Top Banner

of 58

sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

Jun 03, 2018

Download

Documents

Dion Prayoga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    1/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    TUGAS AKHIR

    PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRITENTANG

    SISTEM PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA

    KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEULABOH

    DIAJUKAN

    O

    LE

    H

    NAMA : CUTPUTRIISNAINI

    NIM : 062600030

    Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Guna Menyelesaikan Studi

    Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

    MEDAN

    2009

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    2/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum wr.wb

    Dengan mengucapkan Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas

    kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta shalawat

    dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya

    ke alam yang penuh keimanan yang ditandai berbagai macam ilmu pengetahuan dan

    teknologi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.

    Adapun judul laporan PKLM yang dipilih penulis adalah SISTEM

    PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA

    KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEULABOH.

    Laporan PKLM ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sumatera Utara.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-

    dalamnya kepada orang tua, Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan,

    memberikan, kasih sayang yang tidak ternilai harganya.

    Selama menyusun laporan PKLM ini penulis banyak menerima bantuan

    dorongan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan

    hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    3/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Politik

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasutian, Msi Selaku Ketua Program Studi D-III

    Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu Dra.Elita Dewi, MSP Dosen pembimbing yang bersedia meluangkan

    waktunya dalam memberikan bimbingan sehingga dapat sehingga dapat selesai

    dengan baik.

    4. Seluruh staf pengajar terutama abang Faisal Eriza dan pegawai diprogram studi

    Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah memberikan pengajaran Ilmu

    Pengetahuan kepada penulis.

    5. Buat ke dua orangtuaku, ayahanda Teuku Johan dan ibunda Zainab yang telah

    membesarkan saya dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis,dan

    abangku kakanda Teuku Jozanda, adik-adikku adinda Cut Zahara dan adinda

    Teuku Rahmat Syahputra yang sangat ku sayang, n for all my family.

    6. Buat teman-temanku terbaik ku terutama Nia, Sheilla, Dona, Thanks atas

    semangatnya, dan yang gak ketinggalan temen-temen FISIP USU terutama

    Program Diploma III Administrasi Perpajakan stambuk 06 khususnya kelas A

    yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

    7. Special thanksBuat Adriyansyah Khaliq yang telah banyak memberi semangat

    dan dukungan semoga dirimu diberi yang terbaik oleh ALLAH SWT.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    4/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam laporan

    ini yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

    Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritik sehat yang sifatnya

    membangun dari pembaca.

    Akhirnya penulis berharap laporan PKLM ini bermanfaat bagi kita semua.

    Semoga ALLAH SWT selalu berkenan memberikan tuntunan dan ridhonya kepada

    kita semua. Amin

    Medan, Juni 2009

    Cut Putri Isnaini

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    5/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI... iv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang. 1

    B. Tujuan dan Manfaat penelitian. 4

    C. Ruang Lingkup.. 7

    D. Metode PKLM... 7

    E. Metode Pengumpulan data. 8

    BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Umum KPP Pratama Meulaboh. 10

    B. Keadaan Geografis KPP Pratama Meulaboh... 10

    C. Struktur Organisasi KPP Meulaboh. 12

    D. Tugas dan Fungsi Organisasi KPP Meulaboh.. 13

    BAB III : GAMBARAN DATA

    A. Definisi dan Fungsi Pajak 16

    B. Jenis-jenis Pajak... 17

    C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan. 18

    D. Sistem Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.. 18

    E. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan.. 19

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    6/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB IV : EVALUASI DAN ANALISIS DATA

    A. Evaluasi.. 32

    B.Analisis Data. 41

    C. Faktor_faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pendataan Objek Pajak

    Bumi dan Bangunan. 46

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan.. 50

    B Saran. 51

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    7/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu jenis pajak yang

    merupakan sumber penerimaan Negara yang utama, disamping penerimaan Negara

    yang lain. Sesuai pasal 6 dan pasal 9 undang-undang No.12 tahun 1985 tentang Pajak

    Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.12 tahun

    1994 pasal 2 dan 3 diartikan sebagai pajak Negara yang sebagian besar

    penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang dipergunakan untuk penyediaan

    fasilitas yang juga dinikmati oleh pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Dalam

    pengenaan beban pajaknya terlebih dahulu harus memperhatikan objek pajaknya dari

    pada subjek pajaknya.

    Setiap wajib pajak yang memiliki objek pajak bumi dan bangunan, baik besar

    maupun kecil akan dikenakan pajak sesuai kemampuan dan keadaannya. Dalam hal

    ini digunakan sistem Self Assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

    wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan undang-

    undang perpajakan (Marsyahrul, 2005, 9) yaitu bagi setiap wajib pajak diberikan

    kesempatan untuk mendaftarkan sendiri objek pajak yang dimiliki/dimanfaatkannya

    di bidang pelaporan ke Direktorat Jenderal Pajak atau tempattempat lain yang

    ditunjuk.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    8/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    . Dalam tata cara ini kegiatan pemungutan pajak diletakkan kepada aktivitas

    masyarakat sendiri, yang wajib pajak diberi kepercayaan untuk :

    a. menghitung sendiri pajak yang terhutang

    b. memperhitungkan sendiri pajak yang terhutang

    c. membayar sendiri jumlah pajak yang harus dibayar

    d. melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang

    ciri-ciri sistem self assessmentadalah :

    a. adanya kepastian hukum

    b. sederhana perhitungannya

    c. mudah pelaksanaannya

    d. lebih adil dan merata

    e. perhitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak. (Marsyahrul, 2005, 9)

    Mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragamnya tingkat pendidikan

    dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya wajib pajak dapat melakukan

    kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dimilikinya. Sejalan dengan hal

    tersebut, fiskus sebagai aparat penyelenggara perpajakan dalam rangka

    memanfaatkan potensi Pajak Bumi dan Bangunan untuk meningkatkan kinerjanya

    dalam menetukan arah kebijakan operasional khususnya dalam pembuatan rencana

    kerja pendataan objek PBB. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka

    Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan pendataan objek dan subjek Pajak

    Bumi dan Bangunan. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh Direktorat

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    9/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Jenderal Pajak atau bekerjasama dengan pihak lain/ketiga yang ditentukan oleh

    Direktorat Jenderal Pajak.

    Kegiatan pendataan dapat dilaksanakan dengan 4 (empat) alternatif, yaitu :

    a. Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP (Surat Pemberitahuan

    Objek Pajak), lebih lanjut dibagi menjadi pendataan dengan penyampaian dan

    pemantauan pengembalian SPOP perorangan serta penyampaian dan

    pemantauan pengembalian SPOP kolektif.

    b. Identifikasi objek pajak.

    c. Verifikasi data objek pajak.

    d. Pengukuran bidang objek pajak.

    Untuk mengatasi kendala atau masalah yang dihadapi pihak penyelenggara

    maupun wajib pajak dalam pembayaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan diperlukan

    adanya kebijakan yang aktual yang mampu mendorong dan merangsang efesiensi dan

    efektifitas kerja yakni melalui sistem pendataan, khususnya pendataan terhadap objek

    Pajak Bumi dan Bangunan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Kegiatan pendaftaran, pendataan dan penilaian objek dan subjek PBB

    dimaksudkan untuk menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to datedengan

    mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB ke dalam satu wadah, sehingga

    pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan efisien. Dengan demikian,

    diharapkan dapat tercipta; pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan

    realisasi potensi/pokok ketetapan, peningkatan tertib administrasi dan peningkatan

    Pajak Bumi dan Bangunan, serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pada

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    10/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    wajib pajak. Untuk menjaga akurasi data objek dan subjek pajak yang memenuhi

    unsur relevan, tepat waktu, andal, dan mutakhir, maka basis data tersebut di atas perlu

    dipelihara dengan baik.

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba membahas dan

    menuangkannya dalam bentuk laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul:

    Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pada Kantor

    Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh.

    B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian1) Untuk mengetahui sistem pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan pada

    Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh.

    2) Ingin mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapati oleh fiskus di

    dalam melaksakan sistem pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan.

