BAB III SISTEM PERIODIK UNSUR (SPU) Unsur-unsur yang dikenal saat ini sebenarnya sudah ada di alam sejak dahulu, bahkan dengan terbentuknya unsur itu dapat dikatakan bersamaan waktunya dengan terbentuknya alam semesta ini. Penemuan unsur-unsur oleh manusia secara bertahap sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Bedasarkan sifat mannusia yang selalu ingin tahu apa yang ada di lingkungannya akhirnya satu persatu unsur-unsur tersebut dikenalnya. Sejak semual manusia telah berusaha menggolong- golongkan unsur yang ada untuk memperoleh keteraturan. Pada mulanya usaha penggolongan unsur berjalan sangat lambat karena terbatasnya jumlah unsur yang diketahui serta tidak begitu diketahui sifat-sifat unsur. Baru setelah pertengahan abad XIX muncul sistem periodik dengan merupakan dasar dari SPU setelah mengalami penyempurnaan. Perkembangan SPU tersebut adalah sebagai berikut : Klasifikasi unsur yang paling sederhana adalah logam dan nonlogam. Berdasrkan pengamatan persamaan maupun 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
SISTEM PERIODIK UNSUR
(SPU)
Unsur-unsur yang dikenal saat ini sebenarnya sudah ada di alam sejak dahulu,
bahkan dengan terbentuknya unsur itu dapat dikatakan bersamaan waktunya dengan
terbentuknya alam semesta ini. Penemuan unsur-unsur oleh manusia secara bertahap
sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Bedasarkan sifat mannusia yang
selalu ingin tahu apa yang ada di lingkungannya akhirnya satu persatu unsur-unsur
tersebut dikenalnya.
Sejak semual manusia telah berusaha menggolong-golongkan unsur yang ada
untuk memperoleh keteraturan.
Pada mulanya usaha penggolongan unsur berjalan sangat lambat karena terbatasnya
jumlah unsur yang diketahui serta tidak begitu diketahui sifat-sifat unsur. Baru
setelah pertengahan abad XIX muncul sistem periodik dengan merupakan dasar dari
SPU setelah mengalami penyempurnaan. Perkembangan SPU tersebut adalah sebagai
berikut :
Klasifikasi unsur yang paling sederhana adalah logam dan nonlogam.
Berdasrkan pengamatan persamaan maupun perbedaan sifat-sifat unsur, para ilmuwan
berusaha mencari hubungan antara sifat unsur dengan massa atomnya.
Ada tiga teori tentang sistem periodik unsur :
1. Teori “Triade” oleh J. W. Dobereiner (1817)
2. Teori “Oktaf” oleh J.A.K. Newlands (1865)
3. Sistem Periodik Unsur oleh Mendeleyev (1869)
Teori Triade Dobereiner
J.W. Dobere.iner adalah orang pertama yang menemukan adanya hubungan
sifat-sifat unsur dengan massa atomnya. Dari hasil pengamatannya, mennunjukkan
bahwa unsur-unsur mempercayai sifat-sifat yang mirip atau hampir sama adalah
1
2
unsur yang terdiri dari tiga buah unsur. Massa unsur yang ditengah hampir sama
dengan setengah massa unsur yang pinggir. Karena tiap kelompok terdiri dari tiga
buah unsur, maka teori ini disebut teori “triade”.
Contoh :
1) Untuk atom-atom Li, Na, dan K yang massa atom relatifnya masing-masing 7, 23
dan 39, maka massa atom yang ditengah menurut teori traide ini adalah :
½ (Ar Li + Ar K) = Ar Na
½ (7 + 39) = 23
2) Untuk atom-atom Ca, Sr, dan Ba yang massa atom relatifnya masing-masing 40,
88, dan 137.
Massa atom Sr kira-kira ½ (40 + 137) = 88,5
3) Untuk atom-atom S, Se, dan Te yang massa atom relatifnya masing-masing 32,
79, dan 128.
Massa atom Se kira-kira ½ (32 + 128) = 80.
4) Untuk Cl, Br, dan I yang massa atom relatifnya masing-masing 35,5; 80; dan 127.
Massa atom Br kira-kira ½ (35,5 + 127) = 81,25.
Hubungan sifat fisiknya, misalnya wujud dan warna :
Cl2 : gas berwarna kuning hijau
Br2 : cair berwarna coklat
I2 : padatan berwarna hitam atau coklat tua
Kelanjutan penelitian tentang massa atm dan sifatnya ternyata didapat penyimpangan-
penyimpangan teori “triade” ini.
Teori “Oktaf” Newlands
Berdasarkan massa atom unsur-unsur yang telah ditemukan pada tahun 1863
dan 1865, J.A.K. Newlands menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa
atomnya. Dari daftar susunan unsur diperoleh adanya sifat-sifat yang terulang
kembali setelah selang beberapa unsur. Sifat suatu unsur akan terulang kembali
tujuan unsur kemudian.
3
Unsur ke-1, ke-8, dan ke-15, sifat-sifatnya hampir sama. Demmikian juga unsur ke-2,
ke-9, dan ke-16 atau unsur ke-3, ke-10, dan ke-17.
Teori ini disebut teori “Oktaf” seperti nada/not musik :
do, re, mi, fa, sol, la, si, do
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 1’
DAFTAR UNSUR NEWLANDS
1
H
2
Li
3
Be
4
B
5
C
6
N
7
O
8
F
9
Na
10
Mg
11
Al
12
Si
13
P
14
S
15
Cl
16
K
17
Ca
18
Cr
19
Ti
20
Mn
21
Fe
22
Br
23
Rb
24
Sr
25
La
26
Zr
27
Mo
28
Ru
29
Pd
30
Ag
31
Cd
32
In
33
Sn
34
Sb
35
I
36
Te
37
Cs
38
Ba
39
Ta
40
W
41
Nb
42
Au
43
Pt
44
Os
45
Hg
46
Tl
47
Pb
48
Bi
49
Th
Hukum Newlands menjumpai kesulitan dan merupakan kelemahan teorinya,
misalnya Fe seharusnya mempunyai sifat yang mirip dengan O dan S, ternyata
berbeda. Sebagai anggota kelompok logam sedang O dan S sebagai anggota
kelompok nonlogam. Sifat-sifatnya lebih banyak perbedaannya daripada
kemimripannya.
