1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII MIPA/Ganjil Materi Pokok : Sifat koligatif larutan Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat: 1. Menghitung molalitas suatu larutan 2. Menghitung fraksi mol suatu larutan 3. Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut, penurunan titik beku larutan, dan kenaikan titik didih larutan berdasarkan grafik P-T 4. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutannon elektrolit (hukum Roulth) dan larutan elektrolit 5. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,penurunan titik beku dan tekanan osmosis larutan 6. Menghitung penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,penurunan titik beku dan tekanan osmosis larutan berdasarkan data yang disajikan 7. Menentukan harga Mr zat terlarut berdasarkan persamaan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih 8. Menyimpulkan perbedaan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku berdasarkan percobaan 9. Mempresentasikan contoh peristiwa atau gejala berkaitan dengan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
27
Embed
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)eprints.uny.ac.id/45090/7/10. rpp koligatif SMAGO.pdf · 2 B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.1 Menganalisis fenomena
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5
No. Revisi : 1
Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII MIPA/Ganjil
Materi Pokok : Sifat koligatif larutan
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menghitung molalitas suatu larutan
2. Menghitung fraksi mol suatu larutan
3. Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut,
penurunan titik beku larutan, dan kenaikan titik didih larutan berdasarkan
grafik P-T
4. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutannon elektrolit (hukum
Roulth) dan larutan elektrolit
5. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,penurunan titik
beku dan tekanan osmosis larutan
6. Menghitung penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,penurunan titik
beku dan tekanan osmosis larutan berdasarkan data yang disajikan
7. Menentukan harga Mr zat terlarut berdasarkan persamaan penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih
8. Menyimpulkan perbedaan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku berdasarkan percobaan
9. Mempresentasikan contoh peristiwa atau gejala berkaitan dengan sifat
koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
2
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis)
3.1.1 Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)
3.1.2 Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut,
penurunan titik beku larutan, dan kenaikan titik didih larutan berdasarkan
grafik P-T
3.1.3 Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum
Roulth) dan larutan elektrolit
3.1.4 Menjelaskan dan menghitung penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis larutan
4.1 Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
4.1.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku
4.1.2 Menyimpulkan perbedaan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku berdasarkan percobaan
4.1.3 Mempresentasikan contoh peristiwa atau gejala berkaitan dengan sifat
koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
C. Materi Pembelajaran
1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan yang dipelajari dalam bab ini adalah molalitasdan
fraksi mol, sedangkan molaritas sudah dibahas di kelas XI.
a. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut di dalam setiap 1 kg (1.000
gram) pelarut.
Molalitas dapat dirumuskan:
dengan: m= molalitas
n = mol zat terlarut
p = massa zat pelarut (gram)
Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam pgram zat pelarut dengan massa
rumus relatif (Mr), maka molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
3
dengan: g = massa zat terlarut (gram)
p = massa zat pelarut (gram)
Mr= massa rumus zat terlarut
b. Fraksi Mol (x)
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol
campuran.
Misal amol zat p dicampurkan dengan bmol zat q, maka:
2. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka
kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
Pada larutan akan lebih sukar menguap jika dibandingkan pelarut
murninya karena pada larutan mengalami penurunan tekanan uap
akibat adanya partikel terlarut.
Jika dididihkan, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi
jika dibandingak pelarut murninya. Akibat adanya partikel terlarut
akan terjadi kenaikan titik didih.
Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yang lebih kecil atau
dibawah suhu membeku pelarut murniya. Akibat adanya partikel
terlarut akan terjadi penurunan titik beku.
Jika larutan dihubungkan dengan pelarut murninya melewati membran
semipermiabel, maka larutan akan mengalami volume akibat tekanan
osmotik.
Besarnya perubahan keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat yang hanya bergantung pada
4
jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut
disebut sifat koligatif larutan.
3. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
a. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (ΔP)
Bila kita mengamati pada peristiwa pe-nguapan, ketika partikel-
partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan
dalam ruang tertutup yang hampa udara, maka sebagian dari partikel-
partikel zat cair akan menguap, sedangkan zat cair yang telah
menjadi uap akan kembali menjadi zat cair (mengembun). Tekanan
uap yang ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan
dinamakan tekanan uap jenuh.
Dari hasil pengukuran data-data eksperimen ternyata diketahui
bahwa tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap
jenuh pelarut murni, mengapa? Perhatikan gambar 1.2. Dalam suatu
larutan, partikel-partikel zat terlarut akan menghalangi gerak
molekul-molekul pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas (uap)
(ada interaksi molekul antra zat terlarut dengan pelarutnya).
Oleh karena itu tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada
tekanan uap jenuh pelarut murni. Makin lemah gaya tarik-menarik
molekul-molekul zat cair, makin mudah zat cair tersebut menguap,
maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Selisih antara tekanan
uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut
penurunan tekanan uap jenuh.
5
ΔP= P° – P
Pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap
jenuh dapat
dijelaskan dengan hukum Raultsebagai berikut.
P= x pelarut ·P°
Dari persamaan tersebut dapat kita turunkan suatu rumus untuk
menghitung penurunan tekanan uap jenuh, yaitu:
ΔP = P° – P
= P° – (xpelarut ·P°)
= P° (1– xpelarut)
ΔP = P°· xterlarut
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap jenuh
Po = tekanan uap jenuh pelarut air murni
x terlarut = fraksi mol zat terlarut
x pelarut = fraksi mol zat pelarut
b. Kenaikan Titik Didih (ΔTb) dan Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh
zat cair tersebut sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama
dengan tekanan luar, maka gelembung uap yang terbentuk dalam
cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fasa gas. Oleh
karena itu, titik didih suatu zat cair bergantung pada tekanan luar.
Yang dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu
titik didih pada tekanan 76 cmHg. Titik didih normal air adalah 100
oC.
6
Pada saat itu tekanan uap air juga 1 atm dan tekanan uap jenuh
larutan masih di bawah 1 atm (titik P). Agar larutan mendidih, maka
suhu perlu diperbesar sehingga titik Pberpindah ke titik E. Pada titik
Etekanan uap jenuh larutan sudah mencapai 1 atm. Jadi pada titik E
larutan mendidih dan suhu didihnya adalah titik E′. selisih titik didih
larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih (ΔTb)
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Pada gambar terlihat titik beku larutan (titik F′) lebih rendah daripada
titik beku pelarut (titik C). selisih antara titik beku pelarut dengan
titik beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf).
ΔTf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh
penambahan zat terlarut dapat dirumuskan sebagai berikut.
∆Tb = Kb x m
Keterangan:
∆Tb = kenaikan titik didihlarutan dengan satuan (˚C).