    3) Ingin mengetahui tingkat kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan

    kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan serta faktor-faktor apa

    saja yang mempengaruhi kurangnya kesadaran wajib pajak dalam

    melaksanakan kewajibannya tersebut.

    2. Manfaat Penelitian1) Bagi Mahasiswa

    a. Guna pengembangan ilmu dalam bidang perpajakan khususnya dalam

    bidang pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan serta dapat juga

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    11/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

    membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

    b. Guna menciptakan dan menanamkan rasa tanggung jawab dan

    kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika

    memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

    c. Guna meningkatkan frekuensi komunikasi antara penulis dengan fiskus

    pada Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

    Meulaboh, Aceh barat.

    d. Guna merangsang mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan

    pekerjaan secara efisien dan efektif melalui Praktik Kerja Lapangan

    Mandiri (PKLM).

    e. Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya

    ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

    2) Bagi Institusi tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

    a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor

    Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh dengan lembaga pendidikan

    khususnya Universitas Sumatera Utara.

    b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi

    mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran

    maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan

    untuk meningkatkan kinerja lingkungan tersebut.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    12/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    c. Karena penelitian ini banyak membahas dan menyoroti persoalan sistem

    pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan, maka data yang terdapat

    dalam skripsi minor ini dapat dipergunakan oleh fiskus atau aparat

    penyelenggara perpajakan untuk mengambil suatu keputusan.

    3) Bagi Lembaga Pendidikan Khususnya Universitas Sumatera Utara

    a. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi yang bersangkutan dalam

    memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima

    mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

    b. Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan

    keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang

    perpajakan.

    4) Bagi Masyarakat

    a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan

    pemahaman dan pengertian anggota masyarakat tentang Pajak Bumi dan

    Bangunan karena hasil penelitian ini banyak menceritakan tentang

    pengertian, fungsi, prosedur dan masalah-masalah yang berhubungan

    dengan Pajak Bumi dan Bangunan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    13/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

    Pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis memusatkan perhatian

    pada sistem pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Kantor

    Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh. Batas wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak

    Pratama Meulaboh meliputi Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya.

    Data yang disajikan merupakan data tahun 2008 yaitu Pendataan dengan

    Sistem Pengukuran Objek menggunakan Sistem SISMIOP (Sistem Manajemen

    Informasi Objek Pajak).

    D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

    Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

    a) Tahap Persiapan

    Hal ini berkaitan dengan persetujuan dan pengesahan pelaksanaan PKLM baik

    dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas

    Sumatera Utara juga Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh, Aceh Barat.

    b) Studi Literatur

    Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan

    dibahas melalui buku-buku, majalah, Undang-undang, Keputusan Menteri

    Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak dan bahan-bahan lainnya yang

    berhubungan dengan objek pajak pembahasan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    14/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    c) Observasi Lapangan

    Penulis langsung melakukan pengamatan terhadap sistem pendataan objek

    Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh,

    Aceh Barat dengan maksud untuk mendapatkan informasi.

    d) Metode Laporan

    Bentuk penelitian yang penulis gunakan dalam penilisan skripsi ini adalah

    metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang

    menguraikan kejadian atau peristiwa yang bersifat aktual yang terjadi pada

    saat penelitian, menafsirkan dan menganalisa data yang diperoleh sehinnga

    dapat ditarik kesimpulan.

    e) Analisa dan Evaluasi Data

    Setelah memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan

    mengevaluasi data secara kualitatif sesuai dengan bentuk dan macam data

    yang diperoleh sesuai tuntutan permasalahan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

    (PKLM).

    E. Metode Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri

    (PKLM), penulis mengumpulkan data dan informasi dengan mengunakan metode

    sebagai berikut :

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    15/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    a) Metode Observasi

    Dalam metode ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek

    Pajak Bumi dan Bangunan yang telah didata oleh Kator Pelayanan Pajak

    Pratama Meulaboh dengan maksud mendapatkan informasi.

    b) Metode Wawancara

    Dalam metode ini penulis akan melakukan tanya jawab langsung dengan

    fiskus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh.

    c) Metode Dokumentasi

    Dengan metode ini penulis meminta dan melampirkan data berupa dokumen-

    dokumen yang berhubungan dengan laporan PKLM ini.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    16/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB II

    GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

    Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh adalah KPP yang terbentuk sesuai

    dengan KEP-159/PJ/2008 tanggal 4 September 2009 tentang penerapan organisasi,

    tata kerja dan saat mulai beroperasinya Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat dan

    Jambi, Kantor Wilayah DJP Lampung dan Bengkulu, Kantor Wilayah DJP

    Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dan Kantor Wilayah DJP Kalimantan

    Barat serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan kantor pelayanan, penyuluhan dan

    konsulatasi perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Nanggroe Aceh

    Darussalam, Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II. Secara Hierarkis, KPP Pratama

    Meulaboh berda dibawah pembinaan Kantor Wilayah DJP NAD.

    B. Keadaan Geografis

    Ditinjau dari keadaan geografisnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

    memiliki wilayah kerja yaitu meliputi Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya, Batas

    wilayah

    1. Luas wilayah

    Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 12 kecamatan dan 321 desa dengan luas

    wilayah 292.795 Ha.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    17/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 6 kecamatan dan 171 desa dengan luas wilayah

    372.700 Ha.

    Kabupaten Nagan Raya terdiri dari 5 kecamatan dan 225 desa dengan luas

    wilayah 392.800 Ha.

    Tabel 1Luas Wilayah per-Kecamatan

    Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Jaya dan Kab. Nagan Raya

    No Nama Kab./ kota/ Kecamatan Luas (Ha)Persentase

    (%)

    1 Kab. Aceh BaratKec. Kawai XVI 51,018 4.82

    Kec. Johan Pahlawan 4,491 0.42

    Kec. Sama Tiga 14,069 1.33

    Kec. Woyla 24,904 2.35

    Kec. Sungai Mas 78,173 7.39

    Kec. Woyla Barat 12,300 1.16

    Kec. Woyla Timur 13,260 1.25

    Kec. Meureubo 11,287 1.07

    Kec. Pante Ceureumen 49,025 4.63

    Kec. Bubon 12,958 1.22

    Kec. Arongan Lambalek 13,006 1.23

    Kec. Panton Reu 8,304 0.78

    2 Kab. Aceh Jaya

    Kec. Teunom 54,900 5.19

    Kec. Krueng Sabee 58,800 5.56

    Kec. Setia Bakti 62,900 5.94

    Kec. Sampoiniet 101,100 9.55

    Kec. Jaya 62,400 5.90

    Kec. Panga 32,600 3.08

    3 Kab. Nagan Raya

    Kec. Darul Makmur 69,200 6.54Kec. Beutong 145,800 13.78

    Kec. Seunagan 63,121 5.96

    Kec. Kuala 88,800 8.39

    Kec. Seunagan Timur 25,879 2.45

    Jumlah Wilayah (Ha) 1,058,295 100.00

    Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh. Data tahun 2008.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    18/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    2. Pimpinan Daerah

    Sampai saat ini Kepala Daerah Kab. Aceh Barat dijabat oleh Ramli MS, Kepala

    Daerah Kab. Nagan Raya dijabat oleh Drs. Teuku Zulkarnaen dan Kepala Daerah

    Kab. Aceh Jaya dijabat oleh Ir. Azhar.

    C. Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh Berdasarkan

    Peratuaran Menteri Keuangan Replubik Indonesia No: 55/PMK.01/2007 sebagai

    berikut :

    1. Sub Bagian Umum

    2. Seksi Pelayanan

    3. Seksi Pengolahan Data Informasi (PDI)

    4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

    5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

    6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

    7. Seksi Ekstensifikasi

    8. Seksi Pemeriksaan

    9. Seksi Penagihan

    10.Kelompok Fungsional

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    19/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    D. Tugas dan Fungsi Organisasi

    Adapun tugas pokok dan fungsi pada masing-masing seksi pada KPP Pratama

    Meulaboh adalah sebagai berikut :

    1. Sub Bagian Umum

    Memiliki tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal

    pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga

    serta perlengkapan.

    2. Seksi Pelayanan

    Memiliki tugas dalam hal penetapan dan penerbitan produk hokum

    perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan

    dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan

    perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan

    sesuai ketentuan yang berlaku.

    3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

    Memiliki tugas dalam pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi

    perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan

    perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan

    Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan

    dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan Filing dan

    penyiapan laporan kerja.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    20/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

    Memiliki tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan

    Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan pajak lainnya), bimbingan /

    himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan

    Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak

    dalam rangka melakukan identifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding

    berdasarkan ketentuan yang berlaku. KPP Pratama Meulaboh terdapat 3 (tiga)

    Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada

    cakupan wilayah tertentu.

    5. Seksi Ekstensifikasi

    Memilik tugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi

    perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak, dan

    kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    6. Seksi Pemeriksaan

    Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan,

    pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran

    Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan

    lainnya.

    7. Seksi Penagihan

    Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif,

    piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak dan usulan

    penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    21/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    8. Kelompok Fungsional

    Kelompok Fungsional yang terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan

    Pejabat Fungsional Penilai yang bertangung jawab secara langsung kepada

    kepala KPP Pratama Meulaboh. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat

    Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan

    Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi denga Seksi Ekstensifikasi.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    22/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB III

    GAMBARAN DATA

    A. Definisi dan Fungsi PajakPajak merupakan penerimaan Negara yang sangat penting. Membayar pajak

    merupakan kewajiban setiap warga Negara. Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan

    undang-undang atau dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2 menyatakan bahwa Segala

    penerimaan pajak harus berdasarkan Undang-undang. Namun demikian masih

    banyak wajib pajak yang menghindarinya, karena kurang menyadari akan arti dan

    fungsi pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan.

    Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu

    : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang

    dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

    dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

    (Mardiasmo, 2008, 1)

    Dari pendapat diatas dapat dibedakan fungsi-fungsi pajak, yang terdiri dari :

    1. Fungsi BudgetterPajak senbagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-

    pengeluarannya.

    2. Fungsi RegulerPajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah

    dalam bidang sosial dan ekonomi.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    23/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    B. Jenis-Jenis PajakSelanjutnya Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam buku Mardiasmo (2008,5)

    membagi jenis-jenis pajak, yaitu;

    1. Menurut Golongannya.a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan

    tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

    Contoh : Pajak Penghasilan.

    b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau

    dilimpahakan kepada orang lain.

    Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

    2. Menurut Sifatnya.a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

    subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

    Contoh : Pajak Penghasilan.

    b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

    memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

    Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

    3. Menurut Lembaga Pemungutannyaa. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

    untuk membiayai rumah tangga Negara.

    Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak penjualan

    atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    24/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

    Pajak Daerah terdiri dari :

    1) Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan

    Bakar Kendaraan Bermotor

    2) Pajak Kabupaten / Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak

    Hiburan

    C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan BangunanDasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-undang no.12

    tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang no.12 tahun 1994.

    (Mardiasmo, 2008, 315)

    D. Sistem Pemungutan Pajak Bumi dan BangunanDasar sistem pemungutan yang dianut dalam Undang-undang Pajak Bumi dan

    Bangunan (PBB) adalah sama dengan sistem yang dianut dalam Undang-undang

    Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu berdasarkan system self

    assessment. Pada PBB sistem ini terletak pada kerelaan Wajib Pajak untuk

    memberitahukan data objek pajak yang dimilikinya dan / atau dikuasainya kepada

    Fiskus sebagaimana tertuang dalam SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak)

    (Marsyahrul, 2005, 164)

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    25/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    E. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan BangunanMenurut Undang-undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana diubah menjadi

    Undang-undang No.12 tahun 1994 terdapat pengertian dan pembagian mengenai

    PBB, antara lain :

    1. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.

    Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-

    rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indinesia.

    2. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap

    pada tanah dan atau perairan.

    Termasuk dalam pengertian bangunan adalah :

    a. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan.

    b. Jalan tol.

    c. Kolam renang.

    d. Pagar mewah.

    e. Tempat olah raga.

    f. Galangan kapal, dermaga.

    g. Taman mewah.

    h. Tempat penampungan / kilang minyak, air dan gas, pipa minyak.

    i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

    3. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh

    Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut ketentuan undang-

    undang Pajak Bumi dan Bangunan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    26/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    4. Surat pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) adalah surat yang digunakan

    oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak

    terhutang kepada wajib pajak. Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan SPPT

    berdasarkan SPOP wajib Pajak.

    5. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari

    transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat

    transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan

    harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru atau Nilai Jual

    Objek Pajak pengganti.

    Besarnya NJOP ditentukan berdasarkan klasifikasi :

    a. Objek Pajak Sektor Pedesaan dan Perkotaan

    b. Objek Pajak Sektor Perkebunan

    c. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan, Hak

    Pengusahaan Hasil Hutan, Izin Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainnya

    selain Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

    d. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

    Industri

    e. Objek Pajak Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

    f. Objek Pajak Sektor Pertambangan Energi Panas Bumi

    g. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas selain Pertambangan Energi

    Panas Bumi dan Galian C

    h. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas Galian C

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    27/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    i. Objek Pajak sector pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak

    Karya atau Kontrak Kerjasama

    j. Objek Pajak usaha bidang perikanan laut

    k. Objek Pajak Usaha bidang perikanan darat

    l. Objek Pajak yang bersifat khusus

    6. Objek Pajak.

    a. Yang menjadi Objek Pajak adalah bumi dan atau bangunan

    b. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah

    pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan

    sebagai pedoman, serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang

    terhutang.

    Dalam menetukan klasifikasi bumi / tanah diperhatikan faktor-faktor

    sebagai berikut :

    - Letak

    - Peruntukan

    - Pemanfaatan

    - Kondisi lingkungan dan lain-lain

    Dalam menetukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai

    berikut :

    - Bahan yang digunakan

    - Rekayasa

    - Letak

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    28/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    - Kondisi lingkungan dan lain-lain

    c. Pengecualian Objek Pajak.

    Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek

    pajak yang :

    - Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak

    mencari keuntungan, antara lain :

    a. Dibidang ibadah, contoh : mesjid, gereja, vihara.

    b. Dibidang kesehatan, contoh : rumah sakit

    c. Dibidang pendidikan, contoh : madrasah dan pesantren.

    d. Dibidang Sosial, contoh : panti asuhan.

    e. Dibidang kebudayaan Nasional, contoh : Museum, Candi.

    f. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang

    sejenis dengan itu.

    - Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

    nasional, tanah pengembalaan yang dikuasain oleh desa, dan tanah

    Negara yang belim dibebani suatu hak.

    - Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas

    perlakuan timbal balik.

    - Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang

    dilakukan oleh menteri keuangan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    29/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    d. Objek pajak yang digunakan oleh Negara untuk penyelenggaraan

    pemerintahan, penetuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan

    Peraturan Pemerintah.

    Yang dimaksud dengan objek pajak adalah objek pajak yang dimilki /

    dikuasai / digunakan oleh Pemerintah Pusat dan Pmerintah Daerah dalam

    menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak

    Negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah

    yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga

    dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu

    wajar Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut

    melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Mengenai Bumi dan atau

    Bangunan milik perseorangan dan atau bukan yang digunakan oleh Negara,

    kewajiban perpajakannya, tergantung pada perjanjian yang diadakan.

    e. Besarnya Nilai Jual Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan untuk

    masing-masing kabupaten / kota dengan besar setinggi-tingginya Rp.

    12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak. Apabila seorang Wajib Pajak

    mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah

    satu objek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap

    dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.

    7. Subjek Pajak.

    Yang menjadi Subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata

    mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    30/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

    Dengan demikian tanda pembayaran / pelunasan pajak bukan merupakan

    bukti pemilikan hak.

    8. Tarif Pajak.

    Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5%.

    9. Dasar Pengenaan Pajak.

    a. Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual objek pajak (NJOP)

    b. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ditetapkan setiap tiga tahun oleh

    Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama menteri

    keuangan dengan mempertimbangkan pendapat

    Gubernur/Bupati/Walikota (Pemerintah Daerah) setempat

    c. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya 20%

    dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

    d. Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pmerintah dengan

    memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

    Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah tiga tahun

    sekali. Namun demikian untuk daerah tertentu yang karena perkembangan

    pembangunan mengakibatkan kenaikan NJOP cukup besar, maka

    penetapan nilai jual ditetapkan satu tahun sekali.(Mardiasmo, 2005, 315-

    321)

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    31/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    10.Cara Menghitung Pajak Pajak Bumi dan Bangunan. (Markus, 2005, 413)

    Besarnya pajak terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tariff pajak

    dengan NJKP.

    Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif Pajak x NJKP

    = 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)]

    Contoh perhitungan PBB :

    Wajib pajak A mempunyai sebidang tanah dan bangunan yang

    NJOP nya Rp 20,000,000 dan NJOPTKP untuk daerah tersebut Rp 12,000,000

    maka besarnya pajak yang terhutang adalah :

    PBB = 0,5% x 20% x (Rp 20,000,000 Rp 12,000,000)

    = Rp 8,000

    11.Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak Terutang.

    a. Tahun pajak adalah jakngka waktu 1 tahun takwin, jangka waktu satu

    tahun takwin adalah dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

    b. Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek

    pajak tanggal 1 Januari.

    c. Tempat pajak yang terutang :

    - Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

    - Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kota.

    Tempat pajak yang terutang adalah Batam, di wilayah Propinsi Riau.

    12.Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Surat Pemberitahuan Pajak

    Terutang (SPPT), dan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    32/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    a. dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan objek pajaknya

    dengan mengisi SPOP.

    Dalam rangka pendataan, wajib pajak akan diberikan SPOP untuk diisi

    dan dikembalikan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang

    pernah dikenakan IPEDA tidak wajib mendaftarkan objek pajaknya

    kecuali kalau ia menerima SPOP, maka dia wajib mengisinya dan

    mengembalikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak.

    b. SPOP harus diisi dengan jelas, benar, lengkap, dan tepat waktu serta

    ditandatangani den disampaikan kepada Dirjen Pajak yang wilayah

    kerjanya meliputi letak objek pajak selambat-lambatnya 30 hari setelah

    tanggal diterimanya SPOP oleh subjek pajak.

    Yang dimaksud dengan jelas dan benar adalah :

    Jelas dimaksudkan agar penulisan data yang diterima dalam SPOP dibuat

    sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan salah tafsir yang dapat

    merugikan Negara maupun wajib pajak sendiri.

    Benar, berarti data yang dilaporkan harus sesuai dengan keadaan yang

    sebenarnya, seperi luas tanah dan atau bangunan, tahun dan harga

    perolehan dan sesuai dengan kolom-kolom/pertanyaan yang ada pada

    Surat PemberitahuanObjek Pajak(SPOP).

    c. Dirjen Pajak akan menerbitkan SPPT berdasarkan SPOP yang

    diterimanya.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    33/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    SPPT diterbitkan atas dasar SPOP, namun untuk membantu wajib pajak

    SPPT dapat diterbitkan berdasarkan data objek pajak yang telah ada pada

    Direktorat Jenderal Pajak.

    d. Dirjen Pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak dalam hal-hal

    sebagai berikut :

    - Apabila SPOP tidak disampaikan dan setelah ditegur secara tertulis

    tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.

    - Apabila berdasarkanhasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata

    jumlah pajak yang terutang (seharusnya) lebih besar dari jmlah pajak

    yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib pajak.

    Wajib pajak yang tidak menyampaikan SPOP pada waktunya, walaupun

    sudah ditegur secara tertulis juga tidak menyampaikan dalam jangka

    waktu yang ditentukan dalam Surat Teguran itu, Dirjen Pajak dapat

    menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) secara jabatan.

    Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain yang ada pada

    Direktorat Jenderal Pajak ternyata jumlah pajak yang terhutang lebih besar

    dari jumlah pajak dala SPPT yang dihitung atas dasar SPOP yang

    disampainkan wajib pajak, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan SKP

    secara jabatan.

    e. Jumlah pajak yang terhutang dalam SKP sebagaimana dimaksud dalam

    huruf d point pertama adala pokok pajak ditambah dengan denda

    administrasi sebesar 25% dihitung dari pokok pajak.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    34/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Sanksi administrasi yang dikenakan terhadapa wajib pajak yang tidak

    menyampainkan SPOP, dikenakan sanksi sebagai tambahan terhadap pokok

    pajak yaitu sebesar 25% dari pokok pajak.

    SKP ini bedasarkan data yang ada pada Direktorat Jenderal Pajak memuat

    penetapan objek pajak dan besarnya pajak yang terhutang beserta denda

    administrasi yang dikenakan kepada wajib pajak.

    f. Jumlah pajak yang terhutang dalam SKPKB sebagaimana dimaksud dalam

    huruf d point kedua, adalah selisih pajak yang terhutang berdasarkan hasil

    pemeriksaan atau keterangan lain dengan pajak yang terhutang yang

    dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda administrasi sebesar 25% dari

    selisih pajak yang terhutang.

    13.Tata Cara Pembayaran Dan Penagihan

    a. Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-

    lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib

    pajak.

    b. Pajak yang terhutang berdasarkan SKP harus dilunasi selambat-lambatnya

    1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh wajib pajak.

    c. Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayarannya tidak

    dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2%

    (dua persen) sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan

    hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    35/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    d. Denda administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas,

    ditambah dengan utang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih

    dengan surat Tagihan Pajak (STP) yang harus dilunasi selambat-

    lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya STP oleh wajib Pajak.

    e. Pajak yang terutang dapat di bayar di BANK, Kantor Pos, dan Giro, dan

    tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

    f. Tata cara pembayaran dan penagihan pajak di atur oleh Menteri

    Keuangan.

    g. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak, dan

    Surat Tagihan Pajak (SPT) merupakan dasar penagihan pajak.

    h. Jumlah pajak yang terutang berdasarkan STP yang tidak dibayarkan pada

    waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.

    Dalam hal tagihan pajak yang terutang dibayar setelah jatuh tempo yang telah

    ditentukan, penagihannya dilakukan dengan surat paksa yang saat ini

    berdasarkan UU no.19 tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU

    no.19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan surat paksa.

    14.Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

    Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan Negara

    (dalam hal ini Pemerintah Pusat) dan disetor sepenuhnya ke rekening kas

    Negara. Namun demikian, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan akan dibagi

    untuk pemerintah Pusat dan Daerah dengan imbangan sebagai berikut :

    a. 10% (sepuluh persen) untuk Pemerintah Pusat

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    36/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    b. 90% (sembilan puluh persen) untuk Perintah Daerah

    Jumlah 10% bagian Pemerintah Pusat dibagikan kepada seluruh wilayah

    kabupaten dan kota yang didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun

    anggaran berjalan dengan imbangan sebagai berikut :

    a. 65% dibagikan secara merata kepada selurh wilayah kabupaten dan kota,

    dan

    b. 35% dibagikan secara intensif kepada daerha kabupaten dan kota yang

    realisasi tahun sebelumnya mencapai/melampaui rencana penerimaan

    sector tertentu

    Jumlah 90% bagian Pemerintah daerah dibagi dengan rincian sebagai

    berikut :

    a. 16,5% untuk daerah Provinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke

    rekening Kas Umum Daerah Provinsi

    b. 64,8% untuk Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan disalurkan

    ke Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten/Kota

    c. 9% untuk Biaya Pemungutan yang dibagikan kepada Direktorat Jenderal

    Pajak dan Daerah

    Khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 90% dari hasil

    penerimaan tersebut merupakan penerimaan bagian Daerah yang dibagikan

    dengan rincian sebagai berikut :

    a. 16,2% untuk Daerah Provinsi, yang dibagi dengan imbangan :

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    37/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    - 30% untuk biaya pendidikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

    dan disalurkan melalui rekening khusus dana pendidikan

    - 70% untuk Daerah Provinsi dan disalurkan melalui Rekening Kas

    Daerah Provinsi

    b. 64% untuk Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan, yang dibagi

    dengan imbangan :

    - 30% untuk biaya pendidikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

    dan disalurkam melalui rekening khusus dana Pendidikan

    - 70% untuk Daerah Kabupaten/Kota dan disalurkanmelalui rekening

    kas Daerah Kabupaten/Kota

    c. 9% untuk biaya pemungutan yang dibagikan kepada Direktorat

    Jenderal Pajak dan Daerah

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    38/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB IV

    EVALUASI DAN ANALISIS DATA

    A. Evaluasi1. Penjelasan Tentang Sistem Pendataan

    Pendataan objek pajak PBB dilakukan karena data grafis pada peta desa,

    peta garis dan peta foto mengalami banyak perubahan, seperti batas desa,

    kelurahan, batas persil atau bidang objek pajak.

