di mana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengembalian darah
ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi
ketika berdiri, aliran darah vena kembali ke jantung mengalami
tahanan lain, yaitu gravitasi.2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi
jantung. Apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung
meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat
olah raga. Akan tetapi apabila jantung berdetak terlalu kencang,
ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya di antara detakan, sehingga
curah jantung dan tekanan darah akan menurun.
3. Resistensi perifer. Yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi
aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi,
sehingga tekanan darah diastol normal.
4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi.
Darah yang masuk arteri besar akan membuat dinding arteri
berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat menyerap
sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini
meneybabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun.
Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali
ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas
normal.
5. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada
keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin.
Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga
menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah
sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi
polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah
seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari
sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah
seperti vasokontriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan
darah normal.
6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil seperti
pada saat donor darah, akan menyebabkan penurunan tekanan darah
sementara yang akan langsung dikompensasi dengan peningkatan
tekanan darah dan peningkatan vasokontriksi. Akan tetapi setelah
pendarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk
mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke otak.
Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50% dari total
darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat karena
banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.
Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan
hemoglobin.8 Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah
merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah
hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darah untuk membawa
oksigen berkurang. Berikut ini adalah beberapa jenis anemia:81.
Anemia hemoragi terjadi akibat kehilangan darah akut. Sumsum tulang
secara bertahap akan memproduksi sel darah merah baru untuk kembali
ke kondisi normal.
2. Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan
makanan, penurunan daya absorpsi, atau kehilangan zat besi secara
berlebihan.3. Anemia aplastic (sumsum tulang tidak aktif), ditandai
dengan penurunan sel darah merah secara besar-besaran.hal ini dapat
terjadi karena pajanan radiasi yang berlebihan, keracunan zat
kimia, atau kanker.4. Anemia pernicious karena tidak ada vitamin
B12.5. Anemia sel sabit (sickle cel anemia) adalah penyakit
keturunan dimana molekul hemoglobin yang berbeda dari hemoglobin
normalnya karena penggantian salah satu asam amino pada rantai
polipeptida beta. Akibatnya, sel darah merah terdistorsi menjadi
berbentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang rendah.
Sel-sel terdistorsi ini menutup kapilar dan mengganggu aliran
darah. Kesimpulan Sistem sirkulasi darah pada manusia sangat
penting bagi kehidupan manusia. Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung dan saluran-saluran darah, yaitu vena, arteri dan kapiler.
Pada scenario, yang menyebabkan sesak napas, lesu, rasa lelah,
gelisah, dan kulit pucat, karena transportasi sel darah merah
terganggu dan jaringan tubuh si penderita mengalami kekurangan
oksigen.
Daftar Pustaka
1. Kindangen K, Listiawati W. Sistem kardiovaskular. Jakarta:
Bagian Anatomi FK UKRIDA; 2013. h.14-35
2. Faiz O, Moffat D. At a grance series anatomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2004. h.17
3. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology.
Philadelphia: F.A Davis Company; 2007. h.307-12
4. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011. H.327-480.
5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22.
Jakarta: EGC; 2008
6. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi kardiovaskular.
Jakarta: EGC; 2008
7. Manalu W. Biologi. Jakarta: Erlangga; 20048. Sloane, Ethel.
Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2009. H.143-5Pangkal Pembuluh
darah besar
Jaringan Ikat Fibroelastis dan Lemak