Top Banner
ANATOMI MATA
99

SK1 NANGGALA

Jan 05, 2016

Download

Documents

SKI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SK1 NANGGALA

ANATOMI MATA

Page 2: SK1 NANGGALA

Anatomi organ penglihatan

Adneksa Mata

Bulbus okuli

Page 3: SK1 NANGGALA

ADNEKSA MATA

Page 4: SK1 NANGGALA

1. Alis Mata - Terdapat di atas mata- Fungsi : Mencegah masuknya keringat ke

mata

2. Bulu mata - Seperti tirai dari mata - Fungsi : Mengurangi cahaya yang masuk

ke mata, mencegah debu dan kotoran agar tidak masuk ke mata

Page 5: SK1 NANGGALA

3. Kelopak mata (Palpebrae)- Melindungi mata terhadap lingkungan, trauma

dan cahaya serta mencegah kornea tetap lembut dengan menyapukan air mata setiap saat.

- Terdiri dari palpebra superior dan palpebra inferior.

Page 6: SK1 NANGGALA

Otot pada bagian tengah mengontrol gerakan kelopak mata , terdiri dari:

1.otot-otot sirkular (m.orbikularis okuli) yang bertugas menutup kelopak mata

2. m.levator palpebra yang bertugas mengangkat kelopak mata

Page 7: SK1 NANGGALA

4. Apparatus lakrimalis - Kelenjar air mata terletak pada sudut luar

sebelah atas rongga orbita- Kelenjar tersebut mengeluarkan air mata

yang dituangkan ke kantung konjungtiva dari duktus sekretori

Page 8: SK1 NANGGALA

5. Otot-otot bola mata - Ada 6 otot bola mata. - Otot lurus tdr dari : m.rektus superior, inferior,

medial, dan lateral. Fungsinya untuk menggerakkan mata ke atas, bawah, kedalam dan ke sisi luar.

- Otot oblik tdr dr: m.obliqus superior (menggerakkan mata ke bawah dan sisi luar), m.obliqus inferior (menggerakkan mata ke atas sisi luar.

- Otot mata di persarafi oleh n.cranialis III (n.oculomotorius), IV(n.trokhlearis), VI (n.abdusens)

Page 9: SK1 NANGGALA

BULBUS OCULI (BOLA MATA)

Page 10: SK1 NANGGALA

1. Kornea - Merupakan selaput yang tembus cahaya ,

melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.

- Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan , antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction.

Page 11: SK1 NANGGALA

2. Sklera - Lapisan berwarna putih dibawah konjungtiva

serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata.

Page 12: SK1 NANGGALA

3. Camero Oculi Anterior (COA) & Camero Oculi Posterior

- Merupakan ruangan antara kornea dengan iris yang membentuk rongga yang berisi cairan (humor aquous) yang memudahkan iris untuk bergerak .

Page 13: SK1 NANGGALA

3. Konjungtiva - Merupakan membrana mukosa (selaput

lendir) yang melapisi kelopak & melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata.

Konjungtiva palpebra (melapisi kelopak)

Konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan

bola mata)

Page 14: SK1 NANGGALA

4. Uvea - Tdr dr 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan

koroid - Iris: Lapisan yg dapat bergerak untuk

mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.

- Badan siliar : menghasilkan cairan yg mengisi bilik mata.

- Koroid : lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada mata.

Page 15: SK1 NANGGALA

5. Pupil - Merupakan suatu lubang tempat cahaya

masuk kedalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris.

- Pupil mata akan melebar pada ruangan gelap, dan menyempit pada ruangan terang.

Page 16: SK1 NANGGALA

9. Badan Vitreus - Bagian terbesar yang mengisi bola mata ,

disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina

Page 17: SK1 NANGGALA

10. Retina - Merupakan reseptor saraf yang peka thd

cahaya. Rangsang cahaya akan diubah menjadi arus listrik untuk disalurkan melalui saraf optik.

Page 18: SK1 NANGGALA

12. Lensa kristalina - Berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang

masuk agar diperoleh penglihatan yang jelas.

Page 19: SK1 NANGGALA

Vaskularisasi Mata Ada 2 Sistem vaskularisasi bola mata :1.Sistem arteri siliar tdr dr :a. siliaris anterior,

a.siliaris posterior brevis, a.siliaris posterior longus.2.Sistem a. sentralis retina.

Page 20: SK1 NANGGALA

INERVASI MATA Saraf yg bertanggung jawab terhadap mata

manusia adalah saraf optikus (n.II). Bagian mata yang mengandung saraf

optikus adalah retina.N.optikus adalah kumpulan jutaan serat

saraf yg membawa pesan visual dari retina ke otak.

Page 21: SK1 NANGGALA

Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah n.okulomotorius (n.III).

Saraf ini bertanggung jawab terhadap pergerakkan bola mata , membuka kelopak mata, dan mengatur kontraksi pupil mata.

Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah n.lakrimalis yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Page 22: SK1 NANGGALA

Histologi Mata

Page 23: SK1 NANGGALA

Lapisan kornea, tdd 5 lapis :Epitel kornea

Epitel berlapis gepeng tak bertanduk(5-6 lapis)

Lamina elastika anterior / Membrana Bowman

HomogenTdk mengandung selDibentuk oleh perpadatan subtansi antar sel

dengan serabut kolagen halus yg tersebar tak beraturan

Page 24: SK1 NANGGALA

Lapisan korneaSubstansia Propria

Membentuk massa kornea (90%)Tdd serabut kolagen yang sejajarDiantara serabut kolagen tdp fibroblas gepengTidak ada pembuluh darah

Lamina elastika posterior/ Membrana Descement

HomogenSerabut kolagen halus

Sel endotel, berupa selapis sel kuboid

Page 25: SK1 NANGGALA

Lapisan kornea EPITEL ANTERIOR

MEMBRANE BOWMAN

SUBTANSIA PROPRIA

MEMBRANE DESCEMENTENDOTEL

Page 26: SK1 NANGGALA

Koroid Lapisan dari luar ke dalam :

Berbatasan langsung dgn sklera Anyaman longgar serabut kolagen dan serabut

elastis

Page 27: SK1 NANGGALA

Sel2 dalam retina :Sel pigmenKomponen sel saraf

Fotoreseptor Sel batang (rod) Sel kerucut (cones)

Sel bipolerSel ganglionSel saraf asosiasi

Sel horizontal Sel amakrin

Page 28: SK1 NANGGALA

Lapisan Pars Optica Retina

Page 29: SK1 NANGGALA

Retina-choroid-sklera

RETINA

CHOROID

SCLERA

Page 30: SK1 NANGGALA

Korpus siliarisStruktur jaringan :

Jar.ikat longgar, kaya serabut elastis, pembuluh darah

Jar. Otot polos dlm 3 berkas, disebut M.cilliaris, berkas meridional, berkas radier, dan berkas sirkuler. Fungsi serabut otot adalah untuk akomodasi lensa

Tdpt Prosessus Siliaris

Page 31: SK1 NANGGALA

M.Siliaris dalam Korpus siliaris

SERABUT SIRKULER

SERABUT RADIER

SERABUT MERIDIONAL

Page 32: SK1 NANGGALA

Iris Permukaan depan (dari tunika vasculosa)

Kasar karena adanya lipatan dan cekunganDitutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel

korneaDibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar

dengan banyak anyaman pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit

Lapisan berikutnya: jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman pembuluh darah

Permukaan belakang (dari tunika vasculosa)HalusTdp M.dilatator pupil dan M.spincter pupilDitutupi oleh epitel

Margo pupillaris iridis tepi yg membatasi irisFungsi pigmen mengurangi intensitas

cahaya

Page 33: SK1 NANGGALA

Iris

Page 34: SK1 NANGGALA

N. OPTICUSPembentukan:

◦ Berasal dari tangkai vesicula optica yang diikuti oleh arteri

Struktur:ganglion ◦ Berkas axon dari sel pada retina yang

dimulai dari stratum neurofibrarum retinae◦ Berkumpul pada papilla n. Optici yang

menembus dinding bulbus oculi pada kutub belakang, meninggalkan bulbus oculi

◦ Tunica fibrosa bulbus oculi melanjutkan menjadi bungkus: vaginae n. Optici

◦ A. Centralis retinae et v. Centralis retinae yang semula di luar jaringan saraf, kini berada di tengah n. Opticus.

