1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggabungan ginjal termasuk kelainan kongenital dimana kedua ginjal menyatu pada awal organogenesis. Abnormalitas penggabungan ginjal pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu : (1) horseshoe kidney; dan (2) crossed fused ectopia. Horseshoe kidney merupakan salah satu abnormalitas ginjal yang sering ditemukan, hal ini terjadi sekitar 25% dari populasi. Kondisi yang paling sering terjadi adalah menyatunya lower poles ginjal selama perkembangan janin. Meskipun beberapa jenis malformasi bisa asymptomatic, ada beberapa penyakit dan masalah yang berhubungan dengan horseshoe kidney. Pemeriksaan radiologis merupakan langkah awal untuk menetukan keparahan dan apa yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki gejala – gejala tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi ginjal normal ?
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggabungan ginjal termasuk kelainan kongenital dimana kedua ginjal
menyatu pada awal organogenesis. Abnormalitas penggabungan ginjal pada
umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu : (1) horseshoe kidney; dan (2)
crossed fused ectopia.
Horseshoe kidney merupakan salah satu abnormalitas ginjal yang sering
ditemukan, hal ini terjadi sekitar 25% dari populasi. Kondisi yang paling sering
terjadi adalah menyatunya lower poles ginjal selama perkembangan janin.
Meskipun beberapa jenis malformasi bisa asymptomatic, ada beberapa penyakit
dan masalah yang berhubungan dengan horseshoe kidney. Pemeriksaan radiologis
merupakan langkah awal untuk menetukan keparahan dan apa yang mungkin
dilakukan untuk memperbaiki gejala – gejala tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi ginjal normal ?
2. Apa definisi horseshoe kidney ?
3. Apa etiologi dari horseshoe kidney ?
4. Bagaimana patofisiologi horseshoe kidney ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari horseshoe kidney ?
6. Bagaimana gambaran radiologis dari horseshoe kidney ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi ginjal normal
2. Mengetahui definisi horseshoe kidney
2
3. Mengetahui etiologi dari horseshoe kidney
4. Mengetahui patofisiologi horseshoe kidney
5. Mengetahui manifestasi klinis dari horseshoe kidney
6. Mengetahui gambaran radiologis dari horseshoe kidney ?
1.4 Manfaat
Dengan mengetahui gambaran radiologis dari horseshoe kidney, kita dapat
menegakkan diagnosa horseshoe kidney, sehingga dapat memberikan terapi yang
tepat dan dapat mencegah komplikasinya.
3
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Ginjal Normal
Ginjal berbentuk seperti kacang dan mempunyai panjang kira-kira 12 cm
dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Ginjal terletak pada bagian belakang
abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di
sisi kanan (Faiz and Moffat, 2002).
Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medula dan pelvis
renal. Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak bergranula. Di
sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal, yang
berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya menghadap
korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal. Di antara piramid terdapat
jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini) (Faiz and Moffat, 2002).
Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut
pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang
masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung
menutupi papilla renal dari piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang
terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor,
ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya ditampung di dalam kandung
kemih. Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron
terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas
pembuluh- pembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang
mengitari tubuli. Komponen tubuler berawal dengan kapsula Bowman
(glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa Henle dan tubuli
4
kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus koligens
(saluran penampung atau pengumpul).Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml
filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke
dalam kaliks-kaliks sebagai urin (Guyton and Hall, 2007).
Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa
ekskresi kelebihan air dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa,
mengekskresi hormon, berperan dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi
beberapa obat-obatan dan mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan
tekanan darah (Guyton and Hall, 2007).
Gambar 1 Anatomi Ginjal (http://healthbasictips.com/kidney-diseases/kidney-and-urinary-
Horseshoe Kidney adalah penyatuan kutub-kutub ginjal (biasanya bagian
bawah). Mereka saling berhubungan melalui istmus yang berupa parenkim ginjal
atau berupa jaringan fibrous (band). Horseshoe kidney merupakan salah satu
abnormalitas ginjal yang sering ditemukan, hal ini terjadi sekitar 25% dari
populasi. Pada 90% kasus, penggabungan ginjal ini terjadi pada lower poles dan
pada 10% kasus terjadi pada upper poles. Pada laki-laki lebih sering, terjadi
daripada wanita dengan perbandingan 2:1.
Berdasarkan penelitian penyebab dan penyakit yang berhubungan dengan
Horseshoe kidney adalah : Congenital Disorder, Wilm’s Tumor, Transitional Cell
Carcinoma, Turner Syndrome, dan Vesicourethral Reflux.
Secara normal sepertiga pasien yang menderita horseshoe kidney
asimptomatik, dan kondisi ini hanya dapat terlihat pada pemeriksaan radiologis.
Ketika gejala itu muncul, bisanya diakibatkan karena obstruksi, batu, atau infeksi
pada saluran kemih.
3.2 Saran
Bila ditemukan gejala horseshoe kidney segera periksakan ke dokter agar
penyakit tidak bertambah parah dan mengganggu aktifitas. Sebaiknya pengobatan
horseshoe kidney perlu adanya perhatian khusus dan kontrol rutin untuk
mengawasi dan mencegah timbulnya komplikasi.
11
11
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, Omar and Moffat, David. 2002. Anatomy at a Glance. Jakarta: Erlangga
Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Khan, A., Myatt, A., Palit, V., & Biyani, C. (2011). Laparoscopic heminephrectomy of a horseshoe kidney. Journal of the Society of Laparoendoscopic Surgeons, 15(3), 415-420. Doi : 10.4293/108680811X13125733356512
O’Brien, J., Buckley, O., Doody, O., Ward, E., Persaud, T., & Torreggiani, W. (2008). Imaging of horseshoe kidney and their complications. Journal Of Medical Imaging And Radiation Oncology, 52(3), 216-226.
Ongeti, K. W., Ogeng’o, J. & Saidi, H. (2011). A horseshoe kidney with partial duplex systems. International Journal Of Anatomical Variations, 4, 55-56.