Top Banner
i Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas Antioksidan SKRIPSI Oleh : NADHIFATUL AINIYAH 135090201111044 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
86

Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak ...repository.ub.ac.id/155179/1/Nadhifatul Ainiyah.pdfGandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas Antioksidan SKRIPSI

Jan 29, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak

    Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas

    Antioksidan

    SKRIPSI

    Oleh :

    NADHIFATUL AINIYAH

    135090201111044

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • i

    Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak

    Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas

    Antioksidan

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains dalam bidang Kimia

    Oleh :

    NADHIFATUL AINIYAH

    135090201111044

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak

    Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas

    Antioksidan

    oleh:

    NADHIFATUL AINIYAH

    135090201111044

    Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji

    pada tanggal.....................

    dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains dalam bidang Kimia

    Pembimbing I

    Drs. Suratmo, M.Sc

    NIP. 196307061990021002

    Pembimbing II

    Dr. Edi Priyo Utomo, MS

    NIP. 195712271986031003

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Kimia

    Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

    Dr. Edi Priyo Utomo, MS

    NIP. 19571227 198603 1 003

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Nadhifatul Ainiyah

    NIM : 135090201111044

    Jurusan : Kimia

    Penulis skripsi berjudul:

    Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak

    Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uĵi Aktivitas

    Antioksidan

    Dengan ini menyatakan bahwa:

    1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama yang

    termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam skripsi ini.

    2. Apabila dikemudian hari ternyata skripsi yang saya tulis terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menaggung

    segala resiko yang akan saya terima.

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

    Malang,

    Yang menyatakan,

    (Nadhifatul Ainiyah)

    NIM. 135090201111044

  • iv

    Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama Minyak

    Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas

    Antioksidan

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nitrosalisil alkohol dari

    bahan dasar minyak gandapura yang mengandung metil salisilat.

    Reaksi sintesis nitrosalisil alkohol meliputi reaksi subtitusi

    elektrofilik ke dalam cincin aromatik metil salisilat. Ion nitronium

    (NO2+) di produksi dari asam nitrat dan menggunakan katalis asetat

    anhidrid. Reaksi nitrasi dilakukan pada berbagai variasi reagen asam

    nitrat. Produk yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan FT-IR

    dan KG-SM. Dilakukan reduksi gugus ester oleh hidrida pada

    produk nitrasi menggunakan reagen NaBH4 pada temperatur 60-650C

    selama 2 jam. Produk reduksi dilakukan uji aktivitas antioksidan

    menggunakan metode DPPH dan hitung nilai IC50 sebagai nilai

    besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas

    sebanyak 50%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai IC50 pada

    secara berturut-turut sebesar 34,925 ppm, 37,892 ppm and 29,829

    ppm.

    Kata Kunci : minyak gandapura, metil salisilat, nitrasi, reduksi,

    nitrosalisil alkohol, antioksidan, DPPH.

  • v

    Synthesis of Nitrosalicyl Alcohol from Methyl Salicylate of

    Wintergreen Oil by Nitration Reaction and Antioxidant Test

    with DPPH Method

    ABSTRACT

    The aim of this study is to synthesize nitrosalicyl alcohol from

    wintergreen oil which contain methyl salicylate. The reaction is

    based on electrophilic aromatic substitution to methyl salicylate.

    Nitronium ion (NO2+) was produced from nitrous acid (HNO3) which

    catalyzed by acetic anhidride (Ac2O). The nitration was carried out

    in various levels of nitric acid. The product which acquired then

    characterize using FT-IR and GC-MS. The product was reduced into

    esters by performed of hydride generation from NaBH4 at 60-650C

    for 2 hours. The reduction product was assayed the antioxidant

    activity use DPPH method and calculated the value of IC50 as a high

    concentration of test that can reduce free radical as much as 50%.

    Based on calculations provided IC50 34,925 ppm, 37,892 ppm and

    29,829 ppm.

    Keywords: wintergreen oil, methyl salicylate, nitration, reduction, ,

    nitrosalicyl alcohol, antioxidant, DPPH.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan

    hidayahnya sehingga penelitian serta penulisan tugas akhir yang

    berjudul “Sintesis Nitrosalisil Alkohol dari Komponen Utama

    Minyak Gandapura melalui Reaksi Nitrasi serta Uji Aktivitas

    Antioksidan” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan tugas akhir

    ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains dalam bidang Kimia di Fakultas MIPA Universitas

    Brawijaya.

    Penulisan tugas akhir ini dapat terlaksana dengan baik atas

    bantuan, bimbingan, dan saran dari semua pihak. Ungkapan terima

    kasih penulis sampaikan kepada:

    1. Drs. Suratmo. M.Sc selaku Pembimbing I atas segala bimbingan, pengarahan, perhatian dan kesabaran yang

    diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    2. Dr. Edi Priyo Utomo, MS. selaku pembimbing II serta Ketua Jurusan Kimia Universitas Brawijaya atas segala bimbingan,

    pengarahan, perhatian dan kesabaran yang diberikan dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    3. Dra. Sri Wardhani, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas segala bimbingan, pengarahan, perhatian dan

    kesabaran yang diberikan selama menempuh perkuliahan.

    4. Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

    5. Staf pengajar, dan semua karyawan Jurusan Kimia atas semua bantuan yang diberikan.

    6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar penulis, atas doa, motivasi, nasihat, dukungan moral maupun materiil

    yang diberikan kepada penulis.

    7. Seluruh teman-teman kimia dan rekan-rekan seperjuangan di Laboratorium Kimia Organik dan semua pihak yang telah

    membantu tersusunnya skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh

    dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran yang membangun

    sangat diharapkan. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat

    dan menambah wawasan bagi pembacanya.

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................i

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................ii

    HALAMAN PERNYATAAN .......................................................iii

    ABSTRAK ......................................................................................iv

    ABSTRACT ...................................................................................v

    KATA PENGANTAR ...................................................................vi

    DAFTAR ISI ..................................................................................vii

    DAFTAR TABEL ..........................................................................ix

    DAFTAR GAMBAR .....................................................................x

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................xii

    BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ....................................................... 2

    1.3 Batasan Masalah ............................................................ 2

    1.4 Tujuan Penelitian ........................................................... 3

    1.5 Manfaat Penelitian ......................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 4

    2.1 Minyak Gandapura ........................................................ 4

    2.2 Reaksi Nitrasi ................................................................ 4

    2.3 Reaksi Reduksi .............................................................. 5

    2.4 Spektroskopi FT-IR ....................................................... 6

    2.5 Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa ........................ 7

    2.6 Antioksidan ................................................................... 8

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................. 10

    3.1 Waktu dan tempat Penilitian ......................................... 10

    3.2 Bahan Penelitian ............................................................ 10

    3.3 Alat Penelitian ............................................................... 10

    3.4 Rancangan Penelitian ..................................................... 10

    3.5 Tahapan Penelitian ........................................................ 11

    3.6 Prosedur Kerja ............................................................... 11

    3.6.1 Identifikasi dan Karakterisasi Minyak

    Gandapura ........................................................... 11

    3.6.2 Reaksi Nitrasi Metil Salisilat dengan

    Campuran Asam Nitrat dan Asetat Anhidrid ...... 12

  • viii

    3.6.3 Identifikasi dan Karakterisasi Produk

    Reaksi Nitrasi................................................ 13

    3.6.4 Reaksi Reduksi Gugus Ester Senyawa

    Produk Nitrasi menggunakan Reagen NaBH4 .... 14

    3.6.5 Identifikasi Produk Reaksi Reduksi ................... 14

    3.6.6 Uji Aktivitas Antioksidan menggunakan

    Metode DPPH .................................................... 15

    3.6.7 Analisis Data........................................................ 16

    BAB IV PEMBAHASAN ............................................................. 18

    4.1 Identifikasi dan Karakterisasi Minyak Gandapura .. 18

    4.2 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil

    Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:2,5)................................................................ 22

    4.3 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil

    Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:5)................................................................... 27

    4.4 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil

    Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:7,5)............................................................... 31

    4.5 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi dengan Perbandingan Mol Nitrasi

    Metil Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:2,5)................................................................ 37

    4.6 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi dengan Perbandingan Mol Nitrasi

    Metil Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:5)................................................................... 41

    4.7 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi dengan Perbandingan Mol Nitrasi

    Metil Salisilat, Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat

    (1:2,5:7,5)................................................................ 44

    4.8 Uji Aktivitas Antioksidan pada Senyawa

    Produk Reduksi dengan Perbandingan

    Mol Nitrasi Metil Salisilat, Asetat Anhidrid

    dan Asam Nitrat (1:2,5:2,5) .................................... 48

  • ix

    4.9 Uji Aktivitas Antioksidan pada Senyawa

    Produk Reduksi dengan Perbandingan

    Mol Nitrasi Metil Salisilat, Asetat Anhidrid

    dan Asam Nitrat (1:2,5:5) ........................................ 50

    4.10 Uji Aktivitas Antioksidan pada Senyawa

    Produk Reduksi dengan Perbandingan

    Mol Nitrasi Metil Salisilat, Asetat Anhidrid

    dan Asam Nitrat (1:2,5:7,5) .................................... 51

    BAB V PENUTUP ....................................................................... 54

    5.1 Kesimpulan .............................................................. 54

    5.2 Saran ......................................................................... 54

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 55

    LAMPIRAN ................................................................................... 59

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Daerah Serapan Beberapa Gugus Fungsi................ 7

    Tabel 4.1 Data Sifat Fisik Minyak Gandapura....................... 18

    Tabel 4.2 Serapan Bilangan Gelombang Minyak Gandapura.. 19

    Tabel 4.3 Data Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Nitrasi..... 22

    Tabel 4.4 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi........................................................ 23

    Tabel 4.5 Data % Area dan Waktu Retensi Komponen

    Penyusun Senyawa Produk Reaksi Nitrasi............... 24

    Tabel 4.6 Data Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Nitrasi .... 27

    Tabel 4.7 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi .......................................................... 28

    Tabel 4.8 Data % Area dan Waktu Retensi Komponen

    Penyusun Senyawa Produk Reaksi Nitrasi .............. 29

    Tabel 4.9 Data Sifat Fisik Metil Nitrosalisilat........................ 32

    Tabel 4.10 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Nitrasi .......................................................... 33

    Tabel 4.11 Data Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Reduksi... 38

    Tabel 4.12 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi ........................................................ 39

    Tabel 4.13 Data Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Reduksi... 41

    Tabel 4.14 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi...................................................... 42

    Tabel 4.15 Serapan Bilangan Gelombang Senyawa Produk

    Reaksi Reduksi...................................................... 46

    Tabel 4.17 Data Pengukuran Uji Aktivitas Antioksidan

    Senyawa Produk Reduksi...................................... 48

    Tabel 4.18 Data Pengukuran Uji Aktivitas Antioksidan

    Senyawa Produk Reduksi...................................... 50

    Tabel 4.19 Data Pengukuran Uji Aktivitas Antioksidan

    Senyawa Produk Reduksi...................................... 51

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Metil Salisilat....................................... 4

    Gambar 2.2 Reaksi Nitrasi ...................................................... 5

