Rencana Pengembangan dan Pembangunan Jaringan Jalan Pengembangan Jaringan Jalan Baru Pengembangan jaringan jalan baru diarahkan untuk tiga hal 1) meningkatkan aksesibilitas antar kawasan kecamatan tertinggal sehingga dapat menjadi pemicu pergerakan ekonomi antar kawasan melalui percepatan pergerakan sumberdaya manusia dan sumber daya alam, 3) meningkatkan kualitas pelayanan kota melalui pengurangan kemacetan dalam kota dengan konsep jalan lingkar, dan 3) meningkatkan aksesibilitas dan keterpaduan antara kabupaten kuningan dengan kabupaten atau kota lainnya. Pengembangan jaringan jalan baru disinyalir membutuhkan sumberdaya yang cukup besar baik berupa sumberdaya alam, manusia maupun waktu. Pengembangan jaringan jalan baru juga membutuhkan suatu pendekatan, metode akuisisi dan manajemen yang baik sehingga dapat mempercepat pelaksanaannya. Pengembangan jaringan jalan baru juga membutuhkan suatu metode komunikasi massa yang intensif dan atraktif karena masyarakat sebagai pemilik lahan memiliki hak yang harus dihormati disamping tuntutan akan kewajibannya sebagai warga negara. Dalam pelaksanaannya, pengembangan jaringan jalan baru harus memperhatikan skala prioritas karena kebutuhan masyarakat terhadap jaringan jalan akan terdistribusi secara bertahap. Berdasarkan alasan itu, maka rencana pengembangan jaringan jalan baru dapat dimulai beradasarkan urutan sebagai berikut: a. Pembangunan jalan antar kecamatan tertinggal, yang meliputi: Ruas jalan Luragung-Ciwaru-Cilebak-Subang-Selajambe-Waduk Darma Ruas jalan Cimahi-Karangkancana-Ciwaru Ruas jalan Cibingbin-Cibeureum-Karangkancana-Cilebak Ruas jalan Hantara-Ciniru-Garawangi Ruas jalan Garawangi-Maleber Ruas jalan Ciniru-Maleber-Ciwaru Ruas jalan Garawangi-Maleber-Subang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rencana Pengembangan dan Pembangunan Jaringan JalanPengembangan Jaringan Jalan BaruPengembangan jaringan jalan baru diarahkan untuk tiga hal 1) meningkatkan aksesibilitas antarkawasan kecamatan tertinggal sehingga dapat menjadi pemicu pergerakan ekonomi antar kawasanmelalui percepatan pergerakan sumberdaya manusia dan sumber daya alam, 3) meningkatkankualitas pelayanan kota melalui pengurangan kemacetan dalam kota dengan konsep jalan lingkar,dan 3) meningkatkan aksesibilitas dan keterpaduan antara kabupaten kuningan dengan kabupatenatau kota lainnya.
Pengembangan jaringan jalan baru disinyalir membutuhkan sumberdaya yang cukup besar baikberupa sumberdaya alam, manusia maupun waktu. Pengembangan jaringan jalan baru jugamembutuhkan suatu pendekatan, metode akuisisi dan manajemen yang baik sehingga dapatmempercepat pelaksanaannya. Pengembangan jaringan jalan baru juga membutuhkan suatu metodekomunikasi massa yang intensif dan atraktif karena masyarakat sebagai pemilik lahan memilikihak yang harus dihormati disamping tuntutan akan kewajibannya sebagai warga negara.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan jaringan jalan baru harus memperhatikan skala prioritaskarena kebutuhan masyarakat terhadap jaringan jalan akan terdistribusi secara bertahap.Berdasarkan alasan itu, maka rencana pengembangan jaringan jalan baru dapat dimulaiberadasarkan urutan sebagai berikut:
a. Pembangunan jalan antar kecamatan tertinggal, yang meliputi: Ruas jalan Luragung-Ciwaru-Cilebak-Subang-Selajambe-Waduk Darma Ruas jalan Cimahi-Karangkancana-Ciwaru Ruas jalan Cibingbin-Cibeureum-Karangkancana-Cilebak Ruas jalan Hantara-Ciniru-Garawangi Ruas jalan Garawangi-Maleber Ruas jalan Ciniru-Maleber-Ciwaru Ruas jalan Garawangi-Maleber-Subang
b. Pembangunan jalan lingkar baru bagian timur yang menghubungkan jalan lingkar bagian baratc. Pembangunan jalan antara kawasan utara dan selatan untuk meningkatkan aksesibilitas
antara kawasan utara dan selatand. Pembangunan jalan yang menghubungkan antara kuningan bagian selatan dengan kabupaten
Peningkatan Jalan EksistingPeningkatan jalan eksisting diarahkan untuk tiga hal pula 1) meningkatkan kualitas pelayanandalam pusat kota kuningan, 2) meningkatkan aksesibilitas antar kecamatan dan desa baik yangtertinggal maupun yang tidak dan 3) meningkatkan aksesibilitas antara Kuningan dengankabupaten atau kota di sekitarnya.
