1 BAB 1 PENDAHULUAN Hemostasis yang normal membutuhkan integritas vaskular, fungsi platelet yang normal, dan fungsi sistem koagulasi yang baik. Gangguan pada proses hemostasis umumnya dapat berupa kelainan yang diturunkan secara genetik atau kelainan yang didapat. Gangguan hemostasis yang didapat biasa disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena defisiensi vitamin K, kekurangan faktor pembekuan yang tergantung vitamin K, penyakit hati, percepatan penghancuran faktor koagulasi dan inhibitor koagulasi. 1,2,3 Gangguan pada proses hemostasis menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan yang abnormal pada neonatus terbilang cukup umum, tertutama pada bayi preterm. Sebaliknya pada bayi neonatus yang sehat penyebab yang umum pada perdarahan pada bayi dapat berupa trombositopenia sekunder, defesiensi vitamin K, dan defesiensi faktor koagulasi. 1 Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency (APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Hemostasis yang normal membutuhkan integritas vaskular, fungsi
platelet yang normal, dan fungsi sistem koagulasi yang baik. Gangguan pada
proses hemostasis umumnya dapat berupa kelainan yang diturunkan secara
genetik atau kelainan yang didapat. Gangguan hemostasis yang didapat biasa
disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena defisiensi vitamin K,
kekurangan faktor pembekuan yang tergantung vitamin K, penyakit hati, per-
cepatan penghancuran faktor koagulasi dan inhibitor koagulasi.1,2,3
Gangguan pada proses hemostasis menyebabkan terjadinya perdarahan.
Perdarahan yang abnormal pada neonatus terbilang cukup umum, tertutama
pada bayi preterm. Sebaliknya pada bayi neonatus yang sehat penyebab yang
umum pada perdarahan pada bayi dapat berupa trombositopenia sekunder,
defesiensi vitamin K, dan defesiensi faktor koagulasi.1
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease of
the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency
(APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan
aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X) sedangkan aktivitas
faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan
ini akan segera membaik dengan pemberian vitamin K.2
Haemorrhagic disease of the newborn pada umumnya muncul pada minggu pertama dan
paling lambat sampai minggu ke 26. Kematian dan kecacatan dapat diakibatkan dari perdarahan
intrakranial, seringkali setelah terjadi perdarahan pada umbikal ataupun membran mukosa.1
2
Angka kejadian HDN pada bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis diberbagai Ne-
gara dilaporkan berbeda-beda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian HDN lebih ser-
ing didapatkan pada bayi-bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) dibandingkan dengan yang men-
dapat susu formula. Angka kejadian HDN berkisar antara 1 tiap 200 sampai tiap 400 kelahiran pada
bayi-bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. 2
Survey di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi, 81% diantaranya ditemukan
komplikasi perdarahan intrakranial. Angka kejadian ini juga menurun setelah diperkenalkannya
pemberian profilaksis vitamin K pada semua bayi baru lahir. 2
Di Thailand angka kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K1 berkisar
1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Angka tersebut dapat turun menjadi 10:100.000 kelahiran
hidup dengan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Data PDVK secara nasionl di
Indonesia belum tersedia.2
Tujuan penulisan pada tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui dan Memahami eti-
ologi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan dari Hemorrhagic Disease of the
Newborn (HDN).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 Definisi
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai Hemorrhagic Disease
of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan Acquired Prothrombin Complex Deficiency
(APCD). HDN adalah perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan
aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X) sedangkan aktivitas
faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan
ini akan segera membaik dengan pemberian vitamin K.1
2.2 Etiologi
Proses hemostasis merupakan mekanisme yang kompleks, terdiri dari empat fase yaitu fase
vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh darah), fase trombosit (timbul aktifitas trombosit), fase
plasma (terjadi interaksi beberapa faktor koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah) dan fase
fibrinolisis (proses lisis bekuan darah). Bila salah satu dari keempat proses ini terganggu, maka
akan timbul gangguan pada proses hemostasis yang manifestasi klinisnya adalah perdarahan.1
Secara umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan oleh beberapa keadaan
seperti pada tabel di bawah ini;
Tabel Etiologi gangguan pembekuan darah masa anak2
2.3 Epidemiologi
Angka kejadian HDN berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak menda-
4
pat vitamin K profilaksis. Di Amerika Serikat, frekuensi HDN dilaporkan bervariasi antara 0,25-
1,5% pada tahun 1961, dan menurun menjadi 0-0,44% pada 10 tahun terakhir dengan adanya pro-
gram pemberian profilaksis vitamin K. Di Jepang, insiden HDN mencapai 20 – 25 per 100.000 ke-
lahiran.16 Danielsson pada tahun 2004 melaporkan bahwa insidens HDN di Hanoi Vietnam sangat
tinggi, sebesar 116 per 100.000 kelahiran. Angka kematian akibat HDN di Asia mencapai 1:1200
sampai 1:1400 kelahiran. Angka kejadian tersebut ditemukan lebih tinggi, mencapai 1:500 kelahi-
ran, di daerah-daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru
lahir.2,3
Di Indonesia, data mengenai HDN secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 dida-
patkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr
Soetomo Surabaya.
2.4 Faktor Resiko
1. Kekurangan faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K
2. Penyakit hati
3. Percepatan penghancuran faktor koagulasi
a. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
b. Fibrinolisis (penyakit hati, agen trombolitik, pasca pembedahan)
4. Inhibitor terhadap faktor koagulasi
a. Inhibitor spesifik
b. Antibodi antifosfolipid
c. Lain-lain : antitrombin, paraproteinemia
5. Lain-lain
a. Setelah transfusi masif
b. Setelah mendapatkan sirkulasi ekstrakorporal
c. Penyakit jantung bawaan, amiloidosis, sindroma nefrotik
5
Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya HDN antara lain obat-obatan yang meng-
ganggu metabolisme vitamin K, yang diminum ibu selama kehamilan, seperti antikonvulsan (karba-
masepin, fenitoin, fenobarbital), antibiotika (sefalosporin), antituberkulostik (INH, rifampicin) dan
antikoagulan (warfarin). Faktor resiko lain adalah kurangnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus
karena pemakaian antibiotika berlebihan, gangguan fungsi hati (koletasis), kurangnya asupan vita-
min K pada bayi yang mendapatkan ASI ekslusif, serta malabsorbsi vitamin K akibat kelainan usus
maupun akibat diare.2,4
2.5 Klasifikasi
Meskipun terdapat beberapa kontroversi mengenai rentang waktu antara kelahiran sampai
terjadinya perdarahan awal, vitamin K deficiency bleeding diklasifikasi menjadi tiga periode waktu
setelah kelahiran, antara lain4:
1.Vitamin K deficiency bleeding dini
Awal-awal vitamin K perdarahan kekurangan biasanya terjadi selama 24 jam pertama sete-
lah lahir. Hal ini terlihat pada bayi yang lahir dari ibu mengambil antikonvulsan atau obat antitu-
berkulosis. Komplikasi perdarahan yang serius dapat terjadi dalam jenis perdarahan. Mekanisme
yang antikonvulsan dan antituberkulosis obat menyebabkan perdarahan kekurangan vitamin K pada
neonatus tidak dimengerti dengan jelas, tetapi penelitian yang terbatas menunjukkan bahwa per-
darahan kekurangan vitamin K adalah hasil dari defisiensi vitamin K dan dapat dicegah dengan
pemberian vitamin K kepada ibu selama 2-4 minggu terakhir kehamilan. Suplemen vitamin K
diberikan setelah kelahiran untuk onset dini perdarahan kekurangan vitamin K mungkin terlalu ter-
lambat untuk mencegah penyakit ini, terutama jika suplementasi vitamin K tidak disediakan selama
kehamilan. 4
Obat ibu banyak dan / atau paparan racun selama kehamilan berhubungan dengan perdara-
han kekurangan vitamin K pada neonatus (misalnya, antikonvulsan: fenitoin, barbiturat, karba-
6
mazepin, obat antitubercular: rifampisin, isoniazid, vitamin K antagonis: warfarin, phenpro-
coumon). 4
2. Vitamin K deficiency bleeding klasik
Klasik vitamin K perdarahan kekurangan biasanya terjadi setelah 24 jam dan hingga akhir
minggu pertama kehidupan. Klasik vitamin K perdarahan kekurangan diamati pada bayi yang
belum menerima vitamin K profilaksis saat lahir. Insiden klasik berkisar defisiensi vitamin K per-
darahan 0,25-1,7 kasus per 100 kelahiran. Biasanya penyakit ini terjadi dari hari kedua kehidupan
sampai akhir minggu pertama, namun dapat terjadi selama bulan pertama dan kadang-kadang
tumpang tindih dengan akhir-onset perdarahan kekurangan vitamin K. Bayi yang memiliki Vitamin
K deficiency bleeding klasik sering sakit, menunda makan, atau keduanya. Perdarahan biasanya ter-
jadi pada umbilikus, GI saluran (yaitu, melena),, kulit hidung, situs bedah (misalnya, sunat), dan,
jarang, di otak. 4
3. Vitamin K deficiency bleeding lambat (Acquaired prothrombin complex deficiency)
Hal ini biasanya terjadi antara usia 2-12 minggu, namun, akhir-onset vitamin K perdarahan
kekurangan dapat dilihat selama 6 bulan setelah kelahiran. Penyakit ini paling sering terjadi pada
bayi yang disusui yang tidak menerima vitamin K profilaksis saat lahir. Vitamin K konten rendah
dalam ASI matang dan berkisar dari 1-4 mcg / L. Kontaminan industri dalam ASI telah terlibat
dalam mempromosikan vitamin K perdarahan kekurangan. Lebih dari setengah dari bayi hadir den-
gan perdarahan intrakranial akut.4
Tabel Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K
Dini Klasik Lambat (APCD) Secondary PC deficiency
Umur < 24 jam 1-7 hari (ter-banyak 3-5 hari)
2 minggu - 6 bu-lan (terutama 2-8 minggu)
Segala usia
7
Penyebab & Faktor Resiko
Obat yang diminum selama kehamilan
-Pemberian makanan ter-lambat-Intake Vit K in-adekuat-Kadar Vit K rendah pada ASI-Tidak dapat profilaksis Vit K
-Intake Vit K in-adekuat-Kadar Vit K rendah pada ASI-Tidak dapat profilaksis Vit K
-Obstruksi bilier-Penyakit hati-Malabsorbsi -Intake kurang (nutrisi par-enteral)
Frekuensi < 5% pada kelompok resiko tinggi
0,01-1% (ter-gantung pola makan bayi)
4-10 per 100.000 kelahi-ran (terutama di Asia Tenggara)