Top Banner
1 SKRIPSI PENGARUH VARIABEL INFORMATION LITERACY, PERCEIVED VALIDITY, DAN PERCEIVED TRUST TERHADAP PENERIMAAN MEDIA SOSIAL DI ANTARA PENGGUNA DI JABODETABEK SEBAGAI ALAT PENYEBARAN INFORMASI Disusun Oleh : SATRIO ARIF RACHMAN 11150930000090 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
174

SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Nov 17, 2022

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

1

SKRIPSI

PENGARUH VARIABEL INFORMATION LITERACY, PERCEIVED VALIDITY,

DAN PERCEIVED TRUST TERHADAP PENERIMAAN MEDIA SOSIAL DI

ANTARA PENGGUNA DI JABODETABEK SEBAGAI ALAT PENYEBARAN

INFORMASI

Disusun Oleh :

SATRIO ARIF RACHMAN

11150930000090

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

SKRIPSI

PENGARUH VARIABEL INFORMATION LITERACY, PERCEIVED VALIDITY,

DAN PERCEIVED TRUST TERHADAP PENERIMAAN MEDIA SOSIAL DI

ANTARA PENGGUNA DI JABODETABEK SEBAGAI ALAT PENYEBARAN

INFORMASI

Disusun Oleh :

SATRIO ARIF RACHMAN

11150930000090

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

HALAMAN JUDUL

PENGARUH VARIABEL INFORMATION LITERACY, PERCEIVED VALIDITY,

DAN PERCEIVED TRUST TERHADAP PENERIMAAN MEDIA SOSIAL DI

ANTARA PENGGUNA DI JABODETABEK SEBAGAI ALAT PENYEBARAN

INFORMASI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

SATRIO ARIF RACHMAN

11150930000090

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 4: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

4

Page 5: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

iv

Page 6: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

v

Page 7: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 2019

SATRIO ARIF RACHMAN

11150930000090

Page 8: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

vi

ABSTRAK

Satrio Arif Rachman – 1115093000090, Pengaruh Variabel Information Literacy,

Perceived Validity, dan Perceived Trust Terhadap Penerimaan Media Sosial di Antara

Pengguna Jabodetabek Sebagai Alat Penyebaran Informasi di bawah bimbingan

A’ang Subiyakto, M.Kom, Ph.d dan Muhammad Nur Gunawan, M.BA.

Media sosial sudah menjadi media utama penyebaran informasi dikarenakan

kemudahan penggunaannya. Akan tetapi, sebelum membagikan suatu informasi, harus

diketahui kebenaran informasi tersebut. Kurangnya tingkat kemelekan informasi dapat

menyebabkan ketidakmampuan dalam menilai kebenaran suatu informasi. Kemudian

dengan kemudahan penggunaan media sosial dapat menyebabkan terjadinya

penyebaran informasi yang belum diketahui kebenarannya secara masif. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor kemelekan informasi, persepsi

kebenaran, dan persepsi kepercayaan pengguna terhadap status penerimaan media

sosial sebagai alat penyebaran informasi. Metode penelitian ini menggunakan model

TAM 2 oleh Venkatesh & Davis (2000) dengan penambahan variabel Information

Literacy, Perceived Validity, dan Perceived Trust dengan pendekatan kuantitatif.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara online dan offline serta pengumpulan

sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Jumlah

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 405 responden pengguna media

sosial di Jabodetabek. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan Ms. Excel 2016 dan pendekatan PLS-SEM menggunakan SmartPLS 3.0.

Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas penduduk Jabodetabek memiliki tingkat

kemelekan informasi yang baik sehingga dapat menilai kebenaran informasi tersebut

dan tidak semata-mata langsung mempercayai informasi yang diterimanya. Kemudian

secara analisis statistik, variabel Information Literacy, Perceived Validity, dan

Perceived Trust berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan media sosial

sebagai alat penyebaran informasi. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi masyarakat agar memverifikasi kebenaran informasi yang beredar

di media sosial.

Kata Kunci: Media Sosial, Penyebaran Informasi, TAM, Information Literacy,

Perceived Validity, Perceived Trust, PLS-SEM, SmartPLS.

BAB 1-5 + 124 Halaman + xv Halaman + 18 Gambar + 13 Tabel + Daftar Pustaka +

Lampiran

Page 9: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,

terutama nikmat sehat sehingga penulis selalu dalam keadaan baik dalam menyusun

laporan penelitian ini. Shalawat teriring salam tentunya penulis junjungkan untuk

baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah

memperjuangkan islam sebagai agama yang rahmatal lil „aalamiin.

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah bagian dari Mata kuliah Skripsi

dan Seminar Hasil yang merupakan syarat kelulusan Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Laporan ini berjudul “Pengaruh Variabel Information

Literacy, Perceived Validity, dan Perceived Trust Terhadap Penerimaan Media

Sosial Di Antara Pengguna Di Jabodetabek Sebagai Alat Penyebaran

Informasi”.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan ini, rasa terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud.selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 10: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

viii

2. Bapak A’ang Subiyakto P.hd selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi dan Dosen Pembimbing I

yang telah membimbing penulis hingga terselesaikannya laporan ini.

3. Bapak Muhammad Nur Gunawan M.BA selaku Dosen Pembimbing

II yang telah membimbing penulis hingga terselesaikannya laporan

ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah

memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

5. Ibu dan Bapak penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan

agar penulis lulus dan menjadi orang yang berintelektual dan

berguna bagi manusia. Juga, yang telah mendidik, menyayangi,

memberikan dukungan, semangat dan doa yang tiada henti sehingga

penulis ingin selalu memberikan yang terbaik untuk mereka.

6. Kakak dan Adik penulis yang sudah membantu dalam menyebarkan

kuesioner penelitian agar penulis dapat segera mendapatkan data

yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian.

7. Veibi Zhafira yang penulis sayangi yang sudah membantu, serta

mendampingi penulis sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Dio, Ria, Vanda, Bia, Gaya selaku sahabat dari SMA penulis yang

selalu mendukung dan memberikan doa agar penulis menjadi orang

sukses.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan pindah jurusan Hadi, Arif, Arbud,

Surya, Hisyam, Farhan, Haspoy, dan Fadhila yang telah

Page 11: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

ix

memberikan banyak bantuan ilmu, semangat dan do’a kepada

penulis.

10. Nabil, Yandra, Harwin, Kokoh, Feabby, Nabila, Wulan, Mayumi,

Alizha selaku sahabat kerja penulis di Debindo yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam mengcover pekerjaan

penulis setiap penulis sedang izin ke kampus.

11. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak berjasa dalam

proses penyelesaian laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih

sedikitpun dari penulis.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih jauh dari kata

sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun

dalam susunan bahasanya. Oleh karena itu kiranya, pembaca dapat memaklumi atas

kekurangan dalam Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang penulis kerjakan dapat

memberikan manfaat untuk pembaca umumnya.

Wassalmu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2019

Satrio Arif Rachman

11150930000090

Page 12: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................. Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN UJIAN...................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN .................................................................................................. v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 6

1.4 Model Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 7

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan .................................................................. 8

1.7 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.8 Metodologi Penelitian ............................................................................ 9

1.9 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

1.10 Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

2.1 Informasi ............................................................................................. 13

2.1.1 Informasi Hoax ............................................................................. 13

2.1.2 Jenis Informasi Hoax .................................................................... 14

Page 13: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

xi

2.2 Media Sosial ........................................................................................ 15

2.2.1 Jenis Media Sosial ........................................................................ 16

2.2.2 Fungsi Media Sosial ..................................................................... 18

2.3 Technology Acceptance Model (TAM) ................................................. 19

2.4 Technology Acceptance Model 2 (TAM2) ............................................ 20

2.5 Information Literacy ............................................................................ 22

2.6 Perceived Trust .................................................................................... 23

2.7 Perceived Validity ................................................................................ 24

2.8 Konsep Dasar Pengukuran ................................................................... 24

2.9 Populasi dan Sampel ............................................................................ 25

2.10 Skala Likert ......................................................................................... 30

2.11 SEM (Structural Equation Modelling) ................................................. 31

2.12 Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) ....... 33

2.12.1 Metode Bootstraping..................................................................... 39

2.12.2 Metode Blindfolding ..................................................................... 40

2.13 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian ................................... 42

2.13.1 Pengembangan Model Penelitian .................................................. 42

2.13.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian .............................................. 44

2.14 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 51

BAB 3 ............................................................................................................... 63

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 63

3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 63

3.2 Prosedur Penelitian .............................................................................. 63

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 64

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 66

3.5 Pengumpulan dan Pemrosesan Data ..................................................... 69

Page 14: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

xii

3.6 Analisis dan Interpretasi Data .............................................................. 70

BAB 4 ............................................................................................................... 72

HASIL PENGUKURAN PENERIMAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI ALAT

PENYEBARAN INFORMASI .......................................................................... 72

4.1 Hasil Analisis ........................................................................................... 72

4.1.1 Hasil Analisis Demografi ................................................................... 72

4.1.2 Hasil Analilis Measurement Model..................................................... 79

4.1.3 Hasil Analisis Struktur Model ............................................................ 84

4.2 Intrepetasi dan Diskusi Hasil Analisis ....................................................... 91

4.2.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis .................... 91

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Pengukuran ................. 95

4.3 Perbandingan Hasil Penelitian ................................................................ 106

4.4 Implikasi Hasil ....................................................................................... 108

4.5 Limitation of Study ................................................................................. 110

BAB 5 ............................................................................................................. 112

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 112

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 112

5.2 Saran ...................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115

Page 15: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Penelitian yang diajukan…………………………………….7

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (Davis, 1989)…………………….20

Gambar 2.2 Technology Acceptance Model 2 (Venkatesh & Davis, 2000)……22

Gambar 2.3 Kategori Sampel (Siregar, 2013)………………………………….26

Gambar 2.4 Klasifikasi Komponen Model Struktural (Hussein, 2015)………...32

Gambar 2.5 Model Penelitian Khan & Idris, 2019……………………………...44

Gambar 2.6 Model Penelitian Irhashon et al., 2018..…………………………...44

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (Subiyakto et al, 2015a)………………………64

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Pengguna Aktif Media Sosial Responden……73

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden……………………74

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Usia Responden………………………………74

Gambar 4.4 Diagram Media Sosial yang Digunakan…………………………...75

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Pendidikan Terakhir Responden……………..76

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Pekerjaan Responden………………………...76

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Domisili Responden………………………….77

Gambar 4.8 Diagram Lingkaran Tingkat Kepercayaan Responden…………….78

Gambar 4.9 Diagram Lingkaran Tingkat Kebenaran Informasi Pada Media

Sosial……………………………………………………………………………..78

Gambar 4.10 Model hasil penghitungan menggunakan PLS-Algorithm……….83

Page 16: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase pengguna aplikasi media sosial…………………………….2

Tabel 2.1 Keterangan Konstruk SmartPLS (Hussein, 2015)…………………….33

Tabel 2.2 Pengertian dan referensi indikator variabel…………………………...47

Tabel 3.1 Indikator dan Butir Pertanyaan Pengujian…………………………….67

Tabel 4.1 Hasil Analisis Pengukuran Model…………………………………….81

Tabel 4.2 Discriminant Validity Fornell-Lacker’s………………………………82

Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Path Coefficient…………………………………84

Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Coefficient of Determination………………….....85

Tabel 4.5 Hasil Penghitungan t-test……………………………………………...86

Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Effect Size………………………………………..87

Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Predictive Relevance…………………………….88

Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Relative Impact………………………………….89

Tabel 4.9 Hasil Analisis Struktur Model………………………………………...90

Page 17: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Pre-test

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Data 402 Responden

Lampiran 4 Daftar Definisi

Page 18: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

16

Page 19: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) berkembang mengikuti

perkembangan zaman dengan adanya beragam media termasuk media online.

Kemudahan dan efisiensi dalam penggunaan yang diberikan, menjadikan media online

sebagai sumber informasi utama oleh masyarakat (Borycki & Kushniruk, 2014).

Media online tidak hanya mengubah cara penyampaian informasi tetapi juga

mengubah cara masyarakat mengkonsumsi informasi tersebut (Juditha, 2018).

Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu

informasi kepada pihak lain. Media sosial sebagai media dengan dinamika sosial yang

sangat tinggi dan memungkinkan komunikasi terbuka kepada berbagai pihak dengan

beragam latar belakang dan kepentingan (Rahadi, 2017). Menurut Khan et al. (2014)

Media sosial memiliki manfaat besar antaran lain dalam hal konektivitas sosial,

keterlibatan sosial, pencapaian informasi, dan hiburan.

Media sosial dapat digunakan untuk bertemu teman lama, menjaga hubungan,

bertemu teman baru, dan memperkuat konektivitas sosial secara keseluruhan di antara

pengguna media sosial. Bertemu teman baru secara online akan membantu

mendapatkan dukungan emosional yang tidak tersedia secara off-line dan juga

membantu dalam mengenal teman-teman yang ada lebih baik dan mempertahankan

hubungan yang lebih baik. Selain itu, media sosial juga memudahkan seseorang dalam

mendapatkan suatu informasi yang menarik (Shu & Chuang, 2011).

Page 20: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

2

Berdasarkan data yang didapat dari portal Tempo oleh Pertiwi, W.K. (2018),

diketahui bahwa 150 juta masyarakat Indonesia sudah menggunakan aplikasi media

sosial. Media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk membagikan

atau menyebarkan informasi secara berturut-turut adalah Whatsapp, Facebook,

Instagram, Line, dan Twitter. Berikut persentasenya seperti pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Persentase pengguna aplikasi media sosial (Pertiwi W.K., 2019)

No Aplikasi Persentase

1 Whatsapp 83%

2 Facebook 81%

3 Instagram 80%

4 Line 59%

5 Twitter 52%

Sumber: tekno.kompas.com

Kemudahan dalam berbagi informasi dengan menggunakan media sosial ini

akan memberikan manfaat jika informasi yang dibagikan merupakan informasi yang

benar, akan tetapi kemudahan ini dapat memberikan efek buruk jika informasi yang

disebarkan adalah informasi yang tidak benar (Watson & Partridge, 2016). Hoax

merupakan informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti atau yang benar-

benar bukan merupakan fakta yang terjadi (Juditha, 2018).

Hoax yang disebarkan dapat menyebabkan kesalahpahaman di antara

masyarakat sehingga dapat menimbulkan kerugian hingga perpecahan di antara

masyarakat. Penyebaran hoax juga dipakai pihak-pihak tertentu untuk menghasut dan

memecah belah masyarakat yang dapat membahayakan persatuan bangsa. Penyebaran

informasi di masyarakat yang belum diketahui kebenarannya pada media sosial dapat

menjadi salah satu penyebab menyebarnya hoax (Siswoko, 2017).

Page 21: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3

Masyarakat mengandalkan media online seperti Facebook, Twitter, dan

Instagram untuk mendapatkan berita dan informasi dibandingkan dengan media

tradisional (Shearer & Gottfried., 2017). Sedangkan media sosial sudah menjadi

sumber informasi, hiburan, dan interaksi sosial pada skala global, juga telah dianggap

sebagai saluran informasi yang salah. Masalahnya menjadi diperparah ketika media

sosial memfasilitasi penyebaran informasi secara cepat dan masif (Vosoughi et al.,

2018). Informasi dapat menjadi viral dalam beberapa menit ketika dibagikan dan

dibagikan ulang di berbagai platform media sosial (Alhabash & McAlister, 2015).

Gabielkov et al. (2016) mengungkapkan bahwa sekitar 59% konten di Twitter

dibagikan oleh pengguna bahkan tanpa membacanya.

Berdasarkan survey yang dilakukan Mastel (2017) bahwa dari 1.146

responden, 44,3% diantaranya menerima berita hoax setiap hari dan 17,2% menerima

lebih dari satu kali dalam sehari. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa saluran yang

banyak digunakan dalam penyebaran hoax adalah website, sebesar 34,90%, aplikasi

chatting (Whatsapp, dan Line) sebesar 62,80%, dan melalui media sosial (Facebook,

Twitter, dan Instagram) yang merupakan media terbanyak digunakan yaitu mencapai

92,40%. Sementara itu, data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika menyebut ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi

sebagai penyebar hoax dan ujaran kebencian (Pratama, 2016).

Penyebaran hoax di Indonesia ini dipandang menimbulkan beragam masalah.

Kemunculannya semakin banyak pada saat Pemilihan Umum Presiden atau Pemilihan

Kepala Daerah berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Saat itu, hoax banyak beredar di masyarakat. Dewan Pers Indonesia menilai hoax telah

memasuki tahap serius. Apalagi hoax memiliki rentang yang sangat lebar, mulai dari

Page 22: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

4

yang satir untuk menyindir sampai yang dipublikasikan melalui berbagai kanal

informasi. Awalnya masyarakat mencari kebenaran atas informasi melalui media

tradisional. Namun saat ini hoax justru masuk ke dimensi lain di media sosial dan

diadopsi begitu saja di media tradisional tanpa klarifikasi (Juditha, 2018).

Keadaan tersebut dapat terjadi karena kurangnya tingkat kemelekan informasi.

Kurangnya kemelekan informasi menyebabkan kebiasaan dalam mempercayai atau

menyebarkan informasi di media sosial tanpa memverifikasi terlebih dahulu

kebenarannya (Khan & Idris, 2019). Sedangkan, tingkat kepercayaan seseorang

terhadap kebenaran informasi dapat menjadi faktor seseorang menggunakan suatu

teknologi (Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018) yang dalam ini adalah penggunaan

media sosial.

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan analisa terhadap

penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi untuk mengetahui faktor-

faktor yang menyebabkan seseorang menyebarkan informasi melalui media sosial.

Dengan menggunakan variabel tambahan yaitu, Information Literacy, Perceived

Validity, dan Perceived Trust pada model Technology Acceptance Model (TAM 2).

Tujuan dari model TAM ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan

masyarakat menerima penggunaan sistem terkomputasi (Venkatesh & Davis, 2000;

Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017) yang dalam hal

ini adalah media sosial sebagai alat penyebaran informasi.

Information Literacy merupakan tingkat kemelekan individu terhadap

informasi yang diukur dengan kemampuannya dalam mencari, membagi,

memverifikasi, dan memahami informasi (Khan & Idris, 2019). Perceived Validity

merupakan tingkat keyakinan individu terhadap kebenaran informasi yang diterima

Page 23: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

5

(Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018). Perceived Trust merupakan tingkat

kepercayaan individu terhadap informasi yang diterima (Eddy et al., 2012; Irhashon

et al., 2018).

Berdasarkan studi sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Khan & Idris

(2019) adalah bagaimana pengaruh Information Literacy terhadap kebiasaan individu

dalam membagikan informasi. Akan tetapi, belum diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi kepercayaan (Perceived Trust) dan persepsi kebenaran

(Perceived Validity) individu tersebut terhadap informasi yang diterimanya.

Kemudian peneliti mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Irhashon et al

(2018) bahwa Perceived Validity dan Perceived Trust dapat berpengaruh terhadap

penerimaan penggunaan suatu teknologi yang dalam hal ini adalah media sosial.

Berdasarkan respon individu terhadap nilai kebenaran informasi yang diterima

dapat mempengaruhi individu tersebut untuk menyebarkan atau tidak menyebarkan

informasi tersebut. Peneliti berpendapat jika kemelekan informasi dapat

mempengaruhi persepsi individu tersebut terhadap tingkat kebenaran dan kepercayaan

terhadap informasi. Jika individu tersebut percaya dan yakin bahwa informasi yang

diterima adalah benar, maka dapat mendorong individu tersebut untuk membagikan

informasi kepada orang lain.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mengukur tingkat penerimaan dan penyebaran informasi

hoax pada masyarakat dengan judul “Pengaruh Variabel Information Literacy,

Perceived Validity, dan Perceived Trust Terhadap Penerimaan Media Sosial di

Antara Pengguna di Jabodetabek Sebagai Alat Penyebaran Informasi”.

Page 24: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka

penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Terjadinya penyebaran informasi yang belum diketahui kebenarannya atau hoax

melalui aplikasi media sosial.

b. Penyebaran hoax menjadi semakin masif dikarenakan kemudahan penggunaan

media sosial.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas,

dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai

berikut :

c. Bagaimana status penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi di

Jabodetabek ?

d. Bagaimana pengaruh faktor kemelekan informasi, persepsi kebenaran, dan

persepsi kepercayaan terhadap penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran

informasi ?

1.4 Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model TAM 2, yaitu sebuah model yang

digunakan untuk menjelaskan penerimaan sebuah teknologi (Venkatesh & Davis,

2000; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017). Model ini

terdiri dari lima variabel yaitu variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived Easy of

Use (PE), Intention to Use (IU), Usage Behavior (UB), dan Actual Use (AU). Selain

itu peneliti menggunakan variable tambahan Information Literacy (IL) (Khan & Idris,

Page 25: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

7

2019), Perceived Validity (PV), dan Perceived Trust (PT) (Eddy et al., 2012; Irhashon

et al., 2018).

Gambar 1.1 Model Penelitian yang diajukan

1.5 Pertanyaan Penelitian

Mengacu pada tujuan penelitian, maka dua pernyataan utama dalam penelitian

ini adalah :

Q.1 Bagaimana status penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran

informasi di Jabodetabek?

Q.2 Bagaimana pengaruh faktor kemelekan informasi, persepsi kebenaran, dan

persepsi kepercayaan terhadap penerimaan media sosial sebagai alat

penyebaran informasi?

Berikut adalah pertanyaan penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi di Jabodetabek yang

dikembangkan sesuai dengan model penelitian yang sudah diajukan :

Page 26: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

8

Q2.1 Apakah Information Literacy berpengaruh terhadap Perceived Validity?

Q2.2 Apakah Information Literacy berpengaruh terhadap Perceived Usefulness?

Q2.3 Apakah Information Literacy berpengaruh terhadap Perceived Easy of Use?

Q2.4 Apakah Information Literacy berpengaruh terhadap Perceived Trust?

Q2.5 Apakah Perceived Validity berpengaruh terhadap Perceived Usefulness?

Q2.6 Apakah Perceived Validity berpengaruh terhadap Intention of Use?

Q2.7 Apakah Perceived Validity berpengaruh terhadap Usage Behaviour?

Q2.8 Apakah Perceived Trust berpengaruh terhadap Perceived Validity?

Q2.9 Apakah Perceived Trust berpengaruh terhadap Intention of Use?

Q2.10 Apakah Perceived Trust berpengaruh terhadap Usage Behaviour?

Q2.11 Apakah Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Intention of Use?

Q2.12 Apakah Perceived Easy of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulness?

Q2.13 Apakah Perceived Easy of Use berpengaruh terhadap Intention of Use?

Q2.14 Apakah Intention of Use berpengaruh terhadap Usage Behaviour?

Q2.15 Apakah Usage Behaviour berpengaruh terhadap Actual Use?

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan

Ruang lingkup dan batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penelitian ini dilakukan terhadap seseorang yang menyebarkan

informasi dengan menggunakan media sosial seperti Whatsapp,

Facebook, Line, Twitter, dan Instagram di wilayah Jabodetabek.

2) Penelitian ini menggunakan model TAM 2 dengan menambahkan

variabel Information Literacy, Perceived Validity dan Perceived Trust

untuk mengukur pengaruh faktor kemelekan informasi, persepsi

Page 27: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

9

kebenaran, dan persepsi kepercayaan terhadap kebiasaan masyarakat

dalam menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi.

3) Secara metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

(Sugiyono, 2013; Creswell, 2014; Indrawan & Yaniawati, 2014)

dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling

(Nursiyono, 2015; Serra et al., 2018) dan tahap selanjutnya snowball

sampling (Nursiyono, 2015; Gray et al., 2016), serta analisis data

menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 3.0

(Yamin & Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Ringle et al., 2014).

1.7 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang sudah dipaparkan

sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Mengetahui status penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi

di Jabodetabek.

b. Mengetahui pengaruh faktor kemelekan informasi, persepsi kebenaran, dan

persepsi kepercayaan terhadap penerimaan media sosial sebagai alat

penyebaran informasi.

1.8 Metodologi Penelitian

Secara umum, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif (Creswell,

2014). Sumber rumusan 15 hipotesis merupakan model penelitian yang akan

dikembangkan pada penelitian ini. Kemudian hipotesis ini akan diuji menggunakan

data yang telah dikumpulkan dari kuesioner (Sugiyono dalam Setiawan, 2016).

Kuesioner yang dirancang dalam bentuk pernyataan yang sejalan dengan pendekatan

Page 28: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

10

dan strategi penelitian yang selanjutnya disebarkan kepada responden yang telah

ditargetkan. Studi literatur juga dilakukan peneliti untuk memperkuat teori-teori yang

ada sehingga penelitian ini bersifat ilmiah.

Responden pada penelitian ini adalah seluruh pengguna media sosial yang

merupakan masyarakat Jabodetabek. Teknik pengambilan sampling yang dilakukan

dengan cara purposive sampling (Nursiyono, 2015; Serra et al., 2018) dan tahap

selanjutnya snowball sampling (Nursiyono, 2015; Gray et al., 2016). Tahap pertama

dilakukan untuk memilih bagian dari populasi, dimana kriteria yang dipilih adalah

yang memiliki pengalaman dalam menggunakan sistem, selanjutnya pada tahapan

kedua, pengambilan sampel dilakukan dengan cara meminta bantuan responden yang

terpilih untuk ikut menyebarkan dan menunjuk responden lainnya secara berantai..

Kuesioner disebarkan secara langsung dan tidak langsung kepada responden.

Penyebaran secara langsung dilakukan oleh peneliti untuk mencari responden yang

tepat melalui tatap muka. Sedangkan, penyebaran secara tidak langsung dilakukan

oleh peneliti dengan menyebarkan link melalui sosial media dengan bantuan fitur

google forms untuk pengisiannya. Setelah itu, semua kuesioner yang terkumpul akan

disaring dan diklasifikasikan menggunakan perangkat lunak pengolah angka Ms.

Excel 2016. Berdasarkan pengumpulan data tersebut diperoleh sebanyak 402 data

yang valid untuk digunakan. Proses analisis data secara kuantitatif menggunakan

pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 3.0 (Yamin & Kurniawan, 2011; Hair

et al., 2012; Afthanorhan, 2013; Wong, 2013; Ringle et al., 2014), selanjutnya

interpretasi dilakukan berdasarkan hasil analisis tersebut. Terakhir, kesimpulan-

kesimpulan dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan dan

didiskusikan berdasarkan batasan penelitian.

Page 29: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

11

1.9 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengusulkan model

penerimaan teknologi baru dengan penambahan variabel kemelekan informasi,

persepsi kebenaran, dan persepsi kepercayaan pada model sebelumnya, seperti

yang dijelaskan (Subiyakto & Ahlan, 2014) bahwa sebagian besar model

penelitian dikembangkan menggunakan teori sebelumnya. Dan penelitian ini

diharapkan juga dapat menjadi alternatif bagi peneliti selanjutnya atau

berbagai pihak dalam memahami kepuasan pengguna sistem.

2) Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan

metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di Program Studi Sistem

Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berdasarkan pengamatan

peneliti jumlahnya masih terbatas.

3) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi masyarakat dalam memverifikasi informasi yang diterima

di media sosial agar mencegah terjadinya penyebaran hoax.

1.10 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan, pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara

singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan sasaran, model penelitian, pertanyaan penelitian, ruang

Page 30: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

12

lingkup dan batasan, metodologi penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan laporan hasil penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori terkait landasan pelaksanaan

penelitian, meliputi teori pengukuran, definisi informasi dan hoax,

model TAM 2, metode pengumpulan data, populasi, teknik sampling,

PLS-SEM, pengembangan model penelitian dan hipotesisnya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang metode proses pelaksanaan penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini, yang dimana dibagi dua metode

yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan analisis data dan hasilnya, interpretasi, dan

diskusi hasil penelitian. Analisis data utamanya dilakukan

menggunakan metode PLS-SEM dengan perangkat lunak SmartPLS

3.0 meliputi analisis pengukuran model (model measurement

analysis) dan struktur model (structural model). Selanjutnya,

interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk kepada basis teori

sebelumnya, memperhatikan dan menimbang pelaksanaan penelitian

secara praktis di lapangan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran atas hasil

pelaksanaan penelitian terutama terkait dengan aspek penggunaan

dan kelanjutan bagi kajian selanjutnya.

Page 31: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf
Page 32: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Informasi

Terdapat tiga makna dari kata informasi. Pertama adalah informasi sebagai

suatu proses, yaitu merujuk pada kegiatan-kegiatan menjadi terinformasi. Makna

yang kedua adalah informasi sebagai pengetahuan. Di sini, informasi mengacu pada

segala kejadian di dunia (entitas) yang tak terhingga, yang tak dapat disentuh, atau

sesuatu yang abstrak. Sebagai sesuatu yang abstrak, informasi dilihat dari makna

yang terkandung dalam keseluruhan medium yang digunakan, kemudian dapat

diartikan secara berbeda antara si pengirim dan si penerima. Informasi dianggap

sebagai bagian abstrak dari pikiran manusia sesuai dengan isi dan makna pesan

yang diterima. Makna yang ketiga adalah informasi dianggap sebagai suatu benda

atau penyajian yang nyata dari pengetahuan. Sebagai benda yang nyata, informasi

dilihat dari rangkaian simbol-simbol dan dapat ditangkap oleh panca indra manusia

serta dapat saling dipertukarkan. Informasi dianggap sebagai bahan mentah yang

nyata, yang berada di luar manusia yang memerlukan pemrosesan lebih lanjut (Ati

et al., 2013).

2.1.1 Informasi Hoax

Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya

untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa

berita tersebut adalah palsu. Salah satu contoh pemberitaan palsu yang paling

umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian dengan suatu sebutan yang

berbeda dengan barang/ kejadian sejatinya (Rahadi, 2017). Definisi lain

Page 33: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

14

menyatakan hoax adalah suatu tipuan yang digunakan untuk mempercayai sesuatu

yang salah dan seringkali tidak masuk akal yang melalui media online.

Hoax bertujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini publik,

membentuk persepsi, atau juga untuk kesenangan untuk menguji kecerdasan dan

kecermatan pengguna internet dan media sosial. Tujuan penyebaran hoax beragam

tapi pada umumnya hoax disebarkan sebagai bahan lelucon, menjatuhkan pesaing

(black campaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat amalan

– amalan baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. Hal tersebut

menyebabkan banyak penerima hoax terpancing untuk segera menyebarkan kepada

rekannya sehingga akhirnya hoax ini dengan cepat tersebar luas (Rahadi, 2017).

Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini

atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017). Secara alami perasaan positif akan timbul

dalam diri seseorang jika opini atau keyakinannya mendapat pengakuan sehingga

cenderung tidak akan mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar dan

bahkan mudah saja bagi mereka untuk menyebarkan kembali informasi tersebut.

Hal ini dapat diperparah jika si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang

dalam memanfaatkan internet guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar

untuk cek dan ricek fakta.

2.1.2 Jenis Informasi Hoax

Jenis informasi hoax dibagi menjadi ke dalam 6 (enam) jenis (Rahadi,

2017), yaitu :

1. Fake news: Berita bohong: Berita yang berusaha menggantikan berita yang

asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan

ketidakbenaran dalam suatu berita. Penulis berita bohong biasanya

Page 34: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

15

menambahkan hal-hal yang tidak benar. Semakin aneh suatu berita maka

akan semakin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor terhadap suatu

berita.

2. Clickbait: link atau url yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs

dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam

link ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar

yang menarik untuk memancing pembaca.

3. Confirmation bias: Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian

yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.

4. Misinformation: Informasi yang salah atau tidak akurat, terutama yang

ditujukan untuk menipu.

5. Satire: Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-

besarkan untuk mengkomentari kejadian yang sedang hangat.

6. Post-truth: Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk

membentuk opini publik.

7. Propaganda: Aktifitas menyebarluaskan informasi, fakta, argumen, gosip,

setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini

publik.

2.2 Media Sosial

Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam membagikan suatu

informasi kepada pihak lain. Media sosial sebagai media dengan dinamika sosial

yang sangat tinggi dan memungkinkan komunikasi terbuka kepada berbagai pihak

dengan beragam latar belakang dan kepentingan adalah sarana yang tepat untuk

membangkitkan partisipasi warga dalam membangun kota. Seperti yang

Page 35: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

16

dikemukakan Howard dan Parks (2012) Media sosial adalah media yang terdiri atas

tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk

memproduksi dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan

pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital,

Kemudian yang memproduksi dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital

adalah individu, organisasi, dan industri. Kotler et al. (2009) juga mengemukakan

media sosial adalah media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks,

gambar, suara, dan video informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan dan

vice versa. Pendapat tersebut didukung pernyataan Carr dan Hayes (2015) dimana

media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan pengguna

berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika

ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari

user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain. Media sosial

digunakan secara produktif oleh seluruh ranah masyarakat, bisnis, politik, media,

periklanan, polisi, dan layanan gawat darurat. Media sosial telah menjadi kunci

untuk memprovokasi pemikiran, dialog, dan tindakan seputar isu-isu sosial.

2.2.1 Jenis Media Sosial

Kaplan dan Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke dalam

6 (enam) jenis, yaitu :

1. Collaborative Projects, yaitu suatu media sosial yang dapat membuat

konten dan dalam pembuatannya dapat diakses khalayak secara global.

Kategori yang termasuk dalam Collaborative Projects dalam media sosial,

yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat populer di berbagai

Page 36: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

17

negara. Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung

citra perusahaan, terlepas dari pro-kontra soal kebenaran isi materi dalam

situs tersebut.

2. Blogs and Microblogs, yaitu aplikasi yang dapat membantu penggunanya

untuk menulis secara runut dan rinci mengenai berita, opini, pengalaman,

ataupun kegiatan sehari-hari, baik dalam bentuk teks, gambar, video,

ataupun gabungan dari ketiganya. Kedua aplikasi ini mempunyai peran

yang sangat penting baik dalam penyampaian informasi maupun pemasaran

produk. Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa

dapat mengiring opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat

dengan mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara

tatap muka.

3. Content Communities, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling

berbagi dengan seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, di

mana dalam aplikasi ini user atau penggunanya dapat berbagi video,

ataupun foto. Sosial media ini dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan

suatu bentuk kegiatan positif yang dilakukan oleh satu perusahaan, sehingga

kegiatan tersebut akan mendapatkan perhatian khalayak dan pada akhirnya

akan membangun citra positif bagi perusahaan.

4. Social Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial, yaitu merupakan situs

yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet membuat sebuah

profil dan menghubungkannya dengan pengguna lain. Situs jejaring sosial

memungkinkan penggunanya mengunggah hal-hal yang sifatnya pribadi

seperti foto, video, koleksi tulisan, dan saling berhubungan secara pribadi

Page 37: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

18

dengan pengguna lainnya melalui private pesan yang hanya bisa diakses dan

diatur pemilik akun tersebut. Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal

membangun dan membentuk brand image, karena sifatnya yang interaktif

sehingga pengguna dapat dengan mudah mengirim dan menerima

informasi, bahkan dapat digunakan sebagai media komunikasi dan

klarifikasi yang nyaman antara pemilik produk dengan konsumennya.

5. Virtual Game Worlds, yaitu permainan multiplayer di mana ratusan pemain

secara simultan dapat di dukung. Media sosial ini sangat mendukung dalam

hal menarik perhatian konsumen untuk tahu lebih banyak dengan desain

grafis yang mencolok dan permainan warna yang menarik, sehingga terasa

lebih informatif dan interaktif.

6. Virtual Social Worlds, yaitu aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata

dalam internet. Aplikasi ini menungkinkan pengguna berinteraksi dalam

platform tiga dimensi menggunakan avatar yang mirip dengan kehidupan

nyata. Aplikasi ini sangat membantu dalam menerapkan suatu strategi

pemasaran atau penyampaian informasi secara interaktif serta menarik.

2.2.2 Fungsi Media Sosial

Fungsi media sosial dapat diketahui melalui sebuah kerangka kerja

honeycomb. Menurut Kietzmann et al. (2011) menggambarkan hubungan kerangka

kerja honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan

media sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity,

cenversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups.

Page 38: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

19

1. Identity menggambarkan pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah

media sosial menyangkut nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta

foto.

2. Conversations menggambarkan pengaturan para pengguna berkomunikasi

dengan pengguna lainnya dalam media sosial.

3. Sharing menggambarkan pertukaran, pembagian, serta penerimaan konten

berupa teks, gambar, atau video yang dilakukan oleh para pengguna.

4. Presence menggambarkan apakah para pengguna dapat mengakses

pengguna lainnya.

5. Relationship menggambarkan para pengguna terhubung atau terkait dengan

pengguna lainnya.

6. Reputation menggambarkan para pengguna dapat mengidentifikasi orang

lain serta dirinya sendiri.

7. Groups menggambarkan para pengguna dapat membentuk komunitas dan

sub-komunitas yang memiliki latar belakang, minat, atau demografi.

2.3 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM), yang diperkenalkan oleh Davis et

al. (1989) yang merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) dengan

tujuan untuk memodelkan penerimaan pemakai (user acceptanced) terhadap sistem

informasi. Technology Acceptance Model menggunakan lima variabel utama

sebagai berikut:

a. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), didefinisikan

sejauh mana orang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi itu mudah.

Page 39: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

20

b. Persepsi Manfaat (perceived usefulness), didefinisikan sejauh mana orang

percaya bahwa menggunakan suatu teknologi itu bermanfaat dan

meningkatkan kinerjanya.

c. Sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using technology),

didefinisikan sebagai evaluasi ketertarikannya dalam menggunakan

teknologi.

d. Minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use),

didefinisikan sebagai minat (keinginan) seseorang untuk melakukan

perilaku tertentu.

e. Penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use), diukur

dengan jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan teknologi

dan frekuensi penggunaan teknologi tersebut.

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (Davis, 1989)

2.4 Technology Acceptance Model 2 (TAM2)

Venkatesh dan Davis (2000) mengemukakan bahwa TAM memiliki

beberapa keterbatasan dalam menjelaskan penyebab di mana seseorang akan

menerima sebuah sistem yang diberikan tersebut berguna. Selanjutnya Venkatesh

Page 40: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

21

dan Davis (2000) mengembangkan dan menguji model TAM2 dengan memasukkan

sejumlah faktor penentu untuk Perceived Usefulness. Lihat Gambar 2. merupakan

model pengembangan dari TAM (Technology Acceptance Model) yang

menjelaskan niat pemakaian dan kegunaan yang diirasa dalam kaitan dengan proses

pengaruh sosial (norma hubungan, voluntaryness, dan gambaran) dan teori proses

sebagai penolong (keterkaitan pekerjaan, kualitas hasil, hasil demonstrabilitas dan

PEOU). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua teori dan pengaruh sosial

mempengaruhi penerimaan terhadap teknologi. Pada model TAM 2, variabel yang

memberikan pengaruh terhadap variabel persepsi pada kegunaan/manfaat

(perceived usefulness), yaitu:

1. Pengaruh sosial

Pengaruh sosial yang mempengaruhi persepsi kegunaan / manfaat terbagi

tiga variabel yaitu:

a. Norma subyektif (subjective norm), persepsi orang bahwa kebanyakan

orang merasa penting baginya untuk berfikir apa yang seharusnya dan

tidak seharusnya sesuai dengan lingkungan.

b. Sukarela (voluntariness), sejauh mana pengadopsi potensial

menganggap keputusan adopsi untuk menjadi tidak wajib.

c. Anggapan (image), persepsi untuk meningkatkan suatu status kedalam

suatu sistem sosial.

2. Proses instrumental kognitif

Proses instrumental kognitif yang mempengaruhi persepsi kegunaan /

manfaat terbagi tiga variabel yaitu:

Page 41: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

22

a. Relevansi pekerjaan (job relevance), persepsi individu bahwa sebuah

teknologi relevan dengan pekerjaannya.

b. Kualitas output (output quality), derajat di mana seseorang percaya

bahwa menggunakan sistem meningkatkan penyelesaian tugasnya

dengan baik.

c. Demonstrasi hasil (result demonstrability), hasil yang terukur dari

penggunaan inovasi.

Gambar 2.2 Technology Acceptance Model 2 (Venkatesh & Davis, 2000)

2.5 Information Literacy

Kemelekan informasi di deskripsikan sebagai kemampuan untuk

mengidentifikasi kapan informasi diperlukan, kemampuan untuk melakukan tugas

tertentu atau untuk tujuan penyelesaian masalah, mencari informasi dengan efisien,

mengatur atau mengatur kembali sumber informasi, menafsirkan, menganalisis,

dan mengambil informasi yang diperlukan, menilai akurasi dan keandalan

informasi, dan mengamati penggunaan etis sumber informasi. Kemeleka Informasi

Page 42: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

23

dibedakan dari aspek literasi lainnya seperti melek komputer, melek jaringan,

melek digital, melek teknologi informasi dan melek media meskipun jenis literasi

ini cukup terkait. Kemelekan informasi dipertimbangkan sebagai semua kegiatan

yang berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran mengenai seluruh variasi

sumber dan format informasi. Untuk melek informasi, suatu individu harus

dilengkapi dengan alasan, kapan, dan bagaimana menerapkan semua alat literasi

informasi dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara tegas tentang

informasi yang mereka berikan (Khan & Idris, 2019).

Literasi informasi membantu memperlengkapi individu dengan

keterampilan berpikir kritis, kemampuan untuk mencari jawaban pertanyaan kritis,

kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai sumber, membentuk opini yang

cerdas, dan mengevaluasi sumber-sumber informasi untuk penilaian informasi yang

diperlukan untuk pengambilan keputusan (Spante et al., 2018).

Informasi sangat penting karena kemudahan akses informasi dan bahwa

orang-orang diharapkan untuk memperoleh keterampilan yang sesuai sesuai dengan

perkembangan teknologi untuk mencari, mengevaluasi, menganalisis dan

memanfaatkan secara efektif informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan tentang

kemelekan informasi adalah suatu keharusan bagi semua orang karena itu akan

menentukan tingkat keberhasilan di setiap tingkat (Durorolu, 2016).

2.6 Perceived Trust

Kepercayaan mengacu pada transparansi sebuah objek, yang dalam hal ini

adalah informasi pada media sosial. Transparansi terkait dengan bagaimana

seseorang dapat mengetahui data dan sumber dari informasi yang tersebar.

Page 43: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

24

Transparansi mengacu pada sejauh mana seseorang mendapatkan struktur,

kejelasan, keutuhan, keterbukaan informasi yang diterima. Transparansi memiliki

tujuan untuk memberikan informasi yang cukup untuk meyakinkan pembaca untuk

memahami akurasi informasi, data, dan keterbatasan informasi yang tersebar pada

media sosial (Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018).

2.7 Perceived Validity

Validasi adalah seperangkat metode untuk menilai keakuratan sebuah

informasi. Validasi dapat digunakan oleh seseorang untuk menentukan

pengambilan keputusan terhadap informasi yang diterima. Sementara transparansi

dapat membantu pembaca memahami suatu informasi, validasi digunakan untuk

menentukan seberapa baik informasi tersebut. Selain akurasi dari informasi,

validasi juga digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari informasi

tersebut. Informasi tersebut juga harus mudah untuk dijelaskan kembali beserta

aspek teoritisnya dan juga dapat ditelusuri sumbernya (Eddy et al., 2012; Irhashon

et al., 2018).

2.8 Konsep Dasar Pengukuran

Menurut Sridadi (2017), pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan

secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu objek tertentu

dengan menggunakan alat ukur yang baku. Menurut Hopkins dan Antes (1990),

pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menghasilkan gambaran

berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang

suatu objek, orang atau peristiwa. Adapun pendapat lain tentang pengukuran

menurut Jogiyanto (2008) yaitu, pemberian nilai properti dari suatu objek, dimana

Page 44: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

25

objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti, sedangkan properti adalah

karakteristik dari objek tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi pengukuran, dapat

disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengukur tingkatan

atau melakukan penilaian dari sebuah sistem atau teknologi dengan alat ukur yang

baku.

2.9 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Pengertian lain menyebutkan bahwa

populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda,

hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Zuriah, 2006).

Persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam 2 (dua)

sifat berikut :

1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya

secara kuantitatif.

2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan

batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Sampel sering didefinisikan sebagai bagian populasi. Dengan mengambil

sampel, peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap

populasi. Penarikan sampel merupakan proses pemilihan sejumlah elemen dari

Page 45: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

26

populasi. Zuriah (2006) menyatakan bahwa setidaknya ada 4 (empat) hal yang

harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel, yaitu:

1. Unit analisis

2. Pendekatan atau model penelitian yang digunakan

3. Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi

4. Keterbatasan penelitian

Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi

dua kategori teknik pengambilan sampel, seperti yang terdapat dalam gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Kategori Sampel

Mengenai penetapan besar kecilnya sampel tidaklah ada suatu ketetapan

yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sampel harus

diambil. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas populasi.

Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampir tidak menjadi persoalan.

Page 46: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

27

Sebaliknya jika keadaan populasi heterogen maka perhitungan pengambil sampel

harus memperhatikan minimal 2 (dua) hal berikut :

1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.

2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Terdapat dua metode

dasar penarikan sampel yaitu (Yunita, 2017) :

1) Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Beberapa metode penarikan sampel probabilitas adalah sebagai

berikut:

a. Simple Random Sampling

Simple Random Sampling dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

b. Stratified Random Sampling

Stratified Random Sampling merupakan suatu prosedur penarikan

sampel berstrata, yaitu suatu subsampel acak sederhana ditarik dari

setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik.

c. Cluster Sampling

Cluster Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

probabilitas yang memilih subpopulasi yang disebut cluster. Kemudian,

Page 47: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

28

setiap elemen didalam kelompok (cluster tersebut) dipilih sebagai

anggota sampel.

2) Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan sampel

bersifat subyektif. Dalam hal ini, probabilitas pemilihan elemen-elemen

populasi tidak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan setiap elemen populasi

tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Beberapa

teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai berikut :

a. Convenience Sampling

Convenience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan

kemudahan. Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi

unit-unit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa-

mahasiswa dalam satu kelas, jamaah tempat ibadah, pengunjung toko

dan lain-lain. Seringkali teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk

menguji kuesioner atau penelitian eksplorasi.

b. Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan quota. Prinsipnya

adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi

populasi. Peneliti harus mengetahui distribusi populasi.

c. Purposive Sampling

Purposive Sampling merupakan Teknik pengambilan sampel yang

dilakukan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Pada

penelitian ini mengenai penerimaan media sosial sebagai alat

Page 48: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

29

penyebaran informasi di Jabodetabek maka yang dijadikan sampel

adalah masyarakat yang berdomisili di Jabodetabek dan menggunakan

aplikasi media sosial Facebook, Whatsapp, Line, Twitter, dan

Instagram.

Dalam penelitian ini akan diuji bagaimana pengaruh variabel

Information Literacy, Perceived Validity, dan Perceived Trust terhadap

penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi berdasarkan

persepsi penggunanya, maka peneliti menetapkan kriteria sebagai syarat

untuk dijadikan sampel yaitu masyarakat Jabodetabek yang

menggunakan aplikasi media sosial seperti yang sudah disebutkan

peneliti di atas. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias hasil

penelitian karena adanya masyarakat yang tidak menggunakan aplikasi

tersebut. Selain itu dengan menggunakan Teknik sampling ini

diharapkan hasil penelitian ini juga dapat memberikan hasil yang

representative.

d. Snowball Sampling

Snowball Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang mula-

mulanya dengan jumlah yang sedikit, lalu kemudian jumlah sampelnya

menjadi membesar.

Metode pengambilan sampel dengan responden yang berhasil diperoleh,

diminta untuk menunjukan kepada responden lainnya secara berantai.

Peneliti menggunakan metode ini dengan pertimbangan dikarenakan

kemudahan membagikan kuesioner secara online kemudian

Page 49: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

30

dikarenakan penelitian ini membahas penggunaan media sosial yang

secara mayoritas masyarakat Jabodetabek sudah menggunakan aplikasi

media sosial untuk menyebarkan informasi.

e. Accidental Sampling

Accidental Sampling adalah metode penarikan sampel yang dilakukan

dengan pemilihan sampelnya dilakukan terhadap orang/benda yang

kebetulan ada/dijumpai.

2.10 Skala Likert

Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam

angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa

survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu

laporan yang menjelaskan penggunaannya (Likert, 1932).

Menurut Djaali (2008) skala likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

suatu gejala atau fenomena pendidikan. Sedangkan menurut Sugiyono (2013) skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden menentukan

tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih salah satu

dari pilihan yang tersedia.

Format yang disediakan dalam sekala likert biasanya disediakan lima

pilihan skala seperti ini:

Page 50: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

31

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Cukup

4. Setuju

5. Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan

juga skala dengan tujuan atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan

bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah

pilihan tersebut ternyata sangat mirip (Dawes, 2008).

2.11 SEM (Structural Equation Modelling)

Bollen (2011) berpendapat “Sem are sets of equations that encapsulate the

relationships among the latent variabels, observed variables, and error variables”.

SEM dapat digunakan untuk menjawab berbagai masalah riset (research question)

dalam suatu set analisis secara sistematis dan komprehensif. Menurut Ramadiani

(2010), SEM adalah singkatan Structural Equation Model yang merupakan model

persamaan struktural generasi kedua teknik analisis multivariat yang

memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antar variabel yang kompleks

baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh

mengenai suatu model.

Menurut Hussein (2015) SEM merupakan salah satu metode yang saat ini

digunakan untuk menutup kelemahan yang ada pada metode regresi. Para ahli

metode penelitian mengelompokkan SEM menjadi dua pendekatan. Pendekatan

pertama disebut sebagai Covariance Based SEM (CBSEM) dan pendekatan lainnya

Page 51: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

32

adalah Variance Based SEM atau yang lebih dikenal dengan Partial Least Square

(PLS). Untuk melakukan analisa dengan menggunakan CBSEM maka software

yang sering digunakan adalah AMOS dan LISREL sedangkan untuk PLS software

yang sering digunakan adalah SmartPLS, WarpPLS dan XLStat.

Dengan demikian SEM adalah salah satu teknik analisis multivariat yang

digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel yang lebih kompleks

dibandingkan dengan analisis regresi berganda dan analisis faktor. Berikut adalah

contoh model persamaan struktural berdasarkan jurnal penelitian (Handayani dan

Sudiana, 2015).

Software yang digunakan dalam penelitian Handayani dan Sudiana (2015)

adalah Amos 7.0 dan software SPSS for windows 15.00 untuk keperluan tabulasi

data. Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini adalah

menggunakan ukuran sampel dengan teknik maximum likelihood estimation.

Adapun contoh SEM lain yang menggunakan software smartPLS 3.0 ditunjukan

pada gambar 2.5.

Gambar 2.4 Klasifikasi Komponen Model Struktural (Hussein, 2015)

Page 52: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

33

Gambar di atas merupakan penjelasan dari tiap-tiap komponen yang ada pada

model struktural menggunakan software smartPLS 3.0. Penjelasan yang lebih rinci

dapat dilihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Keterangan Konstruk SmartPLS (Hussein, 2015)

Istilah Pengertian

Konstruk

Eksogen

Variabel yang tidak diprediksi oleh variabel-variabel yang lain

yang terdapat dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk

yang dituju oleh garis dengan satu ujung anak panah

Konstruk

Endogen

Merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa

konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau

beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen

hanya dapat berhubungan kasual dengan konstruk endogen

Latent

Variabel

Variabel laten adalah variabel yang nilai kuantitatifnya tidak

dapat diketahui secara tampak.

Observed

Variabel

Variabel manifest adalah variabel yang besaran kuantitatifnya

dapat diketahui secara langsung, misalnya dari skor respons

subjek terhadap instrumen pengukuran

2.12 Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS-SEM)

Partial Least Square (PLS) pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold

(1975). Gaston dalam Yamin dan Kurniawan (2011) menyebutkan PLS dapat juga

digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis) dan tujuan

Page 53: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

34

eksplorasi. Meskipun PLS lebih diutamakan sebagai eksplorasi daripada

konfirmasi, PLS juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak terdapat hubungan

dan kemudian proposisi untuk pengujian. Tujuan utamanya adalah menjelaskan

hubungan antarkonstrak dan menekankan pengertian tentang nilai hubungan

tersebut. Dalam hal ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah adanya teori

yang memberikan asumsi untuk menggambarkan model, pemilihan variabel,

pendekatan analisis, dan interpretasi hasil.

Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang

bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM

yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/ teori sedangkan PLS lebih

bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang dapat diandalkan

karena tidak didasarkan pada banyak asumsi.

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan praktisi

adalah karena empat alasan. Pertama, algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk

hubungan antara indikator dengan konstruk latennya yang bersifat reflektif saja

tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif. Kedua,

PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sampel size yang kecil.

Ketiga, PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam estimasi data.

Keempat, PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin

& Kurniawan, 2011). Pada PLS-SEM juga diatur mengenai penentuan sampel

untuk penelitian, yaitu 10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur) yang

mengarah pada variabel laten (10 time rule of thumb) (Hair et al., 2013).

Page 54: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

35

Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) terdapat 4 alasan mengapa PLS-

SEM populer digunakan oleh para peneliti dan praktisi, yaitu sebagai berikut:

1) Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator

dengan konstruk latennya yang bersifat reflektif saja tetapi algoritma PLS

juga dapat dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif.

2) PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan sample size yang

kecil.

3) PLS-SEM dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks (terdiri atas

banyak variabel laten dan manifes) tanpa mengalami masalah dalam

estimasi data.

4) PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew).

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evaluasi outer model

atau pengukuran model dan evaluasi terhadap inner model atau struktural model

(Yamin & Kurniawan, 2011; Hair et al., 2012; Afthanorhan, 2013; Wong, 2013;

Ringle et al., 2014) :

1) Evaluasi Pengukuran Model

Evaluasi terhadap pengukuran model meliputi pemeriksaan individual item

reliability, internal consistency atau construct reliability, average variance

extracted, dan discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama

dikelompokkan dalam convergent validity. Convergent validity mengukur

besarnya korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Dalam evaluasi

convergent validity dari pemeriksaan individual item reliability, dapat

dilihat dari nilai standardized loading factor. Standardized loading factor

menggambarkan besarnya korelasi antara setiap item pengukuran

Page 55: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

36

(indikator) dengan konstraknya. Nilai loading factor di atas 0,7 dapat

dikatakan ideal, artinya bahwa indikator tersebut dikatakan valid sebagai

indikator yang mengukur konstrak. Selanjutnya melihat internal

consistency reliability dari nilai composite reliability. Composite reliability

lebih baik dalam mengukur internal consistency dibandingkan cronbach’s

alpha dalam model SEM dikarenakan composite reliability tidak

mengasumsikan kesamaan boot dari setiap indikator. Cronbach’s alpha

cenderung menaksir lebih rendah construct reliability dibandingkan

composite reliability. Nilai batas 0,7 ke atas berarti dapat diterima dan di

atas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan. Ukuran lain dari convergent

validity adalah nilai average variance extracted (AVE). Nilai ini

menggambarkan besaran varian atau keragaman variabel manifes yang

dapat dikandung oleh konstrak laten. Nilai AVE minimal 0,5 menunjukan

ukuran convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya. Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading,

kemudian membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar

konstrak. Ukuran cross loading adalah membandingkan korelasi indikator

dengan konstraknya dan konstrak blok lainnya. Bila korelasi antara

indikator dengan konstraknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak

blok lainnya, hal ini menunjukan konstrak tersebut memprediksi ukuran

pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran discriminant

validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada

Page 56: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

37

korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi

dari kuadrat korelasi antara konstrak.

2) Evaluasi Struktural Model

Ada beberapa tahap untuk mengevaluasi model struktural. Pertama adalah

melihat signifikansi hubungan antara konstruk. Hal ini dapat dilihat dari

koefisien jalur (path coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan

antara konstrak. Path coefficient (β) diuji dengan nilai ambang batas di atas

0,1 untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunyai

pengaruh di dalam model.

Kedua, mengevaluasi nilai R2 (coefficient of determination) untuk

menjelaskan varian dari tiap target endogenous variabel dengan standar

pengukuran sekitar 0,67 sebagai kuat, sekitar 0,33 moderat, dan 0,19 atau

dibawahnya menunjukan tingkat varian yang lemah.

Ketiga, melihat nilai t-test dengan metode bootstrapping menggunakan uji

two-tailed dengan tingkat signifikansi 5% untuk menguji hipotesis-hipotesis

penelitian. Hipotesis penelitian akan diterima jika memiliki t-test lebih besar

dari 1,96.

Keempat, pengujian f2 (effect size) untuk memprediksi pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai

ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk menengah, dan

0,35 untuk pengaruh besar. f2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Page 57: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

38

𝑓2 = 𝑅2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒−𝑅2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

1−𝑅2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒………………………………………… (1)

Keterangan:

R2 include : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen

dimasukkan ke model.

R2 Exclude : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen

dikeluarkan dari model.

Kelima, menguji 𝑄2 (predictive relevance) dengan metode blindfolding

untuk memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam

model mempunyai keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan

variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran di atas nol.

Keenam, melakukan pengujian q2 (Relative Impact) masih dengan metode

blindfolding untuk mengukur relatif pengaruh sebuah keterkaitan prediktif

sebuah variabel tertentu dengan variabel lainnya dengan nilai ambang batas

sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah/sedang,

dan 0,35 untuk pengaruh besar. Rumus yang digunakan untuk perhitungan

q2 adalah sebagai berikut :

𝑞2 = 𝑄2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑄2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

1− 𝑄2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 ....................................................(2)

Keterangan:

Q2 Include : Nilai Q2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen

dimasukkan ke model.

Page 58: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

39

Q2 Exclude : Nilai Q2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen

dikeluarkan dari model.

2.12.1 Metode Bootstraping

Bootstrapping menggunakan metode resampling untuk menghitung nilai

signifikansi PLS koefisien. Metode ini digunakan dengan algoritma estimasi PLS

tradisional atau dengan algoritma PLS (PLSc) yang konsisten, meskipun bagian ini

berfokus pada yang pertama. Jika peneliti ingin output dari tingkat signifikansi, opsi

bootstrap harus dipilih. Signifikansi menonjol, meskipun umum dalam banyak

statistik pengaturan yang PLS hanya satu konteks, tidak sama dengan asymptotic

biasa, tes biasa dipakai oleh pengguna regresi dan aplikasi data acak-normal

lainnya. Dalam tes signifikansi asimtotik tradisional. tingkat kemungkinan 0,05

berarti di sana adalah satu peluang di 20 bahwa hasil yang kuat atau lebih kuat

secara absolut akan terjadi karena kemungkinan pengambilan sampel (mengambil

sampel lain dari populasi), dengan asumsi sampling acak dari distribusi normal.

Jika data adalah suatu enumerasi daripada sampel, signifikansi diperdebatkan

sebagai semua efek, namun kecil, nyata dan tidak ada kemungkinan "sampel lain".

Jika sampelnya non-acak, tingkat signifikansi yang dihitung adalah kesalahan ke

tingkat yang tidak diketahui. Sebuah signifikan dapat digeneralisasikan ke populasi

ketika acak asumsi normal terpenuhi. Signifikansi bootstrap sering digunakan

ketika data tidak dapat diasumsikan normal. Properti distribusi perkiraan PLS tidak

dikenal untuk populasi dan dengan demikian bootstrap sesuai. Seperti biasanya

dihitung, bootstrapping mengambil sejumlah besar "meninggalkan satu" sampel

dari data peneliti. Ini memungkinkan perhitungan koefisien bunga tertentu

(misalnya, korelasi) untuk sejumlah besar sampel seperti itu, memungkinkan

Page 59: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

40

standar deviasi harus dihitung. Menghitung standar deviasi dari koefisien yang

diamati menjadi 0 menghasilkan tingkat signifikansi. Untuk signifikansi bootstrap,

tingkat probabilitas 0,05 berarti ada satu peluang di 20 yang hasilnya sama kuat

atau kuat secara absolut istilah akan terjadi karena kemungkinan pengambilan

sampel (mengambil sampel lain dari data). Meskipun bootstrapping akan

menangani distribusi apa pun, peneliti tidak bisa generalisasi ke populasi kecuali

sampel diambil secara acak dari populasi. Kalau tidak, peneliti dapat

menggeneralisasi hanya untuk data yang ada. Artinya, perkiraan bootstrap

mengatasi masalah distribusi non-normal data tetapi tidak mengatasi masalah

sampling non-acak (Garson, 2016).

2.12.2 Metode Blindfolding

Blindfolding adalah teknik penggunaan ulang sampel yang dimulai dengan

titik data pertama dan menghilangkan setiap titik data d dalam indikator konstruk

endogen. Kemudian, prosedur memperkirakan parameter model jalur PLS dengan

menggunakan data yang tersisa. Titik-titik data yang dihilangkan dianggap bernilai

dan diperlakukan sesuai ketika menjalankan algoritma PLS-SEM (misalnya,

dengan menggunakan nilai rata-rata penggantian). Perkiraan yang dihasilkan

kemudian digunakan untuk memprediksi data yang dihilangkan. Perbedaan antara

titik data yang benar (yaitu, dihilangkan) dan prediksi yang kemudian digunakan

sebagai input untuk ukuran Q². Blindfolding adalah proses berulang. Pada iterasi

berikutnya, algoritma dimulai dengan titik data kedua dan menghilangkan setiap

titik data dt dan berlanjut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Setelah iterasi, setiap

titik data telah dihilangkan dan modelnya diestimasi ulang. Ketika PLS-SEM

menunjukkan relevansi prediktif, ia secara akurat memprediksi titik-titik data

Page 60: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

41

indikator dalam model pengukuran reflektif konstruk endogen dan konstruk satu

item endogen (prosedur tidak berlaku untuk formatif konstruksi). Dalam model

struktural, nilai Q² lebih besar dari nol untuk tertentu variabel laten endogen

reflektif menunjukkan prediksi model jalur relevansi untuk konstruksi khusus ini.

Blindfolding menggunakan strategi lintas validasi dan laporan yang divalidasi

komunalitas dan cross divalidasi redundansi untuk konstruksi serta indikator. Tidak

seperti bootstrapping, tidak ada kesalahan standar atau koefisien signifikansi yang

dihitung. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk menghitung langkah-langkah yang

divalidasi lintas prediksi model akurasi (keandalan), yang ada empat:

1. Bangun redundansi yang divalidasi silang

2. Bangun komunalitas yang divalidasi silang

3. Indikator cross-validated redundancy

4. Indikator kesetaraan lintas-divalidasi

Seperti yang ditunjukkan dalam dialog pengguna untuk pilihan blindfolding

ditunjukkan di bawah ini, peneliti harus menetapkan nilai jarak. Algoritma

blindfolding menghilangkan setiap titik data untuk indikator untuk faktor endogen

yang dipilih dan melakukan iterasi. Perkiraan dari iterasi adalah dikombinasikan

untuk menghitung perkiraan total redundansi yang divalidasi silang, yaitu Q2. Ada

nilai Q2 untuk setiap faktor endogen yang dimodelkan secara reflektif dalam model.

Nilai Q2 di atas 0 menunjukkan bahwa model tersebut relevan untuk memprediksi

itu faktor (Garson, 2016).

Page 61: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

42

2.13 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian

2.13.1 Pengembangan Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model TAM 2, yaitu sebuah model yang

digunakan untuk menjelaskan penerimaan sebuah teknologi (Venkatesh & Davis,

2000; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017). Model

ini terdiri dari lima variabel yaitu variabel Perceived Usefulness (PU), Perceived

Easy of Use (PE), Intention to Use (IU), Usage Behavior (UB), dan Actual Use

(AU). Selain itu peneliti menggunakan variable tambahan Information Literacy (IL)

(Khan & Idris, 2019), Perceived Validity (PV), dan Perceived Trust (PT) (Eddy et

al., 2012; Irhashon et al., 2018).

1. Information Literacy (IL)

Khan & Idris (2019) menjelaskan bahwa kemelekan informasi merupakan

kemampuan seseorang untuk mencari, memahami, membagikan, dan

memverifikasi informasi.

2. Perceived Validity (PV)

Persepsi kebenaran terkait dengan apakah keluaran sebuah proses mewakili

penjelasan sumbernya. Dalam konteks kualitas sebuah informasi, apakah

informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipertanggung-jawabkan

(Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018).

3. Perceived Trust (PT)

Persepsi kepercayaan dapat didefinisikan sebagai pendapat seseorang

terkait tingkat percaya diri terhadap sesuatu atau seseorang yang

memperlihatkan secara jelas aspek kejujuran dan keandalannya (Eddy et al.,

2012; Irhashon et al., 2018).

Page 62: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

43

4. Perceived Usefulness (PU)

Persepsi manfaat kegunaan menjelaskan tingkat sejauh mana suatu sistem,

dalam hal ini media sosial, dapat berguna untuk penyebaran informasi

(Venkatesh & Davis, 2000; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017;

Rachman et al., 2017).

5. Perceived Ease of Use (PE)

Persepsi kemudahan penggunaan menjelaskan tingkat sejauh mana suatu

sistem, dalam hal ini media sosial, mudah untuk digunakan untuk

penyebaran informasi (Venkatesh & Davis, 2000; Hidayati et al., 2017;

Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017).

6. Intention to Use (IU)

Niat untuk menggunakan menjelaskan tingkat keinginan pengguna media

sosial untuk menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi dan

menyarankan teman untuk menggunakan media sosial (Venkatesh & Davis,

2000; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017).

7. Usage Behavior (UB)

Tingkat sejauh mana penilaian dan kenyamanan seseorang terhadap

penggunaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi (Venkatesh &

Davis, 2000; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al.,

2017).

8. Actual Use (AU)

Tingkat sejauh mana penggunaan aktual seseorang dalam menggunakan

media sosial sebagai alat penyebaran informasi. (Venkatesh & Davis, 2000;

Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017).

Page 63: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

44

2.13.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Kemelekan informasi dinilai dengan kemampuan seseorang dalam mencari,

memahami, memverifikasi, dan menyebarkan informasi. Semakin rendah

kemelekan informasi seseorang, akan berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang

dalam menyebarkan informasi tanpa memverifikasi (Khan & Idris, 2019).

Gambar 2.5 Model penelitian Khan & Idris, 2019

Sedangkan, kemampuan menilai dan memverifikasi informasi yang diterima

berdasarkan sumbernya dapat mempengaruhi persepsi kebenaran dan persepsi

kepercayaan seseorang terhadap informasi (Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018).

Gambar 2.6 Model penelitian Irhashon et al., 2018

Page 64: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

45

Mengadopsi penelitian oleh Durodolu (2016) Information Literacy sebagai

variabel eksternal berpengaruh terhadap persepsi manfaat kegunaan dan persepsi

kemudahan penggunaan. Kemudian, mengadopsi model TAM 2, kebiasaan (Usage

behavior) dipengaruhi secara tidak langsung oleh persepsi manfaat kegunaan dan

persepsi kemudahan penggunaan (Venkatesh & Davis, 2000; Hidayati et al., 2017;

Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017). Berdasarkan hal tersebut, peneliti

menghipotesis bahwa :

H1: Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Validity (PV)

H2: Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Usefulness (PU)

H3: Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Ease of Use (PE)

H4: Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Trust (PT)

Berdasarkan penelitian oleh Venkatesh et al. (2012), Marangunić dan

Granić (2015), serta Venkatesh et al. (2016). Penambahan variabel eksternal

diperlukan untuk penilaian lebih jauh terhadap penerimaan suatu teknologi dalam

hal karakteristiknya. Dalam konteks penggunaan media sosial sebagai alat

penyebaran informasi, peneliti mengadopsi variabel dalam penelitian Eddy et al.

(2012), serta Irhashon et al. (2018) yaitu Perceived Validity dan Perceived Trust

sebagai variabel eksternal, kemudian peneliti menghipotesis bahwa :

Page 65: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

46

H5: Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap Usage

Behavior (UB)

H6: Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap Intention

to Use (IU)

H7: Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap Perceived

Usefulness (PU)

H8: Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap Perceived

Validity (PV)

H9: Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap Intention to

Use (IU)

H10: Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap Usage

Behavior (UB)

Serta berdasarkan model TAM oleh Davis et al. (1989), Venkatesh & Davis,

(2000), Venkatesh et al (2016), Hidayati et al (2017) Rachman et al (2017), dan

Khurrosidin et al (2017) didapatkan hipotesis bahwa:

H11: Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Intention to Use (IU)

H12: Perceived Ease of Use (PE) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Usefulness (PU)

H13: Perceived Ease of Use (PE) berpengaruh secara signifikan terhadap

Intention to Use (IU)

H14: Intention to Use (IU) berpengaruh secara signifikan terhadap Usage

Behavior (UB)

H15: Usage Behavior berpengaruh secara signifikan terhadap Actual Use (AU)

Page 66: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

47

Kemudian penjelasan mengenai pengertian indikator beserta referensinya

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Pengertian dan referensi indikator variabel

Variabel Indikator Pengertian Kode Referensi

Information

Literacy

Information

Seeking

kemampuan individu

mencari informasi.

IL1 Koltay (2011),

Durodolu (2016),

Spante et al. (2018), Khan & Idris (2019),

Information

Verification

kemampuan individu

dalam menyebarkan informasi.

IL2

Information

Sharing

kemampuan individu

dalam memverifikasi

informasi.

IL3

Digital

Literacy

kemampuan individu

dalam menggunakan

media digital dalam

menemukan informasi

IL4

Media

Literacy

kemampuan individu

dalam menerima,

memahami, dan

menganalisis informasi

pada media

IL5

Perceived

Validity

Accuracy Tingkat sejauh mana

media sosial menampilkan informasi secara akurat

PV1 Eddy et al., (2012),

Irhashon et al., (2018)

Consistency Tingkat sejauh mana

media sosial menampilkan

informasi secara konsisten

PV2

Easy to

Describe

Tingkat sejauh mana

media sosial menjelaskan

informasi secara rinci

dengan mudah

PV3

Psychometri

c

Tingkat sejauh mana

media sosial menampilkan

informasi dari aspek

teoritis

PV4

Retriveable Tingkat sejauh mana

informasi dari media sosial

dapat ditelusuri sumber rujukannya

PV5

Perceived

Trust

Clarity Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial menampilkan secara

jelas sumber rujukannya

PT1

Integrity Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial menampilkan aspek

keutuhan dari sumber

rujukannya

PT2

Systematizati

on

Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

PT3

Page 67: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

48

sosial ditampilkan secara

sistematis

Openness Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial menampilkan aspek

transparansi dari sumber

rujukannya

PT4

Coherence Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial ditampilkan secara

logis dan menyeluruh

PT5

Data

sufficient

Tingkat sejauh mana

informasi dalam media sosial ditampilkan dengan

data yang cukup

PT6

Perceived

Usefulness

Work more

quickly

Tingkat sejauh mana

penggunaan media sosial

dapat menyebarkan

informasi dengan lebih

cepat.

PU1 Wijaya & Aliyanto

(2015),

Hidayati et al. (2017),

Khurrosidin et al. (2017),

Rachman et al. (2017),

Fitriana & Wingdes.

(2017),

Alhabsyi et al. (2017),

Irfandi et al. (2018),

Fithri et al. (2018),

Sukma et al. (2018), Yusnita & Adri (2019)

Improve job

performance

Tingkat sejauh mana

penggunaan media sosial

dapat meningkatkan

kinerja penyebaran

informasi.

PU2

Increase

Productivity

Tingkat sejauh sebuah

penggunaan media sosial

dapat meningkatkan produktifitas penyebaran

informasi

PU3

Effectiveness Tingkat sejauh mana

penggunaan media sosial

dapat menghemat waktu

menyebarkan informasi.

PU4

Makes job

easier

Tingkat sejauh mana

penggunaan media sosial

dapat meningkatkan

keefektifan penyebaran

informasi

PU5

Useful Tingkat sejauh mana

sejauh mana media sosial

dapat berguna bagi penyebaran informasi

PU6

Perceived

Ease of Use

Easy to

learn

Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial mudah di pelajari

PE1

Controllable Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial mampu diatur

dengan aman atau terbatas.

PE2

Clear &

Understable

Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial memiliki kejelasan

dan dapat di mengerti

PE3

Flexible Tingkat sejauh mana

informasi dalam media

sosial mudah dimodifikasi

PE4

Page 68: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

49

untuk menanggapi keadaan

yang berubah.

Easy to

become

skillful

Tingkat sejauh mana

media sosial dapat

menambah keterampilan

para pengguna dalam

mendapatkan dan

menyebarkan informasi

PE5

Easy to use Tingkat sejauh mana

media sosial mudah

digunakan untuk

menyebarkan informasi

PE6

Intention to

Use

Intend to use

in the future

Tingkat sejauh mana

keinginan untuk

menggunakan media sosial untuk penyebaran

informasi di masa

mendatang

IU1

Use on a

regular

basis

Tingkat sejauh mana

menggunakan media sosial

untuk penyebaran

informasi secara intensif.

IU2

Recommend

others to use

Tingkat sejauh mana

pengguna mengajak teman

lain untuk menggunakan

media sosial untuk

menyebarkan informasi.

IU3

Usage

Behaviour

Bad / good

idea

Tingkat sejauh mana

menilai ide yang

baik/buruk dalam penggunaan media

sosial untuk menyebarkan

informasi

UB1

Foolish /

wise idea

Tingkat sejauh mana

menilai ide yang

bodoh/bijak dalam

penggunaan media sosial

untuk menyebarkan

informasi.

UB2

Dislike / like

idea

Tingkat sejauh mana

pengguna media sosial

tidak suka/ menyukai

media sosial untuk menyebarkan informasi

UB3

Unpleasant /

pleasant

Tingkat sejauh pengguna

media sosial

menyenangkan/ tidak

menyenangkan dalam

menggunakan media sosial

untuk menyebarkan

informasi.

UB4

Actual Use Frequency

of usage

Tingkat sejauh mana

frekuensi menggunakan

media sosial untuk

menyebarkan informasi

AU1

Page 69: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

50

Duration of

use

Tingkat sejauh mana

durasi waktu

menggunakan media sosial

untuk menyebarkan

informasi

AU2

Page 70: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

51

2.14 Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Model Tools Hasil Kelebihan Kekurangan

1 Anita

Hidayati,

Shinta

Oktaviana,

Iklima Ermis

Ismail

(Hidayati et

al., 2017)

Analisa Perilaku

Dosen dalam

Memanfaatkan E-

Learning di

Lingkungan PNJ

Menggunakan TAM2

(Technology

Acceptance Model)

TAM2 SmartPLS terdapat hanya satu faktor loading

yang nilainya tidak valid, yaitu

Subjective norm (SN3), Semua

konstruk valid karena memenuhi uji

AVE, Communality, Cronbachs

Alpha, dan Composite Reliability.

Penelitian yang

dilakukan mudah

dipahami dan

pantas untuk

dijadikan studi

literature bagi

penelitian lain

Bentuk

model

penelitian

tidak

diperlihatkan.

2 Ana Fitriana,

Irawan

Wingdes

(Fitriana &

Wingdes,

2017)

Analisis TAM

Terhadap Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Konsumen

Menggunakan E-

TAM - perceived usefulness ,perceived ease

of use, perceived credibility

berpengaruh positif secara

signifikan terhadap behavioral

intention (Y).

Hasil dan

pembahasan

memiliki

penjelasan yang

jelas

Tidak

disebutkan

tools yang

digunakan

pada

penelitian

Page 71: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

52

money Indomaret

Card di Pontianak

3 Mifta

Khurrosidin,

Sulistiowati,

Julianto

Lemantara

(Khurrosidin et

al, 2017)

Analisis Penerimaan

Aplikasi Pembelajaran

Logika dan Desain

Pemrograman dengan

Menggunakan

Technology

Acceptance Model 2

(TAM 2) Pada Institut

Bisnis Dan

Informatika Stikom

Surabaya

TAM2 AMOS Pada analisis penelitian ini dapat

diketahui bahwa Perceived Ease of

Use dan Intention to Use

berpengaruh terhadap Usage

Behavior.

Penelitian yang

dilakukan mudah

dipahami dan

pantas untuk

dijadikan studi

literature bagi

penelitian lain

Menurut saya

tidak ada.

4 Faisal

Rachman,

Sulistiowati,

Analisis Penerimaan

Aplikasi Website

Dengan Menggunakan

TAM2 SPSS Intention to use memberikan efek

pengaruh memberikan pengaruh

Kesimpulan yang

diberikan

Terdapat

beberapa kali

pengulangan

Page 72: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

53

Lilis Binawati

(Rachman et

al, 2017)

Technology

Acceptance Model 2

(TAM 2) Pada Raja

Duren

positif dan signifikan terhadap

usage behavior.

Perceived Ease of Use memberikan

pengaruh positif dan signifikan

terhadap intention to use

Perceived Usefulness memberikan

pengaruh positif dan signifikan

terhadap intetntion to use

Result Demonstrability memberikan

pengaruh positif dan signifikan

terhadap Perceived Usefulness.

Ouput Quality memberikan

pengaruh positif dan signifikan

terhadap Perceived Usefulness.

dipaparkan

dengan jelas

penjelasan

yang tidak

diperlukan

5. M Iqbal

Alhabsyi,

Analisis Penerimaan

Website E-Ticketing

TAM2 AMOS Perceived Usefulness berpengaruh

terhadap Intention to Use, akan

Hasil dan

pembahasan

Kesimpulan

seharusnya

Page 73: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

54

Sulistiowati,

Erwin Sutomo

(Alhabsyi et

al., 2017)

Menggunakan TAM 2

Pada Perusahaan

KAHA Tours &

Travel

tetapi Perceived Ease of Use tidak

berpengaruh pada Perceived

Usefulness dan Intention to Use E-

Ticketing KAHA

memiliki

penjelasan yang

jelas

dapat lebih

ringkas.

6 Bagus Irfandi,

Sulistiowati,

Vivine

Nurcahyawati

(Irfandi et al.,

2018)

Strategi Peningkatan

Penerimaan Aplikasi

E – Learning Pada

Universitas Dr.

Soetomo Dengan

Technology

Acceptance Model 2

TAM2 - Norma subyektif antar mahasiswa

Universitas Dr. Soetomo Surabaya

dapat mempengaruhi sudut pandang

mahasiswa terhadap penggunaan

aplikasi

Kemudahan saat menggunakan

aplikasi e - learning Universitas Dr.

Soetomo Surabaya dapat

mempengaruhi minat mahasiswa

terhadap penggunaan aplikasi

Hasil dan

pembahasan

memiliki

penjelasan yang

jelas

Tidak

disebutkan

tools yang

digunakan

serta jumlah

sample yang

hanya 31

7 Rif’atul Fithri,

Sulistiowati,

Puspitasari

Analisis Penerimaan

E-Performance Pada

Pegawai Dinas

TAM2 - Perceived Usefulness berpengaruh

secara signifikan terhadap Intention

to Use, sedangkan Perceived

Hasil dan

pembahasan

memiliki

Tidak

disebutkan

Page 74: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

55

(Fithri et al.,

2018)

Koperasi Dan Umkm

Surabaya

Menggunakan Metode

Technology

Acceptance Model 2

Usefulness dipengaruhi secara

signifikan oleh Subjective Norm.

penjelasan yang

jelas

tools yang

digunakan

8 Bagus Sukma,

Sulistiowati,

Puspita

Kartikasari

(Sukma et al.,

2018)

Strategi Peningkatan

Penerimaan Aplikasi

Tracer Study Pada

Institut Bisnis dan

Informatika Stikom

Surabaya

TAM2 - Perceived Ease of Use berpengaruh

signifikan secara langsung maupun

tidak langsung terhadap Intention to

Use dimana Intention to Use akan

berpengaruh signifikan secara

langsung terhadap Usage

Behaviour.

Pemaparan

Kesimpulan

dijelaskan secara

sistematis

Terlalu

banyak

penjelasan

yang tidak

diperlukan

untuk

dibahas.

9 Andri Wijaya,

Arif Aliyanto

(Wijaya &

Analisis Penerimaan

Google Apps For

Education Dengan

Menggunakan Model

TAM SPSS Faktor kemudahan dalam

penggunaan dan faktor kemanfaatan

yang menjadi faktor dari

digunakannya GAFE oleh STT

Hasil dan

pembahasan

memiliki

Menurut saya

tidak ada.

Page 75: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

56

Aliyanto,

2015)

TAM (Technology

Acceptance Model)

Musi dan kedua faktor tersebut

berpengaruh positif terhadap

penggunaan google apps for

education.

penjelasan yang

jelas

10 Yusnita,

Muhammad

Adri (Yusnita

& Adri, 2019)

Analisis Tingkat

Penerimaan Aplikasi

E-Pkh Berbasis

Android

Menggunakan Metode

Technologi

Acceptance Model

(TAM) Di Dinas

Sosial Pemberdayaan

Perempuan Dan

Perlindungan Anak

Kabupaten Padang

Pariaman

TAM SPSS Semua hipotesis yang diuji diterima

Perceived Ease of Use berpengaruh

terhadap Perceived Usefulness,

Perceived ease of use berpengaruh

terhadap attitude toward using,

Perceived Usefulness berpengaruh

terhadap Attitude Toward Using,

Perceived Usefulness berpengaruh

terhadap Behavior Intention to Use,

Perceived Usefulness berpengaruh

terhadap Actual System Usage,

Attitude Toward Using berpengaruh

terhadap Behavior Intention to Use,

Hasil dan

pembahasan

memiliki

penjelasan yang

jelas

Terlalu

banyak

penjelasan

yang tidak

diperlukan

untuk

dibahas.

Page 76: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

57

dan Behavior Intention to Use

berpengaruh terhadap Actual System

Usage, dalam penerimaan Aplikasi

E-PKH berbasis Android.

11 M. Laeeq

Khan, Ika

Karlina Idri

(Khan & Idris,

2019)

Recognise

misinformation and

verify before sharing:

a reasoned action and

information literacy

perspective

TRA / TPB

Model

dengan

variabel

tambahan

Information

Literacy

SPSS

25.0.

Information Literacy berpengaruh

secara langsung terhadap

kemampuan mengenali informasi

yang tidak benar.

Information Literacy dan

Kemampuan mengenali informasi

yang tidak benar berpengaruh

terhadap kebiasaan menyebarkan

informasi

Hasil dan

pembahasan

memiliki

penjelasan yang

baik.

Menurut saya

tidak ada.

12 Maria Spante,

Sylvana

Sofkova

Hashemi,

Digital competence

and digital literacy in

higher

Information

Literacy

- literasi digital sebagai kemampuan

individu untuk hidup, belajar dan

Hasil dan

pembahasan

memiliki

Terdapat

beberapa kata

atau kalimat

yang sulit

Page 77: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

58

Mona Lundin

and Anne

Algers (Spante

et al., 2018)

education research:

Systematic review of

concept use

bekerja di lingkungan digital;

kemampuan yang berkaitan dengan

komunikasi dan kolaborasi, dan

belajar untuk menggunakan alat dan

media digital untuk membuat

keputusan dan mencapai informasi

tujuan.

penjelasan yang

baik.

untuk

dipahami.

13 Tibor Koltay

(Koltay, 2011)

The media and the

literacies: media

literacy, information

literacy, digital

literacy

Information

Literacy,

Digital

Literacy,

Media

Literacy

Information literacy, media literacy,

dan digital literacy penting bagi

semua warga negara yang dengan

sengaja, atau tanpa menyadarinya,

mengonsumsi media, yang

kehadirannya telah menjadi lebih

luas dan lebih beragam dengan

teknologi digital baru dan

meningkatnya partisipasi

masyarakat awam.

Penelitian yang

dilakukan mudah

dipahami dan

pantas untuk

dijadikan studi

literature bagi

penelitian lain

Terlalu

banyak

penjelasan

yang tidak

diperlukan

untuk

dibahas.

Page 78: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

59

14 David M.

Eddy, PhD,

MD, William

Hollingworth,

PhD, J. Jaime

Caro, MDCM,

FRCPC,

FACP, Joel

Tsevat, MD,

MPH (Eddy et

al., 2012)

Model Transparency

and Validation: A

Report of the ISPOR-

SMDM Modeling

Good Research

Practices Task Force–

7

Perceived

Validity

dan

Perceived

Trust

Kualitatif metode dan rekomendasi best

practice untuk membuat model

transparan dan memvalidasi model

tersebut. Prinsip-prinsip ini

memungkinkan pembaca dan

pengguna untuk memahami

bagaimana model bekerja dan serta

menilai akurasi yang diharapkan

bila diterapkan pada masalah

tertentu.

Penelitian yang

dilakukan akan

sangat berguna

untuk dijadikan

referensi untuk

penelitian lain.

Terdapat

beberapa kata

atau kalimat

yang sulit

untuk

dipahami.

15 Luthfie

Irhashon,

A‘ang

Subiyakto,

J.M. Muslimin

Persepsi Kebenaran

Dan Kepercayaan

Terhadap Penerimaan

Pustaka Elektronik

Keislaman Oleh Para

Akademisi Perguruan

Perceived

Validity

dan

Perceived

Trust dan

model TAM

- Faktor kebenaran menunjuk pada

keyakinan terhadap bentuk akhir e-

resources keislaman dan faktor

kepercayaan mengacu pada

transparansi pengem-bangannya

Hasil dan

pembahasan

memiliki

penjelasan yang

baik.

Menurut saya

tidak ada.

Page 79: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

60

(Irhashon et al,

2018)

Tinggi Keagamaan

Islam Indonesia

16 Oluwole

Olumide

Durodolu

(Durodolu,

2016)

Technology

Acceptance Model as

a predictor of using

information system’ to

acquire information

literacy skills

Information

Literacy

dan model

TAM

Kualitatif Information Literacy dianggap

sebagai salah satu faktor kesuksesan

dalam penerimaan suatu teknologi

baru.

Penelitian yang

dilakukan akan

sangat berguna

untuk dijadikan

referensi untuk

penelitian lain.

Menurut saya

tidak ada.

Page 80: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

61

Penelitian ini pada dasarnya menggunakan model yang sudah digunakan

pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini digunakan model TAM 2 untuk

mengukur penerimaan sebuah teknologi seperti pada penelitian (Abdillah, 2015;

Wijaya & Aliyanto, 2015; Alhabsyi et al., 2017; Fitriana & Wingdes, 2017;

Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et al., 2017; Rachman et al., 2017; Fithri et al.,

2018; Irfandi et al., 2018; Sukma et al., 2018; Yusnita & Adri, 2019). Berdasarkan

penelitian diatas, TAM 2 terbukti dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

seorang individu menerima penggunaan teknologi baru.

TAM 2 merupakan pengembangan dari TAM pertama dengan letak

perbedaan ada pada penambahan variabel eksternal sebagai tolak ukur tambahan

untuk memperkirakan faktor-faktor yang menyebabkan penerimaan suatu teknologi

(Venkatesh & Davis, 2000). TAM 2 memiliki 5 variabel utama yaitu Perceived

Usefulness, Perceived Ease of Use, Intention to Use, Usage Behaviour, dan Actual

Use. Dalam studi kasus penelitian ini penggunaan teknologi tersebut adalah

penggunaan aplikasi media sosial.

Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irhashon et al.

(2018) model TAM 2 tersebut ditambahkan dengan menggunakan 2 variabel

tambahan yaitu, Perceived Validity dan Perceived Trust yang menjadi faktor

penentu kualitas penerimaan suatu teknologi. Kedua variabel tersebut digunakan

dikarenakan persepsi kepercayaan seseorang terhadap kebenaran suatu informasi

dapat mempengaruhi keputusannya dalam menggunakan informasi tersebut (Eddy

et al., 2012).

Page 81: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

62

Penelitian mengenai penyebaran informasi ini menjadi perhatian

dikarenakan penyebaran informasi yang tidak diketahui kebenarannya dapat

berakibat menyebarnya hoax. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya

kemelekan informasi masyarakat terhadap informasi yang diterimanya. Hal tersebut

dapat menyebabkan masyarakat menyebarkan informasi tanpa memverifikasi

dahulu kebenarannya (Koltay, 2011; Khan & Idris, 2019). Sehingga penambahan

variabel Information Literacy diperlukan untuk mengukur tingkat kemelekan

informasi masyarakat.

Information Literacy dianggap menjadi salah satu faktor keberhasilan

penerimaan suatu teknologi. Tingkat kemelekan informasi yang tinggi dapat

membantu mempermudah seseorang untuk mempelajari penggunaan teknologi itu

sendiri. Seseorang yang mengerti dengan baik dapat merasakan manfaat dari

teknologi itu. Oleh karena itu, Information Literacy dapat menjadi faktor

penerimaan teknologi (Durodolu, 2016; Spante et al., 2018).

Page 82: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf
Page 83: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

63

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini secara umum dilakukan dengan menggunakan metode

pendekatan kuantitatif (Creswell, 2014) dengan tujuan uji teori keberhasilan dan

meneliti hubungan antar variabel (Indrawan & Yaniawati, 2014) Hal ini sesuai

dengan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui status penerimaan media sosial

dalam penyebaran informasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhinya.

Berdasarkan pendekatan tersebut, tahapan penelitian ini tentu saja

menerapkan metode, teknik, dan alat secara kuantitaif. Seperti misalnya teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dengan menggunakan instrument

penelitian berupa kuesioner, serta analisis data dilakukan secara statistik dengan

perangkat lunak komputer (Indrawan & Yaniawati, 2014).

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari delapan tahapan secara berurutan

(Subiyakto et al., 2015a). Tahapan tersebut mencakup kajian pustaka,

pengembangan model, perancangan penelitian, pembutan instrumen, pengumpulan

data, analisis data, intertpretasi, dan yang terakhir adalah pembuatan laporan.

Prosedur penelitian ini dapat dilihat di Gambar 3.1.

Page 84: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

64

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (Subiyakto et al., 2015b)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna media sosial

yang aktif ataupun tidak aktif yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan data

yang diperoleh dari website Badan Pusat Statistik tahun 2018, jumlah penduduk di

Jabodetabek sebanyak 24.816.647 penduduk. Peneliti melakukan pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling (Nursiyono, 2015; Serra et al.,

2018) guna memilih responden yang disyaratkan yaitu masyarakat yang peneliti

ketahui aktif dalam menggunakan media sosial. Pada tahap kedua, dilakukan

pengambilan sampel secara snowball sampling (Nursiyono, 2015; Gray et al.,

2016). Pengambilan sampel secara snowball sampling dilakukan dengan cara

Page 85: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

65

mencari beberapa sampel terlebih dahulu, selanjutnya sampel tersebut membantu

untuk mencari sampel lainnya baik secara langsung maupun melalui sosial media.

Hal ini dilakukan karena peneliti tidak mengetahui pasti jumlah dan siapa saja

masyarakat yang aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi.

Dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah populasi, keterbatasan

waktu dan biaya, sejumlah 405 masyarakat yang berdomisili di Jabodetabek

menjadi sampel dalam penelitian ini. menurut peneliti, jumlah ini sudah cukup

untuk mewakili populasi. Hal ini didukung pula oleh beberapa teori. Teori tersebut

yaitu (Wong, 2013) menjelaskan bahwa SEM (Structural Equation Model)

memerlukan sampel dalam penelitian sekitar 100 sampai 200 sampel. Hair et al.

(2014) menjelaskan bahwa ukuran sampel minimum dalam analisis SEM-PLS yaitu

10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten

dalam model SEM-PLS. Indrawan dan Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa uji

statistik akan efektif jika sampel yang digunakan antara 120 sampai dengan 250.

Maholtra (1993) dalam Indrawan & Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa ukuran

sampel adalah lima kali dari jumlah variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini,

digunakan sejumlah 15 anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten.

Mengacu pada pendapat Hair et al. (2014) bahwa ukuran sampel minimum

adalah 10 kali dari jumlah maksimum anak panah, maka jumlah sampel sebanyak

405 yang didapatkan peneliti sudah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis

SEM-PLS. dikarenakan jumlah anak panah sebanyak 15, oleh karena itu minimum

sampel adalah 150.

Page 86: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

66

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner (Sugiyono, 2013;

Nursiyono, 2015) yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah lembar

surat pengantar dari peneliti yang digunakan sebagai permohonan untuk pengisian

kuesioner. Sedangkan bagian kedua adalah pertanyaan-pertanyaan yang terkait

dengan penelitian. Bagian kedua ini terdiri dari delapan pertanyaan yang

berhubungan dengan profil responden, dua pertanyaan mengenai informasi pada

media sosial, serta 37 pertanyaan pengujian. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan lima poin skala likert yang telah dijelaskan oleh Syofian et al. (2015)

Awang et al. (2016) dan Willits et al. (2016). Dalam skala likert menggunakan lima

alternatif jawaban untuk setiap pertanyaannya, yaitu “sangat tidak setuju” dengan

nilai satu (1), “tidak setuju” dengan nilai dua (2), “cukup” dengan nilai tiga (3),

“setuju” dengan nilai empat (empat) dan “sangat setuju” dengan nilai lima (5).

Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini, peneliti

mengadopsi dan menggunakan beberapa item indikator dari penelitian sebelumnya.

Penelitian tersebut antara lain Venkatesh & Davis (2000), Eddy et al. (2012),

Hidayati et al. (2017) Khurrosidin et al. (2017) Rachman et al. (2017), Irhashon et

al. (2018), Khan & Idris (2019). Daftar indikator dan pertanyaan pengujian dapat

dilihat pada Tabel 3.1

Page 87: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

67

Tabel 3.1 Indikator dan Butir Pertanyaan Pengujian

Variabel Indikator Pertanyaan Pengujian Kode

Information

Literacy

Information Seeking Saya menggunakan media sosial untuk mencari

informasi IL1

Information Sharing Saya menyebarkan informasi di media sosial IL2

Information

Verification

Saya selalu memverifikasi informasi yang ada

pada media sosial IL3

Digital Literacy Saya mampu menemukan informasi

menggunakan media digital IL4

Media Literacy Saya mampu memahami informasi pada media IL5

Perceived

Validity

Accuracy Media sosial menampilkan informasi secara

akurat PV1

Consistency Media sosial menampilkan informasi secara

konsisten PV2

Easy to Describe Media sosial menampilkan informasi yang

mudah dijelaskan PV3

Psychometric Media sosial menampilkan informasi beserta

aspek teoritisnya PV4

Retrievable Media sosial menampilkan informasi beserta

sumber rujukannya PV5

Perceived

Trust

Clarity Media sosial menampilkan informasi secara

jelas PT1

Integrity Media sosial menampilkan aspek keutuhan

informasi dari sumber rujukannya PT2

Systematization Media sosial menampilkan informasi secara

sistematis PT3

Openness Media sosial menampilkan aspek transparansi

informasi dari sumber rujukannya PT4

Coherence Media sosial menampilkan informasi secara

logis dan menyeluruh PT5

Data Sufficient Media sosial menampilkan informasi dengan

data yang cukup PT6

Perceived

Usefulness

Work more Quickly Menggunakan media sosial dapat menyebarkan

informasi lebih cepat PU1

Improve Job

Performance

Menggunakan media sosial dapat meningkatkan

kinerja dalam menyebarkan informasi PU2

Increase Productivity Menggunakan media social dapat meningkatkan

produktivitas penyebaran informasi PU3

Effectiveness Menggunakan media sosial dapat meningkatkan

keefektifan penyebaran informasi PU4

Makes Job Easier Menggunakan media sosial dapat

mempermudah penyebaran informasi PU5

Useful Menggunakan media sosial berguna bagi

penyebaran informasi PU6

Page 88: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

68

Peneliti juga melakukan pengujian pendahuluan terlebih dahulu

menggunakan evaluasi pengukuran model (outer model) terhadap desain awal

kuesioner (Subiyakto et al., 2017). Pengujian ini dilakukan terhadap 65 masyarakat

pengguna media sosial yang berdomisili di Jabodetabek. Tujuan dari pengujian

awal ini adalah untuk memperoleh masukan perbaikan sebelum kuesioner tersebut

disebarluaskan (Afthanorhan, 2013). Dalam evaluasi pengukuran model ini,

dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya pemeriksaan individual item

reliability, internal consistency, average variance extracted, dan discriminant

Perceived

Ease of Use

Easy to Learn Saya mudah memahami tampilan media social PE1

Controllable Saya mudah mendapatkan apa yang saya

butuhkan dari media sosial PE2

Clear and

Understable

Saya mengerti dengan jelas penggunaan media

sosial PE3

Flexible Saya merasa media sosial dapat digunakan

secara fleksibel PE4

Easy to Become

Skillful

Saya merasa mudah untuk menjadi terampil

dengan menggunakan media sosial PE5

Easy to Use Saya merasa media sosial mudah digunakan PE6

Intention to

Use

Intend to Use in the

Future

Saya akan menggunakan media sosial untuk

menyebarkan informasi di masa mendatang IU1

Use on a Regular

Basis

Saya akan menggunakan media sosial secara

intensif untuk menyebarkan informasi IU2

Recommend Others

to Use

Saya akan merekomendasikan teman untuk

menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi

IU3

Usage

Behavior

Bad / Good Idea Saya menggunakan media sosial untuk

menyebarkan informasi adalah ide yang baik UB1

Foolish / Wise Idea Saya menggunakan media sosial untuk

menyebarkan informasi adalah ide yang bijak UB2

Dislike / Like Idea Saya suka menggunakan media sosial untuk

menyebarkan informasi UB3

Unpleasant /

Pleasant

Saya senang menggunakan media sosial untuk

menyebarkan informasi UB4

Actual Use

Frequency of Usage Saya menggunakan media sosial untuk mencari

atau menyebarkan informasi setiap hari AU1

Duration of Use

Saya menggunakan media sosial untuk mencari

atau menyebarkan informasi dengan rata-rata

minimal 1 jam

AU2

Page 89: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

69

validity. (Yamin & Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Hair et al., 2013; Wong,

2013; Ringle et al., 2014). Hasilnya adalah tidak ada satupun indikator yang dihapus

karena semua indikator sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Setelah

dilakukan pengujian pendahuluan, akan dilakukan pengujian dengan menggunakan

data yang sudah final.

3.5 Pengumpulan dan Pemrosesan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara

langsung dan tidak langsung kepada responden guna mendapatkan data primer.

Teknik gabungan untuk penyebaran kuesioner ini seperti yang telah dijelaskan oleh

(Subiyakto et al., 2016), teknik ini digunakan sehubungan dengan kedalaman dan

luasnya informasi, tingkat respon dari responden dan kualitas data, serta efisiensi

dan efektifitas dalam pengumpulan data. penyebaran kuesioner dilakukan dengan

menyebarkan link kueisoner melalui media sosial dan group chatting dengan

bantuan google form. Penyebaran kuesioner ini dilakukan mulai dari tanggal 30

Juni 2019 sampai 8 Agustus 2019 guna mencapai target dari jumlah sampel yang

diinginkan.

Jumlah kuesioner yang terkumpul akan diklasifikasikan menggunakan

perangkat lunak pengolah angka MS. Excel 2016. Berdasarkan pengumpulan data

yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 405 kueisioner. Dari 405

kuesioner yang terkumpul, sebanyak 3 diantaranya dinyatakan tidak valid karena

terjadi penginputan ganda pada google form. Sehingga kuesioner yang dinyatakan

valid untuk digunakan berjumlah 402 kuesioner.

Page 90: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

70

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015b)

proses analisis dilakukan dengan membagi dua bagian. Bagian pertama adalah

analisis demografi dengan menggunakan perangkat lunak pengolah angka Ms.

Excel 2016. Data responden yang telah terkumpul, dikelompokkan berdasarkan

jenis kelamin, usia, domisili, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, tingkat

kebenaran informasi, dan tingkat kepercayaan terhadap informasi. Analisis

demografis diperlukan untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk untuk

mengetahui suatu kondisi atau status dari penduduk dalam suatu daerah tertentu

yang dapat digunakan sebagai data untuk mendukung suatu penelitian.

Selanjutnya setelah melakukan analisis demografi, peneliti melakukan

analisis statistik dengan menggunakan SmartPLS versi 3.0 (Yamin & Kurniawan,

2011). Dalam analisis ini, peneliti melakukan dua tahap pengukuran. Pertama,

melakukan analisis measurement model dan yang kedua melakukan analisis

struktur model. Dalam measurement model, dilakukan pengujian reliabilitas dan

validitas outer model. Pengujian tersebut dilakukan dengan indicator reliability,

internal consistency reliability, convergent vaidity, dan discriminant validity.

Pengujian struktural model dilakukan dengan menggunakan method bootstrapping

untuk menguji path coefficient (β), coefficient of determiniation (R2), t-test,

kemudian menggunakan metode pengujian blindfolding untuk menguji effect size

(f2), predictive relevance (Q2), dan relative impact (q2) (Yamin & Kurniawan, 2011;

Wong, 2013; Ringle et al., 2014; Subiyakto et al., 2014; Abdillah, 2015; Subiyakto

et al., 2015; Subiyakto et al., 2016).

Page 91: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

71

Interpretasi hasil dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil analisis

demografi responden dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, serta

mengartikan hasil analisis model yang telah dilakukan secara statistik-kuantitatif

dan membandingkan serta mempertimbangkan literatur sebelumnya yang masih

terkait dengan penelitian ini. Hasil analisis dan interpretasi selajutnya akan dibahas

secara lengkap pada Bab 4.

Page 92: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf
Page 93: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

72

BAB 4

HASIL PENGUKURAN PENERIMAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI ALAT

PENYEBARAN INFORMASI

4.1 Hasil Analisis

4.1.1 Hasil Analisis Demografi

Pada tahapan ini, dilakukan penganalisisan jawaban dari responden

terhadap pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan profil responden dan

penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi. Hal ini dilakukan guna

menghasilkan informasi demografis berkenaan karakteristik responden, tingkat

kepercayaan responden terhadap informasi di media sosial dan tingkat kebenaran

informasi di media sosial berdasarkan pendapat responden sehingga peneliti dapat

memperkirakan status penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi

di Jabodetabek.

Data responden yang berhasil diperoleh peneliti dalam waktu 43 hari (29

Juni 2019 sampai 9 Agustus 2018) adalah sebanyak 405 responden, namun tiga

diantaranya tidak valid. Hal tersebut terjadi karena adanya duplikasi data pada

google form. Informasi demografis yang dihasilkan berupa jumlah pengguna aktif

atau tidak, jenis kelamin, usia, media sosial yang digunakan, pendidikan terakhir,

pekerjaan, domisili, tingkat kepercayaan terhadap informasi di media sosial, dan

tingkat kebenaran informasi pada media sosial. Hasil analisis sebagai berikut:

Page 94: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

73

1. Pengguna aktif media sosial

Gambar 4.1 Menampilkan bahwa dari sejumlah 402 responden valid yang

dilibatkan dalam penelitian ini, sebagian besar responden merupakan pengguna

aktif media sosial dengan jumlah 370 (92%). kemudian pengguna media sosial

tidak aktif berjumlah 32 orang (8%). Peneliti beranggapan hal tersebut terjadi

karena memang penyebaran kuesioner didominasi dengan penggunaan google form

yang disebarkan melalui media sosial, sehingga responden dari google form

tersebut dapat diperkirakan merupakan pengguna aktif media sosial.

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Pengguna Aktif Media Sosial Responden

2. Jenis kelamin

Berdasarkan Gambar 4.2 sebagian besar responden merupakan berjenis

kelamin perempuan dengan jumlah 207 orang (51%). Sedangkan untuk responden

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 195 orang (49%).

Page 95: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

74

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden

3. Usia

berdasarkan Gambar 4.3 Responden dalam penelitian ini didominasi oleh

pengguna media sosial berusia 21-25 tahun dengan jumlah 182 responden (45%).

Sebanyak 103 responden (25%) merupakan pengguna media sosial berusia 26-30

tahun. Sebanyak 43 responden (11%) merupakan pengguna media sosial berusia

31-35 tahun. Sebanyak 39 responden (10%) merupakan pengguna media sosial

berusia 15-20 tahun. Dan sebanyak 36 responden (9%) merupakan pengguna media

sosial berusia di atas 36 tahun.

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Usia Responden

Page 96: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

75

4. Media Sosial yang digunakan

Berdasarkan gambar 4.4 urutan media sosial yang paling banyak digunakan

oleh masyarakat adalah Whatsapp dengan jumlah pengguna 395 responden

(97.5%). Kemudian Instagram dengan jumlah pengguna 319 responden (78.8%).

Line dengan jumlah pengguna 279 responden (68.9%). Facebook dengan jumlah

pengguna 250 responden (61.7%). Dan Twitter dengan jumlah pengguna 162

responden (40%).

Gambar 4.4 Diagram Media Sosial yang Digunakan

5. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan gambar 4.5 jumlah pendidikan terakhir pengguna media sosial

dengan pendidikan terakhir S1 adalah 234 responden (58%). Kemudian pengguna

media sosial dengan pendidikan terakhir SLTA adalah 106 responden (27%).

Kemudian pengguna media sosial dengan pendidikan terakhir S2 adalah 53

responden (13%). Pengguna media sosial dengan pendidikan terakhir kurang dari

SLTA adalah 5 responden (1%). Dan pengguna media sosial dengan pendidikan

terakhir S3 adalah 4 responden (1%).

Page 97: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

76

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Pendidikan Terakhir Responden

6. Pekerjaan

Berdasarkan gambar 4.6 jumlah pengguna media sosial dengan pekerjaan

sebagai pegawai swasta adalah 162 responden (40%). Jumlah pengguna media

sosial dengan pekerjaan sebagai mahasiswa adalah 112 (28%). Jumlah pengguna

media sosial dengan pekerjaan sebagai lain-lain adalah 64 responden (16%). Jumlah

pengguna media sosial dengan pekerjaan sebagai wirausaha adalah 42 responden

(10%). Serta jumlah pengguna media sosial dengan pekerjaan sebagai pegawai

negeri adalah 22 responden (6%).

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Pekerjaan Responden

Page 98: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

77

7. Domisili

Berdasarkan gambar 4.7 jumlah pengguna media sosial di jabodetabek

dengan domisili di Jakarta adalah 138 responden (34%). Jumlah pengguna media

sosial dengan domisili di Depok adalah 85 responden (21%). Jumlah pengguna

media sosial dengan domisili di Bekasi adalah 62 responden (16%). Jumlah

pengguna media sosial dengan domisili di Bogor adalah 60 responden (15%). Serta

jumlah pengguna media sosial dengan domisili di Tangerang adalah 57 responden

(14%).

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Domisili Responden

8. Tingkat kepercayaan terhadap informasi di media sosial

Berdasarkan gambar 4.8 jumlah pengguna media sosial dengan tingkat

kepercayaan terhadap informasi di media sosial sebesar 50% adalah 208 responden

(52%). Tingkat kepercayaan sebesar 75% adalah 126 responden (31%). Tingkat

Page 99: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

78

kepercayaan sebesar < 25% adalah 63 responden (16%). Serta tingkat kepercayaan

sebesar 100% adalah 5 responden (1%).

Gambar 4.8 Diagram Lingkaran Tingkat Kepercayaan Responden

9. Tingkat kebenaran informasi pada media sosial

Berdasarkan gambar 4.9 jumlah pendapat pengguna media sosial dengan

tingkat kebenaran informasi menurut pengguna sebesar 50% adalah 219 responden

(54%). Tingkat kebenaran informasi sebesar 75% adalah 107 responden (27%).

Tingkat kebenaran sebesar <25% adalah 69 responden (17%). Serta tingkat

kebenaran sebesar 100% adalah 7 responden (2%).

Gambar 4.9 Diagram Lingkaran Tingkat Kebenaran Informasi Pada Media Sosial

Page 100: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

79

4.1.2 Hasil Analilis Measurement Model

Dalam melakukan analisis pengukuran model (measurement model)

dilakukan dengan melalui empat tahap pengujian. Empat pengujian tersebut adalah

individual item reliability, internal consistency reliability, average variance

extracted, dan discriminant validity. Tabel dibawah menampikan hasil dari analisis

pengukuran model yang telah dilakukan. Sedangkan Gambar diatas

memperlihatkan hasil analisis dengan menggunakan SmartPLS Versi 3.0

Penjelasan dari pelaksanaan dan hasil penelitian dari empat pengujian tersebut

adalah:

1. Individual item reliability

Dalam pengujian ini, dilakukan dengan melihat nilai dari standardized

loading factor. Nilai tersebut akan menunjukkan besarnya korelasi antara

tiap item pengukuran atau indikator dengan konstraknya. Nilai yang

dikatakan ideal adalah di atas 0,7. nilai di atas 0,5 masih bisa digunakan dan

dipertimbangkan. Nilai yang berada di bawah 0,7 dapat tidak dilakukan

penghapusan jika nilai composite reliability (CR) dari variabel masih di atas

0,7. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada satupun indikator yang perlu

dihapus, walaupun IL2 dan IL3 memiliki nilai loading factor 0,69 dan 0,57

tetapi nilai CR dari variabel IL masih di atas 0,7.

2. Internal Consistency Reliability

Pada pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai composite reliability

(CR). Untuk nilai CR, ambang batas yang digunakan adalah di atas 0,7.

Hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel diatas. Pada tabel

tersebut diperlihatkan bahwa semua nilai CR dari variabel yang digunakan

Page 101: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

80

telah memenuhi nilai ambang batas yaitu 0,7. Dengan demikian, variabel

tersebut memenuhi syarat untuk digunakan.

3. Average Variance Extracted

Pengujian pada tahapan ini adalah dilakukan dengan melihat nilai average

variance extracted (AVE). Nilai AVE menjelaskan besaran varian atau

keragaman variabel manifes (indikator) yang terkandung oleh variabel laten

(konstrak). Nilai minimal yang digunakan agar menunjukkan ukuran

convergent validity yang baik adalah 0,5. Hasil dari analisis data AVE yang

terkumpul dapat dilihat pada Tabel diatas. Pada tabel tersebut, menunjukkan

bahwa nilai AVE dari semua variabel yang digunakan di atas 0,5, hal ini

berarti telah memenuhi syarat untuk digunakan.

Page 102: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

81

Tabel 4.1 Hasil Analisis Pengukuran Model

AU IL IU PE PT PU PV UB

AU1 0,932 0,932 0,422 0,503 0,367 0,521 0,326 0,503 0,536

AU2 0,878 0,878 0,335 0,410 0,253 0,497 0,213 0,471 0,406

IL1 0,731 0,398 0,731 0,284 0,344 0,267 0,316 0,370 0,387

IL2 0,685 0,473 0,685 0,488 0,265 0,402 0,321 0,471 0,494

IL3 0,570 0,128 0,570 0,279 0,293 0,002 0,370 0,073 0,205

IL4 0,812 0,228 0,812 0,279 0,449 0,135 0,506 0,188 0,310

IL5 0,804 0,266 0,804 0,299 0,488 0,201 0,442 0,215 0,280

IU1 0,848 0,357 0,354 0,848 0,384 0,216 0,360 0,268 0,541

IU2 0,898 0,503 0,375 0,898 0,318 0,339 0,301 0,378 0,634

IU3 0,862 0,460 0,440 0,862 0,442 0,371 0,443 0,344 0,585

PE1 0,791 0,255 0,401 0,282 0,791 0,214 0,521 0,218 0,328

PE2 0,726 0,361 0,404 0,370 0,726 0,339 0,494 0,344 0,405

PE3 0,799 0,221 0,393 0,348 0,799 0,208 0,508 0,224 0,272

PE4 0,814 0,225 0,367 0,354 0,814 0,105 0,508 0,125 0,356

PE5 0,788 0,323 0,426 0,351 0,788 0,213 0,491 0,222 0,379

PE6 0,809 0,267 0,427 0,367 0,809 0,210 0,602 0,227 0,374

PT1 0,816 0,528 0,308 0,290 0,291 0,816 0,240 0,715 0,299

PT2 0,857 0,491 0,241 0,287 0,247 0,857 0,190 0,751 0,304

PT3 0,806 0,404 0,219 0,277 0,191 0,806 0,207 0,666 0,230

PT4 0,804 0,418 0,234 0,240 0,249 0,804 0,198 0,679 0,270

PT5 0,869 0,438 0,226 0,326 0,185 0,869 0,170 0,717 0,330

PT6 0,826 0,509 0,239 0,363 0,196 0,826 0,168 0,694 0,361

PU1 0,823 0,217 0,445 0,385 0,590 0,182 0,823 0,208 0,350

PU2 0,876 0,303 0,491 0,366 0,613 0,200 0,876 0,252 0,356

PU3 0,892 0,330 0,484 0,383 0,582 0,260 0,892 0,293 0,370

PU4 0,846 0,281 0,452 0,361 0,574 0,191 0,846 0,206 0,346

PU5 0,855 0,164 0,418 0,311 0,500 0,151 0,855 0,157 0,342

PU6 0,832 0,254 0,460 0,363 0,525 0,213 0,832 0,239 0,401

PV1 0,868 0,465 0,351 0,264 0,227 0,763 0,211 0,868 0,303

PV2 0,781 0,449 0,336 0,364 0,284 0,642 0,252 0,781 0,355

PV3 0,713 0,360 0,301 0,281 0,226 0,616 0,219 0,713 0,273

PV4 0,776 0,404 0,266 0,307 0,195 0,638 0,191 0,776 0,348

PV5 0,783 0,431 0,220 0,284 0,198 0,669 0,173 0,783 0,286

UB1 0,857 0,442 0,378 0,544 0,412 0,228 0,417 0,225 0,857

UB2 0,837 0,396 0,380 0,537 0,436 0,302 0,405 0,327 0,837

UB3 0,877 0,446 0,385 0,587 0,320 0,337 0,296 0,395 0,877

UB4 0,904 0,538 0,478 0,667 0,398 0,376 0,363 0,421 0,904

0,925

0,689

0,730

0,622

0,756

0,755

0,930

0,942

0,908

0,903

AVE CR

0,527

0,617

0,846

0,889

0,820 0,901

UB

AU

VAR IND OLCL

IL

PV

PT

PU

PE

IU

R2

Q2

0,279 0,215

0,000 0,000

0,289 0,202

0,262 0,150

0,087 0,055

0,493 0,330

0,738 0,480

0,480 0,335

Page 103: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

82

4. Discriminant validity

Uji discriminant validity dilakukan dengan dua tahap pemeriksaan nilai

cross loading. Tahapan yang pertama adalah dengan melakukan

pemeriksaan pada nilai cross loading antar indikator dan cross loading

Fornell-Lacker’s. Cross loading indikator diperiksa dengan

membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan konstrak blok

lainnya. Konstrak diprediksi memiliki ukuran blok yang lebih baik dari blok

lainnya apabila nila korelasi antara indikator dengan konstraknya lebih

tinggi dari korelasi dengan konstrak blok lainnya, berdasarkan tabel di atas

semua indikator memenuhi tahap pertama. Pada pemeriksaan cross loading

Fornell-Lacker’s dilakukan dengan cara melihat nilai akar dari AVE. Nilai

akar dari AVE harus lebih tinggi dari korelasi antara konstrak dengan

kontrak lainnya. Tabel diatas memperihatkan bahwa semua nilai cross

loading indikator dengan konstrak lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak

blok lain. Sedangkan pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai akar AVE lebih

tinggi jika dibandingkan dengan korelasi antar konstrak dengan konstrak

lainnya kecuali pada variabel PV.

Tabel 4.2 Discriminant Validity Fornell-Lacker’s

AU IL IU PE PT PU PV UB

AU 0.905

IL 0.423 0.726

IU 0.509 0.450 0.869

PE 0.350 0.512 0.439 0.788

PT 0.562 0.295 0.359 0.273 0.830

PU 0.305 0.538 0.424 0.663 0.235 0.854

PV 0.538 0.377 0.382 0.288 0.849 0.267 0.786

UB 0.528 0.470 0.676 0.448 0.362 0.422 0.399 0.869

Page 104: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

83

Gambar 4.10 Model hasil penghitungan menggunakan PLS-Algorithm

Page 105: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

84

4.1.3 Hasil Analisis Struktur Model

Pada analisis struktur model dilakukan dengan enam tahapan pengujian. Enam

tahapan pengujian tersebut adalah pengujian path coefficient (β), coefficient of

determination (R2), t-test dengan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive

relevance (Q2), serta relative impact (q2). Hasil dari analisis struktur model, dapat dilihat

pada Tabel 4.9.

1. Path coefficient (β)

Pada pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai pada jalur (path). Nilai ambang batas

diatas 0.1 berarti bahwa jalur (path) tersebut memiliki pengaruh dalam model penelitian.

Dari analisis ini menghasilkan bahwa 3 dari 15 jalur tidak signifikan, yaitu PT → IU

dengan nilai 0,096, PT→ UB dengan nilai 0,007 dan PV→PU dengan nilai 0,016. Artinya,

jalur tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Nilai dan hasil dari path

coefficient (β) dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Path Coefficient

Hipotesis Jalur β Keterangan

H1 IL->PV 0,139 Sign

H2 IL->PU 0,264 Sign

H3 IL->PE 0,512 Sign

H4 IL->PT 0,295 Sign

H5 PV->UB 0,159 Sign

H6 PV->IU 0,181 Sign

H7 PV-PU 0,016 Insign

H8 PT->PV 0,808 Sign

H9 PT->IU 0,096 Insign

H10 PT->UB 0,007 Insign

H11 PU->IU 0,204 Sign

H12 PE->PU 0,523 Sign

H13 PE->IU 0,225 Sign

H14 IU->UB 0,613 Sign

H15 UB->AU 0,528 Sign

Page 106: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

85

2. Coefficient of determination (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

endogen. Standar pengukuran yang digunakan adalah sekitar 0,670 artinya kuat, sekitar

0,333 artinya moderat, dan 0,190 atau di bawahnya berarti menunjukkan tingkat varian

yang lemah. Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa R2 dari AU, IU, PE, dan PT merupakan

yang terlemah dengan nilai 0,279, 0,289, 0,262, dan 0,087. Hal ini menjelaskan bahwa IU

menjelaskan secara lemah (27%) varian dari AU. Kemudian PV, PU, PE, dan PT

menjelaskan secara lemah (28%) varian dari IU. Kemudian IL menjelaskan secara lemah

(26%) varian dari PE. Serta IL menjelaskan secara lemah (8,7%) varian dari PT. PU dan

UB memiliki nilai R2 yang moderat yaitu 0,493 dan 0,480. Artinya, PV dan IL

menjelaskan secara moderat (49%) varian dari PU. Serta PV, IU dan PT menjelaskan

secara moderat (48%) varian dari UB. Sedangkan PV memiliki nilai R2 yang akurat yaitu

dengan nilai 0,738. Artinya IL, dan PT menjelaskan secara akurat (74%) varian dari PV.

Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Coefficient of Determination

Hipotesis Jalur R2 Keterangan

H1 IL->PV 0,738 Akurat

H2 IL->PU 0,491 Moderat

H3 IL->PE 0,258 Lemah

H4 IL->PT 0,094 Lemah

H5 PV->UB 0,482 Moderat

H6 PV->IU 0,292 Lemah

H7 PV-PU 0,491 Moderat

H8 PT->PV 0,738 Akurat

H9 PT->IU 0,292 Lemah

H10 PT->UB 0,482 Moderat

H11 PU->IU 0,292 Lemah

H12 PE->PU 0,491 Moderat

H13 PE->IU 0,292 Lemah

H14 IU->UB 0,482 Moderat

H15 UB->AU 0,279 Lemah

Page 107: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

86

3. t-test

Pada pengujian t-test dilakukan dengan metode bootstrapping. Nilai yang diterima pada

pengujian t-test adalah di atas 1,96. Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 3 dari 15 hipotesis

ditolak. Hipotesis tersebut diantaranya adalah PT→IU dengan nilai 1,166, PT→UB

dengan nilai 0,106 dan PV→PU dengan nilai 0,452.

Tabel 4.5 Hasil Penghitungan t-test

Hipotesis Jalur t-test Keterangan

H1 IL->PV 5,668 Diterima

H2 IL->PU 5,668 Diterima

H3 IL->PE 10,125 Diterima

H4 IL->PT 5,265 Diterima

H5 PV->UB 2,249 Diterima

H6 PV->IU 2,223 Diterima

H7 PV-PU 0,452 Ditolak

H8 PT->PV 43,328 Diterima

H9 PT->IU 1,166 Ditolak

H10 PT->UB 0,106 Ditolak

H11 PU->IU 3,791 Diterima

H12 PE->PU 11,733 Diterima

H13 PE->IU 3,503 Diterima

H14 IU->UB 16,418 Diterima

H15 UB->AU 14,022 Diterima

Page 108: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

87

4. Effect size (f2)

Pada tahap pengujian ini dilakukan guna memprediksi pengaruh variabel tertetu terhadap

variabel lainnya. Nilai ambang batas yang digunakan adalah sekitar 0,02 berpengaruh

kecil, 0,15 berpengaruh menengah, dan 0,35 berpengaruh besar. Pada Tabel 4.6

memperlihatkan hasil dari analisis ini. Tiga jalur memiliki pengaruh besar, yaitu IL→PE,

PT→PV, PE→PU, IU→UB, dan UB→AU. Sementara sisanya sebanyak 10 jalur

memiliki pengaruh yang kecil, yaitu IL→PT, IL→PU, IL→PV, PE→IU, PU→IU,

PT→IU, PT→UB, PV→IU, PV→PU, dan PV→UB.

Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Effect Size

Hipotesis Jalur f2 Keterangan

H1 IL->PV 0,067 kecil

H2 IL->PU 0,094 kecil

H3 IL->PE 0,355 besar

H4 IL->PT 0,095 kecil

H5 PV->UB 0,013 kecil

H6 PV->IU 0,013 kecil

H7 PV-PU 0,000 kecil

H8 PT->PV 2,270 besar

H9 PT->IU 0,004 kecil

H10 PT->UB 0,000 kecil

H11 PU->IU 0,032 kecil

H12 PE->PU 0,392 besar

H13 PE->IU 0,039 kecil

H14 IU->UB 0,615 besar

H15 UB->AU 0,387 besar

Page 109: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

88

5. Predictive relevance (Q2)

Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode blindfolding guna

memberikan bukti jika variabel tertentu memiliki keterkaitan prediktif (predictive

relevance) dengan variabel lainnya. Nilai ambang batas yang digunakan adalah di atas nol

(0). Pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa nilai Q2 dari semua variabel yang digunakan

memiliki keterkaitan prediktif.

Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Predictive Relevance

Hipotesis Jalur Q2 Keterangan

H1 IL->PV 0,428 Predictive Relevance

H2 IL->PU 0,332 Predictive Relevance

H3 IL->PE 0,148 Predictive Relevance

H4 IL->PT 0,060 Predictive Relevance

H5 PV->UB 0,335 Predictive Relevance

H6 PV->IU 0,203 Predictive Relevance

H7 PV-PU 0,332 Predictive Relevance

H8 PT->PV 0,428 Predictive Relevance

H9 PT->IU 0,203 Predictive Relevance

H10 PT->UB 0,335 Predictive Relevance

H11 PU->IU 0,203 Predictive Relevance

H12 PE->PU 0,332 Predictive Relevance

H13 PE->IU 0,203 Predictive Relevance

H14 IU->UB 0,335 Predictive Relevance

H15 UB->AU 0,215 Predictive Relevance

Page 110: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

89

6. Relative impact (q2)

Pengujian ini dilakukan sama dengan pengujian Q2 yaitu dengan metode blindfolding.

Pengukuran ini dilakukan guna mengukur relatif pengaruh dari sebuah keterkaitan

prediktif suatu variabel dengan variabel lainnya. Ambang batas yang digunakan sama

dengan f2 yaitu sekitar 0,02 pengaruh kecil, sekitar 0,15 memiliki pengaruh menengah,

dan sekitar 0,35 memiliki pengaruh yang besar. Pada Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa

terdapat 1 jalur yang memiliki pengaruh besar, yaitu PT→PV dengan nilai 0,626.

Kemudian 4 jalur memiliki pengaruh menengah, yaitu IL→PE, PE→PU, IU→UB, dan

UB→AU dengan nilai 0,174, 0,217, 0,337 dan 0,274. Serta 10 jalur memiliki pengaruh

kecil, yaitu IL→PV, IL→PU, IL→PT, PV→UB, PV→IU, PV→PU, PT→IU, PT→UB,

PU→IU, dan PE→IU dengan nilai 0,019, 0,046, 0,064, 0,008, 0,006, 0,000, 0,001, 0,000,

0,018, dan 0,024.

Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Relative Impact

Hipotesis Jalur Q2 Keterangan

H1 IL->PV 0,428 kecil

H2 IL->PU 0,332 kecil

H3 IL->PE 0,148 menengah

H4 IL->PT 0,060 kecil

H5 PV->UB 0,335 kecil

H6 PV->IU 0,203 kecil

H7 PV-PU 0,332 kecil

H8 PT->PV 0,428 besar

H9 PT->IU 0,203 kecil

H10 PT->UB 0,335 kecil

H11 PU->IU 0,203 kecil

H12 PE->PU 0,332 menengah

H13 PE->IU 0,203 kecil

H14 IU->UB 0,335 menengah

H15 UB->AU 0,215 menengah

Page 111: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

90

Tabel 4.9 Hasil Analisis Struktur Model

Keterangan :

Sign : Signifikan A : Akurat L : Lemah m : menengah

Insign : Insignifikan M : Moderat b : besar k : kecil

Hip Jalur R2-in R

2-ex ∑f

2Q

2-in Q

2-ex ∑q

2 ß t-test R2

f2

Q2

q2

H1 IL->PV 0,139 5,668 0,738 0,738 0,719 0,067 0,428 0,428 0,417 0,019 Sign Diterima A k Predictive Relevance k

H2 IL->PU 0,264 5,668 0,491 0,491 0,446 0,094 0,332 0,332 0,301 0,046 Sign Diterima M k Predictive Relevance k

H3 IL->PE 0,512 10,125 0,258 0,258 0,000 0,355 0,148 0,148 0,000 0,174 Sign Diterima L b Predictive Relevance m

H4 IL->PT 0,295 5,265 0,094 0,094 0,000 0,095 0,060 0,060 0,000 0,064 Sign Diterima L k Predictive Relevance k

H5 PV->UB 0,159 2,249 0,482 0,482 0,473 0,013 0,335 0,335 0,330 0,008 Sign Diterima M k Predictive Relevance k

H6 PV->IU 0,181 2,223 0,292 0,292 0,285 0,013 0,203 0,203 0,198 0,006 Sign Diterima L k Predictive Relevance k

H7 PV-PU 0,016 0,452 0,491 0,491 0,493 0,000 0,332 0,332 0,333 0,000 Insign Ditolak M k Predictive Relevance k

H8 PT->PV 0,808 43,328 0,738 0,738 0,141 2,270 0,428 0,428 0,080 0,626 Sign Diterima A b Predictive Relevance b

H9 PT->IU 0,096 1,166 0,292 0,292 0,289 0,004 0,203 0,203 0,202 0,001 Insign Ditolak L k Predictive Relevance k

H10 PT->UB 0,007 0,106 0,482 0,482 0,481 0,000 0,335 0,335 0,335 0,000 Insign Ditolak M k Predictive Relevance k

H11 PU->IU 0,204 3,791 0,292 0,292 0,268 0,032 0,203 0,203 0,189 0,018 Sign Diterima L k Predictive Relevance k

H12 PE->PU 0,523 11,733 0,491 0,491 0,278 0,392 0,332 0,332 0,187 0,217 Sign Diterima M b Predictive Relevance m

H13 PE->IU 0,225 3,503 0,292 0,292 0,263 0,039 0,203 0,203 0,184 0,024 Sign Diterima L k Predictive Relevance k

H14 IU->UB 0,613 16,418 0,482 0,482 0,165 0,615 0,335 0,335 0,111 0,337 Sign Diterima M b Predictive Relevance m

H15 UB->AU 0,528 14,022 0,279 0,279 0,000 0,387 0,215 0,215 0,000 0,274 Sign Diterima L b Predictive Relevance m

q2 analisisHipotesis

β t-test R2 f

2

Q2

Page 112: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

91

4.2 Intrepetasi dan Diskusi Hasil Analisis

4.2.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis

Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap informasi demografis profil

responden, peneliti melakukan interpretasi dan mendiskusikan hasil analisis tersebut.

1. Pengguna aktif media sosial

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 mengenai perbandingan

responden yang aktif dengan responden yang tidak aktif dalam menggunakan media

sosial di Jabodetabek, dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh pengguna aktif media sosial sebanyak 92% atau sejumlah 370 orang

serta sisanya pengguna tidak aktif sebanyak 8% atau sejumlah 32 orang. Data tersebut

jika dibandingkan dengan jumlah data pengguna aktif media sosial berdasarkan data

dari Pertiwi, W.K. (2019), bahwa dari 268,2 juta penduduk di Indonesia, 150 juta di

antaranya telah menggunakan media sosial. Berdasarkan data tersebut bahwa 56%

penduduk Indonesia merupakan pengguna media sosial sedangkan 44% penduduk

Indonesia belum menggunakan media sosial, berdasarkan riset sampai Januari 2019.

Berdasarkan perbandingan tersebut dapat disimpulkan mayoritas penduduk di

Indonesia, khususnya Jabodetabek merupakan pengguna aktif media sosial.

2. Jenis kelamin

Pada Gambar 4.2 menampilkan bahwa jumlah pengguna media sosial di

Jabodetabek didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebesar 51% atau sebanyak

207 orang. Sedangkan jumlah untuk pengguna media sosial berjenis kelamin laki-laki

sebesar 49% atau sebanyak 195 orang. Data yang didapat tersebut berbanding terbalik

dengan data didapat dari Pertiwi, W.K. (2019), bahwa pengguna media sosial di

Indonesia didominasi oleh berjenis kelamin laki-laki. dapat disimpulkan berdasarkan

Page 113: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

92

sampel yang didapat, pengguna media sosial di Jabodetabek didominasi oleh jenis

kelamin perempuan.

3. Usia

Gambar 4.3 menampilkan bahwa usia pengguna media sosial di Jabodetabek

di dominasi oleh pengguna berusia 21-25 tahun, yaitu sebanyak 45% atau 182 orang.

Kemudian jumlah pengguna media sosial dengan kelompok usia 26-30 tahun, yaitu

sebesar 25% atau 103 orang. Untuk jumlah pengguna media sosial dengan kelompok

usia 31-35 tahun, yaitu 11% atau 43 orang. Kemudian jumlah pengguna media sosial

dengan kelompok usia 15-20 tahun, yaitu 10% atau 39 orang. Sedangkan jumlah

terkecil adalah pengguna media sosial dengan kelompok usia di atas 36 tahun, yaitu

sebesar 9% atau 36. orang. Peneliti menganggap bahwa hal ini mungkin terjadi karena

peneliti lebih banyak bertemu dan berinteraksi dengan pengguna media sosial dengan

usia 21-25 tahun dan 26-30 tahun. Sedangkan sedikitnya pengguna dengan usia di atas

36 tahun dikarenakan memang peneliti jarang berinteraksi dengan kelompok usia

tersebut. Kemudian, data tersebut juga sesuai dengan yang diperoleh dari Pertiwi,

W.K. (2019), bahwa generasi milenial merupakan rentang usia paling banyak

pengguna media sosial.

4. Media Sosial yang digunakan

Berdasarkan gambar 4.4 urutan media sosial yang paling banyak digunakan

oleh masyarakat adalah Whatsapp dengan jumlah pengguna 395 responden (97.5%).

Kemudian Instagram dengan jumlah pengguna 319 responden (78.8%). Line dengan

jumlah pengguna 279 responden (68.9%). Facebook dengan jumlah pengguna 250

responden (61.7%). Dan Twitter dengan jumlah pengguna 162 responden (40%). Data

tersebut jika dibandingkan dengan data dari Alfarizi, M.K. (2018), bahwa urutan

Page 114: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

93

media sosial paling banyak digunakan di Indonesia adalah Whatsapp, Facebook,

Instagram, Line, kemudian Twitter. Maka data tersebut hampir sesuai dikarenakan

jumlah terbanyak penggunanya adalah Whatsapp dan jumlah pengguna paling sedikit

adalah Twitter.

5. Pendidikan Terakhir

Pada gambar 4.5 jumlah pendidikan terakhir pengguna media sosial dengan

pendidikan terakhir S1 adalah 234 responden (58%). Kemudian pengguna media

sosial dengan pendidikan terakhir SLTA adalah 106 responden (27%). Kemudian

pengguna media sosial dengan pendidikan terakhir S2 adalah 53 responden (13%).

Pengguna media sosial dengan pendidikan terakhir kurang dari SLTA adalah 5

responden (1%). Dan pengguna media sosial dengan pendidikan terakhir S3 adalah 4

responden (1%). Peneliti berpendapat bahwa hal ini terjadi karena lingkungan peneliti

lebih banyak berinteraksi dengan pekerja dan mahasiswa sehingga responden lebih

banyak pada lulusan S1 dan SLTA. Selain itu usia pada lulusan S1 dan SLTA

merupakan rentang usia milenial, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

generasi milenial merupakan pengguna terbanyak aplikasi media sosial. Kemudian

berdasarkan hasil tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa generasi milenial

merupakan yang paling cakap dalam menggunakan gadget.

6. Pekerjaan

Berdasarkan gambar 4.6 jumlah pengguna media sosial dengan pekerjaan

sebagai pegawai swasta adalah 162 responden (40%). Jumlah pengguna media sosial

dengan pekerjaan sebagai mahasiswa adalah 112 (28%). Jumlah pengguna media

sosial dengan pekerjaan sebagai lain-lain adalah 64 responden (16%). Jumlah

pengguna media sosial dengan pekerjaan sebagai wirausaha adalah 42 responden

Page 115: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

94

(10%). Serta jumlah pengguna media sosial dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri

adalah 22 responden (6%). Hal tersebut terjadi dikarenakan peneliti lebih banyak

berinteraksi dengan lingkungan pekerja peneliti dibandingkan dengan lingkungan

kampus sehingga jumlah pegawai swasta lebih banyak. Selain itu, pekerja juga banyak

menggunakan manfaat dari media sosial untuk membantu pekerjaannya sehingga hal

tersebut dapat menjadi penyebab sampel terbanyak merupakan pegawai swasta.

7. Domisili

Berdasarkan gambar 4.7 jumlah pengguna media sosial di jabodetabek dengan

domisili di Jakarta adalah 138 responden (34%). Jumlah pengguna media sosial

dengan domisili di Depok adalah 85 responden (21%). Jumlah pengguna media sosial

dengan domisili di Bekasi adalah 62 responden (16%). Jumlah pengguna media sosial

dengan domisili di Bogor adalah 60 responden (15%). Serta jumlah pengguna media

sosial dengan domisili di Tangerang adalah 57 responden (14%). Responden

didominasi oleh pengguna media sosial berdomisili Jakarta. Hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan jumlah penduduk Jakarta menurut data dari website Badan Pusat Statistik

lebih banyak dibandingkan dengan kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Selain

itu peneliti juga berdomisili di Jakarta sehingga mungkin berpengaruh terhadap jumlah

responden yang berdomisili di Jakarta lebih banyak.

8. Tingkat kepercayaan terhadap informasi di media sosial

Berdasarkan gambar 4.8 jumlah pengguna media sosial dengan tingkat

kepercayaan terhadap informasi di media sosial sebesar 50% adalah 208 responden

(52%). jumlah pengguna media sosial dengan tingkat kepercayaan terhadap informasi

di media sosial sebesar 75% adalah 126 responden (31%). jumlah pengguna media

Page 116: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

95

sosial dengan tingkat kepercayaan terhadap informasi di media sosial sebesar < 25%

adalah 63 responden (16%). Serta jumlah pengguna media sosial dengan tingkat

kepercayaan terhadap informasi di media sosial sebesar 100% adalah 5 responden

(1%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

memiliki tingkat kepercayaan 50%. Sedangkan pengguna media sosial yang memiliki

tingkat kepercayaan 100% hanya 1,2% dari responden. Tingkat kepercayaan tersebut

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sumber dari informasi yang diterima,

penyampaian informasi, data dari informasi, dan-lain-lain.

9. Tingkat kebenaran informasi pada media sosial

Berdasarkan gambar 4.9 jumlah pendapat pengguna media sosial dengan

tingkat kebenaran informasi menurut pengguna sebesar 50% adalah 219 responden

(54%). jumlah pendapat pengguna media sosial dengan tingkat kebenaran informasi

menurut pengguna sebesar 75% adalah 107 responden (27%). jumlah pendapat

pengguna media sosial dengan tingkat kebenaran informasi menurut pengguna sebesar

25% adalah 69 responden (17%). Serta jumlah pendapat pengguna media sosial

dengan tingkat kebenaran informasi menurut pengguna sebesar 50% adalah 7

responden (2%). Berdasarkan data tersebut, peneliti berpendapat bahwa masih banyak

terdapat berita atau informasi sehingga menyebabkan mayoritas masyarakat

berpendapat tingkat kebenaran informasi di media sosial hanya 50%.

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Pengukuran

Dari hasil analisis model pengukuran yang telah dilakukan, terdapat dua hal

penting yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:

Page 117: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

96

1. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa pengukuran model dari penelitian ini

sudah memenuhi syarat serta memiliki karakteristik statistik yang baik dan

layak dilanjutkan ke tahapan analisis struktur model. Analisis struktur model

ini dilakukan guna menguji inner model dari model penelitian yang digunakan.

2. Pada pengujian Measurement Model, semua variabel dan indikator sudah

memenuhi syarat, akan tetapi pada pengujian Fornell-Lacker’s, didapatkan

nilai akar AVE pada variabel PV adalah 0,786. Nilai tersebut lebih rendah jika

dibandingkan dengan korelasi PV dengan PT yang memiliki nilai 0,849 seperti

dapat dilihat pada Tabel 4.2. akan tetapi tidak dilakukan penghapusan karena

nilai cross loading PV sudah memenuhi syarat.

4.2.3 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Struktur Model

Dalam subbab ini akan dipaparkan mengenai interpretasi dan diskusi yang

didasarkan pada hasil dari enama tahapan analsisis struktur model yang telah

dilakukan. Keenam tahapan analisis tersebut adalah path coefficient (β), coefficient of

determination (R2), t-test dengan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive

relevance (Q2), dan relative impact (q2). Berikut adalah pemaparan dari hipotesis yang

telah dirumuskan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.

Q2.1 Apakah Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Validity (PV)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil yang

didapatkan adalah 5,668 menunjukkan bahwa H1 diterima. Hal ini berarti IL memiliki

pengaruh terhadap PV. Selain itu, berdasarkan nilai β dengan nilai 0,138, jalur IL→PV

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang digunakan. Akan tetapi,

berdasarkan pengujian f2 didapatkan nilai 0,067 maka pengaruh IL terhadap PV adalah

Page 118: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

97

kecil, serta berdasarkan pengujian q2 dengan nilai 0,019 maka pengaruh IL terhadap

PV adalah kecil. Hasil ini menunjukkan bahwa Information Literacy selain

berpengaruh terhadap behavior seseorang dalam menyebarkan informasi (Khan &

Idris, 2019) juga berpengaruh terhadap Perceived Validity (Eddy et al., 2012; Irhashon

et al., 2018). Peneliti berpendapat kemampuan seseorang dalam mencari,

membagikan, dan memverifikasi informasi dapat menjadi faktor penilaian validitas

suatu informasi pada media sosial.

Q2.2 Apakah Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Usefulness (PU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 5,668 menunjukkan bahwa H2 diterima. Hal ini

berarti IL memiliki pengaruh terhadap PU. Berdasarkan nilai β dengan nilai 0,264,

Jalur IL→PU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang digunakan

dalam penelitian ini. Akan tetapi, pada pengujian f2 dan q2 dengan nilai 0,094 dan

0,046, IL memiliki pengaruh yang kecil terhadap PU. Hasil ini didukung dengan

pendapat Khan & Idris (2019) bahwa Information Literacy dapat juga dikatakan

sebagai Internet Skill yang berperan sebagai variabel eksternal, dimana kemampuan

dalam menggunakan internet atau media sosial dapat meningkatkan manfaat

penggunaan media sosial tersebut (Venkatesh et al., 2012; Marangunic & Granic,

2015; Venkatesh et al., 2016).

Page 119: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

98

Q2.3 Apakah Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Ease of Use (PE)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 10,125 menunjukkan bahwa H3 diterima. Hal ini

berarti IL memiliki pengaruh terhadap PE. Berdasarkan nilai β dengan nilai 0,512,

jalur IL→PE juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang digunakan

dalam penelitian ini. Selain itu, berdasarkan pengujian f2 mendapatkan nilai 0,355

artinya IL memiliki pengaruh besar terhadap PE. Sedangkan berdasarkan pengujian q2

didapatkan nilai 0,174 artinya IL memiliki pengaruh yang menengah terhadap PE.

Hasil ini konsisten dengan pendapat Khan & Idris (2019) bahwa Information Literacy

atau juga dapat disebut Internet Skill yang berperan sebagai variabel eksternal, tentu

akan berpengaruh terhadap kemudahan (Perceived Ease of Use) dalam penggunaan

media sosial sebagai alat penyebaran informasi (Venkatesh et al., 2012; Marangunic

& Granic, 2015; Venkatesh et al., 2016).

Q2.4 Apakah Information Literacy (IL) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Trust (PT)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan 5,265 menunjukkan bahwa H4 diterima. Hal ini berarti IL

memiliki pengaruh terhadap PT. Berdasarkan nilai β didapatkan nilai 0,295 maka,

jalur IL→PT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang digunakan

dalam penelitian ini. Sedangkan, berdasarkan pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai

0,095 dan 0,064 oleh karena itu, IL memiliki pengaruh yang kecil terhadap PT. Hasil

ini konsisten dengan pendapat Khan & Idris (2019) bahwa semakin ‘melek’ seseorang

Page 120: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

99

terhadap informasi dapat mempengaruhi tingkat kepercayaannya terhadap informasi

yang diterima (Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018), terutama pada media sosial

yang banyak beredar informasi yang belum diketahui kebenarannya.

Q2.5 Apakah Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap

Usage Behavior (UB)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan 2,249 menunjukkan bahwa H5 diterima. Hal ini berarti PV

memiliki pengaruh terhadap UB. Berdasarkan nilai β didapatkan nilai 0,159 maka,

jalur PV→UB memiliki pengaruh yang signifikan dalam model. Berdasarkan

pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai 0,013 dan 0,008 maka, PV memiliki pengaruh

yang kecil terhadap UB. Hasil ini konsisten dengan model yang diajukan peneliti

bahwa persepsi kebenaran (Eddy et al., 2012; Irhashon et al., 2018) dapat

mempengaruhi kebiasaan penggunaan media sosial (UB) dalam penyebaran

informasi. Jika seorang pengguna media sosial menerima informasi yang dianggapnya

benar, maka pengguna media sosial tersebut menganggapnya sebagai hal yang baik,

begitu pun sebaliknya.

Q2.6 Apakah Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap

Intention to Use (IU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test adalah 2,223 menunjukkan bahwa H6 diterima. Hal ini berarti PV

memiliki pengaruh terhadap IU. Berdasarkan nilai β, jalur PV→IU juga memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini

dikarenakan memiliki nilai 0,181. berdasarkan pengujian f2 dan q2, didapatkan nilai

Page 121: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

100

0,013, dan 0,006, maka PV memiliki pengaruh yang kecil terhadap IU. Hasil ini

konsisten dengan model yang diajukan peneliti, bahwa persepsi kebenaran (Eddy et

al., 2012; Irhashon et al., 2018) dapat mempengaruhi niat seseorang terhadap

penggunaan media sosial. Jika informasi yang diterima diyakini bahwa informasi

tersebut benar, maka orang akan menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi.

Q2.7 Apakah Perceived Validity (PV) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Usefulness (PU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 0,452 menunjukkan bahwa H7 ditolak. Hal ini berarti

PV tidak memiliki pengaruh terhadap PU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,016, maka, jalur PV→PU tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model

yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai

0,000 maka, PV memiliki pengaruh yang kecil terhadap PU. Hasil ini tidak konsisten

dengan penambahan variabel PV oleh Venkatesh et al., (2012), Marangunic & Granic.

(2015), dan Venkatesh et al., (2016) pada kerangka model TAM 2 oleh Venkatesh &

Davis (2000), Hidayati et al. (2017), Rachman et al. (2017), dan Khurrosidin et al.

(2017). Artinya tingkat kebenaran suatu informasi tidak mempengaruhi manfaat

penggunaan media sosial. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan nilai-nilai cross

loading pada indikator variabel PV terhadap variabel PU memiliki nilai yang rendah

sehingga nilai yang didapat tidak memenuhi ambang batas agar suatu hipotesis

diterima.

Page 122: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

101

Q2.8 Apakah Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap

Perceived Validity (PV)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 43.328 menunjukkan bahwa H8 diterima. Hal ini

berarti PT memiliki pengaruh terhadap PV. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,808 maka, jalur PT→PV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang

digunakan dalam penelitian ini. Kemudian, berdasarkan pengujian f2 dan q2

didapatkan nilai 2,270 dan 0,626 maka, PT memiliki pengaruh yang besar terhadap

PV. Hasil ini memenuhi hipotesis peneliti bahwa tingkat kepercayaan seseorang

terhadap informasi yang beredar di media sosial berpengaruh terhadap tingkat

kebenaran informasi itu sendiri menurut seseorang tersebut (Eddy et al., 2012;

Irhashon et al., 2018). Jika masyarakat tidak mempercayai informasi yang diterima

dikarenakan informasi itu dianggap tidak benar.

Q2.9 Apakah Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap

Intention to Use (IU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 1,166 menunjukkan bahwa H9 ditolak. Hal ini berarti

PT tidak memiliki pengaruh terhadap IU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,096 maka, jalur PT→IU tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model

yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai

0,004 dan 0,001 maka, PT memiliki pengaruh yang kecil terhadap IU. Hasil ini tidak

konsisten dengan model yang diajukan peneliti bahwa persepsi kepercayaan (Eddy et

al., 2012; Irhashon et al., 2018) terhadap informasi di media sosial dapat

Page 123: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

102

mempengaruhi niat penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi tersebut

(Venkatesh et al., 2012; Marangunic & Granic, 2015; Venkatesh et al., 2016). Hal

tersebut dapat terjadi dikarenakan nilai-nilai cross loading pada indikator variabel PT

terhadap variabel IU memiliki nilai yang rendah sehingga nilai yang didapat tidak

memenuhi ambang batas agar suatu hipotesis diterima.

Q2.10 Apakah Perceived Trust (PT) berpengaruh secara signifikan terhadap

Usage Behavior (UB)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 0,106 menunjukkan bahwa H10 ditolak. Hal ini

berarti PT tidak memiliki pengaruh terhadap UB. Berdasarkan pengujian β didapatkan

nilai 0,007 maka, jalur PT→UB tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

model yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 dan q2

didapatkan nilai 0,000 maka, PT memiliki pengaruh yang kecil terhadap UB. Hasil ini

tidak konsisten dengan model yang diajukan peneliti, bahwa persepsi kepercayaan

(Eddy et al, 2012; Irhashon et al, 2018) terhadap informasi di media sosial dapat

mempengaruhi kebiasaan penggunaan media sosial untuk menyebarkan informasi

(Venkatesh et al., 2012; Marangunic & Granic, 2015; Venkatesh et al., 2016). Hal

tersebut dapat terjadi dikarenakan nilai-nilai cross loading pada indikator variabel PT

terhadap variabel UB memiliki nilai yang rendah sehingga nilai yang didapat tidak

memenuhi ambang batas agar suatu hipotesis diterima.

Page 124: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

103

Q2.11 Apakah Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan

terhadap Intention to Use (IU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 3,791 menunjukkan bahwa H11 diterima. Hal ini

berarti PU memiliki pengaruh terhadap IU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,204 maka, jalur PU→IU juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model

yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai

0,032 dan 0,018 maka, PU memiliki pengaruh yang kecil terhadap IU. Hasil ini

konsisten dengan kerangka model TAM 2 oleh Venkatesh & Davis (2000), Hidayati

et al. (2017), Rachman et al. (2017), dan Khurrosidin et al. (2017). Hal ini juga sesuai

dengan pendapat peneliti bahwa manfaat media sosial sebagai alat penyebaran

informasi akan berpengaruh terhadap niat penggunaan, dikarenakan dapat

memudahkan penyebaran informasi.

Q2.12 Apakah Perceived Ease of Use (PE) berpengaruh secara signifikan

terhadap Perceived Usefulness (PU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 11,733 menunjukkan bahwa H12 diterima. Hal ini

berarti PE memiliki pengaruh terhadap PU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,523, jalur PE→PU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang

digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 didapatkan nilai 0,392

maka, PE memiliki pengaruh yang besar terhadap PU. Serta berdasarkan pengujian q2

didapatkan nilai 0,217 maka, PE memiliki pengaruh yang menengah terhadap PU.

Hasil ini konsisten dengan kerangka model yang diajukan peneliti yang berdasarkan

Page 125: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

104

pada model TAM 2 Venkatesh & Davis (2000), Hidayati et al. (2017), Rachman et al.

(2017), dan Khurrosidin et al. (2017). Peneliti berpendapat bahwa PE berpengaruh

terhadap PU dikarenakan jika media sosial tersebut mudah untuk digunakan maka

akan memaksimalkan manfaat dari kegunaan media sosial itu sendiri.

Q2.13 Apakah Perceived Ease of Use (PE) berpengaruh secara signifikan

terhadap Intention to Use (IU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 3,503 menunjukkan bahwa H13 diterima. Hal ini

berarti PE memiliki pengaruh terhadap IU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,225 maka, jalur PE→IU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang

digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 dan q2 didapatkan nilai

0,039 dan 0,024 maka, PE memiliki pengaruh yang kecil terhadap IU. Hasil ini

konsisten dengan kerangka model TAM 2 oleh Venkatesh & Davis (2000), Hidayati

et al. (2017), Rachman et al. (2017), dan Khurrosidin et al. (2017). Selain itu peneliti

berpendapat bahwa hal ini sesuai dikarenakan kemudahan penggunaan media sosial

untuk menyebarkan informasi akan berpengaruh terhadap niat penggunaan untuk

menyebarkan informasi melalui media sosial.

Q2.14 Apakah Intention to Use (IU) berpengaruh secara signifikan terhadap

Usage Behavior (UB)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 16,418 menunjukkan bahwa H14 diterima. Hal ini

berarti IU memiliki pengaruh terhadap UB. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,613 maka, jalur IU→UB juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model

Page 126: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

105

yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 didapatkan nilai 0,615

maka, IU memiliki pengaruh yang besar terhadap UB. Selain itu, berdasarkan

pengujian q2 didapatkan nilai 0,337 maka, IU memiliki pengaruh yang menengah

terhadap UB. Hasil ini konsisten dengan kerangka model TAM 2 oleh Venkatesh &

Davis (2000), Hidayati et al. (2017), Rachman et al. (2017), dan Khurrosidin et al.

(2017). Peneliti berpendapat jika niat penggunaan media sosial untuk menyebarkan

informasi yang benar maka itu akan menjadi kebiasaan yang baik, sedangkan

sebaliknya jika menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi yang tidak

benar maka akan menjadi kebiasaan yang tidak baik.

Q2.15 Apakah Usage Behavior (UB) berpengaruh secara signifikan terhadap

Actual Use (AU)?

Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan, hasil dari

pengujian t-test didapatkan nilai 14,022 menunjukkan bahwa H15 diterima. Hal ini

berarti UB memiliki pengaruh terhadap AU. Berdasarkan pengujian β didapatkan nilai

0,528 maka, jalur UB→AU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model yang

digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian f2 didapatkan nilai 0,387

maka, UB memiliki pengaruh yang besar terhadap AU. Selain itu, berdasarkan

pengujian q2 didapatkan nilai 0,274 maka, UB memiliki pengaruh yang menengah

terhadap AU. Hal ini konsisten dengan kerangka model TAM oleh Davis et al. (1989)

dan TAM 2 oleh Venkatesh & Davis (2000), Hidayati et al. (2017), Rachman et al.

(2017), dan Khurrosidin et al. (2017). Peneliti berpendapat kebiasaan penggunaan

media sosial untuk mencari atau menyebarkan informasi akan berpengaruh terhadap

penggunaan aktual individu terhadap media sosial tersebut.

Page 127: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

106

4.3 Perbandingan Hasil Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya menggunakan variabel yang sudah digunakan

pada penelitian sebelumnya. Hanya saja peneliti melakukan kombinasi model yaitu

dengan menggunakan satu variabel dari penelitian sebelumnya kemudian

ditambahkan pada model yang akan digunakan peneliti kedalam penelitian ini.

Penggabungan model tersebut didasarkan pada permasalahan yang terjadi sesuai

dengan studi kasus.

Pada penelitian ini digunakan model TAM 2 untuk mengukur penerimaan

sebuah teknologi seperti pada penelitian (Abdillah, 2015; Wijaya & Aliyanto, 2015;

Alhabsyi et al., 2017; Fitriana & Wingdes, 2017; Hidayati et al., 2017; Khurrosidin et

al., 2017; Rachman et al., 2017; Fithri et al., 2018; Irfandi et al., 2018; Sukma et al.,

2018; Yusnita & Adri, 2019). Kemudian penggunaan TAM 2 tersebut dikembangkan

oleh Irhashon et al. (2018) dengan melakukan penambahan dua variabel yaitu

Perceived Validity dan Perceived Trust. Perbedaan penelitian ini dengan yang

dilakukan oleh Irhashon et al. (2018) adalah digunakan penambahan satu variabel dari

penelitian yang dilakukan oleh Khan dan Idris (2019) yaitu Information Literacy.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh Durodolu (2016) bahwa Information Literacy

menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan suatu teknologi,

yang dalam hal ini adalah media sosial.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Khan dan Idris (2019) digunakan model

TRA/TPB untuk mengetahui bagaimana kebiasaan masyarakat dalam merespon

informasi yang diterima. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa

masyarakat dengan tingkat kemelekan informasi yang tinggi dapat mengidentifikasi

jika ada informasi yang tidak benar, sedangkan tingkat kemelekan informasi yang

Page 128: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

107

rendah sebaliknya. Kemudian masyarakat dengan tingkat kemelekan informasi yang

rendah didapatkan memiliki kebiasaan membagikan informasi tanpa

memverifikasinya terlebih dahulu.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Irhashon et al. (2018)

dijelaskan secara deskriptif bahwa faktor kebenaran dan faktor kepercayaan menjadi

sebuah tolak ukur kualitas suatu permodelan. Dalam penelitian ini, berdasarkan studi

kasus penyebaran informasi melalui media sosial, kualitas informasi yang ada pada

media sosial menjadi salah satu faktor akan disebarkan atau tidaknya informasi

tersebut.

Dengan menggabungkan kedua penelitian terdahulu tersebut, kualitas

informasi dapat dinilai dengan menggunakan variabel Information Literacy, yang

dapat berpengaruh terhadap Perceived Validity dan Perceived Trust suatu individu

kemudian dapat mempengaruhi penerimaannya terhadap penggunaan media sosial

untuk menyebarkan informasi. Hasilnya ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap

penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi, hal ini terlihat dari nilai

t-test > 1.96, atau 12 dari 15 hipotesis diterima. Berdasarkan nilai tersebut, Information

Literacy berpengaruh terhadap Perceived Validity, Perceived Usefulness, Perceived

Ease of Use, dan Perceived Validity. Kemudian Perceived Validity berpengaruh

terhadap Intention to Use dan Usage Behavior. Perceived Trust berpengaruh terhadap

Perceived Validity, dimana berdasarkan hal tersebut Perceived Trust berpengaruh

secara tidak langsung penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi.

Kesimpulan akhir yang didapat yaitu penelitian ini memiliki perbedaan dengan

penelitian-penelitian terdahulu, karena pada penelitian Irhashon et al. (2018) hanya

Page 129: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

108

dilakukan secara deskriptif, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Khan dan Idris

(2019) menggunakan model TRA/TPB sedangkan pada penelitian ini digunakan

model TAM 2 dengan penambahan variabel Perceived Validity dan Perceived Trust

sebagai tolak ukur kualitas informasi yang diterima masyarakat melalui media sosial.

4.4 Implikasi Hasil

Berdasarkan interpretasi hasil di atas, implikasi dari penelitian ini , yaitu:

1. Hasil analisis data demografis dari penelitian ini didapatkan bahwa pengguna

aplikasi media sosial lebih dominan pada jenis kelamin perempuan (Gambar

4.2) dan lebih dominan pada usia 21-25 tahun (Gambar 4.3). Aplikasi media

sosial yang paling banyak digunakan adalah paling banyak Whatsapp (Gambar

4.4). Kemudian dominan pada pendidikan terakhir S1 (Gambar 4.5). dan

memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta (Gambar 4.6) dan berdomisili di

Jakarta (Gambar 4.7). Masyarakat memiliki tingkat kepercayaan terhadap

informasi sebesar 50% (Gambar 4.8) dan berpendapat bahwa tingkat

kebenaran informasi pada media sosial sebesar 50% (Gambar 4.8).

2. Hasil analisis struktural yang terdapat pada model pada second order yang

terdiri dari uji coefficient of determination (R2), path coefficient (β), dan t-test

dengan metode bootstrapping yang ada pada tabel 4.9, maka didapat hasil

bahwa penambahan 3 variabel berpengaruh terhadap penerimaan media sosial

sebagai alat penyebaran informasi, dimana didapatkan:

a. Information Literacy (IL) berpengaruh terhadap variabel Perceived

Validity (PV), Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease of Use (PE),

dan Perceived Trust (PT), dimana keempat variabel tersebut memberikan

pengaruh secara tidak langsung terhadap Actual Use (AU). Hal ini

Page 130: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

109

menyatakan bahwa kemelekan informasi suatu individu dapat

berpengaruh terhadap keputusannya untuk membagikan informasi atau

tidak, melalui media sosial.

b. Perceived Validity (PV) berpengaruh terhadap variabel Intention to Use

(IU) dan Usage Behaviour (UB), dimana variabel IU memberikan

pengaruh secara langsung terhadap UB, dan UB memberikan pengaruh

secara langsung terhadap variabel Actual Use (AU). Hal ini menyatakan

bahwa persepsi kebenaran individu terhadap suatu informasi dapat

berpengaruh terhadap niat untuk membagikan informasi atau tidak, yang

kemudian dapat berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam membagikan

informasi melalui media sosial.

c. Perceived Trust (PT) berpengaruh terhadap variabel Perceived Validity

(PV), dimana variabel PV memberikan pengaruh secara langsung terhadap

variabel IU dan UB. Hal ini menyatakan bahwa persepsi kepercayaan

individu terhadap informasi di media sosial dapat berpengaruh terhadap

nilai kebenaran informasi itu sendiri. Suatu individu akan menganggap

informasi benar jika sesuai dengan keyakinan yang dari awal sudah

diyakini.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini telah

memberikan kontribusi berupa:

a. Secara metodologi, penelitian ini berperan dalam mendorong penggunaan

metode kuantitatif pada riset atau penelitian bidang sistem informasi dan

sosial di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 131: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

110

b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

masyarakat untuk memverifikasi informasi yang diterima melalui media

sosial agar tidak terjadi penyebaran hoax.

4.5 Limitation of Study

Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan, bahwa penelitian ini terbatas pada

hal-hal sebagai berikut, yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling

dalam pemilihan sampelnya. Teknik sampling ini menyebabkan sampel yang

didapat tidak memahami secara baik kuesioner dikarenakan tidak adanya

pendampingan oleh peneliti pada saat pengisian kuesioner. Kemudian dengan

penggunaan snowball sampling, memungkinkan terjadinya sampel tidak

mewakili seluruh daerah secara maksimal. Oleh karena itu maka untuk

penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik sampling yang dapat

mewakili seluruh daerah secara maksimal. Seperti penggunaan purposive dan

simple random sampling.

2. Penelitian ini membahas studi kasus penyebaran hoax, digunakan tiga variabel

sebagai tolak ukur faktor penyebaran hoax yaitu Information Literacy,

Perceived Validity, dan Perceived Trust. Sehingga pada penelitian terfokus

pada tingkat literasi masyarakat terhadap informasi kemudian bagaimana hal

tersebut mempengaruhi persepsi kepercayaan dan persepsi kebenaran

masyarakat. Akan tetapi penyebaran hoax tidak hanya dipengaruhi hal-hal

tersebut, akan tetapi juga dipengaruhi kepentingan masyarakat tersebut.

Dikarenakan memang ada penyebaran hoax yang disengaja bukan hanya

Page 132: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

111

karena kurangnya tingkat literasi informasi. Oleh karena itu pada penelitian

selanjutnya dapat menambahkan variabel yang mewakili kepentingan

masyarakat tersebut.

Page 133: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf
Page 134: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

112

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan

yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas penduduk Jabodetabek

memiliki tingkat kepercayaan sebesar 50% terhadap informasi di media

sosial. Kemudian menganggap tingkat kebenaran informasi di media sosial

sebesar 50%. Sehingga dapat disimpulkan mayoritas masyarakat memiliki

tingkat kemelekan informasi yang baik sehingga dapat menilai kebenaran

informasi tersebut dan tidak semata-mata langsung mempercayai informasi

yang diterimanya.

2. Berdasarkan pengujian Measurement Model, dari 37 indikator yang

digunakan, tidak ada satupun yang dihapus dalam penelitian ini dikarenakan

sudah memenuhi syarat pengujian. Berdasarkan hal tersebut, dapat

disimpulkan kuesioner yang digunakan sudah tepat

3. Ditolaknya tiga dari 15 hipotesis yaitu, PV→PU, PT→IU, dan PT→UB

karena berdasarkan pengujian t-test, ketiga jalur tersebut ditolak. Sementara

berdasarkan pengujian path coefficient (β), selain ketiga jalur PV→PU,

PT→IU, dan PT→UB, semua jalur memiliki pengaruh yang signifikan.

Page 135: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

113

4. dua belas hipotesis yang diterima yaitu IL→PV, IL→PU, IL→PE, IL→PT,

PV→UB, PV→IU, PT→PV, PU→IU, PE→PU, PE→IU, IU→UB, dan

UB→AU. Sehingga secara analisis statistik, pengaruh variabel IL, PV, dan

PT terhadap penerimaan media sosial sebagai alat penyebaran informasi

adalah :

a. IL (Information Literacy) berpengaruh secara langsung terhadap PV

(Perceived Validity), PU (Perceived Usefulness), PE (Perceived Ease

of Use), dan PT (Perceived Trust) yang akan memberikan pengaruh

tidak langsung terhadap AU (Actual Use).

b. PV (Perceived Validity), berpengaruh secara tidak langsung terhadap

AU (Actual Use) melalui UB (Usage Behavior), dan IU (Intention to

Use).

c. PT (Perceived Trust) berpengaruh secara tidak langsung terhadap AU

(Actual Use) melalui PV (Perceived Validity).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang

perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian terutama pada pengujian kuesioner, agar

meninjau kembali indikator-indikator yang digunakan. Masukan dan saran

dari para ahli sebaiknya diperhatikan agar indikator yang digunakan tepat.

Selain itu, penambahan indikator maupun variabel diperlukan agar

penilaian dapat dilakukan lebih mendalam seperti variabel yang mewakili

kepentingan masyarakat dalam membagikan informasi.

Page 136: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

114

2. Ketika proses pengumpulan data responden, sebaiknya memperhatikan

perbandingan data responden dengan sampel, baik jenis kelamin maupun

data demografis lainnya agar data responden yang didapat cukup

mengeneralisasi objek penelitian ini.

3. Melakukan peninjauan kembali terhadap hipotesis yang digunakan agar

lebih tepat sasaran dan mencegah terjadinya penolakan hipotesis.

4. Dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif.

Page 137: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf
Page 138: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

115

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif Structural

Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis (Andi Ed.). Yogyakarta.

Afthanorhan, W. M. A. B. W. (2013). A Comparison of Partial Least Square

Structural Equation Modeling (PLS-SEM) and Covariance Based Structural

Equation Modeling (CB-SEM) for Confirmatory Factor Analysis.

International Journal of Engineering Science and Innovative Technology,

2(5), 198-205.

Alfarizi, M. K. (2018). Ini 6 Aplikasi Jejaring Sosial Terlaris di Dunia. Retrieved

22 November, 2019, from https://tekno.tempo.co/read/1086501/ini-6-

aplikasi-jejaring-sosial-terlaris-di-dunia/full&view=ok

Alhabash, S., & McAlister, A. R. (2015). Redefining Virality in Less Broad

Strokes: Predicting Viral Behavioral Intentions from Motivations and Uses

of Facebook and Twitter. New Media & Society, 17(8), 1317-1339.

Alhabsyi, M. I., Sulistiowati, & Sutomo, E. (2017). Analisis Penerimaan Website

E-Ticketing Menggunakan TAM 2 Pada Perusahaan KAHA Tours &

Travel. JSIKA, 7(1).

Ati, S., Kistanto, N. H., & Taufiq, A. (2013). Dasar Dasar Informasi. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Awang, Z., Afthanorhan, A., & Mamat, M. (2016). The Likert scale analysis using

parametric based Structural Equation Modeling ( SEM ). Computational

Methods in Social Sciences, 4(1), 13-21.

Page 139: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

116

Borycki, E., & Kushniruk, A. (2014). Empowering Patients Through Social Media:

The Benefits and Challenges. Health Informatics Journal, 20(1), 50-58. doi:

10.1177/1460458213476969

Carr, C. T., & Hayes, R. A. (2015). Social Media: Defining, Developing, and

Divining. Atlantic Journal of Communication, 23.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and, mixed

methods approaches (4th ed.): SAGE Publications.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of

Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models.

Management Science, 35(8), 982-1003.

Dawes, J. (2008). Do Data Characteristic Change According To The Number Of

Scale Point Used. International Journal Of Market Research, 50(1), 61-77.

Durodolu, O. O. (2016). Technology Acceptance Model as a predictor of using

information system to acquire information literacy skills. Library

Philosophy and Practice (e-journal).

Eddy, D. M., Hollingworth, W., Caro, J. J., Tsevat, J., McDonald, K. M., & Wong,

J. B. (2012). Model transparency and validation a report of the ISPOR-

SMDM Modeling Good Research Practices Task Force–7. Medical

Decision Making, 32(5), 733-743.

Fithri, R., Sulistiowati, & Puspitasari. (2018). Analisis Penerimaan E-Performance

Pada Pegawai Dinas Koperasi Dan UMKM Surabaya Menggunakan

Metode Technology Acceptance Model 2. JSIKA, 7(5).

Page 140: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

117

Fitriana, A., & Wingdes, I. (2017). Analisis TAM Terhadap Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Konsumen Menggunakan E-money Indomaret Card di

Pontianak. Techno.COM, 16(4).

Gabielkov, M., Ramachandran, A., Chaintreau, A., & Legout, A. (2016). Social

Clicks: What and Who Gets Read on Twitter? ACM SIGMETRICS / IFIP

Performance 2016. from https://hal.inria.fr/hal-01281190/

Garson, G. D. (2016). Partial Least Squares: Regression & Structural Equation

Models: G. David Garson and Statistical Associates Publisher.

Gray, B. J., Weal, M. J., & Martin, D. (2016). Social Media and Disasters: Applying

a New Conceptual Framework to The Case of Storm Desmond.

International Journal of Information Systems for Crisis Response and

Management, 8(4), 41-55.

Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2013). Partial Least Squares Structural

Equation Modeling: Rigorous Applications, Better Results and Higher

Acceptance. Long Range Planning, 46(1-2), 1-12.

Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Mena, J. A. (2012). An assessment of the

use of partial least squares structural equation modeling in marketing

research. Journal of the Academy of Marketing Science, 40(3), 414-433.

Handayani, T., & Sudiana. (2015). Analisi Penerapan Model UTAUT Terhadap

Perilaku Pengguna Sistem Informasi (Studi Kasus: Sistem Informasi

Akademik Pada STTNAS Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional ReTII,

10, 688-696.

Page 141: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

118

Hidayati, A., Oktaviana, S., & Ismail, I. E. (2017). Analisa Perilaku Dosen dalam

Memanfaatkan E-Learning di Lingkungan PNJ Menggunakan TAM2

(Technology Acceptance Model). Jurnal Multinetics, 3(2).

Hopkins, C. D., & Antes, R. L. (1990). Classroom Measurement and Evaluation: F

E Peacock Publishers, Inc.

Howard, P. N., & Parks, M. R. (2012). Social Media and Political Change:

Capacity, Constraint, and Consequence. Journal of Communication, 62(2),

359. doi: 10.1111/j.1460-2466.2012.01626.x

Hussein, A. S. (2015). Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial

Least Squares (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Malang: Universitas Brawijaya.

Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan

Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Irfandi, B., Sulistiowati, & Nurcahyawati, V. (2018). Strategi Peningkatan

Penerimaan Aplikasi E – Learning Pada Universitas Dr. Soetomo Dengan

Technology Acceptance Model 2. JSIKA, 7(4).

Irhashon, L., Subiyakto, A., & Muslimin, J. M. (2018). Persepsi Kebenaran Dan

Kepercayaan Terhadap Penerimaan Pustaka Elektronik Keislaman Oleh

Para Akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Indonesia. Al -

Maktabah, 17.

Jemadu, L. (2017). Ancaman Hoax di Indonesia Sudah Capai Tahap Serius.

Retrieved 15 Mei, 2019, from

http://www.suara.com/tekno/2017/05/04/141822/ancaman-hoax-di-

indonesia-sudah-capai-tahap-serius

Page 142: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

119

Jogiyanto, H. (2008). Metodologi penelitian sistem informasi.

Juditha, C. (2018). Communication Interactivity in Social Media and Anticipation.

Jurnal Pekommas, 3(1), 31-44.

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the World, Unite! The Challenges

and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53, 59-68.

Khan, G. F., Swar B., & Lee, S. K. (2014). Social Media Risks and Benefits: A

Public Sector Perspective. Social Science Computer Review, 32(5), 606-

627. doi: 10.1177/0894439314524701

Khan, M. L., & Idris, I. K. (2019). Recognise misinformation and verify before

sharing: a reasoned action and information literacy perspective. Behaviour

& Information Technology. doi: 10.1080/0144929X.2019.1578828

Khurrosidin, M., Sulistiowati, & Lemantara, J. (2017). Analisis Penerimaan

Aplikasi Pembelajaran Logika dan Desain Pemrograman dengan

Menggunakan Technology Acceptance Model 2 (TAM 2) Pada Institut

Bisnis Dan Informatika Stikom Surabaya. JSIKA, 6(7).

Kietzmann, J. H., Hermkens, K., McCarthy, I. P., & Silvestre, B. S. (2011). Social

media? Get serious! Understanding the functional building blocks of social

media. Business Horizons, 54, 241-251.

Koltay, T. (2011). The Media and The Literacies: Media Literacy, Information

Literacy, Digital Literacy. Media, Culture & Society, 33(2), 211-221.

Kotler, Philip, & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 1 (M. Bob

Sabran, Trans. 13 ed.). Jakarta: Erlangga.

Likert, R. (1932). A Technique for The Measurement of Attitudes. In A Technique

for The Measurement of Attitudes. New York: New York University.

Page 143: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

120

Marangunić, N., & Granić, A. (2015). Technology acceptance model: a literature

review from 1986 to 2013. Universal Access in the Information Society,

14(1), 81-95. doi: 10.1007/s10209-014-0348-1

Mastel. (2017). Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional.

Retrieved 15 Mei, 2019, from http://mastel.id/infografis-hasil-survey-

mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/

Nursiyono, J. A. (2015). Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: In Media.

Pertiwi, W. K. (2019). Separuh Penduduk Indonesia Sudah "Melek" Media Sosial.

Retrieved 21 Juni, 2019, from

https://tekno.kompas.com/read/2019/02/04/19140037/separuh-penduduk-

indonesia-sudah-melek-media-sosial.

Pratama, A. B. (2016). Ada 800 Ribu Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Retrieved

14 Mei, 2019, from

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161229170130-185-

182956/ada-800-ribu-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/

Rachman, F., Sulistiowati, & Binawati, L. (2017). Analisis Penerimaan Aplikasi

Website Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model 2 (TAM 2)

Pada Raja Duren. JSIKA, 6(9).

Rahadi, D. R. (2017). Perilaku Pengguna Dan Informasi Hoax Di Media Sosial.

Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 5(1).

Ringle, C. M., Bido, D. D. S., & Silva, D. D. (2014). Structural Equation Modeling

With the SmartPLS. REMark – Revista Brasileira De Marketing, 13(2), 56-

73.

Page 144: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

121

Serra, M., Psarra, S., & O’Brien, J. (2018). Social and Physical Characterization of

Urban Contexts: Techniques and Methods for Quantification, Classification

and Purposive Sampling. Cogitatio Urban Planning, 3(1), 58-74.

Shearer, E., & Gottfried., J. (2017). News Use across Social Media Platforms

2017.” Pew Research Center Journalism and Media. Retrieved 8 Juli, 2019,

from http://www.journalism.org/2017/09/07/news-use-across-social-

mediaplatforms-2017/

Shu, W., & Chuang, Y. H. (2011). The Perceived Benefits of Six Degree Separation

Social Networks. Internet Research, 21, 26-45.

Siswoko, K. H. (2017). Kebijakan Pemerintah Menangkal Penyebaran Berita Palsu

atau ‘Hoax’. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 1(1), 13-19.

Spante, M., Hashemi, S. S., Lundin, M., & Algers, A. (2018). Digital competence

and digital literacy in higher education research: Systematic review of

concept use Information & Communications Technology In Education, 5(1).

doi: 10.1080/2331186X

Sridadi, A. R. (2017). Managerial Prerogative: Konsep Dan Praktik. Jurnal Studi

Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 47-59.

Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success. TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., Putra, S. J., & Durachman, Y. (2016).

The User Satisfaction Perspectives of the Information System Projects.

Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science, 4(1).

Page 145: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

122

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015a). Influences of

the Input Factors towards Success of An Information System Project.

TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control),

13(2), 686-693.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015b). Measurement

of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders. International Journal of Electrical and Computer

Engineering (IJECE), 5(2), 271-279.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of

Information System Project Success Model. SAGE Open, 5(2), 1-14.

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., & Sukmana, H. T. (2014). An Alternative Method for

Determining Critical Success Factors of Information System Project.

TELKOMNIKA Telecommunication, Computing, Electronics and Control,

12(3), 665-674. doi: 10.12928/telkomnika.v12i3.105

Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017).

The Psychometric and Interpretative Analyses for Assessing the End-User

Computing Satisfaction Questionnaire. Cyber and IT Service Management

(CITSM).

Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., & Ahlan,

A. R. (2017). Managers Perceptions towards the Success of E-Performance

Reporting System. TELKOMNIKA (Telecommunication Computing

Electronics and Control), 15(3), 1389-1396.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 146: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

123

Sukma, B., Sulistiowati, & Kartikasari, P. (2018). Strategi Peningkatan Penerimaan

Aplikasi Tracer Study Pada Institut Bisnis dan Informatika Stikom

Surabaya. JSIKA, 7(6).

Syofian, S., Setyaningsih, T., & Syamsiah, N. (2015). Otomatisasi Metode

Penelitian Skala Likert Berbasis Web. Prosiding Seminar Nasional Sains

dan Teknologi (Semnastek), 1-8.

Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). A Theoretical Extension of the Technology

Acceptance Model: Four Longitudinal Studies. Management Science, 46(2),

186-204.

Venkatesh, V., Thong, J., & Xu, X. (2012). Consumer acceptance and use of

information technology: Extending the unified theory of acceptance and use

of technology. MIS Q, 36, 157-178.

Venkatesh, V., Thong, J. Y., & Xu, X. (2016). Unified theory of acceptance and

use of technology: A synthesis and the road ahead. Journal of the

Association for Information System, 17(5), 328-376.

Vosoughi, S., Roy, D., & Aral, S. (2018). The Spread of True and False News

Online Science, 359(6380), 1146-1151.

Watson, J., & Partridge, H. (2016). Social Media and Physicians: Exploring the

benefits and Challenges. Health Informatics Journal, 22(2), 99-112. doi:

10.1177/1460458214540907

Wijaya, A., & Aliyanto, A. (2015). Analisis Penerimaan Google Apps For

Education Dengan Menggunakan Model TAM (Technology Acceptance

Model). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan.

Page 147: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

124

Willits, F. K., Theodori, G. L., & Luloff, A. (2016). Another Look At Likert Scales.

Journal of Rural Social Sciences, 31(3), 126-139.

Wong, K. K. K. (2013). Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin, 24(1), 1-32.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengelola Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software

XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS (1 ed.). Jakarta: Salemba Infotek.

Yunita, I. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap TULIS (Technology

UIN Library Information System) pada Pusat Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Yusnita, & Adri, M. (2019). Analisis Tingkat Penerimaan Aplikasi E-Pkh Berbasis

Android Menggunakan Metode Technologi Acceptance Model (TAM) Di

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten

Padang Pariaman. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(3).

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 148: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

LAMPIRAN

Page 149: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Lampiran 1 Hasil Pre-test

Hasil Analisis Measurement Model terhadap 65 responden untuk menguji ketepatan

penggunaan variabel dan indikator.

AU IL IU PE PT PU PV UB

AU1 0,95 0,95 0,44 0,41 0,41 0,51 0,39 0,43 0,43

AU2 0,91 0,91 0,31 0,24 0,17 0,36 0,16 0,31 0,35

IL1 0,74 0,39 0,74 0,24 0,41 0,19 0,35 0,34 0,28

IL2 0,61 0,38 0,61 0,54 0,27 0,20 0,37 0,32 0,56

IL3 0,62 0,14 0,62 0,45 0,31 -0,10 0,46 0,05 0,39

IL4 0,90 0,28 0,90 0,34 0,61 0,21 0,57 0,32 0,38

IL5 0,88 0,35 0,88 0,35 0,72 0,29 0,59 0,40 0,31

IU1 0,88 0,20 0,40 0,88 0,40 0,12 0,46 0,23 0,59

IU2 0,91 0,34 0,35 0,91 0,29 0,20 0,35 0,26 0,64

IU3 0,85 0,39 0,49 0,85 0,50 0,28 0,53 0,31 0,67

PE1 0,82 0,24 0,57 0,30 0,82 0,31 0,72 0,38 0,42

PE2 0,79 0,34 0,60 0,38 0,79 0,43 0,57 0,44 0,43

PE3 0,92 0,31 0,56 0,41 0,92 0,31 0,69 0,35 0,41

PE4 0,87 0,22 0,51 0,46 0,87 0,36 0,64 0,38 0,44

PE5 0,87 0,34 0,60 0,37 0,87 0,34 0,66 0,34 0,44

PE6 0,86 0,24 0,55 0,42 0,86 0,34 0,72 0,38 0,43

PT1 0,75 0,56 0,30 0,21 0,38 0,75 0,34 0,71 0,21

PT2 0,85 0,37 0,16 0,11 0,36 0,85 0,24 0,71 0,19

PT3 0,84 0,35 0,29 0,28 0,42 0,84 0,42 0,70 0,29

PT4 0,81 0,34 0,18 0,17 0,37 0,81 0,31 0,63 0,23

PT5 0,87 0,29 0,07 0,16 0,23 0,87 0,17 0,70 0,17

PT6 0,80 0,43 0,14 0,20 0,20 0,80 0,25 0,62 0,18

PU1 0,85 0,26 0,54 0,52 0,72 0,42 0,85 0,50 0,47

PU2 0,91 0,39 0,63 0,47 0,76 0,33 0,91 0,45 0,45

PU3 0,93 0,36 0,59 0,48 0,70 0,39 0,93 0,50 0,51

PU4 0,89 0,26 0,54 0,39 0,66 0,28 0,89 0,35 0,39

PU5 0,93 0,14 0,56 0,45 0,69 0,24 0,93 0,34 0,49

PU6 0,86 0,22 0,50 0,46 0,66 0,25 0,86 0,36 0,50

PV1 0,85 0,31 0,39 0,10 0,32 0,68 0,39 0,85 0,18

PV2 0,75 0,22 0,30 0,22 0,38 0,57 0,36 0,75 0,19

PV3 0,72 0,28 0,32 0,34 0,39 0,62 0,34 0,72 0,25

PV4 0,73 0,39 0,31 0,24 0,29 0,61 0,38 0,73 0,28

PV5 0,74 0,33 0,20 0,25 0,31 0,67 0,32 0,74 0,24

UB1 0,89 0,45 0,46 0,60 0,45 0,28 0,50 0,26 0,89

UB2 0,80 0,29 0,41 0,54 0,45 0,28 0,41 0,29 0,80

UB3 0,83 0,25 0,26 0,62 0,35 0,14 0,36 0,19 0,83

UB4 0,90 0,44 0,49 0,69 0,47 0,19 0,51 0,28 0,90

CL

IL

PV

PT

PU

PE

IU

UB

AU

VAR IND OL AVE CR

0,57

0,58

0,87

0,87

0,92

0,67

0,80

0,73

0,77

0,74

0,87 0,93

0,92

0,96

0,94

0,91

AU IL IU PE PT PU PV UB

AU 0,93

IL 0,41 0,76

IU 0,36 0,48 0,88

PE 0,33 0,66 0,46 0,86

PT 0,48 0,24 0,23 0,41 0,82

PU 0,31 0,63 0,52 0,78 0,36 0,90

PV 0,40 0,40 0,30 0,44 0,83 0,47 0,76

UB 0,42 0,48 0,72 0,50 0,26 0,52 0,30 0,86

Page 150: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Kepada Yth. Saudara Pengguna Media Sosial

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Perkenalkan saya Satrio Arif Rachman, Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan

penelitian yang berjudul “ Pengaruh Variabel Information Literacy, Perceived Validity, dan

Perceived Trust Terhadap Penerimaan Media Sosial di Antara Pengguna di Jabodetabek

Sebagai Alat Penyebaran Informasi “ Menggunakan Model Technology Acceptance Model (TAM).

Kuesioner ini ditujukan kepada masyarakat umum yang sering menggunakan media sosial

sebagai tempat untuk mencari dan menyebarkan informasi. Untuk itu, saya memohon kepada

responden mengisi kuesioner penelitian ini dengan baik dan benar. Data yang diberikan akan saya jaga

kerahasiaanya dan akan saya jadikan masukan untuk yang bersangkutan.

Penjelasan Informasi Hoax

Hoax sendiri merupakan informasi atau berita yang kebenarannya belum pasti atau yang

benar-benar bukan merupakan fakta yang terjadi (Juditha, 2018). Hoax yang disebarkan dapat

menyebabkan kesalahpahaman di antara masyarakat sehingga dapat menimbulkan kerugian hingga

perpecahan di antara masyarakat. Penyebaran hoax juga dipakai pihak-pihak tertentu untuk

menghasut dan memecah belah masyarakat yang dapat membahayakan persatuan bangsa (Siswoko,

2017).

Mengetahui, Jakarta, Juni 2019

Tim Dosen Pembimbing Peneliti,

A’ang Subiyakto, Ph.D Satrio Arif Rachman

NIP. 19769219 299719 7 002 NIM. 11150930000090

Page 151: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Mohon memberi tanda centang () pada salah satu tempat titik-titik yang mewakili karakteristik anda

1. Nama :

2. Nomor Handphone :

3. Jenis kelamin : ☐Laki-laki ☐Perempuan

4. Usia : ☐15-20 ☐21-25 ☐26-30 ☐31-35 ☐>36

5. Media Sosial yang digunakan :

☐Facebook ☐Whatsapp ☐Instagram ☐Twitter ☐Line

6. Pendidikan : ☐<SLTA ☐SLTA ☐S1 ☐S2 ☐S3

7. Jenis Pekerjaan :

☐Pegawai Negeri ☐Pegawai Swasta ☐Wirausaha ☐lain-lain

8. Domisili :

☐Jakarta ☐Bekasi ☐Depok ☐Bogor ☐Tangerang

9. Frekuensi menyebarkan informasi dalam waktu 1 jam :

☐1 kali ☐2 kali ☐3 kali ☐4 kali ☐>5 kali

10. Seberapa besar kepercayaan anda terhadap informasi yang beredar di sosmed?

☐<25% ☐50% ☐75% ☐100&

11. Seberapa besar menurut anda kebenaran informasi yang beredar di sosmed?

☐<25% ☐50% ☐75% ☐100%

Page 152: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Keterangan untuk pengisian kuesioner selanjutnya :

1. Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Tidak Setuju (TS)

3. Biasa Saja (BS)

4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

Beri tanda centang () pada salah satu kolom yang mewakili pendapat anda

Bagaimana menurut anda pengaruh kemelekan informasi terhadap penyebaran informasi hoax?

A Information Litecary (IL) STS TS BS S SS

1. Saya menggunakan media sosial untuk mencari informasi

2. Saya menyebarkan informasi di media sosial

3. Saya selalu memverifikasi informasi yang ada pada media sosial

4. Saya mampu menemukan informasi menggunakan media digital

5. Saya mampu memahami informasi pada media

Bagaimana menurut anda kebenaran informasi yang tersebar di media sosial?

B Perceived Validity (PV) STS TS BS S SS

6. Media sosial menampilkan informasi secara akurat

7. Media sosial menampilkan informasi secara konsisten

8. Media sosial menampilkan informasi yang mudah dijelaskan

9. Media sosial menampilkan informasi beserta aspek teoritisnya

10. Media sosial menampilkan informasi beserta sumber rujukannya

Apakah anda dapat mempercayai informasi yang beredar di media sosial?

C Perceived Trust (PT) STS TS BS S SS

11. Media sosial menampilkan informasi secara jelas

12. Media sosial menampilkan aspek keutuhan informasi dari

sumber rujukannya

13. Media sosial menampilkan informasi secara sistematis

14. Media sosial menampilkan aspek transparansi informasi dari

sumber rujukannya

15. Media sosial menampilkan informasi secara logis dan

menyeluruh

16. Media sosial menampilkan informasi dengan data yang cukup

Page 153: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Bagaimana menurut anda manfaat penggunaan media sosial dalam menyebarkan informasi?

D Perceived Usefulness (PU) STS TS BS S SS

17. Menggunakan media sosial dapat menyebarkan informasi lebih

cepat

18. Menggunakan media sosial dapat meningkatkan kinerja dalam

menyebarkan informasi

19. Menggunakan media social dapat meningkatkan produktivitas

penyebaran informasi

20. Menggunakan media sosial dapat meningkatkan keefektifan

penyebaran informasi

21. Menggunakan media sosial dapat mempermudah penyebaran

informasi

22. Menggunakan media sosial berguna bagi penyebaran informasi

Bagaimana menurut anda kemudahan penggunaan media sosial dalam menyebarkan informasi?

E Perceived Easy of Use (PU) STS TS BS S SS

23. Saya mudah memahami tampilan media social

24. Saya mudah mendapatkan apa yang saya butuhkan dari media

sosial

25. Saya mengerti dengan jelas penggunaan media sosial

26. Saya merasa media sosial dapat digunakan secara fleksibel

27. Saya merasa mudah untuk menjadi terampil dengan

menggunakan media sosial

28. Saya merasa media sosial mudah digunakan

Bagaimana niat anda untuk menyebarkan informasi menggunakan media sosial?

F Intention to Use (IU) STS TS BS S SS

29. Saya akan menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi di masa mendatang

30. Saya akan menggunakan media sosial secara intensif untuk

menyebarkan informasi

31. Saya akan merekomendasikan teman untuk menggunakan

media sosial untuk menyebarkan informasi

Page 154: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Bagaimana menurut anda kebiasaan penggunaan media sosial terhadap penyebaran informasi

hoax?

G Usage Behavior (UB) STS TS BS S SS

32. Saya menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi

adalah ide yang baik

33. Saya menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi

adalah ide yang bijak

34. Saya suka menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi

35. Saya senang menggunakan media sosial untuk menyebarkan

informasi

Bagaimana penggunaan media sosial anda dalam menyebarkan informasi?

H Actual Use (AU) STS TS BS S SS

36. Saya menggunakan media sosial untuk mencari atau

menyebarkan informasi setiap hari

37. Saya menggunakan media sosial untuk mencari atau

menyebarkan informasi dengan rata-rata minimal 1 jam

Page 155: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Lampiran 3 Data 402 Responden

I

L

1

I

L

2

I

L

3

I

L

4

I

L

5

P

V

1

P

V

2

P

V

3

P

V

4

P

V

5

P

T

1

P

T

2

P

T

3

P

T

4

P

T

5

P

T

6

P

U

1

P

U

2

P

U

3

P

U

4

P

U

5

P

U

6

P

E

1

P

E

2

P

E

3

P

E

4

P

E

5

P

E

6

I

U

1

I

U

2

I

U

3

U

B

1

U

B

2

U

B

3

U

B

4

A

U

1

A

U

2

2 3 5 5 5 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3

5 3 4 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3

4 3 5 5 4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 2

3 2 5 4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 1

4 3 5 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4

5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 5 5

5 2 5 5 5 3 1 2 4 4 5 3 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5

4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3

3 3 5 5 5 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2

5 3 5 5 4 1 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1

5 3 5 4 5 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 2 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 4 3 4 3 3 4 1

5 1 4 2 3 2 3 5 1 4 5 3 1 2 4 3 5 4 3 1 2 3 1 3 4 5 2 5 5 4 3 4 5 3 2 3 4

5 5 5 5 5 3 4 5 2 2 3 2 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2

4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4

3 2 5 4 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 3 2 1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3

Page 156: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 3 2

3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 1

5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 3 3 4 3 4 5 4 4

5 4 5 5 5 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 1

4 2 5 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 1 3 4 4 5 4 3 4

3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2

3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 2

4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 3 3

4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 3 2

3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2

4 3 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

4 3 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3

3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 1

4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

5 5 5 5 5 1 1 3 3 3 2 1 2 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

1 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 4

4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4

3 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3

3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2

3 2 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3

4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 3 5 4 3 2 3 3 2 2 2 2

5 3 4 4 4 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4

5 5 5 5 4 3 3 4 4 2 4 2 2 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5

Page 157: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

4 4 5 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2

3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 1 1 3 3 2 4 4 3 3 1 1

5 2 5 5 5 3 1 2 4 4 5 3 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5

4 3 5 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 3

4 2 5 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 1 2 5 4 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 1 1 5 5 2 2 3 3

5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 3 2

3 3 5 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 3 1

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

3 1 5 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

5 1 5 5 5 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 1

2 1 3 3 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 1 1

3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2

4 4 3 4 4 2 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

4 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3

5 4 5 5 4 3 3 3 2 1 3 1 3 2 2 1 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1

4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 5 5 5 3 3 5 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3

1 1 4 4 4 1 1 5 1 1 3 3 3 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 1 1 5

4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2

4 2 5 5 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4

4 3 5 4 5 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 5 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 4 3 3 3 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 2

4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 158: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 5 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 1

1 1 1 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3

4 3 5 4 5 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 2

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 5 4 4 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 2 3

5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3

4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 5 5 4 3

3 2 5 5 5 1 3 1 1 1 2 1 2 2 3 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 3 3 4 3

5 4 3 3 4 3 4 3 1 1 3 2 3 1 2 3 5 4 3 3 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 3

3 4 5 5 5 2 3 4 1 1 3 3 4 2 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4

4 3 3 4 4 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2

2 1 4 5 5 1 3 3 2 1 4 2 2 1 3 3 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 3 2 5 2 3

3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3

2 1 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 2 2 2 2

5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

5 3 4 5 5 3 2 4 2 1 5 2 2 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 5 2 1

5 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 4 5 4 2 2 5 4 4 2 5 4 2 5 5 3 2 4 4 4 4 2 4

3 1 4 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1

5 5 5 5 5 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3

4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2

4 3 5 5 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 3 5 3 3 4 5 4 5 5 5 3

3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 5 3 3 3 5 4 3 3 3 3

5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3 2 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3

Page 159: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

5 4 5 5 5 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3

4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2 2 4

4 3 5 5 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 2

3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 4 3 3 2 3 4 2

4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4

4 3 5 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 3 3 3 2 2 2 2 3 3

3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 1

5 5 4 5 5 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 3 5 5 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

2 1 1 3 2 1 1 3 2 2 2 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1

4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 2 5 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3

4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3

4 2 4 4 5 3 3 4 1 2 3 2 3 1 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 2 1 3 3 3 3 3 3

3 4 3 5 4 2 2 3 3 1 4 2 3 2 3 3 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 2

2 1 4 5 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 5 4 5 4 1 2 3 3 3 3 2 1 2 5 5 1 1 1 1

4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3

4 4 3 5 4 3 5 4 4 3 4 3 3 3 2 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3

4 4 5 5 5 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3

Page 160: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

5 5 5 5 5 4 3 5 3 2 4 3 3 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5

5 3 5 5 5 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5

5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 3 3

3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3

4 3 5 1 2 2 5 4 1 3 2 1 3 4 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5 4 4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 3 2

5 4 3 5 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3

4 5 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2

3 3 2 4 5 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3

4 5 3 4 4 2 3 3 1 1 3 2 3 2 4 3 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 2 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3

3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4

5 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5

3 2 4 5 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5

3 3 3 5 4 2 2 4 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2

5 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4

5 5 3 4 2 5 5 5 3 3 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5

4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 3 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3

4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4

4 5 2 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2

4 5 3 4 5 4 5 5 3 3 4 4 3 3 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4

4 4 3 5 5 4 3 5 2 2 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 2 4 3 3 3 3 4 3

3 2 5 4 5 3 2 4 2 2 4 3 4 2 4 3 5 4 4 3 4 3 5 3 5 3 3 5 4 2 3 4 3 3 5 3 2

3 2 4 3 4 3 2 3 2 2 4 2 4 2 3 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 2 2 3 3 2 2 2 2

5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4

Page 161: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 5 3 5 5 4 4 5 3 3 5 3 4 3 5 4 5 4 3 3 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4

3 3 5 4 5 3 2 5 3 2 3 3 4 3 4 3 5 4 5 5 5 4 4 2 5 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 2

3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4

3 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3 4 4 4 5 3 4 4 2 2 5 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3

4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 4 4 5 3 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4

4 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5

2 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 5 3 2 3 3 3 2 2 2 2

2 2 4 3 4 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2

2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3

4 3 4 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

2 2 5 3 4 3 2 4 2 2 4 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 5 3 4 4 3 5 3 2 3 3 2 2 2 3 2

4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 2

4 5 4 5 5 3 2 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4

2 4 4 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3

5 3 3 4 5 4 4 5 2 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 3 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5

2 4 5 4 5 2 2 4 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 5 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4

3 5 5 5 5 4 4 5 2 2 5 3 4 2 4 5 4 3 3 3 4 5 4 3 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3

4 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3

3 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4

4 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5

4 5 3 4 4 5 3 5 3 3 4 3 3 3 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 4 4

3 3 4 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3

Page 162: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 4 3 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2

4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4

4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 5 3 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 4 3 5 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3

3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 5 3 4 2 5 3 3 2 5 4 4 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3

3 4 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 3 4 5 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 2 2 1

2 2 5 4 4 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 1 3 3 3 2 2 2 2

3 2 4 4 5 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1

4 3 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3

3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 5 3 5 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3 4 2

2 1 4 3 4 2 1 4 3 2 3 2 4 2 3 1 4 3 3 1 4 3 3 2 3 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1

4 3 5 4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

4 3 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3

4 3 4 5 5 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 2 4 4 4 4 4 3 5 5 3 2

4 2 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 2 2 3 1 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 2 1 4 3 3 3 4 3

5 4 3 4 5 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4

4 3 5 4 5 4 4 5 3 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

4 3 5 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 5 3 3 4 4 3 3 4 3

2 2 4 3 4 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 1

4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 3 3 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3

4 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 3 5 4 4

4 4 2 3 4 4 3 5 3 2 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5

2 1 4 3 4 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1

3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 4 2 3 2

3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 2 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2

Page 163: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5

4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 3 3 3 5 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4

4 4 5 5 5 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3

4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

4 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3

4 4 3 4 4 2 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2

2 1 3 3 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 1 1

5 1 5 5 5 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 1

3 1 5 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

3 3 5 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 3 1

5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 1 2 5 4 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 1 1 5 5 2 2 3 3

4 2 5 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 5 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 3

5 2 5 5 5 3 1 2 4 4 5 3 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5

3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 1 3 3 2 4 4 3 3 1 1

4 4 5 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2

5 5 5 5 4 3 3 4 4 2 4 2 2 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5

4 4 5 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2

5 5 5 5 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5

5 3 4 4 4 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4

4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 3 5 4 3 2 3 3 2 2 2 2

Page 164: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 2 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3

3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2

3 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3

4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4

1 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 4

5 5 5 5 5 1 1 3 3 3 2 1 2 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

5 5 5 5 5 1 1 3 3 3 2 1 2 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

3 2 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 1

4 3 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2

4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 3 3

3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 2

4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 2 3 4 5 4 5 4 4 3

4 4 3 5 5 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4

4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4

3 3 5 4 4 3 3 5 3 5 3 3 3 3 3 2 4 4 5 4 5 5 3 5 5 3 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 5

3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4

4 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 4 3 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5

3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5

2 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 2 3 2 4 2 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3

4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4

Page 165: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2

3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 5 5 3 4 3 4 3 3 3 3 4

3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 5

4 4 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5

4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 3 5 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5

4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3

3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2

4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 4 5 3 4 4 3 5 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 3 5 4 5

3 3 5 3 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 3 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5

4 4 3 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5

3 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 4

3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4

4 4 5 3 5 4 3 3 4 3 5 3 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4

3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5

5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 3 5 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4

4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4

2 2 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4

2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 3 3 3 5 3

4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4

4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4

2 3 5 5 5 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3

5 3 4 5 5 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 5 5 4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 2

Page 166: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 2 5 4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 1

4 3 5 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 2 4 3 4 4

5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 5 5

5 2 5 5 5 3 1 2 4 4 5 3 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5

4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3

3 3 5 5 5 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2

5 3 5 5 4 1 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1

5 3 5 4 5 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 2 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 4 3 4 3 3 4 1

5 1 4 2 3 2 3 5 1 4 5 3 1 2 4 3 5 4 3 1 2 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 3 4 5 2 2 3 2 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2

5 5 5 5 5 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5

5 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4

3 2 5 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 3 2 1

2 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3

3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 3 2

3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3

4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 3 4 5 5 3 3

4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3

4 4 5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4

Page 167: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4

4 3 3 5 3 5 4 4 5 3 4 3 3 2 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4

3 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4

3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2

4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4

3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3

3 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4

5 4 5 5 5 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

3 2 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3

5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 5 3 3 3 5 4 3 3 3 3

4 3 5 5 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 3 5 3 3 4 5 4 5 5 5 3

4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2

5 5 5 5 5 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3

3 1 4 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1

5 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 4 5 4 2 2 5 4 4 2 5 4 2 5 5 3 2 4 4 4 4 2 4

5 3 4 5 5 3 2 4 2 1 5 2 2 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 4 5 5 5 5 2 1

5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

2 1 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 2 2 2 2

3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3

2 1 4 5 5 1 3 3 2 1 4 2 2 1 3 3 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 4 3 2 5 2 3

Page 168: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

4 3 3 4 4 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2

3 4 5 5 5 2 3 4 1 1 3 3 4 2 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4

5 4 3 3 4 3 4 3 1 1 3 2 3 1 2 3 5 4 3 3 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 3

3 2 5 5 5 1 3 1 1 1 2 1 2 2 3 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3

5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 5 5 4 3

4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

5 5 3 5 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3

3 4 5 4 4 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 2 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4

4 3 5 4 5 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 2

1 1 1 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3

2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 5 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 1

4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4

4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 3 5 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 2

4 3 5 4 5 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4

4 2 5 5 5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4

4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2

1 1 4 4 4 1 1 5 1 1 3 3 3 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 1 1 5

4 4 5 5 5 3 3 5 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3

4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4

5 4 5 5 4 3 3 3 2 1 3 1 3 2 2 1 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1

4 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3

4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2

Page 169: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

2 1 3 3 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 1 1

5 1 5 5 5 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 1

3 1 5 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

3 3 5 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 3 1

5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 2 1 2 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3

3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 1

4 3 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 5 4 5 5 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

4 3 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4

3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2

4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 3 2

4 3 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 3 3

3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 2

3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3

4 2 4 5 5 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 1 3 4 4 5 4 3 4

5 4 5 5 5 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 1

5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 3 3 4 3 4 5 4 4

3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 1

3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3

2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3

5 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4

4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2

Page 170: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

5 5 5 5 5 3 4 5 2 2 3 2 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 3 5 4 5 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3

3 5 5 4 5 3 3 5 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 3 4 5 5 3 5

3 3 5 5 5 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2

4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

4 5 5 4 5 3 4 3 5 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5

5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 5 5

4 4 4 5 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 5 3 4 3 4 4

4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4

4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4

4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4

5 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 5 5 3 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4

3 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 2 3 3 3 4 3 3 4

4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 5 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 5 4 5 3 5 5 3 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4

5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 5 3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3

4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 5 5 4 3

4 3 5 5 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 5 4 5 3 3 4 5 4 5 5 5 3

4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3

3 1 5 4 4 3 3 5 2 3 4 3 5 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2

4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 5 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4

3 3 3 5 5 3 3 5 2 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3

Page 171: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3

3 2 4 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3

4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3

3 1 4 3 3 3 1 5 3 3 2 2 2 2 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1

3 3 3 5 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2

4 5 5 5 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4

Page 172: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Lampiran 4

DAFTAR DEFINISI

Blogs and Microblogs : aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk

menulis secara runut dan rinci mengenai berita, opini, pengalaman, ataupun

kegiatan sehari-hari, baik dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun

gabungan dari ketiganya. Kedua aplikasi ini mempunyai peran yang sangat

penting baik dalam penyampaian informasi maupun pemasaran produk.

Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa dapat

mengiring opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat

dengan mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara

tatap muka.

Clickbait : link atau url yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs

dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam

tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang

gambar yang menarik untuk memancing pembaca.

Collaborative Projects : suatu media sosial yang dapat membuat konten dan

dalam pembuatannya dapat diakses khalayak secara global. Kategori yang

termasuk dalam Collaborative Projects dalam media sosial, yaitu WIKI

atau Wikipedia yang sekarang sangat populer di berbagai negara.

Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung citra

perusahaan, terlepas dari pro-kontra soal kebenaran isi materi dalam situs

tersebut.

Confirmation bias : Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian

yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.

Page 173: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Content Communities : sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi

dengan seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, di mana

dalam aplikasi ini user atau penggunanya dapat berbagi video, ataupun foto.

Sosial media ini dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan suatu bentuk

kegiatan positif yang dilakukan oleh satu perusahaan, sehingga kegiatan

tersebut akan mendapatkan perhatian khalayak dan pada akhirnya akan

membangun citra positif bagi perusahaan.

Fake news : Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita ini

bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu

berita.

Hoax : merupakan informasi atau berita yang berisi hal-hal yang belum pasti

atau yang benar-benar bukan merupakan fakta yang terjadi.

Information Literacy (Kemelekan Informasi) : merupakan tingkat

kemelekan individu terhadap informasi yang diukur dengan kemampuannya

dalam mencari, membagi, memverifikasi, dan memahami informasi.

Media tradisional : adalah media massa seperti televisi, radio, koran, dan

sumber-sumber lainnya yang digunakan untuk menyampaikan berita.

Media Online : adalah media atau aplikasi yang digunakan untuk

menyampaikan berita atau informasi.

Misinformation : Informasi yang salah atau tidak akurat, terutama yang

ditujukan untuk menipu.

Perceived Validity (Persepsi Kebenaran) : merupakan tingkat keyakinan

individu terhadap kebenaran informasi yang diterima.

Page 174: SATRIO ARIF RACHMAN-FST.pdf

Perceived Trust (Persepsi Kepercayaan) : merupakan tingkat kepercayaan

individu terhadap informasi yang diterima.

Post-truth : Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk

membentuk opini publik.

Propaganda: Aktifitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip,

setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini

publik.

Satire : Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-

besarkan untuk mengkomentari kejadian yang sedang hangat.

Social Networking Sites : merupakan situs yang dapat membantu seseorang

atau pengguna internet membuat sebuah profil dan menghubungkannya

dengan pengguna lain. Situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya

mengunggah hal-hal yang sifatnya pribadi seperti foto, video, koleksi

tulisan, dan saling berhubungan secara pribadi dengan pengguna lainnya

melalui private pesan yang hanya bisa diakses dan diatur pemilik akun

tersebut.

Virtual Game Worlds : permainan multiplayer di mana ratusan pemain

secara simultan dapat di dukung. Media sosial ini sangat mendukung dalam

hal menarik perhatian konsumen untuk tahu lebih banyak dengan desain

grafis yang mencolok dan permainan warna yang menarik, sehingga terasa

lebih informatif dan interaktif.

Virtual Social Worlds : aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam

internet. Aplikasi ini menungkinkan pengguna berinteraksi dalam platform

tiga dimensi menggunakan avatar yang mirip dengan kehidupan nyata.