BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik. Kanker paru atau Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering hampir 95%. Kanker paru adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA. Pada hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Sebagai akibat, angka survival pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul ditempat jaringan parut sebelumnya (tuberculosis, fibrosis) dalam paru. Sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel di dalam paru; tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Kanker paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Dugaan meningkat pada mereka yang merupakan bagian dari kelompok resiko tinggi yaitu, apakah pasien merokok, apakah pasien telah terpapar dengan suatu bahan berbahaya dalam pekerjaannya, dan pernakah pasien menderita fibrosis paru kronis. Kebanyakan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain
adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik.
Kanker paru atau Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering
hampir 95%. Kanker paru adalah pembunuh nomor satu diantara pria di USA.
Pada hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat
limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Sebagai akibat, angka
survival pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa
karsinoma cenderung untuk timbul ditempat jaringan parut sebelumnya
(tuberculosis, fibrosis) dalam paru. Sebagian besar kanker paru berasal dari sel-
sel di dalam paru; tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh
lainnya yang menyebar ke paru. Kanker paru merupakan kanker yang paling
sering terjadi, baik pada pria maupun wanita.
Dugaan meningkat pada mereka yang merupakan bagian dari kelompok
resiko tinggi yaitu, apakah pasien merokok, apakah pasien telah terpapar dengan
suatu bahan berbahaya dalam pekerjaannya, dan pernakah pasien menderita
fibrosis paru kronis. Kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika merokok
dihilangkan.
Di Amerika Serikat Kanker Paru adalah penyebab kematian kedua diantara
semua macam kanker. Kanker Paru bahkan menyebabkan kematian melebihi
kanker payudara, kanker prostat dan kanker usus besar, apabila kematian ketiga
macam kanker ini bersama-sama dihitung. 1
Keganasan di rongga thorak mencakup kanker paru, tumor mediastinum,
metastasis tumor paru dan keganasan di pleura. Kanker paru dalam arti luas
adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari
paru sendiri (primer) maupun metastasis tumor di paru.
Diagnosis sering terlambat atau “Inoperable Stage“, maka prognosanya
jelek dan survival rate rendah. Keluhan dan gejala hampir sama dengan penyakit
paru lain, sehingga sering tidak terpikirkan. Meningkatnya ilmu, ketrampilan
dokter, alat diagnostik dan perhatian penderita diagnosis semakin cepat.
1
Penatalaksanaan baik penderitaan berkurang, kualitas hidup meningkat dan
ketahanan hidup lebih baik. Deteksi dini sangat penting dan perlu di usahakan. 1
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami anatomi dari paru.
2. Mengetahui dan memahami tumor paru.
3. Mengetahui dan memahami epidemiologi tumor paru.
4. Mengetahui dan memahami etiologi dan patofisiologi tumor paru.
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi dari tumor paru.
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang mana yang diperlukan untuk menunjang
diagnostik pada tumor paru.
7. Mengetahui penatalaksanaan dari tumor paru.
8. Mengetahui prognosis dari tumor paru.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Paru
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi). Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Paru-paru terdiri
dari organ-organ yang sangat kompleks. Bernapas terutama digerakkan oleh otot
diafragma (otot yang terletak antara dada dan perut). Saat menghirup udara, otot
diafragma akan mendatar, ruang yang menampung paru-paru akan meluas.
Begitu pula sebaliknya, saat menghembuskan udara, diafragma akan mengerut
dan paru-paru akan mengempis mengeluarkan udara. 1,2
Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui
trakea dan tube bronchial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya
merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang
berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian
dibawa oleh hemoglobin.
Selama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan
sangat elastic. Jika rongga thorax dibuka volume paru akan segera mengecil
sampai 1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri
mediastinum. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-
pembuluh besar serta struktur lain di dalam mediastinum. Masing-masing paru
berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis, dan terdapat bebas di dalam
cavitas pleuralis masing-masing, hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radix
pulmonalis. 1,2
Setiap paru-paru memiliki :
a. Apeks: tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 2,5cm di atas
clavicula
b. Permukaan costo-vertebral: menempel pada bagian dalam dinding dada
c. Permukaan mediastinal: menempel pada pericardium dan jantung
d. Basis pulmonis: terletak pada diafragma
Batas-batas paru:
3
a. Apeks atas paru (atas costae) sampai dengan di atas clavicula
b. Atas: dari clavicula sampai dengan costae II depan
c. Tengah: dari costae II sampai dengan costae IV
d. Bawah: dari costae IV sampai dengan diafragma
A.1 Pulmo Dexter/Paru Kanan
Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissura
obliqua dan fissura horizontalis pulmonis dexter menjadi tiga lobus : lobus
superior, lobus medius, dan lobus inferior. Fissura oblique berjalan dari pinggir
inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan costalis
sampai memotong pinggir posterior sekitar 6,25cm di bawah apex pulmonis.
Fissura horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan costalis setinggi
cartilago costalis IV dan bertemu dengan fissure obliqua pada linea axillaris
media. Pulmo dexter mempunyai sepuluh segmen, yaitu tiga buah segmen pada
lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan lima buah segmen pada
lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobules. 1,2
Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
berisi pembuluh darah, getah bening, dan saraf. Dalam tiap lobules terdapat
sebuah bronkiolus. Di dalam lobules, bronkiolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
diameternya antara 0,2-0,3mm.
Segmen pulmo dexter:
a. Lobus superior :
- Segmen apicale
- Segmen posterior
- Segmen anterior
b. Lobus medius :
- Segmen lateral
- Segmen medial
c. Lobus inferior :
4
- Segmen superior
- Segmen mediobasal
- Segmen anterobasal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal
Hilus pulmonalis dexter terdiri dari:
a. A. pulmonalis dextra
b. Bronchus principales dextra : bronchus lobaris superior, medius dan
inferior
c. Vv. Pulmonalis dextra
d. Nodule lymphideus
A.2 Pulmo Sinister/Paru Kiri
Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique dengan cara yang sama menjadi
dua lobus : lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada
fissure horizontalis. 1,2
Segmen pulmo sinister :
a. Lobus superior :
- Segmen apicoposterior
- Segmen anterior
- Segmen lingual superior
- Segmen lingual inferior
b. Lobus inferior :
- Segmen superior
- Segmen antero medial basal
- Segmen laterobasal
- Segmen posterobasal
Hilus pulmo sinister :
a. A. pulmonalis sinistra
b. Bronchus principales sinistra
c. Vv. Pumonalis sinistra
5
d. Nodule lymphoideus
Pada pulmo sinister terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung
untuk jantung (cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena
2/3 jantung terletak di pulmo sinistra. 1,2
Gambar 1. Lobus Paru Dextra dan Sinistra
Gambar 2. Segmen Paru Dextra dan Sinistra
6
Gambar 4. Batas-batas Paru
Gambar 3. Segmen Paru Dextra dan Sinistra (10 buah)
7
Gambar 5. Hilus Paru
Gambar 6. Gambaran Radiologi Paru Normal
8
A.3 Bronchus
Bronchus terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus terdiri dari:
• Bronkus Principalis
• Bronkus Lobaris
• Bronkus Segmentalis
Bronckus kanan lebih pendek, lebih lebar dan lebih vertikal daripada yang
kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri
pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus
atas dan bawah.
A.4 Alveolus
Gambar 7. Pembagian Bronkus
9
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut
lobolus primer. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai
Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori
Kohn.
B. Fisiologi Paru
Fungsi utama pernapasan:
Memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh.
Mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.
Proses pernapasan dibagi menjadi dua:
• Respirasi internal:
Gambar 8. Struktur Alveoli
10
Proses metabolik intraseluler yang terjadi di mitokondria meliputi
konsumsi O2 dan produksi CO2 selama pengambilan energi dari
molekul-molekul nutrient
Respirasi eksternal:
Proses pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel dalam tubuh dengan
lingkungan luar.
Proses respirasi eksternal terdiri atas:
1. Pertukaran O2 dan CO2 antara udara luar (udara dalam atmosfer)
dengan udara dalam alveol paru. Hal ini melalui aksi mekanik
pernapasan disebut ventilasi . Kecepatan ventilasi diatur sesuai dengan
kebutuhan ambilan O2 dan pembentukan CO2 dalam tubuh.
2. Pertukaran O2 dan CO2 antara udara alveol dengan darah dipembuluh
kapiler paru melalui proses difusi.
3. Pengangkutan O2 dan CO2 oleh sistem peredaran darah dari paru ke
jaringan dan sebaliknya.
4. Pertukaran O2 dan CO2 dalam pembuluh darah dengan sel-sel jaringan
melalui proses difusi.
C. Tumor Paru
C.1 Definisi Tumor Paru
Gambar 9. Proses respirasi luar
11
Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan
baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan
letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan
pengobatan, meliputi SCLC (Small Cell Lung Cancer) dan NSLC (Non Small
Cell Lung Cancer/Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel
besar).1
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal
dari saluran napas.
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian
besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari
bagian tubuh lain yang terkena kanker. Kanker paru merupakan abnormalitas
dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru. 5
C.2 Etiologi
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker
paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang
dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Hanya
sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja.
Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas
mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru,
meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Peranan
polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. 1,2
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di
rumah tangga. Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma
sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan
parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru akibat akumulasi bertahap kelainan genetik
yang menyebabkan transformasi epitel bronkus jinak menjadi jaringan
neoplastik. Rangkaian perubahan molekular tidak bersifat acak, tetapi
12
mengikuti suatu sekuensi yang sejajar dengan perkembangan histologik
menjadi kanker.
Perubahan genetik tertentu, seperti hilangnya bahan kromosom 3p (gen
penekan tumor), dapat ditemukan, bahkan pada epitel bronkus jinak pasien
kanker paru, serta di epitel pernapasan perokok yang tidak mengidap kanker
paru, yang mengisyaratkan bahwa pajanan ke karsinogen menyebabkan
mukosa pernapasan secara luas mengalami mutagenisasi. Dalam kaitannya
dengan pengaruh karsinogenik, terdapat bukti kuat bahwa merokok dan
gangguan lain dari lingkungan, merupakan penyebab perubahan genetic yang
menyebabkan kanker paru.
C.3 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
Gambar 10. Akumulasi dari perubahan progresif yang bertahap dari kanker paru. Menunjukan adanya
konsekuensi biologis yang dihasilkan dari perubahan genetik dan epigenetik.
13
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala–gejala yang timbul dapat berupa
batuk, hemoptysis, dispneu, demam. Wheezing unilateral dapat terdengar pada
auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke
struktur–struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
pericardium, otak, tulang rangka.
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan
resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya
zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan
sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk
memicu timbulnya penyakit tumor.
Intiation agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis
yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari
komponen genetik (DNA). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan
yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya
tumor, hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan
pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma
epidermoid (sel skuamosa). Karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar
(tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel
kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar
dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli.
Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga
mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan
adenokarsinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
14
C.4 Manifestasi Klinis
Gejala kanker paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara
penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap. Penderita
bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru seringkali menyadari bahwa
batuknya semakin memburuk. Dahak bisa mengandung darah. Jika kanker
tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan
hebat.
Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan
saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Penyumbatan
bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan
percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis. Akibat
lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan
sesak nafas. Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan
nyeri dada yang menetap.
Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan,
penurunan berat badan dan kelemahan. Kanker paru seringkali menyebabkan
penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita
mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi
sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.
Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan
terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari:
- penutupan kelopak mata
- pupil yang kecil
- mata cekung
- berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah.
Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju
ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga
bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.
Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di
15
dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan.
Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan
bronki, menyebabkan batuk hebat selama proses menelan berlangsung, karena
makanan dan cairan masuk ke dalam paru-paru.
Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan:
- irama jantung yang abnormal
- pembesaran jantung
- penimbunan cairan di kantong perikardial.
Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan
vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena
lainnya dari bagian tubuh sebelah atas:
- vena di dinding dada akan membesar .
- wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk
payudara) akan membengkak dan tampak berwarna
keunguan.
Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan
penglihatan, pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan
memburuk jika penderita membungkuk ke depan atau berbaring.
Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke
hati, otak, kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal,
terutama pada karsinoma sel kecil. Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan,
kejang dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai
kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan.
Beberapa kanker paru-paru menimbulkan efek di tempat yang jauh
dari paru-paru, seperti kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot
(sindroma paraneoplastik).
Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari
kanker dan tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar;
sindroma ini disebabkan oleh bahan yang dikeluarkan oleh kanker. Gejalanya
bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk awal
bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan. Salah satu
contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert, yang
ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah
16
kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan (polimiositis), yang bisa
disertai dengan peradangan kulit (dermatomiositis).
Beberapa kanker paru-paru melepaskan hormon atau bahan yang
menyerupai hormon, sehingga terjadi kadar hormon yang tinggi. Karsinoma
sel kecil menghasilkan kortikotropin (menyebabkan sindroma Cushing) atau
hormon antidiuretik (menyebabkan penimbunan cairan dan kadar natrium
yang rendah di dalam darah).
Pembentukan hormon yang berlebihan juga bisa menyebabkan
sindroma karsinoid, yaitu berupa kemerahan, bunyi nafas mengi, diare dan
kelainan katup jantung.
Karsinoma sel skuamosa melepaskan bahan menyerupai hormon yang
menyebabkan kadar kalsium darah sangat tinggi.
Sindroma hormonal lainnya yang berhubungan dengan kanker paru-
paru adalah:
- pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)
- kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme)
- perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap).
Kanker paru-paru juga bisa menyebabkan perubahan bentuk jari
tangan dan jari kaki dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang, yang
bisa terlihat pada rontgen.
C.5 Pemeriksaan diagnostik
1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta
Tomografi dada. Merupakan pemeriksaan awal sederhana
yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan
bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara
pada bagian hilus, effusi pleural, atelektasis, erosi tulang
rusuk atau vertebra.4
b. Bronkhografi.
c. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
d. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
17
e. PET-Scan, modalitas pencitraan untuk membedakan jaringan
tumor dengan jaringan normal berdasarkan aktivitas biologi.5
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi