Top Banner
PERCOBAAN II-A KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS A. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur) yang terdapat dalam pasir. 2. Menentukan prosentase zat organis yanng terkandung dalam agregat halus. B. ALAT DAN BAHAN 1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram. 2. Gelas ukur berkapasitas 250 cc, dua buah. 3. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah. 4. Pengaduk dari kayu. 5. Cawan. 6. Oven. 7. Pasir kering 2 jenis. 8. NaOH 3 %. 9. Air. C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN 1. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Kocokan a. Pasir kering dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ± 130 cc. b. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai menyerap setinggi 200cc. LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 1
39

Semen teknologi bahan

Apr 14, 2017

Download

Engineering

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Semen teknologi bahan

PERCOBAAN II-A

KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS

YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur)

yang terdapat dalam pasir.

2. Menentukan prosentase zat organis yanng terkandung dalam agregat halus.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.

2. Gelas ukur berkapasitas 250 cc, dua buah.

3. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah.

4. Pengaduk dari kayu.

5. Cawan.

6. Oven.

7. Pasir kering 2 jenis.

8. NaOH 3 %.

9. Air.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Kocokan

a. Pasir kering dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak ± 130 cc.

b. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai menyerap setinggi 200cc.

c. Mulut gelas ukur ditutup dengan plastik sampai rapat.

d. Gelas ukur dikocok selama ± 30 menit.

e. Benda uji tersebut didiamkan selama ± 5 jam. Maka akan terlihat bahwa

material yang berat mengendap di bawah, dan lumpur akan mengendap

diatasnya.

f. Tinggi endapan pasir dan lumpur diamati dan dicatat (dalam cc).

2. Percobaan Kandungan Lumpur dengan cara Cucian

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 1

Page 2: Semen teknologi bahan

a. Menimbang pasir kering ± 200 gram (kering oven).

b. Pasir ± 100 gram dimasukkan ke dalam bejana gelas diameter 10 cm setinggi

20 cm.

c. Lalu menuangkan air ke dalam bejana gelas sampai pasir jenuh air, dan air

mencapai ketinggian ± 12 cm di atas permukaan pasir.

d. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh, dan didiamkan selama ± 1

menit.

e. Air dibuang perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya (cara

menuangnya harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang).

f. Penambahan air bersih diulangi sampai setinggi ± 12 cm di atas permukaan

pasir.

g. Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama ± 1 menit.

h. Air dituang atau dibuang dari bejana sampai air tinggal setengahnya.

i. Pencucian dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah

diaduk.

j. Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai kering.

Setelah kering dan dingin pasir di timbang dengan teliti.

k. Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang

(kandungan lumpur atau butiran <50 micron).

l. Percobaan dilakukaan 2 kali, kemudian dihitung hasil rata-ratanya.

3. Percobaan Kandungan Zat Organis

a. Pasir kering dimasukkan ke dalam bejana ukuran 250 cc sampai setinggi ±

130 cc.

b. Larutan NaOH 3% ditambahkan ke dalam bejana hingga meresap ke dalam

pasir (jenuh) setinggi ± 200 cc.

c. Mulut bejana ditutup dengan plastik hingga rapat dan bejana tersebut

dikocok selama ± 30 menit.

d. Lalu didiamkan selama ± 24 jam.

e. Hasil percobaan mengenai warna, tinggi lapisan pasir, dan tinggi lapisan

lumpur, dianalisa dan dicatat untuk dilaporkan.

D. HASIL PERCOBAAN

1. Percobaan dengan sistem kocokan

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 2

Page 3: Semen teknologi bahan

Tinggi pasir + lumpur 140 cc

Tinggi pasir 130 cc

Tinggi lumpur 10 cc

2. Percobaan dengan sistem pencucian

Percobaan 1 Percobaan 2

Berat pasir mula-mula 100 gr Berat pasir mula-mula 100 gr

Berat setelah dicuci 96 gr Berat setelah dicuci 95 gr

Berat lumpur 4 gr Berat lumpur 5 gr

3. Percobaan kandungan zat organis

Tinggi pasir + lumpur 130 cc

Tinggi pasir 120 cc

Tinggi lumpur 10 cc

Warna larutan NaOH kuning kecoklatan (tintometer no.11)

(Tintometer no.11)

E. SYARAT DAN KETENTUAN

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 3

Page 4: Semen teknologi bahan

Syarat dan ketentuan pasir menurut PBI 1971 N.I-2 (pasal 3ayat 3 Agregat Halus

(Pasir)).

1. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan

terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian

yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%,

maka agregat halus harus dicuci.

2. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan – bahan organis terlalu banyak

yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan

larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat

juga dipakai, asal kekuatan tekan agregat tersebut adukan agregat tersebut

pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat

yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga

bersih dengan air, pada umur yang sama.

F. PEMBAHASAN

1. Percobaan Sistem Kocokan

Tinggi pasir + lumpur = `140 cc

Tinggi pasir = 130 cc

Tinggi lumpur = 10 cc

Jadi kandungan lumpur dari pasir pada percobaan ini, adalah:

=

10140

x 100 %

= 7.14

2. Percobaan Sistem Cucian

a. Percobaan 1

Berat pasir semula = 100 gr

Berat setelah dicuci = 96 gr

Berat lumpur = 4 gr

Jadi kandungan butiran halus =

4100

x 100 % = 4 %

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 4

Page 5: Semen teknologi bahan

b. Percobaan 2

Berat pasir semula = 100 gr

Berat setelah dicuci = 95 gr

Berat lumpur = 5 gr

Jadi kandungan butiran halus =

5100

x 100 %

= 5 %

c. Rata-rata kandungan butiran halus pada pasir = 4.5 %

3. Percobaan Kandungan Zat Organis

a. Analisa Pasir

Tinggi pasir + lumpur = 130 cc

Tinggi pasir = 120 cc

Tinggi lumpur = 10 cc

Jadi kandungan lumpur pada percobaan ini, adalah =

10130 x 100 %

= 7.692 %

Warna larutan NaOH, kuning kecoklatan (Tintometer no.11)

(Tintometer no.11)

b. Dalam percobaan ini kita menggunakan cairan NaOH karena bereaksi

dengan zat organis dalam bentuk perubahan warna. Bila warna semakin

merah dan gelap maka kadar zat organis yang terkandung pada agregat

halus tersebut semakin besar.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 5

Page 6: Semen teknologi bahan

G. KESIMPULAN

a. Pada percobaan dengan sistem kocokan, kandungan lumpur diperoleh sebesar

7.14 %. Prosentase kadar lumpur dari pasir tersebut tidak sesuai batas yang

diizinkan, yaitu 5 % menurut PBI 1971 N.I-2. Jadi, pasir tersebut tidak dapat

dipakai sebagai bahan adukan maupun campuran beton.

b. Sedangkan pada percobaan sistem pencucian hasilnya berbeda dengan

percobaan sistem kocokan yaitu sebesar 4.5 %. Jadi, kualitas pasir pada sistem

pencucian memenuhi syarat PBI 1971 N.I-2.

c. Pada percobaan kandungan zat organis warna NaOH yang didapatkan adalah

kuning kecoklatan (tintometer no.11). Jadi memenuhi syarat untuk standar

warna NaOH (menurut Beton Bertulang,….., Ir. Rooseno) yang diperbolehkan

dari jernih sampai kuning tua.

d. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa agregat halus memenuhi

persyaratan bahan bangunan yang baik untuk digunakan sebagai bahan

kontruksi

H. SARAN

a. Dalam percobaan pencucian harus dilakukan dengan hati-hati agar yang hilang

dari sampel hanya kandungan lumpurnya bukan pasirnya.

b. Untuk kandungan lumpur yang melebihi batas yang diijinkan yaitu >5%, maka

menurut PBI 1971 N 1-2 agregat halus harus dicuci kembali.

c.

I. LAMPIRAN

1. Gambar Cad Percobaan Lumpur dan Kandungan Organik

2. Gambar cad Gelas Ukur

3. Gambar Cad Timbangan

4. Gambar Cad Oven

5. Data Pemeriksaan Pasir

6. PBI 1971 N.I-2 ((pasal 3.3 Agregat Halus (Pasir)).

7. ASTM C-40

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 6

Page 7: Semen teknologi bahan

J. DAFTAR PUSTAKA

Rosseno,Ir. 1959. Beton Bertulang.Jakarta: PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 Agregat

Halus (Pasir)).

