REVIU RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2015-2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP 2018
REVIU
RENCANA STRATEGIS
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP
TAHUN 2015-2019
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP
2018
REVIU
RENCANA STRATEGIS
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP
TAHUN 2015-2019
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
DAN LINGKUNGAN HIDUP
2018
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga Reviu Rencana Strategis Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun 2015-2019 dapat
diselesaikan.
Reviu Renstra Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Tahun 2015-2019
ini merupakan penjabaran terpadu, selaras dengan Renstra Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri serta merupakan hasil formulasi stratejik untuk mencapai
keberhasilan Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dalam rangka mencapai visi
dan melaksanakan misi yang ditetapkan. Materi Reviu Renstra dijadikan acuan dalam
penyusunan Program dan Kegiatan di lingkungan Puslitbang Industri Hijau dan
Lingkungan Hidup selama kurun waktu tahun 2015-2019.
Dengan adanya Reviu Renstra ini, diharapkan kiranya Rencana Kerja dan Program
Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup akan menjadi lebih akuntabel dan terarah
serta memudahkan pengukuran pencapaian indikator kinerja dalam melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsi.
Jakarta, Maret 2018 Kepala Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
Teddy Caster Sianturi
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
ii
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ............i
DAFTAR ISI ............ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............1
1.1. Kondisi Umum .........................1
1.2. Potensi dan Permasalahan .........................6
BAB 2 VISI, MISI DAN TUJUAN ............7
2.1. Visi .........................7
2.2. Misi .........................7
2.3. Tujuan .........................7
2.4. Sasaran Strategis .........................7
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............10
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi PPPIHLH .........................10
3.1. Arah kebijakan PPPIHLH .........................10
3.2. Strategi PPPIHLH .........................10
3.2. Kerangka Regulasi .........................10
3.3. Kerangka Kelembagaan .........................11
BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............14
4.1. Target Kinerja .........................14
4.2. Kerangka Pendanaan .........................16
BAB 5 PENUTUP ............18
LAMPIRAN
1. Lampiran I : Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian/Lembaga
2. Lampiran II : Matriks Kerangka Regulasi
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Dalam Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 pun telah ditetapkan bahwa visi
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju,
Adil Dan Makmur. Di dalamnya disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat
dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh
kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan
produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan
yang efektif yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar
terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. Pembangunan industri diarahkan untuk
mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan
berkeadilan.
Berdasarkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, maka pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010 – 2014
ditetapkan visi pembangunan industri nasional yaitu Memantapkan Daya Saing
Basis Industri Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar
Industri Andalan Masa Depan dengan fokus prioritas pembangunan industri pada 3
(tiga) hal sebagai berikut:
1) Fokus Prioritas Penumbuhan Populasi Usaha Industri dengan hasil peningkatan
jumlah populasi usaha industri dengan postur yang lebih sehat;
2) Fokus Prioritas Penguatan Struktur Industri dengan hasil yang diharapkan adalah
semakin terintegrasinya IKM dalam gugus (cluster) industri, tumbuh dan
berkembangnya gugus (cluster) industri demi penguatan daya saing di pasar global
3) Fokus Prioritas Peningkatan Produktivitas Usaha Industri dengan hasil yang
diharapkan dari pelaksanaan fokus ini adalah meningkatnya nilai tambah produk
melalui penerapan iptek
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan industri tersebut, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup telah melaksanakan serangkaian
kegiatan sebagaimana yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
2
Perindustrian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri tahun 2010 – 2014.
Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri yang telah dilaksanakan
BPKIMI selama periode tahun 2010 – 2014 terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan: :
(i) Penyusunan kebijakan, pedoman, standar dan sistem informasi industri hijau;
(ii) Pelaksanaan pilot project pengembangan energi baru terbarukan (EBT), pelatihan
teknik produksi bersih dan konservasi energi sektor industri
Meningkatnya Pengembangan Industri Hijau
Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas produksi di Indonesia kurang
memperhatikan efektivitas penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) sehingga terjadi
degradasi kualitas lingkungan sebagai akibat pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak efisien dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri.
Apalagi dengan kondisi semakin terbatasnya sumber daya alam terutama SDA yang
tidak terbarukan, krisis energi dan menurunnya daya dukung lingkungan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka tuntutan untuk mendukung beralihnya sektor
industri nasional dari Business as Usual (BAU) menjadi industri yang berwawasan
lingkungan telah menjadi isu penting dan mutlak untuk segera dilaksanakan guna
tercapainya efisiensi produksi serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan,
yaitu melalui pengembangan industri hijau.
Terkait hal tersebut, saat ini Kementerian Perindustrian sedang berupaya
mengembangkan industri hijau. Salah satu bentuk keseriusan tersebut adalah dengan
menetapkan industri hijau sebagai salah satu tujuan pembangunan industri
sebagaimana telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian.
Industri Hijau saat ini telah menjadi icon yang harus dipahami dan dilaksanakan
industri nasional. Industri Hijau dapat didefinisikan sebagai industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri
dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat. Secara umum Industri Hijau memiliki karakteristik sebagai berikut :
menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan menerapkan Reduce, Reuse,
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
3
Recycle dan Recovery pada proses produksi; menggunakan intensitas energi yang
rendah, menggunakan intensitas air yang rendah, menggunakan SDM yang kompeten,
melakukan minimisasi limbah dan, menggunakan teknologi rendah karbon.
Capaian Sasaran Strategis kegiatan meningkatnya Pengembangan Industri Hijau, dapat
dilihat pada tabel berikut :
a. Indikator Kinerja 1 : Kebijakan yang mendukung pengembangan industri
hijau
Transformasi industri nasional menuju Industri Hijau haruslah ditunjang dengan
pembangunan infrastruktur yang memadai dan juga pemberian fasilitas
pendukungnya. Beberapa infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan antara lain:
Standar Industri Hijau, pedoman terkait industri hijau, insentif, sumber daya
manusia, dan sistem informasi. Sejak tahun 2011, Kemenperin telah menyusun 5
(lima) draft Standar Industri Hijau yaitu untuk komoditi Ubin Keramik Berglazir,
Tekstil (untuk proses Printing, Dying dan Finishing), Peleburan Billet Baja, Pulp,
dan Semen. Pada tahun 2014, Kemenperin telah menyusun draft awal Standar
Industri Hijau untuk komoditi baterai kering, Lampu Hemat nergi (LHE) dan Susu
Bubuk. Untuk mensertifikasi pemenuhan terhadap Standar Industri Hijau, perlu
dibentuk Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH). Sebagai kelengkapan
perangkat LSIH, Kementerian Perindustrian telah menyusun Pedoman Umum
Pembentukan LSIH, Standar Kompetensi Auditor Industri Hijau, dan Standard
Operation Procedure (SOP) Sertifikasi Industri Hijau.
Selain merumuskan kebijakan pendukung dan pedoman-pedoman teknis,
Kementerian Perindustrian juga mendukung upaya peningkatan kompetensi
Sumber Daya Manusia di Sektor Industri melalui kegiatan-kegiatan penambahan
kapasitas antara lain seperti Pelatihan tentang Energy Management System ISO
Tabel 1 Capaian Sasaran Strategis kegiatan meningkatnya Pengembangan Industri Hijau Tahun 2010-2014
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
4
50001 dan National Expert untuk Industri Pulp & Kertas, Tekstil, Kimia, dan
Makanan & Minuman dan Bimbingan Teknis Pengurangan emisi GRK di Sektor
Industri.
Untuk lebih merangsang perusahaan industri dalam menerapkan prinsip Industri
Hijau, Kementerian Perindustrian juga telah menyusun rekomendasi kebijakan
terkait pemberian insentif baik fiskal maupun nonfiskal. Kebijakan pemberian
insentif tersebut bersifat multistakeholder dan melibatkan Bank Indonesia,
Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian
PPN/Bappenas dan stakeholder terkait lainnya.
