Top Banner
15 PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA LOKAL DI DIY (Studi Komparatif Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Program Acara Kesenian Tradisional di Radio Siaran Swasta pada Frekuensi FM dan AM di Yogyakarta) Noning Verawati 1 Abstract This research is a case study research that revealing how is the existence of traditional art program (Wayangan) on four private broadcast radios at Jogjakarta with different frequency that consist of Frequency Modulation (FM) and Amplitude Modulation (AM) in Unisi Radio 104.5 FM, Retjo Buntung Radio 99.4 FM, Swara Konco Tani Radio and Swara Kenanga Jogjakarta Radio. Appropriate with case study, so this research will answering the question ‘how’ and ‘why’ about the factors that influenced to the traditional art program on the private broadcast radio at Jogjakarta. The traditional art program, especially wayang was being a research object because this program has a high historic value in order to maintaining the origin culture of Indonesia. Initially, this program is ‘creation’ government program as one of broadcast requirement. But after the reformation on 1998, this program is no longer being a requirement so that there are many the private broadcast radios in FM frequency is not broadcasting it, but there are also still broadcasting it although in limited duration. Today, the traditional art program can listened on the private broadcast radio in AM frequency that has taking over these programs. This research result is Unisi Radio 104.5 FM has been removing the art program because it is not agree with their audients and segment that is young generation. While Retjo Buntung Ra dio on the contrary is choosing to maintain the traditional art program because they were committed to maintaining Indonesian culture. Meanwhile, two radio that placed in AM that consist of Swara Konco Tani and Swara Kenanga instead carrying the traditional art program as their main broadcast, so that they are famous as radio that based on culture. Keyword: programs, traditional art. 1 Staf pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Bandar Lampung. Ia dapat dikontak di [email protected]
56

PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

Dec 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

15

PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DIRADIO SWASTA LOKAL DI DIY

(Studi Komparatif Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi ProgramAcara Kesenian Tradisional di Radio Siaran Swasta pada Frekuensi FM dan AM di

Yogyakarta)

Noning Verawati1

Abstract

This research is a case study research that revealing how is the existence oftraditional art program (Wayangan) on four private broadcast radios at Jogjakarta withdifferent frequency that consist of Frequency Modulation (FM) and Amplitude Modulation(AM) in Unisi Radio 104.5 FM, Retjo Buntung Radio 99.4 FM, Swara Konco Tani Radioand Swara Kenanga Jogjakarta Radio. Appropriate with case study, so this research willanswering the question ‘how’ and ‘why’ about the factors that influenced to the traditionalart program on the private broadcast radio at Jogjakarta.

The traditional art program, especially wayang was being a research object becausethis program has a high historic value in order to maintaining the origin culture ofIndonesia. Initially, this program is ‘creation’ government program as one of broadcastrequirement. But after the reformation on 1998, this program is no longer being arequirement so that there are many the private broadcast radios in FM frequency is notbroadcasting it, but there are also still broadcasting it although in limited duration. Today,the traditional art program can listened on the private broadcast radio in AM frequencythat has taking over these programs.

This research result is Unisi Radio 104.5 FM has been removing the art programbecause it is not agree with their audients and segment that is young generation. WhileRetjo Buntung Ra dio on the contrary is choosing to maintain the traditional art programbecause they were committed to maintaining Indonesian culture. Meanwhile, two radio thatplaced in AM that consist of Swara Konco Tani and Swara Kenanga instead carrying thetraditional art program as their main broadcast, so that they are famous as radio that basedon culture.

Keyword: programs, traditional art.

1Staf pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Bandar Lampung. Ia dapat dikontak [email protected]

Page 2: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

16

PENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahFenomena kemunculan radio

siaran swasta di Indonesia tidak bisadilepaskan dari gerakan reformasi tahun1998 yang lebih leluasa memberikanruang gerak bagi dunia penyiaran. Mediamassa yang awalnya hidup dalam situasipenuh tekanan berangsur hidup normaldan bebas. Bahkan sejak saat itu,pertumbuhan dan perkembangan radiosiaran swasta tidak bisa dibendung lagi.Ratusan radio tumbuh dan berkembangdengan cepat baik di pusat ataupun didaerah.

Kehidupan penyiaran kian dinamisdengan dibebaskannya radio siaran swastadalam mengelola program acara siaranyang selama ini diatur oleh pemerintah.Sebelum reformasi bergulir, pemerintahmemang mengatur ketat tentangpengelolaan program acara di radio siaranswasta sebagai salah satu syarat siaran.Pada waktu itu, pemerintah mewajibkanseluruh radio siaran swasta di Indonesiauntuk menyiarkan program acara keseniantradisional berupa siaran wayangan setiapsatu bulan sekali pada minggu keempat.

Kendati program acara ini adalahprogram wajib putar, pemerintah tidakmembebani radio siaran swasta dalammateri siarannya. Pasalnya pemerintahmenyuplai seluruh materi yang diperlukanoleh radio secara berkala. Radio siaranswasta hanya tinggal memutarkan sajatiap bulannya. Sebagai program acarayang wajib putar, pemerintah juga telahmemberikan rambu-rambu jam tayangprogram acara kesenian tradisional padamalam hari dengan maksud tidakmengganggu aktifitas radio siaran swastapada jam-jam prime time dan program inidianggap cocok untuk disiarkan padamalam hari.

Dalam dunia penyiaran, programacara bisa diartikan sebagai acara ataurencana yang disusun sedemikian rupadengan tujuan menghasilkan acara yangberkualitas (Morisan, 2008). Sedangkan

kesenian tradisional bisa diartikan sebagaikesenian rakyat yang terdapat di daerahpedesaan dan merupakan peninggalankebudayaan yang sangat berharga bagibangsa Indonesia (Hendratno, 2004).Karena luasnya kajian tentang keseniantradisional, maka peneliti hanya akanmerujuk pada kesenian yang dimaksudoleh pemerintah yaitu kesenian wayang1.

Bagi radio siaran swasta yangtumbuh sebelum reformasi, tidak adaalasan untuk mereka menolak progamacara kesenian ini, walaupun programtersebut dipandang tidak sesuai denganformat siarannya. Pemerintah juga tidakmembedakan radio satu dengan yang lain.Semuanya harus menyuguhkan programacara kesenian tradisional baik radio yangada di pusat maupun yang ada di daerah.Radio yang tumbuh dan berkembang diYogyakarta pun mengalami kewajiban initanpa terkecuali. Radio Unisi 104.5 FMdan Radio Retjo Buntung 99,4 FMmerupakan contoh radio yang pernahmengalami kewajiban tersebut.

Selama bertahun-tahun merekatidak pernah absen untuk menyajikanprogram acara kesenian tradisional(wayangan) tersebut. Bagi mereka, sukaatau tidak suka, cocok ataupun tidakcocok mereka harus memutarkannya jikatidak ingin cekal oleh pemerintah.Direktur Produksi Siaran Unisi FM,Kecuk Sahana menyatakan meskiprogram ini tidak cocok dengan segmenmereka, namun program ini memangharus tetap diputar.

1Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengertianWayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatankulit atau kayu dsb yang dapat dimanfaatkan untukmemerankan tokoh dulu pertunjukan drama tradisional (bali,jawa, sunda, dsb), biasanya dimainkan oleh seseorang yangdisebut dalang. Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti"bayangan". Jika ditinjau dari arti filsafatnya "wayang" dapatdiartikan sebagai bayangan atau merupakan pencerminan darisifatsifat yang ada dalam jiwa manusia, seperti angkara murka,kebajikan, serakah dan lain-lain

Page 3: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

17

Namun setelah reformasi bergulir, RadioUnisi memilih untuk tidak lagimemutarkan program acara kesenian danmenggantinya dengan program hiburanatau kembali kekonsep lama yaitu sebagaimedia yang berbasis news/jurnalistik2.

Sementara tonggak reformasi 1998ditanggapi berbeda oleh Radio RetjoBuntung 99, 4 FM. Radio yang berada diJalan Jalagalan ini justru memilih untukmempertahankan program acara keseniantradisional (wayangan) dalam daftar menusiaran mereka dengan alasan programacara ini selaras dengan visi dan misiyang mereka punyai. Bahkan merekamenambah daftar program baru yangbertema kesenian tradisional sepertiprogram acara Langen Sari dan Ketoprak,kendati pemerintah tidak lagimengharuskan program acara semacamini diputar. Pemerintah dalam UU No. 32Tahun 2002 tentang Kepenyiaram hanyamemberikan masukan bagi pengelolastasiun penyiaran untuk bisa menyiarkanprogram acara dengan berbagai pedomanseperti isi program siaran harusmengandung informasi, hinggamengamalkan nilai-nilai agama dankebudayaan Indonesia3.

Dipertahankan ataudihilangkannya program tertentu distasiunradio sejatinya adalah hak setiap stasiunradio, lantaran sudah tidak ada lagikeharusan atau kewajiban yang mengikatmereka. Setiap pengelola berhak untukmemilih atau menentukan program acarayang sesuai dengan segmentasi pasar dantarget pendengar mereka. Akan tetapi,jika dipandang dari bentuk tanggungjawab yang diemban oleh media massa,maka mereka (pengelola media massa)memiliki peran dan fungsi yang lain yaituuntuk melestarikan ataumentrasnformasikan kebudayaan aslikepada generasi muda.

2Hasil wawancara dengan Direktur Program AcaraUnisi, Kecuk Sahana (2011)

3Lihat UU No.32 tahun 2002 tentang Kepenyiaran,bab IV, pasal 36 mengenai isi siaran.

Akan sangat disayangkan, jikakita memiliki media massa yang sangatbanyak tetapi miskin program acara yangmeyuguhkan program keseniantradisional. Saat ini kita bisa rasakan,program acara kesenian tradisionalmemang semakin langka didengar.Semakin lama kesenian tradisional hilangdari kehidupan bermasyarakat karenamulai tergeser dengan kesenian modernyang dianggap lebih berkelas dan lebihgaul.

Kesenian tradisional (wayang)yang tak lain merupakan unsur budaya,harus diakui memang mengalamipenyesuaian atau mengalami metamorfosaagar dapat diterima kelompok khalayakterbesar yaitu kelompok pendengarbudaya populer. Lebih dari itu, mediamassa saat ini, lebih cenderungmemberikan siaran informasi ataupunhiburan sesuai trend dan melayani gayahidup target khalayak. Bukan pada derajatkepentingan atau manfaatnya. Merekapunlebih memilih tema-tema universal danglobal agar dapat diterima pendengarnya.

Radio Unisi dan Radio RetjoBuntung tentu saja memiliki berbagaipertimbangan dalam memutuskan kenapaprogram acara kesenian tradisional inidihapuskan dari menu siaran mereka ataubahkan memilih untuk dipertahankansebagai program tetap mereka.Pertimbangan tersebut bisa berasal darikeputusan internal atau eksternal sepertiadanya kompetitor baru dalam duniapenyiaran. Oleh karena itu, peneliti akanmengkaji lebih detail tentang faktor-faktoryang berpengaruh pada perubahanprogram acara kesenian tradisional.Persoalan ini dianggap kian menarikdengan hadirnya radio di frekuensi AMyang hadir dan memilih mengusungkonsep kebudayaan dan menyiarkanprogram-program acara keseniantradisional. Bahkan program acara yangmereka miliki adalah 90 % musik etnik.

Radio Swara Kenanga dan RadioSwara Konco Tani adalah dua radio AMyang lahir pada abad milenium. Mereka

Page 4: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

18

hadir dengan warna dan konsep barutentang bagaimana menyuguhkanprogram acara kesenian tradisional dalamsiaran mereka sehari-hari dan bertahanmeksi tanpa pemasukan iklan yangberarti. Radio ini juga merasa kianpercaya diri dengan mengelola programacara kesenian tradiosional yang selamaini dianggap sebelah mata olehmasyarakat. Dua (2) radio ini jugamenyatakan bahwa mengelola programacara kesenian tidak sesulit yangdibayangkan apalagi untuk materi yangdisuguhkan. Bagi mereka ‘’ banyak jalanmenuju Roma’’. Artinya banyakjalan/cara untuk bisa sampai pada tujuanyaitu memuaskan keinginan pendengar.Dengan demikian, peneliti akanmembandingkan faktor-faktor yangberpengaruh pada pembuatan programacara kesenian tradisional empat (4) radioini secara bersamaan.

Alasan peneliti memilih empat (4)radio siaran swasta ini, dua (2) berada difrekuensi FM (Unisi dan Retjo Buntung),dan dua (2) berada pada frekuensi AM(Swara Konco Tani dan Radio SwaraKenanga) adalah kesamaan historismereka yang sama-sama pernahmenyiarkan progam acara keseniantradisional tetapi salah satu dari radiotersebut (Unisi) dihapuskan karena sudahtidak ada aturan yang mengikat mereka,sedangkan Retjo Buntung memilih untukmempertahankan acara yang sesuaidengan format siaran mereka. Sementaradua radio lain (Swara Konco Tani danSwara Kenanga) akan digunakan sebagaipembanding dalam menyuguhkan progamacara kesenian tradisional.

Berdasarkan penjelasan diatas,untuk mengetahui tentang program acarakesenian tradisioanal antar empat (4)radio tersebut maka diperlukanpendekatan studi kasus. Sesuai definisistudi kasus, penelitian ini akanmenyelediki suatu fenomena kontemporerdalam konteks real life dimana batas-batas antar fenomena dan konteks tersebutbelum jelas. Oleh karena itu peneliti akan

berangkat dengan pertanyaan ‘’how’’ dan‘’ why’’ yang dianjurkan dalam studikasus.

2. Rumusan MasalahDari uraian latar belakang diatas,

penulis merumuskan permasalahan yaitu:‘’Apasaja faktor-faktor yangmempengaruhi progam acara keseniantradisional di Radio Buntung dan RadioUnisi (FM), Radio Swara Konco Tani(AM) dan Radio Swara Kenanga (AM)?’’

KERANGKA PEMIKIRAN1. Radio Siaran dan

Karakteristik RadioDibandingkan dengan media masa

lainnya, radio memiliki karaktersitik yangtidak dapat dipisahkan dalam kehidupanmanusia karena memberikan kontribusibesar bagi perkembangan komunikasimassa. Ditinjau dari manfaat yang unikkepada khalayak, radio memiliki beberapakarakteristik. Pertama adalah langsung.Radio merupakan satu-satunya mediayang memiliki kemampuanmenyampaikan isi programnya secaralangsung kehadapan pendengar dan secarainstan pendengar bisa langsungmenangkap dan mencerna keseluruhaninformasinya. Hal ini berbeda dengantelevisi maupun media cetak. Padatelevisi, pemirsa harus menunggu citraanpada layar sedangkan pada media cetak,pembaca harus mencerna huruf-hurufyang tertera untuk kemudian memprosesdan mencerna keseluruhan informasi yangdisampaikan.

Kedua yaitu informasi tercepat.Sebagai media massa elektronik, radiomemiliki kecepatan dibanding denganmedia lain atau dengan kata lain, Radio isthe ‘Now’ media. Pengertian Now disiniadalah kesegarannya. Selain lebih cepatproses penayangan informasinya dan lebihmurah dalam proses operasionalnya, radiodimungkinkan untuk menyebarkaninformasi seketika.

Page 5: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

19

Ketiga adalah auditif meskipunhanya memproduksi suara bukan visualseperti media cetak atau ‘visual begerak’seperti televisi, namun radio tetapdianggap memiliki keunggulan. Keempatadalah menciptakan ‘theater of mind’.Produksi radio yang hanya berupa suaratanpa gambar, justru mampu menciptakan‘imajinasi’ yang sering menggodaperasaan pendengar. Kekuatan imajinasisering juga diistilahkan dengan ‘theaterof mind’. Melalui warna bunyi tertentu,intonasi dan aksentuasi dalam teknik‘announcing’ mampu membawa imajinasipendengar untuk mengidentifikasi suasanadan situasi berdasarkan suara yangdidegarnya.

Kelima yaitu murah. Tidak dapatdisangkal bahwa dalam beberapa hal radiomerupakan media komunikasi massa yangmurah jika dibandingkan dengan mediacetak dan televisi. Misalnya, biayapenyelenggaraan siaran radio penerimajuga relatif murah, terutama setelah eratransistor sehingga dimungkinkanproduksi radio berukuran saku dan dapatdibawa kemana-mana.

Keenam adalah daya jangkau luas.Dalam hal distribusi produksi, radio hanyamempunyai keunggulan untuk meraihareal sasaran yang luas. Teknologinyadimungkinkan untuk mengatasihambatan-hambatan geografis, cuaca dansistem distribusinya. Ketujuh yaitumenyentuh kepentingan lokal danregional. Meskipun siaran radiomemungkinkan mencapai radius yangluas, seperti melintasi samudra dan benua,tetapi umumnya siaran radio bersifat lokaldan regional saja. Keuntungannya, radiobisa mengidentifikasi kebutuhanpendengar secara jelas dan pasti. Palingtidak, kebutuhan untuk mengetahui situasidan kondisi lokal regionalnya.

Radio merupakan produk dariteknologi komunikasi yang telahmenjalani proses perkembangan denganpesat, dan kini menjadi salah satu mediamassa yang patut diperhitungkan. Siaranradio dan televisi, mampu mendatangi

khalayak tanpa membedakan status danusia selama 24 jam tiap hari. Inimenandakan makna berkala dalam siarantidak lagi dibatasi lagi oleh waktu dalampengertian hari, Minggu dan bulan sepertipada media massa cetak, akan tetapidibatasi waktu dalam pengertian detik,menit dan jam.

2. Audiens Dalam Radio SiaranDalam dunia penyiaran,

mengetahui secara persis apa kebutuhanaudiens merupakan hal yang penting danamat mendasar sebelum kita menentukanprogam acara. Bukan sekedarmenghadirkan acara dengan materi ataukemasan baru tetapi isinya tetap yanglama. Oleh karena itu, pengelola programacara membutuhkan pendapat darikhalayak. Menurut Masduki (2006)pengelola program acara harusmengetahui karakteristik dan tipologi paraaudiens yang bisa dibagi kedalambeberapa kategori, yaitu:

1. Heterogen. Massa pendengar terdiridari orang-orang yang berbeda usia,ras, suku, agama, strata sosial, latarbelakang sosial-politik-budaya, dankepentingan.

2. Pribadi. Pendengar adalah individu-individu, bukan tim atau organisasi.Karenanya, komunikasi yangberlangsung bersifat interpersonal(antarpribadi), yakni penyiar denganpendengar, dengan gaya “ngobrol”.Penyiar harus membayangkanseolah-olah sedang berbicara kepadasatu orang saat siaran.

3. Aktif. Pendengar Radio Siaran tidakpasif, tetapi berfikir, dapatmelakukan interpretasi, dan menilaiapa yang didengarnya.

4. Selektif. Pendengar dapat memilihgelombang, frekuensi, atau stasiunradio mana saja sesuai selera.Penyiar tidak bisa “memaksa”pendengar stay tune di gelombangyang sama tiap saat.

Page 6: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

20

Sedangkan tipologi pendengarberdasarkan partisipan dapat dibagimenjadi empat (4) yaitu:

1. Pendengar spontan: bersifatkebetulan. Tidak berencanamendengarkan siaran radio atauacara tertentu. Perhatian mudahteralih pada aktivitas lain.

2. Pendengar pasif: sukamendengarkan siaran radio untukmengisi waktu luang danmenghibur diri, menjadikan radiosebagai teman biasa.

3. Pendengar selektif: mendengarsiaran radio pada jam atau acaratertentu saja, fanatik pada sebuahacara atau penyiar tertentu,menyediakan waktu khusus untukmendengarkannya.

4. Pendengar aktif: secara reguler takterbatas mendengarkan siaranradio, apapun, di manapun, danaktif berinteraksi melalui telepon.Radio menjadi sahabat utama,tidak hanya pada waktu luang(Masduki, 2000).Menurut Masduki dalam bukunya

Menjadi Broadcaster Profesional, dalaminteraksinya dengan radio, ada enam (6)macam perilaku pendengar. Pertama,rentang konsentrasi dengarnya pendekkarena menyimak radio sambilmengerjakan berbagai kegiatan lain.Kedua, perhatiannya dapat cepat teraliholeh orang atau peristiwa sekitar karenabaginya radio merupakan ‘teman santai’.Ketiga, tidak bisa menyerap informasibanyak dalam sekali dengar karena dayaingat yang terbatas akibat dari aktivitaspendengaran yang selintas. Keempat,lebih tertarik pada hal-hal yangmempengaruhi kehidupan mereka secaralangsung, seperti tetangga dan teman.Kelima, secara mental dan literal (melekhuruf) mudah mematikan radio. Keenam,umumnya pendengar tidak terdeteksisecara konstan sehingga kita tidakmengetahui apakah mereka pintar,heterogen, dan tidak fanatik.

Apabila keberhasilan suatu mediasangat ditentukan oleh seberapa besarmedia bersangkutan bisa memperolehpembacanya, pendengar, dan penonton,maka pengelola program acara dimediapenyiaran tentu tidak dapat menyusunprogramnya menurut selera sendiri meskipengelola program tersebut mempunyaiselera yang sangat baik, bergaya danberkelas dalam memilih suatu acara, tetapiitu bukan jaminan bahwa publik akanmenyukai acara tersebut. Akan tetapisejumlah penelitian menunjukkan bahwapengelola media massa atau komunikatormassa sering kali menjadikan audiensbukan sebagai faktor terpenting yangmempengaruhi pekerjaan merekakhususnya media yang sudah mapan.Mereka tidak terlalu membutuhkantanggapan segera dari audiens merekamengenai hasil kerja mereka setiapharinya. Dengan demikian, para pengeloladapat menentukan sendiri isi mediamereka sebelum menerima umpan balikdari audiens.

3. Format Siaran Dalam RadioTujuan penentuan format siaran

ini adalah untuk memenuhi sasarankhalayak secara spesifik dan untukkesiapan untuk berkompetisi denganradio di suatu lokasi siaran. MenurutAssociated Press (Masduki, 2004:37),sedikitnya ada delapan versi formatstasiun yaitu adult contemporary,country, Top 40/Rock, easylistening/beautiful music, album orientedrock, oldies, urban contemporary dan allnews. Akan tetapi, untuk Indonesialebih terkenal dengan empat (4)format siaran sebagai berikut

1. Adult contemporary. Format iniditujukan untuk kaum muda dandewasa dengan rentang umursangat luas antara 25-50 tahun,berdaya beli tinggi. Menyiarkanmusik pop masa kini, softrock,balada. Menyiarkan beritaolahraga, berita, ekonomi danpolitik. Format AC ini

Page 7: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

21

berkembang pula kedalamformat lain seperti Middle of theRoad, Album Oriented Rock danEasy Listening.

2. Contemporary Hit Radio atauTop 40 Radio (CHR). Format inibiasanya ditujukan untuk ABGdan muda belia berumur antara12-20 tahun. Format paling yangberisi lagu-lagu Top 40/Top 30,lagu baru dan terlaris.Menyiarkan berita seputargossip idola dan tips praktis.Sebelum menjadi CHR awalnyadisebut Top 40 Radio. FormatCHR terkenal sebagai formatsiaran yang ketat memutar 30rekaman terkini, bukan albumlama, tidak memutar ulangsebuah lagu yang sama secaraberdekatan, perpindahann antarlagu sangat cepat.

3. All talks/all News. All talks lebihdulu hadir pada tahun 1960 diLos Angles dengan konsepsiaran talkshow interaktifmengupas isu-isu lokal. All newshadir kemudian tahun 1964dimotori oleh GordonMcLendon di Chicago dengankonsep berita buletin 20 menitberisi berita lokal, regional, dandunia. Sasaran radio ini adalahkaum muda dan dewasaberumur 25-50 tahun, berdayabeli tinggi. Berita dan bincangekonomi-politik menjadiprimadona.

4. Oldiest/Classic. Format iniuntuk kalangan dewasa dan tuaberumur 35-60 tahun. Memutarlagu-lagu klasik, apresiasipenyanyi dan lirik lagu lebihpenting dari lagunya.Menyiarkan berita kilas balikmasa lalu, berita mistik. Oldiestjuga mencakup segmen beragampada level ekonomi menengahke bawah dengan dominasimasuk dangdut dan kolaborasi.

Bagan. 1Rumusan format Radio

(Sumber: Masduki, Menjadi BroadcasterProfesional, 2004: 36)

4. Programming RadioKata ‘’program” berasal dari

bahasa Inggris yaitu programme yangberarti acara atau rencana. Dalam undang-undang No.32 tentang PenyiaranIndonesia, memang tidak menggunakanistilah ‘program acara’ tetapimenggunakan kata “siaran”. Siaran inididefinisikan sebagai pesan ataurangkaian pesan yang disajikan dalamberbagai bentuk. Jadi program acara bisadiartikan segala hal yang ditampilkanstasiun penyiaran untuk memenuhikebutuhan audiensnya. Dengan demikian,program memiliki pengertian yang sangatluas.

Programming atau penataan acaramerupakan sebuah proses mengaturprogram demi program termasukpenjadwalan sehingga terbentuk stasiunformat dengan tujuan menciptakan imagestasiun penyiaran radio (Prayudha, 2004:43). Aktivitas programming dapat puladiartikan sebagai suatu strategi yangdigunakan untuk penyusunan programacara dalam bentuk jadwal terpola untukmenarik dengan seksama apa yang kitasebut sebagai target audiens (khalayak).Sementara Darwanto memaknai konsep

Visi, misi dantarget

Format Stasiun

Marketing Programming

Targeting/segmen

Positioning/penempatan

Komposisiprogram

Penjadwalanprogram

Page 8: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

22

programming sebagai hasil aktivitaspemograman. Berikut petikan lengkapnya:

’Programa adalah komposisi daribeberapa acara yang diatur atau disusundengan pola mozaik untuk waktu yangsesuai, sasaran atau audiens besertakondisi objektifnya, dan program tersebutharus diselenggarakan secara konsekuendan teratur serta harus baik untukdisiarkan kepada khalayak” (Darwanto,1992).

Dalam dunia kepenyiaran, kerapterjadi salah kaprah dalam pemaknaanantara program dan programa. Keduanyatidaklah sama dan memiliki perbedaanyang cukup signifikan. Menurut Joseph R.Dominick programa siaran adalahkomposisi acara siaran mulai dari tune in(pembuka) sampai tune out (penutup).

Pada dasarnya, program yangdisiarkan di sebuah stasiun radiomerupakan penjabaran dari format siaran.Artinya program yang diproduksi dandisiarkan harus sesuai dengan formatsiaran yang dianut oleh radio yangbersangkutan, sehingga dapat menjangkausegmen audiens yang ingin diraih(Purwanti, 2002:24). Sementara programasiaran merupakan hasil dari suatu prosespekerjaan suatu stasiun penyiaran,memutuskan tentang “what” atau apayang akan disampaikan kepada khalayakdalam bentuk program siaran, dan “how”atau bagaimana format siaran urutan yangakan disiarkan dan daerah jangkauansiaran, serta “when” atau kapan waktuyang tepat untuk penyiaran (Darwanto,92:49). Dari beberapa pengertian diatas,maka dapat disimpulkan bahwaprogramming adalah suatu kegiatan dalammanajemen siaran untuk merencanakanacara siaran dan menempatkannya dalamsuatu jadwal acara bersifat bulanan,mingguan bahkan harian.

Selain itu, penentuan programacara distasiun radio juga harus dilihatberdasarkan kelompok umur, jeniskelamin, profesi, hingga geografi. Acara-acara yang ditawarkan oleh stasiun radiobiasanya mencerminakan “needs and

wants” yang bernilai tinggi bagimasyarakat. Jika program itu disukai olehmasyarakat, maka acara tersebut bisadikatakan berhasil secara sukses ataupositif.

5. Programming Acara KesenianTradisional

Sama halnya dengan programacara kesenian tradisional wayangan yangmasuk kategori ‘produk lama’, programacara ini dirasa membutuhkan formulabaru agar tetap bisa mengudara danmenjadi program yang langgeng disiarkandi stasiun penyiaran. Pada hakikatnya,meracik program acara keseniantradisional sama dengan program acaralainnya seperti merencanakan,memproduksi, hingga melakukanpengawasan dan evaluasi. Tidak ada yangberbeda. Hanya saja program ini perlumendapat perlakuan khusus dalammembentuk image dalam program acarakesenian tradisional supaya tidak terkesan‘jadul’ atau kuno.

6. Formula Untuk ProgramAcara Kesenian Tradisional

Akan sangat sulit jika kita harusmengidentifikasi satu persatu tentangindikator yang menjadi penentukesuksesan program acara diudara,apalagi hingga saat ini belum adaparameter yang baku untuk mengukurkesuksesan program acara. Setiap ahlikepenyiaran memiliki argumen yangberbeda-beda tentang faktor-faktor yangakan berpengaruh pada kesuksesanprogram acara.

Kondisi ini sesuai dengan yangdiutarakan Prayudha (2005:46) yangmenyatakan bahwa programming bisadiibaratkan hal yang tidak dapatdijelaskan dengan kata-kata (indenfinable)dan aspek yang tidak dapat menyentuh(intangible) daya tarik pendengar. Apalagijika kita melihat progam acara yangsemakin dinamis mengikutiperkembangan radio yang kian fresh daninovatif. Maka dari itu, dari hasil

Page 9: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

23

observasi dan wawancara yang dilakukanpeneliti selama proses pengambilan datatentang program acara kesenian, penelitimenemukan formula yang bisa mewakilifaktor-faktor penentu kesuksesan programacara disebuah stasiun radio.

Melihat banyaknya indikator yangdiajukan oleh para ahli tentang parameteruntuk mencapai kesuksesan sebuahprogram acara. Maka dalam kontekspenelitian ini khususnya program acarakesenian tradisional di stasiun radio AMdan FM, maka peneliti hanya akanmenggunakan beberapa indikator yangnantinya akan menjadi formula untukmenjadi dasar pembuatan program acarakesenian tradisional disebuah stasiunradio. Indikator-indikator ini didapatkandari rujukan para ahli dan hasil observasidi lapangan yang dikombinasikan menjadisatu hingga terbentuk menjadi sebuahformula.

1. Persaingan. Persaingan disinidimulai dari memetakan radiopesaing yang memiliki kesamaanaudiens dan format siaran baikyang berada di stasiun radio FMatau AM. Dengan pemetaan inisetidaknya akan memudahkanuntuk mencari strategi dan peluanguntuk bisa berkompetisi dalammendapatkan audiens, khususnyadalam program acara kesenian.Pemetaan ini akan sangatmembantu untuk membuatprogram acara yang tidak dimilikioleh radio lainnya.

2. Penentuan program acara.Meskipun terlihat sederhana,namun penentuan program acaraini adalah pekerjaan yang sulit.Karena didalamnya juga harusdipertimbangkan mengenai namaprogram acara, isi (content)program acara, jam siar programacara, hingga penyiar yang cocokuntuk membawakan sebuahprogram acara.

3. Ketersedian audiens. Membacaketersedian audiens untuk dalam

setiap menit menjadi kunci pokokbagi sebuah program acara. Tanpakita mengetahui kapan audiensmemiliki waktu untukmendengarkan radio, maka usahayang kita lakukan akan sia-sia.Ketersedian audiens ini bisadibaca dari kehidupan masyarakatyang ada.

4. Ketertarikan iklan. Membuatsebuah program acara padadasarnya adalah untuk mencaripemasukan (iklan). Program yangdibuat oleh para pengelolaprogram akan diusahkan untukmendapatkan para pengiklan,apalagi jika program tersebutadalah program yang masukkategori program unggulan atauprogram favorit.Apabila faktor diatas dapat dikuasi

oleh para pengelola media massa dalampembuatan program acara, setidaknya itubisa menjadi pijakan awal bagi merekauntuk mengembangkan program acarayang dituntut untuk terus berubah darihari kehari. Meski demikian faktortersebut akan memiliki elemen-elemenlain yang akan membantu pengelolamedia massa untuk terus mengembangkanprogram acaranya.

7. Iklan Sebagai SumberPendapatan Utama di Stasiun Radio

‘’Media massa mana yang tidakmembutuhkan iklan dalam aktifitassiarannya’’? Pertanyaan itulah yang akanmembantu dalam menganalisa kehidupandi radio. Iklan seperti kita ketahui telahmenjadi pemasukan utama sebuah stasiunpenyiaran. Tanpa iklan mereka bisadipastikan akan teracam bangkrut bahkangulung tikar. Media massa membutuhkaniklan karena mereka harus menutupitingginnya biaya operasional yang harusdikeluarkan setiap harinya yang mencapaipuluhan juta rupiah.

Keberadaan iklan di stasiun radioataupun media massa lainnya tidak lagidigunakan sebagai selingan dalam jeda

Page 10: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

24

siaran tetapi iklan telah menjadi sumberutama pemasukan bagi media massa.Bahkan iklan saat ini telah ‘menjangkiti’seluruh sendi kehidupan media massa.Menurut Denis McQuail (1996)kehadiran iklan telah menjadi bagian yangmempengaruhi kehidupan media massa.McQuail menyebutkan ada tujuh faktoryang mempengaruhi isi pesan media yaituiklan, pemilik audiens, masyarakat umum,penguasa, kelompok penekan, dan internalorganisasi.

Kehadiran iklan saat ini jugasudah masuk pada fase yang ‘kritis’lantaran program-program acara yangdimiliki oleh stasiun radio telah‘diperjual-belikan’ oleh pengelola stasiunradio kepada biro iklan, walaupunprogram acara tersebut seharusnya adalahprogram acara yang bebas dari ‘suntikan’dari para pengiklan seperti program acaraberita/news. Saat ini, para pengelolamedia massa berfikir bahwa setiap acarayang ditonton atau didengar audiensadalah bisnis. Bisnis yang diharapkanakan mendatangkan keuntungan. Apalagijika kita berbicara tentang radio yangdipandang sebagai media yang ideal untukmengiklankan barang-barang yang selaludigunakan setiap hari, misalnya produkmakanan, kosmetik, obat, sabun, dansebagainya (Morisan, 2008).

Bagi para pengiklan, media massaradio masih dianggap sebagai media yangefektif untuk beriklan dengan berbagaialasan. Pertama, kekuatan utama pertamadari radio adalah bahwa radio hanyamenempati urutan kedua setelah majalahdalam kemampuannya untukmenjangkau khalayak yangtersegmentasi. Suatu program radio yangsangat bervariasi memungkinkan parapengiklan untuk memilih format-formatdan stasiun-stasiun khusus agar sesuaidengan komposisi khalayak sasaran danstrategi pesan kreatif mereka. Radiodapat digunakan untuk iklan-iklan yangtepat sasaran kepada kelompok-kelompok khusus konsumen: remaja,

kaum yang fanatik olahraga, pecanduberita hingga kaum liberal.

Keunggulan kedua dari periklananmelalui radio adalah kemampuannyauntuk mencapai calon pendengar secaraakrab dan personal. Para pedagang danpenyiar radio setempat kadang-kadangada yang sangat menawan danmeyakinkan. Pesan-pesan merekamuncul seolah-olah mereka berbicarakepada khalayak secara pribadi (Shimp,2000:528).

Namun demikian, sebagai mediamassa radio juga memiliki berbagaikelemahan/keterbatasan dalampenyampaian iklan. Keterbatasan palingutama media radio adalah bahwa clutter(ketidakberaturan) radio denganpersaingan iklan lain dan bentuk-bentukgangguan dalam modulasi, obrolan dangangguan lainnya. Para pendengar radioseringkali beralih stasiun, khususnya saatmendengarkan radio mobil mereka,untuk menghindari iklan.

Keterbatasan kedua adalah radiomerupakan satu-satunya media utamayang tidak dapat menggunakanvisualisasi. Tetapi para pengiklan di radioberusaha untuk mengatasi keterbatasanmedia visual dengan menggunakan efeksuara dan memilih kata-kata konkretuntuk membangkitkan citra dipemikiranpara pendengar.

Masalah ketiga dengan periklananradio disebabkan karena tingginyatingkat perpecahan (fraksionalisasi)khalayak. Di satu pihak, selektivitasmerupakan manfaat utama dariperiklanan radi, tetapi dilain pihak,pengiklan tidak dapat menjangkauberbagai khalayak karena masing-masingstasiun radio dan programmnyamempunyai perangkat demografis danperhatian khalayak yang unik.

Page 11: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

25

Tabel 1.Kekuatan dan Keterbatasan Radio

Dalam Periklanan

Kekuatan KeterbatasanMencapai khalayakyang tersegmentasi

Clutter(ketidakberaturan)

Mencapai calonpelanggan padatingkat perorangandan akrab

Tidak dapatmenggunakanvisualisasi

Ekonomi Perpecahan(fraksionalisasi)khalayak

Tenggang waktuyang pendekmentrasnfer ceritadari televisikepribadian lokal

Kesulitan membeliwaktu radio.

(Sumber: Shimp:2000:527)

Sementara itu, dalam duniakepenyiaran, perikanan dibagi menjaditiga jenis yaitu:

a. Iklan yang dibacakanIklan yang dibacakan ialah iklan

yang paling sederhana dan yang palingmurah tarifnya. Naskah iklan jenis inidibacakan oleh seorang atau dua orangpenyiar, tergantung dari naskahnyasendiri. Dalam jenis iklan ini adanaskah yang menuntut dialog antarapria dan wanita, atau kedua- duanyapria atau kedua-duanya wanita, sesuaidengan keperluan.

b. Iklan yang diolah dengan musikdan efek suara

Iklan yang diolah dengan musikdan efek suara lebih menarik dari padajenis iklan yang dibacakan, karenamengandung segi hiburan dangambaran suasana. Gambaran suasanaseperti suasana pesta, hujan, angin,suasana di kampus, dapat diperkuatdengan adanya efek suara.

c. Iklan dalam bentuk acara yangdisponsori (sponsored programm)

Adalah iklan dalam bentuk acarayang disponsori atau “sponsoredprogramme”. Sebuah perusahaanbiasanya memesan waktu: 15 menit, 30menit, atau 1 (satu) jam, tergantung dariyang diinginkan. Stasiun radio hanya

menjual waktu, sedang pengisian acaradiserahkan kepada si pemesan. Acaradapat berbentuk pemutaran lagu-laguyang sedang hits atau bisa berupa kuis(Jefkins, 1994:105).

Dengan keuntungan-keuntungandi atas, pemasang iklan dapat menekanbiaya promosinya. Oleh karena itu, untukbisa mendapatkan iklan sebanyak-banyakpara pengelola radio mulai ‘mengobral’tarif iklan mereka atau bahkan melakukanbanyak memberi potongan harga yangcukup menggiurkan.

METODELOGI PENELITIAN1. Metode PenelitianDalam penelitian ini, pendekatan

kualitatif dianggap tepat untuk digunakandalam penelitian ini karena pendekatanyang dipilih memang sesuai denganmasalah penelitian, dan memangmerupakan pendekatan terbaik untukmenjawab permasalahan yang ada.Dengan menggunakan pendekatankualitatif, informasi dapat digali sebanyakmungkin dari suatu fenomena denganlebih mendalam dan terperinci.

Disamping itu, penelitimenggunakan studi kasus sebagai tipepenelitian dalam pendekatan kualitatif.Studi kasus adalah penelitian pada suatufenomena khusus yang hadir dalam suatukonteks yang terbatasi (bounded context),meskipun batas-batas antara fenomenadan konteks tidak jelas sepenuhnya.Dengan menggunakan studi kasus,peneliti bisa mendapatkan pemahamanyang utuh dan terintegrasi tentanghubungan antar berbagai macam fakta dandimensi dari kasus yang ada(Poerwandari, 2001).

2. Pengumpulan DataData yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah data faktual yangberasal langsung dari sumbernya ataudengan kata lain adalah data primer(primary data). Data primer (primarydata) merupakan sumber data yang

Page 12: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

26

diperoleh langsung dari sumber informanpertama yaitu individu atau perseorangseperti hasil wawancara yang dilakukanoleh peneliti. Data ini diperoleh dengancara menganalisis dan wawancaramendalam (indept interview). Selain itu,untuk memperkuat data, penelitimembutuhkan data tambahan atausekunder berupa arsip kepustakaan.

3. Teknik Pengumpulan DataYin (1996) mengklasifikasikan

enam sumber data yang dapat digunakandalam penelitian studi kasus, yaitu:dokumen, catatan arsip, wawancara,pengamatan langsung, pengamatanberperanserta, dan bukti fisik. Sebagaikonsekuensi dari karakteristik studi kasustersebut, semua teknik mengumpulkandata yang memungkinkan dan relevandengan pertanyaan penelitian akandigunakan dalam penelitian ini.

4. Teknik Analisis DataAnalisis data kualitatif (Moleong,

2005:248) adalah upaya yang dilakukandengan jalan bekerja dengan data,mengorganisasikan data, memilah-milahmenjadi satuan yang dapat dikelola,mensistensiskan, mencari dan menemukanpola, menemukan apa yang penting danapa yang dipelajari dan memutuskan apayang dapat diceritakan kepada orang lain.

5. Trianggulasi dataTeknik trianggulasi menurut

Denzin dalam Moleong, (2005) dapatdibedakan menjadi empat macamtrianggulasi sebagai teknik pemeriksaanyang memanfaatkan penggunaan sumber,metode, penyidik dan teori. MenurutPatton dalam Moleong (2005)menyatakan hal ini dapat dicapai denganjalan 1) membandingkan data hasilwawancara dengan data hasil pengamatan;membandingkan apa yang dikatakanorang didepan dengan apa yang dikatakansepanjang waktu, 3). Membandingkankeadaan dan perspektif seseorang denganberbagai pendapat dan pandangan orang

seperti rakyat biasa, orang yangberpendididkan menengah atau tinggi,orang berada, orang pemerintah, (4)Membandingkan hasil wawancara denganisi dokumen.

Dalam penelitian ini penulismenggunakan trianggulasi sumber untukmemeriksa keabsahan data, yakni denganmewawancarai beberapa sumber yangberkaitan seperti pemilik radio, marketing,programm director.

Page 13: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

27

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bisnis Radio Siaran Swasta diYogyakarta

Sejak reformasi bergulir,antusiasme publik untuk mendirikan radiokomersial di Daerah Istimewa Yogyakartaterus meningkat dari waktu ke waktukendati kanal frekuensi yang disediakantelah habis. Menurut catatan KPIDYogyakarta tahun 2011, hingga saat inisudah ada 38 radio siaran swasta yangmengudara dan tinggal 1(satu) kanalfrekuensi yang masih diperebutkan oleh 3(tiga) radio siaran swasta yakni AmegaFM, Swara Jogja dan Prima FM. Tigaradio tersebut sebelumnya telahmelakukan siaran pada frekuensi yangsama tetapi selama proses pengumpulandata teknis (verifikasi) yang dilakukanoleh KPID, ketiga radio ini off atau tidakmelakukan siaran untuk sementara waktu.

Pada mulanya pemerintah melaluiUU No. 50 Tahun 1997, pemerintah pusathanya menetapkan jumlah frekuensi untukradio siaran swasta 18 kanal padahaljumlah RSS yang ada pada waktu ituberjumlah 30 RSS, hingga harusdilakukan seleksi. Seleksi yang dilakukantersebut akhirnya memutuskan hanya 18radio siaran swasta yang mendapatkanizin siaran. Akan tetapi, 3 (tiga) RSSjustru menyatakan mengundurkan diriyakni Swaragama, RPC dan RadioFlamboyan. Hingga akhirnya tercatat 15RSS dengan frekuensi baru yangmengudara di DIY.

Pertumbuhan stasiun radiosemakin tidak bisa dibendung ketikareformasi terjadi tahun 1998. Dari yangawalnya 15 stasiun radio siaran swastakini menjadi 41 radio siaran swasta yangmengudara di Yogyakarta. Jumlah bisadibilang sebagai jumlah maksimal radioyang mengudara pada suatu daerah. Halini terbukti, dari setiap perpindahan kanalfrekuensi bisa langsung menemukanstasiun radio bahkan saling berhimpitanantar frekuensi. Berikut merupakan data

radio siaran swasta yang mengudara diPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta:

1. Kota JogjakartaTabel 2.1.

Radio Siaran Swasta Wilayah KotaJogjakarta

No. Nama Radio/PT Frekuensi

1. Arma Sebelas/PT ArmaSebelas

87.9

2. MTV Sky/I-Radio/PT PermataSwara Nusa

88.7

3. MBS/PT Mataram BuanaSuara

92.7

4. PTDI Kota Perak/ PT PTDIKota Perak

94.6

5. Yasika/PT Yasa CindiKalyane

95.4

6. Istakalisa/PT Istakalisa 96.2

7. EMC/ PT Esti Mada Cita 97.8

8. RB/ PT Reco Buntung 99.4

9. Star/ PT Suara Istana 101.3

10. Eltira/ PT Eltira 102.1

11. Unisi/ PT Prima Unisi 104.5

12. Geronimo/Gerha RowangNissreyasa Madona

106.1

(sumber: KPID DIY, Agustus 2011)

2. Kabupaten SlemanTabel 2.2.

Radio Siaran Swasta di WilayahKabupaten Sleman

No. Nama Radio/PT Frekuensi

1. Bantul FM/ Sangga BuanaCitra

89.1

2. PTDI Medari/PT PTDI Medari 90.7

3. Swa/MQ/Swara Sembada 92.3

4. Prambos/PT Kidung IndahSwara Serasi

95.8

5. Bikima/ Sonora/PT BiwaraKirana Mataram

97.4

6. Vedac/PT Visitama EdukasiArtista Cendikia

99.0

7. Ardhina/PT Ardhina Swara 104.1

8. Petra/PT Suara PelitaNusantara

105.7

9. Swara Jogja 91.9

10. Q Radio/ PT Ria Kencana 88.3

11. Sasando/PT Swara Sasando 90.3

12. Marsdha/PT Swara MahasiswaSanata Dharma

95.0

13.Trijaya/PT Efkindo 97.00

14.Swaragama/PT Swara GadjahMada

101.7

15.Female/PT Swara TeknologiNasional

103.7

16.Rakosa/PT Rakosa 105.3

(sumber: KPID DIY, Agustus 2011)

Page 14: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

28

3. Kabupaten BantulTabel 2.3.

Radio Siaran Swasta di WilayahKabupaten Bantul

No. Nama Radio/PT Frek.

1. Rasialima/PT Rasika ArdayaLilaswara Madyantara

89.5

2. Persatuan/PT Persatuan Bantul 94.2

3. Channel 5/Family/PT PrimaAnaman Nusantar

100.9

4. Global/PT Anjungan TiaraSakti

107.6

(sumber: KPID DIY, Agustus 2011)

4. Kabupaten Gunung KidulTabel 2.4.

Radio Siaran Swasta di WilayahKabupaten Gunung Kidul

No. Nama Radio/PT Frekuensi1. Argosono/PT Swara

Argosono93.2

2. Adhiloka/ Radio AnkaJogja/ PT RadioAdhiloka

99.9

3. Jams/PT SuaraHandayani

106.6

4. GCD/ PT Gema CecyaDaksinarga

98.6

(sumber: KPID DIY, Agustus 2011)

5. Kabupaten KulonprogoTabel 2.5.

Radio Siaran Swasta di WilayahKabupaten Kulon Progo

No. Nama Radio/PT Kanal Frekuensi1. Megaswara/PT

Adikarta63 93.8

2. Impact/PTAndalan Muda

130 100.5

3. KR Radio/PTRosala/ SuaraIndra Kila

197 107.2

(sumber: KPID DIY, Agustus 2011)

Padatnya kanal frekuensi di FM diYogyakarta tidak lantas mematikansemangat mereka yang ingin mencobaperuntungan dimedia penyiaran radio.Bahkan mereka pun siap melakukanakuisisi pada radio-radio yang bermasalahdalam keuangan. Praktek akuisisi ataupunmerger yang kerap terjadi di duniakepenyiara bukan hanya untukmenyelamatkan stasiun kepenyiaran darikebangkrutan namun usaha ini jugamenjadi salah satu langkah untukmengembangkan usaha dalam bidang

kepenyiaran. Maka tidak mengherankanjika satu orang bisa memimpin beraparadio atau merupakan sebuah ekspansiusaha.

Kondisi tersebut terbuktidilapangan. Sejumlah radio harusberpidah kepemilikan lantaran kesulitandalam hal keuangan. Hingga tahun 2010-2011 sedikitnya sudah terjadi perubahankepemilikan mulai dari Radio AndalanMuda dibeli oleh Impact FM, Rasia Limadibeli oleh JIZ FM, dan Radio Bikima FMharus berpindah tangan Sonora FM.Selain itu masih banyak radio yangdisewakan oleh pihak lain, seperti RadioArma Sebelas disewa oleh group MNCyang menjadi Radio TPI Dangdut, RadioEMC disewa STAR FM dan RadioSTENAS disewa oleh Radio Female.

Banyaknya pihak yangberbondong-bondong terjun dalam bisnisradio siaran swasta disatu sisi patutdiapresiasi karena merupakan salah satubentuk partisipasi masyarakat dalamindustri penyiaran. Namun, di sisi lainmenyisakan kekhawatiran terkait dengannasib bisnis ini ke depan. Karena tidaksemua orang mengerti tentang tanggungjawab sebuah media massa dalammengemban fungsi dan kewajibannyadalam memberikan beragam informasiyang berimbang. Yang dikhawatirkanmereka hanya mencari keuntungansemata.

Membludaknya radio siaranswasta di Yogyakarta atau dikota –kotalain sejatinya merupakan efek darikehidupan politik di Indonesia.Kebebasan yang didapat setelah reformasi1998 berdampak pada mudahnya dalammemperoleh izin untuk mendirikanstasiun radio ataupun SIUPP. Bahkan saatini banyak pihak yang masih mengincarbisnis radio ini.

Page 15: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

29

1. Kompetisi di Kanal FrekunsiModulation (FM)Kendati frekuensi AM lebih awal

dikenalkan daripada frekuensi FM(frequency modulation), namun ketenaranAM tidak secemerlang seperti yangdiperoleh oleh FM. Pemilik/pengelolaradio cenderung memilih menggunakanfrekuquency modulation (FM) dari padaAM. Hal ini didasarkan pada faktorkelebihan FM yang dinilai jauh lebih baikdaripada AM.

Menurut ketentuan internasional,saluran AM berada pada blok frekuensi300-3.000KHz. Pada sistem AM, sinyalinformasi mengubah-ubah amplitudogelembong pembawa, namun frekuensitetap. Dalam memancarkan sinyal, saluranAM memanfaatkan gelombangelektromagnetik bumi (ground waves) dangelombang udara (sky waves). Kedua jenisgelombang ini dapat membawa sinyal kewilayah yang sangat jauh.

Ground waves dapat membawasinyal hingga 75 mil dari lokasi antenapemancar sementara sky waves mampumencapai jarak 1.500 mil dari pemancar.Namun demikian, luas cakupan sinyalAM tergantung beberapa hal, sepertikekuatan pemancar, frekuensi yangtersedia, daya kondusi tanah, jumlahinterfensi yang muncul.

Sementara frekuensi modulasi(FM) di tetapkan secara internasionalberada pada blok frekuensi VHF, yaitu30-300 MHZ. Di Indonesia rentang pitafrekuensi radio yang digunakan untuksiaran radio FM berada pada rentang pitafrekuensi 87,5-108 MHZ sedangkanpengkanalan frekuensi yang digunakanadalah kelipatan 100 kHz. Untuk arahpenyebaran sinyal FM bersifat langsung(direct) menuju ke receiver (penerima),karena saluran FM tidak mengalamipersolan dengan sky waves sebagaimansaluran AM. Dibandingkan, transmisisiaran FM memiliki pola cakupan siaranyang stabil dengan bentuk dan tingkatatau ukuran frekuensi tergantung pada : 1)daya watt listrik; 2) ketinggian tiang

transmisi; dan 3) bentuk permukaandaratan.

Luas wilayah yang dapat dicakupsiaran FM merupakan kombinasi daridaya watt dan tinggi tiang pemancar.Halini berarti tinggi daya watt stasiun FM,semakin tinggi tiang pemacar makan akansemakin kuat sinyal yang dipancarkan.Selain itu, keunggulan saluran FMdibandingkan AM adalah pada kualitassuara yang sangat bagus bahkan saluranFM nyaris bebas dari gangguan udara.Setidaknya ada beberapa faktor yangmenyebabkan kualitas suara FM sangatbagus:

a. Pita frekuensi VHF yang digunakanoleh stasiun FM memiliki sifat yangtidak mudah terpengaruh olehgangguan atmosfer (atmosphericnoise)

b. Lebar pita frekuensi saluran FM 20kali lebih lebar dibandingkan AMyang memungkin untukmenghasilkan suara yang mencapai15.000 cycle per detik sehinggamampu menghasilan suara dengantingkat kejernihan suara tinggi.Selain itu, saluran frekuensi yanglebar ini memungkinkan stasiunpemancar mengirimkan suarastereo.

Beragam kelebihan FM itulahyang menyebabkan frekuensi FM lebihdiminati oleh para pengelola radio.Sedangkan di Yogyakarta, industri radioyang berada pada frekuensi FM sudahsangat kompetitif. Data yang dimiliki olehKomisi Penyiaran Indonesia Daerah(KPID) Yogyakarta juga menyebutkan,jumlah data radio siaran swasta yang adadi DIY sudah sangat padat. Ini artinyasemua kanal yang disediakan olehpemerintah sudah penuh. Bahkan antarfrekuensi saling berhimpitan. Sedangkanjumlah radio siaran yang berada padakanal AM jauh lebih sedikit.

Page 16: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

30

Tabel 2.6.Radio Siaran Swasta (AM) di Yogyakarta

No.

Nama Radio/PT Frekuensi Keterangan

1. PT Radio SatuNama

0.72MHZ

AM

2. Swara Konco Tani 702 KH AM

3. SwaraKenanga 772 KHz AM

4. RucitroBimantoro 1062 KH AM

5.Raras IramaNyambleng SuaraJogja

- AM

(sumber: KIPD DIY-2011)

2. Menelusuri Jejak Iklan di MediaMassaPada awalnya, siaran iklan

dipandang sebagai upaya untukmempertahankan kelangsunganoperasional stasiun penyiaran. Ketika itu,pendapatan yang diterima dari iklan hanyasebatas untuk membayar listrik,perawatan peralatan gedung atau untukmembayar honor pekerja. Belum adapemikiran untuk menjadikan siaran iklansebagai sumber keuntungan (profit). Halini didasarkan atas sejarah penggunaanradio di Amerika Serikat (AS) yang padaawalnya digunakan sebagai instrumenuntuk membantu navigasi, selain ituspektrum frekuensi yang digunakan radiomerupakan wilayah publik dan dinilaitidak patut digunakan untuk tujuankomersial demi keuntungan stasiunpenyiaran.

Kehadiran iklan juga sempatdibatasi dan diatur dalam code of goodpractice yang dikeluarkan oleh NationalAssociation of Broadcasters. Beberapaproduk tertentu ketika itu tidakdiperbolehkan disiarkan sebagai iklankarena dianggap terlalu pribadi, misalnyaproduk kebersihan wanita, obat wasir,hingga pasta gigi yang dianggap sebagaibarang yang bersifat personal sehinggatidak pantas diiklankan (Morissan,2008:417).

Pembatasan iklan ini ternyata tidakberlangsung lama. Semangatkomersialisasi siaran meningkat setelahRadio WEAF (1925) menyatakanmemperoleh keuntungan ketika membuka

peluang kepada pihak lain untukbekerjasama dengan radio WEAF. Usahainipun diikuti oleh perusahaan-perusahaanlain untuk memasang iklan di radio.Mereka (pengusaha) mulai menggunakannama-nama perusahaan sebagai programsiaran.

Kini, hampir seluruh jenis barangdan jasa dapat diiklan di media televisidan radio, hanya produk rokok danminuman keras yang dikenakanpembatasan untuk tampil pada siaraniklan. Kedua produk tersebut olehundang-undang (termasuk di Indonesia)dikenakan pembatasan. Produk minumankeras tidak boleh sama sekali ditampilkandalam siaran iklan. Sementra iklan rokokatau bir tampil tanpa memperlihatkanorang yang sedang merokok atau orangyang sedang minum bir. Akan tetapi, diAmerika Serikat terdapat perbedaanantara minuman keras dan minuman bir,namun di Indonesia iklan bir dianggapsama dengan minum keras.

Ketika iklan menjadi sumberpendapatan utama bagi stasiun swastabanyak hal yang harus diperhatikan olehpengelola stasiun kepenyiaran. Halpertama yang harus diperhatikan adalahbahwa materi siaran iklan harus sesuaidengan kode etik periklanan danpersyaratan siaran iklan yang dikeluarkanoleh KPI serta peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnyaUndang-Undang Perlindungan Konsumendan undang-undang lain.

Disamping itu, siaran iklan niagayang disiarkan pada mata acara siaranuntuk anak-anak wajib mengikuti standarsiaran untuk anak-anak. Iklan rokok hanyadapat disiarkan pada pukul 21:30 WIBsampai dengan pukul 05.00 WIB waktusetempat di mana stasiun penyiaranberada. Selain itu, terdapat ketentuanbahwa stasiun swasta wajib menyediakanwaktu siaran iklan layanan masyarakatyang dilakukan dalam waktu yangtersebar mulai pukul 05.00 WIB sampaidengan pukul 22.00 WIB waktu setempatdengan harga khusus.

Page 17: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

31

Waktu siaran iklan niaga stasiunswasta paling banyak 15 % dari seluruhwaktu siaran setiap hari sedangkan waktusiaran iklan layanan masyarakat palingsedikit 30 % dari siaran iklan niaga setiaphari. Dalam hal produksi iklan yangdisiarkan, maka materi siaran iklan wajibmenggunakan sumber daya dalam negeri(UU 32/2002).

3.1. Kemrosotan Omzet Iklan diRadio

Stasiun penyiaran berkeinginanuntuk mendapatkan sebanyak mungkinpemasang iklan. Namun hal ini sulitdilakukan tanpa memperhitungkan jenismedia massa lainnya yang menjadipesaing stasiun penyiaran dalammenjaring iklan. Seperti diketahui,semakin banyak media yang muncul makaakan semakin tinggi persaingan dalammendapatkan iklan.

Kehadiran si ‘kotak ajaib’ daninternet disebut-sebut sebagai kompetitorterkuat bagi radio dalam mendapatkaniklan. Bahkan PRSSNI yang menaungiradio siaran swasta di Indonesia juga telahmemberi peringatan kepada paraanggotanya untuk waspada. Merekamemprediksi bahwa industri Radio diIndonesia saat ini sedang dalam situasipenuh tekanan dan bisa menimbulkanancaman yang serius bagi bisnis radio.Hal ini juga diperkuat dengan data ACNielsen yang menyatakan bahwa radioreach/radio listenership memperlihatkankecenderungan menurun dari tahunketahun.

Menurut AC Nielsen, jika padaawal tahun 2004 angka pendengar radio di7 Kota Besar di Indonesia mencapai 70%maka pada tahun 2007, rata-ratapendengar radio menurun menjadi 56%.Tekanan ini semakin berat seiring dengansemakin berkembangnya jumlah stasiunTV swasta nasional dan lokal yangterbukti lebih perkasa dalammemperebutkan ‘kue’ iklan untukmenunjang bisnis penyiaran. Berikut

merupakan grafik sebaran pendengarmedia massa dari AC Nielsen :

Grafik 1Sebaran pendengar media massa

(Sumber: NMR 2010)Grafik diatas menunjukkan bahwa

radio menempati posisi ke empat setelahinternet, newspaper dan televisi yangdipilih oleh audiensnya. Ini menguatkanbahwa radio harus bersaing dengan medialainnya dalam merebutkan perhatianpublik. Internet yang tergolong pendatangbaru ternyata memiliki tempat tersendiribagi masyarakat. Bahkan, konsumsimasyarakat untuk menggunakan internetternyata hampir menyamai koran. Ini bisadianalogikan karena kemudahan aksesinternet bagi setiap orang, dimanapun dankapanpun. Selain itu, informasi yangdisajikan diinternet juga up date atauselalu diperbaharui.

Menurut Lukman Hakim, DirekturMarketing Radio Unisi (2011), persainganbisnis media, terutama radio akan semakinsengit karena memperebutkan radex yangkonstan, selain munculnya radio-radiobaru dalam dunia kepenyiaran sebagaikompetitor yang akan mengurangi kueiklan radio.

‘’ .....dilihat dari Radex, industriradio 2011 hanya akan tumbuh2- 6 saja. Angka ini tidakmenutup kemungkinan turunjika radio hanya mengandalkanpada model bisnis kovensional.Oleh karena itu, perlu adaupaya-upaya bersama untukdapat mengangkat radex supayadalam kondisi yang agakideal’’.

Page 18: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

32

Bukan hanya itu, dalam kurunwaktu 5 tahun terakhir, persentase radexdi radio mengalami penurunan yangcukup drastis. Hal ini tak lain disebabkanmunculnya media massa baru yangmenjadi kompetitor untuk radio sepertisurat kabar, televisi dan internet. Berikutmerupakan data radex7 terhadap adex8

sejak tahun 2003.

Tabel 3Persentase Radex terhadap Adex

Tahun % Radexdari Adex

Total Rupiah

2003 2,6 491.000.000.000,002004 2,4 612.000.000.000,002005 1,9 537.000.000.000,002006 1,6 527.000.000.000,002007 1,4 525.000.000.000,00

Sumber: PPPI, Media scene 2006/2007.

Bisnis iklan di media massamemang sangat menjanjikan danmenguntungkan. Sebagai contoh, bagistasiun kepenyiaran yang dikelola dneganbaik dapat memberikan keuntungan antara50 hingga 60 persen dari modal yangharus dikeluarkan. Oleh karena itu, tidakmengherankan jika mereka (pengelolaradio) seolah-olah berlomba untukmendapatkan ‘kue’ iklan berskalanasional. Salah satu syarat untuk bisamendapatkan iklan adalah mereka harusmemiliki program yang banyak ditunggupendengarnya atau setidaknya programunggulan disebuah stasiun radio karenaprogram tersebut bisa ‘dijual’ kepada parapengiklan. Program yang bagussetidaknya akan menarik audiens yangpada gilirannya akan menarik pemasangiklan dan memberikan pendapatan bagimedia penyiaran bersangkutan.

7Radex: Radio Advertising Expenditure8Adex: Advertising Expenditure

Dalam prakteknya, apa yangdipikirkan audiens mengenai programsiaran, biasaya selalui mengenai acara-acara yang menarik. Namun bagipengelola stasiun penyiaran akan selaluberfikir bahwa setiap acara yang ditontonatau didengar audiens adalah bisnis dansetiap bisnis diharapkan akanmendatangkan keuntungan.

Bagi pengelola radio, meskimereka sedang bertahan dari perebutan‘kue’ iklan, namun setidaknya merekamasih memiliki sedikit peluang untuk bisamempertahankan omzet pendapatan dariiklan yakni:

a. Daya jangkau yang luas. Penetrasipesawat radio saat ini sudah sangatluas. Harga pesawat radio yangsemakin murah dan daya jangkausiaran yang semakin luasmenyebabkan banyak orang yangsudah dapat menikmati siaranradio, bahkan siarannya dapatditerima oleh semua golonganmasyarakat. Daya jangkau siaranyang luas ini memungkinkanprodusen memperkenalkan danmempromosikan produk barunyasecara serentak dalam wilayahyang luas bahkan ke seluruhwilayah suatu negara.Radio ataupun televisi juga masihdianggap media yang palin idealuntuk mengiklankan barang-barang yang selalu digunakansetiap hari, misalnya produkmakanan, kosmetik, obat ataupunsabun.

b. Wilayah tertentu. Selain audiensyang besar, radio jugamenawarkan fleksibiltasnya dalamhal audiens yang dituju. Jika suatuperusahaan manufaktur inginmempromosikan barangnya padasuatu wilayah tertentu makaperushaan tersebut dapatmemasang iklan pada stasiun radioyang terdapat di wilayah itu.Dalam hal ini, pemasang iklandapat membuat variasi isi pesan

Page 19: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

33

iklan yang disesuaikan dengankebutuhan atau karakteristikwilayah setempat. Sebaliknya,pemasang iklan yang inginmemasarkan produknya secaranasional dapat melakukan uji cobadi pasar lokal terlebih dahulusebelum dilempar ke pasarnasional.

c. Waktu tertentu. Suatu produkdapat di iklankan di radio padawaktu-waktu tertentu ketikapembeli potensialnya sedangmendengarkan radio. Dengandemikian, pemasang iklan akanmenghindari waktu-waktu tertentupada saat target audiens merekatidak mendengarkan radio.

d. Sentuhan personal. Iklan yangdisiarkan radio dapatmenggunakan kekuatanpersonalitas manusia untukmenjual produknya. Caraseseorang berbicara yangditunjukkan dapat membujukaudiens untuk membeli produkyang diiklankan tersebut. Terlebihlagi, orang yang berbicara danberkomentar tentang produktersebut adalah para selebritis atauorang terkenal yang sudahmendapatkan kepercayaanmasyarakat secara luas.

e. Kemampuan mengibur. Pemasangiklan terkadang ingin menekankanpada aspek hiburan dalam iklanyang ditayangkan dan tidak inginmenunjukkan aspek komersialsecara mencolok. Dengandemikian, pesan iklan yang tampildiradio tidak terlalu menonjoltetapi tersamar oleh program yangtengah ditayangkan. Cara inidipercaya oleh sebagai orangmemiliki kemampuan untuk bisalebih menjual.

3. Sistem dan ManajemenKepenyiaran Radio Retjo Buntung(Fm), Unisi (Fm), Radio Swara KoncoTani (Am) Dan Swara Kenanga (Am)Yogyakarta

3.1.Radio Unisia. Sejarah Radio UnisiPendirian Radio Unisi diawali dari

kegiatan kelompok mahasiswaUniversitas Islam Indonesia (UII) padatahun 1969, yang mulai mencobamembuat radio siaran. Lantaran radio inimerupakan radio rintisan mahasiswa UII,maka memberi nama CampusBroadcasting Station atau biasa disingkatdengan CBS. Radio CBS yang kiniberganti nama menjadi Radio Unisi 104.5FM dapat dikatakan sebagai salah saturadio pioner bergenre anak muda yangmengusung musik-musik populer hinggamenyebabkan bermunculan radio serupadi wilayah Yogyakarta.

Kemunculan radio berbasismahasiswa di Yogyakarta ternyata tidakhanya menambah dinamika kepenyiarantetapi justru menyebabkan‘kesemrawuatan’ frekuensi hinggaakhirnya pemerintah melalui PeraturanPemerintah (PP) No.55 Tahun 1970,mulai mengatur pendirian status radiosiaran yang salah satu aturan pendirianradio siaran harus berbadan hukum danberbentuk PT (Perseroan Terbatas).Peraturan Pemerintah No. 55/ 1970tersebut juga mengatur pembatasanjumlah penggunaan frekuensi di masing-masing daerah yang disesuaikan denganluas daerah dan kepadatan penduduk.

b. Visi dan Misi Radio UnisiSebagai media massa, Radio Unisi

memiliki visi dan misi sebagai berikut: Mendorong peningkatan

kecerdasan bangsa lewat siaranedukasional bernuansa islamimodern dan post modern, sehinggamenjadikan radio Unisi sebagaistasiun radio pendidikan dan

Page 20: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

34

dakwah Islamiyah yang modern,terpercaya dan terpilih.

Menjadikan Radio Unisi sebagaistasiun radio yang selalu aktualdan terpercaya dalam informasidan musik yang senantiasamengedepankan pendidikan,budaya dan religi dalam semuakinerjanya.Sementara itu, misi radio Unisi

tertuang dalam empat (4) point yakni: Menjadikan radio yang mampu

menyampaikan warta daninformasi yang benar, jujur,berimbang dan tidak berpihak.

Menjadi sarana pendidikan,dakwah, hiburan yang berbudayadan santun.

Membentuk dan memperdayakankomunitas anak muda dalamrangka peningkatan kualitas hidup,sehingga dapat menjadi sentrainformasi aktivitas dan wadahtrend positif anak mudaD.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Perusahaan yang mampumemberikan keuntungan bagisemua pihak sesuai peran danterakhir adalah perusahaan yangkeberadannya memberikan nilaitambah terhadap lingkungansekitarnya.

c. Format Siaran Radio UnisiFormat radio berfungsi untuk

mengetahui kepada segmen khalayakpendengar mana stasiun radio diarahkan.Selain itu format radio dapat mempertegasidentitas stasiun radio. Format siaranUnisi adalah Contemporary Hits yangaudiensnya muda dewasa denganpersentase siaran kata sebanyak 20 % dansiaran musik sebanyak 80 %. Selain ituUnisi menerapkan format musik Indonesia75% untuk lagu-lagu Barat 25 %.Sementara itu, untuk komposisi jenisprogram yang ada di Radio Unisi adalahhiburan 70 %, news 15 % dan untuk iklan15 %.

Jenis program hiburan mendapatporsi paling besar karena diyakini bahwaacara yang sifatnya menghibur akandiminati oleh pendengar. Pertimbanganlainnya adalah karena pendengarmembutuhkan dan menginginkan hiburan,karena itulah salah satu alasan merekamendengarkan radio.

d. Segmentasi Radio UnisiRadio Unisi FM merupakan radio

yang ditujukan khusus untuk kalangananak muda, baik perempuan atau laki-lakidengan batasan usia 15 – 39 tahun. Usiaini dipilih dan ditentukan sebagai targetaudiens pendengar karena rentang usiatersebut adalah usia potensial seseorangmencari dan mendapatkan informasi.

Pendengar memiliki kebutuhanyang beragam dan kompleks, karena ituRadio Unisi sebagai stasiun radio yangbersifat anak muda tidak mungkin dapatmemenuhi sebuah kebutuhan dankeinginan pendengar. Ada prioritas utamaterhadap target audiens yang dilayaniuntuk kelompok usia tertentu. Berikutadalah distribusi usia pendengar RadioUnisi:

15 sampai 19 tahun: 23 % 20 sampai 29 tahun: 44 % 30 sampai 39 tahun: 26 % 40 tahun ke atas: 7 %

Walaupun target audiens sudahditentukan, namun pembiasan segmenterhadap pendengar tidak dapat dihindari.Mereka yang berusia kurang dari 12tahun atau lebih dari 40 tahun bisa sajamenjadi pendengar Radio Unisi,meskipun persentasenya sangat kecil.Melihat distribusi diatas, maka usia 20tahun sampai 29 tahun merupakan usiayang paling potensial mendengarkan radioini.

Selain usia, pendengar Radio Unisijuga dapat dilihat dari Status EkonomiSosial atau SES. Segmen pasarpendengarnya adalah masyarakatgolongan menengah keatas yang menjadiprioritas utama bagi Radio Unisi Radiodalam memenuhi kebutuhan dan

Page 21: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

35

keinginan segmen tersebut. Adapun SESyang dimiliki Radio Unisi adalah:

1. SES A sebesar 15 %2. SES B sebesar 30 %3. SES C1sebesar 30%4. SES C2 sebesar 20 %5. SES D sebesar 5 %Pemilihan segmen ini memberikan

konsekuensi bagi Radio Unisi untukmemenuhi kebutuhan pangsa yangdibidiknya. Dari persentase diatas dapatdilihat bahwa SES B dan C1 mendapatpersentase paling banyak. Ini berartibahwa masyarakat dengan status ekonomimenengah keatas menjadi prioritas utamabagi Radio Unisi dalam memenuhikebutuhan dan keinginan segmen tersebut.

Dari segi jenis kelamin RadioUnisi tentunya lebih menekankan padapendengarnya yang berjenis kelaminperempuan, meskipun tidak menutupkemungkinan laki-laki dapatmendengarkannya juga. Berdasarkan jeniskelamin, Radio Unisi memiliki komposisi60 % pendengar perempuan dan 40 %adalah laki-laki. Sedangkan dari segmenpendidikan, pendengar Radio Unisimemiliki tiga (3) tiga tingkatan yaitu,SMU, akademi serta sarjana dan lain-lain.Pemilihan segmen ini berdasarkanpertimbangan bahwa di Yogyakartamemiliki aktivitas yang tinggi dalamkegiatan pendidikan. Hal ini memberikankonsekuensi bahwa informasi yang akandiberikan harus disesuaikan sertadiseimbangkan dengan target audiensRadio Unisi. Berikut adalah distribusiberdasarkan tingkat pendidikan:

1. Akademi/ Universitas: 50 %2. SMU : 35 %3. Lain-lain: 15 %Segmentasi pendengar Radio Unisi

yang terakhir dapat dilihat dari segipekerjaan atau profesi (occupation).Berdasarkan profesi pendengar RadioUnisi dapat digolongkan dalam 6 (enam)profesi (occupation), denganpekerjaan/kesibukan pelajar sebagaiprioritas utama yang mempunyaipersentase paling banyak yaitu 55 % dan

lima profesinya (occupation), diantaranyaibu rumah tangga 15%, mahasiswa 20 %dan eksekutif mencapai 15 %.

e. Logo Radio Unisi

Sedangkan arti dari logo tersebut adalah: Angka 104, 5 FM menunujukan

frekuensi radio. Tulisan Unisi menunjukan nama

stasiun radio. Tulisan ‘the exciting radio’

merupakan slogan Unisi yangberati radio yang asik untukdidengar atau menggairahkan.

f. Program Acara di RadioUnisi

Program acara on-air di RadioUnisi terdiri dari program acara yangbersifat hiburan dan informasi. Formatprogram acara on air secara keseluruhandisusun sebagai berikut:

Format acara harianMerupakan program atau paket acarayang diproduksi dan diselenggarakanterutama untuk disiarkan secara rutinsetiap harinya.

Format acara mingguanPaket acara yang siapkan atau diproduksiuntuk diselenggarakan seminggu sekalidan disiarkan pada hari tertentu.

Format acara talkshowMerupakan paket acara talkshow yangsecara khusus diproduksi untuk menjawabberbagai persoalan faktual dalamkehidupan masyarakat. Berikutmerupakan tabel program acara RadioUnisi.

Page 22: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

36

Tabel 4.1.Program Reguler Unisi

(daily program)

No. Jam/hari Nama Acara Keterangan

1. 04.30 –05.00

Voice of Islam Religi Features

2. 05.00 –05.15

BBC WorldNews

International News

3. 05.15 –07.00

MorningSunrise

Entertainmen- hotissue

4. 07.00 –07.05

CampusReportingNews

Campus News

5. 07.05 –08.00

Kabar BaruKBR 68h

National News

6. 08.00 -09.00

Working Line Pop music-entertainment-tips

9. 09.00 –10.00

SpecialProgram

Talk Show

10. 10.00 –11.00

Working Line Pop Music,Entertainment –tips

11. 11.00 -11.05

Kabar BaruKbr 68h

National News

12. 11.05 –12.00

PersadaGemilang

Indo Music- Tips-entertainment

13. 12.00 –12.05

Kabar BaruKBr 68 h

National News

14. 12.05 –13.00

Utylity Chanel Entertainment-News

15. 13.00 –13.10

Abc Sketsa Features:Pendidikan,kesehatan, gayahidup.

16. 13.10 –14.00

PersadaGemilang

Indo music-info-entertainment

17. 14.00 –14.05

Kabar Baru kbr68h

National News

18. 14.05 –15.00

Intermezzo Easy Music-Entertainment

19. 15.00 –15.05

Jogja ReportingNews

Local News

20. 15.05 –16.00

SpecialProgram

Tematic Talk Show

21. 16.00 –17.00

YoungEnergeticMusic

Rock Music-entertainment

22. 17.00 –18.00

PersadaGemilang

Indo Music –entertainment

24. 18.00 –18.05

BBC WorldNews

International News

25. 18.05 -19.00

U & U Entertainment-trend

26. 19.00 –19.07

CampusReportingNews

Campus News

27. 19.07 –20.00

U & U Entertainment-trend

28. 20.00 –21.00

SpecialProgram

Tematic Talk Show

29. 21.00 –23.00

SpecialProgram

Campus/communityisue-entertainment

30. 23.00 –23.05

Jogja ReportingNews

Local News

31. 23.05 –01.00

Rest & Relax Entertainment

(sumber: Dok. Unisi 2011)

Tabel 4.2.Program Acara Unisi Mingguan

(weekly program)

No. Nama Program Keterangan/deskripsi

1. Good Life Kesehatan

2. Law in Action Hukum

3. Nyarees New entry music

4. WomenInspiration

Wanita dan karir

5. Obatku Obat kita Kesehatan

6. Trend Bisnis Bisnis

7. Jogja Indie Chard Indie chart

8. Jogja Indi fresh Indie Barat

9. Ekosar’y Ekonomi

10. Landscape Lingkungan

11. English Beat Inggris

12. Enterprising Wirausaha

13. Your Own Health Kesehatan

14. Lentera Hati Agama

15. Bincang Media Media

16. Griya Tata Griya

17. IT Chanel Informatika

18. Latar Film

19. Job Ops Peluang kerja

20. Suara anak danPerempuan

Keluarga

21. Bonnie & Chyde Education

22. Whats On Radio Inggris

23. Campus Activity

24. Hot Hit Track Music Pop Chart

25. Unisi Selection Music Indo Chart

26. Bedah Kasus Psikologi

27. Romantic Story Remaja

28. Old Memories Musik

29. Ip Zone Mahasiswa

(Sumber: Dok Unisi 2011)

3.2.Radio Retjo Buntunga. Sejarah Retjo BuntungSejarah Radio Retjo Buntung

dimulai dari hobi bereksperimen anakmuda Yogyakarta di bidang kepenyiaran.Radio Retjo Buntung pertama kalimemancar pada tanggal 6 Maret 1967dengan peralatan yang sangat sederhana.Di bulan dan tahun yang sama yaknitanggal 9 Maret, Radio Retjo Buntung(RB FM) mulai dikelola secaraprofesional dengan menggunakan callstation “Retjo Buntung”. Hingga akhirnyatanggal 9 Maret ditetapkan sebagaitanggal berdirinya Radio Retjo BuntungJogjakarta.

Page 23: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

37

Sebagai radio siaran swasta seniordi Yogyakarta, RB FM juga sempatmengalami beberapa kali perubahan kanalfrekuensi. Dimulai tanggal 1 Januari 1992dari jalur AM 106,2 KHz bergantimenjadi frekuensi 105,55 Mhz. Perubahantersebut berlanjut pada tahun 2004, RadioRB FM mengalami perubahan frekuensikembali dengan terbitnya surat daripemerintah yang merujuk padapengaturan kanal frekuensi. Akhirnya, RBFM menempati frekuensi menjadi 99.4FM. Frekuensi inilah yang dipakai RBFM hingga sekarang.

b. Visi dan Misi Radio Radio RetjoBuntung

VISI :Menjadi radio siaran yang unggul,

terpercaya dan profesional dalammenyajikan hiburan serta informasidengan mengedepankan nilai sosialbudaya untuk keluarga.

MISI:1. Menyelenggarakan siaran yang

bernilai edukatif, informatif danmenghibur masyarakat.

2. Mengembangkan program untukmengedukasi masyarakat dengandilandasi nilai-nilai sosial budayasesuai tuntutan jaman untukpendengar segmen keluarga.

3. Menjalin kemitraan bisnis yangsinergis, terpercaya dan salingmenguntungkan.

4. Meningkatkan profesionalismedalam manajemen radio.

5. Mengikuti perkembanganteknologi secara terus menerusuntuk mendukungpenyelenggaraan siaran.

6. Senantiasa membina SDM sesuaituntutan profesional di bidangnya.

7. Menciptakan nilai tambah yangmenguntungkan bagi pemilik,karyawan dan para mitra.

c. Format Radio Retjo BuntungBerbeda dengan radio swasta

umumnya, Radio Retjo Buntungmenggarap seluruh usia atau all segment

mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,orang tua sampai lanjut usia. Oleh karenaitu, format musik yang disuguhkan RBFM sangat beragam atau sesuai dengan‘interest’ pendengarnya. Bahkan RadioRetjo Buntung menggunakan 3 (tiga)format sekaligus dalam program siarannyayakni MOR (Middle Of The Road), Top40 dan etnik dengan persentase siaran katasebanyak 20 % dan siaran musik sebanyak80 %. Selain itu Radio Retjo Buntungmenerapkan format musik IndonesiaPopuler 80 %, Manca 5 %, Keroncong 5%, Campur Sari 5 %, Dangdut 5 %.

d. Segmentasi Radio RetjoBuntung

Lantaran Radio Retjo Buntungmenggarap seluruh usia (all segment),maka segmentasi yang dimiliki radio inisangat bervariasi. Oleh karena itu, RB FMdalam segmentasi rentang usia mulaikurang (<) kurang dari 15 hingga paralansia (>) lebih dari usia 50 tahun. Berikutmerupakan distribusi segmentasi usia diRadio Retjo Buntung:

< 15 tahun : 10 % 15- 19 tahun : 10 % 20 - 29 tahun : 25 % 30 - 39 tahun : 25 % 40 -49 tahun : 10 % > 50 tahun : 15 %

Rentang usia ini menunjukkanbahwa RB FM memberikan porsi yanghampir seimbang. Bahkan RB punmenggarap program acara untuk anak-anak usia taman kanak-kanak atau yangberkisar di usia 5 – 7 tahun meski denganpersentase 10 %. Segmentasi radio jugadapat dilihat dari Status Ekonomi Sosial(SES) yang ingin dibidiknya. Radio RetjoBuntung memberikan prosentase yanglebih banyak pada golongon SES “B”atau menengah ke bawah sebanyak 40 %.Berikut segmentasi RB FM berdasarkanSES:

1. A1 : 5 %2. A2 : 5 %3. B : 40 %4. C1 : 20 %

Page 24: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

38

5. C2 : 20 %6. D : 10 %Status Ekonomi Sosial Radio Retjo

Buntung memperlihatkan bahwa RBmembidik ekonomi kelas menengahkebawah sebagai pendengar terbesarnya,bahkan RB FM memberikan persentasekepada kelas ekonomi lemah (D) denganpersentase mencapai 10 %. Sementaraitu, segmentasi sebuah radio juga dapatdilihat dari jenjang pendidikan. Sebagairadio yang menggunakan format siaran allsegment, Radio Retjo Buntung membidikkeseluruh jenjang pendidikan denganpersentase yang hampir seimbang danmerata. Berikut merupakan sebaransegmentasi RB FM berdasarkan jenjangpendidikan:

- SLTP 20 %- SLTA 30 %- Akademi 30 %- PT / Universitas 10 %- Lain-lain 10 %Segmentasi pendengar Radio RB

yang terakhir dapat dilihat dari segipekerjaan. Sama halnya dengansegmentasi diatas, RB FM juga membidiksemua golongan/ jenis pekerjaaan yangada, mulai dari PNS, wiraswasta hingga,ibu rumah tangga dengan porsi yangseimbang. Adapun persentase segmentasiberdasarkan jenis pekerjaan untukpendengar RB FM sebagai berikut:

- PNS / ABRI 15 %- Pegawai 20 %- Wiraswasta 15 %- Pelajar / Mahasiswa 20 %- Ibu Rumah Tangga 20 %- Lain-lain 10 %

e. Logo Radio Retjo Buntung

4. 3. Radio Swara Konco Tania. Sejarah Radio Swara Konco

TaniCikal bakal pendirian Radio

Swara Konco Tani berawal dariberoperasinya sebuah radio kabel tahun1996 - 1999 di pasar Godean Yogyakarta.Radio kabel ini terpasang dengan 120loadspeaker di kompleks pasar Godeansehingga nama radio ini disebut sebagaiRadio Kabel Pasar Godean atau RAKAARGO. Lantaran hanya dipasang denganloudspeaker atau pengeras suara RadioKabel Pasar Godean inipun memilikiketerbatasan jangkauan siaran atau hanyabisa didengarkan di komplek PasarGodean.

Hadirnya RAKA ARGO yang kiniberubah menjadi Radio Konco Taniternyata disambut baik oleh wargamasyarakat Godean karena informasiyang disuguhkan sesuai dengan latarbelakang, keinginan mereka tentangberagam informasi dan hiburan yangdisajikan dengan menggunakan bahasaJawa termasuk dalam penyampaiansiarannya. Sujito HS sebagai penanggungjawab Radio Swara Konco Tani (2011)menjelaskan, semangat pendirian RadioSwara Konco Tani ini awalnya hanyauntuk menemani para petani/masyarakatkelas bawah dalam mendapatkaninformasi dan hiburan sesuai kebudayaanmasyarakat setempat (Yogyakarta). Selainitu Sujito juga menjelaskan pendirianradio ini diharapkan bisa menjadi wadahbagi masyarakat sekitar dalammenyalurkan bakat dalam berkesenianbudaya Jawa karena program-progamyang disajikan merupakan hasil darimasyarakat sekitar dan para seniman-seniman Jawa.

Berbekal semangat tersebut,akhirnya di tahun 2003 warga Godeanyang diwakili oleh 6 orang warga Godeanbersepakat untuk merubah radio kabelpasar Godean menjadi sebuah radioswasta yang menggunakan amplitutomodulation (am) dengan nama PT. RadioSwara Konco Tani. Pada tanggal 13

Page 25: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

39

Agustus 2003, PT Radio Swara KoncoTani mendapat izin dari Gubernur DaerahIstimewa Yogyakarta dengan nomor surat482.2/3289 tentang pemberian izinPendirian Radio Siaran, dan pada tanggal27 Desember 2003 Radio Swara KoncoTani mulai mengudara dengan peralatanyang sederhana yang menggunakanfrekuensi 702 KHz dengan radius 40 Km2

mencakup wilayah Sleman secarakeseluruhan, Bantul, Kulon Progo, KotaYogyakarta dan Gunung Kidul.

b. Visi dan Misi Swara Konco TaniVisi Radio Swara Konco Tani

adalah ingin menjadi radio yang berbasisbudaya khususnya budaya Jawa diKabupaten Sleman dan di wilayah DaerahIstimewa Yogyakarta sehingga mampumenjadi tauladan pada masyarakat akankeluhuran budi pekerti adat istiadat danbudaya Jawa yang serta merta perludilestarikan.

Sementara itu, misi Radio SwaraKonco Tani yakni mendekatkan dirisebagai media penyiaran radio swastakepada masyarakat di wilayah KabupatenSleman dengan memberikan layananinformasi berupa iklan layananmasyarakat, spot komersial maupunberbagai tayangan informasi dan hiburanyang kental dengan adat istiadat budayaJawa. Selain meningkatkan kemampuanmelayani pengiklan dan dunia usaha agartujuan usaha mereka tercapai dengan lebihefektif dan efisien.

c. Format Siaran Swara KoncoTaniBerbeda dengan radio swasta

umumnya, Radio Swara Konco Tanimemang hadir untuk memenuhikebutuhan masyarakat akan informasisesuai dengan latar belakangpendengarnya yang berasal dari kelasmenengah ke bawah. Untuk itu formatsiaran yang diciptakan oleh pendengarnyaberbeda dengan format-format siaranradio umumnya. Radio Konco Tanimemiliki komposisi siaran berita

sebanyak 2 %, informasi 7 %, pendidikan11 %, hiburan musik 45 %, iklan 18 %,agama 5 %, dan layanan masyarakatsebesar 12 %.

Selain itu, Radio Swara KoncoTani dalam format siarannyamengedepankan unsur budaya asli Jawayakni menggunakan bahasa Jawa (JawaMadya) dalam setiap kali siaran. Hal inibertujuan mensosialisasikan kembali sertamelatih bahasa Jawa pada seluruh segmenbahwa bahasa Jawa merupakan kekayaanbahasa leluhur yang harus dipertahankandisamping bahasa persatuan yaitu BahasaIndonesia.

Seperti telah disinggung diatasbahwa Radio Swara Konco Tanimengedapankan budaya dalam siarannyamaka lagu/hiburan yang disajikandidominasi oleh musik asli tradisional.Radio Konco Tani memberikan proposimusik tradisional/ daerah sebanyak 70 %,dangdut (Jawa) 20 % dan musikkeroncong sebanyak 10 %. Selanjutnya,acara-acara yang disajikan oleh pengelolaRadio Konco Tani berirama gendhing-gendhing Jawa, Campursari, Pop Jawa,Keroncong dan dangdut Jawa, sertakesenian Jawa yang dapat disajikan secaraauditif seperti wayang kulit, kethoprak,dagelan, macopat dan geguritan.

d. Segmentasi Radio Swara KoncoTaniRadio Swara Konco Tani

merupakan radio yang ditujukan allsegment, baik perempuan atau laki-lakidengan batasan usia 15 – 50 tahun.Untukbisa memenuhi kebutuhan audiens akaninformasi, pengelola radio jugamelakukan segmentasi terhadap latarbelakang pendengarnya. Hal inidimaksudkan untuk memudahkanpengelola dalam membidik segmenpendengarnya. Berikut merupakandistribusi segmentasi usia di Radio KoncoTani:

Page 26: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

40

1. Dibawah 15 tahun 2%2. 15 – 19 tahun 3%3. 20 – 24 tahun 5 %4. 24 – 29 tahun 10 %5. 30 - 34 tahun 15 %6. 35 – 39 tahun 10 %7. 40 – 15 tahun 15 %8. Di atas 50 tahun 40 %

Dari distribusi usia diatas terlihatbahwa sebaran usia dalam segmentasiRadio Swara Konco Tani sangat variatifmulai dari usia dibawah 15 hingga diatas50 tahun. Meski demikian, Radio SwaraKonco Tani menitikberatkan padapendengar yang usianya diatas 50 tahun.Maka dari itu, Radio Konco Tanimemiliki segmen dewasa tua denganpersentase mencapai 40 %.

Selain itu, segmentasi juga dapatdilihat dari Status Ekonomi Sosial (SES).Berbeda dengan radio swasta lainnya,Radio Swara Konco Tani lebihmemfokuskan pendengar yang beradapada kelas ekonomi menengah kebawah.Kondisi ini terlihat dari distribusi SESyang dimiliki oleh Radio Konco Tani.

1. A : - %2. B : 5 %3. C1 :15 %4. C2: 35 %5. D : 25 %6. E: 20 %Sementara itu, berdasarkan jenis

kelamin, Radio Swara Konco Tanimemiliki komposisi pendengar pria 60 %dan pendengar perempuan sebanyak 40%. Tidak jauh berbeda dengan segmentasiStatus Ekonomi Sosial (SES), segmentasipendidikan Radio Swara Konco Tani punmengikutinya yaitu berada pada rentangkelas menengah kebawah. Adapundistribusi segmentasi pendidikan KoncoTani adalah sebagai berikut:

1. Tidak tamat SD 5 %2. Tamat SD 25 %3. Tamat SLTP 29 %4. Tamat SLTA 25 %5. Akademi 15 %6. Perguruan tinggi 10 %

Berdasarkan segmentasipendidikan terlihat bahwa pendengarradio Konco Tani bukanlah berasal darigolongan ekonomi menengah ke atas,tetapi justru berasal dari kelas pinggiran.Mengikuti pada segmentasi pendidikandan SES, segmentasi pendengar RadioSwara KoncoTani berdasarkan pekerjaanjuga bervariatif, mulai dari PNS hinggayang tidak memiliki pekerjaan. Berikutmerupakan distribusi pendengar RadioSwara Konco Tani berdasarkanpendidikan:

1. PNS / TNI. POLRI 20 %2. Pelajar 5 %3. Pegawai swasta 12%4. Ibu RT 10 %5. Wiraswasta 13 %6. Pensiunan 20 %7. Mahasiswa 5 %8. Tidak bekerja 10 %9. Lainnya 5 %

e. Logo Radio Swara Konco Tani

f. Program Acara Radio SwaraKonco Tani

Tabel 4.3.Program Acara Reguler Radio

Swara Konco Tani

No.

Waktu

NamaProgram

Keterangan

1. 05.35-

08.30WIB

Uyon-UyonEnjang

Pilihan pendengar gendhing-gendhing jawa

2. 08.30-

11.00WIB

KoncoMakaryo

Pilihan pendengar lagu-lagudut, pop jawa & campursari

Page 27: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

41

3. 11.00-

12.00WIB

Rolasan Sajian gending-gendhingjawa

4. 13.00-

14.00WIB

Gojegan cangkriman, plesetan ceritalucu

5. 14.00-

15.00WIB

Gamawati bursa jual beli via udara

6. 15.00-

17.00WIB

SekarsariSiang

Pilihan pendengar lagu-lagucampursari

7. 17.00-

18.00WIB

RuangPengumum

an &selingan

8. 18.00-

19.00WIB

SerialWayang

Kulit

Tabel 4.4.Acara Mingguan Radio Swara Konco Tani

No. Hari Waktu NamaProgram

Ket

1. Minggu 11.00 -12.00WIB

PengobatanAlternatif

2. Minggu 14.00 -15.00WIB

DagelanMataram

3. Minggu 19.00 -21.00WIB

KaraokeGado-Gado

4. Minggu 21.00 -04.30WIB

WayangKulit

5. Senin 21.00 -23.00WIB

MacapatanGeguritanInteraktif

6. Selasa 21.00 -24.00WIB

SekarSetaman

7. Rabu 21.00 -24.00WIB

LiveMacapatan

8. Kamis 17.00 -17.30WIB

SiramanRohani

9. Kamis 21.00 -23.00WIB

SekarsariKaraoke

10. Jumat 21.00 -23.00WIB

Lelangen lelagon lanpengangen-angen

11. JumatPon

21.00 -24.00WIB

SambungRasa

cokekan &dialoginteraktif

12. Sabtu 19.00 -20.00WIB

Mitra Tani dialoginteraktifpertanian

13. Sabtu 20.00 -23.00WIB

KaraokeMalemMinggu

(Sumber: Radio Konco Tani 2011)

4.4. Radio Swara Kenangaa.Sejarah Radio Swara KenangaRadio Swara Kenanga merupakan

radio siaran swasta di Yogyakarta yangberada pada frekuensi AM. Dalamhistorisnya, Radio Swara Kenanga yanglahir pada tanggal 8 Maret 2004 munculatas dasar keprihatinan pendirinya yangmelihat Daerah Istimewa Yogyakartayang menyandang kota budaya danpariwisata namun kurang memiliki media(lembaga penyiaran) yang peduli terhadappengembangan senin budaya daerah(Jawa). Padahal Yogyakarta merupakangudang pelaku seni namun belummemiliki wadah untuk menyalurkanasprisasi serta pengembangan aktifitas dankreatifitas.

b. Visi dan Misi Radio SwaraKenanga Jogja

Visi dari Radio Swara KenangaJogja adalah agar menjadi media yangeksis dan terkemuka di kota Yogyakarta,senantiasa ikut serta melestarikan senibudaya bangsa, mengutamakan siarannyadengan menjunjung tinggi nilai estetikaserta memberikan pelayanan yang terbaikkepada relasi dan khalaya pendengarnya.Sementara misi dari radio Swara KenangaJogja yaitu:

Sajian siarannya mengutamakanseni budaya bangsa dan musiketnik yang disajikan secara santundan selaras dengan nilai-nilaietika.

Ikut serta melestarikan danmengembangkan seni budayabangsa khususnya di DIY

Mendorong peningkatkan mutusiaran serta pelayanan terhadapkhalayak pendengaar dan relasi,yang selaras dengan peningkatansarana prasarana dan sumber dayamanusia.

Peningkatan kesejahteraan bagipengelola guna mendorongpeningkatkan kinerja dan hasilkerja yang optimal

Memberikan kenyamanan bagikhalayak pendengar agar tetap

Page 28: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

42

setia dan senantiasa ikutberpartisipasi aktif dalam setiapkegiatan on air maupun off air.

c. Format Siaran Radio SwaraKenanga Jogja

Sebagai radio yang memposisikandiri sebagai radio yang melestarikanbudaya Jawa, Radio Swara Kenanga Jogjamemiliki format musik campur sari 49 %,gending Jawa 22 %, keroncong 24 %, danpop nostalgia 5 %. Sedangkan untuk polasiaran, Radio Swara Kenanga memiliki 10% untuk penerangan, pendidikan 17%,hiburan 57 % dan lain-lain 16 %.

d. Segmentasi Radio SwaraKenanga Jogja

Sama halnya dengan Radio SwaraKonco Tani, Radio Swara Kenanga Jogjayang tumbuh dari bentuk kepedulianuntuk melestarikan budaya ini ditujukkanbagi semua usia mulai dari usia 10 tahunhingga 50 tahun atau lebih populer disebutdengan all segment. Untuk bisa membidiktarget audienssnya Radio Swara Kenangamemberikan spesifikasi pendengarnyadari usia, pendidikan, jenis kelaminhingga status ekonomi sosial atau SES.Berikut merupakan distribusi segmentasiusia di Radio Swara Kenanga:

1. 10 – 19 tahun: 10 %2. 20 – 29 tahun: 15 %3. 30 - 39 tahun: 25 %4. 40 – 49 tahun: 30 %5. 50 > tahun : 20 %

Dari distribusi usia diatas terlihatbahwa sebaran usia dalam segmentasiRadio Swara Kenanga Jogja memberikanprosentase yang seimbang bagi distrubusiusia. Namun demikian, Radio SwaraKenanga Jogja menitikberatkan padapendengar yang usianya 40 – 49 tahundengan persentase 30 %. Sedangkanpendenger berdasarkan S. E. S RadioSwara Kenanga Jogja membaginyasebagai berikut:

A : 5 % B : 10 % C1: 30 % C2: 35 % D: 15 % E: 5 %Untuk memudahkan membidik

pendengar, Radio Swara Kenanga Jogjamembagi lagi pendengarnya berdasarkanjenjang pendidikan. Berikut merupakansebaran pendengar berdasarkan jenjangpendidikan:

1. SD : 10 %2. SLTP : 40 %3. SLTA : 30 %4. PT: 10 %Namun demikian Radio Swara

Kenanga tidak membagi pendengarnyaberdasarkan jenis pendidikannya denganalasan bahwa dari semua jenis pekerjaanbisa mendengarkan Radio Swara KoncoTani. Dan Radio Swara Kenanga Jogjamembagi pendengarnya 50 % adalahperempuan dan 50 % adalah laki-laki.

e. Logo

Menajemen radio Swara KenangaJogja memutuskan untuk memakai logoseperti huruf “S” dan seperti lambangkilatan petir atau simbol ‘bahayaelektronik’ dengan maksud adalahlambang “S” tersebut adalah huruf awalanradio’S’wara Kenanga. Sedangkanlingkaran biru memiliki arti luas(ngremboko) atau ‘berkembang biak’ataudikenal hingga seluruh nusantara.

Page 29: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

43

f.Program acara Radio Swara KenangaJogja

Tabel. 4.5.Program Acara Harian Radio Swara

Kenanga

No.

Waktu NamaProgram

Keterangan

1. 05.55 –06:00WIB

SalamPembuka

2. 06.00 -09.15WIB

Mat-MatanCampur Sari

Lagu Campursaripilihan MitraKenanga

3. 09:15 -12.00WIB

Uyon-UyonManasuka

Sajian gendhing Jawa

4. 12.00 -13.15WIB

DagelanBasiyo

-

5. 13.15 –15.15WIB

PethilanWayang Kulit

Oleh dalangkondhang

6. 15.15 -17.00WIB

NuansaKeroncong

Lagu keroncongpilihan mitra kenanga(senin & sabtu-produksi SwaraKenanga Jogja)

7. 17:00 –18.00WIB

SiaranPendidikan

Siraman rohaniagama islam, Siaransekolah

8. 18.00 –24.00WIB

Mat-matancampursari

Lagu campursaripilihan mitrakenangan

9. 24:00 Penutup Siaran -

Tabel 4.6.Acara Mingguan Radio Swara Kenanga

No. Hari Waktu NamaProgram

Ket

1. Minggu 06.00WIB

Koes PlusJawa

Lagu jawaKoes Plus

2. 15.15WIB

LarasNostalgia

Elekton live

3. 17.00WIB

DialogKesehatan

Bersama dr.Riyanto

4. 20.00WIB

Karaokenyanyi suka-

suka

-

5. 22.00WIB

BalaKenanga

Barat lamakenangan

Anda6. Senin 20.00

WIBNembang

CampursariKaraoke

Campursari7. 22.00

WIBA.K.B.P Album

KoesBersaudara

& KoesPlus

8. Selasa 20.00WIB

NyanyiSuka-suka

KaraokeSuka-suka

9. 22.00WIB

ALDILA AlbumDiskotikIndonesiaPop Lama

10. Rabu 20.00WIB

Gelar SeniBudaya

Mg.IVPagelaran

Keroncong11. 22:30

WIBUyon-uyonNyamleng

12. Kamis 20.00WIB

NembangCampursari

KaraokeCampursari

13. 22.30WIB

ManasukaLanggam

Jawa14. Jumat 20.00

WIBKidungPitutur

OlehPaguyubanMacopat

SKJ15. 22.00

WIBSandiwara

RadioDaerah

-

16. 23.00WIB

KethoprakMataram

-

17. Sabtu 20.00WIB

NyanyiSuka-suka

PanggungGembira

Fiktif18. 21.00

WIBWayang

KulitSemalam

suntuk(sumber: Swara Kenanga Jogja 2012)

PEMBAHASANBab ini berisi tentang temuan

mengenai program acara keseniantradisional di stasiun radio siaran swastayang berada di frekuensi FM dan AM diJogjakarta, mulai dari Unisi, Radio RetjoBuntung, Radio Swara Konco Tani danRadio Swara Kenanga Jogja. Awalnya,seluruh radio siaran di Indonesia,khususnya untuk radio yang berada difrekuensi FM diwajibkan untukmenyuguhkan program acara keseniantradisional sebagai program acara ‘wajibputar’ oleh pemerintah sebagai salah satusyarat siaran. Namun setelah reformasitahun 1998 terjadi, program acarakesenian turut mengalami ‘reformasi’.Ada yang sebagian menghapuskanprogram tersebut, ada juga yang masihmempertahankan program acara keseniantradisional, tetapi ada juga radio siaranswasta yang berada pada frekuensi AMjustru memilih program acara keseniansebagai program utama mereka.

Radio Unisi, Radio Retjo Buntungmerupakan dua dari puluhan radio yangtumbuh dan berada di frekuensi FM diJogjakarta. Dua radio ini menjadi contohradio yang pernah menyuguhkan programacara kesenian setiap minggu ke-empattiap bulannya. Namun karena alasanreformasi, dua (2) stasiun radio inimengalami metamorfosis. Radio Unisi104.5 FM memilih untuk meninggalkan

Page 30: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

44

program acara kesenian tradisional dalamdaftar menu mereka, tetapi Radio RetjoBuntung 99.4 FM memilih untukmempertahankan program acara keseniantradisional meski durasi waktu programacara tersebut dikurangi.

Kajian mengenai program acarakesenian tradisional di radio ini kianmenarik ketika radio siaran swasta yangberada di frekuensi AM justru memilihuntuk ‘menampung’ semua program acarakesenia tradisional sebagai program acarareguler (harian) mereka. Radio SwaraKonco Tani dan Radio Swara KenangaJogja adalah dua (2) radio yang lahir dantumbuh sebagai radio yang ‘beraliran’kesenian tradisional. Dari tune in hinggamereka tune off program acara yangmereka suguhkan adalah program acarakesenian tradisional asli daerah setempat(Jawa) bahkan bahasa yang merekagunakan untuk siaran adalah bahasa Jawa(Jawa Madya). Hadirnya radio siaranswasta AM yang mengusung programacara kesenian tradisional seolah menjadi‘obat rindu’ bagi masyarakat yang inginmenikmati kesenian tradisional secaralangsung.

Berbagai alasan pun terungkapterkait program acara kesenian tradisionalini. Pada bagian ini, kita akan meninjauberbagai faktor yang mempengaruhi isiprogam acara, khususnya program acarakesenian tradisional berdasarkanpenelitian yang sudah dilakukan peneliti.Sebagaimana telah diutarakan pada babsatu, analisis ini akan menelusuri empat(4) radio sekaligus mengenai programacara kesenian tradisional dengan tipestudi kasus. Dengan studi kasus ini,setidaknya akan menjawab dari intimasalah yang bersifat ‘’ how’’ dan‘’why’’ tentang program acara keseniantradisional, sehingga bisa mengungkapkanhal-hal yang mendetail dari fenomenayang diteliti.

1. Kekuatan Radio DalamProgram Acara Kesenian Tradisional

Bukan tanpa sebab radiodijuluki sebagai media yang palingmerakyat diantara media massa lainnya.Selain harganya yang cukup terjangkauuntuk bisa mendengarkan radio, radiodianggap paling merakyat lantaran sangatmudah dibawa-bawa oleh pemiliknyakemanapun pergi. Tidak cukup sampaidisitu, radio yang hanya mengandalkanoutput audio (suara) ternyata memegangperanan yang strategis dalam menjagadan mempertahankan program acarakesenian tradisional kerana radio mampumemainkan imajinasi pendengarnya(theater of mind) dengan baik.

Tidak seperti pada media massalainnya, program acara keseniantradisional mampu bertahan di stasiunradio karena radio memiliki karakteristikyang unik yang tidak dimiliki oleh mediamassa lainnya yaitu mampu memainkanimajinasi pendengarnya, kapanpun dandimanapun, hanya dengan audio. Audioyang dihasilkan oleh radio mampumemberikan efek untuk bisa membawaperasaan pendengar seperti pada ceritayang ada di radio.

Walaupun program acarakesenian tradisional merupakan program‘ciptaan’ pemerintah, tetapi sebenarnyaprogram acara ini memiliki nilai edukasiyang tinggi bagi masyarakatnya. Sepertidiketahui, wayang termasuk karya senidan budaya Indonesia yang adi luhung.Di samping bernilai filosofi yang dalam,wayang juga sebagai wahana atau alatpendidikan moral dan budi pekerti atauyang dikenal dengan etika. Duniaperwayangan memberi peluang bagiorang Jawa untuk melakukan suatupengkajian filsafi dan mistis sekaligus. Disisi lain, cerita wayang merupakan suatujenis cerita didaktik yang di dalamnyamemuat ajaran budi pekerti yangmenyiratkan tentang perihal moral.Bahkan bidang moral merupakan anasirutama dalam pesan-pesan yangdisampaikan wayang. Sebagai jenis

Page 31: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

45

kesenian yang mencakup beberapacabang seni (seni teater, ukir, musik, dansastra), estetika wayang begitu indah danmempesonakan. Oleh karena itu, wajarsaja jika pemerintah bersikukuh untukmempertahankan program acara selamabeberapa dekade di radio. Karena radiodianggap sebagai media yang efektifmelakukan transformasi nilai-nilai yangterkandung dalam program acarakesenian tradisional seperti wayangandari masa ke masa.

Bagi sebagian orang, mungkinprogram acara kesenian wayangan hanyadianggap sebagai hiburan semata, tetapidibalik itu semua program acara kesenianwayang memiliki pesan moral yangtinggi. Wayang memberikan gambaranlakon perikehidupan manusia dengansegala masalahnya yang menyimpannilai-nilai pandangan hidup dalammengatasi segala tantangan dankesulitannya. Dalam wayang selaintersimpan nilai moral dan estetika, juganilai-nilai pandangan hidup masyarakatJawa. Melalui wayang, orangmemperoleh cakrawala baru pandangandan sikap hidup umat manusia dalammenentukan kebijakan mengatasitantangan hidup. (Sena Wangi, Situsportal dokumentasi wayang Indonesia,diakses 13 September 2012).

Lebih dari itu, wayang yangmuncul di stasiun radio pada hakekatnyamenjadi sarana hiburan sekaligus sebagaisarana pendidikan yang dapatmemperbaiki moralitas penduduk Jawadan bangsa Indonesia secara umum.Perbaikan moral merupakan faktor yangsangat penting untuk mengentaskanbangsa Indonesia dari krisis multidimensiyang berkepanjangan. Sehinggapertunjukan wayang kulit dapat menjadisolusi untuk memperbaiki kondisi bangsaIndonesia. Dengan membudayanyapertunjukan wayang kulit di Indonesiakhususnya Tanah Jawa akan berdampakpada:

1. Melestarikan budaya Jawasebagai budaya daerah yang

menopang kuatnya budayanasional.

2. Dapat menyaring budaya-budayaasing yang masuk, yang manabudaya asing yang baik artinyayang sesuai dengan budaya kita,kita terima dan yang tidak sesuaitidak kita terima.

3. Melindungi generasi Indonesiaagar tidak terkontaminasi denganbudaya asing yang kurang baik.

4. Memperbaiki perilaku bangsaIndonesia karena pertunjukanwayang selalu berisi tentangajaran-ajaran kehidupan yangbenar sesuai dengan nurani.

5. Rasa cinta dan bangga terhadaptanah air dan bangsa akansemakin meningkat dibenakgenerasi Indonesia padakhususnya dan masyarakatindonesia pada umumnya,sehingga akan berdampak padalancarnya pembangunanIndonesia menjadi negara yanglebih baik.

Berangkat dari itu semua,adanya program acara keseniantradisional di stasiun radio bukan hanyamenunjukkan bahwa radio menjadi mediayang efektif untuk melestarikan keseniantradisional melainkan menjalankan fungsiutama yang diemban oleh radio yaitusebagai media yang ingin memenuhi rasaingin tahu (publik) dan sebagai alathiburan, penerangan dan pendidikan bagimasyarakat. Dibandingkan dengan mediamassa lainnya, radio bisa dibilang sebagaimedia massa yang paling ‘royal’ untukmenyuguhkan program acara keseniantradisional kendati pendengar setianyasulit untuk dideteksi.

Page 32: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

46

2. Ancaman Program AcaraKesenian Tradisional di Radio SiaranSwasta pada Frekuensi FM

Ditengah kepungan media massayang booming untuk menyuarakankebudayaan modern, mungkin kita tidaklagi memiliki harapan untuk bisamendengarkan musik atau lagu daerahsendiri. Media massa saat ini tengahmengalami eforia untuk menyuguhkanprogram acara yang berbau ‘barat’ denganharapan bisa dianggap sebagai mediayang mengikuti perkembangan zamanatau up to date. Media massa saat inijustru masih disibukkan denganperebutkan ‘kue’ iklan yang mulaimenurun daripada mengurusi programacara yang kian lama kian menurunkualitasnya. Mereka kini hanya berhitungbagaimana bisa mendapatkan pemasukansebanyak-banyaknya melalui kehadiraniklan.

Saat ini, radio-radio yang beradapada frekuensi FM bisa dikatakan tengahberada kondisi yang sangat dilematis. Halini terbukti dilapangan. Mereka tidak lagitumbuh dan berkembang berdasarkan‘niat tulus’ untuk menyampaikaninformasi atau memberikan hiburan yangmendidik bagi pendengarnya, tetapi radiosiaran swasta yang berada pada frekuensiFM lebih mementingkan bagaimanamempertahankan hidup dari parakompetitor radio lainnya sehingga jauhdari ancaman kebangkrutan yaitu denganmenjaring para pengiklan.

Kehadiran iklan disatu sisimemang menjanjikan banyak keuntungannamun disisi lain iklan justru menjadiancaman bagi kehidupan media massa.Ancaman tersebut berupa penghapusanatau penyesuaian program acaraberdasarkan permintaan para pengiklandan bukan berdasarkan kebutuhanpendengar. Program acara keseniantradisional di stasiun radio siaran swasta(FM) menjadi salah satu buktinya.Program acara ini mulai menghilangbukan semata-mata karena dihapuskannyaperaturan dari pemerintah, tetapi

berkaitan erat dengan permintaan pangsapasar, khususnya dari para pengiklan.Bagi para pengiklan, mereka tidak akanpernah mengaku jika mereka adalahfaktor utama hilangnya program acarakesenian tradisional sehingga parapengelola media massa seolah lupa akanperanan yang diembannya untuk publik.

Media massa seharusnya tidaksekedar menjadi penyampai informasiyang aktual tetapi disektor lain mediamasa memiliki tanggung jawab yangbesar untuk menjadi sarana pewarisanbudaya. Melalui fungsinya sebagaipemberi informasi, pendidikan danhiburan, seharusnya radio dapatmenyiarkan paket program acara keseniantradisional sebagai bentuk upayapelestarian, pemeliharaan dan pewarisanbudaya daerah setempat dari masa kemasa dan dari generasi ke generasi.Bukan melakukan transfer hiburan sematayang tidak akan memberikan dampakapapun bagi pendengarnya.

Sangat miris memang, trendperkembangan pengelolaan radio tidaklagi hanya dikelola atas nama hobi, tetapisudah mengarah pada pengelolaanmanajemen yang profesional denganberharap banyak keuntungan. Radio tidaklagi murni sebagai radio yangmenyampaikan empat fungsinya yaitupengamatan sosial (social surveillance),menghubungkan kelompok satu denganlainnya (social correlation), melakukantransformasi nilai dari satu generasikepada generasi berikutnya(socialization)dan hiburan(entertainment) tetapi hanyamengedepankan hiburan sebagai suguhanutama mereka.

3. 3. Implikasi Pemilihan Audiensdan Format Siaran Terhadap ProgramAcara Kesenian Tradisional

Salah satu syarat terbentuknyaprogram acara adalah ketersedian audiensdan adanya format siaran yang jelas.Tanpa dua unsur tersebut, program acaratidak mungkin terbentuk dan tidak

Page 33: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

47

mungkin berjalan sesuai dengankeinginan. Audiens, format siaran danprogram acara disebuah stasiun menjadisatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.Stasiun kepenyiaran tidak mungkin berdiritanpa audiens, sedangkan program acaratidak mungkin terbentuk kalau tidakberlandaskan format siaran radio.

Segmentasi yang sudah dilakukanpengelola radio terhadap audiensnyamembawa konsekuensi terhadap isi danmanajemen siaran. Radio siaran swastayang membidik pada satu target audiensberdampak pada pengurangan informasiyang didapatkan masyarakat atau publik.Pasalnya informasi atau hiburan yangdisampaikan tidak lagi untuk umum,melainkan ke satu pendengar saja. Dengandemikian masyarakat tidak lagi bisamengakses atau memilih informasinya disatu frekuensi melainkan harus dibeberapafrekuensi. Segmentasi membuat radiomenjadi lebih eksklusif dan tidakmerakyat lagi seperti pada awalkemunculan radio.

Radio Unisi misalnya, akanmenjadi terkesan eksklusif ketika radio initelah menentukan posisi mereka sebagairadionya anak muda, terlebih denganformat siaran mereka yang pilih yaituContemporary Hit Radio (CHR). Secaraotomatis, program-progam acara yangakan disajikanpun disesuaikan dengankebutuhan target pendengarnya yaituABG dan muda belia berumur 12-20tahun dengan daya beli masyarakat yangcukup tinggi. Oleh karena itu, program-program yang disuguhkan umumnyadidominasi dengan program acara musikdan informasi.

Sedangkan Radio Retjo Buntungmerasa nyaman dengan format siaranyang mereka punya saat ini, yaitumemadukan 3 (tiga) format sekaligus,Middle Of Road, Etnik dan ContemporayHits. Dengan tiga (3) format ini RadioRetjo Buntung mampu memunculkanprogram acara yang cukup variatif untukkategori sebuah stasiun penyiaran mulaidari program acara untuk anak-anak

hingga program acara yang dianggapcocok untuk orang tua, seperti programacara kesenian tradisional. Denganmengembangkan tiga (3) formatsekaligus, Radio Retjo Buntung membidikseluruh publik sebagai audiens(pendengar) mereka atau lebih dikenaldengan all segment.

Menurut pengelola Radio RetjoBuntung, audiens yang mereka bidikmerupakan langkah paling strategis agarradio mereka bisa dinikmati oleh siapapuntanpa harus membeda-bedakanya.Disamping itu, membuat program acarajuga terasa lebih mudah daripada harusmelayani satu segmen, khususnya anakmuda yang sangat dinamis dan mudahberubah-ubah.

Sama halnya dengan Radio RetjoBuntung, Radio Swara Konco Tani danRadio Swara Kenanga Jogja yang beradapada frekunsi AM juga memilih untukmembidik seluruh elemen sebagai audiensmereka (all segment) daripada melayanisatu pendengar. Hanya saja format siaranyang mereka pilih adalah etnik yangartinya adalah program acara yang adamerupakan program-program bertemabudaya atau kesenian daerah setempat.

Format siaran yang berkembangdi Indonesia memang sangat beragamtetapi format ini tumbuh karena tingginyapersaingan antar radio siaran swasta yangada, sehingga mereka harus melakukanpengelompokan pendengar. Menyimakpendapat Albaran (1996:35-36) industriradio mempunyai struktur pasar yangbersifat monopolistic competition yangditandai dengan (1) adanya beragam jenisradio yang menyajikan program siaranyang hampir sama, namun antara satudengan yang lain tidak dapat salingmenggantikan dengan sempurna(subtitute). Meskipun ada kesamaanformat, namun ada perbedaan, misalnyadalam hal gaya bicara dari para penyiar,fasilitas teknis yang tersedia atau audienssyang dituju; (2) halangan (barrier toentry) untuk memasuki bisnis radio jugarelatif kecil; (3) masing-masing stasiun

Page 34: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

48

radio berusaha mempunyai ciri khususagar dapat dibedakan dengan stasiun radioyang lain oleh para pendengarnya denganberbagai ragam cara.

Peneliti masih meyakini bahwaaudiens menginginkan satu media massa(radio) yang bisa menampung/ memuatsemua kebutuhan mereka sepertipengamatan sosial (social surveillance),menghubungkan kelompok satu denganlainnya (social correlation), melakukantransformasi nilai dari satu generasikepada generasi berikutnya (socialization)dan hiburan (entertainment) bukan mediamassa yang mengesklusifkan diri sebagaimedia massa untuk satu orang. Format allsegment dirasa bisa menjadi alternatifyang menjanjikan untuk digarap. Karenadengan all segment semua informasi bisadisajikan dalam satu media hingga mediatersebut menjadi rujukan bagi keluargaatau publik.

4. Program Acara Kesenian(Harus) Menghilang Di Radio Unisi

Ditengah persaingan mediamassa yang kian kompetitif, mendapatkanpendengar (audiens) bukanlah pekerjaanyang mudah.Tak semudah membalikkantelapak tangan. Dibutuhkan kerja keras,inovasi-inovasi baru serta ide-ide yangkreatif hingga bisa merebut perhatianaudiens lantaran tidak bisa diikat olehsiapapun. Audiens berhak untukmenentukan pilihannya yang sesuaidengan kebutuhannya. Audiens akanberpaling ketika mereka mendapatkanatau melihat sesuatu yang baru ‘fresh’ danlebih menguntungkan daripada yangmereka dapatkan sebelumnya.

Salah satu cara untukmempertahankan audiens adalah denganmerubah program acara. Perubahan inisangat memungkinkan dirubah secaraholistik (menyuruh) atau secara parsial(sebagian). Radio Unisi pun melakukanhal ini. Untuk bisa bersaing dengan parakompetitor dan tetap eksis di udara, RadioUnisi melakukan evaluasi terhadapprogram acara mereka. Evaluasi tersebut

adalah dengan mengilangkan programacara kesenian tradisional (wayangan)yang dianggap sudah tidak cocok lagidengan audiens mereka yaitu anak muda.Manajemen Unisi percaya denganmenghapus program acara tersebut akansemakin memperkuat posisi merekasebagai anak muda.

Program Direktur Radio Unisi,Kecuk Sahana menjelaskanmenghilangkan satu program danmengganti dengan program yang lainbukanlah hal yang tabu, karena merubahprogram acara adalah hak setiap radio.Tidak ada aturan mengenai hal tersebut.Terlebih program acara tersebut tidak lagisesuai dengan segment mereka yangberbasis anak muda.

‘’Sekarang dunia penyiaran telahberubah, tidak seperti dulu. Kami bebasmenentukkan program acara sendiri, tanpabayang-bayang pemerintah, termasukmerubah program acara milikipemerintah. Karena kami radio siaranswasta’’ (Sahana, 2011).

Kendati program acara inisempat bertahan di Radio Unisi hingga 10tahun dan sempat menjadi program acaraunggulan di Unisi namun hal ini tidakmenjadi pertimbangan bagi pengelolaRadio Unisi untuk tetap mempertahankanprogram ini sebagi program tetap mereka.Terlebih dengan lunturnya kewajiban daripemerintah untuk memutarkan programacara kesenian tradisional ini setiapbulannya.

Manajemen Radio Unisi jugamelihat bahwa program acara kesenian initerpaksa ‘dibuang’ kerena sudah tidak adaspace atau slot waktu untuk menayangkanprogram acara kesenian tradisional. Unisibukan radio siaran swasta yang menjalanisiaran hingga 24 jam, tetapi Unisi hanyamelakukan siaran efektif dari pukul 05.00hingga 01.00 WIB atau selama 21 jam.Hal inilah yang menyebabkan Radio Unisisangat selektif dalam memilih programsiaran.

Dari hasil wawancara danobservasi dilapangan diketahui bahwa ada

Page 35: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

49

faktor lain yang turut berpengaruh atasdihilangkannya program acara keseniantradisional di Radio Unisi yaitu:

1. Radio Unisi tidak memilikisumber daya manusia yang memadaiuntuk bisa menggarap program acara inisecara berkelanjutan. Secara umum, SDMyang mereka ambil justru SDM yangmasih muda atau fresh graduate bukanSDM yang sudah atau telahberpengalaman dalam bidangkepenyiaran. Menurut pengelola RadioUnisi, pemilihan SDM yang muda danfresh graduate adalah untuk mengimbangiaudiens dan format siaran yang berbasisanak muda. Mereka melihat anak mudaadalah orang dinamis dan selalu memilikiide-ide yang fresh. Kalaupun ada SDMyang senior (tua) umumnya merekaadalah ‘tetua’ atau pendiri radio Unisi.

Bagi pengelola Unisi,memproduksi program acara keseniantradisional jauh lebih sulit daripadamembuat program acara yang sifatnyaumum bukan etnik, terlebih dengansulitnya mencari sumber daya manusiayang menguasai kesenian tradisional.Tidak banyak broadcaster yang pahamuntuk mengenali materi dan tujuan dariprogram acara kesenian tradisional.Terlebih Unisi lebih banyak menggunakanSDM yang fresh graduate yang baruselesai menempuh pendidikan dan belumsepenuhnya paham akan dunia penyiaran.Hal inilah yang justru dikhawatirkan akanmenurunkan kualitas siaran mereka. SDMyang terbatas dan tidak paham mengenaidunia penyiaran ternyata akanberpengaruh pada pemanfaatkan ruangproduction house sebagai ruang kreatifuntuk menghasilkan sebuah programacara. Ruang ini hanya akan dimanfaatkanseperlunya saja, seperti take vocal berita,edit lagu atau hanya untuk take vocaliklan.

2. Radio Unisi merasa program acarakesenian tradisional tidak membawaimplikasi yang berarti khususnya bagifinansial mereka. Sebagian besar hidupmereka disuplai dari pengiklan.

Disamping itu, para pengiklan saat inijuga tidak lagi melirik program-programacara yang dianggap tidak akanmenambah penjualan produk merekaapalagi ditayangkan pada malam hari ataudini hari yang pendengarnya sangatterbatas.

3. Radio Unisi masih memilikiketerbatasan dalam jam operasionalsiarannya yang hanya 21 jam. Hal iniberakibat pada pemilihan program yangkian selektif dan tidak semua programbisa masuk. Pemilihan jam operasional inijuga diasumsikan bahwa pendengar atauaudiens hanya akan efektif mendengarkanradio pada pukul 1:00 WIB, karenamereka juga akan beristirahat.

4. Selain menyatakan programacara tradisional tidak cocok lagi dalamsegmen mereka, Radio Unisi menyatakanbahwa produksi program acara keseniantradisional akan menelan biaya yangsangat tinggi. Setidaknya dibutuhkan dana2,5 juta -3 juta rupiah untuk membiayaiproduksi ini, mulai dari untuk membayarseniman/narasumber hingga prosesediting.

5. Pengelola Radio Unisi, KecukSahana (2011) menyatakan bahwadihilangkanya program acara dari daftarmenu mereka lantaran sulitnya mencaripara seniman yang mau mengisi programacara tersebut atau melakukan rekamanuntuk program acara tersebut.

‘’ ...tidak seperti dulu, mencariseniman yang ahli dalam seni wayangbukanlah perkara mudah. Sangat sulit.Apalagi saat ini para seniman memasangtarif yang cukup tinggi untuk setiap kalisiaran’’ (Sahana 2011).

4.1.Wajah Radio Unisi Masa KiniLebih dari satu dasawarsa

kebebasan bermedia telah berada ditanganpara pelaku media. Selama itu wajahmedia massa telah mengalami perubahanyang dinamis dengan mencoba memenuhikebutuhan pangsa pasar. Ada yangberubah menjadi stasiun penyiaran dengankonsep pemberitaan atau news, ada juga

Page 36: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

50

yang merubah menjadi stasiun yangberkonsep hiburan dan informasi ataubahkan berubah menjadi radio yang hanyamemutarkan lagu atau musik sepanjangsiarannya.

Kondisi inilah yang juga dipilihRadio Unisi untuk tetap bertahan di udara.Radio Unisi masa kini bukanlah RadioUnisi yang seperti dulu. Radio Unisi telahbermetamorfosa menjadi stasiun radioyang menyediakan hiburan dan informasikhusus untuk anak muda. Radio Unisitidak lagi melayani seluruh pendengarnyadari anak-anak hingga usia dewasa,melainkan lebih memilih anak mudasebagai target pendengarnya. Radio Unisimasa kini bukan lagi sebagai radio yangmengedapankan news tetapi lebihmengedapankan program acara yangsifatnya hiburan dengan melakukankombinasi dengan program acarainformasi (news).

Menurut pengelola Radio Unisi,Kecuk Sahana (2011) metamorfosis inimenjadi kebangkitan Radio Unisi untukmemperbaiki dan meningkatkan kualitassiaran di di udara. Sebagai radio yanglahir di tahun 1976, Radio Unisi memilihuntuk mengubah kehidupannya menjadiradio yang berbasis anak muda. Tetapitidak sembarang anak muda, melainkananak muda yang terpelajar atau anakmuda yang memiliki latar belakangpendidikan. Oleh karena itu Radio Unisimenyebut pendengarnya dengan sebutan‘’Intelektual Muda’’. Pilihan ini dianggapsangat pas bagi Radio Unisi karenamengudara dilingkungan duniapendidikan.

Pada saat Radio Unisimemutuskan untuk berubah menjadi radioyang segmented dengan melayani anakmuda sebagai target utama mereka,pengelola Radio Unisi memiliki berbagaipertimbangan diantaranya, peluang untukmelayani anak muda masih sangat tinggipasalnya belum ada radio siangan yangmelayani anak muda. Tidak seperti saatini yang sebagain besar radio justrumelayani anak muda sebagai pendengar

utamanya. Kedua, Jogjakarta dikenalsebagai Kota Pendidikan yang memilikibanyak mahasiswa sehingga diasumsikantingginya kebutuhan informasi danhiburan. Ketiga, dengan melakukansegmentasi terhadap pendengarnya akansemakin memudahkan mereka untukmendapatkan berbagai keuntunganterutama keuntungan finansial dari parapengiklan yang membidik anak mudasabagai sasaran penjualannya.

Perubahan Unisi ini juga ditandaidengan berubahnya program acara yangada. Program acara yang dikonsep Unisimasa kini adalah program acara yanglebih mengedepankan hiburan daninformasi dengan persentase siaran katasebanyak 20 %, dan siaran musiksebanyak 80% dengan mengembangkanmusik Indonesia sebesar 75 % dan 25 %untuk lagu-lagu barat. Sementara, untukkomposisi jenis program yang ada diRadio Unisi adalah 70 %, news 15 % danuntuk iklan sebesar 15 %.

Jika dilihat dari daftar programacara yang ada untuk tahun 2012, RadioUnisi memiliki pola dalam mendesainacaranya yaitu informasi, musik,talkshow, news, informasi umum, musik,news dan kembali ke musik. Hal ini bisadilihat dari susunan program acara yangmereka miliki. Dari mereka memulaisiarannya pada pagi hari (04.30-05.00),program acara yang disuguhkan adalahprogram ‘religi feature’ (Voice Of Islam)dilanjut dengan warta berita dari BBCWorld News (05.00-05.15 WIB),diteruskan dengan program musik yang dimix dengan hot isu yang dilontarkanpenyiarnya dan akan disambung kembalidengan program berita dari KBR 68 Hdan berlanjut lagi dengan program musikdan akan disambung dengan programtalkshow.

Program acara yang ada saat inidianggap sangat cocok bagi audiens Unisiyaitu anak muda. Menurut ProgramDirector (PD) Unisi, Dewa Candra (2012)susunan program tersebut didasarkan padakebutuhan pendengar mereka yang

Page 37: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

51

sebagian besar adalah muda yang telahmereka riset sebelum mereka menentukanprogram acaranya. Riset inilah yangmenjadi landasan bagi Unisi untukmenentukan program acara khusus untukanak muda.

Disamping itu, untukmemperkuat Radio Unisi sebagai radionyaanak muda, Radio Unisi menempatkanpenyiar-penyiar yang dianggap mampumewakili gaya anak muda masa kini, yangenergik, dinamis dan up to date. PengelolaRadio Unisi terbilang cukup selektifdalam mencari dan menempatkan penyiardisetiap program acara. Lantaran penyiarmerupakan point penting yang turutmensukseskan program acara disebuahstasiun. Penyiar harus mampu mewakiliradio tersebut, kerena merekalah yangselalu berhadapan langsung denganpendengarnya.

Satu alasan pun akhirnyaakhirnya juga mengemuka, kenapa RadioUnisi tidak menyiarkan program acarakesenian kesenian tradisional. Karenaprogram acara tersebut dianggap tidaklagi dibutuhkan oleh anak muda. Programacara tradisional ini dirasa sangat tidaksinkron bagi menu program acara yangdimiliki oleh Unisi. Oleh karena ituprogram acara kesenian harus hilang darimenu program siaran mereka.

4.2. Karena Iklan, Program AcaraKesenian Tradisional Terabaikan

Sempat disinggung diatas, jikasalah satu alasan Radio Unisimenghilangkan program acara kesenianadalah sulitnya mencari pemasok iklansehingga mereka harus menutupi biayaproduksinya secara mandiri. Pengelolaradio akan berfikir dua kali jika merekaharus membiayai iklan secara mandiri tapitidak mendapatkan keuntungan dariprogram tersebut. Terlebih programtersebut tidak dilirik oleh para pengiklan.

Kehadiran iklan dalam programacara bak pameo yang berbunyi, ‘’Adaiklan program jalan, tak ada iklanprogram dibuang’’. Pernyataan tersebut

rasanya pas untuk menggambarkankondisi kehidupan media massa diIndonesia yang tengah ketergantunganterhadap iklan. Iklan di media massa yangmuncul pertama kali tahun 1922 ternyatamemberikan dampak yang luar biasa bagikehidupan media massa. Tidak adasatupun media massa yang bisamelepaskan ketergantungan dari iklan.

Iklan seakan menjadi ruh yangmelengkapi kehidupan media massa.Maka dari itu, media massa akan berusahasemaksimal mungkin untuk bisamendapatkan iklan sebanyak-banyaknya.Bahkan mereka kerap melakukan praktek‘jual beli’ program demi mendapatkansebuah iklan. Para merketing stasiunpenyiaran pun tidak sungkan-sungkan lagimelakukan ‘jual-beli’ program acaraterhadap klien (pengiklan). Jika padaawalnya program acara dapat menariksebuah iklan akan tetapi saat ini programacara bisa ‘ditarik’ oleh para pengiklanyang berujung pada berubahnya polasiaran atau program siaran yang dimiliki.Dengan kata lain, radio sebagai sebuahmedium, belum tentu menjual informasiatau content yang bermanfaat bagikehidupan manusia dan lingkungansosialnya, melainkan menjual mediumkepada bisnis dunia industri.

Dengan kondisi diatas, tidakmenutup kemungkinan kehadiran iklansedikit banyak dapat merubah programacara. Hanya saja masuknya iklan inidirancang sedemikian rupa sehingga pola-pola yang muncul sama dengan polakonsumsi target konsumen. Daripengamatan peneliti, desain, rancangan,perencanaan dan jadwal media seringkalimencerminkan kepentingan pemasangiklan. Hanya saja yang masih sulitdibuktikan adalah apakah pemasang iklandapat secara langsung melakukanintervensi untuk mempengaruhi isiprogram acara atau informasi, terlebihinformasi tentang pemasang iklan itusendiri, agar dapat mendukungkepentingan mereka, di luar dari apa yangsudah diatur dalam sistem.

Page 38: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

52

Besarnya pengaruh yang diberikanoleh iklan bagi media massa ternyataterbukti dilapangan. Banyak programacara yang sengaja di hilangkan ataudiundurkan dari ruang dengarpendengarnya. Program acara keseniantradisional merupakan salah satubuktinya. Bagi sebagian besar pengelolamedia massa, memutarkan acara sepertiwayangan tidak lagi membawakeuntungan finansial bagi mereka.Program acara kesenian dipandang tidaklagi bisa mendompleng kebutuhanoperasional sebuah stasiun radio. Tidakbanyak para pengiklan yang mau melirikprogram acara semacam ini apalagi jikaditayangkan pada tengah malam atau dinihari. Inilah yang menyebabkan radiosiaran swasta memilih untuk tidakmemutarkan program acara keseniantradisional.

Sebagian besar pengelola mediamassa memandang bahwa denganmemutarkan acara bertema keseniantradisional tidak memiliki dampak yangmenguntungkan apalagi keuntunganfinansial. Mereka juga berfikir, tidakbanyak pendengar yang akanmendengarkan program keseniantradisional yang diputarkan dimalam hari.Pengelola media massa akanmempertahankan program-program acarayang dapat mengundang para pengiklan.

‘’Bagi Unisi, penghilanganprogram kesenian seperti wayangan itu,pertimbangannya lebih lebih padaefektifitas program tersebut. Seberapabanyak di dengar dan kedua karena kitasegmen muda, diasumsikan program itukurang relevan lagi,’’ (Lukman Hakim,2012).

Merekapun sempat berdalih bahwaproses transfer budaya asli daerah tidakharus memutarkan program acarakesenian tradisional melainkan bisamelalui program lain seperti talkshow ataunews yang memuat informasi kebudayaan.Namun demikian dari penelitian yangdilakukan, tidak ada yang menunjukkanpada proses transfer budaya asli daerah

setempat. Hal ini bisa dilihat dariprogram-program yang tersaji di RadioUnisi.

Menghilangnya program acarakesenian tradisonal (wayangan) jugadiakui oleh menajemen Unisi karenamereka kesulitan untuk mendapatkanseniman yang mau terlibat dari programini. Apalagi jika mengingat biayaproduksi yang harus kami keluarkan.

‘’Saat ini,tidak banyak senimanyang bisa kami ajak untuk memproduksiprogram acara kesenian tradisional. Tidakseperti dulu. Kalaupun kami harusproduksi dengan merekam setiap adapertunjukkan wayang, itu tidak akansesuai dengan standar kualitas penyiaranUnisi. Noise nya terlalu tinggi’’(Sahana:2011).

Bagi Unisi, menghilangkanprogram acara kesenian adalah sebuahkegiatan yang wajar terlebih merekamenganut segmen anak muda, radiomereka adalah radio anak muda bukanradio untuk pendengar dewasa hingga tuayang diasumsikan butuh hiburankedaerahan. Akan tetapi jika ditelisik daritugas dan kewajiban sebagai media massa,setiap media massa tanpa terkecualiseharusnya memiliki kewajiban untukmemberikan beragam informasi danhiburan kepada seluruh masyarakat tanpamembeda-bedakan.

Para professional di bidang mediadan praktisi media yang beroritasi bisnisdan komersial tentu akan membela diribahwa ini habitat media saat ini. Karenamedia memerlukan biaya tinggi untukkelangsuangan hidupnya. Akan tetapi,dalam konteks komunikasi dengankebudayaan masyarakat, radio memilikitugas sebagai wahana informasi,pendidikan dan hiburan untukmembangun masyarakat menjadi lebihmanusiawi dan lebih insani. Namunkewajiban ini sering dikalahkan olehkepentingan kuasa modal dan bisnis.Tidak mengeherankan jika program-progam yang ada saat ini disusun

Page 39: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

53

sedemikian rupa, sehingga yang tampilkebanyakan adalah program-programhiburan dengan orientasi sangat dangkal,tetapi memamerkan gaya hidup yangsangat menarik.

Sebenarnya radio siaran swastatetap dapat menjalankan fungsi sosialnya,sebagai medium komunikasi yang terlibatdalam proses kebudayaan manusia,dengan menggunakan batasan-batasanetika dan moral dalam program untuksiaran, lewat infromasi, pendidikan sertahiburan. Semuanya kembali padakebijakan kekuatan yang menguasaiinstitusi media, Tetapi apabila parabroadcaster dapat berfungsi untukmenjadi pengendali media. Bukan sekedarmenempatkan medium radio sebagai alatkuasa modal, melainkan sungguh-sungguhmendudukannya menjadi wahanakomunikasi dalam proses pengembangankebudayaan manusia.

5. Sama Seperti Dulu, ProgramAcara Kesenian Tetap Lestari diRadio Retjo Buntung

Bisa dihitung dengan jari beraparadio siaran swasta di frekuensi FM yangmasih mempertahankan program acarakesenian tradisional sebagai programreguler mereka. Umumnya, radio-radiosiaran swasta FM masa kini telahberpindah haluan menjadi radio yangtersegmentasi seperti wanita karir, anakmuda, hingga radio anak-anak. Namunditengah kesibukan stasiun radio mencariformat siaran dan formula program yangcocok bagi pendengarnya, Radio RetjoBuntung justru terlihat ‘adem ayem’ danterlihat kian percaya diri dengan progamacara yang dipunyai termasuk memilikiprogram acara kesenian tradisional sepertiwayangan, ketoprak hingga langen sari.

Dari sekian banyak radio yangtumbuh di Yogyakarta, Radio RetjoBuntung 99, 4 FM merupakan salah saturadio siaran swasta FM di Jogjakarta yangmasih memiliki dan menyuguhkanprogram acara kesenian tradisional setiaphari dan setiap minggu. Radio Retjo

Buntung juga menjadikan program acarakesenian itu menjadi program reguler danprogram mingguan diradio mereka.Pengelola Radio Retjo Buntung percayadengan memutarkan program acarakesenian tradisional tidak akanmenjadikan RB FM ditinggalkan olehpendengarnya melainkan justru pendengaritu akan ‘lari’ ke stasiun mereka(kembali).

‘’Meski pemerintah tidak lagimewajibkan kami untuk memutarkankesenian wayang, tapi kami lebih memilihuntuk memutarkan wayang dan kesenianlainnya karma kami punya visi dan misiuntuk melestarikan itu. Hanya saja kamimemang memberikan durasi yang terbatassehingga audiens tidak mudah bosan’’(Asik,2011).

Ditambahkan asik, program acarakesenian tradisiona di RB FM memangmengalami pengurangan durasi waktu,tetapi pihaknya justru menambah berbagaimacam program acara kesenian. Langkahini diambil untuk mengurangi rasakejenuhan dan kebosanan yangdikhawatirkan akan dialami olehpendengar RB FM. Selain itu, pihaknyajuga melakukan repacking program acarakesenian supaya lebih menarik tanpamengurangi nilai-nilai yangdikandungnya.

Bagi Radio Retjo Buntung,kehadiran program acara keseniantradisional distasiunnya tidak bisadilepaskan dari visi dan misi yangdimilikinya karena visi dan misi ini adalahcerminan dari program acara yang adasetiap hari. Dalam visi dan misi yangdimiliki oleh Radio Retjo Buntungmemang terlihat adanya unsur untukmengembangkan dan melesatarikankesenian tradisional dalam aktifitassiarannya.

Penggunaan visi dan misi dalampembuatan program acara juga senadaseperti yang dikatakan oleh Masduki(2004:36) yang menyatakan bahwapembuatan program acara harus

Page 40: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

54

berdasarkan visi, misi dan target siaranya.Apabila visi dan misi ini tidak tercermindari rangkaian program acara, ini artinyasebuah stasiun radio tidak konsistenterhadap siarannya dan dianggap gagaluntuk bisa menyajikan informasi kepadapublik.

Rasa ingin menjaga dan terusmelestarikan program acara kesenian inijuga pernah dilakukan oleh RB FM padatahun 90’an hingga awal 2000 an dimanRB FM memiliki tagline siaran‘’Melestarikan Budaya Bangsa’’. Namuntagline ini mengalami sedikit pergeseranlantaran tuntutan kepenyiaran tapi tidakmengalami perubahan yang drastis karenamereka masih memiliki program acarakesenian tradisional yang menjadi cirikhas siarannya dan menggantinya dengan‘’Citra Radio Keluarga’’.

Diputarkannya program acarakesenian tradisional di RB ternyatamenjadi rujukan bagi para pedengarnya,karena RB menyediakan seluruh programacara untuk semua kalangan. Radio RetjoBuntung memang membidik seluruhpendengar, mulai dari semua kalangandan semua usia karena RB FM memilikiformat siaran all segment sehingga acarayang mereka milikipun harus mewakilisemua usia dari anak-anak hingga orangtua.

Disamping itu, dipertahankannyaprogram acara kesenian tradisional diradiomereka justru dilihat sebagai sebuahpeluang dan kekuatan mereka sebagaimedia massa yang bisa melakukan fungsidan perannya untuk mewariskankebudayaan bagi para generasiberikutnya.Hal ini tentunya sesuai denganformula yang dikatakan oleh Micheal C.Keith tentang pemograman. Saat pararadio berbondong-bondong menjadi radioyang bersegmen sempit, maka langkahyang paling baik adalah membuatprogram yang menjauhi program tersebutdan membuat program yang unik, karenapersaingan itu akan lebih kecil. Langkahtersebut ternyata mengantarkan RadioRetjo Buntung menjadi radio yang sukses

untuk merebut perhatian pendengarnya,terlebih radio ini membidik semua lapisanmasyarakat sebagai pendengar mereka.

5.1. Pengelolaan Program AcaraKesenian Tradisional di RB FM

Kesuksesan Radio Retjo Buntungdalam meracik program acara keseniantradisonal menjadi acara reguler danmingguan ini tidak bisa dilepaskan dariberbagai aspek yang terlibat didalamnya.Profesionalnya pengelola Radio RetjoBuntun dalam mengelola aktifitassiarannya menjadi salah aspekterbangunnya atmosfer kebudayaan diRadio Retjo Buntung yang berlokasi diJalan Jagalan No. 38 Jogjakarta.

Radio Retjo Buntung bisadibilang sebagai radio yang cukup suksesdalam menggarap program acara keseniantradisional dari waktu ke waktu,khsusunya untuk radio siaran swasta yangberada pada frekuensi FM meskigempuran kebudayaan asing tengahbooming dimasyarakat. Radio RetjoBuntung memanfaatkan moment ini untukmengembalikan semangat kedaerahannyadengan program-program yangditampilkan. Radio Retjo Buntung tampilprima sebagai radio yang memilih formatall segment dengan program keseniantradisional.

Menurut mereka melayani allsegment justru lebih memudahkan dalampembuatan program acara daripada harusmelayani satu usia yang memiliki banyaksaingan apalagi target audiensnya anakmuda. Karena menurut mereka pembuatanprogram acara dengan target all segmentsangat variatif daripada dengan memilihsatu target pendengar, misalnya anakmuda.

Disamping itu, untuk memperkuatposisi mereka sebagai radio all segmentyang melayani semua kalangan, radio inimenggunakan 3 (tiga) format sekaligusyaitu Middle Of Road, Etnik danContemporay Hits. Tiga format inidainggap bisa melengkapi seluruhkebutuhan masyarakat akan informasi,

Page 41: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

55

edukasi, hiburan dan interaksi yang kiantinggi dan kompleks. Maka dari itu RadioRetjo Buntung ingin menjadi radio yangbisa memenuhi semua keinginan itu dantidak tertuju pada satu segment saja.

Keberahasilan radio RetjoBuntung dalam mempertahankan programacara kesenian ini tidak bisa dilepaskandari berbagai aspek yang turutmensukseskan program acara ini, terlepasdari format siaran yang digunakan olehRadio Retjo Buntung. Ada beberapa halyang peneliti lihat dari suskesnyapemograman acara kesenian di RadioRetjo Buntung.

1. Radio Retjo Buntung memilikibroadcaster yang bisa diandalkanuntuk memproduksi secaramandiri program acara keseniantradisional. Bahkan materi yangdiperlukan untuk prosespenggarapan program acarakesenian tradisional juga merekaproduksi sendiri. Sehingga bisamenekan ongkos biaya produksiyang cukup tinggi. Sumber dayamanusia di Radio RetjoBuntungpun sangat ‘mumpuni’untuk menggarap program acarakesenian tradisional. Suara-suarayang muncul dalam program acarakesenian umumnya adalah suara-suara yang berasal dari parapenyiarnya hanya saja aksenbicaranya yang dirubah. Hal inilahyang menjadi kelebihan bagiRadio Retjo Buntung daripadaradio lainnya.

2. Radio Retjo juga mampumemanfaatkan production house(rumah produksi) untukmenggarap dan memproduksiprogram acara keseniantradisional. Mereka melakukanproses produksi secara bersama-bersama untuk program acarakesenian yang sifatnya tunda,sehingga bisa menjagakeberlanjutan program ini secarakonsisten.

3. Radio Retjo Buntung mampumenjalin kerjasama yang baikdengan para seniman ataupaguyuban kesenian tradisionalyang ada di Jogjakarta. Dengandemikian mereka juga mampumempertahankan program acarakesenian secara berkelanjutan.

5.2. Progam Acara KesenianTradisional (Harus) Muncul di MalamHari

Pembuatan program acaramemang harus berdasarkan ketersedianwaktu audiens untuk bisa mendengarkanradio. Maka dari itu, terjawab sudah,kenapa Radio Retjo Buntungmenempatkan program acara keseniantradisional pada waktu-waktu tertentu,seperti pada malam hari. Dalam observasipeliti, Radio Retjo Buntung bisamenempatkan program-program acarasesuai dengan ketersedian audienssehingga program acara ini sampai padatarget siarannya dan tidaka akan sia-sia.Peneliti menjabarkan ketersedian audiensseperti berikut. Pertama, ketersedianaudiens pada pagi hari (06.00-09.00 WIB)diperkirakan adalah anak-anak, ibu rumahtangga dan karyawan yang akan berangkatke kantor. Oleh karena itu Radio RetjoBuntung menampilkan program acara‘’Sapa Pemiarsa’’ yang interaktif. Artinyapendengarnya bisa merequest lagu ataumusik keinginan mereka. Lagu atau musikini sebelumnya telah dipilih dan disusunoleh program director sebelum di on airkan. Sehingga penyiar hanya akanmemutarkan musik atau lagu yang sudahdisediakan. Umumnya musik yang diputarpada program ‘’Sapa Pemiarsa’’ adalahmusik yang masuk dalam ketegori freshdan bukan musik yang termasukmelankolis atau berisi kesedihan. Laguyang dipilih adalah lagu yang mampumembangkitkan semangat.

Kedua, ketersedian audiens padawaktu jelang siang (09.00-12.00 WIB)diisi oleh Retjo Buntung dengan programacara mengenai keluarga dan seputar tips

Page 42: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

56

yang bermanfaat bagi pendengarnya,seperti aneka tips untuk keluarga, anekatips untuk kesehatan, aneka tips untukkecantikan dan aneka tips untuk resepmasakan. Hal ini dilakukan karenaketersedian audiens pada waktu ini adalahibu –ibu rumah tangga yang tidakmemiliki aktitas diluar rumah dankaryawan yang sedang makan siang.Program ini juga dirancang menjadiprogram acara yang ringan sehinggamenghibur bagi pendengarnya. Sesekalidalam rentang waktu ini Retjo Buntungmemberikan informasi aktual untukwilayah Jogjakarta dan sekitarnya secaralangsung dengan harapan, pendengarnyabisa mendapat informasi mengenai wartaaktual seputar Jogjakarta.

Ketiga, pada pembagian waktusore hari (early fringe) yang dimulaipukul 16-00-18.00 WIB, Radio RetjoBuntung lebih memilih menyuguhkanprogram acara talkshow seperti talkshow“Tanya Dokter (umum), ‘’Tanya Dokter(Anak), hingga talkshow mengenai “HobiElektronik’’. Program ini dimunculkandengan asumsi bahwa ketersedian audiensyang potensial mendengarkan program iniadalah karyawan yang baru pulang darikantor, ibu rumah tangga yang lagibersantai dan remaja yang baru pulangdari sekolah. Pada pembagian waktu ini,Radio Retjo Buntung juga mendesainprogram acara khusus keseniantradisioanal ‘’ Tamansari”’ dan program“’ Kumpul Bocah’’. Hanya saja programini muncul setiap hari minggu dengandurasi waktu satu jam (60 menit).

Keempat, sedangkan padapembagian waktu awal malam (earlyevening) pada rentang waktu 18.00-17.00,Radio Retjo Buntung menyuguhkanprogram acara yang bisa dinikmati olehseluruh pendengarnya. Sehingga programacara yang muncul adalah program yangsangat variatif, mulai dari program musikatau lagu lama (Pos Rileks), warta beritayang dihimpun selama satu hari, mulaidari lokal hingga nasional hingga programacara untuk anak-anak ( Dongeng si

Kecil). Sementara pada akhir pekan(minggu) Radio Retjo Buntungmenyuguhkan program acara musik ataulagu yang banyak direquest selam satupekan terakhir, dan program acarakerohanian.

Kelima, Pada waktu prime time(waktu utama) pada pukul 19.00-21.00WIB dimana pada waktu ini seluruhaudiens berpotensi mendengarkan radio,maka program yang muncul adalahprogram acara yang banyak diminati olehpendengarnya yaitu program acara musik.Di Radio Retjo Buntung, program acarapada rentang prime acces mereka berinama ‘’Radio Gogo (Gado-gado)’’. Padawaktu ini, Radio Retjo Buntungmemberikan kesempatan memilih lagukesukaannya secara bebas. Program inibiasanya banyak ditunggu olehpendengarnya, khsusunya anak mudayang tengah santai sambil belajar. RadioRetjo Buntungpun memberikan durasihingga 2 jam untuk program acara ini.

Keenam, Sedangkan pada waktujelang tengah malam (late fringe) 21.00-23.00 WIB, Radio Retjo Buntungmenyuguhkan program acara yangsifatnya keagamaan (kisah religi) danpada akhir pekan radio ini menayangkanprogram khusus yaitu talkshow dengantema seks (Konsultasi Seks-Konseksta)dan program mingguan Sandiwara BahasaJawa. Pada rentang waktu ini biasanyapendengar adalah orang dewasa sehinggapenempatan dua program ini sangat cocokdengan audiensnya.

Ketujuh, pada akhir malam (latenight) 23.00 - 02.00 WIB, ketersediaanaudiens mulai berkurang. Umumnyaaudiens yang ada adalah orang dewasa,termasuk karyawan yang bertugas secaragiliran (shift). Oleh karena itu programyang munculpun adalah progam yangumumnya ringat dan sifatnya menghiburseperti Progam musik tempo dulu (Pesona80) dan program sweet memories yangmemutarkan lagu-lagu lama.

Terakhir, sementara pada akhirmalam (last night) 02.00-05.00 WIB,

Page 43: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

57

program acara yang muncul adalahprogram yang dirancang untuk menemaniaudiens yang masih beraktifitas padamalam hari hingga dini hari sepertikaryawan yang terkena shift. Radio RetjoBuntung mendesainnnya program acaradengan menyuguhkan program acarakesenian tradisional seperti dagelanmataram atau langen sari.

Dengan membaca ketersedianaudiens inilah Retjo Buntung ternyatamasih mendapatkan tempat di hati‘pemiarsa’ yang masih setia (dari dulu-hingga sekarang) untuk menungguprogram acara kesenian tradisioanl.Program acara kesenian tidak akandipertahankan kalau audiens tidakada.Dan akan menjadi pekerjaan yang sia-sia.

Dari uraian atas terlihat bahwaprogram acara yang muncul di RadioRetjo Buntung memang harus disesuaikanoleh audiens. Mereka melihat bahwaprogram acara tradisional memang layakditayangkan pada malam hari karenaketersediaanya ada di malam hari bukanpada pagi atau siang hari. ManajemenRadio Retjo Buntung juga menampik jikaprogram acara kesenian tradisionaltersebut merupakan program ‘selipan’untuk mengisi kekosongan waktu siaranmereka yang berlangsung selama 24 jam.Mereka mengaku bahwa seluruh programyang ada merupakan program yang sudahdisiapkan secara matang dan penuhperhitungan termasuk untukmemunculkan program acaa keseniantradisional tiap harinya. Oleh karena itu,Radio Retjo Buntung berani bersiaranselama 24 jam dan melakukan siaranmelalui radio melalui streaming.

Pengelola Radio Retjo Buntungmenyatakan program-program yang adatelah cukup adil untuk memenuhikebutuhan para pendengarnya yangberasal dari semua golongan dan usia.Program acara kesenian menurut AsikEkadewi, Bagian SDM Retjo BuntungFM, tidak mungkin diputar pada pagi hariatau siang hari. Karena bisa dipastikan

bahwa pendengar potensial pada programacara kesenian tengah sibuk bekerja diluarrumah. Padahal, para pendengar programacara ini umumnya adalah mereka yangberada pada kelas menengah kebawah,seperti petani, tukang becak ataupedagang asongan. Oleh karena itumereka memilih menempatkan programacara kesenian tradisional pada malamhari atau dini hari karena dianggap akanmenemani mereka.

5.3. Program Acara Kesenian RBFM Tidak Lagi di Incar Para Pengiklan

Pada umumnya, program acaradistasiun radio diupayakan untuk bisamenarik iklan sebanyak mungkin denganharapan akan menambah keuntungan bagipengelola radio. Seperti diketahui iklanadalah donatur terbesar didalam mediamassa. Tanpa iklan hidup media massabisa terancam gulung iklan. Maka tidakmengherankan jika pada waktu prime timedengan program acara favorit programacara itu disesaki oleh iklan. Bagiprogram acara yang tidak bisa mendukungfinansial lantaran program tersebutdianggap tidak kreatif bisa dipastikanprogram acara tersebut akan segeradievaluasi atau ditarik dari ruang dengar.

Kehadiran iklan tersebut ternyatatidak berlaku lagi diprogram acarakesenian di Radio Retjo Buntung. Karenasudah tidak ada lagi para pengiklan yangmau memakai slot atau space di sela-selaprogram acara kesenian tradisionalterlebih program acara ini muncul padamalam hingga dini hari. Menurut AsikEkadewi, kondisi ini sangat berbedadengan dulu. Dahulu, program acara inijustru diminati oleh para pengiklan karenamenjadi program favorit yang ditungguoleh pendengarnya. Tetapi sekarang sudahsangat minim bahkan tidak ada. Programacara ini dipertahankan tanpa ada iklanyang memadai, bahkan mereka memangharus membiayai sendiri iklan tersebutkarena sebuah komitmen untuk menjaga,melestarikan dan mempertahankan

Page 44: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

58

kebudayaan Indonesia yang didukungkebutuhan dari pendengar setianya.

‘’ Dulu, masih ada produk-produkseperti jamu yang masih mau berikalanditengah-tengah program acara keseniantradisional ini, tetapi saat ini sangatsedikit bahkan hampir tidak ada’’ (Asik,2011)

Kendati program acara ini dijauhioleh para pengiklan, namun pengelola RBFM mengakui kebutuhan produksiprogram acara kesenian tradisional dapatditutupi dengan uang iklan yang masuk diprogram acara yang lain. Format allsegment jsutru memudahkan merekauntuk menjaring para pengiklan agarmempromosikan produk atau jasanya keRB FM karena mereka meyakini bahwaRB FM cocok untuk semua usia dansemua lapisan masyarakat.

Dengan format all segment inijustru radio Retjo Buntung dikonsepsebagai radio yang ‘’One Stop Shopping’’.Artinya semua produk bisa masukketangan mereka dan semua pendengarbisa ‘berbelanja’ ditempat mereka. Hal inidikatakan Asik Ekadewi (2011) akanmeningkatkan pendapatan mereka dariiklan. Radio tidak lagi sekedar mencariinformasi yang aktual atau mencariinformasi tetapi tempat berbelanja, secaraefisien dan efektif.

6.Frekuensi FM, Bermuara PadaBisnisData dari Komisi Penyiaran

Indonesia–DIY menyebutkan bahwafrekuensi FM di Jogjakarta hampir terisisemua. Hanya tinggal 1 (satu) frekuensiyang masih tersisi, itupun sudahdiperebutkan oleh berbagai pihak untukbisa memilikinya. Tingginya antusiasmemasyarakat untuk terjun dalam duniakepenyiaran sejatinya mengundangberbagai macam pertanyaan. Pertama,motif apa yang menyelebungi antusiasmemasyarakat untuk bisa memilikifrekuensi? Kedua, mampukah merekamenjadi media massa yang memenuhikebutuhan masyarakat akan informasi dan

hiburan.Dari observasi dan wawancara

mendalam yang dilakukan oleh peneliti,akhirnya pertanyaan inipun terjawab.Pada awalnya, pendirian radio siaranswasta memang didirikan untukmemenuhi tingginya tuntutan masyarakatakan informasi dan hiburan yang merekainginkan.Merekapun seolah berlomba-lomba untuk menyuguhkan berbagaiprogram acara yang dianggap dibutuhkanoleh masyarakat atau audiensnya. Bahkanmerekapun berusaha untuk patuh saatpembuatan program acara sesuai denganpenggolan jenis-jenis acara siaran(progeamme type classification) milikpemerintah. Akan tetapi, lama-kelamaanpengelola radio menyadari bahwa terdapatpeluang yang mereka gali untuk bisamenambah pemasukan mereka yaituiklan. Iklan dinilai tidak hanya bisamemperpanjang kehidupan mereka dalammenutup biaya operasional yang cukuptinggi apalagi jika mereka harusmenghidupi SDM yang banyak.

Peluang ini ternyata didukungdengan tingginya kualitas yang dimilikifrekuensi radio yang ada di FM dibandingdengan kualitas radio yang berada padaAM. Radio FM memiliki berbagaikeunggulan terutama untuk kualitas siaranyang lebih jernih daripada frekuensi AM.Belum lagi dengan berbagai kelebihanyang dimiliki oleh frekuensi FM. Halinilah yang menjadikan para peminatfrekuensi FM mengejar untukmemperebutkan frekuensi ini. Apalagi,radio yang berada pada frekuensi initernyata lebih diminati oleh parapengiklan.

Para pengiklan beranggapanbahwa audiens di radio yang berada padafrekuensi FM jauh lebih banyak dan lebihpotensial untuk membeli produk yangdiiklan daripada beriklan diradio AMyang pendengarnya secara umum belumterdeteksi atau orang-orang yang masukdalam kategori tidak potensial untukberbelanja. Kondisi inilah yang berujungpada media massa (radio siaran swasta

Page 45: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

59

FM) sebagai ladang bisnis baru untukmendapatkan keuntungan.

Hal ini diperkuat dengan banyakiklan (skala nasional) yang masuk keradio, khususnya radio yang berada padafrekuensi FM yang bisa dilihat dalamPersatuan Perusahaan PeriklananIndonesia (PPPI).

Tabel.5Belanja Iklan Radio

Tahun 1986-2002 (dalam Rp milyar)

Tahun Nilai1986 231987 321988 381989 731990 1051991 1051992 1001993 1131994 1391995 1701996 1891997 2061998 1361999 1872000 2572001 3412002 658

(sumber:PPPI)

Data diatas menunjukkanbesarnya belanja yang dilakukan olehradio dalam setiap tahunnya. Inilah yangmendorong pengelola radio FM untukmenggarap serius radio mereka karenakeuntungan yang didapatkan dari sinisangat menggiurkan meski ditengahpersaingan antar radio siaran swastalainnya. Sebagai bukti, Radio Unisi dalamtiga tahun terakhir terus menaikkan omzetpendapatan iklan mereka. Diawal tahun2010, Unisi berani menargetkanpendapatan iklan hingga 1,6 milyarrupiah/tahun, tahun 2011 Unisimenargetkan 1,7 milyar rupiah dan diawaltahun 2012 ini radio Unisi beranimemasang target hingga 1,8 milyarrupiah. (Materi rapat tahunan Unisi FM).Angka omzet iklan mungkin juga akansama dengan Radio Retjo Buntung FM.

Lain halnya dengan radio siaranswasta yang berada di frekuensi AMseperti Radio Swara Konco Tani atauRadio Swara Kenanga. Radio ini tidakpernah memasang tinggi target

pendapatan iklan mereka. Sebagaigambaran, dari data tentang proyeksipendapatan iklan dan pendapatan lainnyayang sah, Radio Swara Konco Taniditahun hingga akhir tahun 2005, merekamemperoleh laba Rp.77.186.200.Sedangkan untuk tahun berikutnya 2006,pendapatan mereka 82.590.000, tahun2007: 88.379.999, 2008: 94.558.00, tahun2009: 101.261.00 atau naik 7 % tiaptahunnya (Data keuangan Radio SwaraKonco Tani, 2009).

Lantas bagaimana dengantanggung jawab radio siaran swasta yangberada pada frekuensi FM jika merekasudah meraup banyak keuntungan.Hasilnya, bisa diliat sekarang. Radiosekarang lebih cenderung memadatiprogram acara mereka dengan sajianiklan-iklan yang ada. Bahkan kerap kalipenyiar membantu untuk melakukanpromosi pada produk-produk tertentu.Radio FM sekarang bukanlah radio yangmementingkan dan mengutamakanbagaimana mereka bisa memenuhituntutan pendengarnya, tetapi lebihmementingkan bagaimana mereka meraupkeuntungan sebanyak mungkin dari parapengiklan.

7. Program Acara KesenianTradisional Berpindah ke RadioAMKetika pengelola radio siaran

swasta FM berbondong-bondong untukmencari pangsa baru dengan menggantimenu program acaranya yang terkini danup to date sehingga tidak pandang kunoatau ‘jadul’ (jaman dulu), radio siaranswasta yang ada di frekuensi AM(Amplitudo Modulation) justru tengah asikmeracik program acara kebudayaan dankesenian tradisional sebagai programacara unggulan mereka.

Terasa cukup unik memang, saatradio siaran swasta FM mulaimenyingkirkan program acara kesenianyang dianggap kuno namun radio AMjustru mengusung program acara keseniantradisional dalam aktifitas siarannya.

Page 46: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

60

Bahkan tidak tanggung-tanggung programacara kesenian ini sangat mendominasihingga 90%. Menariknya lagi, semuaradio AM memilih untuk menyuguhkanprogram acara kesenian tradisional sesuaidengan daerahnya masing-masing.Ditangan para pengelola radio AM,program acara kesenian justru menjadiprogram yang ditunggu olehpendengarnya.

Merekapun tidak bermimpi untukmengejar dan mendapatkan audiens yangbanyak ataupun audiens yang berasal darikalangan menengah keatas. Mereka hanyamembutuhkan pendengar yang loyalterhadap kesenian dan pendengar yangtakut jika musik atau kesenian merekahilang dari telinga mereka. Mereka pun(rasanya) cukup tahu diri juga dalammembidik pendengarnya.Kedua radio inisama-sama lebih memprioritaskanpendengar yang tidak ‘berkelas’ dan‘gaul’. Umumnya, pendengar yangmereka bidik adalah orang pedesaan ataupinggiran kota, mengenyam pendidikantidak lebih dari 12 tahun bahkan merekayang tidak memiliki pekerjaan samasekali (pengangguran).

Kendati masih terdapat perbedaandata jumlah Radio AM di Yogyakartaversi KPID DIY dengan data dilapangan,namun tidak menyurutkan peneliti untukmenelusuri jejak keberadaan programacara kesenian tradisional yang diusungoleh radio AM. Radio AM memangdikenalkan lebih dulu dari pada Radio FMyang baru muncul pada akhir tahun2000an tetapi booming radio FM lebihmelejit dari pada radio AM. Radio AM diJogjakarta baru terlihat diawal abadmillennium dengan munculnya lima (5)stasiun radio AM.

Radio Swara Konco Tani danRadio Swara Kenanga Jogja merupakandua diantara radio siaran swasta AM yangada di Jogjakarta. Dua radio ini tumbuhhampir beriringan. Radio Swara KoncoTani lahir pada tahun 2004 dan RadioSwara Kenanga Jogja lahir pada tahun2003 Dua radio ini memiliki kesamaan

dalam program acara siarannya yaitusama-sama menyuguhkan program acarakesenian sebagai acara utamanya. Darijam pertama kali meraka on air hinggaclosing, mereka menyuguhkannya denganprogram acara kesenian, termasuk bahasayang digunakan adalah bahasa Jawa.

Berbagai pertanyaan pun akhirnyaterjawab juga, kenapa dua radio ini jutrumemilih menyuguhkan program acarakesenian tradisional sebagai basis merekabukan sebagai pelengkap diantra programacara yang lain. Dalam sub bab dibawahini peneliti akan menjabarkan latarbelakang pemilihan program acarakesenian hingga pelaksanaan programacara di frekuensi AM.

8. Eksistensi Progam AcaraKesenian Tradisional di SwaraKonco Tani AM 702 KHzRadio Swara Konco Tani yang

berada di di Jalan Godean dapat dikatakansebagai pioneer atas tumbuhnya radio-radio siaran swasta lainnya yang beradapada frekuensi AM. Radio Swara KoncoTani yang memakai frekuensi AM 702KHz ini adalah radio yang memilihmengembangkan aktifitas siarannyadengan memilih program acara keseniansebagai program utama mereka. Bahkanmereka menyatakan 90 % program acaramereka ‘pure’ kesenian tradisional.

Program-program acara yangmereka tampilkan adalah program-program yang didesain sesuai dengankeinginan pendengarnya yang mengusungkesenian tradisional. Mulai darimengudara dipagi hari (05.35 WIB),program acara muncul adalah programacara “Uyon-Uyon Enjang” yangmerupakan program acara pilihanpendengar gendhing-gendhing Jawa,hingga ditutup dengan progam acarawayang kulit yang dimulai pukul 21.00-04.30WIB .

Eksistensi Radio Swara KoncoTani dalam menyiarkan program acarakesenian juga bisa dilihat dari konsistensiprogram acara yang mereka miliki.

Page 47: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

61

Mereka tidak memasukkan program-progam acara diluar kesenian Jawa,kecuali untuk program acara ruangpengumuman dan selingan pada sore hari.Mereka mimiliki komposisi siaran, berita2 %, informasi 7%, pendidikan 11 %,hiburan musi 45 %, iklan 18 %, agama 5%, dan layanan masyarakat `12 %.

Selain itu, bentuk eksistensi RadioSwara Konco Tani ini dapat ditunjukkandengan lamanya periode waktu yangmereka lalui dari mulai berdiri hingga saatini. Radio Swara Konco Tani mampubertahan hingga 12 tahun tanpa kendalaberarti. Selain itu, Radio Swara KoncoTani semakin memperkuat posisi merekadengan mengembangkan radio streamingyang bisa dinikmati dihttp://swarakoncotani702am.com/id/.

8.1. Radio Swara Konco Tani, 90% Program Acara Bertema KesenianTradisional

Dalam aktifitas siarannya, Radioyang berada di Jalan Godean inimenggunakan format siaran etnik. Formatini adalah format yang mengembangkanprogram acara berdasarkan kesenian ataumusik dari daerah setempat. Oleh karenaitu program acara yang dikembangkanoleh Radio Swara Konco Tani ini adalahprogram-program yang berbasiskankedaerahan atau kelokalan daerah (DIY).

Dari susunan program acara yangdimiliki Radio Swara Konco Tani terlihatbahwa semua program acara yang diusungadalah program acara keseniantradisional. Hal ini dapat dilihat dari mulaidibukanya acara (opening) dari jam5.35WIB hingga ditutupnya acara (04.30WIB). Dimulai dari jam 05.30-08.30WIB, Radio Swara Konco Tanimenyuguhkan acara ‘Uyon-uyon Enjang’yaitu pilihan pendengar gendhing-gendhing Jawa, dilanjut dengan program‘’Konco Makaryo’’ pada jam 08.30-11.00WIB yang merupakan program acaralagu-lagu dut, pop jawa dan campur saripilihan pendengar. Setelah itu, pada pukul11.00-12 WIB program acara yang

disajikan adalah “Rolasan’’ yang berisisajian gendhing-gendhing jawa. Jelangtengah hari, pengelola Radio SwaraKonco Tani menyuguhkan program acara‘’Gojegan’’ dari jam 13.00 -14.00 WIByang berisi plesetan cerita lucu.

Pada penggal waktu sore hari(15.00- 17.00 WIB), radio inimenyuguhkan program acara ‘’SekarsariSiang’’ yang merupakan pilihanpendengar lagu-lagu campur sari,kemudian dilanjut dengan program acara‘’ Ruang Pengumuman dan Selingan’’dari jam 17.00-18.00 WIB. Menjelangmalam program yang disuguhkan adalahSerial Wayang Kulit pada pukul 18.00-19.00 WIB. Setelah itu acara akanmenyesuaikan dengan program acaramingguan yang sudah ada. Khusus untukacara wayang kulit, pengelolamenyediakan waktu hari Minggu mulaipukul 21.00 WIB-04.30 WIB atauberlangsung selama 7 jam nonstop.

Berbeda dengan radio siaranswasta yang berada pada frekuensi FMyang telah merombak persentasekomposisi siaran, Radio Swara KoncoTani termasuk stasiun radio yang masihpatuh terhadap persentase komposisisiaran.

Disamping itu, Radio SwaraKonco Tani juga mengedepankan unsurbudaya yakni menggunakan bahasapenyampaian dalam bahasa Jawa Madyayang bertujuan mensosialisasikan kembaliserta melatih bahasa Jawa pada segmenbahwa bahasa Jawa merupakan kekayaanleluhur yang harus dipertahankandisamping bahasa persatuan yaitu bahasaIndonesia.

8.2. Kesuksesan Program AcaraKesenian Tradisional di Radio SwaraKonco Tani

Mengelola siaran yang berbasisbudaya, bukanlah pekerjaan yang mudah.Apalagi program yang disuguhkan adalahprogram acara kesenian tradisional yangtentunya seluruh materi harus disajikandalam lagu dan bahasa Jawa. Bagi

Page 48: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

62

pengelola Radio Swara Konco Tani,merancang dan memproduksi programacara berbasis kebudayaan dan keseniantradisional adalah pekerjaan yangmengasikkan apalagi belum banyak radiosiaran swasta lain yang menggarap secarafokus program semacam ini.

Dari hasil wawancara sertaobservasi yang dilakukan penulis di RadioSwara Konco Tani, peneliti melihatberbagai faktor yang mendukung programacara kesenian ini dapat terlaksanasehingga menjadi kekuatan mereka dalammenggarap program acara keseniantradisional, diantaranya:

- Meski tergolong baru dalamdunia penyiaran, Radio SwaraKonco Tani memiliki SumberDaya Manusia (SDM) yangcukup terampil dan mahirdalam menata program acarasiarannya, termasukmemproduksi sendiri programacara kesenian tradisional.Mereka memang bukan SDMyang mengenyam pendidikanseperti pada radio siaran swastalainnya, tetapi mereka mampumenyuguhkan danmemproduksi program acarakesenian yang tergolong sulitbagi masyarakat secara umum.Ini artinya SDM yangdigunakan oleh radio siaranswasta FM dan AM, lebih baikdi AM.

- Secara umum, SDM yang adadi AM lebih memiliki loyalitasyang tinggi terhadapkeberadaan radio ini. Merekajuga tidak berharap banyak darigaji yang tinggi karena radioinipun minim dari iklan yangberomzet jutaan rupiah.

- Untuk bisa mengoptimalkansiaran mereka dalam programacara kesenian tradisionalmereka menjalin kerjasamadenga para seniman yang ada diDIY untuk membantu

menyuplai materi siaran merekasehingga tidak monoton.

- Satu faktor bagian yang turutandil dalam kesuksesanprogram acara keseniantradisional adalah matersi siarayang sudah disiapkan olehpengelola Radio Swara KoncoTani. Radio Swara Konco Tanimengambil materi siaran dariberbagai sumber diantaranyadari program produksi masal,RRI, bulletin mingguan cetak,tokoh budayawan dan pelakuseni, serta kreatifitas dari timproduksi Radio Konco Tani.Penanggung Jawab siaransekaligus anggota komisarisRadio Swara Konco TaniSarjito HS mengatakan: ‘’Materi siaran kami khususnyawayang kami peroleh dariwarisan orang tua saya yangseorang dalang, sehinggga itumemudahkan kami melakukandokumentasi untuk materisiaran. Selain itu, kami jugakerap melakukan record jikaada acara wayangandikampung-kampung ataupunseni budaya lainnya. Kami pastiselalu dikabarin’’

9. Eksistensi Program AcaraKesenian Tradisional di RadioSwara Kenanga JogjaSebagai pendatang baru dalam

dunia penyiaran, Radio Swara KenangaJogja yang sudah mengudara selama 7tahun terakhir bisa dikatakan menyamaieksistensi Radio Swara Konco Tani yangsama-sama menyuguhkan program acarakesenian tradisional. Hanya saja RadioSwara Kenanga mengklaim menyuguhkanprogram acara kesenian hanya 70 %. Iniartinya Radio Swara Kenanga Jogjamemiliki program acara lain yang tidakmasuk dalam ketegori keseniantradisional. Dalam daftar program acarayang mereka miliki hingga akhir tahun

Page 49: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

63

2012, pengelola Radio Swara Kenangamemiliki program lain yaitu programacara A.K.B.P atau Album KoesBersaudara dan Koes Plus serta programacara ALDILA (Album DiskotikIndonesia Pop Lama).

Disamping itu, Radio SwaraKenanga Jogja juga mengembangkanprogram acara lain seperti talkshow ataudialog dibidang kesehatan yang menjadiprogram acara mingguan dan programacara Siaran Pendidikan yang menjadiprogram acara harian mereka. EksistensiRadio Swara Kenanga Jogja dalammengembangkan program acara keseniantradisional juga bisa dilihat dari komposisiprogram acara yang mereka miliki. RadioSwara Kenanga Jogja memiliki musikcampur sari sebanyak 49 %, gendhingjawa 22 %, keroncong 24% dan popnostalgia sebanyak 5 %. Sedangkan untukpola siaran, Radio Swara Kenangamemiliki 10 % untuk penerangan,pendidikan 17 %, hiburan 57 % dan lain-lain 16 %.

Disamping itu, eksistensi RadioSwara Kenanga bisa dilihat dari siaranmereka yang dilakukan setiap harinya dariacara pembuka yang disuguhkan denganprogram acara Mat- Matan Campur Sari(lagu campur sari pilihan Mitra Kenanga)dari jama 06.00-09.9.15 WIB yangdilanjut dengan program acara Uyon-Uyon Manasuka (12.00-12.00) hinggadilanjut program acara Pethilan Wayangyang diisi oleh dalang kondang danditutup dengan program wayangansemalam suntuk.

9.1. Kesuksesan Program AcaraKesenian Tradisional di Radio SwaraKenanga Jogja

Secara umum, kesuksesan radiosiaran swasta AM dalam menyiarkanprogram budaya bukan saja karenadipengaruhi oleh tuntutan pasar yangmudah berubah-ubah, namun lebihdisebabkan oleh strategi yang digunakanuntuk menjaring para pendengarnyadengan menyuguhkan program acara yang

menari. Dari observasi dan wawancarayang dilakukan, kesuksesan Radio SwaraKenanga dalam mengelola program acarakesenian tradisional disebabkan olehbeberapa faktor yaitu:

Pertama, untuk bisa menjagakonsistensi siaran dalam basis kebudayaanJawa, pengelola Radio Swara Konco Tanimenjalin kerjasama dengan berbagaipihak untuk mengisi program acaratersebut. Seperti diungkapkan MartanKiswanto (2012), Penanggung JawabRadio Siaran Radio Swara Kenanga,pihaknya menjalin kerjasama dengan paraseniman dan paguyuban kesenian yangada di Yogyakarta untuk membantumereka mengisi program acara setiapharinya. Tidak tanggung-tanggung RadioSwara Kenanga ini memiliki relasi lebihdari 200 seniman dan paguyuban keseniandiantaranya 59 group orkes keroncong, 20group karawitan, campur sari, ketoprak,11 pengisi siaran tetap group electonemusik, 31 group macapat dan sholawatan(lihat lampiran).

Kedua, materi siaran yang merekagunakan juga berasal dari internet yangmereka download secara periodiksehingga memudahkan mereka untuk bisamengikuti perkembangan keseniantradisioanal yang ada. Martan Kiswantomengatakan:

‘’Sekarang ini adalah era digital,semuanya begitu mudah diaksesdiinternet.Tapi kami juga tetapmemanfaatkan ruang produksi kita untukmengedit hasil download itu sehinggamemiliki kualitas yang terjaga tetapbaik’’

Kehadiran internet ternyatamembantu mereka untuk mengup datelagu atau musik kesenesian daerah,dengan harapan program acara yangmereka suguhkan tidak monoton danterlihat dinamis. Mengambil ataumendownload lagu atau musik di internetsejatinya bukan hal yang dilarang dalamdunia penyiaran. Hanya saja terkadangkualitas yang dihasilkan dari download

Page 50: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

64

ini memiliki noise yang cukup tinggi daripada aslinya.

Ketiga, Radio Swara Kenangajuga kerap untuk melakukan record ataumerekam secara langsung program acarakesenian yang digelar diseputaran DIY.Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkanisi materi siaran yang variatif. MartanKiswanto menyatakan bahwa setiap kaliada siaran kebudayaan atau kesenian,pihaknya pasti akan diundang olehpanitia acara. Akan tetapi cara inimemiliki kelemahan dalam kualitas hasilsiaran akibat tingginya noise yang turutserta terekam dalam pertunjukkan ini,terlebih acara tersebut diluar di outdoor.

Keempat, Untuk bisamemaksimalkan program acara keseniantradisional, pihaknya juga telahmempersiapkan Sumber Daya Manusia(SDM) untuk mendukung terlaksananyaprogram acara kesenian tradisional diRadio Swara Kenanga. Menurut MartanKiswanto, sumber daya manusia yang adadi Swara Kenanga, awalnya bukan orang-orang yang mahir dalam berbahas Jawaatau orang-orang yang paham akan jenismusik Jawa tetapi karena terbiasa dan adakemauan mereka akhirnya dapatmenguasai seluruh materi yang ada.Disamping itu, sumber daya manusia yangada di Swara Kenanga, seperti penyiarnyaadalah masyarakat sekitar yang tinggal distudio Radio Swara Kenanga.

Menarik memang membicarakanSDM yang ada di Radio AM, sepertiSwara Kenanga. Pasalnya SDM yang adadisini berbeda sekali dengan SDM yangada di radio siaran swasta di frekuensiFM yang sudah dikelola secaraprofessional. Di radio siaran swasta AM,SDM yang digunakan sangat terbatas dandikelola seadanya. SDM disini hanyaakan datang jika ada keperluan, sepertisiaran, produksi program acara ataumelakukan kegiatan keadministrasian.

10. Perang Tarif Iklan Radio SiaranSwastaBanyaknya kompetitor baru dalam

dunia kepenyiaran berakibat munculnya‘perang’ dalam mendapatkan keuntungandari para pengiklan. Terlebih bagi radioyang memiliki segment pasar anak mudaseperti Radio Unisi dan Radio RetjoBuntung. Segmen anak muda menjaditarget yang paling banyak dipilih olehpengelola radio karena sangat potensialuntuk dipengaruhi.

Satu hal yang dilakukan olehpengelola radio siaran swasta diJogjakarta untuk bisa menarik parapengiklan adalah melakukan penawaraniklan serendah mungkin. Karena dengankondisi seperti itu diharapkanya banyakpengiklan yang masuk ke radio mereka.Bisa dipastikan para pengiklan akanmelakukan cross cek penawaran hargaiklan antara satu radio dengan radio lainsebelum mereka memasang produk ataujasa mereka disebuah stasiun penyiaran.

Dari hasil penelitian yangdilakukan oleh penulis, memang terjadi‘perang tarif iklan’ hampir diseluruhstasiun radio siaran swasta, termasuk yangdilakukan oleh Radio Unisi, Radio RetjoBuntung dan Radio Swara Konco TaniJogjakarta. Ketiga radio ini memberikanpenawaran harga yang cukup menarikbagi para pengiklan.

Menurut Marketing Unisi,Lukman Hakim, penawaran harga iklanyang kompetitif ini dilakukan untukmenjaring pengiklan sebanyak mungkin.Dengan begitu mereka bisa mendapatkanbanyak keuntungan.

Lain halnya dengan Radio RetjoUnisi. Radio Retjo Buntung beranggapantelah mendapatkan tempat tersendiri bagipara pengiklan. Lantaran semua jenisiklan bisa masuk ke mereka. Ini tak lainkarena Radio RB FM mempunyai targetpendengar all segment atau semua jenisusia dilayani.

Jika Radio Unisi dan Radio RetjoBuntung memiliki penawaran harga yangcukup kompetitif. Akan tetapi kondisi

Page 51: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

65

tersebut berbeda dengan Radio pendatangbaru dijalur AM yaitu Radio Swara KoncoTani. Radio Swara Konco Tani yangdiperuntukkan bagi kelas penggiran lebihmemilih mamasang harga yang relatifmurah. Bahkan penawaran iklan merekatidak ada yang melebihi dari angka 1 jutarupiah.

Menurut pengelola radio SwaraKonco Tani, Radio Swara Konco Taniadalah radio yang diperuntukkan bagimereka masyarakat pinggiran. Tentunyaini berdampak tarif iklan yangditawarkan.

‘’...kami memang tidak mengejariklan yang berskala nasional, akan tetapikami lebih membuka diri bagiprodusen/pengiklan dari daerah. Bahkankami sangat respect terhadap iklan yangdatangnya dari masyarakat. Sepertipengobatan alternatif, warung makanhingga iklan dari penjahit,’’

Secara umum, tarif iklan suatuprogram ditentukan tidak saja berdasarkanbiaya produksinya namum juga faktor-faktor lain, seperti tingkat ketertarikanaudiens terhadap program (rating danaudiensce share), tingkat persaingan sertapersepsi audiens terhadap programbersangkutan. Peter dan Olson bahkanmengemukakan bahwa the cost of product(program) to the consumer (audiens)include time, mental activity andbehaviral effort.

Progam-program acara yang yangdibandrol dengan harga tinggi (mahal)akan memberikan pesan kepada pamasangiklan mengenai kualitas program yangjuga tinggi begitu juga sebaliknya.Persepsi ini biasanya sudah tertanam kuatdibenak audiens dan pemasang iklansehingga jika ada program yangmenjanjikan kualitas terbaik dengan hargayang lebih murah daripada programpesain, maka hal ini hanya akanmembingungkan pemasang iklan. Dengankata lain faktor harga, promosi dansaluran distribusi harus menyampaikansatu pesan mengenai positioning produkdi mata konsumen.

Dengan melihat sebaranpenawaran tarif iklan dari masing-masingradio, dapat kita perhitungkan beraparupiah yang harus dikeluarkan olehpengiklan atau sponsor jika inginmensponsori atau membeli slot diradio.Perhitungan biaya iklan sendiri dapatdilakuakn dengan teknik Cost-Per-Thousand Assessment atau disingkatdengan CPM (M-merupakan angkaRomawi yang berarti seribu). FormulasiCP dapat dilihat dibawah ini:

CPM = Jumlah audiens1000

Atau

CPM = Biaya iklan x 1000Jumlah audiens

10. Landasan Moral MengikatTanggung Jawab Media

Dalam kehidupan bernegera,media massa memengang peranan yangkrusial termasuk dalam pembentukansistem demokrasi di Indonesia. Olehsebab itulah, media massa disebut sebagaisalah satu pilar dalam berdirinyademokrasi. Seperti kita ketahui, mediamassa mengembang peran, fungsi dantanggung jawab yang berat dalammenyampaikan informasi kepadamasyarakat. Sejatinya, media massamemiliki empat fungsi yang harusdiembannya yaitu. melakukanpengamatan sosial (social surveillance),menghubung kelompok satu denganlainnya (social correlation), melakukantransformasi nilai dari satu generasikepada generasi berikutnya(socialization), dan menghibur(entertainment). Akan tetapi fungsi inikerap diringkas menjadi tiga (3) denganmengaburkan satu fungsi lainnya yaitumelakukan transformasi nilai dari satugenerasi ke generasi berikutnya.

Secara kasat mata, fungsi dan perantersebut memang telah dijalankan olehmedia massa. Hanya saja dalamperjalanannya, terjadi pergeseran dalamkehidupan media massa. Media massa

Page 52: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

66

tumbuh sebagai institusi yang bergerakuntuk mencari keuntungan finansial ataumateri. Ini ditandai dengan banyaknyaiklan yang masuk atau iklan yang sengajadicari oleh marketing distasiun radiotersebut. Hal ini sesuai dengan yangdikatakan Sasa Djuarsa Sendjaya(1993:57):

“pada era informasi sepertisekarang ini media massa tidakhanya berfungsi sebagai saranabisnis”. Kini informasi telahmenjadi komoditi yang dapatdiperjualbelikan untuk mendapatkeuntungan. Fenomena inimenunjukkan bahwa media massatidak hanya membawa misi sosialsaja, melainkan juga adanyatuntutan untuk memperolehkeuntungan. Sebagai institusibisnis, media massa sangatmembutuhkan sarana penunjangkehidupannya’’Stasiun radio ataupun media massa

lainnya seharusnya sadar bahwa merekasudah diberi kepercayaan menggunakanranah publik yang sangat terbatas berupafrekuensi untuk kepentingan publik bukanuntuk mendapatkan keuntungan yangdiperuntukkan bagi segelintir orang.Bahkan media massa kini terkesanmengabaikkan lembaga berwenang yangmengontrol mereka seperti KomisiPenyiaran Indonesia. Singkatnya, radiomasa kini kerap menolak untuk diaturkarena menurut mereka pengaturan samaartinya dengan pengekangan kebebasan.Padahal sebagai salah satu bentuk mediamassa, diharapkan mereka dapatmembawa perubahan peningkataninformasi pada masyarakat.

Kenyataan dilapanganmembuktikan bawah media massa sudahterlena dengan keuntungan yangdidapatkan dari iklan. Mereka juga tidaksegan-segan lagi ‘menjual’ program-program favorit mereka ketanganpengiklan bahkan mereka kerap menjualprogram acara yang seharusnyaindependent (bebas dari iklan, seperti

berita/news) ke para pengiklan. Denganharapan mereka bisa mendapatkankeuntungan. Dalam konteks inilahkemudian dikatakan bahwa media tidakmenjual informasi kepada masyarakatmelainkan menjual dirinya, yaitu ruangdan waktunya, kepada industry dan kuasamodal. Dan ketika ini terjadi makawawasan komersialah yang menjadiorientasi dasarnya. Manusia, masyarakathanyalah sebagai perangkat konsumen didalam kegiatan pasar industri media.

Media massa yang memilikiidealisme tinggi terhadap peran danfungsi media, seharusnya bisa mengerematau membatasi untuk melakukan praktek‘jual-beli’ program acara demi rupiah.Akan tetapi, sangat sedikit sekalipemimpin media massa yang bisamelepaskan diri dari ketergantunganiklan. Pengelola media massa masa kinilebih mengutamakan kepentingan bisnisdaripada tanggungjawab sosialnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Radio Unisi, Radio Retjo Buntung,Radio Swara Konco Tani dan RadioSwara Kenanga adalah empat (4) radiosiaran swasta yang mengudara diJogjakarta. Meski sama-sama radio siaranswasta namun ternyata mereka memilikikonsep dan pertimbangan yang berbedadalam melihat suatu program acara,khususnya dalam program acara. BagiRadio Unisi, menghilangkan programacara kesenian tradisional sepertiwayangan tidak lagi sesuai dengan targetaudien mereka yaitu anak muda yangdianggap lebih membutuhkan hiburan(musik) yang up to date dan informasiatau news yang aktual. Selain itu Unisiberanggapan bahwa program tersebuttidak menguggah minat para pengiklanuntuk berpromosi atau menjual produkmereka di stasiun mereka. Sepertidiketahui, kehidupan media massa tidakbisa dilepaskan dari iklan.

Page 53: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

67

Dihalangkannya program acarakesenian tradisional juga bukan semata-mata karena tidak sesuai dengan targetmereka tetapi lebih dipengaruhikurangnya SDM yang mampu menggarapprogram acara tersebut serta besarnyayang harus ditanggung Unisi dalam setiapkali menyiarkan program acara keseniantradisional. Radio Unisi kian terjepit,dengan dibatasinya jam siaran yang hanya21 jam.

Sedangkan Radio Radio RetjoBuntung, justru masih memilihmemutarkan program acara kesenianseperti wayangan meski durasinyatayangnya dibatasi. Hal ini dilakukandemi menjaga audien mereka yang masihsetia untuk merequest atau sekedarmendengarkan program acara ini.Disamping itu, dipertahankanya programacara ini karena pengelola Radio RetjoBuntung menilai pentingnya menjaga danmelestarikan budaya asli daerah setempat.Retjo Buntung sebagai media massamasih memiliki rasa tanggung jawabuntuk memberikan informasi dan hiburanbagi seluruh lapisan masyarakat karenainilah mereka memilih untuk membidikaudiennya all segment.

Pengelola Radio Retjo Buntungjuga tidak terlalu memusingkan untukiklan yang akan atau tidak masuk dalamprogram acara kesenian mereka. Hal inikarena mereka melakukannya bukankarena ingin mendapatkan keuntunganakan tetapi lebih pada tanggung jawabmereka sebagai media massa. Disampingitu mereka memanfaatkan ProductionHouse (PH) untuk memproduksi program-progam acara kesenian tradisional denganharapan bisa menekan biaya produksiyang tinggi.

Lain frekuensi, lain pula arah dantujuan siarannya. Radio siaran swasta

yang berada dijalur AM atau AmplitudoModulation justru memilih program acarayang dianggap sebagian orang adalahprogram acara ‘kampungan’ atau ‘oldies’seperti program acara yang bernuansaetnik atau kedaerahan. Radio SwaraKonco Tani dan Radio Swara Kenangaadalah dua (2) radio pendatang baru yangmemilih menggunakan frekuensisiarannya di AM. Dua (2) radio ini justrutidak tertarik menggarap program acarayang sudah banyak ‘dijual’ oleh radiosiaran swasta lainnya di jalur FM. Akantetapi mereka justru beranggapan bahwamenggarap program acara berformat etnikjauh lebih ‘mengasikkan’ daripadaprogram-program umum. Merekapuntidak terlalu memikirkan bagaimanamendapatkan iklan sebanyak mungkindemi keuntungan sebanyak-banyaknya.

Program-program acara yang adadi dua (2) radio ini adalah 80 % programyang didesain khusus untuk memenuhikebutuhan masyarakat dan memenuhibentuk rasa kepedulian mereka terhadapkesenian tradisional yang mulai (sengaja)dipinggirkan. Satu hal yang menarikadalah, ketika radio siaran swasta (FM)mulai meninggalkan program acarakesenian karena dianggap sudah tidaklayak akan tetapi program acara kesenianyang ditayangkan di radio AM justrumendapat apresiasi yang luar biasa daripendengarnya. Hal ini bisa dilihat daridata pengunjung di Radio Swara Kenangayang jumlahnya mencapai 5000 dalamsatu bulan (http://kenangajogja.com/).Sedangkan di Radio Swara Konco Tanirequest atau sms yang masuk hingga200/hari(http://swarakoncotani702am.com/id/stasion/).

Page 54: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

68

Daftar Pustaka

Albarran, Alan B. 1996. MediaEconomics: Understanding Market,Industries and Concept. Ames: IowaStates University Press.

Darwanto, 1992, Manajemen Programadan Program Siaran, JICA: MMTC.

Departemen Komunikasi dan Informatika,Pusat Infomasi dan Humas,Lembaga Penyiaran Swasta JasaPenyiaran Radio, 2009.

Dewan Kehormatan Kode Etik PRSNNI.2000. Standar Profesional RadioSiaran.Jakarta: PRSSNI

Djuarsa Sendjaja, Sasa. 1993.TeoriKomunikasi. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Domminick, Joseph R 1983.The DynamicOf Mass Communication. NewYork: Random House.

Effendy, Onong Uchjana, 1989.IlmuKomunikasi Teori dan Praktek.Bandung: Mandiri Maju.

Handoko, T. Tani. 1994. Dasar- DasarManajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: BPFE.

H.B. Sutopo.2002. Metode PenelitianKualitatif (Dasar Teori danTerapanya Dalam Penelitian).Surakarta: Sebelas Maret UniversityPress.

Hawkins, D.I, Roger JB and KennetA.C.2000. Consumer Behavior:Building Market Strategy.EighthEdition.McGrawhill: US.

Jackson, K dan Phil Charley, 1997,Manajemen Detik Demi Detik, BukuPanudan Untuk Manajer Radio,Jakarta: UNESCO Jakarta Office.

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan. Jakarta:Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke3. 2002.Departemen PendidikanNasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Keith, M.C 2000, Stasiun RadioPemograman, Jakarta: Internews.

........................2000. Stasiun Radio:Manajemen. Jakarta: Internews.

Koentjoroningrat.1994. Kebudayaan,Mentalitas, dan Pembangunan.Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip.1997. ManajemenPemasaran Jilid 1. EdisiKesembilan. Jakarta: PT DadiKaguna Abadi.

Kriyantono, Rachmat. 2008. TeknikPraktis Riset Komunikasi: disertaiContoh Praktis Riset Media, PublicRelations, Advertising, KomuniksiOrganisasi, KomunikasiPemasaran.Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Masduki. 2004. Menjadi BroadcasterProfesional. Yogykarta:LKis

................2006. Jurnalistik Radio MenataProfesionalisme Reporter danPenyiar. Yogyakarta: Lkis

................. 2007. Regulasi Penyiaran DariOtoriter Ke Liberal.Yogyakarta:Lkis

McQuail, Dennis.1996. Teori KomunikasiMassa Suatu Pengantar. Jakarta:Erlangga

Moleong, Lexy J. 2001. MetodePenelitian Kualitatif. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.

........................2005. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosada Karya.

Page 55: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

69

…………………2006. Metode PenelitianKualitatif Edisi Revisi. Bandung:PT. Remaja Rosadakarya.

………………..2008. Metode PenelitianKualitatif Edisi Revisi. Bandung: Pt:Remaja Rosadarkarya.

Morissan. 2008. Manajemen MediaPenyiaran, Strategi MengelolaRadio dan Televisi. Jakarta:Kencana.

Muchtar, A. 2000.Manajemen Radio:Catatan Kecil dari Pelatihan. Jakarta:Internews.

Prayudha, Harley. 2004. Radio SuatuPengantar Untuk Wacana danPraktik Penyiaran. Jawa Timur:Bayu Media Publishing.

......................... 2005, Radio SuatuPengantar Untuk Wacana danPraktik Penyiaran. Jawa Timur:Bayu Media Publishing.

Purwanti, S, 2002, Mekanisme ProduksiProgram Tangga Lagu ”Geronimo’sJambore The Weekly Top 15” diRadio Geronimo 105,8 FM Yk,Laporan Praktek Kerja LapanganUGM.

Poerwandari, E. Kristi. 1998. MetodePenelitian Sosial. Jakarta:Universitas Terbuka.

Sahana, Kecuk. 2010. Produksi ProgramRadio. Jogjakarta: Unisi FM.

Sayoga, B. 1994, Kontribusi Radio SiaranDalam Pembangunan Yogyakarta:UGM

Sayoga, Budi, dkk. 2004. KomunikasiNegara dan Masyarakat.Yogyakarta: Fisipol UGM.

Shimp, Terence A. 2000. PeriklananPromosi Komunikasi PemasaranTerpadu, Jilid 1 Edisi kelima,Jakarta: Erlangga.

Shirley, Horizon. 1995. Public Relations:An Introduction.ThomsoonLearning.

Sudibyo, Agus dkk. 2004. EkonomiPolitik Penyiaran. Yogyakarta:LKis

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen danKomunikasi Pemasaran. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 TentangPenyiaran dan UU R No.40 Tahun1999 Tentang Pers, Citra Umbara:Bandung.

Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-DasarManajemen Penyiaran. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

Yin, Robert K.2002. Case StudyResearch: Design and Methods.Beverly Hills: Sage Publication.

JurnalTellis, Winston, “Application of a Case

Study Methodology”, Volume 3,Number 3, September, 1997,(http://www.nova.edu/sss/QR/QR3-

3/tellis2.html), diakses Mei 2011.

Websitehttp://kenangajogja.com/http://unisifm.com/http://swarakoncotani702am.com/id/stasion/manaj

emen/http://www.retjobuntungfm.co.id/index.php?mod=

profil

Page 56: PROGRAM ACARA KESENIAN TRADISIONAL DI RADIO SWASTA …

70

Sena Wangi, Situs portal dokumentasiwayang Indonesia, diakses 13September 2012

InterviewWawancara dengan Kecuk Sahanaselaku Direktur Produksi Siaran,tanggal 20 Februari 2011, 3 April2011.Wawancara dengan MartanKiswanto selakuk PenanggungJawab Siaran Radio Swara

Kenanga, 3 Maret 2011, 6September 2012.Wawancara dengan Asik Ekadewiselaku HRD Radio RB FM, tanggal14 April 2011 dan 4 Oktober 2011.Wawancara dengan Sujito HS,Anggota Komisaris Radio Swara

Konco Tani sekaligus penanggung jawabsiaran, pada tanggal 4 April 2011.Wawancara dengan Lukman Hakimselaku Program & Sales ManegerUnisi, tanggal 14 April 2011.