Top Banner

of 27

SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

Mar 02, 2018

Download

Documents

Shinta Maharani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    1/27

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE

    GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 4 SEMARANG

    DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI

    SKRIPSI

    Disusun o!"#

    S"in$% M%"%&%ni

    K4''6*

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    +AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNI,ERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    -6

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    2/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Setiap individu memiliki karakterikstik yang berbeda-beda, sehingga proses

    penerimaan pengetahuan oleh siswa dmemperoleh pengetahuan juga berbeda-beda. Tugas

    guru adalah menyelenggarakan pembelajaran yang variatif supaya kedalaman dan keluasaan

    materi subjek yang dipilih untuk disajikan kepada siswa sehingga dapat dimiliki oleh semua

    siswa. Kegiatan pembelajaran yang variatif dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif

    dalam kegiatan belajar mengajar.

    Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menunjukkan tingkat berpikir kritis

    dan analitis siswa. Siswa yang berpikir kritis mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan

    memiliki argumentasi yang terkonstruki dan terorganisir sehingga mampu memecahkan

    masalah yang dihadapi dengan tepat (Splitter, !!"#. $asalah % masalah yang diberikan guru

    pada pembelajaran dapat mendorong keterampilan berpikir kritis siswa. &ermasalahan yang

    dihadapkan pada siswa memberikan pengalaman sehingga siswa akan terlatih untuk

    memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya di masa depan, selain itu siswa mampu

    untuk menolong orang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

    Kemampuan pemecahan masalah merupakan bentuk kemampuan siswa dalam

    mengimplementasikan pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam situasi yang belum pernah

    dijumpai. Setiap siswa dituntut untuk mampu secara mandiri menemukan masalah serta

    pengetahuan yang menyertainya sehingga siswa dapat siswa memperoleh pengetahuan yang

    bermakna. Output yang diharapkan nantinya siswa akan mampu menyelesaikan permasalahan

    yang beragam melalui strategi % strategi yang dapat siswa kembangkan dengan baik

    berdasarkan pengalaman nyata dari masalah-maasalah yang dihadapinya lebih dulu (Trianto,

    !!'#. Kemampuan pemecahan masalah yang dilatih akan meningkatkan kemampuan siswa

    dalam berpikir analitis untuk mengambil keputusan karena siswa mampu untuk

    mengidentifikas informasi, mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi,

    dan meninjau kembali hasil yang telah diperoleh (ertiavi, )anglang, * Khanafiyah, !+!#.

    ntuk itu dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah atau problem solvingdapat melatih dan

    mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Suyitno, !!#. Kegiatan belajar

    mengajar yang telah dilakukan oleh guru saat ini lebih banyak memberikan informasi, guru

    hanya memindahkan pengetahuan yang telah dimiliki guru ke siswa. uru mengajar dengan

    metode ceramah dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. al tersebut

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    3/27

    menunjukkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada

    siswa masih sangat minim.

    $ata pelajaran biologi memiliki karakteristik yang khas, yaitu berkaitan dengan

    proses yang terjadi pada makhluk hidup sehingga biologi memberikan berbagai pengalaman

    dalam memahami konsep dan keterampilan proses sains (/ustaman, !!0#. 1alam

    mempelajari biologi diperlukan prosedur-prosedur ilmiah untuk diterapkan sebagai dasar bagi

    siswa dalam menemukan konsep dan mengorganisir pengetahuan yang diperoleh melalui

    pembuktian hipotesis yang dibangun dari adanya masalah, sehingga dibutuhkan model,

    metode, strategi, dan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

    pembelajaran.

    Terdapat 2 alasan mendasar perlunya penerapan kurikulum !+2 di 3ndonesia menurut

    Kemendikbud (!+2# antara lain adalah dmeographic divinded atau bonus demografi,global

    competitiveness,dan pergeseran paradigma pembangunan.Demographic divinded merupakan

    perkiraan jumlah penduduk yang berusia !-" tahun dan "-+ yang masing-masing mencapai

    hampir 4 juta penduduk jika diproyeksikan 20-! tahun ke depan, saat 3ndonesia berada

    pada usia emas kemerdekaan (!0# akan memasuki usia produktif. Kedua adalah global

    competitiveness atau persaingan global, 3ndonesia tergolong negara dengan kualitas

    pendidikan yang rendah yakni prestasi siswa berada peringkat 2" berdasarkan T3$SS tahun

    !++ dan peringkat berdasarkan &3S5 tahun !+!. Selanjutnya adalah perubahan

    paradigma pembangunan saat ini dari pembangunan yang berbasis sumber daya alam

    mengarah pada pembangunan berbasis peradaban. &embangunan berbasis peradaban yaitu

    pembangunan yang menjadikan sumber manusia yang beradab menjadi modal pembangunan.

    &ada terlaksananya pembangunan hanya sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang

    dapat memenuhi kualifikasi sebagai pelaksanaan pembangunan, akibat persaingan sumber

    daya manusia secara global semakin terbuka lebar. Kualitas sumber daya manusia didasari

    dari pendidikan yang berjalan di lingkungannya. 1alam penerapan proses pembelajaran

    berbasis kurikulum !+2, guru dituntut untuk menggunakan pendekatan saintifik, guru hanya

    menjadi fasilitator dan motivator sedangkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran melalui

    proses mengamati, menanya, menalar pada proses inquiry/discovery, eksplorasi, dan

    elaborasi.

    &embelajaran biologi yang terlaksana di kelas 63 35 4 S$5 7egeri Semarang

    masih dilakukan secara konvensional dengan metode ceramah. 1alam metode ceramah guru

    menjadi pusat sumber belajar dan mendominasi kegiatan belajar mengajar. 8rekuensi

    kegiatan diskusi pemecahan masalah, praktikum, maupun penugasan sangat minim dilakukan

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    4/27

    dalam kegiatan belajar mengajar. asil observasi terhadap proses pembelajaran biologi

    menunjukkan bahwa hanya 4!9 siswa saja yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik,

    sekitar 2!9 siswa melakukan aktivitas lain seperti mengobrol, mengantuk, bermain gadget,

    mendengarkan musik melalui headset, menggambar, dsb. Sisanya menimpali guru dengan

    senda gurau. Sebanyak 09 siswa menyatakan pendapat atau pertanyaan, !9 siswa berani

    menyanggah pendapat teman, 09 siswa melaksanakan diskusi kelompok dan +!9 siswa

    menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Secara umum, aspek pengetahuan

    yang dimiliki oleh siswa kelas 63 3&5 4 S$5 7egeri Semarang cukup tinggi namun aspek

    sikap dan keterampilan siswa sangat kurang dilihat dari kinerja siswa saat proses

    pembelajaran sedang berlangsung terutama keterampilan siswa dalam pemecahan masalah.

    Selain melalui observasi, data diperoleh melalui wawancara dengan beberapa siswa.

    :erdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan siswa

    S$5 7egeri Semarang masih rendah.

    Kurangnya keterampilan siswa kelas 63 3&5 4 S$57 Semarang dalam pemecahan

    masalah disebabkan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang bersifat teacher center,

    guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan kurangnya kegiatan yang melibatkan siswa

    secara aktif. Supaya pembelajaran tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran

    diperlukan penerapan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif,

    menimbulkan interaksi antar siswa, guru dengan siswa, dan siswa dengan guru yang

    kondusif, efektif, dan efisien sehingga memunculkan suatu pengalaman belajar yang

    memberikan kesempatan pada siswa untuk berproses secara ilmiah hingga menemukan

    konsep secara mandiri. $odel pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa

    dalam memecahkan masalah pada pelajaran biologi adalah Cooperative learning tipegroup

    investigation.

    $etode Group investigationmemiliki tiga konsep utama $etode group investigation

    memiliki tiga konsep utama, yaitu; penelitian atau en

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    5/27

    heterogen. 8ase-fase penerapan metode roup 3nvestigation, yaitu; (+# Seleksi topik, para

    siswa memilih berbagai topik dari materi yang akan diinvestigasi> (# &erencanaan

    kooperatif, para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas

    dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih> (2#

    3mplementasi, para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan> (# 5nalisis dan

    sintesis, para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada

    fase (2# dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di

    depan kelas> (0# &resentasi hasil, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik

    dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan

    mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut> (4# ?valuasi, guru beserta

    siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas

    sebagai suatu keseluruhan. ?valuasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau

    kelompok, atau keduanya. $etode Group Investigationadalah metode pembelajaran yang

    melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

    mempelajarinya melalui investigasi. $etode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk

    memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses

    kelompok (group process skills#. &ara siswa memilih topik yang ingin dipelajari atau

    masalah yang ingin dipecahkan bersama, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai

    subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di

    depan kelas secara keseluruhan. &eran guru di dalam penerapan metode ini adalah

    memberikan permasalah yang relevan dengan materi subjek yang ingin disampaikan pada

    siswa (5rends, +""'#.

    :erdasarkan uraian diatas, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan

    pemecahan masalah siswa adalah melalui $odel Cooperative learning tipe Group

    investigation sebagai model yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar

    siswa. &enerapan model pembelajaran Cooperative learning diharapkan mampu

    mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir kritis dan analitis sehingga mampu untuk

    merespon masalah, memilah masalah, memecahkan masalah dengan strategi yang tepat,

    berargurmen, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran

    biologi. 5pabila minat dan motivasi siswa dapat meningkat tentu akan berpengaruh pada

    prestasi belajar siswa yang akan meningkat pula.

    :erdasarkan penelitian 7ur 5fifuddin (!!"# tentang perbedaan pengaruh

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan group investigation

    membuktikan bahwa adanya peningkatan prestasi siswa setelah diterapkannya model

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    6/27

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan group investigation. Secara umum hasil

    perbandingan pada penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif baik tipe

    Jigsaw maupun Group Investigation (3# lebih efektif atau lebih baik jika dibandingkan

    dengan model pembelajaran konvensional. al ini dapat terjadi karena pada model

    pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru sehingga dapat menambah

    kepercayaan kemampuan berpikir, menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar

    dari siswa lain. Selain itu model pembelajaran kooperatif juga dapat membantu

    memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. $odel

    pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (3# paling efektif atau paling baik

    dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe @igsaw dan konvensional (5fifuddin,

    !!"#.

    :erdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul;

    /P!n!&%0%n Mo1! P!23!%%&%n Cooperative Learning Ti0! Group Investigation (GI)

    Un$u5 M!nin5%$5%n K!2%20u%n P!2!7%"%n M%s%%" Sis8% K!%s Xi I0% 6 S2%

    N!!&i 4 S!2%&%n D%%2 M%$% P!%%&%n Biooi9

    B. RUMUSAN MASALAH

    :erdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok

    penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ;

    +. 5pakah penerapan model pembelajaran Cooperative earning Tipe Group

    Investigation (3# dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas

    63 3&5 4 S$5 7egeri Semarang dalam mata pelajaran biologiA

    C. TUJUAN PENELITIAN

    &enelitian ini bertujuan untuk ;

    +. $eningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas 63 3&5 4 S$5 7egeri

    Semarang dalam mata pelajaran biologi melalui &enerapan $odel &embelajaran

    Cooperative earning Tipe Group Investigation (3#

    D. MAN+AAT PENELITIAN

    asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain ;

    +. :agi 3nstitusi

    $emberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses

    pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam mata

    pelajaran biologi siswa kelas 63 3&5 4 S$5 7egeri Semarang

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    7/27

    . :agi uru

    a. $enambah wawasan tentang strategi pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan

    pembelajaran yang diharapkan.

    b. $emberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran :iologi khususnya terkait

    dengan kemampuan afektif siswa.