Pada Indikator ini realisasi Kebijakan yang mendukung pengembangan industri
hijau, antara lain:
1) Standard Industri Hijau (SIH)
SIH merupakan salah satu komponen utama dalam pengembangan dan
penerapan industri hijau. SIH memuat spesifikasi teknis dan manajemen
pengusahaan, seperti efisiensi dan efektivitas penggunaan bahan baku, bahan
penolong, energi dan air; optimasi kinerja proses produksi; produk yang ramah
lingkungan, dan lain-lain. SIH disusun dan dirumuskan menurut
kelompok/komoditi industri.
2) Lembaga Sertifikasi Industri Hijau
Untuk mendukung penerapan SIH, akan dibentuk LSIH yang bertugas
melakukan pemeriksaan dan penilaian pemenuhan SIH oleh industri. LSIH
adalah suatu lembaga penyelenggara penilai standar industri hijau yang dibentuk
oleh Kementerian Perindustrian yang memiliki organisasi dan pengelolaan
secara mandiri untuk melaksanakan penilaian dan sertifikasi industri hijau. LSIH
merupakan lembaga yang terakreditasi yang ditunjuk oleh Menteri untuk
melakukan sertifikasi industri hijau.
3) Insentif Industri Hijau
Pemerintah perlu memberikan insentif sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
pelaku industri dalam upayanya menerapkan industri hijau, sehingga perlu
dilakukan identifikasi kebutuhan insentif yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing industri, sehingga dapat dirumuskan kebutuhan insentif yang
tepat.
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
5
Amanat atau ruang bagi pemerintah untuk memberikan insentif bagi pengembangan
industri hijau telah dijabarkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian. UU ini menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintahan Daerah
memberikan fasilitas yang diperlukan dalam pembangunan dan pengembangan
industri diantaranya industri yang: (1) menjaga kelestarian lingkungan hidup; dan
(2) mewujudkan industri hijau.
b. Indikator Kinerja 2 : Meningkatnya Industri yang Menerapkan Industri
Hijau
Penghargaan industri hijau merupakan salah satu bentuk insentif nonfiskal dan
sarana awal dalam rangka sosialisasi prinsip-prinsip industri hijau. Aspek-aspek
penilaian yang digunakan dalam Penghargaan Industri Hijau merupakan adopsi dari
ruang lingkup Standar Industri Hijau yang diatur secara legal dan telah
dicantumkan pula dalam Undang-undang nomor 3 tentang Perindustrian Pasal 79
ayat (2). Standar Industri Hijau paling sedikit memuat ketentuan mengenai bahan
baku, bahan penolong, dan energi; proses produksi; produk; manajemen
pengusahaan; dan pengelolaan limbah.
Selama lima tahun penyelenggaraannya, terjadi peningkatan jumlah peserta yang
juga diiringi dengan peningkatan jumlah perusahaan dan jumlah sektor industri
yang mendapatkan Penghargaan Industri Hijau. Peningkatan jumlah peserta
menunjukkan bahwa sosialisasi yang telah dilakukan di tingkat daerah berjalan
dengan baik. Peningkatan jumlah penerima penghargaan juga mengindikasikan
bahwa pembinaan yang dilakukan terhadap perusahaan industri telah mampu
mentranformasi pola pikir perusahaan industri dari Business as Usual menjadi
Industri Hijau
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
6
1.2 Potensi dan Permasalahan
Berikut ini hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang diperlukan untuk mengatasi
permasalahan dan memanfaatkan potensi yang ada dalam rangka mewujudkan visi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup tahun 2015– 2019:
A. Potensi
1. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri oleh masyarakat
2. Peningkatan kepedulian pasar terhadap kelestarian lingkungan dan pembangunan
yang berkelanjutan mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat
bagi masyarakat
3. Pengembangan industri hijau mendorong industri bertransformasi menuju industri
berbasis inovasi yang tangguh dan berdaya saing tinggi
B. Permasalahan
Permasalahan utama yang masih dihadapi dalam pengembangan Industri Hijau antara
lain:
1. Belum dipahaminya persepsi industri hijau antar pemangku kepentingan terkait
2. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dalam
penerapan industri hijau
3. Belum adanya insentif yang mendukung pengembangan industri hijau
4. Masih terbatasnya sosialisasi yang dilakukan terkait penghargaan industri hijau dan
penyusunan Standar Industri Hijau
5. Masih terbatasnya jumlah industri yang ikut dalam penganugerahan industri hijau
tahun 2013, terutama untuk industri kecil dan menengah
6. Penerapan Standar Industri Hijau masih menunggu kelengkapan infrastruktur
pendukung seperti Lembaga Sertifikasi, Auditor Industri Hijau dan kebijakan
terkait lainnya
7. Terbatasnya anggaran salah satu penyebab lambatnya penyiapan infrastruktur
pendukung untuk penerapan Standar Industri Hijau
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
7
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
2.1 VISI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai
visi yaitu: ”Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan dalam mewujudkan
pembangunan dan pengembangan industri hijau”
Visi tersebut mengandung arti bahwa Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri
Hijau dan Lingkungan Hidup akan menjadi institusi penelitian dan pengembangan di
tingkat nasional yang mampu berperan aktif dalam pengembangan industri nasional
melalui penyusunan rumusan kebijakan dan regulasi dalam rangka penerapan prinsip
industri hijau.
2.2 MISI
Untuk mendukung pencapaian visi diatas maka ditetapkan langkah –langkah sebagai
misi yaitu :
1. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan;
2. Merumuskan kebijakan pengembangan industri hijau
3. Mengembangkan industri hijau
1.3. TUJUAN
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan maka kehadiran Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup diarahkan pada pencapaian tujuan
yaitu :
"Meningkatnya Industri yang menerapkan prinsip -prinsip Industri Hijau"
Sedangkan yang menjadi indikator kinerja tujuan yaitu :
1. Industri manufaktur yang memenuhi Standar Industri Hijau
2. Penetapan Standar Industri Hijau ((SIH)
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
8
1.4. SASARAN STRATEGIS
Adapun sasaran yang hendak dicapai melalui program dan kegiatan yang telah
ditetapkan yaitu :
1. Tersedianya kebijakan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor industri,
dengan indikator :
a. Jumlah kebijakan konservasi energi (Kebijakan)
b. Jumlah kebijakan penurunan emisi GRK
c. Jumlah kajian monitoring dan evaluasi penurunan emisi GRK
d. Penyusunan Kebijakan Implementasi Konvensi Internasional di Sektor Industri
e. Penyusunan Pedoman konservasi Air di sektor Industri
2. Tersedianya Infrastruktur industri hijau, dengan indikator :
a. Standardisasi Industri Hijau
b. Bantuan Sertifikasi Industri Hijau
3. Terlaksananya Kerjasama dan sosialisasi penerapan industri hijau
- Isu isu nasional dan internasional terkait penerapan industri hijau yang
teridentifikasi
4. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran dan pelaporan
- Jumlah dokumen perncanaan dan pelaporan yang disusun
1.5. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Adapun yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kegiatan dari Pusat Penelitian
dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup yaitu:
a. Industri manufaktur yang memenuhi Standar Industri Hijau yaitu Industri
Manufaktur (Semen Portland; Crumb Rubber; Pengasapan Karet; Susu Bubuk;
Tekstil Pencelupan, Pencapan dan Penyempurnaan; Ubin Keramik; Pupuk Buatan
Tunggal Hara Makro Primer; Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas ) yang memenuhi
standar industri hijau.
b. Penetapan Standar Industri Hijau ((SIH) yaitu Rancangan Akhir Standar
Industri Hijau (RASIH) yang telah dirumuskan
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
9
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
10
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
11
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup
3.1.1 Arah Kebijakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan
Lingkungan Hidup
Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu
dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran
misi tersebut melalui arah kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan selama
lima tahun (2015 – 2019).
