PRESENTASI KASUS VERTIGO SENTRAL PADA JANDA PARUH BAYA DENGAN STATUS GIZI BERLEBIH TIDAK BEKERJA DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH SERTA FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT DALAM RUMAH TANGGA TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA Disusun oleh Paulina Maysarah 2009 031 0029 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRESENTASI KASUS
VERTIGO SENTRAL PADA JANDA PARUH BAYA DENGAN STATUS
GIZI BERLEBIH TIDAK BEKERJA DENGAN STATUS SOSIAL
EKONOMI RENDAH SERTA FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT
DALAM RUMAH TANGGA TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
Disusun oleh
Paulina Maysarah
2009 031 0029
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
VERTIGO SENTRAL PADA JANDA PARUH BAYA DENGAN STATUS
GIZI BERLEBIH TIDAK BEKERJA DENGAN STATUS SOSIAL
EKONOMI RENDAH SERTA FUNGSI KELUARGA KURANG SEHAT
DALAM RUMAH TANGGA TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT
Disusun oleh:
Paulina Maysarah
20090310029
Mengetahui,
Dosen Pembimbing & Penguji Klinik
Dosen Pembimbing Fakultas
dr. Oryzati Hilman M.Sc.CMFM.,PhD
Dosen Pembimbing Puskesmas
dr. Nurzammi
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Wirobrajan
dr. Iva Kusdyarini
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
presentasi kasus ini dengan judul “Vertigo Sentral Pada Janda Paruh Baya
Dengan Status Gizi Berlebih Tidak Bekerja Status Dengan Sosial Ekonomi
Rendah Serta Fungsi Keluarga Kurang Sehat Dalam Rumah Tangga Tidak
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat”.
Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di
Puskesmas Wirobrajan.
Banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini, namun berkat dukungan
dari banyak pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan
klinik kedokteran keluarga ini. Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama ini
dalam penulisan presentasi kasus ini, antara lain:
1. dr. Iva Kusdyarini, selaku kepala Pusekesmas Wirobrajan Yogyakarta
yang telah bersedia memberi kami kesempatan untuk belajar banyak di
puskesmas ini.
2. dr. Nurzammi dan dr. Nurwahyuningsih selaku dokter pembimbing
puskesmas yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dari mulai
persiapan, penyusunan hingga penulisan presentasi kasus ini selesai.
3. dr. Oryzati Hilman, selaku dokter pembimbing klinik di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan stase Ilmu Kedokteran Keluarga yang
3
telah memberi banyak masukan untuk menyempurnakan penulisan
presentasi kasus ini.
4. Seluruh dokter Puskesmas Wirobrajan dan seluruh dosen Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selama ini telah memberikan ilmu
dan nasehat.
5. Seluruh karyawan Puskesmas Wirobrajan dan karyawan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang telah membantu kelancaran dalam
penulisan presentasi kasus ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
presentasi kasus ini dan dicatat sebagai amal sholeh.
Penulis menyadari bahwa presentasi kasus ini jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini.
Semoga laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
sampah c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2 88
TOTAL HASIL PENILAIAN 943
STATUS RUMAH SEHAT Rumah tidak sehat
Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :
Cara menghitung hasil penilaian = nilai x bobot
Rumah sehat : 1.068 s.d 1200
Rumah tidak sehat : < 1.068
Pada pasien termasuk kedalam kategori rumah tidak sehat
C. FAMILY ASSESSMENT TOOLS
1. Family Genogram
Keluarga Bp. Muhammad Ali Dibuat tanggal 12 Desember 2014
30
Keterangan :
: pasien
: meninggal
DM : Diabetes mellitus
C : care giver
D : Decision maker
JT : Jantung
Anggota keluarga dalam satu rumah
Nama Kedudukan Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan
Ny. E
(pasien
)
Ibu P SMA Ibu rumah tangga
Nn. R Anak 1 P SMA Wirausaha
A.M Anak 2 P S1 Mahasiswi
R.A Anak 2 L S1 Mahasiswa
A.L Anak 3 P SMA Pelajar
2. Family Map
31
Anak 1
Anak 3
: Laki-laki
: Perempuan
B : Breadwinner
------ : Tinggal satu rumah
HT : hipertensi GB : Getah bening
Keterangan : : Fungsional
: disfungsional
---------- : acuh tak acuh
: Pasien
Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan anak pertama, pasien
sering berselisih paham dengan anaknya. Hubungan dengan anak ke 2, 3
dan 4 baik.
3. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga pasien adalah keluarga orang tua tunggal (single parent
family).
4. Nilai APGAR
APGAR keluarga merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengukur sehat/tidaknya suatu keluarga yang dikembangkan oleh Rusen,
Geyman dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga/tingkat
kesehatan keluarga.
KRITERIA PERTANYAAN HAMPIR
SELALU (2)
KADANG-
KADANG
(1)
TIDAK
ADA (0)
ADAPTASI “Bagaimana anggota keluarga
saling membantu satu sama lain
disaat membutuhkan
sesuatu?”Apakah pasien puas
√
32
Anak 2Anak 4
dengan keluarga karena masing-
masing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya?
PARTNERSHIP “Bagaimana anggota keluarga
berkomunikasi satu sama lain
tentang masalah-masalah tertentu
seperti liburan, finansial,
pengeluaran yang besar dan
masalah pribadi?” Apakah pasien
puas dengan keluarga karena
dapat membantu memberikan
solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi ?
√
PERTUMBUHAN “Bagaimana perubahan anggota
keluarga selama tahun-tahun
terakhir, apakah pasien diberi
kebebasan untuk
mengembangkan diri? “
Apakah pasien puas dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga untuk mengembangkan
kemampuan pasien miliki?
√
KASIH SAYANG ”Apakah jika pasien sakit,
keluarganya memberi perhatian,
perduli, dan menunjukkan kasih
sayangnya dengan
merawat?”Apakah pasien puas
dengan kehangatan yang
diberikan keluarga?
√
33
KEBERSAMAAN “Bagaimana anggota Keluarga
anda berbagi waktu, ruang, dan
uang?”
Apakah pasien puas dengan
waktu yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
√
TOTAL 7
Skor klasifikasi APGAR :
8-10 Fungsi keluarga baik
4-7 Disfungsi keluarga sedang
0-3 Disfungsi keluarga berat
Berdasarkan hasil penilaian APGAR kesimpulannya fungsi keluarga
kurang sehat / disfungsi keluarga sedang .
5. FAMILY SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
SOCIAL Pasien sering konflik dengan
anak pertamanya. Pasien tidak
terlalu suka bersosialisasi
dengan tetangga –
tetangganya, karena merasa
tidak nyaman dan sering
berkonflik dengan
tetangganya
CULTURAL Pasien dan keluarga tidak
mempercayai mitos-mitos
kesehatan yang tidak jelas
kebenarannya. Pasien dan
keluarga memahami bahwa
34
penyakitnya bukan karena
pengaruh hal gaib.
RELIGIUS Keluarga pasien beragama
islam dan taat beribadah
ECONOMY Untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari – hari pasien
hanya bergantung dari hasil
kerja berjualan anak
pertamanya yang
penghasilannya tidak tentu
setiap bulannya. Penghasilan
500.000 -1.000.000 tersebut
dirasa kurang cukup untuk
kebutuhan sehari-hari. Pasien
hampir tak bisa menabung
untuk kebutuhan lainnya.
EDUCATION Pasien adalah lulusan
SMA. Pemahaman pasien
terhadap penyakitnya baik.
MEDICAL Jika sakit pasien langsung
ke puskesmas, letaknya
yang sangat dekat dan
aksesnya mudah. Pasien
memiliki jaminan
kesehatan
6. FAMILY LIFE CYCLE
Family life cycle perlu diketahui untuk mengetahui rangkaian kejadian pada
kehidupan keluarga yang berurutan, yang terorientasi secara kronologis dan
terprediksi. Terdapat 6 tahap siklus hidup keluarga :
35
Dewasa dan belum menikah
Tahap awal perkawinan
Tahap keluarga dengan anak-anak
Tahap keluarga dengan anak-anak dewasa
Tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan rumah
Tahap keluarga usia lanjut
Siklus keluarga pada pasien ini termasuk tahapan keempat yakni tahap
keluarga dengan anak-anak dewasa.
7. Family life line
Tahun Usia Life event/crisis Severity of
illness
1972 12 th Trauma kepala Stresor
psikologis
1982 17 th Terdiagnosis Vertigo
1982 22 th Ayah meninggal
1984 24 th Menikah -
1985 25 th Anak pertama lahir -
1992 32 th Anak kedua lahir -
1993 33 th Anak ketiga lahir -
1996 36 th Anak keempat lahir -
2007 48 th Suami meninggal
2012 53 th Ibu meninggal
D. DIAGNOSIS HOLISTIK:
Vertigo sentral pada janda paruh baya dengan status gizi berlebih tidak bekerja status dengan sosial ekonomi rendah serta fungsi keluarga kurang sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat
36
E. MANAGEMENT KOMPREHENSIF
1. Promotif
Edukasi pada pasien dan anggota keluarga pasien (melibatkan minimal 1
anggota keluarga) tentang :
a. Penyakitnya : penyebab, gejala, komplikasi dan pengelolaan
penyakitnya
b. Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan
penyakitnya dan untuk menurunkan berat badan
c. Perlunya dukungan keluarga kepada pasien dalam menghadapi
penyakitnya dan mendukung pengobatan pasien
2. Preventif
a. Pengaturan gaya hidup, pola makan dengan mengkonsumsi sayur –
sayuran dan buah – buahan tiap harinya.
b. Mengatur aktivitas fisik/ olahraga teratur yaitu aerobic ringan
seperti berjalan (+/- 30 menit/hari, 4 – 5 hari seminggu)
c. Mengatur pola istirahat, yaitu istirahat yang cukup 6 – 8 jam/hari.
d. Manajemen stress yang baik
e. Melakukan latihan – latihan ringan untuk mengatasi dan
mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan sehingga
dapat melatih meningkaykan kemampuan keseimbangan. Contoh
lahitannya :
a. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata
ditutup
b. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakkan rotasi,
fleksi, ekstensi, gerak miring)
c. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
3. Kuratif
Pada pasien ini diberikan obat Betahistine 2 x 1, yaitu merupakan
antihistamin yang memiliki antivertigo juga memiliki aktivitas
antikholinergik.
37
4. Rehabilitatif
Tidak dilakukan pada pasien ini
5. Palliatif
Belum perlu dilakukan pada pasien ini
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil laporan kasus, analisis catatan medis, dan kunjungan
rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis holistik pasien yaitu
Vertigo sentral pada janda paruh baya dengan status gizi berlebih
tidak bekerja dengan status dengan sosial ekonomi rendah serta fungsi
keluarga kurang sehat dalam rumah tangga tidak berperilaku hidup
bersih dan sehatterhadap penyakitnya.
2. Penyakit diabetes mellitus yang dialami oleh pasien dapat mengganggu
fungsi pasien dalam keluarga.
3. Dokter keluarga melalui puskesmas dapat menjadi salah satu bagian
yang berperan dalam menangani kasus vertigo sentral secara holistik,
mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
a. Berusaha lebih memperdalam dan menerapkan ilmu-ilmu kedokteran
38
keluarga dalam menganalisis pasien maupun keluarga pasien.
b. Meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai
pengalaman sebelum terjun secara langsung ke dalam masyarakat.
2. Bagi puskesmas
a. Terus melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Terus melakukan kerja sama dalam bidang pendidikan ilmu
kesehatan dengan instansi-instansi pendidikan agar terdapat kerja
sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
39
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care.
Kardika.2008. Interpretasi Glukosa Darah Untuk Diagnosis Diabetes Melitus. Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah.
Lestari, Suci Tri. 2012. Hubungan Psikososial dan penyuluhan Gizi dengan Kepatuhan Diet
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Fatmawati Tahun 2012. Universitas
Indonesia
PERKENI. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di
Indonesia 2011
Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta. 2013. Profil Kesehatan Puskesmas Wirobrajan
Kota Yogyakarta tahun 2013.
Rakhmadany, dkk.2010. Makalah Diabetes Melitus.Jakarta : Universitas Islam Negeri
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.