Page 35: SK1 NANGGALA

N.Opticus

Page 36: SK1 NANGGALA

PALPEBRAStruktur:

◦ Dua lipatan jaringan yang berfungsi melindungi mata: Palpebra superior Palpebra inferior

Mikroskopis◦ Permukaan depan

Ditutupi oleh kulit berambut lanjutan dari kulit wajah dan subcutis

◦ Permukaan belakang Ditutupi oleh conjunctiva palpebrae lanjutan dari

conjunctiva bulbi: epitel silindris berlapis dan lamina propria◦ Bagian tengah :

M. Orbicularis oculi Tarsus (lempeng jaringan pengikat padat) mengandung

glandula meibomi M. Levator palpebrae

Page 37: SK1 NANGGALA

PALPEBRA

Page 38: SK1 NANGGALA

GLANDULA LACRIMALIS Lokasi/bagian:

◦ Daerah temporal-superior-anterior dari mata◦ Pars orbitalis

Dipisahkan oleh aponeurosis m. Levator palpebrae◦ Pars palpebralis

Mikroskopis◦ Terdiri atas beberapa lobus dengan 6-12 ductus

excretorius yang terpisah◦ Kelenjar tubulo-alveoler, serosa

Muara Kelenjar Dan Aliran Sekrit: ◦ Fornix Conjunctivae Superior◦ Menyebar ke seluruh permukaan conjunctiva dan

cornea◦ Berkumpul antara limbus anterior palpebra inferior

dan permukaan bulbus oculi : bermuara dalam ◦ Canaliculus lacrimalis sup. Et inf.◦ Saccus lacrimalis, ductus naso-lacrimalis, cavum nasi

Page 39: SK1 NANGGALA

Glandula lakrimalis

Page 40: SK1 NANGGALA

FISIOLOGI MATA

Page 41: SK1 NANGGALA

FUNGSI MATA

Menerima rangsangan berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus

Menghantarkan rangsangan ini kepusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan

Page 42: SK1 NANGGALA

Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,1.Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke

depan se-makin tembus pandang kornea2.Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke

depan akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk mengatur cahaya bila cahaya terlalu besar maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar

3.Lapisan terdalam retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri drh

Page 43: SK1 NANGGALA

Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kristalina, aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)

Media penglihatan kornea, aquous humor, lensa kristalina, vitrous humor (aquous vitrous)

Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak dapat melihat

Page 44: SK1 NANGGALA

Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = fovea sentralis = fovea medialis) tempat penerima benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap cahaya

Page 45: SK1 NANGGALA

Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut

Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari & warna

Page 46: SK1 NANGGALA

Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II

Page 47: SK1 NANGGALA

Selain syaraf optik (II), ada syaraf kranial lain yang membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah

Page 48: SK1 NANGGALA

Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut refraksi.

Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa.

Page 49: SK1 NANGGALA

Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.

Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil.

Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.

Page 50: SK1 NANGGALA

1. Untuk dpt melihat benda stimulus berupa cahaya harus jth di reseptor (penerima) yg selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus) penglihatan

2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu id titik identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas cahaya, serta faktor retina

Page 51: SK1 NANGGALA

RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN

d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa

V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan) D D = jarak skala huruf yang masih dapat

dibaca oleh Mata normalPenglihatan normal = emetropiBila benda yg dilihat jatuh di depan fovea sentralis

disebut rabun jauh (myopi) dan dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis disebut rabun dekat (hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa cembung (positif)

Page 52: SK1 NANGGALA

Definisi,Jenis,Gejala gangguan refraksi

Page 53: SK1 NANGGALA

DefinisiKelainan refraksi(Ametropia) adalah

penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak

Page 54: SK1 NANGGALA

Jenis-Jenis Gangguan RefraksiMata Myopiapenurunan ketajaman penglihatan jauh jika

dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata

yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat.

Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah : buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair.

Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.

Page 55: SK1 NANGGALA

Mata Hipermetrop.Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh

ketajaman penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat.

Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah.

Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah

-buram dalam melihat benda jauh maupun dekat,

-mata cepat lelah, pusing dan sering berair.

Dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung.

Page 56: SK1 NANGGALA

Mata Asigmatisme.Mata asigmatisme atau sering disebut juga

mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh.

Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata.

Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.

Page 57: SK1 NANGGALA

Mata Presbiopia,yang juga dikenal dengan mata tua, adalah

kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melihat dekat atau mefokuskan melihat suatu benda.

Kondisi ini terjadi akibat penurunan elastisitas secara bertahap pada lensa mata karena penuaan dan tidak sama dengan hipermetropia, yang memiliki penyebab yang berbeda.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang tua dan kadang-kadang disertai gejala lain seperti nyeri kepala atau mata lelah.

Page 58: SK1 NANGGALA

ETIOLOGI

Page 59: SK1 NANGGALA

Penyebab kelainan refraksi menurut Ilyas, S. (1998). Timby, Scherer dan smith. (2000) yaitu :

1.    Myopiaa.    Sumbu optik bola mata lebih panjang.b.    Pembiasan media penglihatan kornea

lensa yang terlalu kuat.

Page 60: SK1 NANGGALA

2.    Hipermetropia.    Bola mata pendek atau sumbu

anteropasterior yang pendek.b.    Kelengkungan kornea atau lensa kurang.c.    Indeks bias kurang pada sistem optik

mata.

Page 61: SK1 NANGGALA

3.    AfakiaTidak adanya lensa mata.kelainan mutasi pada gen FOXE3 menyebabkan aphakia kongenital primer resesive autosomal

4.    Astigmatismea.    Kelainan kelengkungan permukaan kornea.b.    Kelainan pembiasan pada miridian lensa yang berbeda.c.    Infeksi kornea.d.    Truma distrofi.

Page 62: SK1 NANGGALA

Infeksi KorneaInfeksi atau peradangan dapat disebabkan

oleh mikro-organisme seperti bakteri, jamur, parasit - akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes simpleks.

Mikroporidia akanthamoeba Pseudomonas

Lensa kontak yang tidak bersih adalah penyebab paling umum infeksi kornea

Page 63: SK1 NANGGALA

5.    Presbiopi a.    Kelemahan otot akomodasi.b.    Lensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas akibat sklerosis lensa.

Page 64: SK1 NANGGALA

Diagnosis Kerja

Page 65: SK1 NANGGALA

AnamnesisUmum : identitasKhusus :

- keluhan utama : penglihatan kabur, penglihatan kembar,dll- gambaran klinik : sacred seven ( onset,lokasi,kualitas,

kuantitas,…), Riwayat medis sebelumnya, Riwayat pengobatan, Riwayat penyakit keluarga.

Page 66: SK1 NANGGALA

Gangguan tajam penglihatan :- Adakah penurunan visus, sejak kapan, progresivitas, mendadak/perlahan- Melihat seperti apa ? Apakah seperti berkabut/berasap, silau saat melihat cahaya- Buram apakah saat melihat jauh/dekat- Apakah lebih jelas saat melihat di tempat terang atau agak gelap- Bagaimanakah adaptasi dari tempat terang ke gelap

Page 67: SK1 NANGGALA

- Apakah disertai nyeri- Adakah rasa pegal setelah membaca dekat - Apakah melihat dobel pada saat kedua mata dibuka kemudian hilang jika salah satu mata ditutup- Apakah melihat dobel pada satu mata

Sakit pada mata- Sejak kapan, progresivitas- Apakah berulang- Derajat ringan atau berat- Menjalar kemana- Seperti pedes/kelilipan ?- Sakit pada waktu menggerakkan mata

Page 68: SK1 NANGGALA

Mata merah - Sejak kapan, apakah setempat atau menyeluruh- Progresivitas- Apakah disertai penurunan penglihatan- Apakah disertai mata berair- Apakah ada sekret (tentukan jenisnya serous/mukopurulen/mukoid/purulen)- Kelopak bengkak/benjolan di kelopak- Apakah ada yang sakit mata merah di sekitarnya

Page 69: SK1 NANGGALA

. Menanyakan riwayat sakit mata sebelumnya :- Penggunaan kaca mata & lensa kontak- Penggunaan obat-obatan mata- Riwayat operasi mata- Riwayat trauma mata- Riwayat gangguan mata pada masa anak-anak

