KEGIATAN I . UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY. W DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI STAGE II TAHAP I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. I Alamat Lengkap : Jetis RT 01/04, Sukoharjo, Sukoharjo Bentuk Keluarga : Nuclear Family Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No Nama Keduduk an L/ P Umur Pendidi kan Terakhi r Pekerjaan Ket 1. Tn. I Suami (KK) L 43 th SD Penjual VCD Tida k 2. Ny. W Istri P 50 th SD Ibu Rumah tangga Ya 3. Sdr. Y Anak L 13 th SMP Pelajar Tid ak Sumber: Data primer, Januari 2013 Keterangan: * permasalahan dalam keluarga ini adalah Ny. W, umur 50 tahun, jenis kelamin perempuan, ibu rumah tangga dengan masalah kesehatan hipertensi. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEGIATAN I .
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY. W DALAM
MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI STAGE II
Edukasi diet hipertensi dan pengaturan aktivitas fisik
Cek tekanan darah *pasien menolak EKG
Tekanan darah terkontrol
Minimalisir komplikasi
3 8 Jan 2013
Nyeri leher belakang ↓↓
TD : 150/90 mmHgHR : 92x/menitRR : 20x/menit
Furosemid 40 mg 1-0-0
Amlodipin 1x5mg
Edukasi diet hipertensi dan
Cek tekanan darah *pasien menolak
Tekanan darah terkontrol
Minimalisir
7
T : 37.1 oC pengaturan aktivitas fisik
EKG komplikasi
8
TAHAP III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Keluarga Ny. W adalah nuclear family terdiri atas penderita (Ny.
W, 50 tahun) dan suami (Tn. I, 43 tahun). Kedua orang tersebut tinggal
dalam satu rumah. Secara umum, keluarga ini cukup sehat.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan yang terjadi antar anggota keluarga terjalin cukup baik,
akrab, luwes dan tidak terjadi perselisihan, terbukti dengan komunikasi yang
hidup antar anggota keluarga. Mereka saling menyanyangi dan saling
mendukung satu sama lain. Penyelesaian masalah keluarga yang ada
didiskusikan bersama suaminya.
3. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat melainkan hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Tidak ada
hambatan hubungan penderita dan keluarga dengan masyarakat disekitar
rumah. Keluarga ini cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di
lingkungannya. Pasien sebagai ibu rumah tangga, selalu mendukung
suaminya sebagai penjual VCD. Suami penderita, Tn. I juga aktif mengikuti
kegiatan kemasyarakatan seperti arisan RT, sholat berjama’ah, dll. Anak
bungsu tinggal bersama dengan ayah dan ibunya, sedangkan anak pertama
tinggal terpisah karena sudah berkeluarga.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga Ny. W berasal dari suaminya dengan total
penghasilan sebesar Rp 1.050.000,00 per bulan. Penghasilan keluarga Ny. S
digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah, dan
disisihkan sedikit untuk menabung.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Keputusan–keputusan penting dalam keluarga dipegang oleh suami
penderita. Dalam kesehariannya, penderita dan keluarganya tidak ada masalah
9
dalam berinteraksi dengan masyarakat. Hubungan antar tetangga sekitar
terjalin dengan baik.
Kesimpulan :
Secara keseluruhan fungsi holistik keluarga Ny. W baik. Hubungan antar
anggota keluarga terjalin harmonis. Dari segi ekonomi pendapatan keluarga
cukup untuk hidup sehari-hari. Keluarga ini bukan merupakan tokoh masyarakat,
tetapi cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Penguasaan masalah dan
pengambilan keputusan dilakukan dengan diskusi bersama-sama seluruh anggota
keluarga.
B. Fungsi Fisiologis Keluarga (Apgar Score)
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGARscore. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut
pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga
yang lain. APGAR score meliputi :
1. Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota keluarga yang lain.
Dalam menghadapi masalah selama ini, penderita cukup mendapatkan
perhatian dari anggota keluarga yang lain (suami penderita). Penyakit yang
diidap penderita mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderita dan keluarganya
jarang mendapat penyuluhan tentang penyakit yang diidap penderita dari
petugas kesehatan.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
Hubungan serta komunikasi antara penderita dan suaminya berjalan dengan
baik. Aktivitas sehari-hari banyak dihabiskan penderita untuk beristirahat.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut. Pasien sampai saat ini masih mengalami
kelemahan anggota gerak sebelah kanan dan sedikit pelo saat berbicara.
10
Masih kurangnya kesadaran pasien dan dorongan keluarga menyebabkan
pasien tidak kontrol rutin ke dokter.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga. Hubungan kasih sayang antara penderita dengan suaminya cukup
baik. Namun, interaksi penderita dengan anaknya kurang karena pekerjaan
anak penderita di luar daerahnya.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain. Penderita merasa puas
dengan kebersamaan dan waktu yang diluangkan suami dan anak-anak
penderita. Meskipun sudah tidak tinggal bersama, tetapi anak-anak penderita
masih sering mengunjunginya.
Skoring :
Hampir selalu : 2 poin
Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
Tabel 3. APGAR Ny. U terhadap Keluarga
APGAR keluarga Ny. S Ny.W Tn. I An. Y
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
2 2 1
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
1 2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru
2 2 1
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
2 2 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
2 2 2
Total Nilai 9 10 8
11
Fungsi fisiologis keluarga = (9+10+8)/3 = 27/3 = 9 (BAIK)
Kriteria A.P.G.A.R : 8-10 baik
6-7 cukup
<5 buruk
Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R. keluarga Ny. W adalah 27,
sehingga rata-rata A.P.G.A.R. dari keluarga Ny. W adalah 9. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny. W dalam keadaan baik.
Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
C. Fungsi Patologis
Fungsi patologis dinilai dengan menggunakan SCREEM score dengan rincian
sebagai berikut :
Tabel 5. SCREEM Score keluarga Ny. W
Sumber Patologi Keterangan Patologis
Social Interaksi sosial penderita kurang. Partisipasi penderita dalam masyarakat kurang.
_
Cultural Belum mengerti kebudayaan daerah dengan baik. Namun banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Saat hari raya, tahun baru, ulang tahun, ada perayaan khusus meskipun sederhana.
_
Religius Pemahaman agama baik ditandai dengan penerapan ajaran agama yang baik, penderita sudah diajarkan menjalankan sholat lima waktu dan berpuasa.
_
Economic Ekonomi keluarga tidak stabil. Pemasukan relatif kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seluruh anggota keluarga. Sehingga tidak ada sisa uang untuk ditabung.
_
Education Pendidikan anggota keluarga tidak memadai. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku-buku, koran terbatas.
+
Medical Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga ini menggunakan Puskesmas dengan memakai JPS.
_
12
Kesimpulan:
Keluarga Ny. W memiliki fungsi patologis keluarga yang cukup, karena fungsi
social, economic, cultural, dan medical masih baik.
D. Genogram
Fungsi genetik dinilai dari genogram keluarga
Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. W
Keterangan:
: Perempuan yang masih hidup
: Perempuan yang sudah meninggal
: Pasien
: Laki-laki yang masih hidup
: Laki-laki yang sudah meninggal
: Tinggal dalam 1 rumah
Kesimpulan :
Ny. S tinggal bersama dengan suami dan anak bungsunya yaitu An. Y. Di dalam
garis keturunan ibu dan bapak tidak didapatkan penyakit yang diturunkan dan
penyakit menular.
Sumber : Data Primer, 5 Januari 2012
13
Tn. I
An.Y
Ny.W
E. Interaksi Keluarga
Sumber : Data Primer, Januari 2013
Gambar 2. Pola Interaksi Keluarga Ny. W
Keterangan :
harmonis
tidak harmonis
Kesimpulan :
Hubungan antara Ny. S dengan seluruh anggota keluarganya harmonis.
F. Faktor Perilaku Keluarga
1. Pengetahuan
Perilaku di dalam keluarga ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan anggota
keluarga dan pasien yang rendah, sehingga perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan masih belum maksimal. Keluarga ini menyadari arti penting
kesehatan tetapi belum memiliki standar hidup sehat.
Sejak 5 tahun yang lalu penderita diketahui menderita hipertensi. Suami
dan kedua anaknya belum banyak memiliki pengetahuan tentang seluk
beluk hipertensi.
2. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya cukup
positif yakni mengusahakan kesembuhan dengan mendorong dan
menyediakan fasilitas bagi penderita untuk berobat, dan membantu proses
kesembuhannya. Selain itu, pasien sudah memiliki kesadaran yang tinggi
untuk kontrol rutin.
14
Ny. W, 50 tahun
Tn. I,43 tahun
An. Y13 tahun
3. Tindakan
Pasien selalu kontrol rutin ke sarana pelayanan kesehatan, baik ke bidan
desa, puskesmas, maupun ke dokter praktek swasta sebulan sekali dan
mengonsumsi obat teratur. Sikap keluarga yang positif terhadap penyakit yang
diderita penderita dan kesadaran serta kemauan dari penderita sendiri untuk
kembali pulih, membuat penderita mau memeriksakan dirinya ke puskesmas
terdekat. Namun, belum ada tindakan untuk memperbaiki sanitasi lingkungan
yang mendukung gaya hidup sehat. Jika ada anggota keluarga yang sakit
diperiksakan ke bidan desa atau ke puskesmas.
G. Faktor Non Perilaku Keluarga
1. Lingkungan
Rumah yang dihuni keluarga ini sudah cukup memadai, hanya saja
terlihat kurang terawat karena jarang dibersihkan. Lantai masih berupa
tanah, dinding dari papan kayu, pencahayaan ruangan dan ventilasi kurang.
Sumber air berasal dari sumur, listrik sudah ada, kamar mandi tidak ada
(menumpang di tetangga). Pembuangan limbah keluarga memenuhi
sanitasi lingkungan. Sampah keluarga dibuang ke kebun dan dibakar.
2. Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan cukup baik.
Rumah penderita tidak terlalu jauh dengan puskesmas. Jika pasien dan
keluarganya sakit, maka akan berobat ke puskesmas tersebut menggunakan
biaya pribadi.
3. Keturunan
Di dalam garis keturunan ibu dan bapak tidak didapatkan penyakit yang
diturunkan.
H. Identifikasi Indoor
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 10 m menghadap
ke selatan, dalam lingkungan pemukiman biasa di tepi jalan beraspal. Rumah
terdiri dari 1 kamar tidur, dapur, ruang keluarga, kamar mandi, dan kamar
mandi. Pekarangan ada di belakang dan di depan rumah. Lantai rumah sudah
berua tanah, ventilasi rumah dan penerangan kurang, dinding rumah dari papan
15
kayu, atap dari genteng tanpa langit-langit. Terdapat kandang ayam yang
dihuni sekitar 10 ekor ayam.
Denah Rumah
Sumber: Data Primer, Januari 2013
Gambar 3. Denah Rumah Ny. W
Keterangan:
A. = Halaman depan
B. = Kamar tidur
C. = Kandang ayam
D. = Ruang keluarga
E. = Dapur
F. = Kamar mandi/WC
G. = Teras depan
H. = Gudang
I. = Tempat cuci
J. = Halaman belakang
K. = Sumur
16
B
H
D
E
C
A
I
F
C
KJ
G
Luas rumah sekitar 100m2, memenuhi criteria kepadatan hunian sehat
(10m2/orang). Lantai rumah masih berupa tanak dengan pencahayaan dan
ventilasi yang masih kurang baik. Sampah dan limbah terkelola dengan cukup
baik. Jarak jambar dengan sumber air bersih > 10 meter dengan air bersumber
dari air sumur.
Kesimpulan: gambaran lingkungan dalam rumah (indoor) belum
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
I. Identifikasi Outdoor
Rumah ini dikelilingi rumah tetangga yang letaknya cukup dekat. Di
depan rumah terdapat halaman yang digunakan untuk menjemur pakaian dan
ditanami pohon pace. Belakang rumah terdapat pekarangan dan sumur.
Kandang ayam terdapat di samping rumah dan depan pojok rumah.
Jarak rumah dengan jalan raya ± 7 meter dengan tingkat kebisingan di
sekitar rumah rendah. Letak rumah jauh dengan sungai dan tempat
pembuangan sampah umum.
Kesimpulan: Gambaran lingkungan luar rumah (outdoor) telah
memenuhi syarat kesehatan.
J. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
Hipertensi Stage II
2. Masalah Non Medis
Tabel 6. Masalah Non Medis Keluarga Ny. W
No. Fungsi Keterangan
1. Gangguan Fungsi Holistik (-)
2. Gangguan Fungsi Fisiologis APGAR (-)
3. Gangguan Fungsi Patologis SCREEM (+) pada faktor education
4. Gangguan Genogram (-)
5. Gangguan Fungsi Interaksi Keluarga (-)
6. Gangguan Perilaku (-)
7 Gangguan Non Perilaku (-)
8 Gangguan Fungsi Indoor (+) rumah kurang pencahayaan dan ventilasi
9 Gangguan Fungsi Outdoor (-)
17
Sumber: Data Primer, Januari 2013
Secara keseluruhan, fungsi keluarga Ny. W cukup baik.
18
TAHAP IV
DIAGNOSIS HOLISTIK
Ny. W, 50 tahun, nuclear family dengan diagnosis Hipertensi Stage II.
Keluarga cukup harmonis dengan kehidupan sosial cukup aktif sebagai anggota
masyarakat. Berinteraksi dengan tetangga dengan baik serta aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan. Ny. W tidak terlibat dalam kepengurusan dalam lingkungan tempat
tinggalnya. Penghasilan keluarga ± Rp. 1.050.000 per bulan.
1. Diagnosis Biologis
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
2. Diagnosis Psikologis
Hubungan antara Ny. W dengan suami dan anaknya terjalin baik, saling
mendukung, saling memperhatikan dan saling pengertian.
3. Diagnosis Sosial :
a.Tingkat pendidikan keluarga rendah
b. Tempat tinggal kurang terawat
c.Kurangnya perhatian dari anak-anak
19
TAHAP V
PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF
A. Pembahasan
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah karena semakin
meningkatnya prevalensi hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg. Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada
beberapa organ target. Gejala paling umum yang dikeluhkan pasien adalah
sakit kepala, mata berkunang-kunang, pusing, rasa berat di daerah leher.
Faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain diet dan asupan garam
tinggi, stres, obesitas, merokok dan faktor genetik. Ny. W memiliki pola hidup
yang kurang baik, yaitu jarang berolahraga dan mengkonsumsi makanan asin
dan gorengan yang berminyak. Pola makan yang tidak sehat seperti asupan
garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan
mekanisme melibatkan ginjal. Jika asupan garam berlebih terjadi retensi
natrium ginjal yang pada akhirnya akan meningkatkan volume cairan
kemudian meningkatkan preload sehingga tekanan darah meningkat.
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara
langsung maupun tidak langsung. Hipertensi dapat menjadi faktor risiko
penyakit kardiovaskuler, menyebabkan kerusakan otak, mata, dan ginjal. Oleh
karena bersifat kronik, maka penderita hipertensi harus melakukan kontrol
rutin dan patuh pada pengobatan serta melakukan modifikasi gaya hidup
menuju pola hidup sehat.
Fungsi holistik dan fungsi fisiologis keluarga Ny. W secara umum
sudah baik. Namun, pada fungsi patologis terdapat permasalahan dalam hal
edukasi yaitu, Ny. W dan suaminya merupakan lulusan SD. Hal ini
mempengaruhi perilaku keluarga dalam menerapkan gaya hidup sehat. Ny. W
dan keluarga menyadari pentingnya hidup sehat namun belum menerapkan
gaya hidup sehat secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari lingkungan rumah
Ny. W yang kurang memenuhi syarat kesehatan, karena pencahayaan dan
ventilasinya masi kurang baik. Untungnya, Ny. W rutin memeriksakan dirinya
ke puskesmas terdekat untuk mengontrol tekanan darahnya.
Ny. W juga harus sering mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya. Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik, menurunkan asupan
20
garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak, serta mengendalikan stres.
B. Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga pasien untuk:
a. Mengurangi makanan yang asin dan mengandung natrium seperti
monosodium glutamate
b. Makan cukup buah dan sayur cukup kalori serta tidak konsumsi
makanan yang berkolesterol tinggi.
c. Mengurangi makanan yang banyak mengandung lemak seperti
gorengan, jeroan, santan, daging merah, dll.
d. Melaksanakan latihan fisik dengan teratur, misalnya melatih gerakan
pada tangan dan kaki kanan setiap pagi hari
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara optimal.
f. Menasehati pasien untuk tetap kontrol rutin ke dokter
2. Preventif
a. Menghindari stress
b. Istirahat cukup dan tidur teratur antara 6-8 jam sehari.
c. Memeriksa kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter
d. Pengendalian hipertensi, kadar gula darah, dan kolesterol dengan
mengatur pola makan dan menghindari makanan berlemak.
e. Mengkonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan rendah
kolesterol
f. Berolahraga teratur
3. Kuratif
a. Furosemid 40 mg 1-0-0
b. Amlodipin 1x5mg
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat.
.
21
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata MK, Setiani S (editor). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.