This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Kata menegur sudah ada dalam perjanjian dinasti yang dibuat Allah dengan Daud,
Ia berjanji untuk menegur dengan tongkat manusia manapun, dari keturunannya diatas
tahta yang akan melanggar perjanjian (2 Samuel 7:14)”8 menanggapi kesalahan umat,
Tuhan mendisiplinkan kesalahan umat-Nya dengan teguran (Maz 39:11), termasuk rasa
sakit dari penyakit yang serius (Ayub 33:19), untuk mendapatkan itu satu perubahan
dari cara yang berbahaya. Orang yang menerima koreksi Allah dianggap diberkati,
namun demikian karena celaan Tuhan bisa sangat marah, orang mungkin dengan
sungguh-sungguh meminta Tuhan untuk tidak menegur karena kemarahannya (Maz 6:1)
jadi dapat kita lihat bahwa menegur memiliki nuansa memperingatkan dimana bahwa
Allah sebagai subjek.9
Hal ini dapat ditelusuri dalam tulisan Hubbard: Alternatif yang ditetapkan dalam
ayat 15 adalah disiplin (untuk “teguran,” lihat 1:23, 25, 30; untuk “tongkat,” lihat 23:
13–14) atau “rasa malu,” hasil yang mengerikan bagi kita semua, terutama ke seorang
Oriental. Kebijaksanaan diperoleh dalam banyak cara menurut orang bijak: Dengan
mendengarkan orang tua dan guru yang bijak, dengan menjawab panggilan
kebijaksanaan, dengan takut akan Tuhan sebagai permulaan kebijaksanaan, dengan
mengamati bagaimana perilaku yang baik dan buruk bekerja dan disimpan. Sumber
kebijaksanaan yang bahkan lebih praktis adalah dimarahi dan dikoreksi dengan
penguatan beberapa hukuman atau perampasan dimana "tongkat" berfungsi sebagai
simbol. Tanpa teguran yang penuh kasih itu terukir dalam ingatan dengan rasa sakit
yang kuat tetapi tak tertahankan, seluruh struktur cinta keluarga hancur. “Seorang anak
dibiarkan sendiri”10
Teguran yang seharusnya diberikan bukan saja untuk memberitahukan kesalahan
anak, tetapi juga harus memberi petunjuk supaya ia tidak melakukan kesalahan. Jadi
sangatlah penting adanya teguran dalam mendidik anak, teguran yang diberikan
merupakan kebijaksanaan yaitu pendidik memahami bagaimana perbuatan yang baik
7E.H. Merril, kata tx;k;Atw dalam New International Dictionary Of Old Testament Theology
and Eksegesis. Zondervan Publising House Software (CD-ROM) 8Ibid., 1. 9Ibid., 2. 10Hubbard, David A. ; Ogilvie, Lloyd J.: The Preacher's Commentary Series, Volume 15 :
Proverbs. Nashville, Tennessee : Thomas Nelson Inc, 1989 (The Preacher's Commentary Series 15), 465.
Lamtiur Pasaribu: Prinsip-Prinsip Mendidik Anak Dalam Amsal 29: 15 dan 17
dan buruk. Mereka yang tidak melakukan teguran dalam mendidik anaknya akan
mendapat malu tetapi; mereka yang melakukannya akan merasa tenang (dapat
mempercayai anak-anak mereka) dan senang dengan pertumbuhan dan prestasi anak-
anak.
Menggunakan Tongkat
Prinsip kedua dalam mendidik anak menurut Amsal 29:15 adalah dengan
memberikan teguran/koreksi dan menghukum menggunakan tongkat. Tongkat dalam
bahasa aslinya disebut בט ש (ṥḗḇeṯ) dengan terjemahan rod yakni ukuran yang
menandakan lambang kekuasaan.11 Dengan kekuasaan dalam mendidik maka ukuran
dalam mengoreksi dapat menggunakan tangkai, batang, sambuk dan balok. Hal ini dapat
di lakukan ketika anak melakukan suatu tindakan yang tidak benar.