4
Sistem Perodik Unsur Mendeleyev (1896)
Bertitik tolak dari kelemahan hukum oktaf Newlands, dua ilmuwan dari dua
negara yang bekerja secara terpisah dan tidak saling berhubungan menyusun unsur-
unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya.
1. Ilmuwan Jerma yang bernama Julius Lothar Meyer menyusun unsur-unsur
berdasarkan kenaikkan massa atom dan sifat-sifat fisisnya. Antara lain : volume
atom unsur dalam keadaan pada (yaitu massa atom dibagi massa jenisnya), titik
leleh unsurm titik didihnya.
2. Ilmuwan rusia yang bernama Dimintri Mendeleyev menyusun unsur-unsur
berdasarkan kenaikkan massa atom dan sifat kimianya, misalnya dari rumus
senyawa yang telah dikenal, massa atom, dan sifat-sifat lain.
Dari kedua ilmuwan ini ternyata dihasilkan susunan unsur yang mirip, tetapi
D. Mendeleyev mempunyai kelebihan yaitu dapat meramalkan adanya unsur-unsur
yang waktu itu belum diketemukan. Ramalan sifat-sifat ternyata benar. Teori ini
dikenal dengan nama Sistem Periodik Unsur Mendeleyev.
Hukum Periodik Mendeleyev :
Sifat unsur-unsur merupakan sifat periodik (berkala) dari berat atom atau massa
atomnya.
Penyusunan unsur Mendeleyev :
1. Setiap unsur yang telah diketahui pada saat itu dibuatkan sebuah kartu dengan
dicantumkan pula massa atom, rumus-rumus senyawanya, dan sifat-sifat lainnya.
2. Kartu-kartu tersebut kemudian disusun urut berdasarkan naiknya massa atom.
3. Dari deretan unsur ini, kalau mendatar terjadi perubahan sifat dan ditetapkan
unsur baru yang sifatnya mirip dengan unsur yang telah ada, maka unsur baru ini
diletakkan di bawah unsur semula sehingga diperoleh deretan unsur mendatar
baru.
4. Jika suatu unsur berdasarkan urutan naiknya massa atom seharusnya diletakkan di
bawah unsur tertentu misalnya ke-13, tetapi karena sifat-sifatnya mirip dengan
5
unsur ke-14 maka oleh Mendeleyev unsur tersebut diletakkan di bawah unsur ke-
14.
Mendeleyev yakin bahwa unsur di bawah unsur ke-13 belum
diketemukan, tetap dikosongkan. Sifat-sifat unsur yang belum diketemukan ini
telah diramalkan. Dan kenyataannya ini membuktikan bahwa di samping
kenaikkan massa atomnya, sifat-sifat lain dari unsur lebih diperhatikan.
Kalau diketahui adanya unsur yang massa atomnnya kecil dan diletakkan di
belakang unsur yang massa atomnya lebih besar, misalnya I (massa atomnya 127)
diletakkan di belakan Te (massa atomnya 128), maka dasar yang digunakan
adalah sifat-sifat I mirip dengan Cl dan Br dan sifat-sifat Te mirip dengan S dan
Se.
Demikian pula bila beberapa unsur yang ditempatkan pada kotak atau
kartu yang sama meskipun massa atomnya tidak sama (makin besar), maka hal ini
disebabkan karena unsur-unsur ini mempunyai sifat yang besar.
Unsur-unsur tersebut antara lain Fe, CO, dan Ni kemudian ada kotak-kotak yang
berisi 14 buah unsur yang dikenal dengan nama logam tanah karah atau seri
Lantanoida.
Dari hasil penyusunan unsur-unsur diperoleh :
1. Deret horizontal yang terdiri dari unsur-unsur yang massa atomnya dari kiri ke
kanan makin besar serta adanya perubahan sifat yang teratur. Keteraturan ini
kemudian disebut kala atau perioda. Ada 7 deretan mendatar unsur-unsur atau
ada 7 perioda.
2. Arah bertikal menunjukkan bahwa sifat unsur-unsurnya mirip atau hampir
sama. Kotak arah vertikal dinamakan golongan. Ada 8 golongan.
3. Dimulai dari perioda ke-4 tiap golongan dibagi menjadi golongan utama atau
golongan A dan golongan tambahan atau golongan B. terdapat pada dua deret
unsur horisontal yang disebut seri.
6
Deret atas atau seri terdiri dari :
Gol. IA, IIA, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB
Deret bawah atau seri ganjil terdiri dari :
Gol. IB, II, BA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA
4. Untuk golongan VIIIB mulai periode ke-4 terdiri dari 3 buah unsur yang
mempunyai sifat-sifat yang mirip.
5. Golongan IIIB pada perioda ke-6 dan 7 berisi masing-masing 14 buah yang
sifat-sifat unsurnya hampir sama.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-6 disebut unsur-unsur tanah jarang atau
logam nadir, sekarang disebut unsur-unsur seri Lantanoida.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-7 disebut seri Aktinoda.
Dari SPU Mendeleyev tersebut.
Banyaknya unsur tiap perioda sebagai berikut :
Perioda 1 : 2 unsur, disebut perioda terpendek
Perioda 2 : 8 unsur, disebut perioda pendek
Perioda 3 : 8 unsur, disebut perioda pendek
Perioda 4 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 5 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 6 : 32 unsur, disebut perioda terpanjang
Perioda 7 : belum lengkap, disebut periode belum lengkap
SPU Mendeleyev ini sangat membantu dan mempermudah dalam
mempelajari unsur-unsur dan senyawanya, tetapi karena masih dijumpai
kelemahan-kelemahan dan kemajuan / perkembangan ilmu kimia, sejak 1913
SPU ini disempurnakan oleh Moseley yang kemudian dikenal dengan nama
SPU bentuk panjang.
7
Kelemahan-kelemahan SPU Mendeleyev :
1. Tidak sepenuhnya berdasarkan kenaikkan masa atom, artinya ada unsur
yang massa atomnya lebih kecil diletakkan di belakang (sesudah) unsur
yang massa atomnya lebih besar.
Misalnya Ar dan K, Ac dan Ni, Te dan I, serta Th dan Pa.
2. Adanya perbedaan yang sangat besar antara unsur-unsur golongan A dan
B meskipun terletak dalam satu deret vertikal, misalnya antara K dan Cu.
3. Tidak dapat menunjukkan suatu batas pemisah yang jelas antara logam
dan bukan logam.
SPU Bentuk Panjang
SPU Mendeleyev sering disebut SPU bentuk pendek, sedang SPU yang
digunakan saat ini adalah SPU bentuk panjang atau SPU Saja.
SPU ini adalah penyempurnaan dari SPU Mendelayev dengan mengubah dasar
penyusunannya. SPU diusulkan oleh Moseley pada tahun 1913. Berdasarkan
percobaan menggunakan spektograf massa akhirnya diketahui bahwa unsur-unsur
terdiri dari beberapa isotop.
8
9
Keterangan untuk SPU :
1. Golongan : susunan unsur-unsur arah vertikal.
Golongan I A disebut : golongan logam alkali.
Golongan II A disebut : golongan logam alkali tanah .
Golongan VI A disebut : golongan kalkogen.
Golongan VII A disebut : golongan halogen.
Golongan VIII A atau O disebut : golongan gas enert atau gas mulia.
2. Perioda : atau kala susunan unsur-unsur arah mendatar.
Moseley menemukan hubungan antara frekuensi sinar Rongen (sinar-X) dengan
nomor atom unsur.
Dari kedua hal itu Moseley berpendapat bahwa : sifat-sifat unsur merupakan
fungsi periodik dari nomor atomnya, yang kemundian dikenal sebagai hukum
periodikk modern. Itulah sebabnya Moseley mengusulkan agar dasar penyususnan
SPU menggunakan kenaikkan nomor atom bukan kenaikan massa atom. Dengan
cara demikian sekalilgus dapat mengatasi kelemahan SPU Mendeleyev.
Sistem Periodik Unsur dan Konfigurasi Elektron
SPU yang digunakan saat ini adalah SPU bentuk panjang. Dari daftar SPU
tersebut mudah dilihat bahawa semua unsur yang berurutan mengalami kenaikkan
nomor atom secara beraturan dengan satu satuan.
Nomor atom unsur berubah mengakibaykan perubahan konfigurasi elektr.on pada
kkulit terluarnya.
Dengan kata lain SPU disusun berdasarkan konfigurasi elektron atau susunan
elektron dalam atom unsur. Sehingga hukum periodik unsur dapat pula dinyatakan
menjadi :
Hukum periodik unsur :
Sifat unsur-unsur berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron atau susunan
elektron dalam atom unsurnya. Hubungan antara SPU dengan elektron dinyatakan
10
oleh prinsip Aufbau atau aturan pengisian elektron. Dapat diperhatikan pada bahan
berikut ini :
Perioda
Nomor perioda menunjukkan nomor kulit terakhir yang titempati elektron
atau bilangan kwantum utama (n) terbesar yang dimiliki atom unsur-unsur yang
terdapat dalam perioda tersebut.
Pada setiap perioda selalu dimulai dengan pengisian elektron pada orbital ns dan
diakhiri dengan prbital np yang terisi penuh kecuali pada periode I.
Perioda Terpendek
Perioda ini hanya terdiri dari dua unsur saja yaitu H dan He dan hanya ada pengisian
elektron pada orbital 1s.
Perioda Pendek
Perioda ini terdiri dari 8 unsur. Perioda kedua yang disebut perioda pendek pertama
diawali unsur Li dan diakhiri unsur Ne.
11
Perioda ketiga yang disebut perioda pendek kedua, diawali unsur Na dan diakhiri
unsur Ar.
Kedua perioda pendek ini diawali pengisian elektron pada orbital 2s dan dilanjutkan
pada ketiga orbital p hingga penuh.
Untuk pengisian elektron harus digunakan aturan Hund artinya pada pengisian orbital
p dimulai dengan tiap orbital terisi masing-masing dengan satu elektron dengan spin
yang sama atau sejajar (yaitu ke atas atau s = + ½). Oleh karena itu, pada atom N
akan memililki konfigurasi elektron : 1s2.2s2.2p 2p 2p dalam bentuk orbital kotak
:
Pada perioda pendek pertama, orbital 3d belum terisi karena terikat energi orbital 3d
lebih besar dari orbital 4s. itulah sebabnya perioda ke-3 hanya terdiri dari 8 unsur.
Perioda Panjang
Perioda ke-4 dan 5 disebut perioda panjang yang terdiri dari 18 unsur tiap periodanya.
Pada perioda ke-4, orbital 4s mulai terisi elektron sampai penuh (2 elektron), tetapi
kemudian elektron berikutnya baru orbital 3d (sampai penuh) dengan menggunakan
aturan Hund.
Baru kemudian mengisi orbital 4p juga sampai penuh. Itulah sebabnya perioda
panjang terdiri dari 18 buah unsur yang mempunyai 3 bentuk konfigurasi elektron.
Untuk periode ke-4 yang dimulai dari K dan diakhiri Kr.
1) Dua unsur pertama (Ar) 4s1 dan (Ar) 4s2.
2) Sepuluh unsur berikutnya (unsur transisi) : (Ar) 2dx 4s2 di mana x dari 1 – 10,
kecuali untuk Cr : (Ar) 3d5 4s1 dan CU : (Ar) 3d10 4s1 (ingat kestabilan tercapai
jika orbital terisi penuh atau setelah penuh).
3) Enam unsur berikutnya mengisi pada orbital 4p yang mempunyai konfigurasi
elektron : (Ar) 3d10 4s2 4py (di mana y dari 1 sampai dengan 6).
12
Untuk perioda panjang kedua atau perioda ke-5 adalah mirip dengan perioda ke-4.
Tetapi pengisian elektron dimulai dari orbital : 5s kemudian 4d dan akhirnya 5p
(orbital 4f belum terisi).
Perioda ke-5 dimulai unsur Rb dan diakhiri unsur Xe.
Perioda Terpanjang :
Perioda ke-6 disebut perioda terpanjang karena terdiri dari 32 unsur. Meskipun tetap
berdasar asas Aufbau, pengisian elektron pada perioda ini lebih rumit.
Dimulai dengan mengisi pada orbital 6s yaitu untuk Cs : (Xe) 6s dan Sr : (Xe) 6s2.
