Top Banner

of 284

Ririn Pinawati

Oct 08, 2015

Download

Documents

GieNaAie

Skripsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN

    GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN

    QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH

    DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR

    MATEMATIKA

    SKRIPSI

    Oleh

    Ririn Pinawati

    NPM 09310036

    IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEMARANG 2013

  • EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN

    GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN

    QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH

    DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR

    MATEMATIKA

    Skripsi

    Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Sarjana Pendidikan Matematika

    Oleh:

    Ririn Pinawati

    09310036

    PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM

    IKIP PGRI SEMARANG

    SEMARANG

    2013

  • ii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi Berjudul

    Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving

    Question And Getting Answer Berbantuan Question Card

    Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari

    Prestasi Belajar Matematika.

    Yang disusun oleh

    Ririn Pinawati

    09310036

    dinyatakan telah disetujui dan siap untuk diujikan

    Semarang, Mei 2013

    Pembimbing II

    Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd.

    NIP. 196011211987031001

    Pembimbing I

    Drs. Rasiman, M.Pd.

    NIP. 195602181986031001

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi berjudul

    EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN

    QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH DITINJAU DARI PRESTASI

    BELAJAR MATEMATIKA

    Yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Ririn Pinawati NPM 09310036

    telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2011

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Panitia ujian skripsi FPMIPA IKIP PGRI Semarang

    Ketua Sekretaris

    Drs. Nizaruddin, M. Si Dr. Rasiman, M.Pd

    NIP. 196803251994031004 NIP. 19560218 198603 1001

    Anggota penguji

    1. Dr. Rasiman, M.Pd. ( . ) NIP. 195602181986031001

    2. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd. (. ) NIP. 196011211987031001

    3. Muhtarom, S.Pd., M.Pd (...) NPP. 088602193

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto

    Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga

    mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(Q.S.Ar-

    Rad:11)

    Rencana Allah selalu indah bagi orang-orang yang selalu berpikir positif

    untuk kehidupannya.

    Sebuah kesuksesan membutuhkan proses, dan dalam proses itulah kita

    belajar untuk menghargai arti sebuah kerja keras.

    Persembahan

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    Bapak Legiman dan Ibu Suwartiyang selalu memberi dukungan,

    semangat, kasih sayang dan doa untukku.

    My sister Ani Sulistyaningsih yang selalu memberikan semangat.

    My Special person yang tak henti-hentinya memberikan saran dan

    semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

    Somplakers Ika, Dwi, Resty, Rosa, Erma, Erna yang selalu memberikan

    semangat, dan keributan dalam menyelesaikan skripsi ini

    Teman-teman seperjuangan P.Mat 8A 2009

    Almamater IKIP PGRI Semarang

  • v

    ABSTRAK

    Pinawati, Ririn. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And Getting Answer Berbantuan Question Card Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika.

    Kata Kunci :Snowball Drilling, Giving Question and Getting Answer, Prestasi

    Belajar

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar siswa dengan model Snowball Drilling dengan bantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, Giving Question and Getting Answer dengan bantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, dan pembelajaran konvensional, serta mana yang lebih baik diantara ketiganya.

    Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran 2012/ 2013. Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh tiga kelas yaitu Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen I, Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen II, dan Kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Tekhnik penumpulan data mengunakan metode wawancara, observasi, dan tes. Sedangkan uji statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anava, Uji t Satu Pihak, dan Uji t Dua Pihak.

    Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa ketiga sampel berdistribusi normal, dan homogen, sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji anava.Dari perhitungan uji anava diperoleh yaitu 12,386 3,104 maka Ho ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa ada perbedaan penggunaan model pembelajaranSnowball Drilling berbantuan media Equation Card berbasis Macromedia Flash, model pembelajaranGiving Question and Getting Answer berbantuan media Equation Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika. Karena belum diketahui mana yang paling baik, maka dilakukan uji t. Dari perhitungan diperoleh pada hipotesis II diperoleh > yaitu 4,87> 1,67 , hipotesis III diperoleh > yaitu2,84> 1,67 , dan hipotesis IV diperoleh > yaitu 2,04 >2,00. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball Drilling lebih baik dari konvensional, pembelajaran Giving Question and Getting Answer lebih baik dari konvensional, serta pembelajaran Snowball Drillinglebih baik pembelajaran Giving Question and Getting Answer.

    Hal ini juga terlihat dari rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen I 84,94 kelas eksperimen II 80,06 dan kelas kontrol 72. Dan tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa kelas eksperimen 90,32%, kelas eksperimen II 87,50%, dan kelas kontrol 55,88%. Dari rata-rata prestasi belajar dan ketuntasan belajar dapat dikatakan penggunaan model Snowball Drilling lebih efektif dibanding model Giving Question and Getting Answer dan konvensional.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Assalamualikum warahmatullahi wabarokatuh

    Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

    segala limpahan rahmat, karunia, dah hidahNya kepada penulis sehingga skripsi

    ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Skripsi dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling

    dan Giving Question And Getting Answer Berbantuan Question Card Berbasis

    Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika disusun guna

    memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

    Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.

    Selama penyusunan skripsi ini, banyak sekali pihak-pihak yang telah

    membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan penuh rasa syukur

    penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terimakasih kepada:

    1. Dr.Muhdi, S. H., M. Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

    2. Drs. Nizaruddin, M. Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang

    3. Dr. Rasiman, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

    IKIP PGRISemarang dan selaku dosen pembimbing I yang telah ikhlas

    mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan saran dan arahan

    kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

    4. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

    ikhlas mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan saran dan

    arahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

    5. Para dosen pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang yang telah

    memberikan bekal ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam penyusunan

    skipsi ini.

    6. H.Imam Zarkasi, S.Ag, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Wedarijaksa

    yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

  • vii

    7. Budiyono , S.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP Negeri 1

    Wedarijaksa yang telah membantu dan membimbing penulis demi

    terlaksananya penelitian ini.

    8. Siswa kelas VII A,B,C,D SMP Negeri 1 Wedarijaksa yang telah bersedia

    membantu penulis dalam proses penelitian.

    9. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

    kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis

    harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman, serta

    dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi peningkatan mutu

    pendidikan di Indonesia pada umumnya.

    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

    Semarang, Juni 2013

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    ABSTRAK ......................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

    DAFTAR ILUSTRASI .................................................................................. xvi

    BAB I Pendahuluan

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

    C. Tujuan ................................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

    E. Penegasan Istilah .................................................................................... 6

    BAB II TELAAH PUSTAKA

    A. Landasan Teori 1. Belajar

    a. Pengertian Belajar .......................................................................... 10

    b. Ciri-ciri Belajar .............................................................................. 10

    c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .............................................. 12

    2. Model Pembelajaran ........................................................................... 13

    3. Model Pembelajaran Snowball Drilling ............................................... 14

    4. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer ................ 15

    5. Question Card Berbasis Macromedia Flash ....................................... 17

    6. Teori Belajar yang Mendukung

    a. Teori Piaget .................................................................................... 18

    b. Teori Vygotsky .............................................................................. 19

  • ix

    c. Teori Kontruktivistik ..................................................................... 19

    7. Indikator Prestasi Belajar .................................................................... 20

    8. Tinjauan Materi .................................................................................... 22

    B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27 C. Hipotesis ..................................................................................................... 30

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 32

    B. Subjek Penelitian ................................................................................... 32

    C. Teknik Sampling ................................................................................... 33

    D. Variabel Penelitian ................................................................................ 33

    E. Instrumen Penelitian

    1. Validitas ............................................................................................ 34

    2. Reliabilitas ....................................................................................... 35

    3. Tingkat Kesukaran ............................................................................ 36

    4. Daya Beda......................................................................................... 37

    F. Desain Penelitian ................................................................................... 38

    G. Prosedur/ Cara Kerja ............................................................................. 39

    H. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................. 40

    I. Analisis dan Interpretasi Data

    1. Analisis Data Awal ........................................................................... 41

    2. Analisis Data Akhir .......................................................................... 44

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 53

    B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

    1. Validitas ......................................................................................... 55

    2. Reliabilitas ...................................................................................... 56

    3. Tingkat Kesukaran .......................................................................... 57

    4. Daya Pembeda ................................................................................. 57

    5. Penentuan Instrumen Penelitian ...................................................... 58

    C. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 59

    D. Analisis Data Hasil Penelitian

  • x

    1. Analisis Data Awal ......................................................................... 60

    2. Analisis Data Akhir ......................................................................... 62

    3. Analisis Ketuntasan Belajar ............................................................ 68

    BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 71

    SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 76

    DAFTAR PUSTAKA

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 : Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett

    Tabel 3.2 : Daftar Analisis Varians

    Tabel 3.3 : Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett

    Tabel 3.4 : Daftar Analisis Varians

    Tabel 4.1 : Penentuan Instrumen Penelitian

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba

    Lampiran 2a : Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen I Model Snowball

    Drilling (Kelas VIIA)

    Lampiran 2b : Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen II Model Giving

    Question and Getting Answer (Kelas VIIB)

    Lampiran 2c : Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (Kelas VIIC)

    Lampiran 3a : Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen I Model Snowball

    Drilling Kelas VII A

    Lampiran 3b : Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen II Model Giving

    Question and Geeting Answer Kelas VII B

    Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal Uji Coba

    Lampiran 5 : Soal Tes Uji Coba dan Kunci Jawaban

    Lampiran 6 : RPP Kelas Eksperimen I Model Snowball Drilling

    (Kelas VIIA)

    Lampiran 7 : RPP Kelas Eksperimen II Model Giving Question and Getting

    Answer (Kelas VIIB)

    Lampiran 8 : RPP Kelas Kontrol

    Lampiran 9a : Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya

    Beda dengan Mennggunakan Perhitungan Excell

    Lampiran 9b : Analisis Validitas dengan Mennggunakan Perhitungan Manual

    Lampiran 9c : Analisis Reliabilitas dengan Mennggunakan Perhitungan

    Manual

    Lampiran 9d : Analisis Tingkat Kesukaran dengan Mennggunakan

    Perhitungan Manual

    Lampiran 9e : Analisis Daya Beda dengan Mennggunakan Perhitungan

    Manual

    Lampiran 9f : Tabel Bantu Daya Beda

    Lampiran 10 : Soal Tes Evaluasi dan Kunci Jawaban

    Lampiran 11 : Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II,

    dan Kelas Kontrol

  • xiii

    Lampiran 12a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok I (Kelas VIIA) dengan

    Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 12b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok I (Kelas VIIA) dengan

    Perhitungan Manual

    Lampiran 13a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok II (Kelas VIIB) dengan

    Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 13b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok II (Kelas VIIB) dengan

    Perhitungan Manual

    Lampiran 14a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok Kontrol (Kelas VIIC)

    dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 14b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok Kontrol (Kelas VIIC)

    dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 15a : Uji Homogenitas Sampel dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 15b : Uji Homogenitas Sampel dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 16a : Uji Anava Data Awal dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 16b : Uji Anava Data Awal dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 17 : Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen I,Kelas Eksperimen II,

    dan Kelas Kontrol.

    Lampiran 18a : Uji Normalitas Kelas Eksperimen I Model Pembelajaran

    Snowball Drilling (Kelas VIIA) dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 18b : Uji Normalitas Kelas Eksperimen I Model Pembelajaran

    Snowball Drilling (Kelas VIIA) dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 19a : Uji Normalitas Normalitas Kelas Eksperimen II Model

    Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas

    VIIB) dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 19b : Uji Normalitas Normalitas Kelas Eksperimen II Model

    Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas

    VIIB) dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 20a : Uji Normalitas Kelas Kontrol Model Pembelajaran

    Konvensional (Kelas VIIC) dengan Perhitungan Ms.Excell

  • xiv

    Lampiran 20b : Uji Normalitas Kelas Kontrol Model Pembelajaran

    Konvensional (Kelas VIIC) dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 21a : Uji Homogenitas Akhir dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 21b : Uji Homogenitas Akhir dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 22a : Uji Hipotesis 1 (Anava) dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 22b : Uji Hipotesis 1 (Anava) dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 23a : Uji Hipotesis II (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen I Dan

    Kelas Kontroldengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 23b : Uji Hipotesis II (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen I Dan

    Kelas Kontrol dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 24a : Uji Hipotesis III (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen II Dan

    Kelas Kontrol dengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 24b : Uji Hipotesis III (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen II Dan

    Kelas Kontrol dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 25a : Uji Hipotesis IV (Uji tDua Pihak) Kelas Eksperimen I Dan

    Kelas Eksperimen IIdengan Perhitungan Ms.Excell

    Lampiran 25b : Uji Hipotesis IV (Uji tDua Pihak) Kelas Eksperimen I Dan

    Kelas Eksperimen II dengan Perhitungan Manual

    Lampiran 26a : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Eksperimen I

    Model Pembelajaran Snowball Drilling (Kelas VIIA)

    Lampiran 26b : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Eksperimen II

    Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer

    (Kelas VIIB)

    Lampiran 26c : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Kontrol Model

    Pembelajaran konvensional (Kelas VIIC)

    Lampiran 27 : Media Question Card Berbasis Macromedia Flash

    Lampiran 28 : Foto Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen I Model

    Pembelajaran Snowball Drilling (Kelas VIIA)

    Lampiran 29 : Foto Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen II Model

    Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas

    VIIB)

  • xv

    Lampiran 30 : Foto Suasana Tes Uji Coba

    Lampiran 31a : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen I

    Lampiran 31b : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen II

    Lampiran 31c : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Kontrol

    Lampiran 32 : Tabel r Product Momen

    Lampiran 33 : Tabel Luas dibawah Lengkungan Normal

    Lampiran 34 : Tabel distribusi t

    Lampiran 35 : Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors

    Lampiran 36 : Tabel distribusi 2 Lampiran 37 : Nilai Persentil Untuk Distribusi F

    Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian

    Surat Pernyataan Penelitian

    Rekapitulasi Bimbingan

  • xvi

    DAFTAR ILUSTRASI

    Gambar 2.1 : Sudut Berpelurus

    Gambar 2.2 : Sudut Berpenyiku

    Gambar 2.3 : Sudut Bertolak Belakang

    Gambar 2.4 : Sudut Sehadap

    Gambar 2.5 : Sudut Berseberangan

    Gambar 2.6 : Contoh Sudut Sehadap dan Berseberangan

    Gambar 2.7 : Sudut Sepihak

    Gambar 2.8 : Kerangka Berpikir

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang UU No.20 Tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU yang sama juga di tegaskan

    bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya

    potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

    bertanggung jawab. Namun untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah,

    bahkan menemui masalah besar diantaranya rendahnya kualitas sarana dan

    prasaranana, rendahnya kualitas guru, dan rendahnya prestasi belajar siswa

    (Edukasi Kompasiana, 24 Mei 2011). Hal tersebut mengisyaratkan bahwa

    kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah, bahkan jauh di

    bawah negara berkembang yang bertipe sama dengan Indonesia, misalnya

    saja Brunei Darussalam dan Malaysia. Ini ditunjukkan dengan adanya data

    dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang

    menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia

    (Kompas, 3 Maret 2011). Standar kelulusan Ujian Nasional di tingkat

    Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari tahun ke tahun sudah meningkat, tapi

    belum menunjukkan hasil yang memuaskan, bahkan masih banyak peserta

    didik yang tidak lulus ujian. Hal juga bisa dijadikan fakta bahwa kualitas

    pendidikan di Indonesia masih rendah.

  • 2

    Pada pembelajaran matematika juga banyak ditemui masalah. Bila

    dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika saat ini baik dari proses

    maupun prestasi belajar matematika belum memenuhi harapan yang

    diinginkan. Pembelajaran matematika dikelas pada umumnya menempatkan

    guru sebagai pusat pembelajaran sehingga jarang terjadi interaksi yang positif

    antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang

    demikian membuat sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam

    menerima pembelajaran. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa

    menunjukkan prestasi belajar yang kurang memuaskan pada pembelajaran

    matematika. Bahkan prestasi belajar matematika yang terindikasi pada nilai

    UAN yang diperoleh siswa juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan

    bahkan mengalami penurunan.

    Hal tersebut juga terjadi di sekolah penelitian saya, yakni SMP Negeri

    1 Wedarijaksa. Di sekolah ini, pokok bahasan Garis dan Sudut masih

    disampaikan dengan cara yang masih konvensional, dalam arti guru masih

    mendominasi jalannya proses pembelajaran, dan terbatas pada ceramah dan

    latihan soal. Siswa seolah tidak dilibatkan dalam proses pembelajarannya

    serta cenderung terbatas dan pasif, karena hanya sekedar diam mendengarkan

    ceramah dari guru kemudian mengerjakan latihan soal yang diberikan. Proses

    pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi sangat membosankan,

    yang pada akhirnya akan membuat siswa tidak lagi memperhatikan materi

    yang disampaikan oleh guru. Bahkan situasi yang demikian membuat

    sebagian besar siswa merasa tegang dan takut untuk mengikuti pembelajaran

    berikutnya. Hal ini berdampak buruk terhadap prestasi belajar siswa. Di SMP

    Negeri 1 Wedarijaksa ini rata-rata nilai siswa dibawah KKM yakni sebesar

    70, padahal KKM untuk mata pelajaran matematika khususnya adalah

    sebesar 75. Oleh karena itu, agar situasi ini tidak berkelanjutan, maka

    diperlukan sebuah perubahan atau inovasi cara mengajar. Sehingga

    diharapkan melalui hal tersebut prestasi belajar matematika dapat

    ditingkatkan.

  • 3

    Inovasi yang dimaksud adalah dengan menerapkan model

    pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question and Getting Answer.

    Model pembelajaran Snowball Drilling adalah modifikasi dari drill soal tetapi

    dikemas lebih menarik dan menyenangkan seperti permainan. Model ini

    menuntut siswa untuk mamahami dan menguasai sebuah konsep tertentu,

    sebab hal ini akan menjadi modal siswa untuk menjawab soal-soal yang akan

    digulirkan oleh guru. Disamping itu melalui model pembelajaran Snowball

    Drilling ini siswa dilatih untuk memiliki keterampilan dalam menjawab soal,

    sebab soal yang akan digulirkan dalam model ini akan cukup bervariasi.

    Sedangkan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

    merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif bertanya

    serta menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh siswa yang lain. Selain itu

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran ini, akan membuat siswa

    mampu mengkonstruksikan pengetahuannya untuk memberikan jawaban atau

    membuat pertanyaan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran. Hal

    demikian akan membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran, dan mampu

    menemukan pengetahuan yang baru. Kedua model pembelajaran tersebut

    sangat menekankan adanya diskusi, sehingga lewat diskusi inilah akan

    terjalin komunikasi yang positif, baik antara guru dengan siswa, atau siswa

    dengan siswa. Sehingga pada akhirnya akan berdampak pada proses

    pembelajaran yang diharapkan yaitu proses pembelajaran yang

    menyenangkan dan tidak terkesan membosankan. Apabila hal tersebut bisa

    dilakukan dengan baik, maka secara tidak langsung akan dapat memotivasi

    siswa untuk mempelajari matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi

    belajar matematika siswa.

    Selain menerapkan sebuah model pembelajaran, penggunaan media

    pembelajaran juga sangat diperlukan di dalam pembelajaran. Sebab media

    pembelajaran dapat menumbuh kembangkan minat peserta didik untuk lebih

    semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis

    menggunakan media Question Card berbasis Macromedia Flash.

    Penggunaan Question Card berbasis Macromedia Flash dimaksudkan agar

  • 4

    proses pembelajaran tidak terasa monoton, sebab didalamnya terdapat

    berbagai animasi, sehingga pembelajaran terasa menyenangkan layaknya

    permainan, namun tidak meninggalkan tujuan utama pembelajaran yaitu

    pemahaman siswa terhadap materi dan juga peningkatan prestasi belajar

    siswa.

    Berbekal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya model Snowball

    Drilling dipilih sebagai model pembelajaran inovatif yang mampu menjawab

    permasalahan di atas karena dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar

    matematika. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Juwati (2011: IV)

    menggunakan model pembelajaran Snowball Drilling , rata- rata-rata nilai

    yang diperoleh siswa mencapai 75 yaitu 80,64. Sedangkan menurut Mahdy (2012: VII) dalam penelitiannya penggunaan model Giving Question and

    Getting Answer dalam pembelajaran juga dikatakan mampu meningkatkan

    hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai

    75 yaitu 76,69. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka penulis

    bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Model

    Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And Getting Answer

    Berbantuan Question Card Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi

    Belajar Matematika.

    B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya,

    maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,

    model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model

    pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika?

  • 5

    2. Apakah penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik dari model

    pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika?

    3. Apakah penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting

    Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash

    lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi

    belajar matematika?

    4. Apakah ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,

    dan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi

    belajar matematika?

    C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,

    model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model

    pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.

    2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling

    berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik

    dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar

    matematika.

    3. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Giving Question and

    Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia

    Flash lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari

    prestasi belajar matematika.

    4. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,

    dan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

  • 6

    media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi

    belajar matematika.

    D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu:

    1. Bagi Siswa a. Siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika dengan adanya cara

    penyampaian materi yang lebih menyenangkan dan bermakna.

    b. Siswa lebih termotivasi dalam mempelajarai materi yang di anggap

    sulit

    2. Bagi Guru a. Dapat dijadikan acuan sebagai model pembelajaraan saat mengajar.

    b. Sebagai tambahan pengetahuan tentang model-model pembelajaran,

    sehingga tidak terpaku pada model pembelajaran yang konvensional

    semata.

    c. Sebagai motivasi dan inspirasi dalam mengajar sehingga guru lebih

    kreatif dalam menyampaikan materi-materi berbekal pengetahuan dari

    model-model pembelajaran yang ada.

    3. Bagi Sekolah Dapat menjadi sumbangan pemikiran yang baik untuk sekolah,

    dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran, khususnya penggunaan

    model dan juga media pembelajaran yang lebih variatif.

    4. Bagi Peneliti a. Dapat dijadikan pengalaman untuk menggunakan model-model

    pembelajaran yang lebih inovatif secara langsung

    b. Dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk bisa menjadi guru yang

    lebih professional.

    E. Definisi Istilah Definisi istilah disini bertujuan untuk memberikan gambaran secara

    jelas kepada para pembaca, serta menghindari adanya penafsiran yang salah

  • 7

    dalam menginterpretasikan judul diatas, sehingga perlu ditegaskan istilah-

    istilah yang termuat dalam judul tersebut. Adapun istilah yang perlu

    dijelaskan adalah sebagai berikut:

    1. Efektivitas Istilah efektivas dalam judul penelitian ini bermakna bahwa

    pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memenuhi indikator

    ketercapaian ketuntasan belajar, Ketercapaian aktivitas siswa( pencapaian

    waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan

    termuat dalam rencana pembelajaran), dan respon siswa terhadap

    pembelajaran yang positif (Sinambela, 2008: 78 ).

    2. Model Pembelajaran Snowball Drilling Model pembelajaran Snowball Drilling merupakan model

    pembelajaran yang dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang

    diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan

    (Suprijono, 2011: 106). Di dalam model Snowball Drilling siswa di tuntut

    untuk bisa menyelesaikan soal yang telah disiapkan guru. Dalam hal ini

    soal akan dituangkan dalam media Question card berbasis Macromedia

    Flash. Soal akan digulirkan dari satu siswa ke siswa yang lain.

    3. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

    dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan untuk

    bertanya dan menjawab pertanyaan (Suprijono, 2011: 107). Di dalam

    model Giving Question and Getting Answer guru menyiapkan 2 macam

    kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab kepada setiap kelompok

    yang beranggotakan 2 orang siswa. Dua kartu tersebut harus dipergunakan

    oleh siswa ketika mereka ingin menjawab pertanyaan, ataupun

    mengajukan pertanyaan. Kartu juga dituangkan di dalam macromedia

    flash.

    4. Question Card Berbasis Macromedia Flash Question Card ( kartu soal) berbasis Macromedia Flash dalam

    penelitian ini adalah kartu soal yang dituangkan dalam media IT berbentuk

  • 8

    Macromedia Flash. Jadi nantinya Question Card akan disajikan di dalam

    Macromedia Flash dengan menggunakan animasi-animasi yang menarik.

    Sehingga siswa dapat memilih kartu soal mana yang hendak mereka buka

    sesuai dengan gambar atau animasi yang mereka sukai. Selain itu untuk

    memotivasi siswa dalam mempelajari materi, maka di dalam Macromedia

    Flash juga akan di tampilkan secara ringkas materi Garis dan Sudut.

    5. Prestasi Belajar Harahap dalam Hamdani (2010: 138) berpendapat bahwa prestasi

    adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa

    yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

    mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan

    pendapat lain dikemukakan oleh Tuu Tulus (2004: 75) yang berpendapat

    bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

    yang yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

    dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Sedangkan

    prestasi akademik bermakna hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan

    pemblajaran disekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan

    biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

    Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek

    kognitif yaitu skor hasil tes pada materi Garis dan Sudut.

    6. Materi Ajar Materi ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pokok

    bahasan Garis dan Sudut, khususnya hubungan antar sudut, yang mana

    materi tersebut merupakan pokok bahasan yang ada di kelas VII semester

    genap.

    7. SMP Negeri 1 Wedarijaksa SMP Negeri 1 Wedarijaksa merupakan SMP yang terletak di

    Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati.

    Berdasarkan penegasan istilah yang dipaparkan diatas skripsi dengan

    judul Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question

    And Getting Answer berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash

  • 9

    Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika, mempunyai arti secara

    keseluruhan, yaitu prestasi belajar yang ditimbulkan karena adanya

    pemberian model pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And

    Getting Answer berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash pada

    pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan Garis dan Sudut.

  • 10

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Landasan Teori 1. Belajar

    a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

    untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

    Reber dalam Supijono (2010: 3) berpendapat bahwa belajar

    merupakan proses mendapat kan pengetahuan.

    Sedangkan Djamarah (2010: 10) berpendapat bahwa belajar

    adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya

    tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

    pengetahuan,kemampuan maupun sikap, bahkan meliputi segenap

    aspek organisme atau pribadi.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses

    usaha untuk mendapatkan suatu perubahan perilaku yang baru secara

    keseluruhan dari lingkungannya, dimana perubahan perilaku tersebut

    didapatkan dari adanya pengalaman dan latihan sehingga dari belajar

    maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan, kemampuan, dan

    sikap. Perubahan perilaku tersebut meliputi segenap aspek organisme

    atau pribadi.

    b. Ciri-ciri Belajar Baharudin (2007: 15) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah

    sebagai berikut:

    1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku (change

    behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati

    dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak

  • 11

    tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa

    mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat

    mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

    2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan

    tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan

    tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku

    tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

    3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses

    belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat

    potensial.

    4) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

    memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

    mengubah tingkah laku.

    Sedangkan Hamdani (2011: 22) berpendapat bahwa ciri belajar

    adalah sebagai berikut:

    1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini

    digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus sebagai tolok ukur

    keberhasilan belajar.

    2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan

    kepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual.

    3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan

    lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan

    pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena

    individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.

    4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang

    belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan

    dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu

    dengan yang lainnya.

    Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri seseorang

    telah melampaui proses belajar adalah dari adanya perubahan tingkah

    laku dalam diri orang tersebut. Perubahan tersebut bersifat integral,

  • 12

    artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang

    terpisahkan satu dengan yang lainnya. Perubahan tingkah laku tersebut

    juga menjadi dasar untuk mengamati adanya sebuah proses belajar.

    Perubahan tingkah laku bisa bersifat relative permanent, potensial, atau

    bisa juga didapat melalui pengalaman atau latihan secara terus menerus.

    c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada dua faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor intern dan faktor

    ekstern.

    1) Faktor intern terdiri dari :

    a) Faktor jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat tubuh.

    b) Faktor psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat,

    motif, kematangan dan kesiapan.

    c) Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa

    dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai

    terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan

    kondisi yang ebbas dari kelelahan.

    2) Faktor ekstern terdiri dari:

    a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar

    anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

    orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

    b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru

    dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

    pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,

    keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

    c) Faktor masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,

    seperti mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

    masyarakat.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar

    seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Jadi kesemua faktor yang

    dipaparkan diatas harus berjalan seimbang, agar hasil belajar yang di

  • 13

    peroleh juga maksimal. Penggunaan model di dalam pembelajaran juga

    akan mempengaruhi hasil dari belajar seseorang. Di dalam penelitian ini

    model Snowball Drilling dan Giving Question and Getting Answer

    merupakan model kooperatif yang akan membawa siswa pada

    pembelajaran yang bermakna dan juga menyenangkan. Sesuai dengan

    paparan di atas, maka prestasi belajar siswa akan lebih baik.

    2. Model Pembelajaran Agus Suprijono (2011: 46) berpendapat bahwa model

    pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

    merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

    Trianto (2011: 52) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah

    kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

    Fungsinya adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para

    guru dalam melaksanakan pembelajaran.

    Sedangkan Arends dalam Supijono (2010: 46) berpendapat bahwa

    model pembelajaran mengacu pada pendekatan apa yang digunakan,

    termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

    kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

    Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konsepual yang

    melukis prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

    untuk mencapai tujuan.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

    pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual berupa rencana atau pola

    yang didalamnya memuat tujuan pembelajaran maupun tahap-tahap

    kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam

    melaksanakan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.

    Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah Snowball

    Drilling dan Giving Question and Getting Answer.

  • 14

    3. Model pembelajaran Snowball Drilling Model pembelajaran Snowball Driiling adalah model pembelajaran

    yang menggunakan paket soal, sehingga suatu kelompok akan diuji

    kecepatan dan ketepatannya dalam menyelesaikan paket soal yang

    diberikan oleh guru. Pada model pembelajaran Snowball Drilling sisi guru

    sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek, sehingga pola interaksi yang

    terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa

    (Iriani, 2012: 19).

    Model pembelajaran Snowball Driling dikembangkan untuk

    menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca

    bahan-bahan bacaan.

    Menurut Agus Suprijono (2011: 106) langkah-langkah

    pembelajaran Snowball Drilling adalah sebagai berikut:

    a. Guru mempersiapkan paket berupa soal-soal pilihan ganda. Dalam hal

    ini paket berupa kartu soal yang dituangkan di dalam Macromedia

    Flash dalam bentuk soal essay.

    b. Guru menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara

    menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang peserta didik

    yang akan menjawab soal nomor 1.

    c. Jika peserta didik yang mendapat giliran pertama menjawab soal

    nomor tersebut dengan benar, maka peserta didik itu diberi kesempatan

    menunjuk salah satu temannya untuk menjawab soal berikutnya yaitu

    soal nomor 2.

    d. Seandainya peserta didik yang pertama gagal menjawab soal nomor 1,

    maka peserta didik diharuskan menjawab soal berikutnya, dan

    seterusnya hingga peserta didik tersebut berhasil menjawab benar item

    soal pada suatu nomor soal tertentu.

    e. Jika pada putaran pertama bola salju masih terdapat item-item soal

    yang belum terjawab, maka soal-soal itu dijawab oleh peserta didik

    yang mendapat giliran.

  • 15

    f. Pada akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah

    dipelajari peserta didik.

    Kelebihan model Snowball Drilling adalah sebagai berikut:

    a. Komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa akan

    terjalin dengan baik

    b. Siswa dapat mengetahui berbagai macam variasi soal, dari soal-soal

    yang digulirkan oleh guru

    c. Siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya secara mandiri

    maupun berkelompok

    d. Menumbuhkan sifat kooperatif

    Kelemahan penggunaan model Snowball Drilling adalah sebagai

    berikut:

    a. Waktu yang digunakan di dalam pembelajaran kurang efisien akibat

    adanya drill soal yang banyak.

    b. Guru perlu mempersiapkan latihan soal yang begitu banyak

    c. Kurang efisien jika soal yang diberikan mempunyai tingkat kesukaran

    yang tinggi

    4. Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer adalah

    implementasi dari pembelajaran kontruktivistik yang menempatkan siswa

    sebagai subjek pelajaran. Artinya siswa mampu merekontruksi

    pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya fasilitator saja

    (Fitriantoro, 2010)

    Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer

    dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan untuk

    bertanya dan menjawab pertanyaan (Supijono, 2010: 107). Pada dasarnya

    model tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode

    ceramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-

    potongan kertas sebagai medianya. Model pembelajaran Giving Question

    and Getting Answer sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam

    mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan (Zaini, 2007: 71)

  • 16

    Menurut Agus Suprijono (2011: 107-108) langkah pembelajaran

    model Giving Question and Getting Answer adalah sebagai berikut:

    a. Membagikan dua potongan kertas kepada peserta didik.

    b. Selanjutnya mintalah kepadalah peserta didik menuliskan di kartu itu

    kartu menjawab dan kartu bertanya.

    c. Mulai pembelajaran dengan pertanyaan. Pertanyaan bisa berasal dari

    peserta didik maupun guru. Jika petanyaan berasal dari peserta didik,

    maka peserta didik ini diminta menyerahkan kartu yang bertuliskan

    kartu bertanya. Jika pertanyan berasal dari guru, maka guru akan

    menampilkan kartu soal yang disajikan dalam bentuk Macromedia

    Flash. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah kepada peserta didik

    memberi jawaban.

    d. Setiap peserta didik yang hendak menjawab diwajibkan menyerahkan

    kartu menjawab. Perlu diingat setiap peserta didik yang hendak

    bertanya maupun bertanya harus menyerahkan kartu-kartu itu pada

    guru.

    e. Jika sampai akhir sesi masih ada peserta didik yang masih memiliki

    kartu bertanya dan kertas menjawab atau salah satu dari kartu tersebut,

    maka mereka diminta untuk membuat resume atas proses tanya jawab

    yang sudah berlangsung.

    Kelebihan dari penerapan model Giving Question and Getting

    Answer adalah:

    a. Suasana menjadi lebih aktif

    b. Anak mempunyai kesempatan baik secara individu maupun kelompok

    untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

    c. Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang

    disampaikan.

    d. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.

    Sedangkan kelemahan dari penerapan model Giving Question and

    Getting Answer adalah:

    a. Pertanyaan pada hakekatnya hanya bersifat hafalan.

  • 17

    b. Proses Tanya jawab secara terus menerus pada hakikatnya akan

    menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.

    c. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak

    mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan telah memahami

    materi yang telah diberikan.

    5. Question Card berbasis Macromedia Flash Question Card atau kartu soal terdiri dari dua kata yaitu kartu dan

    soal. Kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai

    keperluan, hampir sama dengan karcis) (KBBI, 2008: 628).

    Sedangkan soal adalah apa yang menuntut jawaban,dan sebagainya

    (pertanyaan dalam hitungan dan sebagainya); hal yang harus dipecahkan;

    hal, perkara, urusan (KBBI, 2008: 1325).

    Jadi yang dimaksud Question Card (kartu soal) adalah suatu kertas

    berbentuk persegi panjang yang berisi soal yang menuntut jawaban yang

    harus dipecahkan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

    Sedangkan Macromedia Flash merupakan sebuah aplikasi yang

    sangat terkenal dalam hal komputer grafis. Dengan menggunakan

    perangkat lunak ini kita dapat membangun dan membuat berbagai macam

    hal yang berhubungan dengan komputer grafis, seperti presentasi,

    multimedia, CD interaktif, animasi (animasi pada halaman web, film

    kartun, iklan, dan sebagainya), slide show foto, dan masih banyak lainnya

    (Nesyatabita, 2012)

    Question Card ( kartu soal) berbasis Macromedia Flash adalah

    kartu soal yang dituangkan dalam media IT berbentuk Macromedia Flash.

    Jadi nantinya Question Card akan dibuat sedemikian sehingga menyerupai

    Question Card dalam bentuk kartu soal yang umum digunakan. Question

    Card akan disajikan di dalam Macromedia Flash dengan menggunakan

    animasi-animasi yang menarik. Sehingga siswa dapat memilih kartu soal

    mana yang hendak mereka buka sesuai dengan gambar atau animasi yang

    mereka sukai. Selain itu untuk memotivasi siswa dalam mempelajari

  • 18

    materi, maka di dalam Macromedia Flash juga akan di tampilkan secara

    ringkas materi Garis dan Sudut

    6. Teori Belajar yang Mendukung a. Teori Piaget

    Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata

    (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang dapat

    mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus

    disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Perkembangan skemata ini

    berlangsung terus menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya.

    Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam

    pikiran anak. Makin baik kualitas skemata ini, makin baik pulalah pola

    penalaran anak tersebut. Proses terjadinya adapatasi dari skemata yang

    telah terbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua cara yaitu

    asimilasi dan akomodasi (Suherman, 2003: 36).

    Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai

    dengan struktur kognitif yang ada sekarang, sementara akomodasi

    adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami.

    Dengan kata lain, apabila individu menerima informasi atau

    pengalaman baru maka informasi tersebut akan dimodifikasi sehingga

    cocok dengan struktur kognitif yang telah dipunyainya. Proses ini

    disebut asimilasi. Sebaliknya apabila struktur kognitif yang sudah

    dimilikinya yang harus disesuaikan dengan informasi yang diterima,

    maka hal ini disebut akomodasi (Budiningsih, 2005: 35).

    Selanjutnya agar seseorang dapat terus mengembangkan dan

    menambah pengetahuannya sekaligus menjaga stabilitas mental dalam

    dirinya, maka diperlukan proses peneyimbang. Proses penyeimbang

    yaitu menyeimbangkan antara lingkungan luar dengan struktur kognitif

    yang ada dalam dirinya. Proses inilah yang disebut ekuilibrasi. Tanpa

    proses ekuilibrasi, perkembangan kognitif seseorang akan mengalami

    gangguan dan tidak teratur (disorganized) (Budiningsih, 2005: 35).

  • 19

    b. Teori Vygotsky Pandangan yang mampu mengakomodasi socio cultural-

    revolusition dalam teori belajar dan pembelajaran dikemukakan oleh

    Lev Vygotsky. Ia mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus

    dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya untuk

    memehami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa yang

    ada di balik otaknya dan kedalamn jiwanya, melainkan dari asal usul

    tindakan sadarnya, interaksi sosial yang dilatari sejarah hidupnya

    (Budiningsih, 2005: 99).

    Anak-anak akan memperoleh memperoleh berbagai

    pengetahuan dan ketrampilan melalui interaksi social sehari-hari.

    Mereka terlibat secara aktif dalam interaksi sosial dalam keluarga untuk

    memperoleh dan juga menyebarkan pengetahuan-pengetahuan yang

    telah dimilikinya. Lebih lanjut menurut Vygotsky, perolehan

    pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seturut dengan teori

    sociogenesis.dimensi kesadaran sosial bersifat primer, sedangkan

    dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan

    bersifat sekunder. Artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif

    individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya

    (Budiningsih, 2005: 100).

    c. Teori Kontruktivistik Menurut pandangan kontruktivistik, belajar merupakan suatu

    proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan

    oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

    menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang

    dipelajari (Budiningsih, 2005: 58).

    Paradiga kontruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang

    sudah memiliki kemampuan awal sebelum memepelajari sesuatu.

    Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi

    pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, meskipun kemampuan awal

    tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat

  • 20

    guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan

    pembibingan (Budiningsih, 2005: 59).

    7. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan,

    diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan

    pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan

    (Hamdani, 2011: 137).

    Winkel dalam Hamdani (2011: 138) berpendapat bahwa prestasi

    belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang.

    Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang

    dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

    Sedangkan Gunarso dalam Hamdani(2011: 138) berpendapat

    bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang

    setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

    Tulus (2004: 75) berpendapat bahwa prestasi merupakan hasil yang

    dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi

    akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran

    disekolah atau diperguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya

    ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar

    adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh

    mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

    yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa dibuktikan aau

    ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang

    dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian

    yang ditempuhnya.

    Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

    sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam

    bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses

    belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

    evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya belajar

  • 21

    siswa (Hamdani, 2011: 139). Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau

    angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran disekolah. Nilai

    tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering

    dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran

    pencapaian hasil belajar siswa.

    Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi

    Bloom yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

    penerapan atau aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis

    (synthesis), evaluasi (evaluation). (Daryanto, 2008: 101).

    Pengetahuan atau dalam buku Suharsimi Arikunto di sebut dengan

    mengenal adalah siswa diminta untuk memilih satu atau lebih jawaban.

    Sedangkan pemahaman adalah tahap dimana siswa diminta untuk

    membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara

    fakta-fakta atau konsep. Penerapan atau aplikasi adalah tahap dimana

    siswa di tuntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu

    abstrasi tertentu (konsep, hokum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat

    untuk diterapkan dalam situasi baru dan diterapkan secara benar. Dalam

    tahap analisis siswa di minta untuk menganalisis suatu hubungan atau

    situasi yang komplek atas konsep-konsep dasar. Dalam tahap sistesis

    apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis

    maka pertanyaan-pertanyaan di susun sedemikian rupa sehingga meminta

    siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal hal

    yang spesifik agar dapat mengembang suatu struktur baru. dengan singkat

    dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis inisiswa diminta untuk

    melakukan generalisasi. Tahap terakhir yaitu evaluasi, apabila penyusun

    soal bermaksud untuk mengetahu sejauh mana siswa mampu menerapkan

    pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilii untuk menilai sesuatu

    kasus yang di ajukan oleh penyusun soal (Arikunto, 2009: 117-120).

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

    maksimum dari kegiatan yang dikerjakan baik individu maupun kelompok

    setelah melakukan usaha-usaha belajar, baik dilakukan ditingkat sekolah

  • 22

    maupun perguruan tinggi. Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan

    ketika seseorang tidak melakukan kegiatan apapun. Prestasi belajar juga

    dikatakan sebagai bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha-

    usaha belajar. Yang akan menghasilkan pengetahuan atau ketrampilan

    yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

    nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru setelah melakukan

    evaluasi terhadap tugas atau ulangan yang telah ditempuh siswa. Jadi

    dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dinilai dari aspek kognitif.

    8. Tinjauan Materi GARIS DAN SUDUT

    a. Hubungan Antar Sudut 1) Pasangan Sudut yang Saling Berpelurus

    Perhatikan gambar diatas. Pada gambar diatas garis QS membagi

    sudut lurus PQR menjadi dua bagian, yaitu PQS dan RQS.

    PQS merupakan pelurus dari RQS , dan sebaliknya.

    PQS = sedangkan RQS =

    PQS + RQS = 180 maka + = 180

    Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)

    adalah 180. Sudut yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain.

    Gambar 2.1 Sudut Berpelurus

    P Q R

    S

  • 23

    2) Pasangan Sudut yang Saling Berpenyiku

    PQR merupakan sudut siku-siku.

    Dimana garis QS membagi PQR menjadi dua bagian

    sama besar, yaitu SQR = sedangkan PQS = . SQR

    merupakan penyiku dari PQS Sehingga + = 180. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah dua sudut yang saling

    berpenyiku (berkomplemen) adalah 90. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain.

    3) Pasangan Sudut yang Saling Bertolak Belakang

    Pada gambar di atas garis KM dan LN saling berpotongan

    di titik O,sehingga membentuk empat sudut yaitu KON, LOM,

    NOM, dan KOL. Dua pasangan dari keempat sudut itu saling

    membelakangi, atau disebut bertolak belakang. KON bertolak

    belakang dengan LOM; dan NOM bertolak belakang dengan

    KOL.

    Untuk mengetahui besar sudut yang saling bertolak

    belakang, perhatikan uraian berikut ini:

    KOL + LOM = 180 (berpelurus) KOL = 180 LOM ............................. (i) NOM + MOL = 180 (berpelurus)

    Gambar 2.3 Sudut Bertolak Belakang

    R

    Q P

    S

    Gambar 2.2 Sudut Berpenyiku

  • 24

    1 2

    1 2

    3 4 m

    n

    l P

    Q 4 3

    NOM = 180 MOL .............................. (ii) Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh

    KOL = NOM = 180 LOM Jadi, besar KOL = besar NOM.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika dua garis

    berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling membelakangi

    titik potongnya disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua

    sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar.

    b. Hubungan Antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis Lain

    1) Sudut-Sudut Sehadap dan Berseberangan

    Pada gambar diatas, garis m // n dan dipotong oleh garis l.

    Titik potong garis l terhadap garis m dan n berturut-turut di titik P

    dan titik Q.

    Pada gambar di atas, tampak bahwa 1 dan 1 menghadap arah yang sama. Demikian juga, 2 dan 2 , 3 dan 3, serta 4 dan 4. Pasangan sudut itu dinamakan sudut sehadap. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka

    akan terbentuk empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama

    Sudut sehadap besarnya sama. Jadi, dapat dituliskan

    1 sehadap dengan 1 dan 1 = 1 2 sehadap dengan 2 dan 2 = 2

    Gambar 2.4 Sudut Sehadap

  • 25

    4 3

    3

    2 1

    4

    3 sehadap dengan 3 dan 3 = 3 4 sehadap dengan 4 dan 4 = 4

    .

    Perhatikan gambar diatas. garis m // n dan dipotong oleh

    garis l. Titik potong garis l terhadap garis m dan n berturut-turut di

    titik P dan titik Q.

    Pada gambar tersebut besar 3 = 1 dan 4 = 2. Pasangan 3 dan 1, serta 4 dan 2 disebut sudut-sudut dalam berseberangan. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh

    garis lain, besar sudut-sudut dalam berseberangan yang terbentuk

    adalah sama besar.

    Perhatikan pasangan 1 dan 3, serta 2 dan 4. Pasangan sudut tersebut adalah sudut-sudut luar berseberangan, di

    mana 1 = 3 dan 2 = 4. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka besar sudut-sudut luar berseberangan

    yang terbentuk adalah sama besar.

    Contoh :

    Gambar 2.6 Contoh Sudut Sehadap dan Berseberangan

    Gambar 2.5 Sudut Berseberangan

    2 n

    l P

    1

    m

    Q

  • 26

    m

    n

    l P

    Q

    4 3

    4 3 1 2

    1 2

    Perhatikan gambar di atas.

    a. Sebutkan pasangan sudut- sudut dalam berseberangan

    b. Jika 1 = 75 tentukan besar 2, 3 , 4 Jawab:

    a. Pada gambar diatas diperoleh

    1 dalam berseberangan dengan 3 2 dalam berseberangan dengan 4

    b. jika besar , maka 1 = 75 maka 2 = 180 1 = 180 75 = 105 1 = 3 bertolak belakang = 75 4 = 2 dalam berseberangan = 105

    2) Sudut Dalam Sepihak dan Luar Sepihak

    Perhatikan gambar diatas . Pada gambar tersebut garis

    m // n dipotong oleh garis l di titik P dan Q. Perhatikan 3 dan 2. Kedua sudut tersebut terletak di dalam garis m dan n serta terhadap garis l keduanya terletak disebelah kanan (sepihak).

