BAB I PENDAHULUAN Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Transfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. Pemikiran dasar pada transfusi adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh.Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian system antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan Stetson di tahun 1939.Kedua system ini menjadi dasar penting bagi transfusi darah modern. Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem pengorganisasian bank darah yang terus berkembang sampai kini. 2,3 Namun transfusi bukanlah tanpa risiko, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan transfusi, namun efek samping, reaksi transfusi, atau infeksi akibat transfusi tetap mungkin terjadi.Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat. Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk mengurangi penggunaan transfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam
sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Transfusi darah telah mulai dicoba dilakukan
sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena
cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan.
Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang
semestinya menjadi sumber darah.
Pemikiran dasar pada transfusi adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan
dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh.Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan
golongan darah sistem ABO dan kemudian system antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine
dan Stetson di tahun 1939.Kedua system ini menjadi dasar penting bagi transfusi darah modern.
Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem pengorganisasian bank darah yang terus berkembang
sampai kini.2,3
Namun transfusi bukanlah tanpa risiko, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk
memperlancar tindakan transfusi, namun efek samping, reaksi transfusi, atau infeksi akibat
transfusi tetap mungkin terjadi.Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya,
indikasinya perlu diperketat. Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk
mengurangi penggunaan transfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah yang
diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole
blood).1,3
1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari donor ke
sistem sirkulasi penerima melalui pembuluh darah vena.1 Berdasarkan sumber darah atau
komponen darah, transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Homologous atau allogenictransfusion, yaitu transfusi menggunakan darah dari orang
lain;
2. Autologoustransfusion, yaitu transfusi dengan menggunakan darah resipien itu sendiri
yang diambil sebelum transfusi dilakukan.
2.2 Darah sebagai Organ
Darah yang semula dikategorikan sebagai jaringan tubuh, saat ini telah dimasukkan
sebagai suatu organ tubuh terbesar yang beredar dalam system kardiovaskular, tersusun dari
(1)komponen korpuskuler atau seluler, (2)komponen cairan. Komponen korpuskuler yaitu materi
biologis yang hidup dan bersifat multiantigenik, terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan
keping trombosit, yang kesemuanya dihasilkan dari sel induk yang senantiasa hidup dalam
sumsum tulang. Ketiga jenis sel darah ini memiliki masa hidup terbatas dan akan mati jika masa
hidupnya berakhir. Agar fungsi organ darah tidak ikut mati, maka secara berkala pada waktu-
waktu tertentu, ketiga butiran darah tersebut akan diganti, diperbaharui dengan sel sejenis yang
baru. Komponen cair yang juga disebut plasma, menempati lebih dari 50 volume % organ darah,
dengan bagian terbesar dari plasma (90%) adalah air, bagian kecilnya terdiri dari protein plasma
dan elektrolit. Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin, berbagai fraksi globulin
serta protein untuk factor pembekuan dan untuk fibrinolisis.2,3
2
2.3 Fungsi darah :
1. Sebagai organ transportasi, khususnya oksigen(O2), yang dibawa dari paru- paru dan
diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut sisa pembakaran (CO2) dari
jaringan untuk dibuang keluar melalui paru- paru. Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini
dilakukan oleh hemoglobin, yang terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma ikut
berfungsi sebagai sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas dalam
plasma, untuk metabolisme organ- organ tubuh.2,3
2. Sebagai organ pertahanan tubuh(imunologik), khususnya dalam menahan invasi berbagai
jenis mikroba patogen dan antigen asing. Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh
leukosit (granulosit dan limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin).2,3
3. Peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme homeostasis) sebagai upaya
untuk mempertahankan volume darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah.
Fungsi ini dilakukan oleh mekanisme fibrinolisis, khususnya jika terjadi aktifitas
homeostasis yang berlebihan.2,3
Apabila terjadi pengurangan darah yang cukup bermakna dari komponen darah
korpuskuler maupun non korpuskuler akibat kelainan bawaan ataupun karena penyakit yang
didapat, yang tidak dapat diatasi oleh mekanisme homeostasis tubuh dalam waktu singkat maka
diperlukan penggantian dengan jalan transfusi darah, khususnya dari komponen yang
diperlukan.2,3
2.4 Golongan Darah
Sedikitnya 20 antigen golongan darah terpisah dapat dikenal, tanda dari masing-masing
adalah di bawah kontrol genetik dari kromosom loci.Kebetulan, hanya ABO dan Rh Sistem yang
penting pada transfusi darah.Setiap orang biasanya menghasilkan antibody
(alloantibodies).Antibodi bertanggung jawab untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat
menjadi “alami” atau sebagai respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan atau transfusi
sebelumnya.10
3
Sistem ABO
Kromosomal untuk sistem ABO ini menghasilkan dua allel: A dan B. Masing-masing
merepresentasikan suatu enzim yang merupakan modifikasi dari suatu permukaan sel
glycoprotein, menghasilkan antigen yang berbeda. (Sebenarnya, ada berbagai varian A dan B.)
Hampir semua individu tidak mempunyai A atau B " natural" yang menghasilkan antibodi
(sebagian besar immunoglobulin M) melawan antigens di dalam tahun pertama kehidupan.
Antigen H adalah precursor dari system ABO tetapi diproduksi oleh suatu kromosom tempat
berbeda. Tidak adanya antigen H (hh genotype, juga disebut Bombay pheno-type) mencegah
munculny gen A atau B; individu dengan kondisi sangat jarang ini akan mempunyai anti-A,
anti-B, dan anti-H antibodi.4,8
Bila sel darah merah (SDM) yang ditransfusikan tidak kompatibel, antibodi dalam plasma
resipien akan mengikat reseptor khusus di dinding SDM donor. Hal ini akan mengaktifkan jalur
komplemen yang akan menyebabkan lisis dinding SDM (intravaskular hemolisis). Jalur
komplemen ini akan melepaskan anafilatoksin C3a dan C5a yang akan membebaskan sitokin
seperti TNF, IL1 Dan IL8, dan menstimulasi degranulasi sel mast dengan mengsekresikan
mediator vasoaktif. Semua substansi ini bisa menyebabkan inflamasi, peningkatan permeabilitas
vaskular, dan hipotensi yang akan mengarah ke shock dan gagal ginjal. Mediator juga akan
menyebabkan agregasi platelet, oedema paru peribronchial, dan kontraksi otot kecil.
Tabel 1. Daftar Golongan Darah
Golongan Antigen di RBC Antibodi dalam plasma Golongan donor yang kompatibel
A Antigen A Anti-B A, O
B Antigen B Anti-A B, O
AB Antigen A & B Tidak ada A, B, AB, O
O Tidak ada Anti- A & B O
Sumber: Kepustakaan No.2
4
Sistem Rh
Sistem Rh ditandai oleh dua gen yang menempati chromosome 1. Ada sekitar 46 Rh-
berhubungan dengan antigen, tetapi secara klinis, ada lima antigen utama ( D, C, c, E, dan e) dan
menyesuaikan dengan antibodi.
Biasanya, ada atau tidak alel yang paling immunogenik dan umum, D antigen,
dipertimbangkan. Kira-Kira 80-85% tentang populasi orang kulit putih mempunyai antigen D.
Individu yang kekurangan alel ini disebut Rh-Negative dan biasanya antibodi akan melawan
antigen D hanya setelah terpapar oleh ( Rh-Positive) transfusi sebelumnya atau kehamilan
( seorang Ibu Rh-Negative melahirkan bayi Rh-Positive).
2.5 Tes Kompatibilitas
Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi dan untuk mencegah reaksi antigen-antibody
sebagai hasil transfusi sel darah merah. Donor dan penerima donor darah harus di periksa adanya
antibody yang tidak baik.10
Tabel 2. Golongan darah ABO
TIPE Adanya antibodi dalam serum Insidensi*
A anti– B 45%
B anti – A 8%
AB - 4%
O anti A, anti–B 43%
* angka rata-rata pada orang di Eropa
5
1. Tes ABO-Rh
Reaksi Transfusi yang paling berat adalah yang berhubungan dengan inkompatibilitas
ABO. antibodi yang didapat secara alami dapat bereaksi melawan antigen dari transfusi (asing),
mengaktifkan komplemen, dan mengakibatkan hemolisis intravaskular. Sel darah merah pasien
diuji dengan serum yang dikenal mempunyai antibody melawan A dan B untuk menentukan
jenis darah. Oleh karena prevalensi secara umum antibodi ABO alami, konfirmasi jenis darah
kemudian dibuat dengan menguji serum pasien melawan sel darah merah dengan antigen yang
dikenal.4,8
Sel darah merah pasien juga diuji dengan antibody anti-D untuk menentukan Rh. Jika
hasilnya adalah Rh-Negative, adanya antibodi anti-D d dapat diuji dengan mencampur serum
pasien dengan sel darah merah Rh (+). Kemungkinan berkembangnya antibodi anti-D setelah
paparan pertama pada antigen Rh adalah 50-70%.
2. Pemeriksaan lain terhadap infeksi.
Tabel 3. Risiko transmisi agen-agen infeksi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan rutin
terhadap produk-produk darah 5,6,9
6
2.6 Komponen Darah
Whole blood
Darah lengkap segar digunakan pada perdarahan akut, syok hemovolemik, dan bedah
mayor dengan perdarahan >1500 mL. Darah lengkap segar hanya untuk 48 jam, baru untuk 6
hari, dan biasa untuk 35 hari. Sekarang produk ini sudah jarang digunakan, para klinisi lebih
senang menggunakan produk komponen darah saja.10
7
Sel darah merah
Biasa juga disebut PRC (packed red blood cells), mengandung konsentrat eritrosit dari
whole blood yang disentrifugasi atau dengan metode apheresis. Kandungan yang terdapat dalam
PRC: hematokrit sekitar 50-80%, +50 mL plasma, 42,5-80 hemoglobin (128-240 mL eritrosit
murni), 147-dan 278 mg besi. Transfusi PRC mempunyai waktu paruh sekitar 30 hari.11
Dosis: pada dewasa tergantung kadar hemoglobin sekarang dan yang akan dicapai. Satu
kantong akan menaikkan kadar hemoglobin resipien sekitar 1 g/dL. Pada neonatus, dosisnya 10-
15 mL/kgBB akan meningkatkan kadar hemoglobin 3 g/dL. Kadar hemoglobin akhir dapat
diperkirakan dengan rumus = volume darah x hematokrit x 0,91.
Indikasi: hanya pada pasien dengan gejala klinis gangguan hemodinamik seperti
hipoksia, transfusi pengganti misal pada bayi dengan penyakit hemolitik, thalasemia. Biasanya
bila kadar hemoglobin kurang dari 6 g/dL dengan target akhir 10 g/dL.10
Platelet
Merupakan derivat dari whole blood dengan kandungan >5,5 x 1010 platelet per kantong,
dan 50 mL plasma.
Dosis: pada kasus trombositopenia cukup 1 kantong, atau sesuai target kadar platelet
biasanya 40.000-50.000/mm3. 1 kantong dapat meningkatkan platelet sekitar 50-100.000/mm3.
Indikasi: untuk mengatasi perdarahan karena kurangnya jumlah platelet, dan fungsi
platelet resipien yang tidak normal dengan kadar platelet kurang dari 40.000 pada dewasa, dan