Top Banner
REFLEKSI KASUS HIRSCHPRUNG DISEASE PENYAJI : SYARAH DWI SARASWATI N 111 14 057 PEMBIMBING KLINIK : dr. AMSYAR PRAJA, Sp.A
27

REFKA SYARAH 2

Jan 04, 2016

Download

Documents

ss
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REFKA SYARAH 2

REFLEKSI KASUSHIRSCHPRUNG DISEASE

PENYAJI : SYARAH DWI SARASWATI

N 111 14 057

PEMBIMBING KLINIK : dr. AMSYAR PRAJA, Sp.A

Page 2: REFKA SYARAH 2

PENDAHULUAN

2

Page 3: REFKA SYARAH 2

Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak dijumpai pleksus auerbach dan pleksus meisneri pada kolon

Tidak adanya ganglion sel ini mengakibatkan hambatan pada gerakan peristaltik sehingga terjadi ileus fungsional dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon yang lebih proksimal

Insiden HD pada bayi aterm dan cukup bulan diperkirakan sekitar 1:5000 kelahiran dan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan

perbandingan 4:1.

Page 4: REFKA SYARAH 2

KASUS

4

Page 5: REFKA SYARAH 2

• Nama : An. A

• Umur : 1 tahun 1 bulan

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Tanggal masuk : 11 Oktober 2015

IDENTITAS PASIEN

ANAMNESIS

• Keluhan Utama: Kembung

• Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengalami kembung sejak lahir yang semakin hari semakin membesar sampai sekarang. Kembung disertai dengan buang air besar tidak lancar.

Page 6: REFKA SYARAH 2

Selama ini pasien baru dapat buang air besar setelah diberi microlac

namun kotoran yang keluar hanya sedikit, biasanya diawali dengan

kentut sebelum pengeluaran kotoran. Ibu pasien juga mengatakan

bahwa pasien rewel apabila akan buang air besar

Selain itu juga pasien mengalami demam ± 3 hari. Demam dirasakan

terus-menerus, menggigil (-), mimisan (-). Batuk berdahak (+), mual

(+), muntah (-), nyeri menelan (-), buang air kecil lancar.

Page 7: REFKA SYARAH 2

• Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien telah empat kali masuk rumah sakit karena keluhan kembung dan susah buang air besar

• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit kembung dan sulit buang air besar dari lahir

• Riwayat Sosial Ekonomi : Menengah ke atas

• Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan : Pasien termasuk anak yang aktif bermain

RIWAYAT

Page 8: REFKA SYARAH 2

8

Kemampuan dan Kepandaian Bayi :

• Usia 7 bulan bisa duduk

• Usia 1 tahun bisa berdiri

Anamnesis makanan :

• Asi diberikan 0-3 bulan

• Susu formula 3 bulan – sekarang

• Bubur 7 bulan – sekarang

• Buah 1 tahun – sekarang

Riwayat Imunisasi :

• Pasien belum imunisasi campak

Page 9: REFKA SYARAH 2

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Sakit sedang

• Tingat Kesadaran : Compos mentis

• Tinggi Badan : 83

• Berat Badan : 13

• Status Gizi : z score (2)-(1) = gizi baik

Tanda Vital

• Tekanan Darah : 100/60 mmHg

• Nadi : 110 x/menit

• Pernapasan : 32 x/menit

• Suhu Badan : 37 C C

Page 10: REFKA SYARAH 2

• Kepala : Bentuk normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut dan tebal.

• Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), cekung (-/-)

• Telinga : tidak ada sekret

• Hidung : tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung

• Mulut : mukosa bibir basah

• Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis

• Leher : Pembesaran kelenjar leher (-),

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Page 11: REFKA SYARAH 2

• Toraks

• Paru-paru

• Inspeksi : Bentuk dada normochest, tidak ada retraksi dinding dada.

• Palpasi : Ekspansi paru simetris kiri dan kanan, vokal simetris kiri dan kanan.

• Perkusi : Bunyi sonor hampir di seluruh lapang paru.

• Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Page 12: REFKA SYARAH 2

Jantung

• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

• Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra

• Perkusi : Batas jantung normal

• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni, regular.

Page 13: REFKA SYARAH 2

Abdomen

• Inspeksi : Tampak cembung, ruam (-), spider nevi (-)

• Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan menurun

• Perkusi : Bunyi dullness

• Palpasi : distensi (+), pembesaran hepar dan lien sulit dinilai

•  Ekstremitas : Akral hangat, edem tidak ada, parese tidak ada.

Page 14: REFKA SYARAH 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Pemeriksaan darah Range normal pemeriksaan darah

RBC : 5,1 x 106 /Ul

HCT : 31,2 %

PLT : 550 x 103 /L

WBC : 17,2 x 103 /uL

HB : 11,3 g/dl

RBC :4,1 – 5,5 x 106/uL

HCT : 36 - 44 %

PLT : 200-400 x 10 4/uL

WBC : 5-15 x 10 9/uL

HGB : 12 – 14 gr/dL

Page 15: REFKA SYARAH 2

•Seorang anak laki-laki datang ke RS dengan keluhan kembung dan tidak dapat buang air besar. Pasien mengalami kembung sejak lahir yang semakin hari semakin membesar sampai sekarang.

•Kembung disertai dengan buang air besar tidak lancar, flatus (+), demam ± 3 hari dan terus-menerus, batuk berdahak (+), mual (+). Pasien telah 4 kali dirawat dengan keluhan yang sama.

•Pasien belum diimunisasi campak. Pada pemeriksaan abdomen, pada inspeksi tampak abdomen membesar kemudian pada auskultasi suara peristaltik usus kesan menurun, dan palpasi menunjukkan adanya distensi abdomen.

RESUME

Page 16: REFKA SYARAH 2

Diagnosis • Hirschprung Disease

Terapi • IFVD RL 12 tpm• Paracetamol syrup 4x1 cth• GG 40 mg + dexametason 0,25 mg + CTM 0,8 mg

(pulveres 3x1)• Puasakan

Anjuran • Colon in loop

Page 17: REFKA SYARAH 2

FOLLOW UP

17

Page 18: REFKA SYARAH 2

12 oktober 2015

•Keluhan : BAB (-), kembung (+), muntah (-), panas (-), batuk (+), pilek (-), BAK (+)

•Pemeriksaan Fisik : Tampak abdomen membesar, peristaltik usus kesan menurun •Tanda vital :Nadi: 106 kali/menit

•Suhu : 36,70 C•Pernapasan : 30 kali/menit•Terapi :•IFVD RL 12 tpm•Paracetamol syrup 4x1 cth•GG 40 mg + dexametason 0,25 mg + CTM 0,8 mg (pulveres 3x1)•Puasakan

Page 19: REFKA SYARAH 2

13 oktober 2015

•Keluhan: BAB (+), volume sedikit, konsistensi padat, warna kuning, lendir (-), darah (-), kembung (+), muntah (-), panas (-), batuk (+), pilek (-), BAK (+)

• Pemeriksaan Fisik : Tampak abdomen membesar, peristaltik usus kesan menurun

• Tanda vital : Nadi: 112 kali/menit• Suhu: 36,50 C• Pernapasan: 29 kali/menit

• Terapi :• IFVD RL 12 tpm• Paracetamol syrup 4x1 cth• GG 40 mg + dexametason 0,25 mg + CTM 0,8 mg (pulveres 3x1)• Puasakan• Konsul bedah

Page 20: REFKA SYARAH 2

14 oktober 2015

•Keluhan: BAB (+) 2x, volume sedikit, konsistensi padat, warna kuning, lendir (-), darah (-), kembung (+), muntah (-), panas (+), batuk (-), pilek (-), BAK (+)

• Pemeriksaan Fisik : Tampak abdomen membesar, peristaltik usus kesan normal

• Hasil colon in loop : Megacolon dari sigmoid sampai colon descenden • Tanda vital :Nadi: 121 kali/menit

• Suhu: 370 C• Pernapasan: 36 kali/menit

• Terapi :• IFVD RL 12 tpm• Sanmol drips 100 mg/6 jam• Cefotaxim 2x300 mg• Probiotik 1x1

Page 21: REFKA SYARAH 2

DISKUSI

21

Page 22: REFKA SYARAH 2

Penyakit Hirschsprung adalah suatu kelainan bawaan berupa

aganglionik usus, mulai dari spinkter ani interna ke arah proksimal dengan

panjang yang bervariasi, tetapi selalu termasuk anus dan setidak-tidaknya

sebagian rektum dengan gejala klinis berupa gangguan pasase usus.

Page 23: REFKA SYARAH 2

PENGELUAR

AN MEKONIUM YANG TERLAMBAT

MUNTAH HIJAU

DISTENSI ABDOME

N

KLINIS

Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis dan gizi buruk (failure to thrive). Dapat pula terlihat gerakan peristaltik usus di dinding abdomen. Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar menyemprot, konsistensi semi-liquid dan berbau tidak sedap. Penderita biasanya buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit untuk defekasi.

Page 24: REFKA SYARAH 2

Click icon to add picture Click icon to add picture

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang merupakan standar dalam menegakkan diagnosa Hirschsprung adalah barium enema, dimana akan dijumpai 3 tanda khas :

•Tampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimal yang panjangnya bervariasi;

•Terdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke arah daerah dilatasi;

•Terdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah transisi

Page 25: REFKA SYARAH 2

Terapi yang dapat dilakukan pada kasus penyakit ini dapat bersifat konservatif, simptomatis, ataupun defenitif. Pada keadaan gawat darurat, mungkin diperlukan koreksi terhadap keseimbangan cairan maupun elektrolit. Pada kasus ini tidak dilakukan koreksi terhadap kadar elektrolit pasien karena pasien tidak berada dalam keadaan gawat darurat, selain itu status gizi pasien ini tidak berada dalam kategori status gizi buruk.

Page 26: REFKA SYARAH 2

Komplikasi yang ditimbulkan akibat penyakit ini yang tersering adalah enterokolitis, namun komplikasi ini dapat dicegah melalui kolostomi sementara yakni pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan usus besar dengan resiko berupa perforasi pada usus, sedangkan untuk terapi defenitif dapat dilakukan laparoskopi dan dilakukan pengangkatan terhadap bagian yang tidak memiliki sel-sel ganglion.

Page 27: REFKA SYARAH 2