    Gambar 2.3 Reaksi Reduksi Ester .......................................... 6

    Gambar 2.4 Senyawa 1,1-Difenil-Pikrilhidrazil (DPPH) ....... 8

    Gambar 4.1 Spektrum IR Minyak Gandapura ........................ 19

    Gambar 4.2 Kromatogram Senyawa Penyusun

    Minyak Gandapura .............................................. 20

    Gambar 4.3 Spektrum Massa Senyawa Penyusun

    Minyak Gandapura Pada Waktu Retensi

    13,648 Menit..................................................... 20

    Gambar 4.4 Pola Fragmentasi Senyawa Metil Salisilat......... 21

    Gambar 4.5 Struktur Senyawa Metil Salisilat ......................... 22

    Gambar 4.6 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Nitrasi.... 23

    Gambar 4.7 Kromatogram Senyawa Produk Reaksi Nitrasi... 24

    Gambar 4.8 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi Nitrasi

    dengan Waktu Retensi 19,296 Menit.................. 25

    Gambar 4.9 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi Nitrasi

    dengan Waktu Retensi 19,848 Menit.................. 25

    Gambar 4.10 Struktur Senyawa Metil Nitrosalisilat................. 26

    Gambar 4.11 Struktur Senyawa 2-Asetiloksi-5-Nitrobenzoat.. 26

    Gambar 4.12 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Nitrasi.... 28

    Gambar 4.13 Kromatogram Senyawa Produk Reaksi Nitrasi... 29

    Gambar 4.14 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Nitrasi dengan Waktu Retensi 19,292 Menit..... 30

    Gambar 4.15 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Nitrasi dengan Waktu Retensi 19,842 Menit..... 30

    Gambar 4.16 Struktur Senyawa Metil Nitrosalisilat.................. 31

    Gambar 4.17 Struktur Senyawa 2-Asetiloksi-5-Nitrobenzoat... 31

    Gambar 4.18 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Nitrasi..... 33

    Gambar 4.19 Kromatogram Senyawa Produk Reaksi Nitrasi... 34

    Gambar 4.20 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Nitrasi dengan Waktu Retensi 19,246 Menit..... 34

    Gambar 4.21 Struktur Senyawa Metil Nitrosalisilat.................. 35

    Gambar 4.22 Pola Fragmentasi Senyawa Metil Nitrosalisilat.. 36

    Gambar 4.23 Reaksi Pembentukan Ion Nitronium.................... 37

  • xii

    Gambar 4.24 Subtitusi Ion Nitronium ke dalam Cincin

    Benzena............................................................... 37

    Gambar 4.25 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Reduksi... 38

    Gambar 4.26 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Reduksi ............................................................... 40

    Gambar 4.27 Struktur Senyawa Nitrosalisil Alkohol............... 41

    Gambar 4.28 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Reduksi... 42

    Gambar 4.29 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Reduksi................................................................ 43

    Gambar 4.30 Struktur Senyawa Nitrosalisil Alkohol................ 44

    Gambar 4.31 Spektrum IR Senyawa Produk Reaksi Reduksi... 45

    Gambar 4.32 Spektrum Massa Senyawa Produk Reaksi

    Reduksi................................................................ 47

    Gambar 4.33 Struktur Senyawa Nitrosalisil Alkohol............... 48

    Gambar 4.34 Mekanisme reaksi reduksi metil nitrosalilat..... .. .48

    Gambar 4.35 Kurva Aktivitas Antioksidan Senyawa

    Nitrosalisil Alkohol........................................... 49

    Gambar 4.36 Kurva Aktivitas Antioksidan Senyawa

    Nitrosalisil Alkohol........................................... 50

    Gambar 4.37 Kurva Aktivitas Antioksidan Senyawa

    Nitrosalisil Alkohol........................................... 52

    Gambar 4.38 Reaksi Senyawa Nitrosalisil Alkohol

    Dengan Senyawa DPPH.................................... 53

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A Skema Kerja ............................................................ 59

    A.1 Diagram Alir Penelitian ...................................... 59

    A.2 Sintesis Nitrosalisil Alkohol............................ 60

    Lampiran B Perhitungan .............................................................. 61

    B.1 Perhitungan Volume Metil Salisilat dan

    Anhidrida Asetat dan Asam Nitrat

    pada Reaksi Nitrasi (1:2,5:2,5)...................... 61

    B.1.1 Volume Metil Salisilat ........................... 61

    B.1.2 Volume Anhidrida Asetat ....................... 61

    B.1.3 Volume Asam Nitrat .............................. 61

    B.2 Perhitungan Volume Metil Salisilat dan

    Anhidrida Asetat dan Asam Nitrat

    pada Reaksi Nitrasi (1:2,5:5).......................... 62

    B.2.1 Volume Metil Salisilat.......................... 62

    B.2.2 Volume Anhidrida Asetat....................... 62

    B.2.3 Volume Asam Nitrat.............................. 62

    B.3 Perhitungan Volume Metil Salisilat dan

    Anhidrida Asetat dan Asam Nitrat

    pada Reaksi Nitrasi (1:2,5:7,5).......................... 62

    B.3.1 Volume Metil Salisilat.......................... . 63

    B.3.2 Volume Anhidrida Asetat....................... 63

    B.3.3 Volume Asam Nitrat.............................. 63

    B.4 Perhitungan Yield Produk Reaksi Nitrasi.......... . 63

    B.4.1 Perhitungan Yield Reaksi Nitrasi

    dengan Perbandingan Mol 1:2,5:2,5....... 63

    B.4.2 Perhitungan Yield Reaksi Nitrasi

    dengan Perbandingan Mol 1:2,5:5.......... 64

    B.4.3 Perhitungan Yield Reaksi Nitrasi

    dengan Perbandingan Mol 1:2,5:7,5....... 64

    B.5 Perhitungan Massa Metil Nitrosalisilat dan

    NaBH4 pada Reaksi Reduksi.......... ..................... 65

    B.6 Perhitungan Yield Produk Reaksi Reduksi......... 65

    B.6.1 Perhitungan Yield Reaksi Reduksi

    (1:2,5:2,5)....... ........................................ 65

    B.6.2 Perhitungan Yield Reaksi Reduksi

    (1:2,5:5)....... ........................................... 65

  • xiv

    B.6.3 Perhitungan Yield Reaksi Reduksi

    (1:2,5:7,5)....... ....................................... 65

    B.7 Perhitungan Volume Nitrosalisil Alkohol

    untuk Uji Aktivitas Antioksidan......... ................ 66

    B.7.1 Larutan Induk ......... .............................. 66

    B.7.1 Volume Pengenceran ......... ................... 66

    B.8 Perhitungan IC50......... ........................................ 66

    B.8.1 Perhitungan IC50 (1:2,5:2,5)......... ......... 67

    B.8.2 Perhitungan IC50 (1:2,5:5)......... ............ 67

    B.8.2 Perhitungan IC50 (1:2,5:7,5)......... ......... 68

    Lampiran C Dokumentasi Penelitian

    C.1 Standart Minyak Gandapura .................................... 69

    C.2 Reaksi Nitrasi Minyak Gandapura dengan

    Campuran HNO3 dan Ac2O ..................................... 69

    C.3 Reaksi Reduksi Produk Nitrasi

    Menggunakan NaBH4............................................. 70

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hasil alam yang

    melimpah, salah satunya yakni minyak atsiri. Minyak atsiri adalah

    minyak volatil yang memberikan aroma khas dari suatu tanaman.

    Salah satu contoh dari minyak atsiri adalah minyak gandapura.

    Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman

    gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan [1]. Minyak

    atsiri dari minyak gandapura diketahui memiliki komponen utama

    berupa senyawa metil salisilat yang dapat mencapai lebih dari 96%

    [2]. Gandapura merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup

    potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang

    banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan

    kosmetik [3].

    Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang

    dikenal juga dengan nama asam 2-hidroksi-benzoat [4]. Senyawa

    metil salisilat dapat diubah menjadi senyawa lain melalui reaksi

    reduksi, hidrolisis, metilasi, esterifikasi dan asetilasi. Pengembangan

    hasil sintesis dari senyawa metil salisilat selama ini masih dinilai

    kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar

    senyawa hasil sintesis dari metil salisilat dapat dimanfaatkan secara

    maksimal.

    Penelitian tentang pengembangan senyawa antioksidan telah

    banyak dikembangkan baik terhadap bahan dari senyawa alam

    ataupun senyawa sintetik. Telah diketahui bahwa posisi tertentu

    gugus hidroksil pada cincin aromatik sangat menentukan aktivitas

    antioksidan [5]. Salah satu senyawa yang diketahui dapat digunakan

    sebagai antioksidan yakni senyawa 4-hidroksi-5-dimetilaminometil-

    3-metoksibenzil alkohol. Senyawa tersebut dapat diperoleh dari

    bahan dasar vanilin yang disintesis dari minyak cengkeh melalui

    reaksi mannich dengan diubahnya gugus aldehida pada cincin

    benzena menjadi gugus alkohol primer [6]. Senyawa turunan metil

    salisilat yakni seperti nitrosalisil alkohol memiliki gugus hidroksil

    pada cincin aromatik, sehingga dapat diperkirakan senyawa tersebut

    dapat digunakan sebagai antioksidan, selain itu masih belum terdapat

  • 2

    literatur yang mengatakan tentang pembuatannya dari bahan dasar

    metil salisilat melalui sintesis.

    Sintesis umumnya dilakukan untuk membuat senyawa-

    senyawa baru yang memiliki nilai guna dan manfaat yang lebih

    tinggi dari bahan dasar itu sendiri [7]. Senyawa nitrosalisil alkohol

    dapat disintesis dari bahan dasar metil salisilat dalam minyak

    gandapura dengan mengubahnya menjadi metil nitrosalisilat melalui

    reaksi nitrasi. Tahapan yang dapat digunakan pada proses sintesis

    senyawa nitrosalisil alkohol adalah nitrasi terhadap metil salisilat

    untuk mensubtitusikan gugus NO2 pada posisi meta terhadap gugus

    ester dengan menambahkan campuran asam nitrat pekat dan asetat

    anhidrida. Selanjutnya dilakukan proses reduksi gugus ester dan

    menggantikannya dengan gugus alkohol menggunakan bantuan

    reagen NaBH4.

    Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan sintesis

    senyawa nitrosalisil alkohol dari senyawa metil salisilat dalam

    minyak gandapura yang bertujuan untuk memaksimalkan daya

    gunanya dan mengetahui aktivitas antioksidan di dalamnya. Senyawa

    hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR, Kromatografi

    Gas-Spektrometri Massa (KG-SM) dan menganalisis sifat fisiknya

    serta dilakukan uji antioksidan menggunakan metode DPPH.

    1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dikemukakan

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Apakah nitrosalisilalkohol dapat disintesis dari senyawa metil salisilat dalam minyak gandapura?

    2. Apakah reaksi nitrasi dapat menggunakan campuran asam nitrat dengan asetat anhidrid?

    3. Apakah variasi mol asam nitrat berpengaruh pada produk nitrasi?

    4. Apakah nitrosalisil alkohol merupakan senyawa antioksidan?

    1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil dalam penelitian ini antara lain:

    1. Metil salisilat yang digunakan sebagai bahan dasar diperoleh dari minyak gandapura perdagangan yang dibeli di Yogyakarta.

  • 3

    2. Dilakukan reduksi terhadap gugus ester menggunakan reagen NaBH4.

    3. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH

    1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yakni:

    1. Mensintesis senyawa nitrosalisil alkohol dari bahan dasar metil salisilat dalam minyak gandapura

    2. Mengetahui reaksi nitrasi dari campuran asam nitrat dengan asetat anhidrid

    3. Mengetahui pengaruh variasi mol asam nitrat pada reaksi nitrasi 4. Mengetahui aktivitas antioksidan pada senyawa nitrosalisil

    alkohol

    1.5 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini yakni dapat memberikan informasi

    mengenai sintesis senyawa nitrosalisil alkohol dari senyawa metil

    salisilat yang terkandung dalam minyak gandapura agar dapat

    memaksimalkan daya guna dari minyak gandapura tersebut dan

    dapat mengetahui karakteristik dari senyawa nitrosalisil alkohol hasil

    dari sintesis serta potensinya sebagai antioksidan.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Minyak Gandapura Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman

    gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan. Tanaman

    gandapura tumbuh didaerah pegunungan di Jawa dan Sumatera

    namun belum dibudidayakan [1]. Tanaman gandapura merupakan

    jenis semak-semak yang ukurannya sekitar 10-15 cm, daunnya

    berwarna hijau berbentuk bulat telur. Tanaman ini banyak tumbuh

    ditanah yang bersifat asam dan memiliki aroma yang khas [8].

    Gandapura memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai kandidat

    terbaik natural aspirin, anti kanker, anti inflamasi dan

    cardiopulmonary [9]. Minyak atsiri dari minyak gandapura diketahui

    memiliki komponen utama berupa senyawa metil salisilat yang dapat

    mencapai lebih dari 96% [2].

    Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang

    berwarna kuning dengan bau menyengat seperti salep. Sifatnya tidak

    larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter [10]. Metil salisilat

    merupakan senyawa ester yang sering digunakan sebagai bahan baku

    pembuatan obat salep (lotion) yang dapat mengobati sakit otot. Metil

    salisilat sudah banyak dikembangkan menjadi senyawa lain,

    misalnya asam asetil salisilat (aspirin) [11]. Struktur dari metil

    salisilat dapat dilihat pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 struktur senyawa metil salisilat

    2.2 Reaksi Nitrasi Proses nitrasi adalah masuknya gugus nitro ke dalam zat-zat

    organik atau zat kimia lainnya. Proses nitrasi dibedakan menjadi 2

    macam yaitu pembuatan senyawa nitro dan pembuatan senyawa ester

    nitrat [12]. Dalam senyawa nitro, atom N langsung berikatan dengan

  • 5

    atom C, sedangkan dalam ester nitrat atom N berikatan dengan atom

    O. Ikatan gugus NO2 pada senyawa nitro dapat berupa [13]:

    1.-C-NO2 : disebut senyawa nitro

    contoh : parafin + HNO3 → Nitroparafin + H2O

    2.-O-NO2 : disebut senyawa nitrat

    contoh : gliserol + 3HNO3 → glseril trinitrat + 3H2O

    3.-N-NO2 : disebut senyawa nitriamin

    contoh : guanidine + HNO3 → nitroguanidine + H2O

    Berikut Gambar 2.2 merupakan reaksi masuknya gugus nitro

    ke dalam cincin benzena pada reaksi nitrasi metil salisilat

    menggunakan katalis Ac2O sehingga menghasilkan senyawa metil

    nitrosalisilat:

    Gambar 2.2 reaksi nitrasi

    2.3 Reaksi Reduksi Ester dapat direduksi dengan hidrogenasi katalitik

    menggunakan gas hydrogen, katalisator, panas dan tekanan atau

    reaksi menggunakan LiAlH4. Dengan mengubah asam karboksilat

    menjadi esternya terlebih dahulu dapat mempercepat proses reduksi

    dengan cara lebih sederhana dibandingkan jika reduksi di lakukan

    langsung terhadap asam karboksilat [14]. Namun tidak menutup

    kemungkinan jika reduksi ester dapat digunakan reagen NaBH4 tetapi

    membutuhkan waktu yang lebih lama dalam reaksinya. Ester dapat di

    reduksi melalui reaksi halogenasi katalitik yang sering disebut

    hidrogenolisis. Reduksi ester akan menghasilkan alkohol primer.

    Reaksi reduksi ester senyawa metil nitrosalisilat akan menghasilkan

    senyawa nitrosalisil alkohol seperti terdapat pada Gambar 2.3

    berikut:

  • 6

    Gambar 2.3 reaksi reduksi ester

    2.4 Spektroskopi FT-IR Metode spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) yaitu

    metode spektroskopi inframerah yang dilengkapi dengan

    transformasi fourier untuk analisis hasil spektrumnya. Metode

    spektroskopi yang digunakan adalah metode absorpsi, yaitu metode

    spektroskopi yang didasarkan atas perbedaan penyerapan radiasi

    inframerah. Absorbsi inframerah oleh suatu materi dapat terjadi jika

    dipenuhi dua syarat, yaitu kesesuaian antara frekuensi radiasi

    inframerah dengan frekuensi vibrasional molekul sampel dan

    perubahan momen dipol selama bervibrasi [15].

    Spektroskopi inframerah berguna untuk identifikasi senyawa

    organik karena spektrumnya yang sangat kompleks yang terdiri dari

    banyak puncak-puncak [16]. Berikut merupakan tabel daerah

    serapan gugus fungsi [17]:

  • 7

    Tabel 2.1 daerah serapan infra merah beberapa gugus fungsi

    Gugus fungsi Daerah

    frekuensi (cm1)

    Jenis vibrasi

    -CH=CH-

    C–H (alkana)

    C–H (alkena)

    C-H (aromatik)

    C-C (aromatik)

    C=O ( Ester)

    C=O (asam

    karboksilat)

    O-H (fenol)

    O-H (asam

    karboksilat)

    NO2 Aromatik

    1665-1620

    2970-2830

    3090-3070

    3100-3000

    1400,1500,1600

    1750-1700

    1310-1250

    1725-1700

    1240

    3650-3600

    3400-2400

    1540-1500

    1370-1330

    C=C stretch

    CH stretch dalam C sp3

    CH stretch dalam C sp2

    CH stretch

    C–C stretch pada

    cincin

    Aromatik C=O stretch

    Aromatik C-O strectch

    C=O stretch

    C-O strecth

    O-H stretch

    O-H stretch

    NO2 asymmetric

    Stretching

    NO2 symmetric

    Stretching

    2.5 Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa Proses pemisahan pada KG-SM terjadi di dalam kolom

    (kapiler) melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase

    diam adalah zat yang ada di dalam kolom, dan fase gerak adalah gas

    pembawa (helium atau hidrogen) dengan kemurnian tinggi. Proses

    pemisahan terjadi karena terdapat perbedaan kecepatan alir tiap

    molekul di dalam kolom. Perbedaan tersebut disebabkan oleh

  • 8

    perbedaan afinitas antar molekul dengan fase diam yang ada di

    dalam kolom [18].

    Prinsip analisis KG-SM yaitu sampel mengalir pada kolom

    yang terhubung dengan ruang ionisasi dimana gas pembawa, pelarut

    dan sampel akan terionisasi dan dipisahkan berdasarkan perbedaan

    massa dan rasio muatan (m/z). Setiap sampel yang terionisasi akan

    memiliki pola fragmentasi yang khas sehingga sampel dapat

    diidentifikasi [19].

    2.6 Antioksidan Antioksidan diketahui dapat digunakan untuk menstabilkan

    radikal bebas. Radikal bebas adalah senyawa aktif yang memiliki ion

    terluar tidak berpasangan, senyawa ini dapat menyebabkan

    kerusakan biomolekul dan dapat menyebabkan penyakit degeneratif

    [20]. Berbagai antioksidan telah banyak dikembangkan, baik

    atioksidan alami maupun sintetik. Antioksidan alami umumnya

    berupa senyawa-senyawa fenolik yang terdapat dalam berbagai

    tanaman [21].

    Antioksidan alami berasal dari tumbuhan yang sering di

    konsumsi dan telah diisolasi. Antioksidan dalam tumbuhan

    mengandung vitamin C, katekin, resveratrol, flavonoid, -karoten, vitamin E dan polifenol [22].

    Uji aktivitas antioksidan dapat dilakukan secara in-vitro yakni

    salah satunya menggunakan metode DPPH. DPPH merupakan

    radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan

    untuk menilai aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak

    bahan alam. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer

    elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan karakter

    radikal bebas dari DPPH [23]. Berikut merupakan struktur dari

    senyawa DPPH dapat dilihat pada Gambar 2.4:

    Gambar 2.4 senyawa 1,1-difenil-pikrilhidrazil (DPPH)

  • 9

    Prinsip dari metode uji aktivitas antioksidan ini adalah

    pengukuran aktivitas antioksidan secara kuantitatif yaitu dengan

    melakukan pengukuran penangkapan radikal DPPH oleh suatu

    senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan dengan

    menggunakan spektrofotometri UV-Vis sehingga dengan demikian

    akan diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang

    dinyatakan dengan nilai IC50 (inhibitory Concentration). Nilai IC50

    didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat

    meredam radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50

    maka aktivitas peredaman radikal bebas semakin tinggi [24]. Prinsip

    kerja dari pengukuran ini adalah adanya radikal bebas stabil yaitu

    DPPH yang dicampurkan dengan senyawa antioksidan yang

    memiliki kemampuan mendonorkan hidrogen, sehingga radikal

    bebas dapat diredam [25]

  • 10

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik

    Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya. Pelaksanaan

    penelitian selama empat bulan dimulai dari bulan September 2016

    hingga Desember 2016. Analisis hasil reaksi nitrasi menggunakan

    FT-IR dan KG-SM sedangkan analisis hasil reaksi reduksi dengan

    FT-IR dan MS dilakukan di Laboratorium Instrumen Jurusan Kimia

    Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium Instrumen Politeknik

    Negeri Malang.

    3.2 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yakni

    minyak gandapura yang berasal dari minyak perdagangan di

    Yogyakarta, HNO3 pekat, asetat anhidrid, aquades, NaBH4,

    tetrahidrofuran, Na2SO4 anhidrid, 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH),

    metanol.

    3.3 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni

    seperangkat alat refluks 100 mL, seperangkat alat gelas, pengaduk

    magnet, hotplate, termometer, neraca analitik Ohaus Precision

    Advanced, corong tetes 100 mL, corong gelas, FT-IR 8400S, KG-SM

    Shimadzu, Melting Point Apparatus, SM.

    3.4 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dilakukan dengan metode

    Rancangan Acak Lengkap (RAL) yakni pada proses nitrasi minyak

    gandapura dengan variabel tetap yaitu jumlah minyak gandapura,

    reagen Ac2O dan reagen HNO3 dengan perbandingan mol berbeda

    yaitu (1:2,5:2,5) (1:2,5:5) dan (1:2,5:7,5). Reaksi dilakukan pada

    temperatur 50-650C dalam waktu 1 jam. Kemudian dilakukan proses

    reduksi menggunakan pereaksi NaBH4 selama 2 jam pada temperatur

    antara 60-650C. Produk reaksi reduksi dikarakterisasi menggunakan

    FT-IR dan SM. Selanjutnya uji aktivitas antioksidan menggunakan

    metode DPPH.

  • 11

    3.5 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan yakni sebagai berikut:

    1. Identifikasi minyak gandapura dengan cara menentukan sifat fisik yang meliputi warna, wujud, bau dan berat jenis serta

    karakterisasi menggunakan FT-IR dan KG-SM

    2. Reaksi nitrasi terhadap metil salisilat dari minyak gandapura menggunakan campuran asam nitrat dan asetat anhidrid

    3. Identifikasi produk nitrasi secara fisik dan karakterisasi menggunakan FT-IR serta KG-SM

    4. Reaksi reduksi gugus ester dari produk nitrasi menggunakan reagen NaBH4

    5. Identifikasi produk reduksi meliputi penentuan fisik yakni wujud, warna, bau dan karakterisasi menggunakan FT-IR serta

    SM

    6. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH 7. Analisis data

    3.6 Prosedur Kerja 3.6.1. Identifikasi dan Karakterisasi Minyak Gandapura a. Penentuan Sifat Fisik Minyak Gandapura

    Identifikasi minyak gandapura meliputi penentuan sifat fisik

    yaitu warna, wujud, dan bau serta identifikasi kandungan metil

    salisilat didalam minyak gandapura. Warna dan wujud diidentifikasi

    secara visual sedangkan untuk identifikasi bau dilakukan dengan uji

    organoleptis

    b. Penentuan Berat Jenis Minyak gandapura di tentukan berat jenisnya menggunakan

    piknometer kapasitas 25 mL pada temperatur ruang. Sebelumnya di

    timbang berat kosong dari piknometer sebagai m1, kemudian di

    masukkan minyak gandapura sebanyak 25 mL. Lalu di timbang

    sebagai m2. Massa minyak gandapura (m) = (m2 − m1) dan di

    tentukan berat jenisnya dalam satuan g/mL melalui persamaan [26]:

  • 12

    Keterangan : = berat jenis larutan m = massa larutan

    V = volume larutan

    c. Karakterisasi Minyak Gandapura menggunakan FT-IR Karakterisasi minyak gandapura menggunakan FT-IR 8400S

    tipe Michelson sistemoptik sinar tunggal dengan metode lempengan

    NaCl. 1 tetes minyak gandapura diteteskan pada lempengan NaCl.

    Kemudian lempengan NaCl yang mengandung sampel minyak

    gandapura diletakkan pada sampel holder diantara dua celah yang

    dilewati berkas sinar inframerah serta dibuat spektrum pada bilangan

    gelombang 4000-600 cm-1

    . Sumber sinar inframerah keramik

    globular, S/N 20000:1 dan medium sampel lempengan NaCl.

    d. Karakterisasi Minyak Gandapura menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (KG-SM)

    Karakterisasi minyak gandapura digunakan alat KG-SM

    dengan kondisi operasional yaitu tipe alat SHIMADZU QP210S,

    jenis kolom Rtx-wax(polietilen glikol), panjang kolom 30 m,

    temperatur kolom 100°C (5°C/menit), gas pembawa berupa gas

    Helium (10Kpa), injektor mode:split (1:8), temperatur detektor

    250°C. Identifikasi dilakukan dengan cara 0,3 µL sampel minyak

    gandapura diinjeksikan ke dalam alat KG-SM.

    3.6.2. Reaksi Nitrasi Metil Salisilat dengan Campuran Asam Nitrat dan Asetat Anhidrid

    Asetat anhidrid sebanyak 14,18 mL (0.15 mol) dimasukkan ke

    dalam labu leher tiga yang telah di lengkapi dengan termometer dan

    pengaduk magnet. Asam nitrat di masukkan kedalam corong penetes.

    Labu didinginkan dengan menggunakan baskom yang berisi es,

    kemudian ditambahkan asam nitrat sebanyak 13,42 mL (0,3 mol),

    penambahan dilakukan tetes demi tetes disertai dengan pengadukan.

    Suhu campuran dipertahankan kurang lebih 50C. Kemudian minyak

    gandapura dimasukkan kedalam labu leher tiga sebanyak 7,7 mL

    (0,06 mol) tetes demi tetes dengan pengadukan. Campuran

    dipanaskan pada temperatur 50-65 0C selama 1 jam.

  • 13

    Hasil pemanasan kemudian dituangkan ke dalam gelas kimia

    yang direndam dalam air berisi pecahan es sambil diaduk. Endapan

    yang terbentuk disaring menggunakan corong gelas, dicuci dan

    dikeringkan. Pekerjaan di atas diulangi untuk reaksi nitrasi metil

    salisilat, asetat anhidrid dan asam nitrat dengan perbandingan mol

    (1:2,5:2,5) serta (1:2,5:7,5). Analisis reaksi dilakukan dengan

    menggunakan FT-IR dan KG-SM.

    3.6.3. Identifikasi dan Karakterisasi Produk Reaksi Nitrasi a. Penentuan Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Nitrasi

    Senyawa produk nitrasi yang diperoleh diidentifikasi secara

    visual melalui warna dan wujud serta dilakukan identifikasi bau

    melalui uji organoleptis. Selain itu dilakukan penentuan titik lebur

    yang dilakukan dengan cara memasukkan serbuk kedalam pipa

    kapiler sekitar 1 cm kemudian dimasukkan kedalam melting point

    apparatus digital. Melting point apparatus diset titik leburnya

    dibawah titik lebur serbuk produk sintesis yaitu untuk metil

    nitrosalisilat antara 127 - 130oC

    b. Karakterisasi Produk Reaksi Nitrasi menggunakan FT-IR Karakterisasi produk reaksi nitrasi dengan spektrofotometri

    inframerah digunakan pellet KBr. Pellet KBr dibuat dengan cara

    mencampurkan 0,5 gram serbuk produk nitrasi dan 0,07 gram KBr

    kemudian digerus dan dimasukkan kedalam pellet press dan

    dikompressi. Selanjutnya pellet KBr yang mengandung sampel

    produk sintesis diletakkan di antara dua celah yang dilewati berkas

    sinar inframerah dan dibuat spektrumnya pada rentang bilangan

    gelombang 4000-600 cm-1

    . Spesifikasi FT-IR antara lain tipe

    Michelson sistemoptik sinar tunggal, sumber inframerah keramik

    globular, S/N 20000:1 dan medium sampel pellet KBr.

    c. Karakterisasi Produk Reaksi Nitrasi menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa (KG-SM)

    Karakterisasi produk nitrasi digunakan alat KG-SM dengan

    kondisi operasional yaitu tipe alat SHIMADZU QP210S, jenis kolom

    Rtx-wax (polietilen glikol), panjang kolom 30 m, temperatur kolom

    100°C (5°C/menit), gas pembawa berupa gas Helium (10Kpa),

    injektor mode:split (1:8), temperatur detektor 250°C. Identifikasi

  • 14

    dilakukan dengan cara 0,3 µL sampel minyak gandapura diinjeksikan

    ke dalam alat KG-SM.

    3.6.4. Reaksi Reduksi Gugus Ester Senyawa Produk Reaksi Nitrasi menggunakan Reagen NaBH4

    0,01 mol (1,97 g) produk reaksi nitrasi dimasukkan ke dalam

    labu leher tiga. Tetrahidrofuran ditambahkan sebagai pelarut

    sebanyak 30 mL. pereaksi NaBH4 ditambahkan berlebih yaitu 0,05

    mol (1,89 g) lalu digoyang-goyang untuk mengganti pengadukan.

    Dilakukan pemanasan selama 2 jam. Setelah reaksi sempurna yaitu

    tidak terdapat gelembung gas, maka ditambahkan air tetes demi tetes

    sampai terbentuk endapan yang stabil. Endapan disaring dan filtrat

    dipisahkan. Filtrat dikeringkan dengan cara menambahkan Na2SO4

    anhidrat secukupnya. Pelarut diuapkan menggunakan evaporator,

    selanjutnya diidentifikasi.

    3.6.5. Identifikasi Produk Reaksi Reduksi a. Penentuan Sifat Fisik Senyawa Produk Reaksi Reduksi

    Senyawa produk reaksi reduksi yang diperoleh diidentifikasi

    secara visual melalui warna dan wujud serta dilakukan identifikasi

    bau melalui uji organoleptis. Selain itu dilakukan penentuan titik

    lebur yang dilakukan dengan cara memasukkan serbuk kedalam pipa

    kapiler sekitar 1 cm kemudian dimasukkan kedalam melting point

    apparatus digital.

    b. Karakterisasi Produk Reaksi Reduksi menggunakan FT-IR Karakterisasi produk reaksi reduksi dengan spektrofotometri

    inframerah digunakan pellet KBr. Pellet KBr dibuat dengan cara

    mencampurkan 0,5 gram padatan produk reduksi dan 0,07 gram KBr

    kemudian digerus dan dimasukkan kedalam pellet press dan

    dikompressi. Selanjutnya pellet KBr yang mengandung sampel

    produk sintesis diletakkan di antara dua celah yang dilewati berkas

    sinar inframerah dan dibuat spektrumnya pada rentang bilangan

    gelombang 4000-600 cm-1

    . Spesifikasi FT-IR antara lain tipe

    Michelson sistemoptik sinar tunggal, sumber inframerah keramik

    globular, S/N 20000:1 dan medium sampel pellet KBr.

  • 15

    c. Karakterisasi Produk Reaksi Reduksi menggunakan Spektrometri Massa (SM)

    Karakterisasi produk reaksi reduksi digunakan alat

    spektrometer massa dengan kondisi operasional yaitu tipe alat TSQ

    Quantum Acces Max (Triple Quadropole), mode esi = (x) M-1,

    Flow: Direct 5 /min. Vaporizer temperatur 50, capilary temperature 270

    0C.

    3.6.6. Uji Aktivitas Antioksidan menggunakan Metode DPPH Sebanyak 0,05 g produk reduksi dilarutkan menggunakan

    metanol dalam gelas kimia sambil diaduk. Larutan dipindahkan

    kedalam labu ukur 100 mL lalu ditambahkan metanol hingga tanda

    batas untuk memperoleh larutan induk dengan konsentrasi 500 ppm.

    Dikocok hingga homogen. Kemudian larutan induk 500 ppm dipipet

    sebanyak 3 mL, 2 mL dan 1 mL, masing-masing dimasukkan

    kedalam labu ukur 10 mL untuk mendapatkan larutan dengan

    konsentrasi 150 ppm, 100 ppm dan 50 ppm. Kemudian di tambahkan

    metanol hingga tanda batas.

    Masing–masing larutan dipipet sebanyak 2,5 mL ke dalam

    botol vial, kemudian ditambahkan sebanyak 1 mL larutan DPPH

    dengan konsentrasi 0,05 mM. Absorbansi DPPH di ukur dengan

    spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 515 nm,

    pada waktu selang 5 menit mulai 0 menit sampai 30 menit.

    Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan

    DPPH akibat adanya penambahan sampel.

    Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan

    produk reduksi di hitung sebagai persen inhibisi (% inhibisi) dengan

    rumus sebagai berikut:

    Keterangan:

    Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel

    Asampel = Absorbansi sampel

    Selanjutnya produk perhitungan dimasukkan kedalam

    persaman regresi dengan konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai (sumbu

    515 515

    515

  • 16

    X) dan nilai % inhibisi (antioksidan) sebagai (sumbu Y) . Nilai IC50

    dari perhitungan pada saat % inhibisi sebesar 50% y = ax2 + bx [27].

    3.6.7. Analisis Data Identifikasi sifat fisik dari minyak gandapura meliputi warna,

    wujud, bau dan berat jenis. Identifikasi sifat fisik ini dilakukan

    dengan tujuan membandingkan minyak gandapura yang akan di

    gunakan dengan standart minyak gandapura yang sudah ada dalam

    literatur. Karakterisasi minyak gandapura dilakukan menggunakan

    FT-IR dan KG-SM. Analisis menggunakan FT-IR dilakukan untuk

    mengetahui gugus fungsi yang ada pada minyak gandapura.

    Sedangkan analisis menggunakan KG-SM bertujuan untuk

    menunjukkan berapa % kandungan metil salisilat, massa ion

    molekul metil salisilat (m/z) dan base peak dari ion molekul metil

    salisilat yang ada pada minyak gandapura, hal ini dapat diketahui

    dari data yang didapat yakni berupa kromatogram dan data spektra

    massa.

    Identifikasi sifat fisik dari produk nitrasi meliputi wujud,

    warna, bau dan titik leleh. Identifikasi ini dilakukan untuk

    mengetahui hasil yang diperoleh telah sesuai dengan literatur.

    Identifikasi bau dilakukan dengan cara uji organoleptis. Identifikasi

    titik lebur dilakukan menggunakan melting point apparatus yang

    bertujuan untuk mengetahui titik lebur serta init dan final ketika

    serbuk melebur sehingga dapat dipastikan produk yang didapatkan

    sudah murni.

    Karakterisasi produk nitrasi dilakukan menggunakan FT-IR

    dan KG-SM. Karakterisasi menggunakan FT-IR dilakukan untuk

    mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam produk. Sedangkan

    karakterisasi KG-SM dilakukan untuk mengetahui pola fragmentasi

    molekul hasil reaksi, massa ion molekul dan kestabilan dari ion

    molekul yang terfragmentasi. Kedua informasi tersebut didapatkan

    dari kromatogram dan spektra massa hasil pengukuran dari produk

    nitrasi. Pada kromatogram berisi puncak-puncak area pada rentang

    waktu tertentu. Sedangkan pada spektra massa berupa grafik

    hubungan antara m/z dan % base peak.

    Karakterisasi produk reaksi reduksi dilakukan secara fisik

    yakni meliputi warna, wujud, bau serta berat jenis. Selain itu

    dilakukan juga karakterisasi menggunakan FT-IR yang digunakan

  • 17

    untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada produk reduksi serta

    dilakukan kerakterisasi SM untuk mengetahui berat molekul yang

    ada pada produk reduksi.

    Produk dari reduksi dilakukan uji aktifitas antioksidan

    menggunakan metode DPPH yakni dengan cara nilai serapan larutan

    DPPH sebelum dan sesudah penambahan produk reduksi di hitung

    sebagai persen inhibisi (% inhibisi). Selanjutnya hasil perhitungan di

    masukkan kedalam persaman regresi dengan konsentrasi ekstrak

    (ppm) sebagai (sumbu X) dan nilai % inhibisi (antioksidan) sebagai

    (sumbu Y) . Nilai IC50 dari perhitungan pada saat % inhibisi sebesar

    50% y = ax2 + bx.

  • 18

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Identifikasi dan Karakterisasi Minyak Gandapura Minyak gandapura yang digunakan pada penelitian ini yakni

    minyak gandapura perdagangan yang dibeli di Yogyakarta. Hasil

    identifikasi secara fisik minyak gandapura dibandingkan dengan

    minyak gandapura standart yang terdapat pada material safety data

    sheet (MSDS) seperti pada Tabel 4.1:

    Tabel 4.1 data sifat fisik minyak gandapura

    Parameter sifat

    fisik

    Minyak

    gandapura

    Standar wintergreen oil

    (MSDS)

    Wujud Cair Cair

    Warna Tidak berwarna Tidak berwarna sampai

    kekuningan

    Bau Tajam Tajam

    Berat jenis 1,18 g/mL 1,18 g/mL

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.1

    minyak gandapura yang digunakan pada penelitian ini mendekati

    standart minyak gandapura yang terdapat dalam MSDS [28].

    Kemudian untuk mendukung hasil dari identifikasi secara fisik

    dilakukan karakterisasi menggunakan FT-IR untuk mengetahui

    gugus fungsi metil salisilat yang terdapat dalam minyak gandapura.

    Hasil analisis menggunakan instrumen FT-IR untuk minyak

    gandapura ditunjukkan dalam gambar berikut:

  • 19

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    30

    37.5

    45

    52.5

    60

    67.5

    75

    82.5

    90

    %T

    3188

    .11

    3006

    .82

    2954

    .74

    1679

    .88

    1614

    .31

    1585

    .38

    1487

    .01

    1442

    .66

    1336

    .58

    1305

    .72

    1253

    .64

    1215

    .07

    1159

    .14

    1091

    .63

    1033

    .77 9

    64.3

    4

    848.

    62

    757.

    97 702.

    04

    563.

    18

    530.

    39

    439.

    74

    METIL SALISILAT

    Gambar 4.1: spektrum IR minyak gandapura

    Tabel 4.2: serapan bilangan gelombang minyak gandapura

    Puncak Bilangan

    Gelombang (cm-1

    ) Keterangan

    1 3188,11 vibrasi ulur =C-H sp

    2

    (cincin aromatis)

    2 1679,88 vibrasi ulur C=O (ester)

    3 1614,31 C=C aromatis

    4 1336,58 vibrasi ulur C-O (ester)

    5 1215,07 O−H (fenol)

    6 757,97 C−H (cincin aromatis)

    Berdasarkan data bilangan gelombang pada Tabel 4.2 dan

    spektrum FT-IR pada Gambar 4.1 menunjukkan serapan vibrasi

    pada daerah 3188,11 cm-1

    yaitu vibrasi ulur =C-H sp2 (cincin

    aromatis) yang didukung dengan adanya serapan pada 757,97 cm-1

    yaitu vibrasi tekukan =C-H. Kemudian muncul serapan pada

    bilangan gelombang 1679,88 cm-1

    C=O ester. Gugus fungsi lain yang

    mendukung yaitu munculnya serapan pada bilangan gelombang

    1336,58 cm-1

    yaitu vibrasi ulur C-O ester, selanjutnya muncul

    serapan pada daerah bilangan gelombang 1614,31 cm-1

    yaitu vibrasi

    ulur C=C cincin aromatis. Serapan pada daerah bilangan gelombang

  • 20

    1215,07 cm-1

    yaitu vibrasi ulur C-O alkohol. Gugus-gugus yang

    terdeteksi dalam spektrum IR merupakan gugus-gugus yang ada pada

    senyawa metil salisilat sehingga dapat diperkirakan bahwa dalam

    produk nitrasi tersebut terdapat senyawa metil salisilat.

    Selain itu dilakukan karekterisasi menggunakan KG-SM untuk

    lebih memastikan kandungan metil salisilat dalam minyak

    gandapura. Berikut merupakan kromatogram dan spektra massa metil

    salisilat dari minyak gandapura dapat dilihat pada gambar:

    Gambar 4.2: kromatogram senyawa penyusun minyak gandapura

    Berdasarkan kromatogram seperti pada Gambar 4.2

    menunjukkan adanya satu puncak serapan dengan waktu retensi

    13,648 menit dan luas puncak 100%. Hal ini menunjukkan hanya

    terdapat satu senyawa yang menyusun minyak gandapura dan murni

    dari metil salisilat serta didukung dengan hasil spektra massa yang

    menunjukkan m/z atau massa per muatan molekul metil salisilat

    yakni 152. Spektrum massa dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 4.3: spektrum massa senyawa penyusun minyak gandapura

    pada waktu retensi 13,648 menit

    Berdasarkan spektrum massa pada Gambar 4.3 yang

    mempunyai nilai m/z 152, 120, 92 dengan berat molekul 152. Pola

    fragmentasinya yakni pada puncak dengan m/z = 120 akibat

    hilangnya ion radikal CH3OH (M-32) dan diikuti puncak lepasnya

    ion radikal CO karbonil (M-28) pada puncak 92. Pola fragmentasi

    dari senyawa metil salisilat dapat dilihat pada Gambar 4.4:

  • 21

    Gambar 4.4 pola fragmentasi senyawa metil salisilat

    Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi yang telah

    dilakukan baik secara fisik maupun menggunakan FT-IR dan KG-

    SM, gugus-gugus fungsi yang terdeteksi dalam spektrum IR minyak

    gandapura merupakan gugus-gugus fungsi pada senyawa metil

    salisilat, selain itu didukung dengan data yang diperoleh dari

    kromatogram dan spektra massa yang menunjukkan hanya terdapat

    satu komponen senyawa yang menyusun minyak gandapura yakni

    senyawa metil salisilat dengan berat molekul 152, dari beberapa

    uraian tersebut maka dapat di mungkinkan bahwa senyawa yang

    terdapat dalam minyak gandapura yakni murni dari senyawa metil

    salisilat. Struktur dari metil salisilat dapat dilihat pada Gambar 4.5:

  • 22

    Gambar 4.5: struktur senyawa metil salisilat

    4.2 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil Salisilat, Asetat

    Anhidrid dan Asam Nitrat (1:2,5:2,5)

    Hasil identifikasi secara fisik senyawa produk nitrasi dengan

    perbandingan mol (1:2,5:2,5) dibandingkan dengan senyawa metil

    nitrosalisilat standar yang terdapat pada material safety data sheet

    (MSDS) seperti pada Tabel 4.3:

    Tabel 4.3: data sifat fisik senyawa produk reaksi nitrasi

    Parameter

    Sifat Fisik

    Senyawa

    Produk

    Reaksi Nitrasi

    Standar Metil

    Nitrosalisilat

    (MSDS)

    Massa

    Teoritis

    Massa

    yang

    Dihasilkan

    Wujud Serbuk Serbuk

    11,82 g 8,31 g Warna Kuning Kuning

    Bau Tajam Tajam

    Titik leleh 127,20C 127 − 132

    0C

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.3

    senyawa produk yang diperoleh dari reaksi nitrasi menggunakan

    metil salisilat : asetat anhidrid : asam nitrat dengan perbandingan

    mol 1:2,5:2,5 mendekati standart metil nitrosalisilat yang terdapat

    dalam MSDS [29]. Massa yang dihasilkan dari reaksi nitrasi dengan

    perbandingan mol (1:2,5:2,5) yakni sebesar 8,31 g, massa tersebut

    mendekati dengan massa teoritis pada senyawa metil nitrosalisilat

    dengan satu subtitusi gugus NO2 yakni 11,82 g. Berdasarkan data

    tersebut, maka dapat dimungkinkan bahwa hanya terdapat satu gugus

    NO2 yang tersubtitusi dalam senyawa produk reaksi nitrasi yang di

    perkirakan senyawa metil nitrosalisilat. Kemudian untuk mendukung

    hasil identifikasi secara fisik, dilakukan karakterisasi menggunakan

    FT-IR yang bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang ada

  • 23

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    0

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    %T

    30

    98

    .23 3

    02

    6.8

    7

    29

    61

    .29

    28

    57

    .14

    16

    82

    .57

    16

    22

    .79

    15

    86

    .14

    15

    24

    .42

    14

    76

    .21

    14

    45

    .35

    13

    41

    .20

    12

    98

    .77

    12

    60

    .19

    12

    04

    .26

    11

    36

    .76

    10

    75

    .04

    93

    4.2

    5

    90

    1.4

    6

    84

    5.5

    3

    79

    9.2

    4 74

    9.0

    9

    71

    0.5

    2

    63

    9.1

    6

    60

    2.5

    1

    56

    0.0

    8

    51

    9.5

    8

    Metil Nitro Salisilat 1_25_25

    dalam senyawa produk reaksi nitrasi. Hasil analisis menggunakan

    instrumen FT-IR untuk senyawa produk reaksi nitrasi ditunjukkan

    dalam gambar berikut:

    Gambar 4.6: spektrum IR senyawa produk reaksi nitrasi

    Tabel 4.4: serapan bilangan gelombang senyawa produk reaksi

    nitrasi

    Berdasarkan data bilangan gelombang pada Tabel 4.4 dan

    spektrum FT-IR produk nitrasi pada Gambar 4.6 jika dibandingkan

    dengan spektrum FT-IR senyawa metil salisilat diperoleh perbedaan.

    Puncak Bilangan

    Gelombang (cm-1

    ) Keterangan

    1 3098,23 Vibrasi ulur =C-H sp2

    2 1682,57 Vibrasi ulur C=O ester

    3 1622,79 Vibrasi ulur C=C aromatis

    4 1524,42 Serapan tajam gugus fungsi

    NO2

    5 1204,26 Vibrasi ulur C−O ester

    6 1075,04 O−H (fenol)

  • 24

    Perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa pada spektrum FT-IR

    senyawa produk nitrasi yakni metil nitrosalisilat muncul serapan

    tajam gugus fungsi NO2 pada bilangan gelombang 1524,42 cm-1

    .

    Vibrasi ulur gugus =C−H sp2 ditunjukkan pada serapan 3098,23 cm

    -

    1. Serapan 1682,57 cm

    -1 menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus

    C=O serta didukung adanya serapan C−O ester pada bilangan

    gelombang 1204,26 cm-1

    . Pada serapan 1622,79 cm-1

    terdapat vibrasi

    ulur dari gugus C=C aromatis. Serapan pada daerah bilangan

    gelombang 1075,04 cm-1

    yaitu gugus O−H fenol. Gugus-gugus yang

    terdeteksi dalam spektrum IR merupakan gugus-gugus yang ada pada

    senyawa metil nitrosalisilat sehingga dapat diperkirakan bahwa

    dalam produk nitrasi tersebut terdapat senyawa metil nitrosalisilat.

    Selain itu dilakukan karakterisasi menggunakan KG-SM untuk

    mengetahui komponen dan nilai m/z dari senyawa produk reaksi

    nitrasi yang menunjukan massa ion molekul. Berikut merupakan

    hasil analisis kromatogram dan spektra massa dari senyawa produk

    reaksi nitrasi dapat dilihat pada gambar:

    Gambar 4.7: kromatogram senyawa produk reaksi nitrasi

    Berdasarkan data kromatogram pada Gambar 4.7 dihasilkan 2

    puncak dengan % area dan waktu retensi seperti pada Tabel 4.5

    berikut:

    Tabel 4.5 data % area dan waktu retensi komponen penyusun

    senyawa produk reaksi nitrasi

    Puncak Waktu Retensi

    (menit)

    Area (%)

    1 19,296 88,33

    2 19,848 11,67

    Berdasarkan Gambar 4.7 dan Tabel 4.5 menunjukkan puncak

    pertama dengan waktu retensi 19,296 menit dan persen area 88,33%

    1

    2

  • 25

    yang diperkirakan puncak senyawa metil nitrosalisilat serta pada

    puncak kedua dengan waktu retensi 19,848 menit dan persen area

    11,67% yang diperkirakan puncak senyawa metil 2-asetiloksi 5-

    nitrobenzoat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyaknya volume

    HNO3 yang digunakan dalam proses nitrasi, jika HNO3 yang

    digunakan dalam reaksi relatif sedikit dibandingkan dengan volume

    Ac2O, maka dapat dimungkinkan kelebihan dari reagen Ac2O akan

    berinteraksi dengan gugus OH yang ada pada senyawa metil salisilat

    sehingga dapat terbentuk senyawa metil 2-asetiloksi-5-nitrobenzoat.

    Sedangkan untuk spektrum massa dari senyawa produk reaksi nitrasi

    dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 4.8: spektrum massa senyawa produk reaksi nitrasi dengan

    waktu retensi 19,296 menit

    Berdasarkan spektrum massa pada Gambar 4.8 yang

    mempunyai nilai m/z 197, 165, 149, 120, 91 dan 63 dengan berat

    molekul 197. Fragmentasi m/z = 166 akibat hilangnya ion radikal

    OCH3 (M-31), kemudian puncak dengan m/z = 165 akibat hilangnya

    ion radikal H (M-1) yang merupakan base peak dari senyawa

    tersebut. Selanjutnya diikuti hilangnya ion radikal O (M-16)

    sehingga terbentuk puncak m/z = 149, untuk puncak m/z = 120

    akibat hilangnya ion radikal NO2 (M-46), puncak dengan m/z =

    91yakni hilangnya ion radikal COH (M-29) lalu diikuti hilangnya ion

    radikal CO yang terbentuk puncak m/z = 63.

    Gambar 4.9: spektrum massa senyawa produk reaksi nitrasi dengan

    waktu retensi 19,848 menit

  • 26

    Sedangkan pada spektrum massa yang ditunjukkan oleh

    Gambar 4.9 mempunyai nilai m/z 197, 165, 149, 119, 91 dan 63

    dengan berat molekul 197. Fragmentasi m/z = 166 akibat hilangnya

    ion radikal OCH3 (M-31), kemudian puncak dengan m/z = 165

    akibat hilangnya ion radikal H (M-1) yang merupakan base peak dari

    senyawa tersebut. Selanjutnya diikuti hilangnya ion radikal O (M-16)

    sehingga terbentuk puncak m/z = 149, untuk puncak m/z = 120

    akibat hilangnya ion radikal NO2 (M-46) kemudian diikuti hilangnya

    ion radikal H (M-1) sehingga muncul puncak m/z = 119, puncak

    dengan m/z = 91yakni hilangnya ion radikal COH (M-29) lalu diikuti

    hilangnya ion radikal CO yang terbentuk puncak m/z = 63.

    Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi yang telah

    dilakukan baik secara fisik maupun menggunakan FT-IR dan KG-

    SM, senyawa produk nitrasi memiliki sifat fisik yang hampir sama

    dengan senyawa metil nitrosalisilat pada MSDS serta gugus-gugus

    fungsi yang terdeteksi dalam spektrum IR senyawa produk nitrasi

    merupakan gugus-gugus fungsi pada senyawa metil nitrosalisilat,

    selain itu didukung dengan data yang diperoleh dari kromatogram

    dan spektra massa yang menunjukkan terdapat dua komponen

    senyawa yang menyusun produk nitrasi yakni senyawa metil

    nitrosalisilat dengan berat molekul 152 dan senyawa 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat, dari beberapa uraian tersebut maka dapat di

    mungkinkan bahwa senyawa yang terdapat dalam produk nitrasi

    yakni senyawa metil nitrosalisilat dan senyawa 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat. Struktur dari metil nitrosalisilat dan 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11:

    Gambar 4.10: struktur senyawa metil nitrosalisilat

  • 27

    Gambar 4.11: struktur senyawa 2-asetiloksi-5-nitrobenzoat

    4.3 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil Salisilat, Asetat

    Anhidrid dan Asam Nitrat (1:2,5:5)

    Hasil identifikasi secara fisik senyawa produk nitrasi dengan

    perbandingan mol (1:2,5:5) dibandingkan dengan senyawa metil

    nitrosalisilat standar yang terdapat pada material safety data sheet

    (MSDS) seperti pada Tabel 4.6:

    Tabel 4.6: data sifat fisik senyawa produk reaksi nitrasi

    Parameter

    Sifat Fisik

    Senyawa

    Produk

    Reaksi Nitrasi

    Standar Metil

    Nitrosalisilat

    (MSDS)

    Massa

    Teoritis

    Massa

    yang

    Dihasilkan

    Wujud Serbuk Serbuk

    11.82 g 10,08 g Warna Kuning Kuning

    Bau Tajam Tajam

    Titik leleh 126,90C 127 − 132

    0C

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.6

    senyawa produk nitrasi yang diperkirakan senyawa metil

    nitrosalisilat mendekati standar senyawa metil nitrosalisilat yang

    terdapat dalam MSDS [27]. Massa yang dihasilkan dari reaksi nitrasi

    dengan perbandingan mol (1:2,5:5) yakni sebesar 10,08 g, massa

    tersebut mendekati dengan massa teoritis pada senyawa metil

    nitrosalisilat dengan satu subtitusi gugus NO2 yakni 11,82 g.

    Berdasarkan data tersebut, maka dapat dimungkinkan bahwa hanya

    terdapat satu gugus NO2 yang tersubtitusi dalam senyawa metil

    nitrosalisilat. Kemudian untuk mendukung hasil identifikasi secara

    fisik, dilakukan karakterisasi menggunakan FT-IR yang bertujuan

    untuk mengetahui gugus fungsi yang ada dalam senyawa produk

    reaksi nitrasi. Hasil analisis menggunakan instrumen FT-IR untuk

    senyawa produk nitrasi ditunjukkan dalam gambar berikut:

  • 28

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    0

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    %T

    3097

    .47

    2962

    .46

    2860

    .24

    1683

    .74

    1623

    .95

    1583

    .45

    1523

    .66

    1446

    .51

    1340

    .43

    1259

    .43

    1203

    .50

    1139

    .85

    1076

    .21

    933.

    48

    902.

    62

    844.

    76

    796.

    55

    746.

    40

    709.

    76

    638.

    39

    561.

    25

    518.

    82

    Metil Nitro Salisilat

    Gambar 4.12: spektrum IR senyawa produk reaksi nitrasi

    Tabel 4.7: serapan bilangan gelombang Senyawa produk reaksi

    nitrasi

    Puncak Bilangan

    Gelombang (cm-1

    ) Keterangan

    1 3097,47 Vibrasi ulur =C-H sp2

    2 1683,74 Vibrasi ulur C=O ester

    3 1623,95 C=C alkena

    4 1523,66 Serapan tajam gugus

    fungsi NO2

    5 1203,50 Vibrasi ulur C−O ester

    6 1076,21 O−H (fenol)

    Berdasarkan data bilangan gelombang pada Tabel 4.7 dan

    spektrum FT-IR produk nitrasi pada Gambar 4.12 jika dibandingkan

    dengan spektrum FT-IR senyawa metil salisilat diperoleh perbedaan.

    Perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa pada spektrum FT-IR

    senyawa produk nitrasi yakni metil nitrosalisilat muncul serapan

    tajam gugus fungsi NO2 pada bilangan gelombang 1523,66 cm-1

    .

    Vibrasi ulur gugus =C−H sp2 ditunjukkan pada serapan 3097,47 cm

    -

    1. Serapan 1683,74 cm

    -1 menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus

    C=O karbonil serta didukung adanya serapan C−O ester pada

  • 29

    bilangan gelombang 1203,50 cm-1

    . Pada serapan 1623,95 cm-1

    terdapat vibrasi ulur dari gugus C=C aromatis. Serapan pada daerah

    bilangan gelombang 1076,21 cm-1

    yaitu gugus O−H fenol. Gugus-

    gugus yang terdeteksi dalam spektrum IR merupakan gugus-gugus

    yang ada pada senyawa metil nitrosalisilat sehingga dapat

    diperkirakan bahwa dalam produk nitrasi tersebut terdapat senyawa

    metil nitrosalisilat.

    Selain itu dilakukan karakterisasi menggunakan KG-SM untuk

    mengetahui komponen dan nilai m/z dari senyawa produk reaksi

    nitrasi yang menunjukan massa ion molekul. Berikut merupakan

    hasil analisis kromatogram dan spektra massa dari senyawa produk

    reaksi nitrasi dapat dilihat pada gambar:

    Gambar 4.13: kromatogram senyawa produk reaksi nitrasi

    Berdasarkan data kromatogram pada Gambar 4.13 dihasilkan

    2 puncak dengan % area dan waktu retensi seperti pada Tabel 4.8

    berikut:

    Tabel 4.8 data % area dan waktu retensi komponen penyusun

    senyawa produk reaksi nitrasi

    Puncak Waktu Retensi

    (menit)

    Area (%)

    1 19,293 90,37

    2 19,675 9,63

    Berdasarkan Gambar 4.13 dan Tabel 4.8 menunjukkan

    puncak pertama dengan waktu retensi 19,263 menit dan persen area

    90,37% yang diperkirakan puncak senyawa metil nitrosalisilat serta

    pada puncak kedua dengan waktu retensi 19,675 menit dan persen

    area 9,63% yang diperkirakan puncak senyawa metil 2-asetiloksi 5-

    1

    2

  • 30

    nitrobenzoat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyaknya volume

    HNO3 yang digunakan dalam proses nitrasi, jika HNO3 yang

    digunakan dalam reaksi relatif sedikit dibandingkan dengan volume

    Ac2O, maka dapat dimungkinkan kelebihan dari reagen Ac2O akan

    berinteraksi dengan gugus OH yang ada pada senyawa metil salisilat

    sehingga dapat terbentuk senyawa metil 2-asetiloksi-5-nitrobenzoat.

    Gambar 4.14: Spektrum massa senyawa produk reaksi nitrasi

    dengan waktu retensi 19,292 menit

    Berdasarkan spektrum massa pada Gambar 4.14 yang

    mempunyai nilai m/z 197, 165, 149, 120, 91 dan 63 dengan berat

    molekul 197. Fragmentasi m/z = 166 akibat hilangnya ion radikal

    OCH3 (M-31), kemudian puncak dengan m/z = 165 akibat hilangnya

    ion radikal H (M-1) yang merupakan base peak dari senyawa

    tersebut. Selanjutnya diikuti hilangnya ion radikal O (M-16)

    sehingga terbentuk puncak m/z = 149, untuk puncak m/z = 120

    akibat hilangnya ion radikal NO2 (M-46), puncak dengan m/z =

    91yakni hilangnya ion radikal COH (M-29) lalu diikuti hilangnya ion

    radikal CO yang terbentuk puncak m/z = 63.

    Gambar 4.15: Spektrum massa senyawa produk reaksi nitrasi

    dengan waktu retensi 19,842 menit

    Sedangkan pada spektrum massa yang ditunjukkan oleh

    Gambar 4.15 mempunyai nilai m/z 197, 165, 149, 119, 91 dan 63

    dengan berat molekul 197. Fragmentasi m/z = 166 akibat hilangnya

    ion radikal OCH3 (M-31), kemudian puncak dengan m/z = 165

    akibat hilangnya ion radikal H (M-1) yang merupakan base peak dari

    senyawa tersebut. Selanjutnya diikuti hilangnya ion radikal O (M-16)

    sehingga terbentuk puncak m/z = 149, untuk puncak m/z = 120

  • 31

    akibat hilangnya ion radikal NO2 (M-46) kemudian diikuti hilangnya

    ion radikal H (M-1) sehingga muncul puncak m/z = 119, puncak

    dengan m/z = 91yakni hilangnya ion radikal COH (M-29) lalu diikuti

    hilangnya ion radikal CO yang terbentuk puncak m/z = 63.

    Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi yang telah

    dilakukan baik secara fisik maupun menggunakan FT-IR dan KG-

    SM, senyawa produk nitrasi memiliki sifat fisik yang hampir sama

    dengan senyawa metil nitrosalisilat pada MSDS serta gugus-gugus

    fungsi yang terdeteksi dalam spektrum IR senyawa produk nitrasi

    merupakan gugus-gugus fungsi pada senyawa metil nitrosalisilat,

    selain itu didukung dengan data yang diperoleh dari kromatogram

    dan spektra massa yang menunjukkan terdapat dua komponen

    senyawa yang menyusun produk nitrasi yakni senyawa metil

    nitrosalisilat dengan berat molekul 152 dan senyawa 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat, dari beberapa uraian tersebut maka dapat di

    mungkinkan bahwa senyawa yang terdapat dalam produk nitrasi

    yakni senyawa metil nitrosalisilat dan senyawa 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat. Struktur dari metil nitrosalisilat dan 2-asetiloksi-5-

    nitrobenzoat dapat dilihat pada Gambar 4.16 dan Gambar 4.17:

    Gambar 4.16: struktur senyawa metil nitrosalisilat

    Gambar 4.17: struktur senyawa 2-asetiloksi-5-nitrobenzoat

    4.4 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk Reaksi Nitrasi dengan Perbandingan Mol Metil Salisilat, Asetat

    Anhidrid dan Asam Nitrat (1:2,5:7,5)

    Hasil identifikasi secara fisik senyawa produk nitrasi dengan

    perbandingan mol (1:2,5:7,5) dibandingkan dengan senyawa metil

  • 32

    nitrosalisilat standar yang terdapat pada material safety data sheet

    (MSDS) seperti pada Tabel 4.9:

    Tabel 4.9: data sifat fisik metil nitrosalisilat

    Parameter

    Sifat Fisik

    Senyawa

    Produk

    Reaksi

    Nitrasi

    Standar Metil

    Nitrosalisilat

    (MSDS)

    Massa

    Teoritis

    Massa

    yang

    Dihasilkan

    Wujud Serbuk Serbuk

    11,82 g 8,58 g Warna Kuning Kuning

    Bau Tajam Tajam

    Titik leleh 126,70C 127 − 132

    0C

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.9

    senyawa produk nitrasi yang diperkirakan senyawa metil

    nitrosalisilat mendekati standart senyawa metil nitrosalisilat yang

    terdapat dalam MSDS [27]. Massa yang dihasilkan dari reaksi nitrasi

    dengan perbandingan mol (1:2,5:7,5) yakni sebesar 8,58 g, massa

    tersebut mendekati dengan massa teoritis pada senyawa metil

    nitrosalisilat dengan satu subtitusi gugus NO2 yakni 11,82 g.

    Berdasarkan data tersebut, maka dapat dimungkinkan bahwa hanya

    terdapat satu gugus NO2 yang tersubtitusi dalam senyawa metil

    nitrosalisilat. Kemudian untuk mendukung hasil identifikasi secara

    fisik, dilakukan karakterisasi menggunakan FT-IR yang bertujuan

    untuk mengetahui gugus fungsi yang ada dalam senyawa produk

    reaksi nitrasi. Hasil analisis menggunakan instrumen FT-IR untuk

    senyawa produk nitrasi ditunjukkan dalam gambar berikut:

  • 33

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    -15

    0

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    %T

    3098

    .23

    2963

    .22

    2859

    .07

    1684

    .50

    1624

    .71

    1582

    .28

    1524

    .42

    1445

    .35

    1341

    .20

    1260

    .19

    1204

    .26

    1140

    .61 1

    076.

    97

    934.

    25 845.

    53

    797.

    31

    747.

    16

    710.

    52

    639.

    16

    562.

    01

    521.

    51 436.

    64

    Metil nitro salisilat 1_25_75

    Gambar 4.18: spektrum IR senyawa produk reaksi nitrasi

    Tabel 4.10: serapan bilangan gelombang senyawa produk reaksi

    nitrasi

    Puncak Bilangan

    Gelombang (cm-1

    )

    Keterangan

    1 3098,23 Vibrasi ulur =C-H sp2

    2 1684,50 Vibrasi ulur C=O ester

    3 1624,71 C=C alkena

    4 1524,42 Serapan tajam gugus fungsi

    NO2

    5 1204,26 Vibrasi ulur C−O ester

    6 1076,97 O−H (fenol)

    Berdasarkan data bilangan gelombang pada Tabel 4.10 dan

    spektrum FT-IR produk nitrasi pada Gambar 4.18 bila dibandingkan

    dengan spektrum FT-IR senyawa metil salisilat diperoleh perbedaan.

    Perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa pada spektrum FT-IR

    senyawa produk nitrasi yakni metil nitrosalisilat muncul serapan

    tajam gugus fungsi NO2 pada bilangan gelombang 1524,42 cm-1

    .

    Vibrasi ulur gugus =C−H sp2 ditunjukkan pada serapan 3098,23 cm

    -

    1. Serapan 1684,50 cm

    -1 menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus

    C=O karbonil serta didukung adanya serapan C−O ester pada

    bilangan gelombang 1204,26 cm-1

    . Pada serapan 1624,42 cm-1

  • 34

    terdapat vibrasi ulur dari gugus C=C aromatis. Serapan pada daerah

    bilangan gelombang 1076,97 cm-1

    yaitu gugus O−H fenol. Gugus-

    gugus yang terdeteksi dalam spektrum IR merupakan gugus-gugus

    yang ada pada senyawa metil nitrosalisilat sehingga dapat

    diperkirakan bahwa dalam produk nitrasi tersebut terdapat senyawa

    metil nitrosalisilat.

    Selain itu dilakukan karakterisasi menggunakan KG-SM untuk

    mengetahui komponen dan nilai m/z dari senyawa produk reaksi

    nitrasi yang menunjukan massa ion molekul. Berikut merupakan

    hasil analisis kromatogram dan spektra massa dari senyawa produk

    reaksi nitrasi dapat dilihat pada gambar:

    Gambar 4.19: kromatogram senyawa produk reaksi nitrasi

    Berdasarkan kromatogram seperti pada Gambar 4.19

    menunjukkan adanya satu puncak serapan dengan waktu retensi

    19,246 menit dan luas puncak 100%. Hal ini menunjukkan hanya

    terdapat satu senyawa yang menyusun dan murni yang diduga

    senyawa metil nitrosalisilat serta didukung dengan hasil spektra

    massa yang menunjukkan m/z atau massa per muatan molekul metil

    nitrosalisilat yakni 197. Spektrum massa dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 4.20: spektrum massa senyawa produk reaksi nitrasi

    dengan waktu retensi 19,246 menit

    Berdasarkan spektrum massa pada Gambar 4.20 yang

    mempunyai nilai m/z 197, 165, 149, 120, 91 dan 63 dengan berat

  • 35

    molekul 197. Fragmentasi m/z = 166 akibat hilangnya ion radikal

    OCH3 (M-31), kemudian puncak dengan m/z = 165 akibat hilangnya

    ion radikal H (M-1) yang merupakan base peak dari senyawa

    tersebut. Selanjutnya diikuti hilangnya ion radikal O (M-16)

    sehingga terbentuk puncak m/z = 149, untuk puncak m/z = 120

    akibat hilangnya ion radikal NO2 (M-46), puncak dengan m/z =

    91yakni hilangnya ion radikal COH (M-29) lalu diikuti hilangnya ion

    radikal CO yang terbentuk puncak m/z = 63.

    Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi yang telah

    dilakukan baik secara fisik maupun menggunakan FT-IR dan KG-

    SM, senyawa produk nitrasi memiliki sifat fisik yang hampir sama

    dengan senyawa metil nitrosalisilat pada MSDS serta gugus-gugus

    fungsi yang terdeteksi dalam spektrum IR senyawa produk nitrasi

    merupakan gugus-gugus fungsi pada senyawa metil nitrosalisilat,

    selain itu didukung dengan data yang diperoleh dari kromatogram

    dan spektra massa yang menunjukkan terdapat satu komponen

    senyawa yang menyusun produk nitrasi yakni senyawa metil

    nitrosalisilat dengan berat molekul 152, dari beberapa uraian tersebut

    maka dapat di mungkinkan bahwa senyawa yang terdapat dalam

    produk nitrasi yakni murni dari senyawa metil nitrosalisilat. Struktur

    dari metil nitrosalisilat dapat dilihat pada Gambar 4.21:

    Gambar 4.21: struktur senyawa metil nitrosalisilat

    Pola fragmentasi dari senyawa metil nitrosalisilat dapat dilihat

    pada Gambar 4.22

  • 36

    Gambar 4.22 pola fragmentasi senyawa metil nitrosalisilat

    Berdasarkan pola fragmentasi dan hasil spektrum massa

    produk reaksi nitrasi pada berbagai variasi mol diperoleh nilai base

  • 37

    peak m/z = 165 yang diperkirakan letak NO2 pada posisi C-5. Pada

    posisi tersebut diperoleh struktur dari fragmentasi lebih stabil

    dibandingkan dengan letak NO2 pada posisi C-3 karena letak gugus

    NO2 pada posisi C-5 yang lebih jauh dengan gugus OH sehingga

    interaksi intermolekulernya lebih kecil.

    Mekanisme reaksi nitrasi dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 4.23 reaksi pembentukan ion nitronium

    Gambar 4.24 subtitusi ion nitronium kedalam cincin benzena

    4.5 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk Reaksi Reduksi dengan Perbandingan Mol Nitrasi Metil Salisilat,

    Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat (1:2,5:2,5)

    Hasil identifikasi secara fisik senyawa produk reaksi reduksi

    dengan perbandingan mol nitrasi (1:2,5:2,5) dapat dilihat pada Tabel

    4.11:

  • 38

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    0

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    %T

    3406

    .05 30

    93.6

    1

    2964

    .39

    1693

    .38

    1600

    .81

    1546

    .80

    1502

    .44

    1440

    .73

    1330

    .79

    1313

    .43

    1255

    .57

    1190

    .00

    1105

    .14

    1068

    .49

    929.

    63

    837.

    05

    748.

    33

    700.

    11

    640.

    32 520.

    74

    FILTRAT NSAP-1 _ 25

    Tabel 4.11: data sifat fisik senyawa produk reaksi reduksi

    Parameter

    Sifat Fisik

    Senyawa

    Produk Reaksi

    Reduksi

    Massa

    Teoritis

    Massa

    yang

    Dihasilkan

    Wujud Padatan

    1,69 g 0,42 g Warna Jingga

    Bau Sedikit berbau

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.11

    senyawa produk reaksi reduksi yang diperkirakan senyawa

    nitrosalisil alkohol diperoleh senyawa dengan wujud padatan

    berwarna jingga dan sedikit berbau. Sedangkan massa yang

    diperoleh yakni sebanyak 0,42 g , massa tersebut memiliki rentang

    yang cukup jauh jika dibandingkan dengan massa teoritis, hal ini

    dapat disebabkan oleh kurang lamanya waktu yang digunakan dalam

    proses reaksi reduksi. Kemudian untuk mendukung hasil identifikasi

    secara fisik, dilakukan karakterisasi menggunakan FT-IR yang

    bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang ada dalam senyawa

    produk reaksi reduksi. Hasil analisis menggunakan instrumen FT-IR

    untuk senyawa produk reduksi ditunjukkan dalam gambar berikut:

    Gambar 4.25: spektrum IR senyawa produk reaksi reduksi

  • 39

    Tabel 4.12: serapan bilangan gelombang senyawa produk reaksi

    reduksi

    Puncak Bilangan

    Gelombang (cm-1

    ) Keterangan

    1 3406,05 Vibrasi ulur O−H

    2 3093,61 Vibrasi ulur C−H sp2

    (cincin aromatik)

    3 2964,39 Vibrasi ulur C−H sp3

    4 1693,38 Vibrasi ulur C=O

    5 1600,81 C=C aromatik

    6 1546,80 Serapan tajam gugus fungsi

    NO2

    7 1502,44 Serapan tajam gugus fungsi

    NO2

    8 1330,79 Ikatan C−N

    9 1313,43 Ikatan C−N

    10 1255,57 Vibrasi ulur C−O ester

    11 1105,14 O−H fenol

    12 1068,49 O−H fenol

    Berdasarkan data bilangan gelombang pada Tabel 4.12 dan

    spektrum FT-IR produk reduksi pada Gambar 4.25 terdapat gugus

    O−H pada serapan 3406,05 cm-1

    , kemudian muncul serapan dari

    C−H sp2 (cincin aromatik) pada 3093,61 cm

    -1. Vibrasi ulur C−H sp

    3

    pada serapan 2964,39 cm-1

    . Vibrasi ulur gugus fungsi C=O karbonil

    ditunjukkan pada serapan 1693,38 cm-1

    . Serapan 1600,81 cm-1

    menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus C=C aromatik. Pada

    serapan 1546,80 cm-1

    dan 1502,44 cm-1

    menunjukkan adanya

    serapan tajam dari gugus fungsi NO2. Ikatan C−N ditunjukkan pada

    serapan 1330,79 cm-1

    dan 1313,43 cm-1

    . Vibrasi ulur gugus fungsi

    C−O ester pada serapan 1255,57 cm-1

    . Sedangkan pada serapan

    1105,14 cm-1

    dan 1068,49 cm-1

    yaitu gugus O−H fenol. Gugus-gugus

    yang terdeteksi dalam spektrum IR merupakan gugus-gugus yang

    ada pada senyawa nitrosalisil alkohol dan senyawa metil 5-

    nitrosalsilat sehingga dapat diperkirakan bahwa dalam produk

  • 40

    reduksi tersebut terdapat 2 senyawa penyusun yakni nitrosalisil

    alkohol dan metil nitrosalisilat.

    Selain itu dilakukan karakterisasi menggunakan SM untuk

    mengetahui berat molekul dari senyawa produk reaksi reduksi.

    Berikut merupakan hasil analisis spektra massa dari senyawa produk

    reaksi nitrasi dapat dilihat pada gambar:

    Gambar 4.26: spektrum massa senyawa produk reaksi reduksi

    Berdasarkan spektrum massa pada Gambar 4.26 terdapat

    serapan pada berat molekul 168,133 g/mol yang diperkirakan

    serapan dari senyawa nitrosalisil alkohol, namun berdasarkan

    perhitungan secara teoritis berat molekul untuk senyawa nitrosalisil

    alkohol sebesar 169 g/mol, hal ini dapat disebabkan adanya atom H

    pada fenol yang terlepas dan terjadi resonansi sehingga senyawa

    tersebut lebih stabil.

    Berdasarkan identifikasi dan karakterisasi yang telah

    dilakukan baik secara fisik maupun menggunakan FT-IR dan SM,

    senyawa produk reduksi memiliki sifat fisik berupa padatan

    berwarna jingga dan sedikit berbau, sedangkan gugus-gugus fungsi

    yang terdeteksi dalam spektrum IR senyawa produk reduksi

    merupakan gugus-gugus fungsi pada senyawa nitrosalisil alkohol dan

    metil nitrosalisilat, selain itu didukung dengan data yang diperoleh

    spektra massa yang menunjukkan adanya berat molekul dari senyawa

    nitrosalisil alkohol yakni 168,133 g/mol, dari beberapa uraian

    tersebut maka dapat di mungkinkan bahwa terdapat senyawa

  • 41

    nitrosalisil alkohol dalam produk reduksi. Struktur dari nitrosalisil

    alkohol dapat dilihat pada Gambar 4.27:

    Gambar 4.27: struktur senyawa nitrosalisil alkohol

    4.6 Identifikasi dan Karakterisasi Senyawa Produk Reaksi Reduksi dengan Perbandingan Mol Nitrasi Metil Salisilat,

    Asetat Anhidrid dan Asam Nitrat (1:2,5:5)

    Hasil identifikasi secara fisik senyawa produk reaksi reduksi

    dengan perbandingan mol nitrasi (1:2,5:5) dapat dilihat pada Tabel

    4.13:

    Tabel 4.13: data sifat fisik senyawa produk reaksi reduksi

    Parameter

    Sifat Fisik

    Senyawa

    Produk Reaksi

    Reduksi

    Massa

    Teoritis

    Massa

    yang

    Dihasilkan

    Wujud Padatan

    1,69 g 1,00 g Warna Jingga

    Bau Sedikit berbau

    Berdasarkan hasil identifikasi secara fisik pada Tabel 4.13

    senyawa produk reaksi reduksi yang diperkirakan senyawa

    nitrosalisil alkohol diperoleh senyawa dengan wujud padatan

    berwarna jingga dan sedikit berbau. Sedangkan massa yang

    diperoleh yakni sebanyak 1,00 g , massa tersebut memiliki rentang

    yang cukup jauh jika dibandingkan dengan massa teoritis, hal ini

    dapat disebabkan oleh kurang lamanya waktu yang digunakan dalam

    proses reaksi reduksi. Kemudian untuk mendukung hasil identifikasi

    secara fisik, dilakukan karakterisasi menggunakan FT-IR yang

    bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang ada dalam senyawa

  • 42

    500750100012501500175020002500300035004000

    1/cm

    0

    15

    30

    45

    60

    75

    90

    105

    %T

    3