7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
1/35
Case Report Session
RINOSINUSITIS
Oleh:
Indah Paradifa Sari 1010312108
Rezi Amalia Putri 1110312003
PRESEPTOR:
dr. Nirza art!" S#.T$T%&'
(A)IAN TE'IN)A $I*UN) TEN))ORO& &EPA'A 'E$ER
+A&U'TAS &E*O&TERAN UNI,ERSITAS AN*A'AS
RSUP *R -. *A-I' PA*AN)
201/
PEN*A$U'UAN
Rinosinusitis merupakan proses inflamasi yang melibatkan mukosa hidung
dan sinus paranasal yang menjadi masalah kesehatan yang meningkat secara
nyata. Dari data DEPKES RI tahun 2! menyebutkan bah"a penyakit hidung
dan sinus berada dalam urutan ke#2$ dari $ pola penyakit peringkat utama atau
sekitar %2.&%' penderita ra"at jalan di rumah sakit. Sinus yang paling sering
terkena adalah sinus etmoid dan maksila. Rinosinusitis memiliki gejala minor dan
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
2/35
gejala mayor( pasien dicurigai kuat menderita rinosinusitis jika memenuhi dua
kriteria gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua gejala minor atau jika ada
sekret purulen pada pemeriksaan endoskopi nasal. )aktor predisposisi yang paling
umum adalah infeksi saluran pernafasan atas oleh *irus maupun alergi. +kibat
terdapatnya infeksi saluran nafas atas akan menimbulkan tekanan negatif di dalam
rongga sinus sehingga terjadi transudasi( mula#mula serousa. ,ila kondisi
menetap akan menjadi media yang baik untuk berkembangnya bakteri di dalam
sinus. -ntuk terapi pilihan untuk penderita rinosinusitis adalah antibiotik dan
dekongestan. +ntibiotik yang diberikan adalah antibiotik lini pertama( kecuali
pada bakteri yang menghasilkan betalaktam dapat diberikan antibiotik lini 2 atau
sefalosporin generasi ke#2. erapi pembedahan diindikasikan pada rinosinusitis
kronis yang tidak membaik setelah diterapi adekuat. Komplikasi yang dapat
timbul dapat berupa komplikasi pada intraorbita( intrakranial( osteomielitis dan
abses subperiosteal( dan kista.
(A( I
TINAUAN PUSTA&A
1.1 Anat!mi dan +ii!l!i $idun dan Sinu Paranaal
/idung terdiri dari hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagian#
bagiannya dari atas ke ba"ah 0%
%. Pangkal hidung 1bridge.
2. ,atang hidung 1dorsum nasi.
!. Puncak hidung 1hip.
2
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
3/35
3. +la nasi.
$. Kolumela.
4. 5ubang hidung 1nares anterior.
/idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra"an yang dilapisi
oleh kulit( jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi melebarkan atau
menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari 0%
%. ulang hidung 1os nasal
2. Prosesus frontalis os maksila
!. Prosesus nasalis os frontal.
sedangkan kerangka tulang ra"an terdiri dari beberapa pasang tulang ra"an yang
terletak di bagian ba"ah hidung( yaitu 0%
%. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior.
2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai
kartilago ala mayor.
!. epi anterior kartilago septum.
