Page 1
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
Critical Review
“Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah Kabupaten Bangkalan Dengan Bantuan Sistem
Informasi Geografi”
Oleh:
ULUL HIDAYAH
(3612 100 016)
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2015
Page 2
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat serta hidayahNya yang telah diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah analisis lokasi dengan judul “Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah Kabupaten Bangkalan Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografi”. Tugas ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan di
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS
Surabaya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Khususnya kepada bapak Surya Hadi
Kusuma, ST. MT dan Ibu Belinda Ulfa Aulia, ST. M.Sc selaku dosen yang sudah memberi
banyak masukan yang bermanfaat selama proses belajar didalam kelas.
Penulis menyadari bahwa laporan yang telah dibuat ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis masih membutuhkan banyak masukan, saran dan kritik untuk memperabiki
laporan ini menjadi lebih sempurna. Sekian, semoga penelitian yang dilakukan ini dapat
bermanfaat secara luas bagi kemajuan perencanaan dan pembangunan kota di masa yang
akan datang.
Surabaya, Maret 2015
Penulis
ii
Page 3
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1. Latar belakang................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................................ 2
1.3. Sistematika Penulisan..................................................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI LOKASI................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................ 5
3.1. Alasan Pemilihan Lokasi................................................................................. 5
3.2. Faktor-Faktor Lokasi....................................................................................... 5
3.3. Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih................................................. 8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Hasil Overlay analisis regional..................................................... 8
Gambar 2. Peta calon lokasi TPA.......................................................................... 10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor-faktor tahap analisis regional........................................................ 7
Tabel 2. Faktor-faktor tahap analisis penyisih........................................................ 7
Tabel 3. Hasil analisis regional..................................................... ......................... 8
Tabel 4. Hasil analisis penyisih.............................................................................. 11
iii
Page 4
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan sampah merupakan sebuah masalah yang bersumber dan
berdampak begitu luas, terutama dalam kaitannya dengan masalah lingkungan.
Sebenarnya sampah bukan merupakan salah satu sumber utama permasalahan
lingkungan hidup, hanya karena faktor pengelolaannya yang kurang seperti
pengangkutan ke TPA tidak efektif, sarana prasarana sampah kurang memadai,
personel pengangkut sampah kurang dan sulitnya penanganan sampah sehingga dapat
menjadi permasalahan yang berlarutlarut dan menjadi salah satu sumber yang dapat
mengganggu kenyamanan hidup. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara
aman agar tidak menimbulkan kerusakan atau dampak negatif terhadap lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan penyediaan fasilitas dan penanganan yang benar
agar pengelolaan sampah tersebut dapat terlaksanan dengan baik.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap akhir dalam pengelolaannya, dimana diawali dari sumber, pengumpulan,
pemindahan atau pengangkutan, serta pengolahan dan pembuangannya. TPA
merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan
kerusakan atau dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Penentuan tempat
akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah agar dapat meminimalisir dampak
kerusakan dan pencemaran lingkungan di sekitar lokasi TPA.
dan perencanaan dan tata ruang kota serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya. Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah melalui SNI
nomor 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan lokasi TPA sampah. Persyaratan
didirikannya suatu TPA ialah bahwa pemilihan lokasi TPA sampah harus mengikuti
persyaratan hukum, ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan
hidup, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), ketertiban umum, kebersihan
kota atau lingkungan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah
Dalam penentuan lokasi yang sesuai untuk TPA jika dilakukan melalui survei
primer jelas akan menjadi rumit. Namun, dengan menggunakan aplikasi Sisten
Informasi Geografis (SIG), yaitu memanfaatkan data berupa peta terkait kriteria lahan
penentuan lokasi TPA dapat diekstraksi dengan harapan kegiatan pemilihan lahan yang
1
Page 5
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
sesuai lokasi TPA menjadi lebih mudah dikerjakan dengan hasil yang lebih optimal dari
segi waktu, biaya dan tenaga.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menentukan lokasi yang sesuai
untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Bangkalan, yang
telah sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan dalam peraturan yang sudah
di tetapkan. Serta penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten
Bangkalan sebagai alternatif dalam pemilihan lokasi pembangunan TPA di Kabupaten
Bangkalan.
1.3. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam makalah ini adalah :
BAB I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II Konsep Dasar Teori Lokasi berisi teori-teori tentang penentuan lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
BAB III Pembahasan berisi alasan pemilihan lokasi, faktor-faktor penentuan lokasi
TPA, serta Implikasi teori terhadap lokasi yang dipilih.
BAB IV Penutup berisi leasson learned atau pelajaran yang dapat diambil dari makalah
ini.
2
Page 6
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
BAB II
KONSEP DASAR TEORI LOKASI
TPA merupakan fasilitas fisik yang digunakan untuk tempat pengolahan akhir
sampah. Pada TPA sistem sanitary landfill, sampah yang diolah akan ditimbun merata
secara berlapis, kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah atau material lain pada
setiap akhir hari operasi (Tchobanolous dkk., 1993). Sampah yang ditimbun di TPA
akan mengalami reaksi fisik, kimia dan biologi secara bersama-sama serta saling
berhubungan melalui proses dekomposisi sampah yang kemudian akan menghasilkan
gas landfill (CO2, CH4, dan H2S) dan cairan lindi sampah (leachate). Leachate menjadi
hal yang penting diperhatikan dalam pengoperasian dan pengelolaan TPA karena
memiliki sifat mudah bereaksi dengan air, tanah aupun udara sehingga dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Sedangkan gas landfill yang terbentuk akan
meningkatkan tekanan internal TPA yang dapat menyebabkan terjadinya self
combustion, keretakan dan bocornya tanah penutup.
Di Indonesia, penentuan lokasi TPA dilakukan berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 03-3241-1994 yang membagi kriteria pemilihan lokasi TPA menjadi
tiga, yaitu :
a kelayakan regional untuk menentukan zone layak atau zone tidak layak,
b kelayakan penyisih untuk menentukan tingkat kesesuaian dari beberapa alternatif
lokasi yang telah diperoleh pada penilaian tahap pertama, dan
c kelayakan rekomendasi untuk menetapkan lokasi terbaik dari beberapa alternatif
lokasi yang telah diperoleh pada penilaian sebelumnya.
Analisis penentuan lokasi TPA dapat dilakukan dengan menggunakan SIG dan
telah banyak diaplikasikan (Azizi, 2008). Lunkapis (2004), mendefinisikan SIG sebagai
sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data bereferensi
geografis, sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengolahan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota, dan pelayanan umum lainnya. Setiawan (2010), menjelaskan bahwa aplikasi SIG
untuk penentuan lokasi TPA dilakukan dengan memanfaatkan beberapa fasilitas yang
dimiliki oleh SIG, yaitu perhitungan (calculating), pengharkatan (scorring), tumpang
susun (overlay), distance modelling (buffer), transformasi, penyederhanaan (dissolve)
dan generalisasi.
Pada penelitian Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Evaluasi dan
Penentuan Lokasi TPA Sampah Di Kabupaten Bangkalan pendekatan deskriptif dengan
3
Page 7
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
menggambarkan fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual, dan akurat. Analisa
data secara deskriptif kualitatif tersebut diperoleh dari data primer maupun data
sekunder. Pemilihan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah mengikuti persyaratan
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Terdapat tiga tahapan
analisis penentuan lokasi TPA, yaitu tahap regional, tahap penyisih dan tahap
penetapan. Aplikasi SIG dipakai pada tahap regional yaitu menggunakan metode
scoring dan aplikasi SIG yang dianggap sebagai alat screening dalam proses seleksi
lokasi untuk mempersempit jumlah calon lokasi kemudian mengarah ke satu atau lebih
lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan.
