Top Banner
 0 UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS INDIVIDU UJIAN TENGAH SEMESTER PENGGUNAAN ELECTRONIC PATIENT RECORD (EPR) PADA PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Koordinator Mata Kuliah: Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS Disusun oleh : Dhian Ririn Lestari NPM : 1006800775 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA DEPOK, NOPEMBER 2011
12

UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

Jul 20, 2015

Download

Documents

azzam1927
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 1/12

 

0

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS INDIVIDU UJIAN TENGAH SEMESTER

PENGGUNAAN ELECTRONIC PATIENT RECORD (EPR) PADA

PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Koordinator Mata Kuliah:

Rr. Tutik Sri Haryati, SKp., MARS 

Disusun oleh :

Dhian Ririn Lestari

NPM : 1006800775

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU KEPERAWATAN

KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA

DEPOK, NOPEMBER 2011

Page 2: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 2/12

 

1

Universitas Indonesia 

JUDUL. Penggunaan  Electronic Patient Record pada Pelayananan Keperawatan

Jiwa.

Data Penulis. Dhian Ririn Lestari. Mahasiswi Magister Kekhususan Keperawatan

Jiwa FIK UI 2010.E.Mail: [email protected].

ABSTRAK

 Dalam pelayanan kesehatan jiwa terutama pada pelayanan asuhan keperawatan

 jiwa diperlukan data lengkap terhadap perkembangan riwayat penyakit dan

 pengobatan yang pernah diterima oleh pasien begitu juga dengan perkembangan

kemampuan klien dalam mengatasi masalah keperawatan atau diagnosa

keperawatan selama di rawat di rumah sakit. Perkembangan dan perubahan dari

kemajuan pengobatan dan tindakan keperawatan yang pernah diterima pasien

menjadi salah satu penilaian analisa kemampuan, perubahan perilaku dan

kemajuan kesehatan mental pasien jiwa selama dirawat di pelayanan kesehatan.Pasien tunawisma merupakan salah satu dari sebagian banyak pasien yang

dirawat di unit pelayananan gangguan jiwa karena para tunawisma merupakan

kondisi resiko terjadinya gangguan jiwa dan begitu juga pasien jiwa yang tidak 

diantar oleh keluarga sangat sulit untuk diklarifikas mengenai riwayat penyakit 

kejiwaan mereka. Artikel ini memberikan rekomendasi untuk menggunakan

catatan pasien elektronik (EPR/ Electronic Patient Record) sebagai saluran untuk 

menangkap informasi perumahan dan riwayat perkembangan penyakit dari

 pasien dengan gangguan jiwa yang minim informasi terhadap riwayat 

 perkembangan penyakit dan kondisi psikososial pasien jiwa.

Kata kunci: Catatan pasien elektronik  (EPR/ Electronic Patient Record),

pelayanan keperawatan jiwa.

A.  Latar Belakang

Data penderita gangguan jiwa yang diperoleh bahwa lebih dari 450 juta

penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan prevalensi

gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar

11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah populasi orang

dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat ini

mengalami gangguan mental emosional. (www.depkes.go.id).

Menurut Johnson,1997 dalam Sheila Videbeck, 2008 mengatakan bahwa

kesehatan jiwa memiliki 8 komponen utama (otonomi, memaksimalkan

potensi diri, mampu mentoleransi ketidakpastian hidup, harga diri, menguasai

Page 3: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 3/12

 

2

Universitas Indonesia 

lingkungan, orientasi realitas dan mampu manajemen terhadap stress) dan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa

seseorang. Faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang dapat

dikatagorikan sebagai faktor individual, interpersonal dan sosial budaya,

sehingga dapat dikatakan bahwa apabila seorang individu memiliki perilaku

yang tidak sesuai ataupun perilaku yang tidak diharapkan merupakan salah

satu indikasi adanya masalah kejiwaan pada diri seseorang.

Bukti empiris dalam literatur menunjukkan bahwa penyakit mental yang

parah dapat menjadi faktor risiko yang berkontribusi dalam menjadi

tunawisma dengan tidak memiliki rumah sendiri dan menjadi kesehatan

mental yang kronis dimana pada tunawisma menjadi bergantung pada rawat

inap sebagai sarana perumahan yaitu pelayanan kesehatan jiwa.