    Sistem Pendataan Objek Pajak dapat dilakukan dengan 4 (empat)

    alternative, yaitu :

    a. Penyebaran SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak)

    Sistem ini hanya dapat dilakukan pada daerah / wilayah yang tidak / belum

    mempunyai peta, terpencil dan mempunyai potensi PBB yang relatif kecil.

    b. Identifikasi Objek Pajak

    Sistem ini dilakukan pada daerah / wilayah yang sudah memiliki peta garis /

    peta foto yang dapat menetukan posisi relative objek pajak, namun tidak

    mempunyai data administrasi pembukuan PBB hasil pendataan 3 (tiga) tahun

    terakhir secara lengkap.

    c. Verifikasi Obejk Pajak

    Sistem ini dilakukan pada daerah / wilayah yang sudah memiliki peta garis /

    peta foto dan sudah mempunyai data administrasi pembukuan PBB hasil

    pendataan 3 (tiga) tahun terakhir.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    39/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    d. Pengukuran Bidang Objek Pajak

    Sistem ini dilakukan pada daerah / wilayah yang hanya memiliki sket desa /

    kelurahan, sehingga belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif

    objek pajak, namun letaknya strategis dan mempunyai potensi PBB yang

    pesat.

    2. Sistem Pendataan Yang digunakan Dalam PKLMKantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh pada tahun anggaran 2009 akan

    terus melanjutkan kegiatan Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi

    dan Bangunan dalam rangka menyediakan Nilai Jual Objek PAjak (NJOP) yang

    berkualitas di tahun-tahun mendatang. Hal tersebut merupakan antisipasi terhadap

    perkembangan dan pertumbuhan wilayah perkotaan Daerah Nanggroe Aceh

    Darussalam, khususnya Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya. Kantor

    Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh wilayah kerjanya meliputi kab. Aceh Barat, kab.

    Aceh Jaya dan kab. Nagan Raya yang telah memiliki Basis Data SISMIOP (Sistem

    Manajemen Informasi Objek Pajak) sejak tahun 1993 / 1994 baik berupa data

    atributik, maupun data grafis yang telah diterapkan dalam penetapan PBB hingga saat

    ini.

    Daerah Aceh Barat, Nagan Raya serta Aceh Jaya merupakan kota kecil di

    Indonesia, pertumbuhan ekonomi serta perkembangan perkotaannya tidak begitu

    pesat. Wilayah pedesaannya lebih luas dibanding perkotaan. Jumlah Populasi

    penduduknya sedikit. Masih banyak wilayah di pedesaan yang belum ditempati.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    40/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Sehingga perubahan dan peralihan kepemilikan, peruntukan tanah dan bangunan

    sangat jarang terjadi.

    Atas pertimbangan-pertimbanngan diatas maka alternatif kegiatan pendataan

    yang dipilih adalah Pendataan dengan Pengukuran Objek Pajak.

    Pengukuran Objek Pajak yaitu pendataan yang dilakukan pada daerah / wilayah yang

    hanya memiliki sket desa / kelurahan, sehingga belum dapat digunakan untuk

    menentukan posisi relatif objek pajak, namun letaknya startegis dan mepunyai potensi

    PBB yang pesat. (http://www.layanan pajak.com)

    Yaitu melihat target dan realisasi Objek Pajak di desa-desa tertentu. Disamping

    memperbaiki / memutahirkan data sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini, melalui

    kegiatan ini juga dapat meningkatkan kualitas NJOP-PBB dan meningkatkan

    penghasilan pajak dibagian PBB. Dan telah dibuktikan pendataan dengan cara

    pengukuran bisa menambah penerimaan Negara lebih besar.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    41/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    3. Lokasi yang dipilih dalam kegiatan pendataan dengan pengukuran objekpajak dan subjek pajak yaitu di kab. Aceh Barat adalah sebagai Berikut :

    Tabel 2

    No Kecamatan Kelurahan Keterangan

    1 Kawai XVI Pasi Teungoh

    Tanjong Bunga

    Pasie AraPasie Kumbang

    Teladan

    Sawang TeubeePadang Sikabu

    2 Pante Ceureumen Tegal Sari

    Krueng Beukah

    Gunong Tarok

    Suak AweBabah Krueng Teplep

    Lhok Sari

    Sawang Rambot

    Lhok GuciKeude Suak Awe

    Meunuang Kinco

    Seumara

    Manjeng

    Pante Ceureumen

    Pulo Teungoh

    3 Panton Reu Gunong Mata IeLek-lek

    Gampong Baro

    Manggie

    Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

    Pelaksanaan pendataan dengan pengukuran objek pajak di desa-desa yang

    direncanakan, telah memiliki administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan

    hasil SISMIOP yang dilaksanakan pada tahun 1993.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    42/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    4. Data Tentang Rencana pencapaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan padatahun 2008

    Tabel 3

    No Kelurahan

    Objek Pajak Luas

    Ke

    tSebelum Rencana Bumi

    (m2)

    Banguna

    n(m2)

    1 Pasie Teungoh 295 450 561,930 250

    2 Tanjong Bunga 188 450 1,478,075 1,241

    3 Pasie Ara 206 525 504,705 1,208

    4 Pasie Kumbang 269 550 1,594,660 5,644

    5 Teladan 85 400 122,255 -

    6 Sawang Teubee 292 550 886,094 3,454

    7 Padang Sikabu 258 575 923,045 2,953

    8 Tegal Sari 196 375 588,894 56

    9 Krueng Beukah 162 400 1,072,090 438

    10 Gunong Tarok 94 375 206,915 1,857

    11 Suak Awe 168 400 525,592 -

    12 Babah Krueng Teplep 224 475 1,453,412 2,549

    13 Lhok Sari 122 350 151,740 145

    14 Sawang Rambut 196 400 618,651 -

    15 Lhok Guci 231 500 681,675 54

    16 Keude Suak Awe 87 400 134,500 -

    17 Meunuang Kinco 384 600 1,190,833 21618 Seumara 209 400 719,922 218

    19 Manjeng 254 450 727,060 180

    20 Pante Ceureumen 218 475 692,239 428

    21 Pulo Teungoh 505 650 1,352,240 -

    22 Gunong Mata Ie 133 350 971,023 -

    23 Lek-lek 170 400 849,711 96

    24 Gampong Baro 281 425 1,954,915 96

    25 Manggie 296 450 1,542,842 311

    Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

    Dari gambaran data tersebut di atas, rencana pencapaian objek pajak sangat

    tinggi. Dan rencana pencapaian target tersebut sangat diharapakan tercapai. Agar

    dapat meningkatkan kualitas NJOP-PBB. Oleh karena itu ditetapkan terhadap desa-

    desa tersebut diprioritaskan untuk diadakan pengukuran Objek dan Subjek Pajak

    Bumi dan Bangunan tahun 2008/2009 berdasarkan basis data SISMIOP

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    43/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    5. Klasifikasi NJOP PBBTahun anggaran 2008/2009 hanya diadakan Analisa dan penyempurnaan Zona

    Nilai Tanah (ZNT) untuk 25 Desa di Kabupaten Aceh Barat termasuk desa-desa yang

    diajukan dalam Rencana Kerja Pendataan Objek dan Subjek PAjak Bumi dan

    Bangunan 2008

    6. Data Tentang Rencana Kenaikan Jumlah Objek Pajak Sebelum PengukuranSebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa yang menjadi sasaran

    pendataan melalui pengukuran di Kabupaten Aceh Barat untuk tahun 2008 adalah 25

    desa yang terdapat di 3 kecamatan di kab. Aceh Barat tersebut.

    Adapun perincian masing-masing dan rencana peningkatan jumlah objek

    pajaknya yang menjadi sasaran pekerjaan pengukuran adalah sebagai berikut :

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    44/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Tabel 4

    Perkiraan Rencana Kenaikan Jumlah Objek Pajak, Luas Bumi, Luas Bangunan, dan Pokok KetetapanSebelum Pelaksanaan Pengukuran Objek Pajak dan Subjek Pajak Tahun 2008

    No Desa

    Sebelum Pendataan

    Objek Pajak Luas Pokok Ketetapan

    PBBSebelum Rencana Bumi Bangunan

    1 Pasie Teungoh 295 450 561,930 250 253,397

    2 Tanjong Bunga 188 450 1,478,075 1,241 6,162,332

    3 Pasie Ara 206 525 504,705 1,208 164,644

    4 Pasie Kumbang 269 550 1,594,660 5,644 690,959

    5 Teladan 85 400 122,255 - 49,931

    6 Sawang Teubee 292 550 886,094 3,454 1,135,155

    7 Padang Sikabu 258 575 923,045 2,953 1,180,596

    8 Tegal Sari 196 375 588,894 56 214,249

    9 Krueng Beukah 162 400 1,072,090 438 371,572

    10 Gunong Tarok 94 375 206,915 1,857 92,270

    11 Suak Awe 168 400 525,592 - 177,969

    12 Babah Krueng Teplep 224 475 1,453,412 2,549 490,183

    13 Lhok Sari 122 350 151,740 145 99,912

    14 Sawang Rambot 196 400 618,651 - 254,868

    15 Lhok Guci 231 500 681,675 54 315,080

    16 Keude Suak Awe 87 400 134,500 - 62,771

    17 Meunuang Kinco 384 600 1,190,833 216 570,628

    18 Seumara 209 400 719,922 218 365,620

    19 Manjeng 254 450 727,060 180 349,542

    20 Pante Ceureumen 218 475 692,239 428 1,075,088

    21 Pulo Teungoh 505 650 1,352,240 - 547,638

    22 Gunong Mata Ie 133 350 971,023 - 305,269

    23 Lek-lek 170 400 849,711 96 330,505

    24 Gampong Baro 281 425 1,954,915 96 719,059

    25 Manggie 296 450 1,542,842 311 625,713

    Total 5,523 11,375 21,505,018 21,394 16,604,950

    Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    45/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Dari table di atas dapat diketahui jumlah Objek Pajak sebelum Pendataan

    berkisar 5,523 ; Target atau rencana Pencapaian Objek Pajak 11,375 ; Luas Bumi

    21,505,018 ; Luas Bangunan 21,394 ; da jumlah Pokok Ketetapan PBB adalah

    sebesar 16,604,950.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    46/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    7. Data Tentang Kenaikan Jumlah Objek Pajak Setelah PengukuranTabel 6

    Perkiraan Rencana Kenaikan Jumlah Objek Pajak, Luas Bumi, Luas Bangunan, dan

    Pokok Ketetapan PBB Setelah Pelaksanaan Pengukuran Objek Pajak dan SubjekPajak Tahun 2008

    No DesaObjek Pajak Luas Bumi Luas Bangunan Pokok Ketetapan PBB

    Sebelum Rencana Realisasi % Sebelum Realisasi % Sebelum Realisasi % Sebelum Realisasi

    1 Pasie Teungoh 295 450 467 4 561,930 691,145 23 250 5,182 1,973 253,397 3,301,905

    2 Tanjong Bunga 188 450 313 (30) 1,478,075 629,052 -57 1,241 2,519 103 6,162,332 4,725,193

    3 Pasie Ara 206 525 416 (21) 504,705 2,171,655 330 1,208 3,870 220 164,644 3,329,906

    4 Pasie Kumbang 269 550 440 (20) 1,594,660 1,469,352 -8 5,644 5,132 (9) 690,959 3,111,003

    5 Teladan 85 400 107 (73) 122,255 67,941 -44 - 4,213 - 49,931 756,539

    6 Sawang Teubee 292 550 497 (10) 886,094 2,433,961 175 3,454 9,695 181 1,135,155 4,377,730

    7 Padang Sikabu 258 575 507 (12) 923,045 2,386,071 159 2,953 7,275 146 1,180,596 4,465,813

    8 Tegal Sari 196 375 309 (18) 588,894 890,767 51 56 6,607 11,698 214,249 2,184,772

    9 Krueng Beukah 162 400 233 (42) 1,072,090 580,405 -46 438 3,418 680 371,572 2,320,854

    10 Gunong Tarok 94 375 117 (69) 206,915 392,212 90 1,857 2,520 36 92,270 827,224

    11 Suak Awe 168 400 273 (32) 525,592 604,862 15 - 6,739 - 177,969 1,930,236

    12 Babah Krueng Teplep 224 475 203 (57) 1,453,412 732,097 -50 2,549 3,037 19 490,183 1,435,303

    13 Lhok Sari 122 350 205 (41) 151,740 258,419 70 145 1,330 817 99,912 1,449,444

    14 Sawang Rambot 196 400 385 (4) 618,651 1,429,084 131 - 2,985 - 254,868 2,722,127

    15 Lhok Guci 231 500 304 (39) 681,675 1,626,425 139 54 275 409 315,080 2,149,420

    16 Keude Suak Awe 87 400 305 (24) 134,500 875,595 551 - 294 - 62,771 2,156,490

    17 Meunuang Kinco 384 600 588 (2) 1,190,833 4,501,996 278 216 6,246 2,792 570,628 5,179,286

    18 Seumara 209 400 464 (16) 719,922 2,904,649 303 218 3,131 1,336 365,620 4,013,429

    19 Manjeng 254 450 410 (9) 727,060 1,633,942 125 180 4,970 2,661 349,542 2,898,889

    20 Pante Ceureumen 218 475 403 (15) 692,239 1,173,907 70 428 14,239 3,227 1,075,088 4,297,741

    21 Pulo Teungoh 505 650 597 (8) 1,352,240 2,597,298 92 - 5,266 - 547,638 2,392,196

    22 Gunong Mata Ie 133 350 156 (55) 971,023 1,777,568 83 - 274 - 305,269 1,663,642

    23 Lek-lek 170 400 424 6 849,711 5,378,637 533 96 2,505 2,509 330,505 4,521,693

    24 Gampong Baro 281 425 440 4 1,954,915 4,025,632 106 96 2,685 2,697 719,059 4,692,322

    25 Manggie 296 450 411 (9) 1,542,842 2,319,142 50 311 4,978 1,501 625,713 2,504,282

    5,523 11,375 8,974 (21) 21,505,018 43,551,814 103 21,394 109,385 411 16,604,950 73,407,439

    Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    47/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Setelah dilakukan pendataan jumlah target objek Pajak yang tercapai adalah

    8,974 ; Luas Bumi 43,551,814 ; Luas Bangunan 109,385 ; Pokok Ketetapan PBB

    73,407,439.

    Penerimaan Negara tahun 2008 yaitu 73,407,439. Target penerimaan yaitu

    16,604,950. Dapat dilihat penerimaan Negara melebihi target yang direncanakan.

    Keuntungan Negara berkisar 56,802,489.

    B. Analisa DataPada Tabel 4 diketahui jumlah Objek Pajak 5,523 ; target pencapaian Objek

    Pajak 11,375 ; Luas Bumi 21,505,018 ; Luas Bangunan 21,394 ; dan pokok ketetapan

    PBB 16,604,950. Setelah pendataan jumlah target Objek Pajak yang tercapai adalah

    8,974 ; Luas Bumi 43,551,814 ; Luas Bangunan 109,385 ; Pokok Ketetapan PBB

    73,407,439.

    Setelah dilakukan pendataan jumlah target objek Pajak yang tercapai adalah

    8,974 ; Luas Bumi 43,551,814 ; Luas Bangunan 109,385 ; Pokok Ketetapan PBB

    73,407,439.

    Penerimaan Negara tahun 2008 yaitu 73,407,439. Target penerimaan yaitu

    16,604,950. Dapat dilihat penerimaan Negara melebihi target yang direncanakan.

    Keuntungan Negara berkisar 56,802,489.

    Dari kedua table diatas dapat dianalisa bahwa target yang dicapai melebihi

    target yang direncanakan. Hal ini dapat kita lihat dari perubahan table, dimana setelah

    pihak Fiskus mengadakan pendataan langsung ke lapangan untuk mengukur

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    48/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    kebenaran dari data yang diperoleh. Sehingga dapat dilihat jumlah objek pajak yang

    direncanakan melebihi target. Hal ini sangat menguntungkan bagi Negara, karena

    pemasukan yang direncanakan melebihi target.

    Dari data tersebut diatas juga dapat disimpulkan bahwa sistem pendataan

    dengan pengukuran bidang objek pajak dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat

    menambah penerimaan Negara dalam hal pajak bumi dan bangunan.

    Dari hasil penelitian penulis akan membahas tujuan dari penelitian yang

    disebutkan pada bab I :

    1. Untuk mengetahui sistem pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan pada

    Kantor Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh.

    System pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang digunakan pada Kantor

    Pelayanan Pajak Pratama Meulaboh dalam hal judul yang dibahas penulis adalah

    Pendataan dengan Pengukuran.

    Karena diketahui dengan system ini pemasukan Negara lebih meningkat

    dibandingkan system lain.

    2. Ingin mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapati oleh fiskus di dalam

    melaksakan sistem pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan.

    System pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan sulit dilaksanakan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku karena beberapa hal yaitu :

    a. Masih ada tanah (bumi) yang tidak jelas siapa pemilik dari tanah tersebut. Dan

    apabila pihak Fiskus telah mengeluarkan SPPT (surat Pemberitahuan Pajak

    Terhutang), maka siapa yang akan membayar pajak terhutang atas lokasi

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    49/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    tanah yang telah dikenakan pajak tersebut tidak jelas juga. Sehingga akan

    menimbulkan pajak yang tertunda dan mengurangi pemasukan Negara.

    Maka sebaiknya pihak Fiskus perlu untuk membuat suatu papan

    pemberitahuan akan menyita tanah lokasi (Bumi) apabila pemilik tanah

    tersebut tidak melapor ke Kantor Pelayanan Pajak

    b. Didalam pelaksanaan pendataan ke lokasi kelurahan, para fiskus dibantu oleh

    Kepala Lurah atau Kepala Lingkungan setempat. Kendala yang sering

    dihadapi yaitu pada saat Fiskus ingin mendata lokasi, mereka (Kepala Lurah

    atau Kepala Lingkungan) tidak dapat turun serta ke lapangan untuk

    memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para Fiskus, maka mereka

    memberikan salah satu staf mereka sebagai perwakilan, sementara perwakilan

    mereka tidak dapat memberikan informasi yang lebih akurat.

    c. Hal lain juga pihak Fiskus tidak dapat bertemu Kepala Lurah atau Kepala

    Lingkungan setempat karena mereka bekerja pada kegiatan mereka masing

    masing di Kantor mereka.

    d. Karena daeran pengukuran merupakan daerah yang pernah ditimpa bencana

    alam sehingga banyak tanah dan bangunan yang tidak terindentifikasi.

    3. Ingin mengetahui tingkat kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan

    kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan serta faktor-faktor apa saja

    yang mempengaruhi kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan

    kewajibannya tersebut.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    50/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    Pemahaman dan Pengertian Wajib Pajak tentang Pajak Bumi dan Bangunan

    belum maksimal kerena beragamnya tingkat pendidikan di lingkungan

    masyarakat. Tetapi sebagian besar pada saat ini pengetahuan masyarakat

    mengenai Pajak Bumi dan Bangunan sudah meningkat dan sudah milai mengerti

    manfaat dan nilai dari PBB sehingga menyadari bahwa membayar PBB itu adalah

    merpakan kewajiban dari tiap Wajib Pajak.

    Untuk itu perlu peningkatan tertib administrasi perpajakan sehingga akan

    lebih mudah dalam kegiatan penetapan pajaknya maupun dalam rangka pelayanan

    kepada masyarakat.

    Peningkatan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan antara lain :

    1. Peningkatan Tertib Administrasi.Pada dasarnya pembentukan basis data dalam SISMIOP antara lain adalah

    bahwa seluruh objek pajak didata dan masing-masing bidang pajak diberi Nomor

    Objek Pajak (NOP), melalui NOP segala sesuatu yang berhubungan dengan objek

    pajak antara lain :

    a. Deskripsi tentang objek dan subjek pajak.

    b. Perubahan / mutasi objek dan subjek pajak

    c. Pembayaran / pelunasan pajak terhutang.

    d. Informasi lain untuk bahan analisa data

    e. Dan lain sebagainya

    Diharapkan dapat dimonitor dan atau diperoleh dengan cepat.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    51/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    2. Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat.Dengan dilaksanakan pemeliharaan basis data ini, diharapkan agar pengenaan

    PBB lebih sesuai dengan keadaan objek dan subjek pajak dilapangan. Akurasi data

    yang diperoleh dilapangan ini dapat meningkatkan dan lebih mencerminkan azas

    keasilan dalam pemungutan pajak. Disamping itu keakurasian data sangat penting

    peranannya dalam pelayanan kepada masyarakat. Data yang akurat dan didukung

    oleh pengolahan basis data yang terintregasi dengan bantuan computer SISMIOP

    dapat memberikan informasi dan hasil kelurahan atau desa yang berhubungan dengan

    Pajak Bumi dan Bangunan dengan cepay, tepat dan akurat.

    3. Penigkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.Pelayanan yang cepat dan memadai dalam rangka peningkatan dibidang

    perpajakan, diharapkan akan semakin mempermudah bagi masyarakat, khususnya

    wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan untuk memenuhi kewajibannya dibidang

    perpajakan terutama hal pembayaran / pelunasan pajak terhutang.

    Dengan semakin mudahnya para wajib pajak, khususnya Pajak Bumi dan

    Bangunan melunasi hutang pajaknya maka diharapkan penerimaan Pajak Bumi dan

    Bangunan semaki meningkat. Konskewensi logis dari peningkatan penerimaan Pajak

    Bumi dan Bangunan tersebut, antara lain adalah semakin meningkatnya dana

    pembayaran yang tersedia, sehingga pemerintah akan dapat melaksanakan

    pembayaran dengan baik.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    52/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    C. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pendataan Objek Pajak Bumidan Bangunan

    Pelaksanaan pendataan Objek PBB dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama

    yang berhubungan dengan program SISMIOP (Sistem Manajemen Informasi Objek

    Pajak). Berdasarkan Keputusan DJP No. Kep.-31/PJ.06/1994 ditetapkan bahwa

    SISMIOP tersebut terdiri dari 5 subsistem dan 5 unsur poko. Namun dalam kaitannya

    dengan pelaksanaan system pendataan, perlu diketahui sejauh mana hubungannya dan

    juga pengaruhnya dalam penetapan jumlah pajak.

    Kelima subsistem SISMIOP, yaitu :

    1. Manajemen Basis Data

    Dalam hubungannya dengan sistem pendataan meliputi hal bagaimana

    memproses data awal secara efektif sehingga dapat memenuhi sasaran yaitu

    memepengaruhi penigkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

    2. Penilaian dan Pengenaan

    Hubungannya dengan pelaksanaan sistem pendataan yaitu mencakup hal

    bagaimana mengelompokkan data yang ada untuk dinilai objek pajaknya

    sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan sehingga tepat dalam

    penetapan jumlah pajak yang harus dibayar.