Kemudian terjadi penyimpangan aturan (n + l) di mana seharusnya orbital 4f tersisi
daluhu hingga penuh kemudian orbital 5d. dalam hal ini justru 5d terisi satu elektron
dahhulu yaitu La : (Xe) 5d1 6s2 baru kemudian mulaimengisi orbital 4f langsung 2
elektron, orbital 4f belum sampai penuh, elektron kembali mengisi orbital 5d lagi.
Sedangkan utuk pengisian orbital 6p berlangsung setelah orbital 4f dan 5d telah
penuh.
Perioda Belum Lengkap
Unsur-unsur dalam perioda ke-7 termasuk unsur radioaktif, dalam perioda ini
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1) Unsur-unsur yang terdapat di dalam hanya 6 buah unsur saja yaitu dari nomor 87
sampai dengan 92.
2) Sedang unsur-unsur yang nomor atomnya lebih besar dari 92 tidak terdapat di
alam melainkan merupakan hasil perubahan (Transmutasi) dari unsur-unsur
uranium sehingga disebut unsur-unsur transuranium).
Dengan jalan transmutasi itulah dimungkinkan terbentuk unsur-unsur baru yang
melengkapi perioda ke-7, bahkan secara teoritis dapat menghasilkan unsur-unsur
perioda ke-8.
13
Dari uraian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan :
1. Konfigurasi elektron untuk unsur-unsur golongan utama (A) dalam satu perioda
terjadi perubahan yang teratur dengan bertambahnya satu elektron pada kulit
terluarnya. Karena sifat unsur berhubungan dengan kinfigurasi elektronnya maka
jelas unsur-unsur dalam satu perioda mengalami perubahan sifat yang teratur
pula.
2. Untuk unsur-unsur golongan tambahan (B) baik unsur transisi maupun unsur-
unsur seri Lantanida dan Aktanida mempunyai konfiggurasi elektron pada kulit
terluar yang mirip.
Karena perubahan konfigurasi elektron hanya terjadi pada orbital dari kulita yang
sebelah dalam, maka tidaklah mengherankan jika sifat-sifat unsur golongan B
hampir sama meskipun terletak dalam satu perioda.
Golongan Unsur
Berdasarkan hukum periodik di atas yang menyatakan bahwa sifat unsur-
unsur berhubungan langsung dengan konfigurasi elektronnya, maka ini berarti unsur-
unsur yang mempunyai konfigurasi elektron yang mirip (yang sama konfigurasi
elektron pada kulit terluarnya) akan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip pula.
Kenyataan menunjukkan bahwa yang menentukan sifat kimia suatu unsur adalah
eketron pada kulit terluar yang kemudian disebut elektron valensi.
Untuk jelasnya dapat diperhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur dalam golongan
berikut ini :
1. Golongan alkali (IA)
Dalam hal ini hidrogen tidak termasuk logam meskipun juga golongan IA.
Lu : (He) 2s1
Na : (Ne) 3s1
K : (Ar) 4s1
Rb : (Kr) 5s1
Cs : (Xe) 6s1
14
2. Golongan alkali tanah (IIA)
Be : (He) 2s2
Mg : (Ne) 3s2
Ca : (Ar) 4s2
Sr : (Kr) 5s2
Ba : (Xe) 6s2
3. Golongan IIIA
B : (He) 2s2 2s1
Al : (Ne) 3s2 3p1
Ga : (Ar) 3d10 4s24p1
In : (Kr) 4d10 5s25p1
T1 : (Xe) 4f14 5s106s2 6p1
4. Golongan VIIA
F : (He) 2s2 2s5
Cl : (Ne) 3s2 3p5
Br : (Ar) 3d10 4s24p5
I : (Kr) 4d10 5s25p5
Dari data di atas menunnjukkan adanya kemiripan konfigurasi elektron atau
kemiripan elektron velensinya yaitu dalam orbitan kulit terluarnya, kecuali periode
pertama.
15
GolonganElektron Valensi
Jumlah Penulisan Bentuk Orbital
IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA (O)
1
2
3
4
5
6
7
8
ns1
ns2
ns2np1
ns2np2
ns2np3
ns2np4
ns2np5
ns2np6
Harga n sesuai dengan nomor perioda di mana unsur tersebut berada.
Pembagian unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya, terutama urutan
pengisian elektron yang terakhir maka dibedakan menjadi 4 blok, yaitu :
1. Unsur-unsur blok s, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada
orbitan s.
2. Unsur-unsur blok p, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada
orbitan p.
3. Unsur-unsur blok d, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada
orbitan d.
4. Unsur-unsur blok f, yaitu unsur-unsur yang pengisian elektronnya diakhiri pada
orbitan f.
Secara diagram dalam SPU, dapat digambarkan (untuk mempermudah / tida terlalu
panjang maka blok f ditempatkan terpisah di sebelah bawah unsur blok d).
16
Blok s
Blok p
2s 2p
3s Blok d 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 5d 6p
Pembagian unsur berdasar golongan :
1. Golongan logam alkali
Yaitu unsur-unsur golongan IA kecuali H.
2. Golongan logam alkali tanah
Yaitu unsur-unsur golongan IIA kecuali Be yang termasuk unsur non-logam dan
bersifat amfoter.
3. Golongan boron atau aluminium
Yaitu unsur-unsur golongan IIIA kecuali B yang bersifat amfoter.
4. Golongan karbon
Yaitu unsur-unsur golongan IVA (termasuk non-logam). Dalam hal ini unsur C
termasuk pengantar listrik (konduktor) dan Si termasuk konduktor.
5. Golongan nitrogen, fosfor
Yaitu unsur-unsur golongan V A.
6. Golongan kalkogen atau golongan oksigen, belerang.
Yaitu unsur-unsur golongan VIA.
blok 4f
blok 5f
17
7. Golongan halogen
Yaitu unsur-unsur golongan VIIA,
8. Golongan gas mulia (enert)
Yaitu unsur-unsur golongan VIIIA, karena semuanya berwujud gas pada suhu
normal dan semula dianggap tidak dapat bereaksi dengan unsur lain maka diganti
menjadi golongan O. gas mulia termasuk gas monoayomik.
9. Unsur representatif
Yaitu unsur-unsur yang termasuk blok s dan blok p atau unsur-unsur golongan
utama yang A.
10. Unsur-unsur transisi
Yaitu unsur-unsur golongan B yang terletak antara golongan II A dan III A atau
antara blok s dan blok p. semuanya termasuk logam dan mempunyai sifat-sifat
yang mirip meskipun terletak dalam satu perioda, karena perubahan sususna
elektron terjadi pada orbital (kulit sebelah dalam).
Unsur-unsur golongan VIII B yang terdiri dari 3 buah unsur dan sering
disebut :
Triade besi : Fe ; Co ; dan Ni
Triade platina ringan : Ru ; Rh ; dan Pd
Triade platina berat : Os ; Ir ; dan Pt
Ketiga triade tersebut disebut unsur golongan VIII, sifatnya sangat mirip.
Golongan VIII A diganti golongan O dan golongan VIII B diganti menjadi
golongan VIII.
11. Unsur transisi dalam
Adalah unsur-unsur blok 4f atau seri lantanida dan blok 5f atau seri aktinida yang
bersifat radioaktif.
Disamping itu masih juga ada pembagian unsur menjadi logam, non-logam,
dan metaolida.
18
1. Logam :
Unsur-sunsur yang termasuk logam bersifat berbagai konduktor listrik dan panas
yang baik di samping sifat-sifat lain. Secara umum logam terletak pada golongan
III A ke kiri dalam SPU, meskipun unsur-unsur golongan IV A ke kanan juga ada
yang termasuk logam.
Atau secara umum dalam tiap periode unsur logam terletak di sebelah kiri.
2. Non-logam
Unsur-unsur yang terletak di sebelah kanan dalam SPU pada tiap perioda, pada
umumnya termasuk non-logam, yaitu golongan IV A ke kanan, meskipun
beberapa unsur dari golongan IV A ke kanan tersebut yang terletak pada bagian
bawah termasuk unsur logam.
3. Non metaloida
Adalah unsur-unsur yang bersifat sebagai logam dan non logam. Tentang jumlah
unsur metaloid ini masih bellum didapatkan kesepakatan. Namun pada umumnya
yang da/pat digolongkan unsur metaloid adalah : B ; Si, Ge ; As ; Sb, Te, sedang
dari percobaan (dalam keadaan yang tertentu) : P ; Se; dan Bi juga menunjukkan
sifat metaloida.
Secara umum letak unsur metaloida dalam SPU adalah di antara unsur logam dan
non-logam.
Sebagai gambaran dapat dibuat klasifikasi unsur-unsur khusus untuk golongan B
semuanya termasuk logami baik unsur blok d maupun blok f.
19
Klasifikasi Logam, Non-logam dan Metaloida
(Unsur Golongan Utama)
Perioda
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIIA O
2 Li Be B C N O F Ne
3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
4 K Ca Ga Ge As Se Br Kr
5 Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
6 Cs Ba T1 Pb Bi Po At Rn
Logam Metaloid Non-logam
Penentuan Periode dan Golongan
Konfigurasi elektron dan SPU merupakan dua hal yang berkaitan, karena
berdasdarkan pada nomor atom unsur.
Oleh karena itu, jika diketahui konfigurasi elektron suatu aton tentu dapat ditentukan
unsurnya dalam SPU yaitu nomor perioda dan nomomr golongannya. Demimkian
pula sebaliknya jika diketahui letak unsur dalam SPU maka dapat dituliskan
konfigurasi elektron atom unsur itu.
Untuk mempermudah menentukan periode dan golongan unsur dalam SPU harus
diketahui konfigurasi elektronnya.
Pedoman menentuan perioda dan golongan unsur berdasar pengisian
elektron yang terakhir dari atom suatu unsur.
1. Jika diakhiri pada sub kulit : nsx
Maka unsur tersebut terletak pada :
Perioda : n
Golongan : x A
20
2. Jika diakhiri pada sub kulit : np
Maka unsur tersebut terletak pada perioda : n
Golongan : (x + 2) A, kalau (x + 2) = 8 adalah golongan O.
3. Jika diakhiri pada sub kulit d: ndx
Maka unsur tersebut terletak pada : Perioda : (n + 1)
Penentuan golongan :
1) Kalau (x + 2) < 8, golongannya dalah (x + 2) B; golongan III B s.d golongan
VII B.
2) Kalau 8 < x < 10, golongan adalah VIII.
3) Kalau (X + 2) > 10, golongannya adalah (x – 8) B; golongan I B dan II B.
(Jumlah elektron pada orbital d digunakan sebelum terjadi pergeseran, misalnya
orbital d tetap berisi 4 atau 9).
4. Jika diakhiri pada sub kulit f: nfx
Maka unsur itu terletak pada :
Perioda : (n + 2)
Golongan : IIIB
Jika (n + 2) = 6 berarti seri lantanioda, jika (n + 2) = 7 adalah unsur-unsur seri
aktinoida.
Contoh :
1) Untuk suatu unsur, pengisian elektron atomnya diakhiri pada sub kulit 4p3,
tentukan nomor perioda, nomor golongan, dan nomor atom dari unsur itu.
Jawab :
Pengisian elektron atom diakhiri pada sub kulit 4p3 maka unsur itu terletak pada :
Perioda 4 dan golongan (3 + 2) A = 5A atau VA. Konfigurasi elektron unsur
dibuat berdasar prinsip Aufbau sampai diakhiri 4p3, maka
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3
Berarti unsur tersebut mempunyai nomor atom = 33.
21
2) Suatu unsur mempunyai nomor atom 22, tentukan letak unsur dalam SPU
(perioda dan golongan) serta termasuk logam atau non-logam unsur utu?
Jawab :
Nomor atom 22, maka konfigurasi elektron unsur tersebut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d2
Berarti pengisian elektron diakhiri pada sub kulit 3d2.
Jadi unsur tersebut terletak pada :
Perioda = (3 + 1)
= 4
Golongan = (2 + 2) B
= 4 B atau IV B
Jadi, unsur tersebut termasuk logam (unsur transisi).
3) Suatu unsur terletak pada perioda ke-5 golonjgan IIA. Jika satu atom unsur itu
mengandung 50 netron, tentukan bilangan massa dari atom unsur tersebut!
Jawab :
Karena atom termasuk golongan II A berarti diakhiri pada orbital s yang terisi
oleh 2 elektron. Sedang kalau letak atom unsur diakhiri pada sub kuklit : 5s2,
maka konfigurasi elektronnya menjadi sebagai berikut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 4p3 ,5s3
jadi, nomor atom unsur tersebut = 38. Inti atom unsur tersebut mengandung 38
proton, karena jumlah netron diketahuo = 50 maka bilangan unsur tersebut
= 38 + 50 = 88
Beberapa Sifat Periodik Unsur
Sifat periodik unsur-unsur adalah sifat dari unsur-unsur yang berubah secara
periodik dengan bertambahnya nomor atom unsur. Telah diketahuhi bahwa sifat
unsur terutama sifat kimianya berhubungan langsung dengan konfigurasi elektron.
22
Pada umumnya sifat unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri ke kanan baik
sifat fiisika maupun kimianya berubah secara teratur karena terjadi perubahan
struktur atom yang teratur. Baik perubahan struktur inti atom maupun konfigurasi
elektronnya (terutama perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada kulit
terluarnya).
Untuk pembahasan sifat unsur-unsur terutama untuk unsur golongan utama atau blok
s dan blok p, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud adalah tidak
termasuk unsur H dan unsur gas mulia, karena atom H adalah atom yang paling
sederhana yang mempunyai beberapa sifat yang menyimpang dari lainnya (anomali)
sedang gas mulia adalah unsur yang stabil, atau unsur yang tidak reaktif.
Meskipun sifat periodik unsur menunjukkan suatu keteraturan perubahan sifat dalam
tiap perioda, ternyata tetap tidak dapat dihindarkan adanya perkecualian (aonali)
untuk unsur tertentu. Secara umum unsur pertama dalam setiap blok s dan blok p
(unsur-unsur yang terletak paling atas di setiap golongan) biasanya mempunyai sifat-
sifat fisik maupun kimia yangmenyimpang dari sifat umum unsur digolongkan itu.
Kekhususan sifat unsur pertama dalam tiap golongan tersebut antara lain karena
ukuran atomnya yang paling sederhana di antara unsur-unsur segolongan.
Sifat periodik unsur-unsur tersebut antara lain :
1. Volume atom
2. Jari-jari atom/ion
3. Energi ionisasi
4. Elektronegativitas
5. Sifat asam dan basa
6. Titik leleh dan titik didih
Sifat periodik unsur dalam tiap periode digambarkan dalam bentuk grafik
akan menghasilkan bentuk yang mirip. Berikut ini akan diuraikan sifat periodik
unsur-unsur. Baik secara kwalitatif maupun dalam bentuk grafik.
23
1. Volume Atom
Yang dimaksud dengan volume atom adalah massa atom relatif dari suatu
atom dibagi massa jenis (karapatan) unsur tersebut dalam bentuk padatan. Untuk
unsur yang berupa cairan dan gas kerapatannya di tentukan pada keadaan
mendidih. Biasanya satuan volume atom dalam mL/mol.
Volume atom untuk unsur unsur golongan alkali (IA) dan unsur-unsur periode
ke-2 :
Daftar volume atom unsur golongan IA
Unsur Volume atom (mL/mol)
Li
Na
K
Rb
Cs
13,1
23,7
45,3
53,9
70,0
Daftar volume atom unsur perioda ke-2
Unsur Volume atom (ml/mol)
Li
B
Be
C
N
O
F
Ne
13,1
5,0
4,3
5,3
17,3
14,0
17,1
16,8
Jika dibuat grafik antara volume atom dan nomor atomnya ternyata menunjukkan
keperiodikan sifat unsur seperti yang terlihat pada grafik berikut ini :
24
1) Grafik yang mendaki (naik) selalu terdiri da ri unsur-unsur non-logam
(elektronegatif).
2) Bagian grafik yang menunj selalu terdiri dari unsur-unsur logam
(elektropositif).
3) Titik puncak grafik selalu unsur logam alkali.
2. Jari-jari Atom dan Ion
Telah diketahui bahwa atom adalah suatu partikel yang sangat kecil.
Hingga belum ada manusia yang dapat melihatnya meskipun dengan alay yang
paling modern sekalipun.
Tetapi berdasar anggapan bahwa suatu molekul doatomik terbentuk dari dua atom
yang bersinggungan, maka dengan bantuan spektrum dan sinar-X akhirnya jari-
jari atom unsur dapat ditentukan.
Panjang jari-jari atom untuk molekul unsur diatomik dianggap sama dengan
setengah dari panjangnya ikatan dari kedua atom unsur tersebut. Dengan telah
diketahui jari-jari atom unsur tersebut maka jari-jari itu digunakan uuntuk
25
menentukan jari-jari atom unsur yang dapat membentuk senyawa / molekull
dengan unsur tersebut.
Secara teoretis dapat pula ditentukan jari-jari atom unsur dalam satu
periode maupun dalam satu golongan dengan cara membendingkan dengan jari-
jari atom unsur lain.
Jari-jari Atom Unsur
1) Jari-jari Atom Unsur Segolongan
Unsur-unsur yang terletak dalam satu perioda dari kiri ke kanan jari-
jari atomnya akan makin pendek disebabkan oleh karena muatan inti makin
besar. Sehingga makin besar gaya tarik inti terhadap elektron kulilt terluarnya.
Jari-jari atom unsur gas mulia adalah yang terpanjang dalam setiap perioda.
Jika hendakk membandingkan jari-jari atom unsur yang tidak terletak
segolongan maupun seperioda, maka cara tinggal melihat jumlah kulit atau
nomor perioda di mana unsur berada. Unsur yang bernomor periodanya atau
jumlah kulitnya banyak berarti jari-jari atomnya lebih panjang.
Berikut ini contoh beberapa unsur untuk membandingkan jari-jari
atomnya :
Yaitu atom Na ; K ; dan As.
11+
2e
8e
1e
K L M
Na
N
19+
2e
8e
1e
K L M
K
8e
26
Dari gambar tersebut kiranya mudah dimengerti jika :
1. Jari-jati atom Na < K (unsur segolongan).
2. Jari-jari aotm K > As (unsur seperioda).
Data jari-jari atom beberapa unsur segolongan maupun seperioda.
JARI-JARI ATOM UNSUR PERIODA
KEDUA DAN KETIGA
Perioda kedua Perioda ketiga
NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)
3
4
5
6
7
8
9
10
Li
Be
B
C
N
O
F
Ne
0,123
0,089
0,080
0,077
0,075
0,073
0,072
0,160
11
12
13
14
15
16
17
18
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
0,157
0,136
0,125
0,177
0,110
0,103
0,099
0,193
N
+33
2e
8e
5e
K L M
As
18e
27
JARI-JARI ATOM UNSUR SEGOLONGAN
Golongan IA Golongan IIA
NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)
1
3
11
19
37
H
Li
Na
K
Rb
0,037
0,123
0,157
0,235
0,248
4
12
20
38
Bc
Mg
Ca
Sr
0,089
0,136
0,197
0,215
Golongan VIIA Golongan O
NA Unsur r(nm) NA Unsur r (nm)
9
17
35
53
F
Cl
Br
I
0,072
0,099
0,114
0,133
2
10
18
36
54
He
Ne
Ar
Kr
Xe
0,093
0,160
0,193
0,216
0,228
Jari-jari Ion
1) Jari-jari ion positif
Ion positif terbentuk jika suatu atom unsur melepas elektron. Elektron
yang dilepas selalu elekttron dikulit terluarnya. Elektron dilepaskan berarti
gaya tari inti dengan elektron dikulit terluarnya makin besar, sehingg jari-jari
ion positif akan lebih pendek dari jari-jarii atomnya. Contoh yang lebih
mudah jika ion positif yang terbentuk oleh atom yang semua elektron
valensinya dilepasnya maka jumlah kulitnya akan berkurang sehingga jari-jari
ion positif akan lebih pendek daripada jari-jari atom netralnya.
28
Sedang jari-jaro ion positif dari unsur-unsur yang segolongan dari atas
ke bawah akan tetapi makin panjang, dan yang sepertoda dari kiri ke kanan
akan tetap makin pendek.
Contoh berikut ini menunjukkan bahwa :
1) jari-jari ion Na+ < jari-jari atom Na.
2) Jari-jari Na+ < jari-jari ion K+.
3) Jari-jari ion Na+ > jari-jari ion Mg2+
Karena massa dan muatan inti Mg lebih besar dari Na.
2) Jari-jari ion negatif
Ion negatif terbentuk jika atom mengikat elektron dari luar, berarti
banyaknya elektron di kulit terluar bertambah, dan akan menyebabkan gaya
tarik total inti terhadap elektron di kulit terluarnya menjadi lebih kecil
sehingga jari-jari ion negatif menjadi lebih panjang jika dibandingkan dengan
jari-jari atomnya.
11+
2e
8e
1e
K L M
Na
11+
2e
K L M
Na
8e
19+
2e
8e
8e
K L M
K+
12+
2e
8e
K L M
Mg++
29
Untuk jari-jari ion negatif segolongan maupun seperioda, seperti
halnya jari-jari atom, yaitu untuk segolongan dari atas ke bawah jari-jari ion
negatif makin panjang dan untuk seperiodenya dari kiri ke kana jari-jari ion
negatif makin pendek.
Dalam contoh berikut ini :
1) Jari-jari ion Cl- > jari-jari atom Cl.
2) Jari-jari ion Cl- > jari-jari ion Br-.
3) Jari-jari ion S2- > jari-jari ion Cl-.
DATA JARI-JARI BEBERAPA ION
NA Ion (+) r(nm) NA Ion (-) r (nm)
3
4
5
11
12
13
Li+
Be2+
B3+
Na+
Mg2+
Al3+
0,060
0,031
0,020
0,095
0,065
0,060
7
8
9
15
16
17
N3-
O2-
F-
P3-
S2-
Cl-
0,171
0,140
0,136
0,212
0,184
0,181
Dari data di atas dapat dibandingkan dengan atom-atom maupun ion-
ion lain baik yang segolongan maupun seperioda.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi atau iosinasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepas satu elektron dari suatu partikel. Partikel tersebut dapat berupa atom
yang berdiri sendiri; molekul atau ion dan partikel-partikel tersebut harus
dalam bentuk gas.
Energi ionisasi untuk melepas elektron yang pertama kali dari suatu atom
disebut energi ionisasi pertama, sedang energi ionisasi kedua adalah energi
30
ionisasi untnuk melepaskan satu elektron dari ion yang bermuatan 1 +,
demikian seterusnya untuk energi ionisasi ketiga.
Contoh :
Energi ionisasi (disingkat EI) untuk atom Ca :
1. Ca (g) Ca+ (g) + le EI1.
2. Ca+ (g) Ca2+ (g) + le EI2.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang terkecil jika dibandingkan energi
ionisasi kedua; ketiga dan seterusnya. Mengapa demikian?
Data Energi Ionisasi
Dalam Kilo Joule / Mol atau (kJ/Mol)
NA Unsur Pertama Kedua Ketiga
1
2
3
4
5
6
7
8
9
H
He
Li
Be
B
C
N
O
F
1312
2371
520
900
800
1086
1402
1314
1681
5247
7297
1757
2430
2852
2857
2391
3375
11810
14840
3659
4619
4577
5301
6045
31
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan Utama
(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )
H1312
He2371
Li520
B900
Be800
C1086
N1402
O1314
F1681
Ne2080
Na495,8
Mg737,6
Al5774
Si786,2
P1012
S999,6
Cl1255
Ar1520
K418,8
Ca589,5
Ga579,6
Ge785,4
As1015
Se945
Br1147
Kr1352
Rb493,2
Sr55o,2
In559
Sn709,8
Sb835,8
Te873,6
I 1012
Xe 1172
Dari data tersebut berarti energi ionisasi unsur-unsur :
1. Dalam satu golongan dari ata ke bawah makin berkurang, dikarenakan
jari-jari atomnya makin panjang sehingga gaya tarik inti elektron
terluarnya makin kecil.
2. Dalam satu perioda dari kiri ke kanan umumnya makin besar, hal ini
karena jari-jari atomnya makin pendek.
Keperiodikan energi ionisasi unsur-unsur dapat pula digambarkan dalam
grafik berikut ini :
32
Keterangan dari grafik.
