BAB I PENDAHULUAN 1.1 LAT AR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia semakin lama semakin bertambah, begitu pula dengan mobilitas yang dilakukan juga semakin bertambah. Jumlah kendaraan bermotor pun menjadi mening kat sei ring den gan kebutu han tra nsport asi, apa lagi kendar aan bermoto r seka rang me nj adi transportasi wa ji b yang di gu na ka n un tu k mela ku ka n akti vi tas. Se ma kin bertambahnya kendaraan bermotor di Indonesia, semakin bertambah pula resiko kecelakaan lalu lintas. Juli et al. , (200! menyatakan, dari seluruh "raktur di daerah wajah, sekitar dua pertiga adalah "raktur mandibula. #eskipun mandibula merupakan tulang wajah yang terpad at dan terkuat, bentu k anatomis dan posisi mandibu la menga kibatk an lebih sering terjadi "raktur dibandingkan tulang muka lain ($rabb dan Smith, dalam Julia et al., 200!. #andibula terkena cedera karena posisinya yang menonjol. %aerah mandibula yang lemah adalah daerah subkondilar, angulus mandibula, dan daerah mentalis (&ederse n, ')!. ' *r aktur ma ndibula adala h putusny a kont inui tas tulan g mandibula. +i langny a kontinuitas pada rahang bawah (mandibula!, dapat berakibat "atal bila tidak ditangani dengan benar. #andibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan ber"ungsi sebagai tempat menemp elny a gig i gel igi . *ak tor eti olo gi uta ma terj adi nya "ra ktu r man dib ula ber var iasi berdasarkan lokasi geogra"is, namun kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab paling umum. eberapa penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada mandibula, kecelakaan saat kerja dan kecelakaan akibat olahraga. 2 *raktur mandibula merupakan "raktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal ini disebabkan kondisi mandibula yang terpisah dari kranium. %iagnosis "raktur mandibula dapat ditunjukkan dengan adanya - rasa sakit, pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. &atahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan krepitasi menunujukkan kemungkinan adanya "raktur mandibula. Sel ain hal itu mun gki n jug a terj adi tris mus (ny eri waktu rahang dig era kka n!. va lua si radiogra"is pada mandibula mencakup "oto polos, bila perlu dilakukan "oto waters, /Scan dan pemeriksaan panoreks. 2 Secara khusus penangana n "raktur mandi bula dan tulan g pada wajah (maksi lo"asia l! mulai diperkenalkan olah +ipocrates (1)034S#! dengan menggunakan panduan oklusi (hubu ngan yang ideal antara gigi bawah dan gigigigi rahang atas!, sebagai dasar pemikiran dan di agnosis "r aktur mandibul a. &ada pe rkembangan selanjutny a ol eh para kl inisi menggunakan oklusi sebagai konsep dasar penanganan "raktur mandibula dan tulang wajah (maksilo"asial! terutama dalam diagnostik dan penatalaksanaannya. +al ini diikuti dengan perkembangan teknik "iksasi mulai dari penggunaan pengikat kepala (head bandages!, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Jumlah penduduk di Indonesia semakin lama semakin bertambah, begitu pula dengan
mobilitas yang dilakukan juga semakin bertambah. Jumlah kendaraan bermotor pun menjadi
meningkat seiring dengan kebutuhan transportasi,apalagi kendaraan bermotor sekarang
menjadi transportasi wajib yang digunakan untuk melakukan aktivitas. Semakin
bertambahnya kendaraan bermotor di Indonesia, semakin bertambah pula resiko kecelakaan
lalu lintas. Juli et al., (200! menyatakan, dari seluruh "raktur di daerah wajah, sekitar dua
pertiga adalah "raktur mandibula. #eskipun mandibula merupakan tulang wajah yangterpadat dan terkuat, bentuk anatomis dan posisi mandibula mengakibatkan lebih sering
terjadi "raktur dibandingkan tulang muka lain ($rabb dan Smith, dalam Julia et al ., 200!.
