PERCOBAAN II-A KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS A. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur) yang terdapat dalam pasir. 2. Menentukan prosentase zat organis yanng terkandung dalam agregat halus. B. ALAT DAN BAHAN 1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram. 2. Gelas ukur berkapasitas 250 cc, dua buah. 3. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah. 4. Pengaduk dari kayu. 5. Cawan. 6. Oven. 7. Pasir kering 2 jenis. 8. NaOH 3 %. 9. Air. C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN 1. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Kocokan a. Pasir kering dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ± 130 cc. b. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai menyerap setinggi 200cc. LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERCOBAAN II-A
KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS
YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS
A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur)
yang terdapat dalam pasir.
2. Menentukan prosentase zat organis yanng terkandung dalam agregat halus.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.
2. Gelas ukur berkapasitas 250 cc, dua buah.
3. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah.
4. Pengaduk dari kayu.
5. Cawan.
6. Oven.
7. Pasir kering 2 jenis.
8. NaOH 3 %.
9. Air.
C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Kocokan
a. Pasir kering dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ± 130 cc.
b. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai menyerap setinggi 200cc.
c. Mulut gelas ukur ditutup dengan plastik sampai rapat.
d. Gelas ukur dikocok selama ± 30 menit.
e. Benda uji tersebut didiamkan selama ± 5 jam. Maka akan terlihat bahwa
material yang berat mengendap di bawah, dan lumpur akan mengendap
diatasnya.
f. Tinggi endapan pasir dan lumpur diamati dan dicatat (dalam cc).
2. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Cucian
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 1
a. Menimbang pasir kering ± 200 gram (kering oven).
b. Pasir ± 100 gram dimasukkan ke dalam bejana gelas diameter 10 cm setinggi
20 cm.
c. Lalu menuangkan air ke dalam bejana gelas sampai pasir jenuh air, dan air
mencapai ketinggian ± 12 cm di atas permukaan pasir.
d. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh, dan didiamkan selama ± 1
menit.
e. Air dibuang perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya (cara
menuangnya harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang).
f. Penambahan air bersih diulangi sampai setinggi ± 12 cm di atas permukaan
pasir.
g. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama ± 1 menit.
h. Air dituang atau dibuang dari bejana sampai air tinggal setengahnya.
i. Pencucian dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah
diaduk.
j. Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai kering.
Setelah kering dan dingin pasir di timbang dengan teliti.
k. Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang
(kandungan lumpur atau butiran <50 micron).
l. Percobaan dilakukaan 2 kali, kemudian dihitung hasil rata-ratanya.
3. Percobaan Kandungan Zat Organis
a. Pasir kering dimasukkan ke dalam bejana ukuran 250 cc sampai setinggi ±
130 cc.
b. Larutan NaOH 3% ditambahkan ke dalam bejana hingga meresap ke dalam
pasir (jenuh) setinggi ± 200 cc.
c. Mulut bejana ditutup dengan plastik hingga rapat dan bejana tersebut
dikocok selama ± 30 menit.
d. Lalu didiamkan selama ± 24 jam.
e. Hasil percobaan mengenai warna, tinggi lapisan pasir, dan tinggi lapisan
lumpur, dianalisa dan dicatat untuk dilaporkan.
D. HASIL PERCOBAAN
1. Percobaan dengan sistem kocokan
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 2
Tinggi pasir + lumpur 140 cc
Tinggi pasir 130 cc
Tinggi lumpur 10 cc
2. Percobaan dengan sistem pencucian
Percobaan 1 Percobaan 2
Berat pasir mula-mula 100 gr Berat pasir mula-mula 100 gr
Berat setelah dicuci 96 gr Berat setelah dicuci 95 gr
Berat lumpur 4 gr Berat lumpur 5 gr
3. Percobaan kandungan zat organis
Tinggi pasir + lumpur 130 cc
Tinggi pasir 120 cc
Tinggi lumpur 10 cc
Warna larutan NaOH kuning kecoklatan (tintometer no.11)
(Tintometer no.11)
E. SYARAT DAN KETENTUAN
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 3
Syarat dan ketentuan pasir menurut PBI 1971 N.I-2 (pasal 3ayat 3 Agregat Halus
(Pasir)).
1. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%,
maka agregat halus harus dicuci.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan – bahan organis terlalu banyak
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan
larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat
juga dipakai, asal kekuatan tekan agregat tersebut adukan agregat tersebut
pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat
yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga
bersih dengan air, pada umur yang sama.
F. PEMBAHASAN
1. Percobaan Sistem Kocokan
Tinggi pasir + lumpur = `140 cc
Tinggi pasir = 130 cc
Tinggi lumpur = 10 cc
Jadi kandungan lumpur dari pasir pada percobaan ini, adalah:
=
10140
x 100 %
= 7.14
2. Percobaan Sistem Cucian
a. Percobaan 1
Berat pasir semula = 100 gr
Berat setelah dicuci = 96 gr
Berat lumpur = 4 gr
Jadi kandungan butiran halus =
4100
x 100 % = 4 %
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 4
b. Percobaan 2
Berat pasir semula = 100 gr
Berat setelah dicuci = 95 gr
Berat lumpur = 5 gr
Jadi kandungan butiran halus =
5100
x 100 %
= 5 %
c. Rata-rata kandungan butiran halus pada pasir = 4.5 %
3. Percobaan Kandungan Zat Organis
a. Analisa Pasir
Tinggi pasir + lumpur = 130 cc
Tinggi pasir = 120 cc
Tinggi lumpur = 10 cc
Jadi kandungan lumpur pada percobaan ini, adalah =
10130 x 100 %
= 7.692 %
Warna larutan NaOH, kuning kecoklatan (Tintometer no.11)
(Tintometer no.11)
b. Dalam percobaan ini kita menggunakan cairan NaOH karena bereaksi
dengan zat organis dalam bentuk perubahan warna. Bila warna semakin
merah dan gelap maka kadar zat organis yang terkandung pada agregat
halus tersebut semakin besar.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 5
G. KESIMPULAN
a. Pada percobaan dengan sistem kocokan, kandungan lumpur diperoleh sebesar
7.14 %. Prosentase kadar lumpur dari pasir tersebut tidak sesuai batas yang
diizinkan, yaitu 5 % menurut PBI 1971 N.I-2. Jadi, pasir tersebut tidak dapat
dipakai sebagai bahan adukan maupun campuran beton.
b. Sedangkan pada percobaan sistem pencucian hasilnya berbeda dengan
percobaan sistem kocokan yaitu sebesar 4.5 %. Jadi, kualitas pasir pada sistem
pencucian memenuhi syarat PBI 1971 N.I-2.
c. Pada percobaan kandungan zat organis warna NaOH yang didapatkan adalah
kuning kecoklatan (tintometer no.11). Jadi memenuhi syarat untuk standar
warna NaOH (menurut Beton Bertulang,….., Ir. Rooseno) yang diperbolehkan
dari jernih sampai kuning tua.
d. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa agregat halus memenuhi
persyaratan bahan bangunan yang baik untuk digunakan sebagai bahan
kontruksi
H. SARAN
a. Dalam percobaan pencucian harus dilakukan dengan hati-hati agar yang hilang
dari sampel hanya kandungan lumpurnya bukan pasirnya.
b. Untuk kandungan lumpur yang melebihi batas yang diijinkan yaitu >5%, maka
menurut PBI 1971 N 1-2 agregat halus harus dicuci kembali.
c.
I. LAMPIRAN
1. Gambar Cad Percobaan Lumpur dan Kandungan Organik