Top Banner

of 107

RangKuman pengolahan limbah

Mar 01, 2016

Download

Documents

Ario Patola

RangKuman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LIMBAH PADAT

Definisi dan karakteristik limbah padat A. Definisi Limbah1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atauproses alam yang berbentuk padat. (UU RI No.18 Th 2008 ttg Pengelolaan Sampah).2. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. (UU RI No. 32 Th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH).3. Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat (Kusnoputranto, 2002). 4. STOKES (1991)Limbah infeksius: adalah limbah yang mampu menimbulkan penyakitLimbah berbahaya: adalah limbah yang membahayakna manusia dan lingkungannyaLimbah toksik: limbah yang mampu menimbulkan efek toksikLimbah medik: adalah setiap limbah padat yang terjadi saat penegakan diagnosis, perawatan atau pengimunisasian manusia maupun hewan5. OKUN & PONGHIS (1975)Kata limbah cair seharusnya dipakai untuk mengratikan semua limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan.6. TCHOBANOGLOUS & ELLIASSEN (1979)Gabungan cairan atau sampah yang terbawa air dari tempat tinggal, kantor, bangunan perdagangan, industri, serta air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada.7. WILLGOOSE (UDIN DJABU, 1990/1991)Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat tinggal, bangunan perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat terlarut atau bahan tersuspensi.

8. ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY (UDIN DJABU, 1990 / 1991)Limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensi dari tempat tinggal, kebun, bangunan perdangangan, dan industri.IR. HIERONYMUS BUDI SANTOSOLimbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia atau proses-proses alam, dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.9. CAHYONO BUDI UTOMOLimbah adalah benda atau zat yang timbul dari hasil kegiatan manusia yang tidak digunakan lagi, sehingga dibuang.10. DIAH ARYULINALimbah adalah suatu benda atau zat yang emngandung berbagai bahan yang membayakan kehidupan manusia, hewan, serta mahluk hidup lainnya.11. SAKTIYONOLimbah adalah sisa proses produksi.12. DARMADILimbah adalah produk akhir yang berupa material bangunan dari sebuah proses pencucian, dekontaminasi atau proses metabolisme tubuh, yang dapat berbentuk cairan atau setengah padat.13. KEPTUSAN MENPERINDAG RI NO. 231/MPP/KEP/7/1997 PASAL 11Limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan.14. DEDEN ABDURAHMANLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena menurunkan kualitas lingkungan.15. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,lumpur,bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan.

B. Karakteristik Limbah Padat(Depkes RI, 1987):1) Garbage (sampahbasah)Garbage adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayur-sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk.2) Rubbish (sampahkering)Rubbish adalah sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor kantor.Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri dari zat-zat non-organic seperti kertas, kardus, plastikdan lain-lain.Sedangkansampah yang tidakdapat/ sukar terbakar sebagian besar mengandung zat-zat inorganic seperti logam-logam, kaleng-kaleng dan sisa pembakaran.3) Abu (Ashes) Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari jenis zat yang mudah terbakar seperti di rumah, kantor maupun di pabrik-pabrik industri. 4) Street cleaning (sampah dari jalan) Sampah jenis ini berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan dan lain-lain.5) Industrial wastes (sampah industri) Merupakan sampah yang berasal dari industri-industri pengolahan hasil bumi/ tumbuhan dan industri lain. Sampah industry dapat berupa: Bahan kimia beracun Bahan berbahaya Bahan kimia Mineral Residu dan Organik Residu patologi radiologi Kayu dan kertas6) Demolition wastes (sampah bangunan)7) Hazardous wastes (sampah berbahaya)a) DensitasDensitas adalah berat per unit volume diekspresikan sebagai kg/m3. Densitas bervariasi karena besarnya variasi komponen limbah, adanya pemadatan, laju dekomposisi. Densitas penting karena dibutuhkan untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.b) Kadar AirKadar air adl persentase berat air bahandimana M = Kadar air (%)w = berat awal sampel (kg)d = berat sampel setelah pengeringan pada 105C (kg)c) Ukuran Partikel dan DistribusiUkuran dan distribusi komponen limbah penting untuk penanganan, terutama jika akan digunakan pemisahan cara mekanis spt dengan magnetic separators. Contoh, besi dengan ukuran besar akan berat jika dipisahkan dengan magnetic belt atau drum systemd) Kapasitas LapangKapasitas lapang adalah jumlah total kelembapan yang dapat ditahan dalam limbah pada tekanan gravitasi. Penting untuk menangani penumpukan limbah. Nilai kapasitas lapang limbah yang belum dipadatkan berkisar antara 50 -60%Komposisi limbah padat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : Sumber limbah padat Komposisi limbah padat suatu sumber sampah akan berbeda dari sumbersampah yang lainnya. Aktivitas pendudukProfesi dan masing masing penduduk akan membedakan jenis limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas sehari-harinya. Sistem pengumpulan dan pembuangan yang dipakai Komposisi limbah padat..., Sukarna Sidik, FT UI, 208. Sistem pengumpulan dan pembuangan yang berbeda dari masing masing tempat akan membedakan komposisi limbah padat yang perlu diketahui. GeografiDaerah yang satu dengan daerah yang lain berdasarkan letaknya akan membedakan komposisi limbah padat yang dihasilkan, daerah pertanian dan perindustrian akan mempunyai komposisi limbah padat yang berbeda. Sosial Ekonomi.Faktor ini sangat mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat suatu daerah termasuk di sini adat istiadat, taraf hidup, perilaku serta mental dan masyarakatnya. Musim/Iklim.Faktor ini mempengaruhi jumlah timbulan limbah padat, contohnya di Indonesia misalnya musim hujan kelihatannya sampah meningkat karena adanya sampah terbawa oleh air. Teknologi.Dengan kemajuan teknologi maka jumlah timbulan limbah padat jugameningkat. Sebagai contoh, dulu tidak dikenal dengan adanya limbah padat jenis plastik tetapi sekarang plastik menjadi masalah dalam pembuangan limbah padat. WaktuJumlah timbulan limbah padat dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh faktor waktu (harian, mingguan, bulanan, tahunan). Jumlah timbulan limbah padat dalam satu hari bervariasi rnenurut waktu. Ini erat hubungannya dengan kegiatan manusia sehari-hari.

Sumber-Sumber Limbah Padat

Berdasarkan Sumber limbah secara umum1. Limbah domestik, yakni limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dll.2. Limbah industri, yakni limbah yang merupakan hasil buangan industri.3. Limbah pertanian, yakni limbah yang berasal dari kegiatan pertanian/perkebunan.4. Limbah pertambangan, limbah yang berasal dari kegiatan pertambangan.Sumber Limbah Padat Beberapa sumber dari limbah padat antara lain: Sampah buangan rumah tangga termasuk sisa bahan makanan, sisa pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan kebun dan sebagainya. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko dan sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan dan sampah pembungkus lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya. Pertanian ,sampah sisa dari hasil potongan tanaman dan daun-daun

logam berat (berasal dari industri-industri logam, pemakaian bahan logam, pencucian bahan logam dari sampah), kaca (digunakan dalam bentuk botol, arsitektur, komponen kendaraan, elektronik, sanitasi dll), plastic (digunakan dalam bentuk pembungkus, kemasan, botol, pipa, peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik, arsitektur dll), kertas ( digunakan dalam bentuk lembaran kertas, karton, kardus, pembungkus, kemasan, sanitasi dll) serta kain/tekstil (digunakan dalam bentuk pakaian, selimut, kanvas lukis, sanitasi, mebel, tenda dll). Selain itu ada sludge yaitu lumpur padat yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair industry, biasanya mengandung serat dan komponen lain yang bisa dimanfaatkan untuk kompos, media tanam.

A. Sumber limbah padat berdasarkan sumber domestik dan non domestik Limbah Domestik (rumah tangga)Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton.

Gambar Limbah Rumah Tangga

2. Limbah Non-domestik Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia.

B. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.C. Pembagian sampah Padat berdasarkan bahannya :1. Sampah OrganikMerupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumahtangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.2. Sampah anOrganik

D. Pembagian sampah padat berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi menjadi:1. Biodegradableyaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.2. Non-biodegradableyaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:1. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti: plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.2. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetrapacks, carbon paper, thermo coal dan lain-lain

E. Pembagian sampah padat berdasarkan ciri atau karakteristik benda atau zat yang dibuang:1. Garbage2. Berupa benda organik yang mudah membusuk dan cepat terurai bila cuaca panas, serta dapat menimbulkan bau busuk,banyak terdapat di pasar,rumah makan, tempat pemukiman,rumah sakit dan lainnya.3. Rubbisha. Mudah terbakar (zat-zat organik, kertas, kayu, karet, daun-daun kering).b. Tidak mudah terbakar (zat-zat anorganik, kaca,besi,kaleng).4. Ashes: Semua debu jalanan dan sisa-sisa pembakaran dari kegiatan industri.5. Street sweeping: Sampah dari jalanan,trotoar yang ditimbulkan oleh kegiatan orang.6. Lead animal: Bangkai binatang yang besar (anjing, kucing) yang mati karena kecelakaan atau alami.7. House hold refuse: Sampah dari perumahan dan kantor, berupa sampah campuran(garbage,ashes, rubbish).8. Abandoned vehicle: Bangkai-bangkai kendaraan bermotor.9. Demolision dan Contructions Waste: Sisa sisa bahan pembangunan gedung- gedung. (tanah,pasir,batu-batuan, kayu-kayu)10. Sampah industry: Sisa - sisa hasil pertanian, perkebunan, industri.11. Santage solid: Benda-benda organik yang solid menyangkut di pintu masuk pusat pengolahan cair buangan.12. Sampah khusus: Sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti bahan beracun yang berbahaya dan zat radioaktif.

Berikut adalah jenis kategori limbah padat berdasarkan hasil dari j.cornelius dan L.A. Burch (1968):I. Perkotaan : Limbah yang berasal dari rumah tangga. Limbah yang berasal dari areal bisnis dan perdagangan. Limbah yang berasal dari areal khusus.

II. Industri : Limbah yang berasal dari pertambangan dan pemprosesan mineral Limbah yang berasaldari manufaktur Limbah yang berasal dari cannery Limbah yang berasal dari industry petrokimia dan pengilangan minyak bumi

Limbah yang berasal dari pemprosesan makanan (pengemasan daging,buah-buah,dan sebagainya). III. Pertanian : Limbah yang berasal dari peternakan Limbah tanaman buah-buahan dan kacang-kacangan Limbah yang berasal dari hasil panen tanaman

Sumber Limbah Padat (Daryanto 1995): Pabrik Gula: Pabrik gula dari bahan tebu yang mempunyai limbah organik berupa blotong (filter cake), dan abu boiler. Blotong (filter cake) merupakan limbah padat hasil dari proses produksi pembuatan gula, dimana dalam suatu proses produksi gula akan dihasilkan blotong dalam jumlah yang sangat besar. Vinasse merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan Ethanol. Dalam proses pembuatan 1 liter Ethanol akan dihasilkan limbah (vinasse) sebanyak 13 liter (1 : 13). Dari angka perbandingan di atas maka semakin banyak Ethanol yang diproduksi akan semakin banyak pula limbah yang dihasilkannya. Jika limbah ini tidak tertangani dengan baik maka di kemudian hari, limbah ini akan menjadi masalah yang berdampak tidak baik bagi lingkungan Pulp: Limbah padat industri pulp kertas berasal dari beberapa unit poses yang umumnya merupakan hasil akhir suatu proses, yang sering menimbulkan masalah berasal dari pengolahan air limbah yang berupa lumpur (sludge). Limbah padat industri pulp dan kertas umumnya berasal dari proses penyaringan bubur pulp (reject screen) dan belt press hasil pengolahan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Komposisi limbah serat jenis reject screen sebagian besar (80%) terdiri dari serat panjang, serat sedang, dan serat pendek, sisanya berupa kontaminan berupa plastik, logam, lilin dan lain-lain. Kertas Rayon Plywood Limbah Nuklir Pengawetan Buah, Ikan, DagingPengolahan Limbah Padat

Proses pengelolaan limbah :Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur atau bubur yang beraasl dari suatu proses pengolahan (Daryanto, 1995).Dalam proses pengelolaan limbah padat terdapat 4 proses, yaitu:1. PemisahanFungsi dari pemisahan yaitu karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada 3 cara, yaitu: Sistem balistik, adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran/berat volume yang seragam. Sistem gravitasi, adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya barang yang ringan/terapung dan barang yang berat/tenggelam. Sistem magnetis, adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non-logam.2. Penyusutan ukuranPenyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya pengolahannya menjadi mudah.3. PengomposanPengomposan dilakukan terhadapa buangan/limbah yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya/volumenya.4. Pembuangan limbah Pembuangan di lautPembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan: Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan, Laut sebagai tempat rekreasi dan lau-lintas kapal, Laut menjadi dangkal, Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya (misalnya: limbah B3/limbah radioaktif), dapat membunuh biota laut. Pembuangan di darat/ di tanahUntuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut: Pengaruh iklim, temperatur, dan arah angin, Struktur tanah, Jaraknya harus jauh dari pemukiman, Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan, peternakan,flora atau fauna.Berikut ini, terdapat pula beberapa cara pengolahan limbah padat berdasarkan jenis limbah atau sampah, yakni antara lain1. Sampah Organika. Makanan ternakHot feeding (Makanan ternak) yaitu garbage atau sisa-sisa makanan yang mudah membusuk itu digunakan untuk makanan binatang, misalkan: babi, sapi, anjing, kelinci, kambing, ayam, dan sebagainya.Dibeberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas. Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kubis, selada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik.Cara ini boleh saja dilakukan, namun seyogyanya sisa-sisa makanan itu direbus terlebih dahulu sebelum diberikan sebagai makanan binatang. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak. Kelemahan Hot feeding adalah bila tidak higienis, maka cara ini akan: Menjadi sarana berkembang-biaknya cacing Taenia Saginata dan cacing Taenia Solium sehingga berakibat terjadinya penyakit Taeniasis. Berkembang-biaknya Trichiuris Trichiura sehingga berakibat terjadinya penyakit Trichinosis.Selain penulara penyakit cacing, dalam sampah ini juga bisa mengandung logam-logam berat. Sampah organik yang bercampur dengan logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak.b. KompostingYaitu cara pemusnahan sampah dengan cara memanfaaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu, proses ini menghasilkan bahan berupa kompos dan pupuk yang sangat menyuburkan tanah. Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta, dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara, dan cukup kandungan oksigen. Berikut ini tahap-tahap pembuatan kompos (pupuk): Penyortiran/pemisahan benda-benda yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaca, plastik, besi, dan bahan lainnya yang tidak dapat membusuk. Pemotongan/penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (kira-kira 5 cm). Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon (C0 dan nitrogen (N) dengan perbandingan 1:35. Pemasukkan sampah ke lubang/dalam tanah. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobik. Pembolak-balikkan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari dengan maksud agar terjadi proses aerobik dan terbentuk pupuk dengan baik. Perlu diperhatikan galian tersebut, jangan sampai menjadi tempat bersarang hewan pengerat atau serangga.Sistem pengomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan. Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli. Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal. Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan.c. BiogasBiogas adalah gas-gas yang dapat didunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukkan sampah organik atau campuran dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu.Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan, antara lain: Mengurangi jumlah sampah Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan. Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti kayu bakar atau arang. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.d. ReductionReduction yaitu sampah dipotong kecil-kecil. Cara ini cukup bermanfaat. Contoh: garbage reduction akan menghasilkan lemak.2. Sampah AnorganikSampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.a. Dijual ke Pasar loak/dirombeng untuk bahan baukSisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, ban bekas, radio tua, TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke pasar loak.b. Daur ulang (recycling)Daur ulang (recycling) yaitu pemilahan sampah sesuai keperluannya atau pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipaki atau daur ulang, miaslkan logam dikumpulkan sesama logam, kayu sesama kayu, begitu juga dengan plastik, kaca, kertas, botol, dan sebagainya lalu diolah menjadi kerajinan dan kemudian dijual kembali.c. Inceneration (pembakaran).Inceneration merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan tungku pembakaran. Cara ini relatif menguntungkan karena: Volume sampah akan menurun menjadi 1/3 bagian semula. Tidak memerlukan ruang/tanah yang luas. Tidak dipengaruhi cuaca. Panas yang dihasilkan dapat dijadikan sumber uap. Pengolahan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai kebutuhan.Kerugian dari cara membakar sampah ini adalah: Relatif mahal Dapat menimbulkan kebakaran Adanya kebisingan akibat transportasi kendaraan pengangkut sampahd. Landfill (pengisian tanah rendah)Yaitu membuang sampah di tanah rendah secara sembarang dan tidak ditimbun tanah atau lainnya. Cara ini kurang lebih sama dengan dumping walapun ada sedikit perbedaan. Landfill dimaksudkan untuk mengisi atau menimbun tanah rendah, sedangkan dumping tidak dimaksudkan untuk mengisi tanah rendah.Kelebihan dari landfill adalah mampu menigkatkan tanah dengan cara yang amat mudah seta tidak memerlukan adanya teknologi yang tinggi.Keemahan dari cara ini kurang lebih sama dengan dumping yakni: Mengganggu estetika Menimbulkan bau yang mengganggu masyarakat Memudahkan terjadinya bahaya kebakaran Menjadi sarang vektor penyakit Dalam jangka lama menimbulkan leacheate yang merugikan kesehatan masyarakate. Sanitary landfill (pengisian tanah rendah yang saniter)Yaitu mengelola sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah selapis demi selapis di atasnya. Dengan demikian sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau yang tidak menjadi sarang binatang pengerat. Cara ini lebih higienis dibandingkan dengan cara landfill. Sanitary landfill adalah sistim pemusnahan sampah yang paling baik. Cara ini relatif bermanfaat untuk meninggikan tanah, namun syarat-syarat yang diperlukan relatif sulit, yaitu: Memerlukan wilayah yang luas Memerluka tanah untuk menimbunmemerlukan alat-alat besar (truk, forklift, dsb)Lokasi sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai lagi, dapt dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran dan sebagainya.f. Discharge to sewersYaitu cara membuang sampah ke dalam saluran air bekas (sistim pembuagan air limbah) yang terlebih dahulu sampah-sampah tersebut dihaluskan. Metode ini dapat efektifasalkan sistem pembuangan air limbah memang baik. Kelemahan cara ini adalah: Mahal biayanya (butuh alat khusus untuk menghaluskan sampah) Tidak mungkin dilakukan bila sistim pembuangan air kotor buruk (secara tidak resmi cara inibanyak dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, dan sebagainya, namun hingga kini tidak ada sanksi yang dijatuhkan.g. Dumping Yaitu meletakkan sampah terhampar begitu saja diatas tanah datar, jurang atau tempat sampah. Ini adalah cara pembuangan sampah yang amat khas untuk negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, India, Philipina, Vietnam, dan sejenisnya. Kelemahan dari cara dumping adalah: Menjadi tempat berkembang-baiknya vektor penyakit Mengganggu estetika Menimbulkan bau yang mengganggu masyarakat Dalam jangka lama akan menghasilkan leacheate yang merugikan kesehatan masyarakat Bila tidak dikendalikan akan mampu menimbulkan bahaya kebakaranh. Dumping in wateYaitu dibuang ke dalam air sungai atau laut begitu saja. Akibatnya terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.i. Individual incenerationYaitu pembakaran sampah yang dilakukan secara individual di rumah tangga. Kelemahannya: Menyebabkan kebakaran Mengotori udara akibat CO, NO, serta partikel-partikel lain-lainnya.j. SalvagingYaitu pemanfaatan sampah bekas yang kira-kira dapat dipaki kembali. Cara ini amat berbahaya untuk kesehatan bila tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan. Contoh: kertas bekas pembungkus makanan, sisa sayur untuk dimakan, pntung rokok untuk rokok.

Dampak Negatif Limbah Padat Yang Tidak Terorganisir Dengan Baik

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.Pencemaran lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk, bertambah dan beraneka ragamnya industri. Namun prasarana untuk mengolah limbah tidak berkembang sepesat pertambahan limbah. Masalah yang sering timbul adalah bahwa pengelolaan limbah dianggap akan menambah biaya tanpa disertai manfaat yang dapat diukur secara kuantitatif.Di sektor industri, makin tingginya kriteria baku mutu air, makin berfungsinya unit pengolah limbah padat industri, makin ketatnya kontrol terhadap pencemaran air, maka akan makin menambah kuantitas limbah padat (lumpur) hasil proses pengolahan limbah padat, yang menunggu untuk dikelola lebih lanjut. Banyak dijumpai bahwa dari limbah lumpur ini dikeluarkan limbah berbahaya dan beracun. Dapat dikatakan bahwa dalam sektor ini pemerintah relatif belum mengantisipasi secara baik, sehingga banyak limbah lumpur ini di buang tanpa melalui suatu proses yang baik. Sebagian dari limbah padat tersebut diurug dalam lahan yang belum disiapkan secara baik, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah kota, atau disimpan dalam lingkungan industri tersebut untuk diproses lebih lanjut menuju pusat pengolah limbah B3 seperti yang terdapat di Cibinong yang dikelola oleh Waste Management Indonesia, atau bahkan dibuang kembali ke badan air dalam bentuk lumpur, seperti yang banyak dipraktekkan dalam proses penjernihan air minum. Beberapa jenis limbah ini dimanfaatkan sebagai penyubur tanah karena memang berasal dari limbah yang memungkinkan untuk itu.Di kota, pertambahan penduduk yang demikian pesat telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah. Dari studi dan evaluasi yang telah dilaksanakan di kota-kota di Indonesia, dapat diidentifikasikan masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan di kota, antara lain yaitu: bertambah kompleksnya masalah persampahan sebagai konsekwensi logis dari pertambahan penduduk kota peningkatan kepadatan penduduk menuntut pula peningkatan metode/pola pengelolaan sampah yang lebih baik, keheterogenan tingkat sosial -budaya penduduk kota, menambah kompleksnya permasalahan, situasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari pemerintah daerah, merupakan masalah umum dalam skala nasional, pergeseran teknik pananganan makanan, misalnya menuju ke pengemas yang tidak dapat terurai seperti plastik, keterbatasan sumber daya manusia yang sesuai yang tersedia di daerah untuk menangani masalah sampah, pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat lambat, partisipasi masyarakat yang pada umumnya masih kurang terarah dan terorganisir secara baik, konsep pengelolaan persampahan yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan, serta kurang terbukanya kemungkinan modivikasi konsep tersebut di lapangan.Sampah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sampah haruslah diolah atau di daur ulang dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sampah yang selama ini kita buang begitu saja, ternyata masih dapat diolah kembali antara lain dalam bentuk kerajinan yang bernilai ekonomi, bercita rasa seni dan unik. Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu : pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan. Sampah yang dibuang harus dipilih sehingga tiap bagian dapat di daur ulang secara optimal. Hal ini jauh lebih baik di bandingkan membuangnya ke sistem pembuangan sampah yang tercemar. Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak dan mengurangi nilai material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan dari sampah-sampah tersebut. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat di terapkan dalam pengolahan sampah.Besarnya timbulan sampah kota sangat dipengaruhi antara lain oleh: tingkat hidup: makin tinggi tingkat hidup, makin banyak sampahnya pola hidup serta mobilitas masyarakat iklim pola penyediaan kebutuhan hidup dan penanganan makananUntuk kota-kota di Indonesia timbulan sampah rata-rata adalah 2,5 3,0 liter per orang per hari.Dalam hal limbah industri, informasi yang akurat tentang timbulan dan komposisi limbah padatnya biasanya sulit didapat karena: dalam satu jenis industri, komposisi dan timbulan limbah padatnya bisa beraneka ragam, kerahasiaan terhadap industri saingan, kehawatiran tidak sesuai peraturan yang ada, variasi dari aktivitas industri, tingkat pendaur ulangan yang beraneka ragam, tidak dicatat secara sistematis dan kontinyu.

1) Dampak Sampah Terhadap Kesehatan LingkunganSampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun daun, plastik, kain bekas, karet danlain-lain.Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoranudara.Selain itu tradisi membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan yang demikian cepat, banjir juga mencemari sumber air permukaan karenapembusukansampahtersebut.Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.Jadi pada kenyataannya, sampah telah mencemari tanah, badan air dan udara dalam kota Selain itu juga sampah dihasilkan dari beberapa sumber utama antara lain :a) Rumah tangga; Sampah domestik yang dihasilkan berupa sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik dsb.b) Tempat perdagangan Seperti pasar, supermarket, toko, warung. Sampah yang dihasilkan berupa bahan dagangan yang rusak, buah, sayur, kertas, plastik, karton dsb.c) Industri Sampah industri yang dihasilkan tergantung dari macam dan jumlah bahan. Industri sering kali membuang sampah disekitar pabrik, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Tentu saja yang demikian dapat meresahkan penduduk yang bertempat tinggal disekitarnya.

2) Dampak Terhadap KesehatanPembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjingyangdapatmenimbulkanpenyakit.Potensi bahaya yang ditimbulkan adalah sebagaiberikut: Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaansampahnyakurangmemadai.Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya jamur kulit ).Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa ( Hg ). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Dampak Terhadap Lingkungan Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi - Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana mana.Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan usaha pengendalian sampah untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternativ pengolahan yang benar. Teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan dengan cara pembakaran yang terkontrol atau Insinerasi dengan cara memakai Incenerator. Selain itu juga memakai prinsip reduksi bersih yang diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu ( Reduce, Reuse, Recycle dan Replace ). Dalam keseharian, dan dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi volume sampah.Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.3) Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan EkonomiDampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut : Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit). Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.Sebenarnya sampah tidak lah salah tetapi yang salah adalah perbuatan dari manusianya itu sendiri dalam membuang sampah. Sampah pastinya diakibatkan oleh manusia itu sendiri, perlu diketahui bahwa banyak penyebab yang diakibatkan dari manusia dalam membuang sampah ataupun limbah secara sembarangan, yaknia) Di dalam pikiran sebagian masyarakat pada umumnya menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukanlah hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.b) Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.c) Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak tempat sampah.d) Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat tersebut. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat tersebut.Selain itu terdapat berbagai hal yang dapat menjadikan sampah sulit untuk dikelola dengan baik, yakni :1) Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.2) Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.3) Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.4) Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan tikus.5) Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, Ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.6) Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Tembuangan Akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.7) Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.8) Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.9) Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang semakin panas.10) Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.

4) Dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masukkerja,rendahnyaproduktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum sepertijalan,jembatan,drainase,danlain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.Mencegahpenularanpenyakitdapatdilakukanantaralain: a) Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat.b) Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali sehingga mengurangi sampah plastik.c) Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur ditanah.d) Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut.e) Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur ulang, kaleng untuk pot.

LIMBAH CAIRDefinisi Limbah CairSecara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll. Kehadiranlimbahpada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Oleh sebab itu, masyarakat kurang menaruh perhatian akan kedatangan limbah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah, akan menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan. ( sumber : pengelolaanlimbahindustry Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia ).Keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/KEP/7/1997 Pasal 1 menyatakan bahwa limbah adalah bahan / barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan.

Limbah cair, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.Wilgooso 1979 mendefenisikan air limbah sebagai Wastewater is water carriying waste from hames,businesses and industries that mixture and dissolved or suspended solids. Yang artinya limbah cair adalah air kotor yang membawa sampah dari tempat tinggal, bangunan perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat terlarut atau bahan tersuspensi.Pengertian Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup. Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukimandan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.Menurut Environmental Protection Agency 1977, air limbah sebagai wastewater is water carriying dissolved or suspended solids from homes farms businesses and industries. Yang artinya limbah cair adalah air yang membawa bahan padat terlarut atau tersuspensi dari tempat tinggal, kebun, bangunan perdagangan dan industri.Menurut Salvato 1982, air limbah adalah air bekas yang berasal dari penyediaan air bersih sudah dicemari berbagai macam penggunaannya.Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.Menurut Okun & Ponghis (1975) Kata limbah cair seharusnya dipakai untuk mengratikan semua limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan. Sedangkan menurut Tchobanoglous & Elliassen (1979) Gabungan cairan atau sampah yang terbawa air dari tempat tinggal, kantor, bangunan perdagangan, industri, serta air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin adaLimbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan bukan organik (Mahida,1984). Sedangkan menurut P. Gintings 2005, limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki di lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi.Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Berdasarkan sumber-sumbernya limbah cair dapat berasal dari limbah infiltrasi, limbah industri, limbah domestik (rumah tangga).Berdasarkan pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri, Pengertian Limbah cair adalah limbah dalam wuju cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan (BAPEDAL 1997). Sedangkan menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, Limbah cair adalah limbah yang berasal dari sisa kegiatan proses produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali (KPPL 1995). Sehingga dapat dikatakan bahwa limbah cair adalah limbah yang berasal dari kegiatan yang menggunakan air, dimana hal tersebut merupakan sisa hasil dari kegiatan tersebut.

Karakteristik Limbah CairKarakteristik limbah cair diketahui dari berbagai parameter kualitas limbah cair tersebut. Karateristik limbah cair dibedakan atas :1. Karakteristik Fisik Karakteristik fisik dengan parameter yang penting antara lain :a. Total zat padat (total solid) Kandungan total zat padat dalam limbah cair didefinisikan sebagai seluruh bahan yang tertinggal dari penguapan pada suhu 103C sampai 105C, sedangkan zat padat yang menguap pada suhu tersebut tidak dinyatakan sebagai zat padat. Total zat padat menurut ukurannya dapat dikelompokkan atas suspended solid dan filterable solid. Termasuk dalam suspended solid adalah bila padatan dapat ditahan dengan diameter minimum 1 mikron (1). Bagian dari suspended solid yang mengendap dalam lnhoff cone disebut settleabel solid yang merupakan taksiran volume lumpur yang dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi.Filterable solid digolonakan atas colloidal solid dan dissolved solid, tergolong dalam colloidal solidadalah partikel yang berukuran antara 1 milimikron (1 m) hingga 1. Sedangkan dissolved solid terdiri dari molekul dan ion organik maupun anorganik yang terkandung dalam air. Koloid ini tidak dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dengan cara pengendapan biasa. Atas dasar ventilasi pada suhu 600C zat padatan dapat pula dikelompokkan atas volatile suspended solid (fraksi organik) yang teroksidasi dan menjadi gas pada suhu tersebut dan fixed suspended solid (fraksi anorganik) yang tersisa dan tertinggal sebagai abu. b. Total Padatan Terlarut (Total Dissolved Solids) Padatan terlarut (dissolve solids)ini terdiri dari berbagai macam material yang terlarut di dalam air, diantaranya mineral, garam, logam, serta anion. Sedangkan Total Dissolved Solids (TDS) merupakan jumlah dari padatan terlarut yang terdiri garam anorganik (terutama kalsium, magnesium, potassium, sodium, bicarbonates, chlorides dan sulfates) dan sebagian kecil jumlah organik lain yang larut dalam air. c. TSS (Total Suspended Solids) TSS (Total Suspended Solids) merupakan hasil dari penyaringan padatan terlarut, yang biasanya merupakan partikel koloid, yang pengendapannya dilakukan dengan gravitasi. d. Bau Bau limbah cair tergantung dari sumbernya, bau dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun yang mati. e. Temperatur Limbah cair mempunyai temperatur lebih tinggi daripada asalnya.Tingginya temperatur disebabkan oleh pengaruh cuaca, pengaruh kimia dalam limbah cair dan kondisi bahan yang dibuang ke dalam saluran limbah.f. Warna Warna limbah cair menunjukkan kesegaran limbah tersebut, bila warna berubah menjadi hitam maka hal itu menunjukkan telah terjadi pencemaran.

2. Karakteristik Kimia Sifat kimia ini disebabkan oleh adanya zat-zat organik didalam limbah cair yang berasal dari buangan manusia. Zat-zat organik tersebut dapat menghasilkan oksigendidalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap. Bahan kimia penting yang ada dalam limbah cair pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :a. Kandungan Organik Pada umumnya berisikan kombinasi dari karbon, hydrogen dan oksigen.Elemen yang juga penting diantaranya belerang, fosfat dan besi. Pada umumnya kandungan bahan organik yang dijumpai dalam limbah cair berisikan 40-60% protein, 25-50% karbohidrat 10% serta lainnya berupa lemak atau minyak. Jumlah dan jenis bahan organik yang semakin banyak sebagai contoh dalam pemakain pestisida pertanian akan mempersulit pengelolaan limbah cair karena beberapa zat organik tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Metcalf dan eddy, 1991). Untuk menentukan kandungan organik dalam limbah cair umumnya dipakai parameter biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen deman (COD). 1. BOD (Biological Oxygen Demand)BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri aerobik melalui proses biologis (biological oxidation) secara dekomposisi aerobik (Riady, 1984). Biological Oxygen Demand (BOD) adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air.Angka BOD menggambarkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi di dalam air.Pemeriksaan BOD dilakukan untuk menentukan beban pencemaran akibat buangan dan untuk merancang sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar. Prinsip pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon ioksida, air dan amoniak. Dengan demikian zat organis yang ada di dalam air diukur berdasarkan jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organis tersebut (Alaerts dan Santika, 1987).BOD ditentukan dengan mengukur oksigen yang diserap oleh sampel limbah cair akibat danya mikroorganisme selama satu periode waktu tertentu, biasanya 5 hari, pada satu temperature tertentu, umumnya 20C. Namun untuk negara-negara yang beriklim tropis temperatur lebih tinggi dapat digunakan untuk mengurangi biaya inkubasi yang memerlukan unit-unit pemanasan dan pendinginan (BOD pada 30C) sesuai untuk bagian-bagian dunia yang temperatur ambientnya cenderung tinggi. Suhu tersebut juga tepat untuk daerah dimana temperatur lebih tinggi digunakan untuk standar penentuan sehingga lamanya pemeriksaan dari 5 hari menjadi 4 hari atau bahkan 3 hari, hal ini akan mengurangi inkubator yang diperlukan karena sampel harus dieramkan pada periode yang lebih pendek. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: O2 dalam air Zat organik CO2 + H2O + Sel-sel bakteri baru Bakteri

Semakin banyak zat organik yang diuraikan maka semakin banyak pula pemakaian oksigen didalam air, akibatnya akan menuju keadaan yang anerobik kemudian akan menyebabkan bau kurang enak karena timbulnya gas-gas. Reaksinya adalah sebagai berikut :Zat organik CO2 + H2S + NH3 + sel-sel bakteri baru Bakteri

Pemeriksaan bakteri BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat limbah cair dan juga diperlukan untuk mendesain sistem untuk pengolahanlimbah cair secara biologis disamping banyak dipakai untuk mengetahui cemaran organik (Mahida, 1984).2.COD (Chemical Oxygen Demand) Chemical Oxygen Demand(COD) merupakan analisis terhadap jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada di dalam 1 liter sampel airengan menggunakan pengoksidasi KcrO sebagai sumber oksigen. Angka COD yang didapat merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organis, dimana secaraalami dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologi yang mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Alaerts dan Santika, 1987). COD atau kebutuhan oksigen kimiawi adalah jumlah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi zat-zat organik. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam air. Hasil pengukuran COD dapat dipergunakan untuk memperkirakan BOD ultimate atau nilai BOD tidak dapat ditentukan karena terdapat bahan-bahan beracun (Mahida, 1984).Hubungan antara BOD/COD adalah limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (misalnya kandang ternak, laboratorium dan lain-lain).b. Kandungan Anorganik 1. DO (Dissolve Oxygen) Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen aling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. 2. pHKonsentrasi ion hidrogen (pH) merupakan parameter penting untuk kualitas air dan air limbah. pH sangat berperan dalam kehidupan biologi dan mikrobiologi (Alaerts dan Santika, 1987). pH sangat berpengaruh dalam proses pengolahan air limbah. Baku mutu yang ditetapkan sebesar 6-9.Pengaruh yang terjadi apabila pH terlalu rendah adalah penurunan oksigen terlarut, konsumsi oksigen menurun, peningkatan aktivitas pernapasan serta penurunan selera makan.Oleh karena itu, sebelum limbah diolah, diperlukan pemeriksaan pH serta menambahkan larutan penyangga, agar dicapai pH yang optimal.3. NH3 (Ammonia)Ammonia (NH3) merupakan senyawa alkali yang berupa gas tidak berwarna dan dapat larut dalamair. Pada kadar di bawah 1 ppm dapat dideteksi adanya bau yang menyengat (Plog; Niland dan Quinland, 1996). Ammonia berasal dari reduksi zat organis (HOCNS) secara mikrobiologis (Hammer, 1996) Kadar NH3 yang tinggi di dalam air selalu menunjukkan adanya pencemaran. Dari segi estetika, NH3 mempunyai rasa kurang enak dan bau sangat menyengat, sehingga kadar NH3 harus rendah, pada air minum kadar NH3 harus nol dan pada air permukaan harus dibawah 0,5 mg/l N (Alaerts dan Santika, 1987). Efek kesehatan dapat terjadi apabila NH3 telah berubah menjadi nitrat (NO3) dan nitrit NO2) yang akan membahayakan kesehatan. Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan gastrointetinal, diare bercampur darah yang disisl dengan konvulsi, koma dan apabila tidka dapat pertolongan mengakibatkan kematian.Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala dan gangguan mental (Soemirat S.J, 1994).

2.2 Sumber-sumber Limbah CairBerdasarkan sumber-sumber limbah cair, secara umum dapat dibagi menjadi:

1. Human excreta (feses dan urine)Ekskreta manusia (human excreta yang terdiri atas feses dan urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni (urine).Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat menjadi masalah yang sangat penting.Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan.Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong waterborne disease akan mudah berjangkit.Ekskreta manusia merupakan sumber infeksi dan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menjadi ancaman bagi kesehatan lingkungan.Di negara berkembang, masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kurang, dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi.Kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan di daerah kumuh perkotaan.Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan diatas, antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban pada komunitas (dilihat dari angka kesakitan, kematian dan harapan hidup), tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.Pembuangan kotoran manusia yang baik merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan.Kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menjadi sumber infeksi.Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat ditularkan pada pejamu baru dengan perantara lalat.Komposisi tinja manusia terdiri dari atas : Zat padat; Zat organik; Zat anorganik.Kuantitas tinja ditinjau dari beberapa faktor yaitu : Keadaan setempat; Faktor fisiologi; Kebudayaan; Kepercayaan.Dalam sehari, orang Asia rata-rata mengeluarkan 200-400 gram tinja, sedangkan orang Eropa mengeluarkan 100-150 gram tinja. Menurut McDonald, di daerah tropis pengeluaran tinja berkisar antara 280-350 gram/orang/hari dan urine berkisar antara 600-1.130 gram/orang/hari. Perkiraan pengeluaran tinja gram/orang/hari menurut M.B. Gotan dapat dilihat dalam Tabel.

gram/orang/hari

Tinja135-27035-70

Urine1.000-1.20050-70

Total1.135-1.47085-140

2. Sewage (air limbah)Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan.

Sumber Air LimbahAir limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain :1. Rumah tanggaContoh: air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.2. PerkotaanContoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-tempat ibadah.3. Industri Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat dan pabrik karet.

Limbah Hasil Olahan Rumah Rangga

Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga memudahkan di dalam pengolahannya.Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik yang bersifat toksik.Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :1. Kebiasaan ManusiaMakin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.2. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisahPada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 25-50 galon per kapita.3. WaktuAir limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung pada waktu dalam sehari dan musim.Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air yang menyebabkan air limbah semakin banyak, sedangkan di tengah hari volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.

Karakteristik Air LimbahAda beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini :1. Karakter fisikAir limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1 % dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/L. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100 mg/L, air limbah disebut lemah. Sedangkan bila lebih dari 500 mg/L disebut kuat.2. Karakter kimiaAir limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri.Saat keluar dari sumber, air limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.Komposisi campuran dari zat-zat itu berupa :Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein atau asam amino.Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau karbohidrat.

Parameter Air LimbahBerikut beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah :1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, disolved solid)2. Kandungan zat organik3. Kandungan zat anorganik (mis. P, Pb, Cd, Mg)4. Kandungan gas (mis. O2, N, CO2)5. Kandungan bakteri (mis. E. Coli)6. Kandungan pH7. SuhuPengukuran Kadar Oksigen dalam Air LimbahBerikut beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air limbah.1. Chemical Oxygen DemandChemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air secara sempurna.2. Biochemical Oxygen DemandBoichemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan proses dekomposisi aerobik terhadap bahan organik dari larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umumnya 200 C) dan waktu tertentu (umumnya 5 hari). Hasil pengukuran BOD dinyatakan dalam mg/L. Kebutuhan BOD bervariasi antara 100-300 mg/L. Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 300 mg/L, BOD dikatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100 mg/L disebut lemah.

3. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).Limbah industry (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga didalam proses pengolahannya, air harus di buang. Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baju dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging, dll.Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (bahan beracun dan berbahaya).Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya.Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.Air dan pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun mengendap.Bahan ini ada yang kasar dan halus.Kerapkali air dari pabrik berwarna keruh dan temperaturrnya tinggi.Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri.Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara laboratorium diatandai dengan terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada hasil produksi yang dihasilkan beserta jenis produknya.Sebagai gambaran, industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 meter kubik setiap ton pupl yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air berkisar antara 79-500 meter kubik per hari, sedankan industri pengolahan crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 meter kubik limbah per hari.

Gambar 2. Limbah Hasil Olahan Industri

2.3 Cara Pengolahan Limbah CairJika air limbah yang tidak diolah dibiarkan terakumulasi, maka dekomposisi material organik yang terdapat dalam air limbah dapat menimbulkan gas yang berbau busuk. Selain itu juga mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (pathogen) (Metcalf & Eddy Inc,1979). Tujuan dari pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur, dan membunuh mikroorgenisme pathogen, serta menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun yang tidak dapat didegradasi (Sugiharto,1987). Air limbah diolah dalam unit pengolahan sehingga air effluentnya bisa dibuang ke badan air tanpa menimbulkan gangguan (Kusnoputranto,1997). Prinsip dasar pengolahan limbah cair adalah menghilangkan atau mengurangi sebesar-besarnya kontaminasi yang terdapat dalam limbah cair sehingga hasil olahan limbah tersebut tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke tanah atau badan air penerima.Menurut Moersidik 1996, tujuan pengolahan limbah cair adalah :1. Mengurangi jumlah padatan tersuspensi 2. Mengurangi jumlah padatan terapung 3. Mengurangi jumlah bahan organik 4. Membunuh bakteri pathogen 5. Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya dan beracun 6. Mengurangi unsure nutrisi (N dan P) yang berlebihan 7. Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem. Pada prinsipnya metode proses pengolahan limbah dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis proses, yaitu proses fisika, proses kimia, dam proses biologi. Seringkali ketiga proses ini dikombinasikan, namun umumnya dapat juga proses ini dianggap terpisah. Penerapan masing-masing jenis pengolahan limbah, tergantung pada kualitas air bakudan kondisi fasilitas yang tersedia. Berikut adalah kontaminan yang umum ditemukan dalam air limbah serta sistem pengolahan yang sesuai untuk menghilangkannya.

TAHAP PENGOLAHANAdapun secara garis besar kegiatan pengolah limbah cair dikelompokkan menjadi 4 bagian:1. Pengolahan Pendahuluan (Pre-Treatment)Sebelum melulai kegiatan pengolahan, baiknya kita melakukan pembersihan pada peralatan pengolahan. Hal ini berfungsi untuk memperlancar proses pengolahan selanjutnya. Kegiatan ini berupa pengambilah benda-benda terapung dan pengambilan benda yang mengendap didasar penampungan berupa pasir sebelum memulai pengolahan.Pengolahan pendahuluan bertujuan untuk melindungi unit pengolahan dari kegagalan proses dan mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi akibat proses awal yang salah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengambilan benda terapung dan benda mengendap. Setiap sistem pada proses pengolahan limbah cair umumnya memiliki alat penyaring awal. Proses penyaringan ini disebut screening yang bertujuan untuk menyaring atau menghilangkan sampah/benda padat yang besar agar prosesberikutnya dapat lebih mudah lagi menanganinya. Dengan hilangnya sampah-sampahpadat besar, maka transportasi limbah cair tidak akan terganggu. Pengambilan benda terapung dilakukan dengan memasang saringan kasar atau dengan menggunakan alat pencacah (communitor) untuk memotong zat padat yang terdapat dalam air limbah. Perangkat penyaringan kasar ini biasa disebut dengan barScreen atau bar racks. Alat ini biasanya diletakkan pada intake bak penampung limbah cair untuk mencegah masuknya material besar. Umumnya jarak antara bar yang tersusun pada rack bervariasi antara 20 mm hingga 75 mm. Pada keadaan tertentu digunakan pula microstrainer dengan ukuran 15 64 m dengan tujuan untuk menyaring organisme plankton. Microstrainerbiasa digunakan untuk limbah cair dari reservoir pertama (awal). Sedangkan pengambilan benda mengendap digunakan bak penangkap pasir.Untuk mengangkat Pasir yang mengendap digunakan alat penyedot pasir (grit dragger) atau alat pengangkut pasir (macerator).

Tahap Pendahuluan dari pengolahan limbah cair adalah menghilangkan zat padat yang kasar.Cara ini biasanya menggunakan Rak/Para-para.Rak/Para-para ini diletakan pada aliran sebelum bangunan pengolahanair limbah.Rak/Para-para ini berfungsi sebagai pagar atau penghalang benda yang padat. Terdapat dua jenis Rak/Para-para:

a) Jenis Rak/Para-para batangan.Rak/Para-para batangan ini terdiri dari batangan besi yang diletakkan memenuhi ruang aliran air. Biasa menggunakan batangan dengan ukuran lebar 10 mm dan tebal 50 mm dengan panjang sesuai dengan jangkauan manusia, hal ini dikarenakan Rak/Para-para batangan dibersihkan secara manual atau menggunakan tenaga manusia. Kelemahannya adalah diperlukan tenaga manusia untuk mengawasi apakah Rak/Para-para batangan ini telah dipenuhi kotoran sehingga perlu dibersihkan menggunakan tangan.

Rak/para-para Batanganb) Jenis Rak/Para-para mekanisRak/Para-para mekanis ini perbedaanya hanya terletak pada cara membersihkan atau pengambilan kotoran yang telah penuh dengan menggunakan mesin. Untuk Rak/Para-para mekanis kedalaman dan jarak antar jeruji serta pengawasannya disesuaikan dengan keadaan saluran.Cara kerjanya sederhana, yaitu dengan menggunakan mesin penggerak berputar yang ditambahkan alat penggaruk sehingga sampah yang tertampung di Rak/Para-para terangkut dengan mudah.

Gambar 5. Rak/para-para Mekanisc) Comunitor (Alat pencacah)Alat yang satu ini punya fungsi berbeda dengan kedua Rak/para-para diatas.Sesuai namanya alat ini berfungsi untuk memotong zat padat yang terdapat dalam limbah cair tanpa mengambilnya dari dalam air.

Alat Pencacah (comunitor)d) Bak Pengambilan Benda Mengendap (lumpur/pasir)Bak penangkap pasir direncanakan untuk menghilangkan kerikil halus berupa pasir, koral atau zat padat yang mengalami penurunan kecepatan atau mempunyai gaya berat lebih besar dari zat organik lain. Bak pengendap pasir ini disediakan untuk mencegah kerusakan alat akibat pengikisan dan tergganggunya saluran, untuk mengurangi terjadinya endapan pada pipa penyalur dan sambungan serta mengurangi endapan pada pipa penyalur dan sambungan sehingga mengurangi frekuensi pembersihan pada tangki pencerna sebagai akibat terjadinya penumpukan pasir.Untuk mengangkut pasir/lumpur yang telah mengendap dalam bak ini, dipergunakan alat penangkap pasir/lumpur Sand trap .

Alat Penangkap pasir (Sand trap)

Penggunaan Comunitor sangat membantu alat ini, karena mempermudah kinerjanya dalam mengurangi bentuk benda yang akan ditangkap.

2. Pengolahan Awal (Primary Treatment)Yang dilakukan pada tahap ini adalah pengendapan atau pengapungan bahan-bahan padat sehingga dapat dihilangkan.Kecepatan pada bak pengendap ini diperlambat untuk memberi kesempatan pasir dan bahan organik mengendap. Pasir dan bahan lain harus diambil dan dibuang untuk menambah kapasitas pengendapan dan kecepatan flokulasi dapat ditambahkan bahan kimia pengendap, seperti Lime (CaOH), Alum Feri oksida (Kusnoputranto, 1997). Apabila pengolahan ini bertujuan untuk menghasilkan buangan dengan sedikit partikel zat tercampur maka digunakan alat yang Perencanaan sistem, dikenal sebagai Clarifier.Sementara kalau bertujuan menghasilkan partikel padat yang jernih digunakan Thickener (Sugiharto, 1987).Selain dengan pengendapan, bisa dilakukan dengan cara pengapungan, yaitu dengan menggunakan gelembung gas untuk meningkatkan daya apung campuran. Dengan adanya gas ini membuat larutan menjadi kecil sehingga campuran mudah mengapung (Sugiharto 1987).Pada pengolahan tahap pertama ini terjadi pengurangan BOD 35%, SS berkurang sampai 60%.Pengurangan BOD dan SS dapat mengurangi beban pengolahan pada tahap selanjutnya.Semua bahan buangan atau limbah ditampung dalam satu tempat. Pada proses ini dilakukan pemisahan antara bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik. Limbah yang telah ditampung, dibiarkan beberapa waktu, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat padat tercampur melalui pengendapan dan pengapungan.Pengendapan adalah kegitan utama dalam tahap ini dan untuk memperoleh hasil maksimal diperlukan kondisi yang tenang.Air yang telah jernih dikumpulkan secara serempak melalui saluran yang ada diatas.Sedang endapan dikumpulkan pada daerah pengendapan didasar tangki pengendapan.

Proses pemisahan endapan (Sedimentation)

3. Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)Limbah buangan dari proses pertama yang belum bersih dan belum bisa dibuang kelingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan selanjutnya. Pengolahan ini berupa penambahan mikroorganisme untuk mendegradasikan bahan buangan (terutama bahan buangan organik). Pada proses ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, jumlah air limbah, tingkat kekotoran, jenis kekotoran dan sebagainya. Dalam tahp kedua ini dikenal beberapa tahapan, diantaranya Reaktor Lumpur aktif dan Saringan penjernihan.

a) Penggunaan Lumpur Aktif (activated sludge)Air limbah ditambahkan kedalam tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik berjalan lebih cepat. Lumpur aktif dikenal dengan MLSS (Mixer LiquorSuspended Solid).Lumpur ini biasanya diperoleh dari bak pengendapan kedua atau bak pengendapan terakhir (final sedimentation tank).Dimana pemakaian lumpur ini dilakukan sebelum memasuki bak aerasi.

Lumpur Aktif (Activated Sludge)

b) Proses penambahan Oksigen (Aerasi)Pengambilan zat pencemar yang terkandung dalam air limbah merupakan tujan dari pengolahan air limbah.Penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat tersebut. Proses memasukan udara ke dalam limbah cair dengan cara memasukan udara atau oksigen murni dalam air limbah melalui penghasil udara atau Percolating air. Sebaiknya letak Percolating air ini berada didasar bak. Dan udara yang dimasukan kedalam adalah berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air limbah oleh mesin pompa tekan udara (compressed air).

Proses Penambahan Oksigen (Aerasi)

c) Pertumbuhan Bakteri Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalam limbah cair.Oleh karena itu, diperlukan jumlah bakteri yang cukup banyak untuk menguraikan bahan-bahan tersebut. Bakteri itu sendiri akan berkembangbiak jika tersedia cukup banyak makanan didalamnya, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. Pada mulanya bakteri berbiak secara konstan dengan lambat karena adanya suasana baru dalam limbah cair (beradaptasi), ini dikenal dengan istilah fase perlambatan (Lag phase).Setelah beberapa jam berjalan, kondisi ini berubah yaitu bakteri mulai tumbuh berlipat ganda dengan cepat dan dikenal dengan istilah fase percepatan (acceleration phase).Setelah tahap ini berakhir, maka terdapat bakteri yang tetap dan bakteri yang terus meningkat jumlahnya.Pertumbuhan yang dengan cepat setelah fase kedua ini disebut fase lebih cepat (log phase).Selama log phase ini, diperlukan banyak persediaan makanan, sehingga suatu saat akan terdapat pertemuan antar pertumbuhan bakteri yang meningkat dengan penurunan jumlah makanan yang terkandung didalamnya. Jika hal ini terus berlangsung maka akan terjadi keadaan dimana jumlah bakteri dan makanan tidak seimbang. Keadaan tersebut kami sebut sebagai fase penurunan pertumbuhan (declining growth phase). Pada akhirnya, makanan akan habis dan kematian bakteri akan terus meningkat sehingga tercapai suatu keadaan dimana jumlah bakteri yang mati dan tumbuh mulai berimbang, dan ini disebut fase diam (stationary phase ). Setelah jumlah makanan habis, maka jumlah kematian bakteri akan lebih besar dari jumlah pertumbuhanya, maka keadaan ini disebut fase terakhir endogeneus phase dan pada saat ini, bakteri menggunakan energy simpanan berupa ATP untuk bernafas, sampai energy itu habis dan kemudian bakteri itu mati.

Kurva petumbuhan bakteri pada bak reactor (Aerasi)Keterangan :1 = Lag phase4 = Declining growth phase2 = Acceleration phase5 = Stationary phase 3 = Log phase6 = Endogeneus phase

d) Secondary Sediment (Claryfier)Jika dalam proses kedua ini masih diperlukan pemisahan antara cairan dan padatan yang larut atau melayang (sebagai kolodial) didalamnya, maka perlu dilakukan Claryfier (penjernihan) dengan cara melakukan pengendapan kedua. Penambahan zat kimia berupa tawas, sering dilakukan dalam tahap ini untuk membantu mempercepat proses penegndapan.

Second Sedimentation and Chemistry

4. Pengolahan Akhir (Advanced Treatment)Pada pengolahan kedua tadi diharapkan merupakan tahapan terakhir, limbah sudah menjadi bersihsehingga dapa dibuang ke lingkungan.Namun, jika masih menemukan zat-zat kimia yang terlarut maka disini perlu dilakukan pengolahan akhir.

a) PenyaringanPenyaringan yang dimaksud disini adalah Pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid dari limbah dengan melewatkan pada media penyerap.Microstaining misalnya, terdiri atas bahsan drum yang diputar, sedang drum tersebut dibungkus ayakan bahan stainless steel.Pada penggunaanya drum berputar dengan 2/3 bagianya terendam dalam air. Dengan demikian, air yang jernih akan dapat mesuk kedalam drum, sedang lumpurnya tertahan pada ayakan pembungkusnya dan melekat sehingga ikut tersangkat ke atas pada waktu berputar. Pada saat dengan air sehigga terbawa keluar.

b) Penyerapan (adsorbtion)Secara umum diartikan sebagai proses pengumpulan benda-benda yang terdapat dalam larutan. Bahan yang akan diserap disebut adsorbate atau solute sedang bahan penyerap disebut adsorbent.Pada penjernihan limbah digunakan untuk mengurangi pengotoran bahan organik, partikel, terutama benda-benda yang tidak dapat diuraikan (nonbiodegradable) ataupun gabungan antara warna, bau dan rasa.Beberapa bahan dapat digunakan sebagai adsorbent, diantaranya karbon aktif yang bisa dibuat dari arang batok kelapa.

c) Pertukaran IonIon Fe dan Mn selalu dijumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, seperti pada air tanah dan danau. Keberadaan ferric dan Manganic dapat dihilangkan dari air dengan cara melakukan oksidasi menjadi Fe(OH)3 dan MnO2 yang tidak larut dalam air dan kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan.

d) Pembunuhan Bakteri (Desinfektion)Pembunuhan ini ditujukan untuk mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam air.Mekanisme pembunuhannya sangat dipengaruhi oleh kondisi zat pembunuhnya dan kondisi mikroorganisme itu sendiri.Banyak zat kimia yang dapat melakukannya termasuk Klorin dan komponennya. Banyak cara juga untuk membunuh bakteri, diantaranya dengan merusak langsung dinding sel menggunakan radiasi ataupun panas. Namun, menggunakan radiasi atau panas meskipun sangat baik hasil yang dicapai tapi juga kurang pas untuk diterapkan.Oleh kerna itu, penggunaan bahan kimialah seperti Klorin adalah solusi yang tepat, hanya saja perlu diperhatikan beberapa hal mendasar tentang penggunaanya.5. Pengolahan Selanjutnya (Ultimate Treatment)Dari setiap tahap pengolahn air limbah, maka hasilnya adalah lumpur (Sludge) yang perlu diadakan pengolah secara khusus agar lumpur tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan kehidupan.Beberapa proses pengolahan lumpur yaitu ;1. Proses Pemekatan2. Proses Penstabilan3. Proses Pengaturan 4. Proses Pengurangan kandungan air5. Proses Pengeringan 6. Proses Pembuangan.Kualitas Air

Kualitas AirUntuk mengtahui kualitas air, kita dapat melakukannya dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air. Dan hal ini dapat kita tempuh dengan uji:1. Chemical Oxygen Demand (COD)Dalam bahasa indonesianya berarti kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Misalkan kita akan mencoba melakukan oksidasi dengan memakai Kalium bichromat atau K2Cr2O7 sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) sehingga bahan buangan organik akan menjadi gas CO2 danH2O.Oksidasi terhadap bahan buangan tersebut akan mengikuti reaksi berikut ini :CaHbOC + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+Jumlah Oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan bahan buangan organik sama dengan jumlah Kalium Bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi tersebut. Dengan begitu kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan air tersebut.

2. Biology Oxygen Demand (BOD)Biology oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan buangan organik.

Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Pengolahan Limbah Cair (Grey Water) Limbah cair (Grey Water) merupakan limbah rumah tangga non kakus, yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (mengandung sisa makanan), dan tempat cuci. Limbah cair ini biasanya menggenang sebelum mengalir, sehingga tempat di sekitarnya menjadi bau, kotor, sarang kuman, dan kumuh. Akan banyak lalat dan nyamuk yang bersarang di genangan air kotor yang lama-lama akan menjadikan tempat di sekitarnya berlumut, menghitam, dan bau. Bau tersebut disebabkan oleh adanya proses dekomposisi zat organik yang memerlukan oksigen terlarut, sehingga dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air limbah, ditandai oleh warna air limbah kehitaman, berbusa, dan berbau busuk.

Dari fakta tersebut bisa dilihat bahwa, ketika kita tidak memperdulikan dampak limbah rumah tangga, maka limbah cair tersebt menjadi produk yang sangat merugikan bagi kita, keluarga kita, dan lingkungan kita, yang pada akhirnya merugikan kehidupan kita bersama, karena limbah cair yang dibiarkan meresap ke dalam tanah tersebut akhirnya akan mencemari air tanah. Sebagaimana disebutkan oleh Agenda 21 (1997) dan World Bank (2003) bahwa air limbah domestik yang dapat berpengaruh negatif bagi kualitas badan air yang berakibat pada terkontaminasinya air. Sebagaimana diketahui, kontaminasi air akibat aktivitas domestik masih relatif tinggi, sekitar 70-80%. Oleh karena itu, saatnya untuk mengatasi permasalahan terkait sanitasi dan kesehatan lingkungan pemukiman seta kualitas air bersih.

Peran IPTEK dalam Pengolahan Limbah Cair Menghadapi permasalahan terkait produksi limbah cair dan dampaknya, maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal krusial yang harus dimanfaatkan sebagai solusi di bidang pengolahan limbah cair rumah tangga. Hal ini bisa dilakukan melalui pelaksanaan kajian-kajian dan penelitian empiris yang mengkaji lebih jauh mengenai sistem pengolahan limbah cair yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk teknologi terapan. Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus mampu meningkatkan kualitas air efluen secara kimiawi, fisik, dan bakterial.Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman merilis beberapa teknologi pengolahan limbah cair antara lain: Biorotasi (berupa instalasi pengolahan air limbah), Biotour (instalasi daur ulang limbah), Meralis (instalasi pengolahan air limbah sistem kompak), Merotek (instalasi pengolahan air siap minum, IPA Mobile (instalasi pengolahan air dengan sistem yang portable), Biority, dan Ekotech Garden (EGA) atau taman sanita.

Biorotasi Biorotasi adalah instalasi pengolahan air limbah rumah tangga (non kakus) yang terdiri dari sistem biofilter dan taman sanita dengan re-sirkulasi yang dapat menghasilkan air olahan yang dapat digunakan kembali untuk kebutuhan umum gedung. Biofilter merupakan bagian dari sistem perlakuan (treatment) terhadap air secara biologis, dimana sistem yang lain menggunakan cara fisika dan kimiawi.

Biotour Biotour merupakan rangkaian unit pengolahan air limbah rumah tangga untuk menghasilkan air daur ulang dengan kualitas baik untuk kebutuhan rumah tangga.

Meralis Meralis adalah reaktor kompak dengan sistem lumpur aktif dan filtrasi membran ultrafiltrasi airlift.

Merotek Merotek adalah sistem yang mirip namun menggunakan membran RO tekanan rendah untuk air siap minum.

IPA Mobile IPA Mobile merupakan teknologi pengolahan air baku dengan sistem portable yang cocok untuk daerah rawan air atau rawan bencana.

BiorityBiority merupakan kependekan dari Biologically Purity. Sistem ini terbukti memenuhi persyaratan Peraturan Menteri KLH No. 112 Tahun 2003 tentang standar kualitas air limbah rumah tangga. Biority dapat diaplikasikan untuk perumahan, hotel, pusat perbelanjaaan, dan lain-lain, baik secara individual maupun komunal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman menemukan sistem tangki septik bermedia kontak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena mampu diproduksi secara masal.

Biority (sumber: Balitbang PU)

Inti dari sistem tanki septik tersebut terletak pada media kontak technocell yang bermanfaat bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme tersebut mempercepat penguraian tinja sehingga ruang lumpur menjadi tidak cepat penuh sehingga umur pakai tanki septik menjadi lebih panjang dan pengurasan yang lebih jarang. Sistem ini memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan mereduksi COD, BOD, dan TSS sampai 75%. Keunggulan dari Biority, di antaranya:1. Tanpa memerlukan resapan dan ramah lingkungan2. Pemasangan mudah dan cepat3. Hemat ruang4. Material yang tahan korosi5. Air buangan yang dapat langsung dialirkan ke drainase umum. Ecotech GardenEcotech Garden (EGA) adalah salah satu teknologi alternatif pengolahan air selokan dengan menggunakan tanaman hias air. N & P cemar; BOD, COD, Detergent, Bakteri patogen, serta menghilangkan bau dan menjernihkan air. Beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam di antaranya adalah Canna Aquatic, Typa sp, Thalia Dealbata, Cyperus Altemifolius, Pontederia Condata Arrouhead Sagita Japonica, Waterdop-Echinodorus Paleafolius.

Jenis Tanaman untuk Ecotech Garden (Sumber: Balitbang PU)

Adapun, prinsip kerja EGA bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sumber: Balitbang PU

Gambar di atas bisa dijelaskan bahwa proses penyerapan unsur pencemar adalah:1. BOD air limbah diturunkan melalui proses oksidasi dan reduksi (fermentasi aerobic)2. Amonium (NH4N), dioksidasi oleh bakteri autotrop pada rizosphere menjadi nitrat dan kemudian nitrit, akhirnya pada kondisi anaerobik dirubah oleh bakteri fakultatif anaerobik pada tanah menjadi gas N23. Fosfat diikat oleh keloid Fe, Ca dan Al yang ada dalam tanah pada kondisi aerobik, oksidasi pada daerah rhizosphere juga dapat mengurangi keracunan tumbuhan akibat gas H2S dan juga mengurangi kadar Fe dan Mn dari limbah.Dalam sistem kerja EGA ini, rizosphere (perakaran tanaman) mendapat penyaluran oksigen dari daun, sehingga populasi mikro organisme meningkat +/- 10-100 kali lebih banyak. Hal ini membantu penyerapan bahan cemar dari air limbah yang diolah.Sementara itu, sistem kerja EGA dimulai dari pengaliran grey water ke EGA, dilakukan dengan cara memasang bendung di selokan, sehingga air dapat dibelokkan ke EGA. Sistem EGA tersebut dapat dibangun di halaman rumah, atau taman taman yang ada di kompleks perumahan atau di bagian atas suatu situ atau danau alami. EGA akan menyaring unsur unsur hara (pupuk) yang terkandung di dalam air, dan unsur bahan pencemar air lainnya. Unsur pupuk digunakan oleh tanaman untuk bertumbuh, sedangkan unsur pencemar, disaring oleh akar dan media penahan tanaman. Air yang keluar dari EGA (sudah disaring secara biologis), dapat dialirkan kembali ke selokan dibagian hilir bendung, atau dialirkan ke waduk, dan sumber sumber air lainnya. Karena bahan cemaran dalam air sudah berkurang, maka kualitas air yang dikembalikan ke selokan atau ke badan badan air lainnya, sudah lebih baik dari kualitas air sebelum melalui EGA.

Sumber: Balitbang PU

Keunggulan EGA: 1. Menambah estetika lingkungan permukiman yang nyaman.EGA berperan menjaga kelestarian sumber sumber air, seraya meningkatkan estetika lingkungan, dan bahkan memberikan tambahan pendapatan bagi pengelolanya.2. Mengurangi pencemaran sungai, karena zat-zat pencemar seperti BOD, Total-N dan Total-P diserap oleh tanaman.3. Dapat menurunkan bau, dengan indikator dari penurunan kadar Amonia sebesar 50 % (semula 10,50 mg/L turun di outlet EGA menjadi 5,3 mg/L) sedangkan kriteria limbah domestik berbau minimal 6 mg. 4. Tidak memerlukan biaya operasional yang mahal karena pengaliran air kotor menggunakan gaya gravitasi, bukan dengan pompa atau pipa.5. Dapat menambah pendapatan dari penjualan bibit bunga yang dihasilkan, yaitu Rp.219.000 per tahun,atau Rp.106.000,-per m2, walau harga cenderung menurun bila ada jenis tanaman hias baru. Ada baiknya dihitung dalam persen terhadap pendapatan kepala keluarga.6. Air sisa olahan dapat digunakan kembali, salah satunya untuk mengairi kolam ikan.

Meskipun memiliki kelebihan, implementasi EGA perlu memperhatikan aliran masuk (inlet), karena teknologi bangunan peninggi air, menjadi tempat berkumpulnya sampah.Bagian ini harus dibuat agar aliran air mengalir secara terus menerus, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk dan menghitam, serta menimbulkan bau. Hanya saja hal itu bisa diatasi, karena dengan adanya habitat tanaman air maka akan muncul ekosistem di sekitar taman air tersebut seperti ikan, katak, dan capung yang akan melahap nyamuk dan jentik-jentiknya.

Uraian di atas bisa didimpulkan bahwa pengolahan limbah cair dengan teknologi yang tepat yang didasarkan pada ilmu pengetahuan akan mampu mengubah lingkungan yang bau, kotor, sarang kuman, dan kumuh (Bakorsakumkum) menjadi lingkungan yang asri, sehat dan hij