    3. Produksi Alat Penagihan

    Dalam hubungannnya dengan sistem pendataan yaitu, bagaimana Fiskus

    menata / menghasilkan data yang sebenarnya sesuai antara yang dilaporkan

    dengan keadaan di lapangan sehingga apabila terhambat pembayarannnya

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    53/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    dapat diajdikan sebagai dasar penagihan yang dilampiri dengan surat lain yang

    berhubungan.

    4. Pemantauan Penerimaan

    Hubungannya dengan pendataan yaitu pihak pendataan perlu memantau

    pembayaran dan penerimaan PBB untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan

    pendataan tersebut telah berjalan dengan baik, sehingga wajib pajak berkenan

    melaksanakan kewajiban membayar pajak PBB sesuai dengan data Objek

    Pajak yang dimiliki yang telah ditetapkan berdasarkan klasifikasinya.

    5. Perolehan dan Pemberian Informasi / Pelayanan Satu Tempat

    Dalam hal perolehan dan pemberian informasi / pelayanan satu tempat

    hubungannya dengan sistem pendataan yaitu bagaimana pihak Fiskus mampu

    menunjukkan informasi data yang sebenarnya apabila diminta, atau

    memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang membutuhkan agar wajib

    pajak bersedia melaporkan data objek pajaknya sehingga meingankan

    pekerjaan pendata dalam mencek data yang belum masuk ataupun data yang

    masuk maupun keluar.

    Disamping itu 5 (lima) unsur pokok SISMIOP yang telah dikemukakan yang

    mempengaruhi system pendataan, yaitu:

    a. Nomor Objek Pajak

    Yaitu nomor yang dibuat sebagai identitas objek pajak untuk memudahkan

    dalam pengindentifikasian atau dalam membedakan objek pajak yang satu

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    54/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    dengan objek pajak yang lain sehingga dalam system pendataannya tidak

    terjadi tumpang tindih.

    b. Blok

    Hubungannya dengan pendataan yaitu untuk memudahkan dalam pelaksanaan

    pendataan terhadap suatu objek pajak, baik itu dalam administrasi data

    maupun untuk mengontrol pelaksanaan pendataan di lapangan, maka setiap

    objek pajak harus dibatasi oleh suatu blok, diman satu blok tersebut dirancang

    untuk dapat menampung kira-kira 200 objek pajak atau luas sekitar 15 ha

    untuk sector pedesaan dan 10 ha untuk sector perkotaan.

    c. Zona Nilai Tanah (ZNT)

    Hubungannya dengan system pandataan yaitu dalam hal pelaksanaannya,

    bahwa pendataan suatu wilayah objek pajak harus memperhatikan Zona Nilai

    Tanah (ZNT) sebagai zona geografis yang terdiri dari sekelompok objek pajak

    yang mempunyai nilai indikasi rata-rata (NIR) sama, yang dibatasi oleh batas

    penguasaan / pemilikan objek pajak dalam satu wilayah administrasi

    pemerintah dalam satu desa / kelurahan.

    d. Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

    Pada dasarnya pelaksanaan pendataan berhubungan dengan proses penentuan

    klasifikasi suatu objek pajak baik itu bumi dan / atau bangunan sebagai dasar

    untuk menentukan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dalam penetapan jumlah

    pajak. Untuk itu Fiskus atau petugas pendataan memerlukan suatu daftar biaya

    komponen bangunan (DBKB) untuk memudahkan perhitungan perkiraan nilai

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    55/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    suatu bangunan berdasarkan biaya yang terdiri dari biaya komponen utama,

    biaya komponen material bangunan dan biaya komponen fasilitas bangunan.

    e. Prgram Komputer

    Dalam suatu proses kegiatan dibutuhkan suatu system rancangan yang efektif

    dan efesien sehingga memudahkan dalam proses pelaksanaan. Begitu juga

    dengan pelaksanaan pendataan dalam upaya untuk melaksanakan kegiatan

    SISMIOP diperlukan suatu system operasi computer yang mampu

    mengintergrasikan kegiatan administrasi PBB mulai dari pembentukan basis

    data sampai dengan pelayanan kepada wajib pajak.

    Sejauh hal tersebut yakni kelima subsistem dan kelima unsur pokok

    dapat berjalan dengan baik maka usaha untuk melaksanakan system pendataan

    dapat juga berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    56/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan1. Sistem Pendataan dengan cara pengukuran bidang objek pajak dapat berjalan

    dengan baik dan lancer sehingga dapat menambah penerimaan pajak bagi

    Negara.

    2. Sistem pendataan dengan pengukuran dilakukan karena daerah yang menjadi

    lokasi pendataan mengalami banyak perubahan setelah terjadi bencana alam,

    seperti berubahnya batas desa / kelurahan, batas persil atau bidang objek

    pajak, jadi perlu diadakan pendataan ulang.

    3. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak Negara yang bersifat kebendaan

    yang umumnya tidak memperhatikan keadaan wajib pajak tetapi hanya

    memperhatikan objek pajaknya saja.

    4. Hasil penerimaan PBB sebagian besar diserahkan ke Pemerintah Daerah

    sebagai pendapatan daerah yang setiap tahun anggaran dicantumkan dalam

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

    5. Masih banyak jumlah Objek Pajak PBB, Luas Bumi dan Bangunan, yang

    belum terdaftar pada pendataan, hal tersebut dapat dilihat dilihat dari

    perkiraan kenaikan jumlah objek pajak, luas bumi dan bangunan setelah

    dilakukan pelaksanaan pengukuran objek pajak dan subjek Pajak Bumi dan

    Bangunan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    57/58

    Cut Putri Isnaini : Sistem Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMeulaboh, 2009.

    6. Terjaringnya data objek pajak baru yang mengalami perubahan.

    7. Kurangnya penyuluhan dari petugas pendataan dan penilaian dalam

    melakukan pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan

    B. Saran1. Dalam melaksanakan kegiatan pendataan, hendaknya pihak Fiskus harus lebih

    teliti dalam menyusun data-data yang ada serta perubahan atas objek pajak

    yang tidak dilaporkan subjek pajak, serta lebih meningkatkan koordinasi

    dengan Pemda dan Instansi yang terkait ; bila perlu petugas lapangan harus

    mengadakan pengecekan ulang atas data objek pajak yang sebenarnya.

    2. Bagi subjek pajak agar tidak lagi komplain atas data objek pajaknya

    hendaknya melaporkan setiap adanya perubahan atas objek pajak yang dimilki

    sehingga pihak Fiskus tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pendataan

    dan penetapan jumlah pajak.

    3. Untuk meningkatkan penerimaan PBB tersebut Fiskus perlu memberikan

    suatu pelayanan yang baik bagi subjek pajak dan penetapan jumlah pajak yang

    sesuai dengan data objek pajak yang dimiliki.

    4. Dilakukan penyuluhan terhadap wajib pajak oleh Fiskus sebelum dilakukan

    pendataan dan penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan.

  • 8/12/2019 sistem pendataan objek pajak bumi dan bangunan pada kantor pelayanan pajak pratama meulaboh

    58/58

    DAFTAR PUSTAKA

    Mardiasmo., 2008, Perpajakan Edisi Revisi 2008, Andi, Yogyakarta.

    Markus, Muda., 2005 , Perpajakan Indonesia, Gramedia Pustaka Utama.

    Marsyahrul, Tony., 2005 , Pengantar Perpajakan, Gramedia Widiasarana Indonesia.

    Undang-undang No.12 Tahun 1994, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

    Keputusan Menteri Keunangan RI No.83/KMK.04/2000, tentang Pembagian danPenggunaan Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

    Keputusan Menteri Keuangan RI No.523/KMK.04/1998, tentang PenentuanKlasifikasi

    dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi

    dan Bangunan.

    Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.Kep-533/PJ/2000, tentang PetunjukPelaksanaan

    Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan

    Bangunan dalam rangka Pembentukan dan Pemeliharaan Basis Data Sistem

    Manajemen Informasi Objek Pajak

    http ://www.layanan pajak.com, tentang Sistem Pendataan Objek Pajak.