Riwayat penyakit sistemik seperti DM, hipertensi, tiroid, TB, luka pada mukosa

Riwayat penggunaan obat sistemik misalnya steroid, kina, etambutol

Page 70: SK1 NANGGALA

1.      Pemeriksaan ketajaman penglihatan.

Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen caranya :

a.      Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen dengan mata tertutup satu

b.      Pasien diminta membaca huruf yang terdapat pada kartu, mulai dari yang paling atas ke bawah dan tentukan baris terakhir yang bisa di baca seluruhnya dengan benar.

c.       Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas ( terbesar ) maka dilakukan uji hitung dengan uji hitung jarak 6m.

Page 71: SK1 NANGGALA

d.      Jika pasien tidak dapat menghitung jarak dari 6 m, maka jarak dapat dikurangi 1 m sampai jarak maksimal penguji dengan pasien 1m.

e.      Jika pasien tetap tidak dapat melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1 m.

f.        Jika pasien tetap tidak dapat melihat lambaian tangan dilakukan uji dengan arah sinar.

g.      Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinarmaka dikatakan penglihatannya adalah 0 ( nol ) buta total.

Page 72: SK1 NANGGALA
Page 73: SK1 NANGGALA

Penilaian :a.      Tajam penglihatan adalah 6/6 berarti

pasien dapat membaca seluruh hurup dalam kartu snellen dengan benar.

b.      Bila baris yang dibaca seluruhnya bertanda 30 maka dikatakan tajam penglihatan 6/30, berarti dia hanya bisa melihat pada jarak 6m yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30m.

c.       Bila dalam uji hitung pasien hanya dapat melihat atau menentukan dari jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3m maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. jari terpisah dapat terlihat orang normal pada jarak 60m.

Page 74: SK1 NANGGALA

d.      Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300m bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1m berarti tajam penglihatan adalah 1/300.

e.      Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka dikatakan sebagai 1/~ orang normal dapat melihat cahaya pada jarak yang tak terhingga.

Page 75: SK1 NANGGALA

Pemeriksaan refraksi subjectif

a. Pemeriksaan refraksi subyektif Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tajam

penglihatan dengan koreksi.

Caranya adalah ditambahkan mula-mula lensa sferis positif untuk menghilangkan akomodasi.

Bila akibat penambahan ini terjadi :Penglihatan bertambah jelas, maka mungkin terdapat hipermetropia. Kekuatan lensa sferis + ditambah perlahan-lahan hingga tajam penglihatan bertambah baik hingga mencapai maksimal.

Lensa S + ini ditambah lagi sampai pada suatu saat pasien penglihatannya berkurang. Pada hipermetropia diberikan lensa positif terkuat yang masih memberikan visus 6/6

Page 76: SK1 NANGGALA

Bila bertambah buram, maka mungkin menderita miopia.

Pada mata tsb ditambahkan lensa (–) yang makin ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga maksimal.

Pada miopia diberikan lensa negatif terkecil yang memberikan tajam penglihatan 6/6

Bila setelah pemeriksaan di atas tetap tidak tercapai visus maksimal mungkin pasien mempunyai astigmat.

Page 77: SK1 NANGGALA

Pemeriksaan Refraksi Objektif

a. Retinoskopi - cahaya di proyeksikan ke mata pasien - pemeriksa mengamati gerakan refleks merah dari

retina. - pemeriksa meletakkan lensa di depan mata sampai

gerakan dinetralkan

Page 78: SK1 NANGGALA

d. Autorefraktor refraktor otomatis yang dapat dengan

cepat menentukan refraksi obyektif, menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk secara akurat memfokuskan cahaya pada retina

Page 79: SK1 NANGGALA

Patofisiologi Presbiopi

Page 80: SK1 NANGGALA

Cahaya masuk ke mata dan dibelokkan ( refraksi ) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata ( kornea, humor aqueus, lensa, humor vitreus ) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.

Mata mengatur ( akomodasi ) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi cilliary body yang diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.

Page 81: SK1 NANGGALA

Pada mata presbiopia

terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang

elastisitasnya,

menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat.

bayangan jatuh di belakang retina.

Karena daya akomodasi berkurang,

titik dekat mata makin menjauh.

