BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Desa Peniron, Kecamatan Pejagoan dan sekitarnya, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang cukup menarik untuk menjadi daerah telitian. Daerah tersebut memiliki pengaruh struktur geologi yang cukup besar dengan satuan litologi yang beragam. Secara geomorfologi, bagian barat daerah telitian merupakan bentukan perbukitan homoklin, pada perbukitan ini juga kemungkinan terdapat kemenerusan dari lipatan yang berarah barat-timur. Didapati juga lembah-lembah yang diindikasikan terdapat pengaruh struktur relatif berarah utara-selatan searah dengan arah sungai besar Luk Ulo. Di bagian timur terdapat bentukan dataran, dimana dataran tersebut dilalui oleh sungai Luk Ulo. Material pada dataran di indikasikan berupa endapan aluvial hasil endapan sungai stadia tua Luk Ulo. Pola pengaliran yang berkembang di daerah ini adalah pola ubahan subdendritik di bagian barat dan trellis di bagian timur. Secara stratigrafi, penulis membagi daerah menjadi 3 formasi. Bagian barat dan barat daya daerah telitian dijumpai Formasi Halang, bagian tengah dijumpai anggota breksi Formasi Halang, kemudian di timur peta dijumpai Formasi Penosogan. Antara Formasi Penosogan dan anggota 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Desa Peniron, Kecamatan Pejagoan dan sekitarnya,
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah
yang cukup menarik untuk menjadi daerah telitian. Daerah
tersebut memiliki pengaruh struktur geologi yang cukup
besar dengan satuan litologi yang beragam.
Secara geomorfologi, bagian barat daerah telitian
merupakan bentukan perbukitan homoklin, pada perbukitan
ini juga kemungkinan terdapat kemenerusan dari lipatan
yang berarah barat-timur. Didapati juga lembah-lembah
yang diindikasikan terdapat pengaruh struktur relatif
berarah utara-selatan searah dengan arah sungai besar Luk
Ulo. Di bagian timur terdapat bentukan dataran, dimana
dataran tersebut dilalui oleh sungai Luk Ulo. Material
pada dataran di indikasikan berupa endapan aluvial hasil
endapan sungai stadia tua Luk Ulo. Pola pengaliran yang
berkembang di daerah ini adalah pola ubahan subdendritik
di bagian barat dan trellis di bagian timur.
Secara stratigrafi, penulis membagi daerah menjadi 3
formasi. Bagian barat dan barat daya daerah telitian
dijumpai Formasi Halang, bagian tengah dijumpai anggota
breksi Formasi Halang, kemudian di timur peta dijumpai
Formasi Penosogan. Antara Formasi Penosogan dan anggota
1
breksi Formasi Halang terdapat hubungan beda fasies
menjari (Prasetyadi,2007). Di bagian timur peta juga
terdapat endapan aluvial disekitar sungai stadia tua Luk
Ulo
Berdasarkan penjelasan diatas, memunculkan keinginan
penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada
daerah Sruweng Dengan melakukan penelitian lebih lanjut
penulis dapat meninjau langsung obyek-obyek geologi yang
terdapat pada daerah telitian dan ketepatan peta geologi
regional.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun batasan rumusan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut :
1. Apa sajakah bentuklahan yang terdapat pada daerah
telitian?
2. Litologi apakah yang terdapat pada daerah telitian?
3. Bagaimanakah hubungan antara satuan batuannya?
4. Bagaimanakah perkembangan struktur geologi daerah
tersebut?
5. Apakah potensi geologi daaerah telitian?
I.3 Maksud Penelitian
Maksud penulis mengadakan penelitian adalah untuk
melakukan pengamatan karakteristik batuan dan kemenerusan
struktur geologi berupa lipatan yang digambarkan pada
peta geologi regional daerah telitian.
Melakukan pengamatan bentuklahan detil berdasarkan
Gambar 3.3 kenampakan Slickenside pada bidang sesar dilapangan.
Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu
bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan
dari lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam
bahan tersebut. Pada umumnya di dalam lipatan akan
terdapat bidang perlipatan, foliasi, dan liniasi.
Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :
1. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan
yang arahnya tegak lurus permukaan lempeng (Gambar 3.4.a)
2. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang
arahnya sejajar dengan permukaan lempeng (Gambar 3.4.b)
25
Gambar 3.4Mekanisme gaya yang menyebabkan terbentuknya lipatan
(a) Bending, (b) Buckling
3.5 Geologi Regional Cekungan Serayu Selatan
3.5.1 Fisiografi Regional
Aktifitas geologi Jawa Tengah menghasilkan
beberapa zona fisiografi yang satu sama lain dapat
dibedakan berdasarkan morfologi, petrologi, dan
struktur geologinya. Van Bemmelen (1949), membagi
daerah Jawa Tengah ke dalam 7 besar zona fisiografi,
26
masing-masing dari utara ke selatan adalah Zona
Dataran Pantai Utara Pulau Jawa, Antiklinorium Zona
Rembang, Antiklinorium Zona Serayu Utara dan
Kendeng, Zona Rendahan Randublatung, Pegunungan
Kuarter, Zona Pegunungan Serayu Selatan dan Zona
Pegunungan Selatan, pembagian zona tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3-1.
Gambar 3.5. Fisiografi regional Jawa menurut Van Bemmelen
(1949)
Dari Gambar 3.1. diatas, daerah penelitian
sendiri termasuk kedalam zona Pegunungan Serayu
Selatan. Zona Pegunungan Serayu Selatan menempati
bagian tengah Jawa membentang barat-timur Jawa
Tengah dari Purwokerto s.d. Purworejo. Daerah ini
bermorfologi Pegunungan lipatan dengan litologi
mélange pada kompleks Luk Ulo, Karangsambung,
Kebumen (Bammelen, 1949)
3.5.2 Geomorfologi Regional
27
Berdasarkan pembagian fisiografi Pulau Jawa
menurut Van Bemmelen (1949), daerah penelitian
termasuk “Zona Pegunungan Serayu Selatan ”, yaitu
berupa sebuah blok yang miring ke arah selatan atau
Samudra Indonesia, dimana pada bagian utara terdapat
gawir-gawir yang memanjang relatif barat-timur.
3.5.3 Stratigrafi Regional
Stratigrafi regional mandala serayu selatan
terdiri dari beberapa formasi antara lain yang
berbeda karakteristik anggota penyusunnya dan
lingkungan pengendapannya, antara lain:
28
LITOLOGI
Anggota Breksi Formasi Halang: breksi dengan komponen andesit, basaldan batugamping, masa dasar batupasir tufaan kasar, sisipan batupasir dan lava basal
Formasi Halang: perselingan batupasir, batulempung, napal, tufa dan sisipan breksi.Merupakan kumpulan sedimen yang dipengaruhi oleh turbidit bersifat distal sampai proksimalpada bagian bawah dan tengah kipas bawah laut.
Formasi Penosogan: Perselingan batupasir, batulempung, tuff, napal, dan kalkarenit.
Gambar 3.6. Stratigrafi Paleogen Luk Ulo dari hasil penelitian
modifikasi Adiputra 2013 (C.Prasetyadi 2007)
3.5.4Struktur Geologi Regional
Pulau Jawa dikontrol oleh sejumlah struktur
utama yang mencerminkan evolusi tektoniknya)
struktur utama Pulau Jawa terdiri dari Struktur
Meratus yang berarah Timurlaut-Baratdaya, Struktur
Sumatra Berarah baratlaut-Tenggara, dan Struktur
Sunda berarah Utara-Selatan dan struktur Jawa yang