#andibula terkena cedera karena posisinya yang menonjol. %aerah mandibula yang lemah
adalah daerah subkondilar, angulus mandibula, dan daerah mentalis (&ederse n, ')!.'
*raktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula. +ilangnya
kontinuitas pada rahang bawah (mandibula!, dapat berakibat "atal bila tidak ditangani dengan
benar. #andibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan ber"ungsi sebagai tempat
menempelnya gigi geligi. *aktor etiologi utama terjadinya "raktur mandibula bervariasi
berdasarkan lokasi geogra"is, namun kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab
paling umum. eberapa penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada
mandibula, kecelakaan saat kerja dan kecelakaan akibat olahraga.2
*raktur mandibula merupakan "raktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal ini
disebabkan kondisi mandibula yang terpisah dari kranium. %iagnosis "raktur mandibula dapat
ditunjukkan dengan adanya - rasa sakit, pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. &atahnya
gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi, tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra
oral, gigi yang longgar dan krepitasi menunujukkan kemungkinan adanya "raktur mandibula.
Selain hal itu mungkin juga terjadi trismus (nyeri waktu rahang digerakkan!. valuasiradiogra"is pada mandibula mencakup "oto polos, bila perlu dilakukan "oto waters, / Scan
dan pemeriksaan panoreks.2
Secara khusus penanganan "raktur mandibula dan tulang pada wajah (maksilo"asial!
mulai diperkenalkan olah +ipocrates (1)034 S#! dengan menggunakan panduan oklusi
(hubungan yang ideal antara gigi bawah dan gigigigi rahang atas!, sebagai dasar pemikiran
dan diagnosis "raktur mandibula. &ada perkembangan selanjutnya oleh para klinisi
menggunakan oklusi sebagai konsep dasar penanganan "raktur mandibula dan tulang wajah
(maksilo"asial! terutama dalam diagnostik dan penatalaksanaannya. +al ini diikuti dengan perkembangan teknik "iksasi mulai dari penggunaan pengikat kepala (head bandages!,
#andibula merupakan 2 bagian simetris yang mengadakan "usi(penggabungan!. %ua
bagian tersebut adalah corpus dan ramus. %aerah yang menyangga gigi dikenal sebagai
8korpus9 dan bagian ujungnya yang mengarah ke atas disebut 8ramus9. &ertautan keduanya
disebut 8sudut mandibula9 atau angulus mandibula. Setiap ramus mempunyai prosesus
anterior yang disebut prosessus koronoid dan posterior disebut kondilus. &rosesus alveolaris
atau bagian yang menyangga gigi, terletak di permukaan superior dari badan mandibula.
#andibula menentukan bentuk wajah bawah, dasar rongga mulut dan menyangga gigigigi
bawah dan lidah (+arty, *.J '!. &rosesus kondilus lebih tebal daripada koronoid, dan
terdiri dari dua bagian, kondilus, dan bagian terpenting yang mendukung bagian leher
kondilus. :ondilus sendiri merupakan sebuah permukaan artikular untuk artikulasi dari
diskus artikularis pada sendi temporomandibular. entuknya cembung dari depan ke belakang dan dari sisi ke sisi, serta memanjang lebih jauh ke posterior daripada permukaan
anterior. &ada ujung lateral dari kondilus tuberkulum kecil sebagai tempat dari ligamentum
temporomandibular ($oldman,200;!.',2
#andibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan ber"ungsi sebagai tempat
menempelnya gigi geligi . #andibula berhubungan dengan basis kraniidengan adanya
temporomandibular joint dan disangga oleh otot otot mengunyah.#andibula terdiri dari
korpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus. :orpus mandibula bertemu dengan ramus
masing masing sisi pada angulus mandibula ($ambar '!. &ada permukaan luar digaris tengah
korpus mandibula terdapat sebuah rigi yang menunjukkan garis "usi dari kedua belahan
selama perkembangan, yaitu sim"isis mandibula. *oramen mental dapat dilihat di bawah gigi
premolar kedua, dari lubang ini keluar a., v., n. alveolaris in"erior. #andibula dipersara"i oleh
sara" mandibular, alveolar in"erior, pleksus dental in"erior dan nervus mentalis. Sistem
vaskularisasi pada mandibula dilakukan oleh arteri maksilari interna, arteri alveolar in"erior,
dan arteri mentalis.
',2
*raktur mandibula sangat penting dihubungkan dengan adanya otot yang berorigo
atau berinsersio pada mandibula ini. <tot tersebut adalah otot elevator, otot depressor dan
otot protrusor. ',2
2.2 DEFINISI
A. Fraktur
*raktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang epi"isis atau tulang rawansendi
(=eksoprodjo,'!. #enurut >ibowo ('1! "raktur adalah suatu keadaan dimana tulangretak, pecah, atau patah, baik tulang maupun tulang rawan. entuk dari patah tulang bisa
hanya retakan saja, sampai hancur berkepingkeping. &enyebab "raktur adalah trauma,
misalnya kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian,kecelakaan kerja dan kecelakaan atau
cedera olahraga (=eksoprodjo,'!. ?amun menurut rott et al ., ('! penyebab utama
dari "raktur adalah kecelakaan kendaraan bermotor dan perkelahian, sedangkan penyebab
lainnya adalah jatuh, kecelakaan olahraga, kecelakaan kerja dan "raktur patologis. ',2
B. Fraktur ma!"bu#a
*raktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula. +ilangnya
kontinuitas pada rahang bawah (mandibula!, yang diakibatkan trauma oleh wajah ataupun
keadaan patologis, dapat berakibat "atal bila tidak ditangani dengan benar (medicine,20''!.
*raktur mandibula sangat sering terjadi dari "raktur daerah wajah, karena merupakan tulang
yang menonjol, terletak di tepi dan posisinya di sepertiga bawah wajah sehingga sering
menjadi sasaran ruda paksa (*onseca dan >alker, '4!. #enurut >idell (200'! "raktur
mandibula sering terjadi karena tulang mandibula memiliki korteks yang tebal dan relative
pipih dan berbentuk seperti tapal kuda, sehingga mudah patah. #andibula juga merupakan
tempat perlekatan otototot pengunyahan sehingga mempunyai pergerakan yang akti".
&enyebab terbanyak dari "raktur mandibula adalah jejas dari luar dan sebagian kecil daridalam yang disebabkan keadaan patologi dari tulang itu sendiri (*onseca dan >alker, '4!.
#andibula merupakan sasaran pukulan dan benturan. ipe injuri, arah dan besarnya trauma
menjadi "aktor utama penyebab "aktur maksilo"asial, sedangkan "raktur mandibula bisa
terjadi pada kondilus, ramus, angulus, basis, simpisis, alveolar dan yang paling jarang adalah
"raktur pada procesuss koronoideus (ruce dan *ronseca, ''!.',2
anks ('2! menyatakan bahwa secara garis besar "raktur pada mandibuladibagi
menjadi dua golongan utama, yaitu -'
'. *raktur tanpa kominusi kasar dari tulang dan tanpa kehilangan jaringan kerasataulunak yang signi"ikan
2. *raktur dengan kominusi kasar dari tulang dan tanpa kehilangan jaringan kerasatau
lunak yang ekstensi"
2.3 ETIOLOGI
Setiap pukulan keras pada muka dapat mengakibatkan terjadinya suatu "raktur pada
mandibula. %aya tahan mandibula terhadap kekuatan impak adalah lebih besar dibandingkan
dengan tulang wajah lainnya. #eskipun demikian "raktur mandibula lebih sering terjadi
dibandingkan dengan bagian skeleton muka lainnya.2
*aktor etiologi utama bervariasi berdasarkan lokasi geogra"is. &ada beberapa
investigasi seperti Jordan, Singapore, ?igeria, ?ew @ealand, %enmark, yunani, dan Japan
dilaporkan kecelakaan akibat kendaraan bermotor paling sering di jumpai. &eneliti di negara
negara seperti Aordania, Singapura. ?igeria, Selandia aru, %enmark, Aunani, dan Jepang
melaporkan kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab paling umum. 2
*raktur mandibula dapat terjadi karena kecelakaan lalulintas, kecelakaan industri atau
kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga, mabuk dan perkelahian atau kekerasan "isik.
#enurut survey di %istrict o" /olumbia +ospital, dari 10 kasus "raktur, )B kasus terjadiakibat kekerasan "isik (perkelahian!, 24B akibat kecelakaan lalulintas, '2B akibat
kecelakaan kerja, 2B akibat kecelakaan saat olahraga dan 1B karena sebab patologi. 2
2.$KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
anyak klasi"ikasi "raktur yang ditulis dalam berbagai buku, namun secara praktis dapat
'. *raktur traumatik rauma langsung (direk!,rauma tersebut langsung mengenai
anggota tubuh penderita. rauma tidak langsung (indirek!, erjadi seperti pada
penderita yang jatuh dengan tangan menumpu dan lengan atasbawah lurus, berakibat
"raktur kaput radii atau klavikula. $aya tersebut dihantarkan melalui tulangtulang
anggota gerak atas dapat berupa gaya berputar, pembengkokan (bending! ataukombinasi pembengkokan dengan kompresi yang berakibat "raktur butter"ly, maupun
kombinasi gaya berputar, pembengkokan dan kompresi seperti "raktur oblik dengan
garis "raktur pendek. *raktur juga dapat terjadi akibat tarikan otot seperti "raktur
patela karena kontraksi Cuadrisep yang mendadak.
2. *raktur "atik atau stress
rauma yang berulang dan kronis pada tulang yang mengakibatkan tulang menjadi
lemah. /ontohnya pada "raktur "ibula pada olahragawan.
3. *raktur patologis
&ada tulang telah terjadi proses patologis yang mengakibatkan tulang tersebut rapuh
dan lemah. iasanya "raktur terjadi spontan.
2.1.2 #enurut +ubungan dengan Jaringan Ikat Sekitarnya
'. *raktur simpleDtertutup, disebut juga "raktur tertutup, oleh karena kulit di sekeliling
"raktur sehat dan tidak sobek.
2. *raktur terbuka, kulit di sekitar "raktur sobek sehingga "ragmen tulang berhubungan
dengan dunia luar (bone e5pose! dan berpotensi untuk menjadi in"eksi. *raktur
terbuka dapat berhubungan dengan ruangan di tubuh yang tidak steril seperti rongga
mulut.
3. *raktur komplikasi, "raktur tersebut berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
struktur lain seperti sara", pembuluh darah, organ visera atau sendi.
2.1.3 #enurut entuk *raktur
'. *raktur komplit, $aris "raktur membagi tulang menjadi dua "ragmen atau lebih. $aris
"raktur bisa transversal, oblik atau spiral. :elainan ini dapat menggambarkan arah
trauma dan menentukan "raktur stabil atau unstabile.
2. *raktur inkomplit, :edua "ragmen "raktur terlihat saling impaksi atau masih saling
tertancap.
3. *raktur komuniti", *raktu yang menimbulkan lebih dari dua "ragmen.
1. *raktur kompresi, *raktur ini umumnya terjadi di daerah tulang kanselus.
+al tersebut di atas merupakan klasi"ikasi "raktur secara umum. Sedangkan klasi"ikasi
"raktur mandibula diantaranya adalah-
'. #enunjukkan regioregio pada mandibula yaitu - badan, sim"isis, sudut, ramus,
prosesus koronoid, prosesus kondilar, prosesus alveolar. *raktur yang terjadi dapat
pada satu, dua atau lebih pada region mandibula ini (lihat $ambar 2!.
• &emeriksaan komplikasi "raktur seperti neurovaskuler bagian distal "raktur yang
berupa- pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler
a. &emeriksaan klinis ekstraoral
ampak diatas tempat terjadinya "raktur biasanya terjadi ekimosis atau
perdarahan didalam jaringan dan pembengkakan. Seringpula terjadi laserasi jaringan
lunak dan bisa terlihat jelas de"ormasi dari tulang mandibula. Jika terjadi perpindahan
tempat dari "ragmen"ragmen itu pasien tidak bisa menutup gigi geligi anterior, dan
mulut menggantung kendur dan terbuka. &asien sering kelihatan menyangga rahang
bawah dengan tangan. %apat pula air ludah bercampur darah menetes dari sudut
mulut pasien.
&alpasi lembut dengan ujungujung jari dilakukan terhadap daerah kondilus
pada kedua sisi, kemudian diteruskan ke sepanjang perbatasan bawah mandibula,
bagianbagian melunak harus ditemukan pada daerahdaerah "raktur, demikian pulaterjadinya perubahan kontur dan krepitasi tulang. Jika "raktur mengenai sara"
mandibula maka bibir bawah akan mengalami parastesi.
b. &emeriksaan klinis intraoral
Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan dari dalam mulut. Sulkus
bukal diperiksa adanya ekimosis dan kemudian sulkus lingual. %engan hatihati
dilakukan palpasi pada daerah yang dicurigai "raktur, ibu jari serta telunjuk
ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk menunjukkan mobilitas yang tidak wajar
pada daerah "raktur.
2.).3 &emeriksaan &enunjang
%iagnosis "raktur mandibula dapat ditunjukkan dengan adanya - rasa sakit,
pembengkaan, nyeri tekan, dan maloklusi. &atahnya gigi, adanya gap, tidak ratanya gigi,
tidak simetrisnya arcus dentalis, adanya laserasi intra oral, gigi yang longgar dan krepitasi
menunujukkan kemungkinan adanya "raktur mandibula. Selain hal itu mungkin juga terjadi
trismus (nyeri waktu rahang digerakkan!.
&ada "raktur mandibula dapat dilakukan pemeriksaan penunjang "oto =ontgen untuk
mengetahui pola "raktur yang terjadi. Setiap pemeriksaan radiologis diharapkan
menghasilkan kualitas gambar yang meliputi area yang dicermati yaitu daerah patologis
berikut daerah normal sekitarnya. $ambar yang dihasilkan seminimal mungkin mengalami
distorsi, hal ini bisa dicapai dengan proyeksi yang dekat ("ilm dan sumber 5ray sedekat
mungkin dengan obyek! dan densitas serta kontras gambar "oto optimal (diatur dari m6 dan
kHp serta waktu penyinaran dan proses pencuciannya!. valuasi radiogra"is pada mandibula
mencakup "oto polos, scan dan pemeriksaan panoramik. api pemeriksaan yang baik, yang
dapat menunjukkan lokasi serta luas "raktur adalah dengan / Scan ($ambar 1!.
&emeriksaan panoramik juga dapat dilakukan, hanya saja diperlukan kerja sama antara pasien
&rinsip penanganan "raktur mandibula pada langkah awal bersi"at kedaruratan seperti
jalan na"as (airway!, perna"asan (breathing!, sirkulasi darah termasuk penanganan syok
(circulation!, penanganan luka jaringan lunak dan imobilisasi sementara serta evaluasi
terhadap kemungkinan cedera otak. ahap kedua adalah penanganan "raktur secara de"initi"
yaitu reduksiDreposisi "ragmen "raktur (secara tertutup (close reduction! dan secara terbuka
(open reduction!!, "iksasi "ragmen "raktur dan imobilisasi, sehingga "ragmen tulang yang
telah dikembalikan tidak bergerak sampai "ase penyambungan dan penyembuhan tulang
selesai.1,
A"r(a)* br+at,"-* "ru#at"/4
'. 6irway (pemeriksaan saluran na"as!
&emeriksaan saluran na"as bertujuan untuk membebaskan dan membuka jalan na"as.&emeriksaan ini dilakukan dengan cara membuka mulut dan mengamati apakah ada
benda yang berpotensi menyumbat saluran perna"asan. Jika ada, benda tersebut harus
dikeluarkan. Jika tidak, langkah selanjutnya adalah menekan dahi dan mengangkat dagu
korban sehingga kepala korban berada pada posisi tengadah. &osisi ini akan
mempertahankan terbukanya saluran perna"asan.