    2. :agi Siswa

    a. $eningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran :iologi.

    b. $emberikan suasana belajar yang lebih menyenangkan, kondusif, efektif, dan efisien

    sehingga materi pembelajaran dapat bermakna.

    . :agi &eneliti

    $enjadi rujukan untuk tindakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    8/27

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. K%i%n T!o&i

    +. Kemampuan pemecahan masalah

    Kemampuan pemecahan masalah dapat diartikan kecakapan menerapkan

    pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi yang belum dikenal. Kemampuan

    memecahkan masalah sangat dibutuhkan oleh siswa. Karena pada dasarnya siswa dituntut

    untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

    menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Konsekuensinya adalah siswa akanmampu menyelesaikan masalah-masalah serupa ataupun berbeda dengan baik karena siswa

    mendapat pengalaman konkret dari masalah yang terdahulu (Trianto, !!'#.

    Suyitno (!!# menyebutkan bahwa keterampilan intelektual yang tinggi yang

    termasuk didalamnya yaitu penalaran matematis dapat dilatih dan dikembangkan melalui

    pemecahan masalah atau problem solving. &ertanyaan disebut sebagai problem bagi siswa

    jika memenuhi syarat-syarat adalah siswa memiliki pengetahuan prasyara sebelum

    mengerjakannya, siswa belum mengetahui prosedur untuk memecahkan masalah, siswa

    memiliki kemauan untuk menyelesaikan masalah, siswa diperkirakan mampu menyelesaikan

    masalah

    $emecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar bagi manusia karena dalam

    menjalani kehidupan manusia pasti akan berhadapan dengan masalah. 5pabila suatu cara atau

    strategi gagal untuk menyelesaikan sebuah masalah maka hendaknya dicoba dengan cara

    yang lain untuk menyelesaikannya. Suatu pertanyaan merupakan masalah apabila seseorang

    tidak mempunyai aturan atau hukum tertentu yang dengan segera dapat digunakan untuk

    menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. $engajar siswa untuk menyelesaikan masalah

    memungkinkan siswa untuk menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan di dalam

    kehidupan. 1engan kata lain bila seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah siswa

    itu mampu mengambil keputusan sebab siswa itu menjadi mempunyai keterampilan tentang

    untuk mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa

    perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh (ertiavi et al., !+!#.

    . $odel pembelajaran Cooperative learning

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    9/27

    $enurut Slavin (+""4# belajar cooperative (cooperative learning# adalah suatu model

    pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

    kolaboratif yang anggotanya empat sampai enam orang, dengan struktur kelompok heterogen.

    Sunal * ans (dalam ariyanto, !!!; +=# mengatakan bahwa model cooperative learning

    yaitu suatu cara atau pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk

    memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses

    pembelajaran.

    Siswa dalam pembelajaran biologi dihadapkan pada pemecahan masalah yang didasari

    dengan konsep-konsep sehingga belajar atau diskusi kelompok sangat baik untuk

    dilaksanakan. $elalui belajar kelompok atau cooperative learning, siswa dapat bekerjasama

    dan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya selain itu belajar dengan teman sejawat bagi

    sebagian siswa lebih memudahkan dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran

    biologi. $enurut &arker, Cooperative earning adalah pembelajaran kelas dimana siswa-

    siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok kecil yang heterogen untuk mengerjakan

    tugas.(ariyanto, !!!#.

    :erdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa belajar dengan berkelompok

    memungkinkan siswa belajar secara efektif. Siswa yang merasa segan bertanya pada uru

    dapat bertanya kepada siswa lain yang lebih pandai sehingga pada kegiatan pembelajaran

    yang berlansung timbul saling ketergantungan positif. Tanggungjawab perseorangan dalam

    pembelajaran kooperatif sangat diperlukan setiap anggota kelompok untuk mencapai

    keberhasilan bersama. Komunikasi antar anggota memberikan dampak agar setiap anggota

    kelompok mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Siswa dalam pembelajaran

    kooperatif mempunyai tanggungjawab untuk tugasnya apabila dilakukan dengan menganut

    unsur-unsur tersebut dengan sempurna serta berpeluang mempunyai pengetahuan yang lain

    melalui kelompok yang berbeda.

    Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. ntuk mencapai

    hasil yang maksimal, ada 0 unsur yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu ; a#

    Saling ketergantungan positif, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kelompok kerja yang

    efektif> b# Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk

    melakukan yang terbaik> c# Tatap muka, kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota

    maupun kelompoknya. asil pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil

    pemikiran satu orang saja> d# Komunikasi antaranggota, keberhasilan suatu kelompok sangat

    tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan

    untuk mengutarakan pendapat mereka> e# ?valuasi proses kelompok, evaluasi proses

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    10/27

    kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru agar siswa selanjutnya bisa

    bekerjasama dengan lebih baik (@ohnson * @ohnson, +"""#. )ima unsur dalam pembelajaran

    kooperatif tersebut tidak dapat dipisahkan, karena antara satu unsur dengan yang lainnya

    saling berhubungan. Selain memiliki karakteristik tertentu metode kooperatif mempunyai

    kelebihan atau keunggulan di banding metode pembelajaran yang lain, diantaranya ;

    +. $eningkatkan kemampuan akademik siswa

    . $eningkatkan rasa percaya diri siswa

    2. $enumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian

    . $emperbaiki hubungan antar kelompok

    1isamping keunggulan yang dimiliki, metode pembelajaran kooperatif juga mempunyai

    kelemahan, antara lain ; a. $emerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya> b.

