Page 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN
KABUPATEN SRAGEN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
SITI MARFUAH
C 9409043
D III USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al – Insyirah : 6).
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Orangtua, kakak dan keluarga besar yang
selalu menyayangiku, mendukung dan
mendoakanku.
Page 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin atas karunia yang telah diberikan oleh Allah
SWT, berkat dan rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin
dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada :
Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dra. Hj. Isnaini, W.W, M. Pd., selaku Ketua
Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi petunjuk dan saran-saran
serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir
ini. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan
Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas Ahkir
ini.
Dr. Warto, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi koreksi, dan
masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa menyelesaikan Tugas
akhir ini. M. Bagus Sekar Alam. SS. M.Si sebagai dosen penguji kedua, terima kasih
Page 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
atas koreksi dan pengesahan Tugas Akhir ini. Segenap Dosen Pengajar Program
Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya. Petugas Tata Usaha dan
Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Orangtua, kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung
dan mendoakanku.
Noor Fadlila Murti Sujiyono yang telah membantu, mendukung, memotivasi,
memberi masukan, menjadi inspirasi dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan
Wisata Angkatan 2009 yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Untuk seseorang yang pernah menyemangati semoga kamu bahagia di sana.
Pimpinan dan seluruh karyawan Kawasan wisata Situs Sangiran yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna
melengkapi Tugas Akhir ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih belum sempurna, oleh karena
itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca akan diterima dengan senang
hati demi penyempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
Page 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Siti Marfuah, C9409043, 2012. Profil Wisatawan Di Situs Sangiran
Kabupaten Sragen. Program Studi Pendidikan Diploma III Usaha Perjalalnan
Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Laporan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi permasalahan mengenai
karakteristik wisatawan yang berkunjung di Situs Sangiran, dan juga untuk
mengetahui jumlah wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualtatif untuk memperoleh informasi
tentang profil wisatawan di Situs Purbakala Sangiran yang disusun dengan
menggunakan metode observasi, metode wawancara untuk memperoleh informasi
yang berhubungan dengan wisatawan Situs Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen,
metode angket untuk menegtahui karakteristik wisatawan Situs Purbakala Sangiran,
metode studi pustaka untuk memperoleh kajian tentang wisatawan Situs Purbakala
Sangiran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Purbakala Sangiran merupakan
sebuah museum yang dikelola pemerintah yang menyimpan koleksi fosil manusia
purba yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dengan luas
mencapai 56 Km². Museum Sangiran dilengkapi dengan fasilitas pendukung,
meliputi : museum, perpustakaan, souvenir shop, pemutaran film. Di situs Sangiran
banyak dikunjungi wisatawan pada hari – hari sekolah karena kebanyakan wisatwan
yang datang untuk penelitian. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, siswa SMA,
siswa SMP, namun banyak juga anak SD dan TK. Dari data yang dikumpulkan, para
wisatawan melakukan perjalanan selama 1 hari. Wisatawan yang banyak berkunjung
merupakan wisatawan dari Sragen, Karanganyar, Solo dan sekitarnya. Dalam
melakukan kunjungan Akomodasi yang digunakan oleh wisatawan merupakan non
komersial wisatawan. Sedangkan minat kebutuhan wisatawan pria sama dengan
wanita. Mayoritas pengunjung Situs Sangiran berusia 15 – 24 tahun. Tingkat
pendidikan yang sedang diselesaikan oleh wisatawan Sangiran adalah sarjana (S1),
selanjutnya SMA dan SMP. Sebagian besar pengunjung Situs Sangiran memilik
motif untuk berekreasi. Sedangkan daya tarik yang ingin dilihat adalah nilai sejarah
yang ada di Situs Sangiran.Harapan wisatawan antara lain agar pengelola Situs
Purbakala Sangiran menambahkan koleksi yang unik dan menarik, lalu membuat
animasi bergerak atau alat peraga agar para pengunjung tidak bosan. Selanjutnya
penambahan alat penerangan agar dalam ruangan terlihat lebih hidup. Lalu tentang
kebersihan supaya lebih ditingkatkan lagi.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap
wisatawan yang berkunjung di Situs Sangiran memiliki karakteristik yang beragam,
dengan keinginan dan kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain. Dengan adanya
penelitian mengenai daya tarik dan profil wisatawan Situs Sangiran dapat diketahui
keinginan wisatawan dan masukan bagi pihak pengelola dan pemerintah dalam
pengembangan.
Page 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 4
E. Kajian Pustaka ................................................................................. 5
F. Metode Penelitian ............................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan Laporan ....................................................... 13
BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN SRAGEN .... 14
A. Keadaan Geografis Kabupaten Sragen ............................................ 14
B. Sejarah Kabupaten Sragen ............................................................... 15
C. Gambaran Pariwisata Kabupaten Sragen ........................................ 19
D. Gambaran Umum Situs Purbakala Sangiran ................................... 28
E. Potensi Situs Purbakala Sangiran dilihat dari analisis 4 A .............. 31
Page 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN KABUPATEN
SRAGEN............................................................................................ 38
A. Karakteristik Wisatawan di Situs Purbakala Sangiran ....................... 38
B. Analisis Karakter Wisatawan ............................................................. 44
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................................ 63
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................... 65
Page 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Perjalanan Wisatawan .................................................. 39
Tabel 2. Karakteristik Wisatawan .................................................................... 41
Tabel 3. Karakteristik Psikografis .................................................................... 42
Tabel 4. Karakteristik Behaviouristik .............................................................. 43
Tabel 5. Lama Waktu Perjalanan ..................................................................... 44
Tabel 6. Jarak Yang Ditempuh......................................................................... 45
Tabel 7. Waktu Melakukan Perjalanan ............................................................ 46
Tabel 8. Akomodasi Yang Digunakan ............................................................. 47
Tabel 9. Moda Transportasi Yang Digunakan ................................................. 48
Tabel 10. Teman Perjalanan Bersama .............................................................. 49
Tabel 11. Pengorganisasian Perjalanan ............................................................ 50
Tabel 12. Jenis Kelamin ................................................................................... 51
Tabel 13. umur ................................................................................................. 52
Tabel 14. Tingkat Pendidikan .......................................................................... 53
Tabel 15. pekerjaan .......................................................................................... 54
Tabel 16. Status Pekerjaan ............................................................................... 55
Tabel 17. Motif Wisatawan .............................................................................. 55
Tabel 18. Daya Tarik Situs Sangiran ............................................................... 56
Tabel 19. Atraksi Yang Akan Dinikmati ......................................................... 57
Tabel 20. Tujuan Wisata Di Situs Sangiran ..................................................... 58
Tabel 21. Jumlah Kunjungan Ke Situs Sangiran ............................................. 59
Tabel 22. Kebersihan Obyek Wisata ................................................................ 60
Tabel 23. Tanggapan Mengenai Fasilitas Yang Ada Di Situs Sangiran .......... 61
Page 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Responden ......................................................................... 65
Lampiran 2 Daftar Informan ............................................................................ 67
Lampiran 3 Surat Ijin Pemelitian ..................................................................... 68
Lampiran 4 Angket Krakteristik Wisatawan.................................................... 69
Lampiran 5 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Sragen ...................... 74
Lampiran 6 Peta Kabupaten Sragen ................................................................. 77
Lampiran 7 Gambar Situs Sangiran ................................................................. 78
Lampiran 8 Gambar Wisatawan Situs Sangiran……………………………… 81
Page 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan situs Sangiran merupakan salah satu obyek wisata ilmiah yang
sangat menarik untuk diteliti dan dikunjungi potensi kepariwisataannya sangat
tinggi nilainya bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset yang penting bagi
pemerintah Kabupaten Sragen. Sejak ditetapkannya wilayah ini sebagai “World
Heritage” oleh UNESCO dan sekarang sangat diperhatikan dalam
pengembangannya. Sangiran mempunyai arti yang sangat besar dalam
sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya
ilmu Arkeologi, ilmu Antropologi, ilmu Geologi, ilmu Paleoanthropologi, ilmu
Biologi. Potensi yang ada di Situs Purbakala Sangiran juga bisa dikembangkan
sebagai obyek wisata.
Obyek Wisata Situs Purbakala Sangiran mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik. Secara umum pembangunan
Situs Purbakala Sangiran menyediakan sarana visualisasi kawasan Sangiran dalam
bentuk miniatur. Tujuannya adalah menyediakan informasi Situs Sangiran untuk
kepentingan pusat informasi Situs Sangiran Indonesia, ilmu pengetahuan,
pendidikan, wisata edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan Situs Sangiran juga bertujuan untuk mempromosikan Indonesia
kepada dunia melalui kekayaan dan keunikan kepurbakalaannya. Lokasi Situs
Sangiran terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
1
Page 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Situs Prasejarah Sangiran yang sangat terkenal di dunia karena potensi
berupa temuan fosil dan manusia purba, disamping alat – alat batu peralatan hidup
sehari – hari manusia purba yang dulu pernah menghuni daerah tersebut dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
070/0/1997 tertanggal 15 Maret 1997, daerah Sangiran ditetapkan sebagai Cagar
Budaya yang dilindungi oleh undang – undang (Bambang Sulistyanto 2003:29).
Dengan ditemukannya Situs Sangiran di Desa Krikilan tersebut, para
pengunjung kawasan Cagar Budaya Situs Sangiran semakin lama semakin
meningkat. Tanpa disadari pula Desa Krikilan akhirnya menjadi semacam “pintu
gerbang” yang harus disinggahi oleh para wisatawan sebelum melakukan
perjalanannya di kawasan cagar budaya tersebut. Dampak lebih jauh dengan
meningkatnya jumlah wisatawan, masyarakat Desa Krikilan khususnya dapat
meningkatkan perekonomian melalui pembuatan souvenir dan barang kerajinan
lainnya yang diperdagangkan di depan Situs Sangiran.
Sebelum Situs Sangiran dikelola dan dikembangkan secara maksimal
seperti saat ini, Situs Sangiran sudah banyak menarik perhatian pengunjung. Para
pengunjung museum ini mempunyai latar belakang yang cukup beragam baik
tempat asalnya maupun profesinya. Ada wisatawan nusantara maupun wisatawan
asing dan status pekerjaannya pun bermacam – macam.
Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis – jenis
wisatawan yang sangat berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan,
permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan adalah penting
untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program
promosi yang efektif.
Page 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan pengalaman nyata di seluruh dunia termasuk di Indonesia,
terdapat kemungkinan untuk menyamakan dan membuat hubungan antara
kategori – kategori wisatawan serta kebiasaan mereka, namun harus disadari
bahwa banyak pengecualian dalam persamaan – persamaan tersebut.
Kecenderungan pada banyak negara dewasa ini, khususnya kaum muda adalah
pemberontak melawan keadaan sosial dan bentuk kehidupan pribadi orang lain.
Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan dikategorikan sebagai
berikut: kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi,
konvensi dan konferensi dan kategori minat lainnya (Happy Marpaung 2002:39).
Berdasarkan karakteristik wisatawan di atas, dilakukan adanya penelitian
dan sebar angket sehingga dapat mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan
di Situs Sangiran. Maka diketahui bahwa wisatawan yang berkunjung tidak hanya
berasal dari domestik, wisatawan asing pun banyak berkunjung di Situs Sangiran.
Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran untuk melakukan
berekreasi dan untuk penelitian.
Keberadaan situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan
manusia pra sejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil
– hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran
statigrafinya. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro
yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah
sehinga lapisan tanah yang berbentuk Nampak jelas berbeda antara lapisan –
lapisan tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil – fosil manusia
maupun binatang purba (Alfrida Anjarwati 2009).
Page 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keberadaan Situs Purbakala Sangiran dilihat dari analisis 4A?
2. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs Purbakala
Sangiran di Kabupaten sragen?
3. Apa harapan atau ekspektasi wisatawan setelah berkunjung ke Situs
Purbakala Sangiran?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keberadaan obyek wisata Situs Purbakala Sangiran yang
dilihat dari analisis 4A
2. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs
Purbakala Sangiran di Kabupaten Sragen.
3. Untuk mengetahui harapan atau ekspektasi wisatawan setelah berkunjung ke
Situs Purbakala Sangiran.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil laporan ini dapat mendapat khasanah keilmuan mengenai
karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran.
Page 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Manfaat Praktis
Diharapkan laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi bahan pengambilan
kebijakan instansi yang berkaitan dengan tema peneltian. Misal : Dinas
Pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupoaten Sragen, pengelola Situs
Purbakala Sangiran, Badan Pelestarian Situs manusia Purba Sangiran
(BPSMP Sangiran).
E. Kajian Pustaka
Dunia arkeologi Indonesia pertama kali mengenal kata “situs” pada
pertengahan tahun 1970-an. Kata ini diciptakan untuk mengganti kata sites yang
dalam bahasa Inggris berarti “tempat”. Ketika diperkenalkan di lingkungan
Universitas Indonesia, situs lebih banyak diartikan sebagai sebuah “lokasi”, yaitu
tempat ditemukannya tinggalan arkeologi. Tinggalan itu sendiri dapat berupa
benda, bangunan, atau kompleks yang menjadi bukti. Sekarang, pengertian situs
menjadi lebih luas dibandingkan sebelumnya, yaitu sebagai tempat ditemukannya
tinggalan - tinggalan arkeologi yang memperlihatkan hubungan kontekstual antara
satu dengan lainnya. Sehingga dapat dimaknai bahwa situs sebagai ruang
geografis yang menyimpan informasi tentang aktivitas manusia di masa lalu
(http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).
Kegiatan penelitian purbakala yang semakin meningkat, menyebabkan
makin kuatnya kebutuhan sebuah bangunan sebagai tempat penyimpanan hasil
temuan yang sekaligus berfungsi sebagai pusat informasi mengenai situs tersebut.
Temuan yang semakin bertambah, baik yang berasal penemuan masyarakat
Page 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
maupun penelitian, pada gilirannya memerlukan sistem penataan pameran /
display dan pembuatan label informasi pada masing-masing temuan. Dalam
perkembangannya, pusat informasi tersebut akhirnya diubah fungsinya menjadi
museum situs purbakala.
Akan halnya dengan situs, walaupun erat hubungannya dengan ruang,
tidaklah pernah memiliki konotasi semacam itu. Untuk itu diperlukan batas-batas
yang jelas supaya diketahui orang dan dapat diukur luasnya. Pengertian inilah
yang digunakan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda
Cagar Budaya, bahwa penetapan sebuah situs harus melalui proses penelitian
(http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).
Menurut Undang – Undang Nomor 5 tahun 1992 Situs adalah lokasi yang
mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya, termasuk
lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya dan museum situs purbakala
adalah museum yang didirikan situs purbakala, merupakan lembaga tetap, bersifat
non-profit, terbuka untuk umum yang berfungsi untuk memamerkan, dan
mempublikasikan serta meningkatkan pemahaman terhadap nilai penting benda
cagar budaya dan situs tersebut, dengan menitikberatkan pada kepentingan
penelitian, pendidikan, rekreasi, serta pemberdayaan masyarakat sekitar
(http://www.tinyurl.com/penyelenggaraan-situs-prasejarah.html).
Profil wisatawan digunakan untuk mengetahui karakteristik wisatawan
baik dari domestik maupun mancanegara. Bicara mengenai wisatawan akan
didapat suatu cerita yang panjang tentang mereka yang meliputi : siapa, darimana,
mau kemana, dengan apa, dengan siapa, dan kenapa datang kesana. Lebih dari itu
Page 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
profil wisatawan berisi tentang opini (persepsi dan ekspektasi) wisatawan,
sebelum, selama, sesudah melakukan kunjungan disuatu daerah.
Data mengenai wisatawan domestik data dijadikan sebagai langkah praktis
untuk mengetahui besarnya pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Sehubungan
dengan hal itu profil wisatawan mancanegara juga dapat dijadikan langkah untuk
mengetahui penerimaan devisa nasional dari sektor pariwisata. Perhitungan neraca
perjalanan (travel balance) dalam kerangka perhitungan (balance of payment),
serta penyusunan Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) guna
pengukuran besaran dampak ekonomi pariwisata secara nasional.
Dengan adanya profil wisatawan yang mengarah pada keseimbangan
tersebut akan mendorong berbaurnya kemajemukan kehidupan sosial dengan
kebudayaan lokal yang akhirnya menempatkan sebuah obyek wisata sebagai
wilayah dengan budaya yang dinamis. Dinamika tersebut akan meningkatkan
kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan obyek wisata
tersebut sebagai aset dan sebagai salah satu tujuan wisata yang diminati oleh
wisatawan.
Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini
umumnya sifatnya menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan pengnapan
sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan
perjalanan umtuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam –
macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan
pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata
jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang
Page 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu (I
Ketut 2000 : 43).
Wisatawan memang sangat beragam, tua – muda, kaya – miskin, asing –
domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan
dan harapan yang berbeda – beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya
dibedakan berdasrkan karakteristik perjalanan (trip descriptor) dan karakteristik
wisatawannya (tourist descriptor).Trip Descriptor, wisatawan dibagi ke dalam
kelompok – kelompok berdasarkan jenis perjalanannya. Tourist Descriptor,
memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “who, wants,
what, why, where, and how much.
Untuk menjelaskan hal tersebut digunakan beberapa karakteristik yaitu :
karakteristik Sosio-Demografis mencoba menjawab pertanyaan “who, wants,
what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk
kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas
definisinya dan relative mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk
karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status
perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau
jumlah anggota keluarga dan lain – lain yang dikolaborasi dari karakteristik
tersebut (I Ketut 2000 : 43).
Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat
tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara
asalnya. Pemabgian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasrkan ukuran
(size)kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar /metropolitan), kepadatan
Page 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
penduduk di kota tersebut dan lain – lain. Karakteristik ini membagi wisatawan ke
dalam kelompok – kelompok berdasarkan berdasarkan kelas sosial, life style dan
karakteristik personal. Wisatawan – wisatawan dalam kelompok demografis yang
sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya
karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan
dan kebutuhan mereka akan produk wisata (Happy Marpaung 2000: 39 - 52).
Pengelompokkan – pengelompokkan wisatawan dapat member informasi
mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek wisata yang berbeda,
berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,
“kesetiannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap
perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk
iklan produk wisata.lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat
diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan
kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat
bagi kelompok pasara tersebut.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kompleks Situs Purbakala Sangiran, yang terletak
di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen dengan luas mencapai 56 km².
Situs Purbakala Sangiran ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Investasi dan
Promosi Kabupaten Sragen.
Page 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data – data yang
dikumpulkan berupa kata – kata, pernyataan – pernyataan lisan dan tulisan,
baik yang diperoleh melalui angket terbuka, wawancara dan studi dokumen.
3. Sumber Data
a. Sumber data Primer
Sumber data pokok atau utama berupa keterangan atau fakta yang
diperoleh secara langsung dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
observasi, dan angket.
b. Sumber data sekunder
Data tambahan untuk melengkapi data primer yang diperoleh secara
tidak langsung dari sumber data melainkan dari buku – buku, meliputi:
leaflet, booklet, buku literature wisata Kabupaten Sragen dan buku
referensi di Laboratorium D III Usaha Perjalanan Wisata.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah interaksi dan komunikasi antara pengumpul data
dengan nara sumber. Sehingga wawanara dapat diartikan sebagai cara
mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data dengan bertanya
langsung dengan narasumber dan jawaban – jawaban dicatat atau direkam
dengan alat perekam Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 83).
Page 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam tugas akhir ini dilakukan wawancara kepada
Penanggungjawab Obyek Wisata Situs Purbakala Sangiran (Alfrida
Anjarwati) dan masyarakat di sekitar kawasan Sangiran yang paham
tentang Situs Purbakala Sangiran, serta wawancara kepada pegawai Dinas
Kebudayaan Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen. Wawancara
dilakukan untuk memperoleh data tentang kunjungan wisatawan, sejarah
berdirinya Situs Sangiran, tentang pihak yang mengelola Situs Sangiran.
b. Observasi
Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama
dalam penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu
sosial tersebut berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang
menduduki status atau posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku
pada lokasi atau tempat berlangsunya situasi sosial tersebut (Kusmayadi
dan Endar Sugiarto,2000:153).
Observasi dilakukan secara langsung di lokasi penelitian pada bulan
Juni dan Juli di Situs Purbakala Sangiran. Dalam penelitian ini hal yang
dilakukan selama observasi untuk mengamati segala sesuatu yang ada di
obyek wisata yang bisa dijadikan data maupun informasi sebagai data
tambahan.
c. Angket
Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data
terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa
deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
Page 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
berusaha mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,2000:29)
Dalam penelitian ini digunakan metode angket langsung, yaitu
langsung menyampaikan angket tersebut kepada subjek penelitian, dengan
mengkombinasikan bentuk dan jenis pertanyaan. Sample yang digunakan
sebanyak 50 responden.
d. Studi Dokumen
Studi pustaka merupakanbahan pendukung dari beberapa hasil –
hasil pengumpulan data diatas sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan
menunjukan bahan – bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari
segi instansi terkait melalui buku – buku untuk mendapatkan informasi
secara lengkap. Dalam hal ini studi pustaka diperoleh dari Laboratorium D
III Usaha Perjalanan wisata.
Untuk semakin memperkaya data dalam karya tugas akhir ini
digunakan juga sumber data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Sragen berupa data statistik tentang jumlah kunjungan
wisatawan.
5. Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan
kemudian dikelompokkan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam
rumusan masalah. Teknik ini melihat kaitan antara teori yang ada dengan
Page 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
fenomena yang terjadi sehingga akan mendapat hubungan antara teori yang
ada dengan data yang diperoleh dalam penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini ,erupakan garis besar masalah yang
akan dibahas lebih lanjut dan lebih detail. Sistematika ini disusun secara urut dan
sederhana, adapun garis besar penulisan tersebut yang dibagi menjadi bab – bab
antara lain :
BAB I, bab ini merupakan pendahuluan dan membahas tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan
sistematika penulisan.
BAB II, bab ini merupakan gambaran umum kabupaten Sragen dan
menjabarkan mengenai gambaran umum tentang Kabupaten Sragen, sejarah
Kabupaten Sragen, sekaligus tentang gambaran umum kepariwisataan Kabupaten
Sragen dan gambaran umum Situs Pubakala Sangiran dan analisis 4A Situs
Purbakala Sangiran.
BAB III, pada bab ini membahas mengenai karakteristik wisatawan, serta
harapan – harapan wisatawan untuk Situs Purbakala Sangiran.
BAB IV, bab ini merupakan penutup dan berisi mengenai kesimpulan dan
saran.
Page 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
GAMBARAN UMUM PARIWISATA DI KABUPATEN SRAGEN
A. Keadaan Geografis Kabupaten Sragen
Daerah tujuan wisata merupakan sebuah solusi untuk peningkatan sumber
pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Pertumbuhan pertambahan dari wisatawan
yang berkunjung di daerah tujuan wisata sejak tahun 2004 sampai 2009 lebih tinggi
dari pertumbuhan ekonomi nasional (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi
Kabupaten Sragen).
Salah satu kota berkembang di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata
yang potensial terhadap perkembangan pariwisatanya adalah Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah. Secara
geografis Kabupaten Sragen berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Batas wilayah Kabupaten Sragen adalah :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan.
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar.
3. Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi ( Propinsi Jawa Timur ).
4. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Sragen terletak pada :
1. 7°15 LS dan 7°30 LS.
2. 110°45 BT dan 111° BT.
14
Page 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran tinggi dengan rata – rata 109 m
di atas permukaan laut. Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang
berkisar antara 19 – 31 °C (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten
Sragen).
B. Sejarah Kabupaten Sragen
Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 Tahun 1987,
yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746 Tanggal dan waktu tersebut adalah
dari hasil penelitian serta kajian pada fakta sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi
yang kemudian hari menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono ke I, menancapkan
tonggak pertama melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang
berdaulat dengan membentuk suatu pemerintahan lokal di Desa Pandak
Karangnongko masuk tlatah Sukowati.
Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Paku Buwono II di Mataram sangat
membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah Belanda banyak mengintervensi
Mataram sebagai Pemerintah yang berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang
menyala Bangsawam tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang dengan
Belanda. Atas sikap adiknya tersebut Sunan Paku Buwono II tidak tega kepada
adiknya, tapi karena sudah berhutang budi kepada Kompeni, beliau memberi bekal
berupa Tombak Pusaka Keraton “Kanjeng Kyai Pleret” dan uang secukupnya
(http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).
Page 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam sejarah peperangan tersebut disebut Perang Mangkubumen (1746 -
1757). Dalam perjalanan perangnya Pangeran Mangkubumi dengan pasukannya
sampailah ke Desa Pandak Karangnongko masuk tlatah Sukowati. Di desa ini
Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan Pemberontak Desa Pandak
Karangnongko dijadikan pusat pemerintahan Projo Sukowati dan beliau meresmikan
namanya menjadi Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat
pemerintahan.
Karena secara geografis Desa Pandak Karangnongko terletak di tepi jalan lintas
tentara kompeni Surakarta - Madiun, pusat pemerintahan tersebut dianggap kurang
aman, maka kemudian dipindah ke Desa Gebang yang terletak di sebelah tenggara
Desa Pandak Karangnongko. Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah
kekuasaannya serta memperkuat pasukannya dengan bahu membahu bersama
saudaranya Raden Mas Said dan Adipati dari Grobogan yaitu KRT Martopuro dan
beberapa kerabat yang bersimpati dengan perjuangan Pangeran Mangkubumi.
Pusat Pemerintahan Projo Sukowati yang ada di Desa Gebang ini pun akhirnya
tercium oleh Kompeni Belanda yang bekerja sama dengan Kasunanan dan akan
mengadakan penyerangan ke Desa Gebang. Pasukan Gabungan antara Kompeni dan
Pasukan dari Keraton Surakarta tersebut dipimpin oleh Patih Pringgalaya (Patih dari
PB II). Untung rencana tersebut diketahui oleh Petugas Sandi (Intelegent) dan
Pangeran Sukowati. Dengan berbagai pertimbangan maka Pusat Pemerintahan akan
dipindahkan ke Desa Jekawal. Dalam proses boyongan dari Gebang ke Jekawal
(Tangen) tersebut melewati suatu Padepokan yang dipimpin oleh seorang kyai, yakni
Kyai Srenggi. Konon Kyai Srenggi ini adalah salah seorang Panglima Perang dari
Page 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sunan Amangkurat di Kartasura, yang sebetulnya bernama asli Tumenggung Alap -
Alap. Untuk menghilangkan jejak beliau berganti nama Kyai Srenggi.
Pada saat Pangeran Sukowati singgah di padepokan tersebut oleh Kyai Srenggi
disuguhi Legen dan Polowijo. Pangeran Sukowati merasa sangat puas dan beliau
bersabda bahwa tempat tersebut diberi nama “Sragen” dari kata “Pasarah Legen” dan
Kyai Srenggi diberi sebutan Ki Ageng Srenggi. Setelah pusat Pemerintahan berada di
Jekawal maka Raden Mas Said diambil menantu oleh Pangeran Mangkubumi /
Pangeran Sukowati dikawinkan dengan putrinya bernama BRA Suminten.
Perlawanan Pasukan Pangeran Sukowati semakin kuat dan karena Kompeni
merasa terdesak kemudian membuat siasat memecah belah dengan mangadakan
Perjanjian Pelihan Negeri atau terkenal dengan Perjanjian Giyanti Tahun 1755
dimana Kerajaan Mataram dipecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan
Jogjakarta dengan mengangkat Pangeran Mangkubumi / Pangeran Sukowati menjadi
Sultan Hamengku Buwono I (http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).
Kemudian pada tahun I757 diadakan Perjanjian Salatiga dengan memecah
Kasultanan Jogjakarta menjadi Kasultanan dan Paku Alaman serta Kasunanan
Surakarta menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran, dimana Raden Mas Said
(Pangeran Sambernyawa) ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegoro I dengan
mendapat sebagian wilayah Kasunanan (Wonogiri dan Karanganyar). Sejak Pangeran
Mangkubumi diangkat sebagai Sultan Hamengku Buwono VII dengan Hamengku
Buwono V, daerah Sukowati menjadi kurang terurus karena jauh dari pusat
Pemerintahan Kasultanan Jogjakarta. Pada saat itu timbullah perlawanan
Page 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pemberontakan dari Madiun dan Ponorogo yang ingin menguasai wilayah Sukowati
dipimpin oleh Pangeran Ronggo Madiun. Untuk menanggulangi pemberontakan itu.
Raden Tumenggung Kartowiryo, salah seorang punggowo pasukan Pangeran
Mangkubumi ditugasi untuk menghadapi kecaman / pemberontakan tersebut. RT
Kartowiryo berhasil menumpas pemberontakan Pangeran Ronggo Madiun, dan RT
Kartowiryo diangkat sebagai Bupati Penamping (wilayah perbatasan) di wilayah.
Pada tanggal 17 September 1830, terjadilah perjanjian antara Paku Buwono dengan
Hamengku Buwono V, daerah Sukowati masuk wilayah Kasunanan Surakarta dan
Gunung Kidul masuk wilayah Kasultanan Jogjakarta.
Dalam suatu Pisowanan Agung di Keraton Kasunanan Surakarta KRT
Kartowiryo dapat menyerahkan pusaka - pusaka keraton yang hilang saat perang
pecinan di Kartosuro yang berupa : Satu tombak “Kanjeng Kyai Lindu Pawon” dan
Satu Keris “Kanjeng Kyai Nogososro” dan satu keris pusaka milik KRT Kartowiryo
sendiri. Karena sangat bergembira mendapatkan kembali pusaka - pusaka yang sudah
lama hilang dan sebagai penghargaan atas jasa KRT Kartowiryo, maka sejak saat itu
daerah Sukowati diserahkan kepada KRT Kartowiryo sebagai daerah “Perdikan”
(daerah bebas pajak).
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan Sunan PB
VII yaitu Serat Angger - angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk
menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas
barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk salah satunya adalah
Pos Tundan Sragen.
Page 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Setelah KRT Kartowiryo wafat, kedudukannya sebagai Bupati Penamping
digantikan oleh putra ke V yang nama kecilnya RM Sulomo. Perkembangan
selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono VIII dengan
persetujuan Resident Surakarta Baron De Geer ditambah kekuasaannya yaitu
melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen
dan RM Sulomo yang diangkat menjadi Bupati Gunung Pulisi Sragen dengan nama
KRT Sastrodipuro (http//Sejarah Singkat Kabupaten Sragen//html).
C. Gambaran Pariwisata di Kabupaten Sragen
Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting
dalam pemasukan kas negara pada umumnya dan pemasukan kas daerah pada
khususnya untuk itu perlu adanya pengembangan obyek wisata maupun fasilitas
pendukung lainnya. Sektor pariwisata ini yang diharapkan mampu menjadi penggerak
laju ekonomi lokal dari Kota Sragen, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang baru di kota ini. Penyelenggaraan
kepariwisataan yang memadai dapat menciptakan lapangan kerja yang baru,
meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta memperkenalkan seni
budaya daerah kepada para wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang
berkunjung.
Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen adalah instansi
negara yang bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan dan pemberdayaan
Page 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
obyek – obyek yang ada di Kabupaten Sragen, tanggung jawab itu antara lain:
mempromosikan obyek wisata, mengembangkan dan mengawasi obyek wisata dalam
pelayanannya kepada wisatawan. Sehingga instansi Negara inilah yang secara
langsung maupun tidak langsung yang melakukan usaha meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dalam bidang pariwisata yang khususnya dimasukan kedalam kas
daerah dan instansi inilah yang berperan untuk menarik wisatawan agar melakukan
kegiatan wisatanya ke sebuah obyek wisata tertentu dengan mengoptimalkan potensi
obyek wisata tersebut.
Perpaduan antara objek wisata yang menarik dan sentuhan manajemen
modern yang berdampak positif bagi perkembangan industri. Pada tahun 2011
kunjungan wisatawan di Kabupaten Sragen mencapai 289.444 dari empat obyek
wisata yaitu obyek wisata Sumber Air Panas Bayanan, Gunung Kemukus, Situs
Sangiran dan Kolam Renang Kartika. Dalam hal ini, kawasan situs Sangiran pada
tahun 2011 turut menyumbang 135.556 wisatawan dengan prosentase sebesar 47 %.
Hal tersebut semakin menegaskan bahwa kawasan wisata situs Sangiran merupakan
salah satu obyek yang paling banyak dikunjungi wisatawan serta mempunyai potensi
yang besar untuk dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten Sragen.
Pada tahun 2011 di Situs Sangiran pada bulan Desember paling banyak
dikunjungi wisatawan yaitu mencapai 23.240 wisatawan. Sedangkan kunjungan
wisatawan yang paling sedikit pada bulan Februari hanya 6.666 wisatawan. untuk
wisatawan mancanegara pada tahun 2011 yang berkunjung sebanyak 1.532
wisatawan. Wisatawan dari Jepang merupakan wisatawan terbanyak yang berkunjung
ke Situs Sangiran (Rekap Pengunjung obyek wisata Kabupaten Sragen Tahun 2011).
Page 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Sedangkan pada tahun 2012 sampai bulan Juli, wisatawan banyak
mengunjungi Situs Sangiran pada bulan April mencapai 28.455 wisatawan dengan
prosentase sebesar 24 % dari 122.169 wisatawan, karena pada bulan April banyak
murid sekolah yang melakukan kunjungan atau penelitian. Sedangkan pada bulan
Juni hanya sebesar 11.273 wisatawan dan bulan Juli sebesar 10.494 wisatawan,
karena pada bulan Juni merupakan waktu liburan sekolah dan bulan Juli meupakan
awal masuknya bulan Ramadhan.
Kabupaten Sragen memiliki banyak obyek wisata bernilai religius, historis,
dan ekonomi yang tinggi. Karakteristik utama pariwisata di Sragen adalah
mengandalkan panorama atau bentang alam yang indah, budaya tradisional yang
masih terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata profesional dan berbagai
fasilitas berstandar Internasional.
Beberapa obyek wisata di Sragen antara lain Situs Purbakala Sangiran, Waduk
Kedung Ombo, Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang di Ngargotirto, Pemandian Air
Panas Bayanan, Wisata Religi Historis Pangeran Samudro di Gunung Kemukus,
Makam Joko Tingkir, Ndayu Park, wisata belanja batik di Kliwonan dan masih
banyak lainnya (Dinas Pariwisata Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen).
1. Sumber Air Panas Bayanan
Mitos yang dipercaya penduduk desa di sekitar sumber air panas Bayanan
menyebutkan bahwa sumber air panas Bayanan tersebut dijaga oleh makhluk
halus berkekuatan magis. Makhluk itu bernama Hyang Tirto Nirmolo dan suka
Page 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menolong dan menyembuhkan orang sakit, penduduk setempat bahwa merasakan
gatel – gatel (bubul-jawa), capek setelah bekerja berat dapat segera sembuh dan
segar kembali usai mandi dengan air Bayanan. Oleh sebab itu, sebuah rumah
kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Dibangunan yang sekarang dianggap
keramat tersebut rutin diadakan upacara merayakan panen. Tradisi turun temurun
itu biasanya berlangsung pada hari Jum’at Legi dalam penanggalan Jawa
(Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
2. Waduk Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo (WKO) merupakan salah satu sumber daya alam
buatan seluas 6.576 Ha yang terdiri dari perairan waduk 2.830 Ha dan lahan yang
tidak tergenang 3.746 Ha. Para pengunjung bisa menikmati panorama sekitar
waduk, memancing, berbelanja di pasar ikan dan berpetualang dengan perahu
motor di daratan serupa pulau yang berada di tengah waduk. Di waduk ini juga
dikembangkan pembudidayaan ikan dengan sistem karamba yang bisa
menambah penghasilan warga setempat dan sebagai penyedia tempat ikan di
Kabupaten Sragen. Selain itu juga terdapat restoran apung yang menyediakan
menu – menu khas setelah pengunjung menikmati memancing di perairan waduk.
Di kawasan Waduk Kedung Ombo juga tersedia beberapa homestay milik
Pemerintah Kabupaten Sragen yang tadinya disediakan untuk para peserta
Kejuaraan Pacuan Kuda dari luar kota. Namun seiring perkembangannya, diluar
event pacuan kuda bisa dipakai oleh para pengunjung jika ingin menginap.
Page 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Bagi penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan, di Waduk Kedung Ombo
juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka
makanan olahan berbahan ikan (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah
Kabupaten Sragen).
3. Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Obyek wisata gunung kemukus merupakan petilasan Pangeran Samudro.
Beliau adalah keturunan terakhir yang berguru pada Kyai Ageng Guntur di
Lereng Gunung Lawu. Beliau mengemban tugas suci menyatukan saudara –
saudaranya yang bercerai berai. Banyak pengunjung datang berziarah ke Makam
Pangeran Samudro untuk mendapatkan berkah. Makam ini terletak di Desa
Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Kawasan gunung Kemukus
merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan
laut. Letaknya menjorok ketengah Waduk Kedung Ombo.
Selain makam Pangeran Samudro di dalam komplek makam tersebut juga
terdapat makam R.Ay Ontrowulan, Ibu dari Pangeran Samudro dan dua abdi
setianya. Para pengunjung juga dapat menikmati pohon – pohon langka dengan
akar yang meliuk – meliuk, mandi di Sendang Ontrowulan yang dipercaya
dulunya sering dipakai mandi oleh R.Ay Ontrowulan (Pesona Wisata Produk
Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
Pangeran Samudro adalah salah satu anak penguasa terakhir kerajaan
Majapahit, sebuah Kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-13.
Page 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Kerajaan berpusat di Jawa Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan
Indonesia dan membentang hingga bagian selatan India.
Memasuki Dukuh Samudro di Lereng Kemukus, pengunjung akan
menjumpai berbagai aktifitas khas warga pedesaan. Proyek Waduk Kedung
Ombo yang diresmikan pada tahun 1990 menyebabkan bukit Kemukus kini
dikelilingi air. Dari kejauhan terlihat seperti bukit di tengah telaga. Jika debit air
sedang tinggi, pengunjung harus menyebrang dengan menggunakan perahu atau
rakit yang disediakan penduduk (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah
Kabupaten Sragen).
Ritual yang mulai ramai dan diminati pengunjung adalah upacara di Bulan
Syuro bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang bertepatan dengan
dimulainya Bulan Muharram dalam kalender Islam. Tiap Kamis malam diadakan
pentas wayang kulit semalam suntuk. Sedangkan pada hari Kamis di pekan
pertama Bulan Syuro digelar tradisi larap slambu yang merupakan ritual
pencucian kain penutup makam Pangeran Samudro. Ritual ini dipercaya
memberi berkah bagi pengunjung yang memanfaatkan air bekas cucian slambu
dan potongan kain slambunya.
Saat ritual larap slambu, para bangsawan Kraton Surakarta biasanya turut
menghadirinya. Mereka berbusana tradisional Jawa. Pada hari itu wisatawan
dapat menjumpai ornament dan pakaian tradisional Jawa, prajurit dengan senjata
khas Keraton kuno disetiap Sudut Kemukus. Nuansa tradisional Jawa sangat
terasa pada ritual Larap Slambu itu.
Page 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pola kehidupan, kebudayaan, dan kepercayaan yang berlangsung dalam
masyarakat kawasan Gunung Kemukus. Di kawasan tersebut akan ditemui jejak
– jejak perjumpaan antara tradisi Jawa Hindu dan Islam. Lengkap dengan
berbagai legenda dan artefak bersejarah yang tersisa (Pesona Wisata Produk
Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
4. Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang
Merupakan arena pacuan kuda yang terletak di Desa Ngargotirto,
Kecamatan Sumberlawang (± 29 Km dari Solo atau ± 31 Km dari obyek wisata
Waduk Kedung Ombo). Panjang lintasannya 600 m dan merupakan miniatur
Pacuan Kuda di Pulo Mas Jakarta. Kejuaraan pacuan kuda perdana bertaraf
nasional merebutkan Piala Gubernur yang dilaksanakan pada bulan Desember
dan telah menjadi agenda tahunan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
selain sebagai pengembangan Obyek Wisata Kedung Ombo.
Akses menuju lintasan Pacuan Kuda Nyi Ageng Serang relatif mudah.
Arena pacuan kuda itu berjarak 30 Km dari pusat Kota Kabupaten Sragen dan
dapat ditempuh selama 40 menit dengan mengendarai mobil pribadi. Penduduk
di sekitar obyek membuka penginapan atau homestay di rumahnya. Jadi bagi
pengunjung yang ingin bermalam tidak kebingungan. Warung makan dengan
menu khas pedesaan juga siap memanjakan lidah siapapun yang datang (Pesona
Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
Pada saat ini, tengah disusun rute untuk wisata menunggang kuda (horse
riding). Di arena pacuan kuda telah tersedia empat kuda hasil persilangan anatara
Page 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kuda Eropa dan lokal. Tunggangan ini siap digunakan berkuda mengelilingi
perbukitan dan lembah di sekitar arena pacuan kuda dan Waduk Kedung Ombo.
Pengunjung yang belum pernah naik kuda tidak perlu khawatir, karena pengelola
pacuan kuda telah menyediakan pemandu dan sekaligus melatih pengunjug
menunggang kuda.
Selain itu, telah didukung pula oleh fasilitas komplek pacuan kuda juga
lengkap. Lintasan pacuan area pit stop dan tribun yang representatif untuk
pertandingan Internasional, juga terdapat istal atau stable yang terjamin
kebersihannya (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
5. Ndayu Alam Asri
Desa Dayu terletak di Kecamatan Karangmalang. Para pengunjung dapat
menikmati pemandangan alam berupa sungai, hutan, taman, dan kebun binatang
mini. Berpetualang sambil mengembangkan hobi memancing, berperahu, hiking,
maupun camping. Setelah selesai mereka bisa melepaskan lelah dan beristirahat
di wisma yang nyaman dan bersih lengkap dengan fasilitas penginapannya
(Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
6. Desa Batik Kliwonan
Desa Batik Kliwonan terletak 13 Km dari pusat kota Kabupaten Sragen dan
telah dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai. Selain berbelanja,
pengunjung juga dapat melihat proses pembatikan secara langsung.
Page 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kabupaten Sragen memiliki sentra produksi batik terbesar setelah kota
Pekalongan dan Surakarta. Industri batik ini dikenal dengan sebutan Batik GirLi
(Pinggir kali), kali = Sungai (dalam bahasa Indonesia), karena letaknya yang
berada di pinggiran Sungai Bengawan Solo. Teredapat 4.817 perajin batik
dengan menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja. Walau berupa industri
rumahan dan berlokasi di pedesaan, kapasitas produksi batik yang yang
dihasilkan cukup memadai (Pesona Wisata Produk Unggulan Daerah Kabupaten
Sragen).
7. Ziarah Makam Joko Tingkir
Obyek wisata ziarah Joko Tingkir terletak di tepi Sungai Bengawan Solo,
yang tepatnya di Desa Butuh, Kecamatan Plupuh, selain makam Joko Tingkir, di
obyek wisata ini wisatawan juga dapat melihat perahu (gethek) yang konon
pernah digunakan oleh Pangeran Joko Tingkir sewaktu mengalahkan 40 buaya
(legenda sigromilir).
Banyak orang – orang yang berziarah ke makam ini terutama pada hari –
hari besar kalender Jawa, misal 1 Surro, pada satu hari setelah perayaan Hari
Raya Idul Fitri, disini di selenggarkan ritual “Larung Gethek Joko Tingkir” yang
dimulai dari Taman Jurug di tepi Bengwan Solo dan berakhir di Desa Butuh.
Larung Gethek Joko Tingkir merupakan salah satu atraksi wisata yang menarik
bagi wisatawan. Ritual tersebut selalu menarik ribuan pengunjung yang ingin
mendapatkan ketupat yang dipercaya membawa berkah (Pesona Wisata Produk
Unggulan Daerah Kabupaten Sragen).
Page 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
D. Gambaran Umum Museum Purbakala Sangiran
Kabupaten Sragen merupakan salah satu Kabupaten Propinsi Jawa Tengah yang
berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur. Dengan demikian, Kabupaten
Sragen juga sering disebut sebagai “Tlatah Sukowati“ yang mempunyai wilayah
seluas 941,55 Km², dengan topografi sebagai berikut : di tengah – tengah wilayah
mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa;
daerah sebelah selatan merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng; dan sebelah
barat merupakan kawasan yang sangat terkenal dengan sebutan “ Kubah Sangiran”.
Secara astronomi terletak pada 7°25´ - 7°30´ LS dan pada 4° - 7°05´ BT (Alfrida
Anjarwati 2009: 1).
Salah satu obyek wisata yang menarik di Kabupaten Sragen adalah Situs
Sangiran yang berada di Kawasan Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di
Depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (kurang lebih 17 Km dari Kota Solo). Situs ini
menampung semua fosil di Kawasan Cagar budaya Sangiran yang menampung luas
areal 56 Km². museum ini dibangun pada tahun 1980 yang menempati areal seluas
16.675 m². Kehadiran Situs Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan
manusia masa lampau karena Situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling
lengkap di Jawa. Luasnya mencapai 56 Km² yang meliputi tiga kecamatan di
Kabupaten Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu
Kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo, Sangiran
merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai ilmu pengetahuan terutama
untuk penelitian dibidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoanthropologi, geologi,
dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan.
Page 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan
manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil –
hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran
statigrafinya. Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro
yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah
sehingga lapisan tanah yang berbentuk nampak jelas berbeda antara lapisan – lapisan
tanah inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil – fosil manusia maupun
binatang purba (Alfrida Anjarwati 2009).
Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R. Von
koenigswald, seorang ahli paleoanthropologi dari Jerman yang bekerja pada
pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. Beliau adalah orang telah
berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk
memperlakukan fosil yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di
rumah Kepala Desa Krikilan, Bapak Totomarsono sampai tahun 1975. Pada waktu
itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut, maka muncullah ide
untuk membangun sebuah museum. Pada awalnya, Museum Sangiran dibangun di
atas tanah seluas 1.000 m² yang terletak di samping Balai Desa Krikilan. Sebuah
museum yang representative yang baru dibangun pada tahun 1980 karena mengingat
semakin banyaknya fosil yang ditemukan dan sekaligus untuk melayani kebutuhan
para wisatawan akan tempat wisata yang nyaman. Bangunan tersebut seluas 16.675
m² dengan ruangan museum seluas 750 m². bangunan teresbut bergaya Joglo dan
terdiri dari ruangan pameran, aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual
(tempat pemutaran film tentang kehidupan manusia pra sejarah), gudang
Page 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
penyimpanan, mushola, toilet, area parkir dan kios souvenir (khususnya menjual
handicraft “batu indah bertuah” yang bahan bakunya didapat dari Kali Cemoro). Di
Situs Sangiran terus dilakukan pembenahan dan penambahan bangunan maupun
fasilitas pendukung untuk mempertegas keberadaannya sebagai warisan dunia yang
memiliki peran penting bagi pekembangan ilmu pengetahuan maupun untuk
mencipatakan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ketempat ini. Situs
Sangiran sekarang telah berrevolusi menjadi sebuah situs yang megah dengan
arsitektur modern (Alfrida Anjarwati 2009).
Beberapa koleksi yang tersimpan di Situs Purbakala Sangiran antara lain :
1. Fosil manusia purba antara lain Australopithecus africanus (replika),
pithecanthropus mojokertensis (pithecanthropus robustus) (replika),
pithecanthropus erectus (replika), homo soloensis (replika), homo Neanderthal
Eropa (replika), homo Neanderthal Asia (replika) dan homo sapiens.
2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah),
Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus Palaeokarabau
(kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus
(badak), Bovidae (sapi, banteng), Cervus sp (rusa dan domba).
3. Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillas sp (buaya), ikan, dan
kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda
dan Gastropoda), Chelonia sp (kura – kura), dan Foraminifera.
4. Batuan, antara lain Rijang, Kalsedon, Agate, yang merupakan bahan pembuatan
alat – alat dari batu yang banyak ditemukan di daerah sangiran maupun disekitar
Pegunungan Kendeng.
Page 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
5. Fosil tumbuhan laut, antara lain Diatomit, yaitu endapan dari ganggang laut
diatomea.
6. Alat – alat batu, antara lain Serpih, Bilah, Serut, Gurdi, Kapak Perimbas, Bola
Batu, dan Kapak Penetak. Alat – alat batu yang ditemukan di wilayah Sangiran
merupakan suatu hasil budaya manusia purba dalam usaha beradaptasi dengan
lingkungan alam sekitarnya. Menurut para ahli prasejarah Sangiran sudah mulai
menciptakan peralatan dari batu untuk mendukung kehidupannya meskipun
masih dalam taraf teknologi yang sederhana (Jaman Palaeolitik) (Alfrida
Anjarwati 2009: 32).
E. Potensi Situs Purbakala sangiran dilihat dari analisi 4A
1. Aksesibilitas
Kondisi jalan baik dan sudah diaspal. Lokasi menuju Situs Sangiran cukup
mudah untuk dijangkau dengan menggunakan transportasi umum seperti
kendaraan pribadi, taksi, bus besar, mini bus, sepeda motor. Banyak sarana
transportasi yang dapat mengantarkan wisatawan menuju tempat ini. Baik dari
terminal, stasiun meupun bandara.untuk menuju Situs Sangiran ini, perjalanan
dapat dimulai dari Terminal Tirtonadi, wisatawan bisa naik bus jurusan Solo –
Purwodadi dengan tarif Rp 5.000,- lalu turun Gapura Sangiran dan dapat naik ojek
dengan tarif Rp 10.000,- dan angkuta dengan tarif Rp 3.000,-.
Namun, jika wisatawan memulai perjalanan dari Stasiun Balapan bisa naik
becak menuju terminal lalu naik bus jurusan Solo – Purwodadi. Sedangkan dari
Page 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Bandara Adi Sumarmo Solo, wisatawan dapat naik taksi atau mobil sewaan. Dari
arah Sragen wisatawan dapat menggunakan mini bus naik dari Pasar Tradisional
Bunder lalu turun Gabukan, Lalu naik mini bus jurusan Gemolong dan turun di
Gapura Sangiran lalu menggunakan ojek maupun Angkuta. Jarak antara Gapura
menuju obyek sekitar 3 km. Tarif untuk naik ojek Rp 5.000,- dan untuk naik
angkuta Rp 3.000.
2. Amenitas
a. Ruang Pameran yaitu ruang utama tempat koleksi terdisplay.;
b. Ruang Laboratorium yaitu tempat dilakukannya proses konservasi terhadap
fosil - fosil yang ditemukan;
c. Ruang Pertemuan yaitu ruang yang digunakan untuk segala kegiatan yang
diadakan di Museum;
d. Perpustakaan yaitu ruang penyimpanan koleksi buku – buku;
e. Ruang penyimpanan yaitu ruang yang digunakan untuk menyimpan koleksi
fosil – fosil
f. Menara Pandang dan Wisma Sangiran
Untuk meningkatkan pelayanan pada wisatawan, di kawasan Sangiran telah
dibangun menara pandang dan wisma sangiran. Para wisatawan bisa
menikmati keindahan dan keasrian panorama kawasan di sekitar Kawasan
Sangiran dari ketinggian lewat menara pandang yang dilengkapi dengan
teropong. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat
penginapan yang nyaman di kawasan Sangiran telah dibangun wisma sangiran
Page 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
(Guest House Sangiran) yang terletak tepat di sebelah menara pandang
Sangiran. Wisma Sangiran ini berbentuk Joglo dengan ornamen – ornamen
khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby.
Keberadaan wisma sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang
dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang
melakukan penelitian (research) di kawasan Sangiran. Wisma Sangiran
memilki fasilitas yang memadai, antara lain : Deluxe Room, sebanyak dua
kamar dilengkapi dengan double bed, bath tub dan shower, washtafel, meja
rias dan rak; Standart Room, sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double
bed, bak mandi, washtafel dan meja rias; ruang keluarga yang dilengkapi
dengan meja dan kursi makan serta kitchen set, pendopo (lobby) yang
dilengkapi dengan meja dan kursi; serta tempat parkir. Selain fasilitas –
fasilitas tersebut juga disediakan mobil (mini train) untuk memudahkan
mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Sangiran (Alfrida
Anjarwati 2009).
g. Audio Visual
Suatu ruangan yang dibangun khusus untuk pemutaran film kisah
kehidupan manusia prasejarah. Hal ini untuk melengkapi tentang informasi
yang diperoleh wisatawan yang sudah menyaksikan fosil – fosil tinggalan dari
kehidupan masa pra sejarah di Sangiran.
Keberadaan kawasan Sangiran ini sangatlah penting dan menarik untuk
kita nikmati, secara nyata kita dapat melihat lokasi – lokasi temuan dan
statigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Arealnya seluas 56 Km² yang
Page 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
hingga saat ini masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Kebisuan bukit
tandus ini mampu menceritakan dengan jelas dan memberikan informasi yang
asangat penting bagi ilmu pengetahuan. Areal ini untuk tahun anggaran 2003
akan dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik disamping untuk
menjaga kelestarian dari wilayah Cagar Budaya tersebut. Pihak pemerintah
Sragen dibantu oleh UNESCO berusaha mewujudkan pengembangan kawasan
Sangiran sebagai aset wisata yang sangat penting secara nasional maupun
internasional (Alfrida Anjarwati 2009: 34).
h. Museum Lapangan
Wilayah seluas 56 Km² merupakan museum lapangan yang terletak di
dalam zona inti yang banyak sekali mengandung fosil yang lengkap dengan
kronologi statigrafinya yang terbagi dalam cluster Ngebung, Bukuran dan
Dayu. Lokasi – lokasi inilah yang menjadi tempat ditemukannya fosil manusia
purba (Alfrida Anjarwati 2009: 34).
i. Toko Cinderamata
Masyarakat Sangiran sangat potensial untuk dikembangkan untuk
mendukung masyarakat sekitar sehingga terwujud suatu koordinasi yang
sangat bagus antara pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan demikian
tingkat perekonomian masyarakat dapat terangkat dan kehidupan sosial
ekonominya akan semakin membaik. Keberadaan masyarakat pengrajin ini
sudah mewakili dari Sapta Pesona yang harus ada dalam suatu obyek wisata.
Handicraft adalah hasil kerajinan asli dari masyarakat Sangiran sehingga
wisatawan tidak perlu susah payah untuk mendapatkan souvenir dari
Page 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Sangiran. Keramahtamahan dari masyarakat juga merupakan suatu hal yang
sangat penting, sehingga para wisatawan mendapatkan kesan yang positif dan
menciptakan suatu kenangan yang tak terlupakan. Dengan demikian
partisipasi masyarakat pengrajin ikut menetukan akan kemajuan Situs
Prasejarah Sangiran sebagai obyek yang diakui dunia menyimpan suatu
rahasia yang unik dan menarik (Alfrida Anjarwati 2009: 35).
j. Mushola
Situs Sangiran menyediakan fasilitas Mushola bagi umat muslim yang ingin
melakukan ibadah sholat maupun untuk beristirahat setelah berkeliling
museum.
k. Papan Keterangan Obyek
Sudah terdapat banyak papan keterangan obyek, kita sudah dapat melihat saat
berada di Terminal Tirtonadi Solo, dan saat di Sragen dari Pungkruk juga
sudah terdapat papan keterangan menuju Situs Sangiran. Papan keterangan
obyek masih dengan kondisi yang sangat baik dan dapat dilihat dengan jelas,
karena papan keterangan obyek besar di pinggir jalan.
l. Penerangan
Di kawasan Situs Sangiran sudah terdapat energy penerangan yang baik dan
mencukupi.
m. Jasa Komunikasi
Untuk jasa komunikasi sudah tersedia, jaringan komunikasi yang berupa
wartel dan kios penjual pulsa.
Page 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
n. TIC (Tourist Information Center)
Untuk Tourist Information Center sudah tersedia yaitu langsung dengan
pengelola Situs Sangiran yang terdapat di bagian penjualan tiket.
o. Warung makan
Di area Situs Sangiran tersedia beberapa warung makan yang menyediakan
berbagai masakan seperti mie rebus, nasi sayur, nasi tumpang, mie ayam,
bakso, dan masih banyak yang lainnya.
p. Area Parkir
Di Situs Sangiran terdapat area parkir yabg cukup luas untuk menampung
kendaraan wisatawan. Keamanan kendaraan pengunjung juga dijamin dengan
pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Tarif
untuk sepeda motor Rp 1.000,- , mobil Rp 2.000 , dan Bus Rp 5.000,-
3. Aktivitas
a. Aktivitas Wisatawan
Yang dapat dilakukan wisatawan saat berkunjung di situs Sangiran
ialah wisatawan dapat berjalan – jalan mengelilingi kawasan museum
sangiran dari ruang pameran pertama sampai ketiga. Wisatawan dalam jumlah
rombongan yang banyak dapat melihat pemutaran video 3 Dimensi yang
berdurasi selama 15 menit. Setelah wisatawan selesai melihat semua ruang
pamer para wisatawan dapat membeli cinderamata di toko souvenir, makan
dan minuman yang ada di situs Sangiran. Para wisatawan juga dapat melihat
dari kejauhan kubah Sangiran dari menara pandang.
Page 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Aktivitas Masyarakat.
Masyarakat sekitar ikut serta dalam perannya sebagai pedagang
makanan dan cinderamata baik di dalam obyek maupun luar obyek wisata.
Masyarakat sekitar juga menjadi petugas parkir yang keamanannya terjamin.
Selain itu, masyarakat sekitar juga berperan menyediakan jasa angkutan untuk
memudahkan para wisatawan berkunjung di kawasan Situs Sangiranseperti
menjadi tukang ojek.
4. Atraksi
Acara tahunan yang diselanggarakan di Situs Sangiran setelah bulan
Ramadhan menyediakan panggung hiburan yaitu berupa orkes melayu . namun pada
tahun 2001 acara tersebut sudah tidak dilaksanakan kembali karena dari pihak
kementrian purbakala situs Sangiran tidak mengijnkan dan menyetujui
terselenggaranya acara tersebut.
Page 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
PROFIL WISATAWAN DI SITUS SANGIRAN
A. Karakteristik Wisatawan di Situs Purbakala Sangiran
Bicara mengenai wisatawan didapat suatu cerita yang panjang tentang mereka
dimulai dari siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan siapa, kenapa kesana
dan masih banyak lagi. Wisatawan memang sangat beragam baik tua muda, miskin
kaya, asing domestik, berpengalaman maupupun tidak, semua ingin berwisata dengan
keinginan dan harapan yang berbeda – beda. Keberagaman wisatawan tersebut dapat
memberikan informasi mengenai pola berwisata mereka, apa yang diinginkan oleh
mereka dari sebuah produk wisata dan masih banyak lagi informasi lainnya yang
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan pariwisata.
Motif kunjungan wisatawan dapat mencerminkan sejauh mana obyek wisata
tersebut memiliki daya tarik untuk menjadi pilihan kunjungan bagi wisatawan.
Sebagian responden memiliki motif rekreasi atau bersenang – senang. Hal ini
dikarenakan karena Situs Sangiran mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan
dengan obyek lain.
Beberapa pengelompokan wisatawan berdasarkan karaktersitik perjalanannya
dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
38
Page 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 1
Karakteristik Perjalanan Wisatawan
Karakteristik Pembagian
Lama waktu perjalanan 1 hari
4 hari
10 hari
30 hari
45 hari
Jarak yang ditempuh
Dalam kota (lokal)
Luar kota (satu propinsi)
Luar kota (luar propinsi)
Luar negeri
Waktu melakukan perjalanan
Hari biasa
Akhir pekan / minggu
Hari libur / hari raya
Libur sekolah
Akomodasi yang digunakan
Komersial (hotel bintang / non
bintang)
Non komersial ( rumah teman /
saudara / keluarga)
Moda transportasi menggunakan
Udara (terjadwal / carter)
Darat (kendaraan pribadi / umum
/carter)
Kereta
Laut (cruise / feri)
Teman perjalanan bersama
Kerabat
Keluarga
Teman sekolah
Teman kantor
Pengorganisasian perjalanan
Sendiri
Keluarga
Sekolah
Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Sumber : Yahya Hismi Nurrochman, 2011 : 36
Page 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dalam pengelompokan wisatawan saat melakukan perjalanan mempunyai
berbagai karakteristik, diantranya karakterstik perjalanan wisatawan, karakteristik
sosio demografis wisatawan, karakteristik psikografik, karakteristik behaviouristik.
Dalam pengelompokkan karakteristik perjalanan wisatawan dibagi tujuh
karakteristik yaitu lama waktu perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan
perjalanan, akomodasi yang digunakan, moda transportasi menggunakan, teman
perjalanan bersama, pengorganisasian perjalanan.
Dalam karakteristiknya disebutkan satu sama lain saling terkait. Misal lama
waktu perjalanan dapat mempengaruhi waktu yang ditempuh dan lebih lanjut akan
mempengaruhi akomodasi yang digunakan.
Page 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 2
Karakteristik wisatawan
Karakteristik Pembagian
Jenis kelamin Laki – laki
Perempuan
Umur 0 – 14 tahun
15 24 tahun
25 – 44 tahun
45 – 64 tahun
> 65 tahun
Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD
SD
SMP
SMU
Diploma
Sarjana (S1)
Pasca Sarjana (S2, S3)
Pekerjaan Bekerja (PNS / pegawai, wiraswasta,
profesional, dll)
Tidak bekerja ( ibu rumah tangga, pelajar /
mahasiswa)
Status Perkawinan Belum menikah
Menikah
Cerai
Sumber : Yahya Hismi Nurrochman 2011: 37
Dalam pengelompokkan karakteristik wisatawan dibagi menjadi lima
karakteristik yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status
Page 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
perkawinan. Antara karakteristik satu dan yang lainnya saling mempengaruhi misal
tingkat pendidikan mempengaruhi pekerjaan, dan umur mempengaruhi status
perkawinan dan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan akan suatu
produk wisata.
Tabel 3
Karakteristik Psikografik
Karakteristik Pembagian
Motif wisatawan Rekreasi
Menghadiri event
Bertemu teman
Bisnis
Dinas
Daya tarik Situs Sangiran Keunikan budaya
Keanekaragaman budaya
Keindahan tempat
Nilai historis
Sikap masyarakat
Lainnya…..
Atraksi yang ingin dinikmati Upacara tradisional
Kehidupan masyarakat
Kerajinan
Seni pertunjukan
Alam
Lainnya……..
Tujuan wisata di Situs Sangiran Tujuan wisata utama
Bukan tujuaan wisata utama
Sumber : Yahya Hismi Nurrochman 2011 : 38
Page 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dalam karakteristik psikografik dibagi empat karakteristikyaitu motif
wisatwan, daya tarik Situs Sangiran, atraksi yang ingin dinikmati, tujuan wisata di
Situs Sangiran.
Karakteristik psikografik lebih condong ke motif wisatawan, daya tarik atraksi
dan obyek yang ingin dinikmati wisatawan. Pengelompokan – pengelompokan
wisatawan yang dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok
mengunjungi obyek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut,
pola pengeluaran setiap kelompok terhadap suatu produk wisata tertentu.
Tabel 4
Karakteristik Behaviouristik
Karakteristik Pembagiam
Jumlah kunjungan ke Situs Sangiran
Sekali
Dua kali
Lebih dari tiga kali
Kebersihan obyek wisata
Bersih
Cukup
Kotor
Sangat kotor
Apa tanggapan anda mengenai fasilitas
yang ada di Situs Sangiran
Sangat diperhatikan
Kurang diperhatikan
Tidak diperhatikan
Sumber : Yahya Hismi Nurrochman 2011 :39
Page 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dalam karakteristik behaviouristik dibagi menjadi tiga karakteristik yaitu
jumlah kunjungan ke Situs Sangiran, kebersihan obyek wisata, dan apa tanggapan
wisatawan mengenai fasilitas yang ada di Situs Sangiran. Karakteristik behaviouristik
dalam intensitas kunjungan dipengaruhi oleh kebersihan obyek dan fasilitas yang ada
di Situs Sangiran dan faktor – faktor yang telah disebutkan sebelumnya.
B. Analisis Karakter Wisatawan
Pengolahan data dilakukan dari hasil angket yang disebar kepada
wisatawan pada hari dan waktu yang berbeda – beda, sehingga peneliti mendapat dari
data responden yang bervariasi.
Angket yang berjumlah 50 dijawab oleh semua responden secara
lengkap dan sesuai petunjuk pengisian sehingga semua data angket dapat diolah oleh
peneliti.
a. Karakteristik Perjalanan Wisata
Tabel 5
Lama Waktu Perjalanan
Lama waktu perjalanan Jumlah Prosentase (%)
1 hari 49 98%
4 hari 1 2%
10 hari 0 0
30 hari 0 0
45 hari 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Page 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa wisatawan yang berkunjung
di Situs Sangiran melakukan perjalanan selama 1 hari sebesar 49 responden atau
98%. Sedangkan responden yang melakukan perjalanan selama 4 hari sebanyak 1
responden atau sebesar 2%. Dapat diambil kesimpulan bahwa Situs Sangiran lebih
banyak dinikmati oleh para wisatawan dengan dalam melakukan perjalanan wisata
yang sangat singkat. Hal ini dikarenakan pola hidup dari masyarakat Indonesia itu
sendiri yang mulai berubah khususnya dikalangan remaja.
Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan di Situs Sangiran berdasarkan jarak yang ditempuh seperti dalam kota,
luar kota dalam satu propinsi, luar kota beda propinsi dan luar negeri, hasilnya
sebagai berikut :
Tabel 6
Jarak Yang Ditempuh
Jarak yang ditempuh Jumlah Prosentase (%)
Dalam kota 29 58%
Luar kota (satu
propinsi)
19 39%
Luar kota (luar propinsi) 2 4%
Luar Negeri 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Page 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari data di atas disimpulkan bahwa hasil wawancara yang dituangkan dalam
angket diketahui bahwa responden yang berasal dari dalam kota atau dapat dikatakan
peminat dari Situs Sangiran mayoritas berasal dari dalam kota yaitu sebanyak 29
responden atau 58 %, sedangkan selanjutnya berasal dari luar kota ( satu propinsi )
sebanyak 19 responden atau 39 % dan luar kota ( luar propinsi ) sebanyak 2
responden atau 4 %.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa minat wisatawan dalam kota
masih banyak terhadap Situs Sangiran. Selanjutnya, data yang diperoleh dari angket
kepada wisatawan di Situs Sangiran berdasarkan waktu melakukan perjalanan adalah
sebagai berkut:
Tabel 7
Waktu Melakukan Perjalanan
Waktu melakukan
perjalanan
Jumlah Prosentase (%)
Hari biasa 35 70%
Akhir pekan / hari
Minggu
12 24%
Hari libur / hari raya 0 0
Libur sekolah 3 6%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Page 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan dari tabel 7 dapat dilihat wisatawan banyak berkunjung pada hari
biasa yang berjumlah 35 responden dengan prosentase 70 %, selanjutnya pada waktu
akhir pekan sebanyak 12 responden dengan prosentase sebanyak 24 % dan hari libur
atau hari raya sebanyak 3 responden dengan prosentase 6 %.
Tabel data di bawah ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian
angket kepada wisatawan di Situs Sangiran yang menjelaskan berdasarkan akomodasi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Akomodasi Yang Digunakan
Akomodasi yang
digunakan
Jumlah Prosentase (%)
Komersial ( hotel bintang
/ non bintang )
5 10%
Non komersial (rumah
teman / saudara /
keluarga)
45 90%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel di atas akomodasi yang banyak dipilih ialah akomodasi non
komersial yaitu sebanyak 45 responden dengan prosentase 90 % dan yang memilih
akomodasi komersial sebanyak 5 %. Karena wisatawan yang berkunjung kebanyakan
Page 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berasal dari dalam kota sehingga wisatawan tidak menggunakan akomodasi komersial
dan langsung pulang kerumah.
Jenis akomodasi non komersial memang lebih banyak disukai oleh para
wisatawan karena dalam kunjungannya karena wisatawan lebih mengutamakan objek
yang dituju. Selain itu, mayoritas wisatawan yang berkunjung berprofesi sebagai
pelajar atau mahasiswa, sehingga minat akan permintaan akomodasi relatif sedikit.
Tabel di bawah ini merupakan hasil data yang yang diperoleh dari angket berdasarkan
moda transportasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Moda Transportasi Yang Digunakan
Moda transportasi yang
digunakan
Jumlah Prosentase (%)
Udara ( terjadwal / carter) 0 0
Darat ( kendaraan pribadi
/ umum / carter )
50 100%
Kereta 0 0
Laut ( cruise / feri ) 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Moda transportasi yang banyak digunakan menuju Situs Sangiran adalah jalur
darat sebanyak 50 responden dengan prosentase sebanyak 100 %, yang lebih banyak
Page 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
menyewa kendaraan umum seperti bus – bus Pariwisata karena wisatawan yang
berkunjung langsung satu rombongan yang lebih dari 20 orang.
Tabel data di bawah ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian
angket kepada wisatawan di Situs Sangiran yang menjelaskan tentang teman
perjalanan bersama, dan dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu sendiri, keluarga,
teman sekolah, teman kantor dan hasil data yang diolah adalah sebagai berikut :
Tabel 10
Teman Saat Melakukan Perjalanan
Teman perjalanan
bersama
Jumlah Prosentase (%)
Kerabat 1 2%
Keluarga 11 22%
Teman sekolah 33 66%
Teman kantor 5 10%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan data di atas wisatawan banyak datang bersama teman sekolah
yang sebanyak 33 responden dengan prosentase 66 %, selanjutnya datang bersama
keluarga sebanyak 11 responden atau 22 %, bersama teman teman kantor sebanyak 5
responden dengan responden sebanyak 5 responden yaitu sebanyak 10 % dan yang
datang kerabat sebanyak 1 responden dengan presentase 2 %.
Page 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel data di bawah menjelaskan tentang pengorganisasian perjalanan yang
dikelompokkan 4 kelompok yaitu sendiri, keluarga, sekolah, dan Biro Perjalanan
Wisata (BPW). Hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 11
Pengorganisasian Perjalanan
Pengorganisasian
perjalanan
Jumlah Prosentase (%)
Sendiri 28 56%
Keluarga 6 12%
Sekolah 16 32%
Biro Perjalanan Wisata (
BPW )
0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Mayoritas responden menjawab lebih senang merencanakan perjalanan sendiri
dengan 28 responden dengan prosentase 56 %, selanjutnya diatur oleh sekolah
sebanyak 16 responden dengan prosentase 32 % dan selanjutnya diatur oleh keluarga
sebayank 6 responden atau 12 %.
Page 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Karakteristik Wisatawan
Tabel 12
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Posentase (%)
Laki – laki 24 48%
Perempuan 26 52%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, begitu pula
minat terhadap suatu tempat tujuan wisata. Berdasarkan data yang diperoleh dari
lembaran kuisioner yang disebarkan kepada responden didapat perbedaan yang tidak
begitu besar terhadap minat pada tempat wisata antara pria dan wanita, yaitu dalam
data wisatawan perempuan sebanyak 24 responden dengan prosentase sebesar 52 %,
sedangkan laki – laki sebesar 24 responden dengan prosentase sebesar 48 %.
Tabel di bawah merupakan data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan di Situs Sangiran yang menjelaskan berdasarkan tentang usia wisatawan
adalah sebagai berikut :
Page 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 13
Umur
Umur Jumlah Prosentase (%)
0 – 14 8 16%
15 – 24 33 66%
25 – 44 9 18%
45 – 64 0 0
>65 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden
yang berkunjung di Situs Sangiran antara usia 0 – 14 tahun sebanyak 8 orang atau
sebanyak 16 %. Sedangkan responden dengan usia 15 – 24 tahun sebanyak 66 %,
responden yang berusia 25 – 44 tahun sebanyak 9 orang atau 9 %.
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Situs Sangiran lebih
banyak dinikmati oleh para wisatawan dengan usia remaja atau yang bisa dikatakan
para kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan pola hidup dari masyarakat
Indonesia itu sendiri yang mulai berubah khusunya dikalangan remaja. Berikut ini
adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada wisatawan di Situs
Sangiran berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut :
Page 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 14
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Prosentase (%)
Tidak tamat SD 0 0
SD 6 12%
SMP 9 18%
SMA 9 18%
Diploma (D3) 7 14%
Sarjana (S1) 15 30%
Pasca Sarjana (S2, S3) 4 8%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Tabel di atas menjelaskan tentang pendidikan yang sedang dijalani oleh
wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran Sarjana (S1) sebanyak 15 responden
dengan prosentase sebanyak 30 %, selanjutnya SMA dn SMP sebanyak 9 responden
dengan prosentase 18 %, selanjutnya disusul oleh Diploma (D3) sebanyak 7
responden atau 14 % dan yang terakhir Pasca Sarjana (S2) 4 responden atau 8 %.
Berikut ini hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran berdasarkan pekerjaan yang dibagi
menjadi 2 yaitu bekerja (PNS / pegawai, wiraswasta, profesional), dan tidak bekerja
(ibu rumah tangga, pelajar / mahasiswa) adalah sebagai berikut :
Page 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 15
Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Preosentase (%)
Bekerja ( PNS / pegawai,
wiraswasta, profesional)
10 20 %
Tidak bekerja ( ibu rumah
tangga, pelajar /
mahasiswa )
40 80%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel di atas tentang jenis pekerjaan responden, maka diketahui
bahwa jumlah kunjungan wisatawan Situs Sangiran mayoritas tidak bekerja (ibu
rumah tangga, pelajar / mahasiswa) sebanyak 40 responden atau 80 % dan yang telah
bekerja (PNS / pegawai, wiraswasta, profesional) sebanyak 10 responden dengan
prosentase 20 %.
Selanjutnya tabel di bawah merupakan data yang telah diolah dan
menjelaskan tentang status perkawinan dan dibagi menjadi beberapa kelompok
adalah sebagai berikut :
Page 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 16
Status Perkawinan
Status perkawinan Jumlah Prosentase (%)
Belum menikah 44 88%
Menikah 6 12%
Cerai 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel 16 wisatawan yang berkunjung mempunyai status
perkawinan yang belum menikah sebanyak 44 responden atau sebesar 88 % dan yang
telah menikah sebanyak 6 responden atau sebesar 12 %.
Tabel 17
Motif Wisatawan
Motif wisatawan Jumlah Prosentase (%)
Rekreasi 41 82%
Menghadiri event 0 .0
Bertemu teman 1 2%
Bisnis 0 0
Dinas 4 6%
KKL ( Kuliah Kerja
Lapangan)
5 10%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Page 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan tabel di atas Motif wisatawan yang berkunjung ke Museum
Sangiran lebih banyak bertujuan untuk berekreasi yaitu sebanyak 41 responden atau
sebesar 82 %, selanjutnya bertujuan untuk KKL (Kuliah Kerja Lapangan) sebanyak 5
responden, sedangkan yang lain bertujuan melakukan kegiatan dinas sebesar 4
responden dan yang lain untuk bertemu teman sebesar 2 %.
Selanjutnya data tabel di bawah didapat dari pembagian angket kepada
wisatawan di Situs Sangiran, berdasarkan daya tarik Situs Sangiran adalah sebagai
berikut :
Tabel 18
Daya Tarik Situs Sangiran
Daya tarik Situs
Sangiran
Jumlah Prosentase (%)
Keunikan budaya 9 18%
Keanekaragaman budaya 2 4%
Keindahan tempat 16 32%
Nilai historis / sejarah 23 46%
Sikap masyarakat 0 0
Lainnya…… 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa menurut wisatawan Situs Sangiran
mempunyai daya tarik nilai historis / sejarah sebanyak 23 responden dengan
Page 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
prosentase sebanyak 46 %, selanjutnya keindahan tempat 16 responden dengan
prosentase sebanyak 32 %, sedangkan mengenai keunikan budaya sebanyak 9
responden atau 18 % dan yang terakhir keanekaragaman budaya sebanyak 2
responden atau prosentase sebanyak 4 %.
Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan yang berkunjung ke Situs Sangiran berdasarkan atraksi yang ingin
dinikmati adalah sebagai berkut :
Tabel 19
Atraksi Yang Akan Dinikmati
Atraksi yang akan
dinikmati
Jumlah Prosentase (%)
Upacara tradisional 0 0%
Kehidupan masyarakat 4 8%
Kerajinan 30 60%
Seni pertunjukan 0 0
Alam 13 26%
Koleksi purba 3 6%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Dari tabel 19, diketahui bahwa sebagian besar pengunjung obyek ini adalah
ingin menikmati kerajinan sebanyak 30 responden dengan prosentase 60 %
Page 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
selanjutnya keadaan alam sebanyak 13 responden atau dengan prosentase 26 %,
selanjutnya koleksi purba sebesar 4 responden dengan prosentase 8 %.
Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan di Situs Sangiran berdasarkan tujuan wisata yang dikelompokkan menjadi
2 yaitu tujuan wisata utama dan bukan tujuan wisata utama sebagai berikut :
Tabel 20
Tujuan Wisata Di Situs Sangiran
Tujuan wisata di Situs
Sangiran
Jumlah Prosentase (%)
Tujuan wisata utama 30 60%
Bukan tujuan wisata utama 20 40%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Situs Sangiran merupakan tujuan
wisata utama dengan responden yang memilih sebanyak 30 responden dengan
prosentase sebanyak 60 % dan yang memilih bukan tujuan wisata utama sebanyak 20
responden dengan prosentase sebanyak 40 %.
Page 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c. Karakteristik Behaviouristik
Tabel 21
Jumlah Kunjungan Ke Situs Sangiran
Jumlah kunjungan ke
Situs Sangiran
Jumlah Prosentase (%)
Sekali 26 52%
Dua kali 14 18%
Lebih dari tiga kali 10 20%
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Dari tabel di atas diperoleh hasil kebanyakan wisatawan yang pernah datang
berkunjung ke Situs Sangiran sebanyak 26 responden dengan prosentase sebanyak 52
% memilih sekali yang berkunjung, sedangkan 14 responden dengan prosentase 28 %
memilih datang sebanyak dua kali dan sisanya sebanyak 10 responden atau 20 %
pernah berkunjung ke Situs Sangiran sebanyak lebih dari tiga kali.
Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari pembagian angket kepada
wisatawan di Situs Sangiran berdasarkan kebersihan obyek wisata yang
dikelompokkan 4 kelompok yaitu bersih, cukup, kotor, dan sangat kotor adalah
sebagai berikut :
Page 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 22
Kebersihan Obyek Wisata
Kebersihan obyek wisata Jumlah Prosentase (%)
Bersih 15 30%
Cukup 32 64%
Kotor 3 6%
Sangat kotor 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel 22 mengenai kebersihan obyek Situs Sangiran yang
memilih keadaan sekitar bersih sebanyak 15 responden atau sebesar 30 %, lalu yang
memilih cukup sebesar 32 responden atau sebesar 64 %, dan yang memilih kotor
sebanyak 3 responden atau sebesar 6 %.
Tabel data di bawah Berikut ini adalah hasil data yang diperoleh dari
pembagian angket kepada wisatawan di Situs Sangiran yang menjelaskan tentang
tanggapan mengenai fasilitas yang ada di Situs Sangiran dan dikelompokkan menjadi
sangat diperhatikan, kurang diperhatikan, dan tidak diperhatikan :
Page 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 23
Tanggapan Mengenai Fasilitas Yang Ada Di Situs Sangiran
Tanggapan mengenai
fasilitas yang ada di Situs
Sangiran
Jumlah Presentase (%)
Sangat diperhatikan 37 24%
Kurang diperhatikan 13 26%
Tidak diperhatikan 0 0
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel di atas tanggapan mengenai fasilitas yang ada di Situs
Sangiran responden yang memilih sangat diperhatikan sebanyak 37 responden atau
sebesar 24%. Sedangkan responden yang memilih kurang diperhatikan sebanyak 13
responden atau sebesar 26%.
d. Harapan dan ekspektasi wisatawan yang berkunjung ke Situs Purbakala
Sangiran
Pengelolaan Situs Purbakala Sangiran oleh Pemerintah Kabupaten Sragen dan
Masyarakat sekitar Sangiran dinilai sudah cukup memberikan dampak yang positif.
Salah satu contohnya adalah bangunan Museum Sangiran yang dibuat untuk
menambah wisatawan yang berkunjung.
Page 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dari hasil penyebaran kuisioner menyatakan bahwa harapan wisatawan
setelah berkunjung ke Situs Purbakala Sangiran. Supaya pengelola Situs Purbakala
Sangiran menambahkan koleksi yang unik dan menarik, lalu membuat animasi
bergerak atau alat peraga agar para pengunjung tidak bosan. Selanjutnya,
penambahan alat penerangan agar di dalam ruangan terlihat lebih hidup. Kemudian,
tentang kebersihan supaya lebih ditingkatkan lagi.
Untuk pramuwisata, papan petunjuk, TIC (Tourist Information Center),
keamanan, perlindungan konsumen, pelayanan pengaduan, informasi public
mendapat penilaian cukup oleh wisatawan dan untuk lebih ditingkatkan lagi
pengelolaannya. Pada cinderamata dan belanja, fasilitas publik mendapat penilaian
bagus oleh wisatawan karena untuk cinderamata Situs Sangiran menyediakan jenis
cinderamata yang bervariatif sehingga pengunjung mempunyai banyak pilihan.
Harapan lain yang diungkapkan wisatawan terhadap Situs Sangiran adalah
penambahan fasilitas seperti tong sampah, toilet umum, area parkir agar lebih
terkoordinir lagi, akses jalan agar lebih diperbaiki dan dan diperluas.
Page 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Situs Sangiran merupakan sebuah Situs yang dikelola pemerintah yang
menyimpan koleksi fosil manusia purba yang terletak di Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen dengan luas mencapai 56 Km². Situs Purbakala Sangiran
dilengkapi dengan fasilitas pendukung, meliputi : museum, perpustakaan, souvenir
shop, pemutaran film.
Di situs Sangiran banyak dikunjungi wisatawan pada hari – hari sekolah
karena kebanyakan wisatwan yang datang untuk penelitian. Tidak hanya dari
kalangan mahasiswa, siswa SMA, siswa SMP, namun banyak juga anak SD dan TK.
Dari data yang dikumpulkan, sebanyak 98 % yaitu 49 wisatawan melakukan
perjalanan selama 1 hari. Wisatawan yang banyak berkunjung merupakan wisatawan
dari Sragen, Karanganyar, Solo dan sekitarnya. Dalam melakukan kunjungan
Akomodasi yang digunakan oleh wisatawan merupakan non komersial wisatawan.
Sedangkan minat kebutuhan wisatawan pria sama dengan wanita.Mayoritas
pengunjung Museum Sangiran berusia 15 – 24 tahun. Tingkat pendidikan yang
sedang diselesaikan oleh wisatawan Sangiran adalah sarjana (S1), selanjutnya SMA
dan SMP. Sebagian besar pengunjung Situs Sangiran memilik motif untuk berekreasi.
63
Page 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sedangkan daya tarik yang ingin dilihat adalah nilai sejarah yang ada di Situs
Sangiran.
B. Saran
Dengan hasil observasi mengenai karakeristik wisatawan, latar belakang
wisatawan serta beragamnya keinginan dan kebutuhan wisatawan Situs Purbakala
Sangiran akan suatu produk wisata ini sebagai sumber informasi tentang motif
mengunjungi obyek, pola wisata kelompok orang, respon seseorang terhadap produk
wisata ini digunakan untuk merencanakan, mengelola, dan mengembangkan produk
wisata yang sesuai dengan keinginan wisatawan termasuk perencanaan strategi
pemasaran yang tepat untuk Situs Purbakala Sangiran pada khususnya, dan seluruh
obyek wisata pada umumnya.