Rongga hidung atau ka*um nasi berbentuk tero"ongan dari depan ke
belakang( dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi ka*um nasi
kanan dan kiri. Pintu masuk ka*um nasi bagian depan disebut nares anterior dan
lubang belakang disebut nares posterior 1koana yang menghubungkan ka*um
nasi dengan nasofaring.%
,agian dari ka*um nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi( tepat di
belakang nares anterior disebut *estibulum. 6estibulum ini dilapisi oleh kulit yang
mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut#rambut panjang 1vibrise. %
3
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
4/35
7ambar %. +natomi hidung tampak lateral dan medial
7ambar 2. +natomi /idung 5uar
4
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
5/35
iap ka*um nasi mempunyai empat buah dinding( yaitu dinding medial(
lateral( inferior( dan superior. Dinding medial adalah septum nasi yang dibentuk
oleh tulang dan tulang ra"an. Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian
tulang ra"an dan periostium pada bagian tulang( sedangkan di luarnya dilapisi
oleh mukosa hidung.%
Pada dinding lateral terdapat 3 buah konka. 8ang terbesar dan letaknya
paling ba"ah ialah konka inferior( kemudian yang lebih kecil ialah konka media(
lebih kecil lagi ialah konka superior( sedangkan yang terkecil disebut konka
suprema ini biasanya rudimenter.%
Di antara konka#konka dan dinding lateral hidung. erdapat meatus yaitu
meatus inferior( medius( dan superior. Pada meatus inferior terdapat muara
1ostium duktus nasolakrimalis. Pada meatus medius terdapat muara sinus frontal(
sinus maksila dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior terdapat muara
sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.%
)isiologi /idung0%
,erdasarkan teori struktural( teori e*olusioner dan teori fungsional(
fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasalis adalah0
%. )ungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara 1air conditioning( penyaring
udara( humidifikasi( penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme
imunologik lokal(
2. )ungsi penghidu karena terdapat mukosa olfaktorius.
!. )ungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara( membantu proses bicara
dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang(
5
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
6/35
3. )ungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala( proteksi terhadap
trauma dan pelindung panas( dan
$. Refleks nasal( dimana mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang
berhubungan dengan saluran cerna( kardio*askuler dan pernapasan yang dapat
menyebabkan refleks bersin dan napas berhenti( rangsang bau tertentu akan
menyebabkan sekresi kelenjar liur( lambung dan pankreas.
Sinus Paranasal merupakan rongga#rongga di sekitar hidung dengan
bentuk ber*ariasi dan terdiri dari empat pasang sinus( yaitu sinus maksilaris( sinus
frontalis( sinus etmoidalis( dan sinus sfenoidalis.2
a. Sinus maksila
Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus
ini ber*olume 4#& ml( sinus kemudian berkembang dengan cepat dan
mencapai ukuran maksimal( yaitu %$ ml saat de"asa. Sinus maksila
berbentuk piramid. 9stium sinus maksila berasa di superoir dinding
medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundiulum
etmoid.2
b. Sinus frontal
Sinus frontal terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke empat
fetus. Sesudah lahir( sinus frontal mulai berkembang pada usia % tahun
dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 2 tahun. -kuran sinus
frontal adalah 2(& cm tingginya( lebar 2(3 cm dan dalamnya 2 cm. Sinus
frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal(
yang berhubungan dengan infundibulum etmoid.2
c. Sinus etmoid
Pada orang de"asa bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya
di bagi posterior. -kurannya dari anterior ke posterior 3#$ cm( tinggi 2(3
cm dan lebarnya ($ cm di bagian anterior dan %($ cm di bagian superior.
6
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
7/35
Sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara di
meatus medius dan sinus etmoid posterior bermuara di meatus superior.2
d. Sinus sfenoid
Sinus ini terletak di dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.
Sinus ini dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. -kuran
sinus sfenoid( tinggi 2 cm( dalamya 2(! cm( dan lebarnya %(' cm. 6olume
ber*ariasi dari $ : '($ ml.2
7ambar !. +natomi Sinus Paranasal
Kompleks ostio#meatal
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius( ada
muara#muara saluran dari sinus maksila( sinus frontal dan sinus etmoid anterior.
Daerah ini rumit dan sempit( dan dinamakan komplek ostio#meatal 1K9;( terdiri
dari infundibulum etmoid( resesus frontalis( bula etmoid dan sel#sel etmoid
anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksila.
2
7ambar 3. +natomi Kompleks 9stio#meatal
7
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
8/35
)isiologi Sinus Paranasal
+da beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal02
%. Sebagai pengatur kondisi udara (air coditioning)
Sinus yang berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan
dan mengatur kelembapan udara inspirasi. dari berat kepala(
sehingga teori ini dianggap tidak bermakna.
3. ;embantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan
mempengaruhi kualitas suara( akan tetapi ada yang berpendapat( posisi
8
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
9/35
sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai
resonator yang efektif( lagipula tidak ada korelasi antara resonansi suara
dan besarnya sinus pada he"an tingkat rendah.
$. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
)ungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan
mendadak( misalnya pada "aktu bersin atau membuang ingus.
4. ;embantu produksi mukus
;ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya
kecil dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung( namun efektif
untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi
karena mukus ini keluar dari meatus medius( tempat yang paling strategis.
1.2 *efinii
Rinosinusitis adalah inflamasi hidung dan sinus paranasal yang ditandai
dengan adanya dua atau lebih gejala( salah satunya termasuk hidung
tersumbat=osbtruksi=kongesti= pilek disertai nyeri pada "ajah=rasa tertekan pada
"ajah.!
Rinosinusitis Kronik adalah inflamasi hidung dan sinus paranasal yang
berlangsung lebih dari %2 minggu dimana terdapatnya dua gejala mayor atau satu
gejala mayor dan dua gejala minor.3
1.3 E#idemi!l!i
Pre*alensi rinosinusitis kronis di Indonesia juga cukup tinggi( terbukti data
dari DEPKES RI tahun 2! menyebutkan bah"a penyakit tersebut berada pada
urutan ke#2$ dari $ pola penyakit peringkat utama atau sekitar %2.&%' penderita
9
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
10/35
ra"at jalan di rumah sakit.$(4. Di Departemen /#K5 )akultas Kedokteran -S-=
RS-P /. +dam ;alik tahun 2& didapatkan 2?4 penderita rinosinusitis kronis
dari '&! pasien yang datang ke Di*isi Rinologi RS-P /. +dam ;alik ;edan.$
Data dari Di*isi Rinologi Departemen / RS@; Aanuari#+gustus 2$
menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun "aktu tersebut adalah 3!$
pasien( 4?>nya adalah sinusitis. Data dari RS-D Raden ;attaher Aambi tahun
2%%( tercatat sebanyak !% pasien dan tahun 2%2 sebanyak !'3 pasien yang
menderita rhinosinusitis.4
Kebanyakan kasus rinosinusitis mengenai salah satu atau lebih sinus
paranasal( terutama sinus maksila dan sinus etmoid. Secara jelas proses terjadinya
peradangan di sinus paranasal dia"ali oleh inflamasi atau kelainan di daerah
komplek osteomeatal 1K9;.'
1. Eti!l!i dan +at!r Rei!
Pada rinosinusitis etiologinya dibedakan atas patogen akut( subakut dan
patogen kronis. Patogen akut dan subakut diantaranya streptococcus pneumonia(
hemophilus influenBa dan streptococcus pyogens( sedangkan patogen kronis tidak
dapat ditentukan secara pasti dan biasanya disebabkan oleh infeksi berbagai
mikroba.&
9bstruksi ostium sinus pada K9; merupakan faktor predisposisi yang
sangat berperan bagi terjadinya rinosinusitis kronik. 9bstruksi ostium dapat
disebabkan oleh bebagai faktor lokal maupun sistemik( diantaranya infeksi saluran
napas atas( alegi( paparan bahan iritan( kelainan anatomi dan defisiensi imun.
Etiologi rinosinusitis kronik bersifat multifaktorial. ,erdasarkan EP!9S 2'(
faktor yang dihubungkan dengan kejadian rinosinusitis kronik tanpa polip nasi
10
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
11/35
yaitu Cciliary impairment( alergi( asma( keadaan immunocompromised( faktor
genetik( kehamilan dan endokrin( faktor lokal( mikroorganisme( jamur( osteitis(
faktor lingkungan( faktor iatrogenik(H.pyloridan refluks laringofaringeal.3('
1.4 -anifetai &lini?
;anifestasi klinis dari rinosinusitis dibagi dalam gejala mayor dan minor.
Pasien dicurigai kuat menderita rinosinusitis jika memenuhi dua kriteria gejala
mayor atau satu gejala mayor dan dua gejala minor atau jika ada sekret purulen
pada pemeriksaan endoskopi nasal.
7ejala ;ayor0
%.
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
12/35
menyebabkan terjadinya transudasi. +"alnya transudat serous yang merupakan
rinosinusitis non#bakterial dan dapat sembuh dalam beberapa hari tanpa
pengobatan. ,ila kondisi menetap( rongga sinus yang terisi oleh transudat
merupakan media yang baik untuk tempat tumbuh dan multiplikasi bakteri. Pada
keadaan ini sekret sudah menjadi purulen.
Patofisiologi rinosinusitis digambarkan sebagai lingkaran tertutup. Secara
sistemik patofisiologi rinosinusitis adalah sebagai berikut inflamasi pada mukosa
hidung akan mengakibatkan pembengkakan 1udem dan eksudasi pada hidung
sehingga terjadi obstruksi atau blockade ostium sinus. 9bstruksi pada ostium yang
nantinya akan menyebabkan gangguan *entilasi dan dan drainase( resopsi oksigen
yang ada di rongga sinus dan terjadi hipoksia. Permeabilitas kapiler dan sekresi
kelenjar meningkat yang akan memproduksi eksudat yang banyak dan
mengganggu fungsi silia. Silia pada hidung dan sinus merupakan sistem yang
berfungsi untuk proteksi dan melembabkan udara inspirasi dan disebut sebagai
sistem mukosilier.silia akan selalu bergerak dengan teratur sehingga mengalirkan
lender untuk dibuang dari hidung kearah posterior dan dari sinus#sinus menuju
ostium dengan jalur yang sudah ditentukan. Dengan terjadinya gangguan fungsi
silia akan terjadi retensi sekresi di sinus yang merupakan suatu media yang baik
untuk berkembangnya kuman#kuman penyebab rinosinusitis.
3(%%(%2
Pada pasien dengan rhinitis alergi( allergen menyebabkan respon
inflamasi dengan memicu rangkaian peristi"a yang berefek pada pelepasan
mediator kimia dan mengaktifkan sel inflamasi. 5imfosit #helper 2 1h#2
menjadi aktif dan melepaskan sejumlah sitokin yang berefek akti*asi sel mast( sel
, dan eusinofil. ,erbagai sel ini kemudian melanjutkan respon inflamasi dengan
12
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
13/35
melepaskan lebih banyak mediator kimia yang menyebabkan udem mukosa dan
obstruksi ostium sinus. Rangkaian reaksi bakteri sekunder seperti halnya infeksi
*irus. Inflamasi yang berlangsung lama 1kronik sering berakibat penebalan
mukosa disertai keusakan silia sehingga ostium sinus menjadi buntu. ;ukosa
yang tidak dapat kembali normal setelah inflamasi akut dapat menyebabkan
gejala persisten dan mengarah pada rinosinusitis kronik.3
1.5 &laifiai Rin!inuiti
Secara umum dalam klinis( rinosinusitis dibagi atas rinosinusitis akut dan
rinosinusitis kronik.
1.5.1 Rin!inuiti Aut
Rinosinusitis akut merupakan serangan tiba#tiba dengan satu atau lebih
gejala( salah satu di antaranya adanya halangan pada hidung= sumbatan=
kemampatan atau sekret pada hidung 1anterior=posterior nasal drip yang diikuti
oleh nyeri pada "ajah= nyeri tekan dan berkurang atau hilangnya penciuman.
Rinosinusitis akut berlangsung kurang dari %2 minggu dengan inter*al bebas
gejala jika keluhan berulang. Aumlah episode serangan akut pada de"asa adalah
3 kali=tahun dan anak 4 kali=tahun( minimal serangan berlangsung selama %
hari. Pada penderita rinosinusitis akut dapat ditanyakan gejala alergi seperti
bersin#bersin( rinore( hidung gatal( dan mata gatal dan berair. Rinosinusitis akut
dapat terjadi sekali atau lebih dalam kurun "aktu tertentu. /al ini menunjukkan
episode dalam setahun tetapi harus bebas gejala antar episode yang disebut
sebagai recurrent acute rhinosinusitis.3(%
1.5.2 Rhin!inuiti r!ni
13
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
14/35
Rinosinusitis kronis menunjukkan dua atau lebih gejala diantaranya
adanya halangan pada hidung= sumbatan= kemampatan atau sekret pada hidung
1anterior=posterior nasal drip yang diikuti oleh nyeri pada "ajah= nyeri tekan dan
berkurang atau hilangnya penciuman. Rinosinusitis kronik dapat berlangsung
lebih dari %2 minggu. Aumlah episode serangan pada de"asa adalah 3 kali=tahun
dan anak 4 kali=tahun( minimal serangan berlangsung selama % hari . Pada
rinosinusitis kronik dapat juga ditanyakan gejala alergi pada penderita. 3(%
1.8 *ian!i
1.8.1 Rhin!inuiti Aut
Pada rhinosinusitis akut terdapat gejala dengan onset yang tiba#tiba. 7ejala
yang ditimbulkan dapat berupa hidung tersumbat= obstruksi= kongesti atau pilek
1sekret hidung anterior= posterior yang disertai nyeri "ajah= rasa tertekan di
"ajah atau penurunan= hilangnya penghidu( dengan inter*al bebas gejala bila
terjadi rekurensi. 7ejala berlangsung %2 minggu. Pemeriksaan fisik dengan
menggunakan rinoskopi anterior dan posterior( pemeriksaan nasoendoskopi sangat
dianjurkan. anda khas yang ditemukan pada pemeriksaan fisik yaitu adanya pus
di meatus medius 1pada sinusitis maksila dan etmoid anterior dan frontal atau di
meatus superior 1pada sinusitis etmoid posterior dan sphenoid. ;ukosa udem dan
hiperemis( pada anak sering terdapat pembengkakan dan kemerahan di daerah
kantus medius.!(%%
1.8.2 Rhin!inuiti &r!ni
Pada rhinosinusitis kronis terdapat gejala dua atau lebih gejala hidung
tersumbat= obstruksi= kongesti atau pilek 1sekret hidung anterior= posterior yang
14
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
15/35
disertai nyeri "ajah= rasa tertekan di "ajah atau penurunan= hilangnya penghidu.
7ejala berlangsung lebih dari %2 minggu.! ,erdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan udem atau eritem pada meatus media dan jaringan ca*um nasi atau
nasal endoskopi( terdapatnya secret nasal atau polip atau pembengkakan polipoid
pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan terdapat sumbatan.!(3
1.8.3 Pemeriaan Penun6an
Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk sinusitis akut meliputi
transluminasi( ultrasonografi( foto polos sinus paranasal( @ scan dan ;RI.
a. )oto polos sinus paraasal
)oto polos sinus paraasal merupakan pemeriksaan standar utama untuk
sinusitis. Kekurangan dari foto polos adalah sering ditemukan hasil positif
dan negatif palsu. iga jenis proyeksi yang digunakan( ialah
# Faters position 0 untuk e*aluasi sinus maksila dan frontal
# @ald"ell position 0 untuk e*aluasi sinus etmoidalis
# Proyeksi lateral 0 untuk e*aluasi ukuran adenoid( massa di
nasofaring( dan kelainan sphenoid.
b. @omputeriBed tomography scanning 1@#Scan
@ Scan merupakan pemeriksaan penunjang terbaik untuk mendiagnosis
sinusitis. @ scan dapat memperlihatkan gambaran sel#sel etmoid anterior
dan posterior serta keadaan kompleks osteo meatal. Pemeriksaan dengan
@ scan dapat dilakukan pada potongan melintang 1tanpa kontras saja.
Potongan aksial dapat dilakukan untuk melihat kelainan di sinus sphenoid
dan kompliksi ke orbita. @ scan dapat membantu melihat perluasan
15
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
16/35
penyakit( *ariasi atau kelainan anatomi serta sumbatan sinus#sinus atau
kompleks osteo meatal 1K9;.$
7ambar $. 7ambaran @ Scan pada rhinosinusitis kronik
dengan polip pada potongan coronal
c. ;agnetic resonance imaging 1;RI
Penggunaannya sangat baik untuk mengetahui kelainan soft tissue
dari sinus paranasal.
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
17/35
untuk menilai efek dari antibiotik yang diberikan. +pabila terdapat
resistensi atau kuman memproduksi beta#laktamase( maka obat pilihan
yang digunakan adalah amoksisilin#kla*unalat atau sefalosporin generasi
ke#2( yaitu cefuroGime 2$ mg dua kali perhari( cefaclor 2$ mg tiga kali
perhari( cefiGime 3mg dua kali perhari( dan cefradine( cefproBil( dan
cefotiam. +moksisilin kla*unalat merupakan antibiotik lini kedua dengan
dosis $ mg atau %2$ mg tiga kali perhari atau ampisilin betalaktam.
Pemberian antibiotik pada sinusitis selama %#%3 hari meskipun gejala
klinis sudah hilang. Pemberian antibiotik dapat langsung diberikan
antibiotik lini kedua pada serangan akut berulang atau berdasarkan
pengalaman setempat amoksisilin terbukti tidak efektif.!($
b. Dekongestan
Dekongestan yang digunakan dapat oral atau topikal( yaitu
golongan agonis H#adrenergik. Pemberian dekongestan dibatasi sampai !#$
hari untuk mencegah ketergantungan dan rebound nasal decongestan.
Pemberian dekongestan sistemik( seperti penil#propanolamin(
pseudoefedrin dapat menormalkan *entilasi sinus dan mengembalikan
fungsi pembersihan mukosilia. Dekongestan sistemik dapat diberikan %#
%3 hari. 3(%!
c. +nihistamin
Pemberian antihistami pada penderita sinusitis merupakan
kontraindikasi karena dapat mengentalkan sekret sehingga menimbulkan
17
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
18/35
penumpukan sekret di sinus dan memperberat sinusitis. +ntihistamin
diberikan pada penderita yang jelas terdapat alergi.%!
d. Kortikosteroid
Steroid topikal dinajurkan pada sinusitis kronis. Steroid akan mengurangi
edem dan inflamasi pada hidung sehingga dapat memperbaiki drainase
sinus. Kortikosteroid sistemik juga sangat bermanfaat untuk rhinosinusitis
kronik dengan polip nasi dan rhinosinusitis fungal alergi. etapi pemberian
steroid sistemik dalam jangka pendek mengingat efek yang
ditimbulkannya. 3(%!