    :ila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk> c. :ila ada siswa yang malas

    atau ada yang ingin berkuasa maka dalam kelompok akan terjadi kesenjangan sehingga usaha

    kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan tidak berjalan

    sebagaimana mestinya. (Slavin, +""4#

    Kedudukan guru dalam pembelajaran cooperative bukanlah merupakan pusat

    pembelajaran, tetapi lebih sebagai fasilitator dan motifator. Kemampuan mengelola kelas

    sangat dibutuhkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Ketika siswa sedang

    belajar dan bekerja dalam kelompok, guru berkeliling diantara kelompok, memberikan pujian

    kepada kelompok yang sedang bekerja dengan baik dan ikut di dalam kelompok untuk

    mengamati bagaimana kelompok tersebut bekerja. :ila seorang siswa memiliki pertanyaan,

    teman sekelompoknya harus menjelaskan sebelum bertanya kepada guru. Sebagai fasilitator,

    guru selalu siap memberikan penjelasan jika dibutuhkan siswa. 5gar dapat terlaksana dengan

    baik siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan pertanyaan atau tugas-tugas yang

    direncanakan. Kepada siswa dianjurkan agar tidak mengakhiri belajarnya, sebelum mereka

    yakin bahwa setiap anggota kelompoknya sudah menyelesaikan seluruh tugas. Tiga konsep

    sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran cooperative, yaitu penghargaan kelompok,

    individu yang bertanggung jawab bagi kepentingan kelompok, dan kesempatan yang sama

    untuk berhasil.

    a. &enghargaan kelompok.

    &enghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang

    ditentukan.

    b. &ertanggung jawaban individu.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    11/27

    Keberhasilan kelompok tergantung pada pertanggung jawaban individu dari semua

    anggota kelompok. 5danya pertanggung jawaban secara individu, menjadikan setiap

    anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya.

    b. Kesempatan yang sama untuk berhasil.

    &embelajaran cooperative menggunakan model skoring yang mencakup nilai

    perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa yang terdahulu.

    1engan menggunakan model skoring ini baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi

    sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi

    kelompoknya (Slavin, +""4#.

    Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mengembangkan

    pemahaman dan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahanyang ditemui selama pembelajaran biologi adalah metode pembelajaran kooperatif Group

    Investigation.

    a. $etode pembelajaran Group Investigation (3#

    1asar-dasar tipe Group Investigation pertama kali dirancang oleh erbert Thelen,

    yang selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharan dan kawan-kawannya dari niversitas

    Tel 5viv. Tipe ini sering dipandang sebagai tipe yang paling kompleks dan paling sulit untuk

    dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif, karena metode investigasi kelompok

    merupakan perpaduan sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran

    dalam menganalisis dan mensintesis. 3nvestigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan

    dalam lingkungan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan

    dimensi afektif-sosial dalam pembelajaran kelas. Tipe 3 melibatkan siswa sejak

    perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

    investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

    berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skill# (Kunandar,

    !!'#. $etode group investigation memiliki tiga konsep utama, yaitu; penelitian atau en

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    12/27

    saling berinteraksi melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman

    melalui proses saling berargumentasi.

    $enurut Trianto (!!'# &ara guru yang menggunakan metode roup 3nvestigation

    umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 0 sampai 4 siswa

    dengan karakteristik yang heterogen. 8ase-fase penerapan metode Group Investigation, yaitu;

    (+# Seleksi topik, para siswa memilih berbagai topik dari materi yang akan diinvestigasi. dan

    fungsi guru hanya membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi kelompok,

    sehingga siswa di tuntut untuk aktif dalam memahami konsep dan juga mengembangkannya

    sendiri> (# &erencanaan kooperatif, para siswa bersama guru merencanakan berbagai

    prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan

    subtopik yang telah dipilih. &ada tahapan ini potensi siswa sangat digali karena pada tahapan

    ini adalah salah satu keberhasilan suatu kelompok untuk menjadi kelompok penyaji materi

    yang baik nantinya> (2# 3mplementasi, para siswa mencari informasi, menganalisis, berdiskusi

    dan mengolah ide-ide mereka kemudian menarik kesimpulan dari topik yang telah mereka

    investigasi, masing-masing anggota memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan data

    yang diperoleh pada saat melakukan investigasi> (# 5nalisis dan sintesis, para siswa

    menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada fase (2# dan

    merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas>

    (0# &resentasi hasil, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari

    berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan

    mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. &ada tahap ini terjadi diskusi

    dan evaluasi dimana tercipta suasana yang dinamis, karena pada tahap ini banyak

    bermunculan pertanyaan dari anggota kelompok lain dan kelompok yang melakukan

    presentasi berusaha menjawab pertanyaan sebaik mungkin> (4# ?valuasi, guru beserta siswa

    melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai

    suatu keseluruhan. ?valuasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau

    keduanya. uru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari topik yang telah

    dipelajari, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya miskomunikasiBmiskonsepsi

    antar kelompok.

    1ampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran investigasi kelompok

    (Suherman, +""#, dapat dilukiskan dalam ambar .+. berikut;

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    13/27

    1ampak instruksional

    1ampak pengiring

    ambar .+. 1ampak instruksional dan pengiring dari model pembelajaran 3

    &enggunaan model pembelajaran group investigation ini menyebabkan siswa lebih

    berperan aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung karena siswa diberikan

    kesempatan untuk berdiskusi bersama kelompoknya dan menemukan sendiri pengetahuan.

    $odel pembelajaran group investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang

    dilandasi pandangan konstruktivisme. &andangan konstruktivisme menuntut siswa

    membangun pengetahuannya sendiri (Trianto, !!'#. $enurut Kemal dkk (!!"# tipe group

    investigationmemberikan dampak positif terhadap pengalaman belajar siswa. Kelebihan dari

    pembelajaran group investigation ialah anak % anak bekerja sama dalam kelompok kecil

    untuk menginvestigasi dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan berbeda tentang topik yang

    sama, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi

    antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, selain itu siswa dilatih untuk

    memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi sehingga dapat memberikan motivasi

    dengan mendorong siswa dalam proses belajar mulai dari tahap awal hingga tahap akhir

    pembelajaran.