Sistem informasi pelayanan kesehatan berbasis elektronik digambarkan

sebagai sistem modular yang dirancang dengan spesifik dan berfokus untuk 

perencanaan pasien pulang secara elektronik. Pemikiran sistem informasi

keperawatan berbasis komputer berawal sebagai salah satu solusi dari

pendokumentasian proses keperawatan yang tidak lengkap karena tingginya

beban kerja perawat. Masalah yang sering muncul dan dihadapi dalam

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah banyak perawat

yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan

keperawatan. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak benar

memberi peluang pelayanan yang tidak baik dan dapat merugikan klien

dimana terjadi pengulangan dalam melengkapi data riwayat pasien sedangkanmelalui pencatatan data pasien secara elektronik akan memudahkan perawat

dalam menuliskan pendokumentasian karena telah terstandarisasi dalam

format baku, menyederhanakan penulisan data pasien, keakuratan data sesuai

input, memudahkan recall data terhadap riwayat kesehatan pasien dari riwayat

kesehatan masa lalu dan masa kini, baik riwayat pengobatan, riwayat

perkembangan perilaku, riwayat kesehatan emosional dan mental, riwayat data

psikososial dan keluarga.

Page 4: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 4/12

 

3

Universitas Indonesia 

Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang

menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri

secara terapeutik seorang perawat jiwa merupakan kiatnya. Pelayanan

keperawatan jiwa bukan hanya ditujukan pada klien gangguan jiwa tetapi juga

pada klien dengan berbagai masalah psikososial yang sering dijumpai

dimasyarakat seperti kecemasan dan ketidakberdayaan, keputusasaan, berduka

dan harga diri rendah situasional. Mengingat peran seorang perawat jiwa yang

melandaskan setiap intervensinya adalah penyelesaian terhadap respon dari

masalah yang ada pada pasien, maka kelengkapan riwayat penyakit dan

pengobatan klien sangat diperlukan dalam praktik keperawatan jiwa. Praktisi

keperawatan jiwa yang profesional selalu melandaskan aspek tindakan dan

praktik keperawatan yang dilakukannya berdasarkan hasil riset sebagai

penjabaran konsep dan teori keperawatan.

Penggunaan catatan pasien elektronik (EPR/   Electronic Patient Record )

sebagai saluran untuk menangkap informasi perumahan dan riwayat

perkembangan penyakit dari pasien dengan gangguan jiwa yang minim

informasi terhadap riwayat perkembangan penyakit dan kondisi psikososial

pasien jiwa akan sangat membantu seorang praktisi keperawatan jiwa dalam

melaksanakan intervensi keperawatan jiwa.

1.  Kajian Literatur dan Pembahasan  Elektronic Patient Record  pada

Pelayananan Keperawatan Jiwa

Sistem informasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yangberinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Karakteristik sistem,

memiliki komponen, batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem

(environment ), penghubung sistem (interface), masukan sistem (input ),

keluaran sistem (output ), pengolah sistem ( process), sasaran sistem.

Klasifikasi sistem terdiri atas sistem abstrak, sistem fisik, sistem alamiah,

sistem buatan manusia, sistem tertentu (deterministic system), sistem tak 

tentu ( probabilistic system), sistem tertutup (close system), sistem terbuka

Page 5: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 5/12

 

4

Universitas Indonesia 

(open system). Pelaku sistem terdiri dari kelompok pemakai, manajemen,

pemeriksa, penganalisa sistem, pendesain sistem, programmer, personel

pengoperasian. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang

disebut blok bangunan (building block ), yang terdiri dari komponen input,

komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen

hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen

kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang

lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

2.  Sistem Informasi Keperawatan 

Sistem informasi keperawatan adalah ilmu khusus yang mengintegrasikan

keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengelola dan

mengkomunikasikan data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan

dalam praktek keperawatan. (ANA, 2008). Sistem informasi keperawatan

merupakan kombinasi dari berbagai aspek sehingga dapat dihasilkan

sebuah informasi, pada prinsipnya hal mendasar yang perlu diperhatikan

dalam pengembangan sistem adalah  produktifivitas, reabilitas,

maintabilitas dari sistem.

