-
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2008
2028
Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah,
disebutkan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang
lebih besar dalam
pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya yang
tersedia di wilayahnya
dengan tetap memelihara dan menjaga keseimbangan ekosistem dan
kelestarian
lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk
mengenai penataan ruang.
Wewenang pemerintah daerah dalam penataan ruang adalah
menyelenggarakan penataan
ruang daerah yang mencakup unsur perencanaan, pemanfaatan ruang
dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Sedangkan wewenang Pemerintah Pusat adalah
dalam hal pengaturan
penataan ruang dan berperan memfasilitasi serta melakukan bentuk
pengawasan dan
pengendalian tata ruang dalam skala nasional.
Sebagai upaya dalam menterpadukan program pembangunan dan
pengelolaan
sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang
berkelanjutan, pemerintah
daerah mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata
ruang yang dapat
menjadi acuan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata
ruang tersebut harus
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan
telah menjadi hasil
kesepakatan semua stakeholders di daerah.
Dalam UU Penataan Ruang yang baru, UU no. 26 tahun 2007
disebutkan bahwa
semua peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten disusun
untuk jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali satu kali dalam
5 tahun. Pada tahun 2006
telah disusun Revisi/ Evaluasi RTRW Kabupaten Lumajang tahun
2007-2017, namun
karena penyesaian dengan Undang-undang Tata ruang Nomor 26 Tahun
2007 dimana
dalam setiap produk tata ruang wilayah jangka waktunya adalah 20
tahun maka dilakukan
penyesuaian dengan undang-undang tersebut dan disusun kembali
RTRW Kabupaten
Lumajang tahun 2008 2028.
-
PENETAPAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAANPenetapan kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan di Kabupaten Lumajang mengacu
berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang. Berdasarkan
undang-undang tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiata utama
pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan
ekonomi.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
Wilayah SSWP Yosowilangun yang terdiri dari lima wilayah
pelayanan, dengan
pertimbangan perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan,
kemudahan jarak
pencapaian lokasi dan untuk lebih memudahkan sinergi
pengembangan wilayah selatan
Kabupaten Lumajang, akan dipecah ke dalam dua wilayah SSWP baru,
yaitu SSWP Jatiroto
dengan wilayah pelayanan Kecamatan Tekung, Rowokangkung dan SSWP
Yosowilangun,
dengan pusat SSWP pada Kecamatan Yosowilangun yang memiliki
nilai indeks
perkembangan fasilitas pelayanan dan kependudukan lebih tinggi
untuk mempercepat
kegiatan pembangunan. Wilayah Tempeh yang sebelumnya merupakan
wilayah pelayanan
dari SSWP Lumajang, dengan pertimbangan kemudahan jarak
pencapaian lokasi dan untuk
lebih memudahkan sinergi pengembangan wilayah selatan Kabupaten
Lumajang, maka
Wilayah Tempeh akan dikembangkan sebagai bagian dari wilayah
pelayanan SSWP
Pasirian.
Untuk wilayah SSWP Pasirian dengan nilai indeks tertinggi di
Kabupaten Lumajang setelah
Kecamatan Lumajang sebagai pusat Kabupaten Lumajang merupakan
arahan
pembangunan pusat perkotaan untuk mengantisipasi perkembangan
pusat kota yang telah
ada saat ini pada wilayah SSWP Lumajang dengan pusat pelayanan
pada Kecamatan
Lumajang dan Kecamatan Sukodono. Sedangkan untuk wilayah
kecamatan yang lain
dengan indeks kependudukan dan fasilitas yang lebih rendah
digolongkan ke dalam sistem
kawasan perdesaan.
SISTEM PERDESAAN DAN PERKOTAANA. Sistem PerdesaanSistem pusat
permukiman pedesaan membentuk pusat pelayanan desa secara
berhirarki
sebagai berikut:
1. Pusat pelayanan antar desa.
2. Pusat pelayanan setiap desa.
-
3. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok
permukiman.
Pengembangan pusat permukiman perdesaan dilakukan melalui pusat
pertumbuhan di
perdesaan dalam bentuk Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), pembentukan
pusat desa dan
pembentukan pusat permukiman perdusunan.
Kawasan perdesaan sebagai kawasan permukiman diarahkan memiliki
dan dilengkapi
dengan pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi. Selanjutnya
untuk mendorong pengembangan perdesaan dilakukan pembentukan
kawasan agropolitan
melalui keterkaitan kawasan perkotaan perdesaan.
Rencana Struktur Ruang Perdesaan
B. Sistem Perkotaan
Status Kabupaten Lumajang sesuai dengan yang tercamntum pada
RTRW Propinsi
Jawa Timur memiliki orde kota III, oleh karena itu pengembangan
orde kawasan
perkotaan Kabupaten Lumajang diarahkan pada orde III sampai
dengan orde V.
Orde kota-perkotaan di Kabupaten Lumajang ditetapkan sebagai
berikut :
1. Orde IIIB : Kawasan Perkotaan Lumajang
2. Orde IV A : Kawasan Perkotaan Pasirian, Tempeh,
Randuagung,
Yosowilangun, Candipuro, Klakah
3. Orde IV B : Kawasan Perkotaan Kedungjajang, Sukodono,
Senduro
4. Orde V A : Kawasan Perkotaan Ranuyoso, Padang, Kunir,
Pronojiwo.
5. Orde V B : Kawasan Perkotaan Sumbersuko, Tekung,
Rowokangkung,
Pasrujambe, Gucialit, Tempursari.
Keterangan : Pusat SSWP Kota Kecamatan Desa Pusat Pertumbuhan
Pusat Desa
1 : Pusat SSWP2 : Kota Kecamatan3 : Desa Pusat Pertumbuhan4 :
Pusat Pelayanan Desa
-
Hirarki kawasan perkotaan di Kabupaten Lumajang berdasarkan tipe
kota diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Kecamatan Lumajang, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar
81.084 jiwa
termasuk dalam kategori kawasan perkotaan kecil
2. Kecamatan Pasirian, dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar
86.872 jiwa
termasuk juga ke dalam kategori kawasan perkotaan kecil
SISTEM DAN FUNGSI PERWILAYAHANPenentuan struktur kegiatan tata
ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Lumajang didasarkan
pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam
kerangka strategi dan
kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah
Kabupaten Lumajang.
Hierarki Wilayah Kecamatan Fungsi dan Peranan Hirarki
Kegiatan
Orde IIIB Lumajang Sebagai pusat utama sistem pelayanan berskala
regional skala Kabupaten Lumajang / K1 (perdagangan dan jasa,
perkantoran, pendidikan, kesehatan)
Orde IVA Pasirian Sebagai sub pusat utama sistem pelayanan
berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan),
memiliki daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya
/ K2
TempehRanduagungYosowilangunCandipuroKlakah
Orde IVB Kedungjajang Sebagai sub sub pusat sistem pelayanan
berskala lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan), memiliki daerah
pelayanan beberapa wilayah kecamatan di sekitarnya / K2
SukodonoSenduro
Orde VA Ranuyoso Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang
meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat
(perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta
kesehatan)
Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri /
K3
PadangKunirPronojiwo
Orde VB Sumbersuko Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang
meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan masyarakat setempat
(perdagangan dan jasa, pendidikan dasar dan menengah, serta
kesehatan)
Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan itu sendiri /
K3
TekungRowokangkungPasrujambeGucialitTempursari
Rencana sistem pusat pelayanan di Kabupaten Lumajang yaitu :
A. SSWP Klakah dengan pusat pengembangan di Kecamatan Klakah dan
wilayah
pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Klakah, Ranuyoso,
Randuagung dan
Kedungjajang. Sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah
industri, perdagangan,
pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata ;
B. SSWP Lumajang dengan pusat pengembangan di Kecamatan dan
wilayah pelayanan
meliputi wilayah Kecamatan Lumajang, Sukodono, Sumbersuko dan
Padang. Sektor
-
unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan,
perdagangan,
industri, permukiman, perhubungan dan pariwisata ;
C. SSWP Yosowilangun dengan pusat pengembangan di Kecamatan
Yosowilangun dan
wilayah pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Kunir dan
Yosowilangun. Sektor
unggulan yang akan dikembangkan adalah perdagangan, pertanian
tanaman pangan,
perikanan, pertambangan, perkebunan dan pariwisata ;
D. SSWP Jatiroto dengan pusat pengembangan di Kecamatan Jatiroto
dan wilayah
pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Jatiroto, Tekung dan
Rowokangkung. Sektor
unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan
dan pedagangan.
E. SSWP Senduro dengan pusat pengembangan di Kecamatan Senduro
dan wilayah
pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan
Gucialit. Sektor
unggulan yang akan dikembangkan adalah pariwisata, pertanian,
perkebunan,
kehutanan, peternakan dan industri agribisnis kawasan
agropolitan dan industri kayu
olahan;
F. SSWP Pasirian dengan pusat pengembangan di Kecamatan Pasirian
dan wilayah
pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pasirian, Tempeh dan
Candipuro. Sektor
unggulan yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan,
kehutanan,
perkebunan, pariwisata, industri kecil (gula kelapa dan perak),
pertambangan dan
perikanan ;
G. SSWP Pronojiwo dengan pusat pengembangan di kecamatan
Pronojiwo dan wilayah
pelayanan meliputi wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari.
Sektor unggulan
yang akan dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan,
kehutanan, perkebunan,
pariwisata dan perikanan.
SISTEM PRASARANA WILAYAHSistem jaringan prasarana wilayah
kabupaten dikembangkan untuk mengintegrasikan
wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten
yang meliputi sistem
jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan,
sistem jaringan telekomunikasi,
dan sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah
hulu bendungan atau waduk
dari daerah aliran sungai.
Sistem Jaringan Jalan Upaya pengembangan jalan-jalan sirip,
Kecamatan Tempursari-Kecamatan Pronojiwo,
jalan sirip Kecamatan Yosowilangun - Kecamatan Rowokangkung, dan
jalan sirip
Kecamatan Candipuro - Kecamatan Pasirian
Rencana penyesuaian pemanfaatan jalan berdasarkan klasifikasi
fungsi jalan, berupa
penyesuaian jalan kolektor primer yang menghubungkan Kecamatan
Klakah-
-
Kecamatan Randuagung, Kecamatan Lumajang-Kecamatan Tekung -
Kecamatan
Rowokangkung, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh - Kecamatan
Candipuro -
Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Lumajang - Kecamatan Tempeh -
Kecamatan
Pasirian.
Peningkatan kualitas jalan dan pendukung prasarana jalan yang
meliputi kegiatan
peningkatan daya dukung perkerasan, pengaspalan perkerasan
jalan, ataupun
pelapisan ulang perkerasan jalan.
Pengembangan jalur lingkar timur Kabupaten Lumajang yang melalui
jalur Jogotrunan
Kedungjajang dan Sukodono Kedungjajang.
Pengembangan jalan bypass timur Kabupaten Lumajang yang melewati
Kecamatan
Lumajang (Kelurahan Jogotrunan - Kepuharjo), Kecamatan Sukodono
(Desa Boreng
Sumberjo Selok godang - Bondoyudo) dan Kecamatan Kedungjajang
(Desa
Wonorejo).
Pengembangan jalan Bypass barat Kabupaten Lumajang, yang
melewati Kecamatan
Sukodono (Desa Kutorenon) dan Kecamatan Kedungjajang (Desa
Pandansari)
Rencana pengembangan jalan baru yaitu dengan rute Senduro
Gucialit Klakah.
Rencana Pengembangan Jalan arteri primer Probolinggo
Lumajang
Rencana pengembangan jalur lintas selatan sebagai bagian dari
jalan propinsi yaitu
Pronojiwo Jarid Bagu Wot Galih serta jalan sirip lintas selatan
Pronojiwo
Tempursari Bagu Tempeh Pandanwangi.
-
Angkutan Umum Angkutan umum harus dapat melayani jalur-jalur
utama dan juga dapat mencapai
berbagai lokasi utama terutama lokasi-lokasi yang terdapat di
jalan arteri.
Jalur angkutan umum harus dapat melayani kebutuhan penduduk dari
lokasi-lokasi
permukiman ke tempat kerja, tempat perbelanjaan, sekolah,
rekreasi dan lain-lain.
Adanya angkutan umum yang melayani antar kecamatan di Kabupaten
Lumajang atau
antar pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Lumajang serta
pengaturan jadwal
pemberangkatan angkutan umum.
Perlu direncanakan pula adanya keterpaduan rute angkutan umum
antar moda
perjalanan yaitu adanya keterpaduan rute angkutan umum yang
mampu mempermudah
penumpang yang akan berpindah moda perjalanan.
Perlu disediakan halte pemberhentian sehingga pola angkutan umum
dapat lebih
teratur.
Pangkalan kendaraan umum di setiap kota kecamatan, fungsi
pangkalan umum ini
seperti halte bus tetapi untuk jenis kendaraan umum yang lebih
kecil.
Halte bus yang bertujuan untuk menampung bus dengan rute yang
melalui Kabupaten
Lumajang. Adapun lokasi halte bus yang direncanakan adalah
sepanjang jalan arteri
dan kolektor pada kecamatan yang dilalui.
Transportasi Kereta Api Pada sepanjang jalan kereta api perlu
penertiban garis sempadan untuk keamanan
perjalanan kereta api dan masyarakat yang bertempat tinggal di
sekitar rel kereta api.
Keberadaan stasiun kereta api di kabupaten Lumajang
dipertahankan kondisinya.
Jaringan rel kereta api membelah wilayah utara bagian timur,
melalui kecamatan
Klakah, Randuagung dan Jatiroto.
Konservasi rel mati pada ruas-ruas yang potensial, yang meliputi
jalur Klakah
Lumajang Pasirian; dan jalur Lumajang Yosowilangun.
Prasarana Telematika Pelayanan jaringan telepon diutamakan pada
kawasan-kawasan komersial, industri dan
fasilitas pelayanan umum serta kawasan permukiman. Sedangkan
untuk telepon umum
akan direncanakan pada lokasi-lokasi yang strategis seperti di
pusat perdagangan,
perkantoran, pendidikan maupun di pusat pelayanan kesehatan dan
pusat kegiatan
masyarakat lainnya.
Sedangkan pada kawasan-kawasan yang lokasinya cukup strategis
maka diarahkan
pengembangan wartel (untuk telepon intelokal, internasional dan
telegram).
Pengembangan jaringan telepon dengan teknologi wireless
phone.
Kawasan yang tidak terjangkau oleh jaringan telepon dikembangkan
untuk jaringan
-
telepon selular.
Pengembangan STO di setiap SSWP di Kabupaten Lumajang.
Rencana penggunaan Menara BTS Bersama yang sesuai dengan standar
baku.
Sistem Prasarana Sumber Daya Air Pembuatan jaringan baru
khususnya di kawasan permukiman, rehabilitasi jaringan air
bersih yang telah ada serta peningkatan produksi dan
pengendalian tingkat kebocoran.
Untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan air
bersih PDAM dilakukan
dengan meningkatkan pelayanan dan menambah jaringan air bersih
melalui jaringan air
bersih berbasis masyarakat.
Upaya konservasi sumber air untuk mempertahankan ketersediaan
sumber air
dilakukan melalui.
Sistem Jaringan Prasarana Energi Rencana pengembangan jaringan
listrik di wilayah pedesaan di lereng Gunung Semeru
dan kawasan selatan Kabupaten Lumajang.
Gardu induk tetap menggunakan gardu induk yang ada yaitu gardu
induk Klakah,
Lumajang dan Tempeh. Kawasan di sekitar gardu induk diberi pagar
sehingga tidak
digunakan untuk perumahan maupun pembangunan bangunan lainnya
dan juga tanda
bahaya.
Untuk jaringan udara tegangan tinggi yang melintas di bagian
timur dan barat
Kabupaten Lumajang, guna menjaga keselamatan dan keamanan maka
dalam radius
25 meter sekitar SUTT ini merupakan kawasan bebas bangunan.
Namun pada kondisi
tertentu bila sekitar jalur SUTT ini akan digunakan sebagai
kawasan terbangun maka
diarahkan agar kanan dan kiri jalur SUTT digunakan untuk jalan
sejajar sehingga tidak
langsung berhubungan dengan kawasan terbangun.
Perencanaan dan pelaksanaan prasarana listrik memperhatikan
ketentuan-ketentuan
yang berlaku.
Arahan pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai energi
alternatif meliputi :
Energi mikrohidro di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan
Candipuro,
Kecamatan Gucialit, Kecamatan Senduro, Kecamatan Pasrujambe,
Kecamatan
Tempursari dan Kecamatan Pasirian.
Energi surya di wilayah perdesaan dan terpencil.
-
Sistem Prasarana Lingkungan Peningkatan kualitas pelayanan
petugas kebersihan di kawasan perkotaan, dan
penambahan sarana tempat sampah komunal
Mengalokasikan tempat pembuangan akhir dengan batas tertentu
dari permukiman dan
memenuhi ketentuan daya dukung lingkungan.
Pengembangan konsep 4R (reuse, reduce, recycle dan replace)
untuk mengurangi
volume sampah pada masing-masing TPS.
Setiap rumah diwajibkan mempunyai septic tank, sedangkan untuk
kawasan
permukiman yang padat mempergunakan sistem septic tank
komunal.
Penanganan air limbah untuk kawasan ekonomi, sistim yang dipakai
adalah gabungan
antara sistem indiviual dan cara kolektif.
Instalasi pengolahan air limbah yang harus ada pada kawasan
industri, terdiri dari
pengolahan secara kimia dan biologis (disarankan memakai proses
lumpur aktif).
PENGEMBANGAN FASILITAS UMUM KAWASAN PERKOTAANYang termasuk di
dalam hierarkhi sarana dan prasarana yaitu sarana dan prasarana
yang
menjadi fasilitas penunjang permukiman seperti fasilitas
kesehatan, fasilitas peribadatan,
fasilitas pendidikan, dan perniagaan berdasarkan tingkatan
pelayanan (skala pelayanan).
Fasilitas Pendidikan Rencana yang akan dilakukan untuk sarana
pendidikan ini dengan melakukan
penambahan TK di Kecamatan Pronojiwo, Sumbersuko dan
Ranuyoso.
Perbaikan pada fisik bangunan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan
Sekolah Menengah Umum khususnya sekolah-sekolah yang berada di
daerah
perdesaan di setiap kecamatan agar kegiatan belajar dan
mengajarnya berjalan dengan
baik.
Fasilitas Peribadatan Berdasarkan hasil perhitungan, sarana
peribadatan untuk umat agama Islam sudah
tercukupi. Untuk kebutuhan sarana peribadatan lainnya jumlahnya
disesuaikan dengan
kebutuhan pemeluk agama tersebut, dimana jumlah pemeluk agama
terus bertambah
hingga akhir tahun rencana.
Fasilitas Kesehatan Penambahan fasilitas pondok bersalin,
apotek, dan sarana penunjang kesehatan
seperti dokter, bidan, perawat yang didistribusikan secara
merata di setiap kecamatan.
Fasilitas Perekonomian Kegiatan perdagangan dan jasa masih akan
dipusatkan di SSWP Lumajang, khususnya
-
Kecamatan Lumajang dan Sukodono sesuai dengan kondisi saat ini
dengan skala
pelayanan kota dan wilayah.
Pusat perdagangan dan jasa baru dikembangkan di sub pusat-sub
pusat baru sesuai
dengan rencana struktur tata ruang yang telah disusun.
Fasilitas Perumahan Persiapan rencana distribusi penduduk dan
pengembangan perumahan dengan cara
peningkatan sarana dan prasarana di SSWP Senduro, SSWP Klakah
dan kawasan
selatan Kabupaten Lumajang .
Untuk menurunkan tingkat kepadatan SSWP Lumajang, danbeberapa
kecamatan yang
padat, untuk 20 tahun mendatang kepadatan penduduk diarahkan
pada SSWP Senduro
dan Klakah serta beberapa bagian di SSWP Jatiroto.
Pemerataan perkembangan infrastruktur penduduk dan infrastruktur
penunjang
permukiman yang terencana.
Pemantauan perkembangan pembangunan perumahan tiap tahun.
Penyusunan data informasi perumahan yang akurat melalui suatu
sistem informasi.
-
PENATAAN POLA RUANGPenataan pola ruang Kabupaten Lumajang ini
meliputi rencana pelestarian kawasan
lindung, dan pengembangan kawasan budidaya.
1. Rencana Pelestarian Kawasan LindungKawasan lindung di
Kabupaten Lumajang meliputi kawasan suaka alam, kawasan
pelestarian alam, kawasan perlindungan bawahan, kawasan
perlindungan setempat, dan
kawasan bencana alam.
Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam) Kawasan Cagar Alam yang perlu
dilestarikan di Kabupaten Lumajang berada di wilayah
Kecamatan Pasrujambe dan Senduro, yang meliputi wilayah Desa
Pasrujambe,
Jambekumbu, Burno, Kandangtepus, Argosari, Gucialit, dan Desa
Ranupane.
Kawasan Pelestarian Alam Kawasan pelestarian alam di Kabupaten
Lumajang pada umumnya berada pada
wilayah selatan, barat dan utara yang berupa kawasan hutan
lindung dan kawasan
danau maupun pada wilayah yang mempunyai lahan kritis.
Rencana pola ruang kawasan pelestarian alam antara lain meliputi
kawasan taman
nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, dan kawasan cagar
budaya. Untuk
wilayah Taman Nasional yang ada di Kabupaten Lumajang adalah
Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru, yang mempunyai luas 23.539,45 Ha, yang
dibagi berdasarkan
zonasi, yaitu zona inti 11.605,84 Ha, zona rimba 11.299,26 Ha,
zona pemanfaatan
intensif 150,00 Ha, dan zona pemanfaatan tradisional 484,35
Ha.
Kawasan Perlindungan Bawahan Kawasan lindung mutlak berupa hutan
dengan fungsi utamanya menjaga kehidupan
sekitarnya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi
serta memelihara
kesuburan tanah, yang pemanfaatannya mutlak hanya untuk
kelestarian fungsi yang
dimaksud, meliputi Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasrujambe
dan Senduro.
Kawasan lindung terbatas berupa hutan dengan fungsi utamanya
menjaga kehidupan
sekitarnya sebagai pengatur tata air, pengalih banjir dan erosi
serta memelihara
kesuburan tanah, yang pemanfaatannya masih dimungkinkan untuk
usaha budidaya
secara terbatas, sejauh masih tetap terjamin terpeliharanya
fungsi lindung yang ada,
meliputi kecamatan Pronojiwo (Sidomulyo), Pasrujambe (Desa
Pasrujambe,
Jambekumbu), Gucialit (Desa Gucialit), Klakah (Desa Alun-alun,
Sumberpetung,
Papringan, Salak), Kedungjajang (Desa Sawaran Lor), Pasirian,
Ranuyoso, Senduro
(Desa Ranupane dan Argosari) dan Tempursari (Desa Tempursari,
Tempurejo,
Jugosari, Bades, Gonoruso, Sumberurip).
-
Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat
terdiri kawasan sempadan sungai, sempadan pantai,
sempadan danau dan kawasan di sekitar mata air. Kawasan lindung
setempat di
Kabupaten Lumajang meliputi wilayah kecamatan Gucialit, Klakah
(Desa Tegalrandu
dan Klakah), Ranuyos (Desa Ranuyoso dan Ranu Bedali),Pasrujambe,
Candipuro,
Tempeh, Pasirian dan Senduro.
Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Lumajang terdapat di
sepanjang sungai yang
mengalir di wilayah Kabupaten Lumajang. Kebijaksanaan
pemanfaatan ruang
diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan sungai
meliputi:
a. Pencegahan dilakukan kegiatan budidaya di sepanjang sungai
yang dapat
mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar
sungai serta
alirannya.
b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai.
c. Pengamanan daerah aliran sungai.
Kawasan Sempadan Pantai di wilayah Kabupaten Lumajang terletak
di sepanjang garis
pantai, yang terdapat di wilayah Kabupaten Lumajang di wilayah
selatan, memanjang
dari bagian timur ke barat. Pengendalian kawasan sepanjang
pantai tersebut dengan
kriteria garis sempadan pantai seluas 3500 meter dari pasang
tertinggi. Kebijaksanaan
kawasan sepanjang pantai ini terutama adalah perlindungan
terhadap sempadan pantai
dengan budidaya, pengendalian khususnya tambak, dan pengembalian
fungsi lindung
pantai yang mengalami kerusakan.
Kawasan Sempadan Danau terutama ditujukan bagi perlindungan
kawasan danau
meliputi pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar
danau yang dapat
mengganggu fungsi danau, pengendalian kegiatan yang telah ada di
sekitar danau, dan
pengamanan daerah hulu.
Kawasan sekitar mata air terutama ditujukan bagi perlindungan
kawasan sekitar mata
air meliputi:
a. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sekitar mata air
yang dapat
mengganggu fungsi mata air dan penyediaan air baku
b. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar mata air
Kawasan Bencana Alam Kawasan Rawan Letusan Gunung Api,
ditetapkan dengan kriteria kawasan yang berada
di sekitar gunung yang pernah meletus dan masih menunjukkan
gejala aktifitas
vulkanis, sering terlanda lava, awan panas dan jatuhan
proklastis serta lahar yaitu
Kecamatan Pronojiwo (Desa Sidomulyo), Tempursari, Senduro (Desa
Ranupane,
Argosari), Yosowilangun, Pasrujambe (Desa Pasrujambe).
-
Kawasan Rawan Gempa Bumi; Daerah yang yang diidentifikasikan
sebagai pusat
gempa dan yang pernah mengalami kegempaan dengan itensitas lebih
dari 4 skala
richter, berada pada daerah sesar atau patahan yaitu di kawasan
sekitar patahan. Yaitu
di sekitar sungai Bondoyudho, di kawasan selatan Kabupaten
Lumajang di Kecamatan
Tempursari (Desa Tempurrejo, Bulurejo, Tegalrejo, Purorejo,
Pundunsari, Kaliuring,
Tamanayu), Pasirian (Desa Bago, Bades, Selokawarawar,
Selokanyar), Tempeh, Kunir,
Yosowilangun (Desa Wotgalih, Pandanwangi, Jatimulya, Pandan arum
) dan
Rowokangkung.
Kawasan Rawan tsunami; kawasan yang terletak di kawasan selatan
Kabupaten
Lumajang, yang langsung berbatasan langsung dengan pantai
selatan yang berpotensi
untuk mengalami gempa dengan skala besar >>VI MMI. Yaitu
Kecamatan Tempursari
di desa Bulurejo dan desa Tegalrejo, Kecamatan Pasirian di Desa
Bagu, Mutier, dan
Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Kunir, dan Kecamatan
Yosowilangun di desa
Wotgalih dan Tunjungrejo.
Kawasan Rawan Gerakan Tanah; kawasan yang rawan gerakan tanah
adalah daerah
yang memiiki kemiringan >50% dengan kandungan air tanah
sedang-tinggi dan sifat
tanah lunak atau gembur. Yaitu di sekitar Sungai Besuk Semut dan
Sungai Besuk
Tunggal di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian,
Pasrujambe dan
Senduro.
Kawasan Rawan Banjir; kawasan rawan banjir di Kabupaten Lumajang
dibagi menjadi:
Banjir pengaruh Gunung Semeru, yaitu kawasan disekitar aliran
Sungai Glidik dan
Rejali, serta Sungai Mujur akibat aliran lava yang mengakibatkan
pendangkalan
sungai, meliputi Kecamatan Pronojiwo (Desa Supiturang),
Kecamatan Candipuro
(Desa Jugosari), Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian.
Kawasan rawan banjir pengaruh topografi disebabkan curah hujan
yang tinggi dan
tidak adanya penahan air yaitu di Kecamatan Pasrujambe (Desa
Kertosari),
Kecamatan Padang (Desa Mbarat dan Kedawung), Kecamatan Ranuyoso
(Desa
Ranubedali dan Desa alun-alun), Kecamatan Senduri dan Kecamatan
Klakah.
Kawasan rawan banjir akibat luapan atau genangan yang disebabkan
meningkatnya
debit sungai dan ketidakmampuan sungai menampung air. Terdapat
di Kecamatan
Rowokangkung di Desa Rowokangkung dan Sidorejo (akibat luapan
sungai
Bondoyudho), Kecamatan Yosowilangun di Desa Tunjung rejo,
Wotgalih, Kalipepe
dan Desa Yosowilangun, Kecamatan Tempursari di Desa Kaliuling,
Tempursari, dan
Desa Bulurejo.
Kebijakan penanganan terhadap kawasan rawan bencana tersebut
meliputi :
Pengendalian kegiatan disekitar kawasan rawan bencana.
-
Rehabilitasi dan konservasi tanah pada kawasan yang rawan
bencana longsor / tanah
tererosi sangat tinggi.
Penetapan zona bahaya dan zona aman terhadap letusan gunung
berapi, Kawasan
rawan bencana ini telah diidenfikasi oleh beberapa studi dan
dalam proyek gunung
semeru yang meliputi areal seluas 26,520 ha dengan perincian
sebagai berikut :
- Daerah terlarang yaitu daerah yang terletak di sekitar gunung
berapi yang
berdekatan dengan sumber letupan ditetapkan pada sebagian
wilayah Kecamatan
Senduro, Pronojiwo, Dan Candipuro. Rencana pengembangannya
adalah daerah
perlindungan mutlak yang tidak bisa dibudiidayakan.
- Daerah bahaya 1 merupakan daerah yang dianggap paling
bebrahaya berdasarkan
pengalaman letusan dimasa lampau ditetapkan pada sebagian
wilayah Kecamatan
Senduro, Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Kunir, Yosowilangun,
Rowokangkung,
Tekung, Jatiroto, Lumajang, Sukodono, Randuagung, Kedungjajang,
Gucialit, Klakah
Dan Ranuyoso.
- Daerah bahaya 2 ditetapkan pada wilayah Kecamatan Pronojiwo,
Tempursari,
Candipuro, Pasirian, Tempeh, Senduro, Tekung, Lumajang Dan
Sukodono.
Memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk
mngetahui tanda-
tanda alam terjadinya letusan sebagai earlier warning
system.
Penetapan zona rawan tsunami dan revitalisasi ekosistem
pesisir
Pengangkatan sedimen untuk mempertahankan volume sungai dan
pengerukan
dilakukan dengan tetap memperhatikan kemiringan sungai untuk
sungai-sungai yang
dilaluli oleh lahar dingin Gunung Semeru
Mengadakan penanaman tanaman keras pada daerah rawan longsor
untuk
menguatkan tanah.
Pembuatan plengsengan pada daerah yang curam untuk menahan
jatuhnya aliran air
agar tidak terlalu cepat
Usulan program untuk mengatasi masalah adalah peningkatan
perkerasan tanggul
(sabuk) menjadi plengsengan, normalisasi atau pengeraukan dasar
sungai dan
perbaikan bangunan-bangunan air penunjang sistem drainase.
Memaksimalkan penggunaan klep atau pintu air dalam fungsi
pengaturan debit
pengaliran sungai.
2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Kawasan Hutan Produksi Hutan produksi di Kabupaten Lumajang
dibedakan menjadi hutan produksi mahoni,
hutan produksi jati, hutan produksi pinus dan hutan produksi
damar. Untuk hutan
-
produksi mahoni terdapat di Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah
dan kecamatan
Randuagung dengan luas 101.431,6 Ha. Hutan produksi jati
terdapat di Kecamatan
Candipuro, Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Yosowilangun dengan
luas 259.664,9
Ha. Hutan produksi pinus terdapat di Kecamatan Pronojiwo dan
Kecamatan Tempursari
dengan luas 227.206,7 Ha. Hutan produksi Damar Kecamatan
Gucialit dan Kecamatan
Senduro dengan luas 223.149,5 Ha. Adapun arahan pengembangannya
yaitu dengan
mengembangkan potensi hutan produksi yang ada di masing-masing
daerah.
Kawasan PertanianKawasan pertanian di Kabupaten Lumajang
meliputi :
A. Pertanian Tanaman Pangan
Meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi
jalar.
Pengaturan alokasi pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian
sesuai dengan
kesesuaian lahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Penerapan metoda konservasi tanah dan sumberdaya air sesuai
dengan kondisi
kawasan.
Pengaturan zonasi komoditas pertanian untuk menjaga keseimbangan
antara
permintaan dan penawaran.
Mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis.
Pencegahan koversi lahan pertanian produktif untuk peruntukan
lain.
Memperbaiki dan mengembangkan prasarana dan sarana infrastruktur
ke lokasi
pertanaman (budidaya) serta untuk pengolahan dan pemasaran.
Pengembangan sawah irigasi teknis atau pencetakan sawah baru
dilakukan dengan
memprioritaskan perubahan dari sawah tadah hujan menjadi sawah
irigasi.
Perubahan kawasan pertanian menjadi non pertanian harus diikuti
oleh
pengembangan kawasan pertanian baru dengan tetap memperhatikan
luas kawasan
yang dipertahankan sebagai kawasan pertanian.
Pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan
produksi dan
produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan
cooperative
farming dan holtikultura dan kawasan good agriculture
practices.
Perlindungan terhadap hak-hak petani dari para tengkulak ataupun
pihak lain yang
sering mempermainkan harga hasil pertanian.
Mensosialisasikan strategi-strategi bertanam yang lebih
efektif
Mampu memprediksi kebutuhan global terhadap komoditi pertanian
serta
mensosialisasikannya kepada para petani.
Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi/ asossiasi
petani.
Mendorong tumbuh dan berkembangnya organisasi kerjasama antar
pelaku usaha.
-
B. Pertanian Tanaman Hortikultura
Meliputi tanaman bawang merah, bawang putih, kentang, bawang
daun, wortel, kubis,
sawi, kacang panjang, melon dan semangka.
C. Pertanian Tanaman Buah-buahan
Meliputi tanaman alpukat, belimbing, durian, mangga, nangka,
rambutan, pisang, salak
dan sawo.
D. Perkebunan
Meliputi tanaman kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, tembakau,
kakao, teh, dan karet.
Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan wilayah lain
yang mengembangkan komoditas perkebunan yang sama dalam menyusun
strategi
pengembangan perkebunan secara bersama, termasuk di dalamnya
dalam
kerjasama penelitian guna pengembangan produk perkebunan.
Menjalankan mekanisme insentif dan disinsentif bagi para pelaku
usaha perkebunan.
Mengembangkan konsep Corporate Community Relationship, agar
pengusaha
perkebunan atau masyarakat di sekitar perkebunan dapat berperan
di dalam
pengelolaan perkebunan, serta pengusaha perkebunan besar dengan
segala
kelebihan yang dimilikinya dapat berperan membantu meningkatkan
produktivitas
dan mutu hasil perkebunan rakyat, baik melalui kegiatan
peremajaan, rehabilitasi
maupun deversifikasi usaha perkebunan.
E. Peternakan
Meliputi peternakan unggas, sapi potong, sapi perah, kerbau,
kambing, dan kambing
PE.
Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada pengembangan
komoditas
ternak dan unggas unggulan yang secara embrional telah ada
(mempertahankan
ternak plasma nutfah) atau pun spesies baru yang memiliki
keunggulan komparatif
dan kompetitif.
Mengembangkan kawasan peternakan dengan mempertimbangkan
keterkaitan pusat
distribusi pakan ternak dan kondisi bentang alam (pengembangan
padang
penggembalaan).
Kawasan budidaya ternak yang berpotensi untuk dapat menularkan
penyakit dari
hewan ke manusia atau sebaliknya, diarahkan terpisah secara
tegas dari
permukiman padat penduduk, dan harus sesuai dengan ketentuan
teknis kawasan
usaha peternakan serta kesehatan lingkungan (khususnya usaha
unggas, walet,
dsb).
Peningkatan nilai ekonomi usaha peternakan dengan mengembangkan
teknologi
budidaya ternak, dan pengembangan usaha pengolahan hasil
ternak.
-
F. Perikanan
Meliputi perikanan air tawar dan perikanan laut.
Mempertahankan perikanan air tawar yang telah ada
(embrional)
Meningkatkan perikanan air tawar dengan penyediaan bibit
unggul
Menjaga kelestarian air dan kontinyuitas suplay air.
Pengendalian melalui mempertahankan kualitas air dan
mempertahankan habitat
alami ikan
Peningkatan produksi dengan memperbaiki sarana dan prasarana
perikanan.
Kawasan Pertambangan Pengembangan kawasan pertambangan diarahkan
pada kawasan tambang Andesit di
wilayah Kecamatan Candipuro, Senduro, dan Pasirian. Bahan
tambang berupa pasir
dan batu di wilayah Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh dan
Candipuro. Pasir
besi di Kecamatan Pasirian. Untuk batu kapur atau gamping
terdapat di wilayah
Kecamatan Tempursari sedangkan untuk bahan batu apung terletak
di wilayah
Kecamatan Yosowilangun, Kunir, dan Tempeh.
Kawasan Peruntukan Industri Zona Kawasan lokasi industri kecil
di Kabupaten Lumajang yang didasarkan pada
orientasi bahan baku dan tenaga kerja meliputi industri olahan
pisang di Desa senduro
(Kecamatan Senduro) dan Desa Wonorejo (Kecamatan Kedungjajang),
kerajinan perak
di Desa Pulo, Gesang (Kecamatan Tempeh), Desa Tumpeng (Kecamatan
Candipuro),
gula kelapa di Desa Bagu (Kecamatan Pasirian) dan Desa Jugosari
(Kecamatan
Candipuro), pande besi di Desa Tegal Bangsri dan Desa Maninjo
(Kecamatan
Ranuyoso), batik di Desa Kunir (Kecamatan Kunir), anyaman bambu
di Desa
Pasrujambe (Kecamatan Pasrujambe), dan konveksi di Desa
Kalipenggung (kecamatan
Randuagung).
Sedangkan untuk kawasan industri, berdasarkan kondisi lahan dan
potensi ekonominya
maka pengembangan diarahkan pada Kecamatan Senduro, Tempeh,
Ranuyoso,
Kedungjajang, Kunir dan Candipuro.
Kawasan PariwisataPotensi obyek wisata yang perlu dikembangkan
di Kabupaten Lumajang yaitu :
1. Wisata Pantai
Pantai Bambang merupakan tempat rekreasi pantai yang terletak di
Desa Bago
Kecamatan Pasirian terletak 22 Km dan arah kota Lumajang ke arah
selatan.
-
Pantai Watu Pecak, merupakan tempat rekreasi pantai yang
terletak di Desa Selok
Awar-Awar Kecamatan Pasirian yang terletak 18 Km dari arah kota
Lumajang ke
arah selatan.
Pantai Dampar merupakan wisata pantai yang terletak 25 Km dari
kota Lumajang
tepatnya di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian.
Pantai Melemen yang terletak di Desa Wotgalih Kecamatan
Yosowilangun terletak
28 Km dari Kota Lumajang ke arah timur.
Pantai Golong terletak 64 Km dari arah Kota Lumajang ke arah
Timur terletak di
Desa Bulurejo Kecamatan Tempursari.
2. Wisata Pegunungan
Piket Nol berupa tempat rekreasi pemandangan alam yang terletak
di Desa
Supiturang Kecamatan Pronojiwo.
Besuksat tempat wisata berupa pemandangan alam yang terletak di
Desa Kertosari
Kecamatan Senduro. Tempat ini merupakan tempat pengambilan air
suci bagi umat
Hindu terutama dari Bali.
3. Wisata Telaga
Ranu Klakah, merupakan tempat rekreasi berupa danau yang
terletak di Desa
Tegalrandu wilayah Kecamatan Klakah dengan fasilitas hotel,
restoran, lapangan
tenis, tempat bermain anak-anak.
Ranu Pakis, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di
Desa Ranupakis
Kecamatan Klakah, lokasi ini terletak tidak terlalu jauh dari
Ranu Klakah.
Ranu Bedali, merupakan tempat rekreasi danau yang terletak di
Desa Ranubedali
Kecamatan Ranuyoso.
Ranu Kumbolo dan Ranu Pane, terletak di Dukuh Ranu Pane Desa
Argosari
Kecamatan Senduro.
4. Tempat Permandian
Permandian Selokambang di Desa Purwosono Kecamatan Lumajang
Kolam Renang di Pusat kota Lumajang
Pemandian Tirtowono di Desa Jarit Kecamatan Candipuro
5. Wisata Goa
Goa Tetes di Desa sidomulyo Kecamatan Pronojiwo
Goa Complong di Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian
Goa Bima di Desa Bades Kecamatan Pasirian.
6. Air Terjun
Air terjun Kertowono di Desa Kertowono Kecamatan Gucialit
Air terjun Antrukan di desa Senduro Kecamatan Senduro
-
Air terjun Manggis di Desa Kandangan Kecamatan Senduro
Kawasan Permukiman Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi
arahan persebaran penduduk hingga
tahun 2028.
Adanya usaha kontrol/ pengendalian terhadap peningkatan jumlah
rumah non
permanen ataupun tidak layak huni oleh pemukim liar ataupun bagi
penduduk kota yang
tergolong tunawisma khususnya untuk pusat kota yang daerahnya
sudah cukup padat.
Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai
usaha untuk
mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan
pula faktor
aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi
tanah), dan ketersediaan
fasilitas yang memadai.
Kawasan Perdagangan dan Jasa Pusat perdagangan baru diarahkan
untuk dikembangkan pada wilayah selatan
Kabupaten Lumajang, untuk meminimalisasi ketimpangan
perkembangan wilayah utara
dan selatan Kabupaten Lumajang. Dengan adanya arahan
pengembangan kawasan
selatan dengan pusat pertumbuhan wilayah pada SSWP Pasirian
(Kecamatan
Pasirian), maka araha perdagangan dan jasa skala kota diarahkan
untuk dikembangkan
pada pusat kegiatan wilayah, yaitu pada Kecamatan Pasirian
Pertokoan, dimana pengembangannya diperlukan pada kawasan baru
yang telah dan
akan dikembangkan. Pertokoan ini sebaiknya berdekatan dengan
fasilitas umum
lainnya sehingga secara keseluruhan berfungsi sebagai pusat
lingkungan
Perlunya pengaturan lahan parkir pada kawasan perdagangan dan
jasa, khususnya
bagi perdagangan jasa yang berada di sepanjang jalan poros utama
kota (pada pusat
kota). Perlu adanya penegasan peraturan untuk pengembangan
perdagangan dan jasa
di Kabupaten Lumajang terutama pada jenis perdagangan yang
banyak menimbulkan
bangkitan dan tarikan yang besar harus disertai dengan sistem
parkir yang memadai
terutama parkir off street (dalam bangunan) supaya sirkulasi
lalu lintas yang ada tidak
terganggu.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Perlunya pengembangan
Ruang Terbuka Hijau sebagai paru-paru kota
Untuk kawasan konservasi yang ada di bantaran sungai di
Kabupaten Lumajang
difungsikan juga sebagai RTH yang berfungsi untuk menjaga
lingkungannya terutama
erosi, dan juga difungsikan sebagai taman kota dan daerah
peresapan air.
Untuk kawasan-kawasan yang merupakan daerah aliran air
(tangkapan air) terutama
pada musim hujan diupayakan sebagai RTH yang berfungsi sebagai
daerah peresapan
air, misalnya pada daerah sungai yang berasal dari aktivitas
Gunung Semeru.
-
Untuk lapangan olah raga yang ada sekarang sebisa mungkin
dihindari untuk peralihan
fungsi sebagai kawasan terbangun, dan hanya difungsikan sebagai
RTH baik untuk
tempat olah raga, taman kota, maupun sebagai peresapan air,
misalnya pada Stadion
Semeru.
Mempertahankan fungsi ganda dari guna lahan makam sebagai
fasilitas umum dan juga
RTH.
Perlu dibuat taman-taman kota baik yang sifatnya aktif maupun
pasif dan zona
penyangga dari daerah kawasan permukiman.
Untuk Ruang Terbuka Hujau (RTH) ada sekarang keberadaanya tetap
dipertahankan
dan dihindari peralihan fungsi maupun pemanfaatan selain
RTH.
Kawasan Andalan Kawasan andalan yang ada di Kabupaten Lumajang
direncanakan adalah kawasan
Agropolitan Seroja sebagai kawasan andalan yang memiliki potensi
sumberdaya alam
dan potensi ekonomi lokal. Pengembangan kawasan andalan
Agropolitan Seroja
meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Senduro, dan
Pasrujambe.
Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten LumajangTabel Penggunaan
Lahan Kabupaten Lumajang
Rencana Penggunaan Lahan RTRW Jawa Timur 2005 - 2020
Kabupaten LumajangKode Jenis Guna Lahan Eksisting 2007 Rencana
2008 - 2028
A. Kawasan Hutan LindungA.1 Kawasan Suaka Alam
A.1.1 Cagar Alam - - -A.1.2 Suaka Margasatwa - - -A.2 Kawasan
Pelestarian Alam
A.2.1 Taman Nasional 19.899,50 25.510,22 23.340,35*A.2.2 Taman
Hutan Raya - - -A.2.3 Taman Wisata Alam - - -A.4 Kawasan
Perlindungan Bawahan
A.4.1 Hutan Lindung 22.900,00 4.099,90 22.965,2 A.4.2 Kawasan
Resapan Air 30.641,93 26.425.58 4.417,57
B Kawasan Budidaya B.1 Kawasan Hutan Produksi 13.325,98 691,90
7.136,45B.2 Kawasan Pertanian
B.2.1 Sawah Irigasi 27.987,82 39.298.25 41.213
B.2.2 Pertanian Lahan Kering/Kebun Campur/Tegalan 13.926,66
51.227,65 58.627
B.3 Kawasan Perikanan B.3.1 Perikanan Tangkap - - -B.3.2
Pertambakan - 50,00 50B.4 Kawasan Perkebunan
B.4.1 Perkebunan Tanaman Sermusim - - -B.4.2 Perkebunan Tanaman
Tahunan 34.123,25 5.050,80 5.382B.5 Kawasan Peternakan - - -B.6
Kawasan Pariwisata - - -B.7 Kawasan Permukiman 15.300,00 14.474,75
15.275
-
Rencana Penggunaan Lahan RTRW Jawa Timur 2005 - 2020
Kabupaten LumajangKode Jenis Guna Lahan Eksisting 2007 Rencana
2008 - 2028B.8 Kawasan Perindustrian
B.8.1 Kawasan Industri 774,85 79,42 79,42- Rawa / Danau / Waduk
210,00 270,25 270- Lain-Lain - 11.911,28 324
Total Luas Kabupaten 179.079,99 179.090,00 179.090,00
-
RENCANA PENETAPAN KAWASAN STRATEGISKawasan strategis
kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Perencanaan
kawasan strategis Kabupaten
Lumajang diarahkan untuk pengembangan kawasan strategis
perekonomian,
pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan sosial dan
budaya, serta
pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan
hidup.
Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Ekonomi (KWT)
Kawasan strategis pengembangan kawasan ekonomi di Kabupaten
Lumajang
diarahkan pada Kawasan Wonorejo Terpadu. Kawasan Wonorejo
Terpadu terletak di
Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang.
Dengan adanya KWT, sektor ekonomi mulai berkembang pesat, yang
dapat dilihat
dari semakin berkembangnya kawasan pemukiman, perdagangan,
industri dan
fasilitas sosial lainnya. Lokasi yang strategis, mudah dikenali,
memiliki tingkat
aksesibilitas tinggi, dan memiliki sarana prasarana penunjang
yang memadai,
menjadikan Kawasan Wonorejo Terpadu memiliki prospek yang bagus
untuk
dikembangkan.
Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Perekonomian Jalur Lintas
Selatan
Pengembangan potensi pertanian dan perkebunan di seluruh
Kecamatan yang
terlewati Jalan Lintas Selatan.
Pertambangan galian B di Kecamatan Yosowilangun, pertambangan
galian C di
Kecamatan Tempursari, Candipuro, Pasirian, dan Tempeh.
Perikanan tangkap di pesisir Kecamatan Tempursari, Pasirian,
Tempeh, Kunir dan
Yosowilangun.
Perikanan budidaya air payau di daerah pesisir Kecamatan
Yosowilangun.
Pariwisata pantai yang didukung aksesibiltas jaringan jalan ke
obyek-obyek wisata di
Kecamatan Tempursari, Pasirian dan Yosowilangun.
Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja
Pengembangan agribisnis komoditas unggulan pisang, kopi,
sayur-sayuran, sapi
perah, kayu albasia.
Peningkatan peran serta swasta (investor) dan masyarakat dalam
pengembangan
agribisni di Kawasan Agropolitan Seroja.
Perbaikan dan peningkatan kondisi jalan-jalan yang rusak.
Pembangunan terminal dan sub terminal.
Pembangunan sistem jaringan listrik secara bertahap.
-
Perencanaan penataan dan pengembangan fasilitas agroawisata,
objek wisata yang
dapat dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja meliputi wana
wisata, rest area,
homestay, gardu pandang, pemancingan dan restoran apung.
Pembangunan lembaga penelitian pengembangan teknologi pertanian
untuk
memenuhi kebutuhan teknologi tepat guna dalam proses pengolahan
lahan dan
penanganan hama.
Kawasan Strategis Sosio Kultural
Lokasi Pura Mandara Giri Semeru Agung ditetapkan sebagai kawasan
strategis
sosio-kultural karena memiliki nilai budaya yang tinggi dan
perlu dilestarikan sebagai
salah satu potensi utama dalam mendukung pengembangan pariwisata
di
Kabupaten Lumajang.
Pembangunan di sekitar lokasi pura diperlukan adanya pembatasan
pembangunan
yang didasarkan pada peraturan mengenai pengelolaan kawasan
budaya terutama
pada 3 tahapan (1). Eksplorasi atau penelitian, (2). Preservasi,
konservasi, dan
restorasi, (3). Pemanfaatan kawasan yang merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa
lepas.
Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
Diarahkan pada Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang
meliputi
wilayah Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Sumberurip, dan Supiturang
Kecamatan
Pronojiwo; Desa Pasrujambe dan Jambekumbu Kecamatan Pasrujambe;
Desa
Ranupane, Argosari, Burno, Kandangtepus dan Wonocempokoayu
Kecamatan
Senduro; Desa Pakel, Gucialit, dan Kertowono Kecamatan
Gucialit.
Pengembangan kawasan wisata alam dan wisata penelitian karena
memiliki
keragaman dan kerapatan vegetasi yang tinggi.
Peningkatan pengamanan dan konservasi hasil hutan untuk
menghindari kerusakan
hutan yang dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar
kawasan.
Peningkatan koordinasi antar instansi yang memiliki kepentingan
dengan kawasan
untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga kelestarian
hutan taman
nasional.
-
PARTISIPASI DAN KERJASAMA Hak Masyarakat
Mengetahui rencana tata ruang.
Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan
ruang.
Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul
akibat pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya.
Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan
yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.
Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau
pemegang izin
apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang
menimbulkan kerugian.
Kewajiban Masyarakat
Memelihara kualitas ruang, memelihara ketentuan penggunaan dan
ketentuan teknis
yang berlaku pada bangunan/ lahan yang dikuasainya.
Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan, berlaku tertib
dalam
keikutseraannya dalam penyusunan, pemanfaatan, dan pengendalian
penataan
ruang.
Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari
pejabat yang
berwenang.
Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang.
Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Peran Serta Masyarakat
Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang
akan
dicapai.
Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan,
termasuk bantuan
untuk memperjelas hak atas ruang di wilayah dan termasuk pula
perencanaan tata
ruang kawasan.
Pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang
wilayah
Kabupaten.
Pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam
penyusunan
strategi pelaksana pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
Pengajuan tanggapan terhadap rancangan RTRW Kabupaten.