    B. K!&%n5% B!&0i5i&

    &embelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa

    lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. asil pembelajaran yang baik diperoleh dari

    kualitas proses pembelajaran yang baik pula. &rinsip student centered adalah siswa menjadi

    pusat kegiatan belajar yang diwujudkan dengan adanya aktivitas belajar, sedangkan guru

    hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran.

    &ermasalahan umum dalam proses belajar mengajar adalah kurangnya keterlibatan

    siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat menunjang keterampilan dan

    tingkat berpikir siswa. &roses kegiatan belajar mengajar yang banyak melibatkan siswa

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    14/27

    melatih siswa untuk berpikir, menggali informasi, membuat hipotesis, menalar, menganalisis,

    dan menyelesaikan masalah yang ditemuinya. asil observasi di kelas 63 35 4 S$5 7egeri

    Semarang menunjukkan guru maish mendominasi kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

    berkelompok maupun praktikum sangat minim dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

    1ari beberpa masalah yang ditemukan, kemampuan pemecahan masalah siswa merupakan

    masalah yang paling banyak ditemukan. &enggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan

    efektif merupakan faktor eksternal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan aktivitas

    belajar siswa. 5danya pembaharuan proses pembelajaran ini bertujuan untuk dapat

    meningkatkan keterlibatan dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

    &eningkatan kemampuan pemecahan masalah berhubungan dengan strategi

    pembelajaran yang digunakan. $odel pembelajaran yang dapat diterapkan untuk

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah $odel pembelajaran Cooperative

    learning tipe Group Investigation (3#. Strategi ini didasari dengan adanya penentuan topik-

    topik yang ingin diselidiki atau diinvestiasi tiap kelompok. Setiap anggota dari kelonpok

    menyumbangkan pikirannya untuk menginvestigasi masalah dari subtopik yang dipilih.

    &enerapan strategi ini untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah melalui aktivitas

    berdiskusi, mencari informasi, mengumpulkan data, menganalisis, memecahkan masalah dan

    mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

    :erdasarkan uraian di atas, bersama guru biologi kelas 63 5 4 S$5 7egeri

    Semarang dilaksanakan kolaborasi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kolaborasi

    diwujudkan dalam kerangka &enelitian Tindakan Kelas (&TK# dengan cara penerapan $odel

    pembelajaran cooperative learning tipe group investigation yang terangkum dalam

    pembelajaran biologi yang berlangsung. :entuk tindakan diupayakan pada tiap siklus dengan

    kegiatan yang bermakna. paya tersebut diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa

    dalam proses belajar mengajar. 5lur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan

    penelitian dapat dilihat pada ambar .

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    15/27

    &?7C?:5:

    Strategi pembelajaran yang digunakan masih

    lebih banyak berpusat pada guru

    $5S5)5

    Kurangnya kemampuan

    siswa dalam memecahkan

    masalah

    5K3:5T

    Siswa menjadi pasif, kurang terlatih dalam

    menyelesaikan masalah

    SD)S3

    &?7?/5&57 $D1?)

    COO$%&'(I)% %'&*I*G T3&?

    G&O+$ I*)%(IG'(IO*

    T5/?T

    Kemampuan pemecahan siswa

    meningkat

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    16/27

    C. Hi0o$!sis

    ipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

    +. Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

    . $odel pembelajaran Cooperative learning tipe Group Investigation

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran biologi

    kelas 63 35 4 S$5 7egeri Semarang.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    17/27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. T!20%$ 1%n W%5$u

    . T!20%$ P!n!i$i%n

    &enelitian ini dilakukan di S$5 7egeri Semarang, pada siswa kelas 63 3&5 4

    tahun ajaran !+B!+2. S$5 7egeri Semarang beralamat di @l. Karangrejo /aya,

    :anyumanik, Semarang. S$5 7egeri Semarang merupakan salah satu sekolah di

    Kota Semarang yang sudah berakreditasi 5. S$5 7egeri Semarang memiliki ++

    kelas yang terdiri dari = kelas 3&5 dan 2 kelas 3&S. &emilihan kelas 63 3&5 4 didasari

    pada hasil rata-rata nilai dari keseluruhan kelas 63 3&5 di S$5 7egeri Semarang.

    Kelas 63 3&5 4 merupakan salah satu kelas 63 3&5 yang nilai rata-rata kelasnya

    terendah.

    -. W%5$u P!n!i$i%n

    &enelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran !++B!+.

    &elaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai

    berikut;

    a. Tahap persiapan, dilaksanakan pada bulan $aret tahun !++ sampai bulan

    @uni tahun !++ meliputi penyusunan proposal, perijinan penelitian, survei

    sekolah dan konsultasi instrumen penelitian.

