Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya suatu perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh
kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaan tersebut, karena
sumber daya manusia dari pimpinan ini merupakan modal utama dalam
merencanakan mengorganisir, mengarahkan serta menggerakkan
faktor-faktor produksi yang terdapat dalam perusahaan. Untuk itu
pimpinan perusahaan selalu dituntut untuk meningkatkan kualitas
maupun keterampilannya dalam mengelola perusahaan yang
dipimpinnya sehingga ia mampu mengantarkan perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya
manusia sangat penting didalam menunjang kemajuan perusahaan,
dalam hal ini sumber daya lain dan kekayaan perusahaan tetap
merupakan modal yang amat berharga. Tanpa manajemen sumber daya
manusia yang handal, pengelolaan, penggunaan dan pemanfaatan
sumber-sumber lainnya menjadi tidak berdaya guna dan berhasil
guna. Untuk itu peranan sumber daya manusia sebagai pelaku,
sangatlah penting artinya dalam mencapai tujuan suatu perusahaan.
Perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas orang-
orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara
kebutuhan-kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan
manusiawi (Stephen P. Robbins, 2002 : 181). Sejalan dengan itu
diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan
kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga dapat
1
Page 2
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Kepemimpinan di perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation berpola mementingkan
pelaksanaan hubungan kerja sama. Pimpinan menaruh perhatian yang
besar dan keinginan yang kuat agar setiap orang mampu menjalin
kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugasnya masing-masing.
Sedangkan tipe gaya kepemimpinan yang diterapkan termasuk
kepemimpinan yang demokratis yaitu menempatkan manusia sebagai
faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau
organisasi. Disamping itu juga komunikasi di perusahaan alas kaki
PT. Pou Chen Corporation juga telah diperhatikan didalam
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Adapun komunikasi formal
melalui rapat rapat yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Dan
dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut :
Tabel 1
Jenis Pertemuan Rutin pada Perusahaan Alas kaki
PT. Pouchen Corporation
Oktober 2011 – Oktober 2013
No Jenis Pertemuan Frekwensi Pertemuan Tujuan
Pertemuan
1. Antara Pimpinan dengan
Karyawan
12 kali (setiap
bulan sekali)
- Peningkatan
kinerja
2
Page 3
- Peningkatan
kerja sama guna
mewujudkan
tujuan
perusahaan.
- Meningkatkan
mutu pelayanan.
- Pemecahan
masalah yang
timbul dalam
melaksanakan
pekerjaan.
- Peningkatan
komunikasi.
2. Antara Supervisor
dengan bawahannya
48 kali (empat kali
dalam sebulan)
3. Antara Supervisor
dengan Supervisor
24 kali (dua kali
dalam sebulan)
Sumber: Perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa komunikasi formal yang
terjadi pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation
meliputi komunikasi vertikal, horisontal dan silang. Komunikasi
vertikal adalah komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari
3
Page 4
bawahan ke pimpinan secara timbale balik dan cenderung bersifat
formal. Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar,
yaitu komunikasi antara karyawan dan antara supervisor. Sedangkan
komunikasi diagonal adalah komunikasi secara silang yaitu
komunikasi antara masing-masing supervisor. Tapi dalam komunikasi
non formal pimpinan di perusahaan alas kaki PT. Pou Chen
Corporation kurang komunikatif atau kurang berkomunikasi terhadap
bawahannya dengan alasan kesibukan kerja sehingga menimbulkan
hubungan yang kurang harmonis terhadap bawahannya. Menyadari
betapa pentingnya peranan tenaga manusia dalam organisasi dan
agar dapat dimanfaatkan seefektif mungkin diperlukan cara-cara
untuk menggerakkan agar manusia mau bekerja dan menggunakan skill
atau keahlian secara maksimal. Salah satu caranya adalah
pemberian motivasi dalam bentuk perangsang (finansial insentif)
sebagai balas jasa dan perlakuan yang mereka dapatkan. Finansial
insentif atau dorongan yang bersifat keuangan, bukan saja
meliputi upah atau gaji tetapi juga masuk kedalamnya kemungkinan
memperoleh bagian keuntungan dari perusahaan dan soal-soal
kesejahteraan, meliputi perumahan, pemeliharaan kesehatan,
rekreasi dan jaminan hari tua (M. Manullang, 1998 : 1999).
Perusahaan harus betul-betul dapat mempertanggung jawabkan
mengenai besar kecilnya finansial insentif yang memberikan
kesejahteraan bagi karyawannya, sehingga dapat memuaskan
karyawannya dan dapat memotivasi kerja karyawan. Untuk mencapai
keberhasilan tujuan sebuah organisasi maka dalam tubuh perusahaan
harus ada pimpinan yang mampu untuk meningkatkan kualitas maupun
4
Page 5
keterampilannya dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh dan kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (T. Hani
Handoko, 2000 : 294). Sejalan dengan itu diharapkan seorang
pimpinan mampu memotivasi kerja karyawan dan menciptakan kondisi
sosial yang menguntungkan setiap karyawan. Untuk meningkatkan
motivasi karyawan sehingga lebih bersemangat dalam bekerja,
perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation memberikan motivasi
berupa finansial insentif kepada setiap karyawannya berupa gaji
pokok, tunjangan transport, tunjangan makan dan tunjangan hari
raya.
Berikut ini pada tabel 2 dicantumkan data jumlah pemberian
finansial insentif tiap bulannya selama bulan Oktober 2005 sampai
bulan Januari tahun 2007 kepada 45 orang karyawan (tidak termasuk
satu orang direktur) pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen
Corporation.
5
Page 6
Tabel 2
Finansial Insentif yang diberikan kepada karyawan pada
Perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation
Oktober 2011 – Januari 2013
No Bulan Jumlahkary
Upah (Rp) Tunjangan
Transpor
Tunjangan
berkala
THR JumlahFinansia
l
6
Page 7
awan(orang)
t (Rp) (Rp) Intensif(Rp)
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.
Oktober 2011Nopember 2011Desember 2011Januari 2012Februari 2012Maret 2012April 2012Mei 2012Juni 2012Juli 2012Agustus 2012September 2012Oktober 2012Nopember 2012Desember 2012Januari 2013
45454545454545454545454545454545
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
93.600.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
2.376.000;
281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;281.500;
56.250.000
;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
96.257.500;
jumlah 1.497.600.000;
38.016.000;
4.504.000;
56.250.000
;
1.540.120.000;
Rata-rata
7
Page 8
Sumber : Perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah finansialinsentif
yang diberikan kepada karyawan tiap bulannya
cenderungberfluktuasi. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh
jumlah absensikaryawan tiap bulannya dan jumlah penjualan tiap
bulan. Akantetapi karyawan sering mengeluhkan mengenai pembagian
bonus yang sering terlambat tiap bulannya.
8
Page 9
Tabel 3
Tingkat Absensi Karyawan Pada Perusahaan
PT. Pou Chen Corporation
Oktober 2011 – Januari 2013
No
.
Bulan Jumlah
karyawan
(orang)
Jumlah
hari
kerja
(hari)
Jumlah
hari
kerja
seharusn
ya
(hari)
Jumlah
hari
kerja
yang
hilang
(hari)
Jumlah
hari
kerja
senyatan
ya
Prosenta
se
absensi
(%)
1.
2.
Oktober
2011
45
45
25
23
1.425
1.311
15
12
1.410
1.299
1,05
0,92
9
Page 10
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
Nopember
2011
Desember
2011
Januari
2012
Februari
2012
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
Juli 2012
Agustus
2012
September
2012
Oktober
2012
Nopember
2012
Desember
2012
Januari
2013
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
25
24
25
22
26
26
25
26
23
25
24
23
25
25
1.425
1.368
1.425
1.254
1.425
1.482
1.425
1.482
1.311
1.425
1.368
1.311
1.425
1.425
13
10
.11
15
16
12
11
16
11
16
15
10
12
14
1.412
1.358
1.414
1.239
1.469
1.470
1.414
1.469
1.300
1.412
1.353
1.301
1.413
1.411
0,91
0,73
0,77
1,20
0,88
0,81
0,77
0,88
0,84
0,91
1,10
0,76
0,84
0,98
jumlah 392 22,344 200 22.14 14,35
10
Page 11
4Rata-rata 24,50 1.396,50 12,50 1.384,00 0,90
Sumber: PT. Pou Chen Corporation
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat absensi
karyawan pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation dari
bulan Oktober tahun 2011 sampai bulan Januari 2013 cenderung
berfluktuasi setiap bulannya dimana rata-rata tingkat absensi
sebesar 0,90%, dapat dikatakan tingkat absensi rendah menunjukkan
motivasi kerja karyawan adalah tinggi. Meskipun demikian masih
ada karyawan yang datang terlambat, pulang mendahului jam kerja
dan tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan dan finansial insentif
secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation ?
2. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan dan finansial insentif
secara parsial terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
11
Page 12
a. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan financial insentif
secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
b. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan finansial insentif
secara parsial terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi mahasiswa
1) untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh/ditekuni dan
sekaligus menanggapi suatu kejadian, memberikan sumbangan
pemikiran serta pemecahanya.
2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.
b. Bagi Perusahaan/Subyek Penelitian Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam menetapkan
kebijakan perusahaan dalam pemberian financial insentif dan
perhatian terhadap kepemimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja
karyawan.
c. Bagi Lembaga Pendidikan (jurusan/sekolah tinggi) Penelitian
ini dapat dipakai untuk menambah referensi bacaan perpustakaan
sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk penelitian
lebih lanjut.
D. Sistimatika Penulisan
12
Page 13
Untuk memudahkan pembahasan maka dalam penulisan ini
dibuatkan kerangka sistematika penulisan yang terdiri dari 5
(enam) bab dan masing-masing bab yang memiliki hubungan yang
saling berkaitan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan, terdiri dari : latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab II merupakan tinjauan pustaka yang mendukung penelitian
terdiri dari: landasan teori, publikasi penelitian
sebelumnya, kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada landasan
teoritis diuraikan teori : manajemen sumber daya manusia,
kompensasi finansial, kepemimpinan, dan kepuasan kerja
karyawan.
BAB III. METODE PENELITIAN
Dalam bab III menguraikan metode penelitian, terdiri dari
tempat dan obyek penelitian, metode penentuan sampel,
identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis
data yang diperlukan, metode pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB IV. PENUTUP
13
Page 14
Bab VI merupakan bab terakhir dalam proposal ini yang berisi
kesimpulan dan saran. Dan akan dilanjutkan secara lengkap
dengan hasil penelitian lebih lanjut dalam penyusunan tugas
akhir saya sebagai mahasiswa yang sekiranya dapat dipakai
oleh pihak manajemen dalam mengambil keputusan dalam bidang
manajemen sumber daya manusia khususnya kompensasi
finansial, kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan.
14
Page 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pada landasan teori akan dikemukakan berbagai teori
kompensasi finansial, kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan.
Terlebih dahulu akan dikemukakan tentang teori manajemen sumber
daya manusia karena kompensasi finansial, kepemimpinan dan
kepuasan kerja karyawan masih merupakan ruang lingkup dalam
manajemen sumber daya manusia.
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
1) Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu (M.Manullang,
2008 : 3).
15
Page 16
Manajemen merupakan proses kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan pengawasan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih untuk mengelola sumber daya
organisasi, baik instansi maupun non-instansi ke arah
pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu secara efektif dan efisien (Gorda, 2006 :
3).
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya
lainnya. Secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (SP. Hasibuan, 2009 : 9).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
manajemen merupakan ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap berbagai sumber daya organisasi dengan
melakukan kerja sama dengan orang lain yang dilaksanakan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2) Pengertian Sumber Daya Manusia.
Berikut ini akan dikemukakan pendapat para ahli tentang
pengertian Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia
merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal
perasaan, keinginan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan,
daya dan karya (rasio, rasa dan karsa). Semua potensi SDM
16
Page 17
tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam
mencapai tujuan (Edy Sutrisno, 2010 : 3).
Sumber daya manusia adalah seseorang yang siap, mau dan
mampu memberikan sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan
organisasi (Veithzal Rivai, 2009 : 6).
Sumber daya manusia adalah kemampuan baik potensial
maupun efektif yang dimiliki oleh manusia (anggota
organisasi) yang terdiri dari kecerdasan spiritual,
kecerdasan berpikir, kecerdasan emosional dan keterampilan
fisik (Gorda, 2006 : 10).
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan sumber
daya manusia adalah seseorang atau sekumpulan orang yang
bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerjanya pada suatu
badan atau organisasi.
3) Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai definisi
sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan
secara terpadu (Edy Sutrisno, 2010 : 7).
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
17
Page 18
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan,
dan masyarakat (Melayu S.P.Hasibuan, 2009 : 10).
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan pengendalian tentang pemanfaatan Sumber Daya
Manusia secara efektif dan efisien, baik yang berkaitan
dengan penarikan, pengembangan, pemeliharaan, maupun
pemberhentian yang diarahkan untuk mencapai tujuan
individual, fungsional, organisasional, dan kemasyarakatan
(Gorda, 2006 : 12).
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan
manajemen sumber daya manusia adalah rancangan sistem formal
organisasi yang khusus berhubungan dengan bidang kepegawaian
atau personalia dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan secara terpadu.
4) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana,
pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan
tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun
alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggih. Alat-alat
canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi
perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.
Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks. Karena mereka
18
Page 19
mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar
belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi.
Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti
mengatur mesin, modal atau gedung.
Manajemen sumber daya manusia lebih memfokuskan
kegiatannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam
mewujudkan tujuan perusahaan secara optimal. Kegiatan
tersebut akan berjalan lancar, apabila memanfaatkan fungsi-
fungsi manajemen. Menurut Edy Sutrisno (2010 : 9-11),
terdapat beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia,
antara lain :
a) Perencanaan.
Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang
keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan
organisasi secara efektif dan efisien dalam membantu
mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur
pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan
kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi,
dalam bentuk bagan organisasi.
c) Pengarahan dan pengadaan.
Pengarahan merupakan kegiatan memberi petunjuk
kepada pegawai, agar mau kerja sama dan bekerja
efektif serta efisien dalam membantu tujuan
19
Page 20
organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin
kepada pegawai agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik. Adapun pengadaan merupakan proses
penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
d) Pengendalian.
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan
pegawai agar menaati peraturan organisasi dan
bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat
penyimpangan diadakan tindakan perbaikan atau
penyempurnaan.
e) Pengembangan.
Pengembangan merupakan proses peningkatan
keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral
pegawai, melalui pendidikan dan pelatihan.
f) Kompensasi.
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung
berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.
Prinsip kompensasi adalah adil dan layak diartikan
dapat memenuhi kebutuhan primer.
g) Pengintegrasian.
Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan
20
Page 21
pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan
saling menguntungkan. Di satu pihak organisasi
memperoleh keberhasilan/keuntungan, sedangkan di
lain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari
hasil.
h) Pemeliharaan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas,
agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
i) Kedisiplinan.
Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci
terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya
kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang
maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan
kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi dan
norma sosial.
j) Pemberhentian.
Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja
seorang pegawai dari suatu organisasi. Pemberhentian
ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan
organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun, atau
sebab lainnya.
b. Kompensasi Finansial.
1) Pengertian Kompensasi.
21
Page 22
Kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa
uang atau bukan uang yang diberikan kepada karyawan secara
layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan
perusahaan (Edy Sutrisno, 2010 : 187).
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang
atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan (Malayu S.P.Hasibuan, 2009 : 118).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kompensasi adalah
segala bentuk pembayaran/imbalan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa dari
kontribusi yang telah diberikan kepada perusahaan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan.
2) Pengertian Kompensasi Finansial.
Kompensasi finansial adalah sesuatu yang diterima oleh
karyawan dalam bentuk seperti gaji atau upah, bonus, premi,
pengobatan, asuransi, dan lain-lain yang sejenis yang
dibayar oleh organisasi (Umar, 2008 : 16).
Kompensasi finansial bagi organisasi atau perusahaan
berarti penghargaan atau ganjaran berupa uang baik secara
langsung berupa upah, gaji, komisi, dan bonus maupun secara
tidak langsung berupa tunjangan-tunjangan, asuransi, bantuan
sosial dan uang pensiun yang diberikan kepada para pekerja
22
Page 23
yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuan
perusahaan (Hadari, 2008 : 95).
Kompensasi finansial adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, yang mencakup gaji dan upah, ditambah
tunjangan-tunjangan yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan oleh perusahaan (SP. Hasibuan, 2009
: 118).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat dikatakan
kompensasi finansial adalah pembayaran oleh perusahaan
kepada karyawan dalam bentuk finansial baik secara langsung
maupun tidak langsung sebagai balas jasa atas kontribusinya
kepada perusahaan atau organisasi.
3) Jenis-jenis Kompensasi.
Menurut Rivai (2009 : 360-363), jenis-jenis kompensasi
terdiri dari :
a). Kompensasi finansial langsung, yang terdiri dari :
(1). Gaji.
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
kedudukannya sebagai seorang karyawan yang
memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam
mencapai tujuan perusahaan. atau dapat juga
dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima
23
Page 24
seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah
perusahaan.
(2). Upah.
Upah merupakan imbalan finansial langsung
yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak
seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap,
besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada
keluaran yang dihasilkan.
(3). Insentif.
Insentif merupakan imbalan langsung yang
dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Insentif
merupakan bentuk lain dari upah langsung di luar
upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap,
yang biasa disebut kompensasi berdasarkan kinerja
(pay for performance plan).
b). Kompensasi tidak langsung (fringe benefit).
Kompensasi tidak langsung (Fringe benefit)
merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua
karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para
karyawan. Contohnya berupa fasilitas-fasilitas, seperti
24
Page 25
: asuransi-asuransi, tunjangan-tunjangan, uang pensiun,
dan lain-lain.
c). Kompensasi non finansial yang meliputi : Karena
karir (aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan
karya, temuan baru, prestasi istimewa), lingkungan
kerja (dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas,
menyenangkan, kondusif).
4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi.
Menurut (Malayu S.P. Hasibuan, 2009 : 128), faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi antara lain
sebagai berikut :
a). Penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak
daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka
kompensasi relative kecil. Sebaliknya jika pencari
kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,
maka kompensasi relatif semakin besar.
b). Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan.
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk
membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan
semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat
kompensasi relatif kecil.
c) Serikat Buruh/Organisasi Karyawan.
25
Page 26
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka
tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika
serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka
tingkat kompensasi relatif kecil.
d) Produktivitas Kerja Karyawan.
Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak
maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau
produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka
kompensasinya kecil.
e) Pemerintah dengan Undang-Undang dan Kepres.
Pemerintah dengan undang-undang dan keppres
menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum.
Peraturan pemerintah ini sangat penting upaya pengusaha
tidak sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa
bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi
masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
f) Biaya Hidup/Cost of Living.
Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka
tingkat kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya, jika
tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, maka tingkat
kompensasi/upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di
Serang lebih kecil dari di Jakarta, karena tingkat
biaya hidup di Serang lebih kecil daripada di Jakarta.
26
Page 27
g) Posisi Jabatan Karyawan.
Karyawan yang menduduki jabatan tinggi akan
menerima gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya
karyawan yang menduduki jabatan yang lebih rendah akan
memperoleh gaji/kompensasi yang kecil. Hal ini wajar
karena seseorang yang mendapat kewenangan dan tanggung
jawab yang besar harus mendapatkan gaji/kompensasi yang
lebih besar pula.
h) Pendidikan dan Pengalaman Kerja.
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja
lebih lama gaji/balas jasanya akan semakin besar,
karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.
Sebaliknya, karyawan yang berpendikan rendah dan
pengalaman kerja yang kurang maka tingkat
gaji/kompensasinya kecil.
i) Kondisi Perekonomian Nasional.
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju
(boom) maka tingkat upah/kompensasi akan semakin besar,
karena akan mendekati kondisi full employment.
Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju
(depresi) maka tingkat upah rendah, karena terdapat
banyak penganggur (disqueshed unemployment).
j) Jenis dan Sifat Pekerjaan.
27
Page 28
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan
mempunyai resiko (finansial, keselamatan) yang besar
maka tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena
membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk
mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat
pekerjaannya mudah dan resiko (finansial, kecelakannya)
kecil, tingkat upah/balas jasanya relative rendah.
5) Tujuan Kompensasi.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009 : 121), tujuan
pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain :
a) Ikatan kerjasama.
Dengan pemberian kompensasi terjadilah ikatan
kerjasama formalantara majikan dengan karyawannya.
Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik, sedangkan pengusaha wajib membayar kompensasi
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
b) Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan
egoistiknya, sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
c) Pengaduan Efektif.
28
Page 29
Jika program kompensasi diberikan cukup besar,
pengaduan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan
lebih rendah.
d) Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar,
manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
e) Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan
layak serta eksternal konsisten yang kompentatif maka
stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over
relatif kecil.
f) Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka
disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari
serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
g) Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik serikat buruh
dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
h) Pengaruh Pemerintah
29
Page 30
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-
undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah
minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
6) Asas Kompensasi
Menurut S.P. Hasibuan (2009 : 122), ada 2 asas yang
harus melandasi pemberian kompensasi kepada para karyawan,
antara lain :
a) Asas Adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap
karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja,
jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab,
jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan
menerima kompensasi yang sama besarnya. Asas adil
harus menjadi dasar penilaian, perlakuan dan
pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan.
Dengan asas adil akan tercipta suasana kerja sama
yang layak, semangat kerja, disiplin, loyalitas dan
stabilitas karyawan akan lebih baik.
b) Asas Layak dan Wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi
kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolak
ukur layak adalah relatif, penetapan besarnya
30
Page 31
kompensasi didasarkan atas batas upah minimal
pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.
c. Kepemimpinan.
1) Pengertian Pemimpin
Berbicara mengenai kepemimpinan tidak akan lepas dari
siapa yang memimpin yang sering disebut dengan pemimpin.
Pemimpin (leader) adalah orang yang membina dan
menggerakkan seseorang atau sekelompok orang lain agar
mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan
tanggung jawab didalam mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Gorda, 2006:151).
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang
dan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahan untuk
mengerjakan sebagian pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan
organisasi (Malayu S.P. Hasibuan, 2009:169).
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas maka dapat
dikatakan bahwa pemipin adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk membimbing, mengarahkan dan menggerakkan bawahan serta
mampu mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang
agar mereka mau mengerjakan tugas dan tanggung jawab mereka
dalam mencapai tujuan perusahaan.
31
Page 32
2) Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan akan diuraikan seperti yang
dikemukakan oleh para ahli berikut ini :
Kepemimpinan adalah sifat atau karakter, atau cara
seseorang di dalam upaya membina dan menggerakkan seseorang
atau sekelompok orang, agar mereka bersedia, komitmen dan
setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan sebelumnya (Gorda, 2006:157).
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan,
2007:170).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah tipe, karakter, atau
untuk mempengaruhi perilaku bawahannya secara positif,
membimbing dan mengarahkan agar bekerja sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya sehingga tujuan perusahaan akan dapat
dicapai.
3) Fungsi Kepemimpinan
Menurut Gorda (2006 : 162 – 164), fungsi kepemimpinan
dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi
perusahaan, yaitu :
32
Page 33
a) Fungsi kepemimpinan sebagai innovator
Sebagai inovator, pemimpin dituntut untuk
mengadakan berbagai inovasi-inovasi baik yang
menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen
yang efektif dan efisien, maupun bidang konseptual
yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya
mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja
perusahaan.
b) Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator
Sebagai komunikator, maka pimpinan harus :
(1) Mampu menyampaikan maksud dan tujuan dari
komunikasi yang dilakukan secara baik kepada
seseorang atau sekelompok karyawan sehingga
timbul pengertian mereka (komunikan).
(2) Pemimpin harus mampu memahami, mengerti dan
mengambil inti sari pembicaraan-pembicaraan
orang lain.
c) Fungsi kepemimpinan sebagai motivator
Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan
melaksanakan berbagai kebijakan yang mengarah kepada
upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu
kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
d) Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler
Sebagai kontroler (pengendali), pemimpin melakukan
fungsi pengawasan terhadap berbagai aktivitas
33
Page 34
perusahaan agar terhindari dari penyimpangan baik
terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam
pelaksanaan rencana atau program kerja perusahaan
sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan
efisien.
4) Tipe dan Gaya Kepemimpinan
a) Tipe Kepemimpinan
Menurut Susilo Martoyo (2006:184-185) ada 6 tipe
kepemimpinan yaitu :
(1) Tipe pribadi, pada tipe kepemimpinan ini,
kepemimpinan di dasarkan pada kontak pribadi
secara langsung dengan bawahan-bawahannya. Tipe
ini sifatnya umum dan sangat efektif secara
relatif sederhana pelaksanannya.
