BLOK MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
WRAP UP SKENARIO 1
MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI
Kelompok: A-8
Ketua : Aindana Khoirunnisa1102014009
Sekretaris: Annisa Iftitahuljannah 1102014033
Anggota: Auryn Zhafiri Erwin .N 1102013049
Destia Nahlah Iqmalia 1102013048
Atika Lailana Qomarianty 1102014047
Dinda Kemala Rantih1102014075
Fitri Annisah1102014105
Ikhsanul Akbar Misfa1102014125
Ina Romantin 1102014128
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS YARSI
JL. LET. JEND. SUPRAPTO CEMPAKA PUTIH,
JAKARTA PUSAT, 10510
MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI
Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan
kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat
minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul
benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan
didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio axilaris dekstra.
Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat
dalam vaksin tersebut menimbulkan respon imun tubuh.
KATA-KATA SULIT
1. Vaksin BCG : Vaksin yang dibuatdariMycobacterium bovis strain
Calmette-Guerin, yang dibuatavirulendenganpembiakanolehCalmettedan
Guerin selamabertahun-tahundalam medium yang diperkayaempedusapi.
Vaksininidiberikanmelaluigoresanataupenyuntikan intradermal
atauintrakutankepada orang yang
tuberkulinnegatifuntukmencegahtuberkulosis. Vaksin BCG
digunakansebagaivaksinasirutinpadaanak-anakhanya di daerah yang
mempunyaiinsidenstuberkulosistinggi. (Dorland. 2010)
1. NodusLimfatikus: Setiapkumpulanjaringanlimfoid yang
diatursebagai organ limfoidtertentu, diameternyabervariasidari 1
hingga 25 mm, terletak di sepanjangpembuluhlimfatik,
danterdiridaribagiankorteksluardanbagianmedularisdalam.
Noduslimfatikusmerupakansumberutamalimfositdarahtepi,
dansebagaibagiandarisistemretikuloendotelial,
berfungsisebagaimekanismepertahanandengancaramembuangbahan-bahanberbahaya,
sepertibakteridanracun, danmungkinberperandalamproduksiantibodi.
Disebutjugalymphoglandula. (Dorland. 2010)
1. RegioAksilaDekstra: Regio dada di sekitar fossa
aksilarissebelahkanan. (Dorland. 2010)
1. Antigen:Setiapzat (non self) yang
mampuberhubunganataumenginduksisuaturesponimunspesifikdanbereaaksidenganprodukrespon
(antibodispesifik/ Limfosit T) (Dorland. 2010)
1. Vaksin: Mikroorganisme yang dilemahkanataudimatikan (Bakteri,
Virus,atauRiketsia) atau protein antigenikdariberbagaiorganisme
yang diberikanuntukmencegah,
meringankan,ataumengobatipenyakit-penyakitmenular. (Dorland.
2010)
1. ResponImunTubuh: Reaksi yang
dikoordinasisel-selmolekuldanbahanlainnyaterhadapmikroba. (Dorland.
2010)
1. Kekebalan
:Kemampuanalamiahorganismeuntukbertahandarisuatumikroorganismeatautoksin
yang diprosuksipenyakit. (Dorland. 2010)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN
1. Kenapa ditemukan benjolan setelah pemberian vaksin?
2. Kapan vaksin BCG optimal diberikan?
3. Adakah orang yang tidak boleh diberikan vaksin BCG?
4. Apasaja reaksi yang diberikan dari vaksin BCG?
5. Adakah vaksin yang diberikan selain vaksin BCG?
6. Kenapa vaksin BCG dilakukan dilengan atas?
7. Apakah dalam islam diperbolehkan pemberian vaksin?
8. Mengapa terjadi pembesaran pada noduslimfatikus?
9. Apasaja tipe-tipe vaksin?
10. Apakah sebelum vaksinasi BCG harus dalam pemeriksaan
terlebih dahulu?
11. Respon imun terbagi menjadi?
12. Mengapa vaksinasi BCG harus diberikan saat usia 2 bulan?
13. Mengapa pemberian vaksin menghasilkan antibodi?
JAWABAN
1. Karena limfosit berusaha untuk melawan antigen sehingga nodus
limfatikus membesar atau membengkak terlihat seperti benjolan
2. Bayi berumur 2-3bulan
3. Ibu hamil, bayi imunodefisiensi, orang yng terkena TBC
4. Demam, timbul benjolan
5. MMR, DPT, Polio, Hepatitis
6. Tergantung vaksin yang diberikan dan biasanya penyuntikan
vaksin dilakukan secara intrakutan
7. Boleh ( asalkan bukan dari zat haram)
8. Limfosit berproliferasi yang bertujuan untuk mengimbangi
bakteri yang masuk,karena itulah noduslimfatikus membesar
9. Tipe-tipe vaksin ada yang dilemahkan, dimatikan
(mikroorganisme, toksin)
10. Perlu, karena untuk mengetahui keadaan fisik (seseorang atau
bayi)
11. Respon: 1. Respon imun spesifik
2. Respon imun non spesifik ( humoral, seluler)
12. Karena pertahanan tubuh dari ibu sudah berkurang sehingga
harus di beri vaksin
13. Karena vaksin memiliki antigen yang menstimulasi
antibodi
HIPOTESA
Limfoid merupakan sistem organ yang menghasilkan organ-organ
yang berperan dalam mengatur sistem imunitas tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara menghasilkan limfosit untuk melawan antigen.
Sistem ini dapat dimanipulasi dengan pemberian antigen (bakteri)
yang telah di lemahkan atau di vaksinasi,misalnya BCG. Pemberian
BCG dilakukan pada usia 2 bulan karena pertahanan tubuh dari ibu
sudah berkurang, Pemberian vaksin dapat menimbulkan benjolan di
nodus limfatikus terdekat karena terjadi respons tubuh terhadap
antigen tersebut.
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Mempelajari Anatomi Sistem Limfatik
1.1. Memahami dan Mempelajari Makroskopik Anatomi Sistem
Limfatik
1.2. Memahami dan Mempelajari Mikroskopik Anatomi Sistem
Limfatik
1.3. Memahami dan Mempelajari Fungsi Sistem Limfatik
2. Memahami dan Mempelajari Sistem Imun
2.1. Memahami dan Mempelajari Klasifikasi Sistem Imun
2.2. Memahami dan Mempelajari Sistem imun humoral, seluler,
spesifik, dan non spesifik Mekanisme Imun
3. Memahami dan Mempelajari Antigen
3.1. Memahami dan Mempelajari Definisi Antigen
3.2. Memahami dan Mempelajari Klasifikasi Antigen
3.3. Memahami dan Mempelajari Sifat Antigen
3.4. Memahami dan Mempelajari Fungsi Antigen
3.5. Memahami dan Mempelajari Struktur Antigen
4. Memahami dan Mempelajari Antibodi
4.1. Memahami dan Mempelajari Definisi Antibodi
4.2. Memahami dan Mempelajari Klasifikasi Antibodi
4.3. Memahami dan Mempelajari Struktur molekul Antibodi
5. Memahami dan Mempelajari Vaksin dan imunisasi
5.1. Memahami dan Mempelajari Perbedaan
5.2. Memahami dan Mempelajari Vaksin (jenis-jenis, efek)
5.3. Memahami dan Mempelajari Penyimpanan
6. Memahami dan Mempelajari pandangan islam tentang vaksin
LI. 1. Memahami dan Mempelajari Anatomi Sistem Limfatikus
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Anatomi Sistem
Limfatik
Sejumlah ogan limfoid dan jaringan limfoid yang morfologis dan
fungsional berlainan berperan dalam respons imun.
Organ limfoid dapat dibagi menjadi:
Organ limfoid primer
Organ limfoid primer merupakan tempat pembentukan dan pematangan
limfosit. Organ limfoid primer terdiri dari sumsum tulang dan
timus. Sumsum tulang merupakan jaringan yang kompleks tempat
hematopoiesis dan depot lemak. Lemak merupakan 50% atau lebih dari
kompartemen rongga sumsum tulang. Organ limfoid diperlukan untuk
pematangan, diferensiasi, dan proliferasi sel T dan B sehingga
menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen. Sel hematopoietik
yang diproduksi di sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah
dan masuk ke sirkulasi dan didistribusikan ke bagian tubuh.
