SISTEM DIGESTIF II Sirosis Hati diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Digestif II oleh: Nanda Andriana 220110090014 Anisa Nevia Apriyani 220110090023 Sinta Wijayanti 220110090024 Erita Yunistisia 220110090039 Vinda Dwi Oktoviyanda 220110090064 Gina Mandasari 220110090071 Khoirunnisa Ahmad 220110090075 Elly R K 220110090078 Hinin Wasilah 220110090081 Sandra Putri 220110090090 Tiktik Tasyrikah 220110090097 Yolanda Viora S 220110090109 FAKULTAS KEPERAWATAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SISTEM DIGESTIF II
Sirosis Hati
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Digestif II
oleh:
Nanda Andriana 220110090014
Anisa Nevia Apriyani 220110090023
Sinta Wijayanti 220110090024
Erita Yunistisia 220110090039
Vinda Dwi Oktoviyanda 220110090064
Gina Mandasari 220110090071
Khoirunnisa Ahmad 220110090075
Elly R K 220110090078
Hinin Wasilah 220110090081
Sandra Putri 220110090090
Tiktik Tasyrikah 220110090097
Yolanda Viora S 220110090109
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
Kasus 6 (Sirosis Hati)
Tn. Franco 57 tahun, BB 75 Kg, TB 170 cm dibawa ke rumah sakit karena muntah
darah. Pada pemeriksaan didapatkan pada inspeksi kulit tampak ikterik, terdapat asites, dan
spider nevi dengan jelas, pada auskultasi tidak terdengar bising usus, hepar sulit diraba
karena asitesnya. Berdasar keterangan keluarga, pasien sering kali minum minuman
beralkohol, bahkan tidak jarang ditemukan dalam keadaan mabuk. Kebiasaan ini dilakukan
sejak usia muda, setelah lulus SMA. Dari hasil pemeriksaan yang saksama diperkirakan
sirosis hati dan saat disampaikan pada klien, tampaknya klien kurang percaya sehingga ia
bertanya berkali – kali pada dokter tentang keadaannya. Beberapa hari kemudian klien
menjadi pendiam, ia hanya bicara kalau ditanya, itu pun hanya 2 kata, ia juga tidak mau ada
orang yang membesuknya. Pada pemeriksaan selanjutnya nampak tanda – tanda keganasan
pada hepar, dokter tidak mau memberi tahu klien karena takut klien tertekan, padahal klien
harus melakukan chemoterapy.
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI
A. ANATOMI
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25%
berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi
sangat kompleks yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah
kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga. Batas atas hati berada
sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari
iga IX kanan ke iga VIII kiri.
Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk
cembung dan terletak di bawah diafragma. Permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan, fisura tranversus. Permukaannya dilintasi oleh berbagai
pembuluh darah yang masuk-keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan
kanan dan kiri di permukaan bawah. Selanjutnya hati dibagi menjadi dalam empat
belahan (kanan, kiri, kaudata dan kuadrata). Setiap belahan atau lobus terdiri atas
lobulus. Lobulus ini berbentuk polyhedral (segibanyak) dan terdiri atas sel hati
berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan
hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan, yaitu yang datang melalui arteri hepatica
dan yang melalui vena porta.
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan
panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 – 2 mm. Hati manusia berisi 50.000
– 100.000 lobulus. Lobulus tersusun atas sel-sel hati yang merupakan sel-sel besar
dengan satu atau dengan dua inti dan sitoplasma glanural yang halus.
Sel-sel hati diatur dalam lapisan-lapisan, satu sel yang tebal, disebut lamina hepatica.
Lamina ini tersusun tidak teratur untuk membentuk dinding dengan sel hati yang
menghubungkan lamina sekitarnya. Diantara lamina terdapat ruang berisi vena-vena
kecil dengan banyak anastomosis diantaranya dan duktus empedu kecil yang disebut
kanakuli. Kanakuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum
fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. Lobulus hati terbentuk
mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica dan kemudian ke
vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari lempeng sel hepar yang memancar
secara sentifugal dari vena sentralis seperti jeruji roda. Disekitar tepi lobulus terdapat
kanal portal, masing-masing berisi satu cabang vena porta (vena interlobular), satu
cabang arteri hepatica, dan satu duktus empedu kecil. Ketiga struktur ini bersatu dan
disebut triad portal.
Peritoneum Hati
Hati seluruhnya diliputi kapsula fibrosa namun ada sebagian yang tidak diliputi oleh
peritoneum viscerale, yaitu pada suatu daerah pada facies posterior yang melekat
langsung pada diafragma, disebut nuda hepatic (NA), syn “bare area”.
Peritoneum viscerale berasal dari mesohepaticum ventrale yang juga ikut membentuk
omentum minus dan ligamentum falciforme hepattis. Omentum minus terbentang dari
porta hepatic ke curvature minor ventriculi dan awal pars superior duodeni. Ujung
kanan omentum minus membungkus bersama vena porta hepatic, arteria hepatica
(propria) dan duktus choledochus. Ligamentum falciforme hepatic terdiri dari dua
lapisan peritoneum dari umbilicus menghubungkan hepar dengan diafragma dan
dinding depan abdomen.
Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas yang mengandung ligamentum teres
hepatis (NA, syn. Round ligament of liver) yang merupakan sisa vena umbilicalis
yang telah menutup, dan meliputi beberapa vena kecil, vena paraumbilicales yang
mempunyai hubungan dengan system vena porta hepatis. Ligamentum falciforme
hepatis dan facies anterior hepar meneruskan diri ke arah atas ke facies superior dan
permukaan visceralis membentuk ligamentum coronarium hepatic (NA). ligamentum
coronarium sisi kiri ke ujung kiri membentuk ligamentum triangulare sinistrum yang
ujungnya berhubungan dengan diafragma sebagai fibrosa hepatic (NA, syn-“fibrous
appendix of the liver”).
Di sebelah kanan lapisan depan dan belakang ligamentum coronarium memisahkan
diri meninggalkan daerah yang kosong peritoneum (area noda hepatic/”bare area”)
untuk selanjutnya ke ujung kanan membentuk ligamentum triangulare dextrum.
Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu ;
1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)
Facies diphragmatica hepatic
Permukaanya halus dan cembung sesuai dengan bentuk permukaan bawah dari kubah
diafragma, namun terpisah dari diafragma oleh adanya celah recessus subphrenicus.
Ke arah depan facies diafragmatica berhubungan dengan iga-iga, precessus
xipinoideus, dan dinding depan abdomen. Di sebelah kanan melalui diafragma
berhubungan dengan iga 7-11 (pada linea medioaxillaris). Pada facies superior
tedapat lekukan akibat hubungan dengan jantung, disebut impression cardiaca
hepatic. Facies superior menghadap ke vertebra thoracalis 10-11, dan pada sebagian
besar tidak mempunyai peritoneum (“bare area”).
Facies visceralis hepatic
Permukaan ini menghadap ke bawah sedikit ke posterior dan kiri. Pada facies
visceralis terdapat bentuk huruf-H, dengan dua kaki kanan dan kiri. Lekukan di sisi
kiri terdiri dari fissura ligamenti teretis (NA) di depan dan fissura ligamenti venosi
(NA) di belakang, yang masing-masing berisi ligamentum teres hepatis (sisa vena
umbilicalis) dan ligamentum venosum Arantii (sisa duktus venosus). Lekukan di sisi
kanan diisi oleh vesica fellea di depan dan vena cava inferior di belakang. Porta
hepatis di tengah melintang merupakan lekukan dalam di antara lobi caudatus dan
quadratus, arahnya transveralis, dengan panjang kurang lebih 5 cm, dan merupakan
tempat masuk-keluar alat : vena porta hepatis, arteria hepatica propria/dextra et
sinistra, plexus nervosus hepatis, ductus hepaticus, dan saluran limfe.
Lobus kaudatus hepar dibatasi oleh porta hepatis di depan, fissure ligamenti venosi di
kiri dan vena cava inferior di kanan. Pada lobus kaudatus hepar terdapat tonjolan yang
memisahkan porta hepatis dengan vena cava inferior, disebut processus caudatus.
Lobus quadaratus di belakang atas dibatasi oleh porta hepatic, di kanan oleh vesica
fellea dan di kiri oleh fissure ligamenti teretis hepatis.
B. FISIOLOGI
Hati memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menghasilkan Empedu
Empedu terdiri dari Garam empedu (Na+, K+, asam empedu), Pigmen empedu yaitu
bilirubin dan biliverdin, keduanya merupakan pemecahan dari hemoglobin. Pigmen
empedu menyebabkan empedu berwarna kuning keemasan. Empedu memainkan
peranan penting dan pencernaan dan absorbsi lemak, hal tersebut karena adanya asam
empedu. Asam empedu membantu mengekulsikan partikel-partikel lemak yang besar
dalam makanan ke dalam bentuk partikel-partikel lemak dan membantu transpor dan
absorpsi produk akhir lemakyang dicerna menuju dan melalui membran mukosa
interstinal.
Empedu diskresikan dalam dua tahap oleh hati :
a. Bagian awal disekresikan oleh sel-sel hepatosit hati mengandung sejumlah besar
asam empedu, kolesterol, kemudian disekresikan ke dalam kanakuli biliaris kecil
yang letaknya diantara sel-sel hati di dalam lempeng hepatica.
b. Kemudian empedu mengalir ke perifer menuju septa inter lobularis tempat
kanakuli mengkosongkan empedu ke dalam duktus biliaris terminal dan mencapai
duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis, dari sini empedu langsung
dikosongkan ke dalam duodenum melalui duktus astikus ke dalam kantong kemih.
2. Metabolisme Tubuh
Karena dirangsang kerja suatu enzim, sel hati menghasilkan glikogen (yaitu zat
tepung hewani) dari konsentrasi glukosa yang diambil dari makanan hidrat karbon.
Zat ini disimpan sementara oleh sel hati dan diubah kembali menjadi glukosa oleh
kerja enzim bila diperlukan jaringan tubuh. Karena fungsi ini, hati membantu supaya
kadar gula yang normal dalam darah, yaitu 80 sampai 100 mg glukosa setiap 100 cc
darah, dapat dipertahankan. Akan tetapi, fungsi ini dikendalikan ekresi dari pankreas,
yaitu insulin. Hati juga bisa mngubah asam amino menjadi glukosa.
a. Metabolisme Karbohidrat
- Glikogenesis : pembentukan glukosa menjadi glikogen.
- Glikogenolisis : pembentukan glikogen menjadi glukosa.
- Glukoneogenesis : pembentukan glukosa bukan
dari karbohidrat, tetapi dari protein dan lemak.
b. Metabolisme Protein
Beberapa asama amino diubah menjadi glukosa. Asam amino yang sudah tidak
dibutuhkan menjadi urea dan asam urat yang dikeluarkan dari dalam sel hati ke
dalam darah dan disekresikan oleh ginjal.
c. Metabolime Lemak
Lemak diubah menjadi asama lemak dan gloserol selain itu asam lemak dibawa
menuju hati dalam darah porta dari usus dan diubah menjdi jenis partikel-partikel
yang dapat digunakan dalam proses metabolik.
3. Pembentukan Ureum
Hati menerima asam amino yang diabsorpsi darah. Di dalam hati terjadi deaminasi
oleh sel; artinya, nitrogen dipisahkan dari bagian asam amino, dan amonia diubah
menjadi ureum. Ureum dapat dikeluarkan dari darah oleh ginjal dan diekskresikan ke
dalam urine.
4. Kerja atas Lemak
Hati menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir menjadi hasil akhir asam karbonat
dan air. Garam empedu yang dihasilkan hati adalah penting untuk pencernaan dan
aborpsi lemak. Kekurangan garam empedu mengurangi absopsi lemak dan karena itu
dapat berjalan tanpa perubahan masuk feses seperti yang terjadi pada bebrapa
gangguan pencernaan pada anak-anak kecil, pada penyakit seliak, sariawan tropik,
dan gangguan tertentu pada pankreas.
5. Pertahanan Suhu Tubuh
Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ itu dan banyaknya
kegiatan metabolik yang berlangsung mengakibatkan darah yang mengalir melalui
organ itu naik suhunya.
6. Detoksifikasi
Hati memecah hormon steroid dan berbagai obat, hasil pemecahannya diskresikan
oleh ginjal. Beberapa obat tidur dan alkohol dapat dimusnahkan sama sekali oleh hati;
tetapi peracunan dengan dosis besar obat bius dapat merusak sel hati. Demikian pula
halnya dengan beberapa bahan kimia yang digunakan dalam industri, seperti
tetraklorida, mengakibatkan kerusakan, maka diadakan pengawasan ketat atas
pengaruh preparat kimia dan obat bius yang dijual di pasaran, mengingat akibatnya
atas hati.
7. Membentuk dan Menghancurkan Sel-sel Darah Merah
Hati membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa
kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang. Karena
hati merupakan suatu organ yang diperluas, sejumlah besar darah dapat disimpan
didalam pembuluh darah hati. Volume darah normal hati, meliputi yang didalam vena
hati dan yang didalam jaringan hati adalah 450mL, atau hamper 10% dari total
volume darah tubuh. Bila tekanan tinggi didalam atrium kanan menyebabkan tekanan
balik didalam hati, hati meluas dan oleh karena itu 0,5-1L cadangan darah kadang-
kadang disimpan didalam vena ahepatika dan sinus hepatica.
Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan organ venosa
yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan darah yang bermakna disaat
volume darah berlebihan dan mampu mensuplai darah ekstra disaat kekurangan
volume darah.
Sekresi Hati
Semua sel hepar secara kontinu membentuk sejumlah kecil sekresi yang dinamai empedu. Ini
disekresikan ke dalam kanalikus bilifer yang kecil, yang terletak diantara sel-sel hepar di
dalam lempengan dan kemudian empedu mengalir ke perifer menuju septa interlubuler di
tempat mana kanalikulus mengeluarkan isinya ke duktus biliaris terminanglis kemudian,
progressive terus ke duktus yang lebih besar dan akhirnya mencapai duktus hepatica dan
duktus koledokus, dari mana empedu dikosongkan langsung kearah duodenum atau dibagi
kearah kantung empedu.
2. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
Sirosis hati adalah penyakit kronis progresif yang di karakteristikkan oleh penyebaran
inflasi dan fibrosis pada hepar. (Engram, 1999). Sedangkan menurut Smetzler dan Bare 2002
sirosis hepatitis adalah penyakit hati kronis yang ditandai dengan adanya kerusakan arsitektur
hati yang disertai pembentukan jaringan ikat dan nodul sehingga merubah struktur dan fungsi