RESISTENSI HEGEMONI KAPITALISME DALAM CERPEN PENGUNYAH SIRIH: SEBUAH KAJIAN HEGEMONI GRAMSCIAN Imam Baihaqi, M.A. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar [email protected]Abstrak Hegemoni menjadi suatu hal yang tak dapat dinafikan dalam kehidupan sosial politik yang ada di Indonesia. Adanya hegemoni juga melahirkan sebuah resistensi di sisi lain, karena hegemoni dan resistensi layaknya sebuah keping mata uang yang saling ada. Resistensi Hegemoni dalam sebuah kehidupan merupakan akumulasi ketidakpuasan dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang tersubordinasi atas kelompok yang memiliki kuasa tertentu baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kehidupan bermasyarakat. Resistensi hegemoni tersebut tampak dalam karya sastra yang di dalamnya memuat pertarungan ideologi. Salah satu karya sastra tersebut adalah cerpen Pengunyah Sirihkarya S. Prasetyo Utomo yang terdapat dalam kumpulan cerpen pilihan kompas tahun 2010 “Dodolitdodolitdodolibret”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra model hegemoni Gramscian. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka dan dianalisis dengan metode deskriptif. Selain itu, akan diuraikan juga tentang pertarungan ideologi dan ideologi dominan yang terdapat dalam karya tersebut. Kata kunci: Resistensi, Hegemoni, Pertarungan Ideologi PENDAHULUAN Sosiolog Karl Manheim pernah mengajukan teori bahwa setiap karya seni (termasuk sastra) mau tidak mau akan menyampaikan makna pada tiga tingkat yang berbeda. Pertama, tingkat objectif meaning, yaitu hubungan suatu karya sastra dengan dirinya sendiri; apakah karya sastra gagal atau berhasil dalam menjelmakan keindahan dan pesan yang hendak disampaikannya. Kedua, tingkat expressive meaning, yaitu hubungan antara karya itu dengan latar belakang psikologi penciptanya; apakah karya sastra diciptakan untuk mengenang sesuatu yang penting dalam kehidupan penciptanya. Ketiga, tingkat documentary meaning, yaitu makna yang berhubungan antara karya sastra dengan konteks sosial penciptaannya. Suatu karya sastra merupakan dokumen sosial tentang keadaan masyarakat dan alam pikiran, di mana suatu karya diciptakan dan dilahirkan (Kurniawan, 2007:1).
12
Embed
RESISTENSI HEGEMONI KAPITALISME DALAM …susastra.fib.ui.ac.id/wp-content/uploads/81/2017/01/Imam.pdfdaun-daun sirih. Kembali lagi dia dan memberikannya segulung daun sirih untuk dikunyah-kunyah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RESISTENSI HEGEMONI KAPITALISME DALAM CERPEN
PENGUNYAH SIRIH: SEBUAH KAJIAN HEGEMONI GRAMSCIAN
Imam Baihaqi, M.A. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar
Hegemoni menjadi suatu hal yang tak dapat dinafikan dalam kehidupan sosial politik yang ada di Indonesia. Adanya hegemoni juga melahirkan sebuah resistensi di sisi lain, karena hegemoni dan resistensi layaknya sebuah keping mata uang yang saling ada. Resistensi Hegemoni dalam sebuah kehidupan merupakan akumulasi ketidakpuasan dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang tersubordinasi atas kelompok yang memiliki kuasa tertentu baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kehidupan bermasyarakat. Resistensi hegemoni tersebut tampak dalam karya sastra yang di dalamnya memuat pertarungan ideologi. Salah satu karya sastra tersebut adalah cerpen Pengunyah Sirihkarya S. Prasetyo Utomo yang terdapat dalam kumpulan cerpen pilihan kompas tahun 2010 “Dodolitdodolitdodolibret”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra model hegemoni Gramscian. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka dan dianalisis dengan metode deskriptif. Selain itu, akan diuraikan juga tentang pertarungan ideologi dan ideologi dominan yang terdapat dalam karya tersebut.
Kata kunci: Resistensi, Hegemoni, Pertarungan Ideologi
PENDAHULUAN
Sosiolog Karl Manheim pernah mengajukan teori bahwa setiap karya seni (termasuk
sastra) mau tidak mau akan menyampaikan makna pada tiga tingkat yang berbeda. Pertama,
tingkat objectif meaning, yaitu hubungan suatu karya sastra dengan dirinya sendiri; apakah karya
sastra gagal atau berhasil dalam menjelmakan keindahan dan pesan yang hendak
disampaikannya. Kedua, tingkat expressive meaning, yaitu hubungan antara karya itu dengan
latar belakang psikologi penciptanya; apakah karya sastra diciptakan untuk mengenang sesuatu
yang penting dalam kehidupan penciptanya. Ketiga, tingkat documentary meaning, yaitu makna
yang berhubungan antara karya sastra dengan konteks sosial penciptaannya. Suatu karya sastra
merupakan dokumen sosial tentang keadaan masyarakat dan alam pikiran, di mana suatu karya
dilakukan oleh Sukro. Masyarakat lantas mempercayai isu tersebut dan mereka langsung
menghajar Sukro sehingga ia hampir saja mati.
Hegemoni terhadap kelas bawah tidak selamanya berjalan mulus, hambatan, dan
rintangan bisa saja datang, terutama dari kelas yang tidak menerima hegemoni tersebut.
Perlawanan hegemoniberangkat dari kenyataan yang ada di masyarakat. Perlawanan yang
terdapat dalam cerpen inidilakukan oleh Sukro. Dia menanamkan kesadaran baru yang
menyingkap kebobrokan sistem lama yang dapat mengorganisir masyarakat selama ini. Sukro
membongkar konspirasi yang dilakukan oleh pak lurah. Dia juga memberitahu bahwa pak lurah
lah yang telah memfitnahnya mencuri sapi milik warga.
Dalam cerpen ini disampaikan ada dua ideologi yang berbeda, yaitu kapitaslisme dan
humanisme. Ideologi kapitalisme digambarkan oleh tokoh pak lurah sebagai seorang penguasa
di desa, sedangkan ideologi humanisme digambarkan oleh tokoh Sukro sebagai orang biasa yang
melakukan perlawanan terhadap pak lurah yang memiliki ideologi kapitalisme. Ideologi
pengarang yang dominan dalam cerpen ini adalah ideologi humanisme. Di sisi lain pengarang juga
ingin melawan ideologi kapitalisme yang ada di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Yelmi. 2011. Perubahan Sosial dalam Novel Negeri PerempuanKarya Wisran Hadi (Tinjauan Sosiologi Sastra).Skripsi. Padang: Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas.
Barry, Peter. 1995. Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya: Beginning Theory.
Yogyakarta: Jalasutra. Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Junus, Umar. 1986. Sosiologi Sastera “Persoalan Teori dan Metode”. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia.
Kumpulan Cerpen Kompas. 2011. Dodolitdodolitdodolibret. Jakarta: Kompas. Kurniawan, Heru. 2007. Relasi Formatif Hegemoni Gramsci dalam Novel Perburuan Karya
Pramoedya Ananta Toer. Purwokerto: Jurnal Studi Islam dan Budaya. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Saptono. 2010. Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer.JurnalArtikel. Artikel; Vol
7 (2010): Artikel Bulan Juli DOI:index.php/artikel/article/view/387. Simon, Roger. 2004. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugihastuti, 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yati, Lili Suherma. 2009. Membaca Ideologi dalam Cerita Sri Sumarah: Sebuah Analisis Hegemoni
Gramsci. Sumatra Selatan: Jurnal Lentera Pendidikan Volume II.