-
PROPOSAL
PENELITIAN STIMULUS
Judul Penelitian:
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA INDUSTRI KECIL
BARANG DARI LOGAM DI DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT
KABUPATEN SUKABUMI
Tim Peneliti:
Ketua
Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si (NIDN: 0708105601)
Anggota:
Dr. Eddy Guridno, SE., M.Si.M (NIDN: 0303125401)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NASIONAL
Pebruari 2020
Dengan Dana Bantuan
Universitas Nasional
-
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KERAMIK HIAS
DI KOTA
BANDUNG Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap : Dr. Sugito Efendi, SE., M.Si
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP/NIK : 0110100804
d. NIDN : 0708105601
e. Fakultas : Ekonomi
f. Alamat Kantor : Jl. Sawo Manila No. 61 Pejaten, Pasar
Minggu,
Jakarta Selatan 12520
g. Telepon/Faks : (021) 7806700
h. Alamat Rumah : Jl Raya Sawangan Puri Depok Mas Blok QC 30 RT
08/RW 20
Kel. Pancoran Mas. Kec. Pancoran Mas, Depok
i. Telepon : 081315134521
j. E-mail : [email protected]
1. Anggota Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. Edy Guridno, SE., M.Si.M
b. NIDN : 0303125401
c. NIP : 0106140836
d. Perguruan Tinggi : Universitas Nasional
2. Usulan Jangka
Waktu Penelitian : 6 ( enam ) bulan
3. Biaya Penelitian : Rp 7.500.000,-
.
Jakarta, 1 Pebruari 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Peneliti,
Universitas Nasional
Dr. Suryono Efendi,SE., MBA., MM Dr. Sugito Efendi, SE.,
M.Si
Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat
Universitas Nasional
Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt
NIP : 19550731198103200
-
JUDUL
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA INDUSTRI KECIL
BARANG DARI LOGAM DI DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT
KABUPATEN SUKABUMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur
perekonomian
nasional terutama dalam menunjang industri penghasil komponen,
industri- industri
pengerjaan logam, dan industri-industri lainnya seperti
furniture. Keberadaan
industri pengecoran logam menjadikan logam bekas mempunyai nilai
ekonomis
yang lebih baik. Pemanfaatan logam bekas menjadi bahan baku
industri sehingga
menjadi komoditi perdagangan, mendorong berkembangnya
usaha-usaha
penampungan logam bekas di sekitar lokasi usaha. Pemanfaatan
logam bekas
menjadi bahan baku industri dan kecenderungan perkembangan
industri yang
membutuhkan barang-barang coran logam ini, merupakan potensi
besar bagi
pengembangan usaha pengecoran logam.
Sektor industri barang dari logam terdiri dari perusahaan besar,
sedang,
kecil dan usaha rumah tangga. Dalam hal ini Direktorat Jenderal
industri logam,
Mesin dan Elektronika Deperindag membagi perusahaan industri
logam dalam lima
kelompok sesuai dengan tingkatan teknologi serta hasil produksi
maupun jasanya.
Kelompok I adalah usaha industri yang membuat barang-barang
sederhana
termasuk industri pedesaan dan kerajinan rumah tangga. Produk
yang dihasilkan
berupa alat-alat pertanian, pertukangan, perkakas tangan dan
alat-alat rumah
tangga. Kelompok II adalah industri yang sudah mampu membuat
produk yang
mempunyai nilai teknis lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok
pertama. Produk-produknya antara lain mesin pembuat mie, dll.
Kelompok III
adalah industri pembuat komponen, baik komponen untuk kendaraan
bermotor,
mesin dan peralatan pabrik maupun pembuat komponen lainnya yang
memenuhi
persayaratan mutu dan presisi tertentu. Kelompok IV adalah
industri pembuat
barang-barang perhiasan emas dan perak. Kelompok V adalah
industri jasa, baik
servis dan reparasi untuk kendaraan bermotor, alat listrik,
bengkel reparasi alat dan
mesin pertanian.
Selama kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 nilai
output dan
biaya input perusahaan industri di Jawa Barat secara umum
mengalami kenaikan.
Tetapi apabila dibandingkan antara kenaikan nilai output dengan
kenaikan biaya
input, kenaikannya tidak sebanding. Dengan kata lain persentase
kenaikan biaya
input lebih besar dibandingkan persentase kenaikan nilai output
yang dicapai. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1
Nilai Output dan Biaya Input Perusahaan Industri Logam di Jawa
Barat
Tahun 2014-2019 (milyar rupiah)
-
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Nilai
Output 116.810 151.752 156.752 187.268 195.214 240.554
Biaya
Input 66.280 87.682 101.018 119.879 119.003 158.000
Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2004 data diolah kembali
Dari tabel diatas dapat di lihat, pada akhir tahun 2004 nilai
output terbentuk di
Propinsi Barat mencapai 240.554 milyar rupiah atau terjadi
kenaikan sebesar 23,23
persen dibandingkan tahun sebelumnya dan naik hampir dua kali
lipat dibandingkan
tahun 2014. kenaikan nilai output tertinggi selama kurun waktu
1999-2004 tersebut
terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 30 persen. Kenaikan itu
mungkin terjadi
akibat mulai tingginya iklim ekonomi atau juga bisa karena
menurunnya nilai tukar
rupiah. Begitu pula dengan komponen biaya yang digunakan dalam
proses produksi
mengalami kenaikan pula, yang ujungnya barang yang diproduksi
pun harganya
menjadi mahal dan mendorong kenaikan niai output secara
keseluruhan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi dari
industri logam di Jawa
Barat berada pada keadaan tidak ekonomis dan berada pada tahap
Decreasing
Returns to Scale. Hal ini dapat dapat dibuktikan dengan
menghitung rata-rata
koefisien elastisitas biayanya yang lebih dari satu yaitu
sebesar 1,5923 dengan
menjumlahkan seluruh koefisien elastisitas dari tahun 2014sampai
tahun 2019
dibagi periode tahun. Seperti yang terlihat pada tabel 1.2
berikut ini.