1.7.2 Tera#i O#eratif
Sinusitis kronik yang tidak sembuh setelah pengobatan yang adekuat dan
optimal serta adanya kelainan mukosa menetap merupakan indikasi dilakukannya
tindakan operatif. erdapat beberapa macam tindakan operatif seperti antrostomi
meatus inferior( Caldwel-Luc( etmoidektomi intra dan ekstranasal( trans sinus
frontal dan bedah sinus endoskopi fungsional. ,edah sinus endoskopi fungsional
1,SE)=)ESS merupakan operasi terkini untuk sinusitis kronik. indakan ini
menjadi pilihan karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan tindakan
lebih ringan dan tidak radikal.%3(%2Indikasi untuk dilakukannya )ESS adalah
Sinusitis kronik disertai kista atau kelainan yang irre*ersible
Polip ekstensif
+danya komplikasi sinusitis
18
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
19/35
Sinusitis jamur
7ambar 4. Skema penatalaksanaan rhinosinusitis akut pada de"asa di layanan
primer
7ambar '. Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada anak
19
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
20/35
7ambar &. Skema penatalaksanaan rhinosinusitis kronis dengan atau tanpa polip
pada de"asa di layanan primer dan dokter spesialis
20
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
21/35
7ambar ?. Skema penatalaksanaan rinosinusitis kronis pada anak
%.% Komplikasi
Komplikasi sinusitis suda jarang terjadi akibat adanya pengobatan
antibiotik( komplikasi biasanya terjadi pada kasus sinusitis akut atau sinusitis
kronis eksaserbasi akut. Penderita dengan tingkat sosio#ekonomi rendah yang
kurang giBi dan tidak terjangkau oleh fasilitas kesehatan juga sering terjadi
komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi dapat seperti
21
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
22/35
a. Komplikasi intraorbita
Infeksi pada sinus dapat meluas melalui tromboflebitis( atau
perikontinuinatum. Komplikasi disebabkan oleh sinus yang berdekatan
dengan orbita seperti sinus etmoid. Komplikasi dapat berupa selulitis
periorbita( selulitis orbita( abses subperiosteal( atau abses orbita. 7ejala
yang ditimbulkan berupa pembengkakan kelopak mata atau edema merata
di seluruh orbita atau gangguan gerak mata dan gangguan *isus hinga
abses yang mengeluarkan pus.%%(%2
b. Komplikasi intrakranial
Komplikasi intrakranial juga dapat melalui sistem *ena( infeksi gigi yang
meluas hingga sinus maksila dan erosi pada tulang yang memisahkan sinus
frontal( etmoid dan sphenoid.. Kelainan yang terjadi dapat berupa
meningitis( abses epidural( abses ekstradural atau subdural( abses otak(
thrombosis sinus ka*ernosus atau thrombosis sinus sagitalis superior.
7ejala yang ditimbulkan adalah terjadinya penurunan kesadaran atau
kejang#kejang.%3(%2
c. 9steomielitis dan abses subperiosteal
Paling sering timbul pada os frontal akibat sinusitis frontal yang
memperlihatkan gejala pembengkakan dahi dan kelopak mata yang
disertai rasa nyeri. 9steomielitis sinus maksila dapat menyebabkan fistula
oroantral atau pembengkakan pada pipi dan kelopak mata ba"ah.
9steomielitis sering terjadi pada anak#anak.%%(%2
d. ;ukosil 1Kista
22
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
23/35
Sering terjadi pada sinus frontal dan dapat juga terjadi pada sinus maksila(
etmoid( dan sphenoid. Kista dapat terjadi akibat tersumbatnya saluran
keluar sinus sehingga terjadi pengumpulan lender yang steril yang
kemudian menjadi kental. Kista dapat mebesar dan mendesak organ
sekitarnya seperti orbita. 7ejala yang dapat timbul adalah sakit kepala dan
pembengkakan diatas sinus yang terkena. %%
(A( II
23
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
24/35
'APORAN &ASUS
I*ENTITAS PASIEN
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
25/35
# idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
Ri"ayat Pekerjaan( Sosial( Ekonomi( dan Kebiasaan0
Pasien seorang pekerja s"asta
PE-ERI&SAAN +ISI&
Statu )enerali
Keadaan umum 0 Sakit ringan
Kesadaran 0 @;@
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
26/35
Radang idak ada idak ada
Kel. ;etabolik idak ada idak ada
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
27/35
;astoid
anda radang idak ada idak ada
)istel idak ada idak ada
Sikatrik idak ada idak ada
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
28/35
Sekret Aenis Serosa Serosa
Aumlah Sedikit Sedikit
,au idak +da idak +da
Konka inferior -kuran Eutrofi Eutrofi
Farna 5i*ide 5i*ide
Permukaan 5icin 5icin
Edema
Konka media -kuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Farna Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Septum
@ukup lurus=de*iasi idak ada de*iasi
Permukaan 5icin 5icinFarna ;erah muda ;erah muda
Spina idak ada idak ada
Krista idak ada idak ada
+bses idak ada idak ada
Perforasi idak ada idak ada
;assa 5okasi idak ada idak ada
,entuk idak ada idak ada
-kuran idak ada idak ada
Permukaan idak ada idak ada
Farna idak ada idak ada
Konsistensi idak ada idak ada
;udah digoyang idak ada idak ada
Pengaruh*asokonstriktor
idak ada idak ada
Rin!!#i P!teri!r 1sulit dinilai
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Koana
@ukup lapang 1
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
29/35
Edema
Aaringan granulasi
Konka superior
-kuran
Farna
Permukaan
Edema
+denoid +da=tidak
;uara tuba
eustachius
ertutup secret
Edema mukosa
;assa
5okasi
-kuran
,entuk
Permukaan
Post
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
30/35
Peritonsil Farna
Edema
+bses
umor 5okasi idak ada idak ada
,entuk idak ada idak ada
-kuran idak ada idak ada
Permukaan idak ada idak ada
Konsistensi idak ada idak ada
7igi
Karies=radiks
Kesan /igiene oral kurang
5idah Farna ;erah muda ;erah muda
,entuk
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
31/35
Sinus piriformis
6alekulae
Pemeriaan &elen6ar )etah (enin 'eher
# Pada inspeksi tidak terlihat pembesaran kelenjar getah bening leher.
# Pada palpasi tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening leher.
RESU-E
9*ASAR *IA)NOSIS
+namnesis 0
# /idung tersumbat hilang timbul kiri dan kanan sejak ! tahun yang
lalu. /idung dirasakan tersumbat terutama pada saat cuaca dingin
# Sering bersin#bersin pada pagi hari atau terkena debu sejak kecil
# /idung berair( jernih dan tidak berbau sejak & tahun yang lalu(
kadang disertai darah apabila pasien mengorek hidung.
#
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
32/35
o /idung K
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
33/35
(A( III
*IS&USI
Pasien datang ke Poliklinik RS-D +chmad ;ochtar ,ukittinggi dengan keluhan
utama hidung yang makin tersumbat sejak 2 hari yang lalu. +"alnya hidung
tersumbat dirasakan hilang timbul kiri dan kanan sejak ! tahun yang lalu. /idung
dirasakan tersumbat terutama pada saat cuaca dingin. Pasien sering bersin#bersin
pada pagi hari atau terkena debu sejak kecil. /idung berair( jernih dan tidak
berbau sejak & tahun yang lalu. Kadang disertai darah apabila pasien mengorek
hidung.
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
34/35
Konka inferior didapatkan eutrofi( permukaan licin( dan tidak terdapat udem.
Konka media sulit dinilai karena terdapat udem pada konka inferior.
erapi yang diberikan pada pasien ini adalah @otrimoksaBol 3& mg 2 kali
perhari dan Pseudoephedrine hydrochloride spray selama !#$ hari. /al ini sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bah"a terapi yang diberikan adalah antibiotik
lini pertama atau dekongestan.
*A+TAR PUSTA&A
%. Soetjipto D( ;angunkusumo E( Fardani RS.Hidung.Dalam ,uku +jar Ilmu
Kesehatan elinga /idung enggorok. 4thed. )K-I. Aakarta02%%. %%%22.
2. Soetjipto D( ;angunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam ,uku +jar Ilmu
Kesehatan elinga /idung enggorok. 4th ed. )K-I. Aakarta0 2%%. %3$#%3?.
!. )okkens F( et al. EP9S0 European Position Paper on Rhinosinusitis and
7/25/2019 Case Repost Session Rhinosinusitis
35/35
4. Septi"ati ;( aher +( Rahayu -. /ubungan Infeksi gigi rahang atas dengan
kejadian Rhinosinusitis ;aksilaris di Rumah Sakit -mum Daerah Raden
;attaher Aambi. )akultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. -ni*ersitas Aambi.'. Kentjono F+. Rinosinusitis0 Etiologi dan Patofisiologi. Surabaya.
-ni*ersitas +irlangga0 23.
&. Daulay R;( Dalimunthe F( dan kas"andani