    b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan pada bulan 5gustus % 7ovember tahun !++

    meliputi semua kegiatan yang dilakukan di lapangan yaitu pengumpulan data

    dan analisis data.c. Tahap penyusunan laporan, dilaksanakan pada bulan 7ovember-selesai

    meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

    B. Po0u%si 1%n S%20!

    . Po0u%si P!n!i$i%n

    &opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 63 S$5 7egeri

    Semarang tahun ajaran !++B!+

    -. S%20! P!n!i$i%n

    Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 63 3&5 4 S$5 7 Semarang

    tahun pelajaran !++B!+ sebanyak 24 siswa yang terdiri dari ! siswa

    perempuan dan +4 siswa laki-laki. )atar belakang siswa terdiri dari "09

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    18/27

    merupakan suku jawa, 29 merupakan suku sunda, dan 9 sisanya merupakan

    suku batak. Sebanyak 09 orang tua siswa merupakan &7S, !9 orang tua siswa

    merupakan pegawai swasta, +!9 orang tua siswa merupakan tentara dan polisi,

    +09 orangtua siswa merupakan wirausaha dan +!9 orang tua siswa merupakan

    buruh. 1ari 24 siswa, !9 menanbah jam belajar di lembaga bimbingan belajar,

    009 tidak menambah jam bekajar di lembaga bimbingan belajar, dan 09 sisanya

    mengikuti sekolah informal atau kursus bahasa dan musik di lembaga kursus

    bahasa dan musik. Ealaupun tergolong kelas dengan rata-rata nilai kelas yang

    rendah dibandingkan dengan kelas 63 3&5 lainnya , namun secara akademik siswa

    kelas 63 3&5 4 terbilang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk dapat

    meningkatkan nilai rata-rata kelas.

    C. D%$% 1%n Su23!& D%$%

    1ata penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses

    pembelajaran didalam kelas. Caitu, keterselenggaranya sintaks pada model dan

    ketercapaian kemampuan pemecahan masalah siswa yang diharapkan

    a. 1efinisi operational variabel bebas (3mplementasi &embelajaran kooperatif#

    ,%&i%3! B!3%s D!:inisi O0!&%sion% H%si u5u&;

    K%$!o&i

    S5%%

    $odel &embelajaran

    Cooperative

    learning tipe Group

    Investigation

    Sintaks kooperatif learning;

    -" Selesksi topik"

    . &erencanaan kooperatif.

    2. 3mplementasi.

    . 5nalisis dan sintesis

    0. &resentasi"

    4. ?valuasi.

    Tidak terlaksana %

    terlaksana

    7ominal

    Karakteristik Cooperative

    learning tipe GroupInvestigation;

    +. Siswa belajar aktif dan

    pembelajaran bersifat

    student centered"

    . Siswa melakukan

    pemecahan masalah

    dalam kelompok-

    kelompok kecil.

    Tidak 5ktif % cukup

    aktif %aktif.

    Tidak $elakukan %

    melakukan.

    Drdinal

    7ominal

    3nterval

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    19/27

    2. Siswa belajar dengan

    menghadapi masalah %

    masalah untuk

    mengembangkan

    keterampilan berpikir.

    . Siswa memperoleh

    informasi - informasi

    baru secara mandiri atau

    kelompok.

    0. 5danya penghargaan

    kelompok yang telah

    mencapai skor di atas

    kriteria yang sudah

    ditentukan

    4. Keberhasilan kelompok

    tergantung pada

    pertanggungjawaban

    masing-masing individu

    '. Ketrampilan proses

    berkelompok

    Tidak :erkembang %

    sedang bekembang %

    berkembang.

    Tidak $emperoleh %

    memperoleh.

    Tidak ada kompetisi-

    ada kompetisi

    Tidak bertanggung

    jawab-bertanggung

    jawab

    (masing-masing

    individu#

    Tidak berinteraksi-

    ada interaksi

    7ominal

    b. 1efinisi operational variabel terikat

    Kemampuan pemecahan masalah siswa;

    ,%&i%3! T!&i5%$ D!:inisi O0!&%sion% H%si u5u&;K%$!o&i S5%%

    Kemampuan

    pemecahan masalah

    $engetahui prosedur untuk

    memecahkan masalah.

    +!!9-!9 /asio

    $ampu mencari masalah

    dari topik yang sudah

    ditentukan

    Terampil % kurang

    terampil % tidak

    terampil.

    Drdinal

    $ampu untuk menyelesaikan

    masalah

    $enyelesaikan %

    tidak menyelesaikan.

    7ominal

    $emiliki pengetahuan awal +!!9-0!9. /asio$emiliki kemauan untuk +!!9-0!9 /asio

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    20/27

    memecahkan masalah

    c. 3nstrumen kemampuan pemecahan masalah

    -" 'uthentic assesment"

    &enilaian autentik merupakan penilaian yang digunakan menilai

    pemecahan masalah dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok

    dengan anggota kelompok sebanayk 2- siswa dan diberikan tugas untuk

    menyelesaikan (solve. masalah. Siswa diminta untuk menyelesaikan

    masalah dengan menulis dengan alat tulis yang berbeda warna tiap

    siswanya (&atrick @ames erak, !+!#. &enilaian dilakukan dengan menilai

    tiap tiga kemampuan pemecahan masalah dengan mencari bukti dari

    subs#illsyang terdiri dari tiga kategori; novice, intermediate, epert"

    :erikut ini tabelproblem0solving s#ills dansubs#illhasil seleksi beberapa

    kajian penelitian oleh @ames erak (!+!#;

    #illubs#ills

    *ovice Intermediate %pert

    3dentifikasiBdefinisi

    $asakah

    $engidentifikasi

    topik-topik

    yang tepat

    $engidentifikasi

    pilihan topik

    $engidentifikasi

    variabel

    $emutuskan topik

    yang dipilih

    $emisahkan

    variabel

    &erencanaan $asalah $endiskusikan

    prosedur-

    prosedur yang

    sesuai

    $endiskusikan

    bahan-bahan

    yang sesuai

    $endiskusikan

    persamaan yang

    sesuai

    $enyediakan

    $emilih bahan-

    bahan yang

    sesuai

    $emilih

    persamaan yang

    sesuai

    $enyediakan

    metode dari

    data yang telah

    diseleksi

    &ertanyaan

    berkembang

    terkait dengan

    hasil akhr produk

    asil produk akhir

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    21/27

    data

    ?valuasi $asalah $enemukan

    kesalahan pada

    data

    $enemukan

    penyebab

    kesalahan dalam

    data

    $enemukan solusi

    untuk mengatasi

    kesalahan dalam

    data

    $enyediakan bukti

    untuk

    mendukung hasil

    $emvalidasi

    pertanyaan-

    pertanyan terkait

    dengan hasil

    $emvalidasi

    dukungan atau

    sanggahan

    terhadap hasil

    $erencanakan

    langkah

    berikutnya

    1ata yang diperoleh pada penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber

    yang meliputi;

    +. 3nforman atau nara sumber, yaitu siswa dan guru

    . Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran

    2. 1okumen atau arsip, berupa kurikulum, rencana pelaksaan pembelajaran

    (/&, buku penilaian, hasil belajar siswa

    D. T!5ni5 0!nu20u%n D%$%

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    22/27

    . ,%&i%3! P!n!i$i%n

    &ada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu;

    a. Fariabel bebas

    Fariabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif

    tipegroup investigation.

    b. Fariabel terikat

    Fariabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

    masalah siswa.

    -. T!5ni5 0!nu20u%n

    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dalam penelitian ini meliputi

    wawancara, pengamatan, dokumentasi, angket dan tes. 1iukur pake yang mau

    dipake duluu misal tes. Eawancara secara langsung terkait dengan proses

    pembelajaran

    . T!5ni5 T!sTeknik tes adalah cara pengambilan data dengan tes untuk mengungkap data

    kemampuan pemecahan masalah siswa pada masalah-masalah terkait dengan

    biologi. Tes yang dimaksud di sini adalah tes yang disusun peneliti untuk

    penguasaan konsep biologi melalui kegiatan praktikum maupun ketika

    pembelajaran berlangsung. Tes tersebut berupa tes uraian.

    -. T!5ni5 P!n%2%$%n

    Teknik pengamatan dilakukan dengan mencatat segala proses yang

    berlangsung selama kegiatan belajar dan mengajar baik percakapan maupun

    diskusi kelas antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. &engamatan

    dimulai dari tahap prasiklus untuk menemukan masalah, berdiskusi untuk

    mengumpulkan informasi, pemecahan masalah pada setiap siklus untuk

    mengetahui kondisi siswa saat penelitian serta melihat peningkatan

    kemampuan pemecahan masalah siswa.

    '. T!5ni5 8%8%n7%&%

    Teknik wawancara dilakukan peneliti pada pra-siklus untuk mendapatkan

    informasi khusus mengenai diri siswa, dan pada setiap siklus untukmengetahui pendapat siswa mengenai kondisi siswa selama penelitian

    berlangsung.

    4. T!5ni5 Do5u2!n$%si

    1alam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mengungkap data

    keadaan awal siswa kelas 63 3&5 4, 1ata dokumentasi diambil dari nilai

    langan harian :iologi serta data dokumentasi berupa audio rekorder seluruh

    kegiatan siswa selama proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. GE. T!5ni5 Ui

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    23/27

    Observasi

    Dokumentasi

    Wawancaraa

    Peserta DidikData

    Data yang telah diperoleh sebagai sumber analisis penelitian

    harus diuji kebenarannya sehingga hasil penelitian dapat

    dipertanggungjawabkan. Teknik untuk menjaga kevalidan data

    menggunakan teknik triangulasi.Pembanding data dalam teknik triangulasi metode adalah

    dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data. Menurut

    Maleong !""#$ triangulasi metode dilakukan dengan dua strategi

    yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

    beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat

    kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

    adalah observasi% dokumentasi% tes dan wawancara. &kema

    triangulasi penelitian jika digambarkan berdasarkan skema &utopo

    !""!$ adalah sebagai berikut'

    Gambar 3.2 Skema Triangulasi Metode (Sutopo, 2002)

    (jurnal action risetF. Analisis Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian didominasi berupa

    uraian deskriptif mengenai peningkatan kualitas dan kuantitas

    pertanyaan dan pernyataan guru dan peserta didik melalui

    penerapan metode group investigation. )erdasarkan jenis data yang

    diperoleh dalam penelitian% maka teknik analisis data yang

    digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif.

    Mengacu pada teknik analisis Miles dan *uberman +,,!$%

    maka teknik analisis dilakukan dalam - komponen% yaitu' reduksi

    data% penyajian data% dan penarikan kesimpulan atau verikasi.

    Penjelasan ketiga komponen sebagai berikut'

    +. /eduksi data

    Data diseleksi untuk mendapatkan data yang valid. &eleksi data

    dilakukan dengan menganalisis proses% yakni peningkatan kemampuan

    pemecahan masalah siswa melalui penerapan group investigation.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    24/27

    Pengumpulan Data

    Penyajian Data

    /eduksi Data

    0esimpulan'

    Penarikan dan 1erikasi

    !. Penyajian data

    Penyajian data dilakukan dengan menjelaskan data yang telah

    diperoleh mengenai kemampuan pemecahan siswa.

    -. Penarikan kesimpulanPenarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap. 0esimpulan diperoleh

    dari hasil analisis data mengenai pemecahan masalah siswa. Tahapan

    analisis data penelitian disajikan seperti pada 2ambar -.-.

    Gambar 3.3 omponen Analisis Data! Model "nterakti#(Sumber! Milesand$uberman, %&&2)

    G. In1i5%$o& C%0%i%n P!ni%i%n

    3ndikator keberhasilan penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan

    pemecahan masalah siswa kelas 63 3&5 4 S$5 7egeri Semarang pada

    pembelajaran biologi setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe grup

    investigasi. Kriteria meningkatnya kemampuan pemecahan masalah adalah terdapat

    '09 peserta didik yang telah menguasai indikator kemampuan pemecahan masalah.

    H. P&os!1u& 0!n!i$i%n

    &enelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri atas

    empat tahap yaitu Tahap perencanaan ($lanning#, Tahap &elaksanaan Tindakan

    ('cting#, Tahap &engamatan (Observing#, dan Tahap refleksi (&e!lecting#.