Arah Kebijakan Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup telah dirumuskan
sebagai berikut :
1. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau
2. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam lokal
3.1.2 Strategi Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan
Hidup
Setelah menentukan arah kebijakan maka selanjutnya Puslitbang Industri Hijau dan
Lingkungan Hidup memilih strategi yang tepat dan sesuai dengan Visi, Misi
Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup yaitu sebagai berikut :
1. Mendorong penerapan industri bersih
2. Mendorong pengurangan/minimisasi limbah
3. Mendorong pengembangan eco-product dengan membuat kemasan, disain dan
hal lainnya yang mengarah kepada ramah lingkungan
3.2 Kerangka Regulasi
Adapun beberapa regulasi yang disusun dan ditetapkan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Industri Hijau dan Lingkungan Hidup selama periode 2015 – 2019 sebagai berikut:
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
12
No Arah Kerangka
Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting,
Kajian dan Penelitian
Unit Penanggung
jawab
Unit Terkait/Instansi
Target Penyelesaian
1 RPermen tentang Perusahaan Industri Tertentu dan Perusahaan Kawasan Industri yang Wajib Melakukan Manajemen Energi dan Manajemen Air
Peraturan Pelaksanan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
BPKIMI Kemen ESDM, Kemen PU, Kemen LH, Kemenristek
Desember 2015
2 RPermen tentang Tata Cara Memperoleh Sertifikat Industri Hijau
Peraturan Pelaksanan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
BPKIMI Kemen LH, BSN, KADIN
Desember 2015
3.3 Kerangka Kelembagaan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai
struktur organisasi yang telah diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian.
Dalam peraturan Menteri Perindustrian tersebut susunan organisasi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup terdiri atas :
Bidang Industri Hijau
Bidang Industri Hijau terdiri atas :
a. Sub bidang Standardisasi Industri Hijau; dan
b. Sub bidang Promosi dan Kerja Sama
Bidang Industri Hijau
Bidang Lingkungan Hidup terdiri atas :
a. Subbidang Harmonisasi Kebijakan Lingkungan Hidup
b. Subbidang Pengendalian Lingkungan Hidup
Bidang Manajemen Energi dan Air
Bidang Manajemen Energi dan Air terdiri atas :
a. Sub bidang Subbidang Konservasi dan Diversifikasi Energi
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
13
b. Sub bidang Konservasi Air
Sub Bagian Program dan Tata Usaha
Bagan struktur organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Puslitbang Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
3.3.1 Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
program penelitian, pengkajian dan pengembangan di bidang industri hijau,
lingkungan hidup serta manajemen energi dan air.
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
14
3.3.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-IND/PER/11/2015, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan,
penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang industri hijau
2. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan,
penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang lingkungan hidup;
3. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pelaksanaan,
penelitian, pengkajian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di bidang manajemen energi dan air;
4. Pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
kinerja tata usaha dan rumah tangga pusat
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
15
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. Target Kinerja
Adapun Target Kinerja dari Sasaran Strategis yang hendak dicapai Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan
Hiduppada tahun 2015-2019 tersaji dalam tabel berikut :
No
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
1 Tersedianya Kebijakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Industri
Pedoman Implementasi Konservasi dan Disversifikasi Energi di Sektor Industri
1 2 2 2 2
Sistem, kebijakan dan jumlah SDM yang kompeten dalam pelaporan data aktivitas dan penghitungan emisi GRK sektor industri
20 20 25 1 1
Jumlah SDM Terlatih Dalam Pengelolaan Limbah Industri
50 50 60 60 70
Penyusunan Kebijakan Implementasi Konvensi Internasional di Sektor Industri
1 1 1 1 1
Penyusunan Pedoman Konservasi Air di Sektor Industri
1 1 1 1 1
2 Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau Jumlah rancangan Standar Industri Hijau
2 4 4 4 5
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
16
No
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
dan Finalisasi Standar Industri Hijau Jumlah Perusahaan /Industri yang
tersertifikasi Standar Industri Hijau 4 4 4 6 6
3 Terlaksananya Kerjasama dan sosialisasi penerapan Industri Hijau
Isu-isu nasional dan internasional terkait penerapan industri hijau yang teridentifikasi
1 1 1 1 1
Jumlah Partisipasi dan keikutsertaan dalam forum rapat internasional terkait pengembangan industri hijau
5 7 10 12 15
4 Meningkatnya Kualitas perencanaan dan pelaporan
Jumlah program dan rencana kerja teknis yang disusun
12 12 12 12 12
5 Meningkatnya kualitas layanan perkantoran Jumlah laporan penggunaan anggaran operasional perkantoran
1 1 1 1 1
Jumlah peralatan pendukung perkantoran
1 1 1 1 1
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
17
4.2. Kerangka Pendanaan
a. Rencana Pendapatan Tahun 2015-2019
Proyeksi pendapatan tahun 2015 sampai dengan 2019 yang bersumber dari APBN dapat dilihat pada tabel berikut :
Pendapatan dari rupiah murni dari tahun ke tahun diharapkan naik terutama untuk mendukung kegiatan penghargaan industri hijau
sehingga jumlah peserta bisa lebih meningkat.
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1. Rupiah Murni 5.850.000.000 6.200.000.000 6.500.000.000 7.520.000.000 8.000.000.000
TOTAL 5.850.000.000 6.200.000.000 6.500.000.000 7.520.000.000 8.000.000.000
Tabel 4. Proyeksi Pendapatan Tahun 2015-2019
PROYEKSI PENDAPATAN TAHUN 2015-2019
Rencana Strategis Puslitbang IHLH 2015-2019
18
b. Rencana Belanja Tahun 2015 – 2019
Rencana Belanja untuk Tahun 2015-2019 disajikan pada tabel 5 berikut:
2015 2016 2017 2018 2019
Belanja Barang 5.750.000.000 6.100.000.000 6.400.000.000 7.320.000.000 7.700.000.000
Belanja Modal 100.000.000 100.000.000 100.000.000 200.000.000 300.000.000
Jumlah 5.850.000.000 6.200.000.000 6.500.000.000 7.520.000.000 8.000.000.000
Belanja
PROYEKSI BELANJA TAHUN 2015-2019
Proyeksi Belanja
Tabel 5. Proyeksi Belanja Tahun 2015-2019
19
BAB V
PENUTUP
Reviu Rencana Strategis ini disusun sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Aksi atau
Rencana Kinerja Tahunan serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup.
Setelah melakukan kajian terhadap lingkungan eksternal, internal maupun kebijakan
industri nasional, Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan
Hidup telah merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan garis besar kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan
Lingkungan Hidup selama 5 tahun kedepan (2015-2019).
Dengan memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup maka akan terwujud tujuan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 5 tahun kedepan
yaitu :
" Meningkatnya Industri yang menerapkan prinsip -prinsip Industri Hijau "
Adapun strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
Mendorong penerapan industri bersih
Mendorong pengurangan/minimisasi limbah
Mendorong pengembangan eco-product dengan membuat kemasan, disain dan hal
lainnya yang mengarah kepada ramah lingkungan
Capaian target indikator kinerja tahunan diharapkan dapat tercapai 100% dari target
masing-masing kegiatan, sehingga di akhir tahun renstra, tujuan dan sasaran dapat tercapai
dengan baik dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, pengembangan
sumber daya manusia yang terencana dan komprehensif serta komitmen dari seluruh
pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup.