5 II. REVIEW KEPUSTAKAAN 1. FOME (Family Oriented Medical Education) WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah dengan mempekuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical Education (COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah satunya adalah dengan pelayanan Kedokteran keluarga yang melaksanakan pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Family Oriented Medical Education (FOME) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi dan evaluasi dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
II. REVIEW KEPUSTAKAAN
1. FOME (Family Oriented Medical Education)
WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015
adalah dengan mempekuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary
Health Care). Perlu adanya integrasi dari Community Oriented Medical
Education (COME) ke Family Oriented Medical Education (FOME), salah
satunya adalah dengan pelayanan Kedokteran keluarga yang melaksanakan
pelayanan kesehatan holistik meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga. Family Oriented Medical
Education (FOME) merupakan salah satu bentuk pendidikan mahasiswa
kedokteran, sebagai upaya untuk melakukan proses identifikasi, intervensi
dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga. Hal ini akan menunjang
terbentuknya 6 STARS doctor yang oleh Organisasi Kesehatan Sedunia atau
World Health Organization (WHO) digambarkan sebagai profil dokter masa
depan yang mencakup dokter sebagai :
1. Pemberi pelayanan (Care provider)
2. Komunikator (Communicator)
3. Pengambil keputusan (Decision Maker)
6
4. Pemimpin masyarakat (Community Leader)
5. Manajer (Manager)
6. Peneliti (Researcher)
Kegiatan FOME bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi
masalah dan risiko kesehatan individu dan keluarga serta menerapkan
tindakan promosi dan pencegahan sesuai pengetahuan yang telah diperoleh
untuk mengatasi masalah tersebut secara profesional. Selain itu adapun
tujuan lainnya yaitu dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan
keluarga binaan, menunjukan sikap yang sesuai dengan sosial budaya
masyarakat, menjelaskan sistem pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat di wilayah tersebut.
2. Keluarga
A. Definisi keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,
1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya (Suprajitno, 2004). Keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
7
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak,
bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN, 1999). Menurut Depkes RI (1988) dalam
Johnson et al. (2009), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
B. Bentuk keluarga
Menurut Shirley (1996) keluarga terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a. Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
Keluarga usila
8
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear
family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek),
keponakan.
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan
9
barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh:
dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll).
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian
atau ditinggal mati).
b. Non-Tradiional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
10
Keluarga yan ghidup bersama berganti-ganti pasangan
tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana ”marital pathners”.
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
11
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
C. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia/PP RI nomor 21 tahun 1994 BAB II pasal 4 tentang
penyelenggaraan pengembangan kualitas keluarga, yaitu meliputi
fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi,
reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan
lingkungan.
Dalam Jhonson et al (2010), ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut:
a) Fungsi biologis
12
1. Meneruskan keturunan
2. Memelihara dan membesarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b) Fungsi psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c) Fungsi sosialisasi
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d) Fungsi ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua,
kesehatan keluarga)
e) Fungsi pendidikan
13
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliknya
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi:
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi kelurga
c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya
bagi keluarga.
D. Siklus kehidupan keluarga
Setiap keluarga akan berkembang mengikuti sebuah siklus, dimana
dalam setiap siklus atau tahap perkembangan ada tugas-tugas yang
harus dicapai. Tugas-tugas perkembangan keluarga adalah tanggung
14
jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap
perkembangannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan afektif,
sosial, kesehatan, reproduksi, dan ekonomi dalam keluarga. Tahap-
tahap siklus kehidupan keluarga menurut Duvall (1967) terdiri dari
delapan siklus, yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok
sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
15
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan
menantu
g. Keluarga dengan usia pertengahan
16
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas sosial
h. Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat
3.Kebiasaan Merokok
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga
mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama
dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya
paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan. Banyak penyakit telah terbukti
menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga
bagi orang di sekitarnya.
17
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,
khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan
berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan
organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa
dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,
70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Bahaya merokok
terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan