BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA OKTOBER 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN REFERAT GANGGUAN BUATAN (FACTITIOUS DISORDER) (F68.1) & LAPORAN KASUS GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.2) OLEH: Monareza Restantia Shirly D. (C111 11 178) PEMBIMBING: dr. Uyuni Azis SUPERVISOR: dr. Rabiah Tanthawie, Sp. KJ DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA OKTOBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
REFERAT
GANGGUAN BUATAN (FACTITIOUS DISORDER) (F68.1)
&
LAPORAN KASUS
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK
DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.2)
OLEH:
Monareza Restantia Shirly D. (C111 11 178)
PEMBIMBING:
dr. Uyuni Azis
SUPERVISOR:
dr. Rabiah Tanthawie, Sp. KJ
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:
Nama : Monareza Restantia Shirly Darwis
Stambuk : C11111178
Judul Referat : Gangguan Buatan
Laporan Kasus : Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini
Manik Dengan Gejala Psikotik
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik
pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Universitas
Hasanuddin.
Makassar, Oktober 2014
1
Supervisor
Pembimbing
dr. Rabiah Tanthawie, Sp. KJ
dr. Uyuni Azis
2
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………. 1
Daftar Isi …………………………………………………………….. 2
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….. 3
Bab II Isi …………………………………………………………….. 5
Definisi …………………………………………………………….. 5
Epidemiologi ………………………………………………………………5
Etiologi ………………………………………………………………6
Diagnosis ………………………………………………………………7
Diagnosis Banding ………………………………………………………………12
Terapi ………………………………………………………………14
Prognosis ………………………………………………………………16
Bab III Kesimpulan ………………………………………………………………17
Daftar Pustaka ………………………………………………………………19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada gangguan buatan, pasien secara sengaja membuat
tanda gangguan medis fisik atau jiwa dan salah dalam
menunjukkan riwayat serta gejalanya. Satu-satunya tujuan
perilaku tersebut yang jelas adalah untuk mengambil peran
seorang pasien tanpa adanya dorongan dari luar. Untuk
banyak orang, mendapat pelayanan rawat inap dirumah sakit
menjadi tujuan utama dan menjadi cara hidup. Pemahaman
yang lebih dalam mengenai gangguan ini menunjukkan bahwa
pasien kuat terdorong untuk tampil sakit dan kerap telah
memiliki wawasan dari perilaku yang ditunjukkan. Menurut
sejarah psikiatri, gangguan ini diperkenalkan pertama
kali sebagai “Sindrom Munchausen” pada tahun 1951 oleh
Richard Asher, seorang klinisi yang menemukan kasus
seorang pensiun perwira kavileri Jerman, Baron Karl Von
Munchausen, yang secara dramatis menceritakan
pengalamannya berpergian dari rumah sakit ke rumah sakit
di berbagai kota untuk mendapatkan perawatan medis.(1,2,9)
Factitious Disorder atau Gangguan buatan dalam ICD-10 dan
DSM-IV-TSR ditandai dengan gejala berpura-pura sakit,
4
dapat berupa gejala fisik (misalnya nyeri abdomen) dan
gejala psikiatri (misalnya dengan berpura-pura memiliki
halusinasi, kesedihan, atau penyiksaan seksual berulang).
Gejala tertentu sengaja dibuat oleh individu untuk
mengasumsikan peran sakit, baik dengan memalsukan tanda
atau gejala dan penyebab lain dari keluhan yang diderita.
Gangguan ini juga dapat dilakukan oleh wali (Munchausen
Syndrome by Proxy), misalnya orangtua yang berpura-pura
anaknya sakit. Pasien dapat mempengaruhi anak seperti
dengan pemberian racun agar menghasilkan gejala sakit.
(1,3,9)
Kasus tanda dan gejala psikologis buatan dilaporkan
jauh lebih sedikit daripada kasus tanda dan gejala fisik
buatan. Sejumlah kumpulan data mengenai orang-orang yang
memiliki gangguan buatan kerap kali berkunjung ke banyak
rumah sakit dengan menggunakan berbagai nama lain, alamat
tempat tinggal yang tidak tetap dan biasanya tidak
memiliki dokter umum yang tetap. Pada gangguan buatan
yang berat, pasien kerap mencari prosedur yang
menyakitkan, seperti operasi pembedahan dan uji
masokhistik, yaitu rasa sakit yang berfungsi sebagai
5
hukuman terhadap dosa masa lalu, baik khayalan atau
sebenarnya. Pasien yang membuat-buat penyakit psikiatri
dapat memiliki kerabat yang sebelumnya pernah dirawat
dengan penyakit yang mereka ciptakan.(1,8,11)
6
BAB II
ISI
A. Definisi
Gangguan buatan adalah suatu gangguan jiwa dimana
pasien secara sengaja membuat tanda gangguan medis
fisik atau psikologis dengan menunjukkan riwayat serta
gejala palsu yang dimotivasi oleh faktor internal.
Tujuannya murni untuk mengambil peran sebagai pasien
tanpa adanya dorongan dari luar, meskipun terkadang
mereka tidak sepenuhnya memahami motivasi mereka.
Gangguan ini sifatnya kompulsif, tetapi dianggap
volunteer karena memiliki tujuan dan disengaja, bahkan
jika perilaku ini tidak dapat dikendalikan. Walaupun
berperan sebagai pasien, individu dengan gangguan ini
cenderung pandai dan berwawasan tidak seperti pasien
pada umumnya. Mereka tidak menceritakan riwayat pasien
secara jujur, gejala dapat berasal dari trauma atau
kecelakaan, serta cenderung sangat kooperatif terhadap
rencana terapi yang ditetapkan.(1,3)
Pasien dengan gangguan buatan sengaja membuat atau
melebih-lebihkan gejala dari penyakit dengan berbagai
7
cara. Mereka bisa membuat suatu gejala, dengan melukai
diri mereka sendiri atau mengubah tes seperti
mengkontaminasikan sample urin supaya mereka terlihat
sakit dan orang lain peduli terhadap mereka.(8)
B. Epidemiologi
Prevalensi gangguan buatan pada populasi umum tidak
diketahui walaupun sejumlah klinisi yakin bahwa
gangguan ini lebih banyak daripada yang diketahui.
Gangguan ini tampak lebih sering terdapat di rumah
sakit dan pekerja perawatan kesehatan daripada populasi
umum. Selain itu, gangguan ini lebih sering terjadi
pada perempuan dibandingkan laik-laki dan sindrom yang
lebih parah sering terjadi pada perempuan. Menurut
revisi teks edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM-IV-TR), gangguan buatan di diagnosis
pada kira-kira 1 persen pasien yang ditemui di
konsultasi psikiatri di rumah sakit umum. Di Amerika
Serikat, gangguan buatan oleh perwalian (didiskusikan
terpisah) ada sebanyak kurang dari 1.000 dari hampir 3
juta kasus penganiayaan anak yang dilaporkan tiap
tahun. (1,9)
8
C. Etiologi
1. Faktor Psikososial
Dasar psikodinamika dari gangguan buatan tidak
diketahui secara pasti, pasien dapat bersikeras
bahwa gejala mereka bersifat fisik sehingga terapi
yang berorientasi psikologis tidak berguna. Suatu
laporan kasus menyatakan banyak pasien menderita
penyiksaan atau penelantaran pada masa anak-anak
yang menyebabkan seringnya mendapat perawatan
dirumah sakit selama masa perkembangan awal. Pada
keadaan ini, mendapatkan perawatan di rumah sakit
mungkin telah dianggap sebagai suatu pelarian dari
situasi rumah yang traumatik. Kondisi itu memberikan
ruang nyaman bagi pasien dan beranggapan bahwa
sejumlah tenaga medis yang memberi perawatan
(seperti dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit)
adalah orang-orang yang dapat mengasihi merawat
mereka dengan penuh kasih sayang. (1,3)
Pasien yang mencari prosedur yang menyakitkan
seperti operasi pembedahan dan pemeriksaan yang
invasive, mungkin memiliki kepribadian masokhistik.
9
Pasien dapat menghidupkan peran pasien dan
menceritakan tentang riwayat dan gejala penyakit
yang menyiksa berulang-ulang kali sehingga bisa
mendapatkan perawatan di rumah sakit sesering
mungkin. Kemungkinan pasien memiliki kerabat yang
menderita gangguan atau penyakit yang sama yang
kemudian ditiru oleh pasien. Adanya kerja sama
antara pasien dengan yang ditiru sangat jarang
terjadi. Walaupun pasien bertindak sendiri, teman
dan kerabat turut mendukung dan membuat-buat
penyakit dalam beberapa hal.(1,3)
2. Faktor Biologis
Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa disfungsi
otak dapat menjadi faktor gangguan buatan. Dikatakan
bahwa pemrosesan informasi yang terganggu berperan
dalam fantastika pseudologia pasien Munchausen dan
perilaku menyimpang. Pasien ini tidak
memperlihatkan pola genetik pemeriksaan
elektroensefalografik (EEG) dan memperlihatkan tidak
adanya kelainan yang spesifik. (1,3)
D. Diagnosis
10
Kriteria diagnosis Gangguan buatan berdasarkan DSM-
IV-TR adalah: (3)
a. Pembentukan atau pembuatan tanda dan gejala fisik
atau psikologis yang disengaja
b. Motivasi perilaku ini adalah untuk mengambil peran
sakit
c. Tidak ada dorongan eksternal untuk perilaku ini