Top Banner

of 44

Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

Jul 06, 2018

Download

Documents

yunitia anjani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    1/44

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perubahan lingkungan strategis dan perkembangan program membawa konsekuensi

    pada berubahnya paradigma Program Keluarga Berencana Nasional, temasuk

    perubahan visi dan misi. Visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia

    Sejahtera (NKKBS) menjadi mewujudkan “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”,

    sedangkan misi adalah “Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan

    dan Mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia, dan Sejahtera. Untuk mewujudkan visi dan

    misi di atas, semua PKB dan PLKB dituntut lebih profesional dan mempunyai

    kompetensi dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat sesuai dengan

    sasaran yang telah ditetapkan.

    Salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah berkaitan dengan

    pencapaian sasaran angka pemakaian kontrasepsi/ Contraceptive Prevalence Rate 

    (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun untuk semua cara yang ditargetkan

    mencapai sekitar 70 persen pada tahun 2014. Berdasarkan data Survei Demografi dan

    Kesehatan Indonesia SDKI, 2007 angka CPR mencapai 61,4 persen sedangkan CPR

    cara modern 57,4 persen. CPR cara modern ini diharapkan akan meningkat menjadi 65

    persen pada tahun 2014.

    Di sisi lain pencapaian peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) juga

    menunjukkan hasil yang rendah. Rendahnya penggunaan MKJP dipengaruhi oleh faktor

    pengguna dan penyedia pelayanan KB. Salah satu faktor yang dianggap berkontribusi

    dengan kecenderungan pemilihan metode kontrasepsi jangka pendek adalah faktor

    penerimaan atau image terhadap kontrasepsi tersebut.

    Berdasarkan Data SDKI 2012, hampir semua WUS sebanyak 99 persen telah

    mengetahui tentang alat/obat kontrasepsi modern, namun pengetahuan tersebut tidak

    diikuti dengan perilaku penggunaan kontrasepsi modern. Di samping itu wanita kawin

    yang tahu tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu cara KB dengan memberikan

     ASI Eksklusif hanya 22 persen saja (SDKI,2012). Tingkat drop out   pemakaian

    kontrasepsi juga masih cukup tinggi yakni 20-40 persen (SDKI, 2012). Selain itu,

    penggunaan alat kontrasepsi justru didominasi yang jangka pendek, seperti suntik dan

    pil, yakni masing-masing 31% dan 13%, sedangkan jangka panjang, seperti IUD hanya

    3,9% (SDKI,2012). Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan

    pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia,

    tetapi juga ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

    kontrasepsi tersebut.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    2/44

     

    2

    Berdasarkan uraian di atas maka pembinaan bagi peserta KB aktif perlu ditingkatkan

    melalui peningkatan kompetensi petugas KB yang dapat menerapkan prinsip

    penggunaan metode KB yang rasional, efektif, dan efisien sehingga terlaksana dengan

    baik. PKB dan PLKB mempunyai peranan penting sebagai ujung tombak

    operasionalisasi program KB nasional di lapangan dan pada umumnya masih memiliki

    pengetahuan yang terbatas mengenai metode kontrasepsi. Oleh karena itu, merekaperlu mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kontrasepsi. Bahan ajar metode

    kontrasepsi ini disusun sebagai materi Diklat Dasar Fungsional Penyuluh KB dan dapat

    dijadikan referensi bagi PKB dan PLKB dalam memberikan informasi kepada Pasangan

    Usia Subur (PUS).

    B. Deskripsi Singkat

    Bahan ajar ini membahas tentang sistem alat reproduksi manusia serta jenis dan alat

    kontrasepsi.

    C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

    Bahan ajar ini bermanfaat bagi PKB dan PLKB dalam meningkatkan pengetahuan dan

    memberikan informasi tentang metode kontrasepsi secara benar, lengkap, dengan

    segala kelebihan dan kekurangannya yang disesuaikan dengan kondisi sistem dan alat

    reproduksi dari para klien sebagai calon akseptor KB.

    D. Tujuan Pembelajaran

    1. Kompetensi Dasar

    Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami sistem alat

    reproduksi manusia dan metode kontrasepsi.

    2. Indikator Keberhasilan

    Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat:

    a. Menjelaskan sistem alat reproduksi manusia

    b. Menjelaskan jenis dan alat kontrasepsi

    E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

    Bahan ajar ini terdiri dari beberapa materi pokok dan sub pokok sebagai berikut.

    1. Alat, Fungsi, dan Proses Reproduksi Manusia

    a. Alat dan fungsi reproduksi laki-laki

    b. Alat dan fungsi reproduksi perempuan

    c. Proses reproduksi manusia

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    3/44

     

    3

    2. Jenis dan Alat Kontrasepsi

    a. Jenis-jenis Kontrasepsi

    b. Pemilihan/penggunaan Kontrasepsi Rasional, Efektif, Efisien

    c. Mitos-mitos dalam Penggunaan Kontrasepsi

    F. Petunjuk Belajar

     Agar lebih efektif dan efisien dalam mempelajari modul ini, hendaknya Anda

    memperhatikan petunjuk belajar berikut :

    1. Bacalah dan pelajarilah setiap uraian kegiatan belajar dalam bahan ajar ini secara

    runtut, cermat, dan teliti.

    2. Catatlah atau tandailah hal-hal yang peserta didik anggap penting.

    3. Apabila ada yang kurang jelas, coba diskusikan dengan peserta didik lain atau

    tanyakan kepada fasilitator atau carilah sumber lain yang sesuai.

    4. Setelah Anda memahami uraian materi dalam setiap kegiatan belajar, jawablah soal-soal latihan yang tersedia.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    4/44

     

    4

    BAB II

    ALAT, FUNGSI DAN PROSES REPRODUKSI MANUSIA

    A. Alat dan Fungsi Reproduksi Laki-Laki

     Alat Reproduksi Laki-laki terdiri dari penis, skrotum, glens, kantung kemih, saluran

    kemih, kantung sperma, buah zakar (testis), saluran sperma (vasdeferens), dan kantung

    sperma (prostate).

    Gambar 1. Skema Alat Reproduksi Laki-laki

    1. Penis

    Terbuat dari jaringan spons yang lembut dan sel-sel. Penis berfungsi sebagai alat

    sanggama dan untuk menyalurkan sperma dan air seni. Penis dapat tegang dan

    membesar bila terangsang dan lunak dalam keadaan biasa.

    2. Skrotum

     Alat kantung kulit yang melindungi testis dan berfungsi mengatur suhu sperma agar

    tetap stabil yang dibutuhkan bagi produksi sperma dan keberlangsungan sperma.

    3. Glens

     Adalah bagian depan atau kepala penis yang banyak mengandung pembuluh darah

    dan syaraf.

    Indikator keberhasilan:

    Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat menjelaskan alat dan fungsi

    reproduksi laki-laki, menjelaskan alat dan fungsi reproduksi perempuan serta

    menjelaskan proses reproduksi manusia

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    5/44

     

    5

    4. Kantung Kemih

    Tempat menampung urine atau air kencing dan dikeluarkan secara periodik melalui

    saluran kemih (uretra).

    5. Saluran Kemih (Uretra)

     Adalah saluran melalui urine dan cairan mani yang mengandung sperma. Panjangsaluran ini sekitar 25 cm.

    6. Buah Zakar atau Pelir atau Testis

    Berjumlah dua buah yang terbungkus kulit halus dan berkeriput. Buah zakar

    berfungsi untuk memproduksi sperma setiap hari (sel bakal janin yang keluar saat

    ejakulasi bersama cairan mani), menyimpan sperma, dan memproduksi hormon laki-

    laki berupa testosteron.

    7. Vas Deferens

     Adalah saluran menyatukan sperma dari testis menuju vesicle seminalis. Vasdeferens panjangnya kira-kira 45 cm dengan diameter 2,5 mm. Saluran ini berawal

    dari luar panggul dan melewati sisi kiri dan kanan kandung kencing menembus

    kelenjar prostat untuk bermuara ke alam saluran kencing atau uretra.

    8. Kelenjar Prostat

    Kelenjar dalam lubang panggul laki-laki yang mengeluarkan cairan kental keputih-

    putihan. Cairan ini disebut sebagai air mani yang berbau seperti pandan.

    9. Vesica Seminalis

    Semacam kantong di belakang.

    B. Alat dan Fungsi Reproduksi Perempuan

    Organ reproduksi perempuan dan fungsinya terdiri dari organ kelamin luar dan organ

    kelamin dalam. Organ kelamin luar pada perempuan mempunyai dua fungsi yaitu:

    Gambar 2. Skema Alat Reproduksi Perempuan

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    6/44

     

    6

    1. Labia Minora dan Labia Mayora

    Dua lipatan di kedua sisi vagina. Fungsinya memberi perlindungan pada klitoris,

    lubang kencing, dan lubang vagina. Biasanya ketika memasuki masa puber, labium

    mayor tersebut akan ditumbuhi rambut.

    Selain labium mayor, ada pula labium minor yang terletak tepat di sebelah dalam darilabium mayor yang mengelilingi lubang vagina dan uretra. Di samping itu, pada

    bagian organ kelamin luar terdapat saluran kelamin wanita memiliki lubang yang

    berhubungan dengan dunia luar. Hal ini memudahkan mikroorganisme penyebab

    penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.

    2. Klitoris

     Adalah organ seksual wanita yang ditemukan di ujung sebelah atas antara kedua

    labia minora (bibir vagina dalam). Klitoris identik dengan penis pada pria. Klitoris

    banyak dialiri pembuluh darah dan urat syaraf, sehingga klitoris merupakan daerahyang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.

    3. Lubang Vagina

    Bagian terluar yang merupakan jalan keluarnya bayi. Pada kondisi normal, dinding

    vagina bagian depan dan belakang akan saling bersentuhan sehingga tidak ada

    ruang di dalam vagina. Rongga vagina pada wanita dewasa memiliki panjang sekitar

    7.6-10 cm. Sepertiga bagian vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah

    vagina, sedangkan dua pertiga bagiannya terletak di atas otot tersebut dan mudah

    teregang. Selama proses persalinan, dinding otot itu akan mengkerut sehinggamemudahkan bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

    4. Saluran Kencing

    Saluran tempat keluarnya air kencing/urine.

    5. Uterus / Rahim

    Organ yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio hingga menjadi janin.

    Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di

    puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rectum yang

    diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus

    (badan rahim/ body of uterus). Serviks atau leher rahim terletak di puncak vagina.

    Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina, sedangkan

    korpus biasanya bengkok mengarah ke depan. Panjang korpus menjadi 2 kali dari

    panjang serviks pada masa reproduktif.

    6. Tuba Falopii

    Organ ini merupakann tempat berlangsungnya pembuahan. Tuba falopii

    membentang sepanjang 5 - 7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organ_seksual&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Wanitahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Labia_minora&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Labia_minora&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Wanitahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organ_seksual&action=edit&redlink=1

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    7/44

     

    7

    tuba falopii kiri dan kanan ini membentuk corong sehingga memiliki lubang yang

    lebih besar. Ini berfungsi agar sel telur jatuh ke dalamnya saat dilepaskan dari

    ovarium.

    7. Fimbria

    Sebagai alat untuk menangkap sel telur yang dilepaskan indung telur.

    8. Indung Telur

    Organ ini berfungsi menghasilkan sel telur. Ovarium tidak menempel pada tuba

    falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Struktur berbentuk oval

    yang terletak dalam daerah pinggul perempuan. Ovarium atau indung telur memiliki

    300.000-500.000 sel telur. Indung telur memproduksi hormon seksual perempuan

    yaitu estrogen dan progesteron dan mulai mengeluarkan telur pada waktu

    perempuan menginjak masa pubertas.

    C. Proses Reproduksi Manusia

    1. Proses Reproduksi Laki-laki

    a. Ereksi

    Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang terjadi akibat

    pembuluh darah di penis dipenuhi dengan darah. Ereksi terjadi karena

    rangsangan seksual atau sering kali terjadi ketika bangun tidur di pagi hari, hal ini

    normal bagi seorang pria yang menandakan alat kelaminnya sehat dan bekerja

    dengan baik. Ketika penis berereksi maka kandung kemih akan menjadi rapatsehingga penis tidak akan mengeluarkan air seni pada saat melakukan

    hubungan seksual.

    b. Ejakulasi

    Ejakulasi merupakan proses keluarnya cairan yang air mani dan sperma dari

    kondisi penis yang sedang ereksi. Pada saat penis ereksi muncul cairan bening

    yang berfungsi melumasi uretra yang membantu mengalirkan sperma.

    c. Mimpi Basah

    Mimpi basah adalah mimpi tentang seks yang pada umumnya terjadi secara

    periodik berkisar pada setiap 2-3 minggu. Mimpi basah ini merupakan salah satu

    cara seorang pria dapat berejakulasi sehingga mampu mengeluarkan sperma.

    d. Proses Perjalanan Sperma

    Sperma yang diproduksi oleh buah zakar, keluar dari buah zakar masuk ke

    dalam epididimis. Di dalam epididimis sperma mengalami pematangan. Dari

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    8/44

     

    8

    epididimis sperma dikirim ke dalam kantung mani melalui saluran mani. Untuk

    sementara sperma ditampung di dalam kantung mani sampai menunggu saat

    sanggama. Pada waktu sanggama, sperma dikeluarkan dari kantung mani

    bersama-sama dengan zat yang dikeluarkan oleh kantung mani dan zat cair yang

    dihasilkan oleh kelenjar prostat untuk kemudian disemprotkan melalui saluran

    kemih. Setiap melakukan sanggama seorang laki-laki mengeluarkan ratusan jutasperma, namun hanya satu sperma yang dapat membuahi sel telur. Apabila tidak

    terjadi sanggama maka sperma yang telah ditampung dalam kantung mani

    tersebut akan diserap kembali oleh tubuh.

    2. Proses Reproduksi Perempuan

    a. Masa Subur

    Masa subur adalah masa saat perempuan usia subur setiap bulannya secara

    teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih sel telur, pada masa ini sel telursangat potensial untuk dibuahi oleh sperma. Cara menghitung masa subur

    adalah dengan menghitung perempuan usia subur dengan siklus normal yaitu 28

    hari maka ovulasi diperkirakan akan terjadi pada 14 hari sebelum menstruasi

    berikutnya. Siklus menstruasi harus dicatat selama 3 bulan berturut-turut untuk

    mengukur keakuratan masa subur, jika siklus menstruasi tidak teratur 28 hari

    maka perlu penghitungan masa subur secara khusus.

    b. Menstruasi

    Menstruasi dimulai pada saat seorang perempuan berusia 11-14 tahun.Menstruasi pertama sering disebut dengan menarche. Siklus tejadinya menarche

    belum teratur dalam jangka waktu 1-2 tahun sampai akhirnya proses ovulasi

    akan menjadi teratur. Siklus menstruasi berkaitan dengan rantai interaksi hormon

    dan bahan kimia tubuh produksi hypotalamus di otak, kelenjar pituitari dan indung

    telur yang terjadi setiap bulannya. Rangkaian ini mengakibatkan lepasnya sel

    telur dan keluarnya darah dari vagina setiap bulan yang disebut haid. Adapun

    proses terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut:

    1) Pada hari ke-6, 7, dan 8 (siklus 28 hari menstruasi) perempuan akan

    mengalami masa kering selama 3 hari untuk memulai proses pembangunan

    (proliferasi) dinding rahim.

    2) Setelah masa kering, fase selanjutnya adalah dimulainya proses

    pembangunan (proliferasi) dinding rahim dan pembentukkan lendir rahim

    untuk menciptakan suasana yang mendukung terjadinya proses pembuahan.

    3) Periode berikutnya adalah periode pelepasan sel telur dari indung telur yang

    disebut sebagai ovulasi. Sel telur yang dilepaskan indung telur ditangkap oleh

    fimbrae dan periode ini disebut sebagai masa subur.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    9/44

     

    9

    4) Sel telur yang dilepaskan indung telur dan ditangkap fimbrae akan bergerak

    menuju tuba falopi untuk menunggu dibuahi. Pada saat yang sama hormon

    estrogen dan progesteron membantu terbentuknya lendir rahim dan

    penebalan dinding rahim yang mendukung terjadinya pembuahan dimana sel

    telur yang berada di tuba falopi siap dibuahi sebagai periode puncak masa

    subur. Puncak masa subur biasanya terjadi pada 14 hari sebelum menstruasidengan masa hidup sel telur hanya berkisar 1 x 24 jam.

    5) Sel telur yang tidak dibuahi akhirnya akan mati yang selanjutnya akan

    dipengaruhi hormon estrogen meluruhkan sel telur yang tidak dibuahi

    menjadi cairan darah dan akan keluar melalui vagina berupa darah haid.

    Fase ini disebut fase menstruasi yang berlangsung secara periodik 4-7 hari.

    Siklus menstruasi akan berulang secara berkala setiap bulannya, umumnya

    setiap 28 hari, namun pada beberapa perempuan memiliki siklus pendek 20

    hari dan siklus panjang 32 hari yang masih dianggap sebagai siklus normal.

    c. Kehamilan

    Kehamilan secara alamiah terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam

    indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena

    sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan

    berhubungan seksual. Seorang perempuan normal hanya memproduksi satu sel

    telur setiap bulannya, tetapi seorang pria bisa memproduksi sperma terus

    menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung

    100-200 juta sperma. Namun, dari jumlah tersebut hanya satu sperma yang

    berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salahsatu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik yang akan berkembang

    menjadi janin.

     Apabila proses pembuahan ini berhasil maka dari satu sel telur berukuran 0.2

    mm yang telah dibuahi akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam

    rahim. Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah

    dibuahi akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan

    kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur

    yang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah terjadi.

    Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berkembang dan

    membentuk semacam akar/rambut yang halus. Sel telur ini menyerap gizi yang

    terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang.

    Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk

     janin. Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung

    telur sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah

    syaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera

    setelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot

    sudah mulai terbentuk. Selanjutnya plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    10/44

     

    10

     janin selama proses kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia

    kehamilan 3 minggu ini janin masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala

    bayi kurang lebih setengah dari panjang badan, sedangkan badan bayi masih

    tampak seperti ekor saja.

    D. Rangkuman

    Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan

    bukan hanya tidak ada penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan

    dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya (ICPD Kairo, 1994).

     Alat Reproduksi Laki-laki terdiri dari penis, skrotum, glens, kantung kemih, saluran

    kemih, kantung sperma, buah zakar (testis), saluran sperma (vasdeferens), dan kantung

    sperma (prostate).

     Alat reproduksi wanita terdiri dari organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.Organ kelamin luar pada wanita meliputi :  labium mayor, labium minor, uretra, klitoris,

    perineum, himen (selaput dara), lubang vagina sedangkan organ kelamin dalam terdiri

    dari ovarium , fimbrae , tuba falopi , rahim, cervix.

    Kehamilan secara alamiah terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung

    telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke

    indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan seksual. Seorang

    perempuan normal hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya, tetapi seorang

    pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap

    semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun, dari jumlah tersebuthanya satu sperma yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini

    merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik yang akan

    berkembang menjadi janin.

    E. Latihan

    1. Jelaskan tentang pengertian Kesehatan Reproduksi!

    2. Sebutkan alat reproduksi pada laki-laki beserta fungsinya!

    3. Sebutkan alat reproduksi pada perempuan beserta fungsinya!

    4. Jelaskan proses terjadinya kehamilan!

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    11/44

     

    11

    BAB III

    JENIS DAN ALAT KONTRASEPSI

    A. Jenis-Jenis Kontrasepsi

    Hampir semua PUS (Pasangan Usia Subur) dapat melakukan perencanaan keluarga

    dengan cara menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menghentikan

    kesuburan yang pada dasarnya bertujuan membatasi jumlah anak yang kelak akandimiliki. Oleh sebab itu, penggunaan alat kontrasepsi dan pemilihan metode kontrasepsi

    yang tepat sangat dibutuhkan bagi PUS agar mencapai tujuan membentuk suatu

    keluarga yang sejahtera.

    Saat ini berbagai alat kontrasepsi telah mengalami perkembangan yang pesat seiring

    dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Berdasarkan Data SDKI, 2007 maka

    penggunaan jenis kontrasepsi dikelompokkan menjadi dua cara sebagai berikut:

    Gambar 3. Skema Jenis Kontrasepsi

    1.  Jenis Jenis Kontrasepsi Dengan Cara Tradisional:

    a. Sanggama Terputus

    b. Pantang Berkala atau Sistem Kalender

    c. Metode Ovulasi Billing (MOB)

    d. Metode Suhu Basal (MSB)

    Indikator keberhasilan:

    Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat menjelaskan jenis-jeniskontrasepsi, menjelaskan pemilihan / penggunaan kontrasepsi rasional, efektif, efisien

    serta menjelaskan mitos-mitos penggunaan kontrasepsi

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    12/44

     

    12

    2.  Jenis Jenis Kontrasepsi Dengan Cara Modern

    a. Non Hormonal meliputi: MAL, Kondom, Diafragma, AKDR/IUD

    b. Hormonal meliputi: Pil, Suntikan, Implan,

    c. Sterilisasi meliputi: MOW dan MOP

    Beberapa pilihan jenis dan alat kontrasepsi merupakan hak bagi setiap klien yang

    datang untuk ber-KB disesuaikan dengan kondisi masing-masing klien. Uraian setiap

     jenis kontrasepsi akan dijelaskan dengan urutan sebagai berikut: tinjauan umum, cara

    kerja, petunjuk penggunaan, kembalinya kesuburan, keuntungan dan keterbatasan, efek

    samping atau efektivitas.

    B. Cara Tradisional

    1. Sanggama Terputus

    a. Cara Kerja

     Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak

    akan masuk ke dalam vagina yang akan berakibat tidak adanya pertemuan

    antara sperma dan ovum dan kehamilan pun dapat dicegah.

    b. Petunjuk Penggunaan

    1). Terlebih dahulu membangun saling penegertian sebelum melakukan

    hubungan seksual dan mendiskusikan pencegahan kehamilan melalui

    penggunaan metode sanggama terputus

    2). Pihak suami mendukung dan ingin berpartisipasi aktif dalam Keluarga

    Berencana khususnya penggunaan metode kontrasepsi sanggama terputus

    3). Metode ini dapat dilakukan oleh PUS yang taat beragama dan mempunyai

    alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain dengan alasan

    larangan agama

    4). Dapat digunakan pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukan

    hubungan seksual tidak teratur

    5). Sanggama tidak dianjurkan pada masa subur seorang wanita.

    2. Pantang Berkala atau Sistem Kalender

    a. Cara Kerja

    Metode kontrasepsi dengan sistem kalender atau pantang berkala adalah

    cara/metode kontrasepsi tradisional yang dilakukan oleh PUS dengan tidak

    melakukan sanggama atau hubungan seksual pada masa subur /ovulasi. 

    http://www.lusa.web.id/tag/pantang-berkala/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/pantang-berkala/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    13/44

     

    13

    b. Petunjuk Penggunaan

    1) Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat

    reproduksinya terdapat tiga tahapan, yaitu:

    a) Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi) 

    b) Fertility phase (masa subur) c) Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi) 

    2) Perhitungan masa subur ini akan efektif dilakukan pada wanita dengan siklus

    menstruasi normal yaitu antara 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada

    setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut.

    Kemudian dapat dihitung periode masa subur setelah melihat data yang telah

    dicatat jarak antara siklus.

    3) Bila haid teratur (28 hari)

    Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa suburadalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid. 

    Contoh: 

    Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret

    ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret

    dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak

    tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupa-

    kan masa pantang untuk melakukan sanggama.  Apabila ingin melakukan

    hubungan seksual harus menggunakan metode kontrasepsi tertentu.

    4) Bila haid tidak teratur  

    Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini

    menentukan hari pertama masa subur.  Jumlah hari terpanjang selama 6

    siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir  masa subur. 

    Rumus : 

    Contoh: Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan

    siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

    Langkah 1 : 25  – 18 = 7 (Hari Pertama Masa Subur)Langkah 2 : 30  – 11 = 19 (Hari Terakhir Masa Subur)

    Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehinggamasa ini, suami istri tidak boleh melakukan sanggama.  Apabila inginmelakukan sanggama harus menggunakan kontrasepsi. 

    Hari Pertama Masa Subur = Jumlah Hari Terpendek 8

    Hari Terakhir Masa Subur = Jumlah Hari Terpanjang

    http://www.lusa.web.id/tag/siklus-menstruasi/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/tahapan/http://www.lusa.web.id/tag/pre-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/pre-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/masa-tidak-subur/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/fertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/fertility-phase/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/post-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/post-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/masa-tidak-subur/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-menstruasi/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/masa-pantang/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/senggama/http://www.lusa.web.id/tag/masa-pantang/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-menstruasi/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/masa-tidak-subur/http://www.lusa.web.id/tag/post-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/menghitung-masa-subur/http://www.lusa.web.id/tag/fertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/masa-tidak-subur/http://www.lusa.web.id/tag/pre-ovulatory-infertility-phase/http://www.lusa.web.id/tag/tahapan/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/siklus-menstruasi/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    14/44

     

    14

    3. Metode Ovulasi Billings (MOB)

    a. Cara Kerja

    1). Masa subur dapat dikenali dengan memantau lendir serviks yang keluar dari

    vagina, periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina danmemperhatikan perubahan kering atau basah.

    2). Terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan tentang Metode Ovulasi

    Billings (MOB), yaitu:

    Gambar 4. Diagram Siklus Haid 28 Hari

    4. Metode Suhu Basal (MSB)

    a. Cara Kerja

    Hormon progresteron yang d isekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat

    termogenik atau memproduksi panas yang dapat menaikan suhu tubuh 0,05℃ -

    0,2℃  dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya.

    Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal, hal ini

    merupakan dasar dari Metode Suhu Tubuh Basal (MSB). Siklus ovulasi dapat

    dikenali dari catatan suhu tubuh.

    b. Petunjuk Penggunaan

    1) Pantang sanggama dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat

    diterapkan aturan peningkatan termal.

    2) Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum

    bangun dari tempat tidur (kira-kira pada waktu yang sama) dan mencatat

    suhu tubuhnya pada lembar catatan yang khusus disediakan sebelumnya.

    3) Dengan menggunakan catatan suhu tubuh pada lembar tersebut, klien dapat

    mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu normal sampai suhu terendah (suhu

    Setelah darah haid bersih,

    kebanyakan Ibu mempunyai 1

    sampai beberapa hari tidak

    terlihat adanya lendir dan daerah

    vagina terasa kering. 

    Ketika terobservasi adanya lendir

    sebelum ovulasi, Ibu dianggap

    subur ketika terlihat adanya lendir

    walaupun jenis lendir kental dan

    lengket. 

    Hari terakhir adanya lendir paling

    licin, mulur dan adanya perasaan

    basah sekitar vagina. 

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    15/44

     

    15

    tubuh harian yang dicatat dengan pola khusus selama 10 hari pertama dari

    siklus haid dengan mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal

    akibat demam atau gangguan lainnya.

    4) Tariklah sebuah garis 0,05℃  di atas suhu tertinggi dari sepuluh hari catatan

    suhu tersebut diatas. Garis ini disebut sebagai garis penutup atau garis suhu.

    5) Tunggu tiga hari dari suhu yang lebih tinggi untuk memulai sanggama. Fase

    tidak subur dimulai pada malam ke-3 hari berturut-turut dengan suhu diatas

    garis suhu.

    6) Bila salah satu dari ketiga suhu tubuh tersebut turun atau dibawah garis suhu

    selama 3 hari perhitungan, ini mungkin tanda ovulasi belum terjadi jadi klien

    harus menunggu sampai didapat 3 hari berturut-turut dengan suhu tubuh

    diatas garis suhu sebelum memulai sanggama.

    7) Setelah fase tidak subur dimulai, klien tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh.

    Ia dapat berhenti mencatat sampai siklus haid berikutnya.

    8) Bila PUS tidak menghendaki anak, mereka harus pantang melakukan

    sanggama mulai awal siklus haid sampai hari ketiga dan tiga hari berturut-

    turut dengan suhu di atas garis suhu.

    C. Cara Modern

    Jenis kontrasepsi dengan cara modern dapat dibagi menjadi:

    1 Kontrasepsi Non-Hormonal meliputi: MAL, Kondom, Diafragma, AKDR/IUD

    2 Kontrasepsi Hormonal meliputi: Suntikan Kombinasi, Pil Kombinasi dan Implan

    3 Metode Sterilisasi meliputi: MOW (Metode Operasi Wanita) dan MOP (Metode

    Operasi Pria).

    1. Kontrasepsi Non-Hormonal

    a. Metode Amenore Laktasi (MAL)

    1) Tinjauan Umum

    Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan

    pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan, artinya

    periode ketika bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan dan minuman

    tambahan lainnya. MAL mampu dijadikan metode kontrasepsi bila Ibu

    menyusui secara penuh, Ibu dalam keadaan belum haid (masa nifas), usia

    bayi kurang dari 6 bulan, MAL harus dilanjutkan menggunakan jenis

    kontrasepsi lainnya setelah berjalan lebih dari enam bulan.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    16/44

     

    16

    2) Cara Kerja

    Menyusui eksklusif atau penuh selama enam bulan tanpa memberikan

    tambahan makanan dan minuman lainnya pada bayi, proses ini akan

    menghambat pelepasan hormon kesuburan yang mengakibatkan tidak akan

    terjadinya kehamilan.

    3) Petunjuk Penggunaan

    a) Ibu harus menyusui secara penuh

    b) Pendarahan selama 56 hari pascapersalinan dapat diabaikan selama

    tidak mengindikasikan Ibu dalam keadaan haid karena ketika Ibu sudah

    mendapat haid pertanda bahwa kembalinya kesuburan

    c) Bayi menyusu dengan cara menghisap langsung bukan dari botol

    d) Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir

    e) Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) diberikan pada bayi

    f) Pola menyusui dilakukan setiap saat bayi membutuhkan dan menyusui

    dari kedua payudara secara bergantian

    g) Waktu menyusui dilakukan sesering mungkin dalam kurun waktu selama

    24 jam termasuk malam hari

    h) Menghidari jarak menyusui lebih dari 4 jam

    4) Kembalinya Kesuburan:

    a) Bila bayi telah diberikan makanan pendamping secara teratur

    b) Ketika Ibu telah kembali mendapatkan haid

    c) Bayi menghisap susu tidak sering atau jika kurang dari 8 x sehari

    d) Bayi berumur 6 bulan atau lebih

    5) Keuntungan dan Keterbatasan

    a. Keuntungan:

    Bagi Bayi Bagi Ibu

    (1) Mendapat kekebalan pasif(mendapatkan antibodi perlindunganlewat ASI)

    (2) Sumber asupan gizi yang terbaik dansempurna untuk tumbuh kembangbayi optimal

    (3) Terhindar dari keterpaparan terhadapkontaminasi dari air, susu lain ataususu formula, atau dari bahanperalatan minum yang digunakan

    (1) Mengurangi pendarahanpascapersalinan

    (2) Mengurangi risiko anemia

    (3) Meningkatkan hubunganpsikologik ibu dan bayi

    Tabel 1. Keuntungan dan Keterbatasan MAL bagi Ibu dan Bayi

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    17/44

     

    17

    b. Keterbatasan:

    (1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui

    dalam 30 menit pascapersalinan.

    (2) Dalam kondisi tertentu metode ini sulit dilaksanakan karena kondisi

    sosial atau psikologis Ibu dan bayi.

    (3) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan

    periode 6 bulan.

    (4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus Hepatitis B, HIV dan

     AIDS.

    b. Kondom

    1) Cara Kerja

    a) Kondom mampu mencegah bertemunya sel sperma dan sel telur pada

    saat sanggama. Saat ini terdapat dua jenis, yaitu kondom laki-laki dan

    kondom perempuan.

    b) Kondom Laki-laki yang digunakan dengan baik dan benar setiap kali akan

    berhubungan seksual sehingga angka kegagalan kontrasepsi kondom

    sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

    Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai

    bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami

    (produksi hewani)  yang dipasang pada penis saat berhubungan. Selain

    sebagai pencegah kehamilan,  kondom juga dapat mencegah penyakit

    menular seksual. 

    c) Kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan,

    berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan

    wanita.  Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan

    mengurangi resiko penyakit menular seksual.  Kondom wanita memiliki

    dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim

    tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke

    arah luar terbuka.

    http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/seksual/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/hewani/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/kelamin/http://www.lusa.web.id/tag/kemaluan/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/rahim/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/rahim/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/kemaluan/http://www.lusa.web.id/tag/kelamin/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/hewani/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/category/askeb-i-kehamilan/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/seksual/http://www.lusa.web.id/kondom/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    18/44

     

    18

    PETUNJUK PENGGUNAAN KONDOM LAKI-LAKI

    Tahap 1

    Kondom dipasang saat penis ereksi, dan

    sebelum melakukan hubungan badan

    Tahap 4

    Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah

    pangkal penis,  sambil menekan ujung kondom. 

    Pastikan posisi kondom tidak berubah selama

    coitus,  jika kondom menggulung, tarik kembali

    gulungan ke pangkal penis 

    Tahap 2

    Buka kemasan kondom secara hati-hati

    dari tepi, dan arah robekan ke arah

    tengah. Jangan menggunakan gigi,

    benda tajam saat membuka kemasan

    Tahap 5

    Setelah ejakulasi,  lepas kondom saat penis

    masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom

    dari pasangan Anda 

    Tahap 3

    Tekan ujung kondom dengan jari dan

     jempol untuk menghindari udara masuk

    ke dalam kondom.  Pastikan gulungan

    kondom berada di sisi luar

    Tahap 6

    Buang bungkus kondom bekas pakai ke tempat

    yang aman

    http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/ejakulasi/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/ejakulasi/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    19/44

     

    19

    PETUNJUK PENGGUNAAN KONDOM PEREMPUAN

    Tahap 1

    Buka kemasan kondom secara hati-hatidari tepi, dan arah robekan ke arah

    tengah. Jangan menggunakan gigi,

    benda tajam saat membuka kemasan.

    Tahap 2

    Sebelum hubungan seksual,  perhatikan

    kondom wanita.  Kondom wanita punya

    ring yang lebar (outer ring ) untuk bagianluar dan ring yang kecil (inner ring ) untuk

    bagian dalam.

    Tahap 3

    Pegang inner ring   kondom,  lalu tekan

    dengan ibu jari pada sisi ring, dan

    dengan jari lain pada sisi yang

    berseberangan, kemudian tekansehingga sisi ring yang berseberangan

    akan bersentuhan dan bentuk  inner ring  

    menjadi lonjong.

    Tahap 4

     Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat

    dilakukan secara berdiri satu kaki di atas

    kursi, jongkok maupun berbaring. 

    http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/berdiri/http://www.lusa.web.id/tag/berbaring/http://www.lusa.web.id/tag/berbaring/http://www.lusa.web.id/tag/berdiri/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/kondom/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    20/44

     

    20

    Tahap 5

    Masukkan inner ring   ke dalam vagina

    dengan hati-hati. Sewaktu kondom

    masuk ke dalam vagina,  gunakan jari

    telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom

     jangan sampai berputar, dan outer ring

    (ring yang besar) tetap berada di luar.

    Tahap 6

    Berikan sedikit minyak pelicin pada penis

    atau bagian dalam kondom. Bantu penis

    masuk ke dalam kondom. 

    Tahap 7, 8, 9 dan 10

    Pasca coitus,  keluarkan kondom secara

    hati-hati dengan memutar bagian outerring   untuk menjaga air mani yang

    tertampung di dalam kondom tidak

    tumpah. Keluarkan  kondom secara hati-

    hati. Buang kondom bekas pakai ke

    tempat yang aman (tempat sampah).

    Jangan buang di Toilet,

    2) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan:

    (1) Sebagai alat kontrasepsi yang secara efektif mencegah dengan angka

    kegagalan kondom yaitu terjadinya 3-14 kehamilan per 100 wanita

    pada 1 tahun penggunaan pertama.

    (2) Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat

    mencegah penularan IMS, HIV, dan AIDS.

    (3) Aman sebagai alat kontrasepsi khususnya bagi Ibu yang sedang

    menyusui.

    http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/air-mani/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/aman/http://www.lusa.web.id/tag/aman/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/air-mani/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/penis/http://www.lusa.web.id/tag/outer-ring/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/kondom/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/inner-ring/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    21/44

     

    21

    b) Keterbatasan:

    (1) Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dan dipasang dengan benar

    sesuai petunjuk penggunaan kondom.

    (2) Kondom dapat berdampak menimbulkan alergi lateks pada kulit klien

    yang sensitif.(3) Menimbulkan ketidaknyamanan dalam hubungan seksual karena

    mengurangi sentuhan langsung antara penis dengan vagina.

    (4) Harus siap tersedia setiap kali berhubungan seksual sehingga

    diharapkan menyediakan stok kondom di rumah.

    (5) Beberapa klien enggan untuk membeli kondom di tempat umum

    karena masih ada pandangan negatif di masyarakat tentang

    pengguna kondom.

    (6) Pembuangan kondom bekas telah menimbulkan masalah dalam hal

    limbah yang mencemari lingkungan.

    c. Diafragma

    1) Cara Kerja

    Diafragma dirancang  aman dan disesuaikan vagina untuk menutupi serviks. 

    Diafragma merupakan kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks

    (karet) yang dapat dibengkokkan. Diafragma ini mempunyai cara kerja

    sebagai berikut: 

    a) Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan

    saluran telur (tuba falopi).

    b) Sebagai alat untuk menempatkan spermisida. c) Spermisida bekerja dengan cara menyemprotkan bahan aerosol, krim,

    atau tablet pada vagina untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.

    Gambar 5. Diafragma dan Spermisida

    http://www.lusa.web.id/tag/aman/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/kanalis-servikalis/http://www.lusa.web.id/tag/uterus/http://www.lusa.web.id/tag/saluran-telur/http://www.lusa.web.id/tag/tuba-falopi/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/tag/tuba-falopi/http://www.lusa.web.id/tag/saluran-telur/http://www.lusa.web.id/tag/uterus/http://www.lusa.web.id/tag/kanalis-servikalis/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/aman/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    22/44

     

    22

    PETUNJUK PEMASANGAN DIAFRAGMA

    Tahap 1

    Kosongkan kandung kemih dan  cuci tangandengan sabun dan air mengalir. Pastikandiafragma tidak berlubang. Oleskanspemisida pada kap diafragma secaramerata.

    Tahap 3

    Masukkan diafragma ke dalam vagina jauhke belakang, dorong bagian depan pinggiranke atas di balik tulang pubis. Masukkan jarike dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan servikstelah terlindungi.

    Tahap 2

    Cari posisi yang

    nyaman pada saat

    pemasangan

    diafragma. Posisi

    dapat dengan

    mengangkat satu

    kaki ke atas kursi,

    duduk di tepi kursi,

    berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkanbibir  vulva. Tepi diafragma melipat menjadi

    dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari

    telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang

    kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.

    PERHATIAN

    Diafragma masih terpasang dalam vaginasampai 6 jam setelah berakhir hubunganseksual. Jika hubungan seksual berlangsungdi atas 6 jam setelah pemasangan,tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafragma di dalamvagina lebih dari 24 jam 

    PETUNJUK PELEPASAN DIAFRAGMA

    Tahap 1

    Sebelum

    melepas diafragma,  cuci tangan dengan

    sabun dan air mengalir. Kait bagian ujung

    diafragma dengan jari telunjuk dan tengah

    untuk memecah penampung 

    Tahap 2

    Tarik

    diafragma turun dan tarik keluar. Cuci

    dengan sabun dan air, kemudian keringkan

    sebelum disimpan kembali di tempatnya.

    http://www.lusa.web.id/tag/kandung-kemih/http://www.lusa.web.id/tag/cuci-tangan/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/tulang/http://www.lusa.web.id/tag/pubis/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/duduk/http://www.lusa.web.id/tag/berbaring/http://www.lusa.web.id/tag/vulva/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/cuci-tangan/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/turun/http://www.lusa.web.id/tag/turun/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/cuci-tangan/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/spermisida/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/vulva/http://www.lusa.web.id/tag/berbaring/http://www.lusa.web.id/tag/duduk/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/tag/serviks/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/pubis/http://www.lusa.web.id/tag/tulang/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/diafragma/http://www.lusa.web.id/tag/cuci-tangan/http://www.lusa.web.id/tag/kandung-kemih/

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    23/44

     

    23

    2) Kelebihan dan Keterbatasan

    a) Kelebihan

    (1) Efektif mencegah kehamilan dengan taraf sedang yang menunjukkan

    angka kegagalan terjadi pada 6-40 kehamilan per 100 perempuan

    pada satu tahun penggunaan pertama.

    (2)  Dapat digunakan selama menyusui karena tidak berisiko pada

    gangguan kesehatan.

    (3)  Melindungi klien dari IMS, HIV dan AIDS khususnya apabila

    digunakan dengan spermisida

    a) Keterbatasan

    (1)  Angka kegagalan tinggi yang sangat dipengaruhi oleh kepatuhan

    mengikuti cara penggunaan.

    (2) Pemeriksaan  pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk

    memastikan ketepatan pemasangan

    (3) Berisiko menyebabkan infeksi saluran uretra

    (4)  Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di

    posisinya.

    d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : IUD (Intra Uterine Device )

    1) Cara Kerja

    a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

    b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun

    IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

    dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

    d) Pemakaian IUD Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran saat ini dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    (1) IUD Post Placenta : IUD dapat dipasangkan kepada Ibu langsung

    setelah bayi lahir dilakukan dalam tenggang waktu 10 menit setelah

    placenta/ari-ari lahir.

    (2) IUD Post Partum: IUD dapat dipasang dalam kurun waktu sampai 48

     jam pertama pascapersalinan.

    (3) IUD Post Seksio: IUD dapat dipasang segera setelah operasi seksio

    sesaria (operasi caesar).

    (4) IUD Pasca Keguguran: IUD dapat dipasang segera atau dalam waktu

    7 hari dengan syarat tidak adanya infeksi setelah Ibu mengalami

    keguguran/ tindakan setelah keguguran

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam

    rongga rahim (cavum uteri ). Saat pemasangan yang paling baik ialah

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    24/44

     

    24

    pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan

    lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada waktu di akhir masa

    haid.

    b) Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah

    dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan

    setelah pemasangan satu minggu lalu dilakukan pemeriksaan setiapbulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan rutin selanjutnya

    dilakukan setiap enam bulan sekali.

    c) Saat ini jenis kontrasepsi IUD menggunakan Type Cooper T 380 A yang

    sudah digunakan oleh pihak BKKBN sejak tahun 2005 dan diatur dalam

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1079/MENKES/SK/VIII/2010 tentang jenis kontrasepsi IUD adalah Type

    Cooper T 380 A.

    Gambar 6. Jenis IUD

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan

    (1) IUD memiliki efektivitas tinggi sebagai kontrasepsi segera setelah

    dipasang.

    (2) Metode kontrasepsi jangka panjang dapat digunakan dalam jangka

    waktu 10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti.

    (3) Sangat efektif karena tidak perlu untuk mengingat waktu pemakaian

    atau disiplin penggunaan seperti minum pil atau menggunakan

    suntikan.

    (4) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu cemas pada

    terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

    (5) AKDR dengan Cu AKDR (CuT-380A) tidak memiliki efek samping

    hormonal karena tidak mengandung hormon.

    (6) Tidak menghambat produksi ASI bagi Ibu yang sedang menyusui.

    (7) Dapat langsung digunakan segera setelah melahirkan (pasca

    persalinan) atau sesudah abortus (pascakeguguran) dengan syarat

    tidak terjadi infeksi.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    25/44

     

    25

    (8) Tidak terindikasi mengkonsumsi obat-obatan atau zat adiktif lainnya.

    (9) Membantu mencegah kehamilan ektopik (kehamilan di luar

    kandungan).

    b) Keterbatasan:

    (1) Efek samping yang sering terjadi pada siklus haid yang berubah padaumumnya 3 bulan pertama dengan ciri sebagai berikut: haid lebih lama,

    terasa sakit, dan adanya pendarahan (spotting ) antar menstruasi.

    (2) Adanya komplikasi lainnya: merasakan sakit atau kejang 3-5 hari

    setelah pemasangan, pendarahan berat pada saat haid akan berisiko

    anemia, pemasangan yang tidak benar akan menimbulkan perforasi

    dinding uterus.

    (3) Klien tidak dapat melepas AKDR dengan sendirinya sehingga

    membutuhkan bantuan petugas kesehatan terlatih yang harus

    melepaskan AKDR.

    (4) Risiko menimbulkan kehamilan ektopik yaitu kehamilan di luar rahimatau di luar kandungan, sel telur yang telah dibuahi menempel pada

    tempat selain uterus (dapat di leher rahim, tuba falopii, rongga perut

    atau indung telur).

    (5) Klien harus memeriksa posisi benang AKDR secara periodik dengan

    cara memasukkan jarinya ke dalam vagina tetapi sebagian perempuan

    enggan melakukan hal ini.

    2. Kontrasepsi Hormonal

    a. Suntikan Progestin

    1) Cara Kerja

    a) Terdapat 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,

    yaitu:

    (1) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) mengandung 150

    mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

    intramuskuler (di daerah bokong)

    (2) Depo Neoretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200

    mg Noretindron Enantat  diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik

    intramuskuler (di daerah bokong)

    b) Mencegah ovulasi dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga

    menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi.

    2) Pentujuk Penggunaan

    a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

    intramuskuler dalam di daerah bokong. Suntikan diberikan setiap 90 hari.

    b) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid yang

    biasanya bersifat sementara.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    26/44

     

    26

    c) Suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal, bila Ibu lupa jadwal

    suntikan dapat segera diberikan dengan syarat kondisi Ibu sedang tidak

    hamil.

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan:(1) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

    terhadap beberapa efek samping, penyakit jantung, dan gangguan

    pembekuan darah.

    (2) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

    (3) Klien tidak perlu menyimpan atau menyediakan obat suntik.

    (4) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai

    perimenopause.

    (5) Membantu mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik,

    penyakit jinak payudara, penyakit radang panggul, dan krisis anemia

    bulan sabit.

    b) Keterbatasan:

    (1) Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid yang memendek

    atau memanjang, pendarahan banyak atau sedikit, pendarahan tidak

    teratur, tidak haid sama sekali.

    (2) Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus

    kembali untuk memperoleh suntikan kembali).

    (3) Efek samping yang paling sering dirasakan adalah permasalahan

    berat badan.

    (4) Terlambatnya kesuburan pascapenggunaan kontrasepsi yang banyak

    disebabkan oleh obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).(5) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

    pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, dan

     jerawat.

    b. Suntikan Kombinasi

    1) Cara Kerja

    a) Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi progesterone

     Asetat  dan 5 mg Estradiol Sipionat   yang diberikan injeksi sebulan sekali

    (cyclofem) dan 50 mg Norentidron Enantat   dan 5 mg Estradiol Valerat  yang diberikan injeksi sebulan sekali.

    b) Menekan ovulasi dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga

    penetrasi sperma terganggu dan terjadi perubahan pada endometrium

    (atrofi) sehingga implantasi terganggu.

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler

    (IM) dalam, klien diminta datang setiap 4 minggu untuk kunjungan ulang

    (kontrol) untuk memastikan hamil atau tidak.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    27/44

     

    27

    b) Timbulnya efek samping dari penyuntikan berupa mual, sakit kepala, nyeri

    payudara, pendarahan sehingga perlu diinformasikan semua keluhan itu

    dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 dan ke-3.

    c) Klien tidak dalam pengaruh obat-obatan tuberkolosis atau obat epilepsi

    karena akan mengganggu efektivitas kontrasepsi yang akan digunakan.

    Gambar 7. Suntikan Kombinasi

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan

    (1) Mengurangi jumlah pendarahan

    (2) Mengurangi nyeri saat haid

    (3) Mencegah anemia

    (4) Berupaya efektif guna mencegah kanker ovarium, kankerendometrium, payudara jinak, kista ovarium, serta kehamilan ektopik

    (5) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.

    b) Keterbatasan

    (1) Terjadi perubahan pola haid seperti tidak teratur, pendarahan

    bercak/spoting atau pendarahan sela selama 10 hari.

    (2) Terdapat keluhan seperti mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,

    dan akan hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.

    (3) Klien harus melakukan kunjungan ulang di pelayanan kesehatan

    setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.(4) Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,

    stroke, pembekuan darah pada paru dan otak, dan kemungkinan

    timbulnya tumor hati.

    (5) Penambahan berat badan.

    (6) Tidak melindungi klien dari penularan IMS, HIV, dan AIDS.

    (7) Keterlambatan dalam pemulihan kesuburan setelah penghentian

    pemakaian.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    28/44

     

    28

    c. Pil Progestin (Mini Pil)

    1) Cara Kerja

    a) Terdapat dua kemasan minipil, yaitu

    (1) Kemasan dengan isi 35 pil: 300 μg levonogestrel atau 350 μg

    noretindron.(2) Kemasan dengan isi 28 pil: 75 μg desogestrel  

    b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.

    b) Minum pil yang pertama pada hari pertama pada hari pertama haid.

    c) Bila klien muntah setelah meminum pil dalam kurun waktu 2 jam,

    minumlah pil yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi lain bila

    klien berniat hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.

    d) Bila kilen lupa meminum pil lebih dari 3 jam maka minumlah segera ketika

    ingat dan gunakan metode pelindung sampai 48 jam ke depan.

    e) Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa sesegera

    ketika klien ingat, gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.

    f) Akan terjadi perubahan pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama.

    3) Kelebihan dan Keterbatasan

    a) Kelebihan

    (1) Sangat efektif bila digunakan secara benar

    (2) Tidak mengganggu hubungan seksual

    (3) Tidak mempengaruhi produksi ASI

    (4) Kesuburan cepat kembali

    (5) Nyaman dan mudah digunakan

    (6) Sedikit efek samping karena tidak mengandung estrogen

    (7) Pemakaian dapat dihentikan setiap saat

    (8) Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid

    (9) Dapat mengurangi keluahan premenstrual sindrom (sakit kepala,

    perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, mudah marah)

    b) Keterbatasan

    (1) Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (pendarahan sela,spotting, amenorea)

    (2) Permasalahan penurunan/peningkatan berat badan

    (3) Pemakaian harus rutin setiap hari pada waktu yang sama (disiplin

    pemakaian) karena bila lupa satu pil saja dapat menimbulkan

    kegagalan

    (4) Organ payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat

    (5) Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi yang ditunjukkan pada angka 4

    perempuan diantara 100 kehamilan

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    29/44

     

    29

    (6) Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat

    tuberkolosis atau obat epilepsi

    (7) Timbulnya gejala hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di

    daerah muka) tetapi sangat jarang terjadi

    (8) Tidak melindungi klien dari penularan IMS, HIV dan AIDS.

    d. Pil Kombinasi

    1) Cara Kerja

    Pil kombinasi bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga sulit

    dilalui sperma sehingga mampu menekan ovulasi dan mencegah implantasi.

    Terdapat tiga jenis pil kombinasi, yaitu:

    a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

    hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablettanpa hormon aktif.

    b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

    aktif estrogen/progestin dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet

    tanpa hormon aktif.

    c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

    aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet

    tanpa hormon aktif.

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Harus diminum setiap hari dan yakin bahwa kondisi tidak sedang hamil.

    b) Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi baik yang sudah

    mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.

    c) Tidak dianjurkan bagi Ibu yang menyusui.

    d) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat karena efektivitasnya

    sangat tinggi

    Gambar 8. Pil Kombinasi

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    30/44

     

    30

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan

    (1) Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas

    tubektomi) bila digunakan setiap hari ditunjukkan dengan angka 1kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan.

    (2) Tidak mengganggu hubungan seksual.

    (3) Siklus haid menjadi teratur, tidak terjadi nyeri haid.

    (4) Dapat digunakan dalam kurun waktu jangka panjang selama klien

    menginginkan sebagai alat pencegah kehamilan.

    (5) Kesuburan dapat kembali dengan segera apabila penggunaan pil

    dihentikan.

    b) Keterbatasan

    (1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.

    (2) Selama 3 bulan pertama menggunakan akan menimbulkan beberapa

    tanda antara lain: rasa mual, perndarahan bercak atau pendarahan

    sela, nyeri payudara.

    (3) Tidak boleh diberikan pada wanita yang menyusui.

    (4) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi,

    perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan

    hubungan seks berkurang.

    (5) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan sehingga risiko

    stroke serta pembekuan darah terutama pada perempuan usia >35tahun dan merokok.

    e. Implan

    1) Cara Kerja

    a) Beberapa jenis implan:

    (1) Norplant

    Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,

    dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan

    lama kerjanya 5 tahun. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

    (2) Implanon

    Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi

    ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/

    disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,

    terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-

    keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    31/44

     

    31

    (3) Jadena dan Indoplant

    Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan

    lama kerja 3 tahun.

    (4) Uniplant

    Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yangmengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan

    sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun. 

    (5) Capronor

    Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Kapsul ini mengandung

    levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai

    diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm

    mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm

    yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan.

    b) Lendir mulut rahim menjadi kental akan menggangu proses pembentukkan

    lapisan pada permukaan rahim sehingga sulit terjadi penanaman sel telur

    yang sudah dibuahi.

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid, jangan melakukan hubungan

    seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain.

    b) Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48

     jam pertama untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan.c) Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan

    d) Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam pertama untuk

    mencegah infeksi dan plester dipertahankan hingga luka sembuh

    (biasanya 5 hari).

    e) Sering ditemukan gangguan pola haid terutama 6-12 bulan pertama

    Gambar 9. Implan

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    32/44

     

    32

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan

    (1) Kandungan jangka panjang karena bisa mencapai lima tahun

    (2) Pengembalian kesuburan tergolong cepat setelah pencabutan

    (3) Tidak mengganggu kegiatan hubungan suami istri(4) Tidak mempengaruhi ASI

    (5) Bebas dari pengaruh estrogen

    (6) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

    (7) Klien hanya perlu kembali ke klinik/dokter jika ada keluhan

    b) Keterbatasan

    (1) Dapat menyebabkan perubahan pola haid

    (2) Dapat menimbulkan bercak darah diantara haid, atau disebut juga

    spotting

    (3) Bisa saja terjadi peningkatan jumlah darah haid, atau malah tidak haidsama sekali (amenorea)

    (4) Akan timbul keluhan-keluhan seperti sakit kepala, nyeri payudara,

    perasaan mual

    (5) Efektifitas akan menurun jika anda menggunakan obat tuberkulosis

    atau obat epilepsi

    (6) Memerlukan tindakan pembedahan minor (bedah lokal) untuk

    pemasangan dan pencabutannya

    (7) Anda tidak bisa mencabut implan sembarangan, tapi harus atas

    bantuan dokter atau bidan atau petugas yang terlatih

    (8) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000

    perempuan per tahun).

    3. Metode Sterlisasi

    a. Metode Operasi Wanita (MOW)

    1) Cara Kerja

    Terdiri dari dua jenis proses tubektomi pada seorang perempuan yaitu

    melalui cara sebagai berikut:

    a) LaparoskopiProsedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit

    kandungan yang terlatih agar mampu dilaksanakan secara aman dan

    efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8 minggu pascapersalinan atau

    pascakeguguran (tanpa komplikasi).

    b) Minilaparotomi

    Metode ini merupakan penyederhanaan teknik laparotomi yang telah

    dilakukan selama ini. Teknik minilaparotomi dilakukan dengan membuat

    sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah maupun pada

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    33/44

     

    33

    lingkar pusat bawah. Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien,

    relatif murah, dan dapat dilakukan oleh dokter yang diberi pelatihan

    khusus. Operasi ini juga tergolong aman dan efektif baik untuk masa

    interval maupun pascapersalinan karena pengambilan tuba dilakukan

    melalui sayatan kecil. Setelah tuba didapat kemudian dikeluarkan, diikat,

    dan dipotong sebagian, setelah itu dinding perut ditutup kembali, lukasayatan dapat ditutup dengan kassa yang kering dan steril apabila tidak

    ditemukan masalah yang berarti, klien dapat dipulangkan segera setelah

    2-4 jam pascaoperasi

    Gambar 10. Metode Operasi Wanita (MOW) 

    2) Petunjuk Penggunaan

    a) Adanya dukungan dari keluarga dan pasangan

    b) Dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini

    secara rasional klien tidak dalam kondisi hamil atau hari ke-6 hingga hari

    ke-13 dari siklus menstruasi

    c) Klien Pascapersalinan:

    (1) Minilaparoptomi : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12

    minggu

    (2) Laparoskopi: tidak tepat untuk klien pasca persalinan

    d) Klien Pascakeguguran :(1) Triwulan Pertama : dapat dilakukan minilap dan laparoskopi dalam

    waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

    (2) Triwulan Kedua : dapat dilakukan minilap saja dalam waktu 7 hari

    sepanjang tidak ada bukti infeksi

    e) Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan

    f) Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman setelah operasi

    dilakukan

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    34/44

     

    34

    g) Lakukan kunjungan pemeriksaan rutin antara 7 dan 14 hari setelah

    pembedahan atau kembalilah sesegera mungkin bila dirasakan tanda-

    tanda dan simptom-simptom yang tidak biasa.

    3) Keuntungan dan Keterbatasan

    a) Keuntungan

    (1) Metode kontrasepsi yang sangat efektif dan tidak menimbulkan efek

    samping baik jangka panjang maupun jangka pendek

    (2) Mempunyai efek perlindungan terhadap kehamilan dan penyakit

    radang panggul (PID), serta kanker ovarium

    (3) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding )

    (4) Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal

    (5) Tidak ada perubahan pada fungsi seksual.

    b) Keterbatasan(1) Perlu dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak

    dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi

    (2) Klien perlu mendapat dukungan dari keluarga atau pasangan karena

    dapat merasa menyesal di kemudian hari

    (3) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

    tindakan

    (4) Hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih (dokter spesialis

    ginekologi atau dokter spesialisasi bedah untuk proses laparoskopi

    (5) Tidak melindungi klien dari IMS, HIV dan AIDS

    c) Kontraindikasi

    (1) Sudah terdeteksi atau dicurigai bahwa klien sedang hamil

    (2) Adanya pendarahan vaginal

    (3) Tidak sedang menjalani proses pembedahan

    (4) Masih ragu untuk memutuskan berhenti memiliki keturunan

    (5) Belum melakukan persetujuan tertulis

    b. Metode Operasi Pria (MOP)

    1) Cara Kerja

    Metode vasektomi membuat sperma (yang disalurkan melalui vasdeferens)tidak dapat mencapai vesikula seminalis yang pada saat ejakulasi

    dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    35/44

     

    35

    Gambar 11. Metode Operasi Pria (MOP)

    Vasektomi di Indonesia lebih dikenal dengan nama VTP (Vasektomi Tanpa

    Pisau) dilakukan tanpa menggunakan pisau melainkan menggunakan

    gunting. Operasi dilakukan di bagian atas skrotum yang ditusuk dengan alat

    yang ujungnya runcing kemudian disobek sehingga saluran spermanya dapat

    ditarik ke atas. Saluran sperma bagian atas diikat lalu dipotong bertujuan

    agar saluran sperma tidak akan menyambung kembali dan selanjutnya

    dikembalikan ke dalam lubangnya semula, luka segera diplester. Keuntunganteknik vasektomi ini adalah luka yang dihasilkan lebih kecil sehingga luka

    akan lebih cepat kering, pendarahan minimal, nyeri pascaoperasi lebih

    ringan.

    a. Petunjuk Penggunaan

    1. Pertahankan pembalut luka selama 3 hari

    2. Hindari menggaruk luka selama proses penyembuhan

    3. Tidak membasahi daerah luka dalam kurun waktu 24 jam setelah

    pembedahan setelah 3 hari diperbolehkan luka dicuci dengan sabun

    dan air

    4. Hindari mengangkat barang berat untuk 3 hari setelah operasi

    5. Boleh melakukan hubungan seksual setelah hari ke-2 atau hari ke-3

    namun wajib mengunakan kondom atau jenis kontrasepsi lain pada

    pasangan selama 3 bulan atau 20 kali ejakulasi

    6. Pemeriksaan kembali untuk memastikan cairan semen tidak

    mengandung sperma dalam kurun waktu 3 bulan setelah vasektomi

    dilakukan

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    36/44

     

    36

    b. Keuntungan dan Keterbatasan

    1. Keuntungan:

    a) Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi jangka panjang

    b) Tidak membuat klien lemah libido karena tidak mengganggu

    fungsi seksual atau disfungsi ereksic) Tidak ada efek samping jangka pendek dan jangka panjang

    2. Keterbatasan:

    a) Bersifat permanen (non-reversibel ) dan timbul masalah bila klien

    mau menikah kembali atau ingin memiliki anak

    b) Perlu persiapan psikologis yang matang karena ada kemungkinan

    penyesalan di kemudian hari

    c) Perlu tenaga pelaksana terlatih

    d) Tidak melindungi klien terhadap PMS, HIV dan AIDS

    Pengetahuan tentang pengendalian kelahiran dan program KB merupakan salah satu

    aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai metode kontrasepsi yang

    selanjutnya berpengaruh terhadap pemakaian metode kontrasepsi yang tepat dan

    efektif. Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 165/PER/E1/2011 tentang

    Pelayanan Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang bahwa dalam

    rangka mewujudkan visi dan misi BKKBN ditetapkan kebijakan keluarga berencana

    mengarah pada peningkatan kesertaan ber-KB khususnya Metode Kontrasepsi Jangka

    Panjang (MKJP) yang memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi terhadap

    pengendalian kelahiran dan pencapaian angka prevalensi kontrasepsi MKJP yang masih

    rendah.

    Gambar 12 . Jenis Kontrasepsi dalam Program KB Nasional

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    37/44

     

    37

     Adapun jenis kontrasepsi Program KB Nasional yang dilaporkan setiap bulannya

    meliputi: Kondom, Pil, Suntik, Implant, IUD, MOW, MOP, MAL. Sedangkan, Metode

    Kontrasepsi Jangka Panjang yang selanjutnya disebut MKJP adalah metode kontrasepsi

    yang masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW),

    Metode Operasi Pria (MOP), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan masa

    berlaku sampai sepuluh tahun dan implant dengan masa berlaku tiga tahun.

    D.  Pemilihan Penggunaan Kontrasepsi Rasional Efektif dan Efisien

    Pemilihan kontrasepsi oleh PUS dilakukan dengan memperhatikan/menggunakan pola

    kontrasepsi Rasional, Efektif dan Efisien (REE) yaitu pemilihan/penggunaan alat/obat

    kontrasepsi sesuai dengan umur istri dan jumlah anak serta mempertimbangkan

    efektivitas alat kontrasepsi serta efisiensi pembiayaan. Adapun beberapa pengertian

    yang mengacu pada pemilihan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.

    1. Pilihan Kontrasepsi yang Rasional, informasi lengkap tentang metode kontrasepsi

    perlu diperoleh sebelum pasangan memilih untuk menggunakan kontrasepsi tertentu

    sesuai dengan pilihannya. Pada umumnya, setiap pasangan yang menggunakan

    kontrasepsi dilandasi tujuan yang jelas antara lain: a) menunda kelahiran anak

    pertama ( postponing ), b) menjarangkan anak (spacing ), dan c) membatasi (limiting )

     jumlah anak yang diinginkan. Ketiga tujuan di atas sangat berkaitan dengan

    tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta

    kemungkinan kembalinya fase kesuburan (fecundity ), efektifitas, dan efisiensinya.

    Pilihan yang didasarkan dari informasi yang lengkap tersebut pada akhirnya akan

    menghasilkan pilihan metode kontrasepsi yang bersifat rasional. Pilihan kontrasepsi

    secara rasional pada dasarnya adalah merupakan pilihan klien secara sukarela

    tanpa adanya unsur paksaan yang didasarkan pada pertimbangan secara rasional

    dari sudut tujuan/teknis penggunaan, kondisi kesehatan medis, dan kondisi sosial-

    ekonomis dari masing-masing pasangan. 

    2. Pilihan Kontrasepsi yang Efektif , selain pertimbangan secara rasional dalam

    pemilihan kontrasepsi harus juga mempertimbangkan aspek efektifitasnya. Yang

    dimaksud dengan pemilihan kontrasepsi yang efektif adalah pemilihan kontrasepsi

    yang didasari pada pertimbangan efektifitas masing-masing jenis kontrasepsi

    berdasarkan angka kegagalannya. Jadi efektifitas masing-masing kontrasepsi dapat

    dilihat dari angka efektifitasnya secara teoritis (theoritical effectivenes) dan efektifitaspenggunaan secara praktis di lapangan (used effectivenes). Dengan mengetahui

    angka-angka tersebut maka setiap pasangan dapat mempertimbangkan penggunaan

     jenis-jenis kontrasepsi berdasarkan angka kegagalannya. Sebagai contoh, Implan,

     AKDR/IUD, Sterilisasi/Tubektomi termasuk jenis kontrasepsi yang efektivitas tinggi

    sebab angka kegagalan untuk Implan (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan), AKDR

    (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan), dan Sterilisasi/ Tubektomi (0,2-4 kehamilan

    per 100 perempuan). Sedangkan jenis kontrasepsi yang termasuk kriteria efektif

    antara lain Pil, Suntikan, Metode Amenore Laktasi/ Pemberian ASI. Adapun

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    38/44

     

    38

    kontrasepsi yang termasuk kriteria kurang efektif antara lain: kondom, diafragma

    vaginal, dan sanggama terputus.

    3. Pilihan Kontrasepsi Efisien, pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan dalam

    pemilihan alat kontrasepsi adalah kriteria efisiensi. Efisiensi dapat dinilai dari biaya

    kontrasepsi dalam memproteksi kehamilan per tahun penggunaan dari seorangpasangan (Couple Years Protection  atau CYP). Angka alat kontrasepsi per CYP

    dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan efisiensi setiap alat kontrasepsi.

    Gambar 13. Skema Pemilihan Kontrasepsi REE

    Beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan kontrasepsi yang

    rasional, efektif, dan efisien sebagai berikut:

    1. Usia istri di bawah 20 tahun

    a. Menunda kehamilan anak pertama hingga umur istri mencapai 20 tahun.

    b. Gunakan kontrasepsi dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kontrasepsi

    yang memiliki reversibilitas (kembalinya kesuburan) tinggi dan kemudian juga

    memiliki efektifitas tinggi

    c. Kondom, Pil KB, IUD, KB Alamiah

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    39/44

     

    39

    2. Usia Istri 20 - 30 tahun

    a. Kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran anak berikutnya.

    b. Gunakan kontrasepsi dengan pertimbangan efektivitas tinggi, kemudian juga

    reversibilitasnya tinggi, dapat dipakai 3-4 th dan tidak mengganggu produksi ASI.

    c. IUD, Pil KB, Suntikan, Implant, Kondom, KB Alamiah.

    3. Usia istri diatas 35 tahun

    a. Kontrasepsi untuk mengakhiri kesuburan hingga istri mengalami menopause.

    b. Kontrasepsi yang disarankan : Vasektomi, Tubektomi, IUD, Implant.

    E. Mitos-Mitos dalam Penggunaan Kontrasepsi

    Meskipun zaman sekarang sudah berbagai jenis metode kontrasepsi yang ada saat ini

    mulai namun tidak sedikit orang yang tidak mempercayai keefektifan dan efek yang

    menimbulkan ketidaknyamanan para pengguna kontrasepsi. Adapun beberapapendapat yang beredar di masyarakat saat ini dengan menggantungkan harapan pada

    sejumlah mitos keliru sebagai metode pencegah kehamilan, antara lain dapat dilihat dari

    tabel berikut:

    JENIS MITOS FAKTA

    PIL KB 1) Pil KB dapat membuat

    tubuh menjadi gemuk

    2) Pil KB berdampak pada

    kulit menjadi tidak sehat

    dan berjerawat

    3) Pil KB membuat tulang

    menjadi rapuh.

    4) Pil KB berisiko pada

    kandungan

    5) Pil KB mengurangi

    kesuburan

    1) Kandungan hormon yang ada pada setiap

    butir Pil KB berdosis rendah sehingga

    tidak akan membuat berat badan naik.

    2) Pil KB memiliki kandungan hormon

    estrogen yang membantu menjaga

    kehalusan dan kesehatan kulit.

    6) Kandungan dua hormon yang ada pada

    setiap butir Pil KB membantu pencegahan

    pengapuran dini pada tulang atau yang

    lebih sering disebut dengan osteoporosis.

    7) Secara klinis, konsumsi Pil KB secara

    teratur akan membantu mencegah risiko

    kehamilan di luar rahim, kista, atau pun

    kanker rahim.

    8) Pil KB mampu menjaga tingkat kesuburan

    dan cukup menghentikan pemakaian jika

    ingin hamil.

  • 8/17/2019 Pulap Bahan Ajar Metode Kontrasepsi Editing Made1 (f)

    40/44

     

    40

    IUD 1) Batang IUD dapat

    menempel di kepala bayi

    setelah melahirkan.

    2) IUD biasa berpindah tempat

    setelah dipasang.

    1) Pada saat diketahui seorang wanita positif

    hamil, dokter atau bidan akan langsung

    mengeluarkan/melepas IUD dari rahim.

    2) IUD tidak dapat berpindah tempat, namun

    mungkin bergeser sedikit dari sejak waktu

    pemasangan. Karena itu penting untuk

    melakukan pemeriksaan rutin setahun

    sekali ke bidan/dokter untuk memeriksa

    keadaan IUD di dalam rahim.

    SUNTIK 1) Suntik KB dapat

    menghilangkan menstruasi.

    1) Suntikan KB tersedia dalam pilihan 1

    bulan atau 3 bulan. Pada suntikan 3 bulan

    memiliki kandungan hormon yang lebihbesar dibandingkan suntikan 1 bulan,

    yang dapat mengakibatkan terhentinya

    siklus menstruasi yang biasanya terjadi

    setiap bulan.

    IMPLAN 1) Implan dapat berpindah

    tempat

    1) Implan dipasang di lengan bagian atas

    dan efektif mencegah kehamilan selama

    4 tahun.

    MOW 1) Dapat menurunkan libido 1) Tidak berpengaruh pada libido karena

    tidak menyebabkan gangguan

    keseimbangan hormon sehingga tidak

    akan menyebabkan klien menjadi lemah.

    MOP 1) Sama dengan dikebiri atau

    kastrasi