Organ limfoid sekunder
Organ limfoid sekunder merupakan tempat sel dendritik
mempresentasikan antigen yang yang ditangkapnya di bagian lain
tubuh ke sel T yang memacunya untuk proliferasi dan diferensiasi
limfosit.
Organnya yaitu lien/limpa, limfonodus, tonsil, dll.
Yang termasuk sistem limfatikus adalah:
1. Cairan limfe/Lymph
Lymph merupakan cairan intraselular yang masuk ke kapiler lymph
dan mengalami filtrasi yang kemudian masuk ke pembuluh lymph.
Setelah itu akan beredar/bersirkulasi ke seluruh tubuh yang
kemudian akan masuk ke pembuluh darah.
2. Pembuluh Lymph
Pembuluh Lymph memiliki diameter yang berbeda-beda mulai dari
yang terkecil yaitu Kapiler Lymph, Lymphatic dan Ductus
Lymphaticus. Ductus Lymphaticus terdiri atas 2 bagian yaitu: Ductus
Lymphaticus Dextra dan Ductus Lymphaticus Sinistra.
A. Ductus Lymphaticus Dextra
Ductus Lymphaticus Dextra merupakan saluran limfe yang pendek
(1,25 cm), menerima aliran cairan limfe dari daerah:
Kepala dan leher bagian dextra.
Thorax dan extremitas superior bagian dextra.
Aliran lymph ini akan bermuara ke Vena Brachiocephalica Dextra
tepat pada sudut pertemuan antara Vena Jugularis Interna dan Vena
Subclavia Dextra.
B. Ductus Lymphaticus Sinistra (Ductus Thoracicus)
Ductus Lymphaticus Sinistra merupakan saluran limfe yang panjang
(38-45cm) dengan diameter 4-6 mm serta terletak dalam ruangan
mediastinum (posterior), menerima aliran cairan limfe dari
daerah:
Daerah regio kepala dan pangkal leher sinistra
Daerah extremitas superior dan bahu sinistra
Daerah regio thorax sinistra
Daerahextremitas inferior, panggul dan abdomen terutama dari
intestinum yangkemudian ke cysterna chyle.
Kepentingan klinis saluran limfe:
Limfangitis: Bila infeksi pada saluran limfe (pembuluh
limfe)
Limfadenitis: Bila infeksi pada limfonodus
Limfedema: Edema pembuluh limfe bila terjadi obstruksi pembuluh
limfe olehparasit
Contoh: Penyakit kaki gajah atau penekanan oleh tumor, sehingga
tekanan pada Pembuluh limfe meningkat kemudian edema dan
membengkak.
3. Lien (Limpa)
Organ limfoid terbesar, lunak, rapuh dan vascular berwarna
kemerahan, dan berbentuk oval
Besar lien sebesar kepalan tangan sendiri
Dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan
yang disebut kapsula fibrosa lienalis
Fiksasi lien ke ginjal melalui ligamentum renolienalis dan ke
lambung melalui ligamentum gastrolienalis
Pembuluh darah masuk daerah hilus lienalis adalah arteri
lienalis dan darah vena masuk melalui vena lienalis (vena port
untuk dibawa ke hepar)
Terdapat pusat immunologis yaitu folikel limfoid (pulpa alba /
folikel putih ) yang tersebar di seluruh sinusoid yang sangat
vaskular (pulpa rubra / folikel merah)
Memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah
didalam lien, juga serat kolagen dan elastis
Letak: Regio hypochondrium sinistra dalam ruang intraperitoneal.