Tabel 1. 2
Persentase Nilai Output dan Biaya Input Perusahaan Industri
Logam di
Jawa Barat Tahun 2014-2019
Tahun 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019 Kenaikan
output
(%) 29,91 3,29 19,47 4,24 23,23
Kenaikan
biaya(%) 32,29 15,21 18,01 - 0,74 32,77
Koefisien
elastisitas 1,0796 4,6231 0,9589 - 0,1108 1,4107
Rata-rata
koefisien
elastisiatas
1,5923
(Decreasing Returns to Scale / inekonomis)
Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2019 data diolah kembali
Para pelaku usaha industri kecil menengah mesin dan logam di
Jabar,
sebagai pemasok kalangan industri besar utamanya industri
tekstil dan otomotif,
mengaku semakin berat menanggung biaya produksi yang terus
membengkak.
Ditambah lagi persaingan usaha yang kian ketat sejak masuknya
para investor asing
sampai ke segmen industri kecil, menyusul munculnya peraturan
pemerintah.
(Pikiran Rakyat edisi Rabu, 14 Desember 2019). Seperti yang
terlihat pada tabel
1.3 berikut ini.
Tabel 1.3
Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pengeluaran untuk Tenaga
Kerja
Menurut Golongan Industri di Jawa Barat Tahun 2017-2019
Golongan Industri
Tahun
Perusahaan Tenaga
Kerja
Pengeluaran
Tenaga Kerja
(Juta/Rp)
Industri barang dari
logam kecuali mesin
dan peralatannya
2017 231 30645 361857
2018 225 28610 414789
2019 219 29135 413948
Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat tahun 2006
-
Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi penurunan jumlah
perusahaan dari
tahun 2017 sampai tahun 2018. terjadi penurunan sebanyak 6
perusahaan dari tahun
2018 ke tahun 2019 dan kembali terjadi penurunan sebanyak 6
perusahaan dari
tahun 2017 ke tahun 2019. Itu berarti telah ada 12 perusahaan
yang dapat dikatakan
‘gulung tikar’ alias bangkrut selama kurun waktu tiga tahun.
Begitupun dengan jumlah tenaga kerja yang juga mengalami
penurunan
sebanyak 2035 orang dari tahun 2017 sampai tahun 2018. Sedangkan
untuk tahun
2019 terjadi kenaikan sebanyak 525 orang dari tahun 2018 . Akan
tetapi tetap saja
tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun 2017 sampai tahun
2019 yaitu
sebanyak 1510 orang yang menjadi pengangguran. Jumlah pengeluran
untuk tenaga
kerja dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari 361857
orang pada tahun
2017 menjadi 414789 orang pada tahun 2003 dan meningkat kembali
menjadi
413948 orang untuk tahun 2019 yang mengindikasikan bahwa biaya
untuk tenaga
kerja mengalami kenaikan.
Disamping perdagangan, salah satu penggerak utama
perekonomian
Indonesia yaitu industri kecil (home industry) dengan daya saing
yang cukup
tinggi. Jenis usaha kecil yang banyak terdapat di Indonesia
salah satunya adalah
usaha produksi atau proses pembuatan barang.
Menurut Lili Muh. Sadeli (1989 : 129) agar produksi berjalan
dengan
lancar, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Barang yang akan diproduksi
2. Faktor produksi mana yang dipergunakan
3. Besarnya biaya produksi
4. Pemasaran barang dan saingannya
5. Perubahan modal dan selera konsumen
6. Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan barang yang
diproduksi.
Lebih lanjut menurut Lili Muh. Sadeli “Baik tidaknya hasil
produksi suatu
barang akan bergantung kepada bagaimana proses produksi itu
dilaksanakan.
Secara ekonomis proses produksi ini harus memperhatikan masalah
biaya dan cara
yang dilakukan“.
Apabila melihat negara maju, sebelum berproduksi diadakan
dahulu
pembagian kerja secara cermat dan fungsional agar produktivitas
suatu barang
meningkat, disamping biaya yang relatif rendah. Proses produksi
dilatarbelakangi
oleh adanya pemakaian faktor-faktor produksi seperti faktor
alam, tenaga kerja,
modal dan keahliannya.
Masalah yang dihadapi industri kecil juga terkait dengan
masalah
pengadaan bahan baku. Bahan baku bagi industri yang bergerak
dalam suatu proses
produksi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi agar
kegiatan proses
produksi dapat berjalan lancar dan berkesinambungan. Disamping
itu bahan baku
merupakan komponen dalam suatu proses produksi disamping
komponen yang
lainnya yaitu mesin dan tenaga kerja.
Seperti yang diungkapkan oleh Sopyan Assauri (2009 :7) bahwa
:
“Produksi adalah semua kegiatan dan menciptakan sehingga
menambah
kegunaan suatu barang dan jasa, sedangkan sistem produksi
merupakan
keseluruhan proses pencapaian dari semua fase kegiatan dalam
menciptakan
barang dan jasa. Sistem produksi mempunyai banyak komponen
diantaranya bahan baku, mesin dan tenaga kerja. Dengan kata
lain
terpenuhinya kebutuhan bahan baku secara tepat sesuai dengan
kebutuhan,
maka kelangsungan proses produksi dapat terjaga dan produsen
dapat
mengoperasikan usahanya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.”
-
Berdasarkan keterangan diatas, maka perlu ada pemecahan agar
dapat
mempertahankan produksi dari industri kecil barang dari logam.
Berbagai cara
harus segera dilakukan seperti dengan spesialisasi produksi dan
pengembangan
teknologi, serta melakukan kebijakan lainnya di luar sektor
industri yang
mendukung terhadap peningkatan produksi.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya menginginkan
produksi
yang optimum untuk mendapatkan laba yang maksimum. Untuk
mencapai hal
tersebut perusahaan harus mempunyai rencana produksi yang tepat,
seperti yang
diutarakan oleh Richard Billas (2014:19) dalam bukunya yang
berjudul “Teori
Ekonomi Mikro” bahwa “suatu fungsi produksi memberikan
keterangan mengenai
jumlah output yang mungkin diharapkan apabila input-input
tertentu
dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus”.
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana
menentukan
metode yang tepat untuk meningkatkan produksi barang dari logam,
dengan
instrumen produksi yang ada. Salah satu metodenya adalah
dengan
mengoptimalkan penggunaan faktor produksi.
Sejalan dengan hal diatas, banyak kendala yang harus segera
dipecahkan.
Salah satu pemecahannya adalah dengan pengalokasian sumber daya
yang terbai
atau pengalokasian sumber daya secara efisien, yang kemudian
dapat menghasilkan
produksi yang optimal. Alokasi sumberdaya yang digunakan pada
industri kecil
barang dari logam ini diantaranya modal, bahan baku, tenaga
kerja dan penggunaan
mesin. Sudah tentu perlu adanya informasi kepada pengusaha untuk
mengetahui
kombinasi pemakaian faktor-faktor produksi.
Melihat permasalahan yang dikemukakan diatas maka
permasalahan
tersebut dicoba ditelaah dengan membatasi masalah efisiensi
penggunaan faktor-
faktor produksi. Diantara faktor-faktor produksi yang akan
diteliti adalah tenaga
kerja, besi, alumunium, kuningan dan mesin. Pertimbangan lain
bahwa faktor-
faktor produksi diatas dapat dengan mudah diukur secara
ekonomi.
Adapun judul penelitian ini adalah: “FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
PADA USAHA INDUSTRI KECIL BARANG DARI LOGAM DI DESA
CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengidentifikasikan
dan
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah seluruh faktor produksi secara keseluruhan berpengaruh
dan faktor
produksi apa yang paling berpengaruh terhadap hasil produksi
barang dari
logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi?
2. Apakah usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu
Kecamatan
Cisaat Kabupaten Sukabumi telah mencapai tingkat efisiensi yang
optimum
dalam penggunaan faktor-faktor produksi?
3. Apakah skala produksi pada usaha industri kecil barang dari
logam di Desa
Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berada pada tahap
produksi
Increasing Returns to Scale, Decreasing Returns to Scale atau
Constant
Returns to Scale?
-
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui faktor faktor produksi secara keseluruhan
dan faktor
produksi apa yang paling berpengaruh terhadap produksi barang
dari logam
di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
2) Untuk mengidentifikasi tingkat efisiensi usaha yang optimum
dalam
penggunaan faktor-faktor produksi pada industri kecil barang
dari logam di
Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
3) Untuk mengetahui skala kenaikan hasil produksi pada usaha
industri kecil
barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten
Sukabumi.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1) Penambahan wawasan, pengetahun dan informasi bagi peneliti
khususnya
dan pihak lain pada umumnya.
2) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah
ilmu
ekonomi.
3) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya
menjadi
referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait
dalam
pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi
keberhasilan
usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan
Cisaat
Kabupaten Sukabumi.
4) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah
ilmu
ekonomi.
5) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya
menjadi
referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait
dalam
pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi
keberhasilan
usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan
Cisaat
Kabupaten Sukabumi.
6) Secara teoritis sebagai sumbangsih dalam memperkaya khasanah
ilmu
ekonomi.
7) Secara praktis dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya
menjadi
referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait
dalam
pengambilan keputusan guna menentukan kebijakan bagi
keberhasilan
usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu Kecamatan
Cisaat
Kabupaten Sukabumi.
1.4 Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor produksi merupakan hal yang sangat penting di
dalam proses
produksi berbagai perusahaan. Peranannya menjadi sangat penting
karena faktor-
faktor produksi akan menentukan tingkat produksi. Sadono Sukirno
(2002 : 6)
mengungkapkan pengertian berkaitan dengan faktor-faktor
produksi, bahwa faktor-
faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam
atau diciptakan oleh
manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa.
Tanpa adanya produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga
faktor-faktor
produksi akan menaikkan ongkos produksi. Di beberapa perusahaan
kenaikan biaya
untuk memperoleh faktor-faktor produksi akan menyebabkan ongkos
produksi
melebihi hasil penjualannya dan mereka mengalami kerugian. Ini
dapat
menimbulkan penutupan usaha tersebut, dan jumlah penawaran
barang menjadi
-
berkurang. Di perusahaan lainnya kenaikan harga faktor-faktor
produksi
mengurangi keuntungan mereka.
Menurut Soekartawi (2012 : 43), efisiensi diartikan sebagai
upaya
penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
produksi yang
sebesar-besarnya. Sedangkan Paul. A. Samuelson (2006 : 28),
mendefinisikan
efisiensi sebagai tidak adanya barang yang terbuang percuma atau
penggunaan
sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan
masyarakat.
Output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi sangat
tergantung
kepada input yang digunakan, baik segi kualitas maupun
kuantitas. Begitu pula
pada proses produksi barang dari logam, pengusaha akan berusaha
untuk dapat
meningkatkan hasil produksinya. Salah satunya adalah melalui
spesialisasi dalam
memproduksi barang dari logam sehingga dapat dihasilkan dengan
yang paling
efisien.
Menurut Sadono Sukirno (2002 : 35) mengatakan bahwa spesialisasi
akan
mempercepat perkembangan ekonomi. Spesialisasi penting untuk
perkembangan
ekonomi disebabkan oleh beberapa sumbangannya berikut:
1. Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi
2. Mempertinggi efisiensi memproduksi
3. Mendorong perkembangan teknologi.
Akan terjadi spesialisasi jika setiap orang memusatkan perhatian
kepada
bidang keahliannya. Hal inilah yang memungkinkan setiap orang
dan negara
mampu memanfaatkan keahliannya yang kian teruji untuk
mengoptimalkan
pemanfaatan sumber dayanya. Salah satu keyataan yang ada dalam
kehidupan
ekonomi ialah setiap orang bisa lebih baik jika memusatkan
tenaga dan
perhatiannya ke bidang khusus yang terbatas, bukan mengurus
aneka bidang secara
serentak. Seperti dikemukakan Eeng & Yana (2007 : 60) :
“Suatu masyarakat bisa
lebih efektif dan efisien jika terdapat pembagian kerja, yang
membagi keseluruhan
proses produksi menjadi unit-unit khusus yang
terspesialisir.”
Dengan cara spesialisasi, yaitu melalui efisiensi dan
optimalisasi
penggunaan faktor-faktor produksi pada proses produksi. Konsep
efisiensi dan
optimalisasi pada proses produksi ini, yaitu bagaimana
mengalokasikan faktor-
faktor produksi agar menghasilkan output yang maksimum. Baik
efisiensi alokatif
dalam arti penggunaan alokasi fisik yang optimal maupun
efisiensi ekonomi, yang
kemudian akan dapat pula menentukan keuntungan yang akan
diperoleh oleh
pengusaha. Seperti dikemukakan Soekartawi ( 2003 : 44) : “Suatu
penggunaan
faktor produksi dikatakan efisien secara alokatif atau harga
jika nilai dari produk
marginal sama dengan harga faktor produksi yang
bersangkutan.”
Lebih lanjut keterangan diatas menjelaskan bahwa dengan
efisiensi fisik
maupun efisiensi ekonomis akan diketahui berapa biaya yang
digunakan dan hasil
yang akan diperoleh para pengusaha.
Secara teoritis efisiensi ekonomi didukung oleh tiga kerangka
yaitu:
1. Efisiensi Teknik
Suatu pengunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis
jika faktor
produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum.
-
Efisiensi Alokatif (efisiensi harga) Suatu penggunaan faktor
produksi
dikatakan efisien secara alokatif atau harga jika nilai dari
produk marginal
sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan Suatu
penggunaan
faktor produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika suatu
produksi
tersebut mencapai efisiensi teknis sekaligus juga mencapai
efisiensi harga.
(Soekartawi, 2003 : 48)
Hal ini penting untuk diketahui karena efisiensi ekonomi pada
usaha industri kecil
barang dari logam sangat penting dalam menentukan kebijaksanaan,
yaitu untuk
mengorganisasikan faktor-faktor produksi. Jika suatu proses
produksi tidak efisien
secara ekonomi maka bisa dilihat kembali alokasi penggunaan
faktor atau alokasi
biaya.
Pada proses produksi ini akan digunakan konsep fungsi
produksi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Richard Billas (2004 : 19) bahwa “
Suatu fungsi
produksi memberikan keterangan mengenai jumlah output yang
mungkin
diharapkan apabila input-input tertentu dikombinasikan dalam
suatu cara yang
khusus.” Begitu pula untuk mencari efisiensi dapat diketahui
dari fungsi produksi:
“Pendekatan fungsi produksi dapat dipakai untuk meneliti
efisiensi teknis
dan untuk menguji proses produksi (teknologi) yang berbeda.
Analisa dapat
dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan mengukur langsung
tingkat
efisiensi (teknologi) tersebut secara kualitatif dengan
menggunakan peubah
boneka”. (Faisal Kasryno, 2008 : 31).
Dari konsep teoritis ini menjelaskan bahwa dengan efisiensi ini
diusahakan
untuk mempermudah model analisis serta memperkecil kendala-
kendala atau
menyederhanakan kendala-kendala yang terdapat pada proses
produksi. Soekartawi
(2003 : 3) menjelaskan kendala kegiatan produksi: “ Dalam banyak
kenyataan
kesenjangan produktivitas terjadi karena adanya faktor yang
sulit untuk diatasi
manusia seperti adanya teknologi yang tidak dapat dipindahkan
dan adanya
perbedaan lingkungan, misalnya iklim”.
Sadono Sukirno (2002 : 192) dalam bukunya “Pengantar Teori
Mikroekonomi” mengatakan bahwa “Fungsi produksi menunjukkan
sifat hubungan
di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang
dihasilkan. Fungsi
produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu sebagai
berikut :
Q = f ( K, L, R, T)
Dimana K adalah sejumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga
kerja dan ini
meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan,
R adalah
kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan.
Sedangkan Q
adalah junlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis
faktor-faktor produksi
tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi
barang yangs dang
dianalis sifat produksinya. Fungsi produksi, dengan demikian,
menghasilkan
kesimpulan tentang apa yang diketahui perusahaan mengenai bauran
berbagai input
untuk menghasilkan output.”
Dari berbagai pendapat diatas maka dapat diperoleh suatu
kesimpulan
bahwa pada tingkat teknologi tertentu, jumlah output tergantung
pada jumlah-
jumlah aneka macam input yang digunakan. Hubungan tersebut
secara lebih formal
diterangkan oleh sebuah fungsi produksi yang menghubungkan
output fisik dengan
berbagai tingkat input fisik.
-
Konsep fungsi produksi Cobb Douglas berkaitan dengan hubungan
fisik
antara input dengan output yang dapat dihasilkan. Hubungan ini
dapat ditunjukkan
secara matematis sebagai berikut:
a b1
b2 ...bi ...
bn e u
1 2 i n
dimana : Y = variabel yang dijelaskan
X = variabel yang menjelaskan
a,b
u
= besaran yang akan diduga
= kesalahan (disturbance term)
e = logaritma natural, e = 2,718. (Soekartawi, 2003 : 154).
Soekartawi (2003 : 165) menjelaskan bahwa terdapat 3 alasan
pokok
mengapa fungsi Cobb Douglas lebih banyak diteliti oleh peneliti
yaitu :
a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah
dibandingkan
dengan fungsi lain, seperti fungsi kuadratik, fungsi Cobb
Douglas dapat
dengan mudah ditransfer ke bentuk linier
b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan
menghasilkan
koefisien regresi sekaligus juga menunjukkan besaran
elastisitas
c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan besaran
Returns to
Scale. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam proses produksi
jangka panjang, akan
menimbulkan 3 kemungkinan yaitu efisiensi skala produksi yang
menaik, konstan, dan
menurun. Menurut Mubyarto (1989 : 85), jika semua faktor
produksi ditambah sekaligus
maka hasil produksi akan naik. Jika laju kenaikan itu menaik
maka peristiwa disebut
efisiensi skala produksi yang naik (Increasing Returns to Scale)
dan jika efisiensi skala
kenaikan hasil produksi hanya sebanding atau tetap sama dengan
hasil sebelumnya maka ini
berarti efisiensi skala produksi adalah tetap (Constant Returns
to Scale), sedangkan jika
kenaikan hasil produksi menurun disebut efisiensi skala produksi
yang menurun (Decreasing
Returns to Scale
Sedangkan untuk menghasilkan produksi barang dari logam
diperlukan
seperangkat masukan beberapa faktor produksi seperti tenaga
kerja, bahan baku
berupa besi, alumunium, kuningan dan penggunaan mesin.
Biaya produksi yang lain yaitu biaya tenaga kerja. Biaya tenaga
kerja adalah
upah karyawan yang secara fisik berhubungan langsung dengan
produk. Oleh
karena itu biaya tenaga kerja merupakan nilai (harga jasa
karyawan yang secara
langsung melekat pada produk (Mulyadi 2009 : 343).
Di dalam teori ekonomi upah diartikan sebagai pembayaran ke atas
jasa-
jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja
kepada para pengusaha.
Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan diantara
pembayaran ke
atas jasa-jasa pekerja kasar dan tidak tetap. Di dalam teori
ekonomi kedua jenis
pendapatan pekerja (pembayaran kepada para pekerja) tersebut
dinamakan upah.
Agar sistem produksi dapat menghasilkan barang jadi maka
diperlukan
material (bahan baku). Bahan baku adalah bahan yang digunakan
dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang jadi. Pengertian lain
diungkapkan bahwa
bahan baku adalah
-
“Salah satu elemen biaya dari suatu produk, dan biasanya
merupakan
bagian yang besar dan berarti dalam jumlah biaya produksi dari
suatu perusahaan”.
(Firdaus A Dunia 2004 : 199).
Selain tenaga kerja, jenis logam seperti besi alumunium dan
kuningan dalam
industri kecil barang dari logam mesin merupakan faktor
pendukung dalam proses
produksi yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Faktor manusia
dan mesin.
secara bergabung akan menentukan hasil produksi perusahaan.
Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Moedjiarto, 2006 : 26 bahwa :
“Peningkatan produksi bisa didapatkan melalui peningkatan atau
inovasi
teknologi. Inovasi teknologi ini bisa didapat melalui penelitian
proses dan
penelitian kerja. Penelitian proses bertujuan untuk meneliti
kemungkinan
peningkatan proses dan penggantian mesin-mesin yang lebih
canggih.
Kalau penelitian kerja bertujuan untuk meneliti kemungkinan
pengembangan metode kerja yang ada dan penggunaan waktu-waktu
kerja
yang lebih efektif dan efisien.”
Untuk mengetahui tingkat efisiensi antara faktor produksi
(tenaga kerja,
besi, alumunium, kunigan dan mesin) dan hasil, digunakan
analisis Cobb Douglas
dan efisiensi ekonomi. Dengan demikian maka dapat digambarkan
kerangka
berfikir sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikira
X5
X4
X3
X2
X1
-
Keterangan:
X1 : tenaga kerja
X2 : besi
X3 : alumunium
X4 : kuningan
X5 : mesin
Y : produksi
: analisis Cobb Douglas
: analisis efisiensi ekonomi.
1.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor produksi tenaga kerja, besi, alumunium, kuningan dan
mesin secara
keseluruhan berpengaruh dan faktor produksi mesin mempunyai
pengaruh
yang lebih besar terhadap hasil produksi barang dari logam di
Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
2. Usaha industri kecil barang dari logam di Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat
Kabupaten Sukabumi belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi
yang
optimum.
3. Skala produksi berada pada tahap Increasing Returns to
Scale.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
dipisahkan
dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber
diperolehnya data dari
penelitian yang dilakukan. Adapun objek penelitian ini adalah
efisiensi ekonomi
penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha industri kecil
barang dari logam,
dengan variabel tenaga kerja, besi, alumunium, kuningan dan
mesin.
Penelitian ini dilakukan pada usaha industri kecil barang dari
logam yang
berlokasi di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Adapun
objek penelitian
ini adalah para pengusaha industri kecil barang dari logam di
Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
-
3.2 Metode Penelitian
Metoda penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan
dilakukan
untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau
menguji
hipotesis (Suryana, 2000 : 30). Cara ini dipergunakan setelah
penyelidikan dengan
memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan
dan situasi
penyelidikan. (Arikunto, 2002 : 126).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Deskriptif Analitik. Winarno
Surakhmad dalam (Nunung, 2007 : 54) menjelaskan bahwa “Metode
Deskriptif Analitik
adalah metode untuk melihat keterkaitan antara variabel atau
lebih melalui analisis data
yang didapat. Metode ini menekankan pada studi untuk memperoleh
informasi mengenai
gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung”. Ada
sifat-sifat tertentu yang pada
umumnya terdapat pada metode deskriptif analitik sehingga dapat
dicapai ciri yakni,
bahwa metode ini:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang dan
masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
dianalisa
(karena itu metode ini sering disebut metode analitik).
Dengan menggunakan metoda yang mengambil sampel dari suatu
populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis tidak
meneliti
populasi tetapi mengambil sebagian populasi yang dianggap
dapat
mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiono (2014 : 57)
memberikan
definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek atau
objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha industri
kecil
barang dari logam yang terdaftar menjadi anggota Koperasi
Industri Kecil
Kerajinan Rakyat (KOPINKRA) KARYA PUSAKA di Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sebanyak 101 perusahaan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
(Arikunto, 2002 : 109). Berdasarkan uraian populasi diatas kita
dapat
mengambil sebagian dari populasi yaitu dengan teknik sampel yang
cukup
representatif mewakili sifat-sifat populasi. Dalam penelitian
ini
-
pengambilan sampel untuk para pengusaha kecil logam di Desa
Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang akan diteliti adalah
dengan
menggunakan teknik sampel acak sederhana (Sampel Random
Sampling
Technique).
Kerajinan Rakyat (KOPINKRA) KARYA PUSAKA di Desa Cibatu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sebanyak 101 perusahaan.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi
Variabel
Konsep
Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Tenaga
Kerja
X1
Jumlah biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan
untuk memproduksi
barang dari logam dalam
satu bulan (Rp)
Jumlah hari kerja dalam
satu bulan.
Jenis kegiatan yang
dilakukan dalam membuat
barang dari logam.
Jumlah tenaga kerja yang
digunakan dalam satu bulan
(orang).
Besarnya upah tenaga kerja
tiap hari (Rp).
Jumlah hari efektif kerja
dalam satu bulan.
rasio
Besi
X2
Jumlah biaya besi
yang digunakan dalam
satu bulan (Rp).
Jumlah besi (Kg).
Harga besi (Rp).
rasio
Alumunium
X3
Jumlah biaya
alumunium yang
digunakan dalam satu
bulan (Rp).
Jumlah alumunium (Kg).
Harga alumunium (Rp).
rasio
Kuningan
X4
Jumlah biaya
kuningan yang
digunakan dalam satu
bulan (Rp).
Jumlah kuningan (Kg)
Harga kuningan (Rp)
rasio
3.5 Operasionalisasi Variabel
-
Mesin
X4
Jumlah biaya mesin yang
dikeluarkan untuk
memproduksi barang
dari logam dalam satu
bulan (Rp).
Jenis mesin yang digunakan
Jumlah mesin yang
digunakan (unit).
Jumlah daya mesin yang
digunakan (Watt).
Jumlah jam pemakaian mesin
(Kwh).
Jumlah biaya mesin (Rp)
rasio
Produksi
(Y)
Jumlah pendapatan yang
diperoleh dari proses
produksi barang dari
logam dalam satu bulan
(Rp).
Jenis barang dari logam yang
diproduksi dalam satu bulan.
Jumlah barang dari logam
dalam satu bulan untuk setiap
jenis (unit).
Harga barang dari logam
untuk setiap jenis per unit
(Rp).
rasio
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai
dalam
memperoleh informasi/keterangan mengenai objek penelitian.
Pengumpulan data
dalam penelitian ini, sejalan dengan yang dikemukakan (Suryana,
2000 : 20)
adalah :
1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan
pertanyaan secara langsung dan menggunakan daftar pertanyaan
kepada
responden tentang objek penelitian untuk pra penelitian.
2. Pembuatan surat izin.
3. Kunjungan ke Badan Pusat Statistik dan Kantor Desa setempat
untuk
memperoleh data gambaran objek penelitian sekaligus memperoleh
izin
peneliti.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Menurut Kartini Kartono dalam (Watin, 2006 : ) mengolah data
berarti
menimbang, menyaring, mengatur, dan mengklasifikasikan.
Menimbang dan
menyaring data itu ialah benar-benar memilih secara hati-hati
data yang relevan,
tepat dan benar-benar berkaitan dengan masalah yang tengah
diteliti. Mengatur dan
mengklasifikasikan ialah menggolongkan, menyusun menurut aturan
tertentu yang
bertujuan mencari salah satu kesimpulan maka peneliti harus
dilengkapi dengan
penganalisisan, interpretasi data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-langkah yang dilakukan
penulis
adalah sebagai berikut :
1. Menyeleksi data, data yang diperoleh maka dipilih atau
diseleksi sesuai
dengan keperluan.
-
2. Mentabulasi data, data-data yang telah diseleksi kemudian
dimasukkan
kedalam tabel untuk diketahui perhitungannya berdasarkan
aspek-
aspek yang dijadikan variabel penelitian.
3. Menghitung ukuran karakteristik berdasarkan variabel
penelitian.
4. Melakukan pengujian hipotesis.
3.8 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai
tenaga
kerja, bahan baku yaitu besi dan baja, penggunaan mesin dan
produksi barang dari
logam di Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi
dilakukan dengan
cara penyebaran angket sebagai instrumen penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto
mengemukakan
pendapatnya bahwa :
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih
mudah diolah”. (Arikunto, 2002 : 127).
Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen
yang
bersifat tertutup dan terbuka. Instrumen yang bersifat tertutup
yaitu seperangkat
pertanyaan tertulis yang disertai alternatif jawaban yang sudah
disediakan,
sehingga responden tinggal memilih alternatif yang tersedia.
Sedangkan instrumen
yang bersifat terbuka yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan
memberikan
kesempatan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai
dengan apa yang
diketahui dan dilakukannya. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
jenis instrumen yang bersifat terbuka.
3.9 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu pengolahan
data
dengan menggunakan analisis linier berganda (Multiple Regresion)
dengan
bantuan komputer melalui software program SPSS for windows
release 12. adapun
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.9.1 Menghitung Koefisien Regresi
Teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini,
dilakukan
melalui fungsi produksi Cobb – Douglas. Secara matematis, fungsi
Cobb-
Douglas dapat dituliskan seperti persamaan berikut :
Q = f (M, TK) (secara umum)
Q = boMb1 TKb2 (secara lebih spesifik) (Sudarsono, 1995
:141)
-
Dimana :
Q = jumlah produksi bo = indeks efisiensi
M = modal b1 = elastisitas input modal
TK = tenaga kerja b2 = elastisitas input tenaga kerja
Persamaan diatas menggambarkan fungsi produksi
yang
menggunakan dua input variabel (modal dan tenaga kerja), namun
jika
terdapat lebih dari dua input variabel maka formula fungsi Cobb
Douglas
dapat ditulis sebagai berikut:
a b1
b2 ...bi ...
bn e u
(Soekartawi, 2003 : 154) 1 2 i n
Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y
dan X, maka :
Y = f (X1,X2,. . .,Xi,. . .,Xn)
Jika memasukkan variabel dalam penelitian maka diperoleh
model
persamaan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3, X4, X5)
Maka model fungsi Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah :
a b1 b2 b3b4b5 e u
(1) 1 2 3 4 5
dimana: Y = Produksi barang dari logam tiap unit
(Rupiah) X1 = upah tenaga kerja tiap orang/hari
(Rupiah)
X2 = besi tiap kilogram (Rupiah)
X3 = alumunium tiap kilogram
(Rupiah) X4 = kuningan tiap kilogram
(Rupiah)
X5 = mesin dalam satuan biaya/bulan
(Rupiah) a,b = besaran yang akan diduga
u = kesalahan (disturbance
term) e = logaritma natural, e =
2,718.
Untuk memudahkan persamaan diatas, maka persamaan tersebut
diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara
melogaritmakan
persamaan tersebut. Pendugaan parameter dapat dilakukan
dengan.
-
IV. DAFTAR PUSTAKA
A.G Kartasapoetra. (2008). Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian.
Jakarta :
Bina Aksara.
Beattie, Bruce.R. dan Taylor C.R. (1994). Ekonomi Produksi.
Yogyakarta :
Universitas Gajahmada.
Bilas, Richard A. (2004). Teori Mikro Ekonomi Edisi kedua.
Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Dumairy. (2007). Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi
Mikro.
Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi Jurusan
Pendidikan
Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia.
Ela Nurlaela NS. (2006). Studi Komparatif Efisiensi Ekonomis
Usaha Budidaya
Ikan Mas dan Budidaya Ikan Nila Di Kecamatan Cisaat
Kabupaten
Sukabumi. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung : tidak
diterbitkan.
Faisal Karyno. (2002). Suatu Alternatif Pembangunan Ekonomi
Pedesaan.
Yayasan SDP – SAE.
Firdaus A Dunia. (1994). Akuntansi Biaya Buku I. Jakarta :
Lembaga Penerbit FEUI.
Gujarati, Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta :
Erlangga.
Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad. (2007). Petani Desa dan
Kemiskinan.
Yogyakarta : BPFE.
Handewi Purwati. (2016). Pola Usahatani dalam Usaha Optimasi
Penggunaan
Sumberdaya Pertanian (Kasus Optimasi Penggunaan Masukan
dalam
Usahatani Padi di Jawa). Pusat Penelitian Agro Ekonomi BPPP
Departemen Pertanian Bogor.
Hardoyo Simodibroto. (2013). Pemerikasaan Operasional atas
Efektivitas dan
Efisiensi Aktivitas Penjualan Pada Perusahaan Rokok Marimas
–
Purwokerto. Skripsi pada Fakultas Ekonomi UNPAR. Bandung :
tidak
diterbitkan.
-
Hartono. (2013). Upaya Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas
Produksi di Pabrik
Besi SPONS PT. Krakatau Steel. Karya Akhir pada Fakultas Pasca
Sarjana
ITB. Bandung : tidak diterbitkan.
Harun Al – Rasyid. (2013). Teknik Penarikan Sampel dan
Penyusunan Skala.
Bandung : Program Pasca UNPAD.
J Supranto. (2005). Ekonometri. Bogor : Ghalia Indonesia.
Lili Muh Sadeli. (2009). Ekonomi Produksi. Bandung.
Lincolin Arsyad. (2000). Ekonomi Manajerial -Ekonomi
MikroTerapan Untuk
Manajemen Bisnis Edisi Ketiga. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
Lipsey Richard G dkk. (2005). Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid I dan
Jilid II. Jakarta :
PT. Binarupa Aksara.
Mubyarto. (2006). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta :
LP3ES.
Mulyadi (2004). Akuntansi Biaya. BPFE UGM.
Moedjiarto. (206). Pengukuran Produktivitas Perusahaan Faktor
Tunggal Tenaga
Kerja, Serta Mengembangkan Model Untuk Mengetahui Faktor-
Faktor
dari yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Perusahaan
tersebut,
dengan Kasus Industri Kecil Logam Waru – Sidoarjo. Tesis pada
Fakultas
Pasca Sarjana ITB. Bandung : tidak diterbitkan.
Mudrajat Kuncoro. (2004). Ekonomi Pembangunan Teori Masalah dan
Kebijakan
Edisi Ketiga. Yogyakarta : (UPP) YPKN.
Nurjaka. (2010). Analisis Efisiensi Ekonomis Penggunaan
Faktor-Faktor Produksi
Usahatani Padi Sawah Di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican
Kabupaten Ciamis. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung : tidak
diterbitkan.
Nunung Rahmawati. (2007). Analisis Efisiensi Modal Kerja dan
Pemasaran
Terhadap Laba Perusahan Pada PT. Pindad (persero) Bandung.
Skripsi
pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Sadono Sukirno. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta :
PT Raja
Grafindo Persada.
Samuelson, P.A. dan Nordhaus W.D. (2006). Mikro Ekonomi Edisi
Keempat Belas.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
-
Saparudin, dan Harris Iskandar. (2004). Petunjuk Cara Memulai
Usaha Sendiri.
Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan
Analisis
Fungsi Cobb – Douglas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sopyan Assauri. (2009) Manajemen Produksi dan Operasi Edisi
Revisi. Jakarta :
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sugiono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung :
Alfabeta.
Sri Peniwastuningsih. (2003). Peran Agrobisnis dan Usaha Kecil
Menengah Untuk
Memperkokoh Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Liberty.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek.
IKIP Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sudarsono. (2005). Pengantar Ekonomi Miro. Jakarta : LP3ES.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Suryana. (2015). Metode Penelitian Diktat Pada Mata Kuliah
Penelitian
Pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI. Bandung : tidak
diterbitkan.
(2016). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses
Menuju
Sukses. Jakarta : Salemba Empat.
Watin. (2016). Pengaruh Bantuan Modal, Penggunaan Teknologi dan
Kompetensi
Petani Terhadap Produktivitas Usahatani Ubi Jalar Di Desa
Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.
Skripsi
pada FPIPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
-
menggunakan analisis data metode kuadrat terkecil (OLS :
Ordinary Least
Square) yang diperoleh melalui frekuensi logaritma fungsi asal
sebagai
berikut :
In Y = In a + In b1 In X1 + b2 In X2 + b3 In X3 + b4 In X4 + b5
In X5 (2)
Dengan memisalkan Y = In Y ; A = In a ; bk = Bk ; In Xi,
maka
model estimasi regresi sebagai berikut :
Y = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5 In X5 (3)
Dimana: a = Konstanta yang pada saat X1, X2, X3, X4, X5 sama
dengan nol
bi = Elastisitas produksi masing-masing faktor dumi i =
1,2,3,4,5
X1 = tenaga kerja
X2 = besi
X3 = alumunium
X4 = kuningan
X5 = mesin
Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara
regresi berganda. Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai
b1 dan b2
adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah
dilogaritmakan. Hal ini
dapat dimengerti karena b1 dan b2 pada fungsi Cobb-Douglas
adalah
sekaligus menunjukkan elastisitas X terhadap Y.
-
2
-
3