    Pasangan sudut tersebut dinamakan sudut-sudut dalam sepihak.

    Dengan demikian diperoleh:

    3 dalam sepihak dengan 2; 4 dalam sepihak dengan 1.

    Gambar 2.7 Sudut Sepihak

  • 27

    Untuk membuktikan besar sudut dalam sepihak perhatikan uraian

    berikut ini:

    3 = 3 (sehadap) dan besar 2 = 2 (sehadap). 2= 180 3 (berpelurus), sehingga 2 = 2 = 180 3 Maka 3+ 2 = 180 Tampak bahwa jumlah 3 dan 2 adalah 180

    Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka

    jumlah sudut-sudut dalam sepihak adalah 180 Perhatikan kembali 1 dengan 4 dan 2 dengan

    3 pada Gambar di atas . Pasangan sudut tersebut disebut sudut-sudut luar sepihak.

    Sekarang akan dibuktikan bahwa 1 + 4 = 180 1 + 4= 180 (berpelurus), Padahal 4 = 4 (sehadap). Terbukti bahwa 1 + 4= 180.

    Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka

    jumlah sudut-sudut luar sepihak adalah 180. B. Kerangka Berfikir

    Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

    latihan artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang

    menyangkut pengetahuan,kemampuan maupun sikap, bahkan meliputi

    segenap aspek organisme atau pribadi ( Djamarah, 2010: 10). Oleh karena itu,

    maka setiap orang yang belajar harus disertai dengan usaha. Dalam kaitannya

    dengan sistem belajar, belajar akan dilakukan dengan sengaja dan dirancang

    dengan cermat sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar proses dan prestasi

    belajar yang dicapai dapat di kontrol secara cermat dan tepat. Dalam

    kaitannya dengan penelitian ini, pemilihan model pembelajaran dan media

    pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan

    dicapai oleh siswa.

  • 28

    Pada Snowball Drilling siswa dianggap sudah memiliki kemampuan

    awal yang di dapat siswa melalui bahan bacaan. Kemampuan awal ini akan

    dikuatkan melalui drill soal yang akan diberikan oleh guru melalui

    pemanfaatan media Question Card berbasis Macromedia Flash. Sesuai

    dengan teori kontruktivisme (Budiningsih, 2005: 58) maka siswa akan aktif

    berfikir menjawab soal-soal yang digulirkan oleh guru dengan berbekal

    pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya melalui bahan bacaan. Sesuai

    dengan teori belajar dari Piaget (Budiningsih, 2005: 36), siswa akan

    mengalami tahap akomodasi dimana struktur kognitif yang sudah dimiliki

    siswa harus disesuaikan dengan informasi yang diterima, melalui berbagai

    jawaban dari berbagai soal yang variasi yang telah digulirkan oleh guru.

    Pada Giving Question and Getting Answer setting pembelajaran yang

    mirip permainan ini, menjadikan pembelajaran semakin menyenangkan.

    Dikatakan mirip permainan karena didalam pembelajarannya siswa akan

    diberikan dua macam kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab oleh

    guru. Apabila dua kartu tersebut masih tersisa di akhir pembelajaran maka

    siswa yang masih memiliki sisa kartu akan mendapat hukuman meresume. Di

    dalam Giving Question and Getting Answer siswa dianggap sebagai subjek di

    dalam pembelajaran, artinya siswa harus bisa merekontruksikan

    pengetahuannya untuk menjawab atau melemparkan pertanyaan-pertanyaan

    kepada siswa lain. Karena pada dasarnya Giving Question and Getting

    Answer adalah implementasi teori kontruktivisme, maka siswa harus bisa

    mengknstruksikan pengetahuan yang telah didapatnya, baik dari ceramah

    guru atau bahan-bahan bacaan. Pada pembelajarannya siswa bisa berinteraksi

    dengan siswa yang lain melalui pertanyaan dan jawaban berbantuan kartu

    menjawab dan kartu bertanya ,sehingga mereka bisa memperoleh

    pengetahuan yang baru, ini sesuai dengan teori Vygotsky

    (Budiningsih, 2005: 100). Berbekal hal tersebut maka siswa akan mengalami

    pebelajaran yang bermakna, sehingga akan dapat meningkatkan prestasi

    belajar.

  • 29

    Peran Question Card berbasis Macromedia Flash disini adalah

    sebagai media yang digunakan untuk membantu penerapan model Snowball

    Drilling dan Giving Question and Getting Answer. Media Question Card

    berbasis Macromedia Flash akan dibuat semenarik mungkin, dan juga akan

    dibuat mirip seperti permainan, dan akan nada skor atau penilaian langsung

    didalamnya. Diharapkan melalui pembuatan media yang demikian siswa akan

    tertarik dan termotivasi, sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.

    Gambar. Skema Kerangka Berfikir

    Prestasi Belajar

    Model Pembelajaran Snowball Drilling

    berbantuan Question Card berbasis

    Macromedia Flash

    Model Pembelajaran Giving Question and

    Getting Answer berbantuan

    Question Card berbasis Macromedia Flash

    Sub Pokok Bahasan Garis dan Sudut

    Model Konvensional

    Teori KontruktivismeTeori Piaget

    Teori Vygotsky

    Vygotsky

  • 30

    C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

    1 : Ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, model

    pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media

    Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran

    konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.

    2 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik dari model

    pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.

    3 : Penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih

    baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar

    matematika.

    4 : Ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan

    model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi

    belajar matematika

    Sedangkan untuk Hipotesis Nol adalah sebagai berikut:

    01 : Tidak ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, model

    pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media

    Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran

    konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika

    02 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash tidak lebih baik dari model

    pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.

  • 31

    03 : Penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash tidak

    lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi

    belajar matematika

    04 : Tidak ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan

    model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi

    belajar matematika

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Wedarijaksa, Kecamatan

    Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Dilaksanakan pada semester genap tahun

    Ajaran 2012/2013, sekitar bulan Februari, tepatnya pada tanggal 18 Februari

    sampai dengan tanggal 11 Maret 2013.

    B. Subjek Penelitian 1. Populasi

    Sudjana (2005 : 6) berpendapat bahwa populasi adalah totalitas

    dari semua nilai yang mungkin , hasil menghitung atau pengukuran

    kuantitatif dan kualitatif mengenai karateristik tertentu dari semua anggota

    kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

    Sedangkan Sugiyono (2010: 117) berpendapat bahwa populasi

    adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

    populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam

    lainnya. Populasi yang bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau

    subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

    dimiliki oleh subjek atau objek itu.

    Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa

    kelas VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa.

    2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki

    oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118)

    Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A,

    VII B, VII C, dan VII D. Kelas VII A dan VII B menjadi kelas

  • 33

    eksperimen, sedangkan kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Kelas VII D

    digunakan sebagai kelas uji coba instrument tes. Pengambilan sampel

    dilakukan secara acak dari jumlah semua populasi kelas VII yang ada di

    SMP Negeri 1 Wedarijaksa.

    C. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

    Untuk menggunakan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat

    berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2010 : 118).

    Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    Cluster Random Sampling. Tekhnik sampling ini digunakan untuk

    menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas.

    Tekhnik sampling ini sering digunakan melalui dua tahap (Sugiyono, 2010 :

    121- 122).

    D. Variabel Penelitian Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel

    adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor,

    perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil

    eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk

    mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan

    dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental

    (treatment variable). Variabel treatmen adalah kondisi yang hendak diteliti

    bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh

    varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol

    dikenakan variabel eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi.

    Sedangkan yang berubah sebagai hasil atau akibat dari perubahan

    variable bebas atau pemanipulasian disebut variabel respon. Perubahan pada

    faktor ini karena dipengaruhi oleh variabel treatmen. Karena perubahan itu

    sebagai tanggapan dari faktor lain (variabel treatmen) maka disebut variabel

    respon.