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 7

Page 8: Semen teknologi bahan

Gambar Hasil Percobaan Kadar Lumpur dengan Cara Kocokan

Gambar Hasil Percobaan Kandungan Zat Organis

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 8

Page 9: Semen teknologi bahan

Gambar Tintometer

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 9

Page 10: Semen teknologi bahan

PERCOBAAN II-B

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Membuat diagram butir pasir.

2. Menentukan modulus kehalusan.

.

ALAT DAN BAHAN

1. Suatu set saringan diameter 9,52 mm,4,76 mm, 2,36 mm,1,18 mm,0,6 mm, 0,15

mm, 0,047 mm, dan 0,00 mm.

2. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.

3. Sikat kawat kuningan dan kuas.

4. Beberapa cawan.

5. Pasir yang sudah kering dari oven sebanyak 1000 gram.

PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Menyiapkan pasir kering yang telah dioven sebanyak 1000 gram sebagai ukuran

berat.

2. Kemudian susun saringan secara urut, diameter terbesar di atas dan diameter

yang lebih kecil di bawah.

3. Pasir kemudian dituangkan ke dalam saringan paling atas, penyaringan

dilakukan dengan menggoyangkan saringan selama 10 menit dengan mesin

vibrator.

4. Lalu didiamkan selama 5 menit dengan tujuan supaya memberikan kesempatan

mengedapnya debu-debu yang ada.

5. Penyaringan dilakukan dengan teliti (maksimum kehilangan berat yang diijinkan

sebanyak 1% dari berat semula).

6. Sisa pasir masing-masing saringan di atas ditimbang dengan ketelitian 1 gram.

7. Selanjutnya dicatat hasil percobaan saringan dalam daftar.

8. Percobaan diulangi lagi untuk yang kedua kalinya.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 10

Page 11: Semen teknologi bahan

HASIL PERCOBAAN

Tabel Analisa Saringan untuk Agregat HalusDiameter

(mm)Sisa di atas saringan Jumlah sisa

komulatif (%)

Jumlah yang lolos(%)

Percb.I

(gram)

Percb.II

(gram)Rata-rata

( gr ) ( % )9,52 5 4 4.5 0.45 0.45 99.554,76 52 55 53.5 5.36 5.81 94.192,36 38 61 49.5 4.95 10.76 89.241,18 116 134.5 125.25 12.55 23.31 76.690,6 233 218 225.5 22.59 45.9 54.1

0,25 311 301 306 30.65 76.55 23.450,15 131 128.5 129.75 13 89.55 10.45

0,074 2.5 8 5.25 0.53 90.08 9.920 110 88 99 9.92 100 0

Jumlah998.5 998 998.25 100

Modulus kehalusan butir (FM)

= 0 . 45+5 . 81+10. 76+23 . 31+45 . 9+76 .55+89 .55100

= 2,5233

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 11

Page 12: Semen teknologi bahan

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 12

Page 13: Semen teknologi bahan

Sisa di Atas Saringan Syarat PBI 1971 Hasil Percobaan Kesimpulan

4 mm min. 2% berat 5,36 Memenuhi

1 mm min. 10%berat 23.31 Memenuhi

0,25 mm min.80-95% 76,55 Tidak Memenuhi

3. Prosentase kehilangan berat

Berat mula-mula = 1000 gram

Berat setelah disaring = 998,25 gram

Kehilangan berat = 1,75 gram

Prosentase kehilangan berat =

1 ,751000 x 100 % = 0,175 %

SYARAT DAN KETENTUAN

Menurut PBI 1971N.I-2 (pasal 3.3 AGREGAT HALUS (PASIR)) danCRD C-104-

80, disebutkan bahwa:

Pasir halus terdiri dari butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya dan

apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat

(1), harus memenuhi syarat-sarat sebagai berikut:

Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2 % berat

Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10 % berat

Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80% samapai

95% berat

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 13

Page 14: Semen teknologi bahan

Pasir halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras serta sifatnya kekal,

artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari,

kelembapan, hujan dan perubahan suhu udara.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %, (maksudnya bagian yang

lolos melalui saringan 0,063 mm); apabila kadar lumpur pada pasir melebihi

5%, maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan

bangunan.