&embukaan saluran perna"asan dengan menekan dahi dan mengangkat dagu tidak bisa
dilakukan pada korban yang mengalami patah tulang leher. Entuk korban seperti ini,
pembukaan saluran perna"asan dilakukan dengan metode jaw thrust, yaitu dengan
mendorong rahang korban ke depan (posisi rahang seperti cakil!.
2. reathing (pemeriksaan na"as!
&emeriksaan na"as bertujuan untuk mengetahui apakah korban berna"as dengan normal
atau tidak. &emeriksaan ini dilakukan dengan cara mendekatkan telinga dan pipi penolong
ke hidung korban dan mata penolong tertuju pada dada atau perut korban. Fihat
pergerakan dada atau perut saat korban berna"as, dengar suara na"as korban, rasakan
hembusan udara yang keluar dari hidung, dan hitung jumlah hembusan na"as korban
selama detik. 6pabila pada pemeriksaan na"as ini diketahui korban tidak berna"as,
berikan na"as buatan dengan cara meniup mulut korban dan menutup hidungnya setiap
detik.
3. /irculation (pemeriksaan system sirkulasi darah!
&emeriksaan ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa jantung korban ber"ungsi dengan
baik. &emeriksaan dilakukan dengan cara menyentuh nadi karotis di leher selama 3
detik. Jika tidak ada denyut nadi, lakukan resusitasi jantung paru.
Syok hemoragik adalah kehilangan akut volume peredaran darah yang menyebabkan
suatu kondisi dimana per"usi jaringan menurun dan menyebabkan inadekuatnya hantaran
oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. :eadaan apapun yang menyebabkan kurangnya
oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada dalam keadaan syok.
&enyebab syok bervariasi, tetapi semua ditandai dengan per"usi jaringan inadekuat.#ekanisme pato"isiologi dasar yang tejadi pada syok adalah-
'. Hasokonstriksi atau vasodilatasi luas memperburuk tonus dan resistensi vaskuler
peri"er.
2. &enurunan volume intravaskuler (hipovolemia!
3. /ardiac output inadekuat
6papun jenis penyebab utama syok, respon tubuh pada umumnya sama.
Syok dapat terjadi akibat berbagai keadaan yang dapat digolongkan sesuai empat mekanisme
etiologi dasarnya-
('! mekanisme kardiogenik,
(2! mekanisme obstrukti",(3! perubahan dalam volume sirkulasi
(1! perubahan dalam distribusi sirkulasi
$ejala klinis tunggal jarang saat diagnosa syok ditegakkan. &asien bisa mengeluh
lelah, kelemahan umum, atau nyeri punggung belakang (gejala pecahnya aneurisma aorta
abdominal!. &enting diperoleh data rinci tentang tipe, jumlah dan lama pendarahan, karena
pengambilan keputusan untuk tes diagnostik dan tatalaksana selanjutnya tergantung jumlah
darah yang hilang dan lamanya pendarahan. ila pendarahan terjadi di rumah atau di
lapangan, maka harus ditaksir jumlah darah yang hilang.
$ambar.:lasi"ikasi atls syok hemorhagik
P+ata#ak0aaa raktur
6da dua cara penatalaksanaan "raktur mandibula yaitu close reduction dan open
reduction. &ada teknik tertutup (close reduction! yaitu reduksiD reposisi "ragmen "raktur
secara tertutup, reduksi "raktur dan imobilisasi mandibula dicapai dengan jalan menempatkan
peralatan "iksasi maksilomandibular. Entuk penatalaksanaan kebanyakan "raktur mandibular dan secara spesi"ik diindikasikan untuk kasus dimana gigi terdapat pada semua segmen atau
segmen edentulous di sebelah proksimal dengan pergeseran yang hanya sedikit. &ada
prosedur terbuka (<pen reduction! yaitu reduksiD reposisi "ragmen "raktur secara terbuka,
bagian yang "raktur dibuka dengan pembedahan, dan segmen direduksi dan di"iksasi secara
langsung dengan menggunakan kawat atau plat. eknik terbuka dan tertutup tidaklah selalu
dilakukan tersendiri, tetapi kadangkadang dikombinasikan. &endekatan ketiga adalahmodi"ikasi dari teknik terbuka , yaitu metode "iksasi skeletal eksternal. &ada teknik skeletal
eksternal pin ditelusupkan ke dalam kedua segmen untuk mendapatkan tempat perlekatan alat
penghubung (connecting appliance!, yang bisa dibuat dari logam atau akrilik, yang
menjembatani bagian bagian "raktur dan menstabilkan segmen tanpa melakukan imobilisasi
mandibula.1,
T+ra" m+!"0
&asien dengan "raktur nondisplaced atau minimal displace "raktur condilar dapat
diobati dengan analgesik, diet lunak, dan observasi . &asien dengan "raktur coronoideus
sebaiknya diperlakukan sama. Selain itu, pasienpasien ini mungkin memerlukan latihan
mandibula untuk mencegah trismus. Jika "raktur mandibula membatasi gerak, terapi medis
merupakan kontraindikasi. 2
<batobatan yang dapat digunakan adalah-
a. 6ntibiotik, diberikan golongan penisilin selama seminggu.
b. Entuk luka wajah (jika terdapat luka robek!, maka dilakukan penjahitan dan ditutup
dengan so"ratulle.
c. Jika gelisah, diberikan diaepam.
d. Entuk mengatasi nyeri, gunakan obat untuk luka ringan dan obat parenteral jika pasien tidak dapat menggunakan obat oral.
e. 6ntiin"lamasi gunakan ibupro"en, napro5en, atau ketorolac.
Fuka pada dentoalveolar harus dievaluasi dan diobati bersamaan dengan pengobatan
"raktur mandibula. $igi di garis "raktur harus dievaluasi dan jika perlu diektraksi.
&enggunaan antibiotik preoperati" dan postoperative dalam pengobatan "raktur mandibula
dapat mengurangi resiko in"eksi. Setelah tinjauan literature, Shetty dan *reymiller membuat
rekomendasi berikut mengenai gigi di garis "raktur mandibula- 2
'. $igi yang utuh dalam garis "raktur harus dibiarkan jika tidak menunjukkan buktimelonggar atau terjadi proses in"lamasi.
2. $igi dengan akar retak harus dihilangkan.
3. Fakukan ekstraksi primer ketika ada kerusakan periodontal luas.
T+ra" b+!a,
$unakan cara paling sederhana yang paling mungkin untuk mengurangi komplikasi
dan menangani "raktur mandibula. :arena reduksi secara terbuka (open reduction!
meningkatkan resiko morbiditas, reduksi secara tertutup digunakan pada kondisi kondisi
*raktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula. +ilangnya
kontinuitas pada rahang bawah (mandibula!, dapat berakibat "atal bila tidak ditangani dengan
benar. #andibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan ber"ungsi sebagai tempatmenempelnya gigi geligi. *aktor etiologi utama terjadinya "raktur mandibula bervariasi
berdasarkan lokasi geogra"is, namun kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab
paling umum. eberapa penyebab lain berupa kelainan patologis seperti keganasan pada
mandibula, kecelakaan saat kerja dan kecelakaan akibat olahraga.
ujuan dari perawatan "raktur mandibula utamanya adalah untuk mengembalikan
"ungsi mengunyah dan bicara. +al ini dapat dicapai dengan pemilihan modalitas yang tepat,
tehnik operasi yang benar terutama dalam pencapaian oklusi mandibula, serta perawatan
pasca operasi dan rehabilitasi. %alam tatalaksana "raktur mandibula perlu dipahami
biomekanik mandibula sehingga dapat diperkirakan letak "iksasi yang benar dan didapatkanhasil yang memuaskan.
:omplikasi setelah dilakukannya perbaikan pada "raktur mandibula umumnya jarang
terjadi. :omplikasi yang paling umum terjadi pada "raktur mandibula adalah in"eksi atau
osteomyelitis, yang nantinya dapat menyebabkan berbagai kemungkinan komplikasi lainnya