(2) Tipe non pribadi, pimpinan dengan tipe ini
memberikan cermin kurang adanya kontak pribadi
pimpinan yang bersangkutan dengan bawahan-
bawahannya. Ini berarti hubungan pimpinan
dengan bawahan-bawahannya hanya melalui sarana
atau media tertentu sehingga dengan demikian
hubungan tersebut bersifat tidak langsung atau
bersifat “nonpersonal” (nonpribadi), dan
34
Page 35
biasanya hubungan yang demikian itu tidak
dinamis.
(3) Tipe otoriter, pemimpin tipe otoriter ini
menganggap kepemimpinannya merupakan hak
pribadinya dan berpendapat bahwa ia dapat
menentukan apa saja dalam organisasi, tanpa
mengadakan konsultasi dengan bawahan-bawahannya
yang melaksanakan tugas tersebut.
(4) Tipe demokratis, pemimpin tipe ini menitik
beratkan pada partisipasi kelompok dengan
memanfaatkan pandangan-pandangan atau pendapat-
pendapat kelompon. Inisiatif dari kelompok
sangat dianjurkan oleh pimpinan dari tipe ini.
Kegagalan dari kepemimpinan dari pimpinan tipe
ini adalah apabila anggota kelompok tidak cakap
dan kurang tergerak untuk bekerjasama.
(5) Tipe paternalistik, tipe ini cenderung
terlalu ke “bapak”– an, sehingga sangat
memikirkan keinginan dan kesejahteraan anak
buah, terlalu melindungi dan membimbing. Karena
itu agak bersifat “sentimentil”, meskipun
tujuannya baik, sehingga kepercayaan dan
kebebasan kelompok tidak berkembang.
Kelemahannya adalah tipe demikian biasanya
tidak langsung dalam melaksanakan
kepemimpinannya.
35
Page 36
(6) Tipe indigenous, pemimpin tipe ini timbul
dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan yang
bersifat informil seperti perkumpulan sepak
bola, sekolah dan sebagainya, dimana interaksi
antar orang seorang dalam organisasi tersebut
ditentukan oleh keasilan sifat dan pembawa
pimpinan.
b) Gaya Kepemimpinan.
Menurut Gorda (2006:164), ada 4 gaya kepemimpinan yaitu
:
(1) Kepemimpinan direktif, pada gaya kepemimpinan
ini memungkinkan bawahan mengetahui apa yang
diharapkan, memberikan arahan tentang apa yang
harus dilakukan dan bagaimana caranya,
menjadwalkan pekerjaan yang akan dilakukan,
mempertahankan standar-standar kinerja
tertentu, memperjelas peranan pemimpin dalam
kelompok.
(2) Kepemimpinan supportif, pada gaya ini
pemimpin melakukan berbagai usaha untuk membuat
pekerjaan menjadi lebih menyenangkan,
memperlakukan anggota- anggota kelompok secara
adil, bersahabat dan mudah bergaul,
memperhatikan perhatian terhadap kesejahteraan
para bawahan.
36
Page 37
(3) Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi,
pada gaya ini pimpinan menentukan tujuan-tujuan
yang menantang, mengharapkan tingkat kinerja
tertinggi, menekankan peningkatan berkelanjutan
dalam kinerja, menampikan keyakinan dalam
memenuhi standar- standar yang tinggi.
(4) Kepemimpinan partisipatif, pada gaya ini
pimpinan melibatkan bawahan, meminta sugesti-
sugerti dari para bawahan, menggunakan sugesti-
sugesti tersebut pada waktu membuat keputusan.
d. Kepuasan.
1) Pengertian Kepuasan.
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang, atau selisih antara banyaknya ganjaran
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka
yakini seharusnya mereka terima (Robbins, 2006). Dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap yang dimiliki
oleh seorang pekerja terhadap pekerjaannya baik positif
maupun negatif. Seseorang dengan tingkat kepuasan tinggi
menunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaannya,
sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukan sikap yang negatife terhadap pekerjaannya.
2) Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
37
Page 38
Faktor – faktor yang mendorong kepuasan kerja karyawan
adalah kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang
pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan sekerja yang
mendukung, kepribadian yang baik, kecocokan pekerjaan dan
disposisi genetic individual (Robbins, 2006 : 170 ).
Dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan kerja yang
dimiliki oleh masing-masing pegawai itu berbeda. Dengan
mengetahui perbedaan ini maka pimpinan organisasi dapat
menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi.
3) Teori Kepuasan Kerja
Teori dua faktor (Two Factor Teory), dikemukakan oleh
Herzberg yang menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja dan
kepuasan kerja muncul dari dua variabel yang terpisah.
Variabel penyebab ketidakpuasan disebut dengan variabel
hygiene didalamnya termasuk gaji, kondisi kerja dan
kebijakan organisasi.
Variabel penyebab kepuasan kerja disebut dengan
motivator didalamnya terdiri dari prestasi, pengetahuan,
tanggung jawab dan kemajuan, dimana semuanya berkaitan
dengan isi pekerjaan dan prestasi kerja. Herzberg
menyimpulkan bahwa jawaban yang diberikan orang – orang
ketika mereka merasa senang dengan pekerjaannya mereka
berbeda dengan jawaban yang diberikan ketika mereka tidak
senang. Faktor – faktor intrinsik seperti prestasi,
38
Page 39
pengakuan kerja itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan
pertumbuhan tampaknya dikaitkan dengan kepuasan kerja. Bila
mereka yang ditanyai merasa senang mengenai pekerjaan
mereka, mereka cenderung menghubungkan karakteristik ini ke
diri mereka sendiri. Akan tetapi, bila mereka merasa tidak
puas maka mereka akan cenderung mengutip faktor – faktor
ekstrinsik, seperti kebijakan dan pimpinan perusahaan,
hubungan antara pribadi dan kondisi kerja. Herzberg juga
menyatakan bahwa lawan dari kepuasan bukanlah ketidakpuasan,
oleh karena itu menyingkirkan karakteristik yang tidak
memuaskan dari dalam suatu pekerjaan tidak harus menyebabkan
pekerjaan itu menjadi memuaskan.
B. Publikasi Penelitian Sebelumnya.
Publikasi Penelitian Sebelumnya Penelitian pertama
dilakukan oleh Ngakan Made Karma Darmawan, tahun 2005, dengan
judul penelitian Pengaruh Finansial Insentif, Kepemimpinan dan
Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan pada Perusahaan Kusen
Kayu CV. Merta Nadi di Badung. Tujuan penelitian adalah untuk
menganalisis hubungan financial insentif, kepemimpinan dan
komunikasi secara individual dan simultan dengan semangat kerja
karyawan pada perusahaan Kusen Kayu CV. Merta Nadi di Badung.
Sampling dikumpulkan dengan metode random sampling, sebesar 50%
dari jumlah masing-masing bagian acara acak, sehingga jumlah
responden sebagai sampel adalah 30 orang. Model penelitian yang
digunakan adalah Analisis regresi linear berganda, uji satatistik
39
Page 40
F, dan uji statistik t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diperoleh persamaan garis regresi linier berganda adalah Y = -
6,3752 + 0,5005 X1 + 0,3861 X2 + 0,2964 X3, menunjukkan
meningkatnya semangat kerja karyawan dipengaruhi secara simultan
(serempak) oleh peningkatan finansial insentif, kepemimpinan, dan
komunikasi. Pada pengujian koefisien regresi linier berganda
diperoleh t1-hitung adalah 3,7735, t2-hitung adalah 4,6408, dan
t3-hitung adalah 6,0923 lebih besar dari t-tabel 2,056 berada
pada daerah penolakan Ho maka Ho ditolak atau Hi diterima,
berarti memang benar ada pengaruh positif yang nyata (signifikan)
secara individual antara finansial insentif, kepemimpinan, dan
komunikasi terhadap semangat kerja karyawan dan bukan diperoleh
secara kebetulan. Persamaan penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang adalah: sama-sama bertujuan untuk mengetahui
pengaruh financial insentif dan kepemimpinan terhadap semangat
kerja karyawan.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah:
1. Alat analisis yang digunakan yaitu penelitian terdahulu
menggunakan analisis korelasi berganda, analisis Determinasi,
analisis regresi linier berganda, F-test dan t-test sedangkan
penelitian sekarang menggunakan analisis regresi linier berganda,
uji Signifikansi simultan (uji statistik F), uji Signifikansi
Parameter Individual (Uji statistik t).
2. Tempat penelitian terdahulu di CV. Merta Nadi di Badung
sedangkan penelitian sekarang di PT. Pou Chen Corporation.
40
Page 41
3. Jumlah sampel penelitian terdahulu 57 orang sedangkan
sekarang 45 orang.
4. Variabel terikat penelitian terdahulu adalah semangat
kerja sedangkan penelitian sekarang motivasi kerja. Penelitian
kedua dilakukan oleh I Gusti Bagus A. Triyandi S., tahun 2006,
dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi
Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Kantor Dinas Koperasi, PKM
Kota Denpasar. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa
hubungan kepemimpinan dan kompensasi terhadap motivasi kerja
karyawan di Kantor Dinas Koperasi, KPM Kota Denpasar. Adapun
model penelitian yang digunakan adalah regresi linear berganda,
uji satatistik F, dan uji statistik t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa analisis regresi linier berganda diperoleh
persamaan garis regresi linier berganda Y = 11,6495 + 0,1189 X1 +
0,2532 X2 memberikan informasi bahwa meningkatnya motivasi kerja
karyawan dipengaruhi secara serempak oleh meningkatnya
kepemimpinan dan kompensasi. Nilai b2 lebih besar dari nilai b1
menunjukkan bahwa pengaruh kompensasi lebih besar terhadap
motivasi kerja karyawan dibandingkan dengan kepemimpinan. Dari
analisis uji F diperoleh nilai F-hitung adalah 6,1576 lebih besar
dari F-tabel (3,295) terletak pada daerah penolakan Ho atau Hi
diterima. Ini berarti terdapat hubungan atau pengaruh yang
positif dan signifikan secara simultan antara kepemimpinan dan
kompensasi dengan motivasi kerja karyawan. Dari analisis uji t
diperoleh nilai t1-hitung adalah 1,297 lebih kecil dari t-tabel
(2,0369) berada pada daerah penerimaan Ho berarti tidak ada
41
Page 42
pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan motivasi
kerja dan t2-hitung adalah 2,044 lebih besar dari t-tabel
(2,0369) berada pada daerah penolakan Ho berarti ada pengaruh
yang signifikan antara kompensasi dengan motivasi kerja.
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang :
Sama-sama bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan
kompensasi terhadap motivasi kerja karyawan. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian sekarang adalah:
1. Alat analisis yang digunakan yaitu penelitian terdahulu
menggunakan analisis korelasi berganda, analisis Determinasi,
analisis regresi linier berganda, F-test dan t-test sedangkan
penelitian sekarang menggunakan analisis regresi linier berganda,
uji Signifikansi simultan (uji statistik F), uji Signifikansi
Parameter Individual (Uji statistik t).
2. Tempat penelitian terdahulu di Kantor Dinas Koperasi, PKM
Kota Denpasar sedangkan penelitian sekarang di PT. Pou Chen
Corporation.
3. Jumlah responden penelitian terdahulu 50 orang sedangkan
sekarang 45 orang.
4. Variabel bebas terdahulu adalah kepemimpinan dan
kompensasi sedangkan sekarang kepemimpinan dan finansial
insentif.
C. Kerangka Pemikiran
42
Page 43
Motivasi adalah serangkaian dorongan yang dirumuskan secara
sengaja oleh pimpinan perusahaan yang ditujukkan kepada karyawan
agar mereka Bersedia secara ikhlas melakukan perilaku tertentu
yang berdampak kepada peningkatan kinerja dalam rangkaian
pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (I
Gusti Ngurah Gorda, 2004 : 167).
Motivasi orang bekerja adalah mendapatkan keuntungan/manfaat yang
pantas dari yang telah mereka lakukan untuk perusahaan, salah
satunya adalah dalam bentuk finansial insentif. Adapun indikator
dari motivasi kerja karyawan adalah perasaan senang dari karyawan
bekerja di kantor ini, dengan ke tempat kerja tepat waktu, tidak
pulang mendahului jam kerja, menyelesaikan tugas tepat waktu,
melaksanakan tugas dengan tekun dan giat, bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan atasan.
Keberhasilan tujuan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh
kemampuan seorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas maupun
ketrampilannya dalam mengelola organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan amat tergantung pada kualitas orang yang memimpin,
kesediaan orang yang dipimpin dan situasi yang tengah dihadapi.
Adapun indikator dari kepemimpinan adalah kepercayaan yang
diberikan atasan terhadap karyawan dalam menyelesaikan tugas,
teladan atasan bagi karyawan, kedisiplinan atasan terhadap waktu,
membimbing karyawan dalam menyelesaikan tugas, membagi tugas
sesuai dengan keahlian dan kemampuan karyawan, memberi petunjuk
apabila karyawan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
43
Page 44
pekerjaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Finansial insentif adalah dorongan yang bersifat keuangan bukan
saja meliputi upah atau gaji tetapi juga masuk kedalamnya
kemungkinan memperoleh bagian keuntungan dari perusahaan dan
soal-soal kesejahteraan, meliputi perumahan, pemeliharaan
kesehatan, rekreasi, dan jaminan hari tua. Pemberian finansial
insentif yang layak dan adil sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan
tingkat keterampilan individu cenderung akan meningkatkan
motivasi kerja karyawan. Adapun indikator dari financial insentif
adalah keadilan finansial insentif yang diberikan, kelayakan
finansial insentif yang diberikan, finansial insentif yang
diberikan tepat waktu, finansial insentif yang diberikan sesuai
dengan harapan, financial insentif mampu memotivasi karyawan,
finansial insentif yang diberikan sesuai dengan kondisi keuangan
perusahaan. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat
pada Gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian Kepemimpinan
44
Kepemimpinan
1. Percaya Terhadap karyawan.
2. Menjadi teladan bagi karyawan.
3. Disiplin waktu.4. Membimbing karyawan.5. Membagi tugas sesuai
dengan keahlian karyawan.
Page 45
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, dan kajian teori maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga kepemimpinan finansial insentif mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara simultan terhadap motivasi kerja
karyawan pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
2. Diduga kepemimpinan dan finansial insentif mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap motivasi kerja
karyawan pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
45
Financial Intensif
1. Finansial insentif yang diberikan adil.
2. Finansial insentif yang diberikan layak.
3. Finansial insentif yang diberikan tepat waktu.
4. Finansial insentif yang diterima sesuai harapan.
Motivasi Kerja Karyawan
1. Perasaan senang.2. Datang tepat waktu.3. Tidak pulang mendahului
jam kerja.4. Menyelesaikan tugas
tepat waktu.5. Melaksanakan tugas
dengan tekun dan giat.6. Bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan
Page 46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Obyek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen
Corporation yang beralamat di Jalan raya Serang-Jakarta Km. .
b. Obyek Penelitian
46
Page 47
Yang menjadi obyek penelitian adalah mengenai kepemimpinan,
insentif finansial dan motivasi kerja karyawan PT. Pou Chen
Corporation.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation yaitu sebanyak 45 orang
karyawan dengan tidak menyertakan 1 orang direktur utama dan 1
orang direktur karena sebagai pemimpin manajemen puncak. Metode
dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dimana seluruh
populasi dijadikan responden, sehingga jumlah responden adalah
sebanyak 43 orang.
C. Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas (independent variabel) adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya
variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah kepemimpinan (X1) dan financial
insentif (X2).
b. Variabel terikat (dependent variabel) adalah merupakan
variable yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent
variable). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah motivasi kerja (Y).
47
Page 48
D. Jenis Data yang Diperlukan
a. Berdasarkan Sifatnya
1) Data Kualitatif Yaitu data yang tidak berupa angka-angka, atau
data yang tidak dapat dihitung atau diangkakan yang berupa
keterangan yang diperoleh dari perusahaan sebagai pendukung data
kuantitatif seperti informasi tentang sejarah berdirinya
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, persepsi karyawan
terhadap kepemimpinan, finansial insentif dan motivasi kerja
karyawan.
2) Data Kuantitatif Yaitu data yang berupa angka-angka, dalam hal
ini adalah data mengenai jumlah pegawai, jumlah hari kerja dan
finansial insentif yang diberikan.
b. Berdasarkan Sumbernya
1) Data Primer Yaitu data yang diamati langsung pertama kali oleh
peneliti seperti respon karyawan terhadap kepemimpinan, finansial
insentif dan motivasi kerja.
2) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah
dikumpulkan terlebih dahulu oleh pihak lain yang berkaitan dengan
subyek yang diteliti seperti data absensi, jumlah pegawai dan
lain-lain.
E. Metode Pengumpulan Data
48
Page 49
a. Observasi Yaitu data yang dikumpulkan dengan cara mengadakan
pengamatan langsung ke lokasi penelitian dan mengadakan
pencatatan terhadap data yang diperlukan.
b. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya
jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan atau karyawan
yang diberi wewenang untuk memberikan data.
c. Studi Dokumentasi Yaitu cara pengumpulan data dengan meneliti
data-data tertulis seperti dokumen-dokumen perusahaan dan buku-
buku yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
d. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan daftar
pertanyaan tertulis secara lengkap tentang masalah yang akan
dibahas kepada responden.
e. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut. Pengujian validitas tiap butir digunakan
analisis item. Masrun dalam bukunya Sugiyono (2004) menyatakan
bahwa teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai
sekarang menyatakan bahwa teknik korelasi untuk menentukan
49
Page 50
validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi
terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan “item yang
mempunyai korelasi positif dengan kreterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk
dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau
korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka
butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur Reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0.60 (Ghozali, 2001).
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
a) Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda merupakan bagaimana satu variabel
dihubungkan dengan variabel lain. Hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk Persamaan dimana nilai dari suatu variabel yang
diketahui dapat digunakan untuk menduga nilai variabel yang
diketahui dapat digunakan untuk menduga nilai variabel lain yang
50
Page 51
tidak diketahui. Dengan rumus sebagai berikut : (Djarwanto P.S.,
2001 : 187)
y=a+b1X1+b2X2
Dimana :
Y = Motivasi kerja karyawan
a = Nilai konstanta
X1 = Kepemimpinan
X2 = Finansial insentif
b1 = koefisien regresi dari X1
b2 = koefisien regresi dari X2
Untuk dapat menggunakan analisis regresi linier berganda harus
memenuhi asumsi klasik sebagai berikut :
1) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonierritas bertujuan untuk menguji untuk apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal adalah 51
Page 52
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol.
Multikolonialitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawanya (2) variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan
menunjukan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan VIF di
atas 10.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskeastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari Grafik Flot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada Grafik scatterplot antara
SRESID DAN ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang
telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
52
Page 53
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah
distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis
grafik. Cara mendeteksi terjadinya normalitas adalah dengan
melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih
handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan floting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001: 83).
4) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Dipergunakan untuk menguji nyata tidaknya pengaruh Nvariabel
bebas secara Simultan terhadap variabel terikat (Imam Ghozali,
2001 : 46).
53
Page 54
Langkah-langkah :
a) Menentukan formulasi hipotesis
Dalam menentukan formulasi harus disesuaikan dengan bunyi
hipotesis
Ho : b1, b2 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepemimpinan dan finansial
insentif secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan
pada perusahaan alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
Ho : b1, b2 > 0 artinya ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan dan finansial insentif secara
simultan terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan
alas kaki PT. Pou Chen Corporation.
b) Ketentuan Pengujian
Dengan menggunakan derajat kepercayaan 5% atau apabila
alpha 5%, maka F-tabel : F0,05; (k; n-k-1).
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho F-tabel
c) Kriteria penerimaan atau penolakan Ho
Ho diterima apabila F-hitung < F-tabel
Ho ditolak apabila F-hitung > F-tabel.
d) Penentuan nilai F-hitung
54
Page 55
F-hit ¿R2/k
(1−R2 )/(n−k−1)
Dimana :
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
R² = Kuadrat koefisien korelasi berganda.
e)
Gambar 2
Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ho
55
Page 56
f) Penarikan Kesimpulan
Oleh karena F-hit terletak pada terletak pada daerah
penolakan Ho berarti kepemimpinan (X1) dan finansial insentif
(X2) secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja (Y),
bukan didapat secara kebetulan.
5) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variable Kepemimpinan (X1) dengan motivasi kerja karyawan (Y)
secara parsial (Imam Ghozali, 2001 : 46)
Langkah-langkah penyelesaian :
a) Pengujian koefisien regresi b1
1) Penentuan formulasi hipotesis
56
Page 57
Ho : b1 = 0 berarti tidak ada pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan (X1) dengan motivasi
kerja karyawan (Y)
Ho : b1 > 0 berarti ada pengaruh positif dan signifikan
antara kepemimpinan (X1) dengan motivasi kerja karyawan
(Y)
2) Ketentuan pengujian
Dengan alpha 5% maka t-tabel = t0,05 ; (n-k-1)
k = jumlah variabel
3) Kriteria Pengujian
Ho diterima apabila t-hit < t-tabel
Ho ditolak apabila t-hit > t-tabel
4) Penentuan t-hitung
t-hitung = b1Sb1
Dimana :
t = t-hitung
b = koefisien regresi
Sb = tingkat kesalahan koefisien regresi
57
Page 58
5)
Gambar 3
Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ho
6) Penarikan kesimpulan
58
Page 59
Oleh karena t-hitung terletak pada daerah penolakan Ho
maka kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan (Y) bukan didapat secara
kebetulan.
b) Pengujian Koefisien regresi b2
1) Penentuan formulasi hipotesis
Ho : b2 = 0 berarti tidak ada pengaruh positif dan
signifikan antara finansial insentif (X1) dengan
motivasi kerja karyawan (Y)
Ho : b2 > 0 berarti ada pengaruh positif dan signifikan
antara financial insentif (X1) dengan motivasi kerja
karyawan (Y) Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho
t-tabel 0
2) Ketentuan pengujian.
Dengan alpha 5% maka t-tabel = t0,05; (n-k-1)
k = jumlah variabel
3) Kriteria Pengujian.
Ho diterima apabila t-hit < t-tabel.
Ho ditolak apabila t-hit > t-tabel
4) Penentuan t-hitung.
t-hitung2 = b2Sb2
59
Page 60
Dimana :
t = t-hitung
b = koefisien regresi
Sb = tingkat kesalahan koefisien regresi
5)
Gambar 4
Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ho
60
Page 61
6) Penarikan kesimpulan
Oleh karena t-hitung terletak pada daerah penolakan Ho
maka finansial insentif (X2) mempunyai pengaruh yang Daerah
Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho t-tabel 0 signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan (Y) bukan didapat secara
kebetulan.
2. Analisis Kualitatif.
Menganalisa secara Deskriptif, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan atau digunakan untuk
menunjang dan melengkapi analisis kuantitatif.
Semua perhitungan rumus tersebut di atas akan dibantu
pengolahannya dengan Program SPSS for Windows.
61
Page 62
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berakhirnya proposal ini maka dapat disimpulkan
bahwa adanya PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN FINANSIAL INSENTIF
TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. POU CHEN
CORPORATION.
62
Page 63
Semua data ataupun penelitian yang ada di proposal ini
telah dibuktikan sesuai dengan metode penelitian yang ada,
sehingga semua data tersebut bukan didapat secara kebetulan
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun untuk menyempurnakan penelitian ini, penyusun
sangat mengharapkan dorongan dan bimbingan yang intensif
agar dapat melanjutkannya dalam pembuatan skripsi, yang mana
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana S-
1.
B. Saran
Pada dasarnya setiap perusahaan itu memiliki
kelebihan/keunggulan dan kelemahan dalam memfasilitasi
setiap karyawan nya, oleh sebab itu, saya sebagai penyusun
mengambil judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN FINANSIAL
INSENTIF TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN” khususnya di PT.
POU CHEN CORPORATION, dengan bertujuan untuk meneliti ada
atau tidak nya pengaruh tersebut terhadap para karyawan nya.
dalam hal ini saya berharap ada timbal balik yang diberikan
oleh perusahaan pada setiap karyawan nya, karena
bagaimanapun sebuah perusahaan tidak akan maju tanpa
karyawan yang bekerja pada perusahaannya tersebut.
63
Page 64
DAFTAR PUSTAKA
Edy Sutrisno, (2010), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua,
Penerbit :
Prenada Media Group, Jakarta.
Google Search , (2012), Wikipedia Pariwisata Indonesia.
Gorda, I Gusti Ngurah, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi,
Penerbit Astabrata Bali.
Hadari Nawawi, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit :
Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Husein Umar, (2008), Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan,
Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Malayu SP. Hasibuan, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi,
Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Manulang, M., (2008), Manajemen Personalia. Penerbit : Aksara Baru,
Jakarta.
Nazir, Moh., (2006), Metodelogi Penelitian, Edisi Keenam, Penerbit :
Ghalia
Indonesia.
Sondang P. Siagian, (1006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
Bumi
Aksara, Jakarta.
64
Page 65
Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua Belas,
Penerbit : Alfa
Beta, Bandung.
Suyana Utama, Made, (2009), Statistika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit :
Udayana
University Press, Denpasar.
Viethzal Rivai, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Dari Teori Ke Praktek, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
65