Top Banner
5 II. REVIEW KEPUSTAKAAN 1. FOME (Family Oriented Medical Education) WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah dengan mempekuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical Education (COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah satunya adalah dengan pelayanan Kedokteran keluarga yang melaksanakan pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Family Oriented Medical Education (FOME) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi dan evaluasi dengan
42

Review Kepustakaan Fome

Dec 01, 2015

Download

Documents

Fome
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Review Kepustakaan Fome

5

II. REVIEW KEPUSTAKAAN

1. FOME (Family Oriented Medical Education)

WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status

kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015

adalah dengan mempekuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary

Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical

Education (COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah

satunya adalah dengan pelayanan Kedokteran keluarga yang melaksanakan

pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Family Oriented Medical

Education (FOME) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa

kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi

dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga. Hal ini akan menunjang

terbentuknya 6 STARS doctor yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau

World Health Organization (WHO) digambarkan sebagai profil dokter masa

depan yang mencakup dokter sebagai :

1. Pemberi pelayanan (Care provider)

2. Komunikator (Communicator)

3. Pengambil keputusan (Decision Maker)

Page 2: Review Kepustakaan Fome

6

4. Pemimpin masyarakat (Community Leader)

5. Manajer (Manager)

6. Peneliti (Researcher)

Kegiatan FOME bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi

masalah dan risiko kesehatan individu dan keluarga serta menerapkan

tindakan promosi dan pencegahan sesuai pengetahuan yang telah diperoleh

untuk mengatasi masalah tersebut secara profesional. Selain itu adapun

tujuan lainnya yaitu dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan

keluarga binaan, menunjukan sikap yang sesuai dengan sosial budaya

masyarakat, menjelaskan sistem pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat di wilayah tersebut.

2. Keluarga

A. Definisi keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,

1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan

anaknya (Suprajitno, 2004). Keluarga adalah dua orang atau lebih

yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu

Page 3: Review Kepustakaan Fome

7

memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak,

bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan

seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya (BKKBN, 1999). Menurut Depkes RI (1988) dalam

Johnson et al. (2009), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal di suatu tempat bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

B. Bentuk keluarga

Menurut Shirley (1996) keluarga terdiri dari dua bentuk, yaitu:

a. Tradisional

The Nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)

yang hidup bersama dalam satu rumah.

The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan

untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang

disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang

terjadi pada wanita.

Keluarga usila

Page 4: Review Kepustakaan Fome

8

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah

tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.

The extended family

Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang

hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear

family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),

keponakan.

The single parent family

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau

ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui

proses perceraian, kematian dan ditinggalkan

(menyalahi hukum pernikahan).

Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi

salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan

orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul

pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.

Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok

umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah

atau saling berdekatan dan saling menggunakan

Page 5: Review Kepustakaan Fome

9

barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh:

dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll).

Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah

kembali dan membesarkan anak dari perkawinan

sebelumnya.

The single adult living alone/single adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup

sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian

atau ditinggal mati).

b. Non-Tradiional

The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)

dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang

tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama

dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,

pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan

melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak

bersama.

The nonmarital heterosexsual cohabiting family

Page 6: Review Kepustakaan Fome

10

Keluarga yan ghidup bersama berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup

bersama sebagaimana ”marital pathners”.

Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

pernikahan karena beberapa alasan tertentu.

Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat

rumah tangga bersama, yang saling merasa telah

saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi

sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.

Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,

hidup berdekatan satu sama lain dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,

pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan

anaknya.

Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat

orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan

untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

Page 7: Review Kepustakaan Fome

11

Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis personal

yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau

problem kesehatan mental.

Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-

orang muda yang mencari ikatan emosional dan

keluarga yang mempunyai perhatian tetapi

berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya.

C. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia/PP RI nomor 21 tahun 1994 BAB II pasal 4 tentang

penyelenggaraan pengembangan kualitas keluarga, yaitu meliputi

fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi,

reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan

lingkungan.

Dalam Jhonson et al (2010), ada beberapa fungsi yang dapat

dijalankan keluarga sebagai berikut:

a) Fungsi biologis

Page 8: Review Kepustakaan Fome

12

1. Meneruskan keturunan

2. Memelihara dan membesarkan anak

3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4. Memelihara dan merawat anggota keluarga

b) Fungsi psikologis

1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

4. Memberikan identitas keluarga

c) Fungsi sosialisasi

1. Membina sosialisasi pada anak

2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak

3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d) Fungsi ekonomi

1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan keluarga

3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga

di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua,

kesehatan keluarga)

e) Fungsi pendidikan

Page 9: Review Kepustakaan Fome

13

1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiliknya

2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan

datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa

3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat

perkembangannya.

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,

meliputi:

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi kelurga

c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga

e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

bagi keluarga.

D. Siklus kehidupan keluarga

Setiap keluarga akan berkembang mengikuti sebuah siklus, dimana

dalam setiap siklus atau tahap perkembangan ada tugas-tugas yang

harus dicapai. Tugas-tugas perkembangan keluarga adalah tanggung

Page 10: Review Kepustakaan Fome

14

jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap

perkembangannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan afektif,

sosial, kesehatan, reproduksi, dan ekonomi dalam keluarga. Tahap-

tahap siklus kehidupan keluarga menurut Duvall (1967) terdiri dari

delapan siklus, yaitu:

a. Pasangan baru (keluarga baru)

Membina hubungan dan kepuasan bersama

Menetapkan tujuan bersama

Mengembangkan keakraban

Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok

sosial

Diskusi tentang anak yang diharapkan

b. Child bearing (menanti kelahiran)

Persiapan untuk bayi

Role masing-masing dan tanggung jawab

Persiapan biaya

Adaptasi dengan pola hubungan seksual

Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang

tua

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga

Merencanakan kelahiran anak kemudian

Page 11: Review Kepustakaan Fome

15

Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

Menyediakan aktivitas untuk anak

Biaya yang diperlukan semakin meningkat

Kerjasama dengan penyelenggara kerja

Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan

Sistem komunikasi keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja

Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda

Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga

Mencegah adanya gap komunikasi

Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber

Penataan kembali tanggung jawab antar anak

Kembali suasana suami istri

Mempertahankan komunikasi terbuka

Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan

menantu

g. Keluarga dengan usia pertengahan

Page 12: Review Kepustakaan Fome

16

Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

Tanggung jawab semua tugas rumah tangga

Keakraban pasangan

Mempertahankan kontak dengan anak

Partisipasi aktivitas sosial

h. Keluarga dengan usia lanjut

Persiapan dan menghadapi masa pensiun

Kesadaran untuk saling merawat

Persiapan suasana kesepian dan perpisahan

Pertahankan kontak dengan anak cucu

Menemukan arti hidup

Mempertahankan kontak dengan masyarakat

3.Kebiasaan Merokok

Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga

mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama

dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya

paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan. Banyak penyakit telah terbukti

menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga

bagi orang di sekitarnya.

Page 13: Review Kepustakaan Fome

17

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,

khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan

berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan

organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa

dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,

70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Bahaya merokok

terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang.

Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.

Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan

risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan

pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan

kehamilan dan cacat pada janin.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke,

yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena

berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni

tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain

dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat

digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan

tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).

Page 14: Review Kepustakaan Fome

18

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam

hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol,

nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan

menimbulkan kanker (karsinogen).

A. Beberapa zat kimia yang terkandung didalam rokok

- Nikotin

Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf

tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan

pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan

pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang

dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di

Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar

8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin

17 mg per batang.

- Timah hitam (Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.

Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari

akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah

hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa

Page 15: Review Kepustakaan Fome

19

dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2

bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke

dalam tubuh.

- Gas karbonmonoksida (CO)

Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk

berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya,

hemoglobin ini berikatan dengan

oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi

karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut

tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan

dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari

1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.

- TAR

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen

padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar

masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan

menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada

permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini

bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam

rokok berkisar 24 – 45 mg.

Page 16: Review Kepustakaan Fome

20

B. Dampak merokok terhadap kesehatan

- Dampak terhadap paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran

napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa

membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak

(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga

penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada

jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan

kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul

perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala

klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi

paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab

utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis

kronis, dan asma. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru

telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat

antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker

paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok

sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap

rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai

bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya

Page 17: Review Kepustakaan Fome

21

kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul

kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

- Dampak terhadap jantung

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok

dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per

tahun di negara industri maju,WHO melaporkan lebih dari setengah (6

juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah

penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI

tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat

penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen

(peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab

penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan

penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi

pembuluh darah otak dan perifer. Asap yang diembuskan para perokok

dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping

(side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang

dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan

asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh

orang lain atau perokok pasif. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan

kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik

(dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak

didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5

Page 18: Review Kepustakaan Fome

22

kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap

utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat

bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok

berhenti. Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin

dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen,

juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga

merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis

dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain

menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan

adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,

kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama

jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak

bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat

timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh

darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin,

menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh

termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin,

mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis

(pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian,

CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas

darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan

bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding

dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan

darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak.

Page 19: Review Kepustakaan Fome

23

Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol

LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol

HDL lebih rendah.

- Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati

mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4

kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini

meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis

dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula

darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa

risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50

persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat

penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding

pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai

bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat,

sering akan berakhir dengan amputasi.

- Penyakit (stroke)

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke

banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian

Page 20: Review Kepustakaan Fome

24

lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam

penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan

kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada

pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam

8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah

14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi

pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok

penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS. Kini makin

banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu

hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada

pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut

ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok

jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu,

keluarga, perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul

akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama

tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau

kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi

perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan

penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak

sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan

meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

- Ganggu kesehatan jiwa

Page 21: Review Kepustakaan Fome

25

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas

hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang

melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang

memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih

buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya

satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien

gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada

50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat

rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.

Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National

Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki

risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan

remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih

sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak

merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan

depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi

menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki

gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas). Sebagian besar

penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya.

Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala

putus obat ( withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan

berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba

berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini

tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha

Page 22: Review Kepustakaan Fome

26

berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi. Selain itu, gejala

putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan

bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat

gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa

lelah dan peningkatan berat badan). Nikotin sebagai obat gangguan

kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan

kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan

kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok

dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat

sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.

Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,

menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa

penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada

dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk

digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki

terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis

yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.

tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran

pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan

merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat

analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam

pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan

bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai

Page 23: Review Kepustakaan Fome

27

karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran

untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.

- Sistim reproduksi

Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2

dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan

rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai

usia dewasa Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur

The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre,

ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif

lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. pria akan mengalami 2 kali

resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan

DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita

hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut

mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di

Inggris, berhubungan erat dengan merokok. 120.000 pria di Inggris

yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat

merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus

kanker rahim per tahunnya.

4. Gizi seimbang

A. Definisi gizi seimbang

Page 24: Review Kepustakaan Fome

28

Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-

1955 sebagai terjemahan kata bahasa inggris nutrition. Kata gizi berasal

dari bahasa arab “ghidza”yang berarti makanan. Menurut dialek mesir,

ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition

dengan mengejanya sebagai ”nutrisi”. WHO mengartikan ilmu gizi

sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup.

Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair

dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan,

pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Zat gizi

(nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah

dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan

menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui

dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh.

Pengertian gizi seimbang yaitu makan yang mengandung zat tenaga, zat

pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai

dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dalam derajat

kesehatan, tumbuh kembang serta produktivitasnya yang optimal.

Page 25: Review Kepustakaan Fome

29

Gambar 1. Piramida Makanan

B. Penerapan 13 Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Kongres Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun 1992 telah

merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS) untukmenghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang

andal. Di Indonesia PUGS tersebut dijabarkan sebagai 13 pesan dasar

yang seyogyanya dapat dijadikanpedoman bagi setiap penduduk.

Adapun 13 pesan dasar pugs menurut DEPKES RI,1996 adalah sebagai

berikut :

Page 26: Review Kepustakaan Fome

30

1. Makanlah beraneka ragam makanan

Tujuan pesan ini adalah agar kebutuhan gizi seseorang tercukupi

secara lengkap yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin

dan mineral.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Tujuan pesan adalah agar seseorang dapat menjalankan aktivitas fisik

seperti bekerja, belajar, berpikir atau pun berolahraga.

3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari

Tujuan pesan adalah agar konsumsi sumber karbohidrat yang diperoleh

dari makanan pokok tidak berlebihan.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi

sehari

Tujuan pesan adalah agar konsumsi lemak dan minyak dalam makanan

sehari-hari sebaiknya 15 – 25 % dari kebutuhan energi untuk

menurunkan resiko penyakit jantung.

Page 27: Review Kepustakaan Fome

31

5. Gunakan garam beryodium

Tujuan pesan adalah menurunkan kejadian gangguan kesehatan akibat

kekurangan yodium (GAKY) di indonesia.

6. Makanlah makanan sumber zat besi

Tujuan pesan adalah mengatasi masalah anemia gizi besi yang dapat

menghambat upaya pengembangan kualitas sumberdaya. Kriteria

penilaian : konsumsi bahan pangan sumber zat besi cukup.

7. Berikan air susu ibu (asi) saja sampai bayi umur 6 bulan setelah itu

perlu diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

Tujuan pesan adalah agar ibu menyusui hanya memberikan asi saja

selama 6 bulan tanpa tambahan makanan lain (asi ekslusif).

8. Biasakan makan pagi

Tujuan pesan adalah agar setiap keluarga selalu menyempatkan makan

pagi untuk mendukung produktivitas dan daya tahan dalam

beraktivitas.

9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup

Page 28: Review Kepustakaan Fome

32

Tujuan pesan adalah agar memakai air bersih dan matang untuk

keperluan konsumsi. Minum air matang (mineral) minimal 8 gelas.

10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur

Tujuan pesan adalah agar menjaga kebugaran dan kesehatan dengan

berolahraga. Aktif berolahraga minimal 2 kali seminggu.

11. Hindari minum minuman berakohol

Tujuan pesan adalah supaya setiap orang tidak minum minuman

beralkohol yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Tujuan pesan adalah agar makanan yang dikosumsi bergizi lengkap,

bebas bahan kimia dan layak sehingga aman bagi kesehatan. Selalu

memilih makanan yang baik kualitasnya (bergizi, bebas bahan kimia,

layak dan aman dikonsumsi).

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas

Tujuan pesan adalah membiasakan masyarakat untuk memilih

makanan berlabel jelas dan membaca label pada makanan kemasan

yang akan dibeli.