STUDI PLAFON TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN PENGHUNI RUMAH TINGGAL PROPOSAL PENELITIAN Oleh Kurniawan Oktavianto Laparaga (D51112101) Arinda Wahyuni (D51112123) Adella Adelisa (D51112261) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK
STUDI PLAFON TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN PENGHUNI RUMAH
TINGGAL
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Kurniawan Oktavianto Laparaga (D51112101)
Arinda Wahyuni (D51112123)
Adella Adelisa (D51112261)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu
kebutuhan dasar bagi manusia (primer) disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai
kebutuhan dasar (basic human needs) karena merupakan
unsur yang harus dipenuhi guna menjamin kelangsungan
hidup manusia. Di mana kebutuhan dasar ini akan
menentukan taraf kesejahteraan sekaligus kualitas hidup
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu suatu hunian pada
hakekatnya dapat berpengaruh terhadap kualitas
kehidupan orang-orang yang tinggal di dalamnya.
Salah satu bagian penting dari interior suatu
tempat tinggal yaitu plafon atau langit-langit. Plafon
atau langit-langit rumah merupakan bidang pembatas
antara atap rumah dan ruangan di bawahnya. Plafon rumah
memiliki banyak fungsi, fungsi utama dari plafond
adalah untuk menjaga kondisi suhu di dalam ruangan
akibat sinar matahari yang menyinari atap rumah. Udara
panas di ruang atap ditahan oleh plafon sehingga tidak
1
langsung mengalir ke ruang di bawahnya sehingga suhu
ruang di bawahnya tetap terjaga.
Selain menjaga kondisi suhu ruang di bawahnya,
plafon juga berfungsi untuk melindungi ruangan di dalam
rumah dari rembesan air yang masuk dari atas atap dan
menetralkan bunyi atau suara yang bising pada atap pada
saat hujan. Selain itu, plafon dapat membantu menutup
dan menyembunyikan benda-benda (seperti: kabel
instalasi listrik, telfon, pipa hawa) dan struktur atap
sehingga interior ruangan tampak lebih indah.
Namun saat ini, fungsi plafon rumah juga telah
mengalami perluasan persepsi. Tak hanya mengakomodir
fungsi-fungsi di atas, desain plafon saat ini juga
dirancang sedemikian rupa sebagai pemberi kesan
estetika khususnya pada interior ruangan. Selain itu,
Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya
ketinggian dapat diatur dan disesuaikan dengan
fungsinya ruangan yang ada.
Ketinggian plafon sangat mempengaruhi kenyamanan
dari penghuni rumah. Plafon yang terlalu rendah,
membuat penghuni rumah merasa gerah dan panas.
Sedangkan plafon yang terlalu tinggi membuat penghuni
rumah merasa sejuk. Ketinggian plafon sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan dari pemilik rumah.
2
Selain ketinggian plafon, warna dan material plafon
juga mempengaruhi kenyamanan bagi penghuni rumah.
Maka di dalam pembuatan konstruksi plafon perlu
perencanaan yang cukup serius karena merupakan desain
interior yang harus mengandung nilai seni tersendiri
sehingga ruangan atau kamar menjadi arstistik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan yang menjadi pokok permasalahan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana standar ketinggian plafon yang sesuai
untuk kenyamanan penghuni rumah?
2. Bagaimana pengaruh warna plafon terhadap kenyamanan
penghuni rumah?
3. Material-material apa saja yang bagus dipergunakan
untuk plafon rumah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya
adalah sebagai berikut:
3
1. Untuk mengetahui standar ketinggian plafon yang
sesuai untuk kenyamanan penghuni rumah.
2. Untuk mengetahui pengaruh warna terhadap tingkat
kenyamanan penghuni rumah.
3. Untuk mengetahui material yang bagus dipergunakan
untuk plafon rumah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian
selanjutnya dan sebagai bahan referensi yang
diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi
pembaca.
2. Untuk pengembangan keilmuan sehingga secara khusus
hasil penelitian memberikan masukan bagi peneliti,
masyarakat, instansi terkait dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1. Pengertian Rumah
Dalam arti umum, rumah adalah salah
satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat
tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah
tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar,
sarang, atau kandang.
Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-
konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam
bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup,
makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
2.2. Pengertian Plafon
5
Plafon adalah bagian konstruksi yang merupakan
lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka
atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan
tinggi bangunan di bawah rangka atapnya.
Plafon secara definisi merupakan daerah pembatas
antara atap dan ruang yang ada di bawahnya,
ketinggiannya berkisar antara 2,80m–3,80m. Plafon atau
sering disebut langit-langit merupakan salah satu
elemen bangunan yang harus diperhatikan. Banyak pemilik
rumah tidak menghiraukan penampilan plafon. Padahal
plafon dapat membuat penampilan ruangan menjadi lebih
menawan.
Plafon merupakan elemen bangunan yang mungkin
lebih banyak diperhatikan ketika terjadi permasalahan,
seperti noda dari atap, plafon yang jebol, ataupun yang
lendut. Padahal ketika semua ruang dipenuhi banyak
orang, plafon adalah salah satunya yang menjadi
perhatian. Oleh karena itu, plafon harus didesain
dengan cantik dan menarik. Selain itu, bidang
horisontal di atas lantai plafon dapat mempengaruhi
kesan ruang.
Jika ruang terasa sangat megah, karena proporsi
plafon yang tinggi maka ada permainan ketinggian plafon
yang bisa membuat ruang terasa modern.Pada bangunan
rumah tradisional, plafon jarang digunakan. Dulu,
6
Plafon hanya digunakan di rumah orang kaya dan
bangsawan yang terimbas budaya barat. Dari sisi kaidah
struktur bangunan, rumah tradisional umumnya beratap
sirap, genteng, atau serat-serat dari tanaman, berupa
ijuk, jerami, daun nipah dan sebagainya. Selain itu,
dinding pun dilapisi bahan alami, seperti papan,
anyaman bambu, atau ranting. Rumah tradisonal sama
sekali tidak memakai plafon. Untuk bangunan tradisional
hubungan ventilasi eksterior dan interior menjadi
penting, karena berperan menjaga kondisi suhu dan
kelembaban ruang pada saat musim hujan dan kemarau.
Namun, teknologi bangunan semakin berkembang menyajikan
berbagai pilihan yang mempercantik penampilan rumah
dan membuat rumah semakin nyaman. Salah satunya adalah
plafon yang saat ini menjadi komponen bangunan yang
tidak bisa diabaikan. Ruang di antara plafon dengan
lantai atasnya, atau antara plafon dengan atap, dapat
menjadi tempat instalasi listrik, saluran air bersih,
maupun air kotor.
2.3. Fungsi Plafon
Plafon difungsikan untuk menjadi tempat
persembunyian jaringan kabel-kabel listrik, instalasi
pipa-pipa air, dan ducting AC. Sisi luar plafon (bagian
yang menghadap ke bawah ke arah ruangan) digunakan untu
7
meletakkan atau menggantungkan titik-titik lampu, kipas
angin, dan sebagainya. Dengan begitu, plafon juga
berfungsi sebagai sarana penunjang pencahayaan dan
penghawaan buatan, tetapi harus didesain dengan baik.
Bahan pelapis plafon tertentu juga dapat sebagai
peredam bunyi, misalnya jenis plafon akustik.
Untuk ruangan dengan tuntutan akustik terrtentu,
diperlukan kecermatan perhitungan bentuk, bahan pelapis
plafon, dan penataan sehingga tercapai fungsi ruangan
yang akustik dan estetis. Fungsi utamanya adalah untuk
menjaga kondisi suhu di dalam ruangan akibat sinar
matahari yang menyinari atap rumah. Udara panas di
ruang atap ditahan oleh plafon sehingga tidak langsung
mengalir ke ruang di bawahnya sehingga suhu ruang tetap
terjaga.
Plafon juga berfungsi untuk melindungi ruangan
rumah dari rembesan air yang masuk dari atas atap,
menentralkan kebisingan pada atap pada saat hujan.
Selain itu juga plafon dapat membantu menyembunyikan
instalasi listrik dan struktur atap sehingga ruang
interior tampak lebih indah.
Fungsi lebih rinci dari plafon:
8
1. Plafon merupakan bagian dari interior yang harus
didesain sehingga ruangan menjadi sejuk dan enak
dipandang (artistik).
2. Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan, tentunya
ketinggian dapat diatur sesuai dengan fungsi ruangan
yang ada. Misalnya, untuk ruang tamu pada sebuah
rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan,
begitu juga ruang keluarga atau ruang makan, agar
mempunyai kesan lebih familiar dan bersahabat.
3. Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang
datang dari atap atau sebagai penahan rambatan panas
dari atap (aluminium foil).
4. Plafon dapat juga berfungsi sebagai peredam suara
air hujan yang jatuh di atas atap, terutama pada
penutup atap dari bahan logam.
5. Plafon sebagai finishing (elemen keindahan),
mempunyai tempat untuk menggantungkan bola lampu,
sedangkan bagian atasnya digunakan untuk meletakkan
kabel–kabel (sparing instalasi).
6. Sebagai penutup instalasi listrik, instalasi
plumbing, instalasi AC, dan lain-lain. Agar
instalasi–instalasi tersebut tidak tampak berantakan
maka kita harus menutupnya. Disinilah salah satu
peran plafon sebagai penutup.
7. Sebagai pengikat udara, dalam dunia arsitektur
kenyamanan adalah salah satu konsep yang harus
9
dijaga agar penghuni rumah tersebut betah menempati
bangunan tersebut. Salah satunya adalah baiknya
sirkulasi udara dalam rumah itu sendiri. Kaidah dari
ventilasi udara menerangkan bahwa ruangan akan
memiliki hawa dan suhu yang sejuk jika posisi
bukaannya searah dengan arah angin, mampu
mengalirkan udara segar ke dalam bangunan dan mampu
membuang udara jenuh ke luar bangunan. Jika pintu
dan jendela berfungsi sebagai sirkulasi udara,
fungsi plafon justru menahan dan mengikat udara agar
tetap berada di dalam bangunan. Udara yang mengalir
ke dalam bangunan akan dialirkan ke atap dan diikat
dalam plafon dengan tujuan agar udara di dalam
bangunan akan tetap stabil.
8. Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan
tidak tampak kayu dari rangka atapnya.
9. Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap
melalui celah-celah genteng.
10. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang
melalui bidang atap.
11. Untuk menahan percikan air hujan, agar ruangan dan
isinya selalu terlindung.
12. Menambah estetika ruangan, karena konstruksi
plafon bisa dibuat beraneka macam bentuk.
Itulah fungsi-fungsi utama yang mendorong
munculnya plafon sebagai pembatas antara bagian atap
10
bangunan dengan ruang di bawahnya. Namun saat ini,
fungsi plafon juga telah mengalami perluasan presepsi,
tak hanya mengakomodir fungsi-fungsi di atas, fungsi
plafon saat ini juga dirancang sedemikian rupa sebagai
pemberi kesan estetika pada ruangan. Model dan bentuk
plafon akan sangat mempengaruhi keindahan ruangan di
bawahnya. Oleh karena itu, munculah beragam bahan dasar
pembuat plafon yang ada di pasaran dengan harga yang
beragam pula.
Gambar 2.1 Contoh PlafonSumber: karyamandiri88.blogspot.com
2.4. Bagian-bagian Plafon
11
Pada umumnya yang disebut plafon adalah bentuk
sebuah bidang yang ada di atas ruangan. Bentuk yang
datar horisontal atau miring mengikuti bentuk atap.
1. Rangka plafon
Gambar 2.2 Rangka PlafonSumber: im7.olx.biz.id
Rangka plafon adalah batang-batang tempat bidang
plafon digantungkan. Rangka plafon adalah terdiri
dari beberapa bagian, yaitu balok induk dan balok
anak. Balok induk berfungsi sebahai rangka utama.
Bahannya terbuat dari kayu atau logam. Ukuran balok
induk dari kayu adalah 5/7 cm atau ¾ cm. Sementara
balok induk yang terbuat dari logam atau aluminium
berbentuk pipa persegi atau T (tee bean/tee channel)
dan U. Rangka penggantung plafon disebut balok anak
atau balok penggantung. Untuk menyesuaikan dengan
bentuk plafon yang sesuai dengan ukuran standart
atau disebut pola modular.
12
2. Penutup Plafon
Bahan (penutup) plafon umumnya berupa bidang tipis
yang memiliki modul (ukuran standar) tertentu,
tergantung jenis bahannya. Plafon berbahan anyaman
kulit bambu sangat mengesankan dan eksotis, namun
terbatas pengadaannya karena masih merupakan
kerajinan tangan. Sementara produk industri tersedia
dalam bermacam ukuran dan volume yang melimpah.
Untuk tipe pnel atau lembar umumnya berukuran 100cm
x100cm dan 120cm x240cm. Ada pula yang disebut tipe
keping atau tile, berukuran 30cm x30cm dan 30cm
x60cm.
Gambar 2.3 Penutup PlafonSumber: www.limanjaya.co.id
3. Aksesoris plafon
Aksesoris plafon terdiri dari lis plafon dan ceiling
ros. Lis plafon tidak berfungsi struktural, melaikan
13
sebagai finishing atau bahan pelapis akhir yang
sifatnya merapikan. Dengan adanya lis, batas antara
dinding yang vertikal dengan plafon yang horisontal
terasa lebih tegas. Ceiling rose pun hanya hadir
sebagai penghias plafon dan tidak berfungsi secara
struktural. Biasanya terletak di tengah-tengah
plafon dan ruang. Bagian aksesoris plafon ini
memiliiki detail ornamen sehingga akan tampil
semakin menawan jika dipasang lampu hias gantung.
Gambar 2.4 Aksesoris PlafonSumber: panel.mustangcorps.com
2.5. Jenis-Jenis Plafon
Rumah pada umumnya menggunakan plafon model polos
ditambah dengan lis di bagian pinggirnya. Namun
sebenarnya saat ini ada begitu banyak model dan bahan
14
yang bisa digunakan untuk plafon yang bisa menambah
keindahan ruangan.
Dari berbagai macam jenis plafon tersebut tentu
saja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing, di antaranya sebagai berikut:
1. Plafon Triplek
Gambar 2.5 Plafon TriplekSumber: www.imagebali.net
Plafon jenis ini merupakan pilihan yang paling
umum digunakan sebelum orang mengenal gypsum. Bahan
utama untuk membuat plafon ini adalah kayu kaso
ukuran 4X6 sebagai rangkanya. Jika menginginkan
rangka yang lebih kuat dan kokoh bisa menggunakan
kayu kaso ukuran 5x7. Sedangkan untuk plafonnya
sendiri umumnya menggunakan triplek ukuran 3 mm atau
4 mm, dan jika menginginkan plafon triplek yang
15
lebih kuat dan kokoh bisa menggunakkan triplek
ukuran 6mm.
Kelebihannya adalah karena rangkanya terbuat
dari kayu maka cukup kuat untuk diinjak, sehingga
apabila ada sesuatu yang perlu diperbaiki di atas
plafon tidak takut jebol. Sedangkan kekurangannya
adalah kurang tahan air jika terjadi rembesan air
hujan dari atap rumah, disamping itu sambungan
antara triplek dengan triplek lainnya juga harus
dipoles sedemikian rupa agar tidak begitu kelihatan.
2. Plafon Gypsum
Gambar 2.6 Plafon GypsumSumber: sirumahminimalis.com
16
Saat ini plafon gypsum telah menjadi favorit
masyarakat indonesia. Material yang digunakan untuk
rangka bisa bervariasi, bisa menggunakan metal
furing dan ada juga yang menggunakan kayu.
Penggunaan kayu sebagai rangkanya akan lebih kuat
saat dipijak, namun jika digunakan pada rumah
bertingkat sebaiknya pada lantai bawah dianjurkan
menggunak rangka metal furing saja.
Kelebihan plafon gypsum yaitu cepat dalam
pengerjaan dan hasilnya juga akan lebih rapih,
karena sambungannya bisa dibuat tidak kelihatan sama
sekali. Model dan bentuk plafon juga bisa dibuat
sesuai keinginan karena sudah tersedia bermacam-
macam lis profil, motif panel papan tengah dan
material pendukung lainnya. Bentuk plafon gypsum
bisa dibuat dalam berbagai bentuk misalnya bentuk
bertingkat (Drop Ceiling), kubah (Dome) dan lain-
lain.
3. Plafon GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board)
Saat ini plafon GRC (Glassfiber Reinforced
Cement Board), sudah mulai banyak digunakan untuk
aplikasi plafon rumah. Keunggulan plafon dengan
papan GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board),
yaitu lebih tahan terhadap api dan air serta ringan
dan luwes, dan proses pengerjaannyapun cukup mudah.
17
Sedangkan kekurangannya yaitu tidak tahan benturan
atau mudah retak.
Gambar 2.7 Plafon GRC (Glassfiber Reinforced Cement Board)Sumber: grcbangunpersada.files.wordpress.com
4. Plafon Kayu (Lambersering)
Gambar 2.8 Plafon Kayu (Lambersering)Sumber: 3.bp.blogspot.com/
Papan kayu atau lambersering adalah kayu olahan
yang dibuat bentuk menjadi lembaran-lembaran,
biasanya berukuran 1x9 cm yang dikeringkan dengan
oven untuk mengurangi kadar airnya, sehingga saat
diaplikasiakan tidak terjadi penyusutan lagi. Plafon
18
lambersering biasanya digunakan untuk plafon bagian
luar bangunan. Finishing akhir plafon kayu biasanya
menggunakan impra agar warna kayunya lebih
kelihatan.
Kelebihan plafon ini yaitu lebih artistik dan
bisa menciptakan suasan ruangan menjadi klasik.
Sedangkan kelemahannya adalah pengerjaannya lebih
sulit, lama dan memerlukan ketelitian. Disamping itu
harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan plafon
gypsum.
5. Plafon Metal (Tin Ceiling)
Gambar 2.9 Plafon Metal (Tin Ceiling)Sumber: www.steelindonesia.com
Bahan dasar dari plafon jenis ini adalah
lempengan metal tipis yang di embos sehingga
tercetak berbagai macam motif ukiran dan kemudian
ditambah finishing dengan cat minyak. Untuk saat ini
19
motif atau corak ukir pada plafon metal lebih
dominan dengan unsur klasik.
Kelebihan plafon metal adalah anti air, anti
rayap dan tahan lama. Sedangkan kekurangan plafon
jenis ini yaitu pada harganya yang relatif masih
mahal.
2.6. Tinggi Plafon Rumah
Pembatas antara atap dengan ruangan dibawahnya
sering disebut plafon. Plafon bermanfaat untuk
menghalagi terik matahari, meredam suara serta tempat
untuk menyembunyikan pemasangan aliran listrik. Tinggi
plafon rumah ideal biasanya adalah 4 hingga 7 meter.
Akan tetapi kini ketinggian plafon menjadi relatif
berdasarkan selera. Kini tinggi plafon suatu rumah bisa
beragam sebab biasanya sang pemilik menggunakan plafon
sebagai tambahan hiasan arsitektural untuk rumah
mereka. Berikut ada beberapa alasan yang membuat tinggi
plafon rumah yang ideal beragam.
a. Faktor Iklim
Faktor iklim turut mempengaruhi tinggi plafon rumah
ideal. Zaman dahulu orang membuat plafon sekitar
250-260cm akan tetapi kini orang cenderung membangun
20
plafon cukup tinggi, faktor iklim mempengaruhi
pembangunan plafon tersebut. Rumah yang berada pada
daerah beriklim dingin biasanya menggunakan plafon
rendah misal negara Jepang atau Eropa. Biasanya
plafon tingginya hanya 240-250cm hal ini agar
ruangan tetap hangat. Daerah tropis cocok
menggunakan plafon yang tinggi sebab bisa
memperlancar sirkulasi udara sehingga tak lembab.
b. Estetika
Tinggi plafon rumah ideal juga dipengaruhi oleh
faktor estetika. Pembuatan tinggi plafon berdasarkan
estetika ini merupakan selera dan keindahan dari
plafonnya. Akan tetapi selain memperhatikan
keindahan sebaiknya plafon juga dibuat dengan
proporsional. Misalnya ruangan yang luas tentu
sebaiknya menggunakan plafon yang tinggi agar tak
lembab. Tinggi plafon rumah ruang keluarga ideal
biasanya adalah sekitar 6-7m itu jika ruang keluarga
anda mengikuti ukuran stadar sekitar 7x5 meter tanpa
ada sekat di ruangan tersebut.
c. Loft atau Void
Faktor lain yang mempengaruhi tinggi plafon rumah
ideal adalah adanya loft atau void. Void merupakan
ruang kosong di lantai dua agar pandangan dapat
21
terarah menuju plafon pada lantai dua. Jika bangunan
anda bertingkat dua maka plafon tinggi memang akan
ada dengan sendirinya. Selain itu void juga bisa
dimaksudkan sebagai ruangan terbuka tanpa atap
dirumah anda. Kini sering kita lihat bahwa ada
bagian rumah yang kan kiri tertutup rapat di sinilah
peran void agar sirkulasi udara lancar. Peran plafon
di sini bisa mempercantik void dan memberikan
pencahayaan yang baik bagi rumah anda.
2.7. Karakteristik Material Plafon
Dalam menentukan kualitas dari plafon sangat
dipengaruhi oleh bahan atau material plafon yang
dipakai. Ada beraneka ragam bahan dasar yang dapat
diaplikasikan untuk membuat plafon dengan karakteristik
dan harga yang tentunya berbeda satu dengan
lainnya.Oleh karena itu, dalam pemilihan penggunaan
bahan atau material untuk plafon, haruslah selektif dan
pandai memilah jenis dan bahan plafon yang akan
digunakan sehingga cocok dengan keinginan.
Untuk itu, sebelum memilih bahan atau material
plafon yang akan digunakan, ada baiknya kita mengetahui
karakteristik dari masing-masing bahan. Berikut ini
22
beberapa tips untuk bahan atau material yang saat ini
sering dipasang untuk plafon:
1. Triplek
Gambar 2.10 TriplekSumber: 3.bp.blogspot.com
Tripleks merupakan jenis penutup plafond yang sering
dipakai. Ukuran triplek umumnya adalah 122 cm x 244
cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan
plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa dipotong-
potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian
supaya lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya.
Rangka plafond dapat menggunakan kasau 4/6 atau 5/7
dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm. Dalam
proses pengerjaannya lebih mudah dan dapat dilakukan
oleh tukang kayu sehingga tidak kesulitan dalam
pengerjaannya. Material tripleks juga mudah
didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif
murah dan bahan yang ringan memudahkan pengguna
23
dalam perbaikan apabila terjadi kerusakan untuk
menggantinya. Kelemahan bahan triplek tidak tahan
terhadap api sehingga mudah terbakar dan apabila
sering terkena air atau rembesan maka akan mudah
rusak.
2. Eternit atau Asbes
Gambar 2.11 Eternit atau AsbesSumber: gambareter.com
Ukuran eternit umumnya adalah 1.00 m x 1.00 m dan
0.50 m x 1.00 m. Cara pemasangannya sama dengan
plafond tripleks. Anda dapat menggunakan kasau 4/6
atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm
untuk rangka plafon. Bahan ini mudah didapat
dipasaran dan proses pengerjaan pun mudah. Selain
itu, bahan ini ringan sehingga memudahkan pengguna
untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan.
Hanya bahan dari eternit atau asbes tidak tahan
terhadap goncangan dan benturan sehingga pada saat
24
proses pemasangan harus berhati-hati supaya tidak
patah atau retak.
3. Serat atau Fiber
Gambar 2.12 Serat atau Fiberturantionline.blogspot.com
Saat ini, fiber sudah banyak digunakan walaupun
belum semua wilayah dijual bahan jenis ini. Dalam
aplikasi untuk plafond, sering disebut dengan
GRC (Glassfiber Reinforced Cement) Board. Harganya
relatif murah dibandingkan dengan tripleks. GRC
Board mempunyai ukuran 60 cm x 120 cm dengan
ketebalan standar 4 mm. Rangka plafon dapat
mengunakan kaso 4/6 atau 5/7 maupun besi hollow 20
mm x 40 mm atau 40 mm x 40 mm. Plafond GRC lebih
tahan terhadap api dan air, lebih kuat, ringan dan
luwes serta proses pengerjaannya cukup mudah. Hanya,
GRC tak tahan benturan sehingga mudah patah atau
pecah. Saat ini, juga ada plafon jenis fiber, yaitu
Kalsi Board. Ukurannya adalah 1200 mm x 2400 mm
25
dengan ketebalan standart 4 mm. Yang membedakan GRC
dengan Kalsi Board pada proses pengeringannya. Jika
GRC dan Kalsi Board sama-sama dijemur pada terik
matahari selama 1 hari, maka GRC akan lebih
kelihatan melengkung karena menyerap kelembaban
dibanding dengan Kalsi Board.
4. Gypsum Board
Gambar 2.13 Gypsum BoardSumber: turantionline.blogspot.com
Plafon gypsum merupakan salah satu jenis bahan yang
disukai masyarakat saat ini untuk menutup langit-
langit rumah. Hal ini dikeranakan pada saat
terpasang, plafon gypsum cenderung memiliki
permukaan yang terlihat seperti tanpa sambungan.
Ukuran untuk plafond gypsum adalah 122 cm x 244 cm.
26
Untuk rangka, dapat menggunakan kaso maupun besi
hollow 20 mm x 40 mm atau 40 mm x 40 mm. Tetapi,
plafon gypsum ini tidak tahan terhadap air sehingga
mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air.
Dan tidak semua tukang dapat memasang plafon dengan
bahan ini sehingga diperlukan keahlian khusus.
5. Akustik Board
Plafon akustik merupakan salah satu solusi untuk
meredam kebisingan karena plafon akustik merupakan
plafon yang tahan terhadap batas ambang kebisingan
tertentu. Biasanya plafon jenis ini cenderung
digunakan untuk studio rekaman atau pabrik-pabrik
agar suara bising yang dihasilkan tidak sampai
mengganggu masyarakat sekitarnya. Ukuran yang
tersedia adalah 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm.
Plafon akustik dapat dipasang dengan rangka kayu
atau bahan metal pabrikan yang sudah jadi. Akan
tetapi, plafon akustik termasuk bahan yang jarang
ditemui dan harganya yang lebih mahal dibanding
dengan bahan lainnya serta untuk pemasangan plafon
akustik memerlukan tukang yang ahli dalam
mengerjakannya.
27
Gambar 2.14 Akustik BoardSumber: turantionline.blogspot.com
2.8. Warna Cat Plafon
Warna memegang peranan penting dalam dekorasi
rumah. Dengan memilih warna yang tepat, akan memberikan
stimulasi tepat bagi interior maupun eksterior rumah.
Berikut ini beberapa tips untuk memudahkan memilih
gaya dan warna yang tepat bagi plafon :
a. Warna yang sama
Mengecat plafon menggunakan warna yang sama dengan
dindingnya untuk kamar mandi, terutama jika sebagian
dinding tertutup dengan ubin. Menggunakan warna yang
sama dapat menyatukan ruang tersebut.
b. Kecuali Merah Mudah
Jika ingin mewarnai dinding dan plafon dengan warna
yang sama, usahakan warna plafon sudah dikurangi
28
"kekuatannya" hingga 50 persen. Namun, hal ini tidak
berlaku bagi warna merah muda. Mengurangi kekuatan
warna tersebut untuk langit-langit hanya membuat
warna merah muda semakin tampak menyala.
c. Ide yang bagus
Pemakaian warna biru pucat adalah ide yang bagus
untuk mewarnai langit-langit rumah. Biru muda mampu
memberikan rasa seolah-olah ada "langit" di rumah.
d. Nuansa Putih
Hindari mewarnai langit-langit jika sudah terlalu
banyak memiliki warna putih di ruang tersebut.
e. Hindari Warna Gelap
Hindari mewarnai langit-langit rumah dengan warna
yang lebih gelap dari dinding jika langit-langit
tergolong rendah.
f. Proses Pengomponan Level 5
Jika ingin menggunakan cat jenis mengkilap (semi
gloss atau glossy), pastikan sebelumnya melakukan
proses pengomponan level-5 untuk menghindari efek
glancing light.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di 3 lokasi yaitu di
Komp.Telkom mas , BTP, dan Pare-Pare.
a. Lokasi 1 berada di Komp.Telkom Mas. Lokasi yang
merupakan sebuah rumah tinggal yang memiliki
ketinggian plafon melebihi standar ketinggian
plafon.
30
SMPN. 35 MKS
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian 1
Sumber: Google Earth, 2015
b. Lokasi 2 berada di Komp. Bumi Tamalanrea Permai
(BTP) Blok L no. 213. Lokasi ini merupakan rumah
tinggal yang memiliki ketinggian plafon yang sesuai
standar ketinggian plafon.
Gambar 3.2 Peta lokasi penelitian 2
Sumber: Google Earth, 2015
c. Lokasi 3 berada di JL. Bau Masseppe , Pare-Pare.
Lokasi ini merupakan rumah tinggal yang memiliki
ketinggian plafon yang dibawah standar ketinggian
plafon.
31
SMPN.30
Gambar 3.3 Peta lokasi penelitian 3
Sumber: Google Earth, 2015
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh dari obsevasi, pembagian
kuesioner serta pengambilan gambar dan dokumentasi.
Adapun data primer yang didapat dalam penelitian
ini berupa, yaitu:
Observasi yaitu pengambilan data dengan melakukan
penelitian langsung terhadap fenomena pengaruh plafon
terhadap tingkat kenyamanan penghuni tempat tinggal.
32
3.2.2. Metode Pengambilan Data
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan data
untuk mendukung teori yang akan diteliti. Untuk
mengumpulkan data tersebut diperlukan teknik yang tepat
untuk mendapatkan data yang sesuai dan akurat. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan pada proposal
ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan
metode deskriptif
a. Metode Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
b. Angket / Kuisioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Kuisioner yang
dibagikan kepada responden adalah kuisioner dengan
pertanyaan berkaitan dengan aspek kenyamanan yang
mereka rasakan saat menggunakan ruangan dengan
33
situasi kondisi plafon tertentu. Kuisioner ini
ditujukan kepada penghuni rumah dengan kondisi
plafon yang berbeda-beda.
c. Penelitian menggunakan alat
Penelitian ini menggunakan alat pengukur ketinggian
plafon yaitu distance meter. Distance meter dapat
mengukur dengan mudah dan cepat ketinggian plafon.
Selain itu biasa menggunakan meteran untuk mengukur
ketinggian plafon. Dan setelah itu akan dibandingkan
dengan Standar Satuan Nasional Indonesia (SNI) yang
mengatur tentang standar-standar ketinggian plafon
salam suatu ruangan terutama pada rumah tinggal.
Sehingga mempengaruhi perilaku penghuni rumah
tinggal.
d. Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu teknik pengumpulan
data di mana peneliti mengumpulkan data mengenai
landasan teori terkait dengan objek yang
ditelitinya. Pada penelitian ini, dilakukan studi
literatur untuk mengemukakan pengertian objek
penelitian, standar SNI ketinggian plafon pada rumah
tinggal yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil
penelitian lalu akan diterapkan solusi untuk
meminimalisir efek yang terjadi pada tingkat
kenyamanan penghuni rumah tinggal. Selain itu studi
literatur pada penelitian ini yaitu mengemukakan
34
teori warna yang baik pada plafon rumah tinggal dan
material dari plafon. Untuk membandingkan kondisi
plafon rumah tinggal yang akan diteliti.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah
metode Pengambilan Sampel Purposive (Purposive Random
Sampling) di mana dilakukan pada 3 lokasi. Pemilihan
sampel berdasarkan klasifikasi ketinggian, warna dan
material plafon.
3.4. Alat yang digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk
melakukan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.4
di bawah ini:
1 2 3
4 5
35
Gambar 3.4 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian
Sumber: digilifeweb.com
Keterangan:
1. Distance Meter : Untuk mengukur jarak, dimensi
ruangan, tinggi plafon.
2. Meteran : digunakan untuk mengukur ketinggian plafon
3. Alat Tulis : figunakan untuk mencatat data yang
telah diperoleh
4. Laptop : digunakan untuk menginput data yang telah
diperoleh
5. Kamera : digunakan untuk dokumentasi selama
penelitian berlangsung.
3.4.1. Prinsip Kerja Distance Meter
Laser Distance Meter ini merupakan sebuah alat
ukur jarak. Distance Meter yang sudah menggunakan
teknologi laser dan tilt sensor atau Sensor Miring.
Dilengkapi dengan fungsi interaktif yang powerfull dan
pengukuran profesional dan fungsi tambahan
lainnya dengan pengaturan manual yang unik membuat
pekerjaan lebih menyenangkan. Bahkan dalam kondisi
tidak adanya papan pemantul, alat ini mampu melakukan
pengukuran hingga 100m (328ft) dengan mudah karena
tinggi presisi (setinggi ±1.5mm akurasi) dan teknologi
36
bebes interferensi atau hambatan. Alat ini menggunakan
teori Pythagoras dalam mengukur jarak atau penjang
secara tidak langsung jika pengukuran secara langsung
tidak memungkinkan.
Sebuah alat yang sangat berguna untuk berbagai
jenis penggunaan dalam konstruksi dan industri dan
sebuah alat yang sangat nyaman yang memberikan hasil
yang akurat dalam pengukuran jarak, luas dan volume
terutama di daerah yang luas seperti ruangan,
apartemen, bangunan, real estate, pabrik, gudang,
kebun, jalan, infrastruktur dan banyak lagi lainnya
yang membutuhkan hasil pengukuran yang akurat baik itu
jarak, luas dan volume.
Adapun bagian- bagian dari alat distance meter
dapat dilihat pada
gambar 3.5 dibawah ini :
37
Gambar 3.5 Distance Meter
Sumber: digilifeweb.com
Fungsi khusus untuk memudahkan pengukuran meliputi
:
a. Pengukuran tidak langsung dengan Tilt Sensor
terintegrasi, seseorang dapat dengan cepat dan mudah
mengukur miring hingga ±45° bahkan kecenderungan di
atas tanah. Hal ini sangat berguna ketika menentukan
kemiringan atap.
b. Pengukuran Jarak Horizontal bahkan ketika objek
tidak dapat ditargetkan secara langsung. Hal ini
sangat berguna ketika penghalang seperti dinding
atau pagar berdiri di garis pandang.
c. Pengukuran sudut & Fungsi Stake out.
d. Li-ion battery membebaskan anda dari penggantian
baerai secara rutin.
e. Pengukuran jarak seseorang, kawasan dan luas secara
tepat dalam waktu sekejap dan alat perkiraan untuk
mengukur jarak jauh dan tempat-tempat yang sulit
dijangkau.
3.4.2. Prosedur Penggunaan Alat
Adapun prosedur penggunaan alat adalah sebagai
berikut:
38
1. Langkah pertama yaitu dengan menekan tombol on pada
meteran laser.
2. Langkah kedua yaitu tentukan bidang atau sasaran
tembak objek yang akan di ukur. Hal ini diperlukan
karena sasaran tembak atau objek tersebut yang dapat
menangkap sinar laser. Sinar laser tersebut kemudian
akan memantulkan radiasi ke alat meteran laser. Dari
situ, meteran laser bisa membaca panjang dan juga
lebar pada bidang yang diukur tersebut.
3. Jangan menggunakan kaca sebagai objek atau bidang
sasaran tembak. Karena, kaca dapat ditembus sinar
laser maka tidak ada radiasi pantulan. Oleh
karenanya gunakanlah benda yang tidak tembus sinar
laser seperti besi, dinding, kayu dan lain – lain.
4. Perhatikanlah tingkat kelurusan garis pada saat
pengukuran dilakukan
5. Jangan banyak bergerak saat mengukur.
6. Pada saat melakukan pengukuran, upayakanlah agar
sensor pada alat pembaca tidak terhalang oleh objek
atau benda apapun.
3.5. Jadwal Penelitian
39
Penelitian Pertama dilakukan di Lokasi 1 (rumah
tinggal dengan plafon melebihi standar) yaitu di
Komp.Telkom Mas. Kemudian di Lokasi 2 (sesuai standar
ketinggian plafon). Dan terakhir di lokasi 3 JL. Bau
Masseppe, Pare-Pare (dibawah standar plafon).
LOKASI PENELITIAN KEGIATAN WAKTU
PENELITIAN
Lokasi 1
Komp. Telkom Mas
- Pengukuran
Ketinggian
Plafon
- Pembagian
Kuisioner
Selasa
31 Maret 2015
Lokasi 2
BTP, Blok L no.213
- Pengukuran
Ketinggian
Plafon
- Pembagian
Kuisioner
Kamis
2 April 2015
Lokasi 3
JL, Bau Masseppe,
Pare-Pare
- Pengukuran
Ketinggian
Plafon
- Pembagian
Kuisioner
Sabtu
4 April 2015
Tabel 3.1 Jadwal penelitian
40
3.6. Biaya Penelitian
Adapun biaya selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Transportasi selama penelitian : Rp 240.000,00
2. Bingkisan untuk pemilik rumah : Rp 150.000,00
3. Jasa printer : Rp 40.000,00
4. Logistik selama penelitian : Rp 250.000,00
5. Biaya lain-lain : Rp 50.000,00
Total : Rp 630.000,00
3.7. Skema Penelitian
Skema langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan dapat dilihat pada kerangka penelitian
sebagaimana yang dijelaskan pada gambar 3.6
41
Anonim. 2010. Rumah, (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah, diakses 20Maret 2015).
Anonim. 2013. Warna Plafon, (Online),(http://properti.kompas.com/read/2013/03/07/11074080/Silahkan.Warnai.Plafon.Gipsum.Sesuka.Hati, diakses 20 Maret 2015).
Anonim. 2012. Karakteristik, (Online),(http://turantionline.blogspot.com/2012/05/karakteri stik-material-untuk-plafond.html,diaksess 20 Maret 2015).
Anonim, 2014. Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Tingg, (Online), (http:// mengaohexa.blogspot.com/2014/09/faktor-yang-mempengaruhi-ukuran-tinggi.html, diakses 20 Maret 2015).
Anonim. 2014. Jenis Plafon, (Online), (http://www.sarana-bangunan.com/2014/ 01/macam macam-jenis-plafon-rumah.html, diakses 20 Maret 2015).
Anonim. 2010. Plafon, (Online), (https://www.scribd.com/doc/134842920/ PLAFON, diakses 20 Maret 2015).
44