Top Banner
Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model Pembelajaran Posted by Ubaydillah Ibnu Sholihin Minggu, 02 Juni 2013 0 komentar PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN SATAP 4 CIJAKU KABUPATEN LEBAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PADA POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR
42

Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Jan 29, 2023

Download

Documents

anie lestari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model PembelajaranPosted by Ubaydillah Ibnu Sholihin Minggu, 02 Juni 2013 0 komentar

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN

SATAP 4 CIJAKU KABUPATEN LEBAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PADA

POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR

Page 2: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

A.     Judul

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4

Cijaku Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Pokok

Bahasan Operasi Aljabar

B.      Masalah

1.      Latar Belakang Masalah dan Pengajuan Judul

Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya

mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan

mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu di lakukan

pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa

henti. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka

peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi

pembangunan berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia.

Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di

tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006: 4).

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau

unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi

antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar

Page 3: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan

materi disebabkan saat proses belajar mengajar guru kurang

membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam

mengikuti pelajaran khususnya matematika. Adakalanya guru

mengalami kesulitan membuat siswa memahami materi yang

disampaikan sehingga hasil belajar matematika rendah.

Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari

keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat

pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa.

Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi

belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan

pembelajaran.

Dari hasil pengamatan pengajaran matematika di SMPN Satap

4 Cijaku Kabupaten Lebak di temukan beberapa kelemahan

diantaranya adalah prestasi belajar matematika yang dicapai

siswa masih rendah. Fakta tersebut ditunjukkan oleh nilai

hasil belajar matematika siswa SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten

Lebak adalah 56,50 dan hal ini berarti masih di bawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) seperti yang ditetapkan oleh sekolah

Page 4: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

yang bersangkutan yaitu 60. Hal ini di pengaruhi oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi siswa khususnya pada siswa

kelas VIII dalam pembelajaran matematika antara lain: 1)

keaktifan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran masih

belum tampak, 2) siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun

guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dipahami, 3) keaktifan dalam

mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran yang

masih kurang, 4) siswa di kelas VIII juga kurang mampu

menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan dan menentukan rumus

yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran

guru juga sangat penting. Pada kondisi awalnya cara guru

mengajar di SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak khususnya guru

matematika rata-rata mengajar dengan metode ceramah dan

mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan hafal. Pola

penyampaian guru yang tidak terstruktur sehingga dalam

pemahamannya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Mengingat dalam pembelajaran itu melibatkan aktifitas

mendengar, menulis, membaca merepresentasi dan diskusi untuk

mengkomunikasikan suatu masalah khususnya matematika maka

Page 5: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

diskusi kelompok perlu dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi

kelompok diharapkan aspek – aspek komunikasi bisa dikembangkan

sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah salah satu alternative untuk mengatasi permasalahan

di atas adalah Penggunaan strategi mengajar, pemilihan

strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa

untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

yaitu model pembelajaran aktif. Pada dasarnya pembelajaran

aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik

untuk belajar secara aktif. Dimana peserta didik di ajak untuk

turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan

tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu model pembelajaran

aktif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu

strategi snowball throwing.

Dalam pendekatan pembelajaran aktif ini siswa di harapkan

mampu mengembangkan kreativitas dalam menyelesaikan soal

matematika. Karena kreativitas itu merupakan kemampuan

individu untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan berbeda.

Kreativitas setiap siswa berbeda – beda, siswa yang memiliki

kreativitas tinggi mampu belajar dengan baik, dapat

menciptakan cara belajar dengan baik, dapat menciptakan cara

Page 6: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

belajar dengan mudah serta mampu memahami, menyelesaikan soal-

soal yang dihadapi dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap

prestasi belajar yang dicapai.

Strategi pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara

penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat

soal matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh

temannya dengan sebaik- baiknya. Penerapan model Snowball Trowing

ini dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat

berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan

kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih

baik.

Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam

pembelajaran matematika, penulis mengambil judul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN Satap 4

Cijaku Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Pokok

Bahasan Operasi Aljabar”

2.      Identifikasi Masalah

Berdasakan latar belakang di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 7: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

1)      Apakah aktifitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar

matematika?

2)      Apakah minat belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar

matematika?

3)      Apakah minat belajar siswa dapat mempengaruhi keaktifan

siswa?

4)      Faktor apakah yang dapat meningkatkan aktifitas siswa?

5)      Faktor apakah yang dapat meningkatkan minat siswa?

6)      Faktor apakah yang dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa?

7)      Apakah model pembelajaran dapat mempengaruhi aktifitas

belajar siswa?

8)      Apakah model pembelajaran dapat mempengaruhi minat belajar

siswa?

9)      Apakah model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa?

10)  Apakah model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan

aktifitas siswa?

11)  Apakah model pembelajaran snowball throwing berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa?

3.      Pembatasan masalah

Page 8: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Berdasakan latar belakang dan identifikasi masalah di

atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1)      Minat belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

Snowball Throwing pada siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku

Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012 dalam pokok bahasan

operasi aljabar.

2)      Hasil belajar matematika dengan penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas VIII SMPN Satap 4

Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012 dalam pokok

bahasan operasi aljabar.

3)      Pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012 pada

pokok bahasan operasi aljabar.

4.      Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1)      Bagaimanakah minat belajar siswa dengan penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas VIII SMPN Satap 4

Page 9: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012 dalam pokok

bahasan operasi aljabar?

2)      Bagaimanakah hasil belajar matematika dengan penerapan

model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas VIII SMPN

Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012 dalam

pokok bahasan operasi aljabar?

3)      Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran

Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun

pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan operasi aljabar?

5.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

dalam meningkatkan hasil belajar matematia siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012

pada pokok bahasan operasi aljabar.

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka

penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan

Page 10: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.      Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan mampu

memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama

terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa. Serta

secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada

strategi pembelajaran matematika yang berupa pergeseran dari

pembelajaran yang tidak hanya mementingkan hasil menuju

pembelajaran tetapi juga mementingkan prosesnya.

b.      Manfaat Praktis

1)      Memberi masukan kepada guru dalam menentukan strategi

mengajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif lain dalam

mata pelajaran matematika.

2)      Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Sekolah Menengah.

3)      Memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan kreativitas

belajarnya, megoptimalkan kemampuan berfikir positif dalam

mengembangkan diri di tengah – tengah lingkungan dalam meraih

keberhasilan belajar.

Page 11: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

4)      Bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian

lebih lanjut.

C.      Deskripsi Teoritis

1.      Hakikat dari Variabel Y

a.       Pengertian Belajar

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah

merupakan proses perubahan, dimana perubahan tersebut

merupakan hasil dari pengalaman. Dengan pengembangan

tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai

suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan

yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka.

Beberapa definisi belajar sebagai suatu perubahan menurut

beberapa ahli adalah sebagai berikut.

1)      Gagne dan Berliner (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa

belajar merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah

perilakunya karena hasil dari pengalaman.

2)      Menurut Teori Belajar Konstruktivisme (Ani Tri, 2004:49-50)

belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang

memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah

dipelajari, mereka harus bias menyelesaikan masalah, menemukan

sesuatu untuk dirinya, dan berkutat dalam berbagai gagasan.

Page 12: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Guru adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan

kepada siswa, sebab siswa yang harus mengkonstruksikan

pengetahuan didalam memorinya sendiri. Sebaliknya tugas guru

yang paling utama adalah : (a) memperlancar siswa dengan cara

mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan

dengan siswa; (b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri; (c) memanamkan

kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri.

Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang

dipelajarinya.

3)      Menurut Suharsimi Arikunto (1980:19) mengartikan bahwa

belajar merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk

mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan,

dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa

pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

4)      Sedangkan menurut Djamarah (2002:44) belajar merupakan

serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungan.

Page 13: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

5)      Slameto (1989:2) mengemukakan bahwa, belajar adalah proses

usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam lingkungannya.

6)      Zainal Aqib (2010:43) berpendapat bahwa: “Belajar adalah

proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah

belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka

tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung

proses belajar”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan

belajar dapat disimpulkan sebagai berikut.

1)      Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

2)      Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu

yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga

hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah

dipelajari.

3)      Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan

jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,

sikap terhadap nilainilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi

jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik)

4)      Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.

Page 14: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

b.      Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley

(dalam Sudjana, 2001:22) membagi tiga macam hasil belajar,

yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan

pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing

golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum

sekolah.

Menurut Muhibbin Syah (2010:145) secara garis besar

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan

menjadi tiga

macam, yakni:

1)      Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

2)      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi

lingkungan di sekitar siswa;

3)      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis

upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-

materi pelajaran,

Page 15: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor

manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan

lingkungan fisik.