Peningkatan jalan eksisting meliputi:a. Peningkatan jalan di pusat kota meliputi ruas-ruas sebagai berikut:
Ruas jalan Siliwangi, Sudirman, Veteran dan RE Martadinata sebagai jalan porosdengan kapasitas minimal 4 lajur 2 arah.
Ruas jalan Otista, Juanda dan Pramuka sebagai ring 1 dalam kota dengan kapasitas 2lajur 1 arah dengan kualitas lebih baik dari kondisi eksisting
Ruas jalan ring 2 sisi timur melalui Cipicung-Sindang Agung-Kadugedeb. Peningkatan jalan antar kecamatan dengan lebar minimal 8 m dan lapis perkerasan hotmix.
Rencana ini diprioritaskan bagi kecamatan yang berada di kawasan selatan kuningan.c. Peningkatan jalan antar desa meliputi semua desa di 35 kecamatan dengan lebar minimal 6
meter lapis perkerasan minimal aspal HRS.d. Pembangunan dan peningkatan jalan antar kota meliputi ruas-ruas jalan sebagai berikut:
Ruas jalan Kuningan-Cirebon dan Kuningan-Majalengka dengan kapasitas 4 lajur 2 arah Ruas jalan Kuningan-Brebes melalui Cibingbin dengan kapasitas 4 lajur 2 arah Ruas jalan Kuningan-Ciamis melalui Kadugede dengan kapasitas 2 lajur 2 arah Ruas jalan Kuningan Cilacap melalui Cimahi-Karangkancana dengan kapasitas 2 lajur 2
arah
Rencana Pengembangan dan Pembangunan Terminal dan HalteRencana pengembangan dan pembangunan terminal dan halte mencakup rencana pengembangan terminaldan halte baru dan peningkatan terminal dan halte eksisting untuk memperbaiki unjuk kerja.
Pengembangan terminal dan halte baru diarahkan untuk memenuhi dua hal, yaitu 1) meningkatkanaksesibilitas masyarakat terhadap angkutan umum dan 2) meningkatkan keteraturan polapergerakan angkutan umum itu sendiri.Rencana pengembangan terminal dan halte baru meliputi:
a. Pengembangan terminal baru di beberapa kecamatan tertinggal seperti: Terminal tipe C atau terminal tani di Cimahi dan Garawangi Sub terminal di Ciwaru, Subang, Cibingbin, Ciawigebang
b. Pengembangan halte-halte baru di semua persimpangan dan titik bangkitan yang dilewatioleh rute angkutan umum
Rencana peningkatan terminal dan halte meliputi:a. Perubahan fungsi terminal tipe A di kuningan menjadi terminal tipe B. perubahan ini
meliputi perubahan operasional, manajemen dan sirkulasi kendaraanb. Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan sub terminal Kadugede, Cilimus, Luragungc. Peningkatan halte di pusat kota
Rencana Pengembangan dan Pembangunan Fasilitas ParkirPengembangan dan pembangunan fasilitas parkir diarahkan untuk 1) memberikan simpul henti bagikendaraan pribadi di suatu tempat atau kawasan, 2) mengurangi penggunaan badan jalan sebagaisarana henti sehingga mengurangi hak jalan bagi lalu lintas dan 3) memberikan sistemperpindahan moda yang baik antara kendaraan pribadi menuju kendaraan umum atau pejalan kakiatau sebaliknya. Ketiga arah pemanfaatan parkir tersebut harus terpenuhi, dan hilangnya salahsatu tujuan dan arah tersebut menunjukan bahwa keberadaan parkir kurang efektif dalammenunjang fungsi pergerakan kota.