Di dalam Amsal 29:15 yang menggambarkan disiplin dengan “tongkat didikan”.
Sebagaimana seorang gembala menggunakan tongkat untuk menggembalakan
dombanya. Tongkat ini digunakan untuk memimpin, mengoreksi, dan mengarahkan
domba gembalaannya. Pengertian ini dipakai juga ketika orangtua melakukan disiplin
terhadap anaknya. Metafora gembala memiliki peranan penting, dimana gembala
memegang tongkat untuk mengarahkan dan mendisiplin domba termasuk menolong.
Arti tongkat dalam konteks bangsa Israel digunakan sebagai instrument.12 dalam
Amsal tongkat adalah symbol dari disiplin dan kegagalan untuk menggunakan disiplin.
Dan secara metaforis Tuhan menggunakan Asyur sebagai instrumennya untuk
mengoreksi Israel. 13 Tongkat diartikan sebagai instrument atau sebagai alat untuk
mengoreksi seseorang atau bangsa yang tidak taat akan perintah atau aturan.
Tongkat dalam Perjanjian Lama adalah sangat dimengerti oleh orang Israel
sebagai suatu intrumen untuk mengoreksi kehidupan mereka. Tongkat diartikan rill
sebagai ukuran/standard. Pada zaman itu tindakan disiplin juga dilakukan dengan
menggunakan tongkat secara rill termasuk di dalam memberikan pendidikan disiplin
kepada anak.
11Bible Works Versi 10 copyright 2015- Word Analisis, CD-ROM. 12Keluaran 2;1:20. 13 Harris, et als, dalam theological Wordbook Of The Old Testament (Chicago: Moody
26 kali dalam kitab nabi-nabi dan 36 kali dalam kitab Amsal.23 Hal ini menunjukkan
bahwa yasser merupakan suatu makna kata yang mengindikasikan tentang disiplin,
yang mana hal itu dikaitkan juga dengan hubungannya dalam Yahweh terhadap
ketetapannya dengan manusia. Oleh karena itu jelas bahwa mendisiplin anak merupakan
salah satu prinsip yang baik digunakan dalam pendidikan. Sebab mendidik anak dalam
hal disiplin sudah dipakai dalam Perjanjian Lama.
Adapun empat hal yang disebutkan oleh bapak Berry Brazelton yang harus
dilakukan dalam hal mendisiplin anak dalam pendidikan adalah:
Pertama: kelakuan buruk anak harus dihentikan. Kedua: mungkin anak perlu
mengendalikan emosi dan menenangkan diri sebelum siap melangkah maju, ketiga:
anak perlu memikirkan perbuatan dan memahami konsekuensinya, termasuk juga
akibatnya pada orang lain. Keempat: tentang pemecahan masalah, dan selagi anak
berusaha memperbaiki, kadang kala ada negoisasi atau kompromi.24
Jadi hal diatas jelas mengindikasikan bahwa ternyata mendisiplin anak adalah hal
yang tepat dan baik digunakan dalam pendidikan. Sebab mendisiplin adalah suatu
prinsip yang dipaparkan dalam kitab Amsal. Pengajaran dan penerapan disiplin
diharapkan mampu mendidik anak. Seperti ungkapan Emiyati “disiplin merupakan cara
mendidik anak-anak dengan cara yang patut, untuk menanamkan karakter pada anak
sehingga mereka dapat memiliki ketaatan dan kemampuan untuk memilih dan
melakukan hal-hal yang benar25
Mengoreksi Anak
Mendidik anak dalam kitab Amsal memiliki Prinsip yang menjadi kewajiban bagi
setiap pendidik, terutama dalam Amsal 29:17 ini tugas dan tanggung jawab seorang
pendidik ditujukan kepada orang tua. Dan dalam mendidik dengan cara mengoreksi
sangatlah penting dilakukan oleh seorang pendidik yaitu orangtua.