Tahap pertama, analisis regional merupakan analisis fisik lahan untuk
mengetahui karakteristik lahan yang ada di wilayah studi berdasarkan enam variabel
(geologi, hidrologi, jenis tanah, topografi, daerah lindung/cagar alam/cagar budaya,
serta jarak terhadap pemukiman). Dengan menggunakan teknik overlay dan scoring
dalam proses analisisnya. Tahap kedua, analisis penyisihan dilakukan dengan
menggunakan metode scoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan dengan
menggunakan data wawancara, observasi maupun data sekunder yang didapat.
Terdapat sembilan variabel yang menjadi penilaian di dalam tahap ini, yaitu : Daerah
yang gersang cocok sebagai calon lokasi TPA; Lahan yang tidak produktif; Kapasitas
lahan yang luas; Tanah berstatus milik negara; Kepadatan penduduk berpengaruh
terhadap lokasi TPA; TPA memerlukan lokasi yang mudah dalam hal pembebasan dan
pengelolaan; Jumlah pohon yang cukup; Zona penyangga yang cukup; Tersembunyi
dari pandangan langsung. Tahap ketiga, analisis penetapan penentuan satu lokasi yang
menjadi usulan TPA melalui penjumlahan dari hasil mengalikan masing-masing nilai
dengan bobot variable regional dan penyisih. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah yang
menjadi lokasi rekomendasi untuk perencanaan pembangunan lokasi TPA.
4
Page 8
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Alasan Pemilihan Lokasi
Kasubid Kebersihan BLH Kabupaten Bangkalan (Imam Safri), mengatakan
bahwa Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh
yang berada di Kecamatan Socah. TPA ini luas 2,25 hektar dengan intensitas sampah
yang di buang ke TPA Socah sebesar 214,03 meter3 per hari Kapasitas lahan. Hal ini
menyebabkan timbunan sampah yang masuk ke TPA tidak sepenuhnya terkelola serta
sudah diperlukannya lokasi baru TPA.
3.2. Faktor-Faktor Lokasi
Penentuan lokasi TPA harus memenuhi syarat-syarat kelayakan lingkungan,
untuk meminimalisir resiko lingkungan tersebut. Menurut Rahman dkk. (2008),
penentuan lokasi TPA harus memperhatikan karakteristik lokasi, kondisi sosial ekonomi
masyarakat, ekologi dan faktor penggunaan lahan. Rahmatiyah (2002) menjelaskan
lebih rinci bahwa proses pemilihan lokasi TPA perlu mempertimbangkan tiga hal
penting, yaitu :
a pertimbangan operasional; secara operasional TPA memerlukan lahan yang
cukup untuk menampung segala jenis sampah dan zonesi ketersediaan lahan
harus memperhatikan rencana regional serta aspek aksesibilitas
(keterjangkauan);
b pertimbangan ekologi; yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan lokasi TPA
setelah tidak dipergunakan lagi;
c pertimbangan topografi, geologi dan hidrologi; lebih mengarah pada aspek
persyaratan fisik lahan, misalnya berdasarkan relief atau topografi dapat dipilih
lokasi-lokasi yang bebas dari bahaya banjir ataupun erosi dan berdasarkan
aspek hidrologi, lokasi TPA harus berada di wilayah dengan muka air tanah
yang dalam, sehingga lindi sampah tidak mencemari air tanah.
Adapun Kriteria untuk penentuan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian:
a Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak
atau tidak layak sebagai berikut :
1) Kondisi geologi
a. tidak berlokasi di zona holocene fault.
b. tidak boleh di zona bahaya geologi.
5
Page 9
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
2) Kondisi hidrogeologi
a. tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter.
b. tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm / det.
c. jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir
aliran.
d. dalam hal tidak ada zona yang memenuffi kriteria-kriteria tersebut diatas,
maka harus diadakan masuJkan teknologi.
3) kemiringan zona harus kurang dari 20%.
4) jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk
penerbangan turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain
5) tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir dengan
periode ulang 25 tahun
b Kriteria penyisih, yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik
yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut :
1) Iklim
a. hujan intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik
b. angin : arah angin dominan tidak menuju ke pemukiman dinilai makin baik
2) Utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai lebih baik
3) Lingkungan biologis :
a. habitat : kurang bervariasi dinilai makin baik
b. daya dukung : kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin
baik
4) Kondisi tanah
a. produktivitas tanah : tidak produktif dinilai lebih tinggi
b. kapasitas dan umur : dapat menampung lahan lebih banyak dan lebih lama
dinilai lebih baik
c. ketersediaan tanah penutup : mempunyai tanah penutup yang cukup dinilai
lebih baik
d. status tanah : makin bervariasi dinilai tidak baik
5) Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin baik
6) Batas administrasi : dalam batas administrasi dinilai makin baik
7) Kebisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
8) Bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
9) Estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik
6
Page 10
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
10) Ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3 / ton)
dinilai semakin baik.
c Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwenang
untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan
instansi yang berwenang setempat dan ketentuan yang berlaku.
Adapun fator-faktor yang mempengaruhi mentuan lokasi TPA dalam penelitian
ini, meliputi beberapa aspek dan terabagi dalam dua tahap, tahap regional dan penyisih:
1. Faktor-faktor di tahap analisis regional :
Tabel 1. Faktor-faktor tahap analisis regional
Faktor Klasifikasi
Geologi Kawasan tidak rawan bencana
Hidrogeologi Akuifer rendah dan jarak terhadap mata air > 500 m
Jenis Tanah Alluvial, Glei, Planosol, Hidromorf, Laterik
Topografi 0-5%
Daerah Lindung/Cagar Alam Jarak > 1 km dari cagar alam dan atau caar budaya
Jarak Terhadap Permukiman Jarak > 500 m
2. Faktor-faktor di tahap analisis penyisih :
Tabel 2. Faktor-faktor tahap analisis penyisih
Faktor Klasifikasi
Curah Hujan Daerah yang gersang cocok sebagai calon lokasi TPA
(Curah Hujan rendah)
Produktifitas Lahan yang tidak produktif (Produktifitas rendah)
Luas lahan Kapasitas lahan yang luas
Kondisi tanah (Status lahan) Tanah berstatus milik negara
Demografi Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap lokasi TPA
Aksesibilitas TPA memerlukan lokasi yang mudah dalam hal
pembebasan dan pengelolaan
Kebisisngan dan Bau (Buffer) Jumlah pohon yang cukup
Zona penyangga yang cukup
Estetika Tersembunyi dari pandangan langsung
7
Sumber : Analisis pribadi
Sumber : Analisis pribadi
Page 11
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
3.3. Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih
Penentuan lokasi TPA mengeluarkan hasil analisis yang kemudian di analisis
lagi hingga 3 kali dan ditetapkanlah lokasi yang sesuai untuk dibangunnya TPA di
kabupaten bangkalan. Pada analisis tahap pertama dilakukan overlay daerah rawan
bencana, hidrologi, jenis tanah, topografi, dan daerah lindung/cagar alam dan jarak
terhadap pemukiman yang menghasilkan peta lokasi daerah layak dan tidak layak TPA
dengan nilai-nilai yang bervariasi. Pada tahap ini dihasilkan 79 nilai berbeda, dengan
nilai paling rendah yaitu 125 dan nilai paling tinggi yaitu 300 pada tahap regional.
Semakin kecil nilai overlay, semakin tidak layak lokasi tersebut untuk perencanaan TPA,
dan sebaliknya.
8
Sumber : Analisis jurnal
Gambar 1. Peta Hasil Overlay analisis regional
Page 12
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
Selanjutnya masuk dalam tahap penyisihan, pada tahap ini terdapat enam lokasi
(Dua lokasi di Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu lokasi diantara
Kecamatan Kamal – Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal dan
Kecamatan Labang, dan lokasi di Kecamatan Kwanyar) yang di telah mendapatkan nilai
tertinggi pada analisis regional.
Tabel 3. Hasil analisis regional
Calon Lokasi
Daerah Penggunaan Lahan RTRW Luasan
Km2 Ha
I Kecamatan kamal
Desa Banyuajuh
Desa gilibarat
Persawahan
Perairan darat
Tambak Ikan
Pertanian
0,6357 63,57
II Kecamatan Kamal Persawahan
Perairan darat
Sawah Irigasi
Permukiman Kota
0,2296 22,96
III Kecamatan Kamal Kecamatan Socah
Persawahan
Perairan darat
Sawah Irigasi
Permukiman Kota
0,9602 96,02
IV Kecamatan Socah Pertanian Tanah
Kering Semusim
Permukiman Desa
Tegalan
0,1732 17,32
V Kecamatan Kamal Kecamatan labang
Pertanian Tanah
Kering Semusim
Permukiman Desa
Tegalan
Sawah Irigasi
Permukiman Kota
0,18954 189,54
VI Kecamatan Kwanyar Persawahan Sawah tadah hujan 0,78064 78,064
9
Sumber : Analisis jurnal
Page 13
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
Dari keenam calon lokasi ini akan di lakukan tahap penyisihan dan di hasilkan
satu lokasi yang sesuai untuk dikembangkan sebagai lokasi TPA, melalui scoring.
Setelah hasil perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi
dengan bobot nilai tertinggi melalui penjumlahan nilai dari kedua tahap tersebut. Hasil
penilaian dari tahap regional dan tahap penyisih, diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu
588, yaitu calon lokasi V. Lokasi V berada di terusan Desa Pandabah Kecamatan
Kamal dengan Desa Sendanglaok Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan
luas 0,18954 Km2 atau 189,54 Ha
10
Sumber : Analisis jurnal
Gambar 2. Peta calon lokasi TPA
Page 14
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
Tabel 4. Hasil analisis penyisih
Kriteria Penilaian Calon Lokasi I
Calon Lokasi II
Calon Lokasi III
Calon Lokasi IV
Calon Lokasi V
Calon Lokasi VI
Curah Hujan 50 50 50 50 50 50
Jalan Menuju Lokasi
25 25 50 50 50 25
Utilitas Lalu Lintas 30 30 24 24 24 30
Lingkungan Biologi
30 30 30 30 30 15
Produktifitas 3 3 3 15 15 3
Ketersediaan tanah Penutup
20 20 20 20 20 20
Kondisi tanah
Status Tanah 9 9 9 9 9 9
Demografi 15 15 15 15 15 21
Batas Administrasi 50 50 50 50 50 5
Kebisingan dan Bau 2 2 2 10 10 2
Estetika 3 3 3 15 15 3
Jumlah 237 237 256 278 288 183
11
Sumber : Analisis jurnal
Page 15
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
BAB IV
Lesson Learned
Dari jurnal penelitian Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (Tpa)
Sampah Kabupaten Bangkalan Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografi bahwa
dalam memetukan sebuah lokasi yang sesuai untuk di bangunnya TPA, harus melalui
analisis dengan beberapa tahap untuk mencari satu lokasi yang paling sesuai dari
puluhan lokasi yang ada sesuai dengan kriteria tertentu (SK SNI T-11-1991-03) tentang
tata cara pemilihan lokasi TPA. Namun perlu ada penelitian lebih lanjut dengan skala
yang lebih detail.
12
Page 16
Tugas 1 Analisis Lokasi dan Keruangan
DAFTAR PUSTAKA
Maulidah, S. (2011). PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH
KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.
11.
Mizwar, A. (2012). PENENTUAN LOKASI TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR (TPA) SAMPAH
KOTA BANJARBARU MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) .
Jurnal EnviroScienteae ISSN 1978-8096 , 10.
sanjaya, n. (2011, 1 7). Kriteria penentuan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Dipetik
03 1, 2015, dari nugrahadisanjaya:
https://ngurahadisanjaya.wordpress.com/2011/10/07/kriteria-penentuan-lokasi-tempat-
pemrosesan-akhir-tpa/