  • 34

    Dalam penelitian ini variabel treatmen adalah model pembelajaran

    yang akan digunakan pada ketiga kelas yang akan diberi perlakuan.

    X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash.

    X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Giving

    Question and Getting Answer berbantuan Question Card berbasis

    Macromedia Flash.

    X3 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

    Sedangkan variabel responnya adalah prestasi belajar. Yang

    selanjutnya variabel respon ini dinyatakan dengan Y

    Y : Prestasi belajar pada kelas yang menggunakan Model Snowball Drilling

    dan Giving Question and Getting Answer, dan Konvensional.

    E. Instrumen Penelitian Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.

    Jadi Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

    fenomena. Jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel

    penelitian yang telah ditetapkan untuk di teliti ( Sugiyono, 2010 :149).

    Instrumen penelitian dalam hal ini berbentuk tes. Untuk tes, sebelum

    digunakan untuk mengambil data, soal-soal tes harus diuji cobakan terlebih

    dahulu. Ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf

    kesukaran, dan daya pembeda sehingga diketahui soal mana yang baik untuk

    diteskan.Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi

    (achievement test).

    1. Validitas Validitas ialah mengukur apa yang hendak di ukur (Usman, 2009:

    287). Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur

    apa yang hendak di ukur ( Sugiyono, 2010: 173 ). Scarvia B. Anderson,

    dkk juga menyebutkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes

    tersebut mengukur apa yang hendak di ukur (Arikunto, 2009 : 65)

  • 35

    Jadi sebuah tes akan mempunyai validitas jika hasilnya sesuai

    dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan

    kriterium. Tekhnik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah

    tekhnik Korelasi Product Momen dengan rumus :

    = ( )( ) 2 ( )2 2 ( )2

    Dimana:

    = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua

    variabel yang dikorelasikan.

    N = Jumlah subjek yang diteliti

    = skor tiap butir soal

    = skor total

    2 = jumlah kuadrat skor butir soal 2 = jumlah kuadrat skor total Kriteria validitas menurut Arifin (2012:257) adalah sebagai berikut:

    Nilai r Interpretasi 0,81 1,00 Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat rendah

    Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan pada

    product momen dengan = 5%. Jika > maka instrument tes dikatakan valid.

    2. Reliabilitas Reliabilitas ialah mengukur instrument terhadap ketepatan atau

    konsisten. Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan ,konsistensi,

    dan stability (Usman, 2009: 287).

    Cara-cara mencari besarnya Reliabilitas:

    a. Metode tes ulang (test-retest method)

  • 36

    b. Metode bentuk parallel (equivalent)

    c. Metode belah dua atau split-half method

    Untuk mencari reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga

    dilakukan analisis butir soal.Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha

    sebagai berikut:

    11 = 1 1 2 2 Dimana:

    11 = reliabilitas yang dicari = banyaknya item

    2= jumlah varians skor tiap-tiap item

    2 = varians total

    Berdasarkan Arifin (2012:257) kriteria reliabilitas :

    Nilai r Interpretasi 0,81 1,00 Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat rendah

    Hasil 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan pada product momen dengan = 5%. Jika 11 > maka instrument tes dikatakan reliabel.

    3. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

    terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

    mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaiknya soal yang terlalu sukar

    akan menyebabkannya siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

    semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang

    menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran

    (difficulty index) (Arikunto, 2009: 207). Menurut Arifin (2012:273)

    untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal uraian adalah dengan

  • 37

    menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau

    ada dibawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal.

    =

    100% Keterangan :

    P = Tingkat kesukaran

    F = Jumlah peserta didik yang gagal

    N = Jumlah keseluruhan peserta didik

    Untuk menafsirkan nilai tingkat kesukaran soalnya dapat

    digunakan kriteria sebagai berikut:

    1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27% maka soal

    termasuk mudah

    2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%,

    maka soal termasuk sedang.

    3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, maka soal tersebut

    termasuk sukar.

    Berdasarkan Arifin (2012: 273) batas lulus ideal = 6 (skala 0-10).

    4. Signifikansi Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

    siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211 ).

    Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat signifikansi

    daya pembeda soal yang berbentuk uraian menurut Arifin (2012: 278)

    adalah sebagai berikut:

    = (1 2)

    12+ 22(1)

    Dimana :

    = signifikansi daya pembeda

    1 = rata-rata kelompok atas 2 = rata-rata kelompok bawah

  • 38

    12 = jumlah kuadrat deviasi individu kelompok atas 22 = jumlah kuadrat deviasi individu kelompok bawah = 27% x N, dimana N adalah jumlah peserta tes

    Nilai t yang diperoleh dikonsultasikan dengan dengan

    = (1 1) + (2 1) dan = 5%. Soal memiliki daya pembeda yang signifikan jika >

    F. Desain Penelitian Desain Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

    Experimental design. Desain eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol

    tetapi tidak dapat berfungsi seluruhnya untuk mengontrol variabel- variabel

    luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasy Eksperimental

    design, digunakan karena pada kenyataannya, sulit mendapatkan kelompok

    kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2010:114).

    Desain Eksperimen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Kelompok Perlakuan Post Tes

    Eksperimen 1 1 1 Eksperimen 2 2 2

    Kontrol 3 3

    Keterangan:

    1 = kelas dengan perlakuan model X2 = kelas dengan perlakuan model X3 = kelas dengan perlakuan model konvensional Y1 = prestasi belajar dengan perlakuan model Y2 = prestasi belajardengan perlakuan model

    Y3 = prestasi belajar dengan perlakuan model konvensional

  • 39

    G. Prosedur Kerja 1. Menentukan subjek penelitian yaitu menentukan populasi dan sampel.

    Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

    VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa. Sedangkan untuk sampelnya adalah kelas

    VII A, VII B, VII C, VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa.

    2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Yang menjadi kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VII A,

    dan kelas VII B, sedangkan kelas VII C sebagai kelas kontrol.

    3. Menganalisis data awal

    Analisis data awal digunakan untuk mengetahui apakah ketiga sampel

    yang diambil berada pada kondisi awal yang sama sebelum dikenai

    perlakuan. Data diambil dari nilai ulangan harian pada pokok bahasan

    sebelumnya.

    4. Menganalisis hasil uji coba instrument

    Sebelum dilakukan analisis hasil uji coba instrument, diadakan tes uji

    coba instrument pada kelas uji coba yaitu kelas VII D. Analisis hasil uji

    coba instrument digunakan untuk mendapatkan soal yang mempunyai

    validitas, reliabilitas, daya beda, serta tingkat kesukaran yang baik, yang

    nantinya soal tersebut akan diunakan pada tes evaluai yang akan diberikan

    pada kelas eksperimen dan kontrol.

    5. Menerapkan model pembelajaran

    Pada kelas eksperimen I diterapkan model pembelajaran Snowball

    Drilling berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, dan

    model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan

    Question Card berbasis Macromedia Flash diterapkan pada kelas

    eksperimen II. Sedangkan untuk kelas kontrol diterapkan model

    pembelajaran konvensional.

    6. Memberikan tes pada kedua kelompok

    Tes diberikan pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

    kontrol pada akhir pembelajaran, dimana soal yang digunakan adalah soal

    yang telah dianalisis pada uji coba instrument sebelumnya.

  • 40

    7. Data yang diperoleh setelah memberikan tes kemudian dianalisis.

    8. Setelah proses perhitungan selesai peneliti menyusun dan melaporkan

    hasil penelitian.

    H. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara

    Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/ data untuk

    tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

    pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang

    dinamakan panduan wawancara (Siregar, 2010: 130).

    Sugiyono dalam bukunya (2010: 194) menyatakan wawancara

    digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin

    melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

    harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

    responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

    2. Metode Observasi Observasi atau pengamatan langsung adalah kegaiatan

    pengumpulan data dengan melakukan peneletian langsung terhadap

    kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian,

    sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian

    tersebut (Siregar, 2010: 134).

    3.