Pasir yang baik untuk pembuatan beton memiliki FM diantara 2,00-4,00. (CRD

C-104-80).

PEMBAHASAN

1. Dalam pengujian pasir Muntilan digunakan susunan ayakan dengan urutan 9,52;

4,76; 2,36; 1,18; 0,6; 0,25; 0,15; 0,074; 0,00 mm

2. Pada percobaan di atas prosentase jumlah pasir terbanyak sebesar 30.65 % yang

terdapat pada saringan berdiameter 0,25mm dan prosentase terbanyak kedua

adalan 22,59 % pada saringan berdiameter 0,6mm.

3. Modulus kehalusan pasir (FM) adalah bilangan yang menunjukkan derajat

kehalusan pasir .Disini didapatkan FM nya adalah 2,5233

G. KESIMPULAN1. Modulus kehalusan pasir adalah 2,5233 dan diklasifikasikan dalam jenis

pasir kasar menurut PBI 1971 N.I-2,yaitu pasir dengan modulus kehalusan

2,5 – 3,5

2. Pasir ini memiliki butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya, karena

telah memenuhi persyaratan sisa pasir di atas ayakan menurut PBI 1971.

3. Pasir Muntilan sebagai bahan percobaan,dapat dipergunakan sebagai

agregat dalam pencampuran beton.

4. Pasir kasar sangat baik untuk pembuatan beton karena daya ikat antara

butiran yang satu dengan lainnya menjadi lebih tinggi dan dapat

meningkatkan mutu beton.

5. Pasir ini memiliki modulus kehalusan diantara 2,0-4,0 sehingga baik

digunakan untuk bahan pembuatan beton. (CRD C-104-80).

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 14

Page 15: Semen teknologi bahan

H. SARAN

I. Untuk menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap

stabil,sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak lembab atau kering.

J. Untuk pasir dengan gradasi halus ,dapat digunakan untuk dasar paving blok

(untuk meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang

bagus hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.

I. LAMPIRAN

1. Data analisa saringan agregat halus.

2. Grafik pembagian butir agregat.

3. Gambar satu set saringan untuk agregat halus (Standart ASTM)dan alat

pengguncang.

4. PBI 1971N.I-2 (pasal 3.3 Agregat Halus (Pasir))

5. ASTM C-33

6. CRD C-104-80

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 15

Page 16: Semen teknologi bahan

Gambar satu set saringan untuk agregat halus (Standart ASTM) dan alat pengguncang

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 16

Page 17: Semen teknologi bahan

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 17

Page 18: Semen teknologi bahan

PERCOBAAN II-C

KADAR AIR DAN BERAT ISI DALAM AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memberikan penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan

percobaan.

2. Menentukan prosentase air yang dikandung dalam agregat halus,

dalam hal ini pasir sebagi bahan percobaan yang meliputi pasir

asli dan pasir SSD.

3. Menentukan berat isi pada agregat halus yang berkadar air asli

dan berkadar air SSD

B. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram,kapasitas 20 kg merk OHAUS

Stainless

2. Oven pengering merk Memmert

3. Cawan

4. Agregat halus, berupa pasir asli dan pasir SSD

SSD 500 gram

Asli 500 gram

5. Batang besi diameter 16 mm dan panjang 60 cm

6. Silinder tabung besi

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

A. Cara kerja untuk pengujian agregat halus kadar air asli :

Berdasarkan : SNI 03-1971-1990

1. Pertama, meletakkan cawan di atas timbangan yang terlebih

dahulu skala yang terlihat diatur pada posisi angka nol.

2. Memasukkan benda uji ke dalam cawan dan menimbang

beratnya (W1)

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 18

Page 19: Semen teknologi bahan

3. Kemudian benda uji berikut cawannya dikeringkan dalam

oven dengan suhu sebesar 1105 oC sampai benda uji tetap.

4. Menimbang berat benda uji dengan prosedur penimbangan

yang sama dengan sebelumnya (W2).

5. Selanjutnya menghitung kadar air agregat halus

Kadar Air =

W 2−W 1100 X 100 %

B. Cara kerja untuk pengujian agregat halus kadar air SSD

1. Rendam benda uji selama + 24 jam.

2. Setelah direndam selama + 24 jam, angkat benda uji

kemudian keringkan dengan cara diangin-anginkan.

3. Setelah itu tes benda uji dengan krucut terpancung sampai

dengan keadaan yg diinginkan.

Kering SSD Basah

Jika agregat dalam keadaan kering maka perlu ditambah air dan

jika keadaan agregat basah maka agregat perlu dikeringkan

udara atau ditambah agregat halus yang kering.

4. Letakkan cawan di atas timbangan yang terlebih dahulu

skalanya diatur pada posisi angka nol.

5. Memasukkan benda uji ke dalam cawan dan menimbang

beratnya (W1).

6. Kemudian benda uji termasuk cawannya dikeringkan

dalam oven dengansuhu1105 oC sampai berat benda uji

tetap.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 19

Page 20: Semen teknologi bahan

7. Menimbang berat benda uji dengan prosedur

penimbangan yang sama dengan sebelumnya (W2).

8. Selanjutnya menghitung kadar air agregat halus

9. Kadar Air =W 1−W 2W 1 X 100 %

C. Cara kerja untuk pengujian berat isi agregat halus kondisi kadar

air asli dan SSD

Berdasarkan : SNI 03-4804-1998

1. Masukkan agregat halus kedalam silinder berlubang hingga

sepertiga bagian.

2. Tumbuk dengan batang besi sebanyak 25 kali.

3. Masukkan lagi dua pertiga bagian lalu tumbuk lagi dengan

batang besi sebanyak 25 kali.

4. Masukkan lagi pasir hingga penuh lalu tumbuk lagi dengan

batang besi sebanyak 25 kali.

5. Ratakan permukaan dengan batang besi.

6. Timbang berat pasir yang ada dalam silinder.

7. Berat isi = berat pasir dibagi dengan volume silinder

8. Untuk berat gembur tidak ditumbuk dengan batang besi,

tetapi hanya diketukkan ke tanah sebanyak 25 kali.

1. HASIL PERCOBAAN

Melalui hasil percobaan yuang telah dilakukan , dapat diketahui

bahwa agregat halus berupa:

1.Pasir asli pada percobaan sebanyak 500 gram,mempunyai nilai

Berat kering rata-rata = 451,5 gram

Kadar air asli = 9,7 %

Berat isi pada keadaan gembur = 1,56 kg/dm3

Berat isi pada keadaan padat = 1,80 % kg/dm3

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 20

Page 21: Semen teknologi bahan

2. Pasir SSD pada percobaan sebanyak 500 gram,mempunyai nilai

Berat kering rata-rata = 495,5 gram

Kadar air SSD = 0,9 %

Berat isi pada keadaan gembur = 1,67 kg/dm3

Berat isi pada keadaan padat = 1,62 kg/dm3

E. PEMBAHASAN

1. Data Percobaan

a. Agregat halus dengan benda uji pasir asli

Benda uji 1). = W1 = 500 gram

Benda uji 2). = W1 = 500 gram

Benda uji 1). = W2 = 454 gram

Benda uji 2). = W2 = 449 gram

b. Agregat halus dengan benda uji pasir SSD

Benda uji 1). = W1 = 500 gram

Benda uji 2). = W1 = 500 gram

Benda uji 1). = W2 = 496 gram

Benda uji 2). = W2 = 495 gram

2. Pengolahan Data

a. Agregat halus dengan benda uji pasir asli

Berat kering rata-rata = berat rata-rata W2

=

454+4492

= 451,5 gram

Berat air = (500 451,5 )gram

= 48,5 gram

Kadar air =

48 ,5500 100 %

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 21

Page 22: Semen teknologi bahan

= 9,7 %

b. Agregat halus dengan benda uji pasir SSD

Berat kering rata-rata = berat rata-rata W2

=

496+4952

= 495,5 gram

Berat air = berat contoh 2) W1 berat kering rata-rata

= (500 495,5 )gram

= 4,5 gram

Kadar air =

4,5500 100 %

= 0,9 %

Sedangkan untuk menghitung berat isi asli dan berat isi SSD dapat

dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam tabung besi dalam

keadaan gembur dan padat.

Dengan cara itu kita menghitung sendiri berat dari agregat serta

volume tabung yang dapat juga menunjukkan volume dari agregat

itu sendiri. Untuk keadaan padat, pasir dipadatkan dengan

menggunakan batang besi diameter 16 mm, panjang 60 cm

sebanyak 25 kali disetiap setengah lapisan. Untuk volume tabung

diketahui ¼ D2t = 2941,66 cm3.

Berat isi asli gembur = 4600 gr 2941.67 = 1,56 kg/dm3

padat = 4773 gr 2941.67 = 1,80 kg/dm3

Berat isi SSD gembur =4895 gr 2941.67 = 1,67 kg/dm3

padat = 4773 gr 2941.67 = 1,62 kg/dm3

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 22

Page 23: Semen teknologi bahan

2. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan kadar air agregst halus asli dan agregat halus SSD

diperoleh kesimpulan

1. Kadar air agregat halus asli pada percobaan adalah 9,7 %.

2. Kadar air agregat halus SSD pada percobaan adalah 0,9 %.

Agregat halus dalam keadaan kadar air asli lebih besar dari agregat halus

kadar air SSD(absorbsi) karena agregat terkena air hujan sesaat sebelum

praktikan melakukan praktikum ini

3. SARAN

Pengukuran yang dilakukan dalam praktikum harus benar-benar teliti

untuk meminimalisir kesalahan pengukuran.

Waktu dan suhu peng-oven-an harus tepat dan sesuai untuk menghindari

kehilangan agregat yang tidak sesuai.

4. LAMPIRAN

1. Data analisa agregat halus.

2. Gambar oven pengering (Driyer oven).

3. Gambar cawan

4. Gambar silinder bertabung

5. Gambar kerucut terpancung dan agregat halus kondisi SSD

6. SNI 03-1971-1990

7. SNI 03-4804-1998

.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 23

Page 24: Semen teknologi bahan

Gambar oven pengering

Gambar cawan

Gambar Silinder Berlubang

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 24

Page 25: Semen teknologi bahan

Gambar kerucut terpancung dan agregat halus kondisi SSD

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 25

Page 26: Semen teknologi bahan

PERCOBAAN II – D

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Dapat menerangkan prosedur pelaksanaan

2. Dapat menentukan berat jenis agregat air

B. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram

2. Picnometer glass 500 ml

3. Cawan

4. Saringan No. 4

5. Agregat halus

6. Air bersih standar PAM

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan: SKSNI M-10-1989-F

1. Menyiapkan agregat lolos saringan no.4 (4,75mm) sebanyak 1000 gram

untuk agregat halus dalam kondisi kadar air asli dan 1000 gram untuk

agregat halus dalam kondisi kadar air SSD(absorbsi).

2. Untuk menyiapkan agregat halus dalam kondisi kadar air SSD(absorbsi),

rendam benda uji selama + 24 jam.

3. Setelah direndam selama + 24 jam, angkat benda uji kemudian

keringkan dengan cara diangin-anginkan.

4. Setelah itu tes benda uji dengan krucut terpancung sampai dengan

keadaan yg diinginkan.

Kering SSD Basah

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 26

Page 27: Semen teknologi bahan

Jika agregat dalam keadaan kering maka perlu ditambah agregat halus

yang basah dan jika keadaan agregat basah maka agregat perlu

dikeringkan udara atau ditambah agregat halus yang kering.

5. Menimbang agregat halus dalam kondisi kadar air asli dan dalam kondisi

kadar air SSD, masing-masing sebesar 500gr (A) dan memasukkan ke

dalam picnometer/gelas ukur.

6. Menimbang air 500 mL (B)

7. Memasukkan air bersih mencapai 90% isi picnometer, memutar sambil

mengguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.

8. Menambahkan air sampai pada tanda batas 500 mL.

9. Menimbang picnometer berisi air dan benda uji (C).

10. Menghitung volume benda uji: V= B + A – C

11. Berat jenis agregat halus Bj = AV

D. HASIL PERCOBAAN

1. Data Percobaan

a. Data percobaan untuk pasir asli

Berat contoh (A) = 1) 500 gram 2) 500 gram

Berat air (B) = 1) 563 gram 2) 564 gram

Berat air rata-rata = 563,5 gram

Berat dalam air = 1) 869 gram 2) 871 gram

Berat dalam air rata-rata = 870 gram

b. Data percobaan untuk pasir SSD

Berat contoh (A) = 1) 500 gram 2) 500 gram

Berat air (B1) = 1) 564 gram 2) 563 gram

Berat air rata-rata = 563,5 gram

Berat dalam = 1) 871 gram 2) 863 gram

Berat dalam air rata rata = 867 gram

2. Pengolahan Data

a. Pasir asli

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 27

Page 28: Semen teknologi bahan

o Berat contoh rata-rata A = 500 gram

o Berat air rata-rata B = 563,5 gram

o Berat contoh dalam air rata-rata C = 871 gram

Berat Jenis Pasir Asli = A

B+A –C

= 500

563,5+500– 871

=2,597

b. Pasir SSD

o Berat contoh rata-rata A = 500 gram

o Berat air rata-rata B = 563,5 gram

o Berat contoh dalam air rata-rata C = 867 gram

Berat Jenis Pasir SSD = A

B+A –C

= 500

563,5+500– 867

= 2,545

E. PEMBAHASAN

Melalui hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui antara pasir

asli dan pasir SSD menunjukkan perbedaan, terlihat dari data di

bawah ini.

1. Pasir asli

a. Berat isi asli gembur = 1,6171 gram/cm3.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 28

Page 29: Semen teknologi bahan

b. Berat isi asli padat = 1,7830 gram/cm3..

c. Berat jenis asli = 2,541 gram/cm3.

2. Pasir SSD

a. Berat isi SSD gembur = 1,4753 gram/cm3.

b. Berat isi SSD padat = 1,6932 gram/cm3.

c. Berat jenis asli = 2,610 gram/cm3.

4. Penyerapan air agregat halus yang terlalu besar dapat

mengakibatkan campuran beton terlalu kering sehingga tidak

dapat mengikat dengan sempurna antara bahan yang satu dengan

yang lainnya.

F. KESIMPULAN

Menurut ketentuan yang ditetapkan di atas, dapat diketahui bagaimana

kondisi atau kualitas dari agregat halus pada percobaan yang

dilakukan.

1. Pasir asli

a. Berat isi asli gembur = 1,56 kg/dm3.

b. Berat isi asli padat = 1,80 kg/dm3.

c. Berat jenis = 2,597

2. Pasir SSD

a. Berat isi SSD gembur = 1,67 kg/dm3

b. Berat asli SSD padat = 1,62 kg/dm3

c. Berat jenis = 2, 545

Terlihat bahwa kedua agregat tersebut mempunyai beberapa nilai yang

tidak sesuai dengan ketentuan pada PBI 1971 N.I-2, maka dari segi

kualitas jenis agregat pasir pada percobaan ini cukup baik untuk

dipakai sebagai bahan bangunan dan campuran beton.

G. SARAN

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 29

Page 30: Semen teknologi bahan

Agregat halus yang baik boleh digunakan sebagai bahan campuran

beton karena mutu beton tersebut akan baik. Jika berat jenis yang

dimiliki agregat jauh dari syarat atau ketentuan yang berlaku,maka

sebaiknya agregat halus tersebut jangan dijadikan sebagai bahan

dasar konstruksi bangunan pokok,sebaiknya digunakan sebagai pasir

urug saja.

K. LAMPIRAN

1. Data analisa agregat halus.

2. Gambar kerucut terpancung,desikator, timbangan.

3. Gambar Cad kerucut terpancung.

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 30

Page 31: Semen teknologi bahan

LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1 31