Pengembangan fasilitas parkir pertama-tama mempertimbangkan masalah kebutuhan, ketersediaanlahan dan kebiasaan masyarakat. Untuk itu, kecuali adanya strategi tertentu yang ingindicapai, pengembangan perparkiran tidak lepas dari skala prioritas. Misalnya sarana parkirsangat dianjurkan di pusat kota tetapi tidak terlalu dibutuhkan di kawasan yang relatif sepi.
Pengembangan peparkiran dapat dimulai dari usaha-usaha berikut:a. Pengadaan tempat parkir terpadu di pusat kota Kuningan. Tempat parkir dapat dipadu
padankan dengan konsep ruang terbuka hijau, sub terminal, pasar, mall, atau peruntukanlainnya.
b. Pengadaan tempat parkir di setiap peruntukan swasta untuk kepentingan umum pada kawasanpusat kota Kuningan. Rencana ini dapat menghemat lahan dan biaya pembangunan
Pengembangan perparkiran tersebut harus diikuti dengan upaya-upaya berikut ini:a. Jika tempat parkir dipadukan dengan ruang terbuka hijau, maka konsep bangunan parkir
vertikal lebih disukai karena dapat menghemat lahan sehingga tidak merusak fungsi utamalahan sebagai lahan terbuka hijau.
b. Pemanfaatan fasilitas umum dan transportasi sebagai parkir merupakan kombinasi yangdisenangi. Sub terminal dalam kota dapat dibangun vertikal sehingga pemanfaatannya bisaganda; digunakan untuk angkutan umum dan untuk angkutan pribadi.
c. Pengadaan tempat parkir swasta pengelolaannya harus swasta tetapi pengaturannya ditanganpemerintah. Sistem ini harus diikuti dengan ketegasan larangan parkir di tepi jalan,terutama jalan-jalan utama. Ketegasan ini mendorong pengguna angkutan pribadi untukbergeser dari parkir tepi jalan ke parkir di luar badan jalan.
Rencana Pengembangan dan Pembangunan APILLPengembangan dan pembangunan APILL (alat pengatur isyarat lalu lintas) diarahkan untuk 1)menjamin kelancaran dan kemudahan arus lalu lintas bergerak di jalan raya melalui pemberianinformasi secara baik dan lengkap, 2) mengurangi tingkat resiko kecelakaan akibatketidakteraturan hak jalan, dan 3) memberikan sistem kendali pergerakan kota yang baik danterpadu.
Ada beberapa tingkat pengembangan APILL yang ditempuh untuk menciptakan suatu sistempergerakan kota yang baik dan terarah seperti yang diterapkan di beberapa kota maju dan besar,diantaranya adalah APILL manual, APILL semi automatik, APILL automatik, sistem terpusat(ATCS), dan sistem intelegensia (ITS). Beberapa kota di dunia saat ini sedang menyenangipenggunaan sistem APILL automatik dan beberapa telah mencoba ATCS dan ITS.
Untuk kota Kuningan yang tergolong kecil, maka pengembangan APILL dimulai dengan:a. Perbaikan sistem APILL yang ada meliputi resetting lampu lalu lintas, perbaikan lampu
yang tak befungsi, perbaikan rambu di simpang dan jalan, dsb.b. Penambahan APILL pada daerah pusat kota dan pusat-pusat kecamatan dengan lalu lintas yang
cenderung padatc. Penambahan APILL pada lokasi-lokasi atau jalan luar kota yang memiliki resiko kecelakaan
tinggid. Pengenalan sistem APILL semi automatik dan automatik pada jalan-jalan di dalam pusat kota
terutama sistem pengaturan lampu lalu lintas dan hak arah jalan.
Rencana Pengembangan Sistem Angkutan UmumPengembangan angkutan umum diarahkan untuk 1) meningkatkan kinerja dan kualitas fisik angkutanumum eksisting sehingga memenuhi kelayakan, 2) meningkatkan kepuasan pelanggan sehinggamengurangi kecenderungan penggunaan angkutan pribadi dan 3) menyediakan suatu sistem angkutan
yang dapat menjangkau semua kawasan di Kuningan dan dapat dijangkau semua lapisan masyarakatKuningan.
Pengembangan angkutan umum setidaknya akan meliputi tiga upaya utama yaitu 1) perbaikan fisikangkutan eksisting, 2) penambahan armada bagi angkutan reguler, 3) penambahan sistem angkutanumum khusus dan 4) perbaikan dan penataan sistem operasional dan manajemen angkutan umum diKuningan.
Karena itu, rencana-rencana pengembangan dan pembangunan sistem angkutan umum dapat dimulaidengan:
a. Peremajaan angkutan umum reguler diatas usia 10 tahun. Peremajaan ditempuh dengan melaluisubsidi yang diberikan pemerintah kepada pemilik angkutan.
b. Pengadaan angkutan umum bagi kawasan-kawasan bagian selatan Kuningan yang selama inibelum atau sedikit sekali tersentuh angkutan umum. Pengadaan dapat berupa angkutanperintis dengan periode harian disebabkan angkutan reguler secara finansial kurangkompetitif. Dalam hal ini pemerintah lah yang berkewajiban menjadi penyelenggarasekaligus pelaku dalam angkutan perintis.
c. Pemberian jaminan bagi angkutan swadaya untuk melayani daerah yang terpencil untuk dapatberoperasi secara berkesinambungan adalah salah satu langkah untuk menciptakan sistemangkutan umum bagi masyarakat luas tanpa pemerintah harus mengeluarkan biaya yang begitubesar. Angkutan swadaya semacam ini memberikan suatu sistem pelayanan angkutan umum yangunik dan fleksibel. Pemerintah dapat berperan sebagai pengatur dan pengawas kinerjaangkutan swadaya sehingga angkutan jenis ini tetap dapat memenuhi tingkat pelayanan yanglayak.
d. Pengembangan sistem angkutan umum khusus terutama angkutan wisata. Pilihan yang baik bagiangkutan swasta adalah angkutan shuttle yang melayani rute tempat-tempat wisata diKuningan dan angkutan khusus yang berfungsi sebagai mark bagi Kuningan seperti trem ataukereta kabel.
Rencana Pengembangan Sistem Angkutan BarangRencana pengembangan sistem angkutan barang diarahkan untuk 1) memberikan suatu sistempergerakan yang baik bagi angkutan barang, 2) memberikan titik-titik distribusi dan koleksiyang memudahkan bagi masyarakat yang terlibat, dan 3) melepaskan kota dari beban angkutanbarang sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingan, pencemaran udara, dan resiko kecelakaanyang diakibatkan oleh angkutan barang.
Rencana pengembangan sistem angkutan barang meliputi:a. Pembatasan dan pengaturan hak jalan angkutan barang. Pembatasan hak jalan bagi angkutan
barang besar MST > 5 ton untuk masuk ke dalam kota, selanjutnya dialihkan ke luar kotamelalui sistem jalan lingkar barat dan timur dari kota kuningan. Memberikan hak jalanbagi angkutan barang kecil MST < 5 ton untuk masuk ke dalam kota, dan melayani distribusidalam kota kuningan
b. Pembangunan depo-depo barang atau terminal barang yang berfungsi sebagai titik koleksidan distribusi barang dari dan ke masyarakat konsumen atau produsen. Depo-depo inidiletakkan di pusat-pusat kegiatan seperti pasar, pengumpulan hasil panen, dsb.
c. Pembangunan terminal kargo utama sebagai pusat transfer bagi angkutan barang besar dankecil, jika itu sudah dibutuhkan pada waktunya.
No. Periode Program KeteranganI Periode I : 5 Tahun
Pertama1.1 Pengembangan Jalan Antar Kecamatan1.1.a
- Jalan Subang-Ciwaru
1.1.b
- Jalan Cidahu-Cibingbin
1.2 Peningkatan Jalan untuk Jalan Lingkar Timur Seksi Utara
1.3 Peningkatan dan Pengembangan Jalan antar Desa Bagian I (Bagian Utara)
1.4 Pengembangan terminal di Subang dan Ciawi Gebang1.5 Perbaikan APILL dalam Kota1.6 Pengembangan angkutan umum perintis bagian I
(rute Kadugede-Subang dan sekitarnya)II Periode II: 5 Tahun
Kedua2.1 Pengembangan Jalan Lingkar Timur Seksi Utara2.2 Pengembangan dan Peningkatan Jalan Antar Desa
bagian II (Utara)2.3 Pengembangan terminal di Cibingbin dan Garawangi2.4 Pengembangan APILL untuk jalan antar kota2.5 Penambahan rute angkutan umum dalam kota2.6 Pembangunan parkir pusat kota satu buah
No. Periode Program Keterangan2.7 Pembangunan halte di pusat kotaIII Periode III: 5 Tahun
Ketiga3.1 Pengembangan Jalan Lingkat Timur seksi Selatan3.2 Pengembangan dan Peningkatan jalan antar desa
bagian III (Bagian Selatan)3.3 Pengembangan angkutan umum perintis bagian II
(rute subang-Ciwaru-Luragung)3.4 Pengembangan sub terminal di Luragung dan Ciwiru3.5 Pengembangan halte di ruas jalan utama Siliwangi
dan RE Martadinata3.6 Pengembangan terminal tani di Garwangi3.7 Pengembangan APILL untuk jalan-jalan antara
kecamatan terutama daerah selatan untuk meningkatkan keselamatan
IV Periode IV: 5 Tahun Keempat
4.1 Pengembangan Jalan kolektor yang menghubungkan Subang dan Garawangi guna mempercepat pertumbuhan kawasan selatan Kuningan bagian I
4.2 Pengembangan angkutan umum khusus untuk wisata4.3 Pengembangan depo barang bagian I (pusat kota)4.4 Pengembangan APILL semi automatik untuk lampu
sinyal simpang di pusat kota4.5 Pembangunan Parkir di Cirendang dan
Kertawangunan
No. Periode Program Keterangan4.6 Peningkatan jalan antar kecamatan bagian II 4.6.a
- Jalan Ciwaru – Ciniru
4.6.b
- Jalan Cibingbin – Cidahu
4.7 Peningkatan jalan antar desa bagian IV (bagian selatan)
4.8 Pengembangan terminal di Ciwiru dan Cibingbin4.9 Pengembangan angkutan perintis tahap III (rute
Kertawangunan, Ciniru, Subang)V Periode V: 5 Tahun
Kelima5.1 Pengembangan Jalan kolektor yang menghubungkan
Subang dan Garawangi guna mempercepat pertumbuhan kawasan selatan Kuningan bagian II
5.2 Pengembangan angkutan khusus seperti trem5.3 Pengembangan jalan antar kota Siliwangi dan RE
Martadinata menjadi 4 lajur 2 arah5.4 Pengembangan halte di setiap persimpangan pada
koridor angkutan umum5.5 Pengembangan rute angkutan umum menjangkau
seluruh jalan dalam kota5.6 Pengembangan depo barang bagian II (tepi kota)5.7 Pengembangan dan peningkatan kualitas APILL