BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu kepada Global Goals For Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO, dan IADR.Salah satu program tekhnis dari Departement Of Non-Communicable Disease Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programe (GOHP). Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi dan mulut. Berdasar pada target Keputusan Menteri Kesehatan tentang Indonesia bebas karies Tahun 2030. Sedangkan data Riskesdes 2013 menyatakan bahwa pengalaman karies untuk anak di atas 12 tahun 1
43
Embed
puskesmasbontokassitakalar.files.wordpress.com · Web viewStandar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status
kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu kepada Global Goals For
Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO, dan IADR.Salah satu
program tekhnis dari Departement Of Non-Communicable Disease
Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi
dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programe (GOHP).
Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan
kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi
dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi
dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari
GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan
gigi dan mulut.
Berdasar pada target Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Indonesia bebas karies Tahun 2030. Sedangkan data Riskesdes 2013
menyatakan bahwa pengalaman karies untuk anak di atas 12 tahun sebanyak
72,6%, karies aktif usia 12 tahun sebanyak 53,7%, anak usia 12 tahun yang
memerlukan penambalan sebanyak 73,6%, sedangkan yang sudah dilakukan
penambalan baru sebanyak 3,2%. Anak usia sekolah dasar adalah kelompok
yang rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk mencegah terjadinya penyakit
gigi dan mulut sedini mungkin maka pemerintah melalui Departemen
Kesehatan melakukan berbagai upaya pendekatan pelayana kesehatan yaitu :
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara terpadu dan
berkesinambungan. Upaya ini dilakukan dalam program UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah) dengan menciptakan berbagai inovasi untuk
membebaskan peserta didik dari karies.
1
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan
bahwa Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat harus sebesar
100% pada tahun 2010, sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008
disebutkan langkah-langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS
harus dilaksanakan dan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan
gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2017 (Kemenkes), menunjukkan prevalesi karies gigi dalam 12 bulan
terakhir di Indonesia adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies
sebesar 72,1%. Prevalensi karies aktif kelompok umur 12 tahun sebesar
29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang
belum ditangani dan memerlukan penumpatan dan pencabutan pada usia 12
tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah
ditumpat pada usia ini baru mencapai 0,7% dan telah terlanjur dicabut sebesar
26,2%.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah dasar
di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka karies di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi Kabupaten Takalar.
b. Mengurangi rasa takut peserta didik dalam pemberian tindakan
medik gigi di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi
Kabupaten Takalar.
c. Membebaskan karies pada peserta didik di MIS Sawakong.
2
C. MASALAH
Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
Inovasi UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di UPT Puskesmas
Bontokassi Kabupaten Takalar antara lain :
1. Beberapa peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga
untuk melakukan rujukan ke Rumah sakit pada peserta didik yang
membutuhkan tindakan medik gigi yang lebih lanjut mengalami kesulitan
dipembiayaan.
2. Adanya tugas rangkap ( over lapping job ) petugas/inovator, sehingga
kegiatan kurang bisa berjalan dengan maksimal.
3. Peralatan medis gigi sebagai pendukung kegiatan yang masih belum
maksimal.
D. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Strength (Kekuatan)
a. Sumber Daya Manusia
1). Motivasi kerja yang tinggi dari inovator.
2). Pemegang program UKGS (inovator) adalah lulusan Poltekkes
D3 Kesehatan Gigi;
3). Adanya partisipasi/dukungan Leader (pimpinan) yang baik;
4). Sikap kooperatif dari para guru dan Kepala Sekolah dalam
pelaksanaa kegiatan UKGS Inovatif.
5). Kerjasama lintas program yang baik di UPT. Puskesmas
Bontokassi.
b. Sarana dan Prasarana
1). Tersedianya Ruang UKS di Sekolah;
2). Tersedianya Kursi Tangkas di Ruang UKS;
3). Mobil Puskesmas Keliling 1 unit;
3
2. Weakness (Kelemahan)
a. Sumber daya manusia
1). Adanya tugas rangkap petugas UKGS, yaitu sebagai Bendahara
JKN, pengelola kesehatan indera dan pengelola UKS.
2). Latar belakang sosial ekonomi peserta didik yang kurang
mendukung.
b. Sarana dan prasarana
Kurang tersedianya alat dan bahan habis pakai/obat gigi untuk
penaganan karies yang indikasi perawatan tertentu;
3. Opportunity (Kesempatan)
a. Adanya kebijakan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Kegiatan
Inovasi dalam hal ini Inovasi UKGS ”Kursi Tangkas”.
b. Adanya dukungan dari Kepala UPT Puskesmas Bontokassi yang
baik.
4. Treath (Hambatan)
a. Kurangnya ketersediaan waktu dari petugas sehingga untuk
memkasimalkan kegiatan terhadap penanganan lanjut dan
perawatan bagi peserta didik yang membutuhkan tidak maksimal.
b. Peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan untuk
penanganan kasus perawatan gigi tertentu yang indikasi rujukan ke
tingkat Rumah Sakit.
4
BAB II
ISI
A. KEADAAN GEOGRAFIS
1. Letak Wilayah
UPT Puskesmas Bontokassi merupakan Puskesmas yang ada di
dalam pemerintahan Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Selatan di
Desa Bontokassi dengan jarak tempuh dari Kota Takalar kurang lebih 10
km,yang terdiri dari 6 (enam) Desa dan 9 (sembilan) SD/MI dan
sederajat, 3 (tiga) SMP/MTs dan sederajat dan 3 (tiga) SMA/MA dan
sederajat .
Desa wilayah kerja yaitu :
1. Desa Bontokassi;
2. Desa Sawakung;
3. Desa Kadatong;
4. Desa Bentang;
5. Desa Kalebentang;
6. Desa Tarowang.
Sekolah wilayah kerja yaitu :
1. SDN 188 Inpres Uweya;
2. SDN 76 Tarowang;
3. SDN 75 Bentang;
4. SDN 146 Inpres Bontokanang;
5. SDN 223 Inpres Kadatong;
6. SDN 78 Balang;
7. SDN 79 Sawakong Toa;
8. SDN 187 Inpres Dengilau;
9. MIS Sawakong;
10. SMP Negeri 3 Galesong Selatan;
11. MTs Muhzira Galesong;
12. MTs Bontokanang
5
13. SMA Negeri 13 Takalar;
14. MA Galesong Selatan
15. SMK Persada Sawakong
Dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi tidak terdapat
Desa yang sulit dijangkau dalam pelayanan kesehatan.Wilayah kerja
UPT Puskesmas Bontokassi berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Galesong
2. Sebelah Selatan dengan Desa Barammamase Kec. Bontonompo
Selatan Kab. Gowa
3.Sebelah Barat dengan Desa Barammamase, Desa Popo dan Desa
Bontokanang Kec. Galesong Selatan
4.Sebelah Timur dengan Kab. Gowa
Keadaan tanah terdiri dari dataran rendah yang berupa persawahan,
pekarangan, perladangan dan tanah non produktif.
2. Luas Wilayah
UPT Puskesmas Bontokassi memiliki luas wilayah kerja sebanyak 11,82
km2
B. DATA PENDUKUNG
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang ada pada wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi berdasarkan hasil pendataan 2018 sebanyak 11.786 Jiwa yang
terdiri dari Laki-Laki sebanyak 5.813 Jiwa dan Perempuan sebanyak
5.973 Jiwa.
Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan golongan
umur sebagai berikut :
6
Tabel 1
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN GOLONGAN UMUR DI WILAYAH
KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018
Sumber data :Hasil Pendataan UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018
7
2. Jumlah Murid
Tabel. 02
JUMLAH MURID SD DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018
Sumber data : Data Primer Tahun 2018
8
Tabel 3
JUMLAH MURID SMP/SEDERJAT DAN SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI
TAHUN 2018
Sumber data : Data Primer Tahun 2018
9
C. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya
Rata-rata penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi memiliki mata pencaharian sebagai petani/nelayan,
pedagang,dan pegawai negeri.
Penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi adalah Suku Makassar sehingga dalam bahasa sehari-harinya
menggunakan Bahasa Makassar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi.
D. KONDISI UNIT KERJA
1. Sumber Daya Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan,
maka UPT Puskesmas Bontokassi ditunjang oleh tenaga medis dan
paramedis yang bertugas sebagai berikut :
10
Tabel 4.
Daftar Pegawai Menurut Tingkat PendidikanUPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018
Tenaga Kesehatan PNS Magang Jumlah123456789101112131415161718