Dalam nyanyian perjanjian Musa dikatakan bahwa YAHWEH disebut sebagai
Bapa (Ulangan 32:6), dari umat perjanjian mengajarkan hal yang sama yaitu seseorang
yang mendisiplinkan putranya bukan tanpa perjanjian dan signifikansi dan
23R. Laird Harris, G. L. Archer, Jr., Bruce K. WaltkerSEåy:,,.... dalam theological Wordbook of The
Old Testament (Chicago: Moody Publisher,1980) 24T. Berry Brazelton, Disiplin Anak (Jakarta: BIP, 2005), 71. 25Ayang Emiyati “Mendisiplin Anak Menurut Prisip Kristen “ dalam Evangelikal: Jurnal
Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Volume 2, Nomor 2, Juli 2018: 147-156
teologis.Masa Musa, Allah sebagai Bapa telah mengoreksi bangsa Israel, sebagaimana
perintah Tuhan diberikan kepada Musa menjadi tolak ukur bangsa Israel berjalan
menuju tanah perjanjian. Musa melakukan perintah Tuhan dengan memimpin umatNya
dengan memberikan ajaran hukum taurat..26
Dalam kitab Amsal 30 penggunaan kata mengoreksi. Dalam Amsal 3:11-12
Mussar dan tokahat “teguran, koreksi” dikatakan berasal dari Yahweh, Dia menegur
bahkan seperti ayah seorang putra dimana Dia berkenan. Oleh karena itu mengoreksi
merupakan salah satu cara disiplin memberi kepastian status anak yang menunjuk pada
cara hidup yang berpusat pada Tuhan.27
Menurut Sidjabat orangtua perlu memberikan tugas-tugas bagi anak agar anak
dapat berlatih mengerjakannya. Jika ada kesalahan, tugas orangtua adalah memberikan
koreksi kepada anak. jika anak berhasil orangtua perlu memberi pujian kepada anak28
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Mengoreksi” berarti memeriksa dan
membetulkan. 29 jadi mengoreksi anak berarti memeriksa anak ketika melakukan
kesalahan dan orangtua harus membetulkan atau memiliki petunjuk atau arahan untuk
kesalahan yang dilakukan anak. Jika anak sengaja melakukan kesalahan agar ia tidak
melakukan lagi dan bila anak tidak sengaja agar ia melakukan yang benar.
Jadi penting sekali bagi orangtua untuk memahami bagaimana mendidik anak
dengan memberikan koreksi kepada anak, seperti halnya orangtua juga perlu
memberikan tugas-tugas agar anak dapat bertanggung jawab, dan disinilah orangtua
dapat memantau anak jika anak melakukan kesalahan perlunya peran orangtua untuk
membetulkan kesalahan anak tersebut.
Mendidik Anak dengan Memberi Hukuman
Dalam kitab Amsal menguraikan tentang perintah menghukum anak berdasarkan
pemakaian kata rSEåy: yasser yaitu kata kerja piel imperatif maskulin tunggal. Kata ini
dipakai secara umum dalam rumpun simetik adalah untuk mengajar dan membimbing,
26 Harris, et als, dalam theological Wordbook Of The Old Testament(Chicago: Moody
Publisher,1980), 132. 27Ibid. 28B.S Sidjabat, Membesarkan Anak dengan Kreatif (Yogyakarta: ANDI, 2012), 214. 29 Purwadarminta A. kata “Mengoreksi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976.