Page 82: SK1 NANGGALA

Pengurangan titik dekat

karena peningkatan kekerasan lens, dengan akibat kehilangan akomodasi karena penurunan terus-menerus dalam derajat kelengkungan lens

yang dapat ditingkatkan.

individu normal mencapai usia 40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi,

menyulitkan individu membaca dan pekerjaan dekat.

Page 83: SK1 NANGGALA

Insufisiensi akomodasi asthenopik

Ekses akomodasi: spasmus siliaris sakit kepala, sakit alis mata, kabur terutama dekat

Page 84: SK1 NANGGALA

Penatalaksanaan Presbiopi

Page 85: SK1 NANGGALA

1.        KacamataKacamata dengan bifocal atau Progressive

Addition Lenses ( PALs ) Bifokal mempunyai dua cara untuk pemfokusan :

1) Bagian besar dari lensa kacamata untuk nearsightedness atau farsightedness Sedangkan bagian terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk penglihatan dekat untuk pekerjaan dekat.

Page 86: SK1 NANGGALA

2) PALs mirip dengan lensa bifocal, tetapi PALs memberikan transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara preskripsi, dengan tidak ada garis visible di antara keduanya

Page 87: SK1 NANGGALA

Kacamata baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs yang sebagian besar orang menggunakannya setiap hari, kacamata baca hanya digunakan selama pekerjaan dekat.

Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok umur

+1,0 D untuk usia 40 tahun+1,5 D untuk usia 45 tahun+2,0 D untuk usia 50 tahun+2,5 D untuk usia 55 tahun+3,0 D untuk usia 60 tahun.

Page 88: SK1 NANGGALA

   Pembedahan

Conductive Keratoplasty, atau Near Vision CK Treatment, yang menggunakan gelombang radio untuk membuat lebih melengkung kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat.

Page 89: SK1 NANGGALA

Highly experimental treatment adalah elastic polymer gel lembut yang akan diinjeksikan ke dalam capsular bag, rongga yang terdiri dari natural lens. gel akan mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa yang lebih elastis.

Penelitian juga berfokus pada laser treatment untuk menjadikan keras lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/ fleksibilitas dan memperbaiki focus.

Page 90: SK1 NANGGALA

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

Page 91: SK1 NANGGALA

KOMPLIKASI

1. STRABISMUS Merupakan keadaan dimana salah satu

mata tidak sejajar dengan mata yang lain sehingga pada suatu waktu hanya satu mata yg melihat objek yg dipandang.

Page 92: SK1 NANGGALA
Page 93: SK1 NANGGALA

Presbiopi

Pembiasan tidak tepat

Fokus bayangan jatuh dibelakang

retina

Muskulus siliaris

berkontraksi

Hipertrofi muskulus siliaris

Kompensasi mata

berakomodasi Akomodasi

terus menerus Bola mata

berkonvergensi

Strabismus

Page 94: SK1 NANGGALA

2. Ablasi Retina Ablasi retina adalah terpisahnya /

terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya. Ablasi retina bisa bermula pada suatu area yang kecil, biasanya akibat robekan pada retina, jika tidak segera di obati seluruh retina bisa terlepas.

Page 95: SK1 NANGGALA

Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada :

orang yang menderita rabun jauh (miopia) pada orang orang yang anggota

keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina

penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau

komplikasi dari diabetes

Page 96: SK1 NANGGALA

3. Glaukoma - Suatu keadaan dimana tekanan mata (tekanan

intraokuler) seseorang demikian tinggi atau tidak normal (N:10-21 mmHg) sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh pandang (buta).

- saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati

Page 97: SK1 NANGGALA

Faktor risiko:Riwayat glaukoma di dalam keluarga.Tekanan bola mata tinggiMiopia (rabun jauh)Diabetes (kencing manis)Hipertensi (tekanan darah tinggi)Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnyaMenggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lamaLebih dari 45 tahun

Page 98: SK1 NANGGALA
Page 99: SK1 NANGGALA

PROGNOSIS Bila cepat ditangani akan mendapatkan

prognosis yang baik. Bila di biarkan tanpa di tangani sama sekali

prognosis buruk , akan mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang serius.