1. Titik puncak grafik
Energi ionisasi yang terbesar untuk setiap periode adalah gas mulia yang
menempati titik puncak utama.
Dalam gambar grafik terlihat bahwa satu perioda, energi ionisasi dari kiri ke
kanan makin bertambah tetapi tidak teratur, misalnya unsur golongan IIA
lebih besar dari I A dan III A kemudian unsur golongan VA juga lebih besar
dari IV A dan VI A.
2. Titik terendah (minimum)
Unsur-unsur logam alkali (IA) adalah unsur-unsur yang energi ionisasinya
terkecil (dalam tiap perioda).
Berdasarkan harga ionisasi tersebut maka unsur-unsur yang mudah
membentuk ion positif atau mudah melepaskan elektron adalah unsur yang
energi ionisasinya kecil, yaitu terutama unsur-unsur golongan IA dan IIA
Unsur-unsur yaang mudah membentuik ion positif disebut elektropositif.
Jadi, unsur elektropositif terletak di sebelah kiri dalam SPU, unsur
yang paling mudah membentuk ion positif adalah unsur di sebelah paling
bawah kiri dalam SPU yaitu Rb (Rf adalah radioaktif sehingga sangat jarang
digunakan).
4. Elektronegativitas
Sebelum sampai pada elektronegativitas perlu kiranya diketahui dahulu
pengertian afinitas elektron suatu unsur. Afinitas elektron bersifat kuantitatif
sedang eleltrogenetivitas (keelektronegatifan) hanya merupakan suatu
perbandingan saja.
33
Afinitas elektron
Adalah besar energi yang dilepas oleh suatu atom dalam bentuk gas pada
saat mengikat elektron atau membentuk ion negatif.
Ada beberapa atom yang memerlukan energi pada saat mengikat elektron. Afinitas
elektron negatif jika energi dilepaskan, dan posotif jika dierlukan energi. Harga
afinitas sukar ditentukan lagi pula kurang menunjukkan sifat afinitas elektron
berikut :
Afinitas elektron unsur
Perioda kedua dan ketiga (kJ/Mol)
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
H
-37
Li
-60
Na
-53
Be
+100
Mg
+30
B
-27
Al
-44
C
-122
Si
-134
N
+9
P
-72
O
-141
S
-200
F
-328
Cl
-348
Afinitas elektron unsur
Golongan VA ; VUA ; dan VII A (kJ/Mol)
VA AE VIA AE VIIA AE
N
P
As
Sb
Bi
+9
-72
-77
-101
-110
O
S
Se
Te
Po
-141
-200
-195
-190
-183
F
Cl
Br
I
At
-328
-348
-325
-295
-270
34
Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa unsur yang harga afinitas
elektronya besar berarti unsur itu mudah membentuk ion negatif dan kemudian
disebut unsur-unsur elektromagnetif.
Meskipun Cl adalah unsur yang paling besar afinitas elektronnya tetapi unsur
yang paling alektronegatif adalah unsur flur (F). Hal ini dikarenakan molekul F2
lebih mudah terurai menjadi atom F bila dibandingkan dengan Cl2.
Jadi, unsur-unsur elektronegatif adalah unsur-unsur yang terletak di
sebelah atas dalam SPU. Karena afinitas elektron unsur kurang menunjukkan
sifat keperiodikan maka orang beralih menggunakan elektronegatifvitas atau
keelektronegatifan.
Elektronegativitas
Jika afinitas menunjukkan kuantitas energo sedang elektronegativitas
meryoakan kuantitatif, artinya elektronegativitas suatu skala dengan
menggunakan suatu atom standard sebagai pembanding. Atom flur (F) yang
elektronegativutasnya tersbesar, oleh Paulling diberi harga 4, sedangkanharga
elektronegativitas unsur lain di tentukan dengan membandingkannya dengan
fluor tersebut.
Sifat Asam Basa, Oksida dan Hidrida
Kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari unsur dalam golongan
yang sama dapat dipelajari dari jari-jari dan keelektronegatifan atom sentral yang
mengikuti proton. Oleh karena jari-jari dan keelektronegatifan merupakan sifat
periodik, dapat diharapkan bahwa kekuatan asam dan basa menunjukkan perubahan
periodik. Dalam satu golongan jari-jari ion bertambah besar dari atas ke bawah,
sedangkan keelektronegatifan bertambah kecil. Kedua perubahan ini menyebabkan
ikatan yang makin lemah dari atas ke bawah untuk unsur-unsur golongan oksigen dan
halogen dengan hidrogen. Dengan demikian akan diperoleh kekuatan asa yang
semakin besar.
35
H2O < H2S < H2Se < H2Te
H2Te lebih banyak mengalami disosiasi
Perlu diperhatikan bahwa HCl, HBr dan HI semuanya 100% terurai dalam air.
Air memberikan efek peralatan dalam keasaman HCl, HBr dan HI.
Untuk asam oksi dengan rumus umu H-O-Z, kekuatan asam bertambah jika
ke-elektronegatifan Z bertambah.
HIO < HbrO < HCIO
Untuk asam yang jumlah oksigen tervariasi, maka kekuatan asam bertambah
jika jumlah oksigen bertambah.
HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4
Selain dari pada itu penggunaan atum yang lebih besar ke-elektronegatifannya
akan menghasilkan asam yang lebih kuat.
CH3COOH < CH2BrCOOH < CH2ClCOOH < CH2FCOOH
CH3COOH < CH2FCOOH < CHF2COOH < CF2COOH
Kecenderungan dalam sifat asam-basa
Blok-s Dalam larutan oksida dan hidridanya bersifat basa ; kloridanya
bersifat mineral.
Na2O (S) + H2O(l) 2 Na+ (aq) + 2 OH- (aq) pH ~14
K H (s) + H2O(l) K+ (aq) + OH- (aq) + H2(g) pH~14
H2OMgCl2(s) Mg2+ (aq) + 2 Cl- (aq) pH~7
36
Blok-d Oksida dan hidroksidanya tidak melarut dan bersifat basa
cenderung bersifat amfoter kloridanya mengalami hidrolisis
menghasilkan larutan asam.
ZnO(s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + H2O(l) oksida basa
Zn2+ (s) + 2OH- (aq) Zn(OH)2(s) hidroksida melarut