Lamtiur Pasaribu: Prinsip-Prinsip Mendidik Anak Dalam Amsal 29: 15 dan 17
kata kerja Yasser secara spesifik bukanlah pendidikan secara formal melainkan lebih
menekankan hasil dan norma-norma dari tingkah laku yang secara verbal dengan
menolak secara fisik.30 Dan lebih tegas dijelaskan bahwa kata ini sebagai hukuman
dimana manusia sebagai subjek. Dalam Perjanjian Lama menggunakan kata ini juga
dalam Amsal 19:18, untuk menyatakan hukuman yang diberikan orang tua kepada
anaknya adalah untuk melepaskan anaknya dari kematian dan hal itu akan membawa
sukacita yang besar bagi orangtua mereka.31
Dalam Amsal 19:18 kata yasser dalam bentuk kata kerja Piel Imperatif maskulin
tunggal, yang artinya mengoreksi, menghukum, mendisiplin. 32 Dan berdasarkan
pemakaian piel maka artinya bahwa pendidik diminta untuk memberi hukuman dengan
menghajar anak, sebab kata ini dalam piel adalah kasus denominatif dengan bentuk
perintah.33 Oleh karena itu jelaslah bahwa menghajar anak adalah sebuah perintah yang
dinyatakan dalam kitab Amsal. Dan dengan tegas dikatakan dalam ungkapan hajarlah
anakmu….tetapi jangan menginginkan kematiannya, adalah berbicara sebagaimana
bunyi pararelnya dalam Amsal 23:14 yang berbicara tentang hajaran sebagai tindakan
yang menyelamatkan anak dari kematian, demikian juga barangkali Amsal ini melalui
pernyataan yang diringkaskan mempunyai maksud sama: “jangan berpantang memberi
hajaran dan dengan demikian membawa dia kepada kematian.”34
Hal ini jelas menunjukkan bahwa tindakan menghajar anak merupakan satu
tindakan yang baik dalam pendidikan untuk menyelamatkan anak dari kematian. Dan
hajaran yang diberikan sebagai bentuk dari hukuman kepada anak harus berdasarkan
dengan kasih. ’Orang tua diberi kuasa mutlak untuk menanamkan iman percaya pada
Allah kepada anak-anaknya. Untuk dapat menanamkan iman pada anak, orang tua
maupun pendidik harus menghindari perbuatan yang membuat anak-anak sakit hati.’35
Keluarga adalah pelaku utama pendidikan, tetapi gaya otoriter dapat menimbulkan
30 E.H. Merril, rSEåy:,,.dalam New International Dictionary Of Old Testament Theology and
Eksegesis. Zondervan Publising House Software (CD-ROM) 31Ibid., 187. 32 Driver, dan Briggs rSEåy:,,...dalam The New Brown-Driver-Briggs-Genesius Hebrew and
Lexicon, 416. (CD-ROM) 33Kata kerja ini dalam bahasa Ibrani tua dianggap pangkal yang membuat Qal lebih kuat atau
intensif. Dan kata kerja ini dipakai dalam beberapa kasus, yaitu: pertama Piel adalah transitif dari kata
kerja Qal statif dan intrasitif. Kedua, Piel adalah resultif dari Qal transitif. Ketiga, Denominatif: kata
benda dijadikan kata kerja. (Carl A. Reed, Diktat Kuliah Bahasa Ibrani I Sem III, (Yogyakarta: STTII,
2004), 67. 34Harris, “Amsal” dalam the wycliffe Bible Commentary, 335. 35 Jumliati Patodingan, Pandangan Perspektif Alkitab Terhadap Anak Anak Dalam Hidup
Berbangsa Di Lembang Kayuosing, JURNAL%20MP%202%20(2).pdf, diakses tgl 19 Agustus 2021
Dalam Perspektif Pendidikan Kristen di Era Digital´dalam Jurnal Harati . Vol. 1, No. 1, April 2021. 37Edwin Charis, Smart Parenting (Yogyakarta: ANDI, 2016), 157. 38Berasal dari kata ו particle conjunction נוח verb hiphil imperfect 3rd person masculine
singular suffix 2nd person masculine singular jussive in meaning, but no unique form for jussive
Lamtiur Pasaribu: Prinsip-Prinsip Mendidik Anak Dalam Amsal 29: 15 dan 17