Diproyeksikan dari luar pada costae 9,10,11 sinistra, setinggi
vertebrae thoracalis 9-12
Cauda pankreas menempel pada daerah hillus lienalis bersamaan
masuknya arteria lienalis dan keluar vena lienalis
Batas anatomis:
- Anterior = Gaster, cauda pankreas, fleksura colli sinistra,
renalis sinistra
- Posterior = Diaphragma, pleura dan pulmo sinistra, costae 9,
10, 11 sinistra
4. Limfonodus/Nodus Limfatikus
Bentuk oval seperti kacang tanah, mempunyai pinggiran yang
cekung disebut dengan hilus
Besarnya sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan
dapat diraba terutama pada daerah leher, axilla, inguinale dan
lain-lain
Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi memproduksi
limfosit dan antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi
lanjutan
Daerah daerah tubuh yang memiliki nodus limfatikus
1. Daerah Kepala dan Leher bagian lateral dan belakang: Yaitu di
sepanjang m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi,
palatum, muka, di bawah ramus mandibula (mencakup dasar mulut)
2. Daerah Extremitas Superior: Manus, antebrachi,brachi dan
regio axillaris
3. Daerah Mamae di bawah m.pectoralis meliputi kulit dan
otot
4. Daerah Thorax: Meliputi dinding thorax, jantung, pericardium
dan paru, pleura, timus, dan esophagus
5. Daerah Abdomen dan Pelvis: Meliputi daerah peritonium dan
sekitar aorta dan Vena Cava Inferior dan pembuluh darah intestinum.
Aliran limfe superficialis bagian depan dan lateral dan belakang
diatas pusat masuk, nodi lymphatici axillaris anterior dan
posterior dan dibawah pusat, ke nodi lymphatici inguinalis
superficial
6. Daerah Extremitas Inferior: Disepanjang arteri,vena tibialis,
regio poplitea, regio inguinale, aliran limfe masuk limfonodus
inguinale
5. Timus
Organ limfoid terletak pada sternum bagian atas belakang di
daerah mediastinum superior dan bertumbuh terus sampai pubertas
Setelah pubertas, timus mengalami involusi dan setalah dewasa
semakin kecil tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T
yang baru
Timus yang besar terlihat setelah lahir pada saat bayi dan
neonatus
Mempunyai 2 lobus, mempunyai bagian korteks dan medulla
berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan
Perdarahan timus berasal dari arteria thymica yang merupakan
cabang dari arteria thyroidea inferior dan mamaria interna
Batas-batas anatomi:
Batas anterior: Sternum, rawan costae 4, M.sternohyoid, dan
M.sternothyroideus
Batas superior: Leher, kadang sampai dekat lobus inferior
glandula thyroidea
6. Tonsil
Tonsil terletak dalam satu lekukkan yang dikenal dengan Fossa
Tonsilaris yang dibatasi 2 otot yang melengkung berbentuk arcus
palatoglosus dan arcus palatopharyngeus. Dasar fossa tonsilarus
dinamakan dengan istilah Tonsila bed dan tonsil termaksud salah
satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsil yaitu
Tonsila Palantina, Tonsila Lingualis, Tonsil Pharyngeus.
Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limfe yang
dikenal dengan Ring of Waldeyer. Hal ini yang menyebabkan jika
salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain
juga ikut meradang.
Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsil, yaitu:
a. Tonsila palatina
Terletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan
sinistra
Terletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa
tonsilaris, dasar dari lekukan itu adalah tonsil bed
Tonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta
tonsilaris
Ditutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk
capsula
Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus
(N V2)
Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris
externa (facialis) dan arteria tonsilaris cabang a.pharyngica
ascendens lingualis
b. Tonsila lingualis
Terletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya
papilla sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel).
Perdarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang
arteria lingualis), arteria carotis eksterna
c. Tonsila pharyngealis
Terdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung
belakang
Bila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas
karena dapat menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak di
daerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTA
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Anatomi Sistem
Limfatik
A. Lien (limpa)
Merupakan tempat destruksi bagi banyak sel darah merah.
Merupakan tempat pembentukan limfosit yang masuk ke dalam
darah.
Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa darah dan
merupakan organ pembentuk antibodi penting
Dibungkus oleh simpai jaingan ikat padat yang menjulurkan
trabekula yang membagi parenkim atau pulpa limpa menjadi
kompartemen tidak sempurna
Pulpa limpa tidak mempunyai pembuluh limfe
Limpa dibentuk oleh jalinan kerja jaringan retikular yang
mengandung sel limfoid, makrofag dan sel-sel antigen-presenting
Tidak memperlihatkan adanya daerah korteks dan medula yang
jelas
Kapsul pada limpa lebih tebal dibanding pada limfonodus
Pulpa limpa
Pada permukaan irisan melalui limpa, tampak bintik-bintik putih
dalam parenkim yang disebut nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa
alba)
Pulpa alba terdapat dalam jaringan merah tua yang penuh dengan
darah yang disebut pulpa merah/pulpa rubra.
Pulpa rubra terdiri atas bangunan memanjang yaitu korda limpa
(korda billroth) yang terdapat diantara sinusoid
Pulpa putih
Terdiri dari jaringan limfoid yang menyelubungi A. sentralis dan
nodulus limfatikus
Sel-sel limfoid yang mengelilingi A. sentralis terutama Limfosit
T dan membentuk selubung periarteri
Nodulus limfatikus terutama limfosit B
Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona
marginalis
Pulpa merah: Jaringan Retikular dengan ciri khas, yaitu
adanya:
Korda limpa yang terdiri dari sel dan serat retikular
Makrofag
Limfosit
Sel plasma dan banyak unsur darah (eritrosit, trombosit,
granulosit)
Banyak terdapat sinusoid
Zona marginalis
Terdiri dari banyak sinus dan jaringan ikat longgar
Terdapat sedikit limfosit dan banyak makrofag yg aktif
Banyak mengandung antigen darah yangberperan utama dalam
aktivitas imunologis limpa
Fungsi limpa
Pembentukan limfosit
Dibentuk dalam pulpa putih pulpa rubra sinusoid bercampur
darah
Destruksi eritrosit
Dilakukan oleh makrofag dalam korda pulpa merah
Pertahanan organisme
Oleh karena kandungan limfosit B, limfosit T, sel antigen
presenting dan makrofag
B. Limfonodus/Nodus Limfatikus/Kelenjar Limfe
Organ bersimpai berbentuk bulat/mirip ginjal, terdiri dari
jaringan limfoid.
Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe
Nodus ditemukan di ketiak dan di lipat paha, sepanjang
pembuluh-pembuluh besar di leher dan dalam jumlah besar di thorax
dan abdomen terutama dalam mesenterium
Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dan konkaf (cekung)
yang disebut hilus. Hillus merupakan tempat arteri dan saraf masuk
dan vena keluar dari organ
Korteks luar
Dibentuk oleh jaraingan limfoid yang terdiri dari satu jaringan
sel retikular dan serat retikular yang dipenuhi oleh limfosit B
Di dalam jaringan limfoid korteks terdapat struktur berbentuk
sferis yang disebut nodulus limfatikus
Terdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jaringan
ikat longgar dari makrofag, sel retikular, dan serat retikular
Korteks dalam
Merupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa
nodulus
Mengandung banyak limfosit T
Medula
Terdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteks
dalam
Banyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasma
Korda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yg
berdilatasi
Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari
partikel asing sebelum kembali ke sirkulasi darah.
Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih
antigen dan kotoran lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis
makrofag.
Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yang
terinfeksi membesar dan membentuk pusat-pusat germinativum yang
banyak dengan proliferasi sel yang aktif
C. Tonsil
I. Tonsila palatina
Terletak pada dinding lateral faring bagian oral
Permukaan tonsila palatina dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk yang juga melapisi bagian mulut lainnya
Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim
membentuk kriptus yang mengandung sel-sel epitel yang terlepas,
limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam lumennya
Yang memisahkan jaringan limfoid dari organ-organ berdekatan
adalah satu lapis jaringan ikat padat yang disebut simpai tonsila
yang biasanya bekerja sebagai sawar terhadap penyebaran infeksi
tonsila
Di bawah tonsila palatina terdapat jaringan ikat padat yang
membentuk kapsul. Dari kapsul terbentuk trabekula dengan pembuluh
darah, dibawah kapsul terdapat serat otot rangka
II. Tonsila lingualis
Lebih kecil dan lebih banyak
Terletak pada pangkal lidah
Ditutupi epitel berlapis gepeng
Masing-masing mempunyai sebuah kriptus
III. Tonsila faringeal
Merupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian
supero-posterior faring
Ditutupi epitel bertingkat silindris bersilia
Terdiri dari lipatan-lipatan mukosa dengan jar. Limfoid difus
dan nodulus limfatikus
Tidak memiliki kriptus
Simpai lebih tipis dari tonsil palatina
D. Timus
Timus memiliki suatu simpai jaringan ikat yang masuk ke dalam
parenkim dan membagi timus menjadi lobulus
Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks
dan zona pusat yang terang disebut medula korteks dan medula berisi
sel-sel limfosit
Sel limfosit berasal dari sel mesenkim yang menyusup ke dalam
suatu epitel primordium dari kantung faringeal ke 3 dan 4.
Korteks timus
Limfosit T yang sangat banyak
Sel retikular epitel yang tersebar
Beberapa makrofag
Medula timus
Mengandung sel retikular dan limfosit
Sel-sel ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding
bagian korteks
Mengandung badan hassal (corpusculum tymicum) yang merupakan sel
retikular epitel gepeng yang tersusun konsentris, mengalami
degenerasi dan mengandung granula keratohialin.
Timus mengalami involusi setelah pubertas
Timus ditempati oleh sel-sel yang dihasilkan dari sumsum
tulang
Sel-sel ini mulai menjalani diferensiasinya menjadi sel T
Timus menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan protein yang
merangsang proliferasi dan diferensiasi limfosit T
LO. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Fungsi Sistem Limfatikus
Sistem limfatikus berfungsi sebagai:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam
sirkulasi darah
2. Mengangkut lymphocytes dari kelenjar lymph ke sirkulasi
darah
3. Untuk membawa lemak yang sudah diemulsikan oleh usus ke
sirkulasi darah (oleh lacteal)
4. Kelenjar lymph menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
untuk menghindari penyebaran mikroorganisme itu dari tempat
masuknya ke dalam jaringan, ke bagian tubuh lain
5. Apabila ada infeksi, kelenjar lymph menghasilkan zat anti
(antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi
LI. 2. Memahami dan Mempelajari Sistem Imun
LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Sistem Imun
A. Sistem Imunitas Innate (Nonspesifik) / Imunitas Alamiah:
Imunitas yang diperoleh tanpa didahului oleh kontak dengan
antigen, bersifat nonspesifik.
Tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap
berfungsi sejak lahir.
Mekanismenya tidak menunjukan spesifitas terhadap benda asing
dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak pathogen potensial.
Pertahan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan
dapat memberikan respon langsung
Terdiri dari 3 mekanisme, yaitu :
1. Pertahanan Fisik/Mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin :
garis pertama terdepan terhadap infeksi.
2. Pertahanan Larut
PERTAHANAN BIOKIMIA
a. Asam lemak pada kelenjar sebaseus di kulit mempunyai efek
denaturasi terhadap protein membran
b. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu
dapatmenghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri positif
gram
c. ASI memilikilaktooksidase dan asam neuraminik yang
merupakanantibakterial terhadap Escherichia coli dan
Staphylococcus
d. Saliva memilikilaktooksidase yang dapatmerusak dinding dan
menimbulkan kebocoran sitoplasma, dan berfungsi sebagai opsonin
dalam lisis sel mikroba
e. HCL, enzim proteolitik, antibodi, empedu dalam usus halus,
menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak
mikroba
f. Mukus yang kental melindungi sel epitel mukosa dan dapat
menangkap bakteri dan bahan lainnya
PERTAHANAN HUMORAL
Pertahanan humoral: sistem imun nonspesifik menggunakan berbagai
molekul, diantaranya adalah peptide antimikroba seperti defisiensi,
katelisidin dan IFN dengan efek antiviral.
Komplemen
Komplemen merupakan molekul sistem imun nonspesifik yang bisa
menjadi spesifik dalam keadaan tertentu. Komplemen terdiri atas
jumlah besar protein yang bila diaktifkan dapat memberikan efek
proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi.
Komplemen berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis,
sebagai factor kemotaktik, menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan
parasit. Komplemen dengan spectrum aktivitas yang luas diproduksi
oleh hepatosit dan monosit serta langsung dapat diaktifkan oleh
mikroba atau produknya.
Hasil aktivasi komplemen berupa mediator yang bersifat biologik
aktif dan enzim untuk reaksi berikutnya. Aktivasi dari komplemen
merupakan usaha tubuh dalam menghancurkan antigen. Ada 9 komponen
dasar pada komplemen yaitu C1 sampai dengan C9.
Protein fase akut (PFA)
a. Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada kadar
protein dalam serum yang disebut APP
b. Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut
juga APRP yang berperan dalam pertahanan dini. Diinduksi oleh
sinyal yang berasal dari tempat cedera atau infeksi melalui darah.
Hati merupakan tempat sintesis APRP
c. C-reactive protein (CRP) merupakan salah satu PFA, termasuk
golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi
akut sebagai respon imunitas nonspesifik. Sebagai opsonin, CRP
mengikat berbagai mikroorganisme. Pengukuran CPR digunakan
untukmenilai aktivitas penyakit inflamasi dan jika tetap tinggi
maka menunjukkan infeksi yang persisten. CRP dapat meningkat dengan
bantuan Ca2+.
d. Lektin/kolektin merupakan molekul larut dalam plasma yang
dapat mengikat manan/manosa dalam polisakarida (karenanya disebut
MBL) yang merupakan permukaan banyak bakteri seperti galur
pneumokokus dan banyak mikroba, tetapi tidak pada sel vertebrata.
Lektin berperan sebagai opsonin yang mengaktifkan komplemen
e. Protein fase akut lainnya adalah 1-antitripsin, amilod serum
A, haptoglobin, C9, factor B dan fibrinogen yang juga berperan pada
peningkatan laju endap darah akibat infeksi, namun dibentuk jauh
lebih lambat dari CRP
f. Mekanisme fosfolipid diperlukan untuk produksi PG dan LTR
yang berguna untuk meningkatkan respons inflamasi melalui
peningkatan permeabilitas vascular dan vasodilatasi
g. Sitokin IL-1, IL-6, TNF- disebut sitokin proinflamasi,
merangsang hati untuk mensintesis dan melepas sejumlah protein
plasma.
3. Pertahanan Seluler
a. Fagosit mononuklear
Terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan makrofag dalam
jaringan. Pada dasarnya, monosit dan makrofag sama-sama mempunyai
fungsi yang sama, yaituuntuk fagositosis mikroba patogen, melepas
mediator inflamasi dan sitokin, sertamempresentasikan antigen dari
patogen yang dicerna kepada sel limfosit T.
Penghancurankuman(fagosit) dilakukan dengan membentuk fagolisosom,
yaitu fusi antar fagosom yangdidalamnya terdapat patogen dan
lisosom, yang akan mendestruksi patogen, baik dengan menggunakan
enzim pencernaan dari lisosom maupun menggunakan spesies oksigen
reaktif.Hal ini juga mengawali pelepasan mediator inflamasi maupun
sitokin yang akanmenginduksi baik sel-sel imun spesifik maupun
nonspesifik lainnya.
b. Fagosit Polimorfonuklear atau Granulocyte
Merupakan 60-70% dari seluruh jumlah darah putih normal dan
dapat keluar dari pembuluh darah(kemotaksis/responinflamasi).
Granulosit dibagi menurut pewarnaan histologiknya menjadi
neutrofil, eosinofil, dan basofil.Sel-sel ini mempunyai
granul-granul yg mengandung enzim pencernaan.
Neutrofil
Merupakan sel pertama yang dikerahkan ketempat bakteri
masuk.Fungsi utamaneutrofil adalah fagositosis, baik dengan jalur
oksigen dependen dan independen.Neutrofil juga dapat mengenal
patogen secara langsung.
Eosinofil
Merupakan 2-5% dari sel darah putih orangsehat.Eosinofil juga
berfungsi sebagai fagosit, dengan cara melepaskan isi granulnya
yang bersifat toksik ke sel sasaran.Sel ini berperan penting pada
infeksi parasit.
Basofil
Berjumlah sangat sedikit,sekitarMononuklear
>Polimorfonuklear
-Sel NK
-Basofil
-Eosinofil
-SD
Sel B
-IgG
-IgA
-IgM
-IgE
-IgD
Sitokin
Sel T
-Th1
-Th2
-Th17
-Treg
-Tdth
-CTL/Tc
-NKT
1