Top Banner
SIKAP Dosen pengampu: Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D Kelompok 9 Psikologi Sosial I : Aunike Stefani (46112120040) Novya Indri A (46112120034)
26

Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Jun 22, 2015

Download

Science

novyaindri29

SIKAP dalam Psikologi Sosial
pengertian sikap, komponen sikap, perbedaan sikap dengan konsep lainnya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

SIKAPDosen pengampu:Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D

Kelompok 9 Psikologi Sosial I :Aunike Stefani (46112120040)Novya Indri A (46112120034)

Page 2: Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Page 3: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PENGERTIAN SIKAP

• Attitude is a favourable or unfavourable evaluative reaction to

ward something or someone, exhibited in one’s belief, feelings or

intended behavior. (Myers, 1996)

• An attitude is a disposition to respond favourably or unfavourably

to an object, person, institution or event. (Azjen, 1988)

• Attitude is a psychological tendency that is expressed by

evaluating a particular entity with some degree of favor or

disfavor. (Eagly & Chaiken, 1992)

• Sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu, atau orang.

Page 4: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

TEORI-TEORI SIKAPTheory of Reasoned Action Dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun

1975. (Sarlito W. Sarwono, 2002) Dinamakan reasoned action karena berusaha

mengungkapkan latar belakang atau alasan (reason) dari suatu tindakan (action).

Teori ini mengembangkan suatu teori dan metode untuk memprakirakan perilaku dari pengukuran sikap.

Teori tindakan beralasan menjelaskan tentang integrasi komponen perilaku dalam struktur yang telah didesain untuk memprediksi perilaku yang lebih baik.

Variabel-variabel yang terdapat dalam teori tindakan beralasan adalah variabel sikap, norma subyektif, niat dan perilaku (Ajzen, 1988).

Page 5: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

TEORI-TEORI SIKAPTheory of Planned Behavior Teori ini adalah pengembangan dari teori reaction

action dengan adanya penambahan satu variabel, yaitu kontrol keperilakuan yang dirasakan.

Kontrol keperilakuan yang dirasakan ditunjukkan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku.

Kontrol keperilakuan dapat mengukur kemampuan seseorang dalam mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada di sekelilingnya seperti, orang tua, teman, pengalaman, serta pengetahuan yang telah dimiliki dalam proses pengambilan keputusan.

Page 6: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PERBEDAAN SIKAP DENGAN KONSEP – KONSEP LAIN

Page 7: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Perbedaan Sikap dengan Konsep-konsep lain

Dari semua definisi sikap tersebut, sependapat bahwa ciri khas dari

sikap adalah mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep,

situasi, benda dsb) dan mengandung penilaian (setuju-tidak setuju,

suka-tidak suka). (Bem, 1970; Edwards, 1957; Fishbein & Azjen,

1975; Osgood, Suci & tannenbaum, 1957; oskamp, 1977).

Sikap adalah sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan, oleh karena itu

sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah.

Sikap berbeda dengan sifat (trait) yang lebih merupakan bawaan

dan sulit diubah.

Page 8: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Perbedaan Sikap dengan Konsep-konsep lain

Sebagian pakar lain mengatakan bahwa, dapat saja sikap timbul karena bawaan, hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sikap dapat timbul tanpa ada pengalaman sebelumnya. Misalnya, orang yang sejak bayi tidak suka sayur (Eagly & Chaiken, 1992).

Sifat merupakan faktor peramal terhadap perilaku dan keduanya tidak tampak dari luar, hanya dapat diperkirakan dari isyarat-isyarat yang tampak dari luar.

Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi atau genetika.

Nilai mempengaruhi sikap dan perilaku.

Page 9: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

KOMPONEN SIKAP

Sikap memiliki komponen kognitif (pikiran), komponen afektif

(perasaan), dan komponen behavioral (perilaku).

Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang

objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan.

Komponen afektif terdiri dari emosi dan perasaan seseorang

terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif atau

negatif.

Komponen behavioral adalah cara orang bertindak dalam

merespons stimulus.

Page 10: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

FUNGSI SIKAP Fungsi instrumental

fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan keinginan.disebut juga sebagai fungsi manfaat (utility) yaitu sejauh mana manfaat objek sikap dalam pencapaian tujuan.

Fungsi pertahanan egosikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya

Fungsi nilai ekspresisikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu, dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

Page 11: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PEMBENTUKAN & PERUBAHAN SIKAP

Page 12: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PEMBENTUKAN SIKAPSikap terbentuk karena dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada waktu dan tempat yang berbeda.

a. Adopsikejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhh terbentuknya sikap.

b. Diferensiasipembentukan sikap yang dipengaruhi oleh berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengetahuan, bertambahnya usia.

c. Integrasipembentukan sikap yang terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

d. Traumaadalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.

Page 13: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PEMBENTUKAN SIKAP

Sikap terbentuk melalui suatu proses, melalui kontak sosial terus menerus antar individu dengan individu-individu lain di sekitarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:

1. faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti faktor pilihan.

2. faktor eksternal

- sifat objek, sikap itu sendiri, bagus, jelek

- kewibawaan : orang yang mengemukakan suatu sikap

- sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

- media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap

- situasi pada saat sikap itu dibentuk

Page 14: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PERUBAHAN SIKAP Perubahan Sikap Spontan

Menurut Tesser (1978), kita me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung lebih konsisten.

Misalnya, jika Anda meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat baik Anda, Anda mungkin akan lebih menyukainya. Anda mungkin ingat sifat-sifat lain atau pengalaman bersama yang Anda alami bersama dengannya. Dan, Anda mungkin menginterpretasikan ulang beberapa memori yang kurang menyenangkan dengan memaafkannya. Akan tetapi, jika Anda lebih sering memikirkan musuh Anda, maka Anda mungkin akan lebih jengkel kepadanya. Anda mungkin akan mengingat lebih banyak hal tidak menyenangkan dan mencurigai motif di balik tindakannya yang kelihatan baik.

Page 15: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PERUBAHAN SIKAP Persistensi Perubahan Sikap

Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara lebih lambat.

Contohnya adalah sleeper effect, yaitu kemunculan kembali daya persuasi pesan dari sumber berkredibilitas rendah (Kelman dan Hovland, 1953). Perbedaan kredibilitas tersebut dapat dimunculkan kembali ketika seseorang ingat akan sumber pesan.

Kesesuaian antara sikap dan perilaku

Adanya kesesuaian antara sikap dan perilaku sudah diketahui oleh para pakar sejak lama. Hartshorne & May (1928), menemukan bahwa kecurangan dalam hubungan dengan situasi tertentu, misalnya mencontek ulangan, belum tentu berkolerasi dengan kecurangan dalam hubungan situasi yang lain seperti berbohong kepada teman.

Page 16: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PERUBAHAN SIKAP Meningkatkan prakiraan perilaku dari sikap

Hubungan antara sikap dan perilaku timbul dari berbagai kritik. Upaya untuk meramalkan atau memprakirakan perilaku tetap saja dianggap penting dalam psikologi sosial, karena lebih efisien daripada harus melakukan pengamatan langsung di lapangan. Misalnya, meramalkan atau memprakirakan perilaku dalam hal keluarga berencana. Belum tentu dapat meramalkan apakah seseorang akan memakai kontrasepsi, tetapi sikap terhadap kontrasepsi dapat meramalkan pemakaian kontrasepsi (Morrison).

Membenarkan perilaku yang salah

Gejala yang satu ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita melakukan hal yang salah, tetapi kita membenarkan perilaku kita sendiri dengan menyalahkan korban. Misalnya, pria yang melecehkan wanita, akan mengatakan bahwa wanita lah yang memancing dengan rok mini, baju yang serba terbuka, dan gaya yang centil.

Page 17: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

SIKAP DAN TINGKAH LAKU Sikap memiliki peranan penting dalam membentuk

perilaku. (Engel, Blackwell & Miniard , 1995, 338). Pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui

pengalaman sendiri. Pengaruh perilaku pada sikap juga terjadi karena apa

yang dikatakan atau diperbuat oleh seseorang yang cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri (saying is believing).

Sikap yang stabil, sikap yang penting, sikap yang mudah diakses, sikap yang dibentuk melalui pengalaman langsung, sikap tentang seseorang yang sudah pasti, dan sikap yang menunjukkan tingkat konsistensi tinggi antara kognisi dan afek kemungkinan besar akan sesuai dengan perilaku (Kraus, 1995).

Page 18: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Karakteristik Sikap terhadap Perilaku Kekuatan sikap

segala hal yang memberi kontribusi pada sikap yang kuat cenderung meningkatkan konsistensi sikap-perilaku.

Stabilitas sikap

sikap yang stabil yang mudah diingat kemungkinan besar lebih selaras dengan perilaku ketimbang sikap yang kurang stabil dan sulit diingat.

Aksesibilitas sikap

sikap yang lebih mudah diakses di memori akan lebih kuat dalam mempengaruhi perilaku. Sikap yang mudah diakses juga akan dianggap sebagai sesuatu yang penting.

Relevansi sikap terhadap perilaku

ketika suatu sikap relevan dengan perilaku, maka keduanya akan saling terkait erat.

Page 19: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Karakteristik Sikap terhadap Perilaku

Kemenonjolan sikap

Sikap tertentu yang menonjol akan lebih mungkin mempengaruhi perilaku. Kemenonjolan sangat penting ketika sikap tidak terlalu kuat. Misal: menyontek saat ujian disebabkan siswa kurang menghargai nilai kejujuran atau ingin mendapatkan nilai tinggi.

Penalaran tentang sikap seseorang

Alasan yang mendasari sikap seseorang akan menyebabkan sikap itu berubah untuk sementara waktu, khususnya jika sikap tidak memiliki dukungan kognisi yang cukup, yakni tidak ada keyakinan yang menopang sikap. Misal: seorang karyawan yang kuliah-kerja, pada saat ada tugas kantor bersamaan dengan jadwal kuliah maka ia akan mengevaluasi berbagai keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan.

Page 20: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Karakteristik Sikap terhadap Perilaku

Tekanan situasiSetiap kali seseorang melakukan perilaku yang jelas, mereka dapat dipengaruhi oleh sikap dan situasi sekitar. Misal: ketika berada dalam satu kelompok, Ani dan Ayu saling bekerja sama, akan berbeda sikapnya jika mereka sudah tidak dalam satu kelompok, mereka akan bersikap seolah tidak saling kenal.

Page 21: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PENGUKURAN SIKAP Sikap tidak dapat dilihat secara langsung. Untuk mengetahui bagaimana

sikap seseorang terhadap objek sikap tertentu, kita harus melihatnya

melalui ketiga domain sikap, yaitu pengetahuan (kognisi), perasaan (afek),

dan perilakunya (konasi).

Pada prinsipnya pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar

pernyataan tentang objek sikap. Subjek atau responden diminta untuk

memberikan jawabannya dengan menyatakan setuju, sependapat, atau

suka (sikap positif) dengan pernyataan itu atau tidak (sikap negatif).

Bentuk jawaban bisa berupa “Ya” dan “Tidak” (skala nominal) seperti

dalam skala Guttman (1941, 1944), dapat berjenjang mulai dari sangat

tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor 1-5 (Likert,1932) atau 1-7

(Thurstone, 1927a, & 1927b) atau -3- +3 (Fishbein & Ajzen, 1974) (skala

interval).

Page 22: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PENGUKURAN SIKAP

Pengukuran mempunyai 2 syarat, yaitu:

Validitas yaitu setiap butir pernyataan harus sungguh-sungguh

mengukur apa yang hendak digali

Reliabilitas yaitu alat ukur itu harus memberikan hasil yang kira-kira

sama jika diulang pada waktu –waktu yang berbeda

Untuk menghindari kesalahan (error), baik kesalahan sistematik

(kesalahan tertentu berulang terus-menerus) jika alat ukur tidak

valid, maupun kesalahan acak (kesalahan terjadi berulang-ulang

walaupun tidak pada kesalahan tertentu) jika alat ukur tidak

reliable (Himmelfarb, 1993 ; Edwards, 1957) .

Page 23: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

PENGUKURAN SIKAP Tehnik mengukur sikap ada beberapa jenis. Jenis yang paling awal

adalah yang masih menggunakan perbandingan fisik untuk

menentukan sikap terhadap objek sikap tertentu (A lebih berat dari B, X

lebih keras dari Y, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, dan sebagainya).

Menurut Thurstone (1927a, 1927b) penilaian (judgement) orang

sebagai hasil memperbandingkan itu dapat diukur dalam bentuk skala.

Teknik pengukuran yang dikembangkan oleh Thurstone ini dinamakan

Judgement Technique.

Tehnik pengukuran lainnya adalah yang sepenuhnya psikologik. Jadi,

tidak menggunakan perbandingan fisik yang dianggap terlalu rumit.

Tehnik ini dikembangkan oleh Likert (1932) dan dinamakan method of

summated ratings.

Page 24: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Sarlito W. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka, Jakarta.

Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers, Jakarta. Sears, David O. Peplau.Anne.Letitia. Taylor, Shelley E. 2009. Psikologi Sosial

Edisi Kedua Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Engel, J.F., Blackwell, R.D., and Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. 8

Edition. Forth Worth., Texas. The Dryden Press. Sunaryo, M.Kes,Drs. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta. (http://books.google.co.id/books?id=6GzU18HfuAC&pg=PA199&lpg=PA195&focus=viewport&hl=id&output=html_text)

Frans Warmanto MB, Handhika Noviant Thenu, “ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL KEPERILAKUAN YANG DIDASARKAN TERHADAP PERILAKU BERBAGAI PENGETAHUAN MANAJER: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN DI WILAYAH JAKARTA”

(http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/9e98107ccae6fe5c98e66d8a092dd481.pdf)

NK Wardani, B Setiawan, A Shinta- Habitat, 2013, “ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU PEMBACA SURAT KABAR TERHADAP IKLAN SUSU KEDELAI”habitat.ub.ac.id

Page 25: Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Page 26: Psikologi sosial i sikap kelompok 9

Terima kasih^_^