Top Banner
DEFINISI DEMENSIA • Demensia adalah suatu kondisi penurunan fungsi mental-intelektual (kognitif) yang progresif, yang dapat disebabkan oleh penyakit organik difus (demensia kortikal- misal penyakit alzheimer) atau kelainan struktur subkortikal (demensia subkortikal-misal penyakit Parkinson dan Huntington).
28

Referat Demensia

Sep 30, 2015

Download

Documents

Tia

demensia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • DEFINISI DEMENSIA

    Demensia adalah suatu kondisi penurunan fungsi mental-intelektual (kognitif) yang progresif, yang dapat disebabkan oleh penyakit organik difus (demensia kortikal-misal penyakit alzheimer) atau kelainan struktur subkortikal (demensia subkortikal-misal penyakit Parkinson dan Huntington).
  • Definisi demensia menurut WHO

    Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi
  • Epidemiologi

    Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak setengah daripada orang berusia 80-an menderita demensia
  • Klasifikasi Demensia

    Dementia irreversible

    Alzheimers diseaseMulti-infark dementia (stroke)Dementia akibat penyakit Parkinson Creutzfeldt-jakob disease

    Dementia reversible

    Demensia akibat penyalahgunaan zat(marijuana/methamphetamines,cocain heroin/alcohol).Kelainan metabolic, seperti kekurangan vitamin B12HypothyroidisnHypoglycemia
  • Demensia Tipe Alzeimer

    Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya.Alzheimer mempengaruhi otak dalam banyak cara, tetapi dapat dibagi menjadi perubahan struktural dan perubahan kimia.

    Faktor-faktor risiko penyakit Alzheimer antara lain :2

    Usia : Kebanyakan penderita berusia 65 tahun ke atas.Faktor genetic : Mutasi gen protein precursor amiloid, gen presenilin 1 dan 2, serta apolipoprotein E 4.Faktor lingkungan seperti riwayat cedera kepala berat
  • Perubahan Struktural pada Demensia Alzeimer

    Protein cluster, yang dikenal sebagai "plaques," mengumpul diantara sel-sel saraf. Strand protein yang terpelintir, yang dikenal sebagai "tangles," berkumpul di antara sel-sel saraf mati Plaques dan tangles mulai terbentuk di bagian otak dimana memori, proses belajar, dan proses berpikir terjadi, dan terus mempengaruhi bagian lain dari otak, merusak sel-sel otak dan saraf

  • Neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi adalah asetilkolin dan norepinefrin.Beberapa hipotesis melaporkan bahwa terjadi suatu degenerasi spesifik pada neuron kolinergik.Penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetiltransferase didalam otak.Terdapat observasi bahwa antagonis kolinergik , seperti Scopolamine dan atropine, mengganggu kemampuan kognitif

    KELAINAN NEUROTRANSMITER

  • Diagnosis

    Kriteria diagnostik penyakit Alzheimer menurut DSM-IV( Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth revision).

    A.Perkembangan difisit kognitif multiple terdiri dari :

    Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari)Salah satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut ini : Afasia (gangguan berbahasa).Apraksia (Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik dalam keadaan fungsi otot yang normal).Agnosia (kegagalan untuk mengenal atau menamai objek).Gangguan fungsi berpikir abstrak (misalnya merencanakan, berorganisasi).
  • B. Gangguan kognitif Pada Kriteria A1 dan A2 menyebabkan gangguan yang berat pada fungsi sosial dan pekerjaan pederita.

    C. Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi kognitif yang berkelanjutan.

    D. Gangguan kognitif kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan hal-hal berikut :

    1.Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan memori yang progresif (Misalnya gangguan peredaran darah otak, Parkinson, dan tumor otak).

    2.Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan demensia (misalnya hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 dan asam folat, defisiensi niasin, hiperkalemi, neurosifilis dan infeksi HIV).

    E. Kelainan pasien tidak disebabkan oleh delirium.

    F. Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1 misalnya gangguan depresi dan skizofrenia).

  • DEMENSIA VASKULER

    Demensia vascular ialah sindrom demensia yang disebabkan disfungsi otak akibat penyakit serebrovaskular . Demensia vascular merupakan penyebab demensia kedua tersering setelah demensia Alzheimer.

    Etiologi

    Stroke, penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis, dan HIV), penggunaan alcohol kronis, pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri, arsenic, dan aluminium), trauma kepala berulang pada petinju professional, penggunaan obat-obatan jangka panjang, obat-obatan sedative, dan analgetik.
  • Patogenesis terjadinya demensia pasca stroke

    Adanya sumbatan pembuluh darah menyebabkan otak mengalami kekurangan nutrisi penting seprti oksigen dan glukosa, sehingga daerah pusat yang diperdarahi pembuluh darah tersebut mengalami iskemik sampai dengan infark.Pada daerah otak yang iskemik, terdapat ischemic core (inti iskemik) dan penumbra di sekeliling ischemic core. Pada inti iskemik, sel mengalami nekrosis. Sedangkan di daerah penumbra iskemik, dengan adanya sirkulasi kolateral maka sel-selnya belum mati, tetapi metabolisme oksidatif dan proses depolarisasi neuronal oleh pompa ion berkurang. Bila proses berlangsung terus-menerus, maka sel tidak lagi dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi kematian sel akut melalui proses apoptosis.Infark di lobus temporalis menyebabkan gangguan memori, lesi di lobus parientalis dapat mengakibatkan gangguan orientasi spasial, apraksi, agnosia serta gangguan fungsi luhur lain.

    Gangguan vaskular

  • Demensia creutzfeldt-jakob

    Merupakan penyakit degeneratif otak yang jarang ,

    yang disebabkan oleh agen progresif secara lambat

    dan dapat ditransmisikan( agen infektif), paling mungkin adalah suatu prion.

    Ditandai dengan degenerasi spongiosa pada otak, karena tidak adanya respon imun inflamasi.Masa inkubasi bisa relatif singkat atau lama(8-16 tahun)Onset penyakit ditandai dengan tremor,ataksia,myoklonus dan demensia
  • Demensia creutzfeldt-jakob

    Pada pemeriksaan LCS dan MRI tidak ditemukan kelainan sampai gangguan yang lanjut.Penyakit ditandai adanya lonjakan gelombang pada EEG.
  • DEMENSIA AKIBAT ZAT

    Gejala = gejala demensia alzheimerGangguan kognitif menetap melebihi lama yg lazim dari intoksikasi atau putus zatAnamnesis, PF, Laboratoris terbukti adanya pemakaian zat.
  • PENYAKIT PARKINSON

    Gangguan pada ganglia basalis 20 30% penderita Parkinson menderita demensiaGejala = gejala demensia AlzheimerBradikinesia
  • PENYAKIT HUNTINGTON

    Ditandai dgn perlambatan psikomotor dan kesulitan melakukan tugas kompleks, tetapi ingatan, bahasa, dan tilikan tetap utuh.Beda dgn Demensia Alzhaimer :tingginya insiden depresi & psikosisgangguan koreoatetoid yg klasik
  • Diagnosis

    Untuk membedakan secara cepat antara demensia tipe Alzheimer dengan tipe vaskuler sebagai berikut :
  • Pemeriksaan Fisik pada Demensia

    Tanda-tanda regresi sel-sel saraf otak yang ditunjukkan dengan refleks-refleks berikut:

    1. Sucking refleks

    Refleks menyusu adalah positif, apabila bibir penderita secara reflektorik seolah-olah mau menetek, jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu, misalnya ujung pensil atau pena.

  • Refleks glabellar

    Orang dengan demensia akan memejamkan matanya setiap kali glabelanya diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada glabela timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan memejam lagi.
  • Refleks memegang (grasp refleks)

    Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si penderita. Refleks memegang adalah positif, apabila jari si pemeriksa dipegang oleh tangan penderita.
  • Snout reflex

    snout reflex dilakukan dengan mengetuk bibir atas penderita. Pada penderita dengan demensia tiap kali bibir atas atau bawah diketuk m.orbikularis oris berkontraksi.
  • Refleks palmomental

    refleks palmomental dilakukan dengan menggores telapak tangan penderita. goresan dilakukan dengan cepat dari bagian pergelangan tangan menuju kebagian pangkal ibu jari. Pada penderita dengan demensia, goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi otot mentalis.
  • PENATALAKSANAAN

    Terapi SuportifObat untuk demensiaCholinergic-enhancing agentsCholine dan lecithinNeuropeptide, vasopressin dan ACTHNootropic agentsDihydropyridine