Beberapa ciri untuk melihat hasil belajar yang diperoleh

siswa setelah melakukan proses belajar adalah sebagai berikut:

1)      Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah

dipelajarinya dalam kurun waktu yang cukup lama.

2)      Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang

telah dipelajarinya.

3)      Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan

prinsip yang telah dipelajarinya.

4)      Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan

pelajaran lebih lanjut.

5)      Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerja

sama dengan siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, dan

lain-lain.

6)      Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai

kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas belajar.

7)      Siswa menguasai bahan yang telah dipelajari minimal 65%

dari yang seharusnya dicapai.

c.         Pengertian matematika

Page 16: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan

sebagai: “ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan

prosedur bilangan operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan” (Tim Penyusun KBBI,

2007:723).

Sedangkan menurut Djati Kerami dan Sitanggang (2003:158)

mengartikan matematika adalah: “pengkajian logis mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan “.

Matematika dikelompokan kedalam tiga bidang, yakni:

1.      Aljabar, pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan

pengabstrakannya ;

2.      Analisis, melibatkan kekontinuan dan limit;

3.      Geometri, membahas bentuk-bentuk dan konsep-konsep yang

berkaitan (Djati Kerami dan Sitanggang, 2003:158)

2.      Hakikat dari Variabe X

a.       Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah

strategi pembelajaran, metode pembelajaran atau prinsip

pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu,

yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh

Page 17: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah

laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilakukan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang

diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Model–model pembelajaran dapat diklasifikasikan

berdasarkan: tujuan pembelajarannya, pola urutannya dan sifat

lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian

berdasarkan tujuan, pembelajaran langsung merupakan suatu

model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari

keterampilan dasar (I Wayan Santyasa, 2007:7).

Menurut Komaruddin (dalam Syaiful, 2006), model diartikan

sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melaksanakan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1)

suatu tipe atau desain, (2) suatu deskripsi atau analogi yang

dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang

tidak dapat dengan langsung diamat, (3) suatu sistem asumsi-

asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk

mengambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa, (4)

suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja.

Suatu terjemahan realita yang disederhanakan, (5) suatu

deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, (6)

Page 18: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan

menunjukkan sifat bentuk aslinya.

Menurut Joyce dan Weil (dalam I Wayan Santyasa, 2007:7)

model pembelajaran memiliki lima unsur dasar , yaitu (1)

syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2)

social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam

pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana

seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,

(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan

belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan

nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan

tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar

yang disasar (nurturant effects).

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran

adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap–tahap

keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian

kegiatan pembelajaran. Sintaks dari suatu model pembelajaran

tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan–kegiatan apa yang

harus dilakukan guru atau siswa.

b.      Model Pembelajaran Kooperatif

1.      Pengertian pembelajaran kooperatif

Page 19: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Holubec

(dalam Nurhadi dkk, 2004:60) mengatakan bahwa: “Pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) memerlukan pendekatan pengajaran

melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama

dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan

belajar”.

Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro (2000:78) mengatakan

bahwa: “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih

asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan

hidup di dalam masyarakat nyata”.

Dari penjelasan para ahli di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa pembelajar kooperatif adalah pendekatan

pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai

tujuan belajar yang secara sadar dan sistematis mengembangkan

interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa

sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

2.      Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

Selanjutnya Nurhadi dkk. (2004:61-62) menyebutkan unsur-

unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

Page 20: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

a.       Saling ketergatungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana

yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan

yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungan positif.

b.      Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok dapat

saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog,

tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.

c.       Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkakan wujudnya dalam

belajar kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditunjukkan

untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

secara individual.

d.      Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti

tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan

bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis,

tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain

yang bermafaat dalam menjalin hubungan antar pribadi

Page 21: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

(interpersonal relationshi) tidak hanya diasumsikan tetapi secara

sengaja diajarkan.

3.      Peran guru dalam pembelajaran kooperatif

Masih menurut pendapat Nurhadi dkk. (2004:68-72)

pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan aktif

berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru

dalam pembelajaran kooperatif tersebut dikemukakan sebagai

berikut ini.

1)   Merumuskan tujuan pembelajaran.

2)   Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar.

3)   Menentukan tempat duduk siswa.

4)   Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan

positif.

5)   Menentukan peran siswa untuk menunjang saling ketergantungan

positif.

6)   Menjelaskan tugas akademik.

7)   Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan

bekerja sama.

8)   Menyusun akuntabilitas individual.

9)   Menyusun kerja sama antar kelompok.

10)    Menjelaskan kriteria keberhasilan.

Page 22: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

11)    Menjelaskan perilaku yang diharap.

12)    Memantau perilaku siswa.

13)    Memberikan bantuan pada siswa dalam menyelesaikan tugas.

14)    Melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja

sama.

15)    Menutup pelajaran.

16)    Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa.

17)    Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok.

c.       Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah model

pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima

pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada

temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak

menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan

tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas

menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada

siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan

menjawab pertanyaannya.

Proses model pembelajaran Snowball Throwing adalah dibentuk

kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas

dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang

Page 23: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke

siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari

bola yang diperoleh (Syaifullah, 2009).

Menurut Eman Suherman (2011:7) sintaks dalam Snowball

Throwing adalah: (1) Informasi materi secara umum, (2)

membentuk kelompok, (3) pemanggilan ketua dan diberi tugas

membahas materi tertentu di kelompok, (4) bekerja kelompok,

(5) tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada

kelompok lain, (6) kelompok lain menjawab secara bergantian,

(7) penyuimpulan, (8) refleksi dan evaluasi

Widowati (2010:10) mengemukakan tentang langkah-langkah

pembelajaran dalam Snowball Throwng adalah sebagai berikut:

1)      Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan

KD yang ingin dicapai.

2)      Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi.

3)      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

Page 24: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

4)      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas

kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5)      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat

seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain

selama ± 15 menit.

6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara

bergantian.

7)      Evaluasi.

8)      Penutup.

D.     Kerangka Berpikir Dan Pengajuan Hipotesis

1.      Hubungan Antara Variabel X dengan Y

Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik

instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi

pelajar dapat mengembangkan kemampuan berproses, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan

belajar. Dengan demikian, motivasi menentukan tingkat berhasil

atau gagalnya perbuatan belajar siswa.

Page 25: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Motivasi menurut Rooijakkers (1991 : 14) merupakan faktor

internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah

satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah dengan model

pembelajaran yang bervariatif dan tidak monoton. Model

pembelajaran Snowball Throwing adalah salah satu model

pembelajaran yang bercirikan kerjasama antar siswa, berpikir,

dan bermain sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar

dengan sungguh-sungguh. Dan pada akhirnya hasil belajar siswa

pun akan meningkat.

2.      Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

a.       Hipotesis kerja H1

Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran

2011/2012 pada pokok bahasan operasi aljabar.

b.      Hipotesis Nihil H0

Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Page 26: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran

2011/2012 pada pokok bahasan operasi aljabar.

E.      Metode Penelitian, Tempat Dan Waktu Penelitian

1.      Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis memilih subyek penelitian ini adalah siswa SMPN

Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak, sedangkan waktu penelitian

direncanakan akan dilaksanakan selama 1 bulan yakni dari

pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus 2011.

2.      Populasi dan Sampel

a.       Populasi

Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Kabupaten Lebak tahun pelajaran

2011/2012 yang memiliki dua kelas paralel, yaitu kelas VIII A

berjumlah 35 siswa dan kelas VIII B berjumlah 30 siswa. Dengan

demikian populasi dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 65

siswa.

b.      Sampel

Karena populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah

sebanyak 65 siswa dan ini berarti subyeknya kurang dari 100,

maka peneliti menggunakan teknik total sampling atau sampel jenuh.

Keputusan ini berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Arikunto

Page 27: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

(1996:120) bahwa, “Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih

baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10-15 %, atau 20-25% atau lebih”.

Dari kedua kelas tersebut peneliti melakukan pengundian

dalam rangka menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Setelah dilakukan pengundian, maka yang terpilih

sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas VIII A sebanyak

35 siswa dan siswa kelas VIII B sebanyak 30 siswa sebagai

kelas kontrol.

3.      Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar

matematika, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode eksperimen dengan cara membandingkan hasil belajar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat

(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan

oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau

Page 28: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu (Suharsimi

Arikunto, 1996:3).

Eksperimen ini didesain menggunakan model two group posttest

only design experiment (Arikunto, 2005: 212). Dalam pelaksanaannya

kelompok eksperimen mendapatkan treatment berupa penggunaan

model pembelajaran Snowball Throwing dan pos tes sedangkan pada

kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, dalam arti

pembelajarannya menggunakan metode tradisional dan hanya

mendapatkan pos tes.

4.      Teknik Pengumpulan Data

Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dalam

penelitian ini membutuhkan data-data yang dapat dianalisis

sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat dari hasil

eksperimen yang dilakukan. Prosedur pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode :

a.       Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1996:150).

Page 29: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil data

pembelajaran matematika siswa sesudah diberikan perlakuan pada

pokok bahasan operasi aljabar. Tes yang digunakan berupa tes

obyektif.

b.      Metode dokumentasi

Metode dokumentasi ini yaitu mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis seperti arsip-arsip yang berhubungan

dengan masalah penelitian ini. Dokumentasi yang diperlukan

adalah data mengenai nama siswa dan nilai ulangan matematika

ketika siswa masih duduk di kelas VII. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika

siswa sebelum diberikan perlakuan.

c.       Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi

pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball

Throwing dilaksanakan.

5.      Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut:

a.      Analisis Uji Instrumen Penelitian

Page 30: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Dalam analisis uji coba tes ini langkah-langkah yang

ditempuh adalah:

1)      Analisis Validitas Tes

Analisis validitas tes digunakan untuk mengetahui apakah

butir soal sebagai instrumen penelitian valid atau tidak

valid. Untuk menghitung koefisien validitasnya, peneliti

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

keterangan:

rxy = koefisien validitas butir soal

N = banyak siswa peserta tes

X = jumlah skor item

Y = jumlak skor total

Dari rxy yang diperoleh tersebut kemudian dinandingkan

dengan tabel harga kritis produk moment. Item tersebut

dikatakan valid jika rhitung ≤ rtabel. (Suharsimi Arikunto,

1998:162).

2)      Analisis Reliabilitas

Page 31: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Dalam penelitian ini, teknik analisis reliabilitas yang

digunakan adalah tes tunggal dengan teknik non belah dua dari

Kuder dan Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:

Dengan:

n = banyak sampel

pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

qi = proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal ke-i

jadi qi = 1 - pi

= varians skor total

(Erman Suherman, 1993: 160)

r11 yang diperoleh dari hasil perhitungan kemudian

dibandingkan dengan rtabel product moment dengan taraf

signifikansi 5%. Apabila r11 > rtabel maka soal instrumen

tersebut reliabel. (Suharsimi Arikunto, 1993; 155)

3)      Analisis Tingkat Kesukaran

Page 32: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui item

soal yang akan diujikan. Dalam hal ini tingkat kesukaran yang

baik adalah pada interval 25% - 75% . Item yang mempunyai

tingkat kesukaran lebih dari 75% soal tersebut terlalu mudah.

Item yang baik adalah item yang tidak terlalu sukar dan tidak

terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa

untuk mempertinggi usaha dalam menyelesaikannya. Sebaliknya

soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan

tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar

jangkauannya (Arikunto 1998: 206).

Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah

sebagai berikut:

Dengan:

P = Tingkat kesukaran soal

B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar item tersebut

JS = Banyak siswa yang mengikuti tes

Dengan kriteria:

0,00 ≤ P < 0,30 : soal dikatakan sukar

0,30 ≤ P < 0,70 : soal dikatakan sedang

0,70 ≤ P ≤ 1,00 : soal dikatakan mudah

Page 33: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

(Suharsimi Arikunto, 1998: 210)

4)      Analisis Daya Pembeda

Analisis daya pembeda digunakan untuk meninjau daya

pembeda soalnya. Item yang baik adalah item yang mempunyai

daya pembeda lebih dari 0,20. Item soal yang daya pembedanya

di bawah 0,20 tidak baik untuk digunakan sebagai instrumen

penelitian. Dengan demikian soal harus direvisi, diganti atau

tidak digunakan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Dengan:

DP = daya pembeda soal

JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

atas

JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah

BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas

menjawab item tertentu dengan benar

BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah dan

menjawab item tertentu dengan benar.

PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu

dengan benar

Page 34: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

PB = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab item

tertenti dengan benar

Kategori yang digunakan adalah:

0,00 - 0,20 : jelek

0,20 - 0,40 : cukup

0,40 - 0,70 : baik

0, 70 - 1,00 : baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 1998: 213)

b.      Analisis Uji Data Hasil Penelitian

1.    Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis bertujuan untuk mengetahui

normalitas dan homogenitasnya sebelum data tersebut dianalisis

dengan menggunakan rumus uji-t.

a.    Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini diberikan

kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol setelah

diberikan pos tes. Peneliti menggukan statistik uji chi

kuadrat dengan rumus sebagai berikut:

Dengan,

Page 35: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

: chi kuadrat

: frekuensi yang diobservasi

: frekuensi yang diharapkan

(Suharsimi Arikunto, 1996:290)

χ2 hitung yang telah diperoleh dari hasil perhitungan

selanjutnya dibandingkan dengan χ2 tabel dengan derajat

kebebasan dk = K – 3 dan taraf signifikansi α = 5%. Data

dikatakan normal apabila χ2hitung < χ2tabel. (Suharsimi

Arikunto, 1996:290).

b.       Uji Homogenitas.

Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

varians populasi homogen atau tidak. Peneliti melakukan

pengujian dengan uji Fisher (uji F) sebagai berikut:

dengan,

F : homogenitas yang dicari

MKk : Mean Kuadrat Kelompok

MKd : Mean Kuadrat Dalam

(Arikunto, 1996:293)

Page 36: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Hasil yang diperoleh dari Fhitung selanjutnya dibandingkan

dengan Ftabel yang mempunyai dk pembilang sebesar (nb – 1) dan

dk penyebut (nk – 1) serta taraf signifikansi α = 5%.

Dikatakan kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berasal

dari populasi yang memiliki variansi yang relative sama

apabila Fhitung < Ftabel .

2.    Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas,

maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis uji-t untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap hasil belajar matematika siswa.

Peneliti menggunakan uji statistik uji-t untuk satu pihak

(pihak kanan). Langkah-langkah dalam melakukan pengujian

adalah sebagai berikut:

Hipotesis yang akan diujikan adalah:

Ho : μ1 ≤ μ2 , nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih rendah dari

pada nilai rata-rata kelompok kontrol.

H1 : μ1 > μ2. nilai rata-rata kelompok ekperimen lebih tinggi dari

pada nilai rata-rata kelompok kontrol.

α = 5%

Page 37: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Keterangan:

H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran

2011/2012 pada pokok bahasan operasi aljabar.

H1 = Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012

pada pokok bahasan operasi aljabar.

Rumus uji-t yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Dengan,

Keterangan:

: rata-rata nilai kelompok eksperimen

: rata-rata nilai kelompok kontrol

: simpangan baku

: standar deviasi pada kelompok eksperimen

Page 38: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

: standar deviasi pada kelompok kontrol

: banyak subjek kelompok eksperimen

: banyak subjek kelompok kontrol

(Sudjana, 2001:293)

Hasil yang diperoleh dari thitung selanjutnya dibandingkan

dengan ttabel yang memiliki derajat kebebasan dk = N1 + N2 - 2

dan taraf signifikansi α = 5%. Dalam hal ini tolak hipotesis

nol jika thitung > ttabel. Dengan demikian dapat dikatakan

terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

terhadap hasil belajar matematika siswa.

6.      Statistik Hipotesis Penelitian (Secara Matematika)

Hipotesis statistik yang diajuka adalah sebagai berikut:

Ho : μ1 ≤ μ2 , nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih rendah dari

pada nilai rata-rata kelompok kontrol.

H1 : μ1 > μ2. nilai rata-rata kelompok ekperimen lebih tinggi dari pada

nilai rata-rata kelompok kontrol.

α = 5%

Keterangan:

Page 39: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa

kelas VIII SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran

2011/2012 pada pokok bahasan operasi aljabar.

H1 = Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII

SMPN Satap 4 Cijaku Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2011/2012

pada pokok bahasan operasi aljabar.

Page 40: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

F.       DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. dan Bintoro. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan

Problema dalam Belajar: Panduan Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan

Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat

Jendral Pendidikan Dasan dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional.

Ani,Tri C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press

Aqib, Zainal. 2010. Propesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya:

Insan Cendikia.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

_______. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 41: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Kerami, Djati dan Cormentyna Sitanggang. 2003. Kamus Matematik.

Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhadi dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK.Edisi Revisi. Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malang.

Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo

(Gramedia Widiasarana Indonesia).

Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah dalam

Pelatihan PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA: Ttidak diterbitkan.

Slameto. 1989. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina

Aksara

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

baru.

_______. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suherman, Erman. 1992. Sistem Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas

Terbuka, Depdikbud.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta: Rajawali Pers

Page 42: Proposal Skripsi Pendidikan Matematika tentang Model

- See more at: http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/proposal-skripsi-pendidikan-matematika.html#sthash.t942hZmT.dpuf