    Skema;

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    25/27

    H &lanning

    H 5cting

    H observing

    H reflecting

    H &lanning

    H 5cting

    H observing

    H reflecting

    H &lanning

    H 5cting

    H observing

    H reflecting

    H &lanning

    H 5cting

    H observing

    H reflecting

    &/5-S3K),S

    S3K),S3

    S3K),S 333S3K),S33

    B%%n 0&os!1u& $in1%5%n 2o1i:i5%si Ku&$ !8in

    1eskripsi;

    +. Tahap &erencanaan Tindakan

    Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai

    berikut ;

    a. $elakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi

    awal siswa dan keadaan kelas penelitian dengan mencatat semua

    kegiatan yang dilakukan selama proses kegiatan belajar dan

    mengajar.

    b. $enyusun /encana &embelajaran (/& oleh peneliti dengan

    pertimbangan oleh dosen pembimbing dan guru kelas yang

    bersangkutan sebagai pertimbangan pemilihan materi yang sesuai.

    /&& disusun sebagai pedoman guru dalam melaksanakan

    pembelajaran di kelas.

    c. $enyusun instrumen penelitian yaitu ; )embar Dbservasi, angket

    dan Soal Tes berupa pretest dan posttest. &enyusunan instrumen

    penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan

    kemampuan pemecahan masalah siswa.

    d. $elakukan validasi instrumen penelitian kepada dosen

    pembimbing atau validator.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    26/27

    . Tahap &elaksanaan Tindakan

    Tahap ini merupakan penerapan dari tahap perencanaan yang sesuai

    dengan /&&, Tahap ini meliputi;

    a. Kegiatan 5wal

    b. Kegiatan inti

    c. Kegiatan penutup

    2. Tahap &engamatan &elaksanaan

    &ada tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti, &eneliti melakukan

    pengamatan terhadap aktivitas siswa terkait dengan kemampuan

    pemecahan masalah siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan

    menggunakan metodegroup investigation"

    . Tahap /efleksi

    &ada tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

    meliputi; mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

    Siklus pembelajaran dianggap berhasil apabila analisis data menunjukkan hasil

    yang memuaskan atau menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah

    melalui kegiatan berkelompok .

    Su23!&

    affifuddin, 7. (!!"#. &erbedaan &engaruh &enggunaan $odel &embelajaran Kooperatif Tipe

    @igsaw 1an roup 3nvestigation (i# Terhadap &restasi :elajar :iologi 1itinjau 1ari

    $otivasi :erprestasi Siswa . (esis, +++-+40.

    8itriana, ). (!+!#. &engaruh $odel &embelajaran Iooperative Tipe roup 3nvestigation (i#

    1an Stad Terhadap &restasi :elajar $atematika 1itinjau 1ari Kemandirian :elajar

    Siswa . (esis.

    ertiavi, $. ). (!+!#. &enerapan $odel &embelajaran Kooperatif Tipe @igsaw ntuk

    &eningkatan Kemampuan &emecahan $asalah Siswa Smp.Jurnal $endidi#an 1isi#aIndonesia , 02-0'.

  • 7/26/2019 SHINTA_K4313065_REV BAB 1,2,3

    27/27

    idayah, 3. 5. (!!=#. ?fektivitas $etode &embelajaran Kooperatif roup 3nvestigation

    1alam $ata &elajaran eografi &ada Kompetensi 1asar Kemampuan $enerapkan

    Sig 1alam Kajian eografi 1i Sma $uhammadiyah emolong Tahun 5jaran !!=B

    !!" . #ripsi, +'-0.

    Trianto. (!!'#.2odel02odel $embelajaran Inovati! 3erorientasi 4onstru#tivisti#5

    4onsep,andasan (eoritis0$ra#tis Dan Implementasinya"@akarta; &restasi &ustaka&ublisher.

    din S E. (!!=#. Teori :elajar dan &embelajaran. @akarta; niversitas Terbuka.

    lfah, 5., Sahputra, /., * /asmawan, /. (!+#. &engaruh $odel &embelajaran roup

    3nvestigation Terhadap Keterampilan &roses Sains &ada $ateri Koloid 1i Sma.

    $rogram tudi $endidi#an 4imia 1#ip +ntan, 2-4.

    Fahlia, 3., $ardiyana, * Sutrima. (T.Thn.#. ?kperimentasi $odel &embelajaran 1iscovery

    1an roup 3nvestigation Terhadap &restasi :elajar $atematika 1itinjau 1ari

    Kreativitas Siswa .$rodi 2agister $endidi#an 2atemati#a, $ps +niversitas ebelas

    2aret ura#arta .

    5fifuddin, 7. . /. (!!"#.2OD% $%23%'J'&'* 4OO$%&'(I1 (I$% JIG'6 D'*G&O+$ I*)%(IG'(IO* 7 GI . (%&8'D'$ $&%('I 3%'J'& 3IOOGI

    DI(I*J'+ D'&I 2O(I)'I.

    ertiavi, $. a, )anglang, ., * Khanafiyah, S. (!+!#. &enerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw untuk peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa smp.

    $endidi#an 1isi#a Indonesia, 9(+#, 02%0'.

    @ohnson, 1. E., * @ohnson, /. T. (+"""#. $aking cooperative learning work. (heory Into

    $ractice, :;(#, 4'%'2. http;BBdoi.orgB+!.+!=!B!!!0=""!"02=2

    /ustaman, 7. C. (!!0#. &erkembangan penelitian pembelajaran berbasis inkuiri dalam

    pendidikan sains. eminar *asional II 8impunan I#atan arjana Dan $emerhati I$'

    Indonesia, %2.

    Slavin, /. ?. (+""4#. /esearch on Iooperative )earning and 5chievement ; Ehat Ee Know ,

    Ehat Ee 7eed to Know. Contemporary %ducational $sychology,