3.  Aplikasi  Elektronic Patient Record  pada Pelayananan Keperawatan

Jiwa

Pendokumentasian secara manual memiliki persyaratan yang diwajibkan

untuk menuliskan nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang

memberikan pelayanan atau tindakan. Sistem informasi keperawatan

yang berbasis komputer memudahkan perawat dalam pencatatan rekam

medis karena menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban

membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomoridentitas pribadi/personal identification number (PIN) apabila

menggunakan electronic patient record (EPR).

 Evidence based dalam pelayanan kesehatan yang berbasis data sangatlah

diperlukan maka data dan informasi pelayanan kesehatan yang

berkualitas dan terintegrasi dengan baik dan benar adalah data klinis

penting dari rekam medis. Data klinis yang bersumber dari rekam medis

Page 6: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 6/12

 

5

Universitas Indonesia 

elektronik, dimana setiap entry datanya secara langsung menjadi masukan

(input) dari sistem/manajemen informasi kesehatan.

Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan

kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan

kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan berbagai

bentuk informasi dalam pelayanan kesehatan pasien dan masyarakat.

Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk 

mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan

kesehatan baik primer dan skunder, mendesiminasi informasi, menata

sumber informasi bagi kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan

dan evaluasi pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi.

 Electronic patient record   (EPR)  menggambarkan delapan kunci "tanda-

tanda vital kejiwaan" yang harus termasuk dalam sistem yang dirancang

untuk data entry yang harus diisi oleh data administrator dan end user  

pada program aplikasi EPR yaitu: (A) mengukur gejala pasien, termasuk 

psikosis, perilaku, dan percobaan bunuh diri; (b) efek samping obat, (c)

kepatuhan pengobatan; (D) masalah medis; (e) kecanduan potensi dan

informasi penyalahgunaan zat; (F) keluarga / pemberi perawatan-kontak 

dan informasi; (g) adanya terakhir stres, dan (h) status perumahan.

Delapan tada-tanda vital kejiwaan tersebut sebagai form data wajib untuk 

diisi saat pertama kali atau saat memasukkan data pada pasien jiwa di

rumah sakit.

Arus informasi adalah penting bagi perawat jiwa untuk memastikan

keputusan berbasis bukti yang dibuat secara tepat waktu dan akurat.

Masa depan EPR merupakan solusi untuk perawatan kesehatan jiwa dapat

bekerja sama dengan pusat sumber informasi untuk membantu tenaga

kesehatan lain baik perawat, dokter dan pasien. Praktisi pelayanan

keperawatan jiwa membutuhkan berbagai informasi kompleks yang

meliputi riwayat psikososial dan penyakit pasien. Banyak sistem

Page 7: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 7/12

 

6

Universitas Indonesia 

informasi dalam keperawatan yang dapat dilakukan berbasis komputer

seperti perencanaan ketenagaan sampai dengan pengembangan tenaga,

penjadwalan shift, penilaian kinerja, pengujian kompetensi, penghitungan

angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan rapat

elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan dan

yang sekarang sedang berkembang adalah sistem informasi

pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer sistem ini

dapat menjadi bagian dari sistem informasi rumah sakit dan menjadi

rekam medik elektronik.

Dibawah ini merupakan skema entry data dengan menggunakan electronic

 patient record (EPR) :

Komponen data dasar untuk membentuk catatan pasien elektronik (EPR/ 

 Electronic Patient Record ) terdiri dari 9 komponen :

Data administator

System

developers End users

CASE

tools

User

interface

Application

program

Repository

Database

management

system (DBMS)Data base

Page 8: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 8/12

 

7

Universitas Indonesia 

1.  Computer-aided software engineering (CASE) tools merupakan

perangkat otomatis yang digunakan untuk mendesain data base dan

mengembangkan input informasi.

2.   Repository merupakan gudang pusat pengetahuan dasar untuk semua

data berupa pengertian data, hubungan antar data, format layar dan

laporan data dan komponen sistem lainnya. Repository berisikan set

yang luas dari metadata yang penting untuk mengatur data dasar (data

base) dari sejumlah komponen system informasi.

3.   Data base management system (DBMS) merupakan software

tambahan denga hardware dan firmware system yang digunakan untuk 

menemukan, membentuk, menjaga dan menyediakan akses yang

terkontrol pada data base dan pusat data.

4.   Database merupakan desain informasi untuk memenuhi kebuthan

informasi dari berbagai pengguna dalam bentuk yang terorganisir.

Database penting untuk mengurangi kesenjangan antara database

dengan pusat data, dimana pusat data berisikan definisi data dimana

database berisikan akurasi data.

5.   Application programs merupakan program komputer yang digunakan

untuk membuat dan menjaga database dan menyediakan informasi

pada users atau pengguna system.

6.  User interface merupakan bahasa, menu dan fasilitas lainnya saat

pengguna menggunakan komponen system seperti CASE, aplikasi

program, DBMS dan repository.

7.   Data administrator  merupakan seseorang yang bertanggunngjawab

terhadap keseluruhan masuk informasi dengan terorganisir. Dataadminitrasi menggunakan CASE untuk produktivitas dari rencana dan

desain database.

8.  System developers merupakan seseorang yang menganalisis dan

memprogram desain aplikasi program baru dengan menggunakan

CASE untuk analisis dan desain program.

Page 9: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 9/12

 

8

Universitas Indonesia 

9.   End users merupakan seseorang yang mengorganisir data tambahan,

menghapus dan memodifikasi data pada database dan orang yang

menerima semua informasi dari orang lain.

Teknologi yang digunakan dalam informasi ini sebagai dasar dan

perangkat aksesoris yang dapat dikombinasikan dengan teknologi

nirkabel, pada teknologi ini tidak dihubungkan melalui jaringan kabel

tetapi melalui local area network  (LAN) sehingga pemakai dapat

mengakses informasi ke berbagai logistic di pelayanan kesehatan dari satu

tempat tanpa terganggu oleh mobilitas kabel.

Bagi profesi keperawatan Dokumentasi keperawatan dengan

menggunakan mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian sesuai dengan

standar pendokumentasian internasional seperti NANDA, NIC & NOC,

sebagai alat menilai kualitas dokumentasi asuhan keperawatan dalam

mengevaluasi perkembangan klien, dokumentasi elektronik yang

menggunakan istilah keperawatan terstruktur dapat memperluas lingkup

penelitian dokumentasi. Penggunaan EPR pada setiap perawat dalam

tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk 

dokumentasi keperawatan dan meningkatkan keakuratan dalam

dokumentasi keperawatan.

4.  Hambatan dan isu etika dalam penggunaan electronic patient record  

(EPR)

EPR dapat diimplementasikan dengan baik dengan memiliki banyak 

manfaat maupun hal lain yang masih sering diperdebatkan yaitu mengenaiperdebatan biaya yang digunakan, keamanan, dan privasi etika.

Penggunaan EPR dalam praktek aplikasi pelayanan kesehatan jiwa

khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya merupakan salah satu

investasi keuangan yang signifikan dalam perangkat lunak, perangkat

keras, dan personil dukungan teknis. Penggunaan EPR memberikan

kemanfaatan yang bervariasi, baik keuntungan bersih dan kerugian

keuangan, tergantung pada asumsi-asumsi yang dipakai untuk 

Page 10: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 10/12

 

9

Universitas Indonesia 

diperhitungkan dalam aplikasi EPR. Hambatan dalam penggunaan EPR

dengan aliran internet yang perlu diperhatikan yaitu terhadap kesehatan

kerja, resistensi terhadap informasi teknologi dalam perawatan kesehatan

ditempat aplikasi program elektronik. Privasi dan keamanan serta

kekhawatiran seputar penggunaan EPR di perawatan kesehatan harus

sebagai hal yang diperhatikan sehingga penting untuk menerapkan

informasi yang kohesif beserta kebijakan keamanan yang diawasi untuk 

memastikan kerentanan dan pelanggaran dapat terdeteksi dan ditangani

sesuai aturan legitasi institusi pengguna EPR. Memiliki EPR yang aman

tidak hanya penting untuk pertimbangan litigasi tetapi juga untuk masalah

etis. Konsekuensi dari pengungkapan informasi pribadi yang tidak 

diinginkan memiliki potensi untuk menciptakan kerugian ekonomi dan

bahkan psikologis untuk beberapa individu sehingga penting untuk 

mewujudkan realitas etis dalam menggunakan catatan elektronik 

teknologi dalam perawatan kesehatan.

B.  Kesimpulan dan Rekomendasi

1.  Kesimpulan

a.  Pelayanan ksehatan jiwa membutuhkan EPR yang dapat disesuaikan

untuk tidak hanya menangkap informasi tentang status medis dan

psikiatris dari pasien, namun juga informasi psikososial pasien. EPR

tidak harus dilihat hanya sebagai pengganti untuk tulisan tangan

pencatatan data pasien atau pendokumentasian pasien. EPR harus

dibuat dengan maksud perampingan informasi dan membuatnya dapat

diakses untuk data klinis dan penelitian klinis. EPR mampu membantukomunikasi antara instansi dan tim kesehatan dalam lingkaran

perawatan kesehatan pasien jiwa.

b.  Diantara beberapa elemen informasi (kelompok pemakai, manajemen,

pemeriksa, penganalisa, pendesain, programmer, personel

pengoperasian) dan elemen komponen (komponen input , komponen

model, komponen output , komponen teknologi, komponen hardware,

komponen software, komponen basis data) mempunyai pengaruh yang

Page 11: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 11/12

 

10

Universitas Indonesia 

cukup besar terhadap keberhasilan penerapan electronic patient record  

(EPR).

c.  Dokumentasi asuhan keperawatan elektronik sebagai bagian dari

rekam kesehatan elektronik ( Electronic Health Records) berdampak 

positif terhadap mutu pelayanan karena dapat dipertanggungjawabkan,

EPR mampu menghemat waktu dan mengurangi penggunaan kertas

( paper less) dan membantu mengurangi permasalahan

ketidaklengkapan pengisian data riwayat kesehatan pasien.

2.  Rekomendasi

Sistem informasi keperawatan dengan menggunakan elektronik data tidak 

hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan elektronik atau

electronic patient record  (EPR) tetapi dapat dikembangkan pada

perencanaan ketenagaan sampai dengan pengembangan tenaga,

penjadwalan shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi,

penghitungan angka kredit, renumerasi, perencanaan alat dan undangan

rapat elektronik, survey dalam pengendalian mutu pelayanan keperawatan. 

Page 12: UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok

5/17/2018 UTS_SIM.dhian Ririn Lestari.S2Jiwa.ok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/utssimdhian-ririn-lestaris2jiwaok 12/12

 

11

Universitas Indonesia 

DAFTAR PUSTAKA

Jeffrey A. Hoffer (2002).  Modern data base management. Sixth edition.New

Jersey: Prentice Hall

American Nursing Association ANA (2008),  Developing telehealth Protocol: A

 Blueprint for Success Washington DC . American Nurses Publication.

Courtney, KL,. Et al (2008).  Information technology from novice to expert:

implementation Implications. Journal of Nursing Management, 2008,

16, 692–699.

Brown, JF (2008).  Applications of simulation technology in psychiatric mental

health nursing education. Journal of Psychiatric and Mental Health

Nursing (638-644)

Kenneth G.Adler (2005).  How to select an electronic health record system.

Journal of American academy of family physicians (55-62)

Marjorie Funk (2011).  As health care technology advances: benefits and risk .

Journal American Journal of Critical Care, volume 20, July 2011.

Moody, LE et al (2004).  Electronic Health Records Documentation in Nursing:

 Nurses' Perceptions, Attitudes, and Preferences. Medscape Journal

electronic

Richard G. Booth. (2006). U sing electronic patient records in mental health care to

capture housing and homelessness information of psychiatricconsumers. Journal of 

Informa health care.

Saba, V. K. & McCormick, K. A. (2001). Inti komputer untuk perawat (4th ed).

New York: McGraw Hill, p 184.Simpson 2006

Saranto, K & Kinnunen UM, .(2009). Evaluating nursing documentation research

designs and methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing.

Seto, R et al, (2009).  Development of the Incident Reporting System Using the

 Nursing Administrative Database. Connecting Health and Humans K.

Saranto et al. (Eds.) IOS Press.

Konsil kedokteran Indonesia (2006). Manual rekam medis. Jakarta

www.depkes.go.id, diakses tanggal 20 Pebruari 2011

Sheila L Videbeck (2008) Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC

Suliswati (2005) Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC