7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Kejahatan memang merupakan perbuatan masyarakat yang sangat mengganggu ketentraman, kedamaian, serta ketenangan masyarakat.Keterlibatan wanita sebagai pelaku kriminalitas bukan merupakan sesuatu yang baru,walaupun keterlibatan ini relatif lebih kecil dibandingkan pria. Kriminalitas dilakukan wanita terjadi dalam bentuk kejahatan dan pelanggaran. Kriminalitas dilakukan kaum wanita dengan segala aspek antara lain kondisi yang memaksa untuk melakukan kriminalitas dan faktor ekonomi yang tidak dapat dihindarinya Di mata hukum, yang berbuat kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, begitu pula wanita yang melakukan kejahatan. Mereka harus menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan memperbaiki dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah sebagai tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukum pidana yang saat ini dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai upaya telah dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana yang efektif dan efisien agar narapidana dapat mengenal diri sendiri.Usaha itu berupa pembagian Lembaga Pemasyarakatan menurut kategori, baik usia maupun jenis kelamin. Undang- Undang No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal (12) ayat Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang
Kuliah Lapangan di Lembaga Pemasyarakatan Kota Malang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan
Kejahatan memang merupakan perbuatan masyarakat yang sangat mengganggu
ketentraman, kedamaian, serta ketenangan masyarakat.Keterlibatan wanita sebagai pelaku
kriminalitas bukan merupakan sesuatu yang baru,walaupun keterlibatan ini relatif lebih kecil
dibandingkan pria. Kriminalitas dilakukan wanita terjadi dalam bentuk kejahatan dan
pelanggaran. Kriminalitas dilakukan kaum wanita dengan segala aspek antara lain kondisi
yang memaksa untuk melakukan kriminalitas dan faktor ekonomi yang tidak dapat
dihindarinya
Di mata hukum, yang berbuat kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai
dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, begitu pula wanita yang
melakukan kejahatan. Mereka harus menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan
harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan
memperbaiki dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah
sebagai tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukum pidana yang saat ini
dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai upaya telah dilakukan Lembaga
Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana yang efektif dan efisien agar
narapidana dapat mengenal diri sendiri.Usaha itu berupa pembagian Lembaga
Pemasyarakatan menurut kategori, baik usia maupun jenis kelamin. Undang-Undang No.12
tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal (12) ayat (2) berbunyi : “Pembinaan Narapidana
Wanita di Lembaga Pemasyarakatan”
Tujuan didirikan Lembaga Pemasyarakatan wanita adalah untuk memisahkan antara
narapidana wanita dengan narapidana laki-laki demi faktor keamanan dan faktor psikologis.
Sejalan dengan pertambahan penduduk, masih adanya ketimpangan ekonomi dan
kesenjangan sosial dan makin ketatnya persaingan yang berkembang ke arah keangkuhan
dan kecemburuan sosial, maka kriminalitas akan semakin meningkat, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, begitu pula dengan kriminalitas wanita.
Malang, sebagai salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang mempunyai Lembaga
Pemasyarakatan WanitaKelas IIA Malang yang sudah menerapkan sistem manajemen
pelayanan International ISO (International Organization forStandardization) 9001:2000.
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 1
Sehubungan dengan rencana kegiatan kuliah lapangan tentang aplikasi psikologi
keperawatan bagi Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Malang, pihak institusi menunjuk
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A sebagai lahan praktek. Pembelajaran disini
dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar memahami berbagai aspek psikologi sebagai
dasar dalam menghadapi pasien saat bertugas di Lahan Praktek Rumah Sakit kelak. Selain
itu, mahasiswa dapat melakukan pendekatan dan pengkajian psikologi pada warga binaan
lapas yang mungkin memiliki berbagi masalah psikologi. Serta agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan di masyarakat secara langsung perkuliahan teori yang didapat dikelas.
1.2 Tujuan
Perkuliahan lapangan untuk mata kuliah Psikologi ini secara umum bertujuan
untuk memberikan gambaran tentang fenomena yang terkait dengan bidang kajian
yang dipelajari dalam psikologi. Sedangkan tujuan khusus kuliah lapangan mata
kuliah Psikologi antara lain :
1. Menerapkan prinsip dan faktor sosial budaya dalam melaksanakan anamnese
2. Menerapkan prinsip pengkajian psikologi keperawatan dalam pengkajian pada
pasien dengan berbagai masalah psikologis
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah secara Umum
1. Bagaimana gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
2. Bagaimana struktur organisasi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang
?
3. Bagaimana tupoksi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
4. Bagaimana visi dan misi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
5. Bagaimana program kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?
6. Bagaimana syarat dan prosedur menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Wanita II A Malang ?
7. Bagaimana sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A
Malang ?
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 2
Rumusan Masalah secara Khusus
1. Bagaimana pengkajian psikososial pada klien di Lembaga Pemasyarakatan Wanita
II A Malang ?
2. Contoh tugas pengkajian pada klien Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A
Malang
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tentang Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk
melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia.
Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di sebut dengan istilah penjara.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut
masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim.
Pegawai negeri sipil yang menangangi pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga
pemasyarakatan di sebut dengan Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih di kenal dengan
istilah sipir penjara. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri
Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah
mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.
Dalam proses pembinaan narapidana oleh Lembaga Pemasyarakatan dibutuhkan
sarana dan prasarana pedukung guna mencapai keberhasilan yang ingin dicapai. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi :
1. Sarana Gedung Pemasyarakatan
Gedung Pemasyarakatan merupakan representasi keadaan penghuni di dalamnya.
Keadaan gedung yang layak dapat mendukung proses pembinaan yang sesuai
harapan. Di Indonesia sendiri, sebagian besar bangunan Lembaga Pemasyarakatan
merupakan warisan kolonial, dengan kondisi infrastruktur yang terkesan ”angker”
dan keras. Tembok tinggi yang mengelilingi dengan teralis besi menambah kesan
seram penghuninya.
2. Pembinaan Narapidana
Bahwa sarana untuk pendidikan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan sangat
terbatas, baik dalam jumlahnya maupun dalam